skenario c blok 16

Upload: veranicaaa

Post on 11-Oct-2015

87 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

SKenario C Blok 16

TRANSCRIPT

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    1/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Blok Kesehatan Jiwa dan Fungsi Luhur adalah blok enam belas

    pada semester V dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter

    Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

    Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario C

    yang memaparkan kasus autisme.

    1.2 Maksud dan Tujuan

    Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :

    1.Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari

    system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas

    Muhammadiyah Palembang.

    2.Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan

    metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.

    3.Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    2/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 2

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Data Tutorial

    Tutor : dr. Nia Ayu Saraswati

    Moderator : Aldieo Hartman Fahreza

    Sekretaris meja : Veranica Antonia

    Sekretaris papan : Ayu Aryani

    Waktu : 1. Senin, 13 Januari 2014

    2. Rabu, 15 Januari 2014

    Pukul. 10.0012.00 wib.

    Rule :

    1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam.

    2.

    Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argumen

    3. Izin saat akan keluar ruangan

    2.2

    Skenario Kasus

    Rifky, anak laki-laki, usia 18 bulan, dibawa ke klinik karena tidak

    bisa diam tanpa tujuan khusus. Rifky selalu bergerak dan sering

    melakukan gerakan mengepak-ngepakkan lengannya seperti mau terbang.

    Selain itu, ibu Rifky mengeluhkan Rifky belum bisa bicara dan tidak

    menoleh bila dipanggil, mengeluarkan kata-kata yang tidak bisa

    dimengerti orangtua dan orang lain. Bila memerlukan sesuatu dia akan

    mengambil tangan pengasuhnya. Rifky tidak mau bermain dengan teman

    sebaya, tidak suka dipeluk dan akan menjadi histeris bila mendengar suara

    keras.

    Rifky anak pertama dari ibu usia 35 tahun. Lahir spontan pada

    kehamilan 38 minggu. Selama hamil ibu sehat dan periksa kehamilan

    dengan teratur ke bidan. Segera setelah lahir langsung menangis, skor

    APGAR 1 menit 8, menit kelima 9. Berat badan waktu lahir 3000 gram.

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    3/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 3

    Pemeriksaan fisik: BB 12 kg, PB 87 cm, LK 47 cm, compos mentis,

    kepala: tidak ada gambaran dismorfik, tidak ada kelainan neurologis.

    Status Perkembangan:

    Bila diajak bicara, tidak mau menatap muka lawan bicara dan tidak

    mau tersenyum kepada pemeriksa.

    Tidak menoleh ketika dipanggil namanya.

    Selalu mengepak-ngepakkan lengannya.

    Tidak bisa bermain pura-pura (membuat secangkir teh).

    Tidak pernah menunjuk sesuatu. Tidak bisa disuruh untuk melihat benda yang ditunjuk, malah

    melihat ke tangan pemeriksa.

    Bermain mobil-mobilan hanya disusun berurutan dan diperhatikan

    hanya bagian rodanya saja.

    Pemeriksaan penunjang:Tes pendengaran normal.

    2.3 Seven Jump Steps

    2.3.1 KLARIFIKASI ISTILAH

    1. APGAR: suatu cara untuk menilai bayi yang baru lahir.

    2. Dismorfik: kelainan perkembangan morfologi.

    3.Neurologis: pengetahuan mengenai saraf dan penyakitnya.

    4. Histeris: ledakan emosi yang tidak terkendali.

    5.

    Mengepak-ngepakkan lengan: gerakan yang bertahan dalam satu atau

    dua macam tiap gerakan yang terus-menerus diulang untuk waktu yang

    lama tanpa tujuan yang jelas.

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    4/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 4

    2.3.2 IDENTIFIKASI MASALAH

    1.

    Rifki, anak laki-laki, usia 18 bulan, dibawa ke klinik karena tidak bisa

    diam tanpa tujuan khusus. Rifky selalu bergerak dan sering

    melakukan gerakan mengepak-ngepakkan lengannya seperti mau

    terbang.

    2. Selain itu, ibu Rifky mengeluhkan Rifky belum bisa bicara dan tidak

    menoleh bila dipanggil, mengeluarkan kata-kata yang tidak bisa

    dimengerti orangtua dan orang lain.

    3.

    Bila memerlukan sesuatu dia akan mengambil tangan pengasuhnya.

    4. Rifky tidak mau bermain dengan teman sebaya, tidak suka dipeluk

    dan akan menjadi histeris bila mendengar suara keras.

    5. Rifky anak pertama dari ibu usia 35 tahun. Lahir spontan pada

    kehamilan 38 minggu. Selama hamil ibu sehat dan periksa kehamilan

    dengan teratur ke bidan. Segera setelah lahir langsung menangis, skor

    APGAR 1 menit 8, menit kelima 9. Berat badan waktu lahir 3000

    gram.6. Pemeriksaan fisik:BB 12 kg, PB 87 cm, LK 47 cm, compos mentis,

    kepala: tidak ada gambaran dismorfik, tidak ada kelainan neurologis.

    Status Perkembangan:

    Bila diajak bicara, tidak mau menatap muka lawan bicara dan tidak

    mau tersenyum kepada pemeriksa.

    Tidak menoleh ketika dipanggil namanya.

    Selalu mengepak-ngepakkan lengannya. Tidak bisa bermain pura-pura (membuat secangkir teh).

    Tidak pernah menunjuk sesuatu.

    Tidak bisa disuruh untuk melihat benda yang ditunjuk, malah

    melihat ke tangan pemeriksa.

    Bermain mobil-mobilan hanya disusun berurutan dan diperhatikan

    hanya bagian rodanya saja.

    Pemeriksaan penunjang:Tes pendengaran normal

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    5/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 5

    2.3.3 ANALISIS MASALAH

    1.

    Rifki, anak laki-laki, usia 18 bulan, dibawa ke klinik karena tidak bisa

    diam tanpa tujuan khusus. Rifky selalu bergerak dan sering melakukan

    gerakan mengepak-ngepakkan lengannya seperti mau terbang.

    a. Bagaimana tahap perkembangan interaksi sosial pada anak usia 18

    bulan?

    Jawab:

    Kemampuan yang diharapkan pada usia 18 bulan adalah :

    1.

    Berlari canggung, duduk di kursi kecil, naik tangga satu

    tanganberpegangan

    2. Membangun manara 4 kubus, meniru garis vertikal, mengambil

    manik-manik dari botol

    3. Mengeluarkan 10 kata, menyebutkan gambar, mengenal 1 atau

    lebih

    bagian tubuh

    4.

    Makan sendiri, meminta tolong, mengeluh ngompol ataudefekasi,

    mencium dengan kecupan

    5. Menopang dengan tangannya, membawa bola tanpa jatuh,

    mengelompokkan benda

    6. Meniru pekerjaan rumah tangga dan menolong jika diperintah

    denganperintah sederhana

    7. Menyentuh dan membedakan benda dan permukaan

    8. Bermain dengan konsentrasi yang baik dan fantasi

    9. Kata-katanya mudah dimengerti (Nelson, 2009)

    b.

    Bagaimana hubungan usia dengan keluhan?

    Jawab:

    Lebih sering pada lakilaki 3-4 : 1 perempuan. Beberapa penyakit

    sistemik, infeksi, dan neurologis menunjukkan gejala gejala

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    6/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 6

    seperti autistik atau memberi kecenderungan penderita pada

    perkembangan gejala autistik. Juga ditemukan peningkatan yang

    berhubungan dengan kejang. (Nelson, 2009)

    Jenis kelamin: Gangguan autistik 4-5 kali lebih sering pada laki-

    laki dibandingkan anak perempuan. (Kaplan & Sadock, 2010)

    Usia: onset gangguan autistik terjadi sebelum usia 3 tahun, tidak di

    kenali pada usia yang lebih tua. (Kaplan & Sadock, 2010)

    c. Apa makna Rifky tidak bisa diam, selalu bergerak dan sering

    melakukan gerakan mengepak-ngepakkan lengannya seperti mau

    terbang?

    Jawab:

    Maknanya Rifky mengalami disfungsi dari cerebellum yang

    dimana salah satu fungsi dari cerebellum adalah pusat motorik

    gerakan voluntar dan dapat menghambat otot-otot agonis dan

    menstimulasi otot-otot antagonis untuk membatasi gerakan

    voluntar yang berlebihan. (Snell, 2009)

    Sehingga jika terjadi disfungsi pada cerebellum maka

    gerakan voluntar tidak dapat dihambat oleh otot otot antagonis

    sehingga hiperaktivitas dapat terjadi pada si rifky. (Snell, 2009)

    d. Apa faktor penyebab keluhan-keluhan tersebut?

    Jawab:

    a.

    Faktor organik

    1. Faktor prakonsepsi : kelainan genetik, kelainan kromosom

    (X-linked, fragile-X)

    Faktor ini juga dipengaruhi oleh usia ibu saat kehamilan,

    semakin tua usia ibu hamil semakin beresiko memiliki anak

    autisme.(Kaplan & Sadock, 2010)

    2. Faktor prenatal

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    7/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 7

    Infeksi intrautein (misalnya infeksi TROCH, HIV dll), zat

    teratogen (alkohol, radiasi, polusi udara, logam, dll), ibu

    malnutrisi, disfungsi plasenta. Fator prenatal ini berperan

    dalam organogenesis (neurogenesis) pada masa janin yang

    kemudian mempengaruhi perkembangan bagian otak.

    (Kaplan & Sadock, 2010)

    3. Faktor perinatal

    Prematur, asfiksia neonatorum, trauma lahir, meningitis,

    gangguan metabolik (hipoglikemi, hiperbilirubinemia) dan

    perdarahan intracranial. Faktor perinatal ini menyebabkan

    kerusakan sel neuron di hemispherium yang mengakibatkan

    gangguan perkembangan otak. (Nelson, 2009)

    4. Faktor postnatal

    Infeksi (misalnya meningitis, ensefalitis),

    malnutrisi, kelainan metabolik, trauma berat pada SSP,

    neurotoksin, dll. Faktor ini mempengaruhi perkembangan

    otak akiabat kerusakan neuron yang terjadi. (Nelson, 2009)

    Gangguan pencernaan pada anak autisme juga

    berperan, yang mengakibatkan protein susu (kasein) dan

    protein tepung terigu (gluten) tidak dapat dicerna dengan

    sempurna. Hasil yang terbentuk dari proses pencernaan ini

    di usus adalah berupa polipeptida yang merupakan turunan

    morpin. Zat ini akan masuk ke pembuluh darah, lalu di otak

    zat ini akan mempengaruhi reseptor endomorfin yang ada

    sehingga menimbulkan efek morfin yang berlebihan yang

    menyebabkan timbul menifestasi autisme. (Nelson, 2009)

    b. Faktor non organik

    1.

    Kemiskinan

    2. Keluarga tidak harmonis

    3.

    Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    8/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 8

    4. Penelantaran anak

    5.

    Faktor sosiokultural (Nelson, 2009)

    e. Bagaimana mekanisme dari keluhan-keluhan tersebut?

    Jawab:

    Faktor risiko (multifaktorial) disfungsi dari korteks serebri

    (lobus frontal, lobus parietal dan lobus temporal), serebellum dan

    sistem limbik pusat perintah motorik terganggu inhibisi

    gerakan voluntar terganggugerakan berlebihanhiperaktivitas

    mengepak-ngepakkan lengan seperti ingin terbang, tidak bisa

    diam (Hollander, 2003)

    2. Selain itu, ibu Rifky mengeluhkan Rifky belum bisa bicara dan tidak

    menoleh bila dipanggil, mengeluarkan kata-kata yang tidak bisa

    dimengerti orangtua dan orang lain.

    a. Bagaimana tahap perkembangan bahasa pada anak usia 18 bulan?

    Jawab:

    1. Motor : Lari dengan kaku, duduk pada kursi kecil, berjalan naik

    tangga dengan satu tangan dipegang, menjelajahi keranjang dan

    kotak sampah.

    2. Adaptif : Membuat menara dari 4 kubus, meniru mencorat-

    coret, meniru coretan vertikal, melempar bola kecil dari botol.

    3.

    Bahasa : 10 kata (rata-rata), memberi nama gambar,

    mengidentifikasi satu atau lebih bagian tubuh.

    4. Sosial : Makan sendiri, mencari pertolongan bila ada

    kesukaran, dapat mengeluh bila basah atau menjadi kotor,

    mencium orang tua dengan mengerut.

    Memberi nama obyek bertepatan dengan kedatangan

    pemikiran simbolistik. Anak-anak mungkin menunjuk suatu benda

    dengan jari telunjuk bukan dengan semua jari, seolah-olah mencari

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    9/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 9

    perhatian pada obyek, bukan dngan tujuan untuk memilikinya,

    tetapi menyebutkan nama mereka.

    Setelah menyadari bahwa kata-kata dapat berarti benda,

    perbendaharaan kata anak berkembang dari 10-15 kata pada usia

    18 bulan menjadi 100 kata atau lebih pada usia 2 tahun. (Nelson,

    2009)

    b.

    Bagaimana tahap perkembangan pendengaran pada anak usia 18

    bulan?

    Jawab:

    1618 bulan : Harus mengikuti arah yang sederhana tanpa gerak

    isyarat atau isyarat visual lainnya, dapat dilatih untuk mencapai ke

    arah mainan yang menarik pada garis tengah ketika suara

    disajikan. Sudah dapat mengetahui suara dari samping, bawah, dan

    atas. (Nelson, 2009)

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    10/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 10

    c. Apa makna Rifky belum bisa bicara dan tidak menoleh bila

    dipanggil, mengeluarkan kata-kata yang tidak bisa dimengerti

    orangtua dan orang lain?

    Jawab:

    Makna Rifky belum bisa bicara dan mengeluarkan kata-kata

    yang tidak bisa dimengerti orangtua dan orang lain merupakan

    gangguan komunikasi yang terjadi akibat kelainan di area

    bahasa yaitu wernicks area dan broca area. Mekanisme

    kelainannya sebagai berikut

    Faktor risiko (multifaktorial) disfungsi dari korteks serebri

    (lobus frontal, lobus temporal dan lobus parietal) area

    Wernicke dan area Broca bisa terganggu perilaku bahasa

    terganggu (belum bisa bicara dan mengeluarkan kata-kata

    yang tidak bisa dimengerti orangtua dan orang lain).

    (Hollander, 2003)

    Tidak menoleh bila dipanggil merupakan gangguan interaksi

    sosial karena atensinya terhadap lingkungan sedikit dan ia

    hanya sibuk dengan apa yang dilakukan dan dipikirankannya.

    3. Bila memerlukan sesuatu dia akan mengambil tangan pengasuhnya.

    a. Bagaimana tahap perkembangan perilaku anak?

    Jawab:

    Umur Motor Behavior Adaptive

    1 bulan Kepala merebah, reflek tonus

    leher, tangan mengepal

    Melihat sekitar, pergerakan

    bola ada tapi terbatas

    4 bulan Kepala tak merabah lagi,

    letak simetris, tangan terbuka

    Pergerakan bola mata baik,

    menggenggam benda yang

    diberikan padanya

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    11/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 11

    7 bulan Duduk dengan sokongan

    kedua tangan, memegangkubus, melihat dan

    menyentuh kancing

    Memindahkan kubus dari

    satu tangan ke tangan yanglain

    10

    bulan

    Duduk tanpa sokongan

    tangan, merangkak hingga

    berdiri

    Bermain dengan 2 kubus,

    yang satu disentuhkan

    dengan yang lain

    1 tahun Berjalan dengan bantuan,

    duduk bersila. Mengetahui

    arti kancing, memasukkan

    dan mengambilnya dari botol

    Memindahkan kubus

    kedalam cangkir

    1,5

    tahun

    Berjalan tanpa jatuh.

    Duduk sendiri di kursi

    kecil. Menyusun tumpukan

    dengan 3 kubus

    Mengeluarkan kancing

    dari botol. Meniru

    coretan garis lurus

    2 tahun Berlari. Menyusun tumpukan

    6 kubus

    Meniru coretan garis

    lingkaran

    3 tahun Berdiri dengan 1 kaki tanpa

    jatuh. Membuat tumpukan

    dari 10 kubus

    Membuat jembatan dengan

    3 kubus. Meniru gambar

    silang

    4 tahun Bejinjit Membuat pintu gerbang

    dengan 5 kubus.

    Menggambar orang

    5 tahun Berjinjit dengan kaki

    bergantian

    Dapat menghitung 10 sen

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    12/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 12

    b. Bagaimana peran orang tua dalam perkembangan perilaku pada

    anak?

    Jawab:

    Terapi biomedis sangat berpengaruh pada anak autisme.

    Tetapi terapi ini tidak akan berhasil jika di lakukan tanpa peran

    orang tua. Sebab orang tua adalah orang yang bisa mengerti dan

    dapat dimengerti oleh anak penyandang autis. (McCandless, 2003)

    Terapi biomedis dapat dilakukan dengan pemberian food

    suplement (pemakaian obat, vitamin, dan mineral) dan program

    diet yang akan dilakukan. Tetapi untuk melakukan terapi tersebut

    harus diketahui terlebih dahulu apakah sudah sesuai dengan

    kebutuhan anak. (Widyawati dkk, 2003)

    c.

    Apa makna bila memerlukan sesuatu dia akan mengambil tangan

    pengasuhnya?

    Jawab:

    Mengindikasi adanya gangguan interaksi sosial. Anak-anak

    dengan gangguan interaksi sosial pada umumnya dapat

    membentuk hubungan namun cukup dengan anggota keluarga,

    pengasuh (seperti pada kasus) atau orang yang paling banyak

    berperan dalam memberikan penanganan pada mereka.

    4.

    Rifky tidak mau bermain dengan teman sebaya, tidak suka dipeluk

    dan akan menjadi histeris bila mendengar suara keras.

    a. Apa faktor penyebab Rifky tidak mau bermain dengan teman

    sebaya, tidak suka dipeluk dan akan menjadi histeris bila

    mendengar suara keras?

    Jawab:

    - Neroanatomi

    - Neurofisiologi

    - Neurokimia

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    13/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 13

    - Tingkat kematangan dan perkembangan organik

    - Faktor-faktor pre-natal dan peri-natal

    b. Apa makna Rifky tidak mau bermain dengan teman sebaya, tidak

    suka dipeluk dan akan menjadi histeris bila mendengar suara

    keras?

    Jawab:

    - Tidak mau bermain dengan teman sebaya : Gangguan interaksi

    sosial

    Tidak mau bermain bersama dengan teman sebaya. Kepekaan

    yang berlebihan akan rangsang stimuli tertentu, membuatnya

    menarik diri dari lingkungan. Mereka bingung dan cemas bila

    tidak dapat memahami pesan-pesan emosi ynag terjadi saat

    bergaul, sehingga kadang memutuskan untuk menarik diri dari

    pergaulan. Juga adanya peningkatan kadar asam homovanilic

    (suatu metabolit utama dopamin) dalam cairan serebrospinalnya

    akan menimbulkan peningkatan penarikan diri dan stereotipic.

    - Tidak suka dipeluk : Anak memiliki kepekaan terhadap sentuhan

    ringan atau sebaliknya terhadap sentuhan dalam. Masalah

    kepekaan yang berlebihan ini biasanya terwujud dalam bentuk

    masalah perilaku (termasuk masalah makan dan pakaian). Bila

    Anak peka terhadap sentuhan dan terganggu dengan sentuhan

    kita, maka pelukan kita justru dapat ia artikan sebagai hukuman

    yang menyakitkan. Anak dengan autistic mengalami kesulitan

    dalam mengenali emosi orang lain sehingga mereka tidak mampu

    mengekspresikan emosinya, apalagi melakukan kontak emosi

    dengan orang lain.

    c.

    Bagaimana dampak interaksi sosial Rifky bila tidak ditangani?

    Jawab:

    Dampak gangguan interaksi sosial :

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    14/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 14

    Kebutuhan Fisiologis

    Penderita dengan interaksi sosial menarik diri kurangmemperhatikan diri dan lingkungannya sehingga motivasi

    untuk makan sendiri tidak ada. Penderita kurang

    memperhatikan kebutuhan istirahat dan tidur, karena asyik

    dengan pikirannya sendiri sehingga tidak ada minat untuk

    mengurus diri dan keberhasilannya.

    Kebutuhan Rasa Aman

    Penderita dengan gangguan interaksi menarik diri cenderung

    merasa cemas, gelisah, takut dan bingung sehingga akan

    menimbulkan rasa tidak aman bagi penderita.

    Kebutuhan Mencintai dan Dicintai

    Penderita dengan gangguan interaksi sosial menarik diri

    cenderung memisahkan diri dari orang lain.

    Kebutuhan Harga Diri

    Penderita dengan gangguan interaksi sosial menarik diri akan

    mengalami perasaan yang tidak berarti dan tidak berguna.

    Penderitaakan mengkritik diri sendiri, menurunkan dan

    mengurangi martabat diri sendiri sehingga penderitaterganggu.

    Kebutuhan Aktualisasi Diri

    Penderita dengan gangguan interaksi sosial menarik diri akan

    merasa tidak percaya diri, merasa dirinya tidak pantas

    menerima pengakuan dan penghargaan dari orang lain dan

    penderita akan merasa rendah diri untuk meminta pengakuan

    dari orang lain.

    Jika tidak di tangani, kehidupan anak akan menjadi marginal

    dan susah untuk berinteraksi terhadap lingkungan dan tidak dapat

    saling bertukar pikiran dengan orang lain. (Nelson, 2009)

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    15/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 15

    5. Rifky anak pertama dari ibu usia 35 tahun. Lahir spontan pada

    kehamilan 38 minggu. Selama hamil ibu sehat dan periksa kehamilan

    dengan teratur ke bidan. Segera setelah lahir langsung menangis, skor

    APGAR 1 menit 8, menit kelima 9. Berat badan waktu lahir 3000

    gram.

    a. Bagaimana interpretasi riwayat kelahiran Rifky dengan keluhan-

    keluhannya?

    Jawab:

    Rifky anak pertama dari ibu usia 35 tahun hamil di usia 35

    tahun merupakan faktor resiko untuk memiliki anak autisme

    Lahir spontan pada kehamilan 38 minggu normal. Bayi

    normal lahir di usia kehamilan 37-42 minggu, 38-42 minggu,

    dan 38-40 minggu.

    Selama hamil ibu sehat dan periksa kehamilan dengan teratur

    ke bidannormal

    Segera setelah lahir langsung menangisnormal

    Skor APGAR 1 menit 8, menit kelima 9normal

    Berat badan waktu lahir 3000 gram normal. BBLR normal

    2500 gr4000 gr.

    (Nelson, 2009)

    b. Bagaimana hubungan riwayat kelahiran Rifky dengan keluhan-

    keluhannya?

    Jawab:

    Tidak ada hubungan antara riwayat kelahiran dengan keluhan

    Rifky.

    c.

    Bagaimana hubungan usia ibu dengan Rifky anak pertama?

    Jawab:

    Beberapa faktor lainnya yg juga diidentifikasi berasosiasi dengan

    terjadinya autisme diantaranya adalah usia ibu (makin tinggi usia

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    16/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 16

    ibu, kemungkinan menyandang autis kian besar), urutan kelahiran,

    pendarahan trisemester. (elvi 2003)

    d. Bagaimana faktor risiko yang menyebabkan keluhan seperti Rifky

    selain riwayat kelahiran?

    Jawab:

    1) Genetika

    2)

    Penyakit otak (infeksi TORCH)

    3) Kelainan otak (microcephaly, hidrosefalus)

    4) Penyakit metabolik (PKU, MPS)

    5)

    Gangguan yang merusak postnatally diakuisisi (Ensefalitis,

    Meningitis)

    6) Encephalopathy

    7)

    Tumor

    8) Kelainan genetik(tuberous sclerosis, fragile X Syndrome)

    e.

    Bagaimana hubungan riwayat kehamilan dengan keluhan Rifky?

    Jawab:

    Tidak ada hubungan antara riwayat kelahiran dengan keluhan

    Rifky.

    f. Bagaimana cara pemeriksaan skor APGAR?

    Jawab:

    Skor APGAR merupakan metode sederhana untuk menilai keadaan

    umum bayi serta untuk mengetahui apakah bayi mengalami asfiksia atau

    tidak.

    Kriteria Skor APGAR:

    Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 Akronim

    Warna kulitseluruhnya

    biru

    warna kulit tubuh

    normal merah

    warna kulit tubuh,

    tangan, dan kakiAppearance

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    17/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 17

    muda,

    tetapi tangan dankaki kebiruan

    (akrosianosis)

    normal merah muda,

    tidak adasianosis

    Denyut jantung tidak ada 100 kali/menit Pulse

    Respons refleks

    tidak ada

    respons

    terhadap

    stimulasi

    meringis/menangis

    lemah ketika

    distimulasi

    meringis/bersin/batuk

    saat stimulasi saluran

    napas

    Grimace

    Tonus ototlemah/tidak

    adasedikit gerakan bergerak aktif Activity

    Pernapasan tidak adalemah atau tidak

    teratur

    menangis kuat,

    pernapasan baik dan

    teratur

    Respiration

    Interpretasi Skor APGAR

    Jumlah skor Interpretasi Catatan

    7-10 Bayi normal

    4-6 Agak rendah

    Memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan

    lendir yang menyumbat jalan napas, atau pemberian

    oksigen untuk membantu bernapas.

    0-3 Sangat rendah Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif

    (Sarwono, 2000)

    6. Pemeriksaan fisik:BB 12 kg, PB 87 cm, LK 47 cm, compos mentis,

    kepala: tidak ada gambaran dismorfik, tidak ada kelainan neurologis.

    Status Perkembangan:

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Akrosianosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sianosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Denyut_jantunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Denyut_jantunghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tonus_otot&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tonus_otot&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Denyut_jantunghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sianosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Akrosianosis&action=edit&redlink=1
  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    18/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 18

    Bila diajak bicara, tidak mau menatap muka lawan bicara dan tidak

    mau tersenyum kepada pemeriksa. Tidak menoleh ketika dipanggil namanya.

    Selalu mengepak-ngepakkan lengannya.

    Tidak bisa bermain pura-pura (membuat secangkir teh).

    Tidak pernah menunjuk sesuatu.

    Tidak bisa disuruh untuk melihat benda yang ditunjuk, malah

    melihat ke tangan pemeriksa.

    Bermain mobil-mobilan hanya disusun berurutan dan diperhatikanhanya bagian rodanya saja.

    Pemeriksaan penunjang:Tes pendengaran normal.

    a.

    Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik dan status

    perkembangan?

    Jawab:

    BB Rifky 12 kg Normal.

    Berat badan normal anak usia 18 bulan adalah 813 kg. PB Rifky 87 cm Normal.

    Panjang badan normal anak usia 18 bulan adalah 7688 cm.

    LK Rifky 47 cm Normal.

    Lingkar kepala normal anak usia 18 bulan adalah 44,550,5 cm.

    Tidak ada gambaran dismorfik menyingkirkan DD sindrom

    down.

    Status Perkembangan:

    Hasil pemeriksaan fisik Interpretasi

    Bila diajak bicara, tidak mau

    menatap muka lawan bicara

    dan tidak mau tersenyum

    kepada pemeriksa

    Gangguan interaksi

    sosial.

    Tidak menoleh ketika Gangguan interaksi

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    19/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 19

    dipanggil namanya sosial.

    Selalu mengepak-ngepakkantangannya

    Gangguan motorik(stereotipik).

    Tidak bisa bermain pura-

    pura

    Gangguan perilaku

    stereotipik dan

    gangguan kognisi.

    Tidak pernah menunjuk

    sesuatu

    Gangguan interaksi

    sosial.

    Tidak bisa disuruh untuk

    melihat benda yang ditunjuk,

    malah melihat ke tangan

    pemeriksa

    Gangguan interaksi

    social

    Bermain mobil-mobilan

    hanya disusun berurutan dan

    diperhatikan hanya bagian

    rodanya saja

    Gangguan perilaku

    stereotipik.

    (Kaplan & Sadock, 2010)

    b. Apa makna tes pendengaran normal?

    Jawab:

    Makna tes pendengaran normal berarti differensial diagnosis

    gangguan pendengaran dapat disingkirkan.

    7.

    Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus ini?

    Jawab:

    Diagnosis Autism Berdasarkan DSM IV (Diagnostic and Statistic

    manual)

    Untuk menetapkan diagnosis gangguan autism para klinisi sering

    menggunakan pedoman DSM IV. Gangguan Autism didiagnosis

    berdasarkan DSM-IV:

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    20/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 20

    Harus ada sedikitnya 6 gejala dari (1), (2), dan (3), dengan minimal

    harus ada 2 gejala dari (1), dan satu gejala masing-masing dari (2)

    dan (3):

    (1)Gangguan Kualitatif dalam Interaksi Sosial

    Minimal harus ada dua manifestasi:

    - Hendaya dalam perilaku non verbal seperti: kontak mata sangat

    kurang, ekspresi muka kurang hidup, sikap tubuh atau gerak

    tubuh dalam interaksi sosial.

    - Kegagalan dalam berhubungan dengan anak sebaya sesuai

    dengan perkembangannya.

    - Tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain.

    - Kurangnya hubungan sosial dan emosional.

    (2)Gangguan Kualitatif dalam Bidang Komunikasi

    Minimal 1 gejala di bawah ini:

    - Bicara terlambat atau bahkan sama sekali tak berkembang (tak

    ada usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain tanpa

    bicara).

    - Bila bisa bicara tidak dipakai untuk komunikasi.

    - Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang.

    - Cara bermain kurang variasi, kurang imajinatif dan kurang bisa

    meniru.

    (3)Suatu Pola yang Dipertahankan dan Diulang-ulang dalam

    Perilaku, Minat dan Kegiatan

    Sedikitnya harus ada 1 gejala di bawah ini:

    - Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat

    khas dan berlebihan.

    - Terpaku pada satu kegiatan ritual atau rutin yang tidak ada

    gunanya.

    - Terdapat gerakan-gerakan aneh yang khas berulang-ulang.

    - Seringkali terpukau pada bagian-bagian benda.

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    21/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 21

    Sebelum usia 3 tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan

    dalam bidang: 1. Interaksi social 2. Bicara dan berbahasa 3. Cara

    bermain yang kurang variasi. C. Gangguan tersebut bukan disebabkan

    karena sindrom Rett atau Gangguan disintegratif masa kanak-kanak.

    (Childhood Disintegrative Disorder).

    8. Bagaimana diagnosis banding pada kasus?

    Jawab:

    9. Bagaimana pemeriksaan tambahan dalam kasus?

    Jawab:

    Tidak ada satupun pemeriksaan medis yang dapat memastikan

    suatu diagnosis autism pada anak. Jadi pemeriksaan penunjang

    bukanlah hal penting dalam menegakkan diagnosis autism.

    Karakter ASD ADHD Retardasi

    Mental

    Gangguan bicara + + +/-

    Gangguan

    komunikasi non

    verbal

    + -

    +/-

    Inattention + + -

    Hiperaktif + + (dominan) -

    Gangguan interaksi

    social

    + - +/-

    Kontak mata - + -

    Stereotipik + + -

    Gangguan motorik - - +/-

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    22/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 22

    Tetapi terdapat beberapa pemeriksaan yang dapat menunjang

    diagnosis yang dapat digunakan sebagai dasar intervensi dab strategi

    pengobatan.

    1) Pendengaran: bila terdapat gangguan pendengaran harus

    dilakukan beberapa pemeriksaan audio gram and typanogram.

    2) Elektroensefalogram (EEG): eeg untuk memeriksa gelombang

    otak yang mennujukkan gangguan kejang, diindikasikan pada

    kelainan tumor dan gangguan otak..

    3) Skrening metabolik: pemeriksaan yang dilakukan adalah

    pemeriksaan darah dan urine untuk melihat metabolisme makanan

    di dalam tubuh dan pengaruhnya pada tumbuh kembang anak.

    Beberapa spectrum autism dapat disembuhkan dengan diet khusus.

    4) Magnetic resonance imaging (MRI) dan computer assited axial

    tomography (cat scan):mri atau cat scans sangat menolong untuk

    mendiagnosis kelainan struktur otak, karena dapat melihat struktur

    otak secara lebih detail

    5)

    Pemeriksaan genetik:pemeriksaan darah untuk melihat kelainan

    genetik, yang dapat menyebabkan gangguan perkembangan.

    Beberapa penelitian menunjukkkan bahwa penderita autism telah

    dapat ditemukan pola dna dalam tubuhnya.

    10. Apa working diagnosis dalam kasus?

    Jawab:

    Autisme Spectrum Disorder (ASD)

    11.

    Apa etiologi dalam kasus?

    Jawab:

    Tidak diketahui penyebab pasti autime spectrum disorder tetapi faktor

    risiko yang berperan adalah:

    1) Genetika

    2)

    Penyakit otak (infeksi TORCH)

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    23/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 23

    3) Kelainan otak (microcephaly, hidrosefalus)

    4)

    Penyakit metabolik (PKU, MPS)

    5) Gangguan yang merusak postnatally diakuisisi (Ensefalitis,

    Meningitis)

    6)

    Encephalopathy

    7) Tumor

    8) Kelainan genetik(tuberous sclerosis, fragile X Syndrome)

    12. Bagaimana epidemiologi dalam kasus?

    Jawab:

    Prevalensi :

    a. 2-5 kasus per 10.000 anak (0,02-0,05%) dibawah usia 12 tahun

    b.25% pada anak usia 1 tahun

    c.

    50% pada anak usia 2 tahun

    d.25% pada anak usia >2 tahun

    Distribusi jenis kelamin

    a.

    : = 3 : 1

    b.Anak perempuan yang memiliki gangguan austistik cenderung

    terkena lebih serius dan lebih mungkin memiliki riwayat keluarga

    gangguan kognitif dibandingkan anak laki-laki.

    Tidak ada hubungan dengan ras, etnis, dan sosial ekonomi.

    13.

    Bagaimana patofisiologi dalam kasus?

    Jawab:

    Faktor risiko (multifaktorial) disfungsi dari korteks serebri

    (lobus frontal, lobus parietal dan lobus temporal), serebellum dan

    sistem limbik pusat perintah motorik terganggu inhibisi

    gerakan voluntar terganggu gerakan berlebihan

    hiperaktivitas mengepak-ngepakkan lengan seperti ingin

    terbang, tidak bisa diam (Hollander, 2003)

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    24/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 24

    Faktor risiko (multifaktorial) disfungsi dari korteks serebri

    (lobus frontal, lobus temporal dan lobus parietal)

    areaWernicke dan area Broca bisa terganggu perilaku bahasa

    terganggu (belum bisa bicara dan mengeluarkan kata-kata yang

    tidak bisa dimengerti orangtua dan orang lain). (Hollander, 2003)

    14.

    Bagaimana manifestasi klinis dalam kasus?

    Jawab:

    Diantara gejala-gejala dan tanda-tanda yang paling penting adalah

    kemampuan komunikasi verbal dan non-verbal yang tidak atau kurang

    berkembang, kelainan pada pola berbicara, gangguan kemampuan

    mempertahankan percakapan, permainan social yang abnormal,

    tiadanya empati, dan ketidakmampuan untuk berteman. Sering juga

    memperlihatkan gerakan tubuh stereotipik, kebutuhan kesamaan yang

    mencolok, minat yang sangat sempit, dan keasyikan dengan bagian-

    bagian tubuh. Anak autistic menarik diri dan sering menghabiskan

    waktunya untuk bermain sendiri. Muncul perilaku ritualistic, yang

    mencerminkan kebutuhan anak untuk memelihara lingkungan yang

    tetap dan dapat diramalkan. Ledakan amarah dapat menyertai

    gangguan rutin. Kontak mata minimal atau tidak ada. Pengamatan

    visual terhadap gerakan jari dan tangan, pengunyahan benda, dan

    menggosok permukaan dapat menunjukkan penguatan kesadaran dan

    sensitivitas terhadap beberapa rangsangan, sedangkan hilangnya

    respon terhadap nyeri dan kurangnya respon terkejut terhadap suara-

    suara keras yang mendadak menunjukkan menurunnya sensitivitas

    pada rangsangan lain. Jika berbicara memperlihatkan echolalia,

    pembalikan kata ganti (pronominal), berpuisi yang tak berujung

    pangkal, dan bentuk bahasa-bahasa aneh lainnya dapat menonjol.

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    25/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 25

    15. Bagaimana tatalaksana dalam kasus?

    Jawab:

    Beberapa penanganan yang telah dikembangkan untuk membantu

    anak autisme antara lain:

    1.

    Terapi Tingkah laku

    Berbagai jenis terapi tingkah laku telah dikembangkan untuk

    mendidik penyandang autisme, mengurangi tingkah laku yang

    tidak lazim dan menggantinya dengan tingkah laku yang bisa

    diterima dalam masyarakat. Terapi ini sangat penting untuk

    membantu penyandang autisme untuk lebih bisa menyesuaikan diri

    dalam masyarakat.

    2. Terapi wicara

    Terapi wicara sering kali masih tetap dibutuhkan untuk

    memperlancar bahasa anak. Menerapkan terapi wicara pada anak

    autism berbeda daripada anak lain. Oleh karena itu diperlukan

    pengetahuan yang cukup mendalam tentang gangguan bicara pada

    anak autisme.

    3. Pendidikan kebutuhan khusus

    Pendidikan pada tahap awal diterapkan satu guru untuk satu anak.

    Cara ini paling efektif karena anak sulit memusatkan perhatiannya

    dalam suatu kelas yang besar. Secara bertahap anak dimasukan

    dalam kelompok kelas untuk dapat mengikuti pembelajaran secara

    klasikal. Penggunaan guru pendamping sebaiknya tidak terlalu

    dominan, yang diharapkan adalah anak dengan gangguan autism

    dapat secara terus menerus belajar dengan anak-anak lainnya

    dalam satu pembelajaran bersama. Pola pendidikan yang

    terstruktur baik di sekolah maupun di rumah sangat diperlukan

    bagian kini. Mereka harus dilatih untuk mandiri, terutama soal

    bantu diri. Maka seluruh keluarga di rumah harus memakai pola

    yang sama Agar tidak membingungkan anak.

    4.

    Terapi okupasi

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    26/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 26

    Sebagian individu dengan gangguan autism mempunyai

    perkembangan motorik terutama motorik halus yang kurang baik.

    Terapi okupasi diberikan untuk membantu menguatkan,

    memperbaiki koordinasi dan keterampilan otot halus seperti

    tangan. Otot jari tangan penting dilatih terutama untuk persiapan

    menulis dan melakukan segala pekerjaan yang membutuhkan

    keterampilan motorik halus. (Mohamad sugiarminplbupi)

    16. Bagaimana komplikasi dalam kasus?

    Jawab:

    a.

    Retardasi mental

    b. Gangguan pada akademik, sosial, dan pekerjaan

    c. Gangguan tidur

    d.

    Depresi

    17. Bagaimana prognosis dalam kasus?

    Jawab:

    Autisme adalah gangguan seumur hidup.

    Penentu utama prognosis adalah:

    -

    Ada atau tidak adanya gangguan otak.

    - Bicara pada usia 5 tahun.

    - Kecerdasan.

    5 - 10% akan menjadi orang dewasa mandiri.

    25% akan menunjukkan kemajuan perkembangan.

    65-70% akan terus secara terganggu dan diperlukan perawatan

    khusus.

    18. Bagaimana kompetensi dokter umum dalam kasus?

    Jawab:

    Tingkat Kemampuan 2

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    27/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 27

    Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan

    pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter

    (misalnya: pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter

    mampu merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang relevan dan

    mampu menindaklanjuti sesudahnya

    19. Bagaimana pandangan islam dalam kasus?

    Jawab:

    Yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya dan

    yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian dia

    menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian dia

    menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan

    dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati;

    (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (Q.S. As Sajdah: 32, ayat 7

    9)

    2.3.4 Kesimpulan

    Rifky, anak laki-laki, usia 18 bulan mengalami gangguan perilaku,

    komunikasi, dan interaksi sosial, karena menderita Autisme Spectrum

    Disorder (ASD).

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    28/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 28

    2.3.5 Kerangka konsep

    Faktor risiko: gen

    Pembesaran lobus

    parietal, occipital,

    temporal

    Hiperaktivitas

    neuron

    Gangguan

    interaksi sosial

    Gangguan

    komunikasi

    Gangguan

    perilaku

    Autisme Spectrum

    Disorder (ASD)

  • 5/20/2018 SKenario C Blok 16

    29/29

    Skenario C

    FK UMP 2014 Page 29

    DAFTAR PUSTAKA

    Hollander E., 2003.Autism Spectrum Disorders.Volume 24 of the Medical

    Psychiatry Series. New York, NY: Marcel Dekker.

    Kaplan & sadock.2010.buku ajar psikiatriklinisI.edisi 2.jakarta:EGC

    McCandless, J. (2003). Children with starving brains (2nd ed) atau Anakanak

    dengan otak yang lapar, terj.Wibowo, F., dkk. Jakarta: Grasindo.

    Nelson, Waldo E, 2009.Pertumbuhan dan Perkembangan. Ilmu Kesehatan Anak.

    Jakarta: EGC.

    Prawirohardjo, Sarwono, 2000. Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

    dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

    Snel, Richard S., 2006. Struktur dan Lokalisasi Fungsional Cortex Cerebri.

    Neuronanatomi Klinik. Jakarta: EGC.

    Widyawati, I., Rosadi, D., E., & Yulidar. 2003. Terapi anak autis di rumah.

    Jakarta: Puspa Swara.

    (http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/206312019/bab2.pdf)

    (Http://File.Upi.Edu/Direktori/Fip/Jur._Pend._Luar_Biasa/195405271987031-

    Mohamad_Sugiarmin/Individu_Dengan_Gangguan_Autisme.Pdf)

    http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/206312019/bab2.pdfhttp://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195405271987031-MOHAMAD_SUGIARMIN/INDIVIDU_DENGAN_GANGGUAN_AUTISME.pdfhttp://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195405271987031-MOHAMAD_SUGIARMIN/INDIVIDU_DENGAN_GANGGUAN_AUTISME.pdfhttp://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195405271987031-MOHAMAD_SUGIARMIN/INDIVIDU_DENGAN_GANGGUAN_AUTISME.pdfhttp://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195405271987031-MOHAMAD_SUGIARMIN/INDIVIDU_DENGAN_GANGGUAN_AUTISME.pdfhttp://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/206312019/bab2.pdf