tuberkulosis

7
TUBERKULOSIS (TB) PARU A. DEFINISI Memiliki 4 karakteristik, yaitu : 1. Disebabkan oleh Basil Tahan Asam, yaitu Micobacterium Tuberculosis 2. Inflamasi dan Infeksi Paru Kronis 3. Tipe Granulomatous (Necrosis Caseosa / Perkijuan) 4. Hipersensitivitas Tipe Lambat B. CARA PENULARAN Via Airborne Disease (Droplet udara), seperti : Batuk, bersin atau ludah. Partikel infeksi ini menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung ada tidaknya sinar UV, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana yang gelap dan lembab, kuman M.TB dapat bertahan selama berhari-hari sampai berbulan-bulan. Dan partikel dapat masuk ke saluran napas (alveolar) apabila ukurannya < 5 mikrometer. C. PATOGENESIS TB Paru Primer Saat kuman pertama kali terhisap, maka akan mati atau dibersihkan oleh alveolar makrofag dari percabangan

Upload: yoga-malanda

Post on 17-Jan-2016

230 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

TBC

TRANSCRIPT

Page 1: TUBERKULOSIS

TUBERKULOSIS (TB) PARU

A. DEFINISI

Memiliki 4 karakteristik, yaitu :

1. Disebabkan oleh Basil Tahan Asam, yaitu Micobacterium Tuberculosis

2. Inflamasi dan Infeksi Paru Kronis

3. Tipe Granulomatous (Necrosis Caseosa / Perkijuan)

4. Hipersensitivitas Tipe Lambat

B. CARA PENULARAN

Via Airborne Disease (Droplet udara), seperti : Batuk, bersin atau ludah.

Partikel infeksi ini menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung ada

tidaknya sinar UV, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana yang gelap

dan lembab, kuman M.TB dapat bertahan selama berhari-hari sampai berbulan-bulan.

Dan partikel dapat masuk ke saluran napas (alveolar) apabila ukurannya < 5

mikrometer.

C. PATOGENESIS

TB Paru Primer

Saat kuman pertama kali terhisap, maka akan mati atau dibersihkan oleh alveolar

makrofag dari percabangan trakeobronkial bersama dengan gerakan silia dengan

sekretnya. Apabila kuman berhasil menetap dalam jaringan paru, maka kuman akan

berkembang dalam sitoplasma makrofag dan membentuk afek primer (fokus Ghon /

Granuloma) dimanapun tempat kuman awal menetap. Apabila daya tahan tubuh baik,

maka kuman akan dormant dan tidak terjadi multiplikasi. Namun apabila daya tahan

tubuh lemah, maka akan terjadi multiplikasi basil yang berlanjut dengan terbentuknya

necrosis caseosa yang dan dapat terbentuk cavitas (yang sewaktu-waktu akan pecah

dan dapat menyebar ke seluruh bagian tubuh via hematogen atau limfogen).

Page 2: TUBERKULOSIS

Afek primer sendiri selanjutnya dapat menjadi :

Sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat (paling banyak terjadi).

Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis-garis fibrotik,

kalsifikasi di hilus, keadaan ini terdapat pada lesi pneumonia yang

luasnya > 5 mm dan ± 10% di antaranya dapat terjadi reaktivasi lagi

karena kuman yang dormant.

Berkomplikasi dan menyebar secara :

o Kontinuatum, yakni menyebar ke parenkim paru sekitarnya

o Bronkogen, menyebar ke bagian paru sebelahnya

o Pencernaan karena sputum tertelan sehingga menyebar dalam

saluran pencernaan (TB Usus)

o Hematogen atau Limfogen, sehingga bisa menyebar secara

sistemik (Pleuritis TB, TB Milier, Limfadenitis TB, Meningitis

TB, Spondilitis TB, dll)

TB Paru Post-Primer

Kuman yang dormant akan muncul bertahun-tahun kemudian sebagai infeksi

endogen menjadi TB Post-Primer / Sekunder. Mayoritas reinfeksi dapat mencapai

90%, hal ini dapat terjadi karena penurunan imunitas seperti malnutrisi, alkohol,

penyakit malignan, DM, AIDS, CKD, dll. Daerah invasi utamanya adalah ke daerah

parenkim paru dan tidak ke nodus hiler paru.

Sarang dini ini mula-mula juga berbentuk sarang pneumonia kecil. Dalam 3-10

minggu akan menjadi tuberkel, yakni suatu granuloma yang terdiri dari sel-sel

Histiosit dan sel Datia-Langerhans yang dikelilingi sel-sel Limfosit dan berbagai

jaringan ikat. Sarang dini ini dapat menjadi :

Direabsorpsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan cacat.

Sarang yang mula-mula meluas, tetapi segera menyembuh dengan

serbukan jaringan fibrotik. Ada yang menimbulkan pengapuran (keras).

Apabila sarang dini meluas sebagai granuloma, maka akan membentuk

Page 3: TUBERKULOSIS

necrosis caseosa (jaringan ikat sekitarnya hancur & bagian tengah

mengalami necrosis). Bila jaringan keju ini dibatukkan keluar maka akan

terjadi cavitas yang lama-lama menjadi cavitas sklerotik (kronik) karena

infiltrasi jaringan fibroblast dalam jumlah besar. Kuman dapat menyebar

dengan cara yang sama dengan TB Primer.

D. GEJALA KLINIS

Gejala Respiratorik :

1. Batuk kronis berdahak atau tidak, dengan / disertai darah, selama > 2

minggu

2. Nyeri dada pleuritik

3. Sesak

Gejala Sistemik :

1. Demam tinggi, terutama pada malam hari (Remiten)

2. Keringat pada malam hari

3. Penurunan nafsu makan dan berat badan

E. CARA DIAGNOSIS

1. Gejala klinis dari respiratorik dan sistemik harus ada, disertai faktor resiko

berupa :

a) Ada keluarga atau lingkungan sekitar yang pernah / sedang terkena

keluhan dengan penyakit yang sama, atau pernah mengunjungi

penderita TB Paru dalam waktu dekat

b) Merokok (atau minimal merupakan perokok pasif)

c) Pernah menderita TB Paru sebelumnya

2. Pemeriksaan Fisik (Spesifik pada paru) :

Inspeksi : Statis Dinamis Paru yang sakit tertinggal, peningkatan RR

Palpasi : Stem Fremitus meningkat

Perkusi : Redup

Page 4: TUBERKULOSIS

Auskultasi : Vesikuler (+) meningkat

3. Pemeriksaan Penunjang :

Laboratorium : Leukositosis, Shift to the right (Diff.count)

Kultur Sputum BTA (pewarnaan Ziel-Neelsen) :

(-) : Tidak ada sama sekali pada seluruh lapang pandang

(+) : 10-99 dari 100 lapang pandang

(++) : 1-10 dari 1 lapang pandang

(+++) : > 10 dari 1 lapang pandang

Foto-Rontgen Thorax PA :

TB Aktif : Ditandai dengan Bercak milier, Efusi pleura, Kavitas,

Infiltrat ; TB Non-Aktif : Ditandai dengan Fibrotik, Atelektasis,

Pelebaran Pleura, Kalsifikasi

Berdasarkan luas lesi :

1) Minimal : < 2 sela iga, dan tidak ada kavitas

2) Sedang : 1/3 lapangan paru, atau kavitas < 4 cm

3) Luas : 1 volume paru, atau kavitas ≥ 4 cm

F. PENATALAKSANAAN

Tanpa adanya TB ekstra paru atau komplikasi, maka penatalaksanaan TB Paru

dapat diberikan sebagai berikut :

1) OAT Regimen RHZE (Kategori I)

Fase Awal 2 RHZE, dilengkapi dengan Vit.B Kompleks 3x sehari + Fase

Lanjutan 4 RH

2) Obat Simptomatik :

Gol. Mukolitik (seperti Ambroxol atau GG) untuk mengencerkan

dahak

Gol. Anti-Piretik (seperti PCT) untuk meredakan demam serta

nyeri dada