sap-tifus

12
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Topik/Materi : Penyakit Tifus Sasaran : Masyarakat Hari/Tgl : - Waktu : - Tempat : - Penyuluh : Fitri Srilona A. Latar Belakang Memasuki musim pancaroba, masyarakat perlu mewaspadai penyakit tifus yang merebak dalam kondisi lingkungan yang sangat buruk. Peningkatan penderita penyakit ini paling banyak terjadi saat peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Penyakit ini sangat rentan sekali menyerang anak usia sekolah, terutama anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Kemudian, peningkatan penyakit tifus ini disebabkan karena faktor lingkungan yang jelek pada saat tersebut. Saat itu sumber air banyak yang kering sehingga kuman menjadi lebih pekat. Biasanya penyakit ini terjadi sepanjang tahun, namun karena perubahan lingkungan menyebabkan terjadinya peningkatan penyakit ini. Penyakit demam thypoid atau biasa kita kenal dengan penyakit tifus ini lebih banyak terjadi di negara berekembang terutama di daerah tropis,

Upload: alex-rahma

Post on 13-Aug-2015

98 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sap-Tifus

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Topik/Materi : Penyakit Tifus

Sasaran : Masyarakat

Hari/Tgl : -

Waktu : -

Tempat : -

Penyuluh : Fitri Srilona

A. Latar Belakang

Memasuki musim pancaroba, masyarakat perlu mewaspadai penyakit

tifus yang merebak dalam kondisi lingkungan yang sangat buruk.

Peningkatan penderita penyakit ini paling banyak terjadi saat peralihan dari

musim hujan ke musim kemarau. Penyakit ini sangat rentan sekali menyerang

anak usia sekolah, terutama anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Kemudian, peningkatan penyakit tifus ini disebabkan karena faktor

lingkungan yang jelek pada saat tersebut. Saat itu sumber air banyak yang

kering sehingga kuman menjadi lebih pekat. Biasanya penyakit ini terjadi

sepanjang tahun, namun karena perubahan lingkungan menyebabkan

terjadinya peningkatan penyakit ini.

Penyakit demam thypoid atau biasa kita kenal dengan penyakit tifus ini

lebih banyak terjadi di negara berekembang terutama di daerah tropis, seperti

Indonesia. Penyakit tifus merupakan endemik di Indonesia. Penyakit ini

termasuk penyakit menular yang mudah menyerang banyak orang sehingga

dapat menimbulkan wabah.

Sebelumnya perlu diketahui bahwa tipus tidak berpengaruh pada hewan

dan hanya dapat menular dari manusia ke manusia. Seseorang dapat terkena

penyakit tifus dari makanan atau air minum yang terkontaminasi oleh bakteri

Salmonella typhosa. Terlebih lagi pada anak SD yang gemar dengan jajanan

yang dijual bebas di sekitar sekolahan mereka, dimana kebersihan makanan

yang dijual tersebut masih kurang terjamin. Oleh karena itu, sanitasi dan

Page 2: Sap-Tifus

higienitas merupakan hal penting yang harus diperhatikan agar terhindar dari

tipus.

Keterlibatan petugas kesehatan, seperti perawat disini sangat berperan

sekali dalam upaya promotif dan preventif terkait dengan penyakit tifus ini.

Promosi kesehatan kepada kelompok rentan seperti anak sekolahan, yaitu

anak SD disini merupakan upaya awal dalam proses pencegahan penyakit ini.

Untuk itu pendidikan kesehatan harus dilakukan sedini mungkin oleh petugas

kesehatan termasuk perawat dalam upaya mencegah angka kesakitan tifus ini

yang semakin meningkat dikalangan anak sekolah.

B. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum:

Setelah diberikan pendidikan kesehatan, diharapkan siswa-siswi SDN

Karangrejo 2 Jember dapat mengetahui penyakit tifus dengan benar.

2. Tujuan Instruksional Khusus:

Setelah diberikan pendidikan kesehatan, diharapkan siswa-siswi SDN

Karangrejo 2 Jember dapat mengetahui pengertian, penyebab, tanda dan

gejala, serta pencegahan penyakit tifus.

C. Pokok Bahasan

Konsep penyakit tifus.

D. Subpokok Bahasan

1. Pengertian penyakit tifus;

2. Penyebab penyakit tifus;

3. Tanda dan gejala penyakit tifus;

4. Pencegahan penyakit tifus.

E. Media/Alat yang digunakan

1. Lember Balik;

2. Leaflet.

Page 3: Sap-Tifus

F. Model Pembelajaran

1. Jenis model pembelajaran: Pertemuan atau tatap muka;

2. Landasan teori: Konstruktivisme;

3. Langkah pokok:

a) Menciptakan suasana ruangan yang baik;

b) Mengajukan masalah;

c) Mengidentifikasi pilihan tindakan;

d) Memberi komentar;

e) Menetapkan tindak lanjut.

G. Penyuluh mencari materi tentang konsep penyakit demam thypoid dan

menyiapkan media yang digunakan untuk penyuluhan.

H. Kegiatan penyuluhan

Proses

Tindakan Media dan

Alat

PenyuluhanKegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

Pendahuluan

(2 menit)

1. Memberi salam,

memperkenalkan diri, dan

membuka penyuluhan

2. Menjelaskan tentang materi

secara umum

3. Menjelaskan tentang TIU

dan TIK

Memperhatikan dan

menjawab salam

Memperhatikan

Memperhatikan

Lembar Balik

dan Leaflet

Penyajian

(15 menit)

1. Menanyakan kepada peserta

tentang materi yang

diberikan apakah pernah

diperoleh sebelumnya

2. Menerima jawaban dan

memberi komentar terhadap

jawaban peserta

3. Menjelaskan tentang:

Memberikan sumbang

saran

Memperhatikan

Memperhatikan

Lembar Balik

dan Leaflet

Page 4: Sap-Tifus

a) pengertian penyakit

tifus;

b) penyebab penyakit tifus;

c) tanda dan gejala

penyakit penyakit tifus;

d) pencegahan penyakit

tifus.

Penutup

(3 menit)

1. Menutup pertemuan dengan

dengan mengundang

pertanyaan atau komentar

dari peserta

2. Menampung jawaban dan

memberi komentar tentang

pendapat dari peserta

3. Menyimpulkan materi yang

telah dibahas bersama

dengan peserta

4. Menutup pertemuan dan

memberi salam

Memperhatikan dan

memberikan

pertanyaan atau

komentar

Memperhatikan dan

mencatat

Memperhatikan dan

mencatat

Memperhatikan dan

menjawab salam

Lembar Balik

dan Leaflet

J. Referensi:

1. Hayes, C. Peter, Mackay, W., Thomas. 1997. Diagnosis dan Terapi.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

2. Mansjooer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, ed. 3. Jakarta:

Media Aeculapius FKUI.

3. Wong, L. Donna. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Ed. 6. Jakarta:

EGC

4. Brunner And Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

H. Lampiran:

1. Materi: Penyakit Tifus.

2. Media yang digunakan (leaflet & lembar balik)

Page 5: Sap-Tifus

Lampiran 1

Penyakit Tifus

A. Pengertian Penyakit Tifus

Tifus adalah penyakit infeksi akut yang biasanya tedapat pada saluran

pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan

pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran (FKUI, 1985).

Tifus adalah infeksi yang mengenai usus halus, disebarkan dari

kotoran ke mulut melalui makanan dan air minum yang tercemar dan sering

timbul dalam wabah. (Markum, 1991).

Tifus adalah suatu penyakit infeksi bakterial akut yang disebabkan

oleh kuman Salmonella typhosa. Di Indonesia penderita tifus atau disebut

juga demam thypoid ini cukup banyak, tersebar di mana-mana, ditemukan

hampir sepanjang tahun, dan paling sering diderita oleh anak berumur 5

sampai 9 tahun. Kurangnya pemeliharaan kebersihan merupakan penyebab

paling sering timbulnya penyakit tifus. Pola makan yang tidak teratur dan

mengkonsumsi makanan yang kurang bersih dapat menyebabkan timbulnya

penyakit ini.

B. Penyebab Penyakit Tifus

Penyebab penyakit Typus adalah bakteri bernama salmonella typhosa.

Sumber penyebab penyakit ini, lebih banyak disebabkan kuman yang

menempel di bekas cucian gelas, sendok, piring dan sebagainya dengan

kondisi air cucian yang tak diganti, serta tangan yang kotor. Bakteri ini

umumnya terdapat dalam makanan yang sudah basi, daging mentah, maupun

kotoran.

Kurangnya pemeliharaan kebersihan merupakan penyebab paling

sering timbulnya penyakit tifus. Pola makan yang tidak teratur dan

mengkonsumsi makanan yang kurang bersih dapat menyebabkan timbulnya

penyakit ini. Bakteri Salmonella typhosa merupakan bakteri yang

bertanggung jawab terhadap penyakit ini. Kuman ini dapat hidup lama di air

yang kotor, makanan tercemar, dan alas tidur yang kotor. Siapa saja dan

Page 6: Sap-Tifus

kapan saja dapat menderita penyakit ini. Termasuk bayi yang dilahirkan dari

ibu yang terkena demam tifoid.

Kebiasaan tidak sehat seperti jajan sembarangan, tidak mencuci

tangan menjadi penyebab terbanyak penyakit ini. Penyakit tifus cukup

menular lewat air seni atau tinja penderita. Penularan juga dapat dilakukan

binatang seperti lalat dan kecoa yang mengangkut bakteri ini dari tempat-

tempat kotor.

C. Tanda dan Gejala Penyakit Tifus

Masa inkubasi penyakit ini rata-rata 7 sampai 14 hari. Manifestasi

klinik pada anak umumnya bervariasi. Demam adalah gejala yang paling

utama di antara semua gejala klinisnya.

Pada minggu pertama, tidak ada gejala khas dari penyakit ini. Bahkan,

gejalanya menyerupai penyakit infeksi akut lainnya. Gejala yang muncul

yaitu antara lain:

1. Demam;

2. Sering bengong;

3. Tidur secara terus-menerus;

4. Sakit kepala;

5. Mual dan muntah;

6. Nafsu makan menurun;

7. Sakit perut;

8. Diare atau justru sembelit (sulit buang air besar) selama beberapa hari;

9. Peningkatan suhu bertambah setiap hari.

Setelah minggu kedua, gejala bertambah jelas dan dapat dikatakan

sebagai cirri khas dari penyakit tifus, yaitu antara lain:

1. Demam yang dialami semakin tinggi;

2. Lidah kotor;

3. Bibir kering;

4. Kembung;

5. Penderita terlihat acuh tidak acuh.

Page 7: Sap-Tifus

D. Pencegahan Penyakit Tifus

Sebelum terlambat alangkah baiknya jika kita mengambil langkah-

langkah pencegahan agar terhindar dari penyakit ini. Pencegahan tifus dapat

kita lakukan mulai dari hal yang sederhana, seperti memperhatikan makanan

dan minuman kita sehari-hari, hindari jajan atau membeli makanan dan

minuman di tempat yang kurang bersih, serta mengkonsumsi makanan dan

minuman yang benar-benar sudah dimasak. Air minum yang kita konsumsi

harus dimasak terlebih dulu hingga mendidih (100°C). Lindungi makanan

kita dari lalat, kecoa dan tikus karena hewan-hewan tersebut dapat membawa

bakteri Salmonella typhosa yang merupakan penyebab tipus.

Selanjutnya, kita harus senantiasa memperhatikan kebersihan diri

sendiri dan lingkungan kita. Cucilah tangan dengan sabun setelah ke WC.

Pembuangan kotoran manusia juga harus pada tempatnya. Jangan pernah

membuangnya secara sembarangan sehingga mengundang lalat karena lalat

dapat membawa bakteri Salmonella typhosa dari feses ke makanan. Oleh

karena itu, bila di rumah banyak lalat harus dibasmi hingga tuntas untuk

menghindari dari penyebaran bakteri penyebab tipus.

Selain dengan memperhatikan kebersihan makanan dan lingkungan,

saat ini pencegahan terhadap kuman Salmonella sudah bisa dilakukan dengan

vaksinasi bernama chotipa (cholera-tifoid-paratifoid) atau tipa (tifoid-

paratifoid). Vaksinasi dapat mencegah kuman masuk dan berkembang biak.

Vaksinasi ini sebaiknya dilakukan terhadap seluruh keluarga, bahkan untuk

anak usia balita yang masih rentan dapat juga divaksinasi.

Penyakit tipus ini tidak boleh dianggap enteng. Penderita tipus dapat

mengalami komplikasi perdarahan pada usus halus dan usus halus berlubang,

infeksi paru, infeksi empedu. Pengobatan penderita tipus juga harus dilakukan

secara total. Pengobatan yang tidak tuntas, membuat bakteri akan terus

terbawa dan berkembang biak. Bahkan tingkat kemungkinan kambuh lagi

dapat mencapai 15%. Selain itu penyakit ini juga dapat kambuh sesudah dua

minggu pemberian antibiotik.

Page 8: Sap-Tifus

Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh penderita tipus

dalam upaya pencegahan dan pemulihan kondisi dari penderita:

1. Harus berobat tuntas, artinya pada saat sakit, harus istirahat total, makan

makanan yang lunak, dan antibiotik yang diberikan dokter dihabiskan,

sampai 7 hari bebas demam. Dengan cara demikian, semua bakteri

salmonella akan mati dan sisa bakteri yang masih hidup dapat diatasi oleh

sistem kekebalan tubuh.

2. Jangan makan makanan yang kurang sehat dan bersih, karena

kemungkinan tifus dapat menyerang kembali.

3. Daya tahan tubuh juga harus ditingkatkan, seperti gizi yg baik, tidur 7-8

jam sehari, olah raga secara teratur 3- 4 kali seminggu selama 1 jam.

4. Bagi orang yang pernah mengalami penyakit tipus sebaiknya tidak

melakukan kegiatan yang sangat melelahkan. Karena akan lebih mudah

kambuh kembali daripada orang yang sama sekali belum menderita tifus.