skripsi -...
TRANSCRIPT
1
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA OPERASI
HITUNG CAMPURAN MELALUI METODE KOOPERATIF
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA
SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH CEKELAN DESA
KAUMAN KEC. KEMUSU KAB. BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
NOFIA MUALISA
NIM. 11510033
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2015
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA OPERASI
HITUNG CAMPURAN MELALUI METODE KOOPERATIF
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA
SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH CEKELAN DESA
KAUMAN KEC. KEMUSU KAB. BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
NOFIA MUALISA
NIM. 11510033
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2015
iv
v
vi
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan mudah bila dikerjakan tanpa
keengganan.
Kalau hari ini bisa, kenapa harus menunggu besok?
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Bapak dan Ibu dosen STAIN Salatiga yang telah
membimbing saya dalam studi dan menyelesaikan skripsi.
Ayah (Bapak Cholil) dan Ibuku (Ibu Siti Muntiah) yang
kucintai.
Kakak-kakakku yang saya sayangi (Koptiyanida, Muhlisin
dan Aris Supriyanta)
Bapak danIbu Guru MI Muhammadiyah Cekelan yang telah
membatu dalam penyelesaian skripsi.
Sahabatku yang selalu ada baik suka maupun duka (Ziadatul
Hasanah, Siti Nur Tyasmoro dan NurFaizah)
Teman-teman Kos Zaena Bordir (Siti, Catur, Tismi, Mbak
Diah, Nimas, Nopek, Putri, Zuma, Lilik dan Endang)
Rekan-rekan seperjuangan PGMI STAIN Salatiga angkatan
2010.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah saya panjatkan puji syukur kehadirat-Mu ya Allah Subhanallahu
Wata’ala, yang telah memberikan nikmat dan karunianya sehingga penulisan skripsi ini
dapat terselesaikan. Shalawat salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Semoga kita termasuk umatnya dan di akhirat mendapatkan
syafaatnya. Amiin.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu ucapan trimakasih yang
setulus-tulusnya dari hati yang paling dalam kepada Yth:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, S.Si.,M.Si.selaku Ketua Program Studi PGMI STAIN
Salatiga.
4. Ibu Eni Titikusumawati, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
mengarahkan dan memberi petunjuk serta meluangkan waktu dan perhatian
dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan bagian akademik STAIN
Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada saya.
6. Karyawan-karyawati STAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta
bentuan kepada penulis.
7. Bapak Kepala MI Muhammadiyah Cekelan Desa Kauman Kec. Kemusu Kab.
Boyolali beserta jajarannya yang telah memberikan ijin dan masukan sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
8. Kedua orang tuaku yang selalu mendukung baik moril maupun spiritual dalam
studi penulis.
9. Kakak-kakakku yang telah memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu kelancaran studi penulis.
ix
x
ABSTRAK
Mualisa, Nofia. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Operasi Hitung Campuran
Melalui Metode Kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) pada
Siswa Kelas III MI Muhammadiyah Cekelan Desa Kauman Kec. Kemusu Kab.
Boyolali Tahun Pelajaran 2014/ 2015. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing: Eni Titikusumawati, M.Pd.
Kata kunci: Hasil Belajar, Operasi Hitung Campuran, Metode Kooperatif Student Teams
Achievement Division(STAD)
Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di sekolah meliputi semua aktivitas
yang memberikan materi pelajaran kepada siswa agar siswa mempunyai kemampuan
memadai yang dapat memberikan manfaat dalam kehidupannya, dalam proses belajar
mengajar selain melibatkan pendidik dan siswa secara langsung, juga diperlukan
pendukung yang lain seperti alat pelajaran yang memadai, penggunaan metode
pembelajaran yang tepat, serta situasi dan kondisi lingkungan yang menunjang.
Masalahutama yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah apakah metode kooperatif
Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar
matematika operasi hitung campuran pada siswa kelas III MI Muhamadiyah Cekelan
Desa Kauman Kec. Kemusu Kab. Boyolali? Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah metode kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD)
dapat meningkatkan hasil belajar matematika operasi hitung campuran pada siswa kelas
III MI Muhammadiyah Cekelan Desa Kauman Kec. Kemusu Kab. Boyolali.
Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun
langkah-langkah dalam PTK ini yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi yang dilakukan dalam tiga siklus. Data diambil dengan pedoman atau lembar
pengamatan, evaluasi, pedoman dokumentasi, dan angket umpan balik pada pembelajaran
matematika melalui metode kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD).
Hasil penelitian dapat dilihat pada peningkatan hasil belajar siswa, dari hasil
nilais iklus I menunjukan nilai rata-rata 67,5 dengan prosentase siswa yang tuntas
sebanyak 50%, pada siklus II menunjukan nilai rata-rata 72,8 dengan prosentase 68,75%.
Sedangkan pada siklus III menunjukan nilai rata-rata 78,75 dengan prosentase siswa yang
tuntas 93,75%. Hal ini menunjukkan bahwa melalui metode kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar matematika operasi
hitung campuran pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Cekelan Desa Kauman Kec.
Kemusu Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 2014/ 2015.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL…………………………………………………………….. i
LEMBAR BERLOGO………………………………………………………… ii
JUDUL………………………………………………………………………… iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….... iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN……………………………….. v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN……………………………………. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………………… vii
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. viii
ABSTRAK…………………………………………………………………… x
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. xi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………… xiv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………... xv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………. 5
C. Tujuan Penelitian………………………………………………….. 5
D. Hipotesis Penelitian………………………………………………... 6
E. Manfaat Penelitian…………………………………………………. 7
F. Definisi Operasional……………………………………………….. 8
G. Metode Penelitian………………………………………………….. 9
1. Rancangan Penelitian………………………………………….. 9
2. Subjek Penelitian………………………………………………. 10
3. Langkah-langkah Penelitian…………………………………… 11
4. Instrumen Penelitian…………………………………………… 12
5. Teknik Pengumpulan Data…………………………………….. 13
6. Teknik Analisis Data………………………………………….. 14
H. SistematikaPenulisan……………………………………………… 15
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar……………………………… 18
1. Pengertian Belajar……………………………………………… 18
2. Ciri-ciri Belajar………………………………………………... 19
3. Prinsip-prinsip Belajar…………………………………………. 20
4. Pengertian Hasil Belajar……………………………………….. 21
5. Wujud Hasil Belajar…………………………………………… 24
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar……………… 26
B. Konsep Matematika………………………………………………... 28
1. Pengertian Matematika………………………………………… 28
2. Ciri-ciri Matematika…………………………………………… 29
3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika………………… 30
4. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika……………………. 31
C. Materi Operasi Hitung Campuran…………………………………. 32
1. Pengertian Operasi Hitung Campuran…………………………. 32
2. Aturan Penting Pengerjaan Operasi Hitung Campuran………... 32
3. Pembelajaran Kooperatif STAD pada Operasi Hitung Campuran. 33
D. Metode Kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD)… 34
1. Pengertian Metode Kooperatif STAD…………………………… 34
2. Persiapan-persiapan Sebelum Pembelajaran Kooperatif STAD… 36
3. Langkah-langkah Metode Kooperatif STAD……………………. 37
4. Penerapan Metode Kooperatif STAD pada Materi Operasi Hitung
Campuran………………………………………………..............
39
5. Kelebihan dan Kelemahan Metode Kooperatif STAD…………. 41
E. Hasil Penelitian yang Relevan……………………………………….. 42
F. Kerangka Berfikir……………………………………………………. 45
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Muhammadiyah Cekelan…………………….. 46
B. Pelaksanaan Penelitian………………………………………………. 51
1. Siklus I…………………………………………………………... 52
2. Siklus II………………………………………………………….. 56
xiii
3. Siklus III………………………………………………………… 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Observasi pada Tahap Pra Siklus…………………………..... 65
B. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus……………………………….. 67
1. Siklus I………………………………………………………….. 67
2. Siklus II…………………………………………………………. 76
3. Siklus III………………………………………………………... 86
C. Pembahasan Hasil Penelitian………………………………………... 96
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………................ 103
B. Saran………………………………………………………………… 103
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Urutan Kepala Madrasah Masa Bakti Tahun 1950 – Sekarang 48
Tabel 3.2 Keadaan Guru MI Muhammadiyah Cekelan 49
Tabel 3.3 Keadaan Siswa MI Muhammadiyah Cekelan 50
Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus 66
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran Matematika
Menggunakan Metode Kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD).
71
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika
Menggunakan metode kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD).
73
Tabel 4.4 Data Nilai Matematika Siswa Siklus I 74
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran Matematika
Menggunakan Metode Kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD)
81
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika Operasi
Hitung Campuran metode kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD)
82
Tabel 4.7 Data Nilai Matematika Siswa Siklus II 84
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran matematika operasi
hitung campuran melalui metode kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD).
90
Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika Operasi
Hitung Campuran Melalui Metode Kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD).
92
Tabel 4.10 Data Hasil Angket Umpan Balik pada Siswa Kelas III dengan
Menggunakan metode kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD).
93
Tabel 4.11 Data Nilai Matematika Siswa Siklus III 95
Tabel 4.12 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM 99
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Oganisani MI Muhammadiyah Cekelan 50
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Nila Pra Siklus 67
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Nilai Matematika Per Siklus 100
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus I
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus II
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus III
4. Lembar evaluasi siklus I
5. Lembar evaluasi siklus II
6. Lembarevaluasisiklus III
7. Lembar pengamatan guru siklus I
8. Lembar pengamatan guru siklus II
9. Lembar pengamatan guru siklus III
10. Lembar pengamatan siswa siklus I
11. Lembar pengamatan siswa siklus II
12. Lembar pengamatan siswa siklus III
13. Contoh hasil kerja siswa
14. Lembar angket umpan balik
15. Dokumentasi
16. Nota pembimbing
17. Lembar konsultasi skripsi
18. Surat permohonan ijin penelitian
19. Surat keterangan penelitian
20. Daftar riwayat hidup
21. Daftar nilai SKK
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di sekolah meliputi semua
aktivitas yang memberikan materi pelajaran kepada siswa agar siswa
mempunyai kemampuan memadai yang dapat memberikan manfaat dalam
kehidupannya, dalam proses belajar mengajar matematika selain melibatkan
pendidik dan siswa secara langsung, juga diperlukan pendukung yang lain
yaitu: alat pelajaran yang memadai, penggunaan metode pembelajaran yang
tepat, serta situasi dan kondisi lingkungan yang menunjang.
Menurut Ruseffendi (dalam Heruman, (2007: 1) matematika
adalah bahasa simbol ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian
secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang
terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang
didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.
Sedangkan hakikat matematika menurut Soedjadi (dalam Heruman,
(2007: 1), yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada
kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.
Pembelajaran matematika mempunyai tujuan agar siswa terampil dalam
menggunakan berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Namun kenyataannya di lapangan mata pelajaran matematika menjadi
momok sebagian besar siswa khususnya di Madrasah Ibtidaiyah Cekelan,
Desa Kauman, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali. Hal ini berakibat
pada kurangnya penguasaan materi matematika oleh siswa, karena dalam diri
siswa telah tertanam konsep bahwa matematika adalah mata pelajaran
2
yang sulit dan menjadi hal yang paling menakutkan sehingga banyak siswa
yang mengeluh jika mendapat mata pelajaran ini.
Jika permasalahan tersebut tidak segera diatasi maka akan
menyebabkan pembelajaran yang kurang bermakna bagi siswa karena tidak
dapat mengembangkan materi yang diterimanya. Siswa menjadi pasif dalam
setiap proses pembelajaran yang dilaksanakan, sehingga siswa hanya
menerima begitu saja apa yang diterangkan guru tanpa memahami makna
dari materi pembelajaran. Hal ini akan menimbulkan sikap yang suka
menggantungkan diri pada orang lain, dari akibat tersebut maka hasil belajar
siswa akan menjadi rendah. Misalnya pada materi operasi hitung campuran
yang memerlukan pemahaman dan ketelitian dalam mengerjakannya.
Hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan Wiwik Asmakyuni yang
merupakan wali kelas III MI Muhamadiyah Cekelan Desa Kauman Kec.
Kemusu Kab. Boyolali, hasil nilai matematika yang diperoleh dari data
dokumen guru sebanyak 13 siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang ditentukan Madrasah pada mata pelajaran matematika
yakni 60. Sedangkan rata-rata yang dicapai oleh kelas adalah 51,87. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) pada mata pelajaran matematika operasi hitung campuran
yaitu pembelajaran yang masih terpusat pada guru, penggunaan metode
pembelajaran yang kurang tepat, ditambah dengan bahan ajar yang disajikan
oleh guru sebagian besar berupa buku paket, dan lembar soal. Penggunaan
metode pembelajaran yang kurang tepat mengakibatkan siswa cepat bosan
3
dalam mengikuti pelajaran dan lebih memilih berbicara sendiri saat guru
menjelaskan daripada mendengarkan penjelasan guru.
Inovasi pembelajaran merupakan salah satu upaya yang dapat
guru lakukan dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang maksimal. Inovasi
itu sendiri dapat dilaksanakan dengan menggunakan beberapa strategi
pembelajaran, pendekatan pembelajaran dan metode pembelajaran. Untuk
mewujudkan kegiatan pembelajaran yang aktif, dibutuhkan pemikiran yang
kreatif dan inovatif seorang guru dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran tentang materi yang akan diajarkannya. Sehingga diharapkan
siswa dapat tertarik dan aktif dalam mengikuti pelajaran yang dilaksanakan.
Selama ini sebagian guru masih menggunakan metode pembelajaran
yang kurang tepat dalam menyampaikan materi operasi hitung campuran,
sehingga menyebabkan kurang aktifnya para siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran. Untuk itu, guru hendaknya menerapkan metode pembelajaran
yang dapat mengaktifkan siswa dan memacu siswa bekerja sama dalam tim.
Salah satunya dengan menggunakan metode kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD).
Menurut Suprayekti (2012: 13) metode adalah cara guru
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan Surakhmad (1982: 96) metode adalah cara, yang di dalam
fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Lain dengan Rusman
(2011: 132) metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan
4
strategi. Berdasarkan pendapat tersebut disimpulkan bahwa siswa dapat
menerima pelajaran dengan mudah jika guru menyampaikan materi operasi
hitung campuran dengan menggunakan metode yang menarik, seperti metode
kooperatif yang melibatkan siswa aktif dalam kelompok untuk memaksimalkan
kemampuan serta meningkatkan hasil belajar siswa. Melalui metode
kooperatif, pembelajaran di kelas akan lebih menyenangkan dan bermakna
bagi siswa.
Suprijono (2011: 54) pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih
luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih
dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Lain lagi dengan Solihatin (2009:
4) Cooperative Learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau
perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam
struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang
atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari
setiap anggota kelompok itu sendiri.
Model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-tamannya di Universitas John
Hopkin. Menurut Slavin (dalam Rusman, 2011: 213) model STAD (Student
Teams Achievement Divisions) merupakan variasi pembelajaran kooperatif
yang paling banyak diteliti. Menurut Slavin (2009: 143) STAD merupakan
salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.
5
Beberapa bendapat di atas, metode kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD) merupakan metode pembelajaran kooperatif
yang melibatkan aktifitas dan interaksi siswa sehingga menumbuhkan
keaktifan siswa dalam mengikuiti proses pembelajaran di kelas.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Operasi Hitung Campuran Melalui Metode Kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD) pada Siswa Kelas III MI Muhammadiyah
Cekelan Desa Kauman Kec. Kemusu Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 2014/
2015”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mengajukan rumusan
masalah sebagai berikut:
Apakah metode kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD)
dapat meningkatkan hasil belajar matematika operasi hitung campuran pada
siswa kelas III MI Muhamadiyah Cekelan Desa Kauman Kec. Kemusu Kab.
Boyolali?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini untuk mengetahui
apakah metode kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) dapat
meningkatkan hasil belajar matematika operasi hitung campuran pada siswa
kelas III MI Muhammadiyah Cekelan Desa Kauman Kec. Kemusu Kab.
Boyolali.
6
D. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah di atas dalam penelitian tindakan kelas
ini, penulis mengambil hipotesis tindakan:
Metode kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) dapat
meningkatkan hasil belajar matematika operasi hitung campuran pada
siswa kelas III MI Muhammadiyah Cekelan Desa Kauman Kec.
Kemusu Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 2014/ 2015.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode kooperatif Student Teams Achievement Division
(STAD) dikatakan efektif, apabila indikator yang diharapkan tercapai.
Penelitian ini tidak menggunakan nilai KKM yang ditentukan Madrasah
sebagai tolok ukur keberhasilan siswa, melainkan peneliti menggunakan
indikator ketuntasan minimal yang ditentukan peneliti, dengan alasan
sebagai penilitian serta untuk memaksimalkan hasil belajar siswa agar
lebih baik.
Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis adalah sebagai
berikut:
a. Secara Individu
Siswa telah melampaui batas minimal dari nilai ketuntasan minimal
yang telah ditentukan peneliti yakni dengan nilai ≥ 70.
7
b. Secara Klasikal
Indikator keberhasilan guru dalam mengajar adalah 80% dari jumlah
total siswa dalam satu kelas telah mencapai nilai ketuntasan minimal.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis simpulkan
bahwa manfaat yang dapat diambil adalah :
1. Mafaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tentang pentingnya
penggunaan metode pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan materi
pelajaran kepada siswa-siswi sehingga dalam pembelajaran siswa-siswi
tidak cepat bosan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran operasi hitung
campuran.
2) Siswa dapat belajar secara kooperatif.
3) Meningkatkan hasil belajar matematika materi operasi hitung
campuran.
b. Bagi Guru
1) Guru menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam proses belajar
mengajar dengan menggunakan metode kooperatif Student Teams
Ahievement Division (STAD).
2) Meningkatkan rasa percaya diri pada guru.
8
3) Sebagai masukan guru dalam penggunaan metode pembelajaran
serta meningkatkan mutu pengajaran.
c. Bagi Sekolah
1) Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
2) Untuk meningkatkan variasi model pembelajaran yang digunakan.
F. Definisi Operasional
Untuk memberikan gambaran sekaligus pengertian, agar tidak terjadi
kesalahan pemahaman terhadap judul di atas, maka dijelaskan kata yang
terangkum di dalam judul :
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan
dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang
diperoleh. (Sam’s, 2010: 33) sedangkan menurut Sudjana, (1990: 22) hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya.
2. Matematika
Hakikat matematika menurut Soedjadi (dalam Heruman, 2007: 1)
yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola
pikir yang deduktif.
3. Metode Kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD)
Pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division
(STAD) adalah suatu metode pembelajaran kooperatif yang terdiri dari
9
beberapa kelompok beranggotakan empat orang yang beragam
kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya.
4. Operasi Hitung Campuran
Operasi hitung campuran adalah operasi atau pengerjaan hitungan
yang melibatkan lebih dari dua bilangan dan lebih dari satu operasi.
(Heruman, 2007: 30)
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas.
Dalam bukunya Arikunto (2008: 2) dijelaskan pengertian PTK yaitu:
a. Penelitian
Kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara
dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal
yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan
Sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan
untuk siswa.
c. Kelas
Tempat dimana terdapat sekelompok siswa yang dalam waktu
yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama
pula.
10
Dari pengertian tiga kata inti di atas, yakni penelitian, tindakan
dan kelas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan
terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersamaan.
Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian tidakan kelas karena
melalui penelitian ini seorang peneliti terjun langsung dan ikut berperan
dalam proses pembelajaran. Rancangan pembelajaran yang akan
dilaksanakan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:
Gambar 1.1. Skema Siklus Penelitian (Suyadi, 2010: 50)
2. Subjek Peneltian
a. Subjek Penelitian
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
SIKLUS I
Perencanaan
Pelaksanaan
n
SIKLUS II Refleksi
Pengamatan
?
11
Penentuan subjek penelitian merupakan masalah pokok yang perlu
diperhatikan dalam sebuah penelitian, karena tingkat validitas suatu
penelitian sangat dipengaruhi oleh pengambilan subjek penelitian.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III MI Muhammadiyah
Cekelan Desa Kauman Kec. Kemusu Kab. Boyolali Tahun Pelajaran
2014/ 2015, yang berjumlah 16 anak terdiri dari 6 anak laki-laki dan 10
anak perempuan.
b. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Muhammadiyah Cekelan Desa
Kauman Kec. Kemusu Kab. Boyolali.
c. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 29 September 2014 sampai
selesai.
3. Langkah-langkah Penelitian
Tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat
tahapan penting, meliputi: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan
dan (4) refleksi (Arikunto, 2008: 16). Lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Perencanaan (planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan dilakukan.
b. Pelaksanaan Tindakan (action)
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang
merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu
12
mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa
dalam tahap ke-2 ini pelaksanaan guru harus ingat dan berusaha
menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula
berlaku wajar, tidak dibuat-buat.
c. Pengamatan (Observation)
Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti dan kolaborator
mengamati jalannya kegiatan untuk melihat apakah tindakan-tindakan
tersebut sesuai dengan yang direncanakan. Hasil pengamatan dicatat
dalam bentuk uraian pada lembar catatan lapangan berdasarkan
pengamatan yang dilakukan peneliti dan kolaborator secara langsung.
d. Refleksi (Reflecting)
Tahap keempat atau terakhir adalah refleksi (reflecting). Refleksi
adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah
dilakukan. Refleksi juga sering disebut dengan istilah “memantul”.
Dalam hal ini, peneliti seolah memantulkan pengalamannya ke cermin,
sehingga tampak jelas penglihatannya, baik kelemahan dan
kekurangannya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah:
a. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati secara langsung
kegiatan yang dilakukan siswa dan guru dalam proses pembelajaran
13
operasi hitung campuran. Lembar observasi berkaitan dengan tingkat
keaktifan dan kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
b. Tes Formatif
Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok
bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut (Djamarah, 2006:
120). Tes formatif diberikan pada setiap siklus. Bentuk tes yang
diberikan bisa tes tertulis ataupun tes lisan.
c. Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi diperlukan untuk merekam kegiatan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran. Pedoman ini berisi dokumen-dokumen
nilai hasil belajar yang diperoleh sebelum pelaksanaan tindakan dan
sebelum membuat RPP.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Tes
Bentuk tes yang digunakan adalah tes tertulis. Tes ini digunakan
untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi pembelajaran
operasi hitung campuran.
b. Observasi
Observasi atau pengamatan ialah metode atau cara-cara
menganalisa dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai
tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok
secara langsung (Purwanto, 1984: 150). Metode ini penulis gunakan
14
untuk mengetahui kemampuan siswa ketika mengikuti pembelajaran
matematika materi operasi hitung campuran.
c. Data Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengetahui data-data yang
berhubungan dengan proses pembelajaran siswa kelas III MI
Muhammadiyah Cekelan Desa Kauman Kec. Kemusu Kab. Boyolali.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah analisis data yang telah terkumpul guna
mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk
perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010: 85). Dalam penelitian ini peneliti
menganalisis data siswa secara individu dan kalasikal, dengan rumus
sebagai berikut:
a. Ketuntasan individu
Siswa dikatakan tuntas apabila telah mencapai batas minimal nilai
katuntasan yang ditentukan yaitu ≥ 70. Untuk mengetahui masing-
masing siswa mencapai kategori tuntas atau belum tuntas, peneliti
menggunakan analisis data dengan rumus sebagai berikut:
Nilai =
x 100
b. Ketuntasan klasikal
Indikator keberhasilan guru apabila siswa yang tuntas mencapai
80% dari jumlah total siswa dalam satu kelas memperoleh nilai ≥ 70.
Adapun rumus untuk menganalisis data secara klasikal dalam satu
kelas adalah sebagai berikut:
15
P =
X 100%
Dengan analisa tersebut peneliti dapat mengetahui seberapa besar
peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi operasi hitung
campuran melalui metode pembelajaran kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD).
H. Sistematika Penulisan
Secara garis besar sitematika penulisan penelitian tindakan kelas adalah
sebagai berikut:
1. Bagian awal yang terdiri dari: Halaman Sampul, Lembar Logo,
Halaman Judul, Lembar Persetujuan Pembimbing, Pernyataan
Keaslian Tulisan, Moto dan Persembahan, Kata Pengantar, Abstrak,
Daftar Isi, Daftar Tabel dan Daftar Lampiran.
2. Bagian inti terdiri dari:
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Definisi Operasional
G. Metode Penelitian
H. Sistematika Penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
2. Ciri-ciri Belajar
16
3. Prinsip-prinsip Belajar
4. Pengertian Hasil belajar
5. Wujud Hasil Belajar
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
B. Konsep Matematika
1. Pengertian Matematika
2. Ciri-ciri Matematika
3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika
4. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika
C. Materi Operasi Hitung Campuran
1. Pengertian Operasi Hitung Campuran
2. Aturan Penting dalam Pengerjaan Operasi Hitung
Campuran
3. Pembelajaran Kooperatif STAD pada Operasi
Hitung Campuran
D. Metode Pembelajaran Kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD)
1. Pengertian Metode Pembelajaran Kooperatif STAD
2. Persiapan-persiapan Sebelum Pembelajaran
Kooperatif STAD
3. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Kooperatif
STAD
4. Penerapan Meode Pembelajaran Kooperatif STAD
pada Operasi Hitung Campuran
5. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran
Kooperatif STAD
E. Hasil Penelitian yang Relevan
F. Kerangka Berfikir
BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN
Pada bab ini penyajian data yang peneliti peroleh dari
penelitian meliputi:
17
A. Gambaran Umum MI Muhammadiyah Cekelan
1. Letak Geografis MI Muhammadiyah Cekelan
2. Sejarah Berdirinya MI Muhammadiyah Cekelan.
3. Struktur Organisasi MI Muhammadiyah Cekelan
4. Visi dan Misi MI Muhammadiyah Cekelan
B. Pelaksanaan Penelitian
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Observasi pada Tahap Pra Siklus
B. Diskripsi per Siklus
1. Siklus I
2. Siklus II
3. Siklus III
C. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
3. Bagian Akhir
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
Riwayat Hidup Penulis
18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Soetomo (1993: 120) mengatakan belajar adalah suatu proses yang
menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh
proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam
kebiasaan, kecakapan, bertambah pengetahuan, berkembang daya fikir,
sikap dan lain-lain.
Menurut Riyanto (2012: 6) belajar adalah suatu proses untuk
mengubah performansi yang tidak terbatas pada keterampilan, tetapi
juga meliputi fungsi-fungsi, seperti skill, persepsi, emosi, proses
berfikir, sehingga dapat menghasilkan perbaikan performansi.
Lain dengan Trianto (2009: 16) belajar secara umum diartikan
sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan
bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau
karakteristik seseorang sejak lahir.
Slameto, (1987: 2) mengatakan belajar ialah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah proses usaha yang dilakukan individu untuk
19
memperoleh perubahan tingkah laku yang terjadi melalui pengalaman,
dan bukan karena perkembangan atau pertumbuhan yang bersifat fisik,
tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah pengetahuan,
berkembang daya fikir, sikap dan lain-lain sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
2. Ciri-ciri Belajar
Belajar menunjuk ke perubahan dalam tingkah laku si subjek
dalam situasi tertentu berkat pengalaman yang berulang-ulang, dan
perubahan tingkah laku tersebut tak dapat dijelaskan atas dasar
kencenderungan-kecenderungan respon bawaan, kematangan atau
keadaan temporer dari subjek (misalnya keletihan, dan sebagainya)
Hilgard dan Gordon (dalam Hamalik, 2011: 48-49)
Dari beberapa definisi tentang belajar, dapat disimpulkan adanya
beberapa ciri belajar, yaitu:
a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku
(change behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya
dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan
tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil
menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar,
kita tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar.
b. Perubahan perilaku relatif permanen. Ini berarti, bahwa
perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk
waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi,
20
perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur
hidup.
c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada
saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku
tersebut bersifat potensial.
d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau
pengalaman.
e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu
yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau
dorongan untuk mengubah tingkah laku. (Baharuddin & Esa
Nur Wahyuni, 2008:15-16)
3. Prinsip-prinsip Belajar
Menurut Ahmadi, (1991: 17) prinsip-prinsip belajar adalah sebagai
berikut:
Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntutnya
dalam belajar untuk mencapai harapan-harapannya.
a. Belajar memerlukan bimbingan. Baik bimbingan dari guru
atau buku pelajaran itu sendiri.
b. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari
sehingga diperoleh pengertian-pengertian.
c. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang
telah dipelajari dapat dikuasainya.
21
d. Belajar adalah suatu proses aktif di mana terjadi saling
pengaruh secara dinamis antara murid dengan lingkungannya.
e. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk
mencapai tujuan.
f. Belajar dianggap berhasil apabila telah sanggup menterapkan
ke dalam bidang praktek sehari-hari.
4. Pengertian Hasil Belajar
Suprijono, (2011: 5) mengatakan hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan. Sedangkan menurut Sam’s (2010: 33) hasil belajar pada
dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan
perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang
diperoleh. Hasil belajar bukan suatu penguasaan latihan, melainkan
perubahan kelakuan. (Hamalik, 2011: 36)
Menurut Dimyati & Mudjiono (2006: 250-251) hasil belajar
merupakan hasil proses belajar. Pelaku aktif dalam belajar adalah
siswa. Hasil belajar juga merupakan hasil proses belajar, atau proses
pembelajaran. Pelaku aktif pembelajaran adalah guru. Dengan
demikian, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua
sisi. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan “tingkat perkembangan
mental” yang lebih baik bila dibandingkan pada saat pra-belajar.
Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari sisi guru, hasil belajar
22
merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Hasil belajar dinilai
dengan ukuran-ukuran guru, tingkat sekolah dan tingkat nasional.
Dengan ukuran-ukuran tersebut, seorang siswa yang keluar dapat
digolongkan lulus atau tidak lulus.
Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:
a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan
spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi
simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari
kemampuan mengategorisasi, kemampuan analisis-sintesis
fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan
aktivis kognitif bersifat khas.
c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengalahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini
meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan
masalah.
d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan
serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi,
sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
23
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa
kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai.
Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai
standar perilaku.
Menurut Bloom (dalam Suprijono, 2011: 6-7) , hasil belajar
mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain
kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension
(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application
(menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan),
synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk
hubungan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah
receiving (sikap penerima), responding (memberikan respon),
valuing (nilai), organization (organisasi), characterization
(karakterisasi). Domain psikomotorik meriputi initiatory, pre-
routine, dan routinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan
produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.
Sementara itu Romiszwoski (dalam Sam’s, 2010: 37)
menekankan hasil belajar pada dua aspek yaitu pengetahuan dan
keterampilan. Pengetahuan adalah informasi yang tersimpan dalam
otak manusia setelah ia mengalami proses belajar. Sedangkan
keterampilan adalah yang berkenaan dengan tindakan seseorang
baik tindakan intelektual maupun fisik dalam mencapai tujuan
24
sebagai akibat proses belajar. Secara lebih rinci pengetahuan dibagi
menjadi empat jenis yaitu fakta, prosedural, konsep dan prinsip.
Sedangkan keterampilan dibagi menjadi empat jenis keterampilan
yaitu kognitif, motorik, reaktif dan interaktif.
5. Wujud Hasil Belajar
Syah (dalam Lilik, Suwardi & Muna Erawati, 2009) menyatakan
bahwa wujud hasil belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud
perubahan, yaitu:
a. Kebiasaan
Salah satu wujud hasil belajar adalah adanya perubahan
kebiasaan dalam diri individu. Orang yang berhasil belajar
akan mengurangi kebiasaan-kebiasaan yang tidak diperlukan.
Keberhasilan belajar akan menjadikan seseorang akan
berperilaku positif yang relatif menetap dan otomatis.
b. Keterampilan
Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat
syaraf dan otot yang bersifat motorik. Kegiatan ini
membutuhkan koordinasi gerak yang teliti dan memerlukan
kesadaran yang tinggi. Oleh sebab itu, hasil belajar dapat
dilihat tingkat keterampilan yang ada dalam diri individu.
c. Pengamatan
Pengamatan dapat diartikan proses menerima. Menafsirkan dan
mengartikan rangsangan yang masuk melalui panca indra,
25
terutama mata dan telinga. Seseorang yang belajar akan
menghasilkan pengamatan yang objektif dan benar.
d. Berpikir asosiatif dan daya ingat
Seseorang yang belajar akan menjadikan dirinya mampu
berpikir asosiatif dan meningkatkan daya ingat. Berpikir
asosiatif maksudnya berpikir untuk menghubungkan sesuatu
dengan sesuatu lainnya.
e. Berpikir rasional dan kritis
Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat berpikir
rasional dan kritis. Berpikir rasional berarti mampu
menggunakan logika untuk menentukan sebab-akibat,
menganalisis, menyimpulkan, bahkan meramalkan sesuatu.
f. Sikap
Sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk
mereaksi terhadap sesuatu hal. Hasil belajar akan ditandai
muncul kecenderungan baru dalam diri seseorang dalam
menghadapi suatu objek, tata nilai, peristiwa, dan sebagainya.
g. Inhibisi
Inhibisi dalam konteks belajar dapat diartikan kesanggupan
individu untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang
tidak perlu dan mampu memilih dan melakukan tindakan lain
yang lebih baik. Hasil belajar dapat dilihat adanya kesanggupan
individu dalam melakukan sesuatu secara baik.
26
h. Apresiasi
Hasil belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri individu
yang belajar. Orang belajar akan muncul kemampuan untuk
menilai dan menghargai terhadap sesuatu objek tertentu.
i. Tingkah laku afektif
Orang belajar akan memiliki tingkah laku yang efektif.
Tingkah laku efektif ini dapat dilihat sebagai wujud dari hasil
belajar.
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dapat dibedakan atas dua jenis yaitu yang bersumber dari dalam diri
manusia yang belajar, yang disebut sebagai faktor internal, dan faktor
yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar, yang disebut
sebagai faktor eksternal. (Arikunto, 1980: 21)
Menurut Suryabrata (dalam Lilik, Suwardi & Muna Erawati,
2009), keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan
internal. Masing-masing faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri
individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal
berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor
eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial.
27
1) Faktor nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang
berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar.
Kondisi fisik berupa cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya.
2) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang
berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa
dipilah menjadi faktor yang berasal keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat (termasuk teman
pergaulan anak). Misalnya, kehadiran orang dalam belajar,
kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain,
keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga, hubungan
antar personil sekolah dan sebagainya.
b. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor
fisiologis dan faktor psikologis.
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam
diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari:
a) Keadaan Tonus jasmani pada umumnya
Keadaan Tonus jasmani secara umum yang ada dalam
diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar.
28
Keadaan tonus jasmani secara umum ini, misalnya
tingkat kesehatan dan kebugaran fisik individu. Apabila
badan individu dalam keadaan bugar dan sehat maka
akan mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika badan
individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat
akan menghambat hasil belajar.
b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu
Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah keadaan
fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait dengan
fungsi panca indra yang ada dalam diri individu. Panca
indra merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan
dalam diri individu.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah psikis yang ada dalam diri
individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat
kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian,
kematangan dan lain sebagainya.
B. Konsep Matematika
1. Pengertian Matematika
Matematika, menurut Ruseffendi (dalam Heruman, 2007: 1) adalah
bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara
induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi,
29
mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan,
ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.
Matematika berasal dari bahasa latin mathanein atau mathema
yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa
Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan
dengan penalaran. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif,
yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat
logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antara konsep atau
pernyataan dalam matematika bersifat konsisten. (Departemen Agama
RI, 2004)
Sementara menurut Johnson dan Myklebust (dalam Sam’s, 2010:
11) matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan
sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan pemikiran.
2. Ciri-ciri Matematika
Matematika memiliki beberapa ciri-ciri penting, yaitu:
a. Memiliki obyek yang abstrak
Matematika merupakan cabang ilmu yang spesifik. Matematika
tidak mempelajari obyek-obyek yang secara langsung dapat
ditangkap oleh indera manusia. Substansi matematika adalah
benda-benda pikir yang bersifat abstrak. Obyek matematika adalah
fakta, konsep, operasi dan prinsip yang kesemuanya itu berperan
30
dalam membentuk proses berpikir matematis, dengan salah satu
cirinya adalah adanya alur penalaran yang logis.
b. Memiliki pola pikir deduktif dan konsisten
Matematika dikembangkan melalui deduksi dari seperangkat
anggapan-anggapan yang tidak dipersoalkan lagi nilai
kebenarannya dan dianggap saja benar. Anggapan-anggapan yang
dianggap benar dikenal dengan sebutan aksioma. Sekumpulan
aksioma dapat digunakan untuk menyimpulkan kebenaran suatu
pernyataan lain yang disebut teorema. Matematika merupakan
kumpulan butir-butir pengetahuan benar yang hanya terdiri atas
dua jenis kebenaran, yaitu aksioma dan teorema. (Sriyanto, 2007:
12-13)
3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika
a. Fungsi matematika
Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan
menghitung, mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus
matematika sederhana yang diperlukan dalam kehidupan sehari-
hari melalui materi bilangan, pengukuran, geometri, dan
pengelolaan data. Matematika juga berfungsi mengembangkan
kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui
model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan
matematika, diagram, grafik, atau tabel. (Departemen Agama RI,
2004)
31
b. Tujuan pembelajaran matematika
Tujuan pembelajaran matematika adalah:
1) Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik
kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan,
eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan,
perbedaan, konsisten dan inkonsistensi.
2) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan
imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan
mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa
ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta
mencoba-coba.
3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi
atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui
pembicaraan lisan, catatn, grafik, peta, diagram, dalam
menjelaskan masalah.
4. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika
Standar Kompetensi Matematika merupakan seperangkat
kompetensi matematika yang dibakukan dan harus ditunjukkan oleh
peserta didik pada hasil belajarnya dalam mata pelajaran matematika.
Standar ini dirinci dalam komponen kompetensi dasar beserta hasil
belajarnya. Indikator, dan materi pokok untuk setiap aspeknya.
Pengorganisasian dan pengelompokkan materi pada aspek tersebut
32
didasarkan menurut disiplin ilmunya atau didasarkan menurut
kemahiran atau kecakapan yang hendak dicapai.
Ruang lingkup materi pada standar kompetensi matematika ini
adalah bilangan, pengukuran dan geometri, dan pengelolaan data.
Kompetensi dalam bilangan ditekankan pada kemampuan melakukan
dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan. Pengukuran dan
geometri ditekankan pada kemampuan mengidentifikasi sifat dan
unsur bangun datar dan bangun ruang serta menentukan keliling, luas,
dan volume dalam memecahkan masalah. Pengelolaan data ditekankan
pada kemampuan mengumpulkan, menyajikan, dan mengolah data.
C. Materi Operasi Hitung Campuran
1. Pengertian Operasi Hitung Campuran
Operasi hitung campuran adalah operasi atau pengerjaan hitungan
yang melibatkan lebih dari dua bilangan dan lebih dari satu operasi.
2. Aturan Penting dalam Pengerjaan Operasi Hitung Campuran
Penyelesaian pengerjaan operasi hitung campuran merujuk pada
perjanjian tertentu, yaitu:
a. Perkalian dan pembagian lebih kuat daripada penjumlahan dan
pengurangan.
Lebih kuat daripada
b. Perkalian dan pembagian dikerjakan lebih dahulu daripada
penjumlahan dan pengurangan. Tingkatan perkalian dan
pembagian lebih tinggi dibandingkan dengan penjumlahan dan
X : + -
33
pengurangan. Artinya, perkalian dan pembagian harus
dikerjakan terlebih dahulu sebelum penjumlahan dan
pengurangan.
c. Penjumlahan dan pengurangan setingkat. Ini berarti manapun
yang ditulis terlebih dahulu, operasi itu yang dikerjakan
terlebih dahulu.
d. Perkalian dan pembagian setingkat, yang berarti manapun yang
ditulis terlebih dahulu, operasi itu yang dikerjakan terlebih
dahulu, kecuali terdapat tanda dalam kurung. (Heruman, 2007:
30)
3. Pembelajaran Kooperatif STAD pada Operasi Hitung Campuran
Materi yang dibahas dalam penelitian tindakan kelas ini adalah materi
operasi hitung campuran melalui metode kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD), yaitu:
a. Penjumlahan dan pengurangan
Ingat kembali bahwa penjumlahan dan pengurangan sama kuat,
maka dikerjakan berurutan dari kiri.
250 ─ 120 + 70
= 130 + 70
= 200
b. Penjumlahan dan perkalian
Perkalian lebih kuat daripada penjumlahan, maka yang dikerjakan
lebih dahulu adalah perkalian.
34
130 + 6 × 5
= 130 + 30
= 160
c. Pengurangan dan pembagian
Pembagian lebih kuat daripada pengurangan, maka yang
dikerjakan lebih dahulu adalah pembagian.
190 ─ 80 : 2
= 190 ─ 40
= 150
d. Pembagian, perkalian dan penjumlahan
Pembagian dan perkalian lebih kuat daripada penjumlahan,
pembagian dan perkalian lebih dahulu dikerjakan.
100 : 4 × 5 + 10
= 25 × 5 + 10
= 125 + 10
= 135
D. Metode Kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD)
1. Pengertian Metode Kooperatif STAD
Metode adalah teknik atau pendekatan pembelajaran yang
digunakan guru dalam menyampaikan materi dalam proses belajar
mengajar di sekolah. (Mujtahid, 2009: 84)
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk mencapai tujuan
35
pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat menciptakan saling
ketergantungan antar siswa, sehingga sumber belajar bagi siswa bukan
hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa. (Yamin, 2009: 74)
lain dengan Rusman, (2011: 202) pembelajaran kooperatif
(cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara
kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang
dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe
dari model pembelajaran kooperatif dengan mengunakan kelompok-
kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa
secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran,
penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan
kelompok.
Slavin (dalam Nur, 2000: 26) menyatakan bahwa pada STAD siswa
ditetapkan dalam tim belajar beranngotakan 4-5 orang yang merupakan
campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru
menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka
memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran
tersebut. Kemudian seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut,
pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu.
36
2. Persiapan-persiapan sebelum bembelajaran kooperatif STAD
a. Perangkat pembelajaran
Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran perlu dipersiapkan
perangkat pembelajarannya, yang meliputi Rencana Pembelajaran
(RP), Buku Siswa, Lembar Kegiatan Siswa (LKS) beserta lembar
jawabannya.
b. Membentuk kelompok kooperatif
Menentukan anggota kelompok diusahakan agar kemampuan siswa
dalam kelompok adalah heterogen dan kemampuan antar satu
kelompok dengan kelompok lainnya relatif heterogen.
c. Menentukan skor awal
Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah
nilai ulangan sebelumnya. Skor awal ini dapat berubah setelah ada
kuis.
d. Pengaturan tempat duduk
Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu juga diatur
dengan baik, hal ini dilakukan untuk menungjang keberhasilan
pembelajaran kooperatif apabila tidak ada pengaturan tempat
duduk dapat menimbulkan kekacauan yang menyebabkan gagalnya
pembelajaran pada kelas kooperatif.
e. Kerja kelompok
Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif
tipe STAD, terlebih dahulu diadakan latihan kerja sama kelompok
37
lain. Hal ini bertujuan untuk lebih jauh mengenalkan masing-
masing individu dalam kelompok. (Trianto, 2009: 69-70)
3. Langkah-langkah metode kooperatif STAD
Rusman (2011: 215-216) menjelaskan langkah-langkah metode
pembelajaran kooperatif STAD adalah sebagai berikut:
a. Menyampaikan tujuan dan motivasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
b. Pembagian kelompok
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana setiap
kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan
heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/
jenis kelamin, rasa atau etnik.
c. Presentasi dari guru
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu
menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan
tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari.
d. Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim)
Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru
menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok,
sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing
memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan
38
pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila
diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.
e. Kuis (Evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang
materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap
presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan
kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama.
f. Penghargaan prestasi tim
Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan
diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian
penghargaan atas keberhasilan kelompok dilakukan dengan
tahapan-tahapan berikut:
1) Menghitung skor individu
Menurut Slavin (dalam Trianto 2009: 71-72) untuk menghitung
skor perkembangan individu dihitung seperti pada Tabel 1.1
berikut:
Tabel 1.1. Menghitung Perkembangan Skor Individu
No Nilai Tes Skor
Perkembangan
1.
2.
3.
4.
5.
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal
10 poin di bawah sampai 1 poin di bawah skor
awal
Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal
Lebih dari 10 poin di atas skor awal
Nilai sempurna (tanpa memerhatikan skor
awal)
0 poin
10 poin
20 poin
30 poin
30 poin
39
2) Menghitung skor kelompok
Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor
perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlah
semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok
dibagi dengan jumlah anggota kelaompok. Sesuai dengan rata-
rata skor perkembangan kelompok, diperoleh kategori skor
kelompok seperti tercantum pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Tingkat Perkembangan Kelompok
3) Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok
Guru memberikan hadiah/ penghargaan kepada masing-masing
kelompok sesuai dengan predikatnya.
4. Penerapan Metode Kooperatif STAD pada Materi Operasi Hitung
Campuran
Penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif STAD dapat dimodifikasikan oleh guru itu
sendiri. Dalam penelitian ini langkah-langkah pembelajaran yang
digunakan oleh peneliti tentang operasi hitung campuran dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif STAD adalah sebagai
berikut :
Rata-rata Tim
Predikat
0 ≤ x ≤ 5
5 ≤ x ≤ 15
15 ≤ x ≤ 25
25 ≤ x ≤ 30
-
Tim baik
Tim hebat
Tim super
40
a. Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang harus dicapai siswa
pada pembelajaran operasi hitung campuran melalui metode
kooperatif STAD.
b. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
c. Guru menyampaikan materi pelajaran operasi hitung campuran
dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin
dicapai.
d. Guru memberikan lembar kerja kelompok yang berisi soal-soal
operasi hitung campuran, lembar kerja dijadikan pedoman untuk
kerja kelompok.
e. Setelah selesai masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya.
f. Guru melakukan koreksi pada saat setiap kelompok melakukan
presentasi.
g. Guru memberikan kuis/ soal tentang materi operasi hitung
campuran, siswa diberikan kursi secara individual dan siswa satu
dengan yang lainnya tidak boleh bekerja sama.
h. Guru menghitung skor individu dan skor kelompok dari hasil kuis/
soal operasi hitung campuran yang diberikan.
i. Memberi penghargaan prestasi tim.
41
5. Kelebihan dan Kelemahan Metode Kooperatif STAD
a. Kelebihan Metode Kooperatif STAD :
1) Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan
menjunjung tinggi norma-norma kelompok, sehingga
meningkatkan jiwa sosial masing-masing siswa.
2) Siswa aktif saling membantu dan memotivasi semangat untuk
berhasil bersama.
3) Semua siswa aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih
meningkatkan keberhasilan kelompok, sehingga setiap siswa
mampu mengembangkan pemahaman dan penguasaan materi
yang bersifat kognitif, psikomotoris, maupun afektif .
4) Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan
mereka dalam berpendapat.
b. Kelemahan Metode Kooperatif STAD
1) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga
sulit mencapai target kurikulum.
2) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga
pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran
kooperatif.
3) Membutuhkan kemampuan khusus guru, sehingga tidak semua
guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.
42
4) Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja
sama. (http://www.budairi.com/2012/11/pendidikan-kelebihan-
dan-kekurangan.html#axzz3D4RBorOG)
E. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan
topik peneltian ini yaitu penelitian tentang operasi hitung campuran dan
metode pembelajaran kooperatif STAD yang akan dijadikan sebagai
kajian pustaka dalam penelitian. Penelitian tersebut dilakukan oleh
Daryati (2010), Iswanto (2010), Mushoddiqoh (2014), dan Rifa’i (2014).
Daryati (2010) menulis skripsi berjudul Upaya Meningkatkan
Pemahaman Tentang Pengerjaan Operasi Hitung Campuran Melalui
Strategi Card Sort Pada Siswa Kelas III MI Nuril Huda Losari Kecamatan
Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/ 2010. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa,
dibuktikan dengan semakin banyaknya siswa yang nilai hasil belajarnya
memenuhi dan mencapai standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
yang ditentukan oleh guru, yaitu 50 dan prosentase ketuntasan siswa juga
meningkat. Pada siklus I terdapat 10 siswa yang mencapai standar
ketuntasan atau sebesar 50%. Pada siklus II terdapat 13 siswa yang
mencapai ketuntasan atau sebesar 65%, sedang pada siklus III terdapat 17
siswa yang nilainya mencapai standar ketuntasan, atau sebesar 85%.
Relevansi penelitian Daryati (2010) dengan penelitian penulis yaitu
sama-sama meneliti tentang materi operasi hitung campuran, sedang
43
perbedaanya terletak pada metode pembelajaran yang digunakan. Daryati
menggunakan metode pembelajaran Card Sort dan peneliti menggunakan
metode pembelajaran kooperatif STAD.
Iswanto (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Upaya
Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Operasi
Bilangan Bulat Melalui STAD (Student Teams Achievement Divisison)
menjelaskan bahwa penggunaan metode STAD mengalami peningkatan,
pada siklus I terjadi peningkatan prosentase siswa yang memenuhi KKM
sebesar 16,67%, pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 33,34%.
Mushoddiqoh (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Efektifitas
Penerapan Metode Student Team Achievement Divisions Dengan Alat
Peraga Kartu Bilangan Pada Materi Operasi Perkalian Kelas III Di MI
Ma’arif Mangunsari Salatiga. Menjelaskan bahwa metode STAD dengan
alat peraga kartu bilangan efektif digunakan dalam pembelajaran operasi
perkalian. Terlihat dari rata-rata hasil belajar kelas yang menggunakan
metode STAD dengan alat peraga kartu bilangan sebesar 88,88 dan kelas
yang belajar menggunakan konvensional sebesar 69,81.
Penelitian tentang penggunakan metode pembelajaran kooperatif
STAD juga dilakukan oleh Muhamad Nur Rifa’i. Rifa’i (2014) melakukan
penelitian tentang Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Sumber Daya
Alam Melalui Metode STAD (Student Team Achievement Division) Timpik
Pada Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri, Kec. Susukan, Kab.
Semarang Tahun Pelajaran 2013/ 2014. Hasil penelitiannya menjelaskan
44
bahwa penggunaan metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi Sumber Daya Alam
pada siswa kelas IV di MI Negeri Timpik, Kec. Susukan, Kab, Semarang
tahun ajaran 2013/ 2014. Dengan indicator keberhasilan pada siklus I yaitu
60% siswa dengan rata-rata kelas adalah 69,3, pada siklus II yaitu 73,3%
siswa dengan rata-rata kelas adalah 75,6 dan pada siklus III yaitu 100%
siswa dengan rata-rata kelas 80,3.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Rifa’i
(2014) adalah mengenai tindakan yang dilakukan dalam penelitian yaitu
menggunakan metode pembelajaran kooperatif STAD. Sedangkan
perbedaannya adalah masalah yang dikaji, Rifa’i (2014) mengkaji mata
pelajaran IPA materi sumber daya alam dan peneliti mengkaji mata
pelajaran matematika materi operasi hitung campuran.
Hasil penelitian yang dilakukan Daryati (2010), Iswanto (2010),
Mushoddiqoh (2014) dan Rifa’i (2014) menenjukkan adananya
peningkatan nilai rata-rata kelas dari tiap-tiap siklus. Penelitian tindakan
tersebut juga relevansi dengan judul penelitian penulis yaitu Peningkatan
Hasil Belajar Matematika Operasi Hitung Campuran Melalui Metode
Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD)
pada Siswa Kelas III MI Muhammadiyah Cekelan Desa Kauman Kec.
Kemusu Kab. Boyolali. Kesamaan tersebut terletak baik pada masalah
yang dikaji maupun penggunaan metode pembelajaran kooperatif STAD.
45
F. Kerangka Berfikir
Penyebab
Diaplikasikan melalui PTK
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
Permasalahan pembelajaran di kelas
Siswa pasif
Monoton
Siswa lebih suka berbicara sendiri
Siswa menggantunggakan diri pada orang lain
Pembelajaran terpusat pada guru
Penggunaan metode pembelajaran kurang
tepat
Proses pembelajaran kurang menyenangkan
Peningkatan hasil belajar menggunakan metode kooperatif Student Teams Achievement Division
(STAD)
Langkah-langkah STAD
Menyampaikan tujuan dan motivasi
Pembagian kelompok
Presentasi dari guru
Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim)
Kuis (Evaluasi)
Penghargaan prestasi tim
Hipotesis
Metode pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD)
dapat meningkatkan hasil belajar matematika operasi hitung campuran pada
siswa kelas III MI Muhammadiyah Cekelan Desa Kauman Kec. Kemusu Kab.
Boyolali Tahun Pelajaran 2014/ 2015.
46
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Muhammadiyah Cekelan
1. Letak Geografis MI Muhammadiyah Cekelan
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Cekelan Desa Kauman
Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali (untuk selanjutnya disebut
sebagai MI Muhammadiyah Cekelan) terletak di RT 02 RW 01,
tepatnya di sebelah Timur Laut Dukuh Cekelan kurang lebih 3
kilometer dari jalan raya Karanggede-Juwangi. MI Muhammadiyah
Cekelan berada di lingkungan pedesaan dan merupakan ujung paling
barat dari wilayah Kecamatan Kemusu. Jarak dari MI Muhammadiyah
Cekelan ke kota Kecamatan kurang lebih 15 kilometer, sedangkan
dengan kota Kabupaten kurang lebih 50 kilometer.
2. Sejarah Berdirinya MI Muhammadiyah Cekelan.
Pada tahun 1950 mayoritas masyarakat dan pemuda Cekelan masih
minim pengetahuan akan agama, oleh sebab itu para tokoh masyarakat
dukuh Cekelan mengadakan musyawarah bersama untuk menindak
lanjuti keaadaan tersebut. Musyawarah yang dilakukan menghasilkan
kesepakatan untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan. Sebagai
wujudnya, pada tanggal 1 Januari 1950 didirikan MI Wathoniyah
Muhammadiyah Cekelan dengan jumlah siswa sebanyak 200 siswa
dengan jumlah guru sebanyak 8 guru.
47
Tokoh yang memprakarsai berdirinya MI Wathoniyah
Muhammadiyah Cekelan, adalah:
a. Bapak Syamsul Hadi
b. Mbah Marjuki
c. Kyai Burhanuddin
d. Bapak Umar
Pelaksanaan pembelajaran bertempat di rumah Bapak Syamsul
Hadi dengan sarana seadanya dan para siswa duduk lesehan
beralaskan tikar, namun demikian tidak mengurangi semangat belajar
siswa untuk menuntut ilmu.
Kurangnya pengalaman guru dalam pelaksanaan proses
pembelajaran maka MI Wathoniyah Muhammadiyah Cekelan menjalin
kerjasama dengan Yayasan Al Islam Surakarta. Kerjasama ini
berlangsung antara tahun 1950-1953, kemudian MI Wathoniyah
Muhammadiyah Cekelan menjalin kerjasama dengan Yayasan Al
Falah Surakarta. Ketika bekerjasama dengan Yayasan Al Falah ini
semua guru memperoleh honor dan jatah pakaian serta lulusannya
dimasukkan ke Batik Keris Surakarta, selain itu guru juga mendapat
pelatihan dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Kerjasama
ini berlangsung antara tahun 1953 – 1958.
Tahun 1958 MI Wathoniyah Muhammadiyah Cekelan berubah
nama menjadi MI Muhammadiyah Cekelan sampai sekarang.
Perubahan status MI ini atas permohonan para sesepuh dan umat Islam
48
Muhammadiyah Cekelan kepada pemerintah. Permohonan itu akhirnya
disetujui dengan adanya keputusan tentang:
a. Nomor Statistik Madrasah : 112330917192
b. Status Madrasah : Terakreditasi B (TMT 16
Juni 2005)
c. Berdiri Tanggal : 1 Januari 1950
d. Badan Pendiri : Umat Islam Muhammadiyah
e. Alamat Sekolah : Cekelan, Kauman, Kemusu,
Boyolali.
Perkembangan MI Muhammadiyah Cekelan dari tahun ke tahun
telah mengalami perubahan pengelola atau orang yang menjabat
sebagai kepala madrasah. Berikut adalah urutan pengelola atau kepala
madrasah beserta masa baktinya mulai berdiri sampai sekarang.
Tabel 3.1 Urutan Kepala Madrasah Masa Bakti Tahun 1950 –
Sekarang
No. Nama Pengelola/ Kepala Masa Bakti
1.
2.
3.
4.
5.
Syamsul Hadi
Sumadi
M. Syaifuddin
Sutarman, A.Ma
M. Ihsan Setiawan, S.Pd.I
Tahun 1950 – 1966
Tahun 1966 – 1977
Tahun 1977 – 1982
Tahun 1982 – 2007
Tahun 2007 s/d Sekarang
49
3. Keadaan Guru dan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Cekelan Desa
Kauman Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali
a. Keadaan Guru
Personalia MI Muhammadiyah Cekelan yang akan
dikemukakan adalah guru dan tenaga kependidikan yang lain
seperti karyawan, secara keseluruhan guru dan karyawan MI
Muhmmadiyah Cekelan ada 10 orang, yang berstatus PNS
sebanyak 2 orang dan yang lainnya masih berstatus wiyata bhakti.
Daftar personalia tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2 Keadaan Guru MI Muhammadiyah Cekelan
No. Nama Pendidikan Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
M. Ihsan Setiawan, S.Pd.I
Joko Santoso
Aris Munandar
M. Komarun
Wiwik Asmakyuni
Saiful Hadi
Aris Supriyanta
Anik Badriyah
Koptiyanida
Siti Qoriyah
S 1
S 1
D II
S 1
S 1
S 1
S 1
PGA
S 1
D II
Kepala Madrasah
Guru Kelas IV
Guru Mapel
Guru Kelas VI
Guru Kelas III
Guru Kelas V
Guru Kelas II
Guru Kelas I
Guru Mapel
Perpustakaan
b. Keadaan siswa
Keadaan siswa MI Muhammadiyah Cekelan adalah sebagai
berikut:
50
Tabel 3.3 Keadaan Siswa MI Muhammadiyah Cekelan
No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1. I 8 9 17
2. II 7 13 20
3. III 6 10 16
4. IV 9 16 25
5. V 7 15 22
6. VI 5 13 18
Jumlah 118
4. Struktur Organisasi MI Muhammadiyah Cekelan
Susunan struktur organisasi MI Muhammadiyah Cekelan adalah
sebagai berikut:
Gambar 3.1 Struktur Oganisani MI Muhammadiyah Cekelan
5. Visi dan Misi MI Muhammadiyah Cekelan
Visi MI Muhammadiyah Cekelan:
Terwujudnya generasi Islam yang terampil Qiro’ah, tekun beribadah,
berakhlakul karimah dan unggul dalm prestasi.
Kepala Desa
Joko Santoso
Kepala Madrasah
Ibtidaiyah
Muh. Ihsan Setiawan
S.Pd.I
Ketua Komite
Kuswanto
Masyarakat Wakasek
Joko Santoso, S.Pd.I
Wali Murid
Guru-Guru
Masyarakat
51
Misi MI Muhammadiyah Cekelan:
a. Menyiapkan generasi Islam yang berkualitas dalam bidang agama.
b. Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajarai
Al-Qur’an dan menjalankan ajaran Islam.
c. Menumbuhkembangkan kecakapan warga madrasah di bidang ilmu
pengetahuan.
d. Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien,
transparan dan teruji.
B. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di MI Muhammadiyah
Cekelan Desa Kauman Kec. Kemusu Kab, Boyolali. Penelitian
pembelajaran yang diambil adalah mata pelajaran matematika materi
operasi hitung campuran melalui metode kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD).
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan 3 siklus, setiap siklus terdiri
dari beberapa tahapan yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan
(action), observasi (observation), dan refleksi (reflecting). Penelitian
tersebut menggunakan jam pelajaran matematika sesuai jadwal pelajaran
matematika kelas III MI Muhammadiyah Cekelan.
Waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan siklus I, hari Rabu tanggal 01 Oktober 2014
2. Kegiatan siklus II, hari Senin tanggal 06 Oktober 2014
3. Kegiatan siklus III, hari Rabu tanggal 08 Oktober 2014
52
Langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan peneliti
adalah sebagai berikut:
1. Siklus I
Siklus pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 01 Oktober
2014. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III semester I di MI
Muhammadiyah Cekelan Tahun Pelajaran 2014/ 2015. Pelaksanaan
penelitian siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
1) Mempersiapkan materi matematika pokok bahasan operasi
hitung campuran.
2) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Penyusunan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran yang akan
digunakan pada siklus I.
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar :
Indikator :
Melakukan operasi hitung bilangan
sampai tiga angka.
Melakukan operasi hitung
campuran.
a) Melakukan operasi hitung
campuran penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan
pembagian.
b) Memecahkan masalah sehari-
hari yang melibatkan hitung
53
campuran.
3) Mempersiapkan lembar pengamatan kegiatan guru dan lembar
pengamatan siswa pada kegiatan pembelajaran operasi hitung
campuran melalui metode kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD).
4) Mempersiapkan lembar soal evaluasi untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa materi operasi hitung campuran
melalui metode kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD).
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Tindakan kelas siklus I berlangsung sekali tatap muka (2 x 35
menit). Siswa yang hadir sebanyak 16 siswa. Materi yang diajarkan
dalam pertemuan ini adalah operasi hitung campuran antara
penjumlahan dengan pengurangan, dan operasi hitung campuran
antara pembagian dengan perkalian. Langkah-langkah siklus I
adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
a) Guru membuka pelajaran dengan berdo’a bersama.
b) Mengecek kehadiran siswa.
c) Menanyakan kabar siswa.
d) Memotivasi siswa.
e) Apersepsi
f) Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai setelah
pembelajaran selesai.
54
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
(1) Guru menggali pengetahuan siswa tentang operasi
hitung campuran.
(2) Guru menjelaskan konsep operasi hitung campuran.
b) Elaborasi
(1) Siswa diminta bergabung dalam masing-masing
kelompok.
(2) Siswa dalam kelompok bekerja sama menyelesaikan
soal pada lembar kerja tentang operasi hitung
campuran antara penjumlahan dengan pengurangan,
dan operasi hitung antara pembagian dengan
perkalian.
(3) Perwakilan dari masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerja tim.
(4) Guru bersama siswa membahas hasil kerja tim.
(5) Guru memberi kuis kepada masing-masing
kelompok dan dikerjakan secara individual.
c) Konfirmasi
(1) Guru bersama siswa membahas jawaban dari kuis
yang dikerjakan.
(2) Guru menghitung skor kelompok dari hasil kuis
yang dikerjakan masing-masing.
55
(3) Memberi penghargaan kepada tim yang mendapat
nilai rata-rata kelompok tertinggi dengan predikat
tim super.
(4) Siswa membuat rangkuman pelajaran dan guru
memberi penegasan.
3) Kegiatan Akhir
a) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi
yang belum dipahami.
b) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individual.
c) Guru meminta siswa untuk belajar materi selanjutnya.
d) Guru menutup pelajaran.
c. Pengamatan (Observation)
Tahap observasi ini mengumpulkan data dari lembar hasil
pengamatan guru dan siswa. Aspek yang diamati tentang kegiatan
siswa dalam proses pembelajaran yang meliputi keaktifan siswa
dalam kerja tim, perhatian siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Sedangkan kegiatan guru yang diamati meliputi cara
berinteraksi dengan siswa, penggunaan metode yang tepat dan
penyampaian materi yang tepat. Data yang dikumpulkan pada
pelaksanaan siklus I adalah hasil observasi proses pembelajaran
dan hasil evaluasi materi yang disampaikan.
56
d. Refleksi (Reflecting)
Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil
pengamatan yaitu hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran
di kelas dan hasil evaluasi. Pengamatan terhadap situasi
pembelajaran di kelas, peneliti menggunakan instrumen lembar
pengamatan guru dan siswa yang dijadikan sebagai informasi
tambahan.
2. Siklus II
Siklus kedua dilaksanakan pada hari senin tanggal 06 Oktober
2014. Pelaksanaan tindakan kelas ini dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
a. Perencanaan (Planning)
1) Mempersiapkan materi matematika pokok bahasan operasi
hitung campuran antara penjumlahan, pengurangan, perkalian
dan pembagian.
2) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan metode kooperatif Student Teams achievement
Division (STAD) sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Adapun standar kompetensi dan kompetensi
dasar sebagai berikut:
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar :
Melakukan operasi hitung bilangan
sampai tiga angka.
Melakukan operasi hitung
57
Indikator :
campuran.
a) Melakukan operasi hitung
campuran penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan
pembagian.
b) Memecahkan masalah sehari-
hari yang melibatkan hitung
campuran.
3) Mempersiapkan lembar kerja tim dan lembar kuis yang berisi
soal operasi hitung campuran.
4) Mempersiapkan lembar pengamatan guru dan lembar
pengamatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
5) Mempersiapkan lembar soal evaluasi untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Tindakan kelas siklus II berlangsung selama satu kali tatap
muka (2 x 35 menit). Siswa yang hadir sebanyak 16 siswa. Materi
yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah operasi hitung
campuran antara penjumlahan dengan perkalian, pengurangan
dengan pembagian, penjumlahan, perkalian dan perkalian serta
penjumlahan, pengurangan dan pembagian. Langkah-langkah
kegiatan tindakan kelas siklus II adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
a) Sebelum memulai pelajaran guru mengondisikan kelas.
58
b) Mengajak siswa berdo’a bersama.
c) Mengecek kehadiran siswa.
d) Menanyakan kabar siswa
e) Motivasi dan apersepsi.
f) Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai setelah
pembelajaran selesai.
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
(1) Tanya jawab tentang konsep operasi hitung
campuran.
(2) Siswa melakukan simulasi pembelajaran
menggunakan metode kooperatif STAD.
b) Elaborasi
(1) Siswa diminta bergabung dalam masing-masing
kelompok.
(2) Siswa dalam kelompok bekerja sama menyelesaikan
soal pada lembar kerja tentang operasi hitung
campuran.
(3) Perwakilan dari masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerja tim.
(4) Guru bersama siswa membahas hasil kerja tim.
(5) Guru memberi kuis kepada masing-masing
kelompok dan dikerjakan secara individual.
59
c) Konfirmasi
(1) Guru bersama siswa membahas jawaban dari kuis
yang dikerjakan.
(2) Guru menghitung skor kelompok dari hasil kuis
yang dikerjakan masing-masing.
(3) Memberi penghargaan kepada tim yang mendapat
nilai rata-rata kelompok tertinggi dengan predikat
tim super.
(4) Siswa membuat rangkuman pelajaran dan guru
memberi penegasan.
3) Kegiatan Akhir
a) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi
yang belum dipahami.
b) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individual.
c) Guru meminta untuk belajar materi selanjutnya.
d) Guru menutup pelajaran.
c. Pengamatan (Observation)
Tahap observasi ini mengumpulkan data dari lembar hasil
pengamatan guru dan siswa. Aspek yang diamati sama dengan
siklus I. Selama proses pembelajaran dilakukan pengamatan ulang
terhadap kinerja peneliti dan pengamatan terhadap siswa dalam
proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Data yang
60
dikumpulkan pada pelaksanaan siklus II adalah hasil pengamatan
proses pembelajaran dan hasil evaluasi dalam proses pembelajaran.
d. Refleksi (Reflecting)
Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil
penelitian yaitu hasil observasi proses pembelajaran di kelas dan
hasil evaluasi siswa setelah mengikuti pembelajaran operasi hitung
campuran melalui metode kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD). Observasi terhadap proses pembelajaran di kelas,
peneliti menggunakan instrumen lembar pengamatan guru dan
siswa. Sedangkan untuk mengetahui hasil evaluasi siswa,
menggunakan instrumen lembar evaluasi yang berisi soal
matematika operasi hitung campuran.
3. Siklus III
Siklus III dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 08 Oktober 2014
pada jam mata pelajaran matematika. Diskripsi siklus III ini adalah:
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan siklus III mencakup kegiatan sebagai
berikut:
1) Menyiapkan materi pembelajaran matematika pokok bahasan
penyelesaian soal cerita dalam kehidupan sehari-hari yang
melibatkan operasi hitung campuran.
2) Penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran disesuaikan
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Adapun
61
standar kompetensi dan kompetensi dasar pada siklus III ini
adalah:
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar :
Indikator :
Melakukan operasi hitung bilangan
sampai tiga angka.
Melakukan operasi hitung
campuran.
a) Melakukan operasi hitung
campuran penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan
pembagian.
b) Memecahkan masalah sehari-
hari yang melibatkan hitung
campuran.
3) Menyiapkan lembar pengamatan, lembar kerja tim, soal-soal
kuis dan lembar soal evaluasi.
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Tindakan kelas siklus III berlangsung selama satu kali tatap
muka (2 x 35 menit). Siswa yang hadir sebanyak 16 siswa. Materi
yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah pemecahan masalah
dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan operasi hitung
campuran. Langkah kegiatan tindakan kelas siklus III adalah
sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
a) Mengajak siswa berdo’a bersama.
62
b) Mengecek kehadiran siswa.
c) Menanyakan kabar siswa
d) Memotivasi siswa untuk belajar.
e) Apersepsi.
f) Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai setelah
pembelajaran selesai.
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
(1) Tanya jawab tentang konsep operasi hitung
campuran.
b) Elaborasi
(1) Siswa diminta bergabung dalam masing-masing
kelompok.
(2) Siswa dalam kelompok bekerja sama menyelesaikan
soal pada lembar kerja tentang operasi hitung
campuran.
(3) Perwakilan dari masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerja tim.
(4) Guru bersama siswa membahas hasil kerja tim.
(5) Guru memberi kuis kepada masing-masing
kelompok dan dikerjakan secara individual.
63
c) Konfirmasi
(1) Guru bersama siswa membahas jawaban dari kuis yang
dikerjakan.
(2) Guru menghitung skor kelompok dari hasil kuis yang
dikerjakan masing-masing.
(3) Memberi penghargaan kepada tim yang mendapat nilai
rata-rata kelompok tertinggi dengan predikat tim super.
(4) Siswa membuat rangkuman pelajaran dan guru
memberi penegasan.
3) Kegiatan Akhir
a) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi
yang belum dipahami.
b) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individual.
c) Guru menutup pelajaran.
c. Pengamatan (Observation)
Tahap observasi ini mengumpulkan data dari lembar hasil
pengamatan guru dan siswa. Aspek yang diamati sama dengan
siklus II. selama proses pembelajaran dilakukan pengamatan ulang
terhadap kinerja peneliti dan pengamatan terhadap siswa dalam
proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Data yang
dikumpulkan pada pelaksanaan siklus III adalah hasil observasi
proses pembelajaran dan hasil evaluasi dalam proses pembelajaran.
64
d. Refleksi (Reflecting)
Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil
penelitian yaitu hasil observasi proses pembelajaran di kelas dan
hasil evaluasi siswa setelah mengikuti pembelajaran operasi hitung
campuran melalui metode kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD). Observasi terhadap proses pembelajaran di kelas,
peneliti menggunakan instrumen lembar pengamatan guru dan
siswa. Sedangkan untuk mengetahui hasil evaluasi siswa,
menggunakan instrumen lembar evaluasi yang berisi soal
matematika operasi hitung campuran.
65
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Observasi pada Tahap Pra Siklus
Metode yang digunakan pada pembelajaran matematika di MI
Muhammadiyah Cekelan sebelum diterapkannya metode kooperatif
Student Teams Achievement Division (STAD) adalah metode penugasan
yang sering digunakan sehingga kurang mengoptimalkan peran dan
pemahaman siswa dalam proses pembelajaran. Hasil prasiklus diperoleh
nilai murni siswa pada mata pelajaran matematika sebagai pembanding
antara sebelum dan sesudah diterapkannya metode kooperatif Student
Teams Achievement Division (STAD). Nilai prasiklus diambil dari nilai
ulangan harian sebelum penerapan metode kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD), nilai ini diambil sebelum diadakan
pengayaan ataupun remidi. Adapun nilai Ketuntasan Kriteria Minimum
(KKM) pada mata pelajaran matematika kelas III MI Muhammadiyah
Cekelan yaitu 60.
66
Nilai siswa dari pra siklus adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Agus Widodo 50 Belum Tuntas
2. Arina Aulia 55 Belum Tuntas
3. Bahtiar Aji S. 40 Belum Tuntas
4. Firsadela Oktara 50 Belum Tuntas
5. Galena Putri A. 55 Belum Tuntas
6. Johan Kurniawan 50 Belum Tuntas
7. Lina Febriana 45 Belum Tuntas
8. Muhammad Riski 50 Belum Tuntas
9. M. Nur Rosyid Ihsan 80 Tuntas
10. Restu Sutrisno 30 Belum Tuntas
11. Rista Meilina 55 Belum Tuntas
12. Sari Kustiawati 40 Belum Tuntas
13. Siti Agustia 60 Tuntas
14. Suci Cahaya Rani 55 Belum Tuntas
15. Umi Karimah 40 Belum Tuntas
16. Vania Anggun 75 Tuntas
Jumlah 830
Rata-rata 51,87
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa
kelas III MI Muhammadiyah Cekelan dalam mata pelajaran matematika
masih rendah yaitu dari 16 siswa terdapat 3 atau 18,75% siswa yang
mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal dan 13 atau 81,25% siswa
lainnya masih dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM),
sedangkan rata-rata kelas yang diperoleh sebesar 51,87.
67
Data nilai pra siklus dapat digambarkan dalam diagram berikut:
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Nila Pra Siklus
B. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus
1. Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I
dilaksanakan hari Rabu tanggal 01 Oktober 2014 sesuai jadwal
mata pelajaran matematika di kelas III dengan jumlah siswa 16.
Sebelum memulai kegiatan belajar mengajar guru terlebih dahulu
menyiapkan materi yang akan digunakan dalam pembelajaran
siklus I tentang operasi hitung campuran. Persiapan tersebut
adalah:
1) Menyiapkan silabus tentang operasi hitung campuan melalui
metode kooperatif Student Teams Achievement Division
(STAD).
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
Tuntas Belum Tuntas
68
2) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran materi operasi
hitung campuran melalui metode kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD) sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
3) Menyiapkan lembar pengamatan guru untuk mengetahui cara
mengajar mata pelajaran matematika operasi hitung campuran
dengan menggunakan metode kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD).
4) Menyiapkan lembar pengamatan siswa untuk mengetahui
keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
melalui metode kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD).
5) Menyiapkan lembar kerja kelompok, lembar kuis dan lembar
evaluasi untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
materi operasi hitung campuran melalui metode kooperatif
Student Teams Achievement Division (STAD).
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 01
Oktober 2014 sesuai dengan jadwal mata pelajaran matematika.
Materi yang diajarkan pada siklus I tentang operasi hitung
campuran. Sebelum memulai pelajaran siswa diminta berdo’a
bersama, kemudian guru memperkenalkan diri kepada siswa.
Selesai perkenalan, guru mengecek kehadiran siswa dan
69
menanyakan kabar siswa pada hari itu. Guru memberi motivasi
serta menyampaikan tujuan yang harus dicapai setelah
pembelajaran selesai.
Selama proses pembelajaran siswa diminta bergabung dengan
masing-masing kelompok untuk menyelesaikan soal yang ada pada
lembar kerja tim. Belajar dalam kelompok melibatkan siswa aktif
bekerja sama dengan teman sekelompoknya, guru membimbing
jalannya pembelajaran dan mempersilakan bertanya apabila dalam
belajar kelompok mengalami kesulitan. Setelah kerja kelompok
selesai, perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya, yaitu setiap kelompok satu anak maju mengerjakan satu
nomor soal kemudian di depan menjelaskan cara mengerjakan soal
tersebut sampai hasil akhir yang diperoleh dan kelompok lain
mendengarkan setelah semua kelompok selesai presentasi, guru
bersama siswa membahas hasil kerja tersebut. Selanjutnya masing-
masing kelompok mengerjakan kuis secara individu yang terdapat
pada lembar soal kuis, selama siswa mengerjakan kuis masing-
masing siswa tidak diperbolehkan saling kerjasama. Kelompok
yang mendapat nilai rata-rata tertinggi memperoleh predikat tim
super dan memperoleh penghargaan. Siswa diminta kembali ke
tempat duduk masing-masing mengerjakan soal evaluasi untuk
mengetahui hasil blajar yang diperoleh setalah mengikuti
70
pembelajaran operasi hitung campuran melalui metode kooperatif
Student Teams Achievement Division (STAD).
Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang
belum dipahami. Karena saat itu tidak ada siswa yang bertanya
maka guru mengajak siswa untuk membuat simpulan tentang
operasi hitung campuran yang telah dipelajari. Siswa diminta untuk
belajar di rumah materi selanjutnya. Guru menutup pelajaran.
c. Pengamatan (Observation)
Aspek yang diamati pada siklus I ini meliputi keaktifan siswa,
perhatian siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan
keberanian siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan.
Sedangkan kegiatan guru yang diamati antara lain cara
menyampaikan materi, penggunaan metode yang tepat, dan cara
berinteraksi atau membimbing siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran. Data yang dikumpulkan pada pelaksanaan siklus I
adalah hasil observasi proses pembelajaran dan hasil evaluasi
siswa. Setelah data terkumpul menunjukkan bahwa hasil evaluasi
dan hasil pengamatan belum sesuai yang diharapkan peneliti.
Berikut instrumen yang digunakan dalam penelitian:
1) Lembar pengamatan guru
Selama proses pembelajaran, guru kelas III mengamati
peneliti dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran terhadap
71
kemampuan peneliti dalam mengajar mata pelajaran
matematika operasi hitung campuran dengan menggunakan
metode kooperatif Student Teams Achievement Division
(STAD). Hasil pengamatan siswa dan guru dijadikan sebagai
informasi tambahan bahwa penggunaan metode STAD dapat
meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat menggali
pengetahuan terhadap siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran. (Instrumen di lampiran 7)
Berikut hasil pengamatan guru:
Tabel 4. 2 Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran
Matematika Menggunakan Metode
Kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD).
No Tahap Skor Jumlah
0 1 2 3 4
1. Kegiatan Awal 0 1 2 1 0 8
2. Kegiatan Inti 0 2 4 3 3 31
3. Kegiatan Akhir 2 0 0 0 2 8
Jumlah 47
Rata-rata 2,35
Skala kategori penskoran
Skor maksimal = 4
Skor minimal = 0
Kategori rata-rata:
0, 0 – 0, 8 = Kurang sekali
0, 9 – 1, 6 = Kurang
1, 7 – 2, 4 = Cukup
2, 5 – 3, 2 = Baik
3, 3 – 4, 0 = Baik sekali
72
Berdasarkan tabel 4.2 guru dalam proses pembelajaran
diperoleh rata-rata 2,35 pada kategori cukup. Cara mengajar
guru dengan menggunakan metode kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD) selama proses pembelajaran
berlangsung dapat dikatakan cukup baik dalam membimbing
dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir pembelajaran. Selama
kegiatan pembelajaran tersebut berlangsung masih ada
kekurangan yaitu banyak siswa yang gaduh dan berbicara
sendiri, penggunaan waktu kurang efektif, belum ada siswa
yang berani bertanya. Oleh sebab itu, perlu adanya perbaikan
pada siklus berikutnya.
2) Lembar pengamatan siswa
Selama proses pembelajaran terdapat juga lembar
pengamatan siswa untuk mengukur keberhasilan belajar siswa.
(Instrumen dilampiran 10)
Berikut tabel hasil pengamatan siswa kelas III pada mata
pelajaran matematika operasi hitung campuran dengan
menggunakan metode kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD):
73
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran
Matematika Menggunakan metode kooperatif
Student Teams Achievement Division (STAD).
No Tahap Skor Jumlah
0 1 2 3 4
1. Kegiatan Awal 0 2 1 0 1 8
2. Kegiatan Inti 0 3 3 5 2 32
3. Kegiatan Akhir 1 0 0 0 2 8
Jumlah 48
Rata-rata 2,4
Skala kategori penskoran
Skor maksimal = 4
Skor minimal = 0
Kategori rata-rata:
0, 0 – 0, 8 = Kurang sekali
0, 9 – 1, 6 = Kurang
1, 7 – 2, 4 = Cukup
2, 5 – 3, 2 = Baik
3, 3 – 4, 0 = Baik sekali
Berdasarkan hasil lembar pengamatan pada tabel 4.3 siswa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran diperoleh rata-rata 2,4
pada kategori cukup, maka kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD) siswa dapat dikatakan cukup baik dalam
mengikuti pembelajaran. Pengamatan tersebut masih perlu
adanya perbaikan lagi supaya dalam proses pembelajaran
berikutnya akan lebih baik lagi.
74
3) Hasil Belajar Siswa
Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan nilai
ketuntasan minimal kelas III pada mata pelajaran Matematika,
yaitu 70. Berikut data nilai evaluasi siklus I
Tabel 4.4 Data Nilai Matematika Siswa Siklus I
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Agus Widodo 60 Belum Tuntas
2. Arina Aulia 70 Tuntas
3. Bahtiar Aji S. 80 Tuntas
4. Firsadela Oktara 85 Tuntas
5. Galena Putri A. 70 Tuntas
6. Johan Kurniawan 60 Belum Tuntas
7. Lina Febriana 65 Belum Tuntas
8. Muhammad Riski 65 Belum Tuntas
9. M. Nur Rosyid Ihsan 80 Tuntas
10. Restu Sutrisno 40 Belum Tuntas
11. Rista Meilina 70 Tuntas
12. Sari Kustiawati 50 Belum Tuntas
13. Siti Agustia 80 Tuntas
14. Suci Cahaya Rani 65 Belum Tuntas
15. Umi Karimah 60 Belum Tuntas
16. Vania Anggun 80 Tuntas
Jumlah 1.080
Nilai rata-rata 67,5
Jumlah siswa yang tuntas 8 siswa/ 50%
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat nilai evaluasi sebanyak
8 siswa atau 50% telah mencapai nilai ketuntasan minimal,
akan tetapi nilai rata-rata kelas mata pelajaran matematika
operasi hitung campuran kelas III masih belum memuaskan
yaitu hanya 67,5.
75
d. Refleksi (Reflecting)
Tahap akhir dari siklus I ini, peneliti menemukan beberapa
keberhasilan yang dicapai, anatara lain:
1) Penyampaian tujuan pembelajaran sudah .jelas.
2) Sebagian siswa mendengarkan dan memperhatikan guru ketika
bersama-sama membahas hasil kerja kelompok operasi hitung
campuran.
3) Sebagian siswa sudah dapat menjawab soal-soal operasi hitung
campuran yang diberikan guru.
Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan dalam
pembelajaran namun masih ada banyak kekurangan dalam
pembelajaran tersebut, diantaranya:
1) Ketika guru membuka pelajaran dengan berdo’a bersama masih
banyak siswa yang gaduh/ berbicara sendiri.
2) Siswa kurang memahami cara belajar dengan menggunakan
metode kooperatif Student Teams Achievement Division
(STAD).
3) Sebagian siswa kurang aktif ketika belajar dalam tim.
4) Penggunaan waktu kurang efektif.
5) Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
masih kurang.
76
Peneliti melakukan ide perbaikan untuk mengatasi kekurangan
pada siklus I. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya tidak
terjadi kekurangan yang sama. Ide perbaikan tersebut yaitu:
1) Mengondisikan kelas agar siswa diam, sebelum pelajaran
dimulai.
2) Menjelaskan kembali aturan main dalam belajar menggunakan
metode kooperatif Student Teams Achievement Division
(STAD).
3) Guru lebih terampil mengelola kelas.
4) Guru mengelola waktu secara baik sehingga waktu lebih efektif
dan efisien.
5) Memotivasi siswa agar lebih berani bertanya kepada guru atau
teman sekelompoknya.
2. Siklus II
a. Perencanaan (Planning)
Pelaksanaan penelitian siklus II dilaksanakan hari Senin
tanggal 06 Oktober 2014 sesuai dengan jam pelajaran matematika
kelas III dengan jumlah siswa sebanyak 16 orang. Sebelum berdo’a
guru mengondisikan kelas agar siswa diam dan tertib dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Setelah semua siswa tertib guru
mengajak siswa untuk berdo’a bersama, guru mengecek kehadiran
siswa, menanyakan kabar, memotivasi siswa serta guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai setelah
77
belajar selesai. Sebelum pembelajaran dimulai, guru terlebih
dahulu mengingatkan pelajaran yang telah diajarkan.
Guru menyiapkan perangkat pembelajaran seperti rencana
pelaksanaan pembelajaran matematika operasi hitung campuran
dengan menggunakan metode kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD), lembar pengamatan guru dan siswa,
lembar kerja, serta lembar soal evaluasi setelah pembelajaran
selesai.
b. Tindakan (Action)
Pelaksanaan tindakan kelas siklus II berlangsung selama satu
kali tatap muka (2 x 35 menit). Pelaksanaan tindakan kelas siklus II
dilaksanakan hari Senin tanggal 06 Oktober 2014 sesuai dengan
jadwal mata pelajaran matematika kelas III. Siswa yang hadir
sebanyak 16 orang. Materi yang diajarkan pada siklus II adalah
operasi hitung campuran. Langkah-langkah tindakan kelas siklus II
diantaranya:
Guru mengondisikan kelas kemudian guru mengajak siswa
untuk berdo’a bersama, setelah itu guru mengecek kehadiran siswa,
menanyakan kabar, memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan
yang harus dicapai setelah pembelajaran selesai.
Sebelum kegiatan belajar siswa melakukan tanya jawab tentang
konsep operasi hitung campuran dengan mengulas kembali
pelajaran siklus I. Siswa diminta bergabung dengan masing-masing
78
kelompok, sebelum kerja kelompok dimulai terlebih dahulu guru
mengingatkan kembali aturan main belajar dengan menggunakan
metode kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD).
Masing-masing kelompok diminta untuk menyelesaikan soal
operasi hitung campuran yang terdapat di lembar kerja. Guru
membimbing siswa selama proses belajar berlangsung, semua
siswa berdiskusi dengan masing-masing kelompok. Kerja
kelompok dimulai dengan menyelesaikan soal yang dianggap
paling mudah dari lima soal yang terdapat pada lembar kerja, satu
per satu soal operasi hitung campuran diselesaikan dan dibahas
bersama-sama dalam kelompok, apabila ada yang belum paham
cara mengerjakan soal operasi hitung campuran, maka dianjurkan
bertanya dengan teman sekelompok yang sudah paham. Setiap
kelompok terdapat satu siswa yang bertugas untuk menulis hasil
pengerjaan soal di lembar kerja, dan siswa yang lain menulis hasil
kerja tersebut di buku masing-masing. Ketika belajar kelompok
tselesai, perwakilan dari tiap-tiap kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok, yaitu setiap kelompok
satu orang maju mengerjakan satu nomor soal dan menjelaskan
kepada kelompok lain, soal yang dikerjakan sesuai bagian nomor
soal yang diperoleh kelompok. Selanjutnya, guru bersama siswa
membahas hasil kerja tersebut.
79
Siswa diminta untuk menempati tempat duduk secara
individual guna mengerjakan soal kuis, selama mengerjakan kusi
tidak diperbolehkan saling bekerjasama. Bersama siswa
memabahas soal kuis. Guru menghitung skor kelompok dengan
menghitung nilai rata-rata per kelompok. Kelompok yang
mendapat skor tertinggi mendapatkan penghargaan dengan
predikat tim super.
Kegiatan pembelajaran materi operasi hitung campuran telah
selesai dipelajari, siswa diberi kesempatan untuk bertanya materi
yang belum dipahami. Siswa bertanya bagaimana cara
mengerjakan operasi hitung campuran yang ada tanda dalam
kurung di tengah 435 – (80 + 42) : 2 = …. Kemudian guru
menjawab apabila ada soal yang terdapat tanda kurung, maka yang
dikerjakan terlebih dahulu adalah operasi hitung di dalam kurung
tersebut yaitu (80 + 42). Setelah selesai tanya jawab, siswa diminta
mengerjakan soal evaluasi secara individu. Guru bersama siswa
membuat kesimpulan hasil pembelajaran, setelah itu guru menutup
pelajaran.
c. Pengamatan (Observation)
Tahap observasi ini dilakukan pengamatan ulang terhadap
kinerja peneliti dan pengamatan terhadap kemampuan siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran matematika operasi hitung
80
campuran. Observasi ini dilakukan selama proses kegiatan
pembelajaran berlangsung.
Data yang dikumpulkan pada pelaksanaan siklus II adalah hasil
observasi proses pembelajaran terhadap peneliti dan siswa serta
hasil evaluasi setelah selesai pembelajaran. Setelah data terkumpul
menunjukkan bahwa hasil pengamatan guru dan siswa serta hasil
evaluasi mengalami sedikit peningkatan dibandingkan dengan
siklus I.
Berikut instrumen yang digunakan dalam penelitian:
1) Lembar pengamatan guru
Selama proses pembelajaran, guru kelas III mengamati
kegiatan pembelajaran terhadap keterampilan atau kemampuan
guru dalam mengajar mata pelajaran matematika operasi hitung
campuran melalui metode kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD). (Instrumen dilampiran 8)
Berikut hasil pengamatan guru dalam pembelajaran
matematika operasi hitung campuran dengan menggunakan
metode kooperatif Student Teams Achievement Division
(STAD) siklus II:
81
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran
Matematika Menggunakan Metode
Kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD)
No Tahap Skor Jumlah
0 1 2 3 4
1. Kegiatan Awal 0 0 0 2 2 14
2. Kegiatan Inti 0 0 2 6 4 38
3. Kegiatan Akhir 0 0 2 0 2 12
Jumlah 64
Rata-rata 3,2
Berdasarkan tabel 4.5 guru dalam proses pembelajaran
diperoleh rata-rata 3,2 pada kategori baik, maka kemampuan
guru mengajar matematika operasi hitung campuran dengan
menggunakan metode kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD) selama proses pembelajaran berlangsung
dapat dikatakan baik. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung
masih ada beberapa kekurangan yaitu siswa yang berani
bertanya masih sedikit, beberapa siswa masih sibuk sendiri
Skala kategori penskoran
Skor maksimal = 4
Skor minimal = 0
Kategori rata-rata:
0, 0 – 0, 8 = Kurang sekali
0, 9 – 1, 6 = Kurang
1, 7 – 2, 4 = Cukup
2, 5 – 3, 2 = Baik
3, 3 – 4, 0 = Baik sekali
82
ketika mengikuti proses pembelajaran. Oleh sebab itu, maka
perlu adanya perbaikan pada siklus berikutnya.
2) Lembar pengamatan siswa
Selama proses pembelajaran juga terdapat lembar
pengamatan siswa untuk mengetahui keberhasilan atau
kemampuan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar
matematika dengan menggunakan metode kooperatif Student
Teams Achievement Division (STAD). (Instrumen dilampiran
11)
Berikut tabel hasil pengamatan siswa kelas III:
Tebel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran
Matematika Operasi Hitung Campuran
metode kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD)
No Tahap Skor Jumlah
0 1 2 3 4
1. Kegiatan Awal 0 0 1 2 1 12
2. Kegiatan Inti 0 2 1 7 3 37
3. Kegiatan Akhir 0 1 0 0 2 9
Jumlah 58
Rata-rata 2,9
Skala kategori penskoran
Skor maksimal = 4
Skor minimal = 0
Kategori rata-rata:
0, 0 – 0, 8 = Kurang sekali
0, 9 – 1, 6 = Kurang
1, 7 – 2, 4 = Cukup
2, 5 – 3, 2 = Baik
3, 3 – 4, 0 = Baik sekali
83
Berdasarkan tabel 4.6 hasil pengamatan, siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran diperoleh skor rata-rata 2,9
pada kategori baik, maka kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD) siswa dapat dikatakan baik dalam mengikuti
pembelajaran. Pengamatan yang dilakukan masih ada siswa
yang kurang berani bertanya dan menjawab pertanyaan,
sehingga perlu adanya perbaikan lagi supaya dalam proses
pembelajaran berikutnya akan lebih baik lagi.
3) Hasil belajar siswa
Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan nilai
ketuntasan minimal kelas III pada mata pelajaran Matematika,
yaitu 70. Berikut nilai evaluasi siklus II:
84
Tabel 4.7 Data Nilai Matematika Siswa Siklus II
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Agus Widodo 65 Belum Tuntas
2. Arina Aulia 80 Tuntas
3. Bahtiar Aji S. 80 Tuntas
4. Firsadela Oktara 90 Tuntas
5. Galena Putri A. 75 Tuntas
6. Johan Kurniawan 65 Belum Tuntas
7. Lina Febriana 70 Tuntas
8. Muhammad Riski 70 Tuntas
9. M. Nur Rosyid Ihsan 90 Tuntas
10. Restu Sutrisno 50 Belum Tuntas
11. Rista Meilina 70 Tuntas
12. Sari Kustiawati 60 Belum Tuntas
13. Siti Agustia 80 Tuntas
14. Suci Cahaya Rani 75 Tuntas
15. Umi Karimah 60 Belum Tuntas
16. Vania Anggun 85 Tuntas
Jumlah 1165
Nilai rata-rata 72,8
Jumlah siswa yang tuntas 11 siswa/ 68,75%
Berdasarkan tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa nilai
evaluasi tarjadi peningkatan dari siklus I, sebanyak 11 siswa
atau 68,75% telah mencapai nilai ketuntasan minimal yang
ditetapkan, serta nilai rata-rata kelas yang didapat siswa kelas
III pada evaluasi yaitu 72,8. Namun pada siklus II ini belum
mencapai keberhasilan yang diharapkan peneliti. Keberhasilan
pada siklus II ini hanya 68,75% siswa yang tuntas. Sedangkan
minimal patokan yang peneliti harapkan adalah 80% siswa
tuntas belajar matematika operasi hitung campuran dengan
menggunakan metode kooperatif Student Teams Achievement
85
Division (STAD). Oleh karena itu perlu diadakannya siklus
berikutnya.
d. Refleksi (Reflecting)
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran
pada siklus II, peneliti menemukan beberapa keberhasilan yang
dicapai, diantaranya:
1) Ketika berdo’a mulai pembelajaran siswa sudah bisa tertib.
2) Siswa mulai menguasai aturan main dalam belajar dengan
menggunakan metode kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD).
3) Siswa mulai aktif ketika belajar dalam tim.
4) Penggunaan waktu sudah efektif.
5) Rata-rata nilai kelas meningkat.
Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan dalam
pembelajaran, namun masih ada kekurangan yaitu keberanian
siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan masih kurang
serta masih ada beberapa siswa yang sibuk sendiri ketika
pembelajaran berlangsung. Adapun ide perbaikan untuk mengatasi
kekurangan tersebut, yaitu:
1) Memotivasi siswa dan memberi penghargaan kepada siswa
yang berani bertanya atau menjawab pertanyaan.
2) Menarik perhatian siswa yang sibuk sendiri dengan memberi
pertanyaan.
86
3) Lebih terampil dalam menguasai kelas.
3. Siklus III
a. Perencanaan (Planning)
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus III
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 08 Oktober 2014 sesuai jam
pelajaran matematika kelas III MI Muhammadiyah Cekelan
dengan jumlah siswa sebanyak 16 orang.
Seperti biasanya sebelum memulai pembelajaran peneliti
mengajak siswa berdo’a bersama, mengecek kehadiran siswa,
menanyakan kabar memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai setelah selesai belajar. Proses
pembelajaran mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran
yang telah dipersiapkan dan menggunakan instrumen-instrumen
yang telah dipersiapkan peneliti.
Perencanaan pada siklus III ini diantaranya yaitu guru
menyiapkan materi pembelajaran matematika pokok bahasan
penyelesaian soal cerita dalam kehidupan sehari-hari yang
melibatkan operasi hitung campuran. Kemudian guru menyiapkan
RPP materi operasi hitung campuran melalui metode kooperatif
Student Teams Achievement Division (STAD) yang disesuaikan
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Adapun standar
kompetensi dan kompetensi dasar pada siklus III ini adalah:
87
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar :
Indikator :
Melakukan operasi hitung bilangan
sampai tiga angka.
Melakukan operasi hitung
campuran.
a) Melakukan operasi hitung
campuran penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan
pembagian.
b) Memecahkan masalah sehari-
hari yang melibatkan hitung
campuran.
Peneliti juga menyiapkan instrumen yang digunakan dalam
pelaksanaan pembelajaran operasi hitung campuran melalui
metode kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD)
seperti lembar pengamatan guru, lembar pengamatan siswa, lembar
kerja kelompok, soal-soal kuis, lembar soal evaluasi dan angket
umpan balik.
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pelaksanaan tindakan siklus III berlangsung selama 1 kali tatap
muka (2 x 35 menit). Pertemuan dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 08 Oktober 2014 sesuai jadwal pelajaran matematika kelas
III. Siswa yang hadir sebanyak 16 orang. Materi yang diajarkan
adalah pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang
melibatkan operasi hitung campuran.
88
Langkah kegiatan tindakan siklus III yaitu sebelum kegiatan
belajar dimulai peneliti mengajak siswa untuk berdo’a bersama,
kemudian mengecek kehadiran siswa, menanyakan kabar,
memotivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai setelah selesai belajar. Mengulas kembali pelajaran pada
siklus II.
Siswa bergabung dengan kelompoknya masing-masing. Siswa
diminta menyelesaikan soal cerita dalam kehidupan sehari-hari
yang melibatkan operasi hitung campuran pada lembar kerja tim,
dalam proses belajar tim siswa diminta untuk bekerja sama.
Apabila ada yang belum paham, maka dianjurkan untuk bertanya
dengan teman sekelompok yang sudah paham. Perwakilan
kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan
mengerjakan satu nomor soal dan menjelaskannya kepada
kelompok lain, setelah semua kelompok mempresentasikan di
depan, hasil kerja kelompok tersebut dibahas bersama-sama. Siswa
diminta menempati tempat duduk secara individual untuk
mengerjakan soal kuis sebanyak 5 soal. Selama mengerjakan kuis,
siswa tidak diperbolehkan bertanya dengan teman sekelompok
ataupun teman kelompok lain. Guru bersama siswa membahas
hasil kuis soal cerita yang melibatkan operasi hitung campuran,
kemudian guru menghitung skor kelompok. Tim yang memperoleh
89
nilai rata-rata kelompok tertinggi itulah tim yang mendapat
predikat tim super serta mendapat penghargaan tim.
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi
yang belum dipahami, selanjutnya siswa mengerjakan soal evaluasi
untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam belajar
matematika operasi hitung campuran. Siwa mengerjakan soal
evaluasi secara individu tidak diperkenankan menyontek maupun
bekerjasama dengan teman yang lain. Siswa diminta untuk
mengumpulkan lembar evaluasi tersebut, kemudian guru mengajak
siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru
menutup pelajaran dengan salam.
c. Pengamatan (Observation)
Pengamatan terhadap siswa yang dilakukan pada siklus III ini
adalah kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
dari awal hingga akhir yang meliputi keaktifan siswa, perhatian
siswa selama proses pembelajaran berlangsung, kerja sama dalam
tim dan keberanian siswa dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan. Sedangkan kegiatan guru yang diamati antara lain cara
menyampaikan materi, penggunaan metode yang tepat, dan cara
berinteraksi atau membimbing siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Data yang dikumpulkan pada pelaksanaan siklus III ini adalah
hasil observasi proses pembelajaran, hasil evaluasi siswa dan
90
angket umpan balik ketertarikan siswa dalam penggunaan metode
kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD). Angket
umpan balik dijadikan sebagai informasi tambahan tentang
kesesuaian antara hasil belajar siswa dengan ketertarikan siswa
mengikuti pembelajaran menggunakan metode kooperatif STAD.
Setelah data terkumpul menunjukkan bahwa hasil evaluasi dan
hasil pengamatan mengalami kenaikan dibandingkan dengan
siklus-siklus sebelumnya.
Berikut hasil pengamatan pada siklus III:
1) Lembar pengamatan guru
Selama proses pembelajaran, guru kelas III mengamati
kegiatan pembelajaran terhadap keterampilan atau kemampuan
peneliti dalam mengajar mata pelajaran matematika operasi
hitung campuran melalui metode kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD). (Instrumen dilampiran 9)
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran
matematika operasi hitung campuran melalui
metode kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD).
No Tahap Skor Jumlah
0 1 2 3 4
1. Kegiatan Awal 0 0 0 0 4 16
2. Kegiatan Inti 0 0 1 7 4 39
3. Kegiatan Akhir 0 0 1 0 3 14
Jumlah 69
Rata-rata 3,5
91
Skala kategori penskoran
Skor maksimal = 4
Skor minimal = 0
Kategori rata-rata:
0, 0 – 0, 8 = Kurang sekali
0, 9 – 1, 6 = Kurang
1, 7 – 2, 4 = Cukup
2, 5 – 3, 2 = Baik
3, 3 – 4, 0 = Baik sekali
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap guru dalam proses
pembelajaran pada siklus III diperoleh rata-rata 3,5 pada
kategori baik sekali, maka kemampuan guru dapat dikatakan
baik sekali dalam mengajar dan membimbing siswa belajar
matematika operasi hitung campuran melalui metode
kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD).
2) Lembar pengamatan siswa
Selama proses pembelajaran juga terdapat lembar
pengamatan siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran matematika operasi hitung
campuran melalui metode kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD). (Instrumen dilampiran 12)
Berikut hasil pengamatan terhadap siswa kelas III dalam
mengikuti proses pembelajaran matematika operasi hitung
campuran.
92
Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran
Matematika Operasi Hitung Campuran
Melalui Metode Kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD).
No Tahap Skor Jumlah
0 1 2 3 4
1. Kegiatan Awal 0 0 0 2 2 14
2. Kegiatan Inti 0 0 1 8 4 42
3. Kegiatan Akhir 0 0 1 0 2 10
Jumlah 66
Rata-rata 3,3
Berdasarkan tabel 4.9 siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran diperoleh skor rata-rata 3,3 pada kategori baik
sekali, maka kemampuan siswa dapat dikatakan baik sekali
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dari awal hingga akhir
pada mata pelajaran matematika operasi hitung campuran
melalui metode kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD).
Skala kategori penskoran
Skor maksimal = 4
Skor minimal = 0
Kategori rata-rata:
0, 0 – 0, 8 = Kurang sekali
0, 9 – 1, 6 = Kurang
1, 7 – 2, 4 = Cukup
2, 5 – 3, 2 = Baik
3, 3 – 4, 0 = Baik sekali
93
3) Angket umpan balik
Sebagai umpan balik kepada siswa dalam proses
pembelajaran matematika menggunakan metode kooperatif
Student Teams Achievement Division (STAD) siswa diberi
angket umpan balik. Angket umpan balik ini dijadikan sebagai
informasi tambahan ketertarikan siswa mengikuti proses
pembelajaran melalui metode kooperatif STAD. Berikut hasil
angket umpan balik yang diberikan kepada siswa:
Tabel 4.10 Data Hasil Angket Umpan Balik pada Siswa Kelas III
dengan Menggunakan metode kooperatif Student
Teams Achievement Division (STAD).
No Absen Nomor Pertanyaan Jml
% Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 80% SS
2. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% SS
3. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90% SS
4. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% SS
5. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% SS
6. 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90% SS
7. 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90% SS
8. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90% SS
9. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% SS
10. 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 80% SS
11. 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 90% SS
12. 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 90% SS
13. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% SS
14. 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90% SS
15. 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8 80% SS
16. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% SS
Rata-rata 92%
Jumlah 16 16 15 13 13 15 13 16 15 16 % 100% 100% 88% 76% 82% 82% 76% 94% 71% 100%
Kriteria SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS
Rata-rata 87%
94
Angket umpan balik ini diberikan kepada siswa setelah
pembelajaran selesai untuk memperoleh data ketertarikan siswa
dalam mengikuti proses belajar operasi hitung campuran
menggunakan metode kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD).
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa sebanyak 16
siswa dengan rata-rata presentase 92%, siswa sangat senang
belajar matematika operasi hitung campuran dengan
menggunakan metode kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD). Sedangkan dilihat berdasarkan nomor
pertanyaan sebanyak 10 pertanyaan dengan rata-rata presentase
secara klasikal adalah 87% siswa menjawab YA, yang berarti
siswa sangat senang atas pertanyaan yang diberikan.
4) Hasil belajar siswa
Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan nilai
ketuntasan minimal kelas III pada mata pelajaran Matematika,
yaitu 70. Berikut nilai evaluasi siklus III:
95
Tabel 4.11 Data Nilai Matematika Siswa Siklus III
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Agus Widodo 70 Tuntas
2. Arina Aulia 80 Tuntas
3. Bahtiar Aji S. 80 Tuntas
4. Firsadela Oktara 90 Tuntas
5. Galena Putri A. 85 Tuntas
6. Johan Kurniawan 80 Tuntas
7. Lina Febriana 70 Tuntas
8. Muhammad Riski 70 Tuntas
9. M. Nur Rosyid Ihsan 100 Tuntas
10. Restu Sutrisno 60 Belum Tuntas
11. Rista Meilina 80 Tuntas
12. Sari Kustiawati 70 Tuntas
13. Siti Agustia 80 Tuntas
14. Suci Cahaya Rani 75 Tuntas
15. Umi Karimah 70 Tuntas
16. Vania Anggun 100 Tuntas
Jumlah 1260
Nilai rata-rata 78,75
Jumlah siswa yang tuntas 15 siswa/ 93,75%
Berdasarkan tabel 4.11 dapat disimpulkan bahwa hasil
evaluasi menunjukkan peningkatan yang memuaskan. Nilai
evaluasi terdapat peningkatan dari siklus-siklus sebelumnya,
sebanyak 15 siswa telah mencapai nilai ketuntasan minimal
yang ditetapkan, serta nilai rata-rata kelas yang didapat siswa
kelas III pada evaluasi yaitu 78,75. Pelaksanaan siklus III ini
keberhasilan telah melampaui batas minimal yang ditentukan
peneliti yaitu 80%. Sedangkan data yang diperoleh, sebanyak
93,75% siswa telah tuntas belajar matematika operasi hitung
campuran dengan menggunakan metode kooperatif Student
Teams Achievement Division (STAD).
96
d. Refleksi (Reflecting)
Berdasarkan hasil pengamatan terdapat keberhasilan pada
proses pembelajaran yaitu siswa dapat mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik dibandingkan dengan siklus
sebelumnya, sebagian siswa mulai berani bertanya dan menjawab
pertanyaan, ketepatan guru dalam mengajar menggunakan metode
kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) dapat
meningkatkan hasil belajar matematika operasi hitung campuran.
Hasil observasi pada siklus III ini sudah sesuai harapan peneliti dan
sudah dapat memperlihatkan adanya peningkatan hasil belajar,
maka peneliti merasa tidak perlu melanjutkan ke siklus berikutnya.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil belajar adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan
dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang
diperoleh. (Sam’s, 2010: 33) sedangkan menurut Menurut Dimyati &
Mudjiono (2006: 250-251) hasil belajar merupakan hasil proses belajar.
Pelaku aktif dalam belajar adalah siswa. Hasil belajar juga merupakan
hasil proses belajar, atau proses pembelajaran. Pelaku aktif pembelajaran
adalah guru. Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua
sisi, pertama dari sisi siswa, hasil belajar merupakan “tingkat
perkembangan mental” yang lebih baik bila dibandingkan pada saat pra-
belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Kedua dari sisi guru, hasil belajar
97
merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Hasil belajar dinilai
dengan ukuran-ukuran guru, tingkat sekolah dan tingkat nasional.
Berdasarkan ukuran-ukuran tersebut, seorang siswa yang keluar dapat
digolongkan lulus atau tidak lulus.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe
dari model pembelajaran kooperatif dengan mengunakan kelompok-
kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa
secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran,
penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan
kelompok.
Berdasarkan hasil penelitian pada pelajaran matematika operasi
hitung campuran melalui metode kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD) ternyata dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini dapat
dilihat meningkatnya nilai evaluasi dari siklus ke siklus, serta
meningkatnya siswa yang dapat mencapai nilai ketuntasan minimal.
Adanya belajar tim dan kerja sama, siswa terbantu dalam
memahami materi operasi hitung campuran, cara mengerjakan soal dan
cara menyelesaikan soal cerita dalam kehidupan sehari-hari yang
melibatkan operasi hitung campuran serta menuntun siswa pada
keberhasilan belajar. Setelah melakukan penelitian mulai dari siklus I,
siklus II dan siklus III diperoleh data nilai matematika operasi hitung
campuran melalui metode kooperatif Student Teams Achievement Division
(STAD).
98
1. Siklus I
Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat diketahui bahwa nilai
evaluasi menunjukkan siswa yang tuntas sebanyak 8 siswa atau 50%,
pada siklus I masih ada siswa yang belum tuntas sebanyak 8 siswa atau
50%. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan pada siklus II.
2. Siklus II
Hasil penelitian yang diperoleh pada pembelajaran siklus II dapat
diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai nilai
ketuntasan minimal dari siklus I ke siklus II yaitu sebanyak 3 siswa
atau 18,75%. Meskipun pada siklus II ini sudah ada peningkatan, akan
tetapi masih ada siswa yang belum tuntas sebanyak 5 siswa atau
31,25%. Oleh karena itu perlu adanya tindakan siklus selanjutnya.
3. Siklus III
Menurut Slavin (dalam Nur, 2000: 26) menyatakan bahwa pada
STAD, siswa ditetapkan dalam tim belajar beranngotakan 4-5 orang
yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan
suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam
tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai
pelajaran tersebut. Selain itu, dalam belajarar tim semua siswa aktif
berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan
kelompok, sehingga setiap siswa mampu mengembangkan pemahaman
dan penguasaan materi yang bersifat kognitif, psikomotoris, maupun
99
afektif. (http://www.budairi.com/2012/11/pendidikan-kelebihan-dan-
kekurangan.html#axzz3D4RBorOG)
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat diketahui bahwa
pada siklus III siswa yang dapat mencapai nilai ketuntasan minimal
sebanyak 15 siswa atau 93,75% dengan nilai rata-rata kelas 78,75.
Peningkatan jumlah siswa yang mencapai nilai ketuntasan minimal
juga terjadi dari siklus II ke siklus III yaitu sebanyak 4 siswa atau 25%.
4. Data peningkatan jumlah siswa yang mencapai nilai ketuntasan
minimal per siklus
Paparan hasil penelitian dari siklus I sampai dengan siklus III di
atas, diperoleh data peningkatan jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan minimal sebagai berikut:
Tabel 4.12 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai
Nilai Ketuntasan Minimal
Kegiatan Jumlah Siswa Prosentase ketuntasan
Siklus I 8 siswa 50%
Siklus II 11 siswa 68,75%
Siklus III 15 siswa 93,75%
100
Berdasarkan tabel 4.12 dapat digambarkan dalam diagram berikut:
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Nilai Matematika Per Siklus
Berdasarkan gambar 4.2 dapat diketahui bahwa ada peningkatan
hasil belajar dari siklus I sampai dengan siklus III. Hal ini dapat dilihat
hasil evaluasi siswa yang dapat mencapai niai ketuntasan minimal,
siklus I siswa yang dapat mencapai nilai ketuntasan minimal sebanyak
8 siswa atau 50%, siklus II sebanyak 11 siswa atau 68,75% dan siklus
III sebanyak 15 siswa atau 93,75%.
5. Pembahasan Proses Pembelajaran Melalui Metode kooperatif Student
Teams Achievement Division (STAD)
Suprijono, (2011: 5) mengatakan hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan. Hasil belajar dipengaruhi beberapa faktor, menurut
Suryabrata ( dalam Lilik, Suwardi & Muna Erawati, 2009)
keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
siklus I siklus II siklus III
101
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri
individu. Faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor
sosial. Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang
berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Kondisi fisik
berupa cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya. Sedangkan faktor sosial
adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa manusia. Faktor
eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilah menjadi faktor yang berasal
keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat (termasuk
teman pergaulan anak). Misalnya, kehadiran orang dalam belajar,
kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain, keharmonisan atau
pertengkaran dalam keluarga, hubungan antar personil sekolah dan
sebagainya.
Selama proses pembelajaran matematika operasi hitung campuran
melalui metode kooperatif Student Teams Achievement Division
(STAD) ternyata dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Hal
ini dapat dilihat adanya peningkatan nilai dari siklus ke siklus, adanya
perubahan tingkah laku siswa yang mulanya pasif menjadi lebih aktif.
siswa dapat bersosialisasi dengan teman sekelompok, serta keberanian
siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan.
Proses pembelajaran melalui metode kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD) ini melibatkan siswa untuk saling
bekerja sama satu sama lain sehingga dapat membantu siswa
berinteraksi sosial dengan teman, saling kerja sama memecahkan
102
masalah ketika belajar kelompok berlangsung dan melatih tanggung
jawab terhadap kelompknya agar mendapat predikat tim super.
Melihat data-data yang diperoleh, sudah dapat menunjukkan bahwa
melalui metode koopeatif Student Teams Achievement Division
(STAD) berhasil meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran
metematika operasi hitung campuran pada siswa kelas III MI
Muhammadiyah Cekelan.
103
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MI Muhammadiyah
Cekelan Desa Kauman Kec. Kemusu Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 2014/
2015, dapat disimpulkan bahwa metode kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar
matematika operasi hitung campuran pada siswa kelas III. Hal tersebut
dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai evaluasi matematika pada
setiap siklus. Hasil penelitian siklus I dari 16 siswa, baru 8 atau 50%
siswa yang mencapai nilai ketuntasan minimal dengan rata-rata kelas 67,5,
pada siklus II sebanyak 11 atau 68,75% siswa yang mencapai nilai
ketuntasan minimal dengan rata-rata kelas 72,8 dan pada siklus III
sebanyak 15 atau 93,75% siswa telah mencapai nilai ketuntasan minimal
yang ditetapkan dengan rata-rata kelas 78,75.
B. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian tindakan kelas,
maka saran-saran yang ingin disampaikan adalah:
1. Hendaknya dalam proses pembelajaran guru dapat memacu siswa
untuk bekerja sama misalnya dengan menggunakan metode kooperatif
Student Teams Achievement Division (STAD).
104
2. Hendaknya guru dapat memilih metode pembelajaran yang tepat dan
dapat memacu kreativitas siswa, sehingga potensi yang dimiliki siswa
dapat berkembang.
3. Hendaknya siswa lebih aktif dan lebih memperhatikan pelajaran ketika
kegiatan belajar mengajar berlangsung.
105
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, H. Abu. 1991. Tejnik Belajar yang Efektif. Jakarta: PT RINEKA CIPTA
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara
. 1980. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi.
Yogyakarta: RINEKA CIPTA
Baharuddin & Esa Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar & Pembelajaran.
Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA
Departemen Agama RI. 2004. Standar Kompetensi. Jakarta: Direktorat Jenderal
Kelembagaan Agama Islam
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT RINEKA
CIPTA
Djaramah, Saiful Bahri & Azwar. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Marwiyanto, dkk. 2008. Matematika untuk SD dan MI Kelas 3. Jakarta: Piranti
Darma
Purwanto, Ngalim. 1984. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: Remaja Karya CV Bandung
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajawali Pers
Sam’s, Rosma Hartiny. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Teras
Slameto. 1987. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
RINEKA CIPTA
Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik.
Bandung: Nusa Media
Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha
Nasional
Solihatin, Etin dan Raharjo. 2011. Cooperatif Learning: Analisis Model
Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara
106
Sriyatin, Lilik, dkk. 2009. Teori-Teori Belajar. Salatiga: STAIN Press
Sriyanto. 2007. Strategi Sukses Menguasai Matematika. Yogyakarta: Indonesia
Cerdas
Sudjana, Nana. 1990. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Sudjiono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Suprayekti. 2012. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Direktur Tenaga Kependidikan
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR
Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar: Dasar dan
Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung: Tarsito
Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: DIVA Press
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: KENCANA PREDANA MEDIA GROUP
Yamin, H. Martinis & Bansu I. Ansari. 2009. Taktik Mengembangkan
Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press
Budairi, Ahmad. 2012. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran STAD.
(Online), (http://www.budairi.com/2012/11/pendidikan-kelebihan-dan-
kekurangan.html#axzz3D4RBorOG, diakses 26 November 2012)
107
Lampiran ke 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
(RPP)
Menggunakan Metode Kooperatif STAD Konsep Operasi Hitung Campuran
Satuan Pendidikan : MI Muhammadiyah Cekelan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : III/ I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka.
B. Kompetensi Dasar
1.4.Melakukan operasi hitung campuran.
C. Indikator
1. Melakukan operasi hitung campuran penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian.
2. Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan hitung campuran.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan
aturan pengerjaan operasi hitung campuran dengan benar.
2. Setelah bekerja tim, siswa dapat melakukan operasi hitung campuran
antara penjumlahan dan pengurangan.
3. Setelah bekerja tim, siswa dapat melakukan operasi hitung campuran
antara perkalian dan pembagian.
E. Karakter yang Diharapkan
1. Religius
2. Rasa ingin tahu
108
3. Kerjasama
4. Tanggung jawab
5. Keberanian
6. Bersahabat
F. Materi Pokok
Operasi hitung campuran
G. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division
(STAD)
H. Kegiatan Pembelajaran
No. Kegiatan Pembelajaran Tahap STAD Alokasi Waktu
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka pelajaran
dengan berdo’a bersama.
b. Mengecek kehadiran siswa
c. Menanyakan kabar siswa
d. Memotivasi siswa
e. Apersepsi
f. Guru menyampaikan tujuan
yang akan dicapai setelah
pembelajaran selesai.
Penyampaian
tujuan dan
motivasi
5 menit
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Siswa mengerjakan soal pre
tes
2) Guru menjelaskan
pengertian operasi hitung
campuran.
3) Siswa melakukan simulasi
pembelajaran menggunakan
Presentasi
Guru
50 menit
109
metode kooperatif STAD.
b. Elaborasi
1) Guru menyuruh siswa
bergabung dalam masing-
masing kelompok.
2) Setiap kelompok diberi
lembar kerja, untuk
dijadikan pedoman kerja
tim. (Terlampir)
3) Siswa dalam kelompok
bekerja sama menyelesaikan
soal pada lembar kerja.
4) Perwakilan masing-masing
kelompok mempresentasikan
hasil kerja tim.
5) Guru bersama siswa
membahas hasil kerja tim.
6) Guru membagi soal kuis
kepada masing-masing
kelompok dan dikerjakan
secara individual.
(Terlampir)
c. Konfirmasi
1) Guru bersama siswa
membahas jawaban dari kuis
yang dikerjakan.
2) Guru menghitung skor
kelompok.
3) Memberi penghargaan
kepada tim yang memdapat
predikat tim super.
Bergabung
dengan
kelompok
Kegiatan
belajar dalam
tim
Kuis
Prestasi tim
110
4) Siswa membuat rangkuman
pelajaran dan guru memberi
penegasan.
3. Kegiatan Akhir
a. Siswa diberi kesempatan untuk
bertanya tentang materi yang
belum dipahami.
b. Siswa mengerjakan soal
evaluasi secara individual.
c. Guru meminta siswa untuk
belajar materi selanjutnya.
d. Guru menutup pelajaran.
15 menit
I. Alat dan Sumber Belajar
1. Lembar kerja tim
2. Buku matematika kelas 3 penerbit Piranti Darma Kalokatama, hlm. 46-
47
3. Silabus tematik kelas III
J. Evaluasi
Jenis tes : Tertulis
Bentuk tes : Uraian
Contoh Instrumen :
Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. 150 + 95 – 45 = . . . .
2. 10 × 15 : 3 = . . . .
3. 145 – (25 + 70) = . . . .
4. 60 : 3 × 15 = . . . .
5. 195 – 45 + 225 = . . . .
111
Kunci jawaban:
1. 150 + 95 – 45
= 245 – 45
= 200
2. 10 × 15 : 3
= 150 : 3
= 50
3. 145 – (25 + 70)
= 145 – 95
= 50
4. 60 : 3 × 15
= 20 × 15
= 300
5. 195 – 45 + 225
= 150 + 225
= 375
112
113
Lembar Kerja Tim Siklus 1
Nama Tim:
1.
2.
3.
4.
Jawab dan diskusikan dengan kelompokmu soal-soal di bawah ini!
1. 250 + 135 – 57 = . . . .
2. 25 × 4 : 5 = . . . .
3. 170 – 35 + 280 = . . . .
4. 96 + (47 – 25) = . . . .
5. 48 : 4 × 25 = . . . .
Selamat Mengerjakan
114
Kuis Siklus 1
Nama :
Kelompok :
Jawablah pada titik-titik di bawah ini!
1. 175 + 238 – 98 = . . . .
2. 20 × 4 : 8 = . . . .
3. 240 + (180 – 120) = . . . .
4. 24 – 10 + 164 = . . . .
5. 90 : 3 × 10 = . . .
Selamat Mengerjakan
115
Lampiran ke 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
(RPP)
Menggunakan Metode Kooperatif STAD Konsep Operasi Hitung Campuran
Satuan Pendidikan : MI Muhammadiyah Cekelan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : III/ I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
2. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka.
B. Kompetensi Dasar
2.4. Melakukan operasi hitung campuran.
C. Indikator
1. Melakukan operasi hitung campuran penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian.
2. Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan hitung campuran.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah bekerja tim, siswa dapat melakukan operasi hitung campuran
antara penjumlahan dan perkalian.
2. Setelah bekerja tim, siswa dapat melakukan operasi hitung campuran
antara pembagian dan pengurangan.
3. Setelah bekerja tim, siswa dapat melakukan operasi hitung campuran
antara penjumlahan, pengurangan, dan perkalian.
4. Setelah bekerja tim, siswa dapat melakukan operasi hitung campuran
antara penjumlahan, pengurangan dan pembagian.
116
E. Karakter yang Diharapkan
1. Religius
2. Rasa ingin tahu
3. Kerjasama
4. Tanggung jawab
5. Keberanian
6. Bersahabat
F. Materi Pokok
Operasi hitung campuran
G. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division
(STAD)
H. Kegiatan Pembelajaran
No. Kegiatan Pembelajaran Tahap STAD Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal
a. Mengondisikan kelas
b. Guru membuka pelajaran dengan
berdo’a bersama.
c. Mengecek kehadiran siswa
d. Menanyakan kabar siswa
e. Memotivasi siswa
f. Apersepsi
g. Guru menyampaikan tujuan
yang akan dicapai setelah
pembelajaran selesai.
Penyampaian
tujuan dan
motivasi
5 menit
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Siswa mengerjakan soal pre
tes
50 menit
117
2) Tanya jawab tentang konsep
operasi hitung campuran.
3) Siswa melakukan simulasi
pembelajaran menggunakan
metode kooperatif STAD.
b. Elaborasi
1) Guru menyuruh siswa
bergabung dalam masing-
masing kelompok.
2) Setiap kelompok diberi
lembar kerja, untuk
dijadikan pedoman kerja
tim. (Terlampir)
3) Siswa dalam kelompok
bekerja sama menyelesaikan
soal pada lembar kerja.
4) Perwakilan masing-masing
kelompok
mempresentasikan hasil
kerja tim.
5) Guru bersama siswa
membahas hasil kerja tim.
6) Guru membagi soal kuis
kepada masing-masing
kelompok dan dikerjakan
secara individual.
(Terlampir)
c. Konfirmasi
1) Guru bersama siswa
membahas jawaban dari
kuis yang dikerjakan.
Presentasi
guru
Bergabung
dengan
kelompok
Kegiatan
belajar dalam
tim
Kuis
118
2) Guru menghitung skor
kelompok.
3) Memberi penghargaan
kepada tim yang
memdapat predikat tim
super.
4) Siswa membuat
rangkuman pelajaran dan
guru memberi penegasan.
Prestasi tim
3. Kegiatan Akhir
a. Siswa diberi kesempatan untuk
bertanya tentang materi yang
belum dipahami.
b. Siswa mengerjakan soal evaluasi
secara individual.
c. Guru meminta siswa untuk
belajar materi selanjutnya.
d. Guru menutup pelajaran.
15 menit
I. Alat dan Sumber Belajar
1. Lembar kerja tim
2. Buku matematika kelas 3 penerbit Piranti Darma Kalokatama, hlm.
46-47
3. Silabus tematik kelas III
J. Evaluasi
Jenis tes : Tertulis
Bentuk tes : Uraian
Contoh Instrumen :
119
Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. 140 + 30 × 3 = . . . .
2. 300 + (78 – 28) : 5 = . . . .
3. 290 + 62 : 2 = . . . .
4. 21 × 4 – 32 + 65 = . . . .
5. 27 × 3 + 29 = . . . .
Kunci jawaban:
1. 140 + 30 × 3
= 140 + 90
= 230
2. 300 + (78 – 28) : 5
= 300 + 50 : 5
= 300 + 10
= 310
3. 290 + 62 : 2
= 290 + 31
= 321
4. 21 × 4 – 32 + 65
= 84 – 32 + 65
= 52 + 65
= 117
5. 27 × 3 + 29
= 81 +29
= 110
120
121
Lembar Kerja Tim
Nama Tim:
A.
B.
C.
D.
Jawab dan diskusikan dengan kelompokmu soal-soal di bawah ini!
A. 250 + 8 × 10 = . . . .
B. 400 – 25 : 5 = . . . .
C. 135 – 25 × 5 + 48 = . . . .
D. 270 – 95 + 46 : 2 = . . . .
E. (84 + 24) – 21 × 4 = . . . .
Selamat Mengerjakan
122
Soal Kuis
Nama :
Kelompok :
Jawablah pada titik-titik di bawah ini!
1. (120 – 30) + 48 : 4 = . . . .
2. 34 × 4 + 167 = . . . .
3. 150 + 64 – 40 × 3 = . . . .
4. 435 – (80 + 42) : 2 = . . . .
5. 165 – 45 × 3 = . . . .
Selamat Mengerjakan
123
Lampiran ke 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III
(RPP)
Menggunakan Metode Kooperatif STAD Konsep Operasi Hitung Campuran
Satuan Pendidikan : MI Muhammadiyah Cekelan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : III/ I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
3. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka.
B. Kompetensi Dasar
3.4. Melakukan operasi hitung campuran.
C. Indikator
1. Melakukan operasi hitung campuran penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian.
2. Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan hitung campuran.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah bekerja tim, siswa dapat melakukan operasi hitung
campuran antara penjumlahan, perkalian dan pembagian.
2. Setelah bekerja tim, siswa dapat melakukan operasi hitung
campuran antara pengurangan, perkalian dan pembagian.
3. Setelah bekerja tim, siswa dapat menyelesaikan soal cerita dalam
kehidupan sehari-hari yang melibatkan operasi hitung campuran.
124
E. Karakter yang Diharapkan
1. Religius
2. Rasa ingin tahu
3. Kerjasama
4. Tanggung jawab
5. Keberanian
6. Bersahabat
F. Materi Pokok
Operasi hitung campuran
G. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division
(STAD)
H. Kegiatan Pembelajaran
No. Kegiatan Pembelajaran Tahap STAD Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka pelajaran
dengan berdo’a bersama.
b. Mengecek kehadiran siswa
c. Menanyakan kabar siswa
d. Memotivasi siswa
e. Apersepsi
f. Guru menyampaikan tujuan
yang akan dicapai setelah
pembelajaran selesai.
Penyampaian
tujuan dan
motivasi
5 menit
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Siswa mengerjakan pre tes
2) Bertanya jawab tentang konsep
operasi hitung hitung campuran.
Presentasi
guru
50 menit
125
b. Elaborasi
1) Guru menyuruh siswa
bergabung dalam masing-
masing kelompok.
2) Setiap kelompok diberi lembar
kerja, untuk dijadikan pedoman
kerja tim. (Terlampir)
3) Siswa dalam kelompok bekerja
sama menyelesaikan soal pada
lembar kerja.
4) Perwakilan masing-masing
kelompok mempresentasikan
hasil kerja tim.
5) Guru bersama siswa membahas
hasil kerja tim.
6) Guru membagi soal kuis kepada
masing-masing kelompok dan
dikerjakan secara individual.
(Terlampir)
c. Konfirmasi
1) Guru bersama siswa membahas
jawaban dari kuis yang
dikerjakan.
2) Guru menghitung skor
kelompok.
3) Memberi penghargaan kepada
tim yang memdapat predikat tim
super.
4) Siswa membuat rangkuman
pelajaran dan guru memberi
penegasan.
Bergabung
dengan
kelompok
Kegiatan
belajar dalam
tim
Kuis
Prestasi tim
126
3. Kegiatan Akhir
a. Siswa diberi kesempatan
untuk bertanya tentang materi
yang belum dipahami.
b. Siswa mengerjakan soal
evaluasi secara individual.
c. Guru menutup pelajaran.
15 menit
I. Alat dan Sumber Belajar
1. Lembar kerja tim
2. Buku matematika kelas 3 penerbit Piranti Darma Kalokatama,
hlm. 46-47
3. Silabus tematik kelas III
J. Evaluasi
Jenis tes : Tertulis
Bentuk tes : Uraian
Contoh Instrumen :
Isilah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. 260 + 24 : 2 × 4 = . . . .
2. 20 × 5 : 2 – 34 = . . . .
3. Kakek mempunyai 20 batang pohon durian. Semuanya sedang
berbuah. Dari setiap pohon diambil 2 buah durian. Sebanyak 30 buah
dijual ke pasar. Berapakah durian yang tidak dijual?
4. Bapak guru membagikan 120 buku tentang tumbuhan. Buku itu
dibagikan sama banyak kepada 60 siswa. Setiap siswa sebelumnya
mempunyai 8 buku. Berapa banyak buku yang dimiliki setiap siswa
sekarang?
5. Faizah mempunyai 6 ikat buah rambutan. Setiap ikatnya berisi 20 buah
rambutan. Rambutan tersebut dibagikan kepada 12 orang temannya.
Berapa banyak rambutan yang diterima setiap teman Faizah?
127
Kunci jawaban:
1. 260 + 24 : 2 × 4
= 260 + 12 × 4
= 260 + 48
= 308
2. 20 × 5 : 2 – 34
= 100 : 2 – 34
= 50 – 34
= 16
3. Jumlah durian yang diambil = 20 × 2 = 40 buah
Jumlah durian yang dijual = 30 buah
Jumlah durian yang tidak dijual = 40 – 30 = 10 buah
Jadi, buah durian yang tidak dijual adalah 10 buah.
4. Jumlah buku = 120 buku
Jumlah siswa yang dibagi buku = 60 siswa
Jumlah buku yang diterima siswa = 120 : 60 = 2 buku
Sebelumya setiap siswa memiliki buku = 8 buku
Jumlah buku yang dimiliki setiap siswa = 2 + 8 = 10 buku
Jadi, setiap siswa memiliki buku sebanyak 10 buku.
5. Jumlah rambutan yang dimiliki = 6 × 20 = 120 buah
Jumlah yang dibagi rambutan = 12 orang
Jumlah rambutan yang diterima = 120 : 12 = 10 buah
Jadi, setiap teman Faizah menerima 10 buah rambutan.
128
129
Lembar Kerja Tim
Nama Tim:
A.
B.
C.
D.
Jawab dan diskusikan dengan kelompokmu soal-soal di bawah ini!
1. 170 + 90 : 30 × 14 = . . . .
2. 25 × 6 : (140 – 135) = . . . .
3. Ulfa sedang merayakan ulang tahunnya. Ibu Ulfa menyediakan 50 tusuk
sate ayam. Setiap tusuk berisi 8 potong daging. Rani menghabiskan 5
tusuk sate. Berapa potong daging yang tersisa?
4. Rehan membagikan 6 kg apel kepada 3 saudaranya sama banyak. Setiap 1
kg berisi 5 butir buah apel. Ketiga saudara Rehan sebelumnya telah
mempunyai 3 butir buah apel. Berapa banyak buah apel yang dimiliki
setiap saudara Rehan sekarang?
5. Ibu membeli 2 krat telur ayam. Setiap krat berisi 150 butir telur ayam. Ibu
membawanya dengan naik sepeda motor, ketika bersepeda ibu melewati
jalan yang berlubang-lubang. Tak lama kemudian ibu behenti dan
menurunkan telur-telur tersebut. Setelah diturunkan ternyata ada telur
yang pecah sebanyak 70 butir. Berapakah sisa telur ayam yang tidak
pecah?
130
Soal Kuis
Nama :
Kelompok :
Jawablah pada titik-titik di bawah ini!
1. 120 : 60 × 45 – 35 = . . . .
2. 20 × 4 : 8 + 320 = . . . .
3. Rudi membeli 5 keranjang buah salak. Setiap keranjang berisi 15 buah
salak. Kemudian Rudi membeli 2 keranjang lagi. Berapa banyak buah
salak yang dimiliki Rudi sekarang?
4. Rani membeli 3 lusin buku. Setiap lusin berisi 12 buku. Kemudian buku-
buku tersebut dibagikan kepada 6 orang anak yatim. Berapa banyak buku
yang diterima setiap anak yatim?
5. Andi mempunyai 75 butir kelereng. Kelereng tersebut dipinjam Roni
sebanyak 23 butir. Kemudian Andi membeli lagi 60 butir kelereng. Berapa
banyak kelereng yang dimiliki Andi sekarang?
131
Lampiran ke 4
Nama :
No Absen :
Soal Post Tes Siklus 1
Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. 150 + 95 – 45 = . . . .
2. 10 × 15 : 3 = . . . .
3. 145 – (25 + 70) = . . . .
4. 60 : 3 × 15 = . . . .
5. 195 – 45 + 225 = . . . .
Selamat Mengerjakan
132
Lampiran ke 5
Nama :
No Absen :
Soal Post Test Siklus II
Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. 140 + 30 × 3 = . . . .
2. 300 + (78 – 28) : 5 = . . . .
3. 290 + 62 : 2 = . . . .
4. 21 × 4 – 32 + 65 = . . . .
5. 27 × 3 + 29 = . . . .
Selamat Mengerjakan
133
Lampiran ke 6
Soal Post Test Siklus III
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. 260 + 24 : 2 × 4 = . . . .
2. 20 × 5 : 2 – 34 = . . . .
3. Kakek mempunyai 20 batang pohon durian. Semuanya sedang
berbuah. Dari setiap pohon diambil 2 buah durian. Sebanyak 30 buah
dijual ke pasar. Berapakah durian yang tidak dijual?
4. Bapak guru membagikan 120 buku tentang tumbuhan. Buku itu
dibagikan sama banyak kepada 60 siswa. Setiap siswa sebelumnya
mempunyai 8 buku. Berapa banyak buku yang dimiliki setiap siswa
sekarang?
5. Faizah mempunyai 6 ikat buah rambutan. Setiap ikatnya berisi 20 buah
rambutan. Rambutan tersebut dibagikan kepada 12 orang temannya.
Berapa banyak rambutan yang diterima setiap teman Faizah?
Nama :
No :
Selamat Mengerjakan
134
Lampiran ke 7
Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Matematika melalui Metode
Kooperatif STAD di MI Muhammadiyah Cekelan Siklus 1
No Fase STAD Indikator Kompetensi Skor
0 1 2 3 4
1. Kegiatan
Awal
1.1Penyampai
an Tujuan dan
Motivasi
Menjelaskan
tujuan dan
motivasi
siswa untuk
belajar
1.1.1 Mengajak siswa
untuk berdo’a
√
1.1.2 Guru mengecek
kehadiran siswa
√
1.1.3 Menyampaikan
tujuan yang harus dicapai
setelah pembelajaran
selesai
√
1.1.4 Memberi motivasi
kepada siswa untuk
belajar
√
2. Kegiatan
Inti
2.1 Pembagian
kelompok
Guru
membagi
siswa menjadi
beberapa
kelompok
2.1.1 Guru membagi
siswa menjadi 4 kelompok
secara heterogen.
√
2.1.2 Guru menjelaskan
aturan main metode
kooperatif STAD
√
2.2 Presentasi
guru
Siswa paham
konsep
operasi hitung
campuran.
2.2.1 Guru bersama siswa
melakukan tanya jawab
tentang konsep operasi
hitung campuran.
√
2.3 Kgiatan
belajar dalam
tim
Siswa dapat
bekerja sama
dalam tim
2.3.1 Guru memberikan
lembar kerja tim yang
berisi soal-soal operasi
hitung campuran
√
2.3.2 Guru melihat
keaktifan siswa
√
2.3.3 Guru membimbing
siswa ketika belajar tim
berlangsung.
√
2.3.4. Guru bersama siswa
membahas hasil kerja tim
√
2.3.5. Guru meminta
siswa membuat
rangkuman pelajaran
kemudian guru memberi
penegasan.
√
2.4. Kuis Siswa dapat
mengerjakan
2.4.1 Guru membagikan
kuis yang berisi soal-soal
√
135
soal-soal
dalam kuis
operasi hitung campuran.
2.4.2 Guru memeriksa
hasil kerja siswa.
√
2.4.3 Guru menghitung
skor kelompok
√
2.5 Prestasi
Tim
Pemberian
hadiah kepada
kelompok
2.5.1 Guru memberikan
hadiah pada kelompok
yang mendapat predikat
Tim Super.
√
3. Kegiatan
Akhir
3.1 Membagi
Soal Evaluasi
Siswa dapat
melakukan
operasi hitung
campuran
3.1.1 Guru memberi
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang
materi yang belum
difahami
√
3.1.2 Guru memberi siswa
soal evaluasi yang
dikerjakan secara
individu.
√
3.1.3 Guru meminta siswa
untuk belajar materi
selanjutnya
√
3.1.4 Guru menutup
pelajaran
√
Jumlah 47
Rata-rata 2,35
136
137
Lampiran ke 8
Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Matematika melalui Metode
Kooperatif STAD di MI Muhammadiyah Cekelan Siklus II
No Fase STAD Indikator Kompetensi Skor
0 1 2 3 4
1. Kegiatan
Awal
1.1Penyampai
an Tujuan dan
Motivasi
Menjelaskan
tujuan dan
motivasi
siswa untuk
belajar
1.1.1 Mengajak siswa
untuk berdo’a
√
1.1.2 Guru mengecek
kehadiran siswa
√
1.1.3 Menyampaikan
tujuan yang harus dicapai
setelah pembelajaran
selesai
√
1.1.4 Memberi motivasi
kepada siswa untuk
belajar
√
2. Kegiatan
Inti
2.1 Pembagian
kelompok
Guru
membagi
siswa menjadi
beberapa
kelompok
2.1.1 Guru membagi
siswa menjadi 4 kelompok
secara heterogen.
√
2.1.2 Guru menjelaskan
aturan main metode
kooperatif STAD
√
2.2 Presentasi
guru
Siswa paham
konsep
operasi hitung
campuran.
2.2.1 Guru bersama siswa
melakukan tanya jawab
tentang konsep operasi
hitung campuran.
√
2.3 Kgiatan
belajar dalam
tim
Siswa dapat
bekerja sama
dalam tim
2.3.1 Guru memberikan
lembar kerja tim yang
berisi soal-soal operasi
hitung campuran
√
2.3.2 Guru melihat
keaktifan siswa
√
2.3.3 Guru membimbing
siswa ketika belajar tim
berlangsung.
√
2.3.4. Guru bersama siswa
membahas hasil kerja tim
√
2.3.5. Guru meminta
siswa membuat
rangkuman pelajaran
kemudian guru memberi
penegasan.
√
2.4. Kuis Siswa dapat
mengerjakan
2.4.1 Guru membagikan
kuis yang berisi soal-soal
√
138
soal-soal
dalam kuis
operasi hitung campuran.
2.4.2 Guru memeriksa
hasil kerja siswa.
√
2.4.3 Guru menghitung
skor kelompok
√
2.5 Prestasi
Tim
Pemberian
hadiah kepada
kelompok
2.5.1 Guru memberikan
hadiah pada kelompok
yang mendapat predikat
Tim Super.
√
3. Kegiatan
Akhir
3.1 Membagi
Soal Evaluasi
Siswa dapat
melakukan
operasi hitung
campuran
3.1.1 Guru memberi
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang
materi yang belum
difahami
√
3.1.2 Guru memberi siswa
soal evaluasi yang
dikerjakan secara
individu.
√
3.1.3 Guru meminta siswa
untuk belajar materi
selanjutnya
√
3.1.4 Guru menutup
pelajaran
√
Jumlah 64
Rata-rata 3,2
139
140
Lampiran ke 9
Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Matematika melalui Metode
Kooperatif STAD di MI Muhammadiyah Cekelan Siklus III
No Fase STAD Indikator Kompetensi Skor
0 1 2 3 4
1. Kegiatan
Awal
1.1Penyampai
an Tujuan dan
Motivasi
Menjelaskan
tujuan dan
motivasi
siswa untuk
belajar
1.1.1 Mengajak siswa
untuk berdo’a
√
1.1.2 Guru mengecek
kehadiran siswa
√
1.1.3 Menyampaikan
tujuan yang harus dicapai
setelah pembelajaran
selesai
√
1.1.4 Memberi motivasi
kepada siswa untuk
belajar
√
2. Kegiatan
Inti
2.1 Pembagian
kelompok
Guru
membagi
siswa menjadi
beberapa
kelompok
2.1.1 Guru membagi
siswa menjadi 4 kelompok
secara heterogen.
√
2.1.2 Guru menjelaskan
aturan main metode
kooperatif STAD
√
2.2 Presentasi
guru
Siswa paham
konsep
operasi hitung
campuran.
2.2.1 Guru bersama siswa
melakukan tanya jawab
tentang konsep operasi
hitung campuran.
√
2.3 Kgiatan
belajar dalam
tim
Siswa dapat
bekerja sama
dalam tim
2.3.1 Guru memberikan
lembar kerja tim yang
berisi soal-soal operasi
hitung campuran
√
2.3.2 Guru melihat
keaktifan siswa
√
2.3.3 Guru membimbing
siswa ketika belajar tim
berlangsung.
√
2.3.4. Guru bersama siswa
membahas hasil kerja tim
√
2.3.5. Guru meminta
siswa membuat
rangkuman pelajaran
kemudian guru memberi
penegasan.
√
2.4. Kuis Siswa dapat
mengerjakan
2.4.1 Guru membagikan
kuis yang berisi soal-soal
√
141
soal-soal
dalam kuis
operasi hitung campuran.
2.4.2 Guru memeriksa
hasil kerja siswa.
√
2.4.3 Guru menghitung
skor kelompok
√
2.5 Prestasi
Tim
Pemberian
hadiah kepada
kelompok
2.5.1 Guru memberikan
hadiah pada kelompok
yang mendapat predikat
Tim Super.
√
3. Kegiatan
Akhir
3.1 Membagi
Soal Evaluasi
Siswa dapat
melakukan
operasi hitung
campuran
3.1.1 Guru memberi
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang
materi yang belum
difahami
√
3.1.2 Guru memberi siswa
soal evaluasi yang
dikerjakan secara
individu.
√
3.1.3 Guru meminta siswa
untuk belajar materi
selanjutnya
√
3.1.4 Guru menutup
pelajaran
√
Jumlah 69
Rata-rata 3,5
142
143
Lampiran ke 10
Lembar Pengamatan Siswa Pembelajaran Matematika melalui Metode
Kooperatif STAD di MI Muhammadiyah Cekelan Siklus 1
No Fase STAD Indikator Kompetensi Skor
0 1 2 3 4
1. Kegiatan
Awal
1.1Penyampai
an Tujuan dan
Motivasi
Tujuan dan
motivasi
siswa untuk
belajar
1.1.1 Siswa berdo’a
bersama.
√
1.1.2 Siswa
memperhatikan guru
ketika di absen.
√
1.1.3 Siswa dapat
menyebutkan tujuan
yang harus dicapai
setelah pembelajaran
selesai.
√
1.1.4 Siswa bersemangat
ketika mendapat
motivasi untuk belajar.
√
2. Kegiatan
Inti
2.1 Pembagian
kelompok
Guru
membagi
siswa menjadi
beberapa
kelompok
2.1.1 Siswa antusias
mencari teman
sekelompok
√
2.1.2 Siswa melakukan
simulasi metode
kooperatif STAD
√
2.2 Presentasi
guru
Siswa dapat
menjelaskan
konsep
operasi hitung
campuran.
2.2.1 Siswa bertanya
jawab tentang konsep
operasi hitung campuran
√
2.3 Kgiatan
belajar dalam
tim
Siswa dapat
bekerja sama
dalam tim
2.3.1 Siswa berdiskusi
mengerjakan soal
operasi hitung campuran
pada lembar kerja tim.
√
2.3.2 Siswa aktif dan
kreatif dalam kerja tim
√
2.3.3 Siswa bertanya
peda teman sekelompok
apabila ada materi yang
belum dipahami.
√
2.3.3. Siswa
mempresentasikan hasil
kerja tim.
√
2.3.4. Siswa membuat
rangkuman pelajaran.
√
144
2.4. Kuis Siswa dapat
mengerjakan
soal-soal
dalam kuis
2.4.1 Siswa menempati
tempat duduk secara
individual.
√
2.4.2 Siswa
mengerjakan soal-soal
kuis secara individu.
√
2.4.3 Siswa bersama
guru membahas soal
kuis yang dikerjakan.
√
2.5 Prestasi
Tim
Pemberian
hadiah kepada
kelompok
2.5.1 Antusias dalam
menunggu penentuan
skor kelompok.
√
2.5.2 Siswa merasa
senang mendapat
penghargaan prestasi
tim.
√
3. Kegiatan
Akhir
3.1 Membagi
Soal Evaluasi
Siswa dapat
melakukan
operasi hitung
campuran
3.1.1 Siswa bertanya
tentang materi yang
belum difahami.
√
3.1.2 Siswa
mengerjakan soal
evaluasi secara individu.
√
3.1.3 Siswa menjawab
salam
√
Jumlah 48
Rata-rata 2,4
145
146
Lampiran ke 11
Lembar Pengamatan Siswa Pembelajaran Matematika melalui Metode
Kooperatif STAD di MI Muhammadiyah Cekelan Siklus II
No Fase STAD Indikator Kompetensi Skor
0 1 2 3 4
1. Kegiatan
Awal
1.1Penyampai
an Tujuan dan
Motivasi
Tujuan dan
motivasi
siswa untuk
belajar
1.1.1 Siswa berdo’a
bersama.
√
1.1.2 Siswa
memperhatikan guru
ketika di absen.
√
1.1.3 Siswa dapat
menyebutkan tujuan
yang harus dicapai
setelah pembelajaran
selesai.
√
1.1.4 Siswa bersemangat
ketika mendapat
motivasi untuk belajar.
√
2. Kegiatan
Inti
2.1 Pembagian
kelompok
Guru
membagi
siswa menjadi
beberapa
kelompok
2.1.1 Siswa antusias
mencari teman
sekelompok
√
2.1.2 Siswa melakukan
simulasi metode
kooperatif STAD
√
2.2 Presentasi
guru
Siswa dapat
menjelaskan
konsep
operasi hitung
campuran.
2.2.1 Siswa bertanya
jawab tentang konsep
operasi hitung campuran
√
2.3 Kgiatan
belajar dalam
tim
Siswa dapat
bekerja sama
dalam tim
2.3.1 Siswa berdiskusi
mengerjakan soal
operasi hitung campuran
pada lembar kerja tim.
√
2.3.2 Siswa aktif dan
kreatif dalam kerja tim
√
2.3.3 Siswa bertanya
peda teman sekelompok
apabila ada materi yang
belum dipahami.
√
2.3.3. Siswa
mempresentasikan hasil
kerja tim.
√
2.3.4. Siswa membuat
rangkuman pelajaran.
√
147
2.4. Kuis Siswa dapat
mengerjakan
soal-soal
dalam kuis
2.4.1 Siswa menempati
tempat duduk secara
individual.
√
2.4.2 Siswa
mengerjakan soal-soal
kuis secara individu.
√
2.4.3 Siswa bersama
guru membahas soal
kuis yang dikerjakan.
√
2.5 Prestasi
Tim
Pemberian
hadiah kepada
kelompok
2.5.1 Antusias dalam
menunggu penentuan
skor kelompok.
√
2.5.2 Siswa merasa
senang mendapat
penghargaan prestasi
tim.
√
3. Kegiatan
Akhir
3.1 Membagi
Soal Evaluasi
Siswa dapat
melakukan
operasi hitung
campuran
3.1.1 Siswa bertanya
tentang materi yang
belum difahami.
√
3.1.2 Siswa
mengerjakan soal
evaluasi secara individu.
√
3.1.3 Siswa menjawab
salam
√
Jumlah 58
Rata-rata 2,9
148
149
Lampiran ke 12
Lembar Pengamatan Siswa Pembelajaran Matematika melalui Metode
Kooperatif STAD di MI Muhammadiyah Cekelan Siklus III
No Fase STAD Indikator Kompetensi Skor
0 1 2 3 4
1. Kegiatan
Awal
1.1Penyampai
an Tujuan dan
Motivasi
Tujuan dan
motivasi
siswa untuk
belajar
1.1.1 Siswa berdo’a
bersama.
√
1.1.2 Siswa
memperhatikan guru
ketika di absen.
√
1.1.3 Siswa dapat
menyebutkan tujuan
yang harus dicapai
setelah pembelajaran
selesai.
√
1.1.4 Siswa bersemangat
ketika mendapat
motivasi untuk belajar.
√
2. Kegiatan
Inti
2.1 Pembagian
kelompok
Guru
membagi
siswa menjadi
beberapa
kelompok
2.1.1 Siswa antusias
mencari teman
sekelompok
√
2.1.2 Siswa melakukan
simulasi metode
kooperatif STAD
√
2.2 Presentasi
guru
Siswa dapat
menjelaskan
konsep
operasi hitung
campuran.
2.2.1 Siswa bertanya
jawab tentang konsep
operasi hitung campuran
√
2.3 Kgiatan
belajar dalam
tim
Siswa dapat
bekerja sama
dalam tim
2.3.1 Siswa berdiskusi
mengerjakan soal
operasi hitung campuran
pada lembar kerja tim.
√
2.3.2 Siswa aktif dan
kreatif dalam kerja tim
√
2.3.3 Siswa bertanya
peda teman sekelompok
apabila ada materi yang
belum dipahami.
√
2.3.3. Siswa
mempresentasikan hasil
kerja tim.
√
2.3.4. Siswa membuat
rangkuman pelajaran.
√
150
2.4. Kuis Siswa dapat
mengerjakan
soal-soal
dalam kuis
2.4.1 Siswa menempati
tempat duduk secara
individual.
√
2.4.2 Siswa
mengerjakan soal-soal
kuis secara individu.
√
2.4.3 Siswa bersama
guru membahas soal
kuis yang dikerjakan.
√
2.5 Prestasi
Tim
Pemberian
hadiah kepada
kelompok
2.5.1 Antusias dalam
menunggu penentuan
skor kelompok.
√
2.5.2 Siswa merasa
senang mendapat
penghargaan prestasi
tim.
√
3. Kegiatan
Akhir
3.1 Membagi
Soal Evaluasi
Siswa dapat
melakukan
operasi hitung
campuran
3.1.1 Siswa bertanya
tentang materi yang
belum difahami.
√
3.1.2 Siswa
mengerjakan soal
evaluasi secara individu.
√
3.1.3 Siswa menjawab
salam
√
Jumlah 66
Rata-rata 3,3
151
152
Lampiran 13
153
154
Lampiran ke 13
Petunjuk pengisian angket:
1. Bacalah pertanyaan dengan baik dan teliti!
2. Berilah tanda chek list (√) untuk menjawab pertanyaan!
3. Jawablah dengan sejujurnya, karena tidak berpengaruh pada nilai anda!
Daftar Identitas Responden
Nama:
Kelas:
No. Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Saya senang belajar dengan
menggunakan metode kooperatif
STAD.
2. Belajar menggunakan metode
kooperatif STAD menarik bagi saya
3. Saya dapat berdiskusi dengan teman
sekelompok.
4. Apabila saya belum paham tentang
materi pembelajaran, saya dapat
bertanya dengan teman sekelompok.
5. Saya dapat belajar dengan kreatif
menggunakan metode kooperatif
STAD.
6. Saya dapat belajar lebih aktif dalam
proses belajar melalui metode
kooperatif STAD.
7. Saya paham mengenai aturan penting
opersi hitung campuran.
8. Saya dapat mengerjakan soal operasi
hitung campuran .
9. Saya dapat mengerjakan soal cerita
dalam kehidupan sehari-hari yang
melibatkan operasi hitung campuran.
10. Belajar menggunakan metode
kooperatif STAD membuat saya
mendapat nilai bagus.
Jumlah
155
Lampiran ke 14
Foto Kegiatan Belajar
‘’
Motivasi Siswa Tim STAD
Membagi Lembar Kerja Tim Kerja Tim
156
Belajar dalam Tim STAD Presentasi Tim
Mengerjakan soal kuis Penghargaan Tim super
157
158
159
160
161
162
163
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Nofia Mualisa Jurusan/ Progdi : Tarbiyah/ PGMI
Nim : 11510033 Dosen PA : Drs. Abdul Syukur, M. Si.
NO KEGIATAN PELAKSANAAN STATUS SKOR
1. OPAK 2010 dengan tema
“Optimalisasi Nalar Kritis
Mahasiswa: Upaya Mengawal
Perubahan Bangsa ke Arah
yang Lebih Baik”
25 - 27 Agustus 2010 Peserta 3
2. Penghargaan USER
EDUCATION (Pendidikan
Pemakai) oleh UPT
Perpustakaan STAIN Salatiga
20 – 25 September
2010
Peserta 3
3. PLCPP XX dalam kegiatan
Pendidikan dan Latihan Calon
Penegak Pandega ke-20
08 – 11 Oktober 2010 Peserta 3
4. National Workshop Of
Entrepreneurship and Basic
Cooperation 2010
19 Desember 2010 Peserta 6
5. Seminar Politik dengan tema
“Politik yang ideal untuk
masa depan Salatiga yang
lebih baik”
27 Januari 2011 Peserta 3
6. Piagam penghargaan atas
partisipasi dalam mengikuti
Kegiatan Galang Tangkas se –
Eks Karisidenan Surakarta
7 – 8 Mei 2011 Dewan Juri 4
7. Seminar Keperempuanan
dengan tema “Menumbuhkan
Kembali Jiwa Kekartinian
dalam Ranah Kampus”
17 Mei 2011 Peserta 3
8. Seminar Nasional Pendidikan
dengan tema “Realisasi
Pendidikan Karakter Bangsa
dalam Kurikulum Pendidikan
Nasional”
20 Juni 2011 Peserta 6
164
9. Daurah Mar’atus Shalihah
dengan tema “Let’ s Be An
Inspiring Women”
26 November 2011 Peserta 3
10. Seminar Regional dengan
tema “Peran Mahasiswa
Dalam Mengawal BLSM
(BLT) Tepat Sasaran”
03 Mei 2012 Peserta 4
11. JQH dalam kegiatan GORAH
MASAL
12 Mei 2012 Peserta 2
12. Seminar Nasional dengan
tema “Berpolitik untuk
Kesejahteraan Indonesia
Reorientasi Gerakan
Mahasiswa Pasca Reformasi”
15 Mei 2012 Peserta 6
13. Seminar Nasional Ekonomi
Syariah dengan tema
Ekonomi Syariah : Bukan
Ekonomi Biasa “Penerapan
Nilai-Nilai Syariah dalam
Praktik Perekonomian”
2 Juni 2012 Peserta 6
14. Seminar Nasional Pendidikan
dengan tema “Pendidikan
Multikultural Sebagai Pilar
Karakter Bangsa”
6 Juni 2012 Peserta 6
15. MTQ Umum IV Mahasiswa,
Pesantren, SMA sederajat se-
Salatiga dan sekitarnya
dengan tema “Melalui MTQ
tingkatkan prestasi, syi’arkan
akhlak Qur’ani”
3 Oktober 2012 Peserta 3
16. Penerimaan anggota baru
JQH dengan Tema
“Membentuk Paradigma
Mahasiswa Qur’ani dengan
Panca Indra, Akal, dan Hati “
17-18 Nopember 2012 Peserta 3
17. Seminar Nasional dengan
tema “Upaya Membangun
Perekonomian dan Stabilitas
Keuangan Nasional:
Menimbang Peran dan Fungsi
BI Pasca Pembentukan OJK
(Otoritas Jasa Keuangan)
15 Desember 2012 Peserta 6
165
18. Seminar dan Loka Karya
Badan Koordinasi Himpunan
Mahasiswa Islam (Badko
HMI) Jateng D.I. Yogyakarta
dengan tema “Meningkatkan
Wawasan Kebangsaan
Berbasis Hijau”
28 – 30 Desember
2012
Peserta 3
19. Seminar Kesehatan Wanita
bersama AVAIL (Always
Very Active In Life) Salatiga
13 Januari 2013 Peserta 3
20. Seminar Nasional dengan
tema “Ahlussunnah
Waljamaah dalam Perspektif
Islam Indonesia”
26 Maret 2013 Peserta 6
21. Seminar Nasional
Entrepreneurship dengan tema
“Menumbuhkan Jiwa
Entrepreneur Generasi Muda”
27 Mei 2013 Peserta 6
22. Training Pembuatan Makalah
oleh LDK Darul Amal STAIN
Salatiga
18 September 2013 Peserta 3
23. Musabaqah Tilawatil Qyr’an
(MTQ) Mahasiswa V Tingkat
Mahasiswa, SMA Se-Derajat
dan Pondok Pesantren Se-
Salatiga dan sekitarnya
dengan tema “MTQ Wahana
Apresiasi untuk Mencetak
Insan Qur’ani”
23 Oktober 2013 Peserta 3
24. Gerbang masuk (GEMA)
ITTAQO 2013 dengan Tema
“Mengukuhkan Peran Bahasa
Arab dalam Ranah
Pendidikan Islami di Era
Modern”
16-17 Maret 2014 Peserta 3
25. Day Seminar “Menilik Politik
2014 di Tengah Derasnya
Liberalisasi Politik”
05 Maret 2014 Peserta 3
26. Talk Show “How to be a
Successful Creative Preneur
to Face ASEAN Economic
Community 2015”
7 April 2014 Peserta 3
166