tutorial blok 16 respirasi skenario a

Upload: rafika-novianti-cikova

Post on 07-Jul-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    1/61

    LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A

    BLOK 16 TAHUN 2016

    DISUSUN OLEH: KELOMPOK 3

    Tutor: dr. Yun!"#S$PD

    R"%&" No'"nt (0)0113*1)1+166,

    -d/" Au A/dor" (0)0113*1)1+163,

    nn%r -nn"/" Hun (0)0113*1)1+16),

    Rur A"/" Su4"rd (0)0113*1)1+165,

    d" Audt (0)0113*1)1+1*2,

    R"47" Kurn" Lt"r (0)0113*1)1+1*+,

    D"r7""n (0)0113*1)1+1+0,

    A4%" M"u/d" S48/ (0)0113*1)1+1+),

    Rd4o Sur" Putr" (0)0113*1)1+1++,

    D"'n 9"tur$utr" St"7"n"4 (0)0113*1)1+212,

    M""u S4"'r" R"47"d4"n S. (0)0113*1)1+213,

    S4"/n N"d"r""4 (0)0113*1)1+21+,

    ;t4" R"" Ku7"r (0)0113*1)1+222,

    L" Yn n (0)0113*1)1+223,

    No/n S4"7"/" (0)0113*1)1+22

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    2/61

    KATA PEN=ANTAR 

    Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Illahi Robbi, karena berkat limpahan rahmat dan

    hidayah-Nya lah penyusun bisa menyelesaikan tugas laporan tutorial ini dengan baik tanpa

    aral yang memberatkan.

    Laporan ini disusun sebagai bentuk dari pemenuhan tugas laporan tutorial skenario A

    yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi di

    !akultas Kedokteran "ni#ersitas $ri%ijaya, khususnya pada Blok Respirasi.

    &erima kasih tak lupa pula kami sampaikan kepada dr. 'en Ahmad, $p)-K yang

    telah membimbing dalam proses tutorial ini, beserta pihak-pihak lain yang terlibat, baik 

    dalam memberikan saran, arahan, dan dukungan materil maupun inmateril dalam penyusunantugas laporan ini.

    enyusun menyadari bah%a laporan ini jauh dari kata sempurna. *leh karena itu,

    kritik yang membangun sangat kami harapkan sebagai bahan pembelajaran yang baru bagi

     penyusun dan perbaikan di masa yang akan datang.

    alembang, + aret /0

    enyusun

    Kelompok &utorial 1

    2

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    3/61

    DA-TAR ISI

    KA&A 2N3AN&AR ii

    )A!&AR I$I 1

    BAB I 2N)A4"L"AN 5

    BAB II 2BA4A$AN 6

    $K2NARI* A 6

    I. Klari7ikasi Istilah 0

    II. Identi7ikasi asalah 0

    III. Analisis asalah 8

    I9. Learning Issue

    I9./ Anatomi dan !isiologi $aluran Napas

    I9. *A&

    I9.1 &B

    I9.5 &B

    9. K2RAN3KA K*N$2

    BAB III K2$I"LAN 05

    )A!&AR "$&AKA 05

    3

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    4/61

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. L"t"r B/"&"n>

    Blok Respirasi adalah blok enam belas semester I9 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi

    endidikan )okter !akultas Kedokteran "ni#ersitas $ri%ijaya alembang. ada kesempatan

    ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk menghadapi kasus

    yang sebenarnya pada %aktu yang akan datang.

    B. M"&ud d"n Tuu"n

    Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu:

    / $ebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem

     pembelajaran KBK di !akultas Kedokteran "ni#ersitas $ri%ijaya alembang.

    )apat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis

     pembelajaran diskusi kelompok.1 &er;apainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

    BAB II

    4

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    5/61

    PEMBAHASAN

    D"t" Tutor"/

    &utor : dr. aktu tutorial : 8 maret ? / maret /0

    &empat tutorial : !K "N$RI adang

    SKENARIO A

    r.

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    6/61

    No

    .

    It/"4 D%n

    /. 4emoptoe Isitilah yang digunakan untuk menyatakan batuk berdarah atau

    sputum yang berdarah

    . rodu;ti#e ;ough $uatu re7lek pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing

    dari saluran napas disertai dengan dikeluarkannya dahak.

    1. hlegm u;us kental yang dieskresikan dari saluran pernapasan dalam

     jumlah abnormal.

    5. ild !e#er )emam ringan atau demam dengan suhu tubuh seseorang tidak  

    melebihi 1C,6 .

    6. 9esi;ular sound !rekuensi bunyi yang rendah, seperti bunyi na7as normal pada

     paru selama #entilasi

    0. oderate rales Bising sedang terputus-putus yang terdiri dari rangkaian bising

     pendek yang terdengar saat inspirasi

    II. IDENTI-IKASI MASALAH

    No

    .

    M""/"4 Concern

    1. r.

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    7/61

    &here %as a tattoo on the ;hest and lymphadenopathy o7 the right ne;k, and

    stomatitis.

    In ;hest aus;ultation there %as an in;rease o7 #esi;ular sound at the right

    upper lung %ith moderate rales.

    III. An"/ M""/"4

    1. Mr. Y, a 40-year old, sailor, was admitted to hospital withhemoptoe. He complained 

    that 6 hours ago had a severe bout o coughing with resh blood about ! glasses.

    ". A$" "" $n8"8 47o$to ($"d" &"u,?

    4emoptisis dapat terjadi akibat banyak hal yaitu: tuber;ulosis, brokkiektasis,

    abses paru, a paru, dan bron;hitis kronik. Namun diantara banyak penyebab,

    yang paling sering adalah tuber;ulosis. Adanya in7eksi pada paru dapat

    menyebabkan nekrosis pada parenkim paru yang akan menimbulkan proses

     perkejuan. Apabila dibatukkan, bahan ;air dari perkejuan tersebut akan keluar dan

    meninggalkan lubang yang disebut ka#itas. Ka#itas ini lama-lama akan menebal

    karena in7iltrasi jaringan 7ibroblas dalam jumlah besar dan terjadilah sklerotik.

    Dika terjadi peradangan arteri di dinding ka#arne akan mengakibatkan pe;ahnya

    #asa darah. Dika #asa darah pe;ah maka darah akan dibatukkan keluar dan

    terjadilah hemoptisis

    8. A$" $"to%o/o> 47o$to?

    $etiap proses yang terjadi pada paru akan mengakibatkan hiper#askularisasi dari

    ;abang-;abang arteri bronkialis yang berperanan untuk memberikan nutrisi pada

     jaringan paru bila terjadi kegagalan arteri pulmonalis dalam melaksanakan

    7ungsinya untuk pertukaran gas. &erdapatnya aneurisma Rasmussen pada ka#erna

    tuberkulosis yang merupakan asal dari perdarahan pada hemoptoe masih

    diragukan. &eori terjadinya perdarahan akibat pe;ahnya aneurisma dari Ramussen

    ini telah lama dianut, akan tetapi beberapa laporan autopsi membuktikan bah%a

    terdapatnya hiper#askularisasi bronkus yang merupakan per;abangan dari arteri

     bronkialis lebih banyak merupakan asal dari perdarahan pada hemoptoe.

    ekanisma terjadinya batuk darah adalah sebagai berikut :

    /. Radang mukosa

    7

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    8/61

    ada trakeobronkitis akut atau kronis, mukosa yang kaya pembuluh darah

    menjadi rapuh, sehingga trauma yang ringan sekalipun sudah ;ukup untuk 

    menimbulkan batuk darah.

    . In7ark paruBiasanya disebabkan oleh emboli paru atau in#asi mikroorganisme pada

     pembuluh darah, seperti in7eksi ;o;;us, #irus, dan in7eksi oleh jamur.

    1. e;ahnya pembuluh darah #ena atau kapiler )istensi pembuluh darah akibat kenaikan tekanan darah intraluminar seperti

     pada dekompensasi ;ordis kiri akut dan mitral stenosis.

    5. Kelainan membran al#eolokapiler Akibat adanya reaksi antibodi terhadap membran, seperti pada "oodpasture#s

     syndrome.6. erdarahan ka#itas tuberkulosa

    e;ahnya pembuluh darah dinding ka#itas tuberkulosis yang dikenal dengan

    aneurisma RasmussenE pemekaran pembuluh darah ini berasal dari ;abang

     pembuluh darah bronkial. erdarahan pada bronkiektasis disebabkan

     pemekaran pembuluh darah ;abang bronkial. )iduga hal ini terjadi

    disebabkan adanya anastomosis pembuluh darah bronkial dan pulmonal.

    e;ahnya pembuluh darah pulmonal dapat menimbulkan hemoptisis masi7.

    0. In#asi tumor ganas8. edera dada

    Akibat benturan dinding dada, maka jaringan paru akan mengalami transudasi

    ke dalam al#eoli dan keadaan ini akan mema;u terjadinya batuk darah.

    @. B">"7"n" nn d"r 47o$to?

    d. B">"7

    "n"

    t"t"/"&"n" d"r 47o$to?

    enatalaksanaan hemaptoe masi7 memerlukan penanganan khusus agar tidak 

     berakibat 7atal dengan angka mortalitas hemoptisis masi7 86F disebabkan oleh

    as7iksia. asien dengan hemoptisis masi7 harus dira%at di unit pera%atan intensi7 

    8

    A7nt A7ount o% B/ood Lot

    M/d G 6;; in 5 4r 

    Modr"t 6 - 0;; in 5 4r 

    M"' H 0;; in 5 4r /;; G 5 4r to /;; o#er se#eral days

    H 6;; in single epe;toration

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    9/61

    untuk memonitor status hemodinamik dan penilaian jumlah darah yang hilang.

    enatalaksanaan dilakukan melalui 1 tahap/. roteksi jalan napas dan stabilisasi pasien

    &irah baring dengan posisi kepala lebih rendah dan tubuh dimiringkan ke arah

    sisi paru yang diduga sumber pendarahan. Lalu berikan oksigen, pada beberapa kasus dilakukan intubasi hingga pemasangan #entilator mekanik.

    Beri in7us, trans7usi darah, resusitasi ;airan jika perlu.. Lokalisasi sumber pendarahan dan penyebab pendarahan

    )apat dilakukan bronkoskopi, angiogra7i, 7oto toraks, & s;an

    1. &erapi medikamentosa

    • emberian antibiotik, #it K (koreksi koagulopati

    •  pemberian antitusi7 hanya diberikan pada pasien dengan batuk kuat

    dengan darah minimal@ ber;ak 

    • tindakan la#age bronkus dengan normal salin dingin dapat

    dipertimbangkan pada pasien dengan batuk yang tidak masi7 

    •  bronkoskopi : kateter balon untuk menyumbat bronkus yang berdarah

    dengan bantuan bronkoskop

    • indikasi pembedahan : untuk men;ari dan menghentikan sumber 

     pendarahan pada batuk darah lebih dari sama dengan 0 ;;. 5 jam

    tidak berhenti dengan obser#asi, batuk darah /-6 ;;@5 jam 4bG/ ,

     batuk darah /-6 ;;@5 jam 4b,/ obser#asi 5C jam tidak berhenti

    . B">"7"n" @"r" 778d"&"n 47o7 d"n 47o$to?Klasi7ikasi banyaknya darah yang dikeluarkan pasien:

    • $trea%  (ber;ak : #olume darah yang dikeluarkan /6- ml dalam 5 jam,

    dan ber;ampur dengan sputum, biasa pada penderita bronkhitis.

    • 4emoptisis & #olume darah -0ml dalam 5 jam, biasa disebabkan oleh

    kanker paru, ne;roti=ing pneumonia, &B, atau emboli paru

    • 4emoptisis masi7 : #olume darah yang dikeluarkan sebanyak lebih dari

    0 ml selama 5 jam, penyebab biasanya adalah kanker paru, ka#itas &B,

    dan, bronkoektasis

    • seudohemoptisis : adanya luka di saluran napas atau ;erna yang

    menimbulkan hemoptisis.

    ada kasus ini mr. < mengalami hemoptisis masi7 yang dimana darah yang

    dibatukkan dalam %aktu 5 jam lebih dari 0 ml. Batuk darah yang masi7 

    memerlukan penga%asan yang ketat karena tidak pasti akan segera berhenti atau

    9

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    10/61

     berlanjut. Komplikasi yang mengan;am ji%a adalah as7iksia akibat akumulasi

     bekuan darah yang menutup jalan napas dan dapat terjadi kegagalan

    kardiosirkulasi akibat kehilangan darah yang banyak dalam %aktu singkat.

    !. He also said that in the previous months he had productive cough with a lot o phlegm,

    mild ever, loss o appetite, rapid loss o body weight 'previous weight & (0%g), and 

     shortness o breath. $ince a wee% ago, he elt his symptoms were worsening.

    ". A$" $n8"8 d"n 7&"n7 $rodu@t' @ou>4 t4 " /ot o% $4/>7?

    r. < terin7eksi oleh  Mycobacterium tuberculosis sehingga merangsang sistem

    imun di al#eolus.Basil tuberkel yang men;apai permukaan al#eolus biasanya

    diinhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga basilE gumpalan

    yang lebih besar ;enderung tertahan di saluran hidung dan ;abang besar 

     bronkiolus dan tidak menyebabkan penyakit.$etelah berada di dalam ruang

    al#eolus basil tuberkel membangkitkan reaski in7lamasi. Leukosit N

    mem7agosit bakteri namun tidak membunuh organisme tersebut.$esudah harihari

     pertama leukosit diganti oleh makro7ag. Banyaknya sekret pada al#eolus ini akan

    dikeluarkan melalui sistem mukosiliaris yang membentuk mu;us sehingga terjadi

     batuk dengan dahak yang banyak.2tiologi batuk produkti7 dengan banyak dahak se;ara umum :

    • 9irusKetika 7lu, batuk ini sering dipi;u oleh lendir yang mengalir di bagian

     belakang tenggorokan.

    • In7eksi

    In7eksi paru-paru atau bagian saluran udara bagian atas dapat menyebabkan

     batuk.Batuk produkti7 dapat merupakan gejala dari pneumonia, bronkitis,

    sinusitis, atau tuberkulosis.

    • enyakit paru-paru kronis

    Batuk produkti7 dapat merupakan tanda bah%a penyakit seperti penyakit

     paru obstrukti7 kronik (*K makin parah atau bah%a Anda memiliki

    in7eksi.

    • Re7luks asam lambung yang masuk ke kerongkongan

    erupakan gejala penyakit gastroesophageal re7lu (32R).

    8. A$" $n8"8 d"n 7&"n7 7/d %'r?

    10

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    11/61

    • In7eksi, suhu men;apai 1C, penyebab #irus, bakteri

    •  Non in7eksi, seperti kanker, tumor 

    • )emam 7isiologis, penyebab: dehidrasi, suhu udara yang terlalu panas

    )emam merupakan salah satu tanda in7lamasi. )emam pada penyakit

    tuber;ulosis biasanya hilang timbul, biasanya mun;ul pada sore hari. ekanisme

    demam sendiri yaitu mikroorganisme yang masuk ke dalam jaringan atau darah

    akan di7agositosis oleh leukosit darah, makro7ag, dan sel mast. $etelah

    mem7agositosis, sel ini akan mengeluarkan IL-/ ke dalam ;airan tubuh disebut

    sebagai pirogen endogen. IL-/ menginduksi pembentukan prostaglandin akan

    menstimulus hipotalamus sebagai pusat termoregulator untuk meningkatkan

    temperatur tubuh dan terjadi demam atau panas.

    @. A$" $n8"8 d"n 7&"n7 /o o% "$$tt?

    A (makro7ag akan mengeluarkan IL-/ yang mana akan mengakti7kan )5J

    lim7osit &helper menjadi )5J lim7osit &helper/. )5J lim7osit &helper/ akan

    mengeluarkan &N! alpha,IL-, I!N gamma. &N! alpha ber7ungsi sebagai

     pengakti7an )CJ lim7osit &;ytotoi; yang akan membunuh makro7ag yang

     berisi my;oba;ter menjadi ;aseosa. $elain itu juga &N! alpha ber7ungsi sebagai

     pengakti7 leptin dimana akan memi;u rangsangan anoreksia.

    d. A$" $n8"8 d"n 7&"n7 r"$d /o o% 8od >4t?enyakit &B paru dapat mempengaruhi status gi=i penderita karena proses

     perjalanan penyakitnya yang mempengaruhi daya tahan tubuh. $elain itu,

     penderita &B yang mengalami kekurangan gi=i akan mengakibatkan produksi

    antibodi dan lim7osit terhambat, sehingga proses penyembuhan akan terhambat

     pula. asien &B sering ditemukan mengalami kehilangan berat badan yang hebat,

    suatu gejala yang menjelaskan mengenai penurunan imun seseorang (immuno-

    suppresi#e dan merupakan penentu utama dari berat dan prognosa penyakit

    tersebut. alnutrisi menyebabkan berat badan berkurang, kekuatan otot

     pernapasan berkurang, menurunnya kapasitas #entilasi dan berkuranganya

     pertahanan paru sehingga memperburuk kondisi pasien. Kekurangan nutrisi pada

    umumnya berkaitan dengan terganggunya respon imun, khususnya 7ungsi 7agosit,

     produksi sitokin, respon sekresi antibody, dan sistem komplemen. Ringkasnya

    11

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    12/61

    kekurangan nutrisi menyebabkan immudode7isiensi se;ara umum untuk berbagai

     penyakit in7eksi termasuk tuberkulosis.

    P"to%o/o> (7&"n7, Pnurun"n Br"t B"d"n $"d" P"n TB

    In7eksi y;oba;terium tuber;ulosis -H Akti7asi makro7ag oleh I!N- produksi

     pirogen endogen IL -/, IL-5, IL-0, &N!- H irogen endogen bersirkulasi sistemik 

    ? menembus masuk hematoen;ephali; barrier bereaksi terhadap hipotalamus. -H

    27ek sitokin pirogen endogen pada hipotalamus menyebabkan produksi

     prostaglandin. -H rostaglandin merangsang ;erebral ;orte ( respon beha#ioral

    M na7su makan menurun ? leptin meningkat menyebabkan stimulasi dari

    hipotalamus M na7su makan disupresi -H ada masa yang sama terjadi

     peningkatan metabolisme tubuh pada pasien &B karena peningkatan penggunaanenergi metabolik. -H enurunan na7su makan dan peningkatan metabolisme tubuh

     pasien &B menyebabkan penurunan BB

    . A$" $n8"8 d"n 7&"n7 4ortn o% 8r"t4?

    Reaksi peradangan terhadap  M. *uberculosis  akumulasi makro7ag al#eolar di

    al#eolus   konsolidasi di al#eolar   pertukaran * dan * terganggu

    hipoksia sel   mekanisme tubuh untuk mengatasi hipoksia   peningkatan

    7rekuensi napas sesak na7as.

    +. rom urther interview, Mr. Y have similar symptoms 6 years ago, he was given

    medication ater consulting with doctor at that time. ut stop the treatment ater !

    wee%s because he was eeling better.

    ". Mn>"$" t/"4 6 t"4un# >"/" 7un@u/ &78"/?

    enyakit ini membutuhkan pengobatan yang panjang. &etapi dengan kedisiplinan

     pengobatan, sebenarnya penyakit ini dapat dikalahkan. Namun, kadang meskipun

    dengan pengobatan, in7eksi ulang &B dapat menjadi masalah. engobatan untuk 

    gejala &B dapat berlangsung dari 0 bulan hingga / tahun, dan kadang-kadang

    ada penderita yang mengalami resistan terhadap obat &B. Ada beberapa pil yang

    harus diminum pada saat yang sama setiap hari, dengan ketepatan dan

    kedisiplinan jad%al minum obat. Dika aturan pengobatan &B tidak ditepati, maka

    12

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    13/61

     pengobatan dapat gagal. enderita &B yang tidak disiplin dalam aturan minum

    obat mungkin merasa sudah lebih baik dan berpikir bah%a penyakitnya telah

     berhasil diobati. Namun, penyakit tersebut dapat kembali dengan lebih kuat dan

    lebih sulit diobati.

    8. A$"&"4 "d" 4u8un>"n $78r4nt"n &onu7 o8"t (6 t"4un /"/u, dn>"n

    >"/" "n> dr""&"n &"r"n>?

    Ada. Karena kasus baru........ kasus &B primer, konsumsi obat 0 tahun lalu

    dihentikan sebelum selesai, &B memasuki 7ase dormant (bibaaa

    @. A$" &7un>&n"n o8"t "n> d8r&"n (6 t"4un /"/u,?

    4. hysical e/amination

    ". B">"7"n" ntr$rt" d"n 7&"n7 "8nor7"/t" d"r 4"/ $7%?

    • $e#erely si;k and pale. Karena muntah darah sehingga banyak darah yang

    keluar. Akibatnya 4b juga kurang. er7usi dijaringan kurang sehingga

    tampak pu;at dan sakit.

    • I& /8,+6 (rendah. Normalnya /C,6-6

    I& nya turun karena kurang na7su makan.In7eksi y;oba;terium tuber;ulosis -H Akti7asi makro7ag oleh I!N-

     produksi pirogen endogen IL -/, IL-5, IL-0, &N!- H irogen endogen

     bersirkulasi sistemik ? menembus masuk hematoen;ephali; barrier 

     bereaksi terhadap hipotalamus. -H 27ek sitokin pirogen endogen pada

    hipotalamus menyebabkan produksi prostaglandin. -H rostaglandin

    13

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    14/61

    merangsang ;erebral ;orte ( respon beha#ioral M na7su makan

    menurun ? leptin meningkat menyebabkan stimulasi dari hipotalamus M

    na7su makan disupresi -H ada masa yang sama terjadi peningkatan

    metabolisme tubuh pada pasien &B karena peningkatan penggunaan

    energi metabolik. -H enurunan na7su makan dan peningkatan

    metabolisme tubuh pasien &B menyebabkan penurunan BB

    • B : /@8 mm4g (rendah. Normalnya menurut >4* tekanan sistolik 

    /-/5 mm4g, tekanan diastoliknya C-+ mm4g. &ejadi eksresi darah

    yang berlebihan keluar bersama batuk ( gelas   #olume darah

     berkurang  jumlah darah yang dipompa berkurang   penurunan

    tekanan darah prehipotensi

    • 4R : //@min (tinggi, normalnya 0-/@min.

    4R meningkat karena adanya upaya untuk men;ukupi kebutuhan oksigen

    dan nutrisi pada jaringan.

    • RR 10@min (tinggi, normalnya /0-5@min.

    Reaksi peradangan terhadap  M. *uberculosis   akumulasi makro7ag

    al#eolar di al#eolus konsolidasi di al#eolar  pertukaran * dan *

    terganggu hipoksia sel mekanisme tubuh untuk mengatasi hipoksia

     peningkatan 7rekuensi napas takipneu

    • &emp 18.0o (sub7ebris, normalnya 10,6o - 18,o

    Respon in7lamasi terhadap M.*uberculosis produksi sitokin (Il-/, IL-0

    dan &N!-al7a pembentukan asam arakhidonat pembentukan 32

     peningkatan set point di hipotalamus demam.

    • &atto pada lengan kiri

    &atto pada lengan kiri mr.< bisa jadi merupakan penyebab utama dalam

    masuknya 4I9 ke daam tubuh mr.

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    15/61

    akro7ag al#eolar HH peningkatan se;ret mu;us pada saluran na7as

    untuk mekanisme mengeluarkan makro7ag al#eolar saluran pernapasan

    terisi eksudat terdengar suara rales atau ronkhi basah yang dihasilkan

    oleh udara dan ;airan di dalam al#eolus.

    8. B">"7"n" 8un $"ru nor7"/ d"n $"to/o>?

    Bun n"%" $o&o& 

    1. ;&u/"r, terdengar sebagai bunyi yang tenang, bernada rendah. $uara

    ini terdapat pada paru yang normal, di mana suara inspirasi lebih keras

    dan lebih tinggi nadanya serta 1 lebih panjang daripada ekspirasi.

    $uara #esikular diproduksi oleh udara jalan na7as di al#eol. $uaranya

    menyerupai tiupan angin di daun-daunan.

    . Bron&"/. Bunyi bronkial terdengar biasanya terdengar lebih keras dan

    dengan nada yang lebih tinggi dibandingkan bunyi #esikular. &urbulensi

    udara di dalam bronkus kartilaginosa dapat menimbulkan bunyi

     perna7asan ini. )ibandingkan dengan bunyi #esikuler, bunyi bronkial

    lebih kasar dan nadanya lebih tinggi.Bunyi perna7asan bronkialhampir 

    hilang seluruhnya ketika mereka melintasi sekat al#eolus. *leh karena

    itu, mereka biasanya tidak terdengar di bagian peri7er paru-paru normal.

    )alam keadaan normal, dapat terdengar di daerah interskapular, juga diatas trakea

    1. Bron&o'&u/"r, merupakan bunyi yang terdengar antara #esikular 

    dan bronkial, di mana ekspirasi menjadi lebih keras, lebih tinggi

    nadanya, dan lebih memanjang hingga hampir menyerupai inspirasi.

    Bunyi ini dapat didengar pada tempat-tempat yang ada bronkiolus besar 

    yang ditutupi satu lapisan tipis al#eolus. $uara ini se;ara spesi7ik dapat

    didengar antara skapula dan pada kedua sisi sternum. enyakit yang

    menyebabkan misalnya adalah penyakit paru dengan in7iltrat misalnya

     bronkopneumonia, tuberkulosis paru.

    5. A7%otr didapatkan bila terdapat ka#itas besar yang letaknya peri7er 

    dan berhubungan terbuka dengan bronkus, terdengar seperti tiupan

    dalam botol kosong.

    15

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    16/61

    Bunyi bronkial dan bronko#esikular yang terdengar di semua tempat di

     paru menandakan keadaan patologi. Bunyi ini biasanya menunjukan

    area yang mengalami konsolidasi pada paru (misalnya pnemuonia dan

    gagal jantung dan membutuhkan e#aluasi lebih lanjut.

    Bun n"%" $"to/o>

    /. Ron& &rn>, merupakan bunyi yang terputus, terjadi oleh getaran

    dalam lumen saluran na7as akibat penyempitan. Kelainan ini terjadi

     pada mukosa atau adanya sekret yang kental dan lengket. &erdengar 

    lebih jelas pada ekspirasi %alaupun pada inspirasi sering terdengar juga.

    $uara ini dapat terdengar di semua bagian bronkus, makin ke;il

    diameter lumen, makin tinggi dan makin keras nadanya. >hee=ing

    merupakan ronki kering yang tinggi nadanya dan panjang yang biasa

    terdengar pada serangan asma.. Ron& 8""4. Ronki basah sering juga disebut dengan suara

    krekels 'crac%les) atau rales. Ronki basah merupakan suara berisik dan

    terputus akibat aliran udara yang mele%ati ;airan. Ronki basah halus,

    sedang atau kasar tergantung pada besarnya bronkus yang terkena dan

    umumnya terdengar pada inspirasi. Ronki basah halus biasanya terdapat

     pada bronkiale, sedangkan yang lebih halus lagi berasal dari al#eolus

    yang sering disebut krepitasi, akibat terbukanya al#eoli pada akhir 

    inspirasi. $i7at ronki basah ini dapat nyaring (in7iltratatau tidak nyaring

    (pada edema paru. Krekel dapat dihilangkan dengan batuk, tapi

    mungkin juga tidak. Krekels men;erminkan in7lamasi atau kongesti

    yang mendasarinya dan sering timbul pada kondisi seperti

     pneumonia,bronkitis, gagal jantung kongesti, bronkiektasis, dan 7ibrosis

     pulmonal serta khas pada pneumonia dan interstitial atau

    7ibrosis.&iming (%aktu ronkhi ini sangat penting. Ronki inspirasi a%al

    menunjukan kemungkinan penyakit pada jalan napas ke;il, dan khas

    untuk hambatan jalan napas kronis. Ronki lainnya terdengar pada

    inspirasi a%al dan bersi7at kasar sedang. Ronki berbeda dengan yang

    16

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    17/61

    terdengar pada gagal #entrikel kiri yang terjadi di akhir siklus

     pernapasan.Ronki pada inspirasi akhir atau paninspirasi menunjukan kemungkinan

     penyakit yang mengenai al#eoli dan dapat bersi7at halus, sedang, atau

    kasar. Ronki halus dideskripsikan sebagai bunyi rambut yang digosok-

    gosok dengan jari-jari tangan. Bunyi ini se;ara khas disebabkan oleh

    7ibrosis paru. Ronki sedang biasanya akibat gagal #entrikel kiri, bila ada

    ;airan al#eoli merusak 7ungsi dari sur7aktan yang disekresi dalam

    keadaan normal. Ronki kasar khas untuk pengumpulan sekret yang

    tertahan dan memiliki kualitas seperti mendeguk yang tidak 

    mengenakan. Bunyi ini ;enderung berubah dengan batuk yang juga

    memiliki kualitas yang sama. Bronkiektasis paling sering menyebabkanterjadinya ronki, tetapi setiap penyakit yang menimbulkan retensi sekret

    dapat menyebabkan gangguan ini.

    1. Bun >&"n $/ur" (p.#iseralis dan p. parietalis. Bunyi ini terjadi

    akibat in7lamasi permukaan pleura yang mengakibatkan bunyi krekling.

    Bunyi ini paling jelas terdengar pada akhir inspirasi dan a%al ekspirasi.

    $eringkali, bunyi ini dilukiskan sebagai bunyi yang dibuat dengan

    menkeriat-keriutkan kulit yang sudah disamak. Bunyi ini dapat

    terdengar terutama bila permukaan pleura menjadi kasar atau menebal

    karena sel-sel radang atau neoplasma atau endapan 7ibrin.

    5.  Hippocrates succusion , merupakan suara ;airan pada

    hidropneumotoraks yang terdengar bila pasien di goyang-goyangkan.

    @. A$" "" $7r&""n $nun"n> "n> d8utu4&"n?

    1. P7r&""n D"4"& (S$untu7,

    emeriksaan dahak atau pemeriksaan spuntum ini merupakan salah

    satu dari pemeriksaan laboratorium yang sangat berguna untuk menegakan

    diagnosa tuberkulosis paru, karena dengan ditemukannya kuman B&A (basil 

    tahan asam) yang terdapat dalam spuntum, diagnosa tuberkulosis sdh dapat

    dipastikan. $elain itu, pemeriksaan ini juga bertujuan untuk menge#aluasi

     pengobatan yang sudah diberikan.

    17

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    18/61

    Kadang-kadang spuntum sulit untuk didapatterutama bagi pasien yang tidak 

     batuk atau yang batuk produkti7. *leh karena itu :

    /. $atu hari sebelum pemeriksaan spuntum, pasien dianjurkan minum air 

     putih sebanyak O liter.

    . )ianjurkan agar pasien melakuakan re7lek batuk.

    1. )apat juga dengan memberi obat-obatan mukolitik dan ekspektoran

    atau dengan inhalasi larutan garam hipertonik selama -1 menit.

    5. Bila masih sulit untuk mendapatkan spuntum bisa dilakukan

     bronkoskopi diambil dengan brushing atau bronchial washing atau

    BAL 'broncho alveolar lavage).

    6. Bisa juga dengan didapat dengan ;ara bilasan lambung. 4al ini

     biasanya dilakukan pada anak-anak karena mereka sulit untuk 

    mengeluarkan dahak.

    Adapun kriteria spuntum B&A positi7 adalah bila sekurang-kurangnya

    ditemukan 1 batang kuman B&A pada satu sediaan (diperlukan 6.

    kuman dalam /mL spuntum. "ntuk pe%arnaan sediaan dianjurkan

    memakai ;ara *an *hiam Ho% (modi7ikasi gabungan ;ara pulasan

    kinyoun dan gabbet.

    ara pemeriksaan spuntum yang dilakukan antara lain :

    a. emeriksaan sediaan langsung dengan mikroskop biasa

     b. emeriksaan sediaan langsung dengan mikroskop 7luoresense

    (pe%arnaan khusus. emeriksaan ini dengan mengunakan sinar 

    ultra#iolet dengan sensiti#itas yang tinggi namun jarang digunakan

    karena pe%arnaan yang dipakai (auramin-rho-damin di;urigai

     bersi7at karsinogen.

    ;. emeriksaan dengan biakan (kultur

    $etelah 5-0 minggu penanaman spuntum pada media pembiakan, dan

    koloni kuma tuberkolosis mulai nampak makan dinyatakan positi7.

    &etapi bila setelah C minggu koloni kuman tuberkolosis belum juga

    tampak maka dinyatakan negati7.

    d. emeriksaan terhadap resistensi obat

    18

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    19/61

    Kadang dari hasil pemeriksaan mikroskopik biasa terdapat kuman

    B&A (positi7, tetapi pada biakan hasilnya negati7. Ini terjadi pada

    7enomenadead bacilli atau non culturable bacili yang disebabkan

    karena keampuhan paduan obat antituberkulosis jangka pendek yang

    ;epat mematikan kuman B&A dalama %aktu pendek.

    "ntuk pemeriksaan B&A sediaan mikroskopis biasa dan sedian biakan,

     bahan-bahan selain spuntum dapat juga diambil dari bilasan bronkus,

     jaringan paru, pleura, ;airan serebrospinal urin dan tinja.

    2. Tu8r&u/n

    &uberkulin Adalah airan steril yang mengandung produk pertumbuhan

    dari basilus tuberkel, atau substansi spesi7ik yang diekstrak dan digunakan

    dalam berbagai bentuk pada diagnosis tuber;ulosis.

    &es &uberkulin merupakan $ejumlah besar uji kulit untuk tuberkulosis

    yang menggunakan berbagai jenis tuberkulin dan metode pemakaian yang

     berbeda.)isuntikan sejumlah ke;il protein yang berasal dari bakteri

    tuberkulosis ke dalam lapisan kulit (biasanya di lengan. hari kemudian

    dilakukan pengamatan pada daerah suntikan, jika terjadi pembengkakan

    dan kemerahan, maka hasilnya adalah positi7 &B. Dika emeriksaan atau

    tes tuber;ulin ini negati7, maka belum tentu hasilnya adalah &B negati7 tapi

    malah &B ositi7. Alasannya karena &es tuber;ulin ini 7ungsinya untuk 

    mengetahui apakah terjadi in7eksi bakteri Mycobacterium *uberculosis atau

    tidak. Bisa saja Bakteri ini terpapar tapi tidak mengin7eksi, karena respon

    imun tubuh yang lebih kuat dari pada bakteri tersebut (dorman. Itulah

    mengapa bisa hasil &es tuber;ulin negati7 tapi ternyata penderitanya positi7 

    &B.

    3. T D"r"4

    &es darah pada &B juga disebut )isebut juga Pinter7eron-gamma release

    assaysQ(I3RA. &es ini tujuannya untuk mengukur reakti#itas imun

    seseorang terhadap M. tuber%ulosis . di mana sel darah putih dari orang

    yang telah terin7eksi  M. tuber%ulosis akan merilis inter7eron-gamma

    (I!N-g bila di;ampur dengan antigen yang berasal dari M. tuberculosis.

    19

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    20/61

    !)A telah menyetujui dua tes inter7eron gamma release assay (I3RA

    untuk in7eksi &B:

    Suanti!2R*NT-&B 3old In-&ube test (S!&-3I&

    &-$*&T. &B test (&-$pot

    erbedaan dari kedua tes ini adalah:

    -T=IT TS$ot

    A"/ Pro roses seluruh

    darah dalam

    %aktu /0 jam

    roses sel

    mononuklear darah

     peri7er (B dalam

    %aktu C jam, atau jika

    &-ellUtend Tdigunakan,

    dalam %aktu 1 jam

    K7un>&n"

    n H"/

    ositi7, negati7,

    tak tentu

    ositi7, negati7, tak

    tentu, batas

    (borderline

    Adapun beberapa hasil dari kedua tes ini:

    ositi7: Ada respon imun yang menunjukkan adanya

     bakteri M. tuber%ulosis. Negati7: Belum ada reaksi kekebalan yang menunjukkan adanya

     bakteri M. tuber%ulosis.

    &ak tentu: 4asil tidak jelas. ada pengujian mungkin terjadi

    kesalahan atau hasilnya tidak konklusi7.

    Borderline (&-$*& T &B saja.: 4asil di =ona perbatasan dan tidak 

    dapat mengetahui apakah benar-benar positi7 atau negati7.

    ). P7r&""n R"do/o>& 

     7oto toraks A dengan atau tanpa 7oto lateral. (emeriksaan lain atas

    indikasi : 7oto toraks apiko-lordotik, ablik, &-$;an

    /.  &B akti7 :

    20

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    21/61

    a bayangan bera%an @ nodular di segmen apikal dan posterior lobus atau

    dan segmen superior lobus ba%ah paru

     b Ka#iti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak bera%an

    atau nodular 

    ; Bayangan ber;ak milier 

    d 27usi pleura unilateral

    .  &B inakti7 

    a !ibrotik, terutama pada segmen apikal dan atau posterior lobus atas dan

    segmen superior ba%ah paru

     b Kalsi7ikasi

    ; enebalan pleura

    I;. H$ot

    &uan no 8"ndn>

    21

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    22/61

    8. D">no &r"

    Berdasarkan  u%u ar 2lmu enya%it 3alam disi 25 ilid 22 , menurut  merican

    *horacic $ociety dan >4* /+05, diagnosis pasti dari &B adalah menemukan kuman &B

    dalam sputum atau jaringan paru se;ara biakan.

    $elanjutnya pada tahun /++/, >4* mengeluarkan kriteria pasien &B paru, yaitu:

    /. asien dengan sputum B&A (J

    / asien yang pada pemeriksaan sputumnya se;ara mikroskopis ditemukannya B&A

    sekurang-kurangya dalam pemeriksaan $atu sediaan sputumnya (J disertai dengan kelainan radiologis yang sesuai dengan

    gambaran &B akti7 

    1 $atu sediaan sputum (J serta biakan (J

    . asien dengan sputum B&A (-

    22

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    23/61

    / asien yang pada pemeriksaan sputumnya se;ara mikroskopis tidak ditemukannya

    B&A sekurang-kurangya dalam pemeriksaan, tetapi gambaran radiologis

    menunjukkan &B akti7 

    asien yang pada pemeriksaan sputumnya tidak ditemukan B&A sama sekali, tetapi

     pada biakannya (J)iluar pembagian tersebut, pasien digolongkan lagi berdasarkan ri%ayat penyakitnya,

    antara lain:

    /. Kasus baru, yakni pasien yang tidak mendapat *A& lebih dari satu bulan

    . Kasus kambuh, yakni pasien yang pernah dinyatakan sembuh dari &B, tetapi

    kemudian akti7 kembali

    1. Kasus gagal ( smear positive ailure, yakni:

    o asien yang sputum B&Anya tetap (J setelah mendapat *A& lebih dari 6 bulan

    o asien yang menghentikan pengobatannya setelah mendapat *A& /-6 bulan

    dan sputum B&Anya masih (J5. Kasus kronik, yakni pasien yang sputum B&Anya tetap (J setelah mendapat

     pengobatan ulang (retreatment  lengkap yang disuper#isi dengan baik 

    @. Eto/o> d"n %"@tor r&o

    Risiko seseorang tertular .tuber;ulosis ()epkes 6 :

    - )aya tahan tubuh rendah (misal in7eksi 4I9 AI)$ dan malnutrisi

    In7eksi 4I9 mengakibatkan kerusakan luas sistem daya tahan tubuh seluler 

    (;ellular immunity sehingga jika terjadi in7eksi oportunistik sepertituber;ulosis , maka yang bersangkutan akan menjadi sakit parah hinggak 

    menyebabkan kematian. Dika jumlah penderita 4I9 meningkat maka penderita

    &B juga akan meningkat.

    - $anitasi lingkungan rumah

    Keadaan #entilasi, suhu, kelembaban, pen;ahayaan, lantai, dinding serta

    lingkungan sosial mempengaruhi penularan penyakit pernapasan salah satunya

    tuber;ulosis

    - $osio ekonomi

    asyarakat dengan penghasilan yang rendah sulit mendapatkan 7asilitas

    kehidupan yang baik dan sehat serta kesulitan untuk mendapatkan layanan

    kesehatan, sehingga &B paru menjadi an;aman bagi mereka

    - &ingkat pendidkan.

    d. E$d7o/o>

    23

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    24/61

    Berdasarkan  7H8 "lobal *uberculosis 9eport !01:,  se;ara global, pada tahun /5

    diestimasikan terdapat +.0 juta kasus &B: 6.5 juta pada pria, 1. juta pada %anita, dan / juta

     pada anak-anak. )ari jumlah tersebut, diperkirakan terdapat /. juta kasus &B 4I9-positi7 

    (/F dari total kasus &B. $elain itu, angka kematian karena &B diperkirakan men;apai /.6

     juta kasus: /./ juta pada penderita dengan 4I9-negati7 dan 1+. pada penderita dengan

    4I9-positi7.

    6CF kasus &B pada tahun /5 berada di ka%asan $outh-ast sia dan 7estern aciic dan

    CF berada di ka%asan  rica. India, Indonesia, dan hina merupakan 1 negara dengan

    kasus &B terbanyak (1F, /F, dan /F dari total kasus global. $aat ini di Indonesia,

    diperkirakan terdapat / juta kasus &B baru pertahunnya, yang meningkat kali lebih besar 

    dari angka yang telah diperkirakan sebelumnya.

    . P"to>n d"n "t"u $"to%o/o>

    Berdasarkan u%u ar 2lmu enya%it 3alam disi 25 ilid 22 , pathogenesis &B dapat

    dibagi menjadi &B primer dan &B sekunder.

    *uber%ulosis rimer 

    enularan &B paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi

    droplet nuclei dalam udara sekitar kita. artikel ini kemudian dapat menetap dalam udara

     bebas selama /- jam. Bila partikel ini terhisap oleh orang yang sehat, maka akan menempel

     pada saluran napas atau jaringan paru. artikel dapat masuk ke al#eolar bila ukuran partikel

    G 6 mm. kuman akan dihadapi pertama kali oleh neutrophil, kemudian baru oleh makro7ag.

    Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makro7ag keluar dari per;abangan

    trakeobrankial bersama gerakan silia dengan sekretnya.

    Bila kuman menetap di jaringan paru, berkembang biak dalam sitoplasma makro7ag.

    Kuman yang bersarang di jaringan paru akan berbentuk sarang tuber;ulosis pneumonia ke;il

    yang disebut sarang primer atau a7ek primer atau sarang (7okus "hon. )ari sarang primer 

    akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus (lim7angitis lokal, dan juga

    diikuti pembesaran kelenjar getah bening hilus (lim7adenitis regional. $arang primer lim7angitis lokal dan lim7adenitis regional akan membentuk kompleks primer (Ranke. )an

    seluruh proses ini akan memakan %aktu 1-C minggu.

    $elanjutnya, kompleks primer ini akan berlanjut menjadi beberapa kemungkinan, antara

    lain:

    24

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    25/61

    • $embuh sama sekali tanpa meninggalkan ;a;at, umumnya ini yang banyak terjadi.

    • $embuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis-garis 7ibroti; dan kalsi7ikasi

    di hilus. Keadaan ini terdapat pada lesi pneumonia yang luasnya H 6 mm dan ± /F

    diantaranya dapat terjadi reakti#asi lagi karena kuman yang dormant .

    •Berkomplikasi dan menyebar se;ara:o er kontinuitatum, yakni menyebar ke sekitarnya

    o Bronkogen, yakni pada paru yang bersangkutan atau paru disebelahnya

    o Lim7ogen, yakni ke organ-organ tubuh lainnya

    o 4ematogen, yakni ke organ-organ tubuh lainnya

    *uber%ulosis $e%under 

    Kuman yang dormant  pada &B primer akan mun;ul bertahun-tahun kemudia sebagai

    in7eksi endogen menjadi &B sekunder. ayoritas rein7eksi menjadi +F. &B sekunder 

    terjadi karena imunitas menurun seperti malnutrisi, al;ohol, penyakit maligna, diabetes,AI)$, ataupun gagal ginjal. &B sekunder ini dimulai dari sarang dini yang berlokasi di

    region atas paru (bagian api;al-posterior lobus superior atau in7erior. In#asinya adalah ke

    daerah parenkim paru-paru dan tidak ke nodus hiler paru.

    $arang dini ini mula-mula juga berbentuk sarang pneumonia ke;il. )alam 1-/ minggu

    sarang ini menjadi tuberkel yaitu suatu granuloma yang terdiri dari sel-sel 4istiosit dan sel

    )atia Langhans (sel besar dengan banyak inti yang dikelilingi oleh sel-sel lim7osit dan

     berbagai jaringan ikat.

    &B sekunder ini juga dapat berasal dari in7eksi eksogen dari usia muda menjadi &B usia

    tua (elderly tuberculosis. $arang dini ini kemudian dapat menjadi:

    /. )ireabsorbsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan ;a;at

    . $arang yang mula-mula meluas, tetapi segera menyembuh dengan serbukan jaringan

    7ibrosis. Ada yang membungkus diri menjadi keras, menimbulkan perkapuran. $arang

    dini yang meluas sebagai granuloma berkembang menghan;urkan jaringan ikat

    sekitarnya dan bagian tengahnya mengalami nekrosis, menjadi lembek membentuk 

     jaringan keju. Bila jaringan keju dibatukkan keluar akan terjadilah ka#itas. Ka#itas ini

    mula-mula berdinding tipis, lama-lama dindingnya menebal karena in7iltrasi jaringan

    7ibroblast dalam jumlah besar, sehingga menjadi ka#itas sklerotik (kronik. &erjadinya

     perkijuan dan ka#itas adalah karena hidrolisis protein lipid dan asam nukleat oleh en=im

    yang diproduksi oleh makro7ag, dan proses yang berlebihan sitokin dan &N!-nya.

    $e;ara keseluruhan akan terdapat 1 ma;am sarang, yakni sarang yang sudah sembuh

    25

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    26/61

    dan tidak butuh pengobatan lagi, sarang akti7 eksudati7 dan yang berada antara sakit dan

    sembuh yang membutuhkan pengobatan yang sempurna.

    %. K/"%&"

    Klasi7ikasi &B berdasarkan tipe penderita@ tipe kasus

    1.  Kasus baru  penderita &B paru yang sebelumnya tidak pernah mendapat *A&

    atau yang pernah mendapat *A& kurang dari / bulan

    2.  Kasus kambuh    penderita &B paru B&A positi7 yang sebelumnya sudah

    dinyatakan sembuh, tetapi kini datang lagi dan pada pemeriksaan B&A

    memberikan hasil positi7 

    3.  Kasus gagal   penderita &B paru B&A positi7 yang sudah mendapat *A& tetapi

    sputum B&A tetap positi7 pada akhir pengobatan 7ase a%al setelah mendapat terapi

    sisipan, / bulan sebelum akhir pengobatan dan pada akhir pengobatan. Batasan ini

     juga berlaku untuk penderita &B paru B&A (- yang sudah mendapat *A&, tetapi

    sputum B&A justru menjadi (J pada akhir pengobatan 7ase a%al

    ).  Kasus pindahan (transfer in)  penderita &B paru di kabupaten @ kotamadya lain

    yang sekarang menetap di kabupaten@ kotamadya ini

    5. Kasus berobat setelah lalai enderita &B paru yang menghentikan pengobatan

    ( bulan atau lebih dalam keadaan belum dinyatakan sembuh dan kini datang lagi

    untuk berobat dengan B&A (J

    6.  Kasus kronik    penderita &B paru dengan B&A yang tetap positi7 %alaupun

    sudah mendapatkan pengobatan ulang yang adekuat dengan penga%asan yang

     baik 

    26

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    27/61

    Klasi7ikasi &B berdasarkan kaitannya dengan diagnosis

    . !" paru "!# ($) % !" aktif 

    enderita &B paru dengan salah satu kriteria sebagai berikut :

    - $putum B&A positi7 paling sedikit kali berturut-turut

    - $putum B&A positi7 paling sedikit / kali dengan kultur M.tuberculosis positi7 - $putum B&A positi7 paling sedikit / kali dengan klinis@radiologis sesuai dengan

    &B paru&. !" paru "!# (') % !" tidak aktif 

    enderita &B paru dengan kriteria sebagai berikut :

    - Klinis dan radiologis sesuai dengan &B paru

    - $putum B&A (-- Kultur (-@(J

    . !" kstraparu

    - &B2 ringan

    - &B2 berat

    *. "ekas !" paruenderita &B paru dengan kriteria sebagai berikut :

    - Bakteriologis (B&A dan kultur negati7 - 3ejala klinis tidak ada@ gejala sisa akibat kelainan paru yag ditinggalkan

    - Radiologis menunjukkan gambaran &B yang akti7, terlebih bila gambaran serial

    7oto toraks tidak mengalami perubahan

    Klasi7ikasi &B berdasarkan kaitannya dengan hasil pengobatan

    . +embuh

    enderita &B B&A (J yang telah mendapatkan pengobatan lengkap dan pada

     pemeriksaan dahak ulang (/ bulan sebelum A dan pada Akhir pengobatan B&A

    menjadi negati7 &. Pengobatan lengkap

    enderita &B yang telah selesia pengobatannya tetapi status kesembuhan

    (perubahan B&A J ke - tidak dapat ditentukan. enderita B&A (J akibat tidak 

    dilakukan pemeriksaan dahak ulang atau dilakukan / kali dengan hasil B&A - ,

    sedangkan pada pnderita B&A negati7 akibat kon#ersinya tidak dapat ditentukan. ,agal

    enderita &B yang B&A nya tetap (J@ menjadi (J pada akhir 7ase a%al

     pengobatan dengan sisipan, / bulan sebelum A @ pada A*. -eninggal

    enderita &B paru yang meninggal karena sebab apapun selama masa pengobatan

    5. alai (default)

    enderita &B paru yang pindah ke kabupaten @ kotamadya lain dengan hasil

     pengobatan yang tidak diketahui

    27

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    28/61

    &B berdasarkan Lokasi

    aru dan 2kstraparu, diagnosis berdasarkan kultur (J atau A tempat lesi

    &B pada 4I9 AI)$

    >. M"n%t" &/n

    /. D7"7. Biasanya sub7ebril menyerupai demam in7luen=a. $erangan demam

     pertama dapat sembuh sebentar kemudian timbul kembli. Begitu seterusnya

    sehingga pasien tidak pernah merasa terbebas dari demam in7luen=a. Keadaan

    ini sangat dipengaruhi oleh imunitas tubuh pasien dan berat ringannya in7eksi

    kuman tuber;ulosis yang masuk.

    2. B"tu&C 8"tu& d"r"4. Batuk terjadi karena ada iritasi pada bronkus. Batuk juga

    diperlukan untuk membuang produk-produk radang keluar. Karena terlibatnya

     bronkus pada setiap penyakit tidak sama, batuk mungkin ada setelah penyakit

     berkembang dalam jaringan paru, yakni setelah berminggu-minggu atau

     berbulan-bulan peradangan bermula. $i7a batuk mulai dari batuk kering (non-

     produkti7 kemudian setelah timbul peradangan menjadi produkti7 

    (menghasilkan sputum. Keadaan lanjut menjadi batuk darah karena terdapat

     pembuluh darah yang pe;ah. Kebanyakan batuk darah pada tuber;ulosis terjadi

     pada ka#itas, tetapi juga dapat terjadi pada ulkus dinding bronkus.

    3. S"& n"$". ada penyakit ringan belum dirasakan sesak napas. $esak napasakan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, dimana in7iltrasi sudah

    meliputi setengah bagian paru.

    ). Nr d"d". Nyeri dada timbul apabila in7iltrasi radang sudah sampai ke pleura

    sehingga menimbulkan pleuritis. &erjadi gesekan kedua pleura se%aktu pasien

    menarik@ melepas napasnya.

    5. M"/". 3ejala malaise sering ditemukan berupa anoreksia tidak ada na7su

    makan, berat badan turun, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat di malam

    hari.

    4. P7r&""n $nun"n> t"78"4"n

    1. P7r&""n D"4"& (S$untu7,

    emeriksaan dahak atau pemeriksaan spuntum ini merupakan salah satu dari

     pemeriksaan laboratorium yang sangat berguna untuk menegakan diagnosa

    28

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    29/61

    tuberkulosis paru, karena dengan ditemukannya kuman B&A (basil tahan

    asam) yang terdapat dalam spuntum, diagnosa tuberkulosis sdh dapat dipastikan.

    $elain itu, pemeriksaan ini juga bertujuan untuk menge#aluasi pengobatan yang

    sudah diberikan. Kadang-kadang spuntum sulit untuk didapatterutama bagi pasien

    yang tidak batuk atau yang batuk produkti7.

    2. Tu8r&u/n

    &uberkulin Adalah airan steril yang mengandung produk pertumbuhan dari

     basilus tuberkel, atau substansi spesi7ik yang diekstrak dan digunakan dalam

     berbagai bentuk pada diagnosis tuber;ulosis.&es &uberkulin merupakan $ejumlah besar uji kulit untuk tuberkulosis yang

    menggunakan berbagai jenis tuberkulin dan metode pemakaian yang

     berbeda.)isuntikan sejumlah ke;il protein yang berasal dari bakteri tuberkulosiske dalam lapisan kulit (biasanya di lengan. hari kemudian dilakukan

     pengamatan pada daerah suntikan, jika terjadi pembengkakan dan kemerahan,

    maka hasilnya adalah positi7 &B. Dika emeriksaan atau tes tuber;ulin ini

    negati7, maka belum tentu hasilnya adalah &B negati7 tapi malah &B

    ositi7. Alasannya karena &es tuber;ulin ini 7ungsinya untuk mengetahui apakah

    terjadi in7eksi bakteri Mycobacterium *uberculosis atau tidak. Bisa saja Bakteri

    ini terpapar tapi tidak mengin7eksi, karena respon imun tubuh yang lebih kuat

    dari pada bakteri tersebut (dorman. Itulah mengapa bisa hasil &es tuber;ulin

    negati7 tapi ternyata penderitanya positi7 &B.

    3. T D"r"4

    &es darah pada &B juga disebut )isebut juga Pinter7eron-gamma release

    assaysQ(I3RA. &es ini tujuannya untuk mengukur reakti#itas imun seseorang

    terhadap M. tuber%ulosis . di mana sel darah putih dari orang yang telah

    terin7eksi M. tuber%ulosis akan merilis inter7eron-gamma (I!N-g bila di;ampur 

    dengan antigen yang berasal dari M. tuberculosis.

    !)A telah menyetujui dua tes inter7eron gamma release assay (I3RA untuk 

    in7eksi &B:

    Suanti!2R*NT-&B 3old In-&ube test (S!&-3I& &-$*&T. &B test (&-$pot

    erbedaan dari kedua tes ini adalah:

    29

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    30/61

    -T=IT TS$ot

    A"/ Pro roses seluruh darah

    dalam %aktu /0 jam

    roses sel mononuklear 

    darah peri7er (B

    dalam %aktu C jam, atau

     jika &-ell

    Utend Tdigunakan, dalam

    %aktu 1 jam

    K7un>&n"

    n H"/

    ositi7, negati7, tak 

    tentu

    ositi7, negati7, tak tentu,

     batas (borderline

    Adapun beberapa hasil dari kedua tes ini: ositi7: Ada respon imun yang menunjukkan adanya bakteri M. tuber%ulosis.

    Negati7: Belum ada reaksi kekebalan yang menunjukkan adanya bakteri M. tuber%ulosis.

    &ak tentu: 4asil tidak jelas. ada pengujian mungkin terjadi kesalahan atau hasilnya

    tidak konklusi7.

    Borderline (&-$*& T &B saja.: 4asil di =ona perbatasan dan tidak dapat mengetahui

    apakah benar-benar positi7 atau negati7.

    5. P7r&""n R"do/o>& 

     7oto toraks A dengan atau tanpa 7oto lateral. (emeriksaan lain atas indikasi : 7oto

    toraks apiko-lordotik, ablik, &-$;an&B akti7 :

    e bayangan bera%an @ nodular di segmen apikal dan posterior lobus atau dan

    segmen superior lobus ba%ah paru

    7 Ka#iti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak bera%an atau

    nodular 

    g Bayangan ber;ak milier h 27usi pleura unilateral

    &B inakti7 

    d !ibrotik, terutama pada segmen apikal dan atau posterior lobus atas dan segmen

    superior ba%ah paru

    e Kalsi7ikasi7 enebalan pleura

    . Pn"t"/"&"n""n %"r7"&o/o> d"n non%"r7"&o/o>

    30

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    31/61

     Non !armakologis

    Isolasi penderita di sanatorium, tirah baring, sinar matahari sebanyak mungkin, diet

    tinggi kalori dan tinggi protein, dan terapi simptomatis.

    !armakologis

    &erdapat 7ase pengobatan , yaitu intensi7 (-1 bulan dan 7ase lanjutan (5 atau 8

     bulan. 2#aluasi pengobatan dilakukan setiap minggu sekali selama bulan pertama

     pengobatan . selanjutnya / bulan sekali.

    engobatan untuk pasien &B selain *A&, boleh diberikan pengobatan suporti7 

    lainnya untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau mengatasi keluhan lainnya.

    ontoh #itamin. Indikasi ra%at inap pada pasien &B yaitu : hemaptoe massi7, kondisi

    umum buruk, pneumotoraks, empiema, e7usi pleura masi7@ bilateral, sesak napas

     berat, &B milier, dan meningitis &B. 

    *A& dikelompokkan dalam golongan, bakteri;idal dan bekteriostatik.

    Ri7ampi;in dan pira=inamid adalah *A& yang mempunyai kedua akti7itas.

    rinsip pemberian *A&:

    • *A& harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dengan

     jumlah ;ukup dosis tepat sesuai kategori pengobatan. Dangan menggunakan

    monoterapi. *A& kombinasi dosis tetap (*A&-K)& sangat dianjurkan

    31

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    32/61

    • "ntuk menjamin kepatuhan pasien minum obat, lakukan penga%asan

    langsung ()*&: dire;ty obser#ed treatment oleh sang penga%as menelan

    obat (*

    • engobatan &B dilakukan dalam tahap , intensi7 C minggu dan lanjutan /0

    minggu

    !ase intensi7

    - asien mendapat obat setiap hari dan perlu dia%asi se;ara langsung untuk 

    men;egah terjadinya resistensi obat

    - Bila pengobatan tahap intensi7 diberikan se;ara tepat, biasanya pasien menjadi

    tidak menular dalam kurun %aktu minggu

    - $ebagian besar pasien &B kon#ersi dalam bulan (&B B&A (J menjadi B&A

    (-

    !ase lanjutan

    - ada tahap ini pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka

    %aktu yang lebih lama

    - &ahap ini penting untuk membunuh kuman persisten sehingga men;egah

    terjadinya kekambuhan

    P"ndu"n OAT Indon":

    /. Kategori / : (4R'2@5R141 regimen lain : 4R'2@042 , 4R'2@54R 

    )iberikan untuk asien kasus baru B&A (J

    asien &B aru B&A (- 7oto toraks (J

    &B2 berat

    32

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    33/61

    . Kategori : (4R'2$ @ (4R'2 @ 6(4R21)iberikan untuk 

    B&A (J yang telah diobati sebelumnya : kasus relaps, kasus gagal, dan kasus

    de7ault

    1. Kategori anak : 4R'@ 54R 

    5. *bat yang digunakan dalam tatalaksana pasien &B resisten obat di indonesia

    )isamping obat kategori / dan terdapat *A& sisipan , paket sisipan K)& sama

    seperti panduan paket untuk tahap intensi7 kategori / yang diberikan selama C

    hari (sebulan R4'2

    33

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    34/61

    anduan *A& kategori / dan dalam bentuk paket berupa obat kombinasi dosis

    tetap (*A&-K)& terdiri dari kombinasi atau 5 jenis obat dalam / tablet.

    )osisnya disesuaikan dgn berat badan pasien , dikemas dalam / paket untuk satu

     pasien

     /aluasi pengobatan 0 meliputi:

    - 2#aluasi klinik

    - 2#aluasi bakteriologik - 2#aluasi radiologik 

    - 2#aluasi e7ek samping *A& se;ara klinik 

    - 2#aluasi keteraturan berobat- 2#aluasi pasien yg telah sembuh

    emantauan kemajuan hasil pengobatan pada orang de%asa dilaksanakan dengan

     pemeriksaan ulang dahak se;ara mikroskopis. emeriksaan dahak se;ara

    mikroskopis lebih baik dibandingkan radiologis. "ntuk memantau kemajuan

     pengobatan dilakukan pemeriksaan kali (se%aktu dan pagi. 4asil pemeriksaan

    dinyatakan negati7 bila kedua spesimen tsb negati7. Bila salah satu positi7 maka

     pemeriksaan ulang tsb dinyatakan (J.

    • $angat penting• Kon#ersi : perubahan B&A (J menjadi (- pada akhir pengobatan 7ase a%al

    • &erapi sisipan diberikan pada kasus kon#ersi (-

    • Dad%al pemeriksaan B&A

     . Ko7$/&"

    Komplikasi berikut sering terjadi pda penderita stadium lanjut:

    /. 4emoptisis berat (perdarahan dari saluran napas ba%ah yang dapat

    mengakibatkan kematian karena syok hipo#olemik atau tersumbatnya jalan napas.. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.

    34

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    35/61

    1.  ron%ie%tasis (pelebaran bronkus setempat dan  ibrosis (pembentukan jaringan

    ikat pada proses pemulihan atau reakti7 pda paru.5. neumotorak (adanya udara didalam rongga pleura spontanE kolaps spontan

    karena kerusakan jaringan paru.

    6. enyebaran in7eksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dansebagainya.

    0. Insu7isiensi kardio pulmoner (;ardio ulmonary 2nsuiciency

    enderita yang mengalami komplikasi berat perlu dira%at inap dirumah sakit.

    enderita &B paru dengan kerusakan jaringan luas yang telah sembuh V(B&A

    negati7 masih bisa mengalami batuk darah. Keadaan ini sering kali dikelirukan

    dengan kasus kambuh. ada kasus seperti ini, pengobatan dengan *A& tidak 

    diperlukan, tapi ;ukup diberikan pengobatan simptomatis. Bila perdarahan berat,

     penderita harus dirujuk ke unit spesialistik.

    &. Pro>no

    "mumnya baik jika in7eksi terbatas di paru. Ke;uali jika disebabkan strain resisten

    *A& atau pasien usia lanjut dengan debilitas @ mengalami gangguan kekebalan tubuh

    yang berisiko tinggi menderita &B milier.

    /. SKDI

    Kompetensi 5, yaitu mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan 7isik 

    dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta dokter. )okter dapat

    memutuskan dan mampu menangani problem itu se;ara mandiri hingga tuntas.

    ;. L"rnn> IuA. An"to7 d"n -o/o> S"/ur"n N"$"

    $istem respirasi dibedakan menjadi dua saluran yaitu, saluran na7as bagian

    atas dansaluran na7as bagian ba%ah. $aluran na7as bagian atas terdiri dari: rongga

    hidung,7aring dan laring. $aluran na7as bagias ba%ah terdiri dari trakea, bronkus,

     bronkiolus, dan paru-paru.

    1.  S"/ur"n N"%" B">"n At"

    a  4idung

    4idung atau naso adalah saluran perna7asan yang pertama. Ketika proses perna7asan

     berlangsung, udara yang diinspirasi melalui rongga hidung akan menjalani tiga

     proses yaitu penyaringan (7iltrasi, penghangatan, dan pelembaban.

    !ungsi hidung manusia dalam sistem perna7asan manusia

    35

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    36/61

    ada bagian ujung hidung ditunjang oleh tulang ra%an dan pangkal hidung

    ditunjang oleh tulang nasalis. pada kedua tulang inilah berguna

    untuk menghubungkan rongga hidung dengan atmos7er untuk mengambil

    udara.Rongga hidung yang tersusun dari sel-sel epitel berlapis dengan bulu-bulu

    halus ini semu bersilia yang memiliki sel goblet. Kemudian sel goblet ini, adalah selyang menghasilkan lendir yang memiliki 7ungsi menyaring debu, melekatkan kotoran pada rambut hidung, dan mengatur suhu udara pernapasan.

    4idung terdiri atas bagian- bagian sebagai berikut:

    /  Bagian luar dinding terdiri dari kulit.

      Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang ra%an.

    1  Lapisan dalam terdiri dari selaput lender yang berlipat-lipat yang dinamakan

    karang hidung ( konka nasalis , yang berjumlah 1 buah, yaitu: konka nasalis

    in7erior, konka nasalis media, dan konka nasalissuperior.

    )iantara konka nasalis terdapat 1 buah lekukan meatus, yaitu: meatus

    superior,meatus in7erior dan meatus media. eatus-meatus ini yang dile%ati oleh

    udara perna7asan , sebelah dalam terdapat lubang yang berhubungan dengan tekak 

    yang disebut koana. 1ungsi konka yaitu untuk menghangatkan udara . Apabila

    udara yg masuk suhunya lebih rendah dari suhu tubuh , maka darah kapiler akan

    melepaskan energinya ke rongga hidung , sehingga suhu udara yg masuk menjadi

    hangat.Bulu hidung dan selaput lendir berguna untuk menyaring kotoran yang

    masuk hidung bersama dengan udara pernapasan.Kotoran tersebut dapat berupa

    debu, kuman, dan ;airan.

    W  )asar rongga hidung dibentuk oleh rahang atas ke atas rongga hidung berhubungandengan rongga yang disebut sinus paranasalis yaitu sinusmaksilaris pada rahang atas,

    sinus 7rontalis pada tulang dahi, sinus s7enoidalis pada rongga tulang baji, dan sinus

    etmoidalis pada rongga tulang tapis.

    W  ada sinus etmoidalis keluar ujung-ujung sara7 pen;iuman yang menuju kekonka

    nasalis . ada konka nasalis terdapat sel-sel pen;iuman , sel tersebutterutama terdapat

     pada di bagian atas. ada hidung di bagian mukosa terdapatserabut sara7 atau

    reseptor dari sara7 pen;iuman ( ner#us ol7aktorius .

    W  )i sebelah konka bagian kiri kanan dan sebelah atas dari langit-langit terdapatsatu

    lubang pembuluh yang menghubungkan rongga tekak dengan rongga pendengaran

    tengah . $aluran ini disebut tuba auditi#a eusta;hi yangmenghubungkan telinga

    tengah dengan 7aring dan laring. 4idung juga berhubungan dengan saluran air mata

    atau tuba lakrimalis.

    W  Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung

    #askular yang disebut mukosa hidung. Lendir di sekresi se;araterus-menerus oleh

    36

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    37/61

    sel-sel goblet yang melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke belakang ke

    naso7aring oleh gerakan silia.

     b  !aring

    erupakan pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai

     persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang ra%an

    krikoid.4ubungan 7aring dengan organ lain :/  !aring dengan hidung disebut ;hoana

      !aring dengan mulut disebut isthimus 7au;hium

    1  !aring keba%ah (depan disebut laring

    5  !aring keba%ah (belakang disebut oesophagus

    -un> n"o%"rn> $"d" $rn"$""n

    /.  $ebagai saluran udara yang berperan menghangatkan dan melembabkan

    udara di hidung yang menuju ke laring dan trakea

    .  $ebagai drainase untuk mukus yang disekresikan oleh hidung dan kelenjar 

    naso7aring.

    Bagian-bagian 7aring :N"o P4"rn>  : $ejajar hidung, Naso7aring terletak tepat di belakang

    ;a#um nasi , di ba%ah basis ;raniadan di depan #ertebrae ;er#i;alis I dan II.

     Naso7aring membuka bagiandepan ke dalam ;a#um nasi dan ke ba%ah ke

    dalam oro7aring. &ubaeustha;ius membuka ke dalam didnding lateralnya pada

    setiap sisi.haryngeal tonsil (tonsil naso7aring adalah bantalan jaringan lim7e

     padadinding posteriosuperior naso7aring.

     Oro P4"rn>  : $ejajar mulut, erupakan pertemuan rongga mulut

    dengan 7aring,terdapat pangkal lidah.*ro7aring adalah gabungan sistem

    respirasi dan pen;ernaan , makananmasuk dari mulut dan udara masuk dari

    naso7aring dan paru.L"rn>o P4"rn>  : sejajar laring (pharing laringeal, Laringo7aring

    merupakan bagian dari 7aring yang terletak tepat di belakanglaring, dan

    dengan ujung atas eso7agus.

    37

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    38/61

     b  Laring (tenggorok

    $aluran udara dan bertindak sebagai pembentuk suara. ada bagian pangkal

    ditutup oleh sebuah empang tenggorok yang disebut epiglotis, yang terdiridaritulang-tulanng ra%an yang ber7ungsi ketika menelan makanan dengan menutup

    laring.

    W  &erletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit,

    glandulatyroidea, dan beberapa otot ke;il, dan didepan laringo7aring dan bagian

    atasesophagus.

    W  artilago @ tulang ra%an pada laring ada 6 buah, terdiri dari sebagai berikut:

    /  artilago thyroidea / buah di depan jakun ( AdamXs apple dan sangat

     jelasterlihat pada pria. Berbentuk 9, dengan 9 menonjol kedepan leher 

    sebagai jakun. "jung batas posterior diatas adalah ;ornu superior,

     penonjolantempat melekatnya ligamen thyrohyoideum, dan diba%ah adalah;ornuyang lebih ke;il tempat beratikulasi dengan bagian luar ;artilago

    ;ri;oidea.

      artilago epiglottis / buah. artilago yang berbentuk daun dan

    menonjolkeatas dibelakang dasar lidah. 2piglottis ini melekat pada bagian

     belakang9 ;artilago thyroideum. li;a aryepiglotti;a, berjalan kebelakang

    dari bagian samping epiglottis menuju ;artilago arytenoidea, membentuk 

     batas jalan masuk laring.

    1  artilago ;ri;oidea / buah yang berbentuk ;in;in. artilago berbentuk ;in;in

    signet dengan bagian yang besar dibelakang. &erletak diba%ah;artilago

    tyroidea, dihubungkan dengan ;artilago tersebut oleh membrane

    e;ri;otyroidea.ornu in7erior ;artilago thyroidea berartikulasidengan;artilago tyroidea pada setiap sisi. embrana

    ;ri;ottra;healemenghubungkan batas ba%ahnya dengan ;in;in tra;hea I.

    5  artilago arytenoidea buah yang berbentuk beker. )ua ;artilago ke;il

     berbentuk piramid yang terletak pada basis ;artilago ;ri;oidea. li;a#okalis

     pada tiap sisi melekat dibagian posterio sudut piramid yangmenonjol kedepan

    38

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    39/61

    W  Laring dilapisi oleh selaput lender , ke;uali pita suara dan bagian epiglotis yang

    dilapisi olehsel epithelium berlapis.

    2. S"/ur"n N"%" B">"n B""4

    a  &ra;hea atau Batang tenggorok 

     

    erupakan tabung 7leksibel dengan panjang kira-kira +-/ ;m dengan lebar 

    ,6;m. &ra;hea tersusun atas /0 - lingkaran tak- lengkap yang berupan

    ;in;intulang ra%an yang diikat bersama oleh jaringan 7ibrosa dan yang

    melengkapilingkaran disebelah belakang tra;hea, selain itu juga membuat

     beberapa jaringan otot.&ra;hea dilapisi selaput lender yang terdiri dari

    epitelium bersilia dan sel ;angkir.

    !ungsi trakea

    R$r"

    !ungsi utama dari tenggorokan atau trakeaE untuk memungkinkan saluran

    udara ke paru-paru untuk respirasi yaitu untuk menghirup udara kaya oksigen

    dan menghembuskan karbon dioksida. Ketika menghirup udara, oksigen

     bergerak ke trakea, kemudian ke bronkus, kemudian ke bronkiolus, dan

    kemudian al#eoli.

    Mn">" B"d"n d"r Bnd" An>

    eskipun 7ungsi utama trakea adalah pertukaran udara, itu juga membantu

    dalam perlindungan dari mikroba dan =at berbahaya. &rakea, pada gilirannya,

    men;egah masuknya =at berbahaya ke bagian yang lebih dalam dari paru-paru,

    yang akan mendorong kerusakan."ntuk perlindungan, lumen tenggorokan

    memiliki lapisan lapisan lendir lengket yang menjebak =at-=at asing. Ketika

    terjebak, =at-=at asing ini diusir ke atas dan baik dapat dikeluarkan dari tubuh

    sebagai dahak atau tertelan pada kerongkongan.

    39

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    40/61

    Tr7or>u/"

    eskipun 7ungsi utama trakea adalah pertukaran udara, itu juga membantu

    dalam perlindungan dari mikroba dan =at berbahaya.&rakea, pada gilirannya,

    men;egah masuknya =at berbahaya ke bagian yang lebih dalam dari paru-paru,

    yang akan mendorong kerusakan."ntuk perlindungan, lumen tenggorokan

    memiliki lapisan lapisan lendir lengket yang menjebak =at-=at asing. Ketika

    terjebak, =at-=at asing ini diusir ke atas dan baik dapat dikeluarkan dari tubuh

    sebagai dahak atau tertelan pada kerongkongan.

    BBron;hus

    Bron;hus yang terbentuk dari belahan dua tra;hea pada ketinggian kira-

    kira#ertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan tra;hea

    dandilapisi oleh.jenis sel yang sama.Bronkus-bronkus itu berjalan ke ba%ah dan

    kesamping ke arah tampuk paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan

    lebih #ertikal daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis danmengeluarkan sebuah;abang utama le%at di ba%ah arteri, disebut bron;kus lobus

     ba%ah.Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di

     ba%ah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa ;abang yang berjalan

    kelobus atas dan ba%ah.

    Y  abang utama bron;hus kanan dan kiri ber;abang lagi menjadi bron;huslobaris

    dan kernudian menjadi lobus segmentalis. er;abangan ini berjalanterus

    menjadi bron;hus yang ukurannya semakin ke;il, sampai akhirnyamenjadi

     bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terke;il yang tidak mengandung

    al#eoli (kantong udara.

    Y  Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih / mm.Bronkhiolustidak diperkuat oleh ;in;in tulang ra%an. &etapi dikelilingi oleh

    otot polossehingga ukurannya dapat berubah. !ungsi utama dari bronkiolus

    adalah menyalurkan udara dari bronkus ke al#eoli, dan untuk mengontrol

     jumlah udara yang didistribusikan melalui paru-paru dengan konstriksi dan

    dilatasi. )alam rangka untuk mendapatkan udara ke semua al#eoli, bronkiolus

    harus ber;abang yang lebih ke;il dan lebih ke;il lagi

    Y  $eluruh saluran udara ke ba%ah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut

    saluran penghantar udara karena 7ungsi utamanya adalah sebagai penghantar 

    udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.yaitu al#eolus.

      aru-aru

    erupakan sebuah alat tubuh yangsebagian besar terdiri atasgelembung-

    gelembung ke;il( al#eoli. Al#eolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari

     bronkhiolus dan respiratorius yangterkadang memiliki kantong udara ke;il atau

    al#eoli pada dindingnya.)u;tus al#eolaris seluruhnyadibatasi oleh al#eoilis dan

    sakusal#eolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang

    disebutlobolus primer memiliki tangan kira-kira ,6 s@d /, ;m. &erdapat sekitar

    40

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    41/61

    kali per;abangan mulai dari tra;hea sampai $akus Al#eolaris. Al#eolusdipisahkan

    oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn. !ungsi dasar al#eoli adalah pertukaran

    gas. $truktur al#eoli adalah situs di mana pertukaran gas selama respirasi

     berlangsung. $truktur ini dikelilingi oleh kapiler memba%a darah. ertukaran karbon

    dioksida dalam darah dari kapiler ini terjadi melalui dinding al#eolus.

    W  aru-paru dibagi menjadi dua bagian, yaitu

    /.aru-paru kanan yang terdiri dari1 lobus ( lobus pulmo dekstra superior, lobus

     pulmo dekstra media, lobus pulmo dekstra in7erior

    . aru-paru kiri yang terdiri dari lobus ( lobussinistra superior dan lobus sinistra

    in7erior.

    W  &iap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih ke;il yang bernama segmen.aru-

     paru kiri memiliki / segmen yaitu 6 buah segmen pada lobus superior dan lima

    lobus in7erior. aru-paru kanan juga memiliki / segmen, yaitu 6 buah segmen

     pada lobus superior, buah segmen pada lobus medialis, dan 1segmen pada lobus

    in7erior. &iap-tiap segmen masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang

     bernama lobulus.W  Letak paru-paru di rongga dada datarnya menghadap ke tengah rongga dada

    @ka#um mediastinum.. ada bagian tengah terdapat tampuk paru-paru atauhilus.

    ada mediastinum depan terletak jantung.

    W  aru-paru dibungkus oleh selapus tipis yang bernama pleura . leura

    dibagimenjadi dua yaitu pleura #is;eral ( selaput dada pembungkus yaitu selaput

     paru yang langsung membungkus paru-paru dan pleura parietal yaitu selaputyang

    melapisi rongga dada sebelah luar. Antara kedua lapisan ini terdapatrongga ka#um

    yang disebut ka#um pleura. ada keadaan normal, ka#um pleura ini #akum@

    hampa udara.

    nn Pn"$""n

    a.  ernapasan dada : tulang rusuk, otot antar rusuk 

    In$r" :

    W  otot antar tulang rusuk berkontraksi

    W  tulang rusuk terangkat

    W  #olume rongga dada akan membesar 

    W  tekanan udara di dalamnya menjadi lebih ke;il daripada tekanan udara luar 

    W  udara masuk ke paru-paru.

    E&$r" :

    W  otot antar tulang rusuk relaksasi,

    W   posisi tulang rusuk akan menurun,

    W  #olume rongga dada akan menge;il

    W  tekanan udara membesar 

    W  udara terdorong ke luar dari paru-paru.

    41

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    42/61

     b.  ernapasan perut : dia7ragma, otot perut, dan paru-paru.

    In$r" :

    W  otot dia7ragma berkontraksi

    W   posisi dia7ragma akan mendatar 

    W  #olume rongga dada bertambah besar tekanan menge;il

    W  udara masuk ke paru-paru

    E&$r" :

    W  otot dia7ragma relaksasi

    W   posisi dia7ragma naik@melengkung

    W  rongga dada menge;il

    W  tekanan membesar 

    W  udara terdorong keluar.

    ;.  ernapasan paru-paru (eksterna

    W  * dihirup melalui hidung dan mulut

    W  * masuk melalui trakea dan pipa brankiol ke al#eoli

    W  embran al#eoli-kapiler memisahkan * dengan darah

    W  * menembus membran al#eoli-kapiler dan di hisap hemoglobin eritrosit, laludiba%a ke jantung

    d.  ernapasan jaringan(interna

    W  )arah yang telah menjenuhkan 4b dengan * (oksihemoglobin mengtari seluruh

    tubuh dan berhenti di kapiler, bergerak se;ara lambat

    W  $el jaringan memungut * dari hemoglobin untuk memungkinkan pernapasan

     berlangsung

    42

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    43/61

    W  )arah menerima hasil buangan oksidasi berupa *

    ;o/u7 Ud"r" Prn"%""n

    W  ;o/u7 Td"/ (;T,  : 9olume udara yang keluar masuk paru-paru sebagai akibat

    akti#itas pernapasan biasa (6 ;;.

    W  ;o/u7 Ko7$/7n (;K, : 9olume udara yang masih dapat dimasukkan se;ara

    maksimal ke dalam paru-paru setelah inspirasi biasa (/6 ;;

    W  ;o/u7 Su$/7n (;S, : 9olume udara yang masih dapat dihembuskan se;ara

    maksimal dari dalam paru-paru setelah melakukan ekspirasi biasa (/6 ;;

    W ;o/u7 Rdu (;R, : 9olume udara yang selalu tersisa di dalam paru-paru setelah

    melakukan ekspirasi sekuat-kuatnya (/ ;;

    W  K"$"t" ;t"/ (K;, : 9olume udara yang dapat dihembuskan sekuat-kuatnya

    setelah melakukan inspirasi sekuat-kuatnya (K9 9& J 9K J 9$ 16 ;;

    W  K"$"t" Tot"/ (KT, : 9olume total udara yang dapat tertampung di dalam paru-

     paru (K& K9 J 9R 56 ;;

    B. OAT (O8"t AntTB,

    O8"t $r7r TB (obat anti &B tingkat satu: isonia=id, rim7ampisin, pira=inamid,

    streptomisin, dan etambutol

    O8"t &undr (obat anti &B tingkat dua: kanamisin, pas (para amino sali;yli;

    a;id, tiaseta=on, etionamid, protio-namid, sikloserin, #iomisin, kapreomisin,

    amikasin, o7loksasin, sipro7loksasin, nor7loksain, le#o7loksasin, klo7a=imin.

    R7n Pn>o8"t"n Tu8r&u/o

    K"t>or

    P"n TB

    R7n Pn>o8"t"n

    -" A"/ -" L"nut"n

    / &B sputum B&A positi7 baru

    Bentuk &B berat, &B ekstra-

     paru (berat, &B B&A-negati7 

    $4R'

    $4R'

    $4R'

    0 42

    54R 

    5 41R 1 Relaps

    Kegagalan pengobatan

    Kembali ke deault 

    $4'2@/ 4R'2

    $4'2@ / 4R'2

    6 41R 121

    6 4R2

    1 &B sputum B&A negati7  

    &B ekstra paru (menengah berat

    4R' atau 41R 1'1

    4R' atau 41R 1'1

    4R' atau 41R 1'1

    0 42

    4R@54

    41R 1@5 4

    5 Kasus kronis (masih B&A positi7  

    setelah pengobatan ulang yang

    &idak dapat diaplikasikan (pertimbangkan

    menggunakan obat-obatan barisan kedua

    43

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    44/61

    disuper#isi

    $ingkatan:

    a. $ $treptomisin b. 4 Isonia=id

    ;. R Rim7ampi;ind. ' ira=inamide

    e. 2 2tambutol

     Membaca resimen. isalnya $4R' (24R' @ 5 41R 1 menunjukkan sebuah resimen

    untuk dua bulan di antara obat-obatan etambutol, isonia=id rim7ampisin, dan

     pira=inamid yang diberikan setiap hari yang diikuti dengan 5 bulan isonia=id dan

    rim7ampisin yang diberikan tiap hari atau 1 kali seminggu.

    Do O8"t "n> d$"&" d Indon"

    N"7" O8"tDo H"r"n Do Br&"/"

    3 7n>>uBB 50 &> BB F 50 &>

    Ion"!d 300 7> )00 7> 600 7>

    R7%"7$n )50 7> 600 7> 600 7>

    Pr"!n"7d 1000 7> 2000 7> 23 >

    Str$to7n 1000 7> 1000 7>

    Et"78uto/ 1000 7> 11#5 >

    Eton"7d 500 7> PAS ++ 10 >

    aduan obat yang dipakai di Indonesia dan dia jurkan juga oleh >4* adalah : R4'@ 5

    R4 dengan #ariasi R4$@5R4. R4'@5R 141, R4$@5R 4.

    "ntuk &B yang berat dan tuber;ulosis ekstra paru, terapi tahap lanjutan diperpanjang

    menjadi 8 bulan sehingga Zaduannya menjadi R4'@8R4,dll. )engan pemberian terapi jangka

     pendek akan didapat beberapa keuntungan seperti %aktu pengobatan lebih singkat, biaya

    keseluruhan untuk pengobatan menjadi lebih rendah, jumlah pasien membangkang berkurang,

    dan tenaga penga%as pengobatan menjadi hemat@e7isien.

    *leh karena itu )epkes RI danlam rangka program pemberantasan &B lebih

    menganjurkan terapi jangka pendek dengan panduan obat 4R2@64R 

    (isonia=idJrim7ampisinJetambutol setiap hari dalam %aktu satu bulan, dan dilanjutkan dengan

    44

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    45/61

    isonia=id J rim7ampisin kali seminggu selama 6 bulan, daripada terapi jangka panjang 4$' @

    //4' (IN4J$treptomisinJpira=inamid kali saeminggu dalam %aktu // bulan.

    O8"t

    Do

    (M>CK>

    BBCH"r,

    Do > d"nur&"n Do

    M"&

    (7>,

    Do (7>, C 8r"t

    8"d"n (&>,

    H"r"n

    (7>C &>BBC4"r,

    Intr7ttn

    (7>CK>CBBC&"/,

    )0)0

    60F60

    R  C-/ / / 0 1 56 0

    H 5-0 6 / 1 /6 1 56

    G -1 6 16 86 / /6

    E /6- /6 1 86 / /6

    S /6-/C /6 /6 /$esuai

    BB86 /

    -IED DOSED 9OMBINATIONS -ROM HO MODEL LIST O- ESSENTIAL

    MEIDI9INE

    45

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    46/61

    Do"> S@4du/ %or Adu/t n Md@"ton t4 -dDo 9o78n"ton (-D9,

    K"t>or

    K"u P"du"n o8"t "n> d"ur&"n Ktr"n>"n

    I - &B paru B&A J,

      B&A - , lesi

    luas

    R4'2 @ 5 R4 atau

    R4'2 @ 0 42

    [R4'2 @ 5R141

     

    II - Kambuh

    - 3agal pengobatan

    -R4'2$ @ /R4'2 @ sesuai hasil uji

    resistensi atau R4'2$ @ /R4'2 @ 6

    R42

    -1-0 kanamisin, o7loksasin,

    etionamid, sikloserin @ /6-/C

    o7loksasin, etionamid, sikloserin

    atau R4'2$ @ /R4'2 @ 6R42

    Bila

    streptomisin

    alergi, dapat

    diganti

    kanamisin

    II - &B paru putus

     berobat

    $esuai lama pengobatan

    sebelumnya, lama berhenti minum

    obat dan keadaan klinis, bakteriologi

    dan radiologi saat ini (lihat

     

    46

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    47/61

    uraiannya atau

    [R4'2$ @ /R4'2 @ 6R14121

    III -&B paru B&A neg.

    lesi minimal

     

    R4'2 @ 5 R4 atau

    0 R42 atau

    [R4'2 @5 R141

     

    I9 - Kronik R4'2$ @ sesuai hasil uji resistensi

    (minimal *A& yang sensiti7 J obat

    lini (pengobatan minimal /C

     bulan

     

    I9 - )R &B

     

    $esuai uji resistensi J *A& lini

    atau 4 seumur hidup

     

    E%& S"7$n> O8"t

    E%& "7$n> K7un>&n"

    n Pn8"8

    T"t"/"&"n"

    Mnor OAT

    dtru&"n

    &idak na7su makan, mual, sakit perut Ri7ampisin *bat diminum

    malam sebelum

    tidur 

     Nyeri sendi yra=inamid Beri aspirin

    @allopurinol

    Kesemutan s@d rasa terbakar di kaki IN4 Beri #itamin

    B0 (piridoksin

    / / mg

     perhari

    >arna kemerahan pada air seni Ri7ampisin Beri

    47

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    48/61

     penjelasan,

    tidak perlu

    diberi apa-apa

    M"or Hnt&"n o8"t

    3atal dan kemerahan pada

    kulit

    $emua jenis *A& Beri

    antihistamin

    dan die#aluasi

    ketat

    &uli $treptomisin $treptomisin

    dihentikan

    3angguan keseimbangan

    (#ertigo dan nistagmus

    $treptomisin $treptomisin

    dihentikan

    Ikterik @ 4epatitis Imbas

    *bat (penyebab lain

    disingkirkan

    $ebagian besar *A& 4entikan

    semua *A&

    sampai ikterik 

    menghilang

    dan boleh

    diberikan

    hepatoprotektor 

    untah dan ;on7usion

    (suspe;ted drug-indu;ed

     pre-i;teri; hepatitis

    $ebagian besar *A& 4entikan

    semua *A&

    dan lakukan uji

    7ungsi hati

    3angguan penglihatan 2tambutol 4entikan

    etambutol

    Kelainan sistemik,

    termasuk syok dan

     purpura

    Ri7ampisin 4entikan

    ri7ampisin

    48

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    49/61

    E'"/u" Pn>o8"t"n

    K/n. asien dikontrol dalam / minggu pertama, selanjutnya tiap minggu selama

    tahap intensi7 dan seterusnya sekali sebulan sampai akhir pengobatan. $e;ara klinis

    hendaknya terdapat perbaikan keluhan-keluhan pasien seperti batuk-batuk berkurang,

     batuk darah hilang, napsu makan naik, berat badan meningkat, dll.

    B"&tro/o>. Biasanya setelah -1 minggu pengobatan sputum B&A mulai menjadi

    negati#e. emeriksaan ;ontrol sputum B&A dilakukan sekali sebulan. >4*

    menganjurkan pemeriksaan ;ontrol sputum B&A dilakukan pada akhir bulan ,5, dan

    0. ada yang memakai paduan obat C bulan, sputum B&A diperiksa pada akhir bulan

    ,6, dan . Biakan B&A dilakukan pada permulaan akhir bulan dan C. emeriksaan

    resistensi dilakukan pada pasien baru dengan B&A (J sehingga tahap intensi7 dan

     pada a%al terapi bagi pasien yang mendapatkan pengobatan ulang (retreatment . Bila

    sudah negati#e, sputum B&A tetap diperiksakan sedikitnya sampai 1 kali beruturt-

    turut. $putum B&A sebaiknya tetap diperiksa untuk ;ontrol pada kasus-kasus yang

    dianggap selesai@ sembuh. $e%aktu-%aktu mungkin terjadi silent bacterial shedding ,

    yaitu keluhan sputum B&A positi7 tanpa disertai keluhan &B yang rele#an pada kasus

    yang sembuh. Bila diyakini B&A (J pada 1 kali pemeriksaan biakan (1 bulan, berarti pasien kambuh lagi.

    R"do/o>. erubahan gambaran radiologis tidak se;epa bakteriologis sehingga

    e#aluasi 7oto dada dilakukan setiap 1 bulan sekali. Bila se;ara bakteriologis ada

    oerubahan tetapi radiologis tidak, harus di;urigai penyakit lain selain &B paru. Bila

    tidak ada perbaikan dari sisi apapun, bisa dipikirkan adanya kelainan imunologis

    (AI)$.

    asien dengan gagal pengobatan dapat diberikan dengan resimen yang dimodi7ikasi

    dengan menambahkan sedikitnya 1 obat baru (kuman masih sensiti#e terhadap obat.

    Aturan utama untuk terapi gagal pengobatan adalah tidak pernah memberikan hanya

    satu obat tambahan pada resimen yang ada.

    49

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    50/61

    asien dengan )R diterapi dengan 5-0 obat (dimana kuman masih sensiti7 selama

    /C-5 bulan (resisten terhadap pira=inamid dan etambutol makan pengobatan

    diberikan selama 5 bulan

    $emua pasien &B harus diperiksa terhadap kemungkinan 4I9. asien dengan 7aktor resiko hepatitis B atau juga diperiksa.

    K>">"/"n Pn>o8"t"n

    O8"t: paduan obat tidak adekuat, dosis obat tidak ;ukup, minum obat tidak teratur,

     jangka %aktu pengobatan kurang dari semestinya, terjadi resistensi obat (/- bulan

     pengobatan intensi7 tanpa perbaikan.

    Dro$ Out: kekurangan biaya pengobatan, merasa sudah sembuh, malas berobat@

    kurang moti#asi

    Pn"&t: lesi paru yang terlalu luas, penyakit lain diluar &B seperti ) dan

    alkoholisrae, gangguan imunologis.

    E'"/u" $"n "n> t/"4 78u4

    asien &B yang telah dinyatakan sembuh sebaiknya tetap die#aluasi minimal dalam

    tahun pertama setelah sembuh, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui

    kekambuhan. 4al yang die#aluasi adalah mikroskopis B&A dahak dan 7oto toraks.

    ikroskopis B&A dahak 1,0,/ dan 5 bulan (sesuai indikasi@bila ada gejala setelah

    dinyatakan sembuh. 2#aluasi 7oto toraks 0, /, 5 bulan setelah dinyatakan sembuh

    (bila ada ke;urigaan &B kambuh.

    9. MTB (M@o8"@tru7 Tu8r@u/o,

    Mor%o/o> d"n Stru&tur B"&tr

      Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau sedikit melengkung, tidak 

     berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini berukuran lebar ,1 \ ,0 mm dan panjang /

     \ 5 mm. )inding M. tuberculosis sangat kompleks, terdiri dari lapisan lemak ;ukup

    tinggi (0F. enyusun utama dinding sel M. tuberculosis ialah asam mikolat, lilin

    kompleks (;omple-%aes, trehalosa dimikolat yang disebut cord actor ,

    dan mycobacterial sulolipids yang berperan dalam #irulensi. Asam mikolat

    merupakan asam lemak berantai panjang (0 \ + yang dihubungkan dengan

    50

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    51/61

    arabinogalaktan oleh ikatan glikolipid dan dengan peptidoglikan oleh jembatan

    7os7odiester. "nsur lain yang terdapat pada dinding sel bakteri tersebut adalah

     polisakarida seperti arabinogalaktan dan arabinomanan. $truktur dinding sel yang

    kompleks tersebut menyebabkan bakteri M. tuberculosis bersi7at tahan asam, yaitu

    apabila sekali di%arnai akan tetap tahan terhadap upaya penghilangan =at %arna

    tersebut dengan larutan asam \ alkohol. Komponen antigen ditemukan di dinding seldan sitoplasma yaitu komponen lipid, polisakarida dan protein. Karakteristik 

    antigen M. tuberculosis dapat diidenti7ikasi dengan menggunakan antibodi

    monoklonal . $aat ini telah dikenal puriied antigens dengan berat molekul /5 k)a

    (kilo)alton, /+ k)a, 1C k)a, 06 k)a yang memberikan sensiti#iti dan spesi7isiti

    yang ber#ariasi dalam mendiagnosis &B. Ada juga yang menggolongkan antigen M.

    tuberculosis dalam kelompok antigen yang disekresi dan yang tidak disekresi

    (somatik. Antigen yang disekresi hanya dihasilkan oleh basil yang hidup, ;ontohnya

    antigen 1. a, protein & 5 dan lain lain.

    Bo7o/&u/r

    3enom M. tuberculosis mempunyai ukuran 5,5 b (mega base dengan kandungan

    guanin (3 dan sitosin ( terbanyak. )ari hasil pemetaan gen, telah diketahui lebih

    dari /06 gen dan penanda genetik yang dibagi dalam 1 kelompok. Kelompok / gen

    yang merupakan sikuen )NA mikobakteria yang selalu ada (;onser#ed sebagai

    )NA target, kelompok II merupakan sikuen )NA yang menyandi antigen protein,

    sedangkan kelompok III adalah sikuen )NA ulangan seperti elemen sisipan.

      3en pab dan gen gro2L masing masing menyandi protein berikatan pos7at

    misalnya protein 1C k)a dan protein kejut panas (heat sho;k protein seperti protein

    06 k)a, gen kat3 menyandi katalase-peroksidase dan gen /0$rRNA (rrs menyandi

     protein ribosomal $/ sedangkan gen rpoB menyandi RNA polimerase.

    $ikuen sisipan )NA (I$ adalah elemen genetik yang mobile. Lebih dari /0 I$ adadalam mikobakteria antara lain I$0//, I$/C/ dan elemen seperti I$ (I$-like

    element. )eteksi gen tersebut dapat dilakukan dengan teknik R dan R!L

    D. TB

    Tu8r&u/o P"ru

    &uberkulosis paru (&B adalah penyakit in7eksi kronik yang sudah sangat

    lama dikenal pada manusia. ada tahaun /CC Robert Ko;h menemukan kumam

     penyebabnya sema;am bakteri berbentuk batang dan dari sinilah diagnosis se;ara

    mikrobiologis dimulai dan penatalaksanaannya lebih terarah. Robert Ko;h

    mengidenti7ikasi basil tahan asam  M. tuberculosis untuk pertama kali sebagai

    51

  • 8/19/2019 Tutorial blok 16 respirasi skenario a

    52/61

     bakteri penyebab &B ini. Ia

    mendemostrasikan bah%a basil

    ini bisa dipindahkan kepada

     binatang yang rentan, yang akan

    memenuhi kriteria postulat

    Ko;h yang merupakan prinsip

    dari patogenesis mikrobial.

    Kuman batang aerobik dan tahan asam ini, dapat merupakan organism pathogen

    maupun saporpit. Ada beberapa jenis mikobakteri pathogen, tetapi hanya straim

     bo#in dan manusia yang dikteahui patogenik terhadap manusia. Basil tuberkuel ini

     berukuran ,1 sampai 5 mm, ukuran ini lebih ke;il daripada sel darah merah.

    E$d7o/o> TB d Indon"

    Indonesia adalah neg