askep gastritis,

62
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gastritis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok kondisi dengan satu hal yaitu radang selaput perut . Peradangan ini (gastritis) sering kali adalah hasil dari infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang menyebabkan radang perut yang paling sering ditemukan. Di negara berkembang prevalensi infeksi Helicobacter Pylori pada orang dewasa mendekati angka 90%. Sedangkan pada anak- anak prevalensinya lebih tinggi lagi. Penelitian serologis yang dilakukan secara cross sectional bertambahnya prevelansi penyakit ini sesuai dengan pertambahan usia. Penyebab penyakit ini adalah gram negative, basil yang berbentuk kurva dan batang. Namun, banyak faktor lain seperti cedera traumatis, penggunaan obat penghilang rasa sakit tertentu atau minum alkohol terlalu banyak, merokok, kafein lada, steroid , mekanis iritasi bakterial, obat anti inflamasi terutama aspirin juga dapat berkontribusi untuk terjadinya gastritis. Gastritis dapat terjadi secara mendadak (gastritis akut) atau bisa terjadi perlahan-lahan dari waktu ke waktu (gastritis kronis). Dalam beberapa kasus, gastritis dapat menyebabkan ulkus pada lambung dan peningkatan risiko kanker perut. Bagi kebanyakan orang, gastritis tidaklah 1

Upload: himikamadani

Post on 31-Jul-2015

1.462 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Gastritis,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gastritis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok kondisi

dengan satu hal yaitu radang selaput perut . Peradangan ini  (gastritis) sering kali adalah

hasil dari infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang menyebabkan radang perut yang

paling sering ditemukan. Di negara berkembang prevalensi infeksi Helicobacter Pylori

pada orang dewasa mendekati angka 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensinya

lebih tinggi lagi. Penelitian serologis yang dilakukan secara cross sectional

bertambahnya prevelansi penyakit ini sesuai dengan pertambahan usia. Penyebab

penyakit ini adalah gram negative, basil yang berbentuk kurva dan batang. Namun,

banyak faktor lain seperti cedera traumatis, penggunaan obat penghilang rasa sakit

tertentu atau minum alkohol terlalu banyak, merokok, kafein lada, steroid , mekanis

iritasi bakterial, obat anti inflamasi terutama aspirin juga dapat berkontribusi untuk

terjadinya gastritis.

Gastritis dapat terjadi secara mendadak (gastritis akut) atau bisa terjadi perlahan-

lahan dari waktu ke waktu (gastritis kronis). Dalam beberapa kasus, gastritis dapat

menyebabkan ulkus pada lambung dan peningkatan risiko kanker perut. Bagi

kebanyakan orang, gastritis tidaklah serius dan dapat dengan cepat mereda bahkan

sembuh dengan pengobatan.

Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai diklinik

Penyakit Dalam ( IPD jilid II Edisi 3). Gastritis akut merupakan penyakit yang sering

ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri ( Patofisiologi Sylvia & Wilson) dan

± 80 - 90% yang dirawat di ICU menderita gastritis akut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari Gastritis ?

2. Bagaimana patofisiologi dari Gastritis ?

3. Apa saja penyebab dari Gastritis ?

4. Apa tanda dan gejala dari Gastritis ?

5. Bagaimana penatalaksanaan pasien dengan Gastritis ?

6. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan Gastritis ?

1

Page 2: Askep Gastritis,

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari Gastritis

2. Untuk mengetahui patofisiologi Gastritis

3. Untuk mengetahui apa saja penyebab dari Gastritis

4. Untuk mengetahui apa tanda dan gejala dari Gastritis

5. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan pasien dengan Gastritis

6. Untuk mengetahui Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan

Gastritis.

D. Manfaat

1. Bagi Penulis

Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai

mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai

penyebab serta upaya pencegahan penyakit gastritis agar terciptanya

kesehatan masyarakat yang lebih baik.

2. Bagi Pembaca

Diharapkan agar pembaca dapat mengetahui tentang penyakit

gastritis lebih dalam sehingga dapat mencegah serta mengantisipasi diri

dari penyakit gastritis.

3. Bagi Petugas Kesehatan

Diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi dalam

penanganan penyakit gastritis sehingga dapat meningkatkan pelayanan

keperawatan yang baik.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menambah informasi tentang penyakit gastritis serta dapat

meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ini.

BAB II

TINJAUAN TEORI

2

Page 3: Askep Gastritis,

A. Pengertian

Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro,

yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis adalah

inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selecta Kedokteran, Edisi Ketiga hal 492).

Gastritis adalah segala radang mukosa lambung ( Buku Ajar Keperawatan Medikal 

Bedah ,Edisi  Kedelapan  hal 1062). Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau

perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local.

(Patofisiologi, Sylvia A Price hal 422). Gastritis adalah peradangan pada mukosa

lambung yang dapat bersifat akut kronik, difus atau lokal (Soepaman, 1998). Gastritis

adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999). Gastritis adalah radang

mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998).

B. Anatomi Fisiologi

Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak pada bagian kiri atas

perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa mempunyai panjang berkisar

antara 10 inchi dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman

sebanyak 1 gallon. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat, mirip

seperti sebuah akordion. Ketika lambung mulai terisi dan mengembang, lipatan – lipatan

tersebut secara bertahap membuka.

Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap melepaskannya

ke dalam usus kecil. Ketika makanan masuk ke dalam esophagus, sebuah cincin otot

yang berada pada sambungan antara esophagus dan lambung (esophageal sphincter)

akan membuka dan membiarkan makanan masuk ke lambung. Setelah masuk ke

lambung cincin in menutup. Dinding lambung terdiri dari lapisan lapisan otot yang kuat.

Ketika makanan berada di lambung, dinding lambung akan mulai menghancurkan

makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar – kelenjar yang berada di mukosa pada

dinding lambung mulai mengeluarkan cairan lambung (termasuk enzim – enzim dan

asam lambung) untuk lebih menghancurkan makanan tersebut.

Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida. Asam ini sangat

korosif sehingga paku besi pun dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi

3

Page 4: Askep Gastritis,

oleh mukosa – mukosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion

bicarbonate secara regular sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung)

sehingga terhindar dari sifat korosif asam hidroklorida. Gastritis biasanya terjadi ketika

mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya

dinding lambung.

C. Klasifikasi Gastritis

Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu (David Ovedorf 2002) :

1. Gastritis akut

Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat menyebabkan

mukosa menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua

garis besar yaitu :

a. Gastritis Eksogen akut ( biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari luar,

seperti bahan kimiamisal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid ,

mekanis iritasi bakterial, obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin

(aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa

lambung) ).

b. Gastritis Endogen akut (adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan

badan ). 

2.  Gastritis Kronik

Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna

atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H.

Pylory). Gastritis kronik dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan

tipe B. Dikatakan gastritis kronik tipe A jika mampu menghasilkan imun

sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan

penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi

antibodi. Anemia pernisiosa berkembang pada proses ini.  Gastritis kronik

tipe B lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi helicobacter pylori yang

menimbulkan ulkus pada dinding lambung.

D. Etiologi

Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinyagastritis antara lain :

1.  Infeksi bakteri. Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori

yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung.

4

Page 5: Askep Gastritis,

Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat

ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau

akibat memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini.

Infeksi H. pylori sering terjadi pada masa kanak – kanak dan dapat bertahan seumur

hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H. pylori ini sekarang diketahui

sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya

gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan peradangan

menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung

dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan

dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak. Peneliti

menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan

racun-racun yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan

secara sempurna dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari

kanker lambung. Tapi sebagian besar orang yang terkena infeksi H. pylori kronis

tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini

mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat sebagian orang rentan

terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak.

2. Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus. Obat analgesik anti

inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat

menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin

yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat – obat tersebut

hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi

jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan

dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.

3. Penggunaan alkohol secara berlebihan. Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis

mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap

asam lambung walaupun pada kondisi normal.

4. Penggunaan kokain. Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan

dan gastritis.

5. Stress fisik. Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau

infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada

lambung.

6. Kelainan autoimmune. Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem

kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal

5

Page 6: Askep Gastritis,

ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung,

menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan menganggu

produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi

vitamin B-12). Kekurangan B-12, akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious

anemia, sebuah konsisi serius yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh

sistem dalam tubuh. Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama pada orang tua.

7. Crohn’s disease. Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan kronis

pada dinding saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan

peradangan pada dinding lambung. Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-

gejala dari Crohn’s disease (yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak

lebih menyolok daripada gejala-gejala gastritis.

8. Radiasi and kemoterapi. Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi

dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat

berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil

radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan

mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding

lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung.

9. Penyakit bile reflux. Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna

lemak-lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan,

empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam

kondisi normal, sebuah otot sphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve)

akan mencegah empedu mengalir balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak

bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk ke dalam lambung dan

mengakibatkan peradangan dan gastritis.

10. Faktor-faktor lain. Gastritis sering juga dikaitkan dengan konsisi kesehatan

lainnya seperti HIV/AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati atau ginjal

E. Patofisiologi

1. Gastritis Akut

Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat-

obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para

yang mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus

vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di dalam

lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa

6

Page 7: Askep Gastritis,

mual, muntah dan anoreksia. Zat kimia maupun makanan yang merangsang

akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan

mukus, mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk

memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa

lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi

sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl

(terutama daerah fundus) dan pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa gaster

akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat

menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl

dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi

mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster

akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat

erosi memicu timbulnya perdarahan. Perdarahan yang terjadi dapat

mengancam hidup penderita, namun dapat juga berhenti sendiri karena proses

regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah

perdarahan.

2. Gastritis Kronis

Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini

menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel

dan muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu: destruksi kelenjar

dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh

terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster, misalnya dengan

sel desquamosa yang lebih kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat maka

elastisitasnya juga berkurang. Pada saat mencerna makanan, lambung

melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel penggantinya tidak elastis

maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri.

Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya sel mukosa pada lapisan

lambung, sehingga akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan

mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan perdarahan

(Price, Sylvia dan Wilson, Lorraine, 1999: 162).

7

Page 8: Askep Gastritis,

F. Pathway

G. Komplikasi

1. Gastritis Akut

Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah perdarahan

saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat

berakhir sebagai syock hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu

dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir

sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah H. pylory,

sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90 % pada tukak lambung.

Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.

2. Gastritis Kronis

Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan

vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia

pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum

pylorus. Gastritis Kronis juka dibiarkan dibiarkan tidak terawat, gastritis

akan dapat menyebabkan ulkus peptik dan pendarahan pada lambung.

Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker lambung,

terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung

dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung.

H. Tanda Dan Gejala

1. Gastritis akut sangat bervariasi , mulai dari yang sangat ringan asimtomatik

sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang sangat

berat, gejala yang sangat mencolok adalah :

a. Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai

terjadi renjatan karena kehilangan darah.

8

Page 9: Askep Gastritis,

b. Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis.

Keluhan – keluhan itu misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya

ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya.

c. Kadang – kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.

d. Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu- satunya gejala.

e. Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah

samar pada tinja dan secara fisis akan dijumpai tanda – tanda anemia

defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas.

f. Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka

yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan

gejala gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat,

keringat dingin, takikardia sampai gangguan kesadaran.

2. Gastritis kronis

a. Bervariasi dan tidak jelas

b. Perasaan penuh, anoreksia

c. Distress epigastrik yang tidak nyata

d. Cepat kenyang

I. Pemeriksaan Penunjang

1. Endoskopi : akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan

letaknya tersebar.

2. Pemeriksaan Hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak

pernah melewati mukosa muskularis.

3. Pemeriksaan radiology.

4. Pemeriksaan laboratorium.

5. Analisa gaster : untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL

menurun pada klien dengan gastritis kronik.

6. Kadar serum vitamin B12 : Nilai normalnya 200-1000 Pg/ml, kadar vitamin

B12 yang rendah merupakan anemia megalostatik.

7. Kadar hemagiobi, hematokrit, trombosit, leukosit dan albumin.

8. Gastroscopy.Untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan)

mengidentifikasi area perdarahan dan mengambil jaringan untuk biopsi.

9

Page 10: Askep Gastritis,

9. EGD (Esofagogastriduodenoskopi) = tes diagnostik kunci untuk perdarahan

GI atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan / derajat ulkus jaringan /

cedera.

10. Angiografi = vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat

disimpulkan atau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan sirkulasi kolatera dan

kemungkinan isi perdarahan.

11. Amilase serum = meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga

gastritis (Doengoes, 1999, hal: 456).

J. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkan faktor utama yaitu

etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta Obat-obatan. Namun

secara spesifik dapat dibedakan sebagai berikut :

a.  Gastritis Akut

1. Kurangi minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala  menghilang;

ubah menjadi diet yang tidak mengiritasi.

2. Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.

3. Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan

netralkan asam dengan antasida umum, misalnya aluminium hidroksida,

antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan

sukralfat (untuk sitoprotektor).

4. Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk

yang encer atau cuka yang di encerkan.

5. Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya

perforasi.

6. Antasida : Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan

atau tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi

gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat

menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat.

7. Penghambat asam : Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi

rasa sakit tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat

seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi

jumlah asam lambung yang diproduksi.

b. Gastritis Kronis

10

Page 11: Askep Gastritis,

1. Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.

2. Cytoprotective agents : Obat-obat golongan ini membantu untuk

melindungi jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil.

Yang termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol. Jika

meminum obat-obat AINS secara teratur (karena suatu sebab), dokter

biasanya menganjurkan untuk meminum obat-obat golongan ini.

Cytoprotective agents yang lainnya adalah bismuth subsalicylate yang

juga menghambat aktivitas H. Pylori.

3. Penghambat pompa proton : Cara yang lebih efektif untuk mengurangi

asam lambung adalah dengan cara menutup “pompa” asam dalam sel-sel

lambung penghasil asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam

dengan cara menutup kerja dari “pompa-pompa” ini. Yang termasuk obat

golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan

esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga menghambat kerja H. pylori.

4. H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik (mis; tetrasiklin atau

amoxicillin) dan garam bismuth (pepto bismol) atau terapi

H.Phylory. .Terapi terhadap H. Pylori. Terdapat beberapa regimen

dalam mengatasi infeksi H. pylori. Yang paling sering digunakan adalah

kombinasi dari antibiotik dan penghambat pompa proton. Terkadang

ditambahkan pula bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk

membunuh bakteri, penghambat pompa proton berfungsi untuk

meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan

meningkatkan efektifitas antibiotik. Terapi terhadap infeksi H. pylori

tidak selalu berhasil, kecepatan untuk membunuh H. pylori sangat

beragam, bergantung pada regimen yang digunakan. Akan tetapi

kombinasi dari tiga obat tampaknya lebih efektif daripada kombinasi dua

obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama (terapi selama 2 minggu

dibandingkan dengan 10 hari) juga tampaknya meningkatkan efektifitas.

Untuk memastikan H. pylori sudah hilang, dapat dilakukan pemeriksaan

kembali setelah terapi dilaksanakan. Pemeriksaan pernapasan dan

pemeriksaan feces adalah dua jenis pemeriksaan yang sering dipakai

untuk memastikan sudah tidak adanya H. pylori. Pemeriksaan darah akan

menunjukkan hasil yang positif selama beberapa bulan atau bahkan lebih

walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut sudah hilang.

11

Page 12: Askep Gastritis,

K. Pengkajian

1. Aktivitas / Istirahat

Gejala : kelemahan, kelelahan

Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas)

2. Sirkulasi

Gejala : hipotensi (termasuk postural), takikardia, disritmia (hipovolemia /

hipoksemia), kelemahan / nadi perifer lemah, pengisian kapiler lambar /

perlahan (vasokonstriksi), warna kulit : pucat, sianosis (tergantung pada

jumlah kehilangan darah), kelemahan kulit / membran mukosa = berkeringat

(menunjukkan status syok, nyeri akut, respons psikologik)

3. Integritas ego

Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja), perasaan

tak berdaya.

Tanda : tanda ansietas, misal : gelisah, pucat, berkeringat, perhatian

menyempit, gemetar, suara gemetar.

4. Eliminasi

Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan

gastro interitis (GI) atau masalah yang berhubungan dengan GI, misal: luka

peptik / gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area gaster. Perubahan pola

defekasi / karakteristik feses.

Tanda : nyeri tekan abdomen, distensi, bunyi usus sering hiperaktif selama

perdarahan, hipoaktif setelah perdarahan. Karakteristik feses : diare, darah

warna gelap, kecoklatan atau kadang-kadang merah cerah, berbusa, bau busuk

(steatorea). Konstipasi dapat terjadi (perubahan diet, penggunaan antasida),

haluaran urine menurun, pekat.

5. Makanan / Cairan

Gejala : Anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi

pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal).

Masalah menelan : cegukan. Nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual /

muntah.

Tanda : muntah : warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa

bekuan darah. Membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor

kulit buruk (perdarahan kronis).

12

Page 13: Askep Gastritis,

6. Neurosensi

Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.

Status mental : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak

cenderung tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung

pada volume sirkulasi / oksigenasi).

7. Nyeri / Kenyamanan

Gejala : nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri

hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan / distres samar-

samar setelah makan banyak

dan hilang dengan makan (gastritis akut). Nyeri epigastrum kiri sampai tengah

/ atau menyebar ke punggung terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan

antasida (ulus gaster). Nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke

punggung terjadi kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan

hilang dengan makanan atau antasida (ulkus duodenal). Tak ada nyeri (varises

esofegeal atau gastritis).

Faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu

(salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor psikologis.

Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat,

perhatian menyempit.

L. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ( peradangan pada

mukosa lambung )

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

factor biologis

3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

(muntah)

4. Hipertermi berhubungan dengan penyakit

5. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik

M. Perencanaan

NOC NIC

Pain Control :

1. Mengenali faktor penyebab

Pain Management :

1. Observasi reaksi nonverbal dari

ketidaknyamanan

13

Page 14: Askep Gastritis,

2. Mengenali onset (lamanya sakit)

3. Menggunakan metode

pencegahan untuk mengurangi

nyeri

4. Menggunakan metode

nonanalgetik untuk mengurangi

nyeri

5. Mengunakan analgesik sesuai

dengan kebutuhan

6. Mencari bantuan tenaga

kesehatan

7. Melaporkan gejala pada petugas

kesehatan

8. Mengenali gejala gejala nyeri

9. Melaporkan nyeri yang sudah

terkontrol

2. Kaji nyeri secara komprehensif

meliputi ( lokasi, karakteristik,

dan onset, durasi, frekuensi,

kualitas, intensitas nyeri )

3. Kaji skala nyeri

4. Gunakan komunikasi

terapeutik agar klien dapat

mengekspresikan nyeri

5. Kaji factor yang dapat

menyebabkan nyeri timbul

6. Anjurkan pada pasien untuk

cukup istirahat

7. Control lingkungan yang dapat

mempengaruhi nyeri

8. Monitor tanda tanda vital

9. Ajarkan tentang teknik

nonfarmakologi (relaksasi)

untuk mengurangi nyeri

10. Jelaskan factor factor yang

dapat mempengaruhi nyeri

11. Kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian obat

Nutritional Status

1. Intake nutrisi baik

2. Intake makanan baik

3. Asupan cairan cukup

4. Peristaltic usus normal

5. Berat badan meningkat

Nutrion Management

1. Monitor catatan masukan

kandungan nutrisi dan kalori.

2. Anjurkan masukan kalori yang

tepat sesui dengan tipe tubuh dan

gaya hidup.

3. Berikan makanan pilihan.

4. Anjurkan penyiapan dan

penyajian makanan dengan

teknik yang aman.

5. Berikan informasi yang tepat

tentang kebutuhan nutrisi dan

14

Page 15: Askep Gastritis,

bagaimana cara memperolehnya

6. Kaji adanya alergi makanan

7. Kolaborasi dengan ahli gizi

untuk menentukan jumlah

kalori dan nutrisi yang

dibutuhkan pasien

8. Yakinkan diet yang

dimakan mengandungtinggi

serat untuk mencegah

konstipasi

9. Ajarkan pasien bagaimana

membuat catatan makanan

harian

10. Mon i to r adanya

penu runan BB dan

gu l a darah

11. Monitor lingkungan selama

makan

12. Jadwalkan pengobatan dan

tindakan tidakselama jam

makan

13. Monitor turgor kulit

14. Monitor kekeringan,

rambut kusam,

totalprotein, Hb dan kadar

Ht

15. Monitor mual dan muntah

16. Monitor pucat, kemerahan,

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

17. Monitor intake nuntrisi

Fluid Balance

1. Tekanan daran rentang normal

Fluid Management

15

Page 16: Askep Gastritis,

2. Denyut nadi kuat

3. Intake dan output dalam 24 jam

seimbang

4. Berat badan stabil

5. Mata tidak cowong

6. Mukosa bibir lembab

7. Hidrasi kulit baik

1. Timbang berat badan tiap hari

2. Jaga keakuratan catatan intake

dan output

3. Monitor status hidrasi

(kelembapan mukosa membran,

denyut nadi, tekanan darah

ortostatikl)

4. Monitor vital signs

5. Monitor status nurtrisi

6. Berikan cairan

7. Berikan terpai intravena jika

diresepkan

8. Tingkatkan masukan oral

9. Berikan snack

10. Monitor hasil pemeriksaan

laboratorium

Thermoregulation

1. Tidak menggigil

2. Nadi dbn ( 60-100 x/ menit)

3. RR dbn ( 16-24 x/ menit)

4. Suhu dbn (36-37°C)

Temperature regulation

1. Monitor suhu min tiap 2 jam

2. Rencanakan monitoring

suhu secara kontinyu

3. Monitor TD nadi dan RR

4. Monitor tanda tanda

hipertermi

5. Tingkatkan intake cairan

dan nutrisi

6. Berikan anti piretik bila

perlu

7. Diskusikan tentang

pentingnya pengaturan suhu

8. Berikan kompres hangat

9. Monitor TTV

Sleep Sleep enhancement

16

Page 17: Askep Gastritis,

1. Jam tidur labih cepat.

2. Kebiasan tidur kembali seperti

semula.

3. Kualitas tidur 7 – 8 jam.

4. Tidur nyenyak.

5. Tidak gelisah

6. Tidur teratur setiap malam secara

konsisten.

1. Instruksikan pasien untuk

tidur pada waktunya

2. Monitor waktu tidur pasien

3. Identifikasi penyebab

kekurangan tidur pasien.

4. Menambah waktu tidur

pasien.

5. Diskusi dengan pasien dan

keluarga pasien untuk

meningkatkan tekhnik tidur.

6. Menentukan pola tidur

pasien

BAB III

TINJAUAN KASUS

17

Page 18: Askep Gastritis,

Tanggal masuk : 17 Juli 2012

Jam : 06.45 WIB

No. RM : 12011891

Tanggal Pengkajian : 27 Juli 2012

Dx. Medis : Gastritis

A. PENGKAJIAN

1. Identitas pasien dan penanggung jawab

Identitas pasien Identitas penanggung jawab

Nama : Ny. M

Umur : 63 tahun

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Bajulan

Suku/ bangsa : Jawa/indonesia

Pekerjaan : Pedagang

Pendidikan : SD

Status : Kawin

Nama : Ny. N

Umur : 37 tahun

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Bajulan

Suku/ bangsa : Jawa/indonesia

Pekerjaan : Pedagang

Pendidikan : SMA

Status : Kawin

Hubungan dengan pasien : Anak

2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama

Pasien mengatakan “nyeri di ulu hati”

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

1) Waktu Terjadinya Sakit

Anak pasien mengatakan pasien mengeluh nyeri sejak 1 minggu sebelum

masuk rumah sakit. (9 Juli 2012)

2) Proses Terjadinya Sakit

Anak pasien mengatakan pasien mengeluh nyeri di ulu hati setelah

makan, kemudian pasien hanya diberi minyak kayu putih. Keesokan

harinya baru dibawa kerumah sakit karena pasien terus mengeluh nyeri.

18

Page 19: Askep Gastritis,

3) Upaya Yang Telah Dilakukan

Anak pasien mengatakan pasien hanya diberi minyak kayu putih dan

keesokn harinya langsung dibawa ke rumah sakit.

4) Hasil Pemeriksaan Sementara

Tekanan darah : 80/48 mmHg, nadi : 108x/menit, RR : 26x/menit, suhu :

36,6°C. nyeri tekan di daerah ulu hati. Terdapat luka di bagian bokong

atas.

c. Riwayat Kesehatan Dahulu

1. Penyakit Dahulu

Anak pasien mengatakan pasien pernah menderita asam urat.

2. Perlukaan

Anak pasien mengatakan tidak ada daerah bekas luka pada tubuh ibunya.

3. Di rawat di RS

Anak pasien mengatakan pasien pernah dirawat di RS. Sudono karena

penyakit asam uratnya.

4. Alergi obat/makanan

Anak pasien mengatakan pasien tidak mempunyai alergi obat ataupun

makanan.

5. Obat obatan sekarang

Tidak ada

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Anak pasien mengatakan suami dari pasien mempunyai darah

tinggi.

19

Page 20: Askep Gastritis,

e. Genogram

Keterangan :

: laki-laki : Laki laki meninggal

: perempuan : Perempuan meninggal

: Hipertensi (Meninggal)

: pasien

3. Pola Fungsi Kesehatan

a) Pola Menejemen Kesehatan-Persepsi Kesehatan

1. Tingkat pengetahuan kesehatan/penyakit

Pasien mengatakan pasien tidak mengetahui tentang penyakit yang

dideritanya.

2. Perilaku un tuk mengatasi masalah kesehatan

Anak pasien mengatakan jika sakit selalu berobat ke puskesmas.

3. Factor factor resiko sehubungan dengan kesehatan

Anak pasien mengatakan pasien sering tidak mau makan.

b) Pola Aktivitas Latihan

20

Page 21: Askep Gastritis,

Sebelum sakit :

Aktifitas 0 1 2 3 4

Makan √

Mandi √

Berpakaian √

Eliminasi √

Mobilisasi ditempat tidur √

Berpindah √

Ambulansi √

Naik tangga √

Selama sakit :

Aktivitas 0 1 2 3 4

Makan √

Mandi √

Berpakaian √

Eliminasi √

Mobilisasi ditempat tidur √

Berpindah √

Ambulansi √

Naik Tangga √

Keterangan :

0 : mandiri

1 : dibantu sebagian

2 : dibantu orang lain

3 : dibantu orang dan alat

4 : Ketergantungan/tidak mampu

c) Pola Istirahat Tidur

Sebelum Sakit : Anak pasien mengatakan sebelum sakit kebutuhan tidur

pasien tidak terganggu. Tidur ±7-8 jam. Mulai pukul 21.00-05.00, tidur

dengan nyenyak, tidak gelisah, dan tidak sering terjaga pada malam hari.

21

Page 22: Askep Gastritis,

Selama Sakit :Anak pasien mengatakan selama sakit kebutuhan tidur pasien

terganggu. Tidurnya tidak teratur, mulai pukul 19.00, kadang hanya 1-2 jam

kemudian terbangun, lalu tidur lagi. Pasien sering merasa gelisah, tidurnya

tidak nyenyak, dan sering terjaga pada malam hari karena nyeri pada

perutnya dan pasien merasa nyei pada luka di bokongnya.

d) Pola Nutrisi Metabolik

Sebelum Sakit :Anak pasien mengatakan, sebelum sakit makan dan minum

pasien tidak mengalami masalh. Makan 3x/hari dengan nasi, sayur, dan lauk

dan habis 1 porsi. Tidak mula dan tidak muntah. Minum ± 6-8 gelas/hari.

Selama Sakit :Anak pasien mengatakan, selama sakit nafsu makan pasien

menurun. Makan 3x/hari namun sedikit sedikit dan tidak habis. Kadang

pasien mengeluh mual dan ingin muntah. Minum hanya sedikit, 3-4

gelas/hari.

e) Pola Eliminasi

Sebelum Sakit :Anak pasien mengatakan, sebelum sakit BAB pasien teratur,

1x/hari, tidak keras dan tidak cair. BAK sering, 5-6x/hari dan tidak nyeri saat

BAK.

Selama Sakit :Anak pasien mengatakan, selama sakit BAB pasien tidak

teratur, kadang 3 hari baru BAB. BAK hanya sedikit.

Pasien terpasang kateter, urin hanya sekitar 300 cc/hari.

f) Pola Kognitif Perseptual

Sebelum sakit :Anak pasien mengatakan pasien dapat berkomunikasi dengan

baik dengan orang lain, dan mengerti apa yang dibicarakan ,berespon dan

berorientasi dengan baik dengan orang-orang sekitar”.

Selama sakit : Anak pasien mengatakan selama sakit pasien masih dapat

berkomunikasi dan berespon dengan baik. Akan tetapi selama sakit pasien

jarang berbicara, berbicara hanya seperlunya saja.

g) Pola Konsep Diri

Gambaran diri : Anak pasien mengatakan pasien tidak pernah mengeluh

dengan kondisi tubuhnya.

Identitas diri : Anak pasien mengatakan pasien masih dapat mengenali

dirinya sendiri.

Peran diri : Anak pasien mengatakan pasien berperan sebagai ibu rumah

tangga dan bekerja sebagai pedagang.

22

Page 23: Askep Gastritis,

Ideal diri : Anak pasien mengatakan pasien selalu mengatakan ingin hidup

dengan baik, sehat, dan ingin melihat anaknya bahagia. Dan saat ini ibu

berharap ingin cepat sembuh.

Harga diri : Anak pasien mengatakan di rumah pasien sangat dihargai oleh

anak, menantu, dan keluarga.

h) Toleransi Stres Koping

Sebelum sakit : Anak pasien mengatakan jika mengalami masalah pasien

selalu bercerita dengan anak anaknya atau keluarganya dan menyelesaikan

masalah secara bersama sama.

Selama sakit : Anak pasien mengatakan selama sakit jika mengalami

masalah masih selalu bercerita pada anaknya. Dan jika merasa tidak nyaman

atau sakit pasien selalu mengatakan pada anaknya.

i) Pola reproduksi-seksualitas

Pasien berjenis kelamin perempuan. Suami pasien sudah meninggal. Pasien

memiliki 2 anak perempuan.

j) Pola Hubungan peran

Sebelum sakit : Anak pasien mengatakan hubungan pasien dengan anak

anaknya maupun keluarga lainnya sangat baik dan tidak ada masalah. Pasien

berperan sebagai ibu rumah tangga dan bekerja sebagai pedagang.

Selama sakit : Anak pasien mengatakan hubungan pasien dengan anak dan

keluarganya tetap baik dan tidak ada masalah. Selama sakit pasien dirawat di

rumah sakit sehingga tidak bisa bekerja seperti biasanya.

k) Pola Nilai dan Keyakinan

Sebelum sakit : Anak pasien mengatakan sebelum sakit pasien selalu sholat

5 waktu.

Selama sakit : Anak pasien mengatakan selama sakit pasien belum pernah

sholat karena kondisi sakitnya.

4. Pemeriksaan Fisik

b. Penampakan Umun

Keadaan Umum : Lemah, gelisah, wajah terlihat menahan nyeri .

Kesadaran : Composmentis

GCS : Eye : 4, Verbal : 5, Motorik : 6

TD : 91/61 mmHg, Suhu : 38,8°C, Nadi : 95x/menit, RR : 32x/menit

BB :

23

Page 24: Askep Gastritis,

P : nyeri timbul saat makan Q: nyeri terasa seperti mau muntah R: nyeri di ulu

hati S: 4 T: hilang timbul.

c. Head to Toe

KEPALA dan LEHER

Rambut : Rambut panjang, warna putih, tidak berketombe, tidak ada lesi pada kulit

kepala, tidak ada tanda-tanda inflamasi pada kulit kepala.

Mata : Bentuk mata kanan dan kiri simetris, sclera tidak ikterik, pupil isokor,

konjungtiva tidak anemis.

Telinga: Simetris, tidak ada nyeri tekan pada telinga dan tidak terdapat penumpukan

serumen, tidak ada tanda-tanda infllamasi, tidak ada penurunan pendengaran.

Hidung: lubang hidung simetris, warna kuning langsat, tidak ada lesi dan tanda-tanda

inflamasi, tidak ada nyeri tekan pada area hidung, tidak ada pendarahan.

Mulut: bibir kering, tidak ada pembengkakan tonsil, tidak ada stomatitis , membrane

mukosa pucat.

Gigi: warna gigi putih, tidak ada nyeri pada gigi, gigi berlubang.

Leher: warna leher sama dengan warna kulit di sekitarnya, tidak ada tanda-tanda

inflamasi, tidak ada distensi vena jugularis, tidak ada nyeri tekan pada leher.

DADA

Inspeksi :simetris, warna dada sama dengan warna kulit sekitarnya, tidak ada lesi ,

irama napas irreguler, frekuensi napas 32x/menit

Palpasi : pergerakan dada simetris, tidak ada nyeri tekan, tactil fremitus (+)

Perkusi : Terdengar bunyi sonor pada paru

Auskultasi :suara napas vesikuler

JANTUNG

Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat di intracosta ke 5 mid clavicula sinistra.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, ictus cordis teraba

Perkusi : terdengar bunyi redup pada area jantung.

Auskultasi : S1 dan S2 terdengar rentang normal ( lub....dub....)

ABDOMEN

24

Page 25: Askep Gastritis,

Inspeksi : warna kulit kuning langsat, tidak ada lesi dan tanda-tanda inflamasi,tidak

ada asites.

Auskultasi : peristaltic usus 5x/menit

Perkusi : terdengar bunyi timpani pada perkusi

Palpasi : nyeri tekan pada daerah ulu hati

INGUINAL & GENETALIA

Inspeksi : pasien berjenis kelamin perempuan

Palpasi : tidak terkaji / keluarga keberatan

EKSTRIMITAS

Inspeksi :

Pasien terpasang infuse pada tangan

dextra, warna kulit kuning langsat,

terdapat luka di daerah bokong atas,

luka lembab, kemerahan di daerah

luka. Tidak ada edema.

Kekuatan Otot:

4 4

4 4

Palpasi:

Akral hangat, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pitting edema, kulit kering.

B. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tgl

dan

Jenis pemeriksaan Hasil

pemeriksaan

Nilai normal

25

Page 26: Askep Gastritis,

jam

17

Juli

2012

18

juli

2012

Hematologi :

Hb

Leukosit

Trombosit

Hematocrit / PCV

Faal hati :

SGOT

SGPT

Faal ginjal :

Serum creatinin

Urea

BUN

Hematologi :

Hb

Urine lengkap :

Warna urin

Ph

BD

Leukosit

Eritrosit

Epitel

Kristal

8,0 g/dl

25.100 cmm

366.000 cmm

26 vol %

38 mg/dl

13 mg/dl

1,58 mg/dl

49 mg/dl

22,9 mg/dl

7,3 g/dl

Kuning keruh

5

1.010

8-10/plp

4-5/plp

2-3/plp

Uric acid +

Lk : 13,5-18,09 g/dl

Pr : 11,5-16,09 g/dl

4000-10000/cmm

150.000-450000/cmm

Lk : 40-48 vol %

Pr: 37-43 vol %

Lk : <37 mg/dl

Pr : <31 mg/dl

Lk : <42 mg/dl

Pr : <31 mg/dl

Lk : 0,6-1,1 mg/dl

Pr : 0,5-0,9 mg/dl

10-50 mg/dl

4,7-23,4 mg/dl

26

Page 27: Askep Gastritis,

19

juli

2012

20

Juli

2012

Bakteri

Albumin

Hematologi :

Hb

Leukosit

Trombosit

Hematokrit /POV

Hematologi :

Hb

+

+

7,3 g/dl

18.100/cmm

281.000/cmm

20 vol%

8,0 g/dl

C. TERAPI OBAT

Tgl

dan

jam

Jenis obat dosis

27

Juli

2012

28

juli

2012

Inf. Kaen

Inj. Ceftriaxone

N.Be

Inj. Ranitidin

Inj. Furosemid

Tripanzym

Antacid

Inj. Spironolacton

Inf. Kaen

Inj.ceftriaxon

Inj. Ranitidin

Inj. Furosemid

Antasid

1 fls/hari

1 gram/hari dalam Ns 100 cc

2 x 1

2 x 25 mg

2 x 20mg

3 x 1

3 x 1 tab

2 x 50 mg

1 fls/hari

1 gram/ hari dalam Ns 100 cc

2 x 25 mg

2 x 20 mg

3 x 1 tab

27

Page 28: Askep Gastritis,

D. DATA FOKUS

Data Subyektif ( DS ) Data Obyektif ( DO )

Pasien mengatakan “nyeri di ulu

hati”

Pasien mengatakan pasien tidak

mengetahui tentang penyakit yang

dideritanya

Anak pasien mengatakan selama

sakit aktivitasnya dibantu sebagian,

di bantu orang lain, dan alat

Anak pasien mengatakan selama

sakit kebutuhan tidur pasien

terganggu. Tidurnya tidak teratur,

mulai pukul 19.00, kadang hanya 1-2

jam kemudian terbangun, lalu tidur

lagi. Pasien sering merasa gelisah,

tidurnya tidak nyenyak, dan sering

terjaga pada malam hari karena nyeri

pada perutnya dan pasien merasa

nyeri pada luka di bokonnya.

Anak pasien mengatakan, selama

sakit nafsu makan pasien menurun.

Makan 3x/hari namun sedikit sedikit

dan tidak habis. Kadang pasien

mengeluh mual dan ingin muntah.

Minum hanya sedikit, 3-4 gelas/hari.

Anak pasien mengatakan, selama

sakit BAB pasien tidak teratur,

kadang 3 hari baru BAB. BAK hanya

sedikit.

Anak pasien mengatakan selama

sakit pasien belum pernah sholat

Keadaan Umum :Lemah, gelisah,

wajah terlihat menahan nyeri.

TD : 91/61 mmHg, Suhu : 38,8°C,

Nadi : 95x/menit, RR : 32x/menit.

Irama nafas irregular

P : nyeri timbul saat makan Q: nyeri

terasa seperti mau muntah R: nyeri di

ulu hati S: 4 T: hilang timbul.

Pasien terpasang kateter, urin hanya

sekitar 300 cc/hari.

Bibir kering, membrane mukosa

pucat

kulit kering

Pasien terpasang infuse pada tangan

dextra

Nyeri tekan pada daerah ulu hati

Terdapat luka di daerah bokong atas,

luka lembab, kemerahan di daerah

sekitar luka.

Akral hangat

Leukosit 18.100/cmm

28

Page 29: Askep Gastritis,

karena kondisi sakitnya.

E. ANALISA DATA

Waktu Symptom/Signs Etiologi Problem

Tgl/Jam

27 juli

2012

DS :

Pasien mengatakan

“nyeri di ulu hati”

Anak pasien mengatakan

selama sakit kebutuhan

tidur pasien terganggu.

Tidurnya tidak teratur,

mulai pukul 19.00,

kadang hanya 1-2 jam

kemudian terbangun, lalu

tidur lagi. Pasien sering

merasa gelisah, tidurnya

tidak nyenyak, dan sering

terjaga pada malam hari

karena nyeri pada

perutnya

DO :

Keadaan Umum :

Lemah, gelisah, wajah

terlihat menahan nyeri.

RR : 32x/menit.

Irama nafas irregular

P : nyeri timbul saat

makan Q: nyeri terasa

seperti mau muntah R:

Agen cedera

biologis

(Peradangan pada

mukosa lambung)

Nyeri akut

29

Page 30: Askep Gastritis,

nyeri di ulu hati S: 4 T:

hilang timbul.

Nyeri tekan pada daerah

ulu hati

Leukosit 18.100/cmm

DS :

pasien merasa nyeri pada

luka di bokonnya.

DO :

TD : 91/61 mmHg,

Suhu : 38,8°C , RR :

32x/menit.

Terdapat luka di daerah

bokong atas, luka

lembab, kemerahan di

daerah sekitar luka.

Akral hangat

Leukosit 18.100/cmm

Pertahanan tubuh

primer yang tidak

adekuat (integritas

kulit tidak utuh)

Risiko infeksi

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ( peradangan pada

mukosa lambung )

b. Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang tidak

adekuat ( integritas kulit tidak utuh )

G. PERENCANAAN

30

Page 31: Askep Gastritis,

Waktu No

.

Dx

Tujuan Keperawatan

( NOC )

Rencana Tindakan

( NIC )

TTD/

NamaTgl Jam

27

juli1

2

14.0

0

1. Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama …x 24 jam,

diharapkan nyeri

berkurang sampai

dengan hilang dengan

criteria hasil :

Pain Control :

8. Pasien dapat

mengontrol nyeri

9. Pasien melaporkan

nyeri berkurang atau

hilang

10. Frekuensi nafas dbn

(16-24x/menit)

11. Skala 0-1 dari 4

12. Pasien tidak gelisah

13. Leukosit dbn (4000-

10.000 /cmm)

Pain Management :

12. Observasi reaksi

nonverbal dari

ketidaknyamanan

13. Kaji nyeri secara

komprehensif meliputi (

lokasi, karakteristik, dan

onset, durasi, frekuensi,

kualitas, intensitas nyeri

)

14. Kaji skala nyeri

15. Gunakan komunikasi

terapeutik agar klien

dapat mengekspresikan

nyeri

16. Kaji factor yang dapat

menyebabkan nyeri

timbul

17. Anjurkan pada pasien

untuk cukup istirahat

18. Control lingkungan

yang dapat

mempengaruhi nyeri

19. Monitor tanda tanda

vital

20. Ajarkan tentang teknik

nonfarmakologi

(relaksasi) untuk

mengurangi nyeri

21. Jelaskan factor factor

yang dapat

Afkar

31

Page 32: Askep Gastritis,

mempengaruhi nyeri

22. Kolaborasi dengan

dokter dalam pemberian

obat

27

juli

12

2. Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama …x 24 jam,

diharapkan tidak terjadi

infeksi, dengan criteria

hasil :

Risk Control :

1. Suhu tubuh dbn ( 36-

37°C )

2. Frekuensi nafas dbn (

!6-24x/menit )

3. Tidak terjadi infeksi

lebih laanjut

4. Tidak ada tanda

tanda inflamasi

( rubor, dolor, kalor,

tumor, fungsiolesa )

5. Pasien dan keluarga

mengetahui tindakan

yang tepat untuk

mencegah infeksi

6. Pasien dan keluarga

dapat mengetahui

tanda dan gejala

infeksi

7. Pasien dan keluarga

dapat mengetahui

cara perawatan luka

yang tepat

Infection Control :

1. Observasi dan laporkan

tanda dan gejala infeksi

seperti kemerahan,

panas, nyeri, tumor.

2. Kaji tanda tanda vital

3. Lakukan teknik

perawatan luka yang

tepat

4. Tingkatkan nutrisi dan

cairan

5. Monitor temperature

tubuh

6. Gunakan srategi untuk

mencegah infeksi

nosokomial

7. Anjurkan untuk istirahat

yang adekuat

8. Batasi pengunjung bila

perlu

9. Ajarkan pada klien dan

keluarga cara perawatan

luka yang tepat

10. Jelaskan pada klien dan

keluarga bagaimana

mencegah infeksi

11. Jelaskan pada klien dan

keluarga tanda dan

gejala infeksi

12. Anjurkan dan ajarkan

Afkar

32

Page 33: Askep Gastritis,

8. Integritas kulit

membaik

pada klien dan keluarga

mencuci tangan dengan

sabun

13. Kolaborasi dengan

dokter dalam pemberian

terapi obat

H. PELAKSANAAN TINDAKAN

Waktu No.

DxImplementasi Respon

TTD/

NamaTgl Jam

27

juli

2012

14.00

14.15

14.30

1

1&2

1

1

1&2

Menanyakan keluhan yang

dirasakan klien

Mengukur TD, Suhu,

menghitung nadi, RR

Melihat ekspresi wajah nyeri

klien untuk menentukan skala

nyeri

Mengajarkan teknik relaksasi

nafas dalam pada pasien untuk

mengurangi nyeri

Menganjurkan klien untuk

beristirahat

DS : pasien mengatakan

nyeri pada perutnya

DO : pasien terlihat

lemah dan wajah terlihat

menahan nyeri

DO : TD : 91/61 mmHg

Nadi : 95x/menit

Suhu : 38,8°C

RR : 32x/menit

DO : skala nyeri 4

DS : Pasien mengatakan

nyeri sedikit berkurang

DS : pasien mengatakan

“iya”

DO : pasien terlihat

gelisah

Afkar

Afkar

Afkar

Afkar

Afkar

33

Page 34: Askep Gastritis,

16.00

17.00

18.00

19.00

19.30

2

2

2

Memberikan injeksi ranitidin

25 mg

Menganjurkan pada keluarga

untuk memberikan makan

pasien sedikit sedikit tapi

sering dan menganjurkan

untuk minum yang cukup

Melihat luka di bokong pasien,

mencatat adanya kemerahan di

sekitar luka atau adanya tanda

tanda inflamasi lainnya

Menjelaskan pada pasien dan

keluarga tentang tanda dan

gejala infeksi serta bagaimana

cara mencegah terjadinya

infeksi

Mengukur TD, suhu,

menghitung nadi dan RR

Mengecek urin output

Memberikan injeksi furosemid

20 mg

DO : obat ranitidine 25

mg masuk melalui

inj.selang infus

DS : keluarga pasien

mengatakan pasien

hanya mau makan

sedikit karena perutnya

merasa nyeri dan mual

DS : keluarga pasien

mengatakan “mbak ini

lukanya lembab”

DS : pasien mengatakan

nyeri pada lukanya

DO :luka lembab,

kemerahan di daerah

sekitar luka

DS : keluarga pasien

mengatakan “iya mbak,

saya mengerti.

Terimakasih”

DO : TD : 124/89

mmHg

Suhu : 36,4°C

Nadi : 68x/menit

RR : 28x/menit

Urin : 300 cc

DO : Obat furosemid 20

Afkar

Afkar

Afkar

Afkar

Afkar

Afkar

34

Page 35: Askep Gastritis,

20.00

20.30

21.00

1&2

Melihat kondisi pasien dan

menanyakan keluhan yang

dirasakan pasien

Menganjurkan pada pasien

untuk segera tidur

Menanyakan pada keluarga

pasien kondisi dan keluhan

pasien

Memberikan pengertian pada

keluarga pasien, mengakhiri

tindakan (mengucapkan

terimakasih dan salam)

Menutup tirai dan membatasi

pengunjung

mg masuk melalui

inj.selang infuse

DS : keluarga pasien

mengatakan

“terimakasih mbak”

DS : keluarga pasien

mengatakan pasien

sering terlihat gelisah

dan mengatakan pasien

sering mengeluh merasa

tidak nyaman/nyeri pada

perutnya

DO : skala nyeri 3,

pasien terlihat gelisah

DS : pasien mengatakan

“iya”

DS : keluarga pasien

mengatakan pasien

masih terlihat gelisah

dan sulit tertidur. Pasien

juga mengeluh perutnya

masih terasa tidak

nyaman dan kadang

nyeri pada luka di

bokongnya

DS : keluarga pasien

mengatakan “sama sama

mbak, dan terimakasih

juga’

Afkar

Afkar

Afkar

Afkar

Afkar

35

Page 36: Askep Gastritis,

28

juli

2012

07.00

08.00

1&2

2

2

Mengukur TD, suhu,

menghitung nadi dan RR

Menayakan kondisi dan

keluhan pasien

Menanyakan pada keluarga

makan dan minum pasien

Melakukan perawatan luka

pada pasien

Mengajarkan pada keluarga

teknik perawatan luka yang

tepat

DO : TD: 127/88 mmHg

Nadi : 71x/menit

Suhu : 37,1°C

RR : 26x/menit

DS : pasien mengatakan

perutnya kadang kadang

masih terasa nyeri, dan

lukanya perih

DS : keluarga pasien

mengatakan tadi malam

pasien terlihat gelisah

dan beberapa kali

terbangun

DS : keluarga pasien

mengatakan pasien

sudah makan, namun

hanya sedikit karena

pasien masih mengeluh

mual, minum sudah 1

gelas (240 cc)

DS : pasien mengeluh

nyeri

DO : luka masih lembab,

masih kemerahan di

sekitar luka

DS : keluarga pasien

mengatakan “iya mbak,

saya mengerti.

Afkar

Afkar

Afkar

Afkar

Afkar

Afkar

36

Page 37: Askep Gastritis,

09.30

10.00

10.25

1 Menjelaskan pada pasien dan

keluarga mengenai factor

factor yang dapat

menimbulkan nyeri dan

memperparah nyeri

Memberikan injeksi ranitidin

25 mg

Persiapan pasien akan

dipindahkan

Terimakasih”

DS : pasien mengatakan

“Iya”

DO : obat ranitidin 25

mg masuk melalui

inj.selang infus

DS : Keluarga pasien

mengatakan

“terimakasih mbak”

I. EVALUASI

WaktuDx. Keperawatan Evaluasi

TTD/

NamaHari/Tgl Jam

28 juli

2012

10.25 Nyeri akut berhubungan

dengan agen cedera biologis

( peradangan pada mukosa

lambung )

DS : Pasien mengatakan

perutnya kadang masih

terasa nyeri

DS : P : nyeri timbul

ketika makan Q : nyeri

seperti mau muntah R:

nyeri di daerah ulu hati

T : nyeri hilang timbul

DO : Skala : 3

Wajah terlihat gelisah

A : Tujuan belum

tercapai

P : lanjutkan intervensi

( 1-11)

Afkar

37

Page 38: Askep Gastritis,

Risiko Infeksi berhubungan

dengan pertahanan tubuh

primer tidak adekuat

( integritas kulit tidak utuh )

DS : pasien mengatakan

lukanya masih terasa

perih

DO : luka lembab dan

masih kemerahan di

daerah sekitar luka

A : Tujuan belum

tercapai

P : Lanjutkan intervensi

(1, 2, 3, 4, 5, 13)

Afkar

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung

yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local. (Patofisiologi, Sylvia A Price hal 422).

Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu gastritis akut dan gastritis kronis.

Gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat menyebabkan

mukosa menjadi gangren atau perforasi. Sedangkan gastritis kronis Inflamasi lambung

yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh

bakteri Helicobacter pylory (H. Pylory).

B. SARAN

Berikut beberapa saran untuk dapatmengurangi resiko terkena gastritis:

1. Makan secara benar. Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan

yang pedas, asam, gorengan atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan

pemilihan jenismakanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara

memakannya. Makanlahdengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan lakukan

dengan santai.

38

Page 39: Askep Gastritis,

2. Hindari alkohol. Penggunaan alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan

mukosadalam lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan pendarahan.

3. Jangan merokok. Merokok mengganggu kerja lapisan pelindung lambung,

membuatlambung lebih rentan terhadap gastritis dan borok. Merokok juga

meningkatkan asamlambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan

merupakan penyebab utamaterjadinya kanker lambung. Tetapi, untuk dapat

berhenti merokok tidaklah mudah,terutama bagi perokok berat. Konsultasikan

dengan dokter mengenai metode yang dapatmembantu untuk berhenti merokok.

4. Lakukan olah raga secara teratur. Aerobik dapat meningkatkan kecepatan

pernapasan dan jantung, juga dapat menstimulasi aktifitas otot usus sehingga

membantu mengeluarkanlimbah makanan dari usus secara lebih cepat.

5. Kendalikan stress. Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke,

menurunkansistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan

kulit. Stress jugameningkatkan produksi asam lambung dan melambatkan

kecepatan pencernaan. Karenastress bagi sebagian orang tidak dapat dihindari,

maka kuncinya adalahmengendalikannya secara effektif dengan cara diet yang

bernutrisi, istirahat yang cukup,olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.

6. Ganti obat penghilang nyeri. Jika dimungkinkan, hindari penggunaan AINS,

obat-obatgolongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan dan akan

membuat peradanganyang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan

penghilang nyeri yang mengandungacetaminophe

DAFTAR PUSTAKA

Herdman, Heather.2010. Diagnosis Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

39

Page 40: Askep Gastritis,

Morhead, Sue. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). America : Mosby

Mc Closkey Dochterman, Joanne. 2004. Nursing Interventions Classification (NIC).

America : Mosby

Mansjoer, arif. Dkk.2009, kapita selekta kedokteran . Jakarta. Media aesculapius

Anderson, Sylvia Price. Pathofisiologi: Konsep Klinis proses-proses penyakit edisi 6

volume II. ECG. Jakarta : 2006

Doengoes M.E. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan

dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3 . EGC. Jakarta

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. Jakarta: EGC

40