seminar laporan kasus 1

Upload: meiria-sari

Post on 12-Jul-2015

161 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SEMINAR LAPORAN KASUS 1

Seorang Laki-Laki dengan Kelainan Hepar

Kelompok 2

Ahmad Rayhan (03010013)

Mega Martin (03011184)

Anastasia Yunike Eka ( 03010027)Mario Indrakusumahn (03011177)

Megawati Yulia Wina (03011185)Meiria Sari (03011186) Mentari Erry Putri (03011187) Meria Pratiwi (03011188) Mesa Sabila (03011189) Metta Maulida Rizqia (03011190) Mitha Faramita (03011191) Moch. Arga Zaqi M. (03011192)

Marisa Alfianty (03011178)Marlene Kamil (03011179) Mawardi Hakim (03011180)

Maximillion L.A. (03011181)Maya Puspa Sari (03011182) Mecca Lestina Arsy (03011183)

PendahuluanHepatitis adalah inflamasi (peradangan) pada hati yang disebabkan oleh sebuah infeksi virus. Virus Hepatitis yang sudah dikonfirmasi terbagi menjadi enam jenis yaitu virus tipe A, B, C, D, E, dan G. Umumnya, virus Hepatitis tipe B dan C yang paling sering menyebabkan penyakit kronis pada jutaan orang dan bisa juga memicu terjadinya kanker pada hati.[1]

Laporan Kasus

Tuan H, pria, umur 30 tahun, seorang pecandu narkoba suntik sejak SMP (umur 15 tahun) Keluhan : fisik semakin lemah, tidak nafsu makan, berat badan menurun Pemeriksaan fisik dan laboratoium : Hepatitis C USG : benjolan bulat berukuran 5 cm, solid hipochoik, pada lobus sebelah kiri Patologi anatomi : sel-sel ganas hati Diagnosa : Hepatoma (hepatoseluler Ca = HCC)

Pembahasan

Sel DNA Hati Karsinoma hati

Sel

Sel adalah satuan unit terkecil penyusun tubuh makhluk hidup.[5] Sel terdiri dari 3 bagian utama yaitu membran plasa, nukleus, dan sitoplasma

Komponen-komponen sel

Membran plasma

Mengatur sesuatu yang keluar masuk sel Komunikasi antar selpengontrol sel memerintahkan sintesis protein dan reproduksi sel Mensintesis protein (kasar) Mensintesis lemak (halus) Mengepak protein yang akan diekspor dari sel membentuk saluran sekresi

Nukleus

Retikulum endoplasma

Badan Golgi

Lisosom

Mencerna mitokondria yang mati dan sel yang sudah tidak berfungsi (debris)

MikrobodiMemecah H202 menjadi air dan oksigen mengisolasi bahan kimia tertentu dari aktivitas sel

MitokondriaPusat pembuatan energi pada sel metabolisme sel

Kromosom

Mengandung informasi hereditas

Nucleolus Menyusun

ribosom

Ribosom Pusat

dari sintesis protein struktur sel ; pergerakan sel

Sitoskleton Penyokong

Sitoplasma Struktur

: 90 % cairan, 10 % gel Fungsi : media untuk sebagian besar aktivitas sel

Nukleosom

sebuah kumparan yang digunakan untuk memperkecil ukuran paket DNA. Nukleosom terdiri dari 8 protein histon dengan benang DNA yang terikat pada histon H1 dan lalu melilit disekitar 8 protein histon tersebut. [5]

DNA

Struktur DNA yang terurai berbentuk sebuah kumparan ganda yang saling melilit satu sama lain atau yang lebih sering disebut double helix. Pemilinan DNA diperkirakan sebagai salah satu usaha untuk melindungi DNA dari mutasi dan meningkatan efektifitas transkripsi RNA.

Replikasi DNA

Replikasi DNA terjadi saat tahap interfase[5] dan replikasi DNA bersifat semikonservatif yang berarti satu untai DNA hasil replikasi tersusun dari satu benang DNA lama dan satu benang DNA baru.[6] Replikasi adalah transmisi info genetis dari sel parental ke sel anak. Replikasi terjadi di nukleus, dan terdiri dari beberapa tahap. DNA double helix dipisahkan enzim helikase menjadi untaian tunggal, agar tidak menyatu kembali ditahan oleh binding protein. Untaian yang terbentuk terdiri dari leading strand (5-3) dan lagging strand (3-5). DNA pada untai lagging strand tidak dapat berjalan kontinyu sehingga menghasilkan fragmen terputus-putus, yang masing-masing memiliki arah 5-3. Fragmen ini disebut Okazaki fragmen.

Transkripsi DNA

Dengan menggunakan satu untai DNA sebagai cetakan, DNA ditranskripsikan menjadi RNA untai tunggal. Pembentukan kodon oleh mRNA dan dibantu oleh enzim polimerase. Kemudian kodon dibawa kepada ribosom untuk diterjemahkan menjadi protein

Translasi protein

Berlangsung di ribosom. RNA ribosom (rRNA) dan protein membentuk suatu kompleks dengan mRNA dan RNA transfer (tRNA), tRna mengambil satu asam amino spesifik dan mengangkutnya ke ribosom. Sewaktu bergerak di sepanjang mRNA, ribosom membaca kodon. Protein yang terbentuk ditentukan pleh urutan asam-asam amino

Hati

Sel-sel yang terdapat pada hati [8]Hepatosit : Sel-sel penyusun Hati Sel Endotel : Sel penyusun sinusoid (tempat bertemunya darah arteri hati kaya oksigen dan vena porta hati)[9] Sel Kupffer : sel fagosit mononukleus yang berguna untuk memetabolisir eritrosit tua, hemoglobin hasil pencernaan, dan mensekresi protein untuk proses imunologis Sel ito : Sel pengumpul lemak, juga mengumpulkan vitamin A yang masuk dari luar sel sebagai ester retinil dalam tetes lipid. Sel oval : Sel punca yang merupakan diferesiansi dari sel progenitor. Hanya ditemukan ketika hati mengalami cedera dan proliferasi hepatosit terhambat.[10]

Protein-protein yang disintesis oleh hati Albumin Globulin Fibrinogen Protrombin Alpha-Anti

Tripsin Seruloplasmin

Hepatitis C

disebabkan oleh sebuah virus yaitu Hepatitis C Virus atau HCV. Virus HCV adalah sebuah virus RNA beruntai tunggal dan menyerang sel-sel hepatosit hati.

Proses masuknya virus hepatitis C ke dalam hati

HCV mulai dengan melekatkan diri dengan sel hepatosit. Pelekatan virus merupakan proses interaksi awal antara partikel virus dengan molekul reseptor pada permukaan sel inang. Pada tahap ini, terjadi ikatan spesifik antara molekul reseptor seluler dengan antireseptor pada virus.[11] Proses penetrasi dan endositosis virus ke dalam sel. Ketika HCV sudah masuk ke dalam sel, RNA virus akan mengambil alih ribosom dan membajak fungsi mRNA sel inang. RNA virus lalu akan di translasi dan menjadi protein yang berfungsi untuk membantu perkembangbiakan virus dan pembentukan virion (partikel virus) matang

Hepatitis CReplikasi virus Memakai enzim RNA dependent RNA polimerase (enzim yang mengkatalisis replikasi RNA dari RNA template) Menghasilkan salinan RNA virus tanpa mekanisme proof reading (mekanisme yang akan menghancurkan salinan nukleotida yang tidak sama dengan aslinya)

Karsinoma hatiSignal Signal growth inhibitori Signal apoptosis (kematian sel terprogram) Gen supresor tumor Unlimited replicative potential Sel normal Sinyal direspon Apoptosis jika ada DNA yang tidak bisa di repair Bekerja secara fleksibel Mengenal Sel kanker Tidak ada respon Tidak mengenal signal ini Tidak aktif Tidak mengenal

Enzim-enzim yang meningkat dalam darahMekanisme enzim 1 : sel hati yang normal enzimnya akan berada di dalam sel hati. Ketika hati terjadi kerusakan, enzimnya akan keluar dari sel hati lalu masuk ke dalam darah. Selnya mengalami nekrosis atau membrannya pecah. Contoh-contoh enzim dengan mekanisme tersebut : ALT, AST, LDH

Alanine Tranaminase (ALT) (N : 55 unit per liter ) Ini merupakan enzim yang ditemukan terutama di dalam sel hati. ALT dapat membantu metabolisme protein dalam tubuh. Dalam kondisi normal, kadar ALT di dalam darah adalah rendah. Sebaliknya, tingginya kadar ALT mengindikasikan adanya kerusakan hati. Aspartate Transaminase (AST) (N : 48 U/L) Enzim AST berperan dalam metabolisme alanine. AST ditemukan dalam kadar yang tinggi di sel-sel hati, jantung, dan otot-otot lainnya. Namun jika AST tersebut ditemukan dengan kadar yang tinggi di dalam darah, ini mengindikasikan adanya kerusakan atau penyakit hati.

L-lactate Dehydrogenase (LDH) (N : 122 222 micromole per liter) LDH adalah enzim yang ditemukan di berbagai jaringan tubuh, termasuk hati. Peningkatan kadar LDH mungkin mengindikasikan adanya kerusakan hati.

Mekanisme enzim 2 : hati terinfeksi virus. Virus melakukan replikasi yang menyebabkan pembengkakan di hati. Pembengkakan menyebabkan enzim dalam hati keluar dan masuk ke peredaran darah. Contoh-contoh enzim dengan mekanisme tersebut : GGT, ALP

Gamma-glutamyltransferase (GGT) (N : 30 U/L) Peningkatan kadar enzim GGT dalam darah mengindikasikan adanya kerusakan hati atau saluran empedu. Alkaline Phosphatase (ALP) (N : 115 U/L) Enzim ALP ditemukan dalam konsentrasi yang tinggi di hati, saluran empedu, dan beberapa jaringan lainnya. Peningkatan kadar ALP mengindikasikan adanya kerusakan atau penyakit hati, terutama bila terjadi sumbatan di saluran empedu. Peningkatan kadar bilirubin menunjukkan adanya penyakit hati atau saluran empedu.

Protein abnormal yang merupakan pertanda utama karsinopma hati

AFP (Alpha Fito Protein) Protein ini dapat digunakan untuk mengetahui adanya kanker hati namun lebih efektif untuk mengetahui respons terapi pada kasus kanker hati. Kadar normal dari AFP biasanya kurang dari 20 ng/mL, namun pada penderita kanker hati kadarnya akan meningkat lebih dari 500 ng/mL. Peningkatan AFP ini muncul pada 2 dari 3 pasien dengan kanker hati. AFP juga meningkat pada penderita kanker testis jenis sel embrional dan endodermal sinus serta juga pada kasus kanker ovarium.[14]

Albumin dan Total Protein (N : 3,5 - 5,0 gram per desiliter & 6,3 - 7,9 g/dL). Kadar Albumin dan protein total menunjukkan baiknya kemampuan hati memproduksi protein untuk kebutuhan tubuh memerangi infeksi dan menjaga fungsi lainnya. Berkurangnya kadar dari nilai normal mengindikasikan adanya kerusakan atau penyakit hati.

KesimpulanTuan H, pria, umur 30 tahun yang merupakan pecandu narkoba suntik sejak umur 15 tahun dengan keluhan fisik semakin lemah, tidak nafsu makan dan berat badan menurun telah positif telah terkena hepatitis C akibat penggunaan narkoba jarum suntik yang tidak steril. Hasil pemeriksaan USG menunjukkan adanya benjolan bulat berukuran 5 cm, solid hipochoik, pada lobus sebelah kiri dan pada pemeriksaan patologi anatomi ditemukan selsel ganas hati. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Tuan H terkena penyakit Hepatoma (hepatoseluler Ca = HCC)

Daftar Pustaka

World Health Organization. Hepatitis. Available at : http://www.who.int/topics/hepatitis/en/ Accessed on : 30 October 2011 Departemen Kesehatan Indonesia. Lembar Fakta Hepatitis. Available at : http://www.depkes.go.id/hepatitis/ Accessed on : 30 October 2011 Canadian Liver Foundation. Hepatitis C. Available at : http://www.liver.ca/hepatitis/hepatitis-c.aspx Accessed on : 30 October 2011 Kartinah E. Tiga Teknik Pemulih Hati. Available at : www.depkes.go.id/hepatitis.index.php/component/content/article/34press-release/ Accessed on : 31 October 2011 Raven P, Johnson G, Losos J, Singer S. Biology. 7th ed. United States of America : McGraw-Hill ; 2008. Lodish, Harvey., Arnold Berk, Paul Matsudaira, Chris A. Kaiser, Monty Krieger, Matthew P. Scott, et al. Molecular Cell Biology 5th edition. United States of America : W. H. Freeman Publication ; 2003. Murray KR, Granner DK, Rodwell VW. Harpers Illustrated Biochemistry. 27th Ed. United States of America : McGraw Hill; 2006. Junqueira, L. Carlos, Jose Carneiro, Robert O. Kelley. Histologi Dasar edisi 8. Jakarta : Penerbit EGC ; 1997. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Histologi : Penuntun Praktikum Kumpulan Foto Mikroskopik. Jakarta : Penerbit Universitas Trisakti, 2007. Dabeva MD, Shafritz DA. Activation, proliferation, and differentiation of progenitor cells into hepatocytes in the Dgalactosamine model of liver regeneration. Marion Bessin Liver Research Center, Albert Einstein College of Medicine; Available at : http://www.ncbi.nlm.nih.gov Accesed on: 31 October 2011 Schneider-Schaulies J (2000). "Cellular receptors for viruses: links to tropism and pathogenesis" (pdf). Journal of General Virology 81: 1413-1429. Chien-Jen Chen; Hwai-I. Yang; Jun Su; Chin-Lan Jen; San-Lin You; Sheng-Nan Lu; Guan-Tarn Huang; Uchenna H. Iloeje, (2006). "Risk of Hepatocellular Carcinoma Across a Biological Gradient of Serum Hepatitis B Virus DNA Level". JAMA 295 (1): pp. 6573. Hanahan D, Weinberg RA (2000). The Hallmarks of Cancer. Department of Biochemistry, Hormone Research Institute, University of California at San Francisco, 94143, USA. Available at : http://www.weizmann.ac.il/home/fedomany/Bioinfo05/lecture6_Hanahan.pdf Accessed in : 31 October 2011 Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 4th ed. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006. p. 417-21.