tinjauan hukum islam terhadap upah buruh tani...

99
i TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI DENGAN SISTEM BAWON (Studi Kasus di Dusun Sambirejo Desa Teter Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) dalam Hukum Islam Oleh SITI MARDIYAH NIM 33020 15 0029 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2020

Upload: others

Post on 10-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

i

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH

TANI DENGAN SISTEM BAWON

(Studi Kasus di Dusun Sambirejo Desa Teter Kecamatan Simo

Kabupaten Boyolali)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H) dalam Hukum Islam

Oleh

SITI MARDIYAH

NIM 33020 15 0029

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2020

Page 2: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

ii

Page 3: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

iii

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH

TANI DENGAN SISTEM BAWON

(Studi Kasus di Dusun Sambirejo Desa Teter Kecamatan Simo

Kabupaten Boyolali)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H) dalam Hukum Islam

Oleh

SITI MARDIYAH

NIM 33020 15 0029

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2020

Page 4: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

iv

Page 5: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

v

Page 6: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

vi

Page 7: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

vii

MOTTO

“Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa

bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis, dan pada kematianmu

semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum”

-Mahatma Gandhi

“Teruslah berbuat baik, walaupun banyak orang yang menilaimu tidak

baik”

-Diyah

Page 8: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

viii

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, penuh cinta kasihnya

yang telah memberikan saya kekuatan dan telah menuntun dalam menyelesaikan

skripsi ini. Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Kedua orang tua tercinta yaitu Bapak Sukamto dan Ibu Muslimah karena

berkat kesabaran beliau, cinta dan kasih saying beliau, dukungan moral,

spiritual dan materi, serta senandung doa yang tiada henti sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Kakakku Mar‟atus Sholikah dan Adikku Nashruddin Fauzi yang selalu

memberikan dukungan moral maupun materi, serta Muhammad Imam

Hanafi yang membantu dalam selesainnya skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat.

4. Muhammad Soim S.Pd. yang selalu memberikan semangat untuk penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 9: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena

atas rahmat, dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mencapai strata satu Hukum Ekonomi Syariah. Penulis menyadari tanpa bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak, mulai dari masa perkuliahan sampai dalam

penyusunannya. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag, selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah IAIN Salatiga.

3. Ibu Heni Satar Nurhaida, S.H, M.Si., selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi

Syariah sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Akademik.

4. Ibu Luthfiana Zahriani, S.H. M.H., selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta dukungan untuk

mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Semua keluarga tercinta yang tiada henti mendoakan dan selalu memberikan

motivasi kepada penulis.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah yang telah mengajar dan membimbing

serta memberikan berbagai ilmunya dengan penuh keikhlasan.

7. Staff dan karyawan yang telah memberikan pelayanan dengan baik dalam hal

administrasi.

Page 10: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

x

Page 11: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

xi

ABSTRAK

Mardiyah, Siti. 2020. Tinjauan Hukum Islam terhadap Upah Buruh Tani dengan

Sistem Bawon (Studi Kasus di Dusun Sambirejo Desa Teter

Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali). Skripsi. Fakultas Syari‟ah.

Jurusan Hukum Ekonomi Syari‟ah. Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga. Pembimbing: Luthfiana Zahriani,SH. MH.

Kata Kunci: Hukum Islam, Upah Buruh Tani, Sistem Bawon

Manusia merupakan makhluk sosial yang saling bergantung antara satu

dengan yang lainnya dalam pemenuhan kebutuhan, seperti halnya dalam ijarah

upah mengupah di mana pemberi kerja membutuhkan pekerja atau buruh untuk

melakukan pekerjaannya dengan upah sebagai pengganti atas jasa yang telah

mereka berikan. Sebagaimana yang terjadi di Dusun sambirejo Desa Teter

Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali dalam pengupahan buruh tani dengan

sistem bawon (pengupahan dengan gabah), dalam praktik pengupahan ini terdapat

adanya perbedaan dalam pemberian upah terhadap buruh tani. Penelitian ini fokus

pada praktik pengupahan buruh tani dengan sistem bawon di Dusun Sambirejo

Desa Teter Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali dan bagaimana tinjauan Hukum

Islam terhadap praktik tersebut.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan cara

mencari data langsung ke lapangan untuk mengetahui lebih jelas tentang pokok –

pokok permasalahan. Pendekatan yang digunakan yuridis sosiologis yang bersifat

deskriptif dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, dan dokumentasi.

Teknik analisis yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan teknik

pengecekan keabsahannya menggunakan triangulasi.

Hasil penelitian penulis menemukan bahwa praktik pengupahan buruh tani

dengan sistem bawon yang dilakukan di Dusun Sambirejo Desa Teter Kecamatan

Simo Kabupaten Boyolali terdapat ketidakjelasan pada awal akad pemilik sawah

tidak memberitahukan besarnya upah yang diberikan, yang menyebabkan

terjadinya perbedaan upah antar buruh tani dengan didasarkan atas unsur

kekeluargaan. Hal itu yang menimbulkan ketidakridhoan dan kecemburuan sosial

antar buruh tani atas upah yang diberikan oleh pemilik sawah. Akan tetapi hal

tersebut sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat. Maka

pengupahan buruh tani dengan sistem bawon tersebut menurut Hukum Islam

boleh dilakukan karena termasuk dalam urf shahih yang tidak bertentangan

dengan nash dan prinsip-prinsip syariat.

Page 12: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

NOTA PEMBIMBING ...................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................ iv

MOTTO .............................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

ABSTRAK .......................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4

D. Kegunaan Penelitian ................................................................................ 5

E. Penegasan Istilah ..................................................................................... 5

F. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 7

G. Metode Penelitian .................................................................................... 10

H. Sistematika Penulisan ............................................................................. 14

BAB II IJARAH Upah Mengupah .................................................................... 16

A. Pengertian Pengupahan Secara Umum .................................................... 16

B. Pengupahan Menurut Islam ..................................................................... 20

1. Pengertian Pengupahan/Ijarah ............................................................ 20

2. Dasar Hukum Ijarah ............................................................................ 23

3. Hukum Ijarah ..................................................................................... 30

4. Rukun dan Syarat Ijarah .................................................................... 31

5. Macam- macam Ijarah ....................................................................... 36

6. Pembayaran Upah ............................................................................. 37

7. Pembatalan dan Berakhirnya Ijarah................................................ .... 38

Page 13: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

xiii

BAB III PRAKTIK PENGUPAHAN BURUH TANI DENGAN SISTEM

BAWON DI DUSUN SAMBIREJO DESA TETER KECAMATAN SIMO

KABUPATEN BOYOLALI ............................................................................... 41

A. Gambaran Umum Desa Teter Kecamatan Simo Kabupaten

Boyolali ................................................................................................... 41

1. Monografi Desa Teter ......................................................................... 41

2. Demografi Desa Teter ......................................................................... 43

B. Praktik Pengupahan Buruh Tani dengan Sistem Bawon di Dusun

Sambirejo Desa Teter Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali .................. 48

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH

TANI DENGAN SISTEM BAWON DI DUSUN SAMBIREJO DESA

TETER KECAMATAN SIMO KABUPATENBOYOLALI .......................... 60

A. Sistem Pengupahan di Dusun Sambirejo Desa Teter

Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali ..................................................... 60

B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Upah Buruh Tani

dengan Sistem Bawon .............................................................................. 62

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 69

A. Kesimpulan ............................................................................................. 69

B. Saran ........................................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 71

LAMPIRAN- LAMPIRAN

Page 14: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan

satu sama lain dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, sehingga antara

satu dengan yang lainnya saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan

tersebut.Salah satu bentuk interaksi antar manusia adalah kerjasama.

Dalam kehidupan kita sehari-hari bentuk dari kerjasama antara lain dalam

hal bermuamalah seperti, jual beli, gadai, sewa menyewa, dan lain

sebagaianya.

Seorang pekerja atau yang biasa disebut dengan buruh adalah

mereka yang tidak mempunyai alat produksi untuk menghasilkan barang,

akan tetapi mereka mempunyai tenaga yang bisa digunakan untuk bekerja

dan menjalankan alat produksi tersebut sehingga menghasilkan barang

yang diinginkan. Bentuk kerjasama seperti itu dalam Islam disebut dengan

ijarah.

Sewa menyewa atau ijarah adalah pemanfaatan barang atau jasa

dalam waktu yang ditentukan melalui pembayaran berupa upah tanpa

adanya perpindahan kepemilikan atas suatu pemanfaatan barang tersebut.

Menurut jumhur ulama hal itu diperbolehkan apabila dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan yang ditetapkan oleh syara‟ berdasarkan ayat Al-Qur‟an

Page 15: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

2

dan hadis- hadis Nabi dan ketetapan Ijma Ulama.1 Dalam hal sewa

menyewa jasa, upah atau yang biasa disebut dengan ujrah adalah imbalan

atas pekerjaan yang telah dikerjakan. Upah menjadi sangat penting dalam

hal sewa menyewa jasa, karena dengan upah seorang pekerja atau buruh

merasa lebih dihargai dengan besaran upah yang diberikan atas jasa yang

telah mereka keluarkan. Besaran upah juga sebagai sarana untuk

meningkatkan kesejahteraan buruh. Sehingga dalam hal pemberian upah,

seorang penyewa jasa harus memperhatikan hak-hak yang diterima oleh

seorang buruh.

Di dalam Al-Qur‟an surat An- Nahl ayat 90 di jelaskan bahwa:

بشؤ٠الله ا غحاليذؼا بشمارآاخ٠اا آءشحفاػ٠

(٠)شو زحى ؼىظؼ٠غباشىا

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat

kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang

(melakukan) perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia

memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil

pelajaran. (Q.S. An-Nahl (16): 90)2

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah menyuruh kita untuk

berlaku adil dan berbuat kebajikan kepada sesama. Sehingga dalam

pemberian upah, seorang penyewa jasa harus berlaku adil dalam hal

pemberian upah terhadap buruh. Upah yang diberikan harus sesuai dengan

pekerjaan yang telah dilakukan.

1 Abdul Rahman Ghazaly dkk, Fiqh Muamalat, cet. Ke-1, (Jakarta: Kencana, 2010), hal.

278. 2 An-Nahl (16): 90

Page 16: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

3

Dusun Sambirejo adalah sebuah dusun di Kabupaten Boyolali yang

rata-rata masyarakatnya bekerja sebagai petani. Akan tetapi tidak semua

penduduk mempunyai lahan persawahan untuk menanam padi, mereka

yang tidak mempunyai sawah biasanya bekerja sebagai buruh panen padi

ataupun menanam padi. Di dalam masyarakat istilah buruh panen padi

biasanya disebut dengan buruh derep. Buruh derep dibutuhkan petani atau

pemilik sawah pada saat padi siap untuk dipanen. Mereka bekerja mulai

dari ngerit (memotong padi), ngerek (memisahkan padi dari batangnya),

ngayak (memisahkan padi dari sisa batang padi atau jerami) dan ngilir

(memisahkan padi yang ada isinya dan tidak ada isinya).

Buruh derep di Dusun Sambirejo, bekerja mulai pagi hari sampai

selesainya panen padi tersebut. Upah yang diterima mereka tergantung

pada pemilik sawah. Biasanya para pemilik sawah di Dusun Sambirejo

memberikan upah dalam bentuk bawon atau gabah hasil panen padi.

Bawon yang diberikan oleh pemilik sawah biasanya tergantung pada

waktu selesainya panen atau banyaknya hasil panen yang didapat. Akan

tetapi itu tidak bersifat tetap, hal itu dikarenakan adanya unsur

kekeluargaan yang berlaku di masyarakat Dusun Sambirejo ini.

Maka dari itu banyak buruh tani yang merasa tidak adil atau

dirugikan dalam hal upah ini, ditambah lagi jika panen padi dilakukan

pada musim penghujan dan gagal panen, gabah yang didapat biasanya

lebih sedikit serta kualitasnya tidak bagus.

Page 17: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

4

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik meneliti tentang

sistem pengupahan bawon di Dusun Sambirejo Desa Teter Kecamatan

Simo Kabupaten Boyolali, dengan judul penelitian: “TINJAUAN

HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI DENGAN

SISTEM BAWON (Studi Kasus di Dusun Sambirejo Desa Teter

Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali)”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana praktik pengupahan buruh tani dengan sistem bawon di

Dusun Sambirejo Desa Teter Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali?

2. Bagaimana tinjauan Hukum Islam terhadap praktik pengupahan buruh

tani dengan sistem bawon di Dusun Sambirejo DesaTeter Kecamatan

Simo Kabupaten Boyolali?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui praktik pengupahan buruh tani dengan sistem

bawon di Dusun Sambirejo Desa Teter Kecamatan Simo Kabupaten

Boyolali

2. Untuk mengetahui tinjauan Hukum Islam terhadap praktik pengupahan

buruh tani dengan sistem bawon di Dusun Sambirejo Desa Teter

Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali

Page 18: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

5

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi penulis yang

akan mengkaji masalah ini.

b. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu

di Fakultas Syari‟ah, khususnya untuk jurusan Hukum Ekonomi

Syari‟ah sebagai tambahan wawasan keilmuan dalam masalah yang

berhubungan dengan pengupahan dengan sistem bawon.

2. Secara Praktis

a. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan

masyarakat dalam melaksanakan pengupahan dengan sistem

Bawon terhadap buruh tani supaya tetap sesuai dengan Hukum

Islam yang berlaku.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat dijadikan referensi dan koleksi bacaan untuk

penelitian selanjutnya.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahfahaman dan kekeliruan terhadap judul

di atas, maka penulis perlu memberikan penegasan terhadap istilah-istilah

yang ada. Istilah- istilah tersebut adalah:

Page 19: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

6

1. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam

bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja

kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu

perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan,

termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu

pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.3

Buruh tani adalah buruh yang menerima upah dengan bekerja di kebun

atau di sawah orang lain.4 Dalam skripsi ini upah buruh tani adalah

imbalan yang diberikan kepada seseorang yang telah bekerja memanen

padi milik pemilik sawah.

2. Bawon adalah pembagian upah menuai padi yang berdasarkan banyak

sedikitnya padi yang dipotong.5 Pada skripsi ini yang dimaksud dengan

bawon adalah upah dengan menggunakan padi yang dipotong.

3. Hukum Islam adalah sistem hukum yang bersumber dari wahyu

agama, sehingga istilah hukum Islam mencerminkan konsep yang jauh

berbeda jika dibandingkan dengan konsep, sifat dan fungsi hukum

biasa. Seperti lazim diartikan agama adalah suasana spiritual dan

kemanusiaan yang lebih tinggi dan tidak bisa disamakan dengan

hukum. Sebab hukum dalam pengertian biasa hanya menyangkut

3Undang-Undang No.13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, bab X, pasal 1 ayat 30.

4Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2016. 5Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2016.

Page 20: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

7

keduniaan semata.6 Pada skripsi ini Hukum Islam yang dimaksud

adalah Fiqh Muamalah.

F. Tinjauan Pustaka

Pada penelitian terdahulu terdapat skripsi yang berkaitan dengan

penulisan skripsi yang dipilih oleh penulis diantaranya:

Pertama, skripsi yang dibuat oleh Nurmaulidina Isnaningsih,

Fakultas Syari‟ah, IAIN Purwokerto, yang berjudul “Praktek Akad

Pengupahan Buruh Tani (Bawon) Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di

Desa Kedungbanteng kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas)”,

2018. Hasil penelitian ini adalah bawon yang dilakukan oleh para petani

sudah memenuhi syarat dan rukun menurut hukum Islam, yaitu dilihat dari

para pihak yang berakad, akadnya, dan upah yang diberikan. Dalam hal ini

adat kebiasaan petani di Desa Kedungbanteng yang memberikan tambahan

upah (ujrah) dan diniatkan petani sebagai zakat tidak bisa dikatakan

sebagai zakat, karena dalam hal ini zakat pertanian dikeluarkan apabila

sudah mencapai nishab yaitu 5 wasaq, sedangkan hasil panen petani tidak

pasti jumlahnya. Mengenai adat kebiasaan yang dilakukan tersebut

menurut hukum Islam termasuk bagian dari „urf, yang mana „urf yang

dilakukan oleh petani tersebut dikategorikan sebagai „urf shahih karena di

dalamnya tidak ada unsur yang melanggar syariat Islam. Karena itu,

tambahan upah yang diniatkan sebagai zakat tidak termasuk dalam zakat

6Muhammad Kamal Hasan, Pengantar dan Sejarah Hukum Islam, (Jakarta: P3M,1979),

hal. 136

Page 21: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

8

pertanian, melainkan sebagai shadaqah atas tenaga yang telah diberikan

oleh buruh tani untuk memanen sawah.7

Penelitian skripsi ini berbeda dengan yang penulis teliti, pada

penelitian ini fokus penelitiannya terhadap tambahan upah bawon yang

diberikan kepada buruh tani sebagai bentuk zakat. Sedangkan skripsi ini

meneliti tentang perbedaan pemberian upah dikarenakan kekeluargaan.

Kedua, skripsi yang dibuat oleh Aziz Muslim, Fakultas Syari‟ah

Dan Hukum, UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang berjudul “Tinjauan

Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Pengupahan Buruh Tani Di Desa

Ciakar Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran”, 2019. Hasil

penelitian ini bahwa: 1). Pengupahan buruh tani di Desa Ciakar

dilaksanakan dengan adanya perintah atau permintaan dari pemilik sawah

atau pengelola kepada buruh tani; pembayaran upahnya tidak diberikan

langsung setelah buruh tani selesai bekerja melainkan ditangguhkan

hingga waktu panen selesai, dengan bergantung pada hasil padi, dengan

prosentase upah 10:2 kulak dan 100:5 kg yang masih berupa bawon. 2).

Manfaat bagi pemilik sawah merasa terbantu dalam proses panennya serta

mengurangi pengangguran yang ada di Desa dan buruh tani mendapatkan

beras tanpa harus memiliki sawah. Madharatnya lebih besar dirasakan para

buruh tani terutama dalam segi pembagian upahnya. 3). Relevansinya

disini termasuk kedalam akad yang fasid dan tidak dibolehkan dalam

Islam, karena ada salah satu syarat dari rukun ijarah yang tidak terpenuhi

7Nurmaulidina Isnaningsih, “Praktek Akad Pengupahan Buruh Tani (Bawon) Perspektif

Hukum Islam (Studi Kasus didesa Kedungbanteng Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten

Banyumas)”, Skripsi (Purwokerto: Fak. Syari‟ah, IAIN Purwokerto, 2018).

Page 22: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

9

yaitu pada ujrah (upah), karena mengandung unsur gharar dan adanya

ketidakadilan dalam pembagian upahnya, selain itu aspek madharatnya

lebih besar dirasakan oleh para buruh tani dari pada kemaslahatannya.8

Pada skripsi ini sistem pengupahannya menggunakan akad gadeng yang

pengupahannya dengan kulakan 10:2 dan dalam pemberian upahnya tidak

langsung diberikan melainkan ditangguhkan sampai waktu panen selesai,

sedangkan pada penelitian yang penulis teliti menggunakan sistem bawon

yang terdapat unsur kekeluargaan dalam pemberian upah.

Ketiga, skripsi yang dibuat oleh Ika Nur handayani, Fakultas

Syaria‟ah, IAIN Walisongo Semarang, yang berjudul “Tinjauan Hukum

Islam Terhadap Praktek Akad Bawon (Studi Kasus di Desa Gemulung

Kelurahan Kwangen Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen)”, 2012.

Hasil skripsi ini adalah bahwa praktik pengupahan buruh tani dengan akad

bawonyang dilakukan diDesa Gemulung Kelurahan Kwangen Kecamatan

Gemolong Kabupaten Sragen ini sudah menjadi tradisi. Dari pembayaran

upah, diawal akad tidak diketahui nominal upahnya berapa. Walaupun

nampaknya pembayaran upahnya mengandung unsur ketidakjelasan

karena belum diketahui berapa jumlah keseluruhan hasil panennya. Namun

pemilik sawah sudah dapat memperkirakan hasil panen yang akan

diperoleh dan berapa banyak upah harus diberikan dan buruhpun telah rela

atas upah yang diberikan. Mereka tidak terpaksa dan bukan karena

8Aziz Muslim, “Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Pengupahan Buruh Tani Di

Desa Ciakar Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran”,Skripsi (Bandung: Fak.Syari‟ah Dan

Hukum, UIN Sunan Gunung Djati, 2019).

Page 23: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

10

keterpaksaan. Maka upah buruh tani dengan hasil panen ini dibolehkan

dalam hukum Islam.9

Pada skripsi tersebut menjelaskan pemberian upah kepada buruh

tani diperoleh dari hasil padi yang telah dipanen kemudian ditimbang dan

dibagi delapan, seperdelapan tersebut adalah upah yang diberikan kepada

buruh tani. Sedangkan pada penelitian yang penulis teliti hasil panen padi

tidak ditimbang sehingga pemilik sawah tidak bisa memperkirakan berapa

hasil panen padi yang akan di dapat, serta terdapat perbedaan dalam

pemberian upah berdasarkan kekeluargaan.

G. Metode penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan pendekatan yuridis sosiologis

yang bersifat deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan terhadap

keadaan nyata masyarakat atau lingkungan masyarakat dengan maksud

dan tujuan untuk menemukan fakta (fact-finding), yang kemudian

menuju pada identifikasi (problem- identification) dan pada akhirnya

menuju kepada penyelesaian masalah (problem-solution).10

Jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan cara

mencari data langsung kelapangan untuk mengetahui lebih jelas

tentang pokok –pokok permasalahan dari judul skripsi.

9Ika Nur Handayani, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Akad Bawon (Studi

Kasus di Desa Gemulung Kelurahan Kwagen Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen)”, Skripsi

(Semarang: Fak. Syariah, IAIN Walisongo, 2012). 10

Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta:UI Press,1982), hal.10

Page 24: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

11

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti disini statusnya diketahui oleh narasumber

dan guna mendapatkan data, penulis sebagai pengumpul data

melakukan wawancara terhadap narasumber.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di Dusun Sambirejo Desa Teter

Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali. Alasan penulis memilih tempat

ini dikarenakan masyarakat dalam pemberian upah kepada buruh tani

terdapat perbedaan.

4. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua sumber data yang meliputi:

a. Data Primer

Yaitu data yang berasal dari sumber data utama,

berupa tindakan-tindakan sosial dan kata-kata dari pihak

yang terkait dengan masalah yang diteliti.11

Data ini

diperoleh dari masyarakat Dusun Sambirejo Desa Teter

Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali melalui wawancara

dengan enam pemilik sawah yaitu Bapak Sukamto,

Romeni, Tiran dan Ibu Muslimah, Sopiyah, Rahayu dan

sepuluh buruh tani yaitu Bapak Tardi dan Ibu Nur, Saniyah,

Sumirah, Murti, Ismiyati, Sri, Sugiyem, Sukini, Sri W.

Alasan penulis memilih mewawancarai mereka karena

11

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2008), hal.

133.

Page 25: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

12

pemilik sawah menerapkan pemberian upah dengan bawon

yang dalam pemberiannya terdapat perbedaan, sedangkan

buruh tani yang penulis wawancarai tersebut masih bekerja

menjadi buruh tani panen padi sampai sekarang.

b. Data Sekunder

Yaitu data-data yang berasal dari bahan kepustakaan

berupa Al-qur‟an, al-Hadist, buku fiqh atau buku-buku lain

yang ada hubungannya dengan obyek penelitian. Seperti

buku fiqh muamalah dan buku yang berhubungan dengan

pengupahan.

5. Prosedur Pengumpulan Data

a. Wawancara

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data

secara langung dari petani dan buruh tani padi. Penulis

menggunakan rekaman audio dan alat tulis sebagai alat

yang peneliti gunakan untuk wawancara. Peneliti

mendapatkan data dari wawancara petani dan buruh tani

di Dusun Sambirejo Desa Teter Kecamatan Simo

Kabupaten Boyolali.

b. Dokumentasi

Metode ini digunakan peneliti untuk

memperoleh data menggunakan rekaman dan foto pada

saat penelitian berlangsung. Dalam penelitian ini

Page 26: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

13

dokumentasi menggunakan gambar yang terdapat pada

lampiran.

6. Analisis Data

Cara yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data

adalah dengan metode deskriptif kualitatif, yaitu dengan

menggambarkan penelitian yang dilakukan sehingga dapat memberi

gambaran antara yang seharusnya dan kenyataan yang terjadi di

masyarakat.

7. Pengecekan Keabsahan Temuan

Menurut Moleong, untuk menghindari kesalahan atau

kekeliruan data yang telah didapatkan, perlu dilakukan pengecekan

keabsahan data. Pengecekan keabsahan data didasarkan pada kriteria

derajat kepercayaan (credibility) dengan teknik triangulasi, ketekunan

pengamatan, pengecekan teman sejawat. Triangulasi merupakan teknik

pengecekan keabsahan data yang didasarkan pada sesuatu diluar data

untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding terhadap data

yang telah ada.12

Dalam hal ini penulis membandingkan hasil

temuannya dengan data-data lain dari hasil pengamatan.

8. Tahap-tahap Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan

tahapan sebagai berikut:

12

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2003),

hal. 330

Page 27: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

14

a. Tahap sebelum lapangan, yaitu hal-hal yang dilakukan sebelum

melaksanakan penelitian, seperti membuat proposal penelitian,

menetapkan fokus penelitian dan hal lainnya yang harus dipenuhi

sebelum melakukan penelitian.

b. Tahap lapangan, yaitu mengumpulkan data melalui observasi dan

wawancara petani dan buruh tani di Dusun Sambirejo Desa Teter

Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali mengenai praktik

pengupahan sistem bawon.

c. Tahap analisis data, yaitu jika semua data sudah terkumpul maka

selanjutnya peneliti akan menganilisis data-data tersebut dan

menggambarkan hasil penelitian yang di dapat.

H. Sistematika Penulisan

Penulisan hasil penelitian adalah langkah terakhir dari kegiatan

penelitian ini, yang nanti dapat diketahui apakah penelitian ini berlangsung

sesuai prosedur dan metode-metode serta tekhnik yang digunakan berjalan

dengan baik, jika hasil penelitin secara lengkap dan sistematis.13

Supaya pembahasan skripsi ini mudah dipahami dan sistematis,

penyusun membagi skripsi ini ke dalam bab-bab dan sub bab. Secara garis

besar sistematika pembahasan terdiri dari lima bab:

13

Dudung Abdurrahman, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Kurnia Alam

Semesta,2003), hal.69

Page 28: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

15

Bab I Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan kegunaan masalah, penegasan istilah,

tinjauan pustaka, metode penelitian,dan sistematika penulisan.

Bab II Ijarah tentang sistem pengupahan dalam hukum Islam yang

berisi tentang pengertian pengupahan secara umum dan hukum Islam,

dasar hukum ijarah, hukum ijarah, rukun dan syarat ijarah, macam-

macam ijarah, pembayaran upah dan sewa, pembatalan dan berakhirnya

ijarah.

Bab III Pelaksanaan pengupahan buruh tani dengan sistem bawon

di Dusun Sambirejo Desa Teter Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali.

Bab ini akan menggambarkan keadaan monografi dan demografi Dusun

Sambirejo Desa Teter Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali dan

menggambarkan praktik pengupahan buruh tani dengan sistem bawon di

dusun tersebut.

Bab IV Tinjauan Hukum Islam terhadap upah buruh tani dengan

sistem bawon di Dusun Sambirejo Desa Teter Kecamatan Simo Kabupaten

Boyolali.

Bab V Penutup berisi kesimpulan dan saran.

Page 29: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

16

BAB II

IJARAH UPAH MENGUPAH

A. Pengertian Pengupahan Secara Umum

Upah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah uang

dan sebagainya yang dibayarkan sebagai pembalasan jasa atau sebagai

pembayar tenaga yang sudah dikeluarkan untuk mengerjakan sesuatu.14

Upah juga dapat diartikan sebagai imbalan yang dibayarkan kepada orang-

orang yang bekerja dengan melakukan pekerjaan kasar dan lebih banyak

mengandalkan kekuatan otot dan sifatnya tidak tetap.15

Upah dapat digunakan dalam pengertian sempit maupun luas.

Dalam arti luas, istilah itu berarti pembayaran yang diberikan sebagai

imbalan untuk jasa tenaga kerja. Dalam artian sempit, upah dapat

didefinisikan sebagai sejumlah uang yang dibayarkan oleh majikan kepada

pekerjanya untuk jasa yang diaberikan. Pada umumnya, di dalam ilmu

ekonomi istilah upah digunakan dalam arti luas dan berarti bagian dari

dividen nasional yang diterima oleh orang yang bekerja dengan tangan

atau otaknya, baik secara independen maupun untuk seorang majikan.16

Dalam Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1981 tentang

Perlindungan Upah disebutkan bahwa upah adalah suatu penerimaan

sebagai imbalan dari pengusaha kepada buruh untuk suatu pekerjaan atau

14

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2016. 15

Akifa P. Nayla, Panduan Lengkap Sistem Administrasi Gaji Dan Upah, (Jogjakarta:

Laksana,2014), hal.18-19 16

Muhammad Sharif Chaudy, Sistem Ekonomi Islam, cet. Ke-1, (Jakarta: Kencana,2012),

hal. 197

Page 30: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

17

jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk

uang yang ditetapkan menurut persetujuan atau peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja

antara pengusaha dengan buruh, termasuk tunjangan, baik untuk buruh itu

sendiri maupun keluarganya.17

Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, upah

adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang

sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh

yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,

kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan

bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa

yang telah atau akan dilakukan.18

Secara umum pengertian upah sama dengan gaji, yaitu sama-sama

dapat disebut penghasilan. Namun jika dilihat konteksnya upah dan gaji

ini berbeda. Menurut KBBI, gaji adalah dibayar dalam waktu yang tetap,

atau balas jasa yang diterima pekerja dalam bentuk uang berdasarkan

waktu tertentu.19

17

Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, ed. Revisi, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2014), hal.144 18

Undang-Undang No.13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, bab X, pasal 1 ayat 30. 19

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2016.

Page 31: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

18

Para ahli juga mengemukakan definisi dari gaji antara lain:

1. Menurut Mulyadi, gaji merupakan pembayaran atas penyerahan jasa

yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan

manajer.20

2. Soemarso mengemukakan gaji adalah imbalan kepada pegawai yang

diberikan atas tugas-tugas administrasi dan pimpinan yang jumlahnya

biasanya tetap secara bulanan.21

Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa gaji

adalah sejumlah uang yang diberikan atas jasa yang diberikan yang

bersifat tetap setiap bulannya. Jadi perbedaan antara upah dan gaji terletak

pada waktu dan bentuk imbalan yang diberikan. Jika gaji diberikan setiap

bulan sesuai dengan perjanjian awal atau tidak diberikan langsung setelah

pekerjaan selesai dan dalam bentuk uang sedangkan upah diberikan setelah

pekerjaan itu selesai, bisa dalam bentuk uang atau yang lainnya.

Persoalan upah ini amat penting karena mempengaruhi masyarakat

secara keseluruhan. Jika para pekerja tidak mendapat upah yang memadai,

hal itu tidak hanya mempengaruhi nafkahnya saja, melainkan juga daya

belinya. Jika sebagian besar pekerja tidak memliki daya beli yang cukup,

maka hal itu akan mempengaruhi seluruh industri yang memasok barang-

barang konsumsi bagi kelas pekerja. Lagi pula, perlakuan tidak adil

kepada kelas pekerja ini akan menimbulkan ketidakpuasaan, frustasi,

20

Mulyadi, Sistem Akuntansi, (Jakarta: Salemba Empat, 2008), hal.373. 21

Soemarso,S.R, Akuntansi:Suatu Pengantar, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), hal.307

Page 32: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

19

agitasi dan pemogokan.22

Seorang pekerja atau buruh berhak atas

penghasilan yang layak sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan

hidup. Penghasilan yang layak merupakan jumlah penerimaan atau

pendapatan pekerja/buruh dari hasil pekerjaannya sehingga mampu

memenuhi kebutuhan hidup pekerja/buruh dan keluarganya secara wajar.23

Dalam penetapan upah tersebut tidak boleh ada diskriminasi antara

pekerja/buruh laki-laki dan perempuan, untuk pekerjaan yang sama

nilainya sebagaimana dimaksud dalam konvensi 100 yang diratifikasi

berdasarkan Undang-Undang No.80 Tahun 1957 (Lembaran Negara

No.171 Tahun 1957). Dengan pengupahan yang sama bagi pekerja/buruh

laki-laki dan perempuan untuk pekerja/buruh yang sama nilainya

dimaksudkan nilai pengupahan tidak dibedakan berdasarkan jenis

kelamin.24

Hak untuk menerima upah bagi pekerja/buruh timbul pada saat

adanya hubungan kerja antara pekerja/buruh dan pengusaha, dan berakhir

pada saat hubungan kerja tersebut terputus. Pengusaha dalam menetapkan

upah tidak boleh mengadakan diskriminasi antara pekerja/buruh laki-laki

dan perempuan untuk pekerjaan yang sama nilainya.

Dalam ketentuan Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 1981 tentang

Perlindungan Upah, juga dianut asas no work no pay, yakni upah tidak

22

Muhammad Sharif Chaudy, Sistem Ekonomi Islam, cet. Ke-1, (Jakarta: Kencana,

2012), hal. 197. 23

Dalinama Telaumbanua, Hukum Ketenagakerjaan, (Yogyakarta: Deepublish, 2019),

hal.26 24

Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal.143

Page 33: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

20

dibayar apabila pekerja/buruh tidak melakukan pekerjaan.25

Jadi jika

pekerja atau buruh sudah melaksanakan pekerjaannya pengusaha wajib

memberikan upah kepada pekerjanya, maka dalam pembahasan skripsi ini

pemilik sawah berkewajiban memberikan upah kepada buruh tani apabila

panen padi miliknya telah selesai dikerjakan.

B. Pengupahan Menurut Islam

1. Pengertian Pengupahan (Ujrah)

Upah merupakan suatu bentuk apresiasi yang diberikan seseorang

terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh orang lain. Sebagaimana

Allah SWT memberikan apresiasi atau balasan atas apa yang kita

kerjakan di dunia ini. Pengupahan dalam Islam disebut juga dengan

Ujrah. Ujrah termasuk kedalam ijarah upah mengupah karena

pengambilan manfaat atas jasa seseorang yang kemudian diberikan

imbalan, imbalan inilah yang dimaksud dengan upah atau ujrah.

Menurut A. W. Al-Munawwir dalam kamus al-Munawwir,

sebagaimana dikutip oleh Qamarul Huda, kata ijarah diderivasi dari

bentuk fi‟il “ajara-ya‟juru-ajran”. Ajran semakna dengan kata al-

„iwadh yang mempunyai arti ganti dan upah.26

25

Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal.145 26

Qamarul Huda, Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Teras, 2011), hal.77.

Page 34: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

21

Al-Ijarah berasal dari kata al-ajru, yang arti menurut bahasanya

ialah al-iwadh, arti dalam bahasa Indonesianya ialah ganti atau upah.

Menurut MA. Tihami, al-ijarah (sewa-menyewa) ialah akad

(perjanjian) yang berkenaan dengan kemanfaatan (mengambil manfaat

sesuatu) tertentu, sehingga sesuatu itu legal untuk diambil manfaatnya,

dengan memberikan pembayaran (sewa) tertentu.27

Pendapat lain

dikemukakan oleh Zuhaily, ia mengemukakan bahwa sewa (ijarah)

adalah transaksi pemindahan hak guna atas barang atau jasa dalam

batasan waktu tertentu melalui pembayaran upah sewa tanpa diikuti

dengan pemindahan hak pemilikan atas barang.28

Menurut istilah, para ulama berbeda pendapat dalam

mendefinisikan ijarah, antara lain adalah:

a. Menurut ulama Hanafi ijarah adalah transaksi terhadap suatu

manfaat dengan imbalan.29

b. Menurut ulama Syafi‟i ijarah adalah akad atas suatu

kemanfaatan yang mengandung maksud tertentu dan mubah,

serta menerima pengganti atau kebolehan dengan pengganti

tertentu.30

27

Sohari Sahrani & Ru‟fah Abdullah, Fiqh Muamalah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011),

hal.167. 28

Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik Dan Kontenporer Hukum Perjanjian,

Ekonomi,Bisnis, dan Sosial, (Bogor: Ghalia, 2012), hal.185. 29

Gemala Dewi dkk, Hukum Perikatan Islam, cet. Ke-1, (Jakarta: Kencana, 2005),

hal.115. 30

Rachmat Syafe‟i, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), hal.121-122

Page 35: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

22

c. Menurut ulama Maliki dan Hanabilah ijarah adalah

menjadikan milik suatu kemanfaatan yang mubah dalam waktu

tertentu dengan pengganti.31

d. Menurut Sayyid Sabiq ijarah adalah jenis akad untuk

mengambil manfaat dengan jalan penggantian32

.

e. Menurut Idris Ahmad bahwa ijarah artinya mengambil manfaat

tenaga orang lain dengan jalan memberi ganti menurut syarat-

syarat tertentu.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, kiranya dapat dipahami bahwa

ijarah adalah menukar sesuatu dengan ada imbalannya,diterjemahkan

dalam bahasa Indonesia berarti sewa-menyewa dan upah-mengupah,

sewa-menyewa adalah:

“Menjual manfaat” غ١ب افغا

Dan upah mengupah adalah:

“Menjual tenaga atau kekuatan” ة م ب١غا33

Secara garis besar dapat disimpulkan ijarah upah mengupah adalah

pengambilan manfaat tenaga ataupun kekuatan seseorang dengan

31

Rachmat Syafe‟i, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001). hal.122. 32

Sohari Sahrani & Ru‟fah Abdullah, Fiqh Muamalah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011).

hal.168. 33

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), hal.115.

Page 36: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

23

memberikan imbalan sesuai dengan syarat-syarat yang disepakati

kedua belah pihak.

2. Dasar Hukum Ijarah Upah Mengupah

Dasar hukum ijarah terdapat di dalam Al-Qur‟an dan Hadis yaitu:

a) Al-Qur‟an

Pertama Q.S At-Thalaq:6

ا خض١م لحضآس جذو خ ح١ذعى اعى

ػ١حخ اػ١ فم فا الثح و ا ح ٠ضؼ

فا ى اسضؼ فا س اج شح أح ف ؼش ب اب١ى

فغخشضغ حؼاعشح ا اخش (٦)

Artinya:“Tempatkanlah mereka (para istri) dimana kamu

bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah

kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati)

mereka. Dan jika mereka (Istri-istri yang sudah ditalak)

itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka

nafkahnya sampai mereka melahirkan kandungannya,

kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu maka

berikanlah imbalannya kepada mereka dan

musyawarahkanlah diantara kamu (segala sesuatu)

dengan baik dan jika kamu menemui kesulitan, maka

perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya”.

(Q.S At-Thalaq (65): 6).

Ayat di atas menjelaskan bahwa jika mereka istri-istri yang

sudah dicerai sedang hamil, baik perceraian yang masih

memungkinkan rujuk msupun ba‟in (perceraian abadi), maka

berikanlah mereka nafkah sepanjang masa kehamilan itu hingga

mereka bersalin. Jika mereka menyusukan untuk kamu, yakni

Page 37: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

24

menyusukan anak kamu yang dilahirkannya itu dan yang membawa

nama kamu sebagai bapaknya, maka berikanlah kepada mereka

imbalan tersebut dalam melaksanakan tugas menyusukan itu dan

musyawarahkanlah diantara kamu dengan mereka segala sesuatu

termasuk soal imbalan tersebut dengan musyawarah yang baik

sehingga hendaknya masing-masing mengalah dan menoleransi.

Jika kamu saling menemui kesulitan dalam hal penyusuan itu,

misalnya ayah enggan membayar dan ibu enggan menyusukan,

maka perempuan lain pasti akan dan boleh menyusukan anak itu

untuk ayahnya baik melalui air susunya maupun susu buatan.

Karena itu, jangan memaksa ibunya untuk menyusukan anak,

kecuali jika bayi itu enggan menyusu selain susu ibunya.34

Kedua Q.S. Al-baqarah ayat 233

۞ أسادأ ١ وا ١ ح لد أ اذاث٠شضؼ ا ٠خ

لحى ف ؼشف با ح وغ دسصل ػا ضاػت اش

ػ ذ دب ل ذا اذةب لحضاس عؼا فظإل

أساداف فئ ه ر ز اسد سفلا حشا ا حشاض ػ صالا

إرا فلجاحػ١ى لدو حغخشضؼاأ أ أسدح إ ا جاحػ١

احؼ ب الله اأ اػ اح ماالله ؼشف با اآح١خ خ بص١شع

Artinya: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua

tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan

penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan

pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang

34

M. Quraish Shihab, Tafsir Al- Misbah:Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur‟an,

(Jakarta: LenteraHati, 2002), hal.143.

Page 38: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

25

tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.

Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena

anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun

berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih

(sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan

permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan

jika kamu ingin anakmu disusui oleh orang lain, maka tidak

ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran

menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan

ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu

kerjakan”. (Q.S. Al-Baqarah (2): 233).

Dari ayat ini, dipahami adanya tingkat penyusuan:pertama,

tingkat sempurna yaitu dua tahun atau tiga bulan kurang masa

kandungan. Kedua, masa cukup yaitu kurang dari masa tingkat

sempurna dan tingkat ketiga, masa yang tidak cukup kalau enggan

berkata “kurang” dan ini dapat mengakibatkan dosa, yaitu enggan

menyusui anaknya. Karena itu, bagi yang tidak mencapai tingkat

cukup, baik dengan alasan yang dapat dibenarkan misalnya karena

sakit maupun alasan yang dapat menimbulkan kecaman misalnya

karena ibu meminta bayaran tidak wajar maka ayah harus mencari

seseorang yang dapat menyusui anaknya. Inilah yang dipesankan oleh

lanjutan ayat diatas dengan pesannya, “ jika kamu wahai para ayah.

Ingin anak kamu disusukan oleh wanita lain, dan ibunya tidak

bersedia menyusuinya, maka tidak ada dosa bagi kamu apabila kamu

Page 39: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

26

memberikan pembayaran kepada wanita lain itu berupa upah atau

hadiah menurut yang patut.”35

Ketiga Q.S. Al-Qashash ayat 26

ا٠اأبجاعخؤجش لاجإحذا ١ ال م اعخؤجشثا خ١ش (٦٦)إ

حجج ر حؤجش ا ػ خ١ ىحهاحذابخ ا اس٠ذا لايا

عخ ػ١ه اشك اس٠ذا ا ذن ػ اف جػششا اح شاءفا ا جذ

الله ح١ اص (٦٢)

ا اللهػ ػ ا لض١جفلػذ االج١ ا٠ ب١ه هب١لاير

و١ ي (٦٢)م

Artinya: “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku

ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena

sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil

untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat

dipercaya (26). Dia (Syekh Madyan) berkata,

“Sesungguhnya aku bermaksud ingin menikahkan engkau

dengan salah seorang dari kedua anak perempuanku ini,

dengan ketentuan bahwa engkau bekerja padaku selama

delapan tahun dan jika engkau sempurnakan sepuluh tahun

maka itu adalah (suatu kebaikan) darimu, dan aku tidak

bermaksud memberatkan engkau. Insya Allah engkau akan

mendapatiku termasuk orang yang baik” (27). Dia (Musa)

berkata, “Itu (perjanjian) antara aku dan engkau. Yang

mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu yang aku

sempurnakan, maka tidak ada tuntutan (tambahan) atas

diriku (lagi). Dan Allah menjadi saksi atas apa yang kita

ucapkan”(28). (Q.S. Al-Qashash (28):26-28).

Salah seorang dari kedua wanita itu, yakni yang datang

mengundangnya, berkata:”wahai ayahku pekerjakanlah dia agar dia

35

M. Quraish Shihab, Tafsir Al- Misbah:Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur‟an,

(Jakarta: LenteraHati, 2002), hal:611.

Page 40: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

27

dapat menangani pekerjaan kita selama ini, antara lain menggembala

ternak kita karena sesungguhnya dia adalah orang yang kuat dan

terpercaya dan sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau

pekerjakan untuk tugas apapun adalah orang yang kuat fisik dan

mentalnya lagi terpercaya.

Kekuatan yang dimaksud adalah kekuatan dalam berbagai

bidang. Karena itu, terlebih dahulu harus dilihat bidang apa yang akan

ditugaskan kepada yang dipilih. Selanjutnya, kepercayaan dimaksud

adalah integritas pribadi yang menuntut adanya sifat amanah sehingga

tidak merasa bahwa apa yang ada dalam genggaman tangannya

merupakan milik pribadi, tetapi milik pemberi amanat yang harus

dipelihara dan bila diminta kembali harus dengan rela

mengembalikannya.36

Keempat Q.S. An- Nahl ayat 90

اللهإ حغا ال ؼذي شبا فحشآء٠ؤ ا ػ ٠ مشب إ٠خآءرا

( ش حزو ؼ ى ٠ؼظى بغ ا ىش ا ٠)

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan

berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah

melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.

Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat

mengambil pengajaran”. (Q.S. An-Nahl (16): 90).

36

M. Quraish Shihab, Tafsir Al- Misbah:Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur‟an,

(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal.580.

Page 41: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

28

Allah Ta‟ala menerangkan bahwa, dia menyuruh hamba-

hambanya berlaku adil, yaitu bersikap tengah-tengah dan seimbang,

serta dianjurkan berbuat ihsan.

b) Hadis

Pertama Hadis yang diriwayatkan Abdul ar-Razzaq dari Abu

Hurairah dan Abu Sa‟id al-Khudry:

ػ١ الله ص ا ب سضاللهػأ خذس أبعؼ١ذا ػ ا لاي:) ع أجشح(عخؤجشأج١شاا ١غ اػبذف س

طش٠كأبح١فت ب١م صا مطاع, ا ف١ اق ص اش

Artinya: Dari Abu Sa‟id Al-Khudry Radliyallaahu'anhu bahwa

Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

"Barangsiapa mempekerjakan seorang pekerja tentukanlah

upahnya." Riwayat Abdul Razzaq dalam hadits munqathi'.

Hadits maushul menurut Baihaqi dari jalan Abu Hanifah.

Hadis tersebut menjelaskan bahwa penentuan upah untuk si

pekerja dan keridhaannya dengan upah itu termasuk perkara yang

telah ditetapkan di dalam Syariat Islam. Dan Al-Qur‟an telah

menyinggung masalah pengupahan, upah dan pekerja dalam

FirmanNya tentang hak Nabi Musa dengan orang shalih yang

berkeinginan untuk menikahkannya dengan salah seorang dari dua

Page 42: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

29

putrinya yang terdapat didalam Al-Qur‟an surat Al-Qashash ayat

26-28.37

Kedua Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah:

:أػطا ع ػ١ الله ش,لاي:لايسعلللهص ػ ػبذاللهب ػ

ػشل) ٠جف أ اج(الج١شأجشلب ااب س

Artinya: “Dari Abdullah bin Umar berkata bahwa Rasulullah SAW

telah bersabda: Berikanlah olehmu upah buruh itu sebelum

keringatnya kering” (Riwayat Ibnu Majah).38

Dengan dibayarnya upah sesegera mungkin dapat

meminimalisir faktor lupa dari pemberi kerja dan dapat

mengeratkan silaturahmi atau kerjasama dilain waktu jika

dibutuhkan kembali.

Ketiga dalam Hadis tentang sewa menyawa dengan emas dan

perak:

راإعحكأخبشا حذ سب١ؼتب ػ صاػ راال ٠ظحذ ػ١غب

لاي صاس ل١ظال ظتب رح حذ ح أبػبذاش

سقفمايلبؤط ا وشاءالسضباز ب خذ٠جػ جسافغب عؤ

إ ػب ع ػ١ الله ص ذا ب ػػ ا اط٠ؤاجش اوا

زا ٠غ هزا سعف١ اض أش١اء ي جذا ألبايا ار٠ااث ا

اطو ٠ى هزاف ٠ زا ٠غ ا فؤ زافزهصجشػ شاءإل

فلبؤطب ض ؼ ء ش

37

Abdul Qadir Syaibah al-Hamd, Syarah Bulughul Maram (6), alih bahasa Izzudin

Karimi dkk, cet. Ke-1 (Jakarta: Darul Haq, 2012), hal.71-72. 38

Al-Hafizh, Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram, alih bahasa Fahmi Aziz dan

Rohidin Wahid, ed. Achmad Zirzis, cet. Ke-1 (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2015), hal.545

Page 43: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

30

Artinya: Telah menceritakan kepadaku (Ishaq) telah menceritakan

kepada kami (Isa bin Yunus) telah menceritakan kepada

kami (Al Auza‟i) dari (Rabi‟ah bin Abu Abdurrahman) telah

menceritakan kepadaku (Handlalah bin Qais Al Anshar) dia

berkata; “Saya bertanya kepada (Rafi‟ bin Khadi)

mengenai menyewakan tanah perkebunan dengan bayaran

emas dan perak.” Maka dia menjawab; “Hal itu tidak

mengapa. Dulu pada masa Rasulullah shallallahu „alaihi

wasallam, banyak para sahabat yang menyewakan

tanahnya dengan imbalan memperoleh hasil panen dari

tanaman yang tumbuh di sekitar parit atau saluran air atau

sejumlah tanaman itu sendiri, apabila suatu ketika pemilik

tanah itu rugi, justru pemilik tanah itu merasa diuntungkan,

atau pemilik tanah mendapatkan keuntungan dan penyewa

yang merasa dirugikan, tetapi anehnya banyak dari orang-

orang yang melakukan penyewaan seperti itu. Oleh karena

itu, Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam melarang

penyewaan tanah seperti di atas. Sedangkan penyewaan

tanah dengan pembayaran yang telah diketahui dan dapat

dipertanggungjawabkan, maka hal itu tidaklah dilarang.”39

Berdasarkan dalil Al-Qur‟an dan hadis diatas ijarah upah

mengupah diperbolehkan, apabila tidak ada pihak yang merasa

dirugikan.

3. Hukum Ijarah

Hukum ijarah ada dua yaitu sahih dan fasid. Ijarah dapat

dikatakan sahih apabila tetapnya kemanfaatan upah bagi pekerja,

karena ijarah termasuk jual beli pertukaran dengan kemanfaatan.

Adapun hukum ijarah rusak, menurut ulama Hanafiyah, jika

pemberi kerja telah mendapatkan manfaat dari pekerjanya kemudian

orang yang bekerja dibayar lebih kecil dari kesepakatan pada waktu

39

Al-Hafizh, Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram, alih bahasa Fahmi Aziz dan

Rohidin Wahid, ed. Achmad Zirzis, cet. Ke-1 (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2015), hal.543

Page 44: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

31

akad, ini bila kerusakaan tersebut terjadi pada syarat. Akan tetapi, jika

kerusakaan disebabkan penyewa tidak memberitahukan jenis pekerjaan

perjanjiannya, upah harus diberikan semestinya. Jafar dan Ulama

Syafi‟iyah berpendapat bahwa ijarah fasid sama dengan jual-beli fasid,

yakni harus dibayar sesuai dengan nilai atau ukuran yang dicapai.40

4. Rukun Dan Syarat Ijarah Upah Mengupah

a. Rukun ijarah adalah sebagai berikut:

1) Mu‟jir dan musta‟jir, yaitu orang yang melakukan akad sewa-

menyewa atau upah–mengupah. Mu‟jir adalah orang yang

memberikan upah dan yang menyewakan, musta‟jir adalah orang

yang menerima upah untuk melakukan sesuatu dan yang menyewa

sesuatu, disyaratkan pada mu‟jir dan musta‟jir adalah baligh,

berakal, cakap melakukan tasharuf (mengendalikan harta), dan

saling meridhai. Allah berfirman:

حجاسةا حى أ إل ط ب١ىبٱب اى أ الحؤو آ اٱ ز٠ اأ٠ ٠

ى حشاض ػ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,kecuali

dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-

suka (Q.S. An-Nisa: 29)"

40

Rachmat Syafe‟i. Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), hal.131.

Page 45: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

32

Bagi orang yang berakad ijarah juga disyaratkan

mengetahui manfaat barang yang diakadkan dengan sempurna

sehingga dapat mencegah terjadinya perselisihan.

2) Shighat ijab kabul antara mu‟jir dan musta‟jir.

3) Ujrah, disyaratkan diketahui jumlahnya oleh kedua belah pihak,

baik dalam sewa-menyewa maupun dalam upah-mengupah. Karena

ijarah tidak sah apabila upah belum diketahui. Di dalam pemberian

upah terdapat prinsip- prinsip berdasarkan ekonomi syariah yaitu

prinsip keadilan (ditetapkan berdasarkan negosiasi kedua belah

pihak), prinsip kebebasan, prinsip pemerataan (mempunyai

kesempatan yang sama yang bertujuan tidak adanya ketimpangan

upah pada pekerja yang dapat menimbulkan keserakahan dan

kecemburuan sosial).41

4) Barang yang disewakan atau sesuatu yang dikerjakan dalam upah-

mengupah, disyaratkan barang yang disewakan dengan beberapa

syarat berikut ini:

a) Hendaklah barang yang menjadi objek akad sewa-menyewa

dan upah-mengupah dapat dimanfaatkan kegunaannya.

b.) Hendaklah benda-benda yang objek sewa-menyewa dan upah-

mengupah dapat diserahkan kepada penyewa dan pekerja

berikut kegunaannya (khusus dalam sewa-menyewa).42

41

M. Mabruri Faozi dan Putri Inggi Rahmiyanti, Sistem Pengupahan Tenaga Kerja Home

Industri Perspektif Ekonomi Islam, Al Mustashfa Vol.4, No:1 (2016), hal.18-19 42

Sohari Sahrani & Ru‟fah Abdullah, Fiqh Muamalah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011),

hal.170.

Page 46: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

33

b. Syarat Ijarah antara lain

1) Syarat Terjadinya Akad

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam jual beli, menurut

Ulama Hanafiyah,‟aqid (orang yang berakad) disyaratkan harus

berakal dan mumayyiz (minimal 7 tahun), serta tidak disyaratkan

baligh. Akan tetapi, jika bukan barang miliknya sendiri, akad ijarah

anak mumayyiz dipandang sah bila telah diizinkan walinya.

Ulama Malikiyah berpendapat bahwa baligh adalah syarat

penyerahan. Dengan demikian, akad anak mumayyiz adalah sah,

tetapi bergantung atas kridhaan walinya. Ulama Hanabilah dan

Syafiiyah mensyaratkan orang yang akad harus mukallaf, yaitu

baligh dan berakal, sedangkan anak mumayyiz belum dapat

dikategorikan ahli akad.43

2) Syarat Pelaksanaan

Agar ijarah terlaksana, barang harus dimiliki oleh „aqid atau

ia memiliki kekuasaan penuh untuk akad (ahliah). Dengan

demikian, ijarah al-frudhul (ijarah yang dilakukan oleh orang yang

tidak memiliki kekuasaan atau tidak diizinkan oleh pemiliknya)

tidak dapat menjadikan adanya ijarah.44

43

Sohari Sahrani & Ru‟fah Abdullah, Fiqh Muamalah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011),

hal.170. 44

Sohari Sahrani & Ru‟fah Abdullah, Fiqh Muamalah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011),

hal.126.

Page 47: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

34

3) Syarat Sah Akad Ijarah

a.) Adanya keridhaan dari kedua belah pihak, apabila salah satu

pihak terpaksa melakukan akad itu maka akadnya tidak sah.

b.) Ma‟qud „Alaih bermanfaat dengan jelas, seperti penjelasan

jenis pekerjaan perlu dijelaskan ketika menyewa orang untuk

bekerja sehingga tidak terjadi kesalahan dan pertentangan dan

penjelasan waktu kerja yaitu tentang batasan waktu kerja

sangat bergantung pada pekerjaan dan kesepakatan dalam akad.

c.) ma‟qud „Alaih (barang) harus dapat memenuhi secara syara‟

d.) kemanfaatan benda dibolehkan menurut syara‟

e.) tidak menyewa untuk pekerjaan yang diwajibkan kepadanya

f.) tidak mengambil manfaat bagi diri orang yang disewa

g.) manfaat ma‟qud „Alaih sesuai dengan keadaan yang umum45

4) Syarat Ujrah (upah)

Para ulama membolehkan ijarah upah mengupah dengan

menetapkan syarat upah yaitu berupa harta tetap yang dapat

diketahui dan tidak boleh sejenis dengan barang manfaat dari

ijarah, seperti upah menyewa rumah untuk ditempati dengan

menempati rumah tersebut.46

Jika manfaat itu tidak jelas dan menyebabkan perselisihan,

maka akadnya tidak sah karena ketidakjelasaan menghalangi

penyerahan dan penerimaan sehingga tidak tercapai maksud akad

45

Ibid., hal.127-128 46

Ibid., hal.129

Page 48: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

35

tersebut. Kejelasan objek akad (manfaat) terwujud dengan

penjelasan tempat, waktu, dan penjelasan objek kerja dalam

penyewaan para pekerja.47

DSN MUI juga mengeluarkan fatwa yang membahas

tentang pembiayaan ijarah yaitu antara lain tentang rukun dan

syarat ijarah serta obyek ijarah. Menurut DSN MUI rukun dan

syarat ijarah terdapat tiga hal yaitu: shigat ijarah (ijab dan qabul),

pihak yang berakad terdiri dari pemberi jasa dan pengguna jasa,

obyek akad ijarah ada dua yaitu dapat berupa manfaat barang dan

sewa serta manfaat jasa dan upah. Sedangkan obyek ijarah adalah

manfaat dari pengguna jasa, manfaat jasa harus bisa dinilai dan

dilaksanakan dalam kontrak, manfaat jasa harus bersifat

dibolehkan( tidak diharamkan).48

5. Macam-macam Ijarah Upah Mengupah

Berdasarkan uraian tentang definisi dan syarat ijarah, maka

ijarah dapat dikelompokkan menjadi dua bagian.

a. Ijarah „ala al-manafi‟,yaitu ijarah yang objek akadnya adalah

manfaat, seperti menyewakan rumah untuk ditempati, mobil untuk

dikendarai, baju untuk dipakai dan lain-lain. Dalam ijarah ini tidak

47

Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 13, (Bandung: Alma‟arif, 1987), hal.19. 48

Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional Nomor 09/DSN-MUI/VI/2000. Pembiayaan Ijarah.

Page 49: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

36

dibolehkan menjadikan objeknya sebagai tempat yang

dimanfaatkan untuk kepentingan yang dilarang oleh syara‟. 49

Ada akad Ijarah „ala al-manafi‟ yang perlu mendapatkan

perincian lebih lanjut, yaitu:

1) Ijarah al-„ardh (akad sewa tanah) untuk ditanami atau

didirikan bangunan. Akad sewa tersebut baru sah jika

dijelaskan peruntukannya. Apabila akadnya untuk ditanami,

harus diterangkan jenis tanamannya, kecuali jika pemilik

tanah (mu‟jir) memberi izin untuk ditanami tanaman apa

saja.

2) Akad sewa pada binatang harus jelas peruntukannya, untuk

angkutan atau kendaraan dan juga masa penggunaannya.

Karena binatang dapat dimanfaatkan untuk aneka kegiatan,

jadi untuk menghindari sengketa kemudian hari, harus

disertai rincian pada saat akad.50

b. Ijarah „ala al-„amaal ijarah, yaitu ijarah yang objek akadnya jasa

atau pekerjaan, seperti membangun gedung atau menjahit pakaian.

Akad ijarah ini terkait erat dengan masalah upah mengupah.

Karena itu, pembahasannya lebih dititik beratkan kepada pekerjaan

atau buruh (ajir).

Ajir dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu ajir khass dan ajir

musytarak. Pengertian ajir khass adalah pekerja atau buruh yang

49

Qamarul Huda, Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Teras, 2011), hal.14 50

Ibid., hal.85-86

Page 50: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

37

melakukan suatu pekerjaan secara individual dalam waktu yang telah

ditetapkan, seperti pembantu rumah tangga dan sopir. Menurut

Wahbah az-Zuhaili, pekerjaan menyusukan anak kepada orang lain

dapat digolongkan dalam akad ijarah khass.

Ajir Musytarak adalah seseorang yang bekerja dengan profesinya

dan tidak terikat oleh orang tertentu. Dia mendapatkan upah karena

profesinya, bukan karena penyerahan dirinya terhadap pihak lain,

misalnya pengacara dan konsultan.51

6. Pembayaran Upah (Ujrah)

Jika ijarah itu suatu pekerjaan, maka kewajiban

pembayaran upahnya adalah pada waktu berakhirnya pekerjaan.

Bila tidak ada pekerjaan lain, jika akad sudah berlangsung dan

tidak disyaratkan mengenai pembayaran serta tidak ada ketentuan

penangguhannya, maka menurut Abu Hanifah, wajib diserahkan

upahnya secara berangsur-angsur sesuai dengan manfaat yang

diterimanya. Menurut Imam Syafi‟i dan Ahmad, sesungguhnya ia

berhak dengan akad itu sendiri, jika mu‟jir menyerahkan zat benda

yang disewa kepada musta‟jir, ia berhak menerima bayarannya,

karena penyewa (musta‟jir) sudah menerima kegunaan. Hak

menerima upah bagi musta‟jir adalah ketika pekerjaan selesai

51

Ibid., hal.86-87

Page 51: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

38

dikerjakan, beralasan kepada hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah,

Rasulullah SAW, bersabda:

ش, ػ ػبذاللهب :أػطاػ ع ػ١ الله لاي:لايسعلللهص

ػشل) ٠جف أ اج(الج١شأجشلب ااب س

Artinya: “Dari Ibnu Umar RA, berkata bahwa Rasulullah SAW telah

bersabda: Berikanlah olehmu upah buruh itu sebelum

keringatnya kering” (Riwayat Ibnu Majah). 52

7. Pembatalan Ijarah Dan Berakhirnya Ijarah

Ijarah adalah jenis akad lazim, yaitu akad yang tidak

membolehkan adanya fasakh pada salah satu pihak, karena ijarah

merupakan akad pertukaran, kecuali bila didapati hal-hal yang

mewajibkan fasakh. Ijarah akan menjadi batal fasakh bila ada hal- hal

sebagai berikut :

a. Rusaknya barang yang diupahkan (ma‟jur „alaih), seperti baju

yang diupahkan untuk dijahitkan.

b. Terpenuhinya manfaat yang diakadkan, berakhirnya masa yang

telah ditentukan dan selesainya pekerjaan.53

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa ijarah upah

mengupah adalah pembayaran upah dari pemilik sawah (Mu‟jir)

kepada buruh tani (Musta‟jir) atas dasar buruh tani sudah melakukan

52

Al-Hafizh, Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram, alih bahasa Fahmi Aziz dan

Rohidin Wahid, ed. Achmad Zirzis, cet. Ke-1 (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2015), hal.545. 53

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah:Membalas Ekonomi Islam, Kedudukan Harta,Hak

Milik,JualBeli, Bunga Bank dan Riba, Musyarakah,Ijarah,Koperasi,Asuransi,Etika Bisnis dan

lain-lain, (Jakarta: Grafindo Persada, 2005), hal.173.

Page 52: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

39

pekerjaannya. Dan pemilik sawah berkewajiban memberikan upah

kepada buruh tersebut. Pada saat akad antara pemilik sawah dan buruh

tani harus sesuai dengan rukun dan syarat dari akad ijarah upah

mengupah tersebut, yang salah satunya adalah hendaknya

memberitahukan besarnya upah yang akan diterima oleh buruh tani

setelah mereka selesai bekerja dan memberikannya sesegera mungkin

sebelum keringatnya kering. Supaya pemilik sawah tidak melakukan

hal-hal yang dapat merugikan buruh tani nantinya dan akad ijarah

yang dilakukan oleh masyarakat sesuai dengan fatwa DSN MUI

tentang pembiayaan ijarah. Serta sesuai dengan konsep upah dalam

Islam harus adil dan layak. Dimana adil dalam konsep upah memiliki

dua makna, pertama: adil bermakna jelas dan transparan. Adil dengan

arti ini bermaksud waktu pembayaran upah jelas dan transparan.

Kedua: adil bermakna proporsional maksudnya, pekerjaan seseorang

akan dibalas menurut berat pekerjaannya itu. Konteks ini yang oleh

ahli ekonomi barat disebut dengan konsep equal pay for equal work

yaitu hak yang sama atas pekerjaan yang sama.

Sedangkan konsep layak adalah kelayakan upah yang diterima oleh

pekerja dilihat dari tiga aspek yaitu papan, pangan, sandang. Artinya

hubungan antara majikan dengan pekerja bukan hanya sebatas

hubungan formal, tetapi pekerja sudah dianggap sebagai keluarga

Page 53: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

40

majikan. Konsep inilah yang membedakan antara konsep upah

menurut ekonomi barat dan upah menurut ekonomi Islam.54

54

Murtadho Ridwan, Standar Upah Pekerja Menurut Sistem Ekonomi Islam, Equilibrium,

No. 2, Vol.1 (Desember 2013), hal.255-256

Page 54: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

41

BAB III

PRAKTIK PENGUPAHAN BURUH TANI DENGAN SISTEM BAWON DI

DUSUN SAMBIREJO DESA TETER KECAMATAN SIMO KABUPATEN

BOYOLALI

A. Gambaran Umum Desa Teter Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali

1. Monografi Desa Teter

Kabupaten Boyolali adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa

Tengah yang terletak pada posisi geografis antara 110° 22‟- 110° 50‟

Bujur Timur dan antara 7°36‟ Lintang Selatan, dengan ketinggian

antara 75-1500 meter diatas permukaan laut. Kabupaten ini berbatasan

dengan Kabupaten Semarang dan Grobogan disebelah utara, di sebelah

timur Kabupaten Sragen, Karanganyar dan Sukoharjo, di sebelah

selatan Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa Yogyakarta, serta

Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang disebelah barat.

Terdiri dari 19 kecamatan dan 297 desa/kelurahan. Desa Teter adalah

salah satu desa yang berada di Kabupaten Boyolali yang berkecamatan

di Simo. Desa Teter mempunyai luas wilayah 3,804,900 Ha, dengan

penggunaan lahan tanah sawah sebesar 2,797,385 Ha dan tanah kering

1,007,505 Ha. Kas Desa Teter berupa sawah seluas 216,781 Ha.

Sedangkan luas sawah menurut sistem pengairan adalah:

Page 55: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

42

Tabel 3.1 Luas Sawah Menurut Sistem Pengairan

Irigasi teknis 979,722

Irigasi setengah teknis 920,117

Irigasi sederhana -

Tadah hujan 897,546

Jumlah 2,797,385

Tabel 3.2 Luas Tanah Kering Menurut Penggunaannya

Pekarangan/Bangunan 721,950

Tegal/Kebun 215,720

Lainnya 69,835

Jumlah 1,007,505

Luas wilayah tersebut terbagi menjadi 3 Dusun. Desa Teter

berbatasan dengan beberapa desa yaitu:

a. Sisi Utara : Desa Blagung dan Desa Kedunglengkong

b. Sisi Timur :Desa Temon

c. Sisi Selatan :Desa Bendungan

d. Sisi Barat :Desa Simo

Page 56: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

43

Iklim di Desa Teter, sebagaimana desa-desa wilayah lain di

Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan sehingga

mempengaruhi terhadap pola tanah di desa Teter. Pola penggunaan

tanah di Desa Teter sebagian diperuntukan untuk tanah pertanian dan

sisanya yaitu tanah kering berupa bangunan dan fasilitas-fasilitas

lainnya. Dengan iklim tersebut mayoritas masyarakat bekerja sebagai

petani.

2. Demografi Desa Teter

Desa Teter berpenduduk sekitar 3283 jiwa yang terdiri dari 1643

laki-laki dan 1640 perempuan, kepadatan penduduk 863 jiwa/km² serta

terdapat 966 Kepala Keluarga (KK) yang terbagi menjadi 3 kadus 13

dukuh 8 RW dan 23 RT, di Desa Teter terdapat sekitar 203 KK miskin

atau 628 jiwa. Penyandang disabilitas 6 jiwa, yang terdiri dari tuna

tubuh 4 jiwa, tuna mental 2 jiwa dan tuna rungu 1 jiwa.

Di Desa Teter mayoritas beragama Islam, terdapat 11 Masjid dan

13 Mushola yang tersebar di 3 kadus. Bagi penduduk yang beragama

selain Islam tempat beribadahnya menjadi satu di Desa Simo.

Penduduk Desa Teter semua mempunyai agama atau menganut

kepercayaan diantaranya:

Page 57: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

44

Tabel 3.3 Agama Penduduk Desa Teter

AGAMA JUMLAH

ISLAM 3087

KATHOLIK 161

KRISTEN -

HINDU 15

BUDHA 20

Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia

USIA LAKI-LAKI PEREMPUAN

0-4 123 99

5-9 125 124

10-14 124 108

15-19 97 100

20-24 118 108

25-29 122 134

30-34 149 156

Page 58: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

45

35-39 152 145

40-44 121 92

45-49 116 119

50-54 88 103

55-59 75 99

60-64 66 59

>64 167 194

JUMLAH 1643 1640

Penduduk di Desa Teter sangat mementingkan pendidikan, bisa

dilihat dari banyaknya masyarakat yang sudah bersekolah sampai

keperguruan tinggi. Hal itu membuktikan bahwa masyarakat mulai

merasa pendidikan itu sangat penting untuk bekal dalam kehidupan

sehari-hari. Berikut ini data pendidikan penduduk di Desa Teter:

Tabel 3.5 Tingkat Pendidikan Penduduk

PENDIDIKAN JUMLAH

Tidak Tamat SD 323

SD 790

Page 59: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

46

SMP 853

SMA 846

AKADEMIK 106

PERGURUAN TINGGI 143

Tabel 3.6 Fasilitas sekolah yang berada di beberapa Dusun di Desa

Teter

SEKOLAH

JUMLAH

JUMLAH

MURID GURU

TK SWASTA 2 31 3

SD NEGERI 2 121 15

RA 1 31 3

MI 1 95 9

MTS 1 166 12

Page 60: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

47

Tabel 3.7 Produk Bidang Pertanian yang dihasilkan oleh masyarakat di

Desa Teter

Jenis Tanaman Luas Panen

(Ha)

Rata-rata

produksi

(Kw/Ha)

Produksi (Ton)

PadiSawah 697 62 4321

Jagung 3 57 15

Ubi Kayu 9 185 167

Ubi Jalar 1 178 18

Kacang Tanah 3 16 5

Kedelai 40 12 48

Selain di bidang pertanian masyarakat di Desa Teter mulai

mengembangkan perekonomian dengan berternak. Dengan beternak

mampu meningkatkan perekonomian masyarakat, hewan ternak yang

dijadikan usaha mereka antara lain:

Page 61: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

48

Tabel 3.8 Jenis Hewan Ternak Di Desa Teter

Jenis Hewan Ternak

Pemilik

Banyaknya ternak

(ekor)

Sapi Potong 237 481

Kambing 35 251

Domba 63 256

Kelinci 5 45

Ayam Petelor 1 1700

Ayam Pedaging 7 92.000

Ayam Buras 335 1567

Itik 9 213

Burung Puyuh 4 5600

B. Praktik Pengupahan Buruh Tani dengan sistem Bawon di Dusun

Sambirejo Desa Teter Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali

Pada awalnya pengupahan buruh tani di Dusun Sambirejo

menggunakan uang, kemudian dengan berjalannya waktu upah tersebut

diganti dengan Bawon atau gabah, akan tetapi tidak semua masyarakat

Page 62: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

49

membayar dengan bawon karena masih ada beberapa warga yang

membayar dengan uang. Alasan mereka membayar dengan sistem bawon

adalah dikarenakan pada saat panen padi berlangsung mereka tidak

mempunyai uang untuk membayar buruh tani tersebut sehingga muncul

sistem pengupahan dengan bawon.

Bekerja sebagai buruh tani dilakukan oleh beberapa masyarakat di

Dusun Sambirejo dikarenakan sulitnya mencari pekerjaan diusia mereka

yang rata-rata 30 tahun keatas seperti yang diungkapkan Ibu Sri, Sumirah,

Ismiyati, Sugiyem, Sukini dan Bapak Tardi.55

Selain itu juga adanya PHK

besar-besaran yang menyebabkan banyak warga Dusun Sambirejo yang

sebelumnya bekerja di pabrik harus diberhentikan di usia mereka yang

sudah tidak lagi muda, sehingga sangat menyulitkan untuk mencari

pekerjaan lain, alasan itu di sampaikan oleh Ibu Nur, Murti, Sri W dan

Saniyah56

. Di samping itu kebutuhan hidup terus bertambah sehingga

mereka memilih untuk menjadi buruh tani dari pada menganggur dirumah

tidak ada pemasukan. mereka menjadi buruh tani untuk menambah

pendapatan dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Pemberian upah kepada buruh tani di Dusun Sambirejo Desa Teter jika

dilihat dari murahnya lebih murah menggunakan upah uang dari pada

bawon apabila panen berhasil, karena jika panen berhasil padi yang

55

Wawancara dengan Ibu Sri, Sumirah, Ismiyati, Sugiyem ,Sukini, dan Bapak Tardi

tanggal 22 Desember 2019.

56

Wawancara dengan Ibu Nur, Murti, Sri W dan Saniyah , tanggal 10 Januari 2020.

Page 63: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

50

dihasilkan berkualitas bagus dan akan mempengaruhi harga apabila dijual.

Akad yang di gunakan antara pemilik sawah dan buruh tani adalah secara

lisan yaitu dengan cara pemilik sawah mendatangi buruh tani dan

menyuruh untuk memanen padi. Untuk hari panen biasanya kesepakatan

kedua belah pihak dikarenakan pada saat panen tiba jasa buruh tani banyak

yang menggunakan sehingga pemilik sawah harus mengantri. Untuk

besarnya upah pada saat akad pemilik sawah hanya berkata dibayar dengan

bawon tidak disertai dengan besarnya atau banyaknya bawon yang akan

didapat dan potongan bawon jika gagal panen. Pemberian upah

menggunakan sistem moro atau banding 1 : 8 atau 1 : 9 jika buruh tani

diambil dari luar Dusun Sambirejo. Sedangkan buruh tani yang dari Dusun

Sambirejo menggunakan sistem kekerabatan. Kalimat akad atau perjanjian

yang diucapkan pemilik sawah dengan buruh tani seperti:

“mbokde sesuk isoh ngopekne pari gonaku opo ora, tak upahi

gabah?”57

Dengan adanya akad atau perjanjian yang dilakukan antara pemilik

sawah dengan buruh tani tersebut, muncullah hak dan kewajiban antara

keduanya yaitu pemilik sawah berhak mendapatkan hasil panen padi dan

berkewajiban memberikan upah serta memberikan makanan untuk sarapan

dan makan siang kepada buruh tani panen tersebut sesuai dengan tenaga

yang mereka keluarkan. Sedangkan buruh tani berhak mendapatkan upah

panen padi dan berkewajiban memanen padi sampai selesai.

57

Wawancara dengan Bapak Romeni, Pemilik Sawah, pada tanggal 24 Desember 2019.

Page 64: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

51

Buruh tani di Dusun Sambirejo lebih memilih upah dengan bawon

dibandingkan dengan uang. Di karenakan bawon yang didapatkan dapat

sedikit mengurangi pengeluaran sehari-hari dengan tidak membeli beras.

Jika diberi upah dengan uang, mereka merasa uang yang didapatkan akan

segera habis untuk keperluan sehari-hari.

Upah yang didapat buruh tani yang menggunakan sistem bawon dalam

sekali panen ditentukan oleh banyaknya hasil panen yang di peroleh

pemilik sawah dan banyaknya orang yang ikut dalam panen tersebut

dengan menggunakan sistem perbandingan, biasanya dalam panen padi,

sawah seluas ± 1000 m² buruh tani yang dibutuhkan untuk memanen

sekitar 8 orang ataupun lebih tergantung dari pemilik sawah membutuhkan

berapa. Semakin banyak buruh tani maka panen akan cepat selesai, karena

hal itu juga dapat mempengaruhi banyak sedikitnya upah buruh yang

diberikan oleh pemilik sawah.

Upah yang diberikan untuk sawah seluas ±1000 m², sekitar 3 tenggok

tapi tidak penuh apabila hasil panen bagus. Jika gagal panen sekitar 2

tenggok yang diberikan kepada buruh tani. Terkadang pemilik sawah juga

ada yang memberikan tambahan untuk buruh tani, hal itu diperuntukkan

sebagai ucapan terimakasih karena sudah mau membantu panen padi

disawah tersebut. Sedangkan bapak Sukamto untuk tanah seluas ± 500 m²

akan memberikan 2 tenggok penuh .58

58

Wawancara dengan Bapak Tiran, Pemilik Sawah, pada tanggal 13 Oktober 2019 dan

Bapak Sukamto, Pemilik Sawah, pada tanggal 4 Januari 2020.

Page 65: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

52

Dengan upah sistem bawon tersebut pendapatan yang diperoleh oleh

buruh tani panen padi atau biasa yang disebut dengan istilah Derep belum

jelas, jika hasil panen padi banyak dan bagus mereka untung tapi jika

gagal panen mereka rugi seperti yang disampaikan oleh Ibu Sri, Murti,

Sugiyem dan Ismiyati. Bahwa upah panen padi berbeda dengan upah

buruh tani lainnya seperti upah buruh matun dan buruh tandur. Upah

buruh tandur itu sudah jelas berapa yang akan mereka dapatkan karena

menggunakan sistem tebasan dan mereka biasanya sudah membuat

kelompok sendiri untuk melaksanakan tandur atau menanam padi. Pada

saat musim tandur, buruh tandur bisa mengerjakan 2 sampai 3 sawah

dalam sehari tergantung luas sawah yang mereka kerjakan. Berbeda

dengan buruh derep atau panen padi mereka hanya bisa mengerjakannya

sekali dalam sehari. Karena panen padi banyak tahap yang harus

dikerjakan, seperti:

1. Ngerit

Adalah istilah yang digunakan masyarakat dalam memotong batang

padi bagian bawah untuk nantinya mempermudah dalam pemisahan

padi dengan batangnya. Setelah padi selesai di rit semua kemudian

dikumpulkan dan siap untuk ke tahap berikutnya.

2. Ngerek

Memisahkan padi dari batangnya atau masyarakat biasanya

menyebut batang padi dengan istilah damen.

Page 66: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

53

3. Ngayak

Tahap ini adalah memisahkan padi yang masih tercampur dengan

damen yang ikut ke erek.

4. Ngilir

Memisahkan padi yang ada isinya dan tidak ada isinya. Tetapi tidak

sepenuhnya padi dapat terpisah.

5. Memasukkan padi kedalam karung atau bagor

6. Ngusungi

Padi yang sudah dimasukkan kedalam karung kemudian dibawa

kepinggir jalan untuk nantinya diangkut menggunakan motor atau

mobil bak dan dibawa pulang kerumah pemilik sawah.59

Beberapa pemilik sawah juga ada yang memberikan upah bawon tidak

berdasarkan perbandingan atau banyaknya hasil panen yang di dapat,

melainkan menggunakan waktu selesainya panen tersebut. Jika panen

selesai sekitar jam 12 atau setengah hari buruh tani mendapatkan upah

bawon sebesar 2 wadah atau masyarakat menyebut wadahnya tenggok.

Apabila panen selesai 1 hari atau sampai sore, mereka mendapatkan 3

tenggok penuh. Hasil yang didapat itu berupa gabah yang masih kotor.60

Pemberian upah di atas digunakan apabila hasil panen berhasil atau

bagus, berbeda jika pemilik sawah mengalami gagal panen. Pemberian

upah juga akan berbeda karena akan ada potongan besarnya upah yang

59

Wawancara dengan Ibu Sri, Sugiyem dan Ismiyati, tanggal 22 Desember 2019 dan Ibu

Murti, tanggal 10 Januari 2020. 60

Wawancara dengan Ibu Muslimah dan Bapak Sukamto, Pemilik Sawah, pada tanggal 4

Januari 2020.

Page 67: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

54

didapatkan. Besarnya potongan gabah yang dilakukan tergantung dari si

pemilik sawah. Apabila padi roboh akan menyulitkan bagi buruh tani

untuk memotong batang padi serta resiko keamanan pada saat panen juga

bertambah. Dikarenakan pada sawah yang padinya roboh memungkinkan

adanya ular yang bersarang di tempat itu. Selain itu juga banyak waktu

yang digunakan untuk memanen padi tersebut. Padi yang dihasilkan

apabila tanaman padi roboh juga tidak sebagus apabila tanaman padi masih

berdiri.61

Ibu Sukini, Sumirah dan Sri W menyampaikan bahwa panen padi pada

saat roboh disertai dengan hujan, jika pada saat musim penghujan tiba

mereka bekerja 2 kali lipat lebih keras. Tidak semua tahapan dalam

memanen padi dilakukan apabila hujan turun, seperti ngayak dan ngilir,

karena padi akan semakin berat jika terkena air. Sehingga setelah di erek

padi akan langsung dimasukkan kedalam karung. Oleh karena itu, bawon

yang didapat akan tambah berkurang setelah adanya proses ngilir.62

Pemberian upah bawon antar buruh di Dusun Sambirejo Desa Teter

terdapat perbedaan, hal itu dikarenakan adanya faktor hubungan

kekeluargaan atau kekerabatan antara buruh tani dengan pemilik sawah.

Upah yang didapat antara saudara, tetangga, dan buruh tani dari luar itu

berbeda. Jika saudara biasanya dikasih 1 (satu) karung, jika buruh dari luar

menggunakan sistem moro, dan jika tetangga diberikan lebih dari hasil

61

Wawancara dengan Ibu Saniyah, Buruh Tani, tanggal 10 Januari 2020 dan Ibu

Sumirah, Buruh Tani, tanggal 22 Desember 2019. 62

Wawancara dengan Ibu Sukini, Sumirah, Buruh tani, tanggal 22 Desember 2019 dan

Ibu Sri W, Buruh Tani, tanggal 10 Januari 2020.

Page 68: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

55

moro tersebut tetapi tidak melebihi upah untuk saudara. Jadi yang

menggunakan perbandingan hanya untuk buruh yang diambil dari luar. 63

Jika buruh yang diambil dari tetangga diberikan upah sama dengan

buruh yang dari luar, pemilik sawah merasa sungkan karena mereka sudah

membantu dari awal, mulai dari tandur, matun sampai panen. Masyarakat

Dusun Sambirejo akhir-akhir ini lebih memilih buruh tani dari luar

dikarenakan mulai berkurangnya buruh tani yang mau bekerja pada saat

panen padi diusia mereka saat ini, dan pemilik sawah juga tidak perlu ikut

turun dalam panen padi, serta tidak perlu membawa alat-alat yang

digunakan untuk memanen. Semua alat sudah dibawa oleh buruh tani yang

berasal dari luar tersebut. untuk alat yang dibawa oleh buruh tani dari luar

biasanya mereka meminta tambahan upah bawon untuk alat yang mereka

bawa, biasanya diberikan 1 (satu) tenggok gabah. Akan tetapi, tidak semua

buruh tani diambil dari luar, apabila dalam panen dibutuhkan 8 orang

maka 2 atau 3 diambil dari tetangga ataupun saudara yang ikut menjadi

buruh tani sisanya mengambil buruh tani dari luar. Jadi pemilik sawah

tinggal memberikan makan untuk mereka saja.64

Bawon yang didapatkan oleh buruh tani biasanya mereka gunakan

sendiri untuk makan sehari-hari walaupun upah bawon tidak semua bagus,

setidaknya bisa buat makan dan persedian sampai panen selanjutnya tanpa

63

Wawancara dengan Ibu Sopiyah, Rahayu dan Bapak Tiran, Pemilik Sawah, tanggal 13

Oktober 2019. 64

Wawancara dengan Bapak Romeni, Pemilik Sawah, tanggal 24 Desember 2019.

Page 69: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

56

harus membeli.65

Akan tetapi ada yang dijual seperti yang disampaikan ibu

Sukini, bawon yang didapatkan sebagian dijual. Bawon yang dijual

berkualitas kurang bagus yaitu yang didapatkan pada saat panen roboh.

Alasannya karena untuk memenuhi kebutuhan yang lain jadi harus

menjual gabah tersebut. Sedangkan gabah yang bagus digunakan sendiri

untuk makan sehari-hari.66

Jika dilihat dengan banyaknya perbedaan upah yang diberikan pemilik

sawah kepada buruh tani ada yang merasa ikhlas dan adil tetapi ada juga

yang sebaliknya. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Sumirah, Nur, Murti

dan Saniyah, mereka ikhlas dan adil dengan upah yang diberikan

kepadanya walaupun ada perbedaan upah yang diberikan pemilik sawah

dikarenakan adanya unsur kekeluargaan atau kerabat, tetangga dan buruh

dari luar. Karena menurut mereka hal itu sudah biasa terjadi, jadi mau

tidak mau harus diterima dan ikhlas, mereka merasa adil dengan hasil yang

didapat karena pemilik sawah sudah banyak mengeluarkan biaya dari awal

menanam padi sampai proses memanen. Jadi apabila gagal panen upah

yang diberikan dipotong mereka tidak mempermasalahkan, karena tidak

hanya buruh tani saja yang dirugikan pemilik sawahpun juga dirugikan

dengan adanya gagal panen tersebut. Pada saat panen pun mereka juga

diberikan makan sehingga hak mereka terpenuhi.67

65

Wawancara dengan Ibu Ismiyati, Buruh Tani, tanggal 22 Desember 2019 dan Ibu

Saniyah, Nur, Buruh Tani, tanggal 10 Januari 2020. 66

Wawancara dengan Ibu Sukini, Buruh Tani, tanggal 22 Desember 2019. 67

Wawancara dengan Ibu Sumirah, Buruh Tani, tanggal 22 Desember 2019 dan Ibu Nur,

Murti dan Saniyah, Buruh Tani, tanggal 10 Januari 2020.

Page 70: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

57

Berbeda dengan Ibu Ismiyati, Sugiyem, Sri, Sukini, Sri W dan bapak

Tardi. Mereka merasa tidak ikhlas dan adil karena mereka merasa dibeda-

bedakan, pekerjaan yang dilakukan sama, satu tempat, bobot pekerjaan

yang dilakukan sama tetapi kenapa upah yang diberikan berbeda.

Walaupun hal itu sudah menjadi kebiasaan para pemilik sawah di Dusun

Sambirejo.68

Jika dilihat adil atau tidak mereka merasa tidak adil karena apabila

gagal panen upah yang diberikan dipotong padahal tenaga yang

dikeluarkan 2 kali lipat lebih besar dari panen biasanya, resikonya yang

diterima juga besar. Walaupun pemilik sawah juga mengalami kerugian

akibat gagal panen tersebut. Sehingga kejelasan di awal akad yang

dilakukan antara pemilik sawah dan buruh tani terhadap pemberian upah

dan potongan bawon jika gagal panen sangat diperlukan, supaya tidak ada

perbedaan dalam pemberian upah berdasarkan kekerabatan dan juga gagal

panen. Sehingga setelah kerjasama yang dilakukan buruh tani dan pemilik

sawah tersebut tidak terjadi masalah atau saling ridho dan tali silaturahmi

tetap berjalan dengan baik.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel hasil wawancara berikut:

68

Wawancara Ibu Ismiyati,Sugiyem,Sukini, Sri dan Bapak Tardi, Buruh Tani, tanggal 22

Desember 2019 dan Ibu Sri W, Buruh Tani, tanggal 10 Januari 2020.

Page 71: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

58

a. Tabel 3.9 Pemilik Sawah

Pemilik Sawah Luas Tanah

Bapak Sukamto ± 500 m²

Bapak Romeni ± 1000 m²

Bapak Tiran ± 1000 m²

Ibu Muslimah ± 1000 m²

Ibu Sopiyah ± 1000 m²

Ibu Rahayu ± 1000 m²

b. Tabel 3.10 Pendapatan Upah Buruh Tani

NAMA

BURUH

TANI

RATA-RATA UPAH

BAWON

SEKALI PANEN

IKHLAS

/ RIDHO

ADIL

Ibu Nur 2 tenggok – 1 karung Ya Ya

Ibu Saniyah 2 tenggok – 1 karung Ya Ya

Ibu

Sumirah

2,5 – 3 tenggok Ya Ya

Ibu Murti 2,5- 3 tenggok. Ya Ya

Ibu Ismiyati 2 tenggok - 1 karung Tidak Tidak

Page 72: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

59

Ibu Sri 2,5 – 3 tenggok Tidak Tidak

Ibu

Sugiyem

2,5 tenggok – 1

karung

Tidak Tidak

Ibu Sukini 2,5 – 3 tenggok Tidak Tidak

Ibu Sri W 2,5- 3 tenggok Tidak Tidak

Bapak

Tardi

2,5 – 3 tenggok Tidak Tidak

Buruh tani yang merasa adil beralasan karena perbedaan upah yang

berdasarkan kekerabatan sudah terjadi sejak lama dan jika gagal panen

terjadi pemilik sawah memberikan potongan terhadap upah bawon kepada

buruh tani dikarenakan pemilik sawah juga mengalami kerugian. Sehingga

mereka merasa ikhlas dan adil atas upah bawon yang diberikan oleh

pemilik sawah kepadanya. Sedangkan buruh tani yang merasa tidak adil

karena perbedaan upah beralasan mereka melakukan pekerjaan yang sama

dengan bobot pekerjaan yang sama, walaupun perbedaan pemberian upah

berdasarkan kekerabatan sudah berlangsung lama tetapi hal tersebut

menimbulkan kecemburuan sosial antar buruh tani. Serta dengan potongan

bawon yang dilakukan pemilik sawah tanpa diberitahukan besarnya

potongan jika terjadi gagal panen, padahal jika terjadi gagal panen tenaga

yang mereka keluarkan lebih banyak. Hal tersebut yang menyebabkan

buruh tani tersebut merasa tidak ikhlas dan tidak adil.

Page 73: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

60

BAB IV

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI DENGAN

SISTEM BAWON di DUSUN SAMBIREJO DESA TETER KECAMATAN

SIMO KABUPATEN BOYOLALI

A. Sistem Pengupahan di Dusun Sambirejo Desa Teter Kecamatan Simo

Kabupaten Boyolali

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, sistem

pengupahan buruh tani di Dusun Sambirejo sudah berlangsung lama, dan

tidak ada yang tau pasti sistem itu mulai diberlakukan sejak kapan.

Masyarakat di Dusun Sambirejo Desa Teter Kecamatan Simo Kabupaten

Boyolali mayoritas penduduk bekerja sebagai petani dan buruh. Dusun

Sambirejo dikelilingi oleh persawahan, banyak masyarakat yang

mempunyai sawah dan bergantung dengan hasil panen pada sawah

tersebut, sehingga masyarakat yang tidak mempunyai sawah biasanya

mereka bekerja sebagai buruh tani apabila musim cocok tanam padi telah

tiba.

Seiring dengan berjalannya waktu buruh tani di Dusun Sambirejo

mulai berkurang dikarenakan usia yang semkain tua sehingga

mempengaruhi kualitas dalam bekerja. Hal ini yang menyebabkan antrian

pada saat musim panen tiba, banyak pemilik sawah yang membutuhkan

bantuan tetapi buruh tani di Dusun Sambirejo tidak mencukupi, alasan

itulah yang akhirnya diambil oleh pemilik sawah untuk menggunakan jasa

buruh tani dari luar. Karena jika padi bagus dan sudah siap dipanen tidak

Page 74: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

61

cepat di panen ditakutkan nanti akan diserang hama yang menyebabkan

gagal panen.

Panen padi biasanya dilakukan setahun dua kali, panen yang

dilakukan terkadang berhasil ataupun terjadi gagal panen. Gagal panen

yang biasanya dialami masyarakat Dusun Sambirejo seperti: padi roboh,

padi banyak yang terkena hama, sehingga kualitas padi yang didapat tidak

bagus.

Pada saat musim panen telah tiba para pemilik sawah mencari

buruh tani untuk meminta memanenkan padinya. Panen padi dilakukan

sehari atau lebih tergantung dari luas sawah yang akan dipanen dan

banyaknya buruh tani yang ikut dalam memanen padi tersebut. Setelah

padi selesai di panen pemilik sawah memberikan upah dalam bentuk

bawon (padi yang sudah dipotong). Di Dusun Sambirejo upah yang

diberikan kepada buruh tani terdapat unsur kekerabatan, apabila buruh tani

dari saudara mendapatkan 1 karung bekas pakan ayam atau bekas pupuk.

Sedangkan untuk buruh tani yang diambil dari luar mendapatkan upah

bawon 2- 3 tenggok, untuk buruh tani yang diambil dari tetangga

diberikan upah bawon lebih dari upah yang diberikan kepada buruh tani

dari luar. Jika diberikan upah sama dengan buruh tani dari luar pemilik

sawah merasa sungkan, karena mereka sudah membantu proses dari awal

menanam padi.

Perbedaan dalam pemberian upah ini menyebabkan para buruh tani

merasa keberatan, karena menurut mereka pekerjaan yang dilakukan itu

Page 75: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

62

sama tidak ada perbedaan. Jika terjadi gagal panen mereka juga harus

mengalami potongan upah bawon tersebut. Hal itu disebabkan karena pada

awal akad tidak ada kejelasan upah dan potongan upah yang dilakukan

oleh pemilik sawah kepada buruh tani. Sehingga menyebabkan buruh tani

merasa tidak adil dalam pemberian upah.

B. TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI

DENGAN SISTEM BAWON

Kegiatan yang kita lakukan sehari-hari haruslah sesuai dengan

ajaran Islam seperti dalam jual beli, kerjasama dan yang lainnya. Karena

semua itu sudah diatur dalam Islam dan kita harus mematuhi supaya apa

yang kita kerjakan mendapat pahala dan rahmat dari Allah SWT. Seperti

halnya dalam bentuk kerjasama antar manusia dalam hal pengambilan

manfaat atas jasa atau yang dalam Islam disebut dengan Ijarah.

Dalam ijarah upah mengupah terdapat imbalan atas jasa yang telah

dikeluarkan oleh seorang pekerja yaitu ujrah atau upah. Upah yang

diberikan harus sesuai dengan jasa yang telah dikeluarkan, dalam

kerjasama terdapat beberapa unsur yang harus dipenuhi supaya kerjasama

tersebut sesuai dengan Hukum Islam. Seperti dalam pemberian upah harus

ada keterbukaan antar kedua belah pihak sehingga unsur keadilan dan

keridhoan dalam kerjasama tersebut tercapai. Seperti yang telah dijelaskan

dalam Al-Qur‟an Surat An-Nahl ayat 90:

Page 76: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

63

بشؤ٠الله ا غحاليذؼا بشمارآاخ٠اا آءشحفاػ٠

(٠)شو زحى ؼىظؼ٠غباشىا

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat

kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang

(melakukan) perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia

memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil

pelajaran. (Q.S. An-Nahl (16): 90)69

Sebagaimana dalam ayat diatas menjelaskan bahwa Allah

menyuruh kita untuk berlaku adil dan berbuat kebajikan. Serta tidak

membeda-bedakan atau diskriminasi terhadap sesama dalam

bermuamalah, karena jika hal itu dilakukan akan menimbulkan perpecahan

dan tidak ridhonya salah satu pihak karena merasa dirugikan.

Dalam hal pemberian upah kepada buruh tani harus terdapat unsur

keadilan sehingga antara buruh tani dan pemilik sawah saling ridho,

sehingga pada awal akad sangat penting pemilik sawah menyampaikan

berapa besar upah yang akan didapat oleh buruh tani jika memanen padi

miliknya. Karena keterbukaan diawal akad terhadap besarnya upah dapat

mengurangi resiko terjadinya ketidakadilan dalam pemberian upah.

Hadis yang diriwayatkan oleh Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah

dan Abu Sa‟id al-Khudri, bahwasanya Nabi Muhammad Shallallaahu

'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa mempekerjakan seorang pekerja

69

An-Nahl (16): 90

Page 77: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

64

tentukanlah upahnya.”70

Hadis tersebut menjelaskan bahwa dalam

mempekerjakan seorang pekerja harus ditentukan besarnya upah yang

akan diterima.

Dalam hadis yang diriwayatkan Muslim bahwa, “Telah

menceritakan kepadaku (Ishaq) telah menceritakan kepada kami (Isa bin

Yunus) telah menceritakan kepada kami (Al Auza‟i) dari (Rabi‟ah bin Abu

Abdurrahman) telah menceritakan kepadaku (Handlalah bin Qais Al

Anshar) dia berkata; “Saya bertanya kepada (Rafi‟ bin Khadi) mengenai

menyewakan tanah perkebunan dengan bayaran emas dan perak.” Maka

dia menjawab; “Hal itu tidak mengapa. Dulu pada masa Rasulullah

shallallahu „alaihi wasallam, banyak para sahabat yang menyewakan

tanahnya dengan imbalan memperoleh hasil panen dari tanaman yang

tumbuh di sekitar parit atau saluran air atau sejumlah tanaman itu

sendiri, apabila suatu ketika pemilik tanah itu rugi, justru pemilik tanah

itu merasa diuntungkan, atau pemilik tanah mendapatkan keuntungan dan

penyewa yang merasa dirugikan, tetapi anehnya banyak dari orang-orang

yang melakukan penyewaan seperti itu. Oleh karena itu, Rasulullah

shallallahu „alaihi wasallam melarang penyewaan tanah seperti diatas.

Sedangkan penyewaan tanah dengan pembayaran yang telah diketahui

dan dapat dipertanggung jawabkan, maka hal itu tidaklah dilarang.”71

(HR. Muslim).

Hadis tersebut menjelaskan bahwasanya pada masa Nabi

Muhammad melarang sewa menyewa dengan imbalan hasil panen dari

tanaman itu dikarenakan jika terjadi gagal panen salah satu pihak akan

70

Abdul Qadir Syaibah al-Hamd, Syarah Bulughul Maram (6), alih bahasa Izzudin

Karimi dkk, cet. Ke-1 (Jakarta:Darul Haq,2012). hal.71-72. 71

Al-Hafizh, Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram, alih bahasa Fahmi Aziz dan

Rohidin Wahid, ed. Achmad Zirzis, cet. Ke-1 (Jakarta:Pustaka Al-Kautsar,2015). hal.543

Page 78: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

65

dirugikan yaitu pihak penyewa. Maka dari itu Rasulullah meyuruh untuk

memberikan bayaran berupa emas atau perak yang sudah jelas besarnya.

Praktik pengupahan kepada buruh tani yang terjadi di Dusun

Sambirejo Desa Teter Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali pada awal

akad terdapat ketidakjelasaan dalam besarnya upah yang akan diterima

oleh buruh tani. Hal tersebut menimbulkan perbedaan besarnya upah yang

didapat oleh buruh tani, karena di Dusun Sambirejo dalam pemberian upah

terdapat unsur kekerabatan atau kekeluargaan yang menyebabkan besarnya

upah yang diterima berbeda antar buruh tani dan adanya potongan upah

apabila gagal panen.

Upah atau ujrah yang berbeda itu menimbulkan buruh tani merasa

tidak ridho dan tidak diperlakukan dengan adil oleh pemilik sawah. Syarat

sahnya ijarah adalah adanya keridhoan antar kedua belah pihak dan upah

diketahui besarnya dan harus harta tetap.

Kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Sambirejo Desa

Teter Kecamatan Simo dalam pemberian upah ini dalam Islam termasuk

dalam Urf. Praktik pengupahan kepada buruh tani yang terjadi di Dusun

Sambirejo Desa Teter Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali pada awal

akad terdapat ketidakjelasaan dalam besarnya upah yang akan diterima

oleh buruh tani. Hal tersebut menimbulkan perbedaan besarnya upah yang

didapat oleh buruh tani, karena di Dusun Sambirejo dalam pemberian upah

terdapat unsur kekerabatan atau kekeluargaan yang menyebabkan besarnya

Page 79: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

66

upah yang diterima berbeda antar buruh tani dan adanya potongan upah

apabila gagal panen.

Upah atau ujrah yang berbeda itu menimbulkan buruh tani merasa

tidak ridho dan tidak diperlakukan dengan adil oleh pemilik sawah. Syarat

sahnya ijarah adalah adanya keridhoan antar kedua belah pihak dan upah

diketahui besarnya dan harus harta tetap.

Kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Sambirejo Desa

Teter Kecamatan Simo dalam pemberian upah ini dalam Islam termasuk

dalam Urf. Urf secara etimologi berarti yang baik, dan juga berarti

pengulangan atau berulang-ulang. sedangkan menurut terminologi urf

yaitu apa yang dikenal oleh manusia dan berlaku padanya, baik berupa

perkataan, perbuatan, atau meninggalkan sesuatu. Dalam ushul fiqh

terdapat kaidah tentang urf yaitu ؼاد تةا حى (adat kebiasaan dijadikan

hukum).72

Dalam penggunaan urf terdapat beberapa syarat yang harus

dipenuhi yaitu:

1. Urf tersebut harus benar-benar merupakan kebiasaan

masyarakat. Maksudnya kebiasaan sejumlah orang tertentu

dalam masyarakat tidak dapat dikatakan urf, adanya sejumlah

lain yang tidak melakukan kebiasaan itu menunjukkan adanya

72

Fathurrahman Azhari, Qawaid Fiqhiyyah Muamalah, cet. ke-1 (Banjarmasin: Lembaga

Pemberdayaan Kualitas Ummat, 2015), hal. 118-119.

Page 80: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

67

pertentangan di dalam masyarakat itu sendiri dalam

memandang kebiasaan tersebut.

2. Urf tersebut harus masih tetap berlaku pada saat hukum yang

didasarkan pada urf tersebut ditetapkan. Jika urf telah berubah,

maka hukum tidak dapat dibangun diatas urf tersebut.

3. Tidak terjadi kesepakatan untuk tidak memberlakukan urf oleh

pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

4. Urf tersebut tidak bertentangan dengan nash atau prinsip-

prinsip umum syariat.73

Adat mendapat tempat sebagai dasar penetapan hukum dengan

syarat-syarat tertentu, yaitu tidak bertentangan dengan hukum-hukum

syariat yang berlandaskan dalil atau sumber hukum yang sah, baik Al-

Qur‟an maupun Sunnah dan dalil lainnya, juga berlaku dan meluas dalam

masyarakat umumnya. Karena itu adat dibagi dua bagian yaitu:

a. Adat yang shahih, yaitu adat yang tidak bertentangan dengan

hukum syariat. Adat yang seperti ini harus dipelihara, terutama

dalam menetapkan terhadap suatu hukum, atau ketika

mempertimbangkan suatu keputusan dalam pengadilan. Karena

adat yang sudah berlaku ditengah-tengah masyarakat,

merupakan tuntutan yang sesuai dengan kemaslahatan mereka.

Misalnya, mengadakan pertunangan sebelum melangsungkan

perkawinan.

73

Kamal Mukhtar dkk., Ushul Fiqh I, (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995), hal. 148.

Page 81: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

68

b. Adat fasid, yaitu adat yang berlaku dalam suatu sosial

masyarakat yang senantiasa bertentangan dengan ajaran

syariat, misalnya kebiasaan mengadakan sesajin untuk sebuah

patung atau suatu tempat yang dipandang mulia. Karena

bertentangan dengan aqidah tauhid.74

Berdasarkan analisis yang telah penulis sampaikan di atas praktik

pengupahan buruh tani padi dengan bawon di Dusun Sambirejo Desa Teter

Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali ditinjau dari Hukum Islam boleh

dilakukan, karena kebiasaan tesebut temasuk dalam kategori urf shahih.

Kebiasaan tersebut dilakukan secara berulang-ulang serta tidak

bertentangan dengan nash dan dapat diterima oleh sebagian besar

masyarakat sehingga praktik pengupahan ini dibolehkan.

74

Kamal Mukhtar dkk., Ushul Fiqh I, (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995), hal. 120.

Page 82: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tentang “Tinjauan Hukum Islam

Terhadap Upah Buruh Tani Dengan Sistem Bawon (Studi Kasus di

Dusun Sambirejo Desa Teter Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali)

penulis menyimpulkan sebagai berikut:

1. Praktik pengupahan buruh tani dengan sistem bawon di Dusun

Sambirejo adalah upah yang diberikan kepada buruh tani panen padi

dalam bentuk gabah setelah panen selesai dilakukan. Pada saat panen

padi menggunakan akad secara lisan, yaitu pemilik sawah menyuruh

buruh tani untuk memanen padi yang siap panen.

2. Ditinjau dari Hukum Islam upah buruh tani dengan sistem bawon di

Dusun Sambirejo Desa Teter Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali

boleh dilakukan, karena kebiasaan tersebut termasuk dalam urf shahih

yang dilakukan oleh masyarakat dan tidak bertentangan dengan nash

atau prinsip-prinsip umum syariat.

Page 83: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

70

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis

memberikan saran diantaranya:

1. Pada saat awal akad yang dilakukan antara pemilik sawah dan buruh

tani diberikan kejelasan terhadap besarnya upah yang akan diberikan,

jika belum bisa dipastikan besarnya bisa diperkirakan berdasarkan

hasil panen sebelumnya. Serta tidak ada perbedaan dalam pemberian

upah antar buruh supaya silaturahmi tetap terjaga.

2. Hendaknya dalam pemberian upah terhadap buruh tani menggunakan

uang, walaupun pengupahan dengan sistem bawon termasuk dalam urf

shahih. Karena untuk menghindari hal-hal yang dapat merugikan salah

satu pihak.

Page 84: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

71

DAFTAR PUSTAKA

1. Al-Qur‟an/Tafsir Al-Qur‟an

Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al- Misbah:Pesan, Kesan Dan Keserasian

Al-Qur‟an, Jakarta: Lentera Hati.

2. Hadis/Syarah Hadis/Ulumul Hadis

Al-Hamd, Abdul Qadir Syaibah. 2012. Syarah Bulughul Maram (6), alih

bahasa Izzudin Karimi dkk. Jakarta: Darul Haq.

Ibnu Hajar Al-Asqalani, Al-Hafizh. 2015. Bulughul Maram, alih bahasa

Fahmi Aziz dan Rohidin Wahid, ed. Achmad Zirzis, cet. Ke-1.

Jakarta:Pustaka Al-Kautsar.

3. Fiqh/Ushul Fiqh/Hukum

Azhari, Fathurrahman. 2015. Qawaid Fiqhiyyah Muamalah, cet. ke-1

Banjarmasin: Lembaga Pemberdayaan Kualitas Ummat.

Dewi, Gemala dkk. 2005. Hukum Perikatan Islam, Jakarta: Kencana.

Ghazaly, Abdul Rahman dkk. 2010. Fiqh Muamalat, cet. Ke-1. Jakarta:

Kencana.

Hasan, Muhammad Kamal. 1979. Pengantar dan Sejarah Hukum Islam,

Jakarta: P3M.

Huda, Qamarul. 2011. Fiqh Muamalah, Yogyakarta: Teras.

Husni, Lalu. 2014. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta:

Rajawali Pers.

Mukhtar, Kamal dkk.1995. Ushul Fiqh 1, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf.

Nawawi, Ismail. 2012. Fikih Muamalah Klasik Dan Kontenporer Hukum

Perjanjian, Ekonomi,Bisnis, dan Sosial, Bogor: Ghalia.

Page 85: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

72

Soekanto, Soejono.1982. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press.

Sabiq, Sayyid.1987. Fikih Sunnah 13, Bandung: Alma‟arif.

Sahrani, Sohari & Ru‟fah Abdullah. 2011. Fiqh Muamalah, Bogor: Ghalia

Indonesia.

Suhendi, Hendi. 2005. Fiqh Muamalah, Jakarta: Raja Grafindo.

Suhendi, Hendi. 2005. Fiqh Muamalah:Membalas Ekonomi Islam,

Kedudukan Harta, Hak Milik, JualBeli, Bunga Bank dan Riba,

Musyarakah, Ijarah, Koperasi, Asuransi, Etika Bisnis dan lain-lain,

Jakarta: Grafindo Persada.

Sutedi, Adrian. 2009. Hukum Perburuhan, Jakarta: Sinar Grafika,2009.

Syafe‟i, Rachmat. 2001. Fiqih Muamalah, Bandung: Pustaka Setia.

Undang-undang No.13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan bab X, pasal 1

ayat 30.

4. Lain-lain

Abdurahman, Dudung. 2003. Pengantar Metode Penelitian.Yogyakarta:

Kurnia Alam Semesta.

Chaudy, Muhammad Sharif. 2012. Sistem Ekonomi Islam, Jakarta: Kencana.

Faozi, M. Mabruri & Putri Inggi Rahmiyanti. 2016. Sistem Pengupahan

Tenaga Kerja Home Industri Perspektif Ekonomi Islam, Al Mustashfa

No:1, Vol. 4.

Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional Nomor 09/DSN-MUI/VI/2000. Pembiayaan

Ijarah, (online)

Handayani, Ika Nur. 2012. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Akad

Bawon (Studi Kasus di Desa Gemulung Kelurahan Kwagen

Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen), Skripsi tidak

diterbitkan.Semarang: Fak. Syariah, IAIN Walisongo.

Page 86: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

73

Isnaningsih, Nurmaulidina. 2018. Praktek Akad Pengupahan Buruh Tani

(Bawon) Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di desa

Kedungbanteng Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas),

Skripsi tidak diterbitkan.Purwokerto: Fak. Syari‟ah, IAIN

Purwokerto.

Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya.

-----------------------.2003. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mulyadi. 2008. Sistem Akutansi, Jakarta: Salemba Empat.

Muslim, Aziz. 2019. Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap

Pengupahan Buruh Tani Di Desa Ciakar Kecamatan Cijulang

Kabupaten Pangandaran, Skripsi tidak diterbitkan. Bandung:

Fak.Syari‟ah Dan Hukum, UIN Sunan Gunung Djati.

Nayla, Akifa P. 2004. Panduan Lengkap Sistem Administrasi Gaji Dan Upah,

Jogjakarta: Laksana.

Ridwan, Murtadho. 2013. Standar Upah Pekerja Menurut Sistem Ekonomi

Islam, Equilibrium, No. 2, Vol.1

Soemarso,S.R. 2009. Akutansi:Suatu Pengantar, Jakarta: Salemba Empat.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia, 2016.

Wawancara dengan para narasumber.

Page 87: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

74

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Siti Mardiyah

TTL : Boyolali, 26 Juni 1997

JenisKelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat Asal : Sambirejo Rt/Rw 001/008, Teter, Simo, Boyolali

Email : [email protected]

LatarBelakang Pendidikan

Formal:

2003-2009 : SD Muhammadiyah Simo

2009-2012 : SMP N 2 Simo

2012-2015 : MAN 2 Boyolali

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya, semoga

dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Hormat Saya,

Siti Mardiyah

NIM: 33020150029

Page 88: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

75

PERTANYAAN DENGAN PETANI

1. Nama dan umur?

2. Apakah panen padi menggunakan jasa buruh tani?

3. Bagaimana sistem pengupahan buruh tani, menggunakan uang atau

bawon?

4. Alasan menggunakan upah bawon?

5. Bagaimana perjanjian atau akad pada saat menggunakan jasa buruh

tani untuk memanen padi?

6. Berapa upah bawon untuk sekali panen?

7. Besarnya upah bawon didasarkan atas apa?

8. Berapa Luas sawah?

9. Jika gagal panen apakah dibayar dengan takaran bawon seperti

biasanya?

10. Berapa potongan bawon jika gagal panen?

PERTANYAAN DENGAN BURUH TANI

1. Nama dan umur?

2. Sudah berapa lama menjadi buruh tani?

3. Alasannya menjadi buruh tani?

4. Bagaimana perjanjian atau akad dengan petani pada saat akan

memanen padi?

5. Upah yang diterima dalam bentuk uang atau bawon?

6. Besaran upah yang didapatkan?

7. Bagaimana pendapat tentang upah dengan bawon?

8. Apakah sudah adil atau belum?alasan?

9. Jika gagal panen upah bawon dipotong atau tidak?

10. jika dipotong apakah pada saat akad besarnya potongan diberitahu?

11. Bawon yang didapat dipakai sendiri atau dijual?

12. Apakah ada perbedaan besarnya upah bawon antar buruh tani?

Page 89: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

76

DOKUMENTASI

Page 90: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

77

Page 91: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

78

Page 92: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

79

Page 93: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

80

Page 94: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

81

Page 95: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

82

Page 96: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

83

Page 97: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

84

Page 98: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

85

Page 99: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BURUH TANI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9116/1/skripsi fiks mardiah.pdfix KATA PENGANTAR Assalamualakum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

86