tuberkulosis 2015

Upload: larissa-amanda

Post on 09-Mar-2016

236 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Panduan Tuberkulosis

TRANSCRIPT

  • Bab II PENGENDALIAN TUBERKULOSIS DI INDONESIA

  • BAB III Tatalaksana Pasien Tuberkulosis

  • TB Paru Diagnosis ditegakkan terlebih dahulu dengan pemeriksaan bakteriologis yaitu pemeriksaan mikroskopis langsung,biakan dantes cepat TB Tidak dibenarkan mendiagnosis TB dengan: pemeriksaan serologis, atau hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja atau hanya dengan pemeriksaan uji tuberkulin..

    TB ekstra paru ditegakkan dengan pemeriksaan klinis, bakteriologis dan atau histopatologis dari contoh uji yang diambil dari organ tubuh yang terkena.

    Dilakukan pemeriksaan bakteriologis apabila juga ditemukan keluhan dan gejala yang sesuai, untuk menemukan kemungkinan adanya TB paru.

    Diagnosis

  • Alur diagnosis dan tindak lanjut TB Paru pada pasien dewasa

  • Definisi Pasien TB Pasien TB berdasarkan hasil konfirmasi pemeriksaan Bakteriologis: Adalah seorang pasien TB yang dikelompokkan berdasar hasil pemeriksaan contoh uji biologinya dengan pemeriksaan mikroskopis langsung, biakan atau tes diagnostik cepat (misalnya: GeneXpert).Yang Termasuk dalam kelompok pasien ini adalah:a. Pasien TB paru BTA positifb. Pasien TB paru hasil biakan M.tb positifc. Pasien TB paru hasil tes cepat M.tb positifd. Pasien TB ekstraparu terkonfirmasi secara bakteriologis, baik dengan BTA, biakan maupun tes cepat dari contoh uji jaringan yang terkena.e. TB anak yang terdiagnosis dengan pemeriksaan bakteriologis.

  • Definisi Pasien TB Pasien TB terdiagnosis secara Klinis: Adalah pasien yang tidak memenuhi kriteria terdiagnosis secara bakteriologis tetapi didiagnosis sebagai pasien TB aktif oleh dokter, dan diputuskan untuk diberikan pengobatan TB.Termasuk dalam kelompok pasien ini adalah:Pasien TB paru BTA negatif dengan hasil pemeriksaan foto toraks mendukung TB.Pasien TB ekstraparu yang terdiagnosis secara klinis maupun laboratoris dan histopatologis tanpa konfirmasi bakteriologis.TB anak yang terdiagnosis dengan sistim skoring. Bila kemudian terkonfirmasi bakteriologis positif diklasifikasi ulang sebagai pasien TB terkonfirmasi bakteriologis.

  • Klasifikasi pasien TBSelain dari pengelompokan pasien sesuai definisi tersebut diatas, pasien juga diklasifikasikan menurut :a. Lokasi anatomi dari penyakitb. Riwayat pengobatan sebelumnyac. Hasil pemeriksaan uji kepekaan obatd. Status HIV

    Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya:Pasien baru TBPasien yang pernah diobati TB: Pasien ini selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan hasil pengobatan TB terakhir, yaitu: Pasien kambuh: Pasien yang diobati kembali setelah gagal: Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to follow-up): Lain-lain3) Pasien yang riwayat pengobatan sebelumnya tidak diketahui.

  • Pengobatan Tahap Pengobatan: Tahap Awal : Setiap hariTahap Lanjutan: 3 kali seminggu

    Pemantauan kemajuan pengobatanDengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis 2x (sewaktu dan pagi)negatif bila ke 2 contoh uji dahak tersebut negatif.Positif bila salah satu contoh uji positif atau keduanya positif.

  • Pemantauan hasil pengobatan

  • Tatalaksana pasien yang berobat tidak teratur

  • BAB IV TATALAKSANA TB PADA ANAK

  • Diagnosis TB pada anak dengan menggunakan Sistim Skoring

  • Algoritme tatalaksana TB anak

  • Tatalaksana Pasien TB Anak yang Berobat Tidak Teratur1. Jika anak tidak minum obat >2 minggu di fase intensif atau >2 bulan di fase lanjutan dan menunjukkan gejala TB, beri pengobatan kembali mulai dari awal.2. Jika anak tidak minum obat
  • Pengobatan Pencegahan dengan Isoniazid (PP-INH)

    INH (Isoniazid) dengan dosis 10 mg/kgBB (7-15 mg/kg) setiap hari selama 6 bulan. Setiap bulan (saat pengambilan obat Isoniazid) dilakukan pemantauan terhadap adanya gejala TB.Jika terdapat gejala TB pada bulan ke 2, ke 3, ke 4, ke 5 atau ke 6, maka harus segera dievaluasi terhadap sakit TB jika terbukti sakit TB, pengobatan harus segera ditukar ke regimen terapi TB anak dimulai dari awalJika PP-INH selesai diberikan (tidak ada gejala TB selama 6 bulan pemberian), maka pemberian INH dapat dihentikan.Bila anak tersebut belum pernah mendapat imunisasi BCG, perlu diberikan BCG setelah PP- INH selesai diberikan.

  • BAB VIKEGIATAN KOLABORASI TBHIV

  • Alur Diagnosis TB Pada ODHA Untuk Faskes Yang Memiliki Layanan/Akses Tes Cepat TB

  • Alur Diagnosis TB Pada ODHA Untuk Faskes Yang Sulit Menjangkau Layanan Tes Cepat TB