sap apendiksitis

15
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) APENDIKSITIS SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) APENDIKSITIS Topik : Apendiksitis embahasan :Pengertian, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi, pemeriksaan radiologi dan laboratorium, penatalaksanaan Sasaran : Semua Pasien dan keluarga pasien di ruang 18 Tempat : Ruang 18 RSSA Malang Hari/Tanggal : Jum’at, 2 Maret 2012 Waktu : 1 x 30 menit ( jam 09.30 - 10.00 WIB) Penyuluh : I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Pada akhir proses penyuluhan, pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui dan memahami tentang penyakit apendiksitis, meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi, pemeriksaan radiologi dan laboratorium, penatalaksanaan. II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti penyuluhan, maka diharapkan pasien dan keluarga pasien: 1. Memahami dan menyebutkan pengertian dan penyebab apendiksitis 2. Memahami dan mengenali tanda dan gejala serta komplikasi apendiksitis III. SASARAN Pasien dan keluarga pasien IV. PEMBAHASAN MATERI 1. Pengertian 2. Anatomi 3. patofisiologi 4. Penyebab 5. Klasifikasi 6. Tanda dan gejala 7. Komplikasi 8. Pemeriksaan radiologi

Upload: henni

Post on 12-Jan-2016

51 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

penyuluhan

TRANSCRIPT

Page 1: SAP Apendiksitis

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) APENDIKSITIS

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)APENDIKSITIS

Topik                           : ApendiksitisSub Pembahasan         :Pengertian, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi, pemeriksaan radiologi dan laboratorium,

penatalaksanaanSasaran                        : Semua Pasien dan keluarga pasien di ruang 18Tempat                        : Ruang 18 RSSA MalangHari/Tanggal               : Jum’at, 2 Maret 2012Waktu                         : 1 x 30 menit ( jam 09.30 -10.00 WIB)Penyuluh                     :

I.       TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUMPada akhir proses penyuluhan, pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui dan

memahami tentang penyakit apendiksitis, meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi, pemeriksaan  radiologi dan laboratorium, penatalaksanaan.

II.    TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSSetelah mengikuti penyuluhan, maka diharapkan pasien dan keluarga pasien:

1.      Memahami dan menyebutkan pengertian dan penyebab apendiksitis2.      Memahami dan mengenali tanda dan gejala serta komplikasi apendiksitis

III. SASARANPasien dan keluarga pasien

IV. PEMBAHASAN MATERI1.      Pengertian2.      Anatomi3.      patofisiologi4.      Penyebab5.      Klasifikasi6.      Tanda dan gejala7.      Komplikasi8.      Pemeriksaan  radiologi9.      Pemeriksaan laboratorium10.  Penatalaksanaan

V.    METODE1.      Ceramah2.      Tanya Jawab / Diskusi

VI. MEDIA-          Leaflet-          Banner

Page 2: SAP Apendiksitis

VII. KRITERIA EVALUASIEvaluasi Struktur

-          Semua pasien dan keluarga pasien berkumpul di ruang 18-          Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang 18

Kesiapan SAPKesiapan media: Leaflet, banner

1.      Evaluasi Proses-          Semua pasien dan keluarga pasien antusias terhadap materi penyuluhan-          Tidak ada pasien ataupun anggota keluarga yang meninggalkan tempat saat penyuluhan-          Semua pasien dan anggota keluarga pasien mengajukan pertanyaan danmenjawab

pertanyaan secara benar2.      Evaluasi Hasil

Semua pasien dan keluarga pasien mengetahui dan paham tentang penyakitleukemia, meliputi definisi, etiologi, klasifikasi leukemia, tanda dan gejala, carapencegahan dan pengobatannya.

3.      Pengorganisasian dan Uraian Tugasa.       Moderator   :b.      Penyaji        :c.       Fasilitator   :d.      Observer     :

VIII.       KEGIATAN PENYULUHANNO

WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA  METODE

1 3 menit Pembukaan:        Membuka kegiatan dengan

mengucapkan salam        Pembukaan        Menjelaskan tujuandari

penyuluhan        Menyebutkan materi yang

akan diberikan

        Menjawab salam        Mendengarkan        Memperhatikan

Ceramah

2 15 menit Pelaksanaan :        Menjelaskan tentang

pengertian apendiksitis        Menjelaskan anatomi

apediksitis        Menjelaskan tentang

macam-macam penyebab apendiksitis

        Memperhatikan        Mendengarkan

Ceramah dengan menggunakan banner

Page 3: SAP Apendiksitis

        Menjelaskan klasifikasi tentang apendiksitis

        Menjelaskan tanda dan gejala apendiksitis

        Menjelaskan komplikasi yang terjadi pada penderita apendiksitis

        Menjelaskan pemeriksaan dan penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien dengan apendiksitis

        Memberi kesempatan pada peserta untuk bertanya

3 10 menit Evaluasi :Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan, dan reinforcement kepada para peserta yang dapat menjawab pertanyaan

Menjawab pertanyaan Tanya jawab dan diskusi

4 2 menit Terminasi :        Menyampaikan kesimpulan        Mengucapkan salam

penutup

        Mendengarkan        Menjawab salam

Ceramah dan membagikan leaflet

MATERI PENYULUHAN1.      Pengertian-          Apendiks adalah organ tambahan kecil yang menyerupai jari,melekat pada sekum tepat

dibawah katup ileocecal (Brunner & Sudart 2002 :1097)-          Apendiksitis adalah salah satu peradangan pada apendiks yang berbentuk cacing,yang

berlokasi dekat katup ileocecal (Long,Barbara c,1996 hal 228)-          Apendiksitis adalah peradangan dari apendiks vermiforis dan merupakan peyebab abdomen

akut yang paling sering (Arif Mansjoer .dkk.200:307)-          Apendiksitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan

rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Smeltzer, 2001).

2.      Anatomi

Embriologi appendiks berhubungan dengan caecum, tumbuh dari ujung

inferiornya.  Tonjolan appendiks pada neonatus berbentuk kerucut yang menonjol

pada apek caecum sepanjang 4,5 cm.  Pada orang dewasa panjang appendiks rata-rata 9

– 10 cm, terletak posteromedial caecum kira-kira 3 cm inferior valvula ileosekalis. Posisi

Page 4: SAP Apendiksitis

appendiks bisa retrosekal, retroileal,subileal atau dipelvis, memberikan gambaran klinis

yang tidak sama.  Persarafan para simpatis berasal dari cabang nervus vagus yang

mengikuti arteri mesenterika superior dari arteri appendikkularis, sedangkan persarafan

simpatis berasal dari nervus torakalis x, karena itu nyeri viseral pada appendiks bermula

sekitar umbilikus.  Perdarahan pada appendiks berasal dari arteri appendikularis yang

merupakan artei tanpa kolateral.  Jika arteri ini tersumbat, misalnya trombosis pada

infeksi maka appendiks akan mengalami gangren

Appendiks menghasilkan lendir 1 – 2 ml perhari yang bersifat basa mengandung

amilase, erepsin dan musin.  Lendir itu secara normal dicurahkan ke dalam bumen dan

selanjutnya mengalir ke caecum.  Hambatan aliran lendir di muara appendiks berperan

pada patofisiologi appendiks.

Imunoglobulin sekretor yang dihasilkan oleh GALT (Gut Associated Lymphoid

Tissue) yang terdapat disepanjang saluran cerna termasuk appendiks, ialah Ig A.

Imunglobulin itu sangat efektif sebagai perlindungan terhadap infeksi tapi pengangkatan

appendiks tidak mempengaruhi sistem Imunoglobulin tubuh sebab jaringan limfe kecil

sekalisehingga jika dibandingkan dengan jumlah pada saluran cerna dan di seluruh

tubuh. ( R.Syamsu ; 1997)

3.      Patofisiologi

Penyebab utama appendisitis adalah obstruksi  penyumbatan yang dapat

disebabkan oleh hiperplasia dari folikel limfoid merupakan penyebab terbanyak,adanya

Page 5: SAP Apendiksitis

fekalit dalam lumen appendiks.  Adanya benda asing seperti cacing, stiktura karena

fibrosis akibat peradangan sebelumnya, sebab lain misalnya keganasan (karsinoma

karsinoid).

Obsrtuksi apendiks itu menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa terbendung,

makin lama mukus yang terbendung makin banyak dan menekan dinding appendiks

oedem serta merangsang tunika serosa dan peritonium viseral.  Oleh karena itu

persarafan appendiks sama dengan usus yaitu torakal X maka rangsangan itu dirasakan

sebagai rasa sakit disekitar umblikus.

Mukus yang terkumpul itu lalu terinfeksi oleh bakteri menjadi nanah, kemudian

timbul gangguan aliran vena, sedangkan arteri belum terganggu, peradangan yang

timbul meluas dan mengenai peritomium parietal setempat, sehingga menimbulkan rasa

sakit dikanan bawah, keadaan ini disebut dengan appendisitis supuratif akut.

Bila kemudian aliran arteri terganggu maka timbul alergen dan ini disebut dengan

appendisitis gangrenosa.  Bila dinding apendiks yang telah akut itu pecah, dinamakan

appendisitis perforasi.  Bila omentum usus yang berdekatan dapat mengelilingi apendiks

yang meradang atau perforasi akan timbul suatu masa lokal, keadaan ini disebut sebagai

appendisitis abses.  Pada anak – anak karena omentum masih pendek dan tipis, apendiks

yang relatif lebih panjang , dinding apendiks yang lebih tipis dan daya tahan tubuh yang

masih kurang, demikian juga pada orang tua karena telah ada gangguan pembuluh

darah, maka perforasi terjadi lebih cepat.  Bila appendisitis infiltrat ini menyembuh dan

kemudian gejalanya hilang timbul dikemudian hari maka terjadi appendisitis kronis

(Junaidi ; 1982)

4.      Penyebab-          Fekalit/massa fekal padat karena konsumsi diet rendah serat-          Tumor apendiks-          Cacing ascaris-          Erosi mukosa apendiks karena parasit E. Histolytica-          Hiperplasia jaringan limfe-          Benda asing

5.      KlasifikasiApendisitis dibagi atas :a.    Apendisitis akut, dibagi atas: Apendisitis akut fokalis atau segmentalis, yaitu setelah sembuh akan

timbul striktur lokal. Appendisitis purulenta difusi, yaitu sudah bertumpuk nanah.b.   Apendisitis kronis, dibagi atas: Apendisitis kronis fokalis atau parsial, setelah sembuh akan timbul

striktur lokal. Apendisitis kronis obliteritiva yaitu appendiks miring, biasanya ditemukan pada usia tua.

6.      Tanda dan gejala

Page 6: SAP Apendiksitis

-          Sakit dan kram di daerah periumbilikus menjalar ke kuadran kanan bawah-          Anoreksia-          Mual-          Muntah (tanda awal yang umum, kurang umum pada anak yang lebih besar)-          Demam ringan di awal penyakit dapat naik tajam pada peritonitis-          Nyeri lepas-          Bising usus menurun atau tidak ada sama sekali-          Konstipasi-          Diare-          Kencing sedikit-sedikit / Disuria-          Iritabilitas-          Pada bayi dan anak-anak, nyerinya bersifat menyeluruh, di semua bagian perut-          Pada orang tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di daerah ini nyeri

tumpulnya tidak terlalu terasa-          Bila usus buntu pecah, nyeri dan demam bisa menjadi berat-          Gejala berkembang cepat, kondisi dapat didiagnosis dalam 4 sampai 6 jam setelah

munculnya gejala pertama.

7.      Komplikasi-          Perforasi-          Peritonitis-          Infeksi luka-          Abses intra abdomen-          Obstruksi intestinum

8.      Pemeriksaan radiologi

    foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit.

  Ultrasonografi (USG) cukup membantu dalam penegakkan diagnosis apendisitis (71 – 97

%), terutama untuk wanita hamil dan anak-anak.

  Tingkat keakuratan yang paling tinggi adalah dengan pemeriksaan CT scan (93 – 98 %).

Dengan CT scan dapat terlihat jelas gambaran apendiks

9.      Pemeriksaan laboratorium-          Pemeriksaan darah : leukosit ringan umumnya pada apendisitis sederhana lebih dari

13000/mm3 umumnya pada apendisitis perforasi. Tidak adanya leukositosis tidak menyingkirkan apendisitis. Hitung jenis: terdapat pergeseran ke kiri

-          Pemeriksaan urin : sediment dapat normal atau terdapat lekosit dan eritrosit lebih dari normal bila apendiks yang meradang menempel pada ureter atau vesika

-          Pemeriksaan laboratorium leukosit meningkat sebagai respon fisiologis untuk melindungi tubuh terhadap mikroorganisme yang menyerang. Pada apendisitis akut dan perforasi akan terjadi leukositosis yang lebih tinggi lagi

-          Hb (hemoglobin) nampak normal-          Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan apendisitis infiltrate-          Urine rutin penting untuk melihat apa ada infeksi pada ginjal.

10.  PenatalaksanaanPenatalaksanaan apendiksitis menurur Mansjoer, 2000 :

Page 7: SAP Apendiksitis

          Pencegahan

Dapat di lakukan dengan banyak mengkonsumsi makanan tinggi serat seperti

buah pepeya, pisang dan sayur-sayuran seperti kangkung, kacang panjang, serta

menjaga kebersihan, tidak sering makan – makanan yang terlalu pedas dan asam, buang

air besar secara teratur, olah raga teratur, tidak makan makanan seperti mie instan

secara berlebihan.

          Sebelum operasi

o  Pemasangan sonde lambung untuk dekompresi

o  Pemasangan kateter untuk control produksi urin.

o  Rehidrasi

o  Antibiotic dengan spectrum luas, dosis tinggi dan diberikan secara intravena.

o  Obat-obatan penurun panas, phenergan sebagai anti menggigil, largaktil untuk membuka

pembuluh – pembuluh darah perifer diberikan setelah rehidrasi tercapai.

o  Bila demam, harus diturunkan sebelum diberi anestesi.

          Operasi

o  Apendiktomi.

o  Apendiks dibuang, jika apendiks mengalami perforasi bebas,maka abdomen dicuci

dengan garam fisiologis dan antibiotika.

o  Abses apendiks diobati dengan antibiotika IV,massanya mungkin mengecil,atau abses

mungkin memerlukan drainase dalam jangka waktu beberapa hari. Apendiktomi

dilakukan bila abses dilakukan operasi elektif sesudah 6 minggu sampai 3 bulan.

          Pasca operasi

o  Observasi TTV.

o  Angkat sonde lambung bila pasien telah sadar sehingga aspirasi cairan lambung dapat

dicegah.

o  Baringkan pasien dalam posisi semi fowler.

o  Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan, selama pasien

dipuasakan.

o  Bila tindakan operasilebih besar, misalnya pada perforasi, puasa dilanjutkan sampai

fungsi usus kembali normal.

o  Berikan minum mulai15ml/jam selama 4-5 jam lalu naikan menjadi 30 ml/jam. Keesokan

harinya berikan makanan saring dan hari berikutnya diberikan makanan lunak.

o  Satu hari pasca operasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak di tempat tidur selama

2×30 menit.Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk di luar kamar.

o  Hari ke-7 jahitan dapat diangkat dan pasien diperbolehkan pulang.

Page 8: SAP Apendiksitis

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) APENDISITIS

SATUAN ACARA PENYULUHAN                

Masalah                       :  Kurangnya informasi mengenai penyakit Apendicitis

Pokok Bahasan           :  Penyakit Appendicitis

Sub Pokok Bahasan    :  Pencegahan appendicitis

Sasaran                        :  Ny P.

Waktu                         :  30 Menit

Pertemuan Ke             :  I (pertama)

Tanggal                       :  18 Oktober  2011

Tempat                        :  Rumah Ny P

I.  Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan tentang apendisitis selama 30 menit diharapkan Ny.P dapat memahami dan mengerti tentang Appendicitis.

II. Tujuan Instruksional Khusus

 Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat :

1.      Menyebutkan pengertian apendisitis dengan benar tanpa melihat catatan/ leaf let

2.      Menyebutkan macam-macam apendisitis dengan benar tanpa melihat catatan/ leaf

let

3.      Menyebutkan penyebab apendisitis dengan benar tanpa melihat catatan/ leaf let

4.      Menyebutkan tanda dan gejala apendisitis dengan benar tanpa melihat catatan/

leaf let

5.      Menyebutkan pencegahan apendisitis dengan benar tanpa melihat catatan/ leaf let

6.      Menyebutkan  pengobatan tradisional dengan benar tanpa melihat catatan /leaflet

Page 9: SAP Apendiksitis

III.  Pokok Materi

1.      Pengertian apendisitis

2.      Macam-macam Apendisitis

3.      Penyebab apendisitis

4.      Tanda  dan Gejala apendisitis

5.      Pencegahan apendisitis

6.      Pengobatan  tradisional apendisitis

IV.   Metode1.    Ceramah2.    Tanya jawab

V.      Media1.      Materi SAP2.      Leaflet3.      Banner

VI.   Kegiatan Pembelajaran

No. Kegiatan Waktu Metode Media Media

1 Mempersiapkan materi, media, tempat,kontrak waktu.

5 menit

2 Pembukaan :Membuka pembelajaran, memberi salam, memperkenalkan diri, menjelaskan pokok bahasan, menjelaskan tujuan

5 menit Ceramah Leaflet, banner

Menjawab salam Men- dengarkan dan mem- perhatikan

Page 10: SAP Apendiksitis

3 Pelaksanaan :   Menjelaskan materi

penyuluhan secara berurutan dan teraturMateri :

1.      Pengertian Apendisitis2.      Macam-macam

Apendisitis3.      Penyebab Apendisitis4.      Tanda dan Gejala

Apendisitis5.      Pencegahan

Apendisitis6.      Pengobatan tradisional

apendisitis7.       

10 menit Ceramah Leaflet, banner

Menyimak dan men-dengarkan

4 Evaluasi :-  Memberi kesempatan

kepada klien untuk bertanya dan memberi kesempatan kepada klien untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan

7 menit Ceramah,tanya jawab

Leaflet, banner

Bertanya dan menjawab pertanyaan

5 Penutup :Menyimpulkan materi yang telah disampaikanMenyampaikan terima kasih atas

3 menit Ceramah Menjawab salam

                                    

V.  Sumber

-           http://rumahsehatahad.blogspot.com/2010/01/radang-usus-buntu-pengobatan-

dan_27.html

-            Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 8 Vol. 1 Hal 448, Sylvia

A. Price dan Lorraine M. Wilson

VI.  Evaluasi

         Prosedur                : Post test

Page 11: SAP Apendiksitis

         Jenis tes                 : Pertanyaan secara lisan

         Butir soal               : 6 soal

1.      Sebutkan pengertian appendicitis ?

2.      Sebutkan macam-macam appendicitis ?

3.      Sebutkan penyebab appendicitis ?

4.      Sebutkan tanda dan gejala appendicitis ?

5.      Sebutkan pencegahan appendicitis  ?

6.      Sebutkan pengobatan tradisional appendicitis ?

VIII.       Materi dan Media

Terlampir

Lampiran Mteri

APPENDICITIS

A.      PengertianApendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing

(apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak di perut kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus lainnya. Namun, lendirnya banyak mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan lendir. (Anonim, Apendisitis, 2007)

B.       Macam-Macam ApendisitisMacam-macam apendisitis terbagi atas 2 yakni :

1.         Apendisitis akut, dibagi atas: Apendisitis akut fokalis atau segmentalis, yaitu setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Appendisitis purulenta difusi, yaitu sudah bertumpuk nanah.

2.         Apendisitis kronis, dibagi atas: Apendisitis kronis fokalis atau parsial, setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Apendisitis kronis obliteritiva yaitu appendiks miring, biasanya ditemukan pada usia tua.

Page 12: SAP Apendiksitis

C.      PenyebabPenyakit radang usus buntu ini umumnya disebabkan oleh:

1.         Infeksi bakteri,2.         faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) appendiks oleh timbunan

tinja/feces yang keras (fekalit),3.         hyperplasia (pembesaran) jaringan limfoid,4.         penyakit cacing, parasit,5.         benda asing dalam tubuh,6.         cancer primer dan striktur.

D.      Tanda dan Gejala1.      Anoreksia biasanya tanda pertama2.      Lekositosis3.      Rasa nyeri yang dimulai dari bagian tengah perut dan berpindah kebagian bawah sebelah

kanan perut, dengan perut kaku seperti papan.4.      Nafsu makan hilang, sehingga badan terasa lemah.5.      Rasa nyeri semakin meningkat dan terasa ada tekanan pada bagian kanan bawah saat

berjalan.6.      Sembelit sehingga penderita memerlukan obat pencahar.7.      Bagian kiri bawah perut terlalu lunak untuk disentuh, diperkirakan bagian perut mengalami

peradangan8.      Demam, suhu badan akan meninggi, dan akan merasa mual sampai menusuk. Rasa mual di

sebabkan rangsangan usus buntu yang meradang pada selaput lendir perut (peritoneum).

E.       PencegahanSalah satu kiat agar terhindar dari penyakit radang usus buntu adalah mengkonsumsi

makanan yang kaya serat.Mengkonsumsi makanan yang kaya serat akan membantu melunakkan makanan sehingga tidak menginap terlalu lama di dalam usus besar. Hal itu bisa mencegah sebagian sampah makanan nyasar ke dalam usus buntu. Sehingga kemungkinan terjadinya radang usus buntu bisa diperkecil.

Makanan kaya serat juga merupakan nutrisi yang cocok untuk kehidupan bakteri 'baik' di dalam usus besar, tetapi tidak disukai bakteri patogen (yang menimbulkan penyakit). Karena itu, banyak mengkonsumsi makanan berserat juga membantu menunjang perkembangan bakteri baik. Sehingga pencernaan dan tubuh kita akan lebih sehat, karena lebih banyak terdapat bakteri 'baik' daripada bakteri patogen di dalam usus.

F.       Pengobatan TradisionalBerikut ini adalah ramuan obat tradisional yang dapat mengatasi radang usus buntu atau

apendisitis, adalah :       Resep 1.

15 gram sambiloto kering + 90 daun lidah buaya secukupnya (dikupas kulit luarnya dan dipotong-potong) + 30 gram rumput lidah ular atau rumput mutiara kering, masukan dalam wadah dan ditutup, lalu direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, disaring, kemudian airnya diminum untuk 2 kali sehari.

Page 13: SAP Apendiksitis

      Resep 2.60 gram jombang + 60 gram krokot, dicuci dan direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, disaring, airnya diminum untuk 2 kali sehari.

      Resep 3.100 gram umbi bidara upas + 60 gram krokot + 60 gram gendola, dicuci sampai bersih lalu dijus, airnya diminum. Lakukan 2 kali sehari.

      Resep 4.Beberapa ruas kunir + Air perasan jeruk nipis + Gula merah secukupnya, dan Sedikit garam dapur. Lalu campurlah semua bahan yang disebutkan diatas menjadi satu, kemudian diseduh dengan air panas. Aduklah hingga rata, lalu biarkan beberapa saat. Ramuan tersebut diminum bila sudah dingin. lakukan setiap hari 2 kali sampai penyakit tersebut dapat disembuhkan.Catatan :

      Pilih salah satu resep dan lakukan secara teratur       Untuk perebusan gunakan periuk tanah, atau panci kaca       Kasus apendiksitis yang serius harus melalui operasi.       Tetap konsultasi ke dokter.