fiks..... gavedo fraktur

25
MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III KONSEP TEORI FRAKTURE DISUSUN OLEH : DAVID KURNIAWAN DWI ANGGER WINARSIH DWI JULIA PUTRI GAVEDO GHANA PAMUNGKAS HARDEZA ANGGARA KASMI JUITA MARYADI SATRIA ADI NUGRAHA ZAZA RIKI DT KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES BENGKULU PRODI D III KEPERAWATAN

Upload: arif-yudistira

Post on 27-Jan-2016

227 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

k

TRANSCRIPT

Page 1: fiks..... GAVEDO FRAKTUR

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

KONSEP TEORI FRAKTURE

DISUSUN OLEH :

DAVID KURNIAWAN

DWI ANGGER WINARSIH

DWI JULIA PUTRI

GAVEDO GHANA PAMUNGKAS

HARDEZA ANGGARA

KASMI JUITA

MARYADI

SATRIA ADI NUGRAHA

ZAZA RIKI DT

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES BENGKULU PRODI D III KEPERAWATAN

T.A 2014/2015

Page 2: fiks..... GAVEDO FRAKTUR
Page 3: fiks..... GAVEDO FRAKTUR

A. Definisi

Fraktur adalah patah tulang,biasanya disebabkan ole trauma atau tenaga fisik. Kekuatan

dan sudut dari tenaga tersebut,keadaan tulang,dan jaringa lunak disekitar tulang akan menetukan

apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap terjadi apabila

seluruh tulang patah,sedangkan pada fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan

tulang. Ada beberapa istilah yang dipakai untuk menjelaskan fraktur(Michael A.Carter)

Fraktur adalah terputusnya kontiunitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya

fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorpsinya. Ftraktur

dapat disebabkan pukulan langsung,gaya remuk,gerakan punter mendadak,dan bahkan kontraksi

otot ekstrem (Bruner & sudarth 2002)

B. Etiologi Etiologi dan predisposisi

Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan, terutama tekanan

membengkok, memutar, dan menarik. Trauma muskuloskeletal yang dapat mengakibatkan

fraktur adalah :

1)Trauma langsung

Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada

daerah tekanan. Frakur yang terjadi biasanya bersifat komunitif dan jaringan lunak ikut

mengalami kerusakan. Misalnya karena trauma yang tiba tiba mengenaii tulang dengan kekuatan

dengan kekuatan yang besar dan tulang tidak mampu menahan trauma tersebut sehingga terjadi

patah

2)Trauma tidak langsung

Disebut trauma tidak langsung apabila trauma dihantarkan kedaerah yang lebih jauh dari

daerah fraktur. Misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada

klavikula. Pada keadaan ini jaringan lunak tetap utuh, tekanan membengok yang menyebabkan

fraktur transversal, tekanan berputar yang menyebabkan fraktur bersifat spiral atau oblik

Page 4: fiks..... GAVEDO FRAKTUR

3)Trauma patologis

Trauma patologis adalah suatu kondisi rapuhnya tulang karena proses patologis. Contonya

a) Osteoporosis terjadi karena kecepatan reabsorbsi tulang melebihi kecepatan

pembentukan tulang, sehingga akibatnya tulang menjadi keropos secara cepat dan

rapuh sehingga mengalami patah tulang, karena trauma minimal.

b) Osteomilitis merupakan infeksi tulang dan sum sum tulang yang disebabkan oleh

bakteri piogen dimana mikroorganisme berasal dari focus ditempat lain dan beredar

melalui sirkulasi darah.

c) Ostheoartritis itu disebabkan oleh rusak/ menipisnya bantalan sendi dan tulang

rawan(Arif Muttaqin, 2008).

C. Manifestasi Klinis

Menurut Apley & Solomon (1995: 244), manifestasi klinis yang

muncul pada fraktur:

1. Kelemahan pada daerah fraktur

2. Nyeri bila ditekan atau bargerak

3. Krepitasi

4. Deformitas

5. Perdarahan (eksternal atau internal)

6. Syok

D. Patofisiologi

Fraktur ganggguan pada tulang biasanya disebabkan oleh trauma gangguan adanya gaya

dalam tubuh, yaitu stress, gangguan fisik, gangguan metabolic, patologik. Kemampuan otot

mendukung tulang turun, baik yang terbuka ataupun tertutup. Patah tulang biasanya terjadi

karena benturan tubuh, jatuh atau trauma. Baik itu karena trauma langsung misalnya: tulang kaki

terbentur bemper mobil, atau tidak langsung misalnya: seseorang yang jatuh dengan telapak

tangan menyangga. Juga bisa karena trauma akibat tarikan otot misalnya: patah tulang patela dan

olekranon, karena otot trisep dan bisep mendadak berkontraksi. (Doenges, 2000:629).

Page 5: fiks..... GAVEDO FRAKTUR

Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekeuatan dan gaya pegas untuk

menahan tekanan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap

tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya

kontinuitas tulang. Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam

korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi karena

kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medula tulang. Jaringan tulang segera

berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi

terjadinya respon inflamasi yang ditandai denagn vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan

infiltrasi sel darah putih. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang

nantinya (Doenges, 2000:629).

Sewaktu tulang patah perdarahan biasanya terjadi di sekitar tempat patah dan ke dalam

jaringan lunak sekitar tulang tersebut, jaringan lunak juga biasanya mengalami kerusakan.

Reaksi peradangan biasanya timbul hebat setelah fraktur. Sel-sel darah putih dan sel mast

berakumulasi menyebabkan peningkatan aliran darah ketempat tersebut. Fagositosis dan

pembersihan sisa-sisa sel mati dimulai. Di tempat patah terbentuk fibrin (hematoma fraktur) dan

berfungsi sebagai jala-jala untuk melekatkan sel-sel baru. Aktivitas osteoblast terangsang dan

terbentuk tulang baru imatur yang disebut callus. Bekuan fibrin direabsorbsi dan sel-sel tulang

baru mengalami remodeling untuk membentuk tulang sejati Carpenito (2000:50)

Insufisiensi pembuluh darah atau penekanan serabut saraf yang berkaitan dengan

pembengkakan yg tidak ditangani dapat menurunkan asupan darah ke ekstremitas dan

mengakibatkan kerusakan saraf perifer. Bila tidak terkontrol pembengkakan dapat

mengakibatkan peningkatan tekanan jaringan, oklusi darah total dapat berakibat anoksia

jaringanyg mengakibatkan rusaknya serabut saraf maupun jaringan otot. Komplikasi ini

dinamakan sindrom kompartemen (Brunner & suddarth, 2002: 2387).

Kerusakan pembuluh darah akan mengakibatkan pendarahan, maka volume darah

menurun. COP menurun maka terjadi peubahan perfusi jaringan. Hematoma akan mengeksudasi

plasma dan poliferasi menjadi edem lokal maka penumpukan di dalam tubuh. Fraktur terbuka

atau tertutup akan mengenai serabut saraf yang dapat menimbulkan ganggguan rasa nyaman

nyeri. Selain itu dapat mengenai tulang dan dapat terjadi revral vaskuler yang menimbulkan

nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggau. Disamping itu fraktur terbuka dapat mengenai

Page 6: fiks..... GAVEDO FRAKTUR

jaringan lunak yang kemungkinan dapat terjadi infeksi dan kerusakan jaringan lunak akan

mengakibatkan kerusakan integritas kulit. (Sylvia, 1995 : 1183)

Page 7: fiks..... GAVEDO FRAKTUR

E. Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan Rongent

Menentukan luas atau lokasi minimal 2 kali proyeksi, anterior, posterior

lateral.

b. CT Scan tulang, fomogram MRI

Untuk melihat dengan jelas daerah yang mengalami kerusakan.

c. Arteriogram (bila terjadi kerusakan vasculer)

d. Hitung darah kapiler

1. HT mungkin meningkat (hema konsentrasi) meningkat atau menurun.

2. Kreatinin meningkat, trauma obat, keratin pada ginjal meningkat.

3. Kadar Ca kalsium, Hb.

F. Fokus pengkajian

Fokus pengkajian menurut Doenges (2000: 761)

1. Aktifitas istirahat

Keterbatasan/kehilangan fungsi pada bagian yang terkena fraktur itu sendiri atau terjadi secara

sekunder dari pembengkakan jaringan: nyeri

2. Sirkulasi

a. Takikardi (respon stress, hipovolemi)

b. Penurunan atau tak ada nadi pada bagian distal yang cidera.

3. Neoro Sensori

a. Hilang pergerakan

b. Kesemutan

c. Deformitas lokal

4. Nyeri atau kenyamanan

Nyeri berat, spasme otot.

5. Keamanan

Laserasi kulit, ovulasi jaringan, perubahan warna.

Page 8: fiks..... GAVEDO FRAKTUR

G. Komplikasi Fraktur

Komplikasi fraktur menurut Henderson (1997), Bruner dan Suddarth’s

(1995) adalah :

1. Syok

2. Infeksi

3. Nekrosis vaskuler

4. Malonian

5. Non Union

6. Delayed union

7. Kerusakan arteri

8. Sindroma kompartemem

9. Sindroma emboli lemak

G. PENATALAKSANAAN FRAKTUR

1. Penatalaksanaan secara umum

Fraktur biasanya menyertai trauma. Untuk itu sangat penting untuk melakukan

pemeriksaan terhadap jalan napas (airway), proses pernafasan (breathing) dan sirkulasi

(circulation), apakah terjadi syok atau tidak. Bila sudah dinyatakan tidak ada masalah lagi, baru

lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis secara terperinci. Waktu tejadinya kecelakaan penting

ditanyakan untuk mengetahui berapa lama sampai di RS, mengingat golden period 1-6 jam. Bila

lebih dari 6 jam, komplikasi infeksi semakin besar. Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis

secara cepat, singkat dan lengkap. Kemudian lakukan foto radiologis. Pemasangan bidai

dilakukan untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat pada

jaringan lunak selain memudahkan proses pembuatan foto.

2. Penatalaksanaan kedaruratan

Segera setelah cedera, pasien berada dalam keadaan bingung, tidak menyadari adanya

fraktur dan berusaha berjalan dengan tungkai yang patah, maka bila dicurigai adanya fraktur,

penting untuk mengimobilisasi bagain tubuh segara sebelum pasien dipindahkan. Bila pasien

yang mengalami cedera harus dipindahkan dari kendaraan sebelum dapat dilakukan pembidaian,

ekstremitas harus disangga diatas dan dibawah tempat patah untuk mencegah gerakan rotasi

Page 9: fiks..... GAVEDO FRAKTUR

maupun angulasi. Gerakan fragmen patahan tulang dapat menyebabkan nyeri, kerusakan jaringan

lunak dan perdarahan lebih lanjut.

Nyeri sehubungan dengan fraktur sangat berat dan dapat dikurangi dengan menghindari

gerakan fragmen tulang dan sendi sekitar fraktur. Pembidaian yang memadai sangat penting

untuk mencegah kerusakan jaringan lunak oleh fragmen tulang

Daerah yang cedera diimobilisasi dengan memasang bidai sementara dengan bantalan

yang memadai, yang kemudian dibebat dengan kencang. Imobilisasi tulang panjang ekstremitas

bawah dapat juga dilakukan dengan membebat kedua tungkai bersama, dengan ektremitas yang

sehat bertindak sebagai bidai bagi ekstremitas yang cedera. Pada cedera ektremitas atas, lengan

dapat dibebatkan ke dada, atau lengan bawah yang cedera digantung pada sling. Peredaran di

distal cedera harus dikaji untuk menntukan kecukupan perfusi jaringan perifer.

Pada fraktur terbuka, luka ditutup dengan pembalut bersih (steril) untuk mencegah

kontaminasi jaringan yang lebih dalam. Jangan sekali-kali melakukan reduksi fraktur, bahkan

bila ada fragmen tulang yang keluar melalui luka. Pasanglah bidai sesuai yang diterangkan

diatas.

Pada bagian gawat darurat, pasien dievaluasi dengan lengkap. Pakaian dilepaskan dengan

lembut, pertama pada bagian tubuh sehat dan kemudian dari sisi cedera. Pakaian pasien mungkin

harus dipotong pada sisi cedera. Ektremitas sebisa mungkin jangan sampai digerakkan untuk

mencegah kerusakan lebih lanjut.

3. Penatalaksanaan bedah ortopedi

Banyak pasien yang mengalami disfungsi muskuloskeletal harus menjalani pembedahan

untuk mengoreksi masalahnya. Masalah yang dapat dikoreksi meliputi stabilisasi fraktur,

deformitas, penyakit sendi, jaringan infeksi atau nekrosis, gangguan peredaran darah (mis;

sindrom komparteman), adanya tumor. Prpsedur pembedahan yang sering dilakukan meliputi

Reduksi Terbuka dengan Fiksasi Interna atau disingkat ORIF (Open Reduction and

Fixation). Berikut dibawah ini jenis-jenis pembedahan ortoped dan indikasinya yang lazim

dilakukan :

· Reduksi terbuka : melakukan reduksi dan membuat kesejajaran tulang yang patah

setelah terlebih dahulu dilakukan diseksi dan pemajanan tulang yang patah

· Fiksasi interna : stabilisasi tulang patah yang telah direduksi dengan skrup, plat,

Page 10: fiks..... GAVEDO FRAKTUR

paku dan pin logam

· Graft tulang : penggantian jaringan tulang (graft autolog maupun heterolog) untuk

memperbaiki penyembuhan, untuk menstabilisasi atau mengganti tulang yang

berpenyakit.

· Amputasi : penghilangan bagian tubuh

· Artroplasti : memperbaiki masalah sendi dengan artroskop (suatu alat yang

memungkinkan ahli bedah mengoperasi dalamnya sendi tanpa irisan yang besar)

atau melalui pembedahan sendi terbuka

· Menisektomi : eksisi fibrokartilago sendi yang telah rusak

· Penggantian sendi : penggantian permukaan sendi dengan bahan logam atau sintetis

· Penggantian sendi total : penggantian kedua permukaan artikuler dalam sendi

dengan logam atau sintetis

· Transfer tendo : pemindahan insersi tendo untuk memperbaiki fungsi

· Fasiotomi : pemotongan fasia otot untuk menghilangkan konstriksi otot atau

mengurangi kontraktur fasia.

4. Prinsip penanganan fraktur

Prinsip-prinsip tindakan/penanganan fraktur meliputi reduksi, imobilisasi, dan

pengembalian fungsi dan kekuatan normal dengan rehabilitasi :

a. Reduksi,

– Reduksi fraktur (setting tulang) berarti mengembalikan fragmen tulang pada

kesejajarannya dan rotasi anatomis

– Sasarannya adalah untuk memperbaiki fragmen-fragmen fraktur pada posisi

anatomik normalnya.

– Metode untuk reduksi adalah dengan reduksi tertutup, traksi, dan reduksi terbuka.

Metode tertentu yang dipilih bergantung sifat fraktur, namun prinsip yang

mendasarinya tetap sama. Biasanya dokter melakukan reduksi fraktur sesegera

mungkin untuk mencegah jaringan lunak kehilangan elastisitasnya akibat infiltrasi

Page 11: fiks..... GAVEDO FRAKTUR

karena edema dan perdarahan. Pada kebanyakan kasus, reduksi fraktur menjadi

semakin sulit bila cedera sudah mengalami penyembuhan:

a) Reduksi tertutup, pada kebanyakan kasus reduksi tertutup dilakukan dengan

mengembalikan fragmen tulang ke posisinya (ujung-ujungnya saling

berhubungan) dengan“Manipulasi dan Traksi manual”. Sebelum reduksi dan

imobilisasi, pasien harus dimintakan persetujuan tindakan, analgetik sesuai

ketentuan dan bila diperlukan diberi anestesia. Ektremitas dipertahankan

dalam posisi yang diinginkan sementara gips, bidai atau alat lain dipasang

oleh dokter. Alat imobilisasi akan menjaga reduksi dan menstabilkan

ektremitas untuk penyembuhan tulang. Sinar-x harus dilakukan untuk

mengetahui apakah fragmen tulang telah dalam kesejajaran yang benar.

b) Traksi, dapat digumnakan untuk mendapatkan efek reduksi dan imobilisasi.

Beratnya traksi disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi.

c) Reduksi terbuka, pada fraktur tertentu memerlukan reduksi terbuka. Dengan

pendekatan bedah, fragmen tulang direduksi. Alat fiksasi interna dalam

bentuk pin, kawat, sekrup, palt, paku atau batangan logam dapat digunakan

untuk mempertahan kan fragmen tulang dalam posisinya sampai

penyembuhan tulang yang solid terjadi.

b. Imobilisasi,

– Setelah fraktur direduksi, fragmen tulang harus diimobilisasi, atau dipertahankan

dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan.

– Sasarannya adalah mempertahankan reduksi di tempatnya sampai terjadi

penyembuhan

– Metode untuk mempertahankan imobilisasi adalah dengan alat-alat “eksternal”

bebat, brace, case, pen dalam plester, fiksator eksterna, traksi, balutan) dan alat-

alat “internal” (nail, lempeng, sekrup, kawat, batang, dll)

Tabel.1. Perkiraan waktu imobilisasi yang dibutuhkan untuk penyatuan tulang fraktur

No Posisi / lokasi fraktur Lamanya dalam minggu

1. Falang (jari) 3-5

Page 12: fiks..... GAVEDO FRAKTUR

2. Metakarpal 6

3. Karpal 6

4. Skafoid 10 (atau sampai terlihat penyatuan pada sinar-

x)

5. Radius dan ulna 10-12

6. Humerus :

· Supra kondiler

· Batang

· Proksimal (impaksi)

· Proksimal (dengan

pergeseran)

3

8-12

3

6-8

7. Klavikula 6-10

8. Vertebra 16

9. Pelvis 6

10. Femur :

· Intrakapsuler

· Intratrokhanterik

· Batang

· Suprakondiler

24

10-12

18

12-15

11. Tibia : 8-10

Page 13: fiks..... GAVEDO FRAKTUR

· Proksimal

· Batang

· Maleolus

14-20

6

12. Kalkaneus 12-16

13. Metatarsal 6

14. Falang (jari kaki) 3

c. Rehabilitasi,

– Sasarannya meningkatkan kembali fungsi dan kekuatan normal pada bagian yang

sakit

– Untuk mempertahankan dan memperbaiki fungsi dengan mempertahankan reduksi

dan imobilisasi adalah peninggian untuk meminimalkan bengkak, memantau status

neurovaskuler (misalnya; pengkajian peredaran darah, nyeri, perabaan, gerakan),

mengontrol ansietas dan nyeri (mis; meyakinkan, perubahan posisi, strategi

peredaran nyeri, termasuk analgetika), latihan isometrik dan pengaturan otot,

partisipasi dalam aktifitas hidup sehari-hari, dan melakukan aktifitas kembali secara

bertahap dapat memperbaiki kemandirian fungsi dan harga diri. Pengembalian

bertahap pada aktivitas semula diusahakan sesuai batasan terapeutik.

Tabel.2. Ringkasan tindakan terhadap fraktur

Sasaran Tindakan terhadap fraktur

· Mengembalikan fragmen tulang ke posisi anatomis normal (reduksi)

· Mempertahankan reduksi sampai terjadi penyembuhan (imobilisasi)

· Mempercepat pengembalian fungsi dan kekuatan normal bagian yang terkena

(rehabilitasi)

Metode untuk mencapai reduksi fraktur

· Reduksi tertutup

· Traksi

Page 14: fiks..... GAVEDO FRAKTUR

· Reduksi terbuka

Metode mempertahankan imobilisasi

· Alat eksterna

· Alat interna

Mempertahankan dan mengembalikan fungsi

· Mempertahankan reduksi dan imobilisasi

· Meninggikan untuk meminimalkan pembengkakan

· Memantau status neuruvaskuler

· Mengontrol kecemasan dan nyeri

· Latihan isometric dan setting otot

· Berpartisipasi dalam aktivitas hidup sehari-hari

· Kembali aktivitas secara bertahap

H. Jenis – jenis Fraktur

1. Complete fraktur (fraktur komplet), patah pada seluruh garis tengah tulang, luas dan

melintang. Biasanya disertai dengan perpindahan posisi tulang.

2. Closed frakture (simple fracture), tidak menyebabkan robeknya kulit, integritas kulit

masih utuh.

3. Open fracture (compound frakture / komplikata/ kompleks), merupakan fraktur

dengan luka pada kulit (integritas kulit rusak dan ujung tulang menonjol sampai

menembus kulit) atau membran mukosa sampai ke patahan tulang. Fraktur terbuka

digradasi menjadi:

Grade I: luka bersih dengan panjang kurang dari 1 cm.

Grade II: luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif.

Grade III: sangat terkontaminasi, dan mengalami kerusakan jaringan lunak

ekstensif.

4. Greenstick, fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya

membengkok.

5. Transversal, fraktur sepanjang garis tengah tulang.

6. Oblik, fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang.

Page 15: fiks..... GAVEDO FRAKTUR

7. Spiral, fraktur memuntir seputar batang tulang.

8. Komunitif, fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen.

9. Depresi, fraktur dengan frakmen patahan terdorong ke dalam (sering terjadi pada

tulang tengkorak dan wajah

10. Kompresi, fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang).

11. Patologik, fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista tulang, paget,

metastasis tulang, tumor).

12. Avulsi, tertariknya fragmen tulang oleh ligamen atau tendo pada prlekatannya.

13. Epifisial, fraktur melalui epifisis.

14. Impaksi, fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang lainnya.

Segera setelah cedera perlu untuk meimobilisasi bagian yang cedera apabila klien akan dipindhkan perlu disangga bagian bawah dan atas tubuh yang mengalami cedera tersebut untuk mencegah terjadinya rotasi atau angulasi.

I. Proses penyembuhan luka terdiri dari beberapa fase yaitu :1. Fase hematum :

Dalam waktu 25 jam timbul perdarahan, edema, hematume disekitar fraktur Setelah 24 jam suplai darah di sekitar fraktur meningkat.

2. Fase granulasi jaringan :

Terjadi 1-5 hari setelah injury Pada tahap phagositosis aktif produk neorosis Itematome berubah menjadi granulasi jaringan yang berisi pembuluh darah baru

fogoblast dan osteoblast. 3. Fase formasi callus :

Terjadi 6-10 hari setelah injuri Granulasi terjadi perubahan berbentuk callus.

4. Fase ossificasi1: 

Mulai pada 2-3 minggu setelah fraktur sampai dengan sembuh Callus permanen akhirnya terbentuk tulang kaku dengan endapan garam kalsium

yang menyatukan tulang yang patah.

5. Fase consolidasi dan remadelling : Dalam aktu lebih dari 10 minggu yang tepat berbentuk callus terbentuk dengan

oksifitas osteoblast dan osteuctas.

Sedangkan Tahapan penyembuhan tulang terdiri menurut Rasjad. C, 1998

Page 16: fiks..... GAVEDO FRAKTUR

yaitu : inflamasi, proliferasi sel, pembentukan kalus, penulangan kalus (osifikasi), dan

remodeling.

1. Tahap Inflamasi. Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan

berkurangnya pembengkakan dan nyeri. Terjadi perdarahan dalam jaringan yang cidera

dan pembentukan hematoma di tempat patah tulang. Ujung fragmen tulang mengalami

devitalisasi karena terputusnya pasokan darah. Tempat cidera kemudian akan diinvasi

oleh magrofag (sel darah putih besar), yang akan membersihkan daerah tersebut. Terjadi

inflamasi, pembengkakan dan nyeri.

2. Tahap Proliferasi Sel. Kira-kira 5 hari hematom akan mengalami organisasi, terbentuk

benang-benang fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk revaskularisasi,

dan invasi fibroblast dan osteoblast. Fibroblast dan osteoblast (berkembang dari osteosit,

sel endotel, dan sel periosteum) akan menghasilkan kolagen dan proteoglikan sebagai

matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuk jaringan ikat fibrus dan tulang rawan

(osteoid). Dari periosteum, tampak pertumbuhan melingkar. Kalus tulang rawan tersebut

dirangsang oleh gerakan mikro minimal pada tempat patah tulang. Tetapi gerakan yang

berlebihan akan merusak sruktur kalus. Tulang yang sedang aktif tumbuh menunjukkan

potensial elektronegatif.

3. Tahap Pembentukan Kalus. Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang

rawan tumbuh mencapai sisi lain sampai celah  sudah terhubungkan. Fragmen patahan

tulang digabungkan dengan jaringan fibrus, tulang rawan, dan tulang serat matur. Bentuk

kalus dan volume dibutuhkan untuk menghubungkan defek secara langsung berhubungan

dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang. Perlu waktu tiga sampai empat minggu

agar fragmen tulang tergabung dalam tulang rawan atau jaringan fibrus. Secara klinis

fargmen tulang tidak bisa lagi digerakkan.

4. Tahap Penulangan Kalus (Osifikasi). Pembentukan kalus mulai mengalami penulangan

dalam dua sampai tiga minggu  patah tulang, melalui proses penulangan endokondral.

Patah tulang panjang orang dewasa normal, penulangan memerlukan waktu tiga sampai

empat bulan. Mineral terus menerus ditimbun sampai tulang benar-benar telah bersatu

dengan keras. Permukaan kalus tetap bersifat elektronegatif.

5. Tahap Menjadi Tulang Dewasa (Remodeling). Tahap akhir perbaikan patah tulang

meliputi pengambilan jaringan mati dan reorganisasi tulang baru ke susunan struktural

Page 17: fiks..... GAVEDO FRAKTUR

sebelumnya. Remodeling memerlukan waktu berbulan-bulan sampai bertahun – tahun

tergantung beratnya modifikasi tulang yang dibutuhkan, fungsi tulang, dan pada kasus

yang melibatkan tulang kompak dan kanselus – stres fungsional pada tulang. Tulang

kanselus mengalami penyembuhan danremodeling lebih cepat daripada tulang kortikal

kompak, khususnya pada titik kontak langsung.

Selama pertumbuhan memanjang tulang, maka daerah metafisis mengalami

remodeling (pembentukan) dan pada saat yang bersamaan epifisis menjauhi batang tulang secara

progresif. Remodeling tulang terjadi sebagai hasil proses antara deposisi dan resorpsi

osteoblastik tulang secara bersamaan. Proses remodeling tulang berlangsung sepanjang hidup,

dimana pada anak-anak dalam masa pertumbuhan terjadi keseimbangan (balance) yang positif,

sedangkan pada orang dewasa terjadi keseimbangan yang negative. Remodeling juga terjadi

setelah penyembuhan suatu fraktur. (Rasjad. C, 1998)

J. WAKTU PENYEMBUHAN FRAKTUR

Waktu penyembuhan fraktur bervariasi secara individual dan berhubungan dengan

beberapa factor penting pada penderita, antara lain: Umur penderita Waktu penyembuhan tulang

pada anak – anak jauh lebih cepat pada orng dewasa. Hal ini terutama disebabkan karena

aktivitas proses osteogenesis pada daerah periosteum dan endoestium dan juga berhubungan

dengan proses remodeling tulang pada bayi pada bayi sangat aktif dan makin berkurang apabila

umur bertambah Lokalisasi dan konfigurasi fraktur.

Lokalisasi fraktur memegang peranan sangat penting. Fraktur metafisis

penyembuhannya lebih cepat dari pada diafisis. Disamping itu konfigurasi fraktur seperti fraktur

tranversal lebih lambat penyembuhannya dibanding dengan fraktur oblik karena kontak yang

lebih banyak. Pergeseran awal fraktur Pada fraktur yang tidak bergeser dimana periosteum intak,

maka penyembuhannya dua kali lebih cepat dibandingkan pada fraktur yang bergeser. Terjadinya

pergeseran fraktur yang lebih besar juga akan menyebabkan kerusakan periosteum yang lebih

hebat. Vaskularisasi pada kedua fragmen Apabila kedua fragmen memiliki vaskularisasi yang

baik, maka penyembuhan biasanya tanpa komplikasi. Bila salah satu sisi fraktur vaskularisasinya

jelek sehingga mengalami kematian, maka akan menghambat terjadinya union atau bahkan

mungkin terjadi nonunion. Reduksi dan Imobilisasi Reposisi fraktur akan memberikan

Page 18: fiks..... GAVEDO FRAKTUR

kemungkinan untuk vaskularisasi yang lebih baik dalam bentuk asalnya. Imobilisasi yang

sempurna akan mencegah pergerakan dan kerusakan pembuluh darah yang akan mengganggu

penyembuhan fraktur. Waktu imobilisasi Bila imobilisasi tidak dilakukan sesuai waktu

penyembuhan sebelum terjadi union, maka kemungkinan untuk terjadinya nonunion sangat

besar. Ruangan diantara kedua fragmen serta interposisi oleh jaringan lemak. Bila ditemukan

interposisi jaringan baik berupa periosteal, maupun otot atau jaringan fibrosa lainnya, maka akan

menghambat vaskularisasi kedua ujung fraktur. Adanya infeksi Bila terjadi infeksi didaerah

fraktur, misalnya operasi terbuka pada fraktur tertutup atau fraktur terbuka, maka akan

mengganggu terjadinya proses penyembuhan. Cairan Sinovia Pada persendian dimana terdapat

cairan sinovia merupakan hambatan dalam penyembuhan fraktur.

Gerakan aktif dan pasif anggota gerak Gerakan pasif dan aktif pada anggota gerak akan meningkatkan vaskularisasi daerah fraktur tapi gerakan yang dilakukan didaerah fraktur tanpa imobilisasi yang baik juga akan mengganggu vaskularisasi. Penyembuhan fraktur berkisar antara 3 minggu – 4 bulan. Waktu penyembuhan pada anak secara kasar setengah waktu penyembuhan dari pada orang dewasa.