step 7 lbm 5 nnn

55
STEP 7 LBM 5 SGD 3 PERILAKU DAN JIWA 1. Mengapa jika pasien diberi tugas sering tidak selesai? Jawab : Hal itu menandakan adanya gejala inatensi seperti dibawah ini Inatensi menetap dan berlangsung sedikitnya 6 bulan sampai ke tingkat maladaptif dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak; Sering gagal memberikan perhatian yang baik terhadap hal-hal yang rinci atau sering melakukan kesalahan yang tdk seharusnya atau ceroboh terhadap pekerjaan sekolah dan atau pekerjaan lain. Sulit dalam mempertahankan pemusatan perhatian dalam melakukan tanggung jawabnya atau kegiatan bermain Tampak acuh seterti tidak mendengar saat diajak bicara Tidak mampu mengikuti aturan, instruksi dalam pekerjaan atau tugas Kesulitan dalam mengorganisasikan tugas tanggung jawab atau aktivitas keseharian

Upload: ngrho

Post on 14-Sep-2015

253 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

jbkn

TRANSCRIPT

STEP 7 LBM 5 SGD 3PERILAKU DAN JIWA1. Mengapa jika pasien diberi tugas sering tidak selesai?Jawab :Hal itu menandakan adanya gejala inatensi seperti dibawah iniInatensi menetap dan berlangsung sedikitnya 6 bulan sampai ke tingkat maladaptif dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak; Sering gagal memberikan perhatian yang baik terhadap hal-hal yang rinci atau sering melakukan kesalahan yang tdk seharusnya atau ceroboh terhadap pekerjaan sekolah dan atau pekerjaan lain. Sulit dalam mempertahankan pemusatan perhatian dalam melakukan tanggung jawabnya atau kegiatan bermain Tampak acuh seterti tidak mendengar saat diajak bicara Tidak mampu mengikuti aturan, instruksi dalam pekerjaan atau tugas Kesulitan dalam mengorganisasikan tugas tanggung jawab atau aktivitas keseharian Menghindar, menolak, atau tidak suka melakukan tugas konsentrasi lama, seperti tugas sekolah Sering kehilangan barang-barang yang dimilikinya seperti mainan, pensil, buku atau peralatan lain Mudah teralih perhatian dengan rangsangan dari luar Mudah lupa kegiatan yang dilakukan dalam keseharianHal itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Belum diketahui dengan pasti penyebab GPPH, penelitian-penelitian menunjukkan banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya genetik, struktur anatomi dan neurokimiawi otak. Dilaporkan terdapat pengecilan lobus prefrontal kanan (fungsinya sebagai proses editing perilaku, mengurangi distraktibilitas, membantu kesadaran diri dan waktu seseorang), nukleus kaudatus kanan dan globus palidus kanan (berperan menghambat respon otomatik yang datang pada bagian otak, koordinasi rangsangan tetap optimal), serta vermis / bagian dari cerebelum (mengatur keseimbangan). Orang tua yang menderita GPPH kemungkinan anaknya GPPH 50%, saudara kandung dengan GPPH mempunyai 5 7 kali lebih besar mengalami GPPH, kembar identik 55 92% akan menderita gangguan yang sama jika satu anak tersebut GPPH. Neurotransmiter dopamin meningkat di limbik dan lobus prefrontal yang berakibat anak GPPH kesulitan dalam menjalankan fungsi eksekutifnya, berupa kontrol diri yang buruk dan gangguan dalam menginhibisi perilaku, keadaan tersebut karena adanya hiperaktivitas transporter dopamin sehingga anak GPPH menunjukkan : Gangguan Non-Verbal Working Memory, dengan gambaran berupa: Kehilangan rasa kesadaran akan waktu Ketidak mampuan menyimpan informasi di dalam otaknya Persepsi tidak sesuai terhadap suatu obyek/kejadian Perencanaan dan pertimbangan yang buruk Gangguan internalisiation of self directed speech, berupa; Kesulitan mengikuti peraturan yang berlaku Tidak disiplin Self guidance dan self questioning yang buruk Gangguan regulasi, motivasi dan tingkat ambang kesadaran diri yang buruk., gejalanya seperti; Kesulitan menyensor semua bentuk reaksi emosi, ambang toleransi frustasi yang rendah Hilangnya regulasi diri dalam bidang motivasi dan dorongan kehendak Gangguan merekontruksi berbagai perilaku yang sudah di observasi dalam usaha untuk membangun suatu bentuk perilaku baru untuk mencapai tujuan dari suatu kegiatan yang sudah di targetkan, berupa; Keterbatasan menganalisis perilaku-perilaku dan melakukan sintesis ke dalam bentuk yang baru Ketidak mampuan untuk menyelesaikan persoalan sesuai dengan taraf usianyaDilaporkan juga komplikasi perinatal (perdarahan antepartum, persalinan lama, nilai APGAR rendah dalam menit pertama kelahiran, dll) ada kaitan timbulkan GPPH. Penelitian lain melaporkan ibu yang merokok selama kehamilan lebih beresiko GPPH (Milberger at all, 1997). Bayi dengan BBLR disertai kerusakan subtansia alba bereiko lebih tinggi GPPH (Whitaker at all, 1997).Kondisi organik lain yang diperkirakan berpengaruh resiko GPPH yaitu; alergi, diet, pengaruh logam berat. GPPH mungkin bertambah berat pada anak dengan dengan penyakit organik tertentu seperti abnormalitas fungsi tyroid, infeksi telinga berulang, dan tuli sensorineural.

Hiperaktivitas Tidak bisa diam, kaki atau tangannya bergerak terus Tidak mampu duduk diam dimana anak diharapkan duduk diam Sering berlari atau memanjat secara berlebihan pada situasi yang tidak sesuai (seperti pada remaja atau dewasa) Sering sulit dalam bermain atau kegiatan yang menyenangkan bersama yang memerlukan ketenangan Bergerak terus seperti digerakkan mesin Berbicara berlebihanImpulsivitas Menjawab sebelum selesai pertanyaan Sulit menunggu giliran Sering menginterupsi atau mengintrusi orang lain (misal orang lain sedang berbicara atau bermaib)

Apa yang dimaksud dengan perkembangan?Perkembangan anak merupakan proses perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang, dari sederhana menjadi kompleks, suatu proses evolusi manusia dari ketergantungan menjadi makhluk dewasa yang mandiri. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek : gerakan, berpikir, perasaan, dan interaksi baik dengan sesama maupun dengan benda-benda dalam lingkungan hidupnya5 aspek yg dinilai dari perkembangan jiwa1. Penalaran ( kognitif )2. Emosi3. Perilaku4. Sosialisasi5. KomunikasiBagaimana perkembangan emosi yang normal berdasarkan umur?Perkembangan Emosi berdasarkan periode perkembangan1. Infant (masa bayi 0-2 tahun)Pada waktu lahir, emosi tampak dalam bentuk sederhana, dan reaksi emosional dapat ditimbulkan oleh berbagai macam rangsangan. Pola emosional yang lazim pada masa bayi yaitu kemarahan, rasa ingin tahu, kegembiraan, dan kesenangan akan sesuatu. Mendukung perkembangan emosi anak Tetapkan waktu bermain dengan anak. Beri kesempatan pada anak untuk menentukan apa yang diinginkan. Luangkan waktu untuk memecahkan masalah bersama anak. Membantu anak dalam menyelesaikan masalahnya, mencari penyebabnya dan memberi masukan untuk jalan keluar dari maslahnya. Melihat masalah dari sudut pandang anak. Misalnya pada anak yang sedang mengamuk atau marah, orang tua harus mendengarkan apa yang anak inginkan. Meminimalkan masalah. Sebagai orang tua atau pendidik menunjukan penyebab masalah yang dialami anak. Berikan batasan. Berikan batasan dan bimbingan kepada anak.2. Early childhood (masa kanak-kanak awal)Pada masa kanak-kanak awal emosi sangat kuat. Saat ini merupakan saat ketidakseimbangan karena anak-anak keluar dari focus, dalam arti bahwa ia mudah terbawa ledakan-ledakan emosional sehingga sulit dibimbing dan diarahkan.3. Late childhood (masa kanak-kanak akhir)Pada kanak-kanak akhir merupakan ungkapan menyenangkan. Adanya ledakan amarah dan menderita kekhawatiran serta perasaan kecewa. 4. Early AdolescenceMasa remaja awal secara tradisional dianggap sebagai periode badai dan tekanan, dimana masa itu emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Pada masa remaja awal anak berusaha menyesuaikan diri terhadap pola perilaku baru dan harapan social yang baru.5. Late adolescence (masa remaja akhir)Cirri-ciri emosional akhir yaitu pemberontakan karena perubahan dari masa kanak-kanak awal menuju masa kanak-kanak akhir yang mengalami konfilk dengan orang tua mereka, sering kali melamun, dan memikirkan masa depan mereka ingin menjadi apa.6. Masa dewasa awalPerkembangan emosinya mulai stabil dan mampu mengendalikan emosi.7. Masa dewasa madya (40-60 tahun) Emosi laki-laki, lebih banyak berkonsentrasi ke karir, waktunya habis dipekerjaan, kondisi emosionalnya melatarbelakangi pekerjaannya. Emosi perempuan, (mengalami menopause) emosi menjadi tidak stabil dan mudah tersinggung dan menjadi sangat sensitive.8. Masa dewasa akhir (usia lanjut)Emosi sedikit menurun, seperti anak kecil yang mudah tersinggung dan mudah marah serta biasanya segala keinginannya ingin terpoenuhi.E. Perubahan Perkembangan dalam Emosi Bayi memulai dengan sedikit dasar emosi dan dengan perlahan menambah perasaan baru. Bayi merespon emosi dari orang disekitarnya. Anak-anak belajar menunjukan perbuatannya berdasarkan ekspresi emosional orang lain. Anak-anak mengembangkan kemampuan mengendalikan emosi. Bertambahnya reflex emosi pada anak. Secara perlahan anak-anak dan remaja belajar untuk mengatur emosinya. Memperhatikan perasaan orang lain. Pada tahun akhir sekolah membawa kecemasan baru dan tekanan.Perkembangan KognitifPiaget mengidentifikasi 4 (empat) tahapan utama perkembangan kognitif yaitu sensorimotor, pra-operasional, operasional konkrit dan operasional formal.Tahap Sensorimotor (lahir 2 tahun)Perkembangan kognitif bayi sampai kira-kira berusia 2 tahun pada umumnya mengandalkan observasi dari panca indera dan gerakan tubuh mereka. Satu tanda dari perkembangan ini adalah memahami objek tetap / permanen. Bayi berkembang dengan cara merespon kejadian dengan gerak refleks atau pola kesiapan. Mereka belajar melihat diri mereka sebagai bagian dari objek yang ada di lingkungan.Tahap Pra-operasional (2 7 tahun)Pra-operasional ditandai oleh adanya pemakaian kata-kata lebih awal dan memanipulasi simbol-simbol yang menggambarkan objek atau benda dan keterikatan atau hubungan di antara mereka. Pemikiran atau sifat anak yang aneh /ganjil menunjukkan fakta bahwa mereka pada umumnya tidak mampu menunjukkan operations (eksploitasi) atau jika mereka bisa menunjukkan operation maka keadaannya akan terbatas. Mental operations pada tahap ini sifatnya fleksibel dan dapat berubah. Tahap pra-operasional ini juga ditandai oleh beberapa hal, antara lain : egosentrisme, ketidakmatangan pikiran / ide / gagasan tentang sebab-sebab dunia di fisik, kebingungan antara simbol dan objek yang mereka wakili, kemampuan untuk fokus pada satu dimensi pada satu waktu dan kebingungan tentang identitas orang dan objek.Tahap Concrete Operational (6 atau 7 th 12 tahun)Pada tahap konkrit operasional, penambahan dan pengurangan dalam hitung-hitungan bukan merupakan aktivitas yang mudah. Konkrit operasional anak mengenal bahwa ada hubungan antara angka-angka dan bahwa operasi dapat dilaksanakan menurut aturan tertentu. Pada tahap ini anak menunjukkan permulaan dari kapasitas logika orang-orang dewasa. Mereka mengerti aturan dasar dari logika. Bagaimanapun juga, proses berfikir, atau operasi, pada umumnya melibatkan objek yang kelihatan (konkrit) daripada ide yang abstrak. Egosentrisme pada tahap ini sudah mulai berkurang. Kemampuan mereka untuk menggunakan peran dari orang lain dan melihat dunia, dan mereka sendiri, dari perspektif orang-orang lain sudah berkembang dengan pesat. Mereka mengenal bahwa orang melihat sesuatu dengan cara yang berbeda, karena perbedaan situasi dan perbedaan nilai. Mereka dapat fokus pada lebih dari satu dimensi pada beberapa waktu. Pada tahap ini juga sudah menunjukkan pemahaman akan hukum kekekalan (konservasi).Tahap Formal Operational ( 12 tahun ke atas)Tingkat operasi formal merupakan tahapan terakhir dari skema Piaget, yang merupakan tingkatan dari kedewasaan kognitif. Formal operational biasanya dimulai pada masa pubertas, sekitar umur 11 atau 12 tahun. Akan tetapi tidak semua anak memasuki tingkatan ini pada saat pubertas, dan beberapa orang tidak pernah mencapainya. Tugas utama pada tahap ini meliputi kemampuan klasifikasi, berpikir logis, dan kemampuan hipotetis. Ada beberapa feature yang memberi remaja kapasitas lebih besar untuk memanipulasi dan menghargai lingkungan luar dan dunia imajinasi yang mencakup pemikiran hipotetis, penyelesaian masalah yang sistematis, kemampuan untuk menggunakan simbol dan pemikiran deduksi. Remaja dapat memproyeksikan dirinya pada situasi yang melebihi pengalaman mereka saat itu, dan untuk alasan itu, mereka terbungkus dalam fantasi yang panjang.2. Apa yang menyebabkan anak tidak dapat berkonsentrasi dan selalu mngganggu temannya? Termasuk gejala gangguan apa?Jawab :Kelambatan perkembangan terutama pada lobus temporal dan korteks frontalis yang dipercaya bertanggung jawab pada kemampuan mengontrol dan memusat-kan proses berpikirnya. Sebaliknya, korteks motorik pada anak hiperaktif terlihat berkembang lebih cepat matang daripada anak normal, yang mengakibatkan adanya perkembangan yang lebih lambat dalam mengontrol tingkah lakunya, namun ternyata lebih cepat dalam perkembangan motorik, sehingga tercipta gejala tak bisa diam, yang khas pada anak ADHD. Hal ini menjadi alasan bahwa pengobatan stimulansia akan mempengaruhi faktor pertumbuhan dari susunan saraf pusat.Dari aspek patofisiologik, ADHD dianggap adanya disregulasi dari neurotransmitter dopamine dan norepinephrine akibat gangguan metabolisme catecholamine di cortex cerebral. Neuron yang menghasilkan dopamine dan norepinephrine berasal dari mesenphalon. Nucleus sistem dopaminergik adalah substansia nigra dan tigmentum anterior dan nucleus sistem norepinephrine adalah locus ceroleus DRD4 mempengaruhi sensitivitas post-sinaps saraf di korteks frontal & prefrontal - Konsentrasi - Daya ingatan sehari-hari (working memory)- Internalisasi pembicaraan - Emosi, Motivasi - Mengatur & menguasai perilaku Impuls dari korteks frontal & prefrontal ganglia basalis (sirkuit frontostriatal) output Percobaan binatang : deplesi dopamin gangguan fungsi kognitif (+), kelainan NT katekolamin-serotonin.ADHD : kelainan pada gen yang mengkode DRD4

3. Mengapa anak ini memiliki kebiasaan menciumi kertas da memukul benda sehingga menimbulkan bunyi yang berulang-ulang?Jawab :Karena pada saat anak tersebut melakukan hal tersebut ada suatu kepuasan tersendiri dan perhatiannya tertuju pada benda tersebut. Merupakan ciri ciri gangguan perilaku

Sebutkan kondisi-kondisi lain yang menyebabkan gangguan perkembangan pada anak?Penyebabnya ada beberapa faktor dan ada juga yan idiopatik. Faktornya:a. GeneticBerdasarkan penelitian jika orang tua memiliki gangguan seperti ini 60% diturinkan pada anaknya yang kembar. Pada studi tertentu ada gen khusus yag data menumbulkan kelainan seperti ADHD.b. Faktor neurobiologisMungkin terdapat kelainan ADHD, ciri2 yang muncul adalah kerusakan pada lobus prefrontalis. Bagiannya meiputi: korteks prefrontal berhubungan dengan bagian dalam bawah korteks serebral yang dikenal sebagai ganglia basalis. Jika bagian tersebut menglami kerusakan maka akan terjadi ciri2 seperti pada pasien.c. Biologid. Lingkungane. Orang tuaf. Kejadian yang mendadak

Jelaskan perbedaan antara anak dengan IQ superior dengan high functioning autism!

4. Sebutkan macam-macam gangguan perkembangan!PENGERTIAN AUTISMEAutisme berasal dari kata autos yang berarti segala sesuatu yangmengarah pada diri sendiri. Dalam kamus psikologi umum (1982), autismeberarti preokupasi terhadap pikiran dan khayalan sendiri atau dengan katalain lebih banyak berorientasi kepada pikiran subyektifnya sendiri daripadamelihat kenyataan atau realita kehidupan sehari-hari. Oleh karena itupenderita autisme sering disebut orang yang hidup di alamnya sendiri.Dulu anak-anak yang mengalami gangguan ini telah dideskripsikan dalamberbagai istilah seperti chilhood schizophrenia (Bleuer), sedangkanMargareth Mahler (1952) menyebutnya dengan symbiotic psychotic childrendengan gejala-gejala tidak dapat mengembangkan self-object differentiation.Belakangan istilah psikosis cenderung dihilangkan dan dalam Diagnostic andQUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 2Statistical Maunal of Mental Disorder edisi IV (DSM-IV) Autisme digolongkansebagai gangguan perkembangan pervasif (pervasive developmental disorders),secara khas gangguan yang termasuk dalam kategori ini ditandaidengan distorsi perkembangan fungsi psikologis dasar majemuk yangmeliputi perkembangan keterampilan sosial dan bahasa, seperti perhatian,persepsi, daya nilai terhadap realitas, dan gerakan-gerakan motorik.Autisme atau autisme infantil (Early Infantile Autism) pertama kalidikemukakan oleh Dr. Leo Kanner 1943 seorang psikiatris Amerika. Istilahautisme dipergunakan untuk menunjukkan suatu gejala psikosis pada anakanakyang unik dan menonjol yang sering disebut Sindrom Kanner (untukmembedakan dengan sidrom Asperger atau autis Asperger). Ciri yangmenonjol pada sindrom Kanner antara lain ekspresi wajah yang kosongseolah-olah sedang melamun, kehilangan pikiran dan sulit sekali bagi oranglain untuk menarik perhatian mereka atau mengajak mereka berkomunikasi.GEJALA-GEJALA YANG NAMPAKGejala autisme infantil timbul sebelum anak mencapai usia 3 tahun.Pada sebagian anak gejala gangguan perkembangan ini sudah terlihat sejaklahir. Chris Williams dan Barry Wright (2007) mengemukakan beberapasimptom autistik yang mungkin sudah muncul diusia 18 bulan, seperti:A. Tidak melakukan kontak mata.B. Tidak merespon segera jika dipanggil nama.C. Tampak berada didunianya sendiri.D. Mengalami hambatan perkembangan bahasa.E. Kehilangan kemampuan berbahasa.F. Tidak menggunakan sikap tubuh.G. Memegang tangan orang dewasa dan menaruhnya pada sesuatu yangingin dia buka.H. Tidak memahami sikap tubuh orang lain.I. Tidak bermain pura-pura.QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 3J. Lebih tertarik pada bagian-bagian permainan.K. Menghabiskan banyak waktu untuk membariskan benda-benda.L. Dan melakukan gerakan-gerakan tidak umum (ex. Jalan jinjit).M. Memaksa membawa dua benda, satu disetiap tangan, seringkali denganbentuk dan warna sama.Mengingat di Indonesia belum ada suatu alat tes yang baku untukmengetahui gangguan pada anak, maka untuk tujuan tersebut dapatdilakukan dengan membandingkan perkembangan anak dengan indikatorperkembangan yang normal. Dibawah ini disajikan tabel perkembanganmotorik dan perkembangan bahasa pada anak normal.

Secara umum ada beberapa gejala autisme yang akan tampak semakinjelas saat anak telah mencapai usia 3 tahun, yaitu:A. Gangguan dalam komunikasi verbal maupun non verbal sepertiterlambat bicara, mengeluarkan kata-kata dalam bahasanya sendiri yangtidak dapat dimengerti, echolalia, sering meniru dan mengulang katatanpa dimengerti maknanya, dan seterusnya.B. Gangguan dalam bidang interaksi sosial, seperti menghindari kontakmata, tidak melihat jika dipanggil, menolak untuk dipeluk, lebih sukabermain sendiri, dan seterusnya.C. Gangguan pada bidang perilaku yang terlihat dari adanya perilaku yangberlebih (excessive) dan kekurangan (deficient) seperti impulsif,hiperaktif, repetitif namun dilain waktu terkesan pandangan matakosong, melakukan permainan yang sama dan monoton .Kadang-kadangada kelekatan pada benda tertentu seperti gambar, karet, boneka danlain-lain yang dibawanya kemana-mana.D. Gangguan pada bidang perasaan atau emosi, seperti kurangnya empati,simpati, dan toleransi; kadang-kadang tertawa dan marah sendiri tanpasebab yang nyata dan sering mengamuk tanpa kendali bila tidakmendapatkan apa yang ia inginkan.QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 6E. Gangguan dalam persepsi sensoris seperti mencium-cium dan menggigitmainan atau benda, bila mendengar suara tertentu langsung menutuptelinga, tidak menyukai rabaan dan pelukan, dan sebagainya.F. Gejala-gejala tersebut di atas tidak harus ada semuanya pada setiap anakautisme, tergantung dari berat-ringannya gangguan yang diderita anak.KRITERIA DIAGNOSTIKAutistik (Autistic Disorder) berbeda dengan gangguan Rett (RettsDisorder), gangguan disintegatif masa anak (Childhood DisintegrativeDisorder) dan gangguan Asperger (Aspergers Disorder). Secara detail,menurut DSM IV, kriteria gangguan autistik adalah sebagai berikut:A. Harus ada total 6 gejala dari (1), (2) dan (3), dengan minimal 2 gejala dari(1) dan masing-masing 1 gejala dari (2) dan (3):1. Kelemahan kwalitatif dalam interaksi sosial, yang termanifestasidalam sedikitnya 2 dari beberapa gejala berikut ini:a. Kelemahan dalam penggunaan perilaku non-verbal, sepertikontak mata, ekspresi wajah, sikap tubuh, gerak tangan dalaminteraksi sosial.b. Kegagalan dalam mengembangkan hubungan dengan temansebaya sesuai dengan tingkat perkembangannya.c. Kurangnya kemampuan untuk berbagi perasaan dan empatidengan orang lain.d. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yangtimbal balik.2. Kelemahan kualitatif dalam bidang komunikasi. Minimal harus ada 1dari gejala berikut ini:a. Perkembangan bahasa lisan (bicara) terlambat atau sama sekalitidak berkembang dan anak tidak mencari jalan untukberkomunikasi secara non-verbal.QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 7b. Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak digunakan untukberkomunikasi.c. Sering menggunakan bahasa yang aneh, stereotype dan berulangulang.d. Kurang mampu bermain imajinatif (make believe play) ataupermainan imitasi sosial lainnya sesuai dengan tarafperkembangannya.3. Pola perilaku serta minat dan kegiatan yang terbatas, berulang.Minimal harus ada 1 dari gejala berikut ini:a. Preokupasi terhadap satu atau lebih kegiatan dengan fokus danintensitas yang abnormal atau berlebihan.b. Terpaku pada suatu kegiatan ritualistik atau rutinitasc. Gerakan-gerakan fisik yang aneh dan berulang-ulang sepertimenggerak-gerakkan tangan, bertepuk tangan, menggerakkantubuh.d. Sikap tertarik yang sangat kuat atau preokupasi dengan bagianbagiantertentu dari obyek.B. Keterlambatan atau abnormalitas muncul sebelum usia 3 tahun minimalpada salah satu bidang (1) interaksi sosial, (2) kemampuan bahasa dankomunikasi, (3) cara bermain simbolik dan imajinatif.C. Bukan disebabkan oleh Sindroma Rett atau Gangguan Disintegratif MasaAnak.PEDOMAN DALAM MELAKUKAN OBSERVASI UNTUK KEPERLUANDIAGNOSIS ANAK DENGAN GANGGUAN AUTIS.Ada beberapa gejala yang harus diperhatikan sebagai pedoman dalammelakukan diagnosis, sebagai berikut:A. Kemungkinan simptom atau gejala diusia 3-5 tahun1. Tidak melakukan kontak mata dengan baik.2. Tidak tertarik dengan orang lain dan lebih suka bermain sendirian.QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 83. Menunjukka respon yang tidak biasa yang mengganggu orang lain.4. Menggunakan bahasa yang berbeda dengan anak-anak lain (sangatsedikit berbahasa, berbahasa dengan baik tapi diulang-ulang,mengulangi kata-kata dari film, video atau program TV, ekolalia, sulitmengerti perkataan orang lain.5. Punya sedikit atau tidak tertarik dengan permainan imajinasi.6. Tidak tertarik bergabung dalam permainan kelompok.7. Sangat terpaku pada beberapa permainan atau permainan tertentu.8. Perilaku sangat rutinitas.9. Membuat gerakan tidak biasa seperti berputar atau berayun.10. Sangat senditif dengan suara11. Sangat sensitif dengan bau-bauan.12. Sangat sensitif dengan sentuhan.B. Kemungkinan simptom atau gejala diusia 6 11 tahun1. Melakukan kontak mata yang buruk.2. Tidak suka menggunakan sikap seperti menunjuk, memberi tanda,melambai.3. Tidak punya teman sebaya.4. Tidak menunjukkan pekerjaannya kepada guru meskipun diminta.5. Lebih sulit berbagi dengan anak-anak lain.6. Sulit untuk saling bergantian, dan selalu ingin menjadi yang pertama.7. Tampak tidak peduli dengan perasaan anak-anak lain.8. Mengatakan hal yang sama berulang-ulang.9. Tidak ingin dan tidak menikmati permainan berpura-pura.10. Tidak mudah berbicara dengannya, tentang apa yang ingin andabicarakan.11. Bicara dengan cara yang tidak biasa (intonasi).12. Ingin bermain dengan benda yang sama selama periode waktu yangpanjang.QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 913. Mengepakkan tangannya atau membuat gerakan aneh saat kesal ataubersemangat.C. Kemungkinan simptom atau gejala diusia 12 17 tahun1. Sulit membuat kontak mata.2. Membuat ekspresi wajah yang datar atau tidak biasa.3. Sulit memiliki atau mempertahankan teman.4. Menunjukkan pemahaman buruk atas kebutuhan orang lain dalampembicaraan.5. Mengalami kesulitan memperkirakan apa yang orang lain pikirkan.6. Menunjukkan sikap yang tidak dapat diterima secara sosial.7. Menunjukkan kebutuhan obsesif atau rutinitas.8. Menunjukkan sikap kompulsif.PENYEBAB AUTISMESampai dengan saat ini belum ada ketentuan yang pasti tentangpenyebab gangguan autism ini, ada beberapa anggapan sebagai berikut:A. Teori Psikoanalitik (efrigerator mother). Menurut teori ini, Autismdisebabkan pengasuhan ibu yang tidak hangat (Bruno Bettelheim).B. Teori berpandangn kognitif (Theory of Mind). Menurut teori ini, Autisdisebabkan ketidak mampuan membaca pikiran orang lainmindblindness (Baron-Ohen, Alan Leslie).C. Autisme sebagai gejala neurologis atau gangguan Neuro-Anatomi danBio-Kimiawi Otak. Menurut penelitian yang ada, 43% dari penyandangautism mempunyai kelainan yang khas didalam lobus parientalisnya(menyebabkan keterbatasan perhatian terhadap lingkungan), menurutEric Courchesne dari Department of Neurososciences, School ofMedicine, University of California, SanDiego, para penyandang autismememiliki cerebellum yang lebih kecil (bertanggung jawab terhadapproses sensori, daya ingat, berpikir, bahasa, dan perhatian).D. Teori Biologi, Menurut teori ini, Autis disebabkan oleh Faktor genetik.E. Teori Imunologi, Menurut teori ini, Autis disebabkan oleh infeksi virus.QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 10BEBERAPA GANGGUAN YANG MENYERTAI AUTISA. Gangguan sulit tidur dan makan.B. Gangguan afek dan mood.C. Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.D. Gangguan kejang (10 25 %).E. Kondisi fisik yang khas (anak autis 2 -7 tahun lebih pendek dibandinganak seusianya).PENGGOLONGAN AUTISMA. Autism (autisme masa anak-anak).B. Autisme atipikal atau Pervasive Develompmental Disorder-Not OtherwiseSpecified atau PDD-NOS (Diagnosis ini dibuat jika anak tidak memenuhisemua kriteria untuk diagnosis autis dan asperger, tapi ada kecacatanparah dan menetap di area yang dipengaruhi ASD.C. High Functioning Autism (Autisme dengan IQ tinggi).D. Low Functioning Autism (Autisme dengan IQ rendah).PENANGANANAutisme adalah gangguan yang tidak bisa disembuhkan (not curable),namun bisa diterapi (treatable). Maksudnya kelainan yang terjadi pada otaktidak bisa diperbaiki namun gejala-gejala yang ada dapat dikurangisemaksimal mungkin sehingga anak tersebut nantinya bisa berbaur dengananakanak lain secara normal. (Wenar, 1994)Keberhasilan terapi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:A. Berat ringannya gejala atau berat ringannya kelainan otak.B. Usia, diagnosis dini sangat penting oleh karena semakin muda umur anaksaat dimulainya terapi semakin besar kemungkinan untuk berhasil.C. Kecerdasan, makin cerdas anak tersebut makin baik prognosisnyaD. Bicara dan bahasa, 20 % penyandang autis tidak mampu berbicaraseumur hidup, sedangkan sisanya mempunyai kemampuan bicaraQUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 11dengan kefasihan yang berbeda-beda. Mereka dengan kemampuanbicara yang baik mempunyai prognosis yang lebih baik.E. Terapi yang intensif dan terpadu.TERAPI YANG TERPADUPenanganan atau intervensi terapi pada penyandang autisme harusdilakukan dengan intensif dan terpadu. Terapi secara formal sebaiknyadilakukan antara 4-8 jam sehari. Selain itu seluruh keluarga harus terlibatuntuk memacu komunikasidengan anak. Penanganan penyandang autismememerlukan kerjasama tim yang terpadu yang berasal dari berbagai disiplinilmu antara lain psikiater, psikologneurolog, dokter anak, terapis bicara danpendidik. Beberapa terapi yang harus dijalankan antara lain:A. Terapi medikamentosa. Obat-obatan yang sering dipakai di Indonesiaadalah:1. Vitamin (Efek samping: Hiperaktivitas, marah-marah, agresif, sulittidur dan lain sebagainya).2. Obat-obatan untuk memperbaiki keseimbangan neorutransmitterserotonin dan dopamin (Efek samping: Ngiler,ngantuk, kaku otot).B. Terapi WicaraC. Terapi PerilakuD. Terapi OkupasiE. Terapi Edukatif atau Pendidikan Khusus.PEDOMAN DIAGNOSIS: 2

SINDROM ASPERGERSindrom Asperger pertama kali dijelaskan oleh seorang pediatri (ahlikesehatan anak) dari Wina, Hans Asperger. Dalam tesis doktoral yangdipublikasikan pada 1944, Hans Asperger menggambarkan empat anak lakilakiyang tidak memiliki kemampuan berinteraksi, linguistik, dan kognitif. Iamenggunakan istilah Psikopati Autistik untuk menjelaskan gejala ini. BaikQUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 12Leo Kanner maupun Hans Asperger menggambarkan anak-anak tersebutsebagai orang yang memiliki interaksi sosial yang sangat minim, kegagalanberkomunikasi, dan perkembangan pada minat-minat khusus. Leo Kannermenggambarkan anak-anak dengan ekspresi Autism yang lebih para,sementara Hans Asperger menjelaskan anak-anak yang lebih memilikikecakapan. Adapun kriteria diagnostik gangguan Asperger menurut DSM-IVadalah sebagai berikut:Kriteria Diagnostik untuk Gangguan AspergerA. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, seperti ditunjukkan olehsekurangnya dua dari berikut:1) Gangguan jelas dalam penggunaan perilaku non verbal multipelseperti tatapan mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerak-gerikuntuk mengatur interaksi sosial.2) Gagal untuk mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yangsesuai menurut tingkan perkembangan.3) Gangguan jelas dalam ekspresi kesenangan dalam kegembiraanorang lain.4) Tidak ada timbal balik sosial atau emosional.B. Pola perilaku, minat, dan aktivitas yang terbatas, berulang, danstereotipik, seperti ditunjukkan oleh sekurangnya satu dari berikut:1) Preokupasi dengan satu atau lebih pola minat yang stereotipik danterbatas, yang abnormal baik dalam intensitas maupun fokusnya.2) Ketaatan yang tampaknya tidak fleksibel terhadap rutinitas atauritual yang spesifik dan non fungsional.3) Manerisme motorik stereotipik dan berulang (misalnya,menjentikkan atau memuntirkan tangan atau jari, atau gerakankompleks seluruh tubuh).4) Preokupasi persisten dengan bagian-bagian benda.C. Gangguan menyebabkan ganggguan yang bermakna secara klinis dalamfungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.D. Tidak terdapat keterlambatan menyeluruh yang bermakna secara klinisdalam bahasa (misalnya, menggunakan kata tunggal pada usia 2 tahun,frasa komunkatif digunakan pada usia 3 tahun).E. Tidak terdapat keterlambatan yang bermakna secara klinis dalamperkembangan kognitif atau dalam perkembangan keterampilanmenolong diri sendiri dan perilaku adaptif yang sesuai dengan usia(selain dalam interaksi sosial), dan keinginan tahuan tentang lingkunganpada masa anak-anak.QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 13F. Tidak memenuhi kriteria untuk gangguan perkembangan pervasifspesifik atau skizofrenia.Catatan: berbeda dengan autis infantil asperger baru dapat terdeteksi saatumur 6 11 tahun.

GANGGUAN RETTGangguan RETT dikenalkan oleh Andreas Rett (1965) untukmenjelaskan perkembangan 22 anak perempuan yang mengalamiperkembangan normal selama sekurangnya enam bulan, diikuti olehpemburukan perkembangan yang menakutkan. Prevalensi kejadian antara67 per 100.000 anak perempuan. Adapun kriteria diagnostik sindrom RETTmenurut DSM-IV adalah sebagai berikut:QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 17Kriteria Diagnostik untuk Gangguan RettA. Semua berikut:1) Perkembangan pranatal dan perinatal yang tampaknya normal.2) Perkembangan psikomotor yang tampaknya normal selama limabulan pertama setelah lahir.3) Lingkaran kepala yang normal saat lahir.B. Onset semua berikut ini setelah periode perkembangan normal:1) Perlambatan pertumbuhan kepala antara usia 5 dan 48 bulan.2) Hilangnya keterampilan tangan bertujuan yang sebelumnya telahdicapai antara usia 5 dan 30 bulan dengan diikuti perkembangangerakan tangan stereotipik (misalnya, memuntirkan tangan ataumencuci tangan).3) Hilangnya keterlibatan sosial dalam awal perjalanan (walaupunseringkali interaksi sosial tumbuh kemudian).4) Terlihatnya gaya berjalan atau gerakan batang tubuh yangterkoordinasi secara buruk.5) Gangguan parah pada perkembangan bahasa ekspresif dan reseptifdengan retardasi psikomotor yang parah.Catatan:Yang membedakan gangguan Rett dengan Autis:A. Pada gangguan autis penyimpangan perkembangan secara umum terjadisejak awal.B. Pada gangguan Rett, gerakan tangan yang spesifik dan karakteristikselalu ditemukan, sementara pada autis tidak.C. Koordinasi yang buruk, ataxia dan apraxia banyak ditemukan padagangguan Rett.D. Gangguan verbal biasanya hilang sama sekali.E. Pada gangguan Rett kejang ditemukan sejak awal, sementara padagangguan autis biasanya sering terjadi pada masa remaja.F. Adanya disorganisasi pernafasan.

PEDOMAN DIAGNOSIS: 4GANGGUAN DISINTEGRATIF MASA ANAK-ANAKDikenal juga sebagai sindroma Heller dan psikosis disintegratif,dijelaskan pertama kali pada tahun 1908. Prevalensi kejadian kira-kira 1dari 100.000 anak laki-laki. Adapun kriteria diagnostik gangguandisintegratif masa anak-anak seperti dijelaskan dalam DSM-IV adalah sebagaiberikut:QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 18Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Disintegratif Masa Anak-AnakA. Pertumbuhan yang tampaknya normal selama sekurangnya dua tahunpertama setelah lahir seperti yang ditunjukkan oleh adanya komunikasiverbal dan non verbal yang sesuai dengan usia, hubungan sosial,permainan dan perilaku adaptif.B. Kehilangan bermakna secara klinis keterampilan yang telah dicapaisebelumnya (sebelum usia 10 tahun) dalam sekurangnya bidang berikut:1) Bahasa ekspresif atau reseptif2) Keterampilan sosial atau perilaku adaptif.3) Pengendalian usus atau kandung kemih.4) Bermain.5) Keterampilan motorik.C. Kelainan fungsi dalam sekurangnya dua bidang berikut:1) Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial (misalnya, gangguandalam perilaku non verbal, gagal untuk mengembangkan hubunganteman sebaya, tidak ada timbal balik sosial atau emosiaonal).2) Gangguan kualitatif dalam komunikasi (misalnya, keterlambatanatau tidak adanya bahasa ucapan, ketidak mampuan untuk memulaiatau mempertahankan suatu percakapan, pemakaian bahasa yangstereotipik dan berulang, tidak adanya berbagai permainankhayalan).3) Pola perilaku, minat, dan aktivitas yang terbatas, berulang danstereotipik, termasuk stereotipik dan manerisme motorik.D. Gangguan tidak diterangkan lebih baik oleh gangguan perkembanganpervasif spesifik lain atau oleh skizofrenia.

PEDOMAN DIAGNOSIS: 5ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Gangguan ini ditandai dengan adanya ketidakmampuan anak untukmemusatkan perhatiannya pada sesuatu yang dihadapi, sehingga rentangperhatiannya sangat singkat waktunya dibandingkan anak lain yang seusia,Biasanya disertai dengan gejala hiperaktif dan tingkah laku yang impulsif.Kelainan ini dapat mengganggu perkembangan anak dalam hal kognitif,perilaku, sosialisasi maupun komunikasi.

POLA PERHATIANA. Over Exklusif: anak hanya fokus pada suatu yang menarik perhatiannyatanpa mempedulikan hal lain secara ekstrim (Autism).QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 19B. Perhatian mudah teralihkan & hanya mampu bertahan beberapa saatsaja oleh suatu rangsangan lain yang mungkin tidak adekuat (ADHD).C. Hiperaktifitas: suatu peningkatan aktifitas motorik hingga pada tingkattertentu ya menyebabkan gangguan perilaku yang terjadi, setidaknyapada dua tempat dan suasana yg berbeda.PREVALENSI KEJADIANA. Sekitar 3 10 %, di Amerika sekitar 3 7 % sedang di Jerman, Canada &Selandia Baru sekitar 5 10 %.B. Di Indonesia angka kejadiannya masih belum pasti.C. Prevalensi kejadian pada anak usia sekolah 3 5 % (DSM IV).D. Secara epidemologis perbandingan antara anak laki-laki & perempuanadalah 4:1Kriteria Diagnostik untuk Gangguan ADHDA. KRITERIA A MASING-MASING (1) ATAU (2)(1) Inatensi: enam (atau lebih) gejala inatensi berikut ini telah menetapselama sekurangnya enam bulan sampai tingkat yang maladaptif dantidak konsisten dengan tingkat perkembangan:(a) Sering gagal memberikan perhatian terhadap perincian ataumelakukan kesalahan yang tidak berhati-hati dalam tugas sekolah,pekerjaan atau aktivitas lain.(b) Sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan atensi terhadaptugas atau aktivitas permainan.(c) Seringa tidak tampak mendengarkan jika berbicara langsung.(d) Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugassekolah, pekerjaan, atau kewajiban ditempat kerja (bukan karenaperilaku oposisional atau tidak mengerti instruksi).(e) Sering mengalami kesulitan dalam menyusun tugas dan aktivitas.(f) Sering menghindari, membenci, atau enggan untuk terlibat dalamtugas yang memerlukan usaha mental yang lama (seperti tugassekolah atau pekerjaan rumah).(g) Sering menghindari hal-hal yang perlu untuk tugas atau aktivitas(misalnya, tugas sekolah, pensil, buku atau peralatan).(h) Sering mudah dialihkan perhatiannya oleh stimuli luar.(i) Sering lupa dalam aktivitas sehari-hari.(2) Hiperaktivitas-Impulsivitas: enam (atau lebih) gejala HiperaktivitasQUANTUMSPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 20Impulsivitas berikut ini telah menetap selama sekurangnya enam bulansampai tingkat yang maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkatperkembangan:Hiperaktivitas(a) Sering gelisah dengan tangan dan kaki atau menggeliat-geliat ditempat duduk.(b) Sering meninggalkan tempat duduk dalam kelas atau situasi lain yangmengharuskan tetap duduk.(c) Sering berlari atau memanjat secara berlebihan dalam situasi yangtidak tepat (pada dewasa atau remaja mungkin terbatas padaperasaan subjektif kegelisahan ).(d) Sering mengalami kesulitan bermain atau terlibat dalam aktivitaswaktu luang secara tenang.(e) Sering siap siap pergi atau bertindak seakan-akan didorong olehsepeda motor.(f) Sering berbicara berlebihan.Impulsivitas(g) Sering menjawab tanpa pikir terhadap pertanyaan sebelumpertanyaan selesai.(h) Sering sulit menunggu gilirannya.(i) Sering memutus atau mengganggu orang lain (memotong, masukkepercakapan atau permainan).B. Beberapa gejala hiperaktif-impulsiv atau inatentif yang menyebabkangangguan telah ada sebelum usia 7 tahun.C. Beberapa gangguan akibat gejala muncul pada dua atau lebih situasi(misal, di sekolah dan di rumah).D. Harus terdapat bukti jelas adanya gangguan yang bermakna secara klinisdalam fungsi sosial, akademik atau fungsi pekerjaan.E. Gejala tidak terjadi semata-mata selama gangguan perkembanganpervasif, skizofrenia, atau gangguan psikotik lain, dan tidak diterangkanlebih baik oleh gangguan mental lain (misal gangguan mood, gangguankecemasan, gangguan disosiatif, atau gangguan kepribadian).FAKTOR PENYEBABA. Faktor genetik.B. Adanya disfungsi sirkuit neuron diotak yang dipengaruhi dopaminsebagai neurotransmitter pencetus gerakan & sebagai kontrol aktivitasdiri.C. Kerusakan jaringan otak (brain demage).D. Kerusakan susunan syaraf pusat.QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 21GANGGUAN YANG MENYERTAIA. Gangguan belajar.B. Depresi.C. Kecemasan.D. Kepribadian anti sosial.E. Perilaku obsesif kompulsif.

PEDOMAN DIAGNOSIS: 6RETARDASI MENTAL (RM)KRITERIA DIAGNOSTIK UNTUK RMA. IQ kira-kira 70 atau kurang pada tes IQ (Individual).B. Adanya defisit atau gangguan yang menyertai dalam fungsi adaptifsekarang (yaitu: efektivitas orang tersebut untuk memenuhi standarstandaryang dituntut menurut usianya dan kelompok kulturalnya) padasekurangnya dua bidang keterampilan berikut: komuikasi, merawat dirisendiri, dirumah, keterampilan interpersonal, menggunakan saranamasyarakat, mengarahkan diri sendiri, keteramplilan akademikfungsional, pekerjaan, kesehatan, liburan dan keamanan.C. Onset sebelum usia 18 tahun.KLASIFIKASI RMA. RM ringan: IQ 50-55 sampai kira-kira 70.B. RM sedang: IQ 35-40 sampai 50-55.C. RM berat: IQ 20-25 sampai 35-40.D. RM sangat berat: IQ dibawah 20 atau 25.Catatan: keparahan tidak ditentukan: jika terdapat kecurigaan kuat adanyaRM tetapi IQ pasien tidak dapat diuji oleh tes IQ baku.QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 22FAKTOR PENYEBABA. Faktor sosial ekonomi, genetik & lingkungan sosial.B. Keruskan fisik otak.C. Usia ibu hamil, radiasi, infeksi virus.D. Phenylketunuria (PKU) atau gangguan metabolisme bawaan.E. Kelainan Kromosom1. Down Sindrom. Diagnosis: Hambatan bahasa, daya ingat,keterampilan bina diri, memecahkan masalah (pada usia 30 tahun),rata-rata IQ kurang dari 50 (penurunan terus terjadi mulai usia 1 s/d30 tahun). Catatan: penderita down sindrom kebanyakan hidup tidaklebih dari 40 tahun.2. Sindrom X Rapuh. Fenotip: Kepala besar & Panjang, perawakanpendek. Diagnosis: gangguan hiperaktivitas, gangguan belajar &gangguan pervasif. Catatan: Fungsi Intelektual mulai menurun padaperiode pubertal.KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ORANG DENGAN RMAnak retardasi mental ( Tuna Garhita ) Adalah individu yang secara signifikan memiliki intelegensi di bawah intelegensi normal dengan skor IQ sama atau lebih rendah dari 70. Tuna grahita dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok : 1. Kelompok mampu didik, IQ 68-78 2. Kelompok mampu latih, IQ 52-55 3. Kelompok mampu rawat, IQ 30-40

Tunagrahita adalah kondisi kelainan/keterbelakangan mental, (retardasi mental) atau tingkah laku akibat kecerdasan yang terganggu, yang disebabkan oleh fungsi-fungsi kognitif yang sangat lemah. Adakalanya cacat mental dibarengi dengan cacat fisik sehingga disebut cacat ganda . Misalnya, cacat intelegensi yang mereka 24 alami disertai dengan keterbelakangan penglihatan (cacat pada mata), ada juga yang disertai dengan gangguan pendengaran. Adanya cacat lain selain cacat intelegensi inilah yang menciptakan istilah lain untuk anak tunagrahita yakni cacat ganda. American Association on Mental Retardation mendefinisikan anak dengan keterbelakang mental adalah anak-anak yang memiliki fungsi intelektual di bawah rata-rata, terlihat memiliki kesulitan dalam perilaku adaptif yang dimunculkan melalui kesulitan membuat konsep, keterampilan sosial dan praktik perilaku adaptif dan terjadi pada rentang usia perkembangannya yaitu di bawah 18 tahun. Penyebab terjadinya keterbelakangan mental ini terbagi atas: 1) Saat prenatal, biasanya dikarenakan adanya abnormalitas dari kromosom. Contohnya adalah Down Syndrome, Fragile X Syndrome, Prader-Willi syndrome, Fetal alcohol syndrome, Phenylketonuria, infeksi yang disebabkan oleh virus Toxoplasmosis. 2) Saat Perinatal, biasanya terjadi selama atau seketika setelah anak lahir. Anak yang lahir prematur dengan berat badan lahir rendah, sangat kecil, kekurangan oksigen pada waktu lahir, penggunaan alat bantu seperti forcep yang kurang tepat. 3) Post natal, bisa saja ketika selama kehamilan dan saat kelahiran anak tidak mengalami gangguan apapun namun setelah itu anak terkena radang otak seperti encephalitis, keracunan timbal dan gangguan lain yang menyebabkan kerusakan otak maka kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya keterbelakangan mental pada anak. 25 Anak dengan retardasi mental Ciri-ciri Tuna Grahita Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil/besar Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia Perkembangan bicara/bahasa terlambat Tidak ada/kurang sekalai perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan

kosong), Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali) Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler)

AdhdGangguan pervasive (autis, sindrom rett, dll)

SumberPUSTAKA ACUANSafira Triantoro. 2005. Autisme: Pemahaman Baru Untuk Hidup BermaknaBagi Orang Tua, Jakarta:Garaha Ilmu.Attwood Tony. 2005. Sindrom Asperger. Jakarta:Serambi.William Chris & Barry Wright. 2004. How to Live With Autism and AspergerSyndrome. Jakarta:Dian Rakyat.Hadis Abdul. 2006. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Autistik.Bandung:Alfabeta.Maulana Mirza. 2007. Anak Autis. Yogyakarta:Kata Hati.Yayasan Autisma Indonesia. 1998. Pelatihan Tata Laksana Perilaku PadaPenyandang Autisme Masa Kanak. Jakarta.Simposium Sehari. 1997. Gangguan Perkembangan Pada Anak.Jakarta:Yayasan Autisma Indonesia.Kaplan Harold & Sadock. 1997. Sinopsis Psikiatri jilid-2. Jakarta: BinarupaAksara.Budiman Melly. 1998. Makalah Simposium. Pentingnya Diagnosis Dini danPenatalaksanaan Terpadu pada Autisme. Surabaya.Gulo Dali. 1982. Kamus Psikologi. Bandung:Tonis.Yusuf Elvi Andriani. 2007. Materi Perkuliahan Fakultas Psikologi. AutismeMasa Kanak. Sumatera.Tracy Vail dan Denise Freeman. 2006. Makalah. Verbal Behaviour TrainingManual. The Mariposa School for Autistic Children, North Carolina.Ginanjar Adriana S. 2007. Disertasi. Memahami Spektrum Autistik SecaraHolistik. Jakarta:Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.Olson, James. 2003, Farmakologi, terjemahan oleh: Linda Chandranata,Jakarta:Education.