sap apendiksitis
DESCRIPTION
penyuluhanTRANSCRIPT
![Page 1: SAP Apendiksitis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082319/563dbb89550346aa9aae0988/html5/thumbnails/1.jpg)
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) APENDIKSITIS
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)APENDIKSITIS
Topik : ApendiksitisSub Pembahasan :Pengertian, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi, pemeriksaan radiologi dan laboratorium,
penatalaksanaanSasaran : Semua Pasien dan keluarga pasien di ruang 18Tempat : Ruang 18 RSSA MalangHari/Tanggal : Jum’at, 2 Maret 2012Waktu : 1 x 30 menit ( jam 09.30 -10.00 WIB)Penyuluh :
I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUMPada akhir proses penyuluhan, pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui dan
memahami tentang penyakit apendiksitis, meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi, pemeriksaan radiologi dan laboratorium, penatalaksanaan.
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSSetelah mengikuti penyuluhan, maka diharapkan pasien dan keluarga pasien:
1. Memahami dan menyebutkan pengertian dan penyebab apendiksitis2. Memahami dan mengenali tanda dan gejala serta komplikasi apendiksitis
III. SASARANPasien dan keluarga pasien
IV. PEMBAHASAN MATERI1. Pengertian2. Anatomi3. patofisiologi4. Penyebab5. Klasifikasi6. Tanda dan gejala7. Komplikasi8. Pemeriksaan radiologi9. Pemeriksaan laboratorium10. Penatalaksanaan
V. METODE1. Ceramah2. Tanya Jawab / Diskusi
VI. MEDIA- Leaflet- Banner
![Page 2: SAP Apendiksitis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082319/563dbb89550346aa9aae0988/html5/thumbnails/2.jpg)
VII. KRITERIA EVALUASIEvaluasi Struktur
- Semua pasien dan keluarga pasien berkumpul di ruang 18- Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang 18
Kesiapan SAPKesiapan media: Leaflet, banner
1. Evaluasi Proses- Semua pasien dan keluarga pasien antusias terhadap materi penyuluhan- Tidak ada pasien ataupun anggota keluarga yang meninggalkan tempat saat penyuluhan- Semua pasien dan anggota keluarga pasien mengajukan pertanyaan danmenjawab
pertanyaan secara benar2. Evaluasi Hasil
Semua pasien dan keluarga pasien mengetahui dan paham tentang penyakitleukemia, meliputi definisi, etiologi, klasifikasi leukemia, tanda dan gejala, carapencegahan dan pengobatannya.
3. Pengorganisasian dan Uraian Tugasa. Moderator :b. Penyaji :c. Fasilitator :d. Observer :
VIII. KEGIATAN PENYULUHANNO
WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA METODE
1 3 menit Pembukaan: Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam Pembukaan Menjelaskan tujuandari
penyuluhan Menyebutkan materi yang
akan diberikan
Menjawab salam Mendengarkan Memperhatikan
Ceramah
2 15 menit Pelaksanaan : Menjelaskan tentang
pengertian apendiksitis Menjelaskan anatomi
apediksitis Menjelaskan tentang
macam-macam penyebab apendiksitis
Memperhatikan Mendengarkan
Ceramah dengan menggunakan banner
![Page 3: SAP Apendiksitis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082319/563dbb89550346aa9aae0988/html5/thumbnails/3.jpg)
Menjelaskan klasifikasi tentang apendiksitis
Menjelaskan tanda dan gejala apendiksitis
Menjelaskan komplikasi yang terjadi pada penderita apendiksitis
Menjelaskan pemeriksaan dan penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien dengan apendiksitis
Memberi kesempatan pada peserta untuk bertanya
3 10 menit Evaluasi :Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan, dan reinforcement kepada para peserta yang dapat menjawab pertanyaan
Menjawab pertanyaan Tanya jawab dan diskusi
4 2 menit Terminasi : Menyampaikan kesimpulan Mengucapkan salam
penutup
Mendengarkan Menjawab salam
Ceramah dan membagikan leaflet
MATERI PENYULUHAN1. Pengertian- Apendiks adalah organ tambahan kecil yang menyerupai jari,melekat pada sekum tepat
dibawah katup ileocecal (Brunner & Sudart 2002 :1097)- Apendiksitis adalah salah satu peradangan pada apendiks yang berbentuk cacing,yang
berlokasi dekat katup ileocecal (Long,Barbara c,1996 hal 228)- Apendiksitis adalah peradangan dari apendiks vermiforis dan merupakan peyebab abdomen
akut yang paling sering (Arif Mansjoer .dkk.200:307)- Apendiksitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan
rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Smeltzer, 2001).
2. Anatomi
Embriologi appendiks berhubungan dengan caecum, tumbuh dari ujung
inferiornya. Tonjolan appendiks pada neonatus berbentuk kerucut yang menonjol
pada apek caecum sepanjang 4,5 cm. Pada orang dewasa panjang appendiks rata-rata 9
– 10 cm, terletak posteromedial caecum kira-kira 3 cm inferior valvula ileosekalis. Posisi
![Page 4: SAP Apendiksitis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082319/563dbb89550346aa9aae0988/html5/thumbnails/4.jpg)
appendiks bisa retrosekal, retroileal,subileal atau dipelvis, memberikan gambaran klinis
yang tidak sama. Persarafan para simpatis berasal dari cabang nervus vagus yang
mengikuti arteri mesenterika superior dari arteri appendikkularis, sedangkan persarafan
simpatis berasal dari nervus torakalis x, karena itu nyeri viseral pada appendiks bermula
sekitar umbilikus. Perdarahan pada appendiks berasal dari arteri appendikularis yang
merupakan artei tanpa kolateral. Jika arteri ini tersumbat, misalnya trombosis pada
infeksi maka appendiks akan mengalami gangren
Appendiks menghasilkan lendir 1 – 2 ml perhari yang bersifat basa mengandung
amilase, erepsin dan musin. Lendir itu secara normal dicurahkan ke dalam bumen dan
selanjutnya mengalir ke caecum. Hambatan aliran lendir di muara appendiks berperan
pada patofisiologi appendiks.
Imunoglobulin sekretor yang dihasilkan oleh GALT (Gut Associated Lymphoid
Tissue) yang terdapat disepanjang saluran cerna termasuk appendiks, ialah Ig A.
Imunglobulin itu sangat efektif sebagai perlindungan terhadap infeksi tapi pengangkatan
appendiks tidak mempengaruhi sistem Imunoglobulin tubuh sebab jaringan limfe kecil
sekalisehingga jika dibandingkan dengan jumlah pada saluran cerna dan di seluruh
tubuh. ( R.Syamsu ; 1997)
3. Patofisiologi
Penyebab utama appendisitis adalah obstruksi penyumbatan yang dapat
disebabkan oleh hiperplasia dari folikel limfoid merupakan penyebab terbanyak,adanya
![Page 5: SAP Apendiksitis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082319/563dbb89550346aa9aae0988/html5/thumbnails/5.jpg)
fekalit dalam lumen appendiks. Adanya benda asing seperti cacing, stiktura karena
fibrosis akibat peradangan sebelumnya, sebab lain misalnya keganasan (karsinoma
karsinoid).
Obsrtuksi apendiks itu menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa terbendung,
makin lama mukus yang terbendung makin banyak dan menekan dinding appendiks
oedem serta merangsang tunika serosa dan peritonium viseral. Oleh karena itu
persarafan appendiks sama dengan usus yaitu torakal X maka rangsangan itu dirasakan
sebagai rasa sakit disekitar umblikus.
Mukus yang terkumpul itu lalu terinfeksi oleh bakteri menjadi nanah, kemudian
timbul gangguan aliran vena, sedangkan arteri belum terganggu, peradangan yang
timbul meluas dan mengenai peritomium parietal setempat, sehingga menimbulkan rasa
sakit dikanan bawah, keadaan ini disebut dengan appendisitis supuratif akut.
Bila kemudian aliran arteri terganggu maka timbul alergen dan ini disebut dengan
appendisitis gangrenosa. Bila dinding apendiks yang telah akut itu pecah, dinamakan
appendisitis perforasi. Bila omentum usus yang berdekatan dapat mengelilingi apendiks
yang meradang atau perforasi akan timbul suatu masa lokal, keadaan ini disebut sebagai
appendisitis abses. Pada anak – anak karena omentum masih pendek dan tipis, apendiks
yang relatif lebih panjang , dinding apendiks yang lebih tipis dan daya tahan tubuh yang
masih kurang, demikian juga pada orang tua karena telah ada gangguan pembuluh
darah, maka perforasi terjadi lebih cepat. Bila appendisitis infiltrat ini menyembuh dan
kemudian gejalanya hilang timbul dikemudian hari maka terjadi appendisitis kronis
(Junaidi ; 1982)
4. Penyebab- Fekalit/massa fekal padat karena konsumsi diet rendah serat- Tumor apendiks- Cacing ascaris- Erosi mukosa apendiks karena parasit E. Histolytica- Hiperplasia jaringan limfe- Benda asing
5. KlasifikasiApendisitis dibagi atas :a. Apendisitis akut, dibagi atas: Apendisitis akut fokalis atau segmentalis, yaitu setelah sembuh akan
timbul striktur lokal. Appendisitis purulenta difusi, yaitu sudah bertumpuk nanah.b. Apendisitis kronis, dibagi atas: Apendisitis kronis fokalis atau parsial, setelah sembuh akan timbul
striktur lokal. Apendisitis kronis obliteritiva yaitu appendiks miring, biasanya ditemukan pada usia tua.
6. Tanda dan gejala
![Page 6: SAP Apendiksitis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082319/563dbb89550346aa9aae0988/html5/thumbnails/6.jpg)
- Sakit dan kram di daerah periumbilikus menjalar ke kuadran kanan bawah- Anoreksia- Mual- Muntah (tanda awal yang umum, kurang umum pada anak yang lebih besar)- Demam ringan di awal penyakit dapat naik tajam pada peritonitis- Nyeri lepas- Bising usus menurun atau tidak ada sama sekali- Konstipasi- Diare- Kencing sedikit-sedikit / Disuria- Iritabilitas- Pada bayi dan anak-anak, nyerinya bersifat menyeluruh, di semua bagian perut- Pada orang tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di daerah ini nyeri
tumpulnya tidak terlalu terasa- Bila usus buntu pecah, nyeri dan demam bisa menjadi berat- Gejala berkembang cepat, kondisi dapat didiagnosis dalam 4 sampai 6 jam setelah
munculnya gejala pertama.
7. Komplikasi- Perforasi- Peritonitis- Infeksi luka- Abses intra abdomen- Obstruksi intestinum
8. Pemeriksaan radiologi
foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit.
Ultrasonografi (USG) cukup membantu dalam penegakkan diagnosis apendisitis (71 – 97
%), terutama untuk wanita hamil dan anak-anak.
Tingkat keakuratan yang paling tinggi adalah dengan pemeriksaan CT scan (93 – 98 %).
Dengan CT scan dapat terlihat jelas gambaran apendiks
9. Pemeriksaan laboratorium- Pemeriksaan darah : leukosit ringan umumnya pada apendisitis sederhana lebih dari
13000/mm3 umumnya pada apendisitis perforasi. Tidak adanya leukositosis tidak menyingkirkan apendisitis. Hitung jenis: terdapat pergeseran ke kiri
- Pemeriksaan urin : sediment dapat normal atau terdapat lekosit dan eritrosit lebih dari normal bila apendiks yang meradang menempel pada ureter atau vesika
- Pemeriksaan laboratorium leukosit meningkat sebagai respon fisiologis untuk melindungi tubuh terhadap mikroorganisme yang menyerang. Pada apendisitis akut dan perforasi akan terjadi leukositosis yang lebih tinggi lagi
- Hb (hemoglobin) nampak normal- Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan apendisitis infiltrate- Urine rutin penting untuk melihat apa ada infeksi pada ginjal.
10. PenatalaksanaanPenatalaksanaan apendiksitis menurur Mansjoer, 2000 :
![Page 7: SAP Apendiksitis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082319/563dbb89550346aa9aae0988/html5/thumbnails/7.jpg)
Pencegahan
Dapat di lakukan dengan banyak mengkonsumsi makanan tinggi serat seperti
buah pepeya, pisang dan sayur-sayuran seperti kangkung, kacang panjang, serta
menjaga kebersihan, tidak sering makan – makanan yang terlalu pedas dan asam, buang
air besar secara teratur, olah raga teratur, tidak makan makanan seperti mie instan
secara berlebihan.
Sebelum operasi
o Pemasangan sonde lambung untuk dekompresi
o Pemasangan kateter untuk control produksi urin.
o Rehidrasi
o Antibiotic dengan spectrum luas, dosis tinggi dan diberikan secara intravena.
o Obat-obatan penurun panas, phenergan sebagai anti menggigil, largaktil untuk membuka
pembuluh – pembuluh darah perifer diberikan setelah rehidrasi tercapai.
o Bila demam, harus diturunkan sebelum diberi anestesi.
Operasi
o Apendiktomi.
o Apendiks dibuang, jika apendiks mengalami perforasi bebas,maka abdomen dicuci
dengan garam fisiologis dan antibiotika.
o Abses apendiks diobati dengan antibiotika IV,massanya mungkin mengecil,atau abses
mungkin memerlukan drainase dalam jangka waktu beberapa hari. Apendiktomi
dilakukan bila abses dilakukan operasi elektif sesudah 6 minggu sampai 3 bulan.
Pasca operasi
o Observasi TTV.
o Angkat sonde lambung bila pasien telah sadar sehingga aspirasi cairan lambung dapat
dicegah.
o Baringkan pasien dalam posisi semi fowler.
o Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan, selama pasien
dipuasakan.
o Bila tindakan operasilebih besar, misalnya pada perforasi, puasa dilanjutkan sampai
fungsi usus kembali normal.
o Berikan minum mulai15ml/jam selama 4-5 jam lalu naikan menjadi 30 ml/jam. Keesokan
harinya berikan makanan saring dan hari berikutnya diberikan makanan lunak.
o Satu hari pasca operasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak di tempat tidur selama
2×30 menit.Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk di luar kamar.
o Hari ke-7 jahitan dapat diangkat dan pasien diperbolehkan pulang.
![Page 8: SAP Apendiksitis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082319/563dbb89550346aa9aae0988/html5/thumbnails/8.jpg)
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) APENDISITIS
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Masalah : Kurangnya informasi mengenai penyakit Apendicitis
Pokok Bahasan : Penyakit Appendicitis
Sub Pokok Bahasan : Pencegahan appendicitis
Sasaran : Ny P.
Waktu : 30 Menit
Pertemuan Ke : I (pertama)
Tanggal : 18 Oktober 2011
Tempat : Rumah Ny P
I. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan tentang apendisitis selama 30 menit diharapkan Ny.P dapat memahami dan mengerti tentang Appendicitis.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat :
1. Menyebutkan pengertian apendisitis dengan benar tanpa melihat catatan/ leaf let
2. Menyebutkan macam-macam apendisitis dengan benar tanpa melihat catatan/ leaf
let
3. Menyebutkan penyebab apendisitis dengan benar tanpa melihat catatan/ leaf let
4. Menyebutkan tanda dan gejala apendisitis dengan benar tanpa melihat catatan/
leaf let
5. Menyebutkan pencegahan apendisitis dengan benar tanpa melihat catatan/ leaf let
6. Menyebutkan pengobatan tradisional dengan benar tanpa melihat catatan /leaflet
![Page 9: SAP Apendiksitis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082319/563dbb89550346aa9aae0988/html5/thumbnails/9.jpg)
III. Pokok Materi
1. Pengertian apendisitis
2. Macam-macam Apendisitis
3. Penyebab apendisitis
4. Tanda dan Gejala apendisitis
5. Pencegahan apendisitis
6. Pengobatan tradisional apendisitis
IV. Metode1. Ceramah2. Tanya jawab
V. Media1. Materi SAP2. Leaflet3. Banner
VI. Kegiatan Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu Metode Media Media
1 Mempersiapkan materi, media, tempat,kontrak waktu.
5 menit
2 Pembukaan :Membuka pembelajaran, memberi salam, memperkenalkan diri, menjelaskan pokok bahasan, menjelaskan tujuan
5 menit Ceramah Leaflet, banner
Menjawab salam Men- dengarkan dan mem- perhatikan
![Page 10: SAP Apendiksitis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082319/563dbb89550346aa9aae0988/html5/thumbnails/10.jpg)
3 Pelaksanaan : Menjelaskan materi
penyuluhan secara berurutan dan teraturMateri :
1. Pengertian Apendisitis2. Macam-macam
Apendisitis3. Penyebab Apendisitis4. Tanda dan Gejala
Apendisitis5. Pencegahan
Apendisitis6. Pengobatan tradisional
apendisitis7.
10 menit Ceramah Leaflet, banner
Menyimak dan men-dengarkan
4 Evaluasi :- Memberi kesempatan
kepada klien untuk bertanya dan memberi kesempatan kepada klien untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan
7 menit Ceramah,tanya jawab
Leaflet, banner
Bertanya dan menjawab pertanyaan
5 Penutup :Menyimpulkan materi yang telah disampaikanMenyampaikan terima kasih atas
3 menit Ceramah Menjawab salam
V. Sumber
- http://rumahsehatahad.blogspot.com/2010/01/radang-usus-buntu-pengobatan-
dan_27.html
- Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 8 Vol. 1 Hal 448, Sylvia
A. Price dan Lorraine M. Wilson
VI. Evaluasi
Prosedur : Post test
![Page 11: SAP Apendiksitis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082319/563dbb89550346aa9aae0988/html5/thumbnails/11.jpg)
Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
Butir soal : 6 soal
1. Sebutkan pengertian appendicitis ?
2. Sebutkan macam-macam appendicitis ?
3. Sebutkan penyebab appendicitis ?
4. Sebutkan tanda dan gejala appendicitis ?
5. Sebutkan pencegahan appendicitis ?
6. Sebutkan pengobatan tradisional appendicitis ?
VIII. Materi dan Media
Terlampir
Lampiran Mteri
APPENDICITIS
A. PengertianApendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing
(apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak di perut kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus lainnya. Namun, lendirnya banyak mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan lendir. (Anonim, Apendisitis, 2007)
B. Macam-Macam ApendisitisMacam-macam apendisitis terbagi atas 2 yakni :
1. Apendisitis akut, dibagi atas: Apendisitis akut fokalis atau segmentalis, yaitu setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Appendisitis purulenta difusi, yaitu sudah bertumpuk nanah.
2. Apendisitis kronis, dibagi atas: Apendisitis kronis fokalis atau parsial, setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Apendisitis kronis obliteritiva yaitu appendiks miring, biasanya ditemukan pada usia tua.
![Page 12: SAP Apendiksitis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082319/563dbb89550346aa9aae0988/html5/thumbnails/12.jpg)
C. PenyebabPenyakit radang usus buntu ini umumnya disebabkan oleh:
1. Infeksi bakteri,2. faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) appendiks oleh timbunan
tinja/feces yang keras (fekalit),3. hyperplasia (pembesaran) jaringan limfoid,4. penyakit cacing, parasit,5. benda asing dalam tubuh,6. cancer primer dan striktur.
D. Tanda dan Gejala1. Anoreksia biasanya tanda pertama2. Lekositosis3. Rasa nyeri yang dimulai dari bagian tengah perut dan berpindah kebagian bawah sebelah
kanan perut, dengan perut kaku seperti papan.4. Nafsu makan hilang, sehingga badan terasa lemah.5. Rasa nyeri semakin meningkat dan terasa ada tekanan pada bagian kanan bawah saat
berjalan.6. Sembelit sehingga penderita memerlukan obat pencahar.7. Bagian kiri bawah perut terlalu lunak untuk disentuh, diperkirakan bagian perut mengalami
peradangan8. Demam, suhu badan akan meninggi, dan akan merasa mual sampai menusuk. Rasa mual di
sebabkan rangsangan usus buntu yang meradang pada selaput lendir perut (peritoneum).
E. PencegahanSalah satu kiat agar terhindar dari penyakit radang usus buntu adalah mengkonsumsi
makanan yang kaya serat.Mengkonsumsi makanan yang kaya serat akan membantu melunakkan makanan sehingga tidak menginap terlalu lama di dalam usus besar. Hal itu bisa mencegah sebagian sampah makanan nyasar ke dalam usus buntu. Sehingga kemungkinan terjadinya radang usus buntu bisa diperkecil.
Makanan kaya serat juga merupakan nutrisi yang cocok untuk kehidupan bakteri 'baik' di dalam usus besar, tetapi tidak disukai bakteri patogen (yang menimbulkan penyakit). Karena itu, banyak mengkonsumsi makanan berserat juga membantu menunjang perkembangan bakteri baik. Sehingga pencernaan dan tubuh kita akan lebih sehat, karena lebih banyak terdapat bakteri 'baik' daripada bakteri patogen di dalam usus.
F. Pengobatan TradisionalBerikut ini adalah ramuan obat tradisional yang dapat mengatasi radang usus buntu atau
apendisitis, adalah : Resep 1.
15 gram sambiloto kering + 90 daun lidah buaya secukupnya (dikupas kulit luarnya dan dipotong-potong) + 30 gram rumput lidah ular atau rumput mutiara kering, masukan dalam wadah dan ditutup, lalu direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, disaring, kemudian airnya diminum untuk 2 kali sehari.
![Page 13: SAP Apendiksitis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082319/563dbb89550346aa9aae0988/html5/thumbnails/13.jpg)
Resep 2.60 gram jombang + 60 gram krokot, dicuci dan direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, disaring, airnya diminum untuk 2 kali sehari.
Resep 3.100 gram umbi bidara upas + 60 gram krokot + 60 gram gendola, dicuci sampai bersih lalu dijus, airnya diminum. Lakukan 2 kali sehari.
Resep 4.Beberapa ruas kunir + Air perasan jeruk nipis + Gula merah secukupnya, dan Sedikit garam dapur. Lalu campurlah semua bahan yang disebutkan diatas menjadi satu, kemudian diseduh dengan air panas. Aduklah hingga rata, lalu biarkan beberapa saat. Ramuan tersebut diminum bila sudah dingin. lakukan setiap hari 2 kali sampai penyakit tersebut dapat disembuhkan.Catatan :
Pilih salah satu resep dan lakukan secara teratur Untuk perebusan gunakan periuk tanah, atau panci kaca Kasus apendiksitis yang serius harus melalui operasi. Tetap konsultasi ke dokter.