teks karangan narasi

12
KARANGAN NARASI Contoh Karangan Narasi, Pengertian, Ciri, dan Jenisnya - Suatu karangan yang menyajikan sebuah cerita berupa serangkaian peristiwa yang disusun dengan urutan waktu atau kronologis adalah karangan narasi. Karangan ini sendiri bertujuan untuk menghibur para pembacanya melalui cerita atau kisah-kisah baik berupa cerita fiksi maupun non- fiksi yang disampaikan oleh penulis. Karangan narasi banyak ditemukan pada novel, roman, cerpen, biografi, dan otobiografi. Ciri-Ciri Karangan Narasi Sebuah karangan dapat dikatakan sebagai karangan narasi jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Isi karangan narasi berupa sebuah cerita, atau peristiwa tertentu. 2. Cerita atau peristiwa yang disampaikan memiliki urutan waktu yang jelas dari tahap awal hingga akhir. 3. Menampilkan suatu peristiwa atau konflik di dalam cerita. 4. Memiliki unsur-unsur berupa latar, setting, tema, karakter, dan lain-lain. Contoh-Contoh Karangan Narasi Pendek 1. Narasi Informatif/Ekspositoris Narasi informatif adalah karangan yang bertujuan untuk menyampaikan sebuah informasi dengan tepat mengenai suatu peristiwa atau kejadian. Contoh: Perang Surabaya Pada tanggal 10 November meletuslah sebuah perlawanan rakyat di Surabaya untuk mengusir Belanda dan para sekutunya dari tanah air. Perang ini berawal dari kemarahan tentara inggris akibat dari terbunuhnya pimpinan mereka, Brigadir Jenderal Mallaby. Akibat tewasnya pimpinan mereka pihak Inggris dan sekutunya memberikan sebuah

Upload: lindung-ratwiawan

Post on 11-Apr-2017

324 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

KARANGAN NARASI

Contoh Karangan Narasi, Pengertian, Ciri, dan Jenisnya - Suatu karangan yang menyajikan sebuah cerita berupa serangkaian peristiwa yang disusun dengan urutan waktu atau kronologis adalah karangan narasi. Karangan ini sendiri bertujuan untuk menghibur para pembacanya melalui cerita atau kisah-kisah baik berupa cerita fiksi maupun non-fiksi yang disampaikan oleh penulis. Karangan narasi banyak ditemukan pada novel, roman, cerpen, biografi, dan otobiografi.

Ciri-Ciri Karangan Narasi

Sebuah karangan dapat dikatakan sebagai karangan narasi jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Isi karangan narasi berupa sebuah cerita, atau peristiwa tertentu.

2. Cerita atau peristiwa yang disampaikan memiliki urutan waktu yang jelas dari tahap awal hingga akhir.

3. Menampilkan suatu peristiwa atau konflik di dalam cerita.

4. Memiliki unsur-unsur berupa latar, setting, tema, karakter, dan lain-lain.

Contoh-Contoh Karangan Narasi Pendek

1. Narasi Informatif/Ekspositoris

Narasi informatif adalah karangan yang bertujuan untuk menyampaikan sebuah informasi dengan tepat mengenai suatu peristiwa atau kejadian.

Contoh:

Perang Surabaya

Pada tanggal 10 November meletuslah sebuah perlawanan rakyat di Surabaya untuk mengusir Belanda dan para sekutunya dari tanah air. Perang ini berawal dari kemarahan tentara inggris akibat dari terbunuhnya pimpinan mereka, Brigadir Jenderal Mallaby. Akibat tewasnya pimpinan mereka pihak Inggris dan sekutunya memberikan sebuah ultimatum kepada seluruh pejuang yang da di Surabaya waktu itu untuk menyerah.

Bukannya menyerah, ultimatum tersebut malah dianggap sebuah penghinaan oleh para pejuang dan rakyat. Mereka membentuk sebuah milisi-milisi perjuangan untuk menghadapi piahk Inggris yang mengancam untuk menyerang.

Mengetahui utimatumnya ditolak, pihak Inggris dan sekutunya marah besar, kemudian pada 10 November pagi mereka melancarkan serangan besar-besaran melalui laut, darat dan udara dengan mengerahkan sekitar 30.000 infanteri, sejumlah pesawat terbang, tank dan kapal perang. Kota Surabaya diserang habis-habisan oleh pihak sekutu. Mereka mengebom gedung-gedung pemerintahan dan

membunuh para pejuang. Kejadian waktu itu sangatlah mengerikan, pembunuhan terjadi di mana-mana dan membuat para pejuang terdesak.

Namun, diluar dugaan rencana mereka untuk menaklukan kota Surabaya dalam 3 hari gagal. Seluruh pejuang dan rakyat Surabaya turun ke jalan untuk melakukan perlawanan. Semangat juang para pahlawan waktu itu muncul berkat seorang pemuda yang bernama Bung Tomo, dia dengan gagah berani memekikan pidato untuk membakar seluruh semangat para pejuang.

Pertempuran Surabaya berlangsung sekitar 3 minggu dan dimenangkan oleh pihak sekutu. Meskipun kota Surabaya jatuh ketangan sekutu, perlawanan rakyat Surabya waktu itu membangkitkan semangat juang seluruh rakyat Indonesia.

2. Narasi Artistik

Karangan narasi artistik adalah sebuah karangan yang menceritakan suatu kisah atau peristiwa yang bertujuan untuk memberikan pengalaman estetis kepada pembacanya. Cerita yang diceritakan dalam karangan ini berupa fiksi maupun non fiksi dan bahasa yang digunakan biasanya merupakan bahasa-bahasa figurative atau kiasan.

Contoh:

Pertarungan di Pagi Buta

Kala itu mentari belum bangun dari peraduannya, ayam-ayam jago pun belum melakukan tugasnya. Namun, Pak Raden telah keluar dari rumahnya. Kulitnya yang keriput dan tipis seolah-olah tidak mempan oleh hembusan angin yang sedari tadi berusaha untuk membekukannya. Tangannya yang kekar memikul sebuah pancul di tangan kanannya sedangkan di tangan kirinya memegang sebuah bingkisan besar.

Pada saat Pak Raden melangkahkan kakinya menuju sawahnya, langkahnya terhenti oleh tangisan anak bayi yang memecah keheningan pagi itu. Dengan sangat ketakutan Pak Raden mencari sumber datangnya suara itu. Betapa terkejutnya Pak Raden melihat seorang bayi yang mungil tergeletak di bawah pohon beringin besar itu. “Bayi siapa ini? Haruskah aku membawanya?” Pak Raden bimbang.

Ketika dia ingin mengangkat bayi itu, tiba-tiba seekor harimau yang cukup besar menyerangnya, tetapi dengan sigap Pak Raden mengelak terkaman harimau itu. Ternyata suara tangis bayi itu, turut memancing seekor harimau. Tampaknya harimau tersebut sedang kalaparan dia memandangi bayi yang tergeletak tersebut dengan tatapan yang mengerikan.

Melihat harimau tersebut pak Raden menggunakan cangkulnya untuk menjauhkan harimau itu. Tetapi harimau itu melawan, dia berbalik dan menyerang Pak Raden. Terkaman harimau itu berhasil melukai Pak Raden. Dia jatuh di tanah dan terdesak, saat harimau tersebut hendak menerkamnya kembali, Pak Raden mengambil cangkul yang berada di sampingnya dan mengarahkan kepada hariamu itu. Lalu tembuslah cangkul itu di perut harimau, kemudian harimau itu pun mati.

Setelah berhasil membunuh harimau itu, Pak Raden mengangkat bayi itu dan membawanya pulang bersamanya untuk diurus dan diangkat menjadi anaknya.

3. Narasi Sugestif

Narasi sugestif menceritakan sebuah peristiwa atau kisah dengan maksud terselubung kepada para pembaca atau pendengarnya.

Contoh:

Apa yang Ditanam Itu yang Dituai

Hari itu langit sangat terik, Namun Budi tetap menarik gerobaknya. Dia susuri lorong-lorong pasar itu dengan harap ada yang membeli getuk buatan ibunya. Hari itu Budi sangat membutuhkan uang untuk biaya pengobatan ayahnya.

Sejak pagi tadi Budi mengelilingi pasar itu, tetapi tak ada seorang pun yang membeli bahkan hanya untuk menawarnya pun tidak ada. Budi hampir putus asa, pikiran-pikiran jahat pun mulai masuk ke otaknya. Namun, Budi teringat kata-kata ibunya bahwa berbuat baik dan berdoalah agar mendapat berkah dari Allah. Lalu Budi menepis semua pikiran itu dan berdoa kepada Allah agar dia bisa mendapatkan uang untuk mengobati ayahnya.

Lalu Budi melanjutkan perjalananya. Pada saat Budi melewati kios-kios toko Budi melihat seorang pria yang sedang mengikuti seorang wanita tua. “Pasti orang itu akan berbuat yang tidak-tidak!” pikir Budi dan benar saja seketika pria itu merampas tas wanita itu. Wanita itu menjerit, dengan cepat kilat Budi menjegal pencuri itu hingga terjatuh. Tas itu pun terjatuh bersama si pencuri, lalu pencuri tersebut melarikan diri. Budi mengambil tas itu dan memberikannya kepada wanita itu.

“Terimakasih nak, untung ada dirimu,” kata wanita itu memuji Budi. “iya, lain kali hati-hati ya bu!” jawab Budi sambil meninggalkan wanita itu. “Hey nak tunggu, ini ada sesuatu untukmu,” kata wanita itu. “tidak usah buk, aku tadi hanya kebetulan lewat,” jawab Budi. Wanita itu merasa heran dengan kebaikan Budi, lalu tanpa sengaja dia melihat gerobak getuk Budi dan berkata “Baiklah kalau kamu tidak maenginginkan uang ini, biarakan saya membeli semua getukmu”. Mendengar suara itu Budi menjadi senang dan haru akhirnya dia bisa mendapatkan uang dan membelikan obat untuk ayahnya. “Terimakasih bu!” jawab Budi kepada Wanita itu.

Pengertian Paragraf Narasi

Dikutip dari Wikipedia bahasa indonesia, Narasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan yang rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir.

Paragraf narasi sendiri memiliki ciri-ciri khas, ciri-ciri paragraf narasi antara lain, sebagai berikut :

a. Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.b. Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat

berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.c. Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.d. Memiliki nilai estetika.e. Menekankan susunan secara kronologis.

Contoh Paragraf Narasi Pendek

Contoh Narasi Pendek tentang Pengalaman Pribadi

Tepat ketika tanggal 10 Maret, sekolahku libur selama sembilan hari dan akan berakhir pada tanggal 18 Maret. Aku dan seluruh keluargaku tidak menyia-nyiakan waktu ini untuk mengadakan liburan keluarga. Ketika itu aku memilih berlibur ke Pantai Parangtritis. Pagi-pagi aku telah berbenah dan menyiapkan semua perbekalan yang nantinya diperlukan. Sepanjang perjalanan, aku iringi dengan nyanyian lagu riang. Betapa senangnya aku ketika sampai di pantai tersebut. Dengan hati suka ria, aku sambut Pantai Parangtritis dengan senyumku. Pantai Parangtritis, pantai nan elok yang menjadi favoritku. Tanpa menyia-nyiakan waktu, aku mengajak kakakku untuk bermain air. Kuambil air dan aku ayunkan ke mukanya. Dengan canda tawa, kami saling berbalasan. Puas rasanya, terasa hilang semua kepenatan karena kesibukan tiap harinya. Di sana, aku dan seluruh keluargaku saling berfoto-foto untuk mengabadikan momen yang indah ini. Tak terasa waktu berjam-jam telah kuhabiskan disana. Hari pun mulai sore menandakan perpisahan dan kembali pulang. Tak rela rasanya kebahagiaan ini akhirnya selesai. Dalam benakku, aku kan kembali esok.

Contoh Narasi Pendek tentang Lingkungan

Di sekolahku, dikelilingi oleh berbagai macam tanaman. Seluruh taman-taman kelas juga dihiasi oleh bunga berwarna warni . Begitu pula dengan kelas kami , kelas tempat kami belajar di penuhi oleh lapisan cat berwarna putih serta ukiran-ukiran tangan siswa yang menghiasi mading kelas terlihat sangat menarik sekali sambil menikmati keindahan mading, siswa-siswi juga tengah asik membaca dan belajar di taman digital.

Contoh Narasi Diri Sendiri

Saya adalah Resynta Novianadewi, anak pertama dari dua bersaudara, dilahirkan 17 tahun yang lalu di kota Jakarta tepatnya pada tanggal 14 November pada tahun 1994. Namun, saat ini saya dan keluarga saya tinggal di Jl. Dayung V no. 47 RT 008 RW 05, Kelapa Dua, Tangerang. Saat ini saya duduk di bangku

SMA kelas 12 disebuah sekolah negeri diwilayah Tangerang. Saya dilahirkan di keluarga yang cukup sederhana dan segala sesuatunya tercukupi. Dari kecil sampai SMA tidak ada prestasi yang menonjol yang telah saya capai. Dulunya saya adalah seorang yang minder, tidak mempunyai banyak teman dan selalu menyendiri. Saya juga tidak pernah mendapatkan 1 piala sekalipun, dan tidak pernah memenangkan lomba dan kompetisi manapun.

Namun saat ini, saya ikut organisasi OSIS dan ROHIS yang ada disekolah saya. Darisinilah saya mulai belajar untuk bersosialisasi dan berhubungan dengan banyak orang. Saya mulai sadar bahwa hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, saya mulai aktif dalam kepanitiaan, mengenal teman-teman yang sangat inspiratif dan selalu mendukung saya apabila mendapati musibah atau masalah. Meskipun saya masih belum berprestasi tetapi saya yakin setiap orang selalu memiliki kemampuan masing-masing yang tentunya tidak pasti sama dengan orang lain.

Contoh Narasi tentang Ulang Tahun

Hal yang rumit untuk dilupakan bagi Tia, hari ini ia mendapat kejutan dari teman-teman sekelasnya. Tia memang sudah curiga dengan tingkah laku teman-temannya di kelas, begitu juga saat jam istirahat mereka seperti menyembunyikan sesuatu. Benar saja, ketika pulang sekolah teman-teman Tia memberi kejutan berupa kue ulang tahun dan taburan tepung.

Contoh Narasi tentang Pahlawan

Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah.

Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada siding BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.

Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.

Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negara-negara nonblok pada Konfrensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang.

Karangan narasi memiliki struktur karena terdiri atas bagian - bagian yang secara fungsional berkaitan satu sama lain. Komponen yang membentuk struktur tergantung pada mac am narasinya, narasi ekspositoris atau narasi sugestif. Khusus narasi sugestif, komponen - komponen pembentuk strukturnya adalah alur (plot), perbuatan, perwatakan, penokohan, latar (setting) dan sudut pandang.

1. Alur (plot)

Menurut Keraf (1985: 147) alur adal ah sebuah interelasi fungsional antar unsur narasi yang timbul dari peristiwa atau perbuatan, karakter, suasana hati dan pikiran, serta sudut pandang, yang ditandai oleh klimaks - klimaks dalam suatu rangkaian prilaku atau peristiwa yang sekaligus menandai urutan bagian - bagian dalam keseluruhan narasi. Hubungan antar komponen itu bersifat logis dan kausalitas. Logis artinya hubungan itu wajar. Kausalitas maksudnya terjadinya atau munculnya unsur - unsur itu tidak tiba-tiba, tetapi merupakan suatu rangkaian yang berhubungan sebab akibat. Dengan demikian , pengertian di atas mencakup unsur - unsur mana yang membentuk alur ( tindak tanduk, karakter dan sebgainya) dan mencakup pula kerangka utama dari sebuah kisah atau cerita. Alur merupakan kerangka dasar yang sangat penting dalam sebuah cerita. Alur mengatur bagaimana tindakan demi tindakan saling bertalian, bagaimana suatu peristiwa dengan peristiwa lain saling berhubungan, bagaimana tokoh - tokoh harus digambarkan dan berperan dalam tindakan itu secara wajar, dan baga imana pula situasi dan kondisi bathin tokoh yang terlibat dalam tindakan itu terikat dalam suatu kesatuan waktu.

2. Perbuatan

Sudah dijelaskan bahwa pembeda utama antara deskripsi dengan narasi terletak pada adanya sebuah rangkaian perbuatan atau tindak tand uk. Tanpa rangkaian perbuatan, maka narasi akan berubah menjadi deskripsi karena semuanya terlihat dalam keadaan statis.

3. Perwatakan dan penokohan

Perwatakan (karaktersasi) dalam pengisahan dapat diperoleh dengan memberikan gambaran mengenai tindak - tanduk dan ucapan - ucapan para tokohnya (pendukung karakter), sejalan tidaknya kata dan perbuatan Motivasi para tokoh dapat dipercaya atau tidak, dapat diukur melalui tindak - tanduk, ucapan kebiasaan, dan sebagainya. Penggambaran watak dari tokoh - tokoh dapat dicapai melalui tokoh atau karakter lain yang berinterasi dalam pengisahan. Sebuah karakter dapat diungkapkan secara baik, kalu pengarang mempunyai pengetahuan yang dalam tentang karakter. Penokohan yang baik adalah penokohan yang berhasil menggambarkan tokoh-tokoh serta mengembangkan watak dari tokoh - tokoh tersebut yang mewakili sifat atau tipe manusia yang dikehendaki oleh tema dan amanat dari narasi tersebut. Cara mengungkapkan watak ini dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Dalam penelitian ini dipaparkan ada tiga cara untuk melukis kan perwatakan para tokoh yaitu:

1) Secara analik, artinya pengarang secara langsung mence ritakan karakter tokoh - tokohnya,

2) Secara dramatik, dalam hal ini pengarang secara tidak langsung mence ritakan karakter tokoh - tokohnya, dan

3) Gabung an cara analik dan dramatik

4. Latar atau setting

Latar atau seting adalah waktu, tempat, dan suasana yang melingkupi terjadinya suatu prilaku atau peristiwa dalam cerita.

5. Sudut pandang atau pusat pengisahan

Menurut Keraf (1985:148) sudut pandang atau pusat pengisahan adalah posisi pengarang dalam sebuah cerita. Untuk keperluan penceritaan seorang pengarang dapat menggunakan sudut pandang orang pertama atau disebut pencerita Akuan karena menggunakan kata Aku atau Saya, atau sudut pandang orang ketiga yang di sebut pencerita Diaan, karena menggunakan nama, gelar atau kata ganti Dia. Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa ada dua jenis narasi yakni narasi ekspositoris, dan narasi sugestif. Dalam penelitian ini difokoskan pada jenis narasi sugestif. Hal ini dila kukan mengingat subjek penelitian masih tergolong remaja. Secara empiris, masa remaja biasanya penuh dengan imajinasi.

Teks Naratif

Pengertian Teks Naratif :

Naratif berasal dari kata narasi yang memiliki makna pengisahan suatu cerita atau kejadian. Naratif adalah rangkaian kalimat yang bersifat narasi atau bersifat menguraikan (menjelaskan dsb, dalam makna lain naratif di katakan sebagai prosa yang subjeknya merupakan suatu rangkaian kejadian.

Tujuan Teks Naratif :

Untuk memikat atau menghibur pembaca/pendengar melalui cerita.

Struktur Generik Teks Naratif :

a. Orientasib. Komplikasic. Klimaksd. Resolusie. Reorientasif. Koda/Amanat (Boleh tersurat boleh tidak)

Fitur Bahasa yang Dominan:

Penggunaan kalimat pembuka “dahulu kala,” “suatu hari”

mungkinkan adanya kata-kata bersanjak serta arkais

Kata kerja aksi

Teratur dalam hal kronologisnya.

Contoh Teks Naratif:

CINDERELA

Jaman dahulu kala, hiduplah seorang gadis muda bernama Cinderella. Ia tinggal bersama dengan ibu tiri serta dua orang saudari tirinya.

Ibu tiri dan dua saudari tiri Cinderela memiliki sifat mudah marah. Mereka memperlakukan Cinderela dengan buruk. Ibu tiri Cinderela suka memerintah Cinderela melakukan pekerjaan rumah yang tersulit seperti menyikat lantai, membersihkan tempayan dan dandang, serta mempersiapkan masakan untuk keluarga. Berbeda dengan Cinderela, dua saudari tiri Cinderela tidak melakukan apa-apa. Mereka hanya sibuk bersantai sepanjang hari. Ibu tiri merekapun memberikan pakaian yang bagus-bagus buat mereka.

Suatu hari, dua saudari tiri Cinderela mendapat sebuah undangan pesta dari istana kerajaan. Pada undangan tersebut juga dijelaskan bahwa pangeran kerajaan akan mengajak dansa wanita yang disukainya yang hadir pada pesta tersebut. Mendengar berita ini, dua saudari tiri Cinderela merasa senang dan berdebar-debar. Mereka kemudian sibuk menghabiskan waktu memilih-milih baju mana yang akan mereka kenakan. Mereka berharap dapat menjadi wanita yang beruntung yang diajak dansa oleh sang pangeran. Saat berangkat ke pestapun tiba. Ibu tiri dan saudari tiri Cinderela berangkat ke istana serta meninggalkan Cinderela sendirian dirumah. Tanpa dapat dibendung, air mata Cinderelapun tumpah. Iapun menangis sedih.

"Mengapa engkau menangis, Cinderela?” sebuah suara lembut bertanya. Dengan terkejut Cinderela mendongakkan wajahnya yang semula tertunduk dan melihat sesosok ibu peri berdiri di sampingnya. Dengan gugup ia berkata “karena saya ingin ke pesta, tapi saya ditinggal sendiri di sini.” “Hmm, guman ibu peri. Meskipun kamu diberi pekerjaan yang berat oleh ibumu, kamu selalu melakukannya dengan gembira. Kamu juga tidak pernah mengeluh dan selalu lapang dada. Oleh karena itu, saya juga ingin melihat kamu dapat pergi ke pesta.”

Dengan ajaib, ibu peri merubah labu yang tumbuh di belakang rumah menjadi kereta. Ia juga merubah beberapa tikus yang berlarian menjadi kuda penarik kereta beserta seorang sais kereta. Ibu peri menepuk baju lusuh Cinderela dengan tanganya dan baju lusuh itupun berubah menjadi gaun yang sangat indah. Ia juga memberi Cinderella sepatu kaca yang sangat cantik. “Sekarang saatnya kamu pergi, Cinderela.” Ibu peri berkata. “Namun ingat, kamu harus pulang sebelum tengah malam atau kamu akan kembali seperti semula.” Dengan gembira, Cinderela berangkat ke pesta.

Malam itu benar-benar menjadi malam yang menakjubkan bagi Cinderela. Pangeran mengajaknya berdansa. Ia berdansa lagi-dan lagi dengan sang pangeran. Tiba-tiba, jam dinding di istana berdentang dua belas kali. Cinderellapun teringat pesan ibu peri dan segera berlari ke luar istana, secepat yang ia mampu. Dalam ketergesa-gesaannya, salah satu sepatu kacanya tertinggal.

Beberapa hari kemudian, pangeran kerajaan mengumumkan bahwa ia akan menikahi gadis yang kakinya cocok dengan ukuran sepatu kaca. Saudari tirinya yang pertama mencobanya, tapi kakinya terlalu besar untuk sepatu itu. Meskipun ia berusaha dengan keras memaksakan kakinya masuk, tapi tetap saja sepatu itu tidak muat. Demikian juga saudarinya yang kedua. Ketika ia mencoba sepatu kaca tersebut, kakinya terlalu kecil. Iapun gagal diboyong ke istana. Ketika giliran Cinderela tiba, sepatu itu pas dengan kakinya.

Akhirnya, Cinderelapun diboyong ke istana. Sang pangeran merasa sangat bahagia melihat Cinderella lagi. Mereka kemudian menikah dan hidup bahagia.