askep gastritis fefe

38
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gastritis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok kondisi dengan satu hal yaitu radang selaput perut . Peradangan ini (gastritis) sering kali adalah hasil dari infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang menyebabkan radang perut yang paling sering ditemukan. Di negara berkembang prevalensi infeksi Helicobacter Pylori pada orang dewasa mendekati angka 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensinya lebih tinggi lagi. Di Indonesia, prevalensi kuman ini menggunakan urea breath test. Penelitian serologis yang dilakukan secara cross sectional bertambahnya prevelansi penyakit ini sesuai dengan pertambahan usia. Penyebab penyakit ini adalah gram negative, basil yang berbentuk kurva dan batang. Namun, banyak faktor lain seperti cedera traumatis, penggunaan obat penghilang rasa sakit tertentu atau minum alkohol terlalu banyak juga dapat berkontribusi untuk terjadinya gastritis.Gastritis dapat terjadi secara mendadak (gastritis akut) atau bisa terjadi perlahan-lahan dari waktu ke waktu (gastritis kronis). Dalam beberapa kasus, gastritis dapat 1

Upload: muhammad-yogi

Post on 31-Dec-2015

70 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

askep thalasemia

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Gastritis Fefe

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gastritis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan

sekelompok kondisi dengan satu hal yaitu radang selaput perut . Peradangan

ini (gastritis) sering kali adalah hasil dari infeksi bakteri Helicobacter Pylori

yang menyebabkan radang perut yang paling sering ditemukan. Di negara

berkembang prevalensi infeksi Helicobacter Pylori pada orang dewasa

mendekati angka 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensinya lebih tinggi

lagi. Di Indonesia, prevalensi kuman ini menggunakan urea breath test.

Penelitian serologis yang dilakukan secara cross sectional bertambahnya

prevelansi penyakit ini sesuai dengan pertambahan usia. Penyebab penyakit

ini adalah gram negative, basil yang berbentuk kurva dan batang. Namun,

banyak faktor lain seperti cedera traumatis, penggunaan obat penghilang rasa

sakit tertentu atau minum alkohol terlalu banyak juga dapat berkontribusi

untuk terjadinya gastritis.Gastritis dapat terjadi secara mendadak (gastritis

akut) atau bisa terjadi perlahan-lahan dari waktu ke waktu (gastritis kronis).

Dalam beberapa kasus, gastritis dapat menyebabkan bisul ( ulkus )pada

lambung dan peningkatan risiko kanker perut. Bagi kebanyakan orang,

gastritis tidaklah serius dan dapat dengan cepat mereda bahkan sembuh

dengan pengobatan. Maka kelompok sebagai tim kesehatan khususnya

perawat mengangkat masalah perawatan penyakit gastritis. Berdasarkan uraian

diatas kelompok akan memaparkan asuhan keperawatan pada klien dengan

gastritis sebagai judul makalah ini.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melaksanakan konsep dan asuhan keperawatan pada

Gastritis .

1

Page 2: Askep Gastritis Fefe

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan

penyakit gastritis

2. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa pada pasien dengan

penyakit gastritis

3. Mahasiswa mampu melakukan intervensi pada pasien dengan penyakit

gastritis

4. Mahasiswa mampu melakukan implementasi pada pasien dengan

penyakit gastritis

5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan penyakit

gastritis

6. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian pada pasien dengan

penyakit gastritis

2

Page 3: Askep Gastritis Fefe

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa

yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti

inflamasi/peradangan.

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selecta

Kedokteran, Edisi Ketiga hal 492).

Gastritis adalah segala radang mukosa lambung ( Buku Ajar

Keperawatan Medikal  Bedah ,Edisi  Kedelapan  hal 1062).

Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan

mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local

(Patofisiologi, Sylvia A Price hal 422).

Berdasarkan berbagai pendapat tokoh diatas, gastritis dapat juga

diartikan sebagai suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan

submukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan

adanya infiltrasi sel-sel radang pada  daerah tersebut. Gastritis bukan

merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang

kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung.

3

Page 4: Askep Gastritis Fefe

2.2 Anatomi Fisiologi

Gambar 2.1 .....

Lambung atau gaster merupakan bagian dari saluran yang dapat

mengembang paling banyak, terutama di daerah epigaster

(Drs.H.syaifuddin, hal : 171).

Lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan denngan

esofagus melalui orifisium pilorik, terletak di bawah diafragma di depan

pankreas dan limpha, menempel d sebelah kiri fundus uteri.

Bagian lambung terdiri dari :

1. Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol ke atas, terletak sebelah kiri

osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas

2. Corpus ventrikuli setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian

bawah kurvatura minor.

3. Antrum pilorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot

yang tebal membentuk sfingter pilorus.

4. Kurvatura minor, terdapat di sebelah kanan lambung, terbentang dari

osteum kardiak sampai ke pilorus.

4

Page 5: Askep Gastritis Fefe

5. Kurvatura mayor, lebih panjang daripada kurvatura minor , terbentang

dari sisi kiri osteum kardiak melalu fundus ventrikuli menuju ke kanan

sampai ke pilorus inferior. ligamentum gastrolianalis terbentang dari

bagian atas kurvatura mayor sampai ke limpha.

6. Osteum kardiak merupakan tempat esofagus bagian abdomen masuk

ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pylorik.

Susunan lapisan dari dalam ke luar, terdiri dari :

1. Lapisan selaput lendir, apabila lambung ini di kosongkan, lapisan ini

akan berlipat-lipat yang disebut Rugae.

2. Lapisan otot melingkar(musculus aurikularis).

3. Lapisan otot miring(muskulus obliqus).

4. Lapisan otot panjang(muskulus longitudinal).

5. Lapisan jaringan ikat / serosa (peritoneum)

Fungsi lambung :

1. Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan

oleh peristaltik lambung dan getah lambung.

2. Getah cerna lambung dihasilkan

a. Pepsin, berfungsi memecah fingsi telur menjadi asam amino

(albumin dan pepton).

b. Asam garam (HCl) fungsinya mengasamkan makanan, sebagai

antiseptik dan desinfektan,dan membuat suasana asam pada

pepsinogen sehingga menjadi pepsin.

c. Renin fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan

membentuk kasien dari kasinogen (kasinogen dan protein susu).

d. Lapisan lambung jumlahnya sedikit memecah lemah menjadi asam

lemak yang merangsang sekresi getah lambung.

5

Page 6: Askep Gastritis Fefe

2.3 Klasifikasi Gastritis

Gastritis dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Gastritis Akut

Astritis akut adalah suatu peradangan permukaan lambung yang akut

dengan kerusakan-kerusakan erosive. erosif maksudnya kerusakan

yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis. Sering

disebut juga tukak beban/tukak stress sebagai reaksi pada permukaan

mukosa lambung akibat iritasi (alkohol, aspirin,NSAID,lisol,reflux

empedu, cairan pancreas).

Jenis gastritis akut :

Gastritis Eksogen akut

Dibagi menjadi : gastritis eksogen dan gastritis akut korosif bersifat

korosif karena obat dan bahan kimia.

Gastritis endogen akut

Dibagi menjadi : gastritis infeksiosa akut (disebabkan karena

toksin/bakteri dalam darah dan masuk ke jantung dan gastritis

flegmans akut (proses inflamasi bersifat purulen di dinding

lambung).

2. Gastritis kronis

Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa

lambung yang berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus

lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri helicobacter pylori

(Brunner dan 2 Suddart, 2000, hal :188).

Gastritis kronik dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe

B. Dikatakan gastritis kronik tipe A jika mampu menghasilkan imun

sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan

penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi

produksi antibodi. Anemia pernisiosa berkembang pada proses ini.

6

Page 7: Askep Gastritis Fefe

Gastritis kronik tipe B lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi

helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.

2.4 Etiologi

1) Gastritis Akut

Obat analgetik antiinflamasi terutama aspirin

Bahan kimia misalnya lysol

Merokok

Alkohol

Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,

pembedahan, gagal pernapasan, gagal ginjal, kerusakan susunan

saraf pusat

Refluks usus lambung

Endotoksin

Makan terlalu banyak

Makan terlalu cepat

Makan makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung

mikrooganisme, dan terapi radiasi.

2) Gastritis kronis

H.pylory

Helicobacter heilmannnii, Mycobacteriosis, dan Syphilis

Infeksi parasit

Infeksi virus

Gastropati

2.5 Manifestasi Klinis

Pada gastritis akut :

a) Ketidaknyamanan

b) Sakit kepala

c) Malas

d) Mual

7

Page 8: Askep Gastritis Fefe

e) Anoreksia, sering disertai dengan muntah dan cegukan.

Pada gastritis kronik :

a) Anoreksia

b) Nyeri ulu hati setelah makan

c) Kembung

d) Rasa asam di mulut

e) Mual dan Muntah

2.6 Patofisiologi

1. Gastritis Akut

Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia

misalnya obat-obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun

asam. Pada para yang mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf

simpatis NV (Nervus Vagus) yang akan meningkatkan produksi asam

klorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam

lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat

kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel

kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi

produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi

mukosa lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung

karena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel

mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi

HCl (terutama daerah fundus) dan pembuluh darah. Vasodilatasi

mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia

juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh

karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung

akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan).

8

Page 9: Askep Gastritis Fefe

Eksfeliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada sel

mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbulnya

perdarahan. Perdarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita,

namun dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga

erosi menghilang dalam menghilang 24-48 jam setelah pendarahan.

2. Gastritis Kronis

Helicobacter Pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini

menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi

sel dan muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu : destruksi

kelenjar dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme

pertahanan tubuh terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa

gaster, misalnya dengan sel desquamosa yang lebih kuat. Karena sel

desquamosa lebih kuat maka elastisitasnya juga berkurang. Pada saat

mencerna makanan, lambung melakukan gerakan peristaltik tetapi

karena sel penggantinya tidak elastis maka akan timbul kekakuan yang

pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini juga

menyebabkan hilangnya sel mukosa pada lapisan lambung, sehingga

akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan mukosa.

Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan perdarahan. (Price,

Sylvia dan Wilson,Lorraine, 1999 : 162)

9

Page 10: Askep Gastritis Fefe

2.7 Patoflow

10

Page 11: Askep Gastritis Fefe

11

Page 12: Askep Gastritis Fefe

2.8 Komplikasi

Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan

saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir

dengan syock hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang

terjadi perforasi.

Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan

vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia

pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum

pylorus.

2.9 Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan darah

Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam

darah. Hasil tes yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak

dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak

menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga

dilakukan untuk memeriksa anemia yang terjadi akibat perdarahan

lambung karena gastritis.

b. Uji napas urea

Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh

urease H. Pylori dalam lambung menjadi amoniak dan karbondioksida

(CO2). CO2 cepat diabsorbsi melalui dinding lambung dan dapat

terdeteksi dalam udara ekspirasi.

c. Pemeriksaan feces

Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam feses atau

tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi.

Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini

menunjukkan adanya pendarahan dalam lambung.

12

Page 13: Askep Gastritis Fefe

d. Endoskopi saluran cerna bagian atas

Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna

bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan

dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel(endoskop)

melalui mulut dan masuk ke dalam esofagus, lambung dan bagian atas

usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dianestesi sebelum

endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman

menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat

mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel(biopsy) dari

jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium

untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30

menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini

selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang

kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resioko akibat tes ini.

Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada

tenggorokan akibat menelan endoskop.

e. Rontgen saluran cerna bagian atas

Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit

pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium

terlebih dahulu sebelum dirontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna

dan akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen.

f. Analisis Lambung

Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik penting

untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung

nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi

lambung puasa untuk dianalisis. Analisis basal mengukur BAO( basal

acid output) tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat untuk menegakkan

diagnosis sindrom Zolinger- Elison(suatu tumor pankreas yang

13

Page 14: Askep Gastritis Fefe

menyekresi gastrin dalam jumlah besar yang selanjutnya akan

menyebabkan asiditas nyata).

g. Analisis stimulasi

Dapat dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam maksimal (MAO,

maximum acid output) setelah pemberian obat yang merangsang sekresi

asam seperti histamin atau pentagastrin. Tes ini untuk mengetahui

teradinya aklorhidria atau tidak.

h. Psikososial

Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara

mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang

dilakukan terhadap dirinya, kecemasan terhadap penyakit.

2.10 Penatalaksanaan

1. Medik

a) Gastritis Akut

Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2).

Inhibitor pompa proton, ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan

alkus lambung yang lain). Fungsi obat tersebut untuk mengatur

sekresi asam lambung.

b) Gastritis Kronik

Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid,

antagonis H2 atau inhibitor pompa proton.

2. Keperawatan

a) Gastritis Akut

Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk

menghindari alcohol sampai gejala berkurang. Bila pasien

mampu makan melalui mulut, anjurkan diet mengandung gizi.

Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral.

Bila pendarahan terjadi maka penatalaksanaannya adalah serupa

14

Page 15: Askep Gastritis Fefe

dengan prosedur yang dilakukan hemoragi saluran

gastrointestinal. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna

makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari

pengenceran dan penetralisasi agen penyebab

b) Gastritis kronik

Diatasi dengan memodifikasi diet pasien meningkatkan istirahat

mengurangi stress, dan memulai farmakoterapi.

15

Page 16: Askep Gastritis Fefe

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

3.1.1 Anamnesa meliputi :

1. Identitas Pasien:

a) Nama

b) Usia

c) Jenis kelamin : tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin

d) Jenis pekerjaan : tidak dipengaruhi jenis pekerjaan

e) Alamat

f) Suku/bangsa

g) agama

h) Tingkat pendidikan : bagi orang yang tingkat pendidikan

rendah/minim mendapatkan pengetahuan tentang gastritis, maka

akan menganggap remeh penyakit ini, bahkan hanya menganggap

gastritis sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan

yang dapat menimbulkan serta memperparah penyakit ini.

i) Riwayat sakit dan kesehatan

Keluhan utama

Riwayat penyakit saat ini

Riwayat penyakit dahulu

3.1.2 Observasi dan Pemeriksaan fisik

a. Keadaan avrium baik

b. vital sign

- suhu

- temperature

- nadi

- tekanan darah

16

Page 17: Askep Gastritis Fefe

c. Pola aktifitas sehari – hari

1. Aktivitas / Istirahat

Gejala : kelemahan, kelelahan

Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap

aktivitas)

2.    Sirkulasi

Gejala :- hipotensi (termasuk postural

- takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia)

- kelemahan / nadi perifer lemah

- pengisian kapiler lambar / perlahan (vasokonstriksi)

- warna kulit : pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan

darah)

- kelemahan kulit / membran mukosa = berkeringat (menunjukkan

status syok, nyeri akut, respons psikologik)

3. Integritas ego

Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja),

perasaan tak berdaya.

Tanda : tanda ansietas, misal : gelisah, pucat, berkeringat, perhatian

menyempit, gemetar, suara gemetar.

4. Eliminasi

Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena

perdarahan gastro interitis (GI) atau masalah yang berhubungan

dengan GI, misal: luka peptik / gaster, gastritis, bedah gaster,

iradiasi area gaster. Perubahan pola defekasi / karakteristik feses.

Tanda : nyeri tekan abdomen, distensi Bunyi usus : sering

hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah perdarahan.

Karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau

kadang-kadang merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea).

Konstipasi dapat terjadi (perubahan diet, penggunaan antasida).

Haluaran urine : menurun, pekat.

17

Page 18: Askep Gastritis Fefe

5.    Makanan / Cairan

Gejala : Anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang

diduga obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka

duodenal).

Masalah menelan : cegukan

Nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual / muntah

Tanda : muntah : warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau

tanpa bekuan darah.

Membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit

buruk (perdarahan kronis)

6. Neurosensi

Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar,

kelemahan.

Status mental : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari

agak cenderung tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan dan

koma (tergantung pada volume sirkulasi / oksigenasi).

7. Nyeri / Kenyamanan

Gejala : nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar,

perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa

ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah makan banyak dan

hilang dengan makan (gastritis akut). Nyeri epigastrum kiri sampai

tengah / atau menyebar ke punggung terjadi 1-2 jam setelah makan

dan hilang dengan antasida (ulus gaster). Nyeri epigastrum kiri

sampai / atau menyebar ke punggung terjadi kurang lebih 4 jam

setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan makanan

atau antasida (ulkus duodenal). Tak ada nyeri (varises esofegeal

atau gastritis).

Faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-

obatan tertentu (salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor

psikologis.

18

Page 19: Askep Gastritis Fefe

Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat,

berkeringat, perhatian menyempit.

8. Keamanan

Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA

Tanda : peningkatan suhu, Spider angioma, eritema palmar

(menunjukkan sirosis / hipertensi portal)

9. Penyuluhan / Pembelajaran

Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang

mengandung ASA, alkohol, steroid. NSAID menyebabkan

perdarahan GI. Keluhan saat ini dapat diterima karena (misal :

anemia) atau diagnosa yang tak berhubungan (misal : trauma

kepala), flu usus, atau episode muntah berat. Masalah kesehatan

yang lama misal : sirosis, alkoholisme, hepatitis, gangguan makan.

d. Pemeriksaan laboratorium

- pemeriksaan darah

- pemeriksaan feses

- pemeriksaan pernafasan

3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung.

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, anorexia.

3. Defisit volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dan

output cair yang berlebih ( mual dan muntah ).

4. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya

informasi.

5. Ansietas berhubungan dengan adanya nyeri, muntah darah

19

Page 20: Askep Gastritis Fefe

3.3 Intervensi

Diagnosa Keperawatan 1 : Nyeri berhubungan dengan inflamasi mukosa

lambung.

- Tujuan : Menghilangkan rasa nyeri klien

- Kriteria Hasil : Melaporkan nyeri berkurang

- Intervensi :

1. Kaji tingkat nyeri dan kenyamanan

Rasional : Dengan mengkaji tingkat nyeri klien dapat mempermudah

dalam memberikan tindakan keperawatan.

2. Hindari makanan dan minuman yang dapat mengiritasi mukosa

lambung.  

Rasional : Membatasi/menghindari makanan yang dapat mengiritasi

lambung, menurunkan resiko pendarahan gaster/ulkus     pada beberapa

individu.

3. Gunakan teknik relaksasi.

Rasional : Teknik relaksasi dengan mengalihkan perhatian pasien dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan pasien.

4. Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri.

Rasional : Distraksi (pengalihan perhatian) dapat menurunkan stimulus

internal.

5. Tingkatkan pengetahuan tentang sebab-sebab nyeri dan menghubungkan

berapa lama nyeri akan berlangsung.

Rasional : Pengetahuan yang akan dirasakan membantu mengurangi

nyeri dan dapat membantu mengembangkkan kepatuhan pasien terhadap

rencana terapeutik.

Diagnosa Keperawatan 2 : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat,

anorexia.

- Tujuan : Gangguan nutrisi teratasi

20

Page 21: Askep Gastritis Fefe

- Kriteria Hasil : Berat badan stabil, nilai laboratorium Albumin normal,

tidak mual dan muntah BB dalam batas normal, bisin usus normal.

- Intervensi

1. Reduksi stress dan farmakoterapi seperti cytoprotective agent,

penghambat pompa proton, anatasida

Rasional :  Stress menyebabkan peningkatan produksi asam lambung,

untuk klien dengan gastritis penggunaan penghambat pompa proton

membantu untuk mengurangi asam lambung dengan cara menutup

pompa asam dalam sel lambung penghasil asam. Kemudian untuk

penggunaan cytoprotective agent membantu untuk melindungi jaringan 

yang melapisi lambung  dan usus kecil. pada klien dengan gastritis

antasida berfungsi untuk menetralisir asam lambung dan dapat

mengurangi rasa sakit.

2. Koloborasi transfusi albumin.

Rasional : Dengan tranfusi albumin diharapkan kadar albumin dalam

darah kembali normal sehingga kebutuhan nutrisi kembali normal.

3. Konsul dengan ahli diet untuk menentukan kalori / kebutuhan nutrisi

Rasional : Pemasukan individu dapat dikalkulasikan dengan berbagai

perhitungan yang berbeda, perlu bantuan dalam perencanaan diet yang

memenuhi kebutuhan nutrisi.

4. Tambahan vitamin seperti B12.

Rasional : Mencegah terjadinya anemia.

5. Batasi makanan yang menyebabkan peningkatan asam lambung

berlebih, dorong klien untuk menyatakan perasaan masalah tentang

makan diet.

Rasional : Keragu-raguan untuk makan mungkin diakibatkan oleh takut

makanan yang menyebabkan terjadinya gejala.

6. Berikan nutrisi melalui IV sesuai indikasi.

Rasional : Program ini mengistirahatkan saluran pencernaan sementara ,

dan memenuhi nutrisi sangat penting dan dibutuhkan.

21

Page 22: Askep Gastritis Fefe

Diagnosa Keperawatan 3. : Defisit volume cairan berhubungan dengan

intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih ( mual dan

muntah ).

- Tujuan :

Mencegah output yang berlebih dan mengoptimalkan intake cair.

- Kriteria Hasil :

Mempertahankan volume cairan adekuat dengan dibuktikan oleh mukosa

bibir lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler berwarna merah muda,

input dan output seimbang.

- Intervensi

1. Penuhi kebutuhan individual. Anjurkan klien untuk minum

( Dewasa : 40-60 cc/kg/jam).

Rasional : Intake cairan yang adekuat akan mengurangi resiko

dehidrasi pasien.

2. Pantau masukan dan keluaran cairan setiap hari

Rasional : Haluan dan masukan cairan setiap hari dipantau untuk

mendeteksi tanda-tanda awal dehidrasi.

3. Pantau nilai elektrolit

Rasional : Nilai elektrolit perlu dikaji setiap 24 jam untuk mendeteksi

indikator awal ketidakseimbangan.

4. Berikan cairan tambahan IV sesuai indikasi.

Rasional : Mengganti kehilangan cairan dan memperbaiki

keseimbangan cairan dalam fase segera.

5. Awasi tanda-tanda vital, evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler dan

membran mukosa.

Rasional : Menunjukkan status dehidrasi atau kemungkinan kebutuhan

untuk peningkatan penggantian cairan.

6. Kolaborasi pemberian cimetidine dan ranitidine

Rasional : Cimetidine dan ranitidine berfungsi untuk menghambat

sekresi asam lambung

22

Page 23: Askep Gastritis Fefe

Diagnosa Keperawatan 4 : Kurang pengetahuan tentang penyakit

berhubungan dengan kurangnya informasi.

- Tujuan : Informasi tepat dan efektif.

- Kriteria Hasil :Klien dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda

dan gejala, perawatan, pencegahan dan pengobatan.

- Intervensi :

1. Kaji kemampuan pasien untuk mengikuti pembelajaran (tingkat

kecemasan kelelahan umum, pengetahuan pasien sebelumnya, dan

suasana yang tepat).

Rasional : keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan

fisik, emosional, dan lingkungan yang kondusif.

2. Tinjau ulang keadaan penyakit dan harapan masa depan

Rasional : Memberikan pengetahuan pada klien berdasarkan informasi.

3. Jelaskan tentang proses terjadinya gastritis sampai menimbulkan

keluhan pada pasien.

Rasional : pengetahuan pasien tentang gastritis dievaluasi sehingga

rencana penyuluhan dapat bersifat individual

4. Bantu pasien mengidentifikasi agen iritan

Rasional : meningkatkan partisipasi pasien dalam program pengobatan

dan mencegah klien untuk kontak kembali dengan agen iritan lambung

5. Hindari dan beri daftar agen-agen iritan yang menjadi predisposisi

timbulnya keluhan

Rasional : pasien diberi daftar agen-agen iritan untuk dihindari (missal :

kafein, nikotin, bumbu pedas, pengiritasi atau makanan sangat

merangsang, dan alcohol).

Diagnosa keperawatan 5 : Ansietas berhubungan dengan adanya nyeri,

muntah darah

- Tujuan : secara subjektif melaporkan rasa cemas berkurang

- Kriteria hasil :

23

Page 24: Askep Gastritis Fefe

Pasien mampu mengungkapkan perasaannya kepada perawat

Pasien dapat mencatat penurunan kecemasan/ketakutan dibawah

standar

- Intervensi :

1. Monitor respons fisik,seperti kelemahan, perubahan tanda vital,

serta gerakan yang berulang-ulang ;catat kesesuaian respons

verbal dan nonverbal selama komunikasi.

Rasional : digunakan dalam mengevaluasi derajat/tingkat

kesadaran atau konsentrasi, khususnya ketika melakukan

komunikasi verbal

2. Anjurkan pasien dan keluarga untuk mengungkapkan dan

mengekspresikan rasa takut nya.

Rasional : memberikan kesempatan untuk berkonsentrasi,

kejelasan dari rasa takut, dan mengurangi kecemasan yang

berlebihan

3. Catat dari pasien atau keluarga, berikan kesempatan untuk

mendiskusikan perasaan/konsentrasinya, serta harapan masa

depan

Rasional : respons dan kecemasan anggota keluarga terhadap apa

yang terjadi, dapat disampaikan kepada perawat.

4. Anjurkan aktivitas pengalihan perhatian sesuai kemampuan

individu, seperti menulis, menonton TV, dan keterampilan

tangan

Rasional : sejumlah aktivitas atau keterampilan baik sendiri

maupun dibantu selama melakukan rawat inap dapat menurunkan

tingkat kebosanan yang dapat menjadi stimulus kecemasan.

5. Jelaskan semua prosedur dan pengobatan sesuai tingkat

pemahaman pasien.

Rasional : Dengan mengetahui prosedur dan pengobatan klien

dapat mempersiapkan diri baik fisik maupun mental.

24

Page 25: Askep Gastritis Fefe

3.4 Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan merupakan aplikasi dari perencanaan keperawatan oleh

perawat bersama klien. Hal-hal yang harus kita perhatikan ketika melakukan

implementasi adalah intervensi yang dilakukan sesuai dengan rencana.

Setelah dilakukan validasi, penguasaan keterampilan interpersonal,

intelektual dan tehnik, intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien

pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan pisikologi dilindungi dan

dokumentasi keperawatan berupaya pencatatan dan pelaporan.

(Nursalam,2000).

3.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,

rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui

evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor “kealpaan” yang terjadi

selama pengkajian, analisa, perencanaan, dan pelaksanaan tindakan.

(Setiawan dan Dermawan, 2008, hal 47).

Evaluasi pada klien dengan Gastrtitis, yaitu :

1. Gangguan rasa nyeri berkurang

2. kebutuhan nutrisi teratasi

3. keseimbangan cairan dan elektrolit teratasi

4. pengetahuan klien bertambah

5. klien tidak lagi mengalami ansietas

25

Page 26: Askep Gastritis Fefe

BAB IV

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan

submukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya

infiltrasi sel-sel radang pada  daerah tersebut. 

Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari

beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada

lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh

bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di

lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi factor – factor lain seperti trauma

fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit

dapat juga menyebabkan gastritis. Walaupun banyak kondisi yang dapat

menyebabkan gastritis, gejala dan tanda – tanda penyakit ini sama antara

satu dengan yang lainnya

6.2 Saran

Mahasiswa keperawatan dan seseorang yang profesinya sebagai

perawat diharapkan mampu memahami dan menguasai berbagai hal tentang

penyakit Gastritis seperti etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan

lainnya, serta asuhan keperawatan yang tepat bagi pasien yang menderita

Gastritis tersebut agar gangguan pada daerah lambung ini dapat teratasi

dengan baik.

26