skenario a blok 16 tahun 2012 anp

45
Skenario A Blok 16 Tahun 2012 Diego, anak laki-laki, usia 30 bulan, dibawa ke klinik karena bleum bisa bicara dan tidak bisa duduk diam. Diego hanya bisa mengoceh dengan kata-kata yang tidak dimengerti oleh orang tuanya dan orang lain. Bila dipanggil sering kali tidak bereaksi terhadap panggilan. Diego juga selalu bergerak ke sana kemari tanpa tujuan. Senang bermain dengan bola, tetapi tidak suka bermain dengan anak lain. Diego anak pertama dari ibu usia 34 tahun. Lahir spontan pada kehamilan 38 minggu. Selama hamil ibu Diego pernah mengalami demam dan sering mengonsumsi daging mentah tetapi periksa kehamilan dengan teratur ke SpOG. Riwayat persalinan: lahir langsung menangis. Berat badan waktu lahir 3.500 gram. Diego bisa tengkurap pada usia 6 bulan, berjalan pada usia 12 bulan, tidak ada riwayat kejang, dan tidak ada keluarga yang menderita kelainan seperti ini. Pemeriksaan Fisik dan Pengamatan: Berat badan 17 kg, tinggi badan 92 cm, lingkaran kepala 50 cm. Tidak ada gambaran dismorfik. Anak sadar, tetapi tidak mau kontak mata dan tersenyum kepada pemeriksa. Tidak menoleh ketika dipanggil namanya. Anak selalu bergerak ke sana kemari tanpa tujuan.

Upload: annisa-nanda-putri

Post on 15-Sep-2015

11 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

nn

TRANSCRIPT

Skenario A Blok 16 Tahun 2012

Diego, anak laki-laki, usia 30 bulan, dibawa ke klinik karena bleum bisa bicara dan tidak bisa duduk diam. Diego hanya bisa mengoceh dengan kata-kata yang tidak dimengerti oleh orang tuanya dan orang lain. Bila dipanggil sering kali tidak bereaksi terhadap panggilan. Diego juga selalu bergerak ke sana kemari tanpa tujuan. Senang bermain dengan bola, tetapi tidak suka bermain dengan anak lain.Diego anak pertama dari ibu usia 34 tahun. Lahir spontan pada kehamilan 38 minggu. Selama hamil ibu Diego pernah mengalami demam dan sering mengonsumsi daging mentah tetapi periksa kehamilan dengan teratur ke SpOG. Riwayat persalinan: lahir langsung menangis. Berat badan waktu lahir 3.500 gram. Diego bisa tengkurap pada usia 6 bulan, berjalan pada usia 12 bulan, tidak ada riwayat kejang, dan tidak ada keluarga yang menderita kelainan seperti ini.

Pemeriksaan Fisik dan Pengamatan:Berat badan 17 kg, tinggi badan 92 cm, lingkaran kepala 50 cm. Tidak ada gambaran dismorfik. Anak sadar, tetapi tidak mau kontak mata dan tersenyum kepada pemeriksa. Tidak menoleh ketika dipanggil namanya. Anak selalu bergerak ke sana kemari tanpa tujuan.Ketika diberikan bola, dia menyusun bola-bola secara berjejer, setelah selesai lalu dibongkar, kemudian disusun berjejer lagi, dan dilakukan berulang-ulang.Tidak ada gerakan-gerakan aneh yang diulang-ulang. Tidak mau bermain dengan anak lain. Bila memerlukan bantuan, dia menarik tangan ibunya untuk melakukan. Tidak bisa bermain pura-pura (imajinatif). Tidak melihat ke benda yang ditunjuk. Tidak bisa menunjuk benda yang ditanyakan oleh orang lain.

Pemeriksaan fisik umum, neurologis dan laboratorium dalam batas normal.Tes pendengaran normal.

I. Analisis Masalah

1. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan anak normal usia 30 bulan?Perkembangan Bahasa

24-36 bulanStadium Pembentukan Tata Bahasa Mengerti bagian tubuh yang kecil (siku, pipi, kelopak mata). Mengerti kategori nama keluarga (nenek, bayi). Mengerti ukuran (yang kecil, yang besar). Mengerti sebagian besar kata sifat. Mengerti fungsi (mengapa kita perlu makan, mengapa kita perlu tidur). Menggunakan kalimat yang nyata dengan kata-kata berfungsi secara tata bahasa (dapat, akan, sebuah). Biasanya memberikan maksud sebelum bertindak. Bercakap-cakap dengan anak lain, biasanya hanya monolog. Logat sendiri dan okolalia secara bertahap menghilang dari pembicaraan. Perbendaharaan kata bertambah (sampai 270 kata pada usia 2 tahun, 895 kata pada usia 3 tahun) termasuk ucapan populer (slang). P, b, m diartikulasikan secara benar. Berbicara mungkin menunjukkan gangguan irama

Perkembangan Motorik

2 tahunBerlari.Menyusun tumpukan dari 6 kubus.Meniru coretan garis lingkaran.

3 tahunBerdiri dengan 1 kaki tanpa jatuh.Membuat tumpukan dari 10 kubus.Membuat jembatan dengan 3 kubus. Meniru gambar silang.

Perkembangan Sosial2-4 tahunMasa membangkangAnak berulang-ulang mengatakan saya mau dan akan marah bila tidak terpenuhi.Sudah mulai mengerjakan tugas yang diberikan oleh ortunya.

Perkembangan perilaku anak usia 24 bulan: perkembangan bahasa: Berespon terhadap petunjuk sederhana Berespon terhadap perintah bertindak Mulai mengerti kalimat kompleks Menggunakan ungkapan dua kata Meniru suara lingkungan dalam bermain, dll Perkembangan perilaku :a. Motorik : berlari dengan baik tanpa jatuh, menyepak bola besar, naik- turun tangga sendirib. Social : Anak mencari mengharapkan ada teman bermain, mencari teman sebaya. Memberikan mainan bila diminta. pada kasus ini rachmad mengalami gangguan perkembangan bahasa dan perilaku.

29-30 bulanketerampilan :a. Keterampilan utama: Bisa menggosok gigi, tetapi masih dengan bantuan orang lain. Keterampilan yang akan dikuasai: Senang menggambar lingkaran. Keterampilan lebih lanjut: Bisa mengenakan pakaiannya sendiri, menyebutkan beberapa warna, dan sudah tahu tentang nama temannya.31-32 bulan Keterampilan utama: Sudah bisa menyebutkan namanya sendiri. Keterampilan yang akan dikuasai: Bisa berdiri dengan satu kaki secara bergantian dalam beberapa saat, mengenal alfabet lebih banyak, dan sudah bisa menggosok giginya sendiri.Keterampilan lebih lanjut: Bisa menggunakan 2 kata sifat, bisa menggambar silang, dan sudah mulai mengerti jika orang lain menanyakan fungsi tempat.

2. Apa penyebab gangguan komunkasi (belum bisa bicara, kata-kata tidak dapat dimengerti, tidak bisa bermain imajinatif)?

Belum bisa bicara : Afasia atau belum bisa bicara terjadi akibat kerusakan pada area pengaturan bahasa di otak. Kerusakan ini terletak pada bagian otak yang mengatur kemampuan berbahasa, yaitu area Broca dan area Wernicke. Area Broca atau area 44 dan 45 Broadmann, bertanggung jawab atas pelaksanaan motorik berbicara. Lesi pada area ini akan mengakibatkan kesulitan dalam artikulasi tetapi penderita bisa memahami bahasa dan tulisan. Area Wernicke atau area 41 dan 42 Broadmann, merupakan area interpretasi umum (somatik, visual dan auditorik). Lesi pada area ini akan mengakibatkan penurunan hebat kemampuan memahami serta mengerti suatu bahasa. Penderita tidak mampu memahami bahasa lisan dan tulisan sehingga ia juga tidak mampu menjawab dan tidak mengerti apa yang dia sendiri katakan.Secara umum afasia muncul akibat lesi pada kedua area pengaturan bahasa diatas. Selain itu lesi pada area disekitarnya juga dapat menyebabkan afasia transkortikal. afasia juga dapat muncul akibat lesi pada fasikulus arkuatus, yaitu penghubung antara area Broca dan area Wernicke.

Gangguan Bicarab. Kerusakan area Wernicke aphasia reseptif sehingga tidak mampu memahami informasi bicara dan informasi melihat.c. Kerusakan area Broca aphasia ekspretif tidak mampu berbicara ata menulis kalimat serta tidak mampu menyadari kesalahan. Tapi mampu memahami informasi.

Tidak bisa bermain pura-pura (imajinatif) ? Diego tidak mampu bermain pura-pura (menirukan peran lain) karena keterbatasan nya dalam berimajinatif, dia hanya sibuk dengan fantasi kehidupannya sendiri

3. Apa penyebab gangguan interaksi sosial (tidka bereaksi terhadap panggilan, tidak suka bermain dengan anak lain, tidak mau kontak mata, tidak melihat ke benda yang ditunjuk, tidak bisa menunjuk benda yang ditanyakan oleh orang lain)?

Pada sebuah studi, anak dengan autisme menunjukkan pengurangan aktifitas otak, otak penderita sedikit lebih lebar dan berat daripada orang normal, dan saraf2nya dideskripsikan sebagai tidak berkembang dengan matang.

Pada penderita autisme biasanya terdapat kelainan anatomis pada lobus parietalis cerebellum dan s.limbiknya.

43% penyandang autisme mempunyai kelainan pada lobus parietalis otaknya yang menyebabkan anak tidak peduli dengan lingkungan.

Jadi kasus ini Diego tidak suka bermain dengan anak lain dan bersifat acuh dan tidak mau berkontak mata karena kemungkinan terdapat kelainan pada lobus parietalis

Kelainan juga ditemukan pada otak kecil untuk f. proses sensoris, motorik (berbicara), daya ingat, fikir, belajar bahasa dan proses atensi yaitu pada lobus ke VI dan VII.

Juga menunjukan bahwa terjadi penurunan perfusi pada girus temporal superior kiri. area ini berhubungan dengan kemampuan berbahasa, maka gangguan berbahasa pada pasien autistic dimungkinkan karena ini.

Jadi pada kasus ini pasien tidak bereaksi terhadap panggilan karena tidak mengerti bahasa dan kurangnya proses atensi karena kelainan pada otak kecil dan penuruna perfusi pada girus temporal kiri

Dan 2 tahun Distribusi jenis kelamin : = 3-5 : 1 Anak perempuan yang memiliki gangguan autistik cenderung terkena lebih serius dan kebih mungkin memiliki riwayat keluarga gangguan kognitif dibandingkan anak laki-laki Tidak ada hubungan dengan ras, etnis, dan social ekonomi

12. Bagaimana patogenesis terjadinya sindroma ini?

Patogenesis Autism adalah gangguan perkembangan yang dikarakteristikkan oleh kelakuan repetitif dan defisitnya kemampuan bersosial dan komunikasi.Beberapa studi terhadap populasi penderita autism menghasilkan beberapa hipotesis.1. Jaras otakKeabnormalan sistem saraf di otak biasanya dihubungkan dengan autism. Studi terhadap otak penderita autism telah menunjukan terjadinya abnormalitas tersering pada struktur limbic system, sirkuit cerebellum, dan pola pertumbuhan otak.a. Sistem limbicKeabnormalitasan secara histologi yang sering dijumpai adalah sel neuron yang kecil dan padat di amigdala, hipokampus dan mammilary bodies. Dijumpai juga neuron yang besar di diagonal band of Broca pada septum ada anak kecil. Malformasi korteks juga diteliti dan malformasi ini mengindikasikan adanya keabnormalitasan dari migrasi neural.b. CerebellumTerdapat jumlah sel purkinje yang sedikit pada kortex cerebellum.c. Pola pertumbuhan otakAnak autism punya kecenderungan memiliki kepala kecil saat lahir yang diikuti dengan penambahan ukuran yang eksesif pada usia antara 1 dan 2 bulan dan 6 dan 24 bulan. Berdasarkan studi secara patologi didapatkan bahwa white matter mengalami ukuran yang tidak proporsional sehingga mengakibatkan perubahan fungsi koneksi antar neuron terspesialisasi yang menghasilkan disorganisasi.d. Gambaran fungsi otakPada studi stimulasi auditori menunjukan bahwa terjadi penurunan perfusi pada girus temporal superior kiri yang mengindikasikan akan mengakibatkan terjadi pola abnormal terhadap fungsi pada area ini. Diketahui bahwa area ini berhubungan dengan kemampuan berbahasa, maka gangguan berbahasa pada pasien autistic dimungkinkan karena ini.Pada studi lain yang mana pasien disuruh mengenali ekspresi wajah, ditemukan tidak terjadinya aktivasi pada daerah gyrus fusiform pada pasien autism.2. Secara Molekulera. SerotoninTelah dilaporkan bahwa terjadi rendahnya kadar serotonin pada sinaps CNS pada penderita autism. PET studi menggunakan radiolabel serotonin precursor menemukan terjadi penurunan sintesis serotonin di kortex, thalamus, dan dentate nucleus yang kemudian akan mengganggu proses perkembangan pada area-area ini.Secara manipulasi farmakologi pada populasi autism menunjukan penurunan secara akut dari 5 hydroxytryptamine (5-HT) bisa menyebabkan terjadinya eksaserbasi anxiety, perilaku self-injured, dan stereotipe pada subjek autistic.Data terkini menyarankan penggunaan serotonin reuptake inhibitor berguna untuk mengontrol tingkat keparahan menyeluruh dan perilaku repetitif.Ditemukan juga hiperserotoninemia platelet pada penderita autism. Beberapa studi menjelaskan ada hubungan antara peningkatan kadar serotonin ini dengan tingkat keparahan impairment cognitif, stereotip dan gangguan perilaku.b. Sistem oksitosin/vasopressinPada anak penderita autism memiliki kadar oxitosin plasma yang lebih renda dibanding teman sebayanya dan gagal untuk meningkat seiring bertambah usia. Hal ini mengakibatkan terjadinya gangguan bersosialisasi dan pergerakan repetitif.3. GenetikBerdasarkan screening genom lokus yang berhubungan dengan austisme terdapat pada kromosom 1,2,3,5,6,7,13,15,16,17,19, dan X. Kromosom 2 dan 7 merupakan kromosom dengan kemungkinan lokus yang tersering.

13. Apa saja manifestasi klinisnya?Gangguan Perkembangan pada Anak Autisme Menurut Tjhin Wiguna (2204) anak Autisme mengalami gangguan yang menetap pada pola interaksi social, komunikasi yang menyimpang dan pola tingkah laku yang terbatas dan berulang (stereotipik) dan pada umumnya anak dengan gangguan Autisme ini mempunyai fungsi di bawah rata-rata. Adapun menurut Leo Kanner (1943), penyebab gangguan Autisme adalah adanya pengaruh psikogenik sebagai penyebab terjadinya gangguan Autisme seperti orangtua yang emosional, kaku, dan obsesif dalam mengasuh anak mereka. Anak Autis mengalami gangguan perkembangan yang biasanya disebut dengan istilah Trias Autisme yang meliputi :

a.Gangguan pada Kemampuan Interaksi Sosial, yang ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut

Kontak mata kurang, anak Autis bila diajak bicara tidak mau menatap muka lawan bicara. Tidak slalu menengok bila dipanggil lebih suka bermain sendiri, anak Autis sulit berinteraksi dengan teman sebayanya dalam bermain. Ekspresi wajahnya kurang hidup Sering menolak bila dipeluk Tidak tertarik pada mainan Bermain dengan benda-benda yang bukan mainan anak-anak Kadang-kadang anak ini suk melakukan ekspresi:menangis, tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab.

b. Gangguan pada Kemampuan Berkmunikasi dan BerbahasaDalam perkembangan berbahasa anak Autis basanya menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:

Kemampuan bicaranya terlihatterlambat disbanding anak seusianya Bicara dengan bahasa yang tidak dimengerti orang k\lain Bila anak bia bicara sering tidak mengerti arti kata yang di ucapkannya Sulit bila diajak berdialog Echolalia (meniru perkataan orang lain) atau membeo Bila ank ingin sesuatu dia akan menarik tangan orang lain yang ada didekatnya dan dirahkan pada apa yang diinginkan Kemampuan bahasa isyaratnya tidak berkembang Tata bahasanya kacau

c. Gangguan pada Kemampuan Perilaku dan Minat Perilaku merupakan segala sesuatu yang diekspresikan melalui perkataan dan perbuatan dan semuanya itu dapat kita lihat, rasakan, dan kita dengar baik olr diri sendiri tau orang lain.14. Bagaimana menatalaksana kasus ini?Pencegahan Pencegahan sejak kehamilan Periksa dan konsultasi ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan lebih awal, kalu perlu berkonsultasi sejak merencanakan kehamilan. Melakukan pemeriksaan skrening secara lengkap terutama infeksi virus TORCH (Toxoplasma, Rubela, Citomegalovirus, herpes atau hepatitis). Periksa dan konsultasi ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan secara rutin dan berkala, dan selalu mengikuti nasehat dan petunjuk dokter dengan baik. Bila terdapat peradarahan selama kehamilan segera periksa ke dokter kandungan. Menghindari paparan alergi berupa asap rokok, debu atau makanan penyebab alergi sejak usia di atas 3 bulan. Hindari paparan makanan atau bahan kimiawi atau toksik lainnya selama kehamilan. Jaga higiene, sanitasi dan kebersihan diri dan lingkungan. Konsumsilah makanan yang bergizi baik dan dalam jumlah yang cukup. Sekaligus konsumsi vitamin dan mineral tertentu sesuai anjuran dokter secara teratur.Pencegahan saat persalinan Bila terdapat faktor resiko persalinan seperti : pemotongan tali pusat terlalu cepat, asfiksia pada bayi baru lahir (bayi tidak menangis atau nilai APGAR SCORE rendah < 6 ), komplikasi selama persalinan, persalinan lama, letak presentasi bayi saat lahir tidak normal, berat lahir rendah ( < 2500 gram) maka sebaiknya dilakukan pemantauan perkembangan secara cermat sejak usia diniPencegahan saat bayi Hindari faktor resiko.

TatalaksanaA. Terapi FarmakologisIndikasi pemberian obat-obatan pada penyandang autism adalah adanya gejala-gejala seperti temper tantrum, agresivitas, self-injurious behavior, hiperaktivitas, dan stereotip. Apabila terdapat indikasi dapat diberikan obat-obatan sebagai berikut: Risperidon 2 x 0,1 mg untuk mengendalikan perilaku dan konvulsi Fenfluramin untuk menurunkan kadar serotonin darah Ritalin untuk menekan hiperaktivitasB. Edukasi KeluargaSetelah seorang anak didiagnosa autism, adalah penting bahwa tidak hanya anak tersebut yang mendapatkan pertolongan, namun juga orang tua. Orang tua perlu diberikan pengertian mengenai kondisi anak dan mampu menerima anak mereka yang menderita autis. Mereka juga dilibatkan dalam proses terapi (Home training).Konsep yang ada dalam home training ini adalah orang tua belajar dan dilatih untuk dapat melakukan sendiri terapi yang dilakukan psikolog/terapis. Terapi tidak hanya dilakukan oleh terapis tetapi juga oleh keluarga di rumah. Terapi yang intensif akan meminimalisir kemungkinan hilangnya kemampuan yang telah dilatih dan dikuasai anak.C. TerapiGangguan Spectrum Autism adalah suatu gangguan proses perkembangan, sehingga terapi jenis apapun yang dilakukan akan memerlukan waktu yang lama. Kecuali itu, terapi harus dilakukan secara terpadu dan setiap anak membutuhkan jenis terapi yang berbeda.1) Applied Behavioral Analysis (ABA)ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai, telah dilakukan penelitian dan di design khusus untuk anak dengan autism.Sistem yang dipakai adalah memberi pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini bias diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia.2) Terapi WicaraHampir semua anak dengan autism mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa. Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic yang non-verbal atau kemampuan bicaranya sangat kurang. Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini terapi wicara dan berbahasa akan sangat menolong.3) Terapi OkupasiHampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pinsil dengan cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot-otot halusnya dengan benar.4) Terapi FisikAutism adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu autistik mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya. Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangatbanyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.5) Terapi SosialKekurangan yang paling mendasar bagi individu autism adalah dalam bidang komunikasi dan interaksi. Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2 arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang terapis sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-teman sebaya dan mengajari cara-cara nya.6) Terapi BermainMeskipun terdengarnya aneh, seorang anak autistik membutuhkan pertolongan dalam belajar bermain. Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara, komunikasi dan interaksi sosial. Seorang terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini dengan teknik-teknik tertentu.7) Terapi PerilakuAnak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak memahami mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak yang hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku negatiftersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya.8) Terapi PerkembanganFloortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention) dianggap sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan intelektualnya.Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik.9) Terapi VisualIndividu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melalui gambar-gambar, misalnya dengan metode . Dan PECS (Picture Exchange Communication System). Beberapa video games bisa juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi.10) Terapi BiomedikTerapi biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang tergabung dalam DAN! (Defeat Autism Now). Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik. Mereka sangat gigih melakukan riset dan menemukanbahwa gejala-gejala anak ini diperparah oleh adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses, dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami kemajuan bila mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari dalam tubuh sendiri (biomedis). Improve nutrition/vitamin and mineral supplementation Glutein/casein free diet Antifungals/probiotics Heavy metal chelation Antioxidant supplementation Omega-3 fatty acid Improve pancreatic function/digestion Bolster immunity/treat autoimmunity11) Terapi sensori integrasiTerapi sensori integrasi adalah pengorganisasian informasi melalui sensori sensori (sentuhan, gerakan, kesadaran tubuh dan gravitasinya, penciuman, pengecapan, penglihatan dan pendengaran) yang sangat berguna untuk menghasilkan respons yang bermakna.Terapi sensori integrasi seperti yang dianjurkan oleh DR. Ayres, dilakukan dalam ruang terapi khusus. Dalam ruangan tersebut tersedia berbagai alat yang dapat memfasilitasikan aktifitas-aktifitas yang akan member masukan input-input sensorik, mendukung terjadinya respons adaptif dan memperbaiki fungsi batang otak dan talamus.Setiap anak memiliki masalah yang berbeda sehingga aktivitas yang diberikan pun berbeda dari anak yang satu dengan lainnya. Pemberian aktivitas disesuaikan dengan kondisi anak yang bersangkutan. Pada pendekatan sensori integrasi, okupasi terapi harus bekerja berdasarkan urutan perkembangan, stabilitas digunakan srbagai dasar untuk meningkatkan mobilitas. Urutan yang harus diikuti adalah:0. Kemampuan untuk mempertahankan dalam posisi awal.0. Meningkatkan stabilitas pada posisi yang telah dicapai.0. Kemampuan untuk bergerak dari posisi gerakan lurus.0. Integrasi gerakan yang telah dikuasai dengan gerakan rotasi.Terapi sensori integrasi dapat memperbaiki fungsi otak anak-anak dengan autism, sehingga perilaku anak-anak tersebut jadi membaik dan lebih adaptif. Setelah terapi sensori integrasi ini berhasil, anak dapat memproses berbagai informasi sensorik yang kompleks dengan lebih baik. Maka anak akan mampu menyimak dan merespons usaha orang tua atau pengasuhnya untuk melakukan interaksi sosial dan selanjutnya membantu perkembangan emosi dan kognitifnya. Tentu saja hal-hal tersebut akan memberikan pengaruh yang besar bagi kemampuan anak untuk melakukan berbagai aktifitas sehari-hari.Masalah regulasi seperti pola tidur, pola makan dan eliminasi, biasanya paling dahulu berkurang pada bulan-bulan pertama terapi. Perbaikan dalam fungsi yang mendasar ini seringkali diikuti dengan perbaikan kesahatan anak secara keseluruhan dan anak tampil lebih cerah, nada ekspresi muka jadi lebih bervariasi dan anak lebih terbuka untuk diajak berinteraksi; meskipun pada mulanya hanya berupa interaksi singkat pada tahap non verbal. Kemajuan dalam dorogan untuk melakukan interaksi ini biasanya mulai terlihat pada munculnya joint attention. Maka anak jadi lebih mudah diajari, karena menarik perhatian si anak menjadi lebih mudah.12) Edukasi (terapi pendidikan khusus)Hambatan pada individu dengan autism terutama pada interaksi sosialnya. Hal ini akan berlanjut bila tidak segera ditangani pada usia sekolah, anak akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, bersosialisasi dengan lingkungan barunya (teman, guru). Oleh karena itu sebaiknya anak sesegera mungkin dikenalkan dengan lingkungannya.Intervensi dalam berbagai bentuk pelatihan ketrampilan sosial, ketrampilansehari-hari agar anak jadi mandiri (self care). Berbagai metode pengajaran telah diuji cobakan pada gangguan ini. Antara lain metode TEACCH (Treatment and Education of Autistic and Related Communication Handicapped Children). Dikembangkan oleh Eric Schopler pada awal tahun 1970an, merupakan suatu sistem pendidikan khusus untuk anak dengan autism, di School of Psychiatry at the University of North Carolina in Chapel Hill. Metode ini merupakan suatu program yang sangat terstruktur yang mengintegrasikan metode klasikal yang individual, metode pengajaran yang sistematik, terjadwal dan dalam ruang kelas yang ditata secara khusus.TEACCH (Treatment and Education of Autistic and related Communication handicapped Children) mulai dikembangkan tahun1972a. Menciptakan situasi belajar yang sesuai dengan kondisi anak autis: kemampuan visual baik, perhatian mudah teralih, membutuhkan struktur yang jelas.b. Orang tua perlu menerapkan juga terapi di rumah, 15 menit1 jam setiap harinya.

15. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi?Komplikasi- Gangguan pada akademik, sosial, dan pekerjaan- Meningkatkan resiko terjadinya mejor deppresion sekunder atau reaksi lainnya- Malnutrisi- Gangguan tidur16. Apa prognosisnya?

PrognosisPrognosis menjadi baik apabila ;-setelah dilakukan tes IQ didapatkan IQ rahmat > 70-lingkungan atau rumah bersifat suportif dan mampu memenuhi kebutuhan anak tersebut yang sangat banyak-orang tua dan keluarga mendapat pengetahuan terhadap gangguan yang diderita oleh rahmat dan diberikan konseling atau arahan untuk mendidik rahmat-menggunakan bahasa komunikatif saat usia 5 sampai 7 tahunPrognosis menjadi buruk apabila ;-setelah dilakukan tes IQ didapatkan IQ rahmat < 70-lingkungan atau rumah tidak bersifat suportif dan tidak mampu memenuhi kebutuhan anak tersebut yang sangat banyak-orang tua tidak mendapatkan konseling sehingga pendidikan terhadap rahmat tidak terarah-rahmat sering melakukan kegiatan yang berulang atau ritualistik

17. Apa kompetensi dokter umumnya, dan apa saja yang seorang dokter umum dapat lakukan?

II. Hipotesis

Diego, laki-laki, 30 bulan, mengalami sindroma autisme masa kanak-kanak.

LI Autisme Perkembangan anak 30 bulan (utamakan perkembangan otaknya) DD, PD, WD, pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan Etiologi (kalo bisa TORCH infections ada ga hubungannya dengan ini)

Nabila (1, 3, 8, 13, 15)Rivia (2, 4, 9, 14, 16)Vita (3, 5, 10, 15, 17)Vina (4, 6, 11, 16, 1)Joas (5, 7, 12, 17, 2)Ridho (6, 8, 13, 18, 3)Kokom (2, 7, 9, 14, 4)Wenty (3, 8, 19, 18, 1)Angel (4, 9, 11, 16, 2)ANP (5, 10, 12, 17, 3)Ayu (6, 11, 13, 18, 4)Yustin (2, 7, 12, 14, 1)