perbaikan askep penyakit gastritis

25
I. Konsep Dasar Penyakit 1. PENGERTIAN Gastritis adalah suatu peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan. ( J. Reves, 1999 ) Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran, 2001) 2.EPIDEMIOLOGI Adapun besaran situasi keadaan penyakit gastritis yang terdapat di Puskesmas Ciputat pada tahun 2007 dan 2008 adalah sebagai berikut : tahun 2007 sebesar 2687 dan peningkatan terjadi pada tahun 2008 hingga mencapai 2776 penderita. Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5 – 6 tahun ini dan menyerang laki-laki lebih banyak dari pada wanita. Laki- laki lebih banyak mengalami gastritis karena kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok. 3. ETIOLOGI Infeksi bakteri. Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak sepenuhnya

Upload: adisedana93

Post on 28-Jan-2016

234 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jk

TRANSCRIPT

Page 1: Perbaikan Askep Penyakit Gastritis

I. Konsep Dasar Penyakit

1. PENGERTIAN

Gastritis adalah suatu peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang

berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan.

( J. Reves, 1999 )

Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran, 2001)

2.EPIDEMIOLOGI

Adapun besaran situasi keadaan penyakit gastritis yang terdapat di Puskesmas Ciputat

pada tahun 2007 dan 2008 adalah sebagai berikut : tahun 2007 sebesar 2687 dan

peningkatan terjadi pada tahun 2008 hingga mencapai 2776 penderita.

Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5 – 6 tahun ini dan menyerang laki-laki lebih

banyak dari pada wanita. Laki-laki lebih banyak mengalami gastritis karena kebiasaan

mengkonsumsi alkohol dan merokok.

3. ETIOLOGI

Infeksi bakteri.

Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang hidup di bagian

dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak sepenuhnya

dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan

tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang

terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori sering terjadi pada masa kanak -

kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H.

pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan

penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan

menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada

lapisan pelindung dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis,

sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan

Page 2: Perbaikan Askep Penyakit Gastritis

rusak. Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat

mengakibatkan racun-racun yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau

dikeluarkan secara sempurna dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat

bahaya) dari kanker lambung. Tapi sebagian besar orang yang terkena infeksi H. pylori

kronis tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini

mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat sebagian orang rentan

terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak

Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus.

Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan

naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi

prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat - obat

tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil.

Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang

berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.

Penggunaan alkohol secara berlebihan.

Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat

dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal.

Penggunaan kokain.

Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan dan gastritis.

Stress fisik.

Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat dapat

menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung.

Kelainan autoimmune.

Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel

sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan

secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar

Page 3: Perbaikan Askep Penyakit Gastritis

penghasil asam lambung dan menganggu produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah zat

yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12). Kekurangan B-12, akhirnya, dapat

mengakibatkan pernicious anemia, sebuah konsisi serius yang jika tidak dirawat dapat

mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmune atrophic gastritis terjadi

terutama pada orang tua.

Crohn's disease

. Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan kronis pada dinding

saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada

dinding lambung. Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari Crohn's

disease (yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok

daripada gejala-gejala gastritis.

Radiasi and kemoterapi.

Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan

peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi

gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang

terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan

tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak

kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung.

Penyakit bile reflux.

Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak dalam tubuh.

Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian

saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot sphincter

yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir balik ke

dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan

masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan peradangan dan gastritis

Page 4: Perbaikan Askep Penyakit Gastritis

4. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Makanan yang merangsang lambung

2. Merokok

3. Minum alkohol

4. Kondisi stress

5. Konsumsi obat-obatan dalam jangka waktu lama

6. Makan tidak teratur

5. PATOFISIOLOGI

Untuk lebih detailnya akan dijelaskan patofisiologi gastritis (Akut dan Kronis),

sebagai berikut :

Obat-obatan, alkohol, garam empedu atau enzim-enzim pankreas dapat merusak mukosa

lambung (gastritis erosif), mengganggu pertahanan mukosa lambung dan memungkinkan

difusi kembali asam dan pepsin ke dalam jaringan lambung, hal ini menimbulkan

peradangan. Respon mukosa lambung terhadap kebanyakan penyebab iritasi tersebut

adalah dengan regenerasi mukosa, karena itu gangguan-gangguan tersebut seringkali

menghilang dengan sendirinya.

Dengan iritasi yang terus menerus, jaringan menjadi meradang dan dapat terjadi

perdarahan.

Masuknya zat-zat seperti asam dan basa kuat yang bersifat korosif mengakibatkan

peradangan dan nekrosis pada dinding lambung (gastritis korosif). Nekrosis dapat

mengakibatkan perforasi dinding lambung dengan akibat berikutnya perdarahan dan

peritonitis.

Gastritis kronis dapat menimbulkan keadaan atropi kelenjar-kelenjar lambung dan keadaan

mukosa terdapat bercak-bercak penebalan berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan

(gastitis atropik). Hilangnya mukosa lambung akhirnya akan mengakibatkan berkurangnya

sekresi lambung dan timbulnya anemia pernisiosa. Gastritis atropik boleh jadi merupakan

pendahuluan untuk karsinoma lambung.

Page 5: Perbaikan Askep Penyakit Gastritis

6. Pathways

Obat-obatan, alkohol, garam empedu atau enzim-enzim pankreas dapat merusak mukosa lambung

Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung yang teriritasi

7. KLASIFIKASI

mengganggu pertahanan mukosa lambung dan memungkinkan difusi kembali asam dan pepsin ke dalam jaringan lambung,(mual,muntah)

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan masukan nutrient yang tidak adekuat

Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake cairan yang tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah dan perdarahan

peradangan

perdarahanRegenerasi mukosaMasuknya zat-zat seperti asam dan basa kuat yang bersifat korosif mengakibatkan peradangan dan nekrosis pada dinding lambung

Nekrosis dapat mengakibatkan perforasi dinding lambung dengan akibat berikutnya perdarahan dan peritonitis.

Kurang pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan diet, kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan.

Gastritis kronis

Hilangnya mukosa lambung akhirnya akan mengakibatkan berkurangnya sekresi lambung dan timbulnya anemia pernisiosa.

menimbulkan keadaan atropi kelenjar-kelenjar lambung dan keadaan mukosa terdapat bercak-bercak penebalan berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan

Page 6: Perbaikan Askep Penyakit Gastritis

Gastritis ada 2 yaitu :

1. Gastritis akut

Gastritis akut :

• Ulserasi superficial yang menimbulkan hemorragie

• Ketidaknyamanan abdomen (mual, anoreksia)

• Muntah serta cegukan

• Dapat terjadi kolik dan diare.

2. Gastritis kronis

Gastritis kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A atau tipe B. Tipe A sering juga

disebut gastritis autoimun yang diakibatkan oleh perubahan sel parietal, yang

menimbulkan atrofi dan infiltrasi selular. Sedangkan tipe B sering disebut gastritis H.

pilori, yang mempengaruhi antrum dan pilorus.

Gastritis kronis :

Tipe A :

•Asimtomatis

Tipe B :

•Mengeluh anoreksia

•Sakit ulu hati setelah makan

• Bersendawa

•Rasa pahit dalam mulut

•Mual dan muntah

8.GEJALA KLINIS

Page 7: Perbaikan Askep Penyakit Gastritis

Walaupun banyak kondisi yang dapat menyebabkan gastritis, gejala dan tanda – tanda

penyakit ini sama antara satu dengan yang lainnya. Gejala-gejala tersebut antara lain :

Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih

baik atau lebih buruk ketika makan

Mual

Muntah

Anoreksia

Kembung

Terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan

Kehilangan berat badan

Gastritis yang terjadi tiba – tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan sakit pada

perut bagian atas, sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara bertahap biasanya

mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau

kehilangan selera. Bagi sebagian orang, gastritis kronis tidak menyebabkan apapun.

Kadang, gastritis dapat menyebabkan pendarahan pada lambung, tapi hal ini jarang

menjadi parah kecuali bila pada saat yang sama juga terjadi borok pada lambung.

Pendarahan pada lambung dapat menyebabkan muntah darah atau terdapat darah pada

feces dan memerlukan perawatan segera.

9. PEMERIKSAAN FISIK

Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan kelainan, kecuali mereka yang

mengalami perdarahan hebat hingga menimbulkan gangguan hemodinamik yang nyata

seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardi sampai gangguan kesadaran

Page 8: Perbaikan Askep Penyakit Gastritis

10. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Diagnostik:

1.Endoskopi, khususnya gastroduodenoskopi. Hasil pemeriksaan akan ditemukan

gambaran mukosa sembab, merah, mudah berdarah atau terdapat perdarahan spontan, erosi

mukosa yang bervariasi.

2.Histopatologi.

3.Radiologi dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak begitu

memberikan hasil yang memuaskan.

11. PROGNOSIS

Penyakit gastritis dapat disembuhkan melalui proses pertahapan. Hal ini sesuai

dengan konsensus Asia-Pasifik atau konsensus nasional tentang tata laksana penyakit

gastritis. Tahap pertama pengobatan penyakit gastritis adalah konservatif empiris terapy

atau terapi percobaan selama 4 sampai 6 minggu yang bisa dilakukan oleh siapa saja baik

itu dokter umum maupun Puskesmas. Pasca terapi, maka harus dilihat perkembangannya,

jika membaik maka pengobatan dihentikan, tapi jika belum ada perbaikan yang signifikan,

maka lanjut ke tahap selanjutnya, yakni menjalani pemeriksaan endoskopi yang dilakukan

oleh dokter spesialis untuk bisa diketahui jenis penyakit gastritis yang diderita, mulai dari

gastritis, tukak lambung, polip sampai tumor. Dari sini diketahui jenis obat mana yang

cocok untuk dikonsumsi.

12. TERAPI

Terapi gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan mungkin memerlukan

perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau, dalam kasus yang jarang, pembedahan

untuk mengobatinya.

Terapi terhadap asam lambung

Page 9: Perbaikan Askep Penyakit Gastritis

Asam lambung mengiritasi jaringan yang meradang dalam lambung dan menyebabkan

sakit dan peradangan yang lebih parah. Itulah sebabnya, bagi sebagian besar tipe gastritis,

terapinya melibatkan obat-obat yang mengurangi atau menetralkan asam lambung seperti :

Anatsida. Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet

dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida

menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam

lambung dengan cepat.

Penghambat asam. Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit

tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti cimetidin,

ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang

diproduksi.

Penghambat pompa proton. Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam

lambung adalah dengan cara menutup “pompa” asam dalam sel-sel lambung

penghasil asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam dengan cara menutup

kerja dari “pompa-pompa” ini. Yang termasuk obat golongan ini adalah

omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Obat-obat golongan ini

juga menghambat kerja H. pylori.

Cytoprotective agents. Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi

jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang termasuk ke

dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol. Jika meminum obat-obat AINS secara

teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk meminum obat-

obat golongan ini. Cytoprotective agents yang lainnya adalah bismuth subsalicylate

yang juga menghambat aktivitas H. pylori.

Terapi terhadap H. pylori

Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H. pylori. Yang paling sering

digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan penghambat pompa proton. Terkadang

ditambahkan pula bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri,

penghambat pompa proton berfungsi untuk meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan

inflamasi dan meningkatkan efektifitas antibiotik.

Page 10: Perbaikan Askep Penyakit Gastritis

Terapi terhadap infeksi H. pylori tidak selalu berhasil, kecepatan untuk membunuh H.

pylori sangat beragam, bergantung pada regimen yang digunakan. Akan tetapi kombinasi

dari tiga obat tampaknya lebih efektif daripada kombinasi dua obat. Terapi dalam jangka

waktu yang lama (terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan 10 hari) juga tampaknya

meningkatkan efektifitas.

Untuk memastikan H. pylori sudah hilang, dapat dilakukan pemeriksaan kembali setelah

terapi dilaksanakan. Pemeriksaan pernapasan dan pemeriksaan feces adalah dua jenis

pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan sudah tidak adanya H. pylori.

Pemeriksaan darah akan menunjukkan hasil yang positif selama beberapa bulan atau

bahkan lebih walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut sudah hilang.

Pencegahan

Walaupun infeksi H. pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran untuk dapat

mengurangi resiko terkena gastritis :

Makan secara benar. Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan

yang pedas, asam, gorengan atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan

pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara

memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan lakukan

dengan santai.

Hindari alkohol. Penggunaan alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan

mukosa dalam lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan pendarahan.

Jangan merokok. Merokok mengganggu kerja lapisan pelindung lambung,

membuat lambung lebih rentan terhadap gastritis dan borok. Merokok juga

meningkatkan asam lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan

merupakan penyebab utama terjadinya kanker lambung. Tetapi, untuk dapat

berhenti merokok tidaklah mudah, terutama bagi perokok berat. Konsultasikan

dengan dokter mengenai metode yang dapat membantu untuk berhenti merokok.

Lakukan olah raga secara teratur. Aerobik dapat meningkatkan kecepatan

pernapasan dan jantung, juga dapat menstimulasi aktifitas otot usus sehingga

membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih cepat.

Page 11: Perbaikan Askep Penyakit Gastritis

Kendalikan stress. Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke,

menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan

kulit. Stress juga meningkatkan produksi asam lambung dan melambatkan

kecepatan pencernaan. Karena stress bagi sebagian orang tidak dapat dihindari,

maka kuncinya adalah mengendalikannya secara effektif dengan cara diet yang

bernutrisi, istirahat yang cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.

Ganti obat penghilang nyeri. Jika dimungkinkan, hindari penggunaan AINS, obat-

obat golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan dan akan membuat

peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan penghilang nyeri

yang mengandung acetaminophen.

13. PENATALAKSANAAN

Gastritis akut diatasi dengan mengintruksikan pasien untuk menghindari alcohol

dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet

mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap cairan perlu diberikan secara

parenteral. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau

alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab.

Misalnya untuk menetralisasi asam lambung digunakan antasida umum( mis,

aluminium hidroksida), untuk menetralisasi alkali digunakan jus lemon encer atau cuka

encer.

Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesic, dan sedative, antasida serta cairan

intravena. Eudoskopi fiberoptik mungkin diperlukan. Pembedahan darurat mungkin

diperlukan untuk mengangkat gangrene atau jaringan perforasi. Gastrojejunostami atau

reaksi lambung mungkin diperlukan untuk mengatasi distruksi pylorus.

Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat,

megurangi stress, dan memulai farmakoterapi. H. Pylory dapat diatasi dengan antibotik

( seperti tetrasiklin atau amaxilin ) dan garam bismuth. Pasien dengan gastritis A

biasanya mengalami malabsorbsi vitamin B12 yang disebabkan oleh adanya antibody

terhadap factor intrinsic.

Page 12: Perbaikan Askep Penyakit Gastritis

II. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Selama mengumpulkan riwayat perawat menanyakan tanda dan gejala

pada klien seperti apakah klien merasa nyeri ulu hati, mual, muntah,dsb. Kapan gejala itu

muncul, apakah gejala dirasakan sebelum makan, sesudah makan, atau setelah makan.

Pemeriksaan fisik dilakukan dari kepala sampai kaki dengan jalan

inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi yang di fokuskan pada daerah abdomen.

2. Diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan masukan

nutrient yang tidak adekuat.

b. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake cairan yang tidak cukup

dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah dan perdarahan

c. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung yang teriritasi

d. Kurang pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan diet, kondisi, prognosis

dan kebutuhan pengobatan.

Intervensi Keperawatan dan Rasional

Page 13: Perbaikan Askep Penyakit Gastritis

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan masukan

nutrient yang tidak adekuat

1. Berikan klien makan porsi kecil tapi sering, rasionalnya dengan asupan nutrisi yang

adekuat diharapkan rasa mual, muntah dapat hilang serta mencegah kerusakan mukosa

lambung yang lebih berat

2.Hilangkan distraksi (misalnya pembicaraan, menonton televisi) selama waktu makan,

rasionalnya meghindari pengurangan minat untuk makan.

3.Bila makanan tidak dimakan, lakukan pemberian makan melalui selang, NGT sesuai

pesanan dalam keadaan seperti ini jangan berikan penawaran pada klien, rasionalnya agar

asupan nutrisi klien terpenuhi.

4.Lakukan metode pemberian makan pengganti setiap kali klien menolak untuk makan,

rasionalnya dengan memberikan klien memilih makanan yang disukainya akan

memudahkan intake nutrisi.

Evaluasi

1. Klien mengungkapkan pemahaman tentang kebutuhan nutrisi.

2. Menerima masukan kalori adekuat untuk mempertahankan berat badan normal.

3. Mengikuti kembali pola makan yang normal.

Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake cairan yang tidak cukup

dan kehilangan cairan berlebihan karena perdarahan dan atau muntah

1. Pantau masukan dan haluan, pengisian kapiler, status membran mukosa,turgor kulit

simpan catatan di kantor perawat, dan observasi dengan sesederhana mungkin, rasional

indikator keadekuatan volume sikulasi.

Page 14: Perbaikan Askep Penyakit Gastritis

2. Pantau jumlah dan tipe masukan cairan. Ukur haluaran urine dengan akurat, rasionalnya

klien tidak mengkonsumsi cairan sama sekali mengakibatkan dehidrasi atau mengganti

cairan untuk masukan kalori yang berdampak pada keseimbangan elektrolit.

3.Diskusikan strategi untuk menghentikan muntah dengan penggunaan laksatif/diuretik,

rasionalnya membantu klien menerima perasaan bahwa akibat muntah dan/atau

penggunaan laksatif/diuretik mencegah kehilangan cairan lanjut.

4. Identifikasi rencana untuk meningkatkan/mempertahankan keseimbangan cairan

optimal, rasionalnya melibatkan klien dalam rencana untuk memperbaiki

ketidakseimbangan memperbaiki kesempatan untuk berhasil.

5. Kaji hasil tes fungsi elektrolit/ginjal (kolaborasi), rasionalnya perpindahan

cairan/elektrolit, penurunan fungsi ginjal dapat meluas mempengaruhi penyembuhan klien/

prognosis dan memerlukan intervensi tambahan.

6. Berikan/awasi hiperalimentasi IV (kolaborasi), rasionalnya tindakan darurat untuk

memperbaiki ketidakseimbangan cairan/elektrolit.

7. Tambahan kalium, oral atau IV sesuai indikasi (kolaborasi), rasionalnya dapat

diperlukan untuk mencegah disritmia jantung.

Evaluasi:

1. Klien menunjukkan hidrasi diperlukan secara adekuat.

2. Keseimbangan antara masukan dan haluaran.

Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung yang teriritasi

1. Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya, intensitas (skala 0-10), rasionalnya

membandingkan dengan gejala nyeri klien sebelumnya dimana dapat membantu

mendiagnosa etiologi gastritis dan terjadinya komplikasi.

2. Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau menurunkan nyeri, rasionalnya membantu

dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi.

Page 15: Perbaikan Askep Penyakit Gastritis

3. Catat petunjuk nyeri non verbal, contoh gelisah, menolak bergerak, berhati-hati dengan

abdomen, takikardi, berkeringat. Selidiki ketidaksesuaian antara petunjuk verbal dan non

verbal. Rasionalnya petunjuk non verbal dapat berupa fisiologis dan psikologis dan dapat

digunakan dalam menghubungkan petunjuk verbal untuk mengidentifikasi luas/beratnya

masalah.

4. Berikan makanan sedikit tapi sering sesuai indikasi untuk klien, rasionalnya makanan

mempunyai efek penetralisir asam. Makan sedikit mencegah distensi dan haluaran gastrin.

5. Identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan ketidaknyamanan. Rasionalnya

makanan khusus yang menyebabkan distres bermacam-macam antar individu. Penelitian

menunjukkan kopi (termasuk dekafein) dapat menimbulkan dispepsia.

6. Bantu latihan rentang gerak aktif /pasif, rasionalnya menurunkan kekakuan sendi,

meminimalkan nyeri/ketidaknyamanan.

7. Gunakan susu biasa daripada susu skim, bila susu dimungkinkan, rasionalnya lemak

pada susu biasa dapat menurunkan sekresi gaster, namun kalsium dan kandungan protein

(khususnya susu skim) meningkatkannya.

8. Berikan obat sesuai indikasi :

- Analgesik, misalnya morfin sulfat. Rasionalnya mungkin pilihan narkotik untuk

menghilangkan nyeri akut/hebat dan menurunkan aktivitas peristaltik.

- Antasida, rasionalnya menurunkan keasaman gaster dengan absorpsi atau dengan

menetralisir kimia.

- Aseraminofen (Tylenol), rasionalnya meningkatkan kenyamanan dan istirahat.

Evaluasi :

1. Nyeri yang dialami klien dapat berkurang/hilang

Kurang pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan diet, kondisi, prognosis dan

kebutuhan pengobatan.

1. Tentukan tingkat pengetahuan nutrisi dan apakah keyakinan klien adalah kebutuhan

paling penting. Rasionalnya perlu diketahui apakah informasi tambahan yang perlu

diberikan. Kapan pandangan klien didengarkan, kepercayaan ditingkatkan.

Page 16: Perbaikan Askep Penyakit Gastritis

2. Berikan informasi tentang cara mempertahankan pemasukan makanan yang memuaskan

di lingkungan yang jauh dari rumah. Rasionalnya ”Pintar” makan bila makan malam diluar

atau bila dalam perjalanan, membantu individu untuk mengatur berat badan sementara

masih meningkatkan hubungan sosial.

3. Identifikasi sumber informasi lain, contoh buku-buku, rekaman, kelas masyarakat,

kelompok. Rasionalnya dengan menggunakan kesempatan yang berbeda untuk mengakses

informasi akan melanjutkan belajar. Keterlibatan dengan orang lain dapat memberikan

dukungan.

4. Tingkatkan peogram latihan yang teratur.

5. Berikan dorongan kunjungan perawatan tindak lanjut dengan dokter dan konselor.

Evaluasi:

1.Klien mengungkapkan pentingnya perubahan gaya hidup untuk mempertahankan berat

badan yang normal.

2.Klien mencari sumber konseling untuk membantu mengadakan perubahan.

3. Klien berusaha mempertahankan berat badan.

Page 17: Perbaikan Askep Penyakit Gastritis

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare. (2001). Keperawatan medikal bedah 2. (Ed 8).

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC).

Doenges, Marilynn E, Mary Frances Moorhouse dan Alice C. Geisser. (1999). Rencana

asuhan keperawatan : pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan

pasien. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC).

Tjokronegoro dan Hendra Utama. (1996). Ilmu penyakit dalam jilid 1. Jakarta: FKUI.

Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. (1994). Patofisiologi, konsep klinis proses-proses

penyakit. Jakarta: Penerbit EGC.

Soeparman. 1987. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta : FKUI.

Page 18: Perbaikan Askep Penyakit Gastritis