tutorian skenario b blok 16

27
Ha Sakinah Se 04011181320027 PSPD A 2013 1. Hubungan jenis kelamin dan usia terhadap kasus ? Moulya, sakinah Faringitis terjadi pada semua umur dan tidak dipengaruhi jenis kelamin, tetapi frekuensi yang paling tinggi terjadi pada anak-anak. Faringitis akut jarang ditemukan pada usia dibawah 1 tahun. Insedensi meningkat dan mencapai puncaknya pada usia 4-7 tahun, tetapi tetap berlanjut sepanjang akhir masa nak-anak dan kehidupan dewasa. Faringitis kronik umumnya terjadi pada individu dewasa yang bekerja/tinggal dengan lingkungan berdebu, menggunakan suara berlebihan, menderita akibat batuk kronik, penggunaan habitual alkohol dan tembakau. 2. Apa pengaruh riwayat penyakit dengan keluhan sekarang ?endy, sakinah Faringitis kronis bisa disebabkan karena induksi yang berulang-ulang faringitis akut atau karena iritasi faring akibat merokok. Gejala-gejala yang dulu seperti tenggorokan kering dan gatal adalah gejala-gejala awal yang berulang sebelum terjadi faringitis kronis eksaserbasi akut 3. Apa hubungan kebiasaan merokok 5 batang/hari dengan kasus ? emir, sakinah Merokok dapat merusak silia pada saluran pernapasan yang bertanggung jawab untuk menyikat keluar benda asing, kotoran, iritasi, dan lender berlebih. Ini sebabnya bakteri dan virus bisa dengan mudah masuk karena silia telah rusak akibat merokok 5 batang setiap hari. Kemudian bakteri, virus, iritan dan benda asing tersebut dapat menyebabkan faringitis secara bertahap menyebabkan faringitis kronik. 4. Bagaimana cara pemeriksaan otoskopi? fauzik, sakinah 1. Pasien duduk dengan badan sedikit condong ke depan dan kepala lebih tinggi sedikit dari kepala pemeriksa untuk memudahkan melihat liang telinga & membran timpani.

Upload: ha-sakinah-se

Post on 03-Oct-2015

19 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Tutorian Skenario B Blok 16Tutorian Skenario B Blok 16

TRANSCRIPT

Hubungan jenis kelamin dan usia terhadap kasus ? Moulya, sakinah

Ha Sakinah Se

04011181320027

PSPD A 2013

1. Hubungan jenis kelamin dan usia terhadap kasus ? Moulya, sakinah

Faringitis terjadi pada semua umur dan tidak dipengaruhi jenis kelamin, tetapi frekuensi yang paling tinggi terjadi pada anak-anak. Faringitis akut jarang ditemukan pada usia dibawah 1 tahun. Insedensi meningkat dan mencapai puncaknya pada usia 4-7 tahun, tetapi tetap berlanjut sepanjang akhir masa nak-anak dan kehidupan dewasa. Faringitis kronik umumnya terjadi pada individu dewasa yang bekerja/tinggal dengan lingkungan berdebu, menggunakan suara berlebihan, menderita akibat batuk kronik, penggunaan habitual alkohol dan tembakau.

2. Apa pengaruh riwayat penyakit dengan keluhan sekarang ?endy, sakinah

Faringitis kronis bisa disebabkan karena induksi yang berulang-ulang faringitis akut atau karena iritasi faring akibat merokok. Gejala-gejala yang dulu seperti tenggorokan kering dan gatal adalah gejala-gejala awal yang berulang sebelum terjadi faringitis kronis eksaserbasi akut

3. Apa hubungan kebiasaan merokok 5 batang/hari dengan kasus ? emir, sakinah

Merokok dapat merusak silia pada saluran pernapasan yang bertanggung jawab untuk menyikat keluar benda asing, kotoran, iritasi, dan lender berlebih. Ini sebabnya bakteri dan virus bisa dengan mudah masuk karena silia telah rusak akibat merokok 5 batang setiap hari. Kemudian bakteri, virus, iritan dan benda asing tersebut dapat menyebabkan faringitis secara bertahap menyebabkan faringitis kronik.

4. Bagaimana cara pemeriksaan otoskopi? fauzik, sakinah

1. Pasien duduk dengan badan sedikit condong ke depan dan kepala lebih tinggi sedikit dari kepala pemeriksa untuk memudahkan melihat liang telinga & membran timpani.

2. Salam dan informed consent.

3. Inspeksi & palpasi

Mula-mula lihat bentuk dan keadaan telinga (pre & post aurikula)

Apakah ada kelainan congenital

Apakah ada tanda peradangan atau sikatrik bekas operasi

Apakah ada tanda radang, fistel, atau abses retroaurikula

Apakah ada nyeri tekan tragus dan tarik aurikula

Apakah ada nyeri ketok atau tekan daerah mastoid

4. Dilanjutkan dengan pemeriksaan otoskopi

Tarik daun telinga ke atas dan ke belakang sehingga liang telinga lurus dan mempermudah melihat keadaan liang telinga dan membran timpani

Otoskop dipegang dengan tangan kanan untuk telinga kanan, dan sebaliknya

yang dinilai adakah radang pada mukosa seperti furunkel, granulasi, jamur, korpus alienum, cairan, dan serumen ?

5. Bila CAE bersih, nilai membrane timpani

Apakah utuh atau perforasi

bila utuh nilai apakah ada tanda radang, reflek cahaya, dan adanya bulging/retraksi

bila perforasi, sebutkan lokasi, jumlah, dan luasnya (sentral, marginal, subtotal, total)

5. Apa etiologi penyakit pada kasus ? sakinah, fauzik

Faringitis kronis bisa disebabkan karena induksi yang berulang-ulang faringitis akut atau karena iritasi faring akibat merokok berlebihan dan penyalahgunaan alkohol, sering konsumsi minuman ataupun makanan yang panas, dan batuk kronis karena alergi. Faringitis kronis akibat gangguan pencernaan pada lambung juga mungkin terjadi namun merupakan penyebab yang jarang ditemukan. Penyebab lain yang tidak termasuk iritan adalah pemakaian suara berlebihan misalnya pada orator, sinusitis, rhinitis, inhalasi akibat uap yang merangsang mukosa faring, debu, serta kebiasaan bernafas melalui mulut karena hidung tersumbat.

6. Apa prognosis penyakit pada kasus ? fira, sakinah

Umumnya prognosis pasien dengan faringitis adalah baik. Pasien dengan faringitisbiasanya sembuh dalam waktu 1-2 minggu.

7. Apa SKDI penyakit pada kasus ? akbar, sakinah

Standar kompetensi: 4A

Dokter harus mampu mendiagnosis, melakukan pentlaksanaan secara mandiri dan tuntas.Anatomi dan fisiologi tenggorokan

2.3.1 Anatomi Tenggorokan8

Tenggorokan merupakan bagian dari leher depan dan kolumna vertebra, terdiri dari faring dan laring. Bagian terpenting dari tenggorokan adalah epiglottis, ini menutup jika ada makanan dan minuman yang lewat dan menuju esophagus. Rongga mulut dan faring dibagi menjadi beberapa bagian. Rongga mulut terletak di depan batas bebas palatum mole, arkus faringeus anterior dan dasar lidah. Bibir dan pipi terutama disusun oleh sebagian besar otot orbikularis oris yang dipersarafi oleh nervus fasialis. Vermilion berwarna merah karena ditutupi lapisan sel skuamosa. Ruangan diantara mukosa pipi bagian dalam dan gigi adalah vestibulum oris. Palatum dibentuk oleh dua bagian: premaksila yang berisi gigi seri dan berasal prosesusnasalis media, dan palatum posterior baik palatum durum dan palatum mole, dibentuk olehgabungan dari prosesus palatum, oleh karena itu, celah palatum terdapat garis tengah belakang tetapi dapat terjadi kearah maksila depan. Lidah dibentuk dari beberapa tonjolan epitel didasar mulut. Lidah bagian depan terutamaberasal dari daerah brankial pertama dan dipersarafi oleh nervus lingualis dengan cabang kordatimpani dari saraf fasialis yang mempersarafi cita rasa dan sekresi kelenjar submandibula. Saraf glosofaringeus mempersarafi rasa dari sepertiga lidah bagian belakang. Otot lidah berasal dari miotom posbrankial yang bermigrasi sepanjang duktus tiroglosus ke leher. Kelenjar liur tumbuh sebagai kantong dari epitel mulut yang terletak dekat sebelah depan saraf-saraf penting. Duktus sub mandibularis dilalui oleh saraf lingualis. Saraf fasialis melekat pada kelenjar parotis. Faring bagian dari leher dan tenggorokan bagian belakang mulut. Faring adalah suatu kantong fibromuskuler yang bentuknya seperti corong, yang besar di bagian atas dan sempit dibagian bawah. Kantong ini mulai dari dasar tengkorak terus menyambung ke esophagus setinggivertebra servikalis ke enam. Ke atas, faring berhubungan dengan rongga hidung melalui koana,ke depan berhubungan dengan rongga mulut melalui isthmus orofaring, sedangkan dengan laring dibawah berhubungan melalui aditus laring dan kebawah berhubungan dengan esophagus.Panjang dinding posterior faring pada orang dewasa kurang lebih empat belas centimeter; bagian ini merupakan bagian dinding faring yang terpanjang. Dinding faring dibentuk oleh selaput lender, fasia faringobasiler, pembungkus otot dan sebagian fasia bukofaringeal. Faring terbagi atas nasofaring, orofaring, dan laringofaring (hipofaring). Pada mukosa dinding belakang faring terdapat dasar tulang oksiput inferior, kemudianbagian depan tulang atas dan sumbu badan, dan vertebra servikalis lain. Nasofaring membuka kearah depan hidung melalui koana posterior. Superior, adenoid terletak pada mukosa atap nasofaring. Disamping, muara tuba eustachius kartilaginosa terdapat didepan lekukan yangdisebut fosa rosenmuller. Otot tensor velipalatini, merupakan otot yang menegangkan palatum dan membuka tuba eustachius masuk ke faring melalui ruangan ini. Orofaring kearah depan berhubungan dengan rongga mulut. Tonsila faringeal dalamkapsulnya terletak pada mukosa pada dinding lateral rongga mulut. Didepan tonsila, arcus faring anterior disusun oleh otot palatoglossus, dan dibelakang dari arkus faring posterior disusun oleh otot palatofaringeus, otot-otot ini membantu menutupnya orofaring bagian posterior. Semua dipersarafi oleh pleksus faringeus. 2.3.1.1 Vaskularisasi.8

Berasal dari beberapa sumber dan kadang-kadang tidak beraturan. Yang utama berasal daricabang a. Karotis ekstern serta dari cabang a.maksilaris interna yakni cabang palatine superior. 2.3.1.2 Persarafan8

Persarafan motorik dan sensorik daerah faring berasal dari pleksus faring yang ekstensif. Pleksus ini dibentuk oleh cabang dari n.vagus, cabang dari n.glosofaringeus dan serabut simpatis. Cabang faring dari n.vagus berisi serabut motorik. Dari pleksus faring yang ekstensif ini keluar untuk otot-otot faring kecuali m.stilofaringeus yang dipersarafi langsung oleh cabang n.glossofaringeus. 2.3.1.3 Kelenjar Getah Bening8

Aliran limfe dari dinding faring dapat melalui 3 saluran yaitu superior,media dan inferior. Saluran limfe superior mengalir ke kelenjar getah bening retrofaring dan kelenjar getah bening servikal dalam atas. Saluran limfe media mengalir ke kelenjar getah bening jugulodigastrik dan kelenjar getah bening servikal dalam atas, sedangkan saluran limfe inferior mengalir ke kelenjar getah bening servikal dalam bawah.

Berdasarkan letak, faring dibagi atas:

2.3.1.4. Nasofaring

Berhubungan erat dengan beberapa struktur penting misalnya adenoid, jaringan limfoid pada dinding lareral faring dengan resessus faring yang disebut fosa rosenmuller, kantong rathke, yang merupakan invaginasi struktur embrional hipofisis serebri, torus tubarius, suatu refleksi mukosa faring diatas penonjolan kartilago tuba eustachius, konka foramen jugulare, yang dilalui oleh nervus glosofaring, nervus vagus dan nervus asesorius spinal saraf kranial dan vena jugularis interna bagian petrosus os.tempolaris dan foramen laserum dan muara tuba eustachius. 9

Gambar 2.11. Anatomi faring dan struktur sekitarnya

2.3.1.5 Orofaring

Disebut juga mesofaring dengan batas atasnya adalah palatum mole, batas bawahnya adalah tepi atas epiglotis kedepan adalah rongga mulut sedangkan kebelakang adalah vertebra servikal. Struktur yang terdapat dirongga orofaring adalah dinding posterior faring, tonsil palatina fosa tonsil serta arkus faring anterior dan posterior, uvula, tonsil lingual dan foramen sekum.9a. Dinding Posterior Faring

Secara klinik dinding posterior faring penting karena ikut terlibat pada radang akut atau radang kronik faring, abses retrofaring, serta gangguan otot bagian tersebut. Gangguan otot posterior faring bersama-sama dengan otot palatum mole berhubungan dengan gangguan n.vagus.9

b. Fosa tonsil

Fosa tonsil dibatasi oleh arkus faring anterior dan posterior. Batas lateralnya adalah m.konstriktor faring superior. Pada batas atas yang disebut kutub atas (upper pole) terdapat suatu ruang kecil yang dinamakan fossa supratonsil. Fosa ini berisi jaringan ikat jarang dan biasanya merupakan tempat nanah memecah ke luar bila terjadi abses. Fosa tonsil diliputi oleh fasia yang merupakan bagian dari fasia bukofaring dan disebu kapsul yang sebenar- benarnya bukan merupakan kapsul yang sebena-benarnya.9c. Tonsil

Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus didalamnya.9Terdapat macam tonsil yaitu tonsil faringal (adenoid), tonsil palatina dan tonsil lingual yang ketiga-tiganya membentuk lingkaran yang disebut cincin waldeyer. Tonsil palatina yang biasanya disebut tonsil saja terletak di dalam fosa tonsil. Pada kutub atas tonsil seringkali ditemukan celah intratonsil yang merupakan sisa kantong faring yang kedua. Kutub bawah tonsil biasanya melekat pada dasar lidah.9

Permukaan medial tonsil bentuknya beraneka ragam dan mempunyai celah yang disebut kriptus. Epitel yang melapisi tonsil ialah epitel skuamosa yang juga meliputi kriptus. Di dalam kriptus biasanya biasanya ditemukan leukosit, limfosit, epitel yang terlepas, bakteri dan sisa makanan.9Permukaan lateral tonsil melekat pada fasia faring yang sering juga disebut kapsul tonsil. Kapsul ini tidak melekat erat pada otot faring, sehingga mudah dilakukan diseksi pada tonsilektomi.Tonsil mendapat darah dari a.palatina minor, a.palatina ascendens, cabang tonsil a.maksila eksterna, a.faring ascendens dan a.lingualis dorsal.9Tonsil lingual terletak di dasar lidah dan dibagi menjadi dua oleh ligamentum glosoepiglotika. Di garis tengah, di sebelah anterior massa ini terdapat foramen sekum pada apeks, yaitu sudut yang terbentuk oleh papila sirkumvalata. Tempat ini kadang-kadang menunjukkan penjalaran duktus tiroglosus dan secara klinik merupakan tempat penting bila ada massa tiroid lingual (lingual thyroid) atau kista duktus tiroglosus.9

Infeksi dapat terjadi di antara kapsul tonsila dan ruangan sekitar jaringan dan dapat meluas keatas pada dasar palatum mole sebagai abses peritonsilar.92.3.1.6 Laringofaring (hipofaring)9

Batas laringofaring disebelah superior adalah tepi atas yaitu dibawah valekula epiglotis berfungsi untuk melindungi glotis ketika menelan minuman atau bolus makanan pada saat bolus tersebut menuju ke sinus piriformis (muara glotis bagian medial dan lateral terdapat ruangan) dan ke esofagus, nervus laring superior berjalan dibawah dasar sinus piriformis pada tiap sisi laringofaring. Sinus piriformis terletak di antara lipatan ariepiglotika dan kartilago tiroid. Batas anteriornya adalah laring, batas inferior adalah esofagus serta batas posterior adalah vertebra servikal. Lebih ke bawah lagi terdapat otot-otot dari lamina krikoid dan di bawahnya terdapat muara esofagus.

Bila laringofaring diperiksa dengan kaca tenggorok pada pemeriksaan laring tidak langsung atau dengan laringoskop pada pemeriksaan laring langsung, maka struktur pertama yang tampak di bawah dasar lidah ialah valekula. Bagian ini merupakan dua buah cekungan yang dibentuk oleh ligamentum glosoepiglotika medial dan ligamentum glosoepiglotika lateral pada tiap sisi. Valekula disebut juga kantong pil ( pill pockets), sebab pada beberapa orang, kadang-kadang bila menelan pil akan tersangkut disitu.

Dibawah valekula terdapat epiglotis. Pada bayi epiglotis ini berbentuk omega dan perkembangannya akan lebih melebar, meskipun kadang-kadang bentuk infantil (bentuk omega) ini tetap sampai dewasa. Dalam perkembangannya, epiglotis ini dapat menjadi demikian lebar dan tipisnya sehingga pada pemeriksaan laringoskopi tidak langsung tampak menutupi pita suara. Epiglotis berfungsi juga untuk melindungi (proteksi) glotis ketika menelan minuman atau bolus makanan, pada saat bolus tersebut menuju ke sinus piriformis dan ke esofagus.2 Nervus laring superior berjalan dibawah dasar sinus piriformis pada tiap sisi laringofaring. Hal ini penting untuk diketahui pada pemberian anestesia lokal di faring dan laring pada tindakan laringoskopi langsung.2.3.2 Fisiologi Tenggorokan

Fungsi faring yang terutama ialah untuk respirasi, waktu menelan, resonasi suara dan untuk artikulasi.8

Proses menelan

Proses penelanan dibagi menjadi tiga tahap. Pertama gerakan makanan dari mulut ke faring secara volunter. Tahap kedua, transport makanan melalui faring dan tahap ketiga, jalannya bolus melalui esofagus, keduanya secara involunter. Langkah yang sebenarnya adalah: pengunyahan makanan dilakukan pada sepertiga tengah lidah. Elevasi lidah dan palatum mole mendorong bolus ke orofaring. Otot supra hiod berkontraksi, elevasi tulang hioid dan laring intrinsik berkontraksi dalam gerakan seperti sfingter untuk mencegah aspirasi. Gerakan yang kuat dari lidah bagian belakang akan mendorong makanan kebawah melalui orofaring, gerakan dibantu oleh kontraksi otot konstriktor faringis media dan superior. Bolus dibawa melalui introitus esofagus ketika otot konstriktor faringis inferior berkontraksi dan otot krikofaringeus berelaksasi. Peristaltik dibantu oleh gaya berat, menggerakkan makanan melalui esofagus dan masuk ke lambung.9

Proses Berbicara

Pada saat berbicara dan menelan terjadi gerakan terpadu dari otot-otot palatum dan faring. Gerakan ini antara lain berupa pendekatan palatum mole kearah dinding belakang faring. Gerakan penutupan ini terjadi sangat cepat dan melibatkan mula-mula m.salpingofaring dan m.palatofaring, kemudian m.levator veli palatine bersama-sama m.konstriktor faring superior. Pada gerakan penutupan nasofaring m.levator veli palatini menarik palatum mole ke atas belakang hampir mengenai dinding posterior faring. Jarak yang tersisa ini diisi oleh tonjolan (fold of) Passavant pada dinding belakang faring yang terjadi akibat 2 macam mekanisme, yaitu pengangkatan faring sebagai hasil gerakan m.palatofaring (bersama m,salpingofaring) oleh kontraksi aktif m.konstriktor faring superior. Mungkin kedua gerakan ini bekerja tidak pada waktu bersamaan.9

Ada yang berpendapat bahwa tonjolan Passavant ini menetap pada periode fonasi, tetapi ada pula pendapat yang mengatakan tonjolan ini timbul dan hilang secara cepat bersamaan dengan gerakan palatum.9FARINGITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT (J31.2)

Setiap tahunnya 40 juta orang mengunjungi pusat pelayanan kesehatan karena faringitis. Banyak anak-anak dan orang dewasa mengalami 3-5 kali infeksi virus pada saluran pernafasan atas termasuk faringitis. Secara global di dunia ini viral faringitis merupakan penyebab utama seseorang absen bekerja atau sekolah.

National Ambulatory Medical Care Survey menunjukkan 200 kunjungan ke dokter tiap 1000 populasi antara tahun 1980-1996 adalah karena viral faringitis. Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan akibat infeksi maupun noninfeksi. Faringitis dapat menular melalui droplet infection dari orang yang menderita faringitis.

Faktor risiko penyebab faringitis yaitu udara yang dingin, turunnya daya tahan tubuh, konsumsi makanan yang kurang gizi, konsumsi alkohol yang berlebihan.

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh virus (40-60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma dan toksin. Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi inflamasi lokal. Infeksi bakteri grup A Streptococcus hemolitikus banyak menyerang anak usia sekolah dan orang dewasa. Penularan infeksi melalui sekret hidung dan ludah.

Faring merupakan sebuah bangunan berbentuk pipa yang menghubungkan bagian belakang hidung dan rongga mulut dengan pintu masuk laring dan introitus-esofagus. Faring dibagi menjadi tiga bagian yaitu nasofaring, orofaring, dan hipofaring. Faringitis kronis adalah kondisi inflamasi dalam waktu yang lama pada mukosa faring dan jaringan sekitarnya. Faringitis kronis terbagi menjadi faringitis kronis hiperplastik(granular) dan faringitis kronis atropi atau kataralis.

EtiologiFaringitis kronis bisa disebabkan karena induksi yang berulang-ulang faringitis akut atau karena iritasi faring akibat merokok berlebihan dan penyalahgunaan alkohol, sering konsumsi minuman ataupun makanan yang panas, dan batuk kronis karena alergi. Faringitis kronis akibat gangguan pencernaan pada lambung juga mungkin terjadi namun merupakan penyebab yang jarang ditemukan. Penyebab lain yang tidak termasuk iritan adalah pemakaian suara berlebihan misalnya pada orator, sinusitis, rhinitis, inhalasi akibat uap yang merangsang mukosa faring, debu, serta kebiasaan bernafas melalui mulut karena hidung tersumbat.

Patogenesis

Pada faringitis yang disebabkan infeksi, bakteri ataupun virus dapat secara langsungmenginvasi mukosa faring menyebabkan respon inflamasi lokal. Kuman menginfiltrasi lapisanepitel, kemudian bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superfisial bereaksi, terjadipembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapathiperemi, kemudian edema dan sekresi yang meningkat.

Eksudat mula-mula serosa tapi menjadimenebal dan kemudian cendrung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Denganhiperemi, pembuluh darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang berwarnakuning, putih atau abu-abu terdapat dalam folikel atau jaringan limfoid. Tampak bahwa folikellimfoid dan bercak-bercak pada dinding faring posterior, atau terletak lebih ke lateral, menjadimeradang dan membengkak. Virus-virus seperti Rhinovirus dan Corona virusdapatmenyebabkan iritasi sekunder pada mukosa faring akibat sekresi nasal. Infeksi streptococcal memiliki karakteristik khusus yaitu invasi lokal dan pelepasan extracellular toxins dan protease yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karenafragmen M protein dari Group A streptococcus memiliki struktur yang sama dengan sarkolemapada myocard dan dihubungkan dengan demam rheumatic dan kerusakan katub jantung. Selain itu juga dapat menyebabkan akut glomerulonefritis karena fungsi glomerulus terganggu akibatterbentuknya kompleks antigen-antibodi.

Klasifikasi FaringitisFaringitis akutFaringitis viral

Disebabkan oleh rinovirus yang dapat menimbulkan gejala rhinitis dan beberapa hari kemudian akan menimbulkan faringitis. Gejalanya berupa demam disertai rinorea, mual, nyeri tenggorok, sulit menelan. Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis.

b.Faringitis bakterial

Infeksi grup A Streptokokus B hemolitikus merupakan penyebab faringitis akut pada orang dewasa (15%) dan pada anak (30%). Pasien mengalami nyeri kepala, muntah, kadang-kadang demam dengan suhu yang tinggi. Pada pemeriksaan tampak tonsil memebesar, faring dan tonsil hiperemis. Kelenjar limfa leher anterior membesar, kenyal, dan nyeri tekan.Terdapat dua bentuk faringitis kronis yaitu :Faringitis kronis hiperplastikFaringitis kronis atrofiFaringitis kronis hiperplastik

Faktor predisposisi :

- Rinitis kronis dan sinusitis

-Inflasi kronik yang dialami perokok dan peminum alkohol

- Inhalasi uap yang merangsang

-Infeksi

-Daerah berdebu

-Kebiasaan bernafas melalui mulutManifestasi klinis :-Rasa gatal, kering dan berlendir yang sukar dikeluarkan dari tenggorokan

-Batuk serta perasaan mengganjal di tenggorokanPemeriksaan fisik :-Penebalan mukosa di dinding posterior faring

-Hipertrofi kelenjar limfe di bawah mukosa

-Mukosa dinding faring posterior tidak rata (granuler)

-Lateral band menebalPenatalaksanaan :-Dicari dan diobati penyakit kronis di hidung dan sinus paranasal

-Local dapat dilakukan kaustik dengan zat kimia (nitras argenti, albothyl) atau dengan listrik (elektrokauter)

-Sebagai simptomatik diberikan obat kumur atau isap, obat batuk (antitusif atauekspektoran).

b. Faringitis kronis atrofiAdalah faringitis yang timbul akibat rangsangan dan infeksi pada laring karena terjadi rhinitis atrofi, sehingga udara pernafasan tidak diatur suhu dan kelembabannya sehingga menimbulkan rangsangan infeksi pada faring.Manifestasi klinis :-Tenggorokan terasa kering dan tebal

-Mulut berbauPemeriksaan fisik :Pada mukosa faring terdapat lendir yang melekat, dan bila lendir itu diangkat akantampak mukosa dibawahnya kering.

Penatalaksanaan :Terapi sama dengan rhinitis atrofi, ditambah obat kumur, obat simtomatik dan menjaga hygiene mulut.

Gejala Klinis

Gejala umum yang sering ditemukan ialah:

Gatal dan kering pada tenggorokkan

Suhu tubuh naik sampai mencapai 40 0 C

Rasa lesu dan nyeri disendi

Tidak nafsu makan (anoreksia)

Rasa nyeri ditelinga (otalgia)

Bila laring terkena suara menjadi parau atau serak

Pada pemeriksaan tampak faring hiperemis,dan menjadi kering, gambaran seperti kaca dan dilapisi oleh sekresi mukus.

Jaringan limpoid biasanya tampak merah dan membengkak Diagnosis :

Untuk menegakkan diagnosis faringitis dapat dimulai dari anamnesa yang cermat dan dilakukan pemeriksaan temperature tubuh dan evaluasi tenggorokan, sinus, telinga, hidung danleher. Pada faringitis dapat dijumpai faring yang hiperemis, eksudat, tonsil yang membesar dan hiperemis, pembesaran kelenjar getah bening di leher.

Pemeriksaan Penunjang

Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat membantu dalam penegakkan diagnosa antara lain yaitu :

- pemeriksaan darah lengkap

-GABHS rapid antigen detection testbila dicurigai faringitis akibat infeksi bakteri streptococcusgroup A

-Throat culture

Namun pada umumnya peran diagnostik pada laboratorium dan radiologi terbatas.

Penatalaksanaan

Pada viral faringitis pasien dianjurkan untuk istirahat, minum yang cukup dan berkumurdengan air yang hangat. Analgetika diberikan jika perlu. Antivirus metisoprinol (isoprenosine)diberikan pada infeksi herpes simpleks dengan dosis 60-100mg/kgBB dibagi dalam 4-6kalipemberian/hari pada orang dewasa dan pada anak