sap-tifus
TRANSCRIPT
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Topik/Materi : Penyakit Tifus
Sasaran : Masyarakat
Hari/Tgl : -
Waktu : -
Tempat : -
Penyuluh : Fitri Srilona
A. Latar Belakang
Memasuki musim pancaroba, masyarakat perlu mewaspadai penyakit
tifus yang merebak dalam kondisi lingkungan yang sangat buruk.
Peningkatan penderita penyakit ini paling banyak terjadi saat peralihan dari
musim hujan ke musim kemarau. Penyakit ini sangat rentan sekali menyerang
anak usia sekolah, terutama anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Kemudian, peningkatan penyakit tifus ini disebabkan karena faktor
lingkungan yang jelek pada saat tersebut. Saat itu sumber air banyak yang
kering sehingga kuman menjadi lebih pekat. Biasanya penyakit ini terjadi
sepanjang tahun, namun karena perubahan lingkungan menyebabkan
terjadinya peningkatan penyakit ini.
Penyakit demam thypoid atau biasa kita kenal dengan penyakit tifus ini
lebih banyak terjadi di negara berekembang terutama di daerah tropis, seperti
Indonesia. Penyakit tifus merupakan endemik di Indonesia. Penyakit ini
termasuk penyakit menular yang mudah menyerang banyak orang sehingga
dapat menimbulkan wabah.
Sebelumnya perlu diketahui bahwa tipus tidak berpengaruh pada hewan
dan hanya dapat menular dari manusia ke manusia. Seseorang dapat terkena
penyakit tifus dari makanan atau air minum yang terkontaminasi oleh bakteri
Salmonella typhosa. Terlebih lagi pada anak SD yang gemar dengan jajanan
yang dijual bebas di sekitar sekolahan mereka, dimana kebersihan makanan
yang dijual tersebut masih kurang terjamin. Oleh karena itu, sanitasi dan
higienitas merupakan hal penting yang harus diperhatikan agar terhindar dari
tipus.
Keterlibatan petugas kesehatan, seperti perawat disini sangat berperan
sekali dalam upaya promotif dan preventif terkait dengan penyakit tifus ini.
Promosi kesehatan kepada kelompok rentan seperti anak sekolahan, yaitu
anak SD disini merupakan upaya awal dalam proses pencegahan penyakit ini.
Untuk itu pendidikan kesehatan harus dilakukan sedini mungkin oleh petugas
kesehatan termasuk perawat dalam upaya mencegah angka kesakitan tifus ini
yang semakin meningkat dikalangan anak sekolah.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum:
Setelah diberikan pendidikan kesehatan, diharapkan siswa-siswi SDN
Karangrejo 2 Jember dapat mengetahui penyakit tifus dengan benar.
2. Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah diberikan pendidikan kesehatan, diharapkan siswa-siswi SDN
Karangrejo 2 Jember dapat mengetahui pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, serta pencegahan penyakit tifus.
C. Pokok Bahasan
Konsep penyakit tifus.
D. Subpokok Bahasan
1. Pengertian penyakit tifus;
2. Penyebab penyakit tifus;
3. Tanda dan gejala penyakit tifus;
4. Pencegahan penyakit tifus.
E. Media/Alat yang digunakan
1. Lember Balik;
2. Leaflet.
F. Model Pembelajaran
1. Jenis model pembelajaran: Pertemuan atau tatap muka;
2. Landasan teori: Konstruktivisme;
3. Langkah pokok:
a) Menciptakan suasana ruangan yang baik;
b) Mengajukan masalah;
c) Mengidentifikasi pilihan tindakan;
d) Memberi komentar;
e) Menetapkan tindak lanjut.
G. Penyuluh mencari materi tentang konsep penyakit demam thypoid dan
menyiapkan media yang digunakan untuk penyuluhan.
H. Kegiatan penyuluhan
Proses
Tindakan Media dan
Alat
PenyuluhanKegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Pendahuluan
(2 menit)
1. Memberi salam,
memperkenalkan diri, dan
membuka penyuluhan
2. Menjelaskan tentang materi
secara umum
3. Menjelaskan tentang TIU
dan TIK
Memperhatikan dan
menjawab salam
Memperhatikan
Memperhatikan
Lembar Balik
dan Leaflet
Penyajian
(15 menit)
1. Menanyakan kepada peserta
tentang materi yang
diberikan apakah pernah
diperoleh sebelumnya
2. Menerima jawaban dan
memberi komentar terhadap
jawaban peserta
3. Menjelaskan tentang:
Memberikan sumbang
saran
Memperhatikan
Memperhatikan
Lembar Balik
dan Leaflet
a) pengertian penyakit
tifus;
b) penyebab penyakit tifus;
c) tanda dan gejala
penyakit penyakit tifus;
d) pencegahan penyakit
tifus.
Penutup
(3 menit)
1. Menutup pertemuan dengan
dengan mengundang
pertanyaan atau komentar
dari peserta
2. Menampung jawaban dan
memberi komentar tentang
pendapat dari peserta
3. Menyimpulkan materi yang
telah dibahas bersama
dengan peserta
4. Menutup pertemuan dan
memberi salam
Memperhatikan dan
memberikan
pertanyaan atau
komentar
Memperhatikan dan
mencatat
Memperhatikan dan
mencatat
Memperhatikan dan
menjawab salam
Lembar Balik
dan Leaflet
J. Referensi:
1. Hayes, C. Peter, Mackay, W., Thomas. 1997. Diagnosis dan Terapi.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Mansjooer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, ed. 3. Jakarta:
Media Aeculapius FKUI.
3. Wong, L. Donna. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Ed. 6. Jakarta:
EGC
4. Brunner And Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
H. Lampiran:
1. Materi: Penyakit Tifus.
2. Media yang digunakan (leaflet & lembar balik)
Lampiran 1
Penyakit Tifus
A. Pengertian Penyakit Tifus
Tifus adalah penyakit infeksi akut yang biasanya tedapat pada saluran
pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan
pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran (FKUI, 1985).
Tifus adalah infeksi yang mengenai usus halus, disebarkan dari
kotoran ke mulut melalui makanan dan air minum yang tercemar dan sering
timbul dalam wabah. (Markum, 1991).
Tifus adalah suatu penyakit infeksi bakterial akut yang disebabkan
oleh kuman Salmonella typhosa. Di Indonesia penderita tifus atau disebut
juga demam thypoid ini cukup banyak, tersebar di mana-mana, ditemukan
hampir sepanjang tahun, dan paling sering diderita oleh anak berumur 5
sampai 9 tahun. Kurangnya pemeliharaan kebersihan merupakan penyebab
paling sering timbulnya penyakit tifus. Pola makan yang tidak teratur dan
mengkonsumsi makanan yang kurang bersih dapat menyebabkan timbulnya
penyakit ini.
B. Penyebab Penyakit Tifus
Penyebab penyakit Typus adalah bakteri bernama salmonella typhosa.
Sumber penyebab penyakit ini, lebih banyak disebabkan kuman yang
menempel di bekas cucian gelas, sendok, piring dan sebagainya dengan
kondisi air cucian yang tak diganti, serta tangan yang kotor. Bakteri ini
umumnya terdapat dalam makanan yang sudah basi, daging mentah, maupun
kotoran.
Kurangnya pemeliharaan kebersihan merupakan penyebab paling
sering timbulnya penyakit tifus. Pola makan yang tidak teratur dan
mengkonsumsi makanan yang kurang bersih dapat menyebabkan timbulnya
penyakit ini. Bakteri Salmonella typhosa merupakan bakteri yang
bertanggung jawab terhadap penyakit ini. Kuman ini dapat hidup lama di air
yang kotor, makanan tercemar, dan alas tidur yang kotor. Siapa saja dan
kapan saja dapat menderita penyakit ini. Termasuk bayi yang dilahirkan dari
ibu yang terkena demam tifoid.
Kebiasaan tidak sehat seperti jajan sembarangan, tidak mencuci
tangan menjadi penyebab terbanyak penyakit ini. Penyakit tifus cukup
menular lewat air seni atau tinja penderita. Penularan juga dapat dilakukan
binatang seperti lalat dan kecoa yang mengangkut bakteri ini dari tempat-
tempat kotor.
C. Tanda dan Gejala Penyakit Tifus
Masa inkubasi penyakit ini rata-rata 7 sampai 14 hari. Manifestasi
klinik pada anak umumnya bervariasi. Demam adalah gejala yang paling
utama di antara semua gejala klinisnya.
Pada minggu pertama, tidak ada gejala khas dari penyakit ini. Bahkan,
gejalanya menyerupai penyakit infeksi akut lainnya. Gejala yang muncul
yaitu antara lain:
1. Demam;
2. Sering bengong;
3. Tidur secara terus-menerus;
4. Sakit kepala;
5. Mual dan muntah;
6. Nafsu makan menurun;
7. Sakit perut;
8. Diare atau justru sembelit (sulit buang air besar) selama beberapa hari;
9. Peningkatan suhu bertambah setiap hari.
Setelah minggu kedua, gejala bertambah jelas dan dapat dikatakan
sebagai cirri khas dari penyakit tifus, yaitu antara lain:
1. Demam yang dialami semakin tinggi;
2. Lidah kotor;
3. Bibir kering;
4. Kembung;
5. Penderita terlihat acuh tidak acuh.
D. Pencegahan Penyakit Tifus
Sebelum terlambat alangkah baiknya jika kita mengambil langkah-
langkah pencegahan agar terhindar dari penyakit ini. Pencegahan tifus dapat
kita lakukan mulai dari hal yang sederhana, seperti memperhatikan makanan
dan minuman kita sehari-hari, hindari jajan atau membeli makanan dan
minuman di tempat yang kurang bersih, serta mengkonsumsi makanan dan
minuman yang benar-benar sudah dimasak. Air minum yang kita konsumsi
harus dimasak terlebih dulu hingga mendidih (100°C). Lindungi makanan
kita dari lalat, kecoa dan tikus karena hewan-hewan tersebut dapat membawa
bakteri Salmonella typhosa yang merupakan penyebab tipus.
Selanjutnya, kita harus senantiasa memperhatikan kebersihan diri
sendiri dan lingkungan kita. Cucilah tangan dengan sabun setelah ke WC.
Pembuangan kotoran manusia juga harus pada tempatnya. Jangan pernah
membuangnya secara sembarangan sehingga mengundang lalat karena lalat
dapat membawa bakteri Salmonella typhosa dari feses ke makanan. Oleh
karena itu, bila di rumah banyak lalat harus dibasmi hingga tuntas untuk
menghindari dari penyebaran bakteri penyebab tipus.
Selain dengan memperhatikan kebersihan makanan dan lingkungan,
saat ini pencegahan terhadap kuman Salmonella sudah bisa dilakukan dengan
vaksinasi bernama chotipa (cholera-tifoid-paratifoid) atau tipa (tifoid-
paratifoid). Vaksinasi dapat mencegah kuman masuk dan berkembang biak.
Vaksinasi ini sebaiknya dilakukan terhadap seluruh keluarga, bahkan untuk
anak usia balita yang masih rentan dapat juga divaksinasi.
Penyakit tipus ini tidak boleh dianggap enteng. Penderita tipus dapat
mengalami komplikasi perdarahan pada usus halus dan usus halus berlubang,
infeksi paru, infeksi empedu. Pengobatan penderita tipus juga harus dilakukan
secara total. Pengobatan yang tidak tuntas, membuat bakteri akan terus
terbawa dan berkembang biak. Bahkan tingkat kemungkinan kambuh lagi
dapat mencapai 15%. Selain itu penyakit ini juga dapat kambuh sesudah dua
minggu pemberian antibiotik.
Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh penderita tipus
dalam upaya pencegahan dan pemulihan kondisi dari penderita:
1. Harus berobat tuntas, artinya pada saat sakit, harus istirahat total, makan
makanan yang lunak, dan antibiotik yang diberikan dokter dihabiskan,
sampai 7 hari bebas demam. Dengan cara demikian, semua bakteri
salmonella akan mati dan sisa bakteri yang masih hidup dapat diatasi oleh
sistem kekebalan tubuh.
2. Jangan makan makanan yang kurang sehat dan bersih, karena
kemungkinan tifus dapat menyerang kembali.
3. Daya tahan tubuh juga harus ditingkatkan, seperti gizi yg baik, tidur 7-8
jam sehari, olah raga secara teratur 3- 4 kali seminggu selama 1 jam.
4. Bagi orang yang pernah mengalami penyakit tipus sebaiknya tidak
melakukan kegiatan yang sangat melelahkan. Karena akan lebih mudah
kambuh kembali daripada orang yang sama sekali belum menderita tifus.