step 7

4
Step 7 – Reporting 1. a. Pengertian dan Sumber Infeksi -Infeksi adalah masuk, bertumbuh dan berkembangnya agent penyakit menular dalam tubuh manusia atau hewan dimana akibatnya mungkin tidak kelihatan (innaparent infection), atau nyata ( infectious disease). -Infectious diseases adalah penyakit yang secara klinis tampak nyata pada manusia atau hewan yang merupakan akibat suatu infeksi. -Penyakit menular (contangious diseases) adalah penyakit yang disebabkan oleh agent penyebab menular tertentu atau hasil racunnya, yang terjadi karena perpindahan/penularan agent atau hasilnya dari orang yang terinfeksi, hewan atau reservoir lainnya (benda lain) kepada potensial host, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui vektor atau lingkungan yang tidak hidup. Penyakit menular ditandai dengan adanya agen atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah. -Infeksi adalah proses parasit hiduinvasif oleh mikroorganisme dan berproliferasi didalam tubuh yang menyebabkan sakit (potter & perry, 2005). -Infeksi adalah beberapa penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan organisme patogenik didalam tubuh (Smeltzer & Brenda, 2002) Sumber atau penyebab infeksi adalah: 1) Bakteri Bakteri merupakan penyebab terbanyak infeksi, bakteri menyebabkan penyakit dan hidup di tubuh manusia. Bakteri dapat maasuk melalui udara, tanah, air, makanan,cairan, jaringan tubuh, dan benda mati lainnya 2) Virus Virus berisi asam nukleat, maka untuk bereproduksi harus masuk kedalam sel hidup 3) Parasit Parasit hidup di dalam organisme hidup lainnya, yang termasuk kelompok parasit adalah protozoa, cacing, arthropoda 4) Fungi Fungi terdiri dari ragi dan jamur Tipe infeksi: 1) Kolonisasi Proses dimana benih mikroorganisme menjadi flora yang menetap. Mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang tapi tidak menimbulkan penyakit, infeksi terjadi bila mikroorganisme yang menetap suskses menginvasi bagian tubuh host yang sistem peryahanannya tidak efektif dan menyababkan kerusakan 2) Infeksi Local Spesisik dan terbatas di bagian tubuh tertentu tempat mikroorganisme tinggal 3) Infeksi Sistemik Terjadi jika mikroorganisme menyebar ke bagian tubuh laun dan menimbulkan kerusakan 4) Bakterimia Terjadi ketika didalam darah ditemukan adanya bakteri 5) Septikimia Multiplikasi bakteri dalam darah sebagai hasil dari infeksi sistemik 6) Infeksi Akut Infeksi yang muncul dalam waktu singkat 7) Infeksi Kronik Infeksi yang terjadi secara lambat dan periode lama dalam hitungan bulan/tahun b. Penyakit penyebab infeksi a. Virus: HIV/AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan dampak atau efek dari perkembangbiakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV (Scully dan Felix, 2005). Manifestasi HIV Rongga Mulut (Anitasari, 2011) 1) Thrush Candida oral biasa ditemukan pada penderita HIV/AIDS, jarang pada penderita non-HIV/AIDS. 2) Leukoplakia Hiperkeratinisasi dan infeksi virus Epstein Barr sering menimbulkan hairy leukoplakia yang jarang ditemukan pada penderita non-imunokompromis. 3) Gingivostomatitis

Upload: jamie-alvarado

Post on 19-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

step 7

TRANSCRIPT

Step 7 Reporting1.a. Pengertian dan Sumber Infeksi-Infeksi adalah masuk, bertumbuh dan berkembangnya agent penyakit menular dalam tubuh manusia atau hewan dimana akibatnya mungkin tidak kelihatan (innaparent infection), atau nyata ( infectious disease).-Infectious diseases adalah penyakit yang secara klinis tampak nyata pada manusia atau hewan yang merupakan akibat suatu infeksi.-Penyakit menular (contangious diseases) adalah penyakit yang disebabkan oleh agent penyebab menular tertentu atau hasil racunnya, yang terjadi karena perpindahan/penularan agent atau hasilnya dari orang yang terinfeksi, hewan atau reservoir lainnya (benda lain) kepada potensial host, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui vektor atau lingkungan yang tidak hidup. Penyakit menular ditandai dengan adanya agen atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah.-Infeksi adalah proses parasit hiduinvasif oleh mikroorganisme dan berproliferasi didalam tubuh yang menyebabkan sakit (potter & perry, 2005).-Infeksi adalah beberapa penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan organisme patogenik didalam tubuh (Smeltzer & Brenda, 2002)

Sumber atau penyebab infeksi adalah:1) BakteriBakteri merupakan penyebab terbanyak infeksi, bakteri menyebabkan penyakit dan hidup di tubuh manusia. Bakteri dapat maasuk melalui udara, tanah, air, makanan,cairan, jaringan tubuh, dan benda mati lainnya2) VirusVirus berisi asam nukleat, maka untuk bereproduksi harus masuk kedalam sel hidup3) ParasitParasit hidup di dalam organisme hidup lainnya, yang termasuk kelompok parasit adalah protozoa, cacing, arthropoda4) Fungi Fungi terdiri dari ragi dan jamur

Tipe infeksi:1) KolonisasiProses dimana benih mikroorganisme menjadi flora yang menetap. Mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang tapi tidak menimbulkan penyakit, infeksi terjadi bila mikroorganisme yang menetap suskses menginvasi bagian tubuh host yang sistem peryahanannya tidak efektif dan menyababkan kerusakan2) Infeksi LocalSpesisik dan terbatas di bagian tubuh tertentu tempat mikroorganisme tinggal3) Infeksi SistemikTerjadi jika mikroorganisme menyebar ke bagian tubuh laun dan menimbulkan kerusakan4) BakterimiaTerjadi ketika didalam darah ditemukan adanya bakteri5) SeptikimiaMultiplikasi bakteri dalam darah sebagai hasil dari infeksi sistemik6) Infeksi AkutInfeksi yang muncul dalam waktu singkat7) Infeksi KronikInfeksi yang terjadi secara lambat dan periode lama dalam hitungan bulan/tahun

b. Penyakit penyebab infeksia. Virus: HIV/AIDSAcquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan dampak atau efek dari perkembangbiakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV (Scully dan Felix, 2005).

Manifestasi HIV Rongga Mulut (Anitasari, 2011)1) ThrushCandida oral biasa ditemukan pada penderita HIV/AIDS, jarang pada penderita non-HIV/AIDS.2) LeukoplakiaHiperkeratinisasi dan infeksi virus Epstein Barr sering menimbulkan hairy leukoplakia yang jarang ditemukan pada penderita non-imunokompromis.3) GingivostomatitisKondisi rongga mulut penderita HIV-AIDS dapat sangat buruk sehingga mudah terkena stomatitis. Ulkus sangat sering terjadi pada penderita HIV-AIDS, baik disebabkan infeksi atau trauma

Ulkus yang disebabkan HIV mempunyai gambaran klinis:1) Non-keratin2) Terdapat pseudomembran3) Ukuran lesi :a) Minor > 5 mmb) Mayor 1-3 cmc) Herpetiform 1-2 mm4) Dapat lesi tunggal atau multipel5) Nyeri6) Kemerahan di sekitar ulkusPada pemeriksaan laboratorium didapatkan titer CD4+ < 100 sel/L. Ulkus dapat ditemukan di daerah mukosa bukal dan labial, palatum molle, dan lidah

b. Bakteri: TBCTuberkulosis (TB/TBC) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menularkan kuma tuberculosis melalui udara, percikan dahak, atau ludah yang telah terinfeksi kuman tuberculosis (Depkes RI,2008). Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi.Manifestasi TB di rongga mulut dapat berbentuk ulserasi di dorsum lidah, gingiva, dasar mulut, mukosa bukal dan labial, palatum molle, tersering ditemukan di lidah. Pada umumnya lesi tuberkulosis terletak di lidah, kadangkadang juga di gusi, dasar mulut, palatum, bibir, mukosa bukal. Di lidah dapat menyebabkan makroglosia dan memberi kesan glossitis.Ulserasi TB dan HIV-AIDS klinis sulit dibedakan, terutama apabila penderita HIV-AIDS juga penderita TB. Perlu keahlian untuk mendiagnosis penderita TB, HIV-AIDS dan penderita HIV-AIDS disertai TB. Diagnosis banding ulkus TB rongga mulut meliputi RAU (Recurrent Aphthous Ulceration), traumatic ulcer, syphilitic ulcers dan keganasan termasuk squamous cell carcinoma primer, limfoma. Oleh karena itu biopsi/pemeriksaan histopatologi sangat penting.(Anitasari, 2011)

c. Jamur: CandidiasisOral candidiasis merupakan infeksi rongga mulut yang umum terjadi pada manusia disebabkan Candida Albicans dan memiliki banyak manifestasi klinis sehingga penyakit ini sering kali sulit untuk didiagnosa. Penyebabnya adalah banyaknya faktor kemungkinan yang ada terhadap munculnya infeksi ini. Setiap jenis manifestasi harus ditangani secara tepat sehingga diperlukan pengetahuan tentang jenis pengobatan secara tepat pula.Manif Oral:1) Acute Pseudomembranous Candidiasis (thrush)Thrush merupakan jenis oral candidiasis yang paling sering dijumpai. Jenis ini biasanya dijumpai pada bayi dan orang yang sangat lemah. Jenis ini juga dijumpai pada orang yang melakukan terapi kortikosteroid dan yang mengalami penurunan sistem imun seperti HIV. Jenis ini dapat dikenali dengan adanya lesi berwarna putih menyerupai gumpalan keju atau susu pada mukosa bukal mulut. Lesi putih tersebut tersusun atas kumpulan hype kusut, ragi, sel-sel epitel, sel api, fibrin dan debris.2) Erythematous CandidiasisErythematous candidiasis terdiri atas dua yaitu denture sore mouth denture stomatitis dan angular cheilitis.i)Denture sore mouth merupakan suatu peradangan difus dari daerah pendukung gigi tiruan rahang atas, dengan atau tanpa disertai tanda pecah-pecah dan peradangan dari komisura mulut (angular cheilitis). Penyakit ini lebih sering mengenai wanita. Faktor yang menyebabkan adalah trauma dan kegagalan melepas gigi tiruan, diabetes, anemia, dan terapi steroid. Gejala yang timbul adalah munculnya lesi berupa bercak yang mengenai seluruh permukaan jaringan bawah gigi tiruan atas, mukosa berwarna merah terang dan kenyal. Pada celah antar lesi terdapat cairan berwarna keputihan disertai bercak-bercak thrush. Infeksi ini akan berlanjut ke daerah intertrigenous pada komisura bibir menyebabkan angular cheilitis.ii)Angular cheilitis disebut juga cheilocandidiasis. Penyakit ini disebabkan oleh gabungan candida dengan bakteri, kebiasaan menjilat bibir, usia lanjut, kekurangan nutrisi, dan penurunan dimensi vertikal bibir. Penyakit ini merupakan infeksi lanjutan dari denture sore mouth yaitu dengan karakteristik terdapat fisur (retakan merah) di sudut-sudut bibir serta adanya burning sensation di dalam mulut. Umumnya angular cheilitis berhubungan dengan infeksi candidiasis intraoral namun terkadang kulit perioral sekitar mulut juga terinfeksi yang sebagian besar dialami oleh anak-anak3)Chronic Mucocutaneus Candidiasis (CMC)Chronic hyperplastic candidiasis disebut juga candidal leukoplakia memiliki karakteristik berikut yaitu terdapat bercak putih, sama seperti pada penderita pseudomembranous candidiasis, tetapi yang membedakan adalah plak atau bercak putih tersebut dapat diraba, melekat erat dan tidak dapat dikerok. Infeksi candidiasis jenis ini umumnya terjadi pada lidah, palatum atau mukosa bukal. Infeksi ini pula sering dialami oleh perokokTerdapat empat kategori CMC yaitu: (1). Familial CMC yaitu kelaianan familial yang menyerang kedua jenis kelamin dengan kemungkinan diwariskan sebagai faktor resesif autosomal dan ditandai dengan candidiasis mulut yang kronis serta infeksi hyperplastik dari lipatan kuku bayi, (2). Diffuse CMC dengan penyebab utama kekurangan zat besi, ditandai dengan penyebaran luas ke kulit dan timbulnya granuloma kandida, (3). Endocrine candidiasis syndrome yaitu penyakit resesif autosomal, dimulai dari serangan CMC disusul dengan terjadinya hipoparatiroidism dan hipoadrenalism, dan (4). CMC of late onset yaitu penyakit yang terjadi pada umur >35 tahun, tanpa riwayat abnormalitas klinis yang berarti.2. a. Prinsip UPKurniawati dan Nursalam (2007), menyebutkan bahwa Universal precautions perlu diterapkan dengan tujuan :1) Mengendalikan infeksi secara konsisten Universal precautions merupakan upaya pengendalian infeksi yang harus diterapkan dalam pelayanan kesehatan kepada semua pasien,setiap waktu, untuk mengurangi risiko infeksi yang ditularkan melalui darah.2) Memastikan standar adekuat bagi mereka yang tidak didiagnosis atau tidak terlihat seperti berisiko Prinsip universal precautions diharapkan akan mendapatperlindungan maksimal dari infeksi yang ditularkan melalui darah. maupun cairan tubuh yang lain baik infeksi yang telah diagnosis maupun yang belum diketahui.3) Mengurangi risiko bagi petugas kesehatan dan pasien Universal precautions tersebut bertujuan tidak hanya melindungi petugas dari risiko terpajan oleh infeksi HIV namun juga melindungi klien yang mempunyai kecenderungan rentan terhadap segala infeksi yang mungkin terbawa oleh petugas.4) Asumsi bahwa risiko atau infeksi berbahaya Universal precautions ini juga sangat diperlukan untuk mencegah infeksi lain yang bersifat nosokomial terutama untuk infeksi yang ditularkan melalui darah / cairan tubuh.

Dasar kewaspadaan universal ini meliputi, pengelolaan alat kesehatan, cuci tangan guna mencegah infeksi silang, pemakaian alat pelindung diantaranya sarung tangan untuk mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksius yang lain, pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan, pengelolaan limbah (Depkes RI, 2003). Dalam menggunakan kewaspadaan universal petugas kesehatan memberlakukan semua pasien sama dengan menggunakan prinsip ini, tanpa memandang penyakit atau diagnosanya dengan asumsi bahwa risiko atau infeksi berbahaya.Prinsip kewaspadaan universal (universal precaution) di pelayanan kesehatan adalah menjaga hygiene sanitasi individu, hygiene sanitasi ruangan, serta sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tersebut di jabarkan menjadi lima kegiatan pokok yaitu mencuci tangan guna mencegah infeksi silang, pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksius lain, pengelolaan alat kesehatan, pengelolaan alat tajam untuk mencegah perlukaan, dan pengelolaan limbah (Depkes RI, 2003).

b. Prosedur UP1. Cuci Tangan1) Cuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun.2) Dilakukan setelah menyentuh darah, cairan sekresi dan ekskresi tubuh dan bahan bahan yang terkontaminasi.2. Sarung Tangan1) Digunakan bila terjadi kontak dengan darah, cairan tubuh, dan bahan yang terkontaminasi.2) Digunakan bila terjadi kontak dengan selaput lendir dan kulit terluka.3) Gunakan prosedur ini mengingat tersebarnya penyakit adalah melalui paparan terhadap cairan tubuh, tidak memperdulikan apa yang tidak diketahui pasien.4) Jangan didaur ulang. Sarung tangan harus selalu digunakan untuk prosedur antiseptik, misalnya pembedahan.3. Masker1) Melindungi selaput lendir mata, hidung dan mulut saat terjadi kontak atau menghindari cipratan dengan daran atau cairan tubuh. 2) Jangan gunakan untuk perawatan pasien rutin3) Ganti tiap berganti pasien4) Gunakan untuk pasien dengan infeksi respirasi5) 4. Kacamata1) Gunakan bila terdapat kemungkinan terpapar cairan tubuh2) Kacamata memberi sedikit perlindungan, tetapi tidak memberikan perlindungan menyeluruh.5. Baju Pelindung1) Lindungi kulit dari darah dan cairan tubuh2) Cegah pakaian tercemar selama prosedur klinis yang dapat berkontak langsung dengan darah dan cairan tubuh.6. Kain1) Tangani kain tercemar, cegah sentuhan dengan kulit dan selaput lendir.2) Dekontaminasi bilas laundry7. Peralatan Layanan Pasien1) Tanganni peralatan yang tecemar dengan baik untuk mencegah kontak langsung dengan kulit atau selaput lendir dan mencegah kontaminasi pada pakaian dan lingkungan.2) Dekontaminasi cuci sterilisasi8. Pembersihan Lingkungan1) Lakukan perawatan rutin, pembersihan dan desinfeksi peralatan dan perlengkapan dalam ruang perawatan.9. Instrumen Tajan1) Hindari menutup ulang jarum bekas.2) Gunakan teknik satu tangan jika penutupan ulang jarum bekas penting.3) Gunakan sarung tangan jika menangani benda tajam4) Hindari melepas jarum bekas dari sempit habis pakai.5) Hindari pembengkokan, pematahan atau manipulasai jarumbekas dengan tangan6) Dekontaminasi instrumen jarum7) Masukka instrumen tajam ke tempat yang tidak tembus tusukan.8) Untuk kontainer pembuangan instrumen tajam, terdapat beberapa syarat, yakni tahan tusukan, diberi label secraa jelas, siap tersedia, tahan bocor, dan bisa ditutup.10. Resusistensi Pasien1) Gunakan mouth piece, kantung resusitasi atau alat ventilasi yang lain untuk menghindari resusitasi dari mulut ke mulut.11. Penempatan Pasien1) Tempatkan pasien yang terkontaminasi lingkungan pada ruangan khusus.