sap kejang bona 2

25
SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN PERAWATAN ANAK DENGAN KEJANG DI RUANG RAWAT INAP BONA II RSUD DR.SOETOMO SURABAYA Disusun oleh : Nabela Nurma Maharani S.Kep. 131523143079 Fatma Risda Hidayanti S.Kep. 131523143080 Kurnia Dwi Sucianti S.Kep. 131523143081 I Komang Leo Triandana A. S.Kep. 131523143073 Yanuar Aga Nugraha S.Kep. 131523143074

Upload: fatma-risda-hidayanti

Post on 09-Jul-2016

221 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

SAP Kejang Demam Penyuluhan kesehatan rumah sakit by Mahasiswa profesi Ners Unair

TRANSCRIPT

Page 1: SAP Kejang Bona 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATANPERAWATAN ANAK DENGAN KEJANG

DI RUANG RAWAT INAP BONA II RSUD DR.SOETOMO SURABAYA

Disusun oleh :

Nabela Nurma Maharani S.Kep. 131523143079

Fatma Risda Hidayanti S.Kep. 131523143080

Kurnia Dwi Sucianti S.Kep. 131523143081

I Komang Leo Triandana A. S.Kep. 131523143073

Yanuar Aga Nugraha S.Kep. 131523143074

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2016

Page 2: SAP Kejang Bona 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN

( S A P )

Nama Kegiatan : Penyuluhan Perawatan Anak Kejang

Sub Pokok Bahasan : Perawatan Anak dengan Kejang

Hari / Tgl / Jam : 19 Mei 2015 / 10.00 WIB – 10.40 WIB

Tempat : Ruang Rawat Inap Bona II RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Penyuluh : Mahasiswa profesi Ners Fakultas Keperawatan UNAIR

Sasaran : Keluarga Pasien dengan kejang di Ruang Rawat Inap Bona II

RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

A. TIU (Tujuan Instruksional Umum) :

Setelah mengikuti penyuluhan tentang perawatan anak dengan kejang, diharapkan

keluarga pasien di Ruang Rawat Inap Bona II dapat mengetahui dan memahami

perawatan anak dengan kejang.

B. TIK (Tujuan Instruksional Khusus)

1. Keluarga dapat menjelaskan tentang pengertian Kejang

2. Keluarga dapat menyebutkan penyebab dari Kejang

3. Keluarga dapat menyebutkan jenis dan tanda-tanda kejang

4. Keluarga dapat menjelaskan perawatan pasieng kejang

5. Keluarga dapat menjelaskan cara pencegahan kejang

C. Materi

1. Terlampir

D. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab dan diskusi

3. Demonstrasi jenis kejang

Page 3: SAP Kejang Bona 2

E. Media :

1. Leaflet

2. Flipchart

F. Kegiatan Belajar MengajarNo Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta1. Pembukaan 3 menit Mengucapkan salam

Perkenalan

Menyampaikan topik dan tujuan yang akan dicapai.

Kontrak waktu

Menjawab salam. Mendengarkan

Mendegarkan/ memperhatikan

2. Penyampaian materi

15 menit Menggali pengetahuan peserta tantang kejang

Menjelaskan tentang pengertian Kejang

Menjelaskan faktor – faktor penyebab Kejang

Menjelaskan macam dan tanda kejang

Menjelaskan perawatan pada pasien kejang .

Menjelaskan pencegahan kejang

Mendemonstrasikan jenis kejang

Menjawab / merespon

Mendengar dan merperhatikan

Mendengar dan merperhatikan

Mendengar dan memperhatikan

Mendengar dan merperhatikan

Mendengar dan merperhatikan

Memperhatikan dan berpartisipasi.

3. Diskusi 15 menit Memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk bertanya.

Bertanya sesuai dengan materi yang telah disampaikan.

Page 4: SAP Kejang Bona 2

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta4. Penutup 7 menit Mengevaluasi

pemahaman peserta Memberikan

reinforcement positif Memberikan reward Menutup dengan

mengucapkan terima kasih dan memberi salam

Menjawab evaluasi yang diajukan

Merespon positif kegiatan mahasiswa

G. Pengorganisasian1. Pembimbing Akademik : Praba Diyan R.,S.Kep.,Ns.,M.Kep2. Pembimbing Klinik : Suparmiasih S.Kep., Ns., M.Kep.3. Penyaji : Fatma Risda Hidayanti S.Kep.4. Moderator : I Komang Leo Triandana Arizona S.Kep5. Observer dan Notulen : Kurnia Dwi Sucianti S.Kep6. Fasilitator : Nabela Nurma Maharani S.Kep dan

Yanuar Aga Nugraha S.Kep

H. Job Description1. Penyaji

a. Menggali pengetahuan keluarga pasien tentang obesitasb. Menyampaikan materi untuk peserta penyuluhan agar bisa memahami hal-

hal tentang isi, makna, dan maksud dari penyuluhanc. Bertanggung jawab atas pertanyaan yang diberikan oleh audience.

2. Moderatora. Bertanggung jawab atas kelancaran acarab. Membuka dan menutup acarac. Mengatur waktu penyaji sesuai dengan rencana kegiatand. Bertanggung jawab atas pertanyaan yang diberikan oleh audience.

3. Fasilitatora. Membantu kelancaran acara penyuluhanb. Mendorong peserta untuk bertanya kepada penyajic. Membagikan leaflet kepada semua peserta penyuluhand. Bertanggung jawab atas pertanyaan yang diberikan oleh audience.

4. Observer dan Notulena. Mengamati jalannya acara penyuluhanb. Mencatat pertanyaan dari pesertac. Mengevaluasi serangkaian acara penyuluhan mulai dari awal hingga akhird. Bertanggung jawab atas pertanyaan yang diberikan oleh audience.

Page 5: SAP Kejang Bona 2

I. Setting Tempat

J. Kriteria Evaluasi1. Kriteria Struktur

a. Kontrak waktu dan tempat diberikan 2 hari sebelum acara dilakukanb. Pengumpulan SAP 2 hari sebelum pelaksanaan penyuluhanc. Peserta hadir pada tempat yang telah ditentukand. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa bekerja sama

dengan TIM PKRS RSUD Dr. Soetomo Surabayae. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat

penyuluhan dilaksanakan2. Kriteria Proses

a. Acara dimulai tepat waktub. Peserta antusias terhadap materi penyuluhanc. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskand. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhane. Pelaksanaan kegiatan sesua POAf. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description

3. Kriteria Hasila. Peserta yang datang sejumlah ± 10 orangb. Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan

yang diajukan pemateric. Peserta mampu menjawab dengan benar 75% dari pertanyaan penyuluh (3

dari 4 item pertanyaan)

FilpchartModerator Penyaji

P P

P P

F1 PP P P F2

Observer

Pembimbing

Page 6: SAP Kejang Bona 2

MATERI KEJANG

1. Konsep Kejang

Kejang adalah manifestasi klinis khas yang berlangsung secara

intermitten dapat berupa gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik,

sensorik, dan atau otonom yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik yang

berlebihan di neuron otak. Status epileptikus adalah kejang yang terjadi lebih

dari 30 menit atau kejang berulang lebih dari 30 menit tanpa disertai pemulihan

kesadaran.

2. Penyebab Kejang

Penyebab kejang menurut Williams & Wilkins, 1999 yaitu

a. Kejang demam

b. Infeksi: meningitis, ensefalitis

c. Gangguan metabolik: hipoglikemia, hiponatremia, hipoksemia, hipokalsemia,

gangguan elektrolit, defisiensi piridoksin, gagal ginjal, gagal hati, gangguan

metabolik bawaan

d. Trauma kepala

e. Keracunan: alkohol, teofilin

f. Penghentian obat anti epilepsy

g. Lain-lain: enselopati hipertensi, tumor otak, perdarahan intrakranial, idiopatik

3. Macam Kejang

Klasifikasi International League Against Epilepsy of Epileptic Seizure

[ILAE] 1981,yaitu:

a. Kejang parsial (fokal, lokal)

1) Kejang fokal sederhana

Tanda-tanda :

Kesadaran tidak terganggu; dapat mencakup satu atau lebih hal berikut

ini:

Tanda-tanda motoris→kedutaan  pada wajah. Tangan, atau salah satu

sisi tubuh : umumnya gerakan kejang yang sama.

Page 7: SAP Kejang Bona 2

Tanda atau gejala otonomik→muntah   berkeringan, muka merah,

dilatasi pupil.

Gejala somatosensoris atau sensoris khusus→-mendengar musik,

merasa seakan jatuh dari udara, parestesia.

Gejala psikik→dejavu, rasa takut, sisi panoramic.

2) Kejang parsial kompleks

Tanda-tanda:

Terdapat gangguan kesadaran. Walaupun pada awalnya sebagai

kejang parsial simpleks.

Dapat mencakup otomatisme atau gerakan aromatic—mengecapkan 

bibir, mengunyah, gerakan mencongkel yang berulang-ulang pada

tangan dan gerakan tangan lainnya.

Dapat tanpa otomatisme—tatapan terpaku.

3) Kejang parsial yang menjadi umum

b. Kejang umum

1) Absens

Tanda-tanda:

Gangguan kewaspadaan dan responsivitas.

Ditandai dengan tatapan terpaku yang umumnya berlangsung kurang

dari 15 detik.

Awitan dan khiran cepat, setelah itu kembali waspada dan

berkonsentrasi penuh.

Umumnya dimulai pada usia antara 4 dan 14 tahun dan sering

sembuh dengan sendirinya pada usia 18 tahun.

2) Mioklonik

Tanda- tanda:

Kedutaan-kedutaan involunter pada otot atau sekelompok otot yang

terjadi mendadak

Kejang Mioklonik→Lanjutan

Tanda-tanda:

Page 8: SAP Kejang Bona 2

Sering terlihat pada orang sehat selama tidur, tetapi bila patologik,

berupa kedutaan-kedutaan sinkron dari leher, bahu, lengan atas dan

kaki.

Umumnya berlangusung kurang dari 15 detik dan terjadi didalam

kelompok.

Kehilangan kesadaran hanya sesaat

3) Klonik

Gerakan yang bersifat berulang- ulang, ritmis

Pola bergantian antara gerakan-istirahat (jerk-relax, jerk-relax,..)

4) Tonik

Kontraksi otot yang kaku pada tubuh atau anggota gerak

Umumnya berlangsung sekitar 30 detik

Mata mendelik keatas atau ke satu sisi

Selama terjadinya bangkitan wajah dapat terlihat distorsi oleh kalena

adanya kontraksi otot dan nafas terganggu

Dapat diikuti kebingungan setelah kejang

5) Tonik-klonik

Tanda-tanda:

Diawali dengan hilangnya kesadaran dan saat tonik, kaku umum pada

otot ektremitas, batang tubuh, dan wajah, yang langsung kurang dari

1 menit, dapat didahului dengan jeritan, sentakan.

Pasien kehilangan kesadaran, kaku (fase tonik) selama 10-30 detik,

diikuti dengan kejang kelootan pada kedua lengan dan tungkai (fase

klonik) selama 30-60 detik, dapat disertai mulut berbusa atau

mengompol.

Dapat disertai dengan hilangnya kontrol kandung kemih dan usus.

Tidak adan respirasi dan sianosis

Saat tonik diikuti dengan gerakan klonik pada ekstremitas atas dan

bawah.

letargi, konfusi, dan tidur dalam fase postical

6) Atonik

Page 9: SAP Kejang Bona 2

Tanda-tanda:

Hilangnya tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan

kelopak mata turun, kepala menunduk atau jatuh ketanah.

Singkat, dan terjadi tampa peringatan

c. Tidak dapat diklasifikasi

4. Perawatan pasien kejang

A. Perawatan pasien kejang di Rumah Sakit

Penghentian kejang:

a. 0 - 5 menit:

1) Yakinkan bahwa aliran udara pernafasan baik

2) Monitoring tanda vital, pertahankan perfusi oksigen ke jaringan, berikan

oksigen

3) Bila keadaan pasien stabil, lakukan anamnesis terarah, pemeriksaan

umum dan neurologi secara cepat

4) Cari tanda-tanda trauma, kelumpuhan fokal dan tanda-tanda infeksi

b. 5 – 10 menit:

1) Pemasangan akses intarvena

2) Pengambilan darah untuk pemeriksaan: darah rutin, glukosa, elektrolit

3) Pemberian diazepam 0,2 – 0,5 mg/kgbb secara intravena, atau diazepam

rektal

0,5 mg/kgbb (berat badan < 10 kg = 5 mg; berat badan > 10 kg = 10 mg).

4) Dosis diazepam intravena atau rektal dapat diulang satu – dua kali

setelah 5 –

10 menit..

5) Jika didapatkan hipoglikemia, berikan glukosa 25% 2ml/kgbb.

c. 10 – 15 menit

1) Cenderung menjadi status konvulsivus

2) Berikan fenitoin 15 – 20 mg/kgbb intravena diencerkan dengan NaCl

0,9%

3) Dapat diberikan dosis ulangan fenitoin 5 – 10 mg/kgbb sampai

maksimum dosis 30 mg/kgbb.

Page 10: SAP Kejang Bona 2

d. 30 menit

1) Berikan fenobarbital 10 mg/kgbb, dapat diberikan dosis tambahan 5-10

mg/kg dengan interval 10 – 15 menit.

2) Pemeriksaan laboratorium sesuai kebutuhan, seperti analisis gas darah,

elektrolit, gula darah.

3) Lakukan koreksi sesuai kelainan yang ada.

4) Awasi tanda-tanda depresi pernafasan.

5) Bila kejang masih berlangsung siapkan intubasi dan kirim ke unit

perawatan intensif.

Penatalaksanaan saat kejang menurut IDAI tahun 2006 meliputi:

Biasanya kejang demam berlangsung singkat dan pada waktu pasien

datang kejang sudah berhenti. Apabila datang dalam keadaan kejang obat yang

paling cepat untuk menghentikan kejang adalah diazepam yang diberikan secara

intravena. Dosis diazepam intravena adalah 0,3-0,5 mg/kg perlahan-lahan

dengan kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis

maksimal 20 mg. Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orang tua atau di

rumah adalah diazepam rektal (level II-2, level II-3, rekomendasi B). Dosis

diazepam rektal adalah 0,5-0,75 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk anak

dengan berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 10

kg. Atau diazepam rektal dengan dosis 5 mg untuk anak dibawah usia

8 Konsensus Kejang Demam 3 tahun atau dosis 7,5 mg untuk anak di atas usia 3

tahun.

Bila setelah pemberian diazepam rektal kejang belum berhenti,

dapat diulang lagi dengan cara dan dosis yang sama dengan interval waktu 5

menit. Bila setelah 2 kali pemberian diazepam rektal masih tetap kejang,

dianjurkan ke rumah sakit. Di rumah sakit dapat diberikan diazepam intravena

dengan dosis 0,3-0,5 mg/kg. Bila kejang tetap belum berhenti diberikan fenitoin

secara intravena dengan dosis awal 10-20 mg/kg/kali dengan kecepatan

1 mg/kg/menit atau kurang dari 50 mg/menit. Bila kejang berhenti dosis

selanjutnya adalah 4-8 mg/kg/hari, dimulai 12 jam setelah dosis awal.

Page 11: SAP Kejang Bona 2

Bila dengan fenitoin kejang belum berhenti maka pasien harus dirawat di ruang

rawat intensif.

Bila kejang telah berhenti, pemberian obat selanjutnya tergantung dari

jenis kejang demam apakah kejang demam sederhana atau kompleks dan faktor

risikonya.

Penanganan kejang pada anak menurut sari pediatri tahun 2002 meliputi

tiga hal, yaitu:

1. Pengobatan fase akut yaitu membebaskan jalan nafas dan memantau fungsi

vital tubuh. Saat ini diazepam rektal dan intravena merupakan obat pilihan

utama, oleh karena mempunyai masa kerja yang singkat. Jika tidak ada

diazepam dapat digunakan luminal suntikan intramuskular.

2. Mencari dan mengonati penyebab dengan melakukan pemeriksaan pungsi

lumbal pada saat pertama terjadi kejang demam. Pungsi lumbal juga

dianjurkan pada anak usia kurang dari 2 tahun karena gejala neurologis sulit

ditemukan. Pemeriksaan laboratorium penunjang lain dilakukan sesuai

indikasi.

3. Pengobatan profilaksis.

a. Intermitten : anti konvulvan segera diberikan pada waktu pasien demam (suhu

lebih dari 38ºC dengan menggunakan diazepam oral/rektal, klonazepam atau

kloralhidrat supositoria.

b. Terus-menerus dengan memberikan fenobarbital atau asam valproat tiap hari

untuk mencegah berulangnya kejang demam.

Pemberian obat-obatan untuk penatalaksanaan kejang demam pada anak

harus dipertimbangkan antara khasiat terapeutik obat dan efek sampingnya.

B. Perawatan anak kejang di rumah

Perawatan anak kejang di rumah menurut IDAI tahun 2006, meliputi:

1. Tetap tenang dan tidak panik

2. Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher

3. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihkan

muntahan atau lendir di mulut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah

Page 12: SAP Kejang Bona 2

tergigit,

jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut.

4. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang.

5. Tetap bersama pasien selama kejang

6. Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila kejang telah berhenti.

7. Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih

Penanganan pertama pada klien kejang menurut Eka Hospital meliputi:

1. Jangan takut, jangan panik, utamakan keselamatan dan bertindak tenang

Pindahkan barang-barang berbahaya di dekat anak

Jangan pindahkan anak kecuali berada dalam bahaya

Longgarkan baju anak dan ikat pinggangnya agar mempermudah

pernapasan

2. Jangan masukkan apapun ke dalam mulut penyandang, atau benda keras

antara gigi

Hal ini berbahaya karena benda tersebut dapat melukai anak

Bila anak muntah atau mengeluarkan banyak liur, miringkan kepala anak

ke salah satu sisi.

3. Observasi kondisi kejang

Perhatikan keadaan kesadaran, warna wajah, posisi mata, pergerakan

keempat anggota gerak dan suhu tubuh

Perhatikan waktu saat kejang mulai dan lamanya kejang.

4. Tetap disamping anak sampai anak pulih sepenuhnya

Bila setelah kejang berakhir, anak tidak ada keluhan atau kelemahan maka

anak dapat dikatakan telah pulih

Bila anak mengalami sakit kepala, terlihat kosong atau mengantuk,

anjurkan anak beristirahat terlebih dahulu, kemudian ajak ke fasilitas

kesehatan terdekat

Jangan mencoba memberi stimulasi pada keadaan anak kejang yang belum

sepenuhnya sadar. Biarkan anak kembali pulih dengan tenang.

5. Obat supositoria (diazepam/stesolid) dapat diberikan sebagai pengobatan

untuk menghentikan kejang.

Page 13: SAP Kejang Bona 2

6. Pasien perlu dibawa ke rumah sakit, jika:

Kejang berlangsung selama 2-3 menit

Kejang diikuti kejang berikutnya tanpa ada fase sadar diantaranya

Anak terluka saat kejang.

5. Pencegahan kejang

Pencegahan anak kejang adalah dengan menghindari faktor-faktor

penyebab kejang, yang meliputi:

a. Demam

b. Infeksi: meningitis, ensefalitis

c. Gangguan metabolik: hipoglikemia, hiponatremia, hipoksemia, hipokalsemia,

gangguan elektrolit, defisiensi piridoksin, gagal ginjal, gagal hati, gangguan

metabolik bawaan

d. Trauma kepala

e. Keracunan: alkohol, teofilin

f. Penghentian obat anti epilepsy

g. Lain-lain: enselopati hipertensi, tumor otak, perdarahan intrakranial, idiopatik

Page 14: SAP Kejang Bona 2

DAFTAR PUSTAKA

Deliana, Melda. 2002. Tata Laksana Kejang Demam Pada Anak. Sari Pediatri.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2006. Konsensus Penatalaksanaan Kejang

Demam. Badan Penerbit IDAI : Jakarta.

Kania. 2007. Penanganan Kejang Pada Anak. UNPAD : Bandung.

Schweich PJ, Zempsky WT. 1999. Selected Topic In Emergency Medicine dalam Mc

Milan JA, De Angelis CD, Feigen RD, Warshaw JB Ed. Oski’s Pediatrics.

Lippincot Williams & Wilkins:Philadelpia.

Uganda, Yuliana. 2015. Epilepsi. Eka Hospital : Tangerang.

Page 15: SAP Kejang Bona 2

LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PENYULUHANMAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA19 MEI 2016

Kriteria Struktur Kriteria Proses Kriteria Hasil

a. Kontrak waktu dan tempat diberikan 2 hari sebelum acara dilakukan

b. Pengumpulan SAP 2 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan

c. Peserta hadir pada tempat yang telah ditentukan

d. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa bekerja sama dengan TIM PKRS RSUD Dr. Soetomo Surabaya

e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan dilaksanakan

a. Acara dimulai tepat waktu

b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

c. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan

d. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan

e. Pelaksanaan kegiatan sesua POA

f. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description

a. Peserta yang datang sejumlah ± 5 orang

b. Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang diajukan pemateri

c. Peserta mampu menjawab dengan benar 75% dari pertanyaan penyuluh

Page 16: SAP Kejang Bona 2

DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHANMAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Ruang : Rawat Inap Bona II RSUD Dr. Soetomo SurabayaHari/ Tanggal : Kamis, 19 Mei 2016Waktu : 40 Menit

No. Nama Alamat TTD

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Page 17: SAP Kejang Bona 2