tuberkulosis farkol

34
Tristia Wulandari 1104015331 Susi armi 1104015312 Syopiyah al rahma 1104015318 Rizki esa Putri 1104015277 Selma nihaya 1104015289 Asri Aminah Tanjung 1104015360 Yolanda Ayu Harliana 1104015348 Nurina Putri 1104015283 Siti Masfiyah N 1104015301 Nisrina Rahmawati 1104015218

Upload: fadhila-yukers

Post on 01-Jan-2016

54 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

FARMAKOLOGI

TRANSCRIPT

Tristia Wulandari 1104015331 Susi armi 1104015312 Syopiyah al rahma 1104015318 Rizki esa Putri 1104015277 Selma nihaya 1104015289 Asri Aminah Tanjung 1104015360 Yolanda Ayu Harliana 1104015348 Nurina Putri 1104015283 Siti Masfiyah N 1104015301 Nisrina Rahmawati 1104015218

Tuberculosis disebabkan oleh kuman tahan asam yang sifatnya berbeda dengan kuman lain. Factor-faktor yang memepersulit pengobatan adalah kurangnya daya tahan hospes terhadap mikrobakteria, kurangnya daya bakterisid obat yang ada, timbulnya resistensi kuman terhadap obat dan masalah efek samping

Penyakit TB sudah dikenal sejak lama Leannec (1819) infeksi kronis, dan Koch

(1882) identifikasi kuman Penyakit pembunuh utama TB menempati urutan ke-2 Indonesia menduduki tempat ke-tiga Menyerang paru-paru. Sepertiga organ lain Dapat di sembuhkan, fatal dalam 5 tahun

Penyebabnya adalah Mycobacterium tuberculosis

kuman batang, keadaan “dormant” pada tubuh host

terdiri dari asam lemak (lipid). Lebih tahan terhadap asam, gangguan

kimia dan fisika. Sifat aerob. menyenangi jaringan tinggi

kadar oksigen

Droplet nuclei partikel 1-10 μ mengandung kuman TBC

Airbone infection, Inflamasi respiratory bronchial / alveoli

Perjalanan penyakit tuberkulosiss TB primer. belum pernah kena infeksi. 3-8

minggu sensitasi dan test PPD (+). sembuh sendiri meninggalkan kalsifikasi.

TB post primer. mendapat infeksi lagi, anak muda dan orang tua. kumannya masih tetap hidup dalam fokus

Penurunan berat badan, demam, keringat malam

Batuk lama, sputum, hemoptisis, nyeri dada, ronkhi di puncak paru, sesak nafas dan wheezing lokal.

Gambaran radiologis awal lesi bercak seperti awan

Kriteria BTA positif Tes tuberculin

Isoniazid

Rifampicin EthambutolPyrazinamide

FIRST-LINE ANTI-TUBERCULOUS DRUGS

SECOND-LINE ANTI-TUBERCULOUS DRUGS

Levofloxacin

Cycloserin

e Rifabuti

n

Kanamycin

Capreomycin Ethionamide

Obat Antituberkulosis (OAT) First-line

First-line essential obat antituberkulosis paling efektif, komponen terpenting regimen terapi jangka pendek. (rifampisin, isoniazid dan pirazinamid )

First-line supplemental obat-obat ini pun mempunyai efektivitas yang tinggi (streptomisin dan etambutol )

Second line efektivitasnya lebih rendah

Loss of RNA polymerase activity to bind with RIF

rpoB (β-subunit of RNA polymerase)

Rifampicin (RIF)(binds to the β-subunit of RNA polymerase and inhibits transcription)

Loss of catalase activity to produce active metabolites of INH

katG (catalase-peroxidase)

Isoniazid (INH) (inhibits synthesis of mycolic acid of cell wall)

Loss of arabinosyl transferase activity to interact with EMB

embB (arabinosyl transferase)

Ethambutol (EMB)(inhibits an arabinosyl transferase and biosynthesis of arabinogalactan of cell wall)

Loss of pyrazinamidase activity to produce active form of PYZ - pyrazinoic acid

pncA (pyrazina-midase/ nicotina-midase)

Pyrazinamide (PYZ)(targets an enzyme involved in fatty-acid synthesis)

Mechanism of drug resistance

MutationMechanism of action of antituber-culosis drug

INH

RIF

PYZ

EMB

MECHANISM OF ACTION AND RESISTANCE TO ANTITUBERCULOSIS DRUGS

M. tuberculosis

Mekanisme kerja: Bersifat bakterisidal dengan cara

menghambat sintesa RNA

Farmakokinetik: Per oral kadar puncak 2-4 jam.

Metabolisme dihati dan diekskresi melalui empedu. Waktu paruh 1,5-5 jam. Didistribusi keseluruh tubuh

Efek samping obat: Jarang menimbulkan efek yang tidak

diinginkan. <4% mengalami efek toksis. Yang paling sering kulit kemerahan, demam, mual dan muntah, gangguan fungsi hati dan flu like syndrome.

Kontra indikasi : Riwayat hipersensitif Dosis : Dewasa < 50 Kg 450mg >50 Kg 600 mg sehari sekali Anak : 10-20 mg/kg/hari

Mekanisme kerja: Bersifat tuberkulostatik dan

tuberkulosid. Kerja paling utama menghambat biosintesis asam mikolat.

Farmakokinetik: Per oral kadar puncak dicapai dalam 1-

2 jam. Di hepar mengalami asetilasi, terdifusi kedalam cairan dan jaringan tubuh, ekskresi melalui urin

Efek samping: Hepatitis, periperal neuritis, neuritis

optik dan keluhan ini dapat di cegah dengan pemberian piridoksin.

Kontra indikasi: Riwayat hipersensitif dan terjadinya

gangguan hepar serta reaksi berat lainnya.

Dosis: Dewasa : 300 mg per hari Anak : 10 mg/kg/hari

Mekanisme Kerja: Bersifat bakterisidal atau bakteriostatik

tergantung konsentrasi. Mekanismenya belum jelas.

Farmakokinetik: Mudah diserap pada pemberian per oral.

Mengalami hidrolisis dan hidroksilasi menjadi asam hidropirazinoat. Ekskresi melalui filtrasi glomerolus

Efek samping : Paling sering kelainan hati.Kontra indikasi Riwayat hipersensitif, gangguan

hepar berat, gout aktif.Dosis: Dewasa : <50 kg: 1.5 g per hari

50-75 kg: 2 g per hari>75 kg: 2.5 g per hari

Anak : 15-30 mg/kg/hari

PYRAZINAMIDE-MECHANISM OF ACTION

PZA POA (pyrazinoic acid)pyrazinamidase

Occurs mostly in the liver.

Mekanisme Kerja: Bersifat bakteriostatik. Menghambat

arabinosyltransferases .Farmakokinetik: 75-80% diserap melalui sal. Cerna,

waktu paruh 3-4 jam, terdistribusi keseluruh tubuh kecuali CSF , ekskresi melalui urin

Efek samping:

Dosis 15 mg/kg/hari efek toksik minimal. Neuritis optika, peninggian asam urat pada 50% penderita

Kontra Indikasi

Riwayat hipersensitif, neuritis optika.

Dosis:15-25 mg/kg/hari

Mekanisme kerja: Bersifat bakterisidal. Bekerja

menghambat sintesa protein dengan cara mengganggu fungsi ribosom

Farmakokinetik: Per oral bioaviabilitas kurang <1%.

Absorbsi baik dan cepat secara IM. Waktu paruh 2-3 jam, ekskresi melalui urin

Efek samping: Ototoksik dan renal toksik

Kontra indikasi: Riwayat hipersensitif, gangguan ginjal

Dosis: Dewasa : 15 mg/kb diberikan 3-5 kali

seminggu IM Anak : 20-30 mg/kg

Mekanisme kerja:

Bersifat bakteriostatik.

Farmakokinetik:

Kadar puncak 3 jam,kadar terapi bertahan dalam 12 jam. Diduga obat di ubah menjadi senyawa lebih aktif dalam tubuh

Efek samping: Gangguan gastro intestinal, reaksi

neurology, hepatitis, hypothyroidism

Kontra indikasi: Riwayat hipersensitif, gangguan hepar.

Dosis: Dewasa: 250-500 mg PO dua kali sehari Anak : 15-20 mg/kg dua kali sehari

Mekanisme kerja: Bersifat bakteriostatik. Bekerja dengan

cara merusak sitesis folat.

Farmakokinetik: Cepat diabsorbsi dalam saluran cerna.

Distribusi luas kecuali ke CSF. Ekskresi melalui urin

Efek samping: Gangguan gastrointestinal,

Kerusakan ginjal, hati, kelenjar tiroid, asidosis jarang terjadi

Kontra indikasi: Riwayat hipersensitifDosis: Dewasa : 4-6 g dua kali sehari Anak : 75 mg/kg dua kali sehari

Mekanisme kerja: Bersifat bakterisidal dengan cara

menghambat sintesis protein mikroba.

Farmakokinetik: Pemberian IM diserap dengan baik dan

cepat. Sukar masuk ke CSF. Waktu paruh 2 jam. Ekskresi melalui ginjal

Efek samping: Gangguan pendengaran, nefrotoksik

dan neuro toksik

Kontra Indikasi: Riwayat hipersensitif, dianjurkan

tidak diberikan pada wanita hamil trimester pertama

Dosis:10 to 15 mg/kg 3-5 kali seminggu

Mekanisme kerja: Menghambat pertumbuhan mikroba

dengan cara menghambat sintesis dinding sel.

Farmakokinetik: Per oral diabsorpsi baik, kadar puncak

3-4 jam., dapat menembus sawar otak, ekskresi melalui urin

Efek samping: Gangguan terhadap SSP, serangan

menyerupai epilepsyKontra indikasi: Riwayat hipersensitf, psikosis, epilepsy,

depresi, gangguan renal, alcoholismDosis : Dewasa : 250-500 mg dua kali sehari Anak : 10-20 mg/kg dua kali sehari

Kemoterapi diberikan kombinasi, tidak

boleh terputus-putus, jangka waktu

yang lama

Pengobatan 2 fase

Fase intensif/fase inisial

Fase lanjut/fase kontinu

Kategori I Fase inisial : 2HRZS (E) Fase kontinu : 4RH atau 4H3R3

Kategori II Fase inisial : 2HRZES/1HRZE Fase kontinu : 5H3R3E3 atau 5HRE

Kategori III Fase inisial : 2HRZ atau 2H3R3Z3 Fase kontinu: 2HR atau 2H3R3

Kategori IV Peresepan INH seumur hidup

Pengawasan pengobatan pemantauan respon pengobatan pemantau intoksikasi obat pengawasan makan obat “DOTS”

(Directly Obseved Treatment Shortcourse )