sap dm.doc

23
SATUAN ACARA PENYULUHAN DIABETES MELLITUS PADA KELUARGA TN. SHP OLEH: I PUTU DWIJA ARNATHA NIM. 1002105003 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Upload: ratna-sawitri

Post on 19-Nov-2015

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PENYULUHAN DIABETES MELLITUS

PADA KELUARGA TN. SHP

OLEH:

I PUTU DWIJA ARNATHA

NIM. 1002105003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2014SATUAN ACARA PENYULUHAN DIABETES MELLITUS PADA KELUARGA TN. SHPSatuan Acara Pendidikan Kesehatan

Hari/Tanggal: Kamis, 20 November 2014Waktu: 45 menit

Tempat Pelaksanaan:Rumah Tn. SHPSasaran: Keluarga Tn. SHPTopik Kegiatan

: Diabetes Mellitus Sub Topik

:1. Pengertian Diabetes Mellitus

2. Penyebab Diabetes Melitus

3. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus

4. Cara mengontrol Diabetes Melitus

5.Pencegahan Diabetes Mellitus

6.Komplikasi Diabetes Melitus

A. LATAR BELAKANG

Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suastika, 2008). Menurut American Diabetes Association/ADA (2003), DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena destruksi sel beta dan resistensi insulin.

DM saat ini menjadi penyakit yang sangat populer di kalangan penduduk dunia. WHO menyebutkan, jumlah penderita DM di dunia pada tahun 2011 mencapai lebih dari 346 juta jiwa. Jumlah ini kemungkinan akan lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030 tanpa intervensi. Berdasarkan survey WHO pada tahun 2001, jumlah penderita DM di Indonesia sekitar 17 juta orang (8,6 persen dari jumlah penduduk) atau menduduki urutan terbesar ke-4 setelah India, Cina, dan Amerika Serikat (Prihatno, 2006).

Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang memerlukan perilaku penanganan mandiri yang khusus seumur hidup. Pasien perlu belajar mengatur keseimbangan berbagai faktor. Pasien bukan hanya harus belajar merawat diri sendiri setiap hari guna menghindari penurunan atau kenaikan kadar glukosa darah yang mendadak tetapi juga harus memiliki perilaku preventif untuk mencegah komplikasi diabetes mellitus. Pada keluarga Tn. SHP disebutkan bahwa Ny. MM menderita DM sejak satu tahun yang lalu, namun keluarga tidak memahami mengenai penyakit DM itu sendiri. Hal ini menyebabkan tingginya risiko komplikasi dari penyakit akibat kurangnya pengetahuan klien dan keluarga mengenai penyakit DM dan perawatannya. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pendidikan kesehatan mengenai penyakit DM dan perawatan pada pasien DM pada keluarga Tn. SHP khususnya Ny. MM untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan keluarga dalam perawatan pasien DM.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum :Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit diharapakan sasaran dapat mengerti dan memahami mengenai penyakit Diabetes Melitus.2. Tujuan Khusus :Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit, sasaran dapat:

1) Memahami dan mampu menyebutkan kembali pengertian Diabetes Mellitus.

2) Memahami dan mampu menyebutkan kembali penyebab Diabetes Melitus

3) Memahami dan mampu menyebutkan kembali tanda dan gejala Diabetes Mellitus.

4) Memahami dan mampu menyebutkan kembali cara mengontrol Diabetes Melitus

5) Memahami dan mampu menyebutkan kembali pencegahan Diabetes mellitus.

6) Memahami dan mampu menyebutkan kembali komplikasi Diabetes Mellitus

C. PESERTA PENYULUHANKeluarga Tn. SHPD. PENYELENGGARA PENYULUHANPenyelenggara penyuluhan Diabetes Mellitus adalah I Putu Dwija Arnatha mahasiswa program Ners, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.E. GARIS BESAR MATERI1. Pengertian Diabetes Mellitus

2. Penyebab Diabetes Melitus

3. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus

4. Cara mengontrol Diabetes Melitus

5. Pencegahan Diabetes Mellitus

6. Komplikasi Diabetes Melitus F. METODE PELAKSANAAN

1. Ceramah

2. Demonstrasi

3. Tanya jawab

G. STRATEGI PELAKSANAAN

NoWaktuKegiatan PenyuluhanKegiatan Sasaran

1.5 menitPembukaan :

Penyaji memberikan salam Penyaji memperkenalkan diri Penyaji melakukan kontrak topik, waktu dan tempat

Peserta membalas salam Peserta mendengarkan penyaji Peserta mendengarkan penyaji

2.20 menit (10 menit materi, 10 menit tanya jawab)Penyampaian Materi

Penyuluh menggali sedikit informasi pada sasaran mengenai Diabetes Mellitus.

Penyuluh menjelaskan materi mengenai :

1) Pengertian Diabetes Mellitus

2) Penyebab Diabetes Melitus

3) Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus

4) Cara mengontrol Diabetes Melitus

5) Pencegahan Diabetes mellitus

6) Komplikasi Diabetes Melitus

Tanya Jawab Penyuluh membuka sesi tanya jawab.

Penyuluh menjawab pertanyaan sasaran. Sasaran mengeksplorasi apa yang mereka ketahui tentang Diabetes Mellitus.

Sasaran memperhatikan penjelasan dan mencermati materi.

Sasaran mengajukan pertanyaan.

Sasaran memperhatikan jawaban yang diberikan.

3.10 menitEvaluasi

Penyaji menanyakan kepada peserta beberapa pertanyaan mengenai materi yang telah disampaikan Peserta menjawab pertanyaan sesuai dengan pemahaman.

4.10 menitTerminasi

Penyaji menyimpulkan seluruh materi Penyaji mengucapkan terimakasih Penyaji menyampaikan salam Penutup Peserta mendengarkan penyaji Peserta membalas terimakasih dari penyaji Peserta membalas salam

H. MEDIA DAN ALAT

1. Leaflet

I. SETTING TEMPAT

Keterangan gambar:

1. Penyuluh

2. Peserta

J. PENGORGANISASIAN

Penyuluh : I Putu Dwija Arnatha mahasiswa program Ners, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

K. KRITERIA EVALUASI

Evaluasi Struktur

Rencana kegiatan dipersiapkan dua hari sebelum kegiatan dengan melakukan kontrak sebelumnya dengan keluarga satu hari sebelum kegiatan. Sarana prasarana seperti leaflet, flipchart, dan materi penyuluhan disiapkan paling lambat dua hari sebelum pelaksanaan.

Evaluasi Proses

Kegiatan berlangsung tepat waktu

Peserta yang hadir 80% (2 dari 3) dari jumlah total peserta

Peserta yang aktif bertanya 60% (1 dari 3) dari total peserta.

Evaluasi Hasil

Sasaran penyuluhan mampu:

1. Memahami dan mampu menyebutkan kembali pengertian Diabetes Mellitus.

2. Memahami dan mampu menyebutkan kembali 5 dari 8 penyebab Diabetes Mellitus.3. Memahami dan mampu menyebutkan kembali 3 dari 6 tanda dan gejala Diabetes Mellitus.

4. Memahami dan mampu menyebutkan kembali 4 dari 5 cara mengontrol Diabetes Mellitus.5. Memahami dan mampu menyebutkan kembali pencegahan Diabetes Mellitus.

6. Memahami dan mampu menyebutkan kembali 3 dari 4 komplikasi Diabetes Mellitus.L. LAMPIRAN-LAMPIRAN

Materi

Soal

Leaflet

Flipchart

Lampiran Materi

MATERI PENYULUHAN DIABETES MELLITUS PADA KELUARGA TN. SHP1. PENGERTIAN DIABETES MELLITUS

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Brunner dan Suddarth, 2002).

Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. 2. PENYEBAB DIABETES MELLITUS

Penyakit DM pada umumnya diakibatkan oleh konsumsi makanan yang tidak terkontrol atau sebagai akibat dari konsumsi obat-obatan tertentu, berikut ini yang dapat menyebabkan seseorang berisiko terkena diabetes: Faktor keturunan

Kegemukan/obesitas, biasanya terjadi pada usia 40 tahun

Tekanan darah tinggi

Angka triglyceride (salah satu molekul lemak) yang tinggi

Level kolestrol yang tinggi

Gaya hidup modern yang cenderung mengkonsumsi makanan instant

Merokok dan stres

Terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat

Kerusakan pada sel pankreas

3. TANDA DAN GEJALA DIABETES MELLITUSPada tahap awal sering ditemukan :

a) Poliuri (banyak kencing)

Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.

b) Polidipsi (banyak minum)

Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.

c) Polifagi (banyak makan)

Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel yang mengalami starvasi (lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pada pembuluh darah.

d) Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurangHal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusaha mendapat peleburan zat dari bagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan memecah cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan lemak, sehingga klien dengan DM walaupun banyak makan akan tetap kurus

e) Mata kabur

Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa sarbitol fruktasi) yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak.

Selain yang telah disebutkan, penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita:

-Urine mengandung glukosa (Glycosuria)

-Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

-Menderita penyakit jantung dan atau pembuluh darah

-Menderita penyakit ginjal.5. CARA MENGONTROL DIABETES MELLITUS

Kontrol diabetes adalah suatu upaya yang dilakukan secara teratur untuk mengobati diabetes, mengetahui, dan mengobati komplikasi yang mungkin terjadi. Kontrol ini mencakup beberapa hal, yaitu :1) Pemeriksaan kadar glukosa darah

2) Pengecekan apakah diet sudah dilakukan dengan benar

3) Pengecekan apakah olahraga sudah dilakukan secara rutin

4) Pengecekan apakah berat badan sudah ideal

5) Pengecekan apakah suntikan insulin sudah dilakukan dengan benar.

Pemeriksaan gula darah pada pasien diabetes tidak boleh jarang dilakukan. Karena gula darah dapat berubah-ubah sepanjang hari, tergantung pada bagaimana aktivitas dan makanan. Pemeriksaan gula darah adalah satu-satunya cara untuk mengetahui apakan pasien diabetes telah terkontrol dengan baik atau tidak. Intensitas pemeriksaan glukosa darah bergantung pada tipe diabetes yang diderita. Jika menggunakan suntikan insulin, maka perlu pemeriksaan gula darah lebih sering dilakukan, bisa 2 sampai 6 kali sehari. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan sebelum makan dan sebelum tidur, atau bila sudah tidak makan selama 4 jam atau lebih. Yang baik adalah sebelum dilakukan penyuntikan insulin.

Untuk diabetes tipe 2 yang tidak memakai insulin, perlu dilakukan pemeriksaan darah agar kadar gula darah selalu terkontrol dengan baik. Ada yang melakukan pemeriksaan gula darah setiap hari, ada juga yang seminggu 3 kali. Untuk penderita diabetes yang telah melakukan program diet, dan olahraga serta minum obat secara teratur, pemeriksaan gula darah tidak perlu dilakukan secara rutin.

Salah satu waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan gula darah adalah di waktu pagi hari ketika bangun tidur sebelum melakukan aktivitas dan sebelum makan. Hal ini perlu dilakukan karena apabila kadar gula darah tidak normal, anda langsung dapat melakukan pengobatan. Biasakan memulai hari anda dengan melakukan pemeriksan kadar gula darah dengan baik.6. PENCEGAHAN DIABETES MELLITUS

Upaya pencegahan penyakit diabetes mellitus dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :1) Pencegahan PrimerCara ini adalah cara yang paling sulit karena sasarannya orang sehat. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah agar DM tidak terjadi pada orang atau populasi yang rentan (risiko tinggi), yang dilakukan sebelum timbul tanda-tanda klinis dengan cara :

Makan seimbang artinya yang dimakan dan yang dikeluarkan seimbang disesuaikan dengan aktifitas fisik dan kondisi tubuh, dengan menghindari makanan yang mengandung tinggi lemak karena bisa menyebabkan penyusutan konsumsi energi.

Mengkonsusmsi makanan dengan kandungan karbohidrat yang berserat tinggi dan bukan olahan.

Meningkatkan kegiatan olah raga yang berpengaruh pada sensitifitas insulin dan menjaga berat badan agar tetap ideal.

Kerjasama dan tanggung jawab antara instansi kesehatan, masyarakat, swasta dan pemerintah, untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat.

2) Pencegahan Sekunder Ditujukan pada pendeteksian dini DM serta penanganan segera dan efektif, sehingga komplikasi dapat dicegah.

Hal ini dapat dilakukan dengan skrining, untuk menemukan penderita sedini mungkin terutama individu/populasi.

Kalaupun ada komplikasi masih reversible / kembali seperti semula.

Penyuluhan kesehatan secara profesional dengan memberikan materi penyuluhan seperti : apakah itu DM, bagaimana penatalaksanaan DM, obat-obatan untuk mengontrol glukosa darah, perencanaan makan, dan olah raga.

3) Pencegahan Tersier Upaya dilakukan untuk semua penderita DM untuk mencegah komplikasi.

Mencegah progresi dari komplikasi supaya tidak terjadi kegagalan organ.

Mencegah kecacatan akibat komplikasi yang ditimbulkan.

7. KOMPLIKASI DIABETES MELLITUS

Komplikasi kronik dari diabetes mellitus dapat menyerang semua sistem organ tubuh. Kategori komplikasi kronik diabetes yang lazim digunakan adalah penyakit makrovaskuler, mikrovaskuler, dan neurologis.1) Komplikasi Makrovaskuler

Perubahan aterosklerotik dalam pembuluh darah besar sering terjadi pada diabetes. Perubahan aterosklerotik ini serupa degan pasien-pasien non diabetik, kecuali dalam hal bahwa perubahan tersebut cenderung terjadi pada usia yang lebih muda dengan frekuensi yang lebih besar pada pasien-pasien diabetes. Berbagai tipe penyakit makrovaskuler dapat terjadi tergantung pada lokasi lesi aterosklerotik.

Aterosklerotik yang terjadi pada pembuluh darah arteri koroner, maka akan menyebabkan penyakit jantung koroner. Sedangkan aterosklerotik yang terjadi pada pembuluh darah serebral, akan menyebabkan stroke infark dengan jenis TIA (Transiennt Ischemic Attack). Selain itu ateerosklerotik yang terjadi pada pembuluh darah besar ekstremitas bawah, akan menyebabkan penyakit okluisif arteri perifer atau penyakit vaskuler perifer.

2) Komplikasi Mikrovaskeler

a) Retinopati Diabetik

Disebabkan oleh perubahan dalam pembuluh-pembuluh darah kecil pada retina mata, bagian ini mengandung banyak sekali pembuluh darah dari berbagai jenis pembuluh darah arteri serta vena yang kecil, arteriol, venula dan kapiler.

b) Nefropati Diabetik

Bila kadar gluoksa darah meninggi maka mekanisme filtrasi ginjal akan mengalami stres yang mengakibatkan kebocoran protein darah ke dalam urin. Sebagai akibatnya tekanan dalam pembuluh darah ginjal meningkat. Kenaikan tekanan tersebut diperkirakan berperan sebagai stimulus untuk terjadinya nefropati.

c) Neuropati Diabetikum

Dua tipe neuropati diabetik yang paling sering dijumpai adalah :

Polineuropati Sensorik

Polineuropati sensorik disebut juga neuropati perifer. Neuropati perifer sering mengenai bagian distal serabut saraf, khususnya saraf extremitas bagian bawah. Kelainan ini mengenai kedua sisi tubuh dengan distribusi yang simetris dan secara progresif dapat meluas ke arah proksimal. Gejala permulaanya adalah parastesia (rasa tertusuk-tusuk, kesemutan dan peningkatan kepekaan) dan rasa terbakar (khususnya pada malam hari). Penurunan sensibilitas terhadap sentuhan ringan dan penurunan sensibilitas nyeri dan suhu membuat penderita neuropati beresiko untuk mengalami cedera dan infeksi pada kaki tanpa diketahui.

Neuropati Otonom (Mononeuropati)

Neuropati pada sistem saraf otonom mengakibatkan berbagai fungsi yang mengenai hampir seluruh system organ tubuh. Ada lima akibat utama dari neuropati otonom (Smeltzer, 2001) antara lain :

1) Kardiovaskuler

Tiga manifestasi neuropati pada sistem kardiovaskuler adalah frekuensi denyut jantung yang meningkat tetapi menetap, hipotensi ortostatik, dan infark miokard tanpa nyeri atau silent infark.

2) Pencernaan

Kelambatan pengosongan lambung dapat terjadi dengan gejala khas, seperti perasaan cepat kenyang, kembung, mual dan muntah. Konstipasi atau diare diabetik (khususnya diare nokturia) juga menyertai neuropati otonom gastrointestinal.

3) Perkemihan

Retensi urine penurunan kemampuan untuk merasakan kandung kemih yang penuh dan gejala neurologik bladder memiliki predisposisi untuk mengalami infeksi saluran kemih. Hal ini terjadi pada pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol, mengingat keadaan hiperglikemia akan mengganggu resistensi terhadap infeksi.

4) Kelenjar Adrenal (Hypoglikemik Unawareness)

Neuropati otonom pada medulla adrenal menyebabkan tidak adanya atau kurangnya gejala hipoglikemia. Ketidakmampuan klien untu mendeteksi tanda-tanda peringatan hipoglikemia akan membawa mereka kepada resiko untuk mengalami hipogllikemi yang berbahaya.

5) Disfungsi Seksual

Disfungsi Seksual khususnya impotensi pada laki-laki merupakan salah satu komplikasi diabetes yang paling ditakuti. Efek neuropati otonom pada fungsi seksual wanita tidak pernah tercatat dengan jelas.

d) Ulkus diabetikum

Pada penderita DM sering dijumpai adanya ulkus yang disebut dengan ulkus diabetikum. Ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasi kuman saprofit. Adanya kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus berbau. Ulkus diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit DM dengan neuropati perifer. Daerah yang sering mendapat tekanan ataupun trauma pada daerah telapak kaki. Ulkus berbentuk bulat dan biasanya berdiameter lebih dari 1 cm. Ulkus terjadi karena arteri menyempit dan selain itu juga terdapat gula berlebih pada jaringan yang merupakan media yang baik sekali bagi kuman, ulkus timbul pada massa jaringan tanduk lemak, pus, serta krusta di atas. Grade ulkus diabetikum yaitu:

1) Grade 0 : tidak ada luka

2) Grade 1 : merasakan hanya sampai pada permukaan kulit

3) Grade 2 : kerusakan kulit mencapai otot dan tulang

4) Grade 3 : terjadi abses

5) Grade 4 : gangren pada kaki, bagian distal

6) Grade 5 : gangren pada seluruh kaki dan tungkai bagian distal

Lampiran Soal

1. Apa pengertian dari diabetes mellitus?2. Apa saja penyebab dari diabetes mellitus?

3. Apa saja tanda dan gejala dari diabetes mellitus?

4. Apa saja penanganan yang bisa dilakukan pada diabetes mellitus?

5. Bagaimana cara mengontrol diabetes mellitus?

6. Bagaimana cara mencegah diabetes mellitus?

7. Apa saja komplikasi dari diabetes mellitus?DAFTAR PUSTAKA

American Diabetic Associations. 2003. Diabetes Mellitus, (Online), (http://www.diabetes.org, diakses 19 November 2014)

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 2. Jakarta: EGC.

Setyanto, Purwo. 2009. Senam Kaki untuk Cegah Diabetic Foot di Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) Unit RS Ciremai Cirebon, (Online), (http://www.kesad.mil.id/content/senam-kaki, diakses 19 November 2014)Smeltzer, Suzane C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta: EGC

Soegondo. 2008. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus di Indonesia. Jakarta: Perkeni FKUI

Suastika, Ketut. 2008. Kumpulan Naskah Ilmiah. Obesitas, Sindrom Metabolik, Diabetes, Displidemia, Penyakit Tiroid. Bali. Penerbit: Udayana University Press.

Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta : Interna PublishingWaspadji, Sarwono. 2006. Kaki Diabetes. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Penyakit Dalam FKUI. 1

2

2

2