sap 2
DESCRIPTION
deskripsi tentang sejarah perencanaan kota dan perkembanganannya sebagai ilmu terapan dalam mengembangkan suatu kotaTRANSCRIPT
28.09.2012
PENDAHULUAN Telah berkembang sebagai suatu seni dan ilmu
pengetahuan selama hampir 6000 tahun Terjadi perkembangan pemikiran dan praktek
yang dibangun berdasarkan suatu tuntutan, bahwa ‘orang harus dapat merencanakan kota’
Dari perkembangan yang terjadi harus dipahami bahwa sebagian besar dari apa yang akan kita lakukan dalam perencanaan kota berasal dari apa yang sudah/telah kita lakukan
Mereka yang menemukan cara-cara yang baru dalam perencanaan kota, setuju bahwa perubahan perencanaan harus didasarkan atas analisis dan perkembangan sejarah,
mengabaikan pengalaman-pengalaman yang sudah terjadi (perencanaan yang sudah dilakukan) akan mengakibatkan terulangnya kembali kesalahan-kesalahan masa lalu
Perencanaan kota mengharuskan kita untuk memulai dari mana kita berada, sehingga kita dapat secara efektif mengetahui ke mana harus melangkah.
Berasal dari perencanaan kota di dunia barat, mulai dari kota-kota terencana di Mesir dan lembah Tigris-Efrat sampai kepada kota-kota baru di Inggris (permulaan abad 12).
Perencanaan kota dimulai dengan perkembangan bentuk kerajaan-kota yang didirikan oleh bangsa Sumeria dari Assiria, di daerah yang dikenal sebagai Bulan-Sabit yang subur (Fertile Crescent) membentang dari lembah Sungai Nil sampai ke daratan sungai Tigris dan Efrat.
Assiria
Para raja yang juga merangkap panglima perang membangun kota-kota tersebut, dengan fungsi sebagai benteng dan pusat perdagangan hasil pertanian lahan sekitar.
Kota-kota tersebut memiliki beberapa tempat pembuatan barang-barang manufaktur (buatan tangan dan mesin) dan kesenian (ciri khas zaman perunggu 4.000-3.000 SM).
Jlh penduduk 3.000 – 5.000 org
Ziggurat di Ur, Turki (2.700 S.M)
Dinding bagian bawah dari bangunan-bangunan umum dipenuhi dengan dekorasi berupa lukisan-lukisan pada permukaan tembok, pahatan timbul (relief), dsb
Konsep Perencanaan Kota Pada Zaman Dahulu Tembok tebal mengelilingi seluruh
kota, dan di tengah-tengah kota itu berdiri ziggurat, istana, dan berbagai bangunan untuk kepentingan umum.
Nucleus berfungsi sebagai daerah istana, temple, chapel, bangunan-bangunan pemerintahan, bangunan-bangunan komersial, bangunan-bangunan umum.
Salah satu kota-kota tertua adalah Babilon (sekitar 55 mil sebelah selatan kota Bagdad modern, Irak).
Semula dibangun sama seperti kota-kota Sumeria yang lain (Zaman Perunggu) dan mencapai puncak kejayaannya ketika Nebukadnezar II membangunnya kembali pada abad ke-6 Sebelum Masehi.
Dibangun mengikuti perencanaan jalan yang teratur, kuil dan menaranya serta istana tetap berdiri di tengah kota.
Berpenduduk sebanyak 10000 jiwa dan kemungkinan merupakan kota paling besar di zaman itu.
MESIR Mesir berkembang dengan subur, berorientasi
pada kota-kota, yang pada umumnya berukuran agak kecil kecuali yang dibangun bersamaan dengan pembangunan piramida.
Salah satu kota yang paling tua adalah Kahun dan Gizeh (Giza), yang pada awalnya dibangun untuk menampung para pekerja dan para seniman yang bekerja pada pembangunan piramida Illahun yang besar (di daerah hulu sungai Nil).
Jumlah penduduk yang berdiam di Kahun semasa piramida Illahun dibangun 20.000 jiwa.
Setelah piramida dibangun, Kahun dan kota-kota lain seperti Giza ditinggalkan orang. Orang tidak menganggapnya lagi sebagai kota yang permanen. Sehingga kota seperti cocok dianggap sebagai necropolis (kota untuk orang mati).
• Sudah ada sistem jalan yang sejajar dan membentuk persegi panjang
• Rumah-rumah dibangun yang kualitasnya sedikit lebih baik dari sel-sel untuk para budak
• Tempat tinggal untuk para seniman tersusun menurut kedudukan mereka
Kota-kota lain yang diketahui dirancang di Zaman Perunggu
kota yang dibangun di sepanjang lembah Indus (Pakistan sekarang) dan di lembah Sungai Hoangho (negeri Cina)
Persamaannya dengan kota Mesir: pemanfaatan sungai-sungai besar untuk keperluan transportasi, pertanian, dan pertahanan merupakan faktor utama di dalam menemukan lokasi
Yunani Peradaban barat yang dimulai di pulau-pulau
di lautan Aegea dan berkembang sejak orang-orang dari utara mendiami tanah Yunani dan berbaur dengan penduduk asli
Abad ke-5 sebelum masehi , Pericles memperkenalkan bentuk kewarganegaraan yang berazaskan moral dan politik yang disebut demokrasi
Kedudukan istana sang penguasa sebagai pusat di dalam desain perkotaan. Dengan berkembangnya demokrasi maka rumah-rumah dan fasilitas masyarakat menjadi unsur yang paling penting pada perencanaan kota
Kuil Athena sebagai tempat persidangan demokrasi menggantikan fungsi istana raja sebagai pusat kota.
Meningkatnya kesadaran tata tertib dan struktur perkotaan dan dikembangkannya dasar teoritis perencanaan kota oleh Hippodamus.
Pembatasan pertumbuhan fisik kota oleh Hippodamus: Athena dihuni oleh 140.000 org, kota-kota lainnya berpenduduk tidak lebih dari 10.000 org.
Dasar Teoritis Perencanaan Kota oleh Hippodamus:
perlunya sistem jalan yang sejajar dan membentuk persegi panjang (pola gridiron), agar tercipta bentuk geometris pada ruang perkotaan
blok-blok perumahan dirancang supaya memudahkan pelayanan dan pencapaian menuju ke bangunan-bangunan dan ruang-ruang terbuka umum
perumahan diatur sedemikian rupa agar terasa adanya suasana pribadi (unsur yang sangat penting dalam demokrasi Yunani)
adanya agora sebagai pusat perdagangan (berbentuk persegi panjang) yang tampak berbeda sekali dengan tempat dimana rakyat mengadakan pertemuan politik (forum lapangan terbuka)
terlihat adanya peraturan bangunan yang jelas untuk mencegah terjadinya penyerobotan tempat-tampat umum dan jalur hijau untuk kepentingan pribadi
Filsafat dan pola perencanaannya digunakan secara luas di kota-kota besar Yunani, seperti Miletus dan Priene (terletak di barat daya Turki) dan Thurii (selatan italia)
Miletus
Priene
Agora
Pada tahun 146 SM, Yunani hanya sekedar propinsi Romawi dan mengalami kemorosotan besar-besaran, karena:
peradaban (kemajuan) Yunani yang tidak berkembang. orang-orang kaya yang mengaggap sulit untuk menerima
peningkatan peradaban pergi meninggalkan kota menuju tanah-tanah dan villa mereka di luar kota.
terjadinya kekosongan kepemimpinan, karena orang kaya dan para pemimpin yang telah menjadi orang kaya baru meninggalkan kota untuk menghindari perdebatan dan masalah kepentingan warga.
kota akhirnya dikuasai oleh pemimpin-pemimpin yang kerdil dan politisi yang serakah, merampas harta dan kekayaan kota tanpa ada yang mengawasi.
Yunani terlibat dalam serangkaian kekalahan peperangan yang benar-benar membawa bencana dan kerugian besar.
Desain dan proporsi arsitektur bangunan di kota-kota Yunani kuno dalam tiga abad terakhir sebelum masehi (Zaman Hellenisme) disebut gaya klasik – peralihan kepada perencanaan Romawi yang berorientasikan kemiliteran dan pertahanan
Ahli teori dan organisator terkemuka tentang arsitektur gaya klasik Yunani adalah Vitruvius, seorang arsitek dan insinyur dari Romawi pada abad –1 SM, serta banyak berkarya di Afrika Utara. Pokok-pokok pikirannya tentang desain klasik adalah: “kokoh, nyaman, dan menyenangkan”
Classic Core: Pompeii
Romawi Menggantikan Athena
sebagai pusat dunia barat selama zaman Kekaisaran Romawi (27 SM hingga tahun 324).
Kekaisaran Romawi bertambah kuat dan kaya, jumlah penduduk Roma meningkat dengan cepat (+ 250.000-2 juta) menjelang abad ke 3 sesudah masehi, sehingga penyediaan perumahaan tidak cukup dan muncul masalah transportasi
ROMA
ATHENA
Abad ke-1-3 sesudah masehi, kota berkembang dengan cepat, sehingga: Caesar Augustus membatasi tinggi bangunan sampai 70 kaki (pertama sekali muncul peraturan tentang batas tinggi bangunan sampai abad –1 SM) perlu dibangun lagi 45000 blok apartemen, di samping 2000 rumah pribadi yang sudah ada muncul beberapa bangunan bertingkat 8 lantaipara pemimpin Roma yang kaya raya membangun berbagai monumen raksasa dan bangunan-bangunan umum sebagai tanda kebesaran dirinya dan kebesaran Roma
Roman Colosseum
Teater dan Amphiteater, Roma
Forum-forum Kekaisaran Romawi Setiap kaisar baru,
akan membangun sebuah forum (tempat pertemuan umum) yang lebih besar daripada yang dibuat oleh pendahulunya. Forum-forum ini menjadi pusat kehidupan politik dan bisnis di kota Roma.
Bangsa Romawi muncul sebagai perencana wilayah yang pertama (karena menyadari pentingnya transportasi). Mereka merancang dan membangun jalan-jalan di seluruh imperium (kerajaan/kekaisaran) yang membentang dari Inggris-Babilon dan dari Spanyol-Mesir, yang berfungsi untuk menghubungkan kota-kotanya.
Jaringan jalan memungkinkan arus komunikasi dan perniagaan mengalir dari Roma dan kota-kota lainnya, dan merupakan sarana agar pasukan-pasukan pemerintah bisa bergerak cepat guna memelihara ketertiban dan menumpas pemberontakan
Dalam upaya menduduki wilayah-wilayah baru, menekan migrasi penduduk ke kota Roma, dan menegakkan citra hukum dan ketertiban, orang Romawi membangun sejumlah kota militer di seluruh imperium, dengan hampir mengikuti rencana induk yang sudah pernah ada. Sehingga memungkinkan adanya standarisasi
Contoh kompleks Romawi di Timgad, Timur laut Aljazair
Dibangun dengan pola yang hampir bujur sangkar
Kota-kota koloni (tempat tinggal penduduk) didominasi oleh bangunan-bangunan apartemen kecil untuk kepentingan masyarakat, yang terletak di persimpangan dua jalan utama
Kekaisaran Romawi runtuh pada akhir abad ke-3, karena:
Penduduk lebih suka bersenang-senang dan malas, sedangkan kepemimpinan terpecah-pecah.
Perkembangan agama Nasrani yang juga berperan menggerogoti akar-akar kekuasaan Romawi.
Berbagai golongan serta pihak-pihak di dalam negeri saling berperang.
adanya invasi (penyerbuan untuk menguasai) suku barbar, sehingga Roma dan kota-kota lain di dalam imperium itu dihancurkan.
Akibatnya: monumen-monumen yang didirikan oleh para Kaisar
dibongkar orang untuk dijadikan bahan bangunan. tempat-tempat pertemuan masyarakat seperti forum
dirusak oleh massa yang bertempur.
Pada abad ke-5 mulailah Zaman Kegelapan. kota-kota yang semula direncanakan sebagai
lambang kekuasaan kaisar, digantikan oleh kota-kota abad pertengahan yang berlandaskan kekuasaan (imperialisme) para penguasa feodal atas para budak dan bukan berlandaskan prinsip-prinsip demokrasi.
Pola Perencanaan Kota Zaman Kuno
Pola perencanaan kota yang dapat bertahan lama dibangun atas empat dasar:
Fisik: wujudnya berupa bangunan, jalan, taman, yang menciptakan bentuk kota tersebut.
Ekonomi: memberikan alasan bagi eksistensi sebuah kota.
Politik: ketertiban sangat penting dalam sebuah kota.
Sosial: memberikan arti bagi kehidupan sebuah kota.