askep keluarga gastritis tho'is0neto

55
A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian Keluarga Menurut Salvacion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1989 dikutip dari Mubarak 2005), keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, serta mempertahankan kebudayaan. Menurut Departemen kesehatan RI (1998, dikutip dari Mubarak 2005), keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal dalam suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan keluarga terdiri dari orang-orang yang tinggal dalam satu rumah, mempunyai hubungan, saling berinteraksi dalam peran, dan mempertahankan kebudayaan. 2. Tipe atau Bentuk Keluarga Secara umum di negara Indonesia dikenal dua tipe keluarga, yaitu tipe keluarga tradisional dan tipe keluarga non tradisional. Menurut Mubarak (2005), yang termasuk tipe keluarga tradisional yaitu : a. Keluarga inti (Traditional nuclear). Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh Saksi-saksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/keduanya bekerja di luar rumah. 3. Peran Keluarga Setiap posisi formal dalam keluarga adalah peran-peran yang terkait, yaitu sejumlah perilaku

Upload: yosi-klub-teroriz

Post on 23-Dec-2015

55 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

ASKEP KELUARGA GASTRITIS

TRANSCRIPT

Page 1: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

A. Konsep Dasar Keluarga1. Pengertian Keluarga

Menurut Salvacion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1989 dikutip dari Mubarak 2005), keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, serta mempertahankan kebudayaan.

Menurut Departemen kesehatan RI (1998, dikutip dari Mubarak 2005), keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal dalam suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan keluarga terdiri dari orang-orang yang tinggal dalam satu rumah, mempunyai hubungan, saling berinteraksi dalam peran, dan mempertahankan kebudayaan.

2. Tipe atau Bentuk KeluargaSecara umum di negara Indonesia dikenal dua tipe keluarga, yaitu

tipe keluarga tradisional dan tipe keluarga non tradisional.Menurut Mubarak (2005), yang termasuk tipe keluarga tradisional yaitu :a. Keluarga inti (Traditional nuclear). Keluarga inti yang terdiri dari

ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah ditetapkan olehSaksi-saksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/keduanya bekerja di luar rumah.

3. Peran KeluargaSetiap posisi formal dalam keluarga adalah peran-peran yang

terkait, yaitu sejumlah perilaku yang kurang lebih bersifat homogen. Keluarga membagi peran secara merata kepada setiap anggotanya.

Peran dasar (formal) yang membentuk posisi sebagai suami-ayah, istri-ibu antara lain sebagai berikut :a. Peran sebagai provider atau penyedia.b. Sebagai pengatur rumah tangga.c. Perawatan anak, baik yang sehat maupun yang sakit.d. Sosialisasi anak.e. Rekreasi.f. Persaudaraan (kinship), memelihara hubungan keluarga paternal dan

maternal.g. Peran seksual.h. Peran teraupetik (memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan).

Selain peran formal terdapat juga peran informal, peran informal bersifat implisit, biasanya tidak tampak, dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional individu dan/atau untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga.Beberapa contoh peran informal

Page 2: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

yang bersifat adaptif dan merusak kesejahteraan keluarga diantaranya sebagai berikut.

Menurut Mubarak (2005), Peran adaptif antara lain :a. Pendorong seperti memuji, setuju, dan memberikan kontribusi dari

orang lain.b. Pengharmonis seperti penghibur, dan menyatukan kembali perbedaan

pendapat.c. Pendamai, berarti jika terjadi konflik maka dapat diselesaikan dengan

jalan musyawarah.d. Pencari nafkah, berarti peran yang dijalankan oleh orang tua dalam

memenuhi kebutuhan anggota keluarga.e. Perawatan keluarga, berarti peran yang dijalankan terkait merawat

anggota keluarga jika ada anggota keluarga yang sakit.Peran yang merusak antara lain sebagai berikut:a. Penghalang.b. Dominator

Dominator adalah kecenderungan memaksakan atau superioritas dengan memanipulasi anggota kelompok tertentu, membanggakan kekuasaannya, bertindak seakan-akan ia mengetahui segala-galanya, dan tampil sempurna.

c. Penyalah (suka menyalahkan orang lain).d. Martir

Martir yaitu tidak menginginkan apapun untuk dirinya, ia hanya berkorban untuk keluarganya.

e. Kambing hitam keluarga. ( Mubarak, 2005 )

4. Fungsi Keluarga Menurut Mubarak (2005), Lima fungsi keluarga yang paling erat saat

mengkaji dan mengintervensi keluarga antara lain :a. Fungsi afektif

Fungsi afektif yaitu fungsi yang berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan dari keluarga.

b. Fungsi sosialisasi Sosialisasi merupakan proses dimana individu secara kontinu mengubah perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi yang terpola secara sosial.

c. Fungsi reproduksi Fungsi reproduksi keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.

Page 3: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

d. Fungsi ekonomi Fungsi ekonomi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti makanan, pakaian, rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan.

e. Fungsi perawatan keluarga / pemeliharaan kesehatanFungsi perawatan kesehatan keluarga bukan hanya fungsi mendasar dan vital, melainkan fungsi yang berfokus dalam keluarga – keluarga yang sehat dan berfungsi dengan baik.

Menurut Pratt (1982, dikutip dari Mubarak 2006), menyatakan semakin banyak keluarga menjalankan fungsi ini dengan baik maka semakin baik status kesehatan keluarga. Dalam fungsi perawatan keluarga berfokus pada pertanyaan bagaimana keluarga memenuhi fungsi perawatan kesehatan dengan baik Agar keluaga dapat menjadi sumber kesehatan yang efektif dan utama, keluarga harus lebih terlibat dalam kegiatan perawatan kesehatan, dan dalam hal ini petugas kesehatan berperan penting dalam memberikan perawatan kesehatan.

Agar klien dapat ikut dalam perawatan diri yang efektif, keluarga harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memberikan perawatan kesehatan yang baik, dan dalam hal ini keluarga perlu memperoleh informasi yang cukup dari petugas kesehatan.

5. Tahap Perkembangan KeluargaPerkembangan keluarga adalah proses perubahan dari sistem keluarga

yang terjadi dari waktu ke waktu meliputi perubahan interaksi dan hubungan di antara keluarga dari waktu ke waktu. Perkembangan ini terbagi dalam beberapa tahapan, setiap tahapan memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.

Menurut Duvall & Miller (1985; dikutip dari Mubarak 2006), siklus kehidupan keluarga terdiri dari delapan tahapan yang mempunyai tugas dan resiko tertentu pada setiap tahapan perkembangannya. Adapun delapan tahapan perkembangan tersebut adalah:

1. Tahap I keluarga pemula, dimulai saat individu membentuk keluarga melalui perkawinan.Tugas perkembangan:1) Membina hubungan intim yang memuaskan kehidupan baru.2) Membina hubungan dengan teman lain, keluarga lain.3) Membina keluarga berencana.Masalah kesehatan: masalah seksual, peran perkawinan, kehamilan yang kurang direncanakan.

Page 4: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

2. Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama, dimulai sejak anak pertama lahir sampai berusia 30 bulanTugas perkembangan:1) Perubahan peran menjadi orang tua.2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga.3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan

pasangannya.Masalah kesehatan: pendidikan meternitas, perawatan bayi yang baik, pengenalan dan penanganan masalah kesehatan fisik secara dini, imunisasi, tumbuh kembang dan lain-lain.

3. Tahap III keluarga dengan anak pra sekolah, dimulai anak pertama berusia 2 – 6 tahun.Tugas perkembangan:1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga.2) Membantu anak bersosialisasi, beradaptasi dengan lingkungan.3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan

anak yang lain juga harus dipenuhi.4) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di

luar keluarga.5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak-anak.6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.Masalah kesehatan:

1) Masalah kesehatan fisik: penyakit menular pada anak.2) Masalah kesehatan psikososial : hubungan perkawinan,

perceraian.3) Persaingan antara kakak adik.4) Pengasuhan anak.

4. Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah, dimulai saat anak pertama berusia 6 – 13 tahunTugas perkembangan:1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan

lingkungan.2) Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia.3) Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat.4) Meningkatkan komunikasi terbuka.

5. Tahap V keluarga dengan anak remaja, dimulai saat anak pertama berusia 13 – 20 tahun.Tugas perkembangan:1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,

meningkatkan otonominya.2) Mempererat hubungan yang intim dalam keluarga.

Page 5: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dengan orang tua.

4) Perubahan sistem peran dan peraturan tumbuh kembang keluarga.Masalah kesehatan: penyalahgunaan obat-obatan dan penyakit jantung.

6. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa, dimulai saat anak pertama meninggalkan rumah sampai anak terakhir, lamanya tergantung dengan jumlah anak atau banyaknya anak belum menikah dan tinggal dalam rumah:Tugas perkembangan:1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.2) Mempertahankan keintiman pasangan.3) Membantu orang tua yang sedang sakit dan memasuki masa tua.4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tanggaMasalah kesehatan:1) Masa komunikasi dewasa muda dengan orang tua  tidak lancar.2) Transisi peran suami istri.3) Memberi perawatan.4) Kondisi kesehatan kronis.5) Masalah menopause.6) Efek dari obat-obatan, merokok, diet dan lain-lain.

7. Tahap VII keluarga dengan usia pertengahan, dimulai saat anakterakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiunan atau salah satu pasangan meninggal.Tugas perkembangan:1) Mempertahankan kesehatan.2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman

sebaya dan anak-anak.3) Meningkatkan keakraban pasangan.Masalah kesehatan:1) Promosi kesehatan.2) Masalah hubungan dengan perkawinan.3) Komunikasi dan hubungan dengan anak cucu dan lain-lain.4) Masalah hubungan dengan perawatan.

8. Tahap VIII keluarga dengan usia lanjut, dimulai salah satu meninggal atau pensiun sampai dengan dua-duanya meninggal.Tugas perkembangan:1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.3) Mempertahankan hubungan perkawinan.4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.

Page 6: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

5) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi.6) Meneruskan untuk memahami ekstensi mereka.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Secara garis besar data dasar yang dipergunakan mengkaji status keluarga. Menurut Mubarak (2005), antara lain:a. Struktur dan karakteristik keluarga.b. Sosial, ekonomi, budaya.c. Faktor lingkungan.d. Riwayat kesehatan dan medis dari setiap anggota keluarga.e. Psikososial keluarga. (Mubarak, 2005).Menurut Friedman (1998 dikutip dari Mubarak 2006), Pada tahap pengkajian hal-hal yang perlu dikaji adalah:a. Data Umum

1) Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan dengan KK, umur, pendidikan, status imunisasi dari masing-masing anggota keluarga serta genogram.

2) Type keluargaMenjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.

3) Suku bangsaMengkaji asal suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.

4) AgamaMengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.

5) Status sosial ekonomi keluargaStatus sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun dari anggota keluarga yang lain. Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.

6) Aktifitas rekreasi keluargaRekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktifitas rekreasi.

Page 7: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Dimana ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya.

3) Riwayat kelurga intiMenjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga. (Mubarak, 2005).

c. Pengkajian Lingkungan1) Karakteristik rumah

Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah, dan denah rumah.

2) Karakteristik tetanggaMenjelasakan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk setempat, budaya yang mempengaruhi kesehatan.

3) Mobilitas geografis keluargaMobilitas geografis keluarga yang ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakatMenjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang masih ada.

5) Sistem pendukung keluargaYang termasuk sistem pendukung adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas fisik, psikologis, atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan masyarakat setempat. (Mubarak, 2005)

d. Struktur Keluarga1) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.

2) Struktur kekuatan keluargaKemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.

Page 8: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

3) Struktur perana) Struktur peran formal

Bagaimana peran formal yang dipenuhi oleh tiap-tiap anggota keluarga, apakah terdapat konflik peran, bagaimana keluarga melaksanakan fungsi peran secara kompeten, apakah peran fleksibel saat dibutuhkan.

b) Struktur peran informalApakah dalam keluarga terdapat peran-peran informal yang tidak jelas, apakah tujuan dari anggota keluarga yang melaksanakan peran tersebut, jika peran informal ada siapa yang melaksanakannya di genersi sebelumnya, apakah dampak yang terjadi setelah pelaksanaan peran informal tersebut.

c) Analisa model-model peranSiapa yang menjadi sosok teladan dalam keluarga yang mempengaruhi pelaksanaan peran setiap individu, dan siapa yang melaksanakan peran orang tua dalam keluarga.

d) Variabel-variabel yang mempengaruhi struktur peranBagaimana masyarakat mempengaruhi peran dalam keluarga, bagaimana budaya mempengaruhi peran dalam keluarga, dan bagaimana masalah kesehatan mempengaruhi peran dalam keluarga (Friedman, 1998).

4) Nilai atau norma keluargaMenjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan ( Mubarak, 2005).

e. Fungsi KeluargaMenurut Friedman (1998), fungsi keluarga yaitu:1) Fungsi afektif

Pengkajian fungsi afektif meliputi :a) Pola kebutuhan keluarga

Keluarga mengetahui kebutuhan masing-masing individu lain dalam keluarga, orang tua mampu menggambarkan kebutuhan anak-anak mereka. Serta sejauh mana keluarga menghargai kebutuhan yang dirasakan oleh anggota keluarga yang lain.

b) Saling memperhatikan, keakraban, dan identifikasi Keluarga memperhatikan masing-masing anggota keluarga, bagaimana mereka saling mendukung satu sama lain, dan mempunyai perasaan akrab dan intim antara anggota keluarga. Serta bentuk kasih sayang yang ditunjukkan keluarga.

Page 9: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

c) Keterpisahan dan keterkaitan dalam keluargaSikap keluarga menghadapi isu-isu tentang keterpisahan dan keterkaitan, bagaimana keluarga memotivasi anggota keluarga agar selalu bersama dan memelihara hubungan. Serta bagaimana upaya keluarga untuk menghadapi setiap perpisahan sesuai dengan tahap perkembangan. (Friedman, 1998)

2) Fungsi sosialisasiMenurut Friedman (1998), Pengkajian fungsi sosialisasi meliputi:a) Kaji praktek membesarkan anak dalam keluarga seperti

kontrol perilaku otonomi dan ketergantungan, memberi dan menerima cinta, latihan perilaku yang sesuai dengan tingkat usia.

b) Seberapa adaptif praktik membesarkan anak untuk sebuah keluarga dan dalam situasi tertentu.

c) Siapa yang berperan dalam membesarkan anak, jika bersama bagaimana ini dapat diatur.

d) Bagaimana anak-anak dihargai dalam keluarga.e) Keyakinan dan budaya yang mempengaruhi pola dalam

membesarkan anak.f) Faktor-faktor dari masyarakat yang mempengaruhi pola

membesarkan anak.g) Identifikasi apakah keluarga beresiko tinggi mendapat

masalah dalam membesarkan anak.h) Apakah lingkungan rumah cocok dengan tahap

perkembangan anak (Friedman, 1998).3) Tugas Perawatan Keluarga

Menurut Friedman (1998 dikutip dari Mubarrak 2006),Tugas Keluarga di Bidang KesehatanKeluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi :a) Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua/keluarga. Apabila menyadari perubahan keluarga, perlu dicatat kapan

Page 10: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.

b) Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluargaMerupakan upaya keluarga yang utama untuk

mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang di lingkungan tinggal keluarga.

c) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatanSeringkali keluarga telah mengambil tindakan yang

tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.

d) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.

e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga (Mubarak, 2006).

4) Fungsi reproduksiMengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota keluarga (Mubarak, 2005).

5) Fungsi ekonomiMengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan keluarga (Mubarak, 2005).

f. Stress dan Koping Keluarga1) Sressor jangka pendek

Yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan dan jangka panjang yaitu memerlukan yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.

2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor

Page 11: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

Mengkaji sejauhmana keluarga berespon tehadap situasi atau stressor.

3) Strategi koping yang digunakan Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

4) Strategi adaptasi disfungsionalDijelaskan mengenai adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan. (Mubarak, 2005)

g. Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik, tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik. (Mubarak, 2005)

h. Harapan KeluargaPada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada. (Mubarak, 2005)

2. Diagnosa Keperawatan KeluargaTabel 2.1. Daftar diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan NANDA

tahun 2012-2014.

Kategori Diagnostik NANDA

Batasan Karakteristik

Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Diri

- Pola perawatan kesehatan keluarga.- Kurang pengetahuan.- Kompleksitas sistem pelayanan kesehatan.- Konflik pengambilan keputusan.

Ketidakmampuan Koping Keluarga

- Perawatan yang mengabaikan klien dalam hal pengobatan penyakit.

- Terlalu khawatir terus-menerus mengenai klien.- Penanganan resistensi keluarga terhadap pengobatan

yang beruah-ubah. Disfungsi Proses Keluarga

- Kurang keterampilan pemecahan masalah.- Ketidakmampuan menerima bantuan.- Ketidakadekuatan keterampilan koping.

Kesiapan Meningkatkan Proses Keluarga

Resiko Gangguan Perlekatan Keluarga

- Perubahan proses keluarga- Aktifitas mendukung pertumbuhan anggota keluarga.- Fungsi keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga.- Peran keluarga sesuai dengan tahap perkembangan.- Ketidakmampuan orang tua untuk memenuhi kebutuhan

personal.- Anak sakit yang tidak dapat memulai kontak dengan

orang tua secara afektif akibat gangguan organisasi

Page 12: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Keluarga

perilaku.- Akselerasi gejala penyakit dari anggota keluarga.- Kurang perhatian dari penyakit.- Kegagalan untuk melakukan tindakan untuk mengurangi

factor risiko.- Ketidak tepatan aktivitas keluarga untuk memenuhi

tujuan kesehatan.- Kegagalan untuk melakukan tindakan untuk mengurangi

faktor resiko.- Kurang perhatian pada penyakit.

Setelah data dianalisis, kemungkinan perawat akan menemukan lebih dari satu masalah. Mengingat keterbatasan sumber daya maka masalah tidak dapat ditangani sekaligus. Oleh karena itu, perawat kesehatan masyarakat dapat menyusun prioritas masalah kesehatan keluarga (Mubarak, 2009).

Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang actual maupun potensial. Masalah actual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah yang mungkin timbul kemudian. (American Nurses Of Association (ANA). Jadi diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan.

Diagnosis keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (actual), dan yang mungkin terjadi (potensial). Diagnosis keperawatan mengandung komponen utama yaitu :1) Problem (masalah) : Problem merupakan kesenjangan atau

penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya terjadi.

2) Etiologi (penyebab) : Menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan, yang meliputi :a. Perilaku individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat.b. Lingkunagn fisik, biologis, psikologis dan

sosial.c. Interaksi perilaku dan lingkungan.

3) Sign atau symptom (tanda atau gejala)a. Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnose.

Page 13: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

b. Serangkaian petunjuk timbulnya masalah.Perumusan diagnosis keperawatan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :1. Dengan rumus PES

Rumus : DK = P + E + S

DK : Diagnosis keperawatan P : Problem atau masalah E : EtiologiS : Siymptom atau gejala

2. Dengan rumus PE

Rumus : DK = P + E

DK : Diagnosis keperawatan P : Problem atau masalah E : Etiologi

Formula diagnosa keperawatan keluarga Problem : mengacu pada rumusan diagnosa keperawatan keluarga yang

mungkin muncul pada diagnosa Nanda 2012-2014Etiologi : mengacu pada lima tugas keluarga dibidang kesehatan yang

mungkin muncul pada keluarga.

Tabel 2.2. Prioritas masalah kesehatan menurut Bailon dan Maglaya 1978, Cit. Mubarak 2006, prioritas masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan proses skoring sebagai berikut :

No. Kriteria Skor Bobot1. Sifat masalah 1

- Tidak/kurang sehat- Ancaman kesehatan- Krisis atau keadaan sejahtera

321

2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2- Dengan mudah- Hanya sebagian- Tidak dapat

210

3. Potensial masalah dapat diubah 1

Page 14: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

- Tinggi - Cukup- Rendah

321

4. Menonjolnya masalah 1- Masalah berat, harus segera ditangani- Ada masalah, tetapi tidak perlu segera

ditangani- Masalah tidak dirasakan

21

0

Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan dengan cara berikut ini :a. Tentukan skor untuk kriteria yang telah dibuat.b. Selanjutnya skor dibagi dengan angka tertinggi yang dikalikan

dengan bobot

Skor Angka tertinggi

c. Jumlahkan skor untuk setiap kriteria, skor tertinggi adalah 5, sama dengan seluruh bobot.

Menurut Mubarak (2005), Empat kriteria yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas masalah:a. Sifat masalah

Sifat masalah kesehatan dapat dikelompokkan kedalam tidak atau kurang sehat diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah tersebut memerlukan tindakan yang segera dan biasanya masalah disadari oleh keluarga. Krisis atau keadaan sejahtera diberikan bobot yang paling sedikit atau rendah karena faktor kebudayaan biasanya dapat memberikan dukungan bagi keluarga untuk mengatasi dengan baik.

b. Kemungkinan masalah dapat diubahAdalah kemungkinan berhasilnya mengurangi atau mencegah masalah jika ada tindakan (intervensi). Faktor-faktor yang perlu diperhatika dalam menentukan skor kemungkinan yaitu; pengetahuan dan tindakan yang dapat dilakukan keluarga, sumber daya yang dimiliki keluarga, sumber daya dari keperawatan misalnya dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan serta waktu. Juga sumber daya masyarakat misalnya dalam bentuk fasilitas kesehatan, organisasi masyarakat serta dukungan sosialisasi masyarakat.

x Bobot

Page 15: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

c. Potensi masalah bila dicegahMenyangkut sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dapat dikurangi atau dicegah. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menentukan skor yaitu; kepelikan masalah seperti beratnya masalah atau prognosis masalah untuk dapat diubah, lamanya masalah berkaitan dengan jangka waktu terjadinya masalah tersebut, serta adanya kelompok resiko tinggi yang dapat menambah potensi masalah dapat dicegah.

d. Menonjolnya masalahMerupakan cara keluarga melihat dan menilai masalah mengenai beratnya masalah serta mendesaknya masalah untuk diatasi. Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan skor pada kriteria ini, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga tersebut melihat masalah. Dalam hal ini, jika keluarga menyadari masalah dan merasa perlu untuk menangani segera, maka harus diberi skor yang tinggi. (Mubarak, 2009)

3. Intervensi KeperawatanRencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan

yang direncanakan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah kesehatan yang telah diidentifikasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan keperawatan keluarga diantaranya.

a. Rencana keperawatan harus didasarkan dari analisis yang menyeluruh.

b. Rencana yang baik harus realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan apa yang diharapkan.

c. Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah instansi kesehatan. Misalnya bila instansi kesehatan pada daerah tersebut tidak memungkinkan pemberian pelayanan cuma-cuma maka perawat harus mempertimbangkan hal tersebut dalam rencana.

d. Rencana keperawatan harus dibuat dengan keluarga, hal ini sesuai prinsip bahwa perawat bekerjasama dengan keluarga.

e. Rencana keperawatan sebaiknya dibuat secara tertulis.Langkah-langkah dalam mengembangkan rencana keperawatan

keluarga.a. Menentukan sasaran atau goal.b. Menentukan tujuan atau objektif.c. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan

dilakukan.d. Menentukan kriteria dan standar kriteria

Page 16: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

Kriteria merupakan tanda atau indikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian tugas. Sedangkan standar menunjukkan tingkat penampilan yang diinginkan untuk membandingkan. (Mubarak, 2009)

Tabel 2.3 Dalam menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan,Menurut Mubarak (2005):

Hal yang difokuskan CaraTindakan keperawatan dengan mensti-mulasi kesadaran dan penerimaan terhadap masalah atau kebutuhan keluarga.

1. Memperluas informasi dan pengeta-huan keluarga.

2. Membantu keluarga untuk menge-tahui dampak dari masalah yang ada.

3. Menghubungkan kebutuhan dengan sasaran yang diharapkan.

4. Menunjang sikap atau emosi yang sehat dalam menghadapi masalah.

Tindakan perawat untuk menolong keluarga agar dapat menentukan keputusan yang tepat.

1. Mendiskusikan konsekuensi yang timbul jika tidak segera dilakukan tindakan.

2. Memperkenalkan kepada keluarga solusi alternatif kemungkinan yang dapat diambil

3. Mendiskusikan dengan keluarga manfaat dari masing-masing alternative.

Tindakan perawat untuk meningkatkan kepercayaan diri keluarga dalam memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit.

1. Mendemonstrasikan tindakan yang diperlukan.

2. Memanfaatkan sarana dan fasilitas yang ada di keluarga.

3. Menghindarkan hal-hal yang dapat mengganggu keberhasilan keluarga dalam menunjuk klien atau mencari pertolongan kepada tim kesehatan yang ada.

Tindakan perawat dalam upaya mening-katkan kemampuan keluarga dalam menciptakan lingkungan yang menunjang kesehahatan keluarga.

1. Membantu mencari cara menghin-dari adanya ancaman kesehatan.

2. Membantu keluarga memperbaiki fasilitan fisik yang sudah ada.

3. Menghindarkan ancaman psikolo-

Page 17: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

gis dalam keluarga dengan mem-perbaiki pola komunikasi keluarga, memperjelas masing-masing anggota, dan lain-lain.

4. Mengembangkan kesanggupan keluarga menemukan kebutuhan psikososial.

4. Implementasi KeperawatanPelaksanaan merupakan bagian dari proses keperawatan keluarga

dimana perawat mendapat kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga dalam mengandalkan perbaikan ke arah perilaku hidup sehat. Adanya kesulitan, kebingungan, serta ketidakmampuan yang dihadapi keluarga harus menjadikan perhatian. Oleh karena itu, diharapkan perawat dapat memberikan kekuatan dan membantu mengembangkan potensi-potensi yang ada, sehingga keluarga mempunyai kepercayaan diri dan mandiri dalam menyelesaikan masalah. (Mubarak, 2009)

5. Evaluasi KeperawatanSesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap

penilaian dilakukan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil, maka perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam sekali kunjungan ke keluarga. Oleh karena itu, kunjungan dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga. Langkah-langkah dalam mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diberikan sebagai berikut :a. Tentukan garis besar masalah yang dihadapi dan bagaimana keluarga

mengatasi masalah tersebut.b. Tentukan bagaimana rumusan tujuan perawatan yang akan dicapai.c. Tentukan kriteria dan standar untuk evaluasi.d. Bandingkan ke arah yang nyata (sesudah perawatan) dengan kriteria

dan standar untuk evaluasi.e. Identifikasi penyebab atau alasan penampilan yang tidak optimal atau

pelaksanaan yang kurang memuaskan.f. Perbaiki tujuan berikutnya. Bila tujuan tidak tercapai. Perlu

ditentukan alasan kemungkinan tujuan tidak realistis, tindakan tidak tepat, atau kemungkinan ada faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi. (Mubarak, 2009)

Page 18: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

C. Konsep Dasar Penyakit1. Definisi

Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit dalam pada umumnya. Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam :a. Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung

yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi. b. Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama dapat

disebabkan oleh ulkus benigna atau malignadari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory (Soeparman, 2001).

2. EtiologiGastritis dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya. Pada sebagian

besar kasus, gastritis erosive menyertai timbulnya keadaan klinis yang berat.keadaan klinis yang sering menimbulkan gastritis erosive misalnya trauma yang luas, operasi besar, gagal ginjal, gagal napas, penyakit hati yang berat, renjatan, luka bakar yang luas, trauma kepala, dan septicemia. Kira-kira, 80-90% pasien yang dirawat diruang intensif menerita gastritis akut erosive ini. Gastritis akut jenis ini sering disebut gastritis akut stress. (Soeparman, 2001).

3. PatofisiologiSeluruh mekanisme yang menimbulkan gastritis erosife karena

keadaan-keadaan klinis yang berat belum diketahui benar. Faktor-faktor yang amat penting adalah ischemia pada mukosa gaster di samping factor popsin, refluks empedu dan cairan pakreas. Aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid merusak mukosa lambung melalui beberapa mekanisme. Obat-obat ini dapat menghambat aktivitas siklooksigenese mukosa. Siklooksigenese merupakan enzim yang penting untuk pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat. Prostaglandin mukosa merupakan salah satu factor defensive mukosa lambung yang amat penting. Selain menghambat prostaglandin mukosa, aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid tertentu dapat merusak mukosa secara topical. (Soeparman, 2001).

Page 19: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

4. Pathway Obat-obatan Stres Alkohol

Gangguan Mobilitas Korteks

gastroistinal Hipotalamus Medula Hipertensi/vasokotriksi

Refluks gaster Sekresi asam Radikal bebas

duodenum lambung biarbonat

naik turun

Anoreksia mual muntah Iritasi mukosa Lambung flow menurun

mikrosirkulas menurun

Nutrisi Volume Nyeri permebalitas naik

kurang cairan Progtaglin

Kurang Cemas

Mukus menurun Bikromat opitel

Proliferasi impermebalitas

Aliran Darah

pH intramukal

Keasaman jaringan

kritis

Erosi/ulserasi

Sumber : Hirlan 2001

Page 20: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

5. Manifestasi Klinis Menurut Baughman, D, C & Hackley, J, C, (2000). Manifestasi

klinis pada pasien dengan gastritis adalah sebagai berikut :a. Dapat terjadi ulserasi superficial dan mengarah pada hemoragi.b. Rasa tak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan,

mual, dan anorexsia. Mungkin terjadi muntah dan cegukan.c. Beberapa pasien menunjukkan asimptomatik.d. Dapat terjadi kolik dan diare jika makan yang mengiritasi tidak

dimuntahkan, tetapi malah mencapai usus.e. Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu makan

mungkin akan hilang selama 1 sampai 3 hari.6. Komplikasi

Menurut Mansjoer (2005), komplikasi yang mungkin terjadi meliputi:a. Perdarahan saluran cerna bagian atas. b. Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi

vitamin. (Mansjoer, 1999)7. Penatalaksanaan

Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berukurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejal menetap, caira perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. (Suzane & Smelzhert, 2001)

8. Diagnosa KeperawatanMenurut Seitawan & Dermawan (2008) diagnosa keperawatan

adalah kumpulan pernyataan, uraian dari hasil wawancara, pengamatan langsung, dan pengukuran dengan menunjukkan status kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi, sampai masalah aktual.

Setelah mengumpulkan data dan menganalisa, maka diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin terjadi pada keluarga dengan masalah gastritis menurut klasifikasi NANDA dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Nyeri akut/kronisb. Kerusakan mobilitas fisik c. Gangguan citra tubuhd. Gangguan pemenuhan nutrisie. Kurang perawatan dirif. Kurang pengetahuan mengenai penyakit.

Page 21: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

9. Intervensi KeperawatanMenurut ANA (1995) intervensi sebagai rencana tindakan perawat

untuk kepentingan klien atau keluarga. Perencanaan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab, selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan standar.

Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan :a. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah dan mempunyai jangka

waktu yang sesuai dengan kondisi klien.b. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan

diobservasi dengan pancaindra perawat yang objektif.c. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang

dimiliki ketergantungan dapat diminimalisasi.10. Implementasi

Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Prinsip yang mendasari implementasi keperawatan keluarga antara lain (Setiawan & Dermawan 2008) :a. Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang dibuat.b. Implementasi dilakukan dengan tetap memperhatikan prioritas

masalah.c. Kekuatan-kekuatan kleuarga berupa finansial, motivasi dan sumber-

sumber pendukung lainnya jangan diabaikan.d. Pedokumentasian implementasi keperawatan keluarga janganlah

terlupakan dengan menyertakan tanda tangan petugas sebagai bentuk tanggung gugat dan tanggung jawab profesi.

11. Evaluasi KeperawatanEvaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan

keluarga. Eveluasi merupakan tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat tercapai sesuai yang ditetapkan dalam tujuan direncanakan keperawatan. Apabila setelah dilakukan evaluasi tujuan tidak tercapai maka ada beberapa kemungkinan yang ditinjau kembali yaitu (Setiawan & Dermawan, 2008) : a. Tujuan tidak realistis.b. Tindakan keperawatan tidak tepatc. Faktor-faktor lingkungan yang tidak bisa diatasi.

Page 22: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

A. PENGKAJIANPengkajian dilakukan pada hari senin tanggal 12 April 2013 jam

10.00 WIB.1. DATA UMUM

Pada pengkajian didapatkan data umum dari keluarga Tn. D dimana Tn. D sebagai kepala keluarga berjenis kelamin laki-laki, berumur 56 th, pekerjaan PNS, pendidikan terakhir S1 dan tinggal di Jalan Debong Tengah RT 02 RW 02 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal.

Ny. S sebagai istri dari Tn. D, jenis kelamin perempuan, berumur 50 th, pendidikan terakhir SLTA, pekerjaan ibu rumah tangga dan Ny. S sedang menderita penyakit gastritis. Sdr. F sebagai anak dari Tn. D dan Ny. S, jenis kelamin laki-laki, berumur 26 th, pendidikan terakhir S1, pekerjaan sebagai Guru. Sdr. T sebagai anak ke 2 dari Tn. D dan Ny. S, jenis kelamin laki-laki, berumur 23 th, pendidikan terakhir Diploma 3, status terkini masih sebagai pelajar. Sdr. I sebagai anak ketiga dari Tn. D dan Ny. S, jenis kelamin laki-laki, pendidikan terakhir Diploma 3, status terkini masih sebagai pelajar.

Genogram:

Keterangan:

: Laki-laki : Laki-laki meninggal

: Tinggal serumah : Menikah

: Perempuan : Klien

: Perempuan meninggal

Page 23: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

1. Tipe KeluargaKeluarga Tn. D termasuk tipe keluarga inti karena terdiri dari Ayah, Ibu, anak dalam 1 rumah.

2. Suku BangsaSeluruh anggota keluarga Tn. D adalah suku bangsa jawa. Bahasa yang digunakan dalam keluarga Tn. D adalah bahasa jawa dan bahasa Indonesia. Dalam masalah kesehatan, keluarga Tn. D lebih sering memeriksakan dan mengontrol kesehatanya pada petugas kesehatan, apabila ada anggota keluarga yang sakit maka Tn. D memeriksakannya ke tempat Pelayanan Kesehatan seperti RS / Puskesmas.

3. AgamaSeluruh anggota keluarga Tn. D menganut agama islam. Tn. D dan Ny. S rutin menjalankan sholat 5 waktu dan mengaji dalam kehidupan sehari-hari. Tn. D mengatakan dalam keluarganya mereka hanya percaya dengan Allah SWT semata.

4. Status Sosial EkonomiTn. D sebagai seorang pensiunan PNS pendapatan yang diterima setiap bulan + Rp 2.500.000,-. Ny. S hanya sebagai ibu rumah tangga. Anak pertama dari Tn. D dan Ny. S ada yang bekerja. Sedangkan Ny. S juga bekerja sebagai ahli Gizi di salah satu rumah sakit. Keluarga Tn. D mempunyai 1 rumah dan 4 motor. Setiap bulan Ny. S mengeluarkan uangnya untuk dibelikan kebutuhan-kebutuhan bulanan seperti kebutuhan pangan, alat mandi, keperluan mencuci dan sebagainya. Jumlah pengeluaran Keluarga Tn. D tiap bulannya untuk kebutuhan sehari-hari + Rp 3.000.000,-.

5. Aktifitas Rekreasi Keluarga.Keluarga Tn. D jarang melakukan rekreasi ke luar kota ataupun tempat-tempat rekreasi. Keluarga Tn. D melakukan rekreasi keluarga 1 minggu sekali , bersama Sdr. A bermain badminton.

2. Riwayat dan tahap Perkembangan Keluarga a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tn. D dan Ny. S mempunyai 3 orang anak. 3 anaknya belum menikah dan masih tinggal bersama dengan Tn. D dan Ny. S. Ketiga anaknya masih menjadi pelajar dan ada juga yang sudah bekerja yaitu Sdr. F. Maka keluarga Tn. D berada pada tahap keluarga dengan anak usia dewasa.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi adalah tahap

perkembangan pada Adaptasi dengan perubahan yg akan terjadi: pernikahan anak-anaknya. Tn. D mengatakan sangat mengkha-watirkan kesehatan istrinya, apalagi jika penyakit istrinya sering

Page 24: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

kambuh. Tn. D juga mengatakan tugasnya untuk menikahkan anak pertamanya belum bisa tercapai, kendalanya karena anaknya belum siap untuk menikah.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga IntiTn. D mempunyai riwayat penyakit Tekanan darah tinggi.

Tn. D belum pernah dirawat di Rumah Sakit. Jika sedang sakit Tn. D hanya memeriksakannya ke puskesmas. Ny. S mempunyai riwayat gastritis. Ny. S pernah dirawat di RSUD Kardinah Tegal.

Sdr. F tidak mempunyai riwayat penyakit yang serius atau kronik. Sdr. F hanya mengalami sakit batuk pilek. Sdr. F belum pernah dirawat di Rumah Sakit. Jika sedang sakit Sdr. F hanya beli obat di warung terdekat.

Sdr. T juga tidak mempunyai riwayat penyakit yang serius atau kronik. Sdr. T hanya mengalami sakit batuk pilek. Sdr. T belum pernah dirawat di Rumah Sakit. Jika sedang sakit Sdr. T hanya beli obat di warung terdekat.

Sdr. A juga tidak mempunyai riwayat penyakit yang serius atau kronik. Sdr. A hanya mengalami sakit batuk pilek. Sdr. A belum pernah dirawat di Rumah Sakit. Jika sedang sakit Sdr. A hanya beli obat di warung terdekat.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga SebelumnyaDari keluarga Tn. D dan Ny. S tidak ada anggota keluarga

yang memiliki penyakit keturunan dan menular.3. Data Lingkungan

a. Karakteristik RumahLuas rumah Tn. D sekitar + 200 m, jenis bangunan rumah

Tn. D permanen, beratap genteng, ada 3 kamar tidur, ada 4 ruangan, 2 kamar mandi, terdapat sumur dan wc, untuk pembuangan limbah air melalui got. Terdapat ventilasi yang cukup, pembuangan sampah dengan cara dibuang di TPA, sumber air minum menggunakan air ledeng, jarak septic tank dengan sumber air kira-kira lebih dari 100 m.

Page 25: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

DENAH RUMAH

U

KET:

= Pintu

b. Karakteristik Tetangga dan KomunitasnyaKeluarga Tn. D tinggal di lingkungan yang padat penduduk

dan jaraknya dekat. Tn. D dan Ny. S aktif mengikuti pengajian.c. Mobilitas Geografi Keluarga

Keluarga Tn. D tinggal di rumah milik sendiri dan belum pernah pindah rumah. Saudara-saudara dari keluarga Tn. D maupun Ny. D tinggal tidak jauh dari rumah Tn. D. Saudara-saudara Tn. D dan Ny. S tinggal di kelurahan yang sama dengan Tn. D.

d. Perkumpulan keluarga dan Interaksi dengan masyarakatKeluarga Tn. D tidak pernah mengadakan perkumpulan

keluarga seperti arisan. Anggota keluarga Tn. D biasa berkumpul pada hari raya / besar.

e. Sistem Pendukung KeluargaKeluarga Tn. D berjumlah 5 orang, 4 orang sehat dan 1

orang sakit tapi tidak terlalu parah, cuma sering kambuh. Keluarga Tn. D tidak mempunyai fasilitas kesehatan seperti P3K di rumah. Tetapi Keluarga Tn. D mempunyai asuransi kesehatan.

Ruang makan dan keluarga

Dapur 1

Gudang

Teras

Kamar 2

Kamar 3

Kamar 1Ruang tamu

MCK MCK

Page 26: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

4. Struktur Keluargaa. Struktur Peran

1) Peran formalTn. D berperan sebagai suami / ayah / KK. Bertugas

mencari nafkah, sebagai pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman. Sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

Ny. D berperan sebagai istri sekaligus bekerja dan ibu bagi anak-anaknya berperan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

Sdr. F berperan sebagai anak, bertugas melaksanakan peran sebagai anak. Sdr. F sudah bekerja dan sambil duduk di bangku kuliah.

Sdr. T berperan sebagai anak, bertugas melaksanakan peran sebagai anak. Sdr. T belum bekerja dan masih duduk di bangku kuliah.

Sdr. A berperan sebagai anak, bertugas melaksanakan peran sebagai anak. Sdr. T belum bekerja dan masih duduk di bangku kuliah.

2) Peran Informal Didalam Anggota keluarga Tn. D yang menjadi

pengambil keputusan jika ada masalah adalah Tn. D sendiri dan yang memberikan sanksi kepada anggota keluarga yang melanggar aturan juga Tn. D sendiri. Setiap anggota keluarga berperan sebagai pendorong jika ada salah satu anggota keluarga yang bermasalah, sebagai sahabat bagi semua anggota keluarga dan sebagai penghibur apabila ada anggota keluarga yang sedang bersedih.

b. Nilai atau Norma KeluargaDalam keluarga Tn. D sikap saling menghormati,

menyayangi dan menghargai selalu dijalankan. Keluarga Tn. D tidak percaya terhadap dukun, kalau ada anggota keluarga yang sakit segera dibawa ke Puskesmas / RS.

c. Pola Komunikasi KeluargaDalam keluarga Tn. D untuk berkomunikasi menggunakan

bahasa Jawa dan bahasa Indonesia antara satu dengan yang lain baik dalam keluarga maupun masyarakat. Pengambil keputusan utama dalam keluarga Tn. D adalah Tn. D sendiri.

Page 27: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

d. Struktur Kekuatan KeluargaDalam pemecahan masalah, keluarga Tn. D mengambil

keputusan dengan musyawarah mufakat.5. Fungsi Keluarga

a. Fungsi Ekonomi. Tn. D sudah pensiun. Pendapatan pensiunan yang diterima

setiap bulan + Rp 2.500.000,-. Ny. S sebagai ibu rumah tangga sekaligus bekerja dengan pendapatan yang diterima setiap bula ± 1.500.000,-. Ketiga anak dari Tn. D dan Ny. S ada yang sudah bekerja yaitu Sdr. F dan sambil duduk di bangku kuliah sarjana. Sedangkan Sdr. T dan Sdr. A juga masih duduk di bangku kuliah Diploma. Keluarga Tn. D mempunyai 1 rumah dan 4 motor. Setiap bulan Ny. S mengeluarkan uangnya untuk dibelikan kebutuhan-kebutuhan bulanan seperti kebutuhan pangan, alat mandi, keperluan mencuci dan sebagainya. Jumlah pengeluaran Keluarga Tn. D tiap bulannya untuk kebutuhan sehari-hari + Rp 3.000.000,-.

b. Fungsi mendapatkan status Sosial Keluarga Tn. D sudah diakui di warga desanya. Warga

menerima dengan baik kehadiran keluarga Tn. D.c. Fungsi Pendidikan

Pendidikan terakhir Tn. D adalah S1 sedangkan pendidikan terakhir Ny. S adalah SLTA. Pendidikan terakhir Sdr. F adalah STM dan Sdr. T dan Sdr. A adalah SMA. Bagi keluarga Tn. D pendidikan itu sangatlah penting buat masa depan anak-anaknya kelak.

d. Fungsi SosialisasiHubungan dalam keluarga Tn. D cukup harmonis, interaksi

dengan anggota keluarga berjalan dengan baik. Dalam masyarakat pun keluarga Tn.D berinteraksi dengan baik. Dalam keluarga Tn.D diajarkan untuk displin keluarga Tn.D juga mengikuti nilai, norma dan budaya yang berlaku di masyarakat. Keluarga Tn.D juga berperilaku baik dalam masyarakat.

e. Tugas keluarga di Bidang Kesehatan1) Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan

Keluarga Tn. D mengatakan tidak mengetahui secara jelas tentang penyakit gastritis (maagh) yang diderita Ny.D. Keluarga Tn.D tidak mengetahui apa definisi, penyebab, penatalaksanaan dan pencegahan dari penyakit gastritis. Tn.D mengatakan hanya tahu penyakit gastritis (maagh) adalah penyakit yang mengenai lambung. Apabila Ny. S telat makan dan makan makanan yang pedas penyakit gatritis akan kambuh.

Page 28: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

Pengetahuan keluarga Tn. D mengenal penyakit gastritis memang terbatas, ditandai dengan ketika pengkajian keluarga terlihat bingung.

2) Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat.

Keluarga Tn.D kurang mengerti tentang apa yang harus dilakukan bila ada anggota yang sakit, ditandai dengan apabila ada anggota keluarga yang sakit hanya membeli obat di warung dan mengkonsumsi jamu dan menyarankan untuk istirahat yang cukup. Bila tidak kunjung sembuh baru berobat ke puskesmas.

3) Kemampuan keluarga merawat anggota yang sakit.Ny. S mengatakan saat ini perutnya terasa nyeri. Nyeri

timbul jika Ny. S sedang beraktivitas, nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk, nyeri di abdomen bagian ulu hati, nyeri dengan skala 5 dan nyeri biasanya timbul selama 3 jam. Ny. S hanya mengolesi perutnya dengan minyak kayu putih dan memijat di area perutnya yang terasa nyeri sampai terasa baikan, bila dengan hal ini sakitnya tidak hilang maka Ny. S baru membeli obat di warung (Promagh).

Tn.D mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit hanya membeli obat di warung dan menyarankan untuk istirahat yang cukup. Bila tidak kunjung sembuh baru berobat ke Puskesmas.

4) Kemampuan keluarga menggunakan pelayanan kesehatanKeluarga mengatakan dengan jelas tentang segala

fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada di sekitar kelurahannya seperti Puskesmas dan Posyandu.

Keluarga memahami dan mengerti keuntungan-keuntungan yang diperoleh jika mereka memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan optimal, tetapi Ny. S agak malas untuk berobat namun bila penyakitnya tidak sembuh baru Ny. S memanfaatkan pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas.

5) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat

Keluarga Tn.D mengetahui keuntungan / kerugian dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar rumah sehingga rumah terlihat bersih, baik pagi dan sore selalu dibersihkan.

e. Fungsi Religius Keluarga Tn. D rutin menjalankan shalat 5 waktu dan

mengaji. Keluarga Tn. D juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan pengajian yang ada di lingkungan kelurahannya.

Page 29: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

f. Fungsi RekreasiKeluarga Tn. D biasanya melakukan rekreasi keluar kota

ataupun tempat-tempat rekreasi 1 minggu sekali. Keluarga Tn. D juga sangat senang dengan acara rekreasi karenanya membuat pikiran lebih tenang dan santai. Bersama Sdr. A, Tn. D juga mengikuti latihan bulutangkis yang di adakan setia hari minggu dan sabtu.

g. Fungsi Reproduksi Keluarga Tn. D mempunyai 3 anak yang usianya sudah

dewasa semua dan belum ada yang menikah. Setelah kelahiran anaknya yang terakhir, Ny. S menggunakan KB steril.

h. Fungsi AfeksiDalam keluarga Tn.D sikap saling menghormati,

menyayangi, dan menghargai selalu dijalankan. Jadi dalam keluarga Tn. D tercipta rasa salig memiliki dan dimiliki. Dalam keluarga Tn. D saling memberi dukungan antara satu sama lain. Sehingga kehangatan tercipta dalam keluarga Tn. D.

6. Stress dan koping Keluargaa. Stressor jangka pendek dan panjang

Stressor jangka pendek keluarga Tn. D adalah kondisi Ny. S ketika penyakitnya kambuh lagi sewaktu-waktu. Sedangkan stressor jangka panjang dalam keluarga Tn. D adalah menikahkan kedua anaknya ketika anak-anaknya sudah merasa siap.

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor.Kemampuan keluarga Tn. D dalam berespon terhadap

stres keluarga berusaha menyelesaikan masalah dengan musyawarah.

c. Strategi koping yang digunakan Keluarga Tn. D memecahkan masalah dengan

musyawarah untuk mufakat.

Page 30: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

7. Pemeriksaan FisikTabel 3.1 Pemeriksaan fisik tiap anggota keluarga Tn. D

Jenis Pemeriksaan

Tn. D (KK) Ny. S An. F An. T An. A

TTV TD : 140/100 mmHgRR : 22x/mntN : 86x/mntS : 36,50C

TD : 90/60 mmHgRR : 22x/mntN : 80x/mntS : 380C

TD : 120/80 mmHgRR : 24x/mntN : 82x/mntS : 36,5 C

TD : 120/70 mmHgRR : 22x/mntN : 80x/mntS : 36 C

TD : 130/80 mmHgRR : 22x/mntN : 80x/mntS : 36,5 C

Kepala Rambut agak botak & tidak ada benjolan

Rambut beruban, gelombang, bersih tidak ada benjolan

Rambut hitam, pendek tidak ada benjolan & bersih

Rambut hitam, gimbal, bersih tidak ada benjolan

Rambut hitam, pen-dek, berminyak dan tidak ada benjolan

Mata Kedua mata simetris konjungtiva, tidak anemis, reflek, pupil +, penglihatan baik

Kedua mata simetris, konjungtiva, tidak anemis, reflek, pupil +, penglihatan baik

Kedua mata simetris, konjungtiva, tidak anemis, reflek, pupil +, penglihatan baik

Kedua mata simetris, konjungtiva, tidak anemis, reflek, pupil +, penglihatan baik

Kedua mata simetris, konjungtiva, tidak anemis, reflek, pupil +, penglihatan baik

Hidung Simetris, agak man-cung, tidak ada polip, penciuman baik

Simetris, agak pesek, tidak ada polip, pen-ciuman baik

Simetris, mancung tidak ada polip, penciuman baik

Simetris, mancung tidak ada polip, penciuman baik

Simetris, agak man-cung, tidak ada polip, penciuman baik

Mulut Tidak ada kerias gigi, tidak ada nyeri tekan, lidah bersih, tidak ada pembesa-ran tonsil

Tidak ada kerias gigi, lidah kering & pucat, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran tonsil

Tidak ada kerias gigi, lidah bersih, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran tonsil

Tidak ada kerias gigi, lidah bersih, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran tonsil

Tidak ada kerias gigi, lidah bersih, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran tonsil

Telinga Bersih, simetris, pendengaran kurang

Bersih, simetris, pendengaran baik

Bersih, simetris, pendengaran baik

Bersih, simetris, pendengaran baik

Bersih, simetris, pendengaran baik

Jantung I : bentuk dada simetrisP : ictuscordis terabaP : pekakA : tidak ada bunyi

I : bentuk dada simetrisP : ictuscordis terabaP : pekakA : tidak ada bunyi

I : bentuk dada simetrisP : ictuscordis terabaP : pekakA : tidak ada bunyi tamba-

I : bentuk dada simetrisP : ictuscordis terabaP : pekakA : tidak ada bunyi

I : bentuk dada simetrisP : ictuscordis terabaP : pekakA : tidak ada bunyi tamba-

Page 31: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

tamba-han tamba-han han tamba-han hanAbdomen I : tidak ada pem-

besaran heparA : bising usus

18x/menitP : timpaniP : tidak ada nyeri

tekan

I : tidak ada pem-besaran hepar

A : bising usus 16x/menit

P : timpaniP : nyeri tekan pada

bagian gastriam

I : tidak ada pem-besaran hepar

A : bising usus 20x/menitP : timpaniP : tidak ada nyeri tekan

I : tidak ada pem-besaran hepar

A : bising usus 18x/menit

P : timpaniP : tidak ada nyeri tekan

I : tidak ada pem-besaran hepar

A : bising usus 16x/menitP : timpaniP : tidak ada nyeri tekan

Ekstermitas Ekstermitas atas dan extremitas bawah normal, gerak aktif, tidak ada luka maupun jejas.

Ekstermitas atas dan extremitas bawah normal, gerak aktif namun sedikit lemas, tidak ada luka maupun cidera.

Ekstermitas atas bawah normal, gerak aktif,

Ekstermitas atas bawah normal, gerak aktif

Ekstermits atas bawah normal, gerak aktif

Page 32: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

8. Harapan KeluargaKeluarga Tn. D berharap seluruh anggota keluarganya sehat dan berharap

semoga dengan adanya kunjungan rumah, keluarga Tn. D mengerti akan pentingnya kesehatan dan perawatannya serta mengetahui kondisi kesehatan fisik secara langsung tanpa harus ke Puskesmas.

B. Analisa DataTabel 3.2 Analisa data

No Data Etiologi Masalah1 Ds :

- Keluaraga Tn D mengatakan tidak mengetahui secara jelas tentang penyakit gastritis yang diderita Ny. S.

- Keluarga Tn D mengatakan tidak mengetahui apa definisi, penye-bab, penatalaksanaan, pencegahan dari penyakit gastritis.

- Ny S. mengatakan saat berak-tifitas perutnya terasa nyeri, nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk,dengan skala 5 rasa nyeri dirasakan dibagian perut atas bagian tengah, biasanya nyeri 20 menit.

Do:- Wajah Ny. S tampak meringis

kesakitanP : Nyeri jika beraktifitas Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk R : Di abdomen atas bagian tengah S : Skala 5T : lamanya 20 menit

Ketidakmampuan kelu-arga merawat anggota keluarga yang sakit

Nyeri akut

2 Ds :- Ny S mengatakan sering sekali

telat makan, karena Ny S sibuk dengan kegiatannya.

- Ny S mengatakan ketika penya-kitnya kambuh, Ny S hanya mengolesi perutnya dengan minyak kayu putih dan memijat di area perutnya yang terasa nyeri

Ketidak mampuan kelu-arga mengenal penyakit gastritis

Resiko kekambuhan penyakit gastritis (magh).

Page 33: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

sampai baikan bila dengan hal ini sakitnya tidak hilang maka Ny S baru membeli obat di warung (promagh).

- Tn D mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit hanya membeli obat diwarung dan mengkonsumsi jamu dan menyarankan untuk istirahat yang cukup. Bila tidak kunjung sembuh baru berobat ke Dokter.

Do:- Pengetahuan keluarga mengenal

penyakit gastritis terbatas, keluarga sedikit mengerti hal-hal yang dapat menyebabkan kekambuhan dan caranya untuk mencegah kekambuhan ditandai dengan ketika pengkajian kelu-arga tampak bingung.

Ny S saat ini tidak mempu-nyai obat maag.

C. Diagnosa Keperawatan1. Nyeri akut b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.2. Resiko kekambuhan penyakit gastritis b.d ketidakmampuan keluarga mengenal

penyakit gastritis.

Skoring Prioritas MasalahTabel 3.3 Hasil skoring prioritas masalah kesehatan keluarga Tn. D

Diagnosa Kriteria Skala Bobot Skoring PembenaranNyeri akut b.d ketidak mampuan keluarga merawat anngota keluarga yang sakit

1. Sifat masalah Tidak atau kurang

sehat Ancaman Krisis

321

1 3/3 x 1 = 1

Keluarga Tn. D kurang mengetahui bagaimana cara penanganan bila nyeri perut Ny. S kambuh

2. Kemungkinan masalah dapat diubah Mudah Sebagian

21

2 ½ x 2 = 1 Ny. S menggunakan minyak kayu putih saat nyeri perutnya kambuh

Page 34: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

Tidak dapat 03. Potensial dapat dicegah

Tinggi Cukup Rendah

321

1 3/3 x 1 = 1

Nyeri pada Ny. S dapat dicegah dengan ketepatan dalam makan, kesa-daran Ny. S

4. Menonjolnya masalah Masalah berat harus

cepat ditangani Masalah ada tapi tidak

perlu segera ditangani Masalah tidak dirasakan

2

1

0

1 ½ x 1 = ½

Keluarga mengang-gap penyakit gastri-tis ini seperti biasa tidak meng-anggu kegiatan sehari-hari

Total Skor 3 ½Tabel 3.4 Hasil skoring prioritas masalah kesehatan keluarga Tn. D

Diagnosa Kriteria Skala Bobot Skoring PembenaranKetidakefektifan pemeli-haraan kese-hatan b.d ketidakmampuan keluarga mengenal penyakit gastritis

1. Sifat masalah : Tidak/kurang sehat Ancaman Krisis

321

1 2/3 x 1 = 2/3

Keluarga Tn. D kurang mengetahui atau mengenal tentang penyakit gastritis yang diderita oleh Ny. S

2. Kemungkinan masalah dapat diubah Mudah Sebagian Tidak dapat

210

2 ½ x 2 = 1 Kekambuhan penyakit gastritis Ny. S dapat dicegah dengan ketepatan dalam makan. Ny. S dalam menjaga pola makan.

3. Potensi masalah untuk dicegah Tinggi Cukup Rendah

321

1 2/3 x 1 = 2/3

Keluarga Tn. D berusaha mengobati penyakit Ny. S

4. Menonjolnya masalah Masalah berat harus

cepat ditangani Masalah ada tetapi

tidak perlu segera ditangani

2

1

1 ½ x 1 = ½ Apabila masalah tidak segara ditangani dapat berakibat fatal pada Ny. S

Page 35: AsKep Keluarga Gastritis Tho'Is0neto

Masalah tidak dirasakan

0

Total Skor 2 5/6

Prioritas Diagnosa Keperawatan1. Nyeri akut b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.2. Resiko kekambuhan penyakit gastritis b.d ketidakmampuan keluarga mengenal penyakit

gastritis.