materi sap 1 dan 2

85
Ringkasan Materi KONSEP DASAR MASA NIFAS A. Pengertian masa nifas Ada beberapa pengertian masa nifas, diantaranya : 1) Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu berikutnya (JHPEIGO, 2002) 2) Masa nifas tidak kurang dari 10 hari dan tidak lebih dari 8 hari setelah akhir persalinan, dengan pemantauan bidan sesuai kebutuhan ibu dan bayi (Bennet dan Brown, 1999, P : 590) Dalam bahasa latin waktu tertantu setelah melahirkan anak ini disebut puerpurium yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan. Jadi, Puerpurium berartimasa setalah melahirkan bayi. Masa nifas (puepurium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu. 1. Tujuan asuhan masa nifas Semua kegiatan yang dilakukan dalam bidang kebidanan maupun dibidang-bidang lain selalu mempunyai tujuan agar kegiatan-kegiatan itu terarah dan diadakan evaluasi dan penilaian. Adapun tujuan dari perawatan nifas ini adalah :

Upload: nunik-dwi-wahyuni

Post on 01-Jul-2015

2.107 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Materi SAP 1 dan 2

Ringkasan Materi

KONSEP DASAR MASA NIFAS

A. Pengertian masa nifas

Ada beberapa pengertian masa nifas, diantaranya :

1) Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta

sampai dengan 6 minggu berikutnya (JHPEIGO, 2002)

2) Masa nifas tidak kurang dari 10 hari dan tidak lebih dari 8 hari

setelah akhir persalinan, dengan pemantauan bidan sesuai

kebutuhan ibu dan bayi (Bennet dan Brown, 1999, P : 590)

Dalam bahasa latin waktu tertantu setelah melahirkan anak ini

disebut puerpurium yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous

melahirkan. Jadi, Puerpurium berartimasa setalah melahirkan bayi.

Masa nifas (puepurium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan

selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama

masa nifas ini yaitu 6-8 minggu.

1. Tujuan asuhan masa nifas

Semua kegiatan yang dilakukan dalam bidang kebidanan

maupun dibidang-bidang lain selalu mempunyai tujuan agar

kegiatan-kegiatan itu terarah dan diadakan evaluasi dan penilaian.

Adapun tujuan dari perawatan nifas ini adalah :

a. Untuk memulihkan kesehatan umum penderita, dengan jalan :

1) Penyediaan makanan yang memenuhi kebutuhan

2) Menghilangkan terjadinya anemia

3) Pencegahan terhadap infeksi dengan memperhatikan

keberhasilan dan sterilisasi

4) Selain hal-hal diatas untuk mengembalikan kesehatan

umum ini diperlukan pergerakan otot yang cukup, agar tunas

otot menjadi lebih baik, peredaran darah lebih lancer dengan

demikian otot akan mengadakan metabolisme lebih cepat.

b. Untuk mendapatkan kesehatan emosi

c. Untuk mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi

Page 2: Materi SAP 1 dan 2

d. Untuk memperlancar pembentukan air susu ibu

e. Agar penderita dapat melaksanakan perawatan sampai masa

nifas selesai, dan dapat memelihara bayi-bayi dengan baik, agar

pertumbuhan dan perkembangan bayi normal.

2. Peran dan tanggung jawab Bidan dalam masa nifas

Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas adalah

memberikan perawatan dan support sesuai kebutuhan ibu secara

partnership dengan ibu. Selain itu juga dengan cara :

a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu nifas

b. Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan pada

masa nifas

c. Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas

masalah

d. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana

e. Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah

diberikan

f. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien

3. Tahapan masa nifas

2-6 jam post partum

2-6 hari post partum

2-6 minggu post partum

Nifas dibagi dalam 3 periode :

a. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan-jalan .

b. Puerperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat

genital

c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih

dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu

persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat

sempurna bisa berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau

tahunan.

Page 3: Materi SAP 1 dan 2

4. Kebijakan Program Nasional Masa NIfas

Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk

mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang

terjadi.

Frekuensi kunjungan masa nifas

Kunjungan Waktu Tujuan

1. 6-8 jam setelah

persalinan

1. mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri

2. mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan

rujuk jika perdarahan berlanjut

3. memberikan konseling pada ibu atau salah satu

anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa

nifas karena atonia uteri

4. pemberian ASI awal

5. melukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

6. menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah

hypothermia

7. Jika petugas kesehatan menolong persalinan ia harus

tinggal dengan ibu dan bayi lahit untuk 2 jam pertama setelah

kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil

2. 6 hari setelah

persalinan

1. Memastikan involusi uterus berjalan normal uterus

berkontraksi fundus dibawah umbilicus tidak ada perdarahan

abnormal tidak ada bau

2. Menilai adanya tanda-tanda demam

3. Memastikan mendapatkan cukup makanan, cairan,

dan istirahat

4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit

5. Memberikan konseling pada ibu tentang asuhan pada

bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan mrawat bayi

sehari-hari.

3. 2 minggu

setelah

persalinan

Sama seperti diatas (6 hari setelah persalinan)

4. 6 minggu

setelah

persalinan

1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang

ibu alami

2. Memberikan konseling KB secara dini

Page 4: Materi SAP 1 dan 2
Page 5: Materi SAP 1 dan 2

Ringkasan Materi

PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI

A. Proses Laktasi Dan Menyusui

1. Anatomi dan fisiologi payudara

Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa di dalam

penatalaksanaan pemberian ASI. Sebagian besar aspek

penatalaksanaan kebidanan dari pemberian ASI adalah didasarkan

pada pemahaman atas perubahan anatomis dan fisiologis yang terjadi

dal;am wanita yang sedang berlaktasi post partum. Karena inilah, maka

kita akan meninjau anatomi dan fisiologi ini secara mendetail.

GAMBAR ANATOMI PAYUDARA

Page 6: Materi SAP 1 dan 2

Selama kehamilan hormone estrogen dan progesterone

menginduksi perkembangan alveolus dan duktus laktiverus didalam

mammae atau peyudara dan juga merangsang produksi kolostrum.

Namun, produksi ASI tidak berlangsung sampai sesudah kelahiran bayi

ketika kadar hormone estrogen menurun. Penurunan kadar estrogen ini

memungkinkan naiknya kedar prolaktin dan produksi ASI pun dimulai.

Produksi prolaktin yang berkesinambungan disebabkan oleh

menyisuinya bayi pada mamae ibu.

Pelepasan ASI berada dibawah kendali neuro-endokrin.

Rangsangan sentuhan pada payudara (yaitu bayi menghisap) akan

merangsang produksi oksitosin yang memyebabkan kontraksi sel-sel

mioepitel. Proses ini disebut sebagai reflek “let down” atau “pelepasan

ASI” dan membuat ASI tersedia bagi bayi. Dalam hari-hari dini laktasi

reflek pelepasan ASI ini tidak dipengaruhi oleh keadaan emosi ibu.

Nantinya, pelepasan ASI dapat dihambat oleh keadaan emosi ibu-bila ia

merasa tacit, lelah, malu, merasa tidak pasti-atau bila merasakan nyeri.

Hisapan bayi memicu pelepasan ASI dari alveolus mamae

melalui duktus ke sinus laktiferus. Hisapan merangsang produksi

oksitosin oleh kelenjar hipofise posterior. Oksitosin memasuki darah dan

menyebabkan kontraksi sel-sel khusus (sel-sel mioepitel) yang

mengelilingi alveolus mamae dan duktus laktiferus. Kontraksi sel-sel

khusus ini mendorong ASI keluar dari alveolus melalui duktus laktiferus

menuju ke sinus laktiferus dimana ia akan disimpan. Pada saat bayi

menghisap, ASI didalam sinus tertekan keluar ke mulut bayi. Gerakan

ASI dari sinus ini dinamakan “let down” atau pelepasan. Pada akhirnya,

lt down dapat dipicu tanpa rangsangan hisapan. Pelepasan dapat terjadi

bila ibu mendengar bayi menangis atau sekedar memikirkan tentang

bayinya.

“Pelepasan” pentingsekali bagi pemberian ASI yang baik. Yanpa

“pelepasan”, bayi dapat menghisap terus menerus tetapi hanya

mermperoleh sebagian dari ASI yang tersedia dan tersimpan didalam

Page 7: Materi SAP 1 dan 2

payudara. Bila “ pelepasan” gagal terjadi berulang kali dan payudara

berulang kali tisdak dikosongkan pada waktu pemberian ASI, reflek ini

akan berhenti berfungsi, dan laktasi akan berhenti.

Cairan pertama yang diperoleh bayi dari ibunya sesudah

dilahirkan adalah kolostrum, yang mengandung campuran yang lebih

kaya akan protein, mineral dan antibody dari pada ASI yang telah

“matur”. ASI mulai ada kira-kira pada hari ke3 atau ke4 setelah kelahiran

bayi, dan kolostrum berubah menjadi ASI yang “matur” kira-kira 15 hari

sesudah bayi lahir. Bila ibu menyusui sesudah bayi lahir dan bayi

diperbolehkan sering menyusu, maka prosrs adanya ASI akan

meningkat

GAMBAR MEKANISME PENGELUARAN ASI

Page 8: Materi SAP 1 dan 2

Disamping protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin

dalam kadar 6yang diprlukan oleh bayi, ASI juga mengandung enzim,

imunolgobulin,leukosit, hormone dan factor pertumbuhan. Susu terdiri

atas kira-kira 90% air sehingga bayi yang menyusu tidak memerlukan

tambahan air atau cairan lain bagi tubuhnya.

2. Dukungan Bidan Dalam Pemberian ASI

Para bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam

menunjang pemberian ASI. Dalam kelas ini, anda akan mempelajari

cara-cara yang spesifik dimana anda bisa membantu ibu untuk

memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalah-masalah yang

umu terjadi.

Telah banyak yanga dituls mengenai dukunagn medis dari bidan

untuk pemberian ASI, dan banyak diantaranya yang diterima begitu saja

tanp bukti yang mendukung apakah rekomendasi tersebut benar atau

salah. Sesudah lebih banyak bukti muncul tentang mekanisme

pemberian ASI, fisiologi produksi ASI dan susunan biokimia ASI, banyka

hal yang tadinya dianggap benar tentang pemberian ASI ini dinyatakan

sebagai hal yang keliru.

Bukti menunjukkan bahwa bila ibu tahu cara yang benar untuk

mempososokan bayinya pada payudaranya, menyusui pada waktu

diingfinkan bayinga (on demand) dan memperoleh dukungan serta

memperoleh percaya diri tentang kemampuannya memberi ASI,

berbagai penyulit yang umum dapat dihindari atau dicegah.

Peran Awal bidan dalam Mendukung Pemberian ASI:

Yakinkan bahwa bayi memperoleh makan yang mencukupi dari

payudara ibunya.

Bantulah ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui

bayinya.

Bagaimana bidan dapat memberikan dukungan bagi pemberi ASI :

1. Biarkan bayi bersama ibunya segera ssdh dilahirkan slm beberapa

jam pertama.

Page 9: Materi SAP 1 dan 2

Ini penting sekali untuk membina hubungan atau ikatan

disamping bagi pemberian ASI. Bayi yang normal berada dalam

keadaan bangun dan sadar selama beberapa jam pertama sesudah

lahir. Kemudian mereka akan memasuki masa tidur pulas. Penting

untuk membuat bayi menerima ASI pada waktu masih terbangun

tersebut. Seharusnya dilakukan perawatan mata bayi pada jam

pertama sebelum atau sesudah bayi menyusui untuk pertama

kalinya. Buatlah bayi merasa hangat dengan membaringkannya dan

menempel pada kulit ibunya dan menyelimuti mereka. Jika mungkin

lakukan ini paling sedikit, karena itulah kebanyakan bayi siap

menyusu.

2. Ajarkan cara merawat payudara yg sehat pada ibu utk mencegah

masalah umum yg timbul.

Ibu harus menjaga agar tangan dan putting susunya selalu

bersih untuk mencegah kotoran dan kuman masuk kedalam mulut

bayi. Ini juga mencegah luka pada putting susu dan infeksi pada

payudara. Seorang ibu harus mencuci tangannya dengan sabun dan

air sebelum menyentuh putting susunya dan sebelum menyusui

bayinya. Ia juga harus mencuci tangan sesudah buang air kecil atau

air besar atau menyentuh sesuatu yang kotor. Ia juga harus

membersihkan payudaranya dengan air bersih 1kali sekali. Ia tidak

boleh mengoleskan krim, minyak, alcohol, atau sabun pada putting

susunya

3. Bantulah ibu pd waktu pertama kali memberi ASI.

Posisi ibu dan bayi yang benar saat menyusui

Berbaring miring. Ini possisi yang amat baik untuk pemberian ASI

yang pertama kali atau bila ibu merasa lelah atau merasakan nyeri.

Duduk. Penting untuk memberikan topangan atau sandaran pada

punggung ibu ,dalam posisinya tegak lurus (90 derajat ) terhadap

pangkuannya. Ini mungkin dapat dilakukan dengan duduk bersila

diatas tempat tidur atau dilantai, atau duduk dikursi.

Page 10: Materi SAP 1 dan 2

Baik berbaring miring atau duduk (dengan punggung dan kaki

ditopang) akan membantu bentuk payudaranya dan memberikan

ruang untuk menggerakkan bayinya ke posisi yang baik

Badan bayi harus dihadapkan kearah badan ibu dan mulutnya

berada dihadapkan putting susu ibunya. Leher bayi harus sedikit

ditengadahkan.

Bayi sebaiknya ditopang pada bahunya sehingga posisi

kepala yang agak tengadah dapat dipertahankan. Kepala dapat

ditopang dengan jari-jari tangan yang terlentang atau pada lekukan

siku ibunnya. Mungkin akan membantu dengan membungkus bayi

sehingga tangannya berada disisi badan. Bila mulut bayi disentuhkan

dengan lembut ke putting susu ibunya, ai akan membuka mulutnya

lebar-lebar (reflek rooting). Para ibu mungkin akan melihat

keguanaan peragaan menyentuh bibir atas pada putting susu ibu.

Pada saat mulut bayi membuka, garakan dengan cepat ke mulut ibu.

Sasarannya adalah memposisikan bibir bawah paling sedikit

1,5 cm dari pangkal putting susu. Bayi harus ,mengulum sebagian

besar dari areole didalam mulitnya, bukan hanya ujung pyuting

susunya saja. Hal ini akan memungkinkan bayi menarik sebagian

dari jaringan payudara masuk kedalam mulutnya dengan lidah dan

rahang bawah. Bila diposisikan dengan benar, bayi akan membentuk

suatu pentil dari jaringan putting susu dan payudara, dan sinus

laktiferus sekarang akan berada didalam rongga mulut bayi. Putting

susu akan masuk sampai sejauh langit-langit lunak (velum

palatinum) dan bersentuhan dengan langit-langit tersebut. Sentuhan

ini akan merangsang reflek penghisapan. Rahang bawah bayi

menutup opada jaringan payudara, penghisapan akan terjadi dan

putting susu ditangkap dengan baik didalam rongga mulit, sementara

lidah memberikan penekanan yang berualng-ulang secara teratur

sehingga ASi akan keluar dari duktus laktiferus.

Page 11: Materi SAP 1 dan 2

Tanda-tanda bahwa bayi telah berada dalam posisi yang baik.

Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu

Mulut dan dagunya berdekatan dengan payudara

Areola tidak akan bisa terlihat dengan jelas

Anda dapat melihat bayi, lakukan hisapan yang lamban dan

dalam dan memelan ASInya .

Bayi terlihat tenang dan senang

Ibu tidak merasakan adanya nyeri pada putting susu

4. Bayi harus ditempatkan dekat ibunya di kamar yg sama (rawat

gabung, rooming-in).

Dengan demikian ibu dapat dengan mudah menyusui bayinya bila

lapar. Ibu harus belajar mengenali tanda-tanda yang menunjukkan

bahwa bayinya lapar. Bila ibu terpisah tempatnya dari bayi, maka ia

akan lebih lama belajar mengenali tanda –tanda tersebut.

5. Memberikan ASI pd bayi sesering mungkin

Biasanya bayi baru lahir ingin minum ASI setiap 2-3 jam atau 10-12

kali dalam 24 jam. Bila bayi tidak minta diberi ASI, anjurkan ibu

untuk memberikan ASI nya pada bayi setidaknya setiap 4 jam.

Namun, selama 2 hari pertama sesudah lahir, beberapa bayi tidur

panjang selama 6-8 jam. Untuk memberikan ASi pada bayi setiap

atau sesudah 4 jam, yang paling baik adalah membangunkannya

selama siklus tidurnya. Pada hari ketiga setelah lahir, sebagian

besar bayi menyusu setiap 2-3 jam.

6. Hanya berikan kolostrum dan ASI saja

Makanan lain termasuk air dapat membuat bayi sakit dan

menurunakn persediaan ASi ibunya Karena ibu memproduksi ASi

tergantung pada seberapa banyak ASI nya dihisap oleh bayi. Bila

minuman lain atau air diberikan bayi tidak akan merasa lapar,

sehingga ia tidak akakn menghisap.

Page 12: Materi SAP 1 dan 2

7. Hindari susu botol dan “dot empeng”

Susu botol dan kempengan membuat bayi bingung dan dapat

membuatnya menolak pentil ibunya atau tidak menghisap dengan

baik. Mekanisme menghisap botol atau kempengan berbeda dari

mekanisme menghisap putting susu pada payudara ibu. Ini akakn

membingungkan bayi. Bila bayi diberi susu botol atau kempengan,

ia akan lebih susah belajar menghisap ASI ibunya.

3. Manfaat Pemberian ASI

Kita mengatakan bahwa “ASI adalah yang terbaik”, tetapi

apakah artinya itu? Apa menfaat spesifik dari pemberian ASI? bidan

harus benar-benar memahami sekian banyak manfaat agar supaya

mereka bisa trampil dalam mengkomunikasikan manfaat tersebut

kepada ibu-ibu, keluarga, profesi kesehatan lainnya serta tokoh-tokoh

masyarakat.

Berbagai Manfaat Pemberian ASI

1. Bagi bayi :

Pemberian ASI membantu bayi memulai kehidupannya

dengan baik. Kolostrum, susu jolong atau susu pertama,

mengandung anti body yang kuat untuk mencegah infeksi dan

membuat bayi lebih kuat. Penting sekali untuk segera memberikan

ASI pada bayi dalam jam pertama sesudah lahir dan kemudian

setidaknya setiap 2 atau 3 jam. ASI mengandung campuran yang

tepat dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi. ASI

mudah dicerna oleh bayi. ASI saja tanpa makanan tambahan lain

merupakan cara terbaik untuk memberi makan bayi dalam 4-6

bulan pertama kehidupannya. Sesudah 6 bulan, beberapa

makanan yanga baik lain harus ditambahkan kedalam menu bayi.

Pemberian ASI pada umumnya harus disarankan selama

setidaknya satu tahun pertama kehidupan anak.

Page 13: Materi SAP 1 dan 2

2. Bagi ibu

Pemberian ASI membantu ibu memulihkan diri dari proses

persalinannya. Pemberian ASI selama beberapa hari pertama

membuat rahim berkontaksi dengan cepat dan memperlambat

perdarahan (hisapan pada putting susu merangsang

dikeluarkannya oksitosin alami yang akan membantu kontraksi

rahim). Wanita yang menyusui bayinya akan lebih cepat pulih atau

turun berat badannya dari berat badan yang bertambah selama

kehamilan. Ibu yang menyusui, yang haidnya belum muncul

kembali akan kecil kemungkinannya untuk menjadi hamil (kadar

prolaktin yang tinggi menekan hormone FSH dan ovulasi).

Pemberian ASi adalah cara yang penting bagi ibu untuk

mencurahkan kasih sayangnya pada bayi dan membuat bayi

merasa nyaman.

3. Bagi semua orang

ASI selalu bersih dan bebas hama yang dapat

menyebabkan infeksi. Pemberian ASI tidak menuntut persiapan

khusus. ASI selalu tersedia dan gratis. Bila ibu memberi ASI

bayinya pada waktu diminta (on demand), tanpa memberikan

makanan tambahan, maka kecil kemungkinannya ia akan menjadi

hamil dalam 6 bulan pertama sesudah melahirkan. Ibu menyusui

yang siklus menstrulasinya belum pulih kembali, memperoleh

perlindungan sepenuhnya dari kemungkinan menjadi hamil.

4. Komposisi gizi dalam ASI

ASI menurut stadium laktasi dibedakan menjadi :

1. Kolostrum

Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar

payudara, mengandung tissue debris dan residual material

yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar payudara

sebelum dan setelah masa puerperium.

Page 14: Materi SAP 1 dan 2

Disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke 1 sampai ke 3

Komposisi dari kolostrum ini dari hari ke hari selalu berubah

Merupakan caira viscous kental dengan warna kekuning-

kuningan lebih kuning dibandding dengan susu matur

Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan

mekonium dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan

saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan

dating

Lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan ASI

matur, tetapi berlainan dengan ASI yang matur, pada kolostrum

protein yang utama adalah globulin (gamma globulin)

Lebih banyak mengandung antibody dibandingkan dengan ASI

matur, dan dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai

umur 6 bulan

Kadar krbohidrat dan lemak rendah jika dibandingkan dengan

ASI matur

Mineral, terutamam natrium kalium dan klorida lebih tinggi jika

dibandingkan dengan susu matur.

Total energi rendah jika dibandingkan dengan susu matur

hanya 58 Kal\100 ml kolostrum.

Vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi jika dibandingkan

dengan ASI matur, sedangkan vitamin yang larut dalam air

dapat lebih tinggi atau lebih rendah

Bila dipanaskan akan menggumpal, sedangkan ASI matur tidak

pH lebih alkalis dibandingkan dengan ASI matur

Lipidnya lebih banyak mengadung kolesterol dan lesitin

dibandingkan dengan ASI matur.

Terdapat tripsin inhibitor sehingga hidrolisis protein didalam

usus bayi menjadi kurang sempurna. Hal ini akan lebih banyak

menambah kadar antibody pada bayi

Volume berkisar 150-300 ml\24 jam

Page 15: Materi SAP 1 dan 2

2. Air Susu Masa Peralihan

Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI

yang matur

Disekresi dari hari ke 4 sampai ke 10 dari masa laktasi, tetapi

ada pendapat ASI mstur bsru terjadi pada minggu ke 3 sampai

minggu ke 5

Kadar protein makin rendah sedangkan kadar karbohidrat dan

lemak semakin meninggi dan volume juga semakin meningkat

Komposisi ASI menurut Klein I.S dan Osten J.M dalam satuan

gram\100 ml

3. Air Susu Matur

Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya,

komposisi relative konstan (ada pendapat menyatakan

komposisi ASI relative konstan mulai minggu ke 3 sampai

mionggu ke 5).

Merupakan caioran berwarna putih kekuningan yang

diakibatkan warna dari Ca-casein, riboflafin dan karoten yang

terdapat didalamnya

Tidak menggumpal jika dipanaskan

Terdapat antimicrobial faktor, antara lain :

a. Antibodi terhadap bakteri dan virus

b. Sel (fogosit granulosit dan makrofag serta limfosit tipe T)

c. Enzim (lisosim, laktoperosidase, lipase, katalase, fosfatase,

amylase, fosfodieterase, alkalifosfatase).

d. Protein (laktoferin, B12 biding protein).

e. Resistance factor terhadap stafilokokus

f. Komplemen

g. Interferron producing cell

h. Sifat biokimia yang khas, kapasitas buffer yang endah dan

adanya factor bifidus.

i. Hormon-hormon

Page 16: Materi SAP 1 dan 2

Laktoferin merupakan suatu iron binding protein yang bersifat

bakteriostastik kuat terhadap Escherichia coli dan juga

menghambat pertumbuhan candida albicans.

Laktobacillus bifidus merupakan koloni kuman yang

memetabolisir laktosa menjadi asam laktat yang menyebabkan

rendahnya pH sehingga pertumbuhan kuman pathogen dapat

dihambat

Imunoglobulin memberikan mekanisme pertahanan yang efektif

terhadap bakteri dan virus (terutama IgA) dan bila bergabung

dengan komplemen dan lisozim merupakan suatu antibacterial

non spesefik yang mengatur pertumbuhan flora usus.

Faktor leukosit pada pH ASI mempunyai pengaruh mencegah

pertumbuhan kuman patogen (efek bakteristatis dicapai pada

pH sekitar 7,2)

Komposisi ASI Berdasarkan Kandungan Zat Gizi :

1. Protein

Keistimewaan protein dlm asi:

Rasio protein “whey” : kasein = 60 : 40, dibandingkan dg air

susu sapi yg rasionya = 20 : 80.

ASI mengandung alfa-laktalbumin, sdngkan ASS mengandung

juga beta-laktoglobulin dan bovine serum albumin.

ASI mengandung asam amino essensial taurin yg tinggi.

Kadar methiolin dlm ASI lebih rendah dr ASS,sdgkan sistin lebih

tinggi.

Kadar tirosin dan fenilalanin pada ASI rendah.

Kadar poliamin dan nukleotid yg penting utk sintesis protein pd

ASI lbh tinggi dibandingkan ASI

2. Karbohidrat

ASI mengandung karbohidrat lebih tinggi dr ASS (6,5-7 gram%).

Karbohidrat yg utama adl laktosa.

Page 17: Materi SAP 1 dan 2

3. Lemak

Keistimewaan lemak dlm ASI dibandingkan ASS:

Bentuk emulsi lbh sempurna.

Kadar asam lemak tak jenuh dalam ASI 7-8 kali lebih besar dari

ASS.

Asam lemak rantai panjang yg

Berperan dlm perkembangan otak.

Kolesterol yg diperlukan utk mielinisasi sususnan saraf pusat

dan diperkirakan juga berfungsi dlm pembentukan enzim.

4. Mineral

ASI mengandung mineral lengkap.

Total mineral slm masa laktsi adl konstan.

Fe dan Ca paling stabil, tdk dipengaruhi diit ibu.

Garam organic yg terdapat dlm ASI terutama kalsium, kalium

dan natrium dr asam klorida dan fosfat.

5. Air

Kira-kira 88% ASI terdiri dr air, yang berguna untuk melarutkan zat-

zat yang terdapat didalamnya yang sekaligus juga dapat

meredakan rangsangan haus dari bayi.

6. Vitamin

Kandungan vitamin dalam ASI adalah lengkap, vitamin A, D dan C

cukup. Sedangkan golongan vitamin B kecuali riboflavin dan asam

pantothenik adalah kurang.

Komponen Unggul Yang Terkandung Dalam ASI yang Dapat Melindungi Bayi

Dari Berbagai Penyakit

No Komponen Peranan

1.

2.

Faktor bifidus

Laktoferin

Mendukung proses perkembangan bakteri yang

“menguntungkan” dalam usus bayi, untuk mencegah

pertumbuhan bakteri yang merugikan

Mengikat zat besi dalam ASI sehingga zat besi tidak

Page 18: Materi SAP 1 dan 2

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Laktopeoksidase

Faktor antispaphilococcus

Sel-sel fogosit

Komplemen

Sel limfosit dan makrofag

Lisosim

Interferon

Faktor pertumbuhan epidermis

digunakan oleh bakteri pathogen untuk

pertunmbuhannya

Membunuh bakteri pathogen

Menghambat pertumbuhan staphilicoccus pathogen

Memakan bakteri pathogen

Memperkuat kegiatan fogosit

Mengeluarkan zat antibody untuk meningkatkan

imunitas terhadap penyakit

Membantu pencegahan terhadap penyakit

Menghambat pertumbuhan virus

Membantu pertumbuhan selaput usus bayi sebagai

perisai untuk menghindari zat-zat merugikan yang

masuk ke dalam peredaran darah

Pengaruh Waktu Pada Komposisi Asi

ASI yg pertama kali diisap oleh bayi (menit pertama) dibandingkan

ASI pd menit terakhir adl berbeda. ASI menit pertama lbh cepat encer, kmdn

akan lebih kental. ASI pd menit terakhir mengandung lemak 4-5 kali dan

protein 1,5 kali lebih banyak dibandingkan ASI pd menit2 pertama

Bila bayi menyusu pada 15 menit pertama, maka :

5 menit pertama mendapatkan

60% total volume ASI

60% total protein ASI

60% total karbohidrat ASI

40% total lemak ASI

50% total energi ASI

5 menit kedua mendapatkan

25% total volume ASI

255 total protein ASI

25 % total karbohidrat ASI

33% total lemak ASI

25% total energi ASI

Page 19: Materi SAP 1 dan 2

5 menit terakhir adalah sisanya

Keuntungan utama ASI berdasarkan komposisinya :

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dr ASI :

1. Mengandung semua bahan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan

perkembangan bayi.

2. Dapat diberikan dimana saja dan kapan saja dalam keadaan segar,

bebas bakteri dan dalam suhu yang sesuai dan tanpa menggunakan alat

bantu.

3. Bebas dari kesalahan dlm penyediaan.

4. Problem kesulitan pemberian makanan bayi jauh lebih sedikit daripada

bayi yang mendapat susu formula.

5. Mengandung zat anti yang berguna untuk mencegah penyakit infeksi

usus dan alat pencernaan

6. Mencegah terhadap terjadinya keadaan gizi salah (marasmus,

kelebihan makanan dan obesitas).

Keuntungan ASI yang lain :

I. Mengandung zat anti virus polio

Kandungan zat antipoliomyelitik yang dapat mempengaruhi vaksinasi

polio yang diberikan secara oral (OPV) :

1. masa laktasi 2-6 hari (kolostrum)

kandungan zat antipoliomyelitik paling tinggi

mengandung zat antipoliomyelitik tipe 1&2 = 92,1 %

mengandung zat antipoliomyelitik tipe 3 = 15,8 %

2. masa laktasi pada bulan ke-4

kandungan zat antipoliomyelitik tipe ke-3 mengalami penurunan

mengandung zat antipoliomyelitik tipe 1 = 7,8 %

mengandung zat antipoliomyelitik tipe 1 & 3 = 15,8 %

3. masa laktasi pada bulan ke-5

kandungan zat antipoliomyelitik sudah tidak ada lagi dalam ASI

Beberapa pendapat dari penyelidikan terdahulu

mengemukakan bahwa anak yang akan mendapatkan imunisasi

Page 20: Materi SAP 1 dan 2

polio (OPV) dianjurkan untuk tidak diberikan ASI 2 jam sebelum

dan sesudah mendapat vaksin tersebut, karena :

1. Dalam ASI terdapat zat penghambat yang dapat menetralisir

virus polio dalam traktus intestinalis bayi yang berumur 6

minggu

2. kadar zat antibody dalam ASI dan sisa cairan amnion yang

ditelan bayi akan mempengaruhi pemberian OPV, tetapi kadar

zat antibody yang didapat bayi dari ibunya melalui plasenta

tidak mempengaruhi pertumbuhan OPV di saluran pencernaan

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa :

a. kadar zat antipoliomyelitik pada ASI terus menurun dengan

bertambahnya laktasi dan akan menghilang pada bulan ke-5

b. Pemberian vaksin OPV untuk bayi yang berumur kurang dari 3

bulan, sebelumnya dan sesudahnya tidak boleh diberikan ASI

karena kadar zat anti dalam ASI masih tinggi (terutama jika

masih diberi kolostum) dan ASI masih mengandung zat

penghambat yang dapat menetralisir virus polio traktus

intestinalis, sehingga akan mempengaruhi vaksin yang

diberikan

c. Pemberian OPV yang dimulai pada umur 3 bulan, sebelumdan

sesudahnya dapat diberikan ASI karena kadar zat anti dalam

ASI pada bulan ke-3 sudah sangat rendah (antipoliomyelitik tipe

1,2,3 masing-masing 5%, 0%, 1%,)

II. Mengandung Zat Anti Alergi

Penyakit alergi pada bayi lebih sering disebabkan oleh pengguna

susu sapi dari pada ASI. Zat anti alergi pada bayi bisa didapatkan dari

kolostrum yang terkandung dalam ASI, selain dari susu sapi penyakit

alergi pada bayi bisa didapat juga dari makanan yang hiperalergenik,

yang sering diberikan pada usia yang muda (0-6 minggu) seperti telur

dan gandum. Hal tersebut dapat terjadi karena saluran pencernaan

pada bayi belum matur baik secara immunologis maupun anatomis

Page 21: Materi SAP 1 dan 2

sehingga makromolekul protein asing mudah diserap. Oleh karena itu

tetap berikan kolostrum dan ASI yang mengandung SIgA sampai umur

4-6 bulan, untuk mencegah terjadinya alergi pada bayi.

Page 22: Materi SAP 1 dan 2

Materi

PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI

1. Upaya memperbanyak ASI

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan air susu ibu :

a.Rangsangan otot-otot buah dada

Rangsangan pada otot-otot buah dada diperlukan dalam

usaha memperbanyak air susu ibu agar kelenjar buah dada bekerja

lebih efektif. Otot-otot buah dada terdiri dari otot-otot polos,

dengan adanya rangsangan otot-otot akan berkontraksi lebih baik,

dan kontraksi ini diperlukan dalam laktasi.

Rangsangan pada tot-otot buah dada dapat dilakukan

dengan cara massage atau mengurut buah dada atau menyiram

dengan air hangat dan dingin secara bergantian dan cara-cara

tersebut akan dikemukakan dalam perawatan payudara.

b.Keteraturan anak mrenghisap

Isapan anak akan merangsang otot polos yang terdapat

dalam buah dada, untuk berkontraksi yang kemudian merangsang

susunan syaraf disekitarnya dan meneruskan rangsangan ini ke

otak. Otak akan memerintahkan kelenjar hypofise bagian belakang

untuk mengeluarkan hormone pituitrin lebih banyak, hingga kadar

hormone estrogen dan progresteron yang masih ada kadarnya

menjadi lebih rendah. Dengan adanya pengeluaran hormone

pituitrin yang lebih banyak, akan mempengaruhi kuatnya kontraksi

ooto-otot polos pada buah dada dan uterus. Kontraksi otot-otot

polos pada buah dada akan berguna untuk mempercepat

pembentukan air susu ibu, sedangkan kontraksi otot-otot polos

pada uterus berguna untuk mempercepat involusi.

c.Keadaan Ibu

Kesehatan ibu memegang peranan dalam produksi air susu

ibu. Hal ini jelas karena pembentukan bahan-bahan yang

Page 23: Materi SAP 1 dan 2

diambilnya dari ibu. BIla ibu tidak dapat mensuplai bahankarena

tubuh tidak sehat, input makanannya kurang atau kekurangan

darah untuk membawa bahan-bahan yang akan diolah oleh sel-sel

acini di buah dada, maka bahan tidak akan sampai pada sel acini

tersebut. Hal tersebut yang menyebabkan produksi ASI menurun.

Seperti dikatakan oleh Nilas dan Michael Newton dalam “Briefs

footnotes on Maternity Care” yaitu The success for breast floding is

closely dependent on emotions and attitude. Jadi keberhasilan

dalam menyusui anak, akan tergantung pada keadaan emosi dan

sikap ibu.

d.Makanan dan istirahat ibu

Makanan diperlukan oleh ibu lebih banyak mulai dari hamil

hingga masa nifas. Istirahat berarti mengadakan pelemasan pada

otot-otot dan syaraf setelah mengalami ketegangan dalam

melaksanakan kegiatan.

2. Tanda bayi cukup ASI

Tanda ASI cukup ialah :

1. Bayi kencing setidaknya 6 kali dlm 24 jam dan warnanya jernih

sampai kuning muda.

2. Bayi sering BAB berwarna kekuningan “berbiji”.

3. Bayi tampak puas, sewaktu-waktu mrs lapar, bangun dan tdr

ckp.

4. Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dlm 24 jam.

5. Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai

menyusui.

6. Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI, setiap kali

bayi mulai menyusu.

7. Bayi bertambah berat badannya.

Page 24: Materi SAP 1 dan 2

3. ASI eksklusif

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa

dan garam organic yang disekresi oleh ke 2 belah kelenjar payudara

ibu dan merupakan makanan terbaik untuk bayi.

Jangan lupa bahwa Tuhan telah menciptakan ASI untuk anak

manusia seperti halnya Tuhan telah menciptakan air susu sapi untuk

anak sapi

Selain membari segala kebutuhan makanan bayi, baik dari segi

gizi, immunologi atau pun segi lainnya pemberian ASI memberikan

kesempatan yang tiada taranya untuk curahan cinta kasih serta

perlindungan seorang ibu kepada anaknya. Hal ini tidak mungkin dapat

dipindahkan pada ayahnya dan merupakan suatu kelebihan kaum

“lemah” yang sesungguhnya lebih kuat dari kaum “kuat” dalam istilah

sehari-hari. ASI eksklusif diberikan sejak umur 0 hari sampai 6 bulan.

4. Cara merawat payudara

Seperti dikemukakan bahwa dalam memperbanyak air susu ibu,

salah satu usaha adalah dengan perawatan khusus lewat pemberian

rangsangan pada otot-otot buah dada ibu.

Perawatan buah dada untuk memperbanyak air susus ini ada 2 cara,

yang ke2 nya dapat dilakukan bersama-sama. Kedua cara tersebut

ialah :

a. Dengan cara pengurutan,

b. Dengan cara menyiram buah dada

Dengan cara pengurutan atas masase. Pengurutan diadakan

dengan tujuan memberi rangsangan kepada kelenjar air susu ibu

agar dapat memproduksi air susu ibu tersebut. Denagn urutan ini

dilakukan pada pagi dan sore, sebaiknya sebelum mandi, dan

diteruskan dengan penyiraman yang dilakukan bersama mandi.

Page 25: Materi SAP 1 dan 2

Alat-alat yang diperlukan untuk pengurutan dan penyiraman buah

dada ini ialah :

1) Bahan pelumas kulit, biasanya digunakan minyak kelapa,

talk, sabun dapat dipilih mana yang disenangi oleh ibu.

2) Handuk kecil atau washlap atau kain tua yang bersih, lunak,

cukup tebal dan mudah menyerap air dibutuhkan 2 lembar

untuk menggosok buah dada sesudah diurut.

3) Handuk besar 2 lembar, 1 lembar untuk menutup punggung

dan 1 lembar untuk mengeringkan sesudah dicuci dengan air

dan sabun yang dapat dipakai juga untuk mandi

4) 2 buah kom besar untuk menampung air panas dan dingin

5) Kutang bersih yang sesuia dengan ukuran buah dada ibu,

serta perlengkapan lainnya.

Cara mengerjakan :

Alat-alat disediakan dekat ibu

Cuci tangan

Mengadakan pengurutan lebih dulu

Caranya :

Ke 2 telapak tangan diberi talk atau

diulas dengan minyak

Buah dada kiri diurut oleh tangan kiri,

dan buah dada kanan yang kita tempuh diurut oleh tangan

kanan bial yang mengerjakan ibu sendiri, bila dikerjakan

bidan atau perawat buah dada kiri diurut oleh tangan

kanan, dan yang kanan oleh tangan kiri

Pengurutan dari tengah berputar

kesamping, terus ke bawah, kerjakan berulang-ulang

antara 10-15 menit

Bagian samping buah dada diurut dari

pangkal ke putting, juga 10-15 kali

Page 26: Materi SAP 1 dan 2

Pengurutan bagian bawah buah dada

kearah putting, 15-20 kali

Pengetokan dengan buku-buku jari ke

tangan kanan dengan cepat dan teratur

GAMBAR PERAWATAN PAYUDARA

Page 27: Materi SAP 1 dan 2
Page 28: Materi SAP 1 dan 2

Setelah pengurutan diteruskan dengan penyiraman

Pasien duduk atau berdiri, pakaian bagian atas

dibuka, punggung ditutup dengan handuk.

Kom air panas dan dingin, disediakan

sebaiknya dikamar mandi.

Mula-mula disiram dengan air hangat,

sehangat kulit dapat menehan menyiram dengan air atau kom kecil

diatas kom air hengat itu jadi air dapat ditampung kembali.

Penyiraman dilakukan dengan cepat sampai

kurang lebih 10 kali, kemudian diganti dengan penyiraman air

dingin kurang lebih 10 kali, dengan cepat disiram lagi dengan air

hangat, begitu seterusnya bergantian hangat dan dingin dengan

cepat, sampai air hangat sudah turun suhuinya.

Penyiraman atau pengguyuran terakhir ialah

dengan air hangat.

5. Cara menyusui yang benar

Langkah-langkah menyusui yang benar sebagia berikut :

1. Sebalum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan

pada putting dan sekitar kalang payudara. Cara ini mempunyai

manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban putting

susu.

2. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara.

3. Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik

menggunakan kursi yang rendah (agar kaki tidak menggantung)

dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.

4. Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala

bayi terlatak pada lengkung siku ibu (kapala tidak boleh

menengadah, dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan).

5. Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu , dan yang satu

didepan.

Page 29: Materi SAP 1 dan 2

6. Perut bayi menempel pada badan ibu, kapala bayi menghadap

payudara(tidak hanya membelokkan kepala bayi).

7. Telingan dan lengan bayi terletak pada suatu garis lurus.

8. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang

9. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari lain menopang

dibawah, jangan menekan putting susu atau kalang payudaranya

saja.

10.Bayi diberi rangsangan agar membuka mulit (rooting reflek) dengan

cara :

11.Menyentuh pipi dengan putting susu atau

12.Menyentuh sisi mulit bayi

13.Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan

ke payudara ibu dan putting serta kalang payudara dimasukkan ke

mulut bayi.

14.Usahakan sebagian besar kalang payudara dapat masuk ke mulit

bayi, sehingga putting susu berada dibawah langit-langit dan lidah

bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang

terletak di bawah kalang payudara. Posisi yang salah, yaitu apabila

bayi hanya menghisap pada putting susu saja, akan

mengakibatkan masukan ASI yang tidak adekuat dan putting susu

lecet.

15.Setelah bayi mulai menghisap payudara tidak perlu dipegang atau

disangga lagi.

Tehnik Menyusui

Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin amengalami

berbagai masalah, hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang

sebenarnya sangat sederhana, seperti misalnya cara menaruh bayi pada

payudara ketika menyusui, isapan bayi yang mengakibatkan putting susu

terasa nyeri, dan masih banyak lagi msalah yang lain. Terlebih pada

minggu pertama setelah persalinan seorang, ibu lebih peka dalam emosi.

Untuk itu seorang ibu butuh seseorang yang dapat membimbingnya

Page 30: Materi SAP 1 dan 2

dalam merawat bayi termasuk dalam menyusui. Orang yang dapat

membantunya terutama adalah orang yang berpengaruh besar dalam

kehidupannya atau yang disegani, seperti suami, keluarga/kerabat

terdekat, atau kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan dokter/tenaga

kesehatan.

Seorang dokter atau tenaga kesehatan yang berkecimpung dalam

bidang laktasi, seharusnya mengetahui bahwa walaupun menyusui itu

merupakan suatu proses alamiah, namun untuk mencapai suatu

keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai teknik-teknik

menyusui yang benar. Sehingga pada suatu saat nanti dapat

disampaikan pada ibu yang membutuhkan bimbingan laktasi.

Posisi Menyusui

Ada berbagai macam posisi menyusui, yang biasa dilakukan

adalah dengan duduk (gambar 7.6a), berdiri atau berbaring (gambar 7.6b,

c, d). Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti

menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara memegang bola (football

postnatal), dimana ke dua bayi disusui bersamaan kiri dan kanan (gambar

7). Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada

ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini maka bayi

tidak akan tersedak

Cara Pengamatan Teknik Menyusui Yang Benar

Teknik menyusui yang tidak benar dapat mengakibatkan putting

susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi

produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Untuk mengetahui

bayi telah menyusu dengan tehnik yang benar, dapat dilihat :

a. Bayi tampak tenang.

b. Badan bayi menempel pada perut ibu.

c. Mulut bayi terbuka lebar.

d. Dagu menempel pada payudara ibu.

e. Sebagian besar kalang payudara masuk kedalam mulut bayi.

f. Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan.

Page 31: Materi SAP 1 dan 2

g. Putting susu ibu tidak terasa nyeri.

h. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

i. Kepala tidak mengadah.

Lama Dan Frekuensi Menyusui

Sebaiknya menyusui bayi tanpa diladwal (on demand), karena bayi

akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila

bayi menangis bukan kerena sebab lain (kencing dan sebagainya) atau

ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat

mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung

bayi akan kosong dalam waktu 2 jam

Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang tidak

teratur, dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.

Menyusui ysng dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan

bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya.

Dengan menyusui ASI tanpa jadwal, sesui kebutuhan bayi, akan

mencegah banyak masalah yang mungkin timbul. Menyusui dimalam hari

akan sangat berguna bagi ibu yang bekerja, karena dengan disusukan

pada malam hari akan memacu produksi ASI, Dan juga dapat mendukung

keberhasilan menunda kehamilan.

Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara, maka

sebaiknya setiap kali menyusui harus digunakan kedua payudara dan

diusahakan sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI tetap

baik. Setiap menyusui dimulai dengan peyudara yang terakhir disusukan.

Selama masa menyusui, sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH) yang

dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlali ketat.

Pengeluaran ASI

Apabila ASI berlebihan sampai keluar memancar, maka sebelum

nemyusui sebaiknya ASI dikeluarkan terlebih dahulu, untuk menghindari

bayi tersedak atau enggan menyusu. Pengeluaran ASI juga dilakukan

pada ibu bekerja yang akan meninggalkan ASIbagi bayinya dirumah, ASI

yang mermbes karena payudara penuh, pada bayi yang mempunyai

Page 32: Materi SAP 1 dan 2

masalah menghisap (misal BBLR = Berat Badan Lahir Rendah),

Menghilangkan bendungan atau memacu produksi ASI say ibu sakit dan

tidak dapat langsung menyusui bayinya.

Pengeluaran ASI dapat dilakukan dengan dua cara :

1. Pengeluaran ASI dengan tangan

Cara ini yang lazim digunakan karena tidak banyak membutuhkan

sarana dan lebih mudah.

a. Tangan dicuci sampai bersih.

b. Siapkan cangkir/gelas bertutup yang telah dicuci dengan air

mendidih.

c. Payudara dikompres dengan kain handuk yang hangat dan

dimasase dengan kedua telapak tangan dari pangkal kea rah

kalang payudara. Ulangi pemijatan ini pada sekitar payudara

secara merata.

d. Dengan ibu jari di sekitar kalang payudara bagian atas dan jari

telunjuk pada sisi yang lain, lalu daerah kalang payudara ditekan

kea rah dada.

e. Daerah kalang payudara diperas dengan ibu jari dan jari telunjuk,

jangan memijat/menekan putting, karena dapat menyebabkan rasa

nyeri/lecet.

f. Ulangi tekan –peras-lepas-tekan-peras-lepas, pada mulanya ASI

tak keluar, setelah beberapa kali maka ASI akan keluar.

g. Gerakan ini diulang pada sekitar kalang payudara pada semua sisi,

agar yakin bahwa ASI telah diperas dari semua segmen payudara.

2. Pengeluaran dengan pompa

Bila payudara bengkak/terbendung (engorgement) dan putting

susu terasa nyeri, maka akan lebih baik bila ASI dikeluarkan dengan

pompa payudara. Pompa dapat digunakan bila ASI benar-benar

penuh, tetapi pada payudara yang lunak akan lebih sukar. Ada 2

macam pompa yang dapat digunakan yaitu pompa tangan dan listrik;

yang biasa digunakan adalah pompa tangan.

Page 33: Materi SAP 1 dan 2

Cara pengeluaran ASI dengan pompa payudara:

a. Tekan bola karet untuk mengeluarkan udara.

b. Ujung leher tabung diletakkan pada payudara dengan

putting susu tepat di tengah, dan tabung benar-benar melekat pada

kulit.

c. Bola karet dilepas, sehingga putting susu dan kalang

payudara tertarik ke dalam.

d. Tekan dan lepas beberapa kali, sehingga ASI akan keluar

dan terkumpul pada lekukan penampung pada sisi tabung.

e. Setelah selesai dipakai atau akan dipakai, maka alat harus

dicuci bersih dengan menggunakan air mendidih. Bola karet sukar

dibersihkan, oleh karenanya bila memungkinkan lebih baik

pengeluaran ASI dengan menggunakan tangan.

Penyimpanan ASI

ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat dengan syarat,

bila disimpan :

Di udara terbuka/bebas 6-8 jam

Di lemari es (40C) 24 jam

Di lemari pendingin/beku (- 18 0C) 6 bulan

ASI yang telah didinginkan bila akan dipakai tidak boleh direbus,

karenakualitasnya akan menurun yaitu unsure kekebalannya. ASI tersebut

cukup didiamkan beberapa saat di dalam suhu kamar, agar tidak terlalu

dingin; atau dapat pula direndam di dalam wadah yang telah berisi air

panas. Masih belum ada penelitian yang membuktikan apakah dengan

direndam pada aiar panas tersebut merusak zat-zat anti yang terdapat

pada ASI atau tidak. Pada penelitian efek pemanasan dengan gelombang

mikro (microwave) terbukti bahwa dengan pemanasan yang rendah

menurunkan aktifitas lisosim dan Ig A, lebih-lebih pada pemanasan yang

tinggi semua aktifitas zat anti yang diteliti tidak berfungsi.

Pemberian ASI Perasan

Page 34: Materi SAP 1 dan 2

Perlu diperhatikan pada pemberian ASI yang telah dikeluarkan

adalah bagaimana cara pemberiannya pada bayi. Jangan diberikan

dengan botol/dot, karena hal ini akan menyebabkan bayi “bingung

putting”. Berikan pada bayi dengan menggunakan cangkir atau sendok;

sehingga bila saatnya ibu menyusui langsung, bayi tidak menolak

menyusu.

Pemberian dengan menggunakan sendok biasanya kurang praktis

dibandingkan dengan cangkir, karena membutuhkan waktu yang cukup

lama. Namun pada keadaan ini di mana bayi membutuhkan hanya sedikit

ASI, atau bayi sering tersedak/muntah, maka lebih baik bila ASI perasan

diberikan dengan menggunakan sendok.

Cara pemberian dengan menggunakan cangkir ;

1. Ibu atau yang memberi minum bayi duduk dengan memangku bayi.

2. Pegang punggung bayi dengan lengan.

3. Letakkan cangkir pada bibir bawah bayi.

4. Lidah bayi berada di atas pinggir cangkir dan biarkan bayi menghisap

ASI dari dalam cangkir (saat cangkir dimiringkan).

5. Beri sedikit waktu istirahat setiap kali bayi menelan.

Tidak dianjurkan menggunakan empongan (pacifer), karena

penggunaan empongan secara rutin (lebih dari 2 jam/hari) akan

mengakibatkan masalah laktasi, seperti bayi malas mium dan

sebgainya. Penggunaan empongan juga mempunyai korelasi yang

tinggi dengan cepatnya penyapihan.

Selama di rumah sakit/rumah bersalin/puskesmas ibu

sedapat mungkin sudah dapat melakukan semua teknik menyusui

dengan benar, untuk itu peran dokter/petugas kesehatan sangat

penting. Akan lebih baik terdapat “ Kelompok Ibu Pendukung ASI”

yang dapat menjadi teman berbincang ibu dalam hal menyusui, karena

biasanya komunikasi antar sesame ibu akan lebih terbuka/baik.

Nasihat Praktis Pada Ibu Menyusui

Page 35: Materi SAP 1 dan 2

Nasihat perlu diberikan terutama pada ibu-ibu yang baru pertama

kali mempunyai anak, dan belum mengetahui cara menyusui yang benar.

1. Dukungan Psikologis

Untuk menyusui secara lebih berhasil, seorang ibu perlu rasa percaya

diri (konfidens), yaitu :

a. Ibu yakin bahwa ia dapat menyusui dan ASI adalah yang terbaik

untuk bayinya. Ibu juga harus yakin bahwa ASI akan mencukupi

kebutuhan bayinya terutama pada awal-awal bulan setelah lahir,

dan pfroduksi ASI tidak tergantung pada besar kecilnya payudara.

b. Diperlukan dukungan psikologis dari :

Keluarga dekat, terutama wanita seperti ibu, ibu mertua, kaka

wanita,atau teman/wanita lain yang telah berpengalaman dan

berhasil dalam menyusui.

Suami yang mengerti bahwa ASI adalah makanan yang baik

untuk bayinya. Merupakan pendukung yang baik demi

keberhasilan menyusui.

Kelompok pendukung ASI (KP,ASI).

Petugas kesehatan

2. Pesan-pesan penting dalam menyusui bayi adalah

a. Susui bayi segera dalam 30 menit pertama setelah lahir berikan

kolostrum

b. Hindarkan pemberian minuman pralakteral (air gula, aqua, dan

lainnya) sebelum ASI keluar, tetapi usahakan agar bayi diberi

kesempatan menghisap untuk merangsang produksi ASI. Sehingga

ASI akan lebih cepat keluar.

c. Susui bayi pada kedua payudara secara bergantian.

d. Hanya diberikan ASI selama 4 bulan pertama (ASI Eksklusif).

e. Berikan ASI tanpa dijadwal.

f. Perhatikan cara/posisi menyusui yang benar, yaitu putting dan

bagian kalang payudara harus masuk kedalam mulut bayi, untuk

menghindari putting susu lecet.

Page 36: Materi SAP 1 dan 2

g. Mulai memberikan makanan pendamping ASI(MP-ASI0 pada

umur 4 bulan dalam bentuk makanan lumat.

h. Menyusui sebaiknya dilanjutkan sampai anak berumur 2 tahun.

Pebyapihan dilakukan secara bertahap.

i. Teruskan menyusui walaupun ibu/anak sedang sakit. Kecuali

ibu/anak yang sedang sakit berat, sesuai dengan petunjuk dokter.

j. Perhatikan gizi ibu hamil/menyusui, ibu memerlukan ekstra

makanan dan minum lebih banyak.

k. Kalau ibu bekerja di laur rumah, beri ASI sebelum dan sesudah

pulang kerja. Hanya selama ibu bekerja saja, bayi boleh diberikan

susu formula

3. Perawatan payudara.

Untuk mencegah masalah-masalah yng mungkintimbul pada ibu

menyusui, maka sebaiknya perawatan payudara dilakuka secar rutin.

Page 37: Materi SAP 1 dan 2

Materi

MASALAH DALAM PEMBERIAN ASI

Masalah-masalah yang sering tejadi pada menyusui terutama terdapat

pada ibu primipara (1). Oleh karena itu kepada ibu-ibu perlu diberikan penjelasan

tentang pentingnya perawatan payuadara, cara menyusui yang benar, dan hal-

hal lain yang erat hubungannya dengan proses menyusui.

Masalah –masalah menyusui yang sering terjadi adalah :

A. PUTTING SUSU NYERI/LECET

Penyebab :

Kebanyakan putting nyeri/lecet disebabkan oleh kesalahan dalam

teknik menyusui, yaitu bayi tidak meyusu sampai kalang payudara. Bila bayi

menyusu hanya pada putting susunya, maka bayi kan mendapat ASI sedikit

karena gusi bayi tidk menekan pada daerah sinus laktiferus, sedangkan

pada ibunya akan terjadi nyeri/leet pada putting susunya.

Selain itu putting yang lecet juga dapat disebsbkan oleh moniliasis

pada mulut bayi yang menular pada putting susu ibu.

Akibat dari pemakaian sabun, alcohol, krim atau zat iritan lainnya untuk

mencuci putting susu.

Keadaan ini juga apat terjadi pada bayi dengan tali lidah (freenulum

linguae) yang pendek, sehingga menyebabkan bayi sulit menghisap sampai

kalang payudara dan hisapan hanya pada putingnya saja.Rasa nyeri ini

juga dapat timbul apabila ibu menghentikan menyusu kurang hati-hati.

Penatalaksanaan :

Bayi harus disusukan terlebih dahulu pada putting yang

normal/yang lecetnya lebih sedikit. Untuk menghindari tekanan local pada

putting, maka posisi menyusui harus sering dirubah. Untuk putting yang

sakait dianjurkan mengurangi frekuensi dan lamanya menyusui. Di

sampaing itu kita harus yakin bahwa teknik menyusui bayi adalh benar,

yaitu bayi harus menyusui sampai kalang payuadara. Untuk menghindari

Page 38: Materi SAP 1 dan 2

payudara yang bengkak, ASI dikeluarkan dengan tangan/pompa, kemudian

diberiakn dengan sendok, gelas atau pipet.

Setiap habis menyusui bekas ASI tidak perlu dibersihkan, tetapi

diangin-anginkan sebentar agar kering dengan sendirinya, karena bekas

ASI berfungsi sebagai anti infeksi. Jangan menggunakan sabun, alcohol

atau zat iritan lainnya untuk membersihkan putting susu.Pada putting susu

bisa dibubuhkan minyak Lanolin atau minyak kelapa yang telah

dimasak terlebih dahulu.Menyusui lebih sering (8-12 kali dala 24 jam),

sehingga payudara tidak sampai terlalu penuh dan bayi yang tidak begitu

lpar akan menyusu sampai terlalu rakus.

Periksalah apakah bayi tidak menderita monoliasis, yang dapat

menyebabkan lecet pada putting susu ibu. Kalau diketeumuakn gejala

moniliasis, dapat diberikan nistatin.

Pencegahan :

Tidak membersihkan putting susu dengan sabun, alcohol, krim

atau zat-zat iritan lainnya.

Sebaiknya untuk melepaskan putting susu dari hisapan bayi

pada saat bayi selesai menyusu, tidak dengan memaksa menarik

putting, tetapi dengan menekan dagu bayi atau dengan memasukkan

jari kelingking yang bersih kemulut bayi.

Posisi menyusui harus benar, yaitu bayi harus menyusu sampai

ke kalang payudara dan menggunakan kedua payuadara.

B. PAYUDARA BENGKAK (ENGORGEMENT)

Penyebab ;

Pembengkakan payudara terjadi karena ASI tidak disusu adekuat,

sehingga sisa ASI terkumpul pada system duktus yang mengakibatkan

terjadinya pembengkakan. Payudara bengkak ini sering terjadi pada

hari ketiga atau keempat sesudah ibu melahirkan. Statis pada

pembuluh darah dan limfe akan mengakibatkan meningkatnya tekanan

intraduktal, yang akan mempengaruhi berbagai segmen pada

Page 39: Materi SAP 1 dan 2

payudara, sehingga tekanan seluruh payuadara meningkat,akibatnya

payudara sering terasa penuh, tegang, serta nyeri. Kemudian diikuti

penurunan produksi ASI dan penurunan refleks let down. B.H. yang

ketat juga bias menyebabkan segmental engorgement, demikian pula

putting yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada duktus

(4).

Gejala :

Payudara yang mengalami pembengkakan tersebut sangat sukar

disusu oleh bayi, karena kalang payudara lebih menonjol, putting lebih

datar dan sukar dihisap oleh bayi. Bila keadaan sudah demikian, kulit

pada payudara nampak lebih mengkilat, ibu merasa demam dan

payudara terasa nyeri. Oleh Karenaitu sebelum disusukan pada bayi,

ASI harus diperas dengan tangan/pompa terlebih dahulu agar

payudara lebih lunak, sehingga bayi lebih mudah menyusu.

Penatalaksanaan ;

Secara singkatnya penatalaksanaan payudara bengkak adalah

sebagai berikut :

Masase payudara dan ASI diperas dengan tangan sebelum menyusui.

Kompres dingin untuk mengurangi stasis pembuluh darah vena dan

mengurangi rasa nyeri. Bisa dilakukan selang-seling dengan kompres

panas, untuk melancarkan aliran darah payudara.

Menyusui lebih sering dan lebih lama pada payudara yang terkena

untuk malancarkan aliran ASI dan menurunkan tegangan payudara.

Pencegahan :

Apabila memungkinkan, susukan bayi segera setelah lahir.

Susukan bayi tanpa dijadwal.

Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa, bila produksi ASI melebihi

kebutuha bayi.

Melakukan perawatan payuadara pasca natal secara teratur.

Page 40: Materi SAP 1 dan 2

C. SALURAN SUSU TERSUMBAT (OBSTRUCTIVE DUCT)

Suatu keadaan dimana terjadi sumbatan pada satu atau lebih duktus

laktiferus.

Penyebab :

Tekanan jari ibu pada waktu menyusui.

Pemakaian BH yang terlalu ketat.

Komplikasi payudara bengkak, yaitu susu yang terkumpul tidak segera

dikeluarkan sehingga merupakan sumbatan.

Gejala :

Pada wanita yang kurus, gejala merupakan benjolan yang terlihat

dengan jelas dan lunak pada perabaan.

Payudara pad aderah yang mengalami penyumbatan terasabengkak

yang terlokalisisir.

Penatalaksanaan ;

Saluran susu yang tersumbat ini harus dirawat sehingga benar-benar

setabah untuk menghindari terjadinya radang pada payudara

(mastitis).

Untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak, dapat dilakukan masase

serta kompres panas dan dingin secar bergantian.

Ibu dianjurkan untuk mengeluarkan ASi dengan tangan atau dengan

pompa setiap kali setelah menyusui, bila payudara masih terasa

penuh.

Ubah-ubah posisi menyusui untuk melancarkan aliran ASI.

Pencegahan :

Perawatan payudara pasca natal secar teratur, untuk menghindari

terjadinya statis aliran ASI.

Posisi menyusui yang diubah-ubah.

Menggunakan BH yang menyangga, buka yang menekan.

Page 41: Materi SAP 1 dan 2

D. MASTITIS

Mastitis adalah radang pada payudara.

Penyebab :

Payudara bengkak yang tidak disusu secara adekuat, akhirnya terjadi

mastitis.

Putting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadinya

payudara bengkak.

B.H. yang terlalu ketat, mengakibatkan segmental engorgement .

Kalau tidak disusu dengan adekuat, bias terjadi mastitis.

Ibu yang diit jelek, kurang istiraat, anemia akan mudah terkena infeksi.

Gejala :

Bengkak, nyeri seluruh payudara/nyeri local.

Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya local.

Payudara keras dan berbenjol-benjol (merongkol).

Panas badan dan rasa sakit umum.

Penatalaksanaan :

Menyusui diteruskan. Pertama bayi disusukan pada payudara yang

terkena selama dan sesering mungkin, agar payudara kosong,

kemudian pada payudara yang normal.

Berilah kompres panas, bias menggunakan Shower hangat atau lap

basah panas pada payudara yang terkena.

Ubahlah posisi meyusui dari waktu ke waktu, yaitu dengan posisi

tiduran, duduk atau posisi memegang bola (foot ball position).

Pakailah baju B.H. longgar.

Istirahat yang cukup, makanan yang bergizi.

Banyak minum sekitar 2 liter per-hari.

Dengan cara-cara seperti tersebut diatas biasanya peradangan akan

menghilang setelah 48 jam, jarang sekali yang menjadi abses. Tetapi

bila dengan cara-cara seperti tersebut di atas tidak ada perbaikan

setelah 12 jam, maka diberikan antibiotika selama 5-10 hari dan

analgesic.

Page 42: Materi SAP 1 dan 2

E. ABSES PAYUDARA

Harus dibedakan antara abses dan mastitis. Abses payudara

merupakan kelanjutan/komplikasi dari mastitis. Hal ini disebabkan

karena melusnya peradangan dalam payudara tersebut.

Gejalanya adalah :

ibu tampak lebih parah sakitnya, payudara lebih merah mebgkilat,

benjolan lebih lunak karena berisi nanah. Sehingga perlu diinsisi untuk

mengeluarkan nanah tersebut. Pada abses payudara perlu diberikan

antibiotika dosis tinggi dan analgesic. Sementara bayinya hanya

disusukan tanpa dijawal pada payudara yang sehat saja. Sedangkan

ASI dari payuadara yang sakit diperas sementara (tidak disusukan).

Setelah sembuh, bayi bias disusukan kembali.

F. KELAINAN ANATOMIS PADA PUTTING SUSU

(INVERTED, FLAT NIPPLE)

Untuk diagnosis apakah putting ada kelainan apakah tidak, yaitu

dengan cara menjepit kalang payaudara antara ibu jari telunjuk di

belakang putting susu. Kalau putting menonjol maka putting tersebut

adalah normal, tetapi kalau putting tidak menonjol berarti putting

inverse/datar.

Pada putting yang mengalami kelainan seperti tersebut diatas,

apabila sudah diketahui selama kehamilan, maka harus dilakukan

masase dengan teknik Hoffman secara teratur.

Apabila sampai melahirkan putting masih inverse/diketahui setelah

bayi lahir, maka :

Bila hanya satu putting yang terkena, maka bayi pertama-tama

disusukan pada putting susu yang normal. Karena dengan

menyusukan pad aputing yang normal maka sebagian kebutuhan bayi

akan terpenuhi, sehingga bayi akan mau mencoba menyusu pada

Page 43: Materi SAP 1 dan 2

putting yang terkena di samping itu juga mengurangi kemungkinan

lecetnya putting.

Kompres dingin pada putting yang terkena sebelum menyusu akan

menambah protaktilitas dari putting.

Dengan teknik Hoffman dan menggunakan breast shield pada waktu

tidak menyusui akan menambah protaktilitas.

Kalau dengan semua cara tersebut di atas tetap tidak dapat dikoreksi,

maka ASI dikeluarkan dengan tangan/pompa kemudian diberikan

dengan sendok/pipet. Karena tidak semua kelainan putting dapat

dikoreksi.

G. KEGAGALAN MENYUSUI

Sebelum dibahas kegagalan menyusui, terlebih dahulu akan dibahas

tanda-tanda bayi yang mendapat cukup ASI, yaitu :

Tanyakan pada ibunya berapa kali

mengganti popok setiap harinya. Bayi yang cukup ASi akan

kencing 6-8 kali dalam sehari.

Terdapat kenaikan berat badan rata-

rata 500 gram, perbulan.

Bayi menyusu sering, tiap 2-3 jam

atau 8-12 kali dalam sehari.

Bayi tampak sehat, warna kulit dan

turgor baik, anak cukup aktif.

Beberapa ibu merasa bahwa dia tidak cukup ASI, padahal

sesungguhnya tidak ada masalah sama sekali dengan ASI –nya.

Mereka khawatir kan gejala-gejala yang tidak ada hubungannya

dengan ASI atau mereka tidak biasa dengan variasi normal yang

terdapat pada bayi yang minum ASI. Apabila bayi tumbuh baik dan

kencingnya cukup, tidak perlu ibu khawatir kalau :

Bayi menyusu sering, 8-12 kali

perhari.

Page 44: Materi SAP 1 dan 2

Bayi tampak lapar.

Pemahaman yang dapat diberikan pada ibu tentang pertumbuhan dan

perkembangan bayinya:

ASI dicerna lebih cepat darpada

susu formula dan lebih sesuai untuk usus bayi yang masih belum

matur. Sehingga bayi yang minum ASI perlu menyusu lebih sering.

Kebiasaan menyusu bayi anda,

Kenaikan berat badannya, dan pola tidurnya jangan dibandingkan

dengan bayi lain, karena tiap bayi adalah individu yang unik dan

terdapat variasi yang luas, asalkan masih dalam batas-batas yang

normal.

Bayi tiba-tiba meningkat frekuensi

dan lamanya menyusu. Bayi yang tidur saja pada minggu-minggu

pertama, sering secara tiba-tiba seolah-olah terbangun dari

tidurnya dan menyusu lebih sering. Demikian pula pada bayi yang

dalam masa pertumbuhan, pada masa ini mereka menyusu lebih

sering dari biasa untuk mendapatkan lebih banyak ASI untuk

memenuhi kebutuhannya.

Bayi tiba-tiba menurun lamanya

menysuu, kurang 5-10 menit tiap payudara. Mungkin karena dia

lebih berpengalaman menyusu, sehingga mendapat ASI yang

diperlukan lebih cepat.

Bayi tiba-tiba tidak mau menyusu.

Kemungkinan Karena hidung tersumbat karena pilek, atau karena

tumbuh gigi.

Bayi tampak gelisah. Bisa karena

lapar atau keadaan lingkungan yang tidak nyaman, missal bayi

kepanasan karena selimut tebal. Dari payudara ibu hanya

sedikit/sama sekali tidak ada ASI yang menetes kalau lama tidak

disusukan. ASI yang menetes tersebut tidak ada hubungannya

dengan jumlah ASI yang dipoduksi.

Page 45: Materi SAP 1 dan 2

Payudara ibu tiba-tiba tampak

lembek. Hal ini mungkin karena anak menyusu lebih kuat dan lebih

sering sehingga payudara tidak penuh.

Refleks let down terasa tidak kuat.

Kadang-kadang beberapa ibu tidak merasa adanya refleks let

down, yaitu ASI yang keluar dengan deras pada saat bayi

menyusu.

Apabila produksi ASI tidak sesuai dengan kebutuhan bayi, harus dicari

sebab-sebabnya mengapa produksi ASI tersebut menurun, yaitu :

1. Makanan Suplemen

Bayi yang mendapat suplemen makanan lain selain ASI, misalnya

susu formula, air buah atau makanan tambahan lainnya,

menyebabkan bayi akan kenyang dan harus menunggu lebih lama

menyusu berikutnya. Sehingga frekuensi menyusu akan menurun dan

produksi ASI akan menurun juga.

Pemberian suplemen dengan menggunakan botol dot pada saat bayi

masih sedang belajar menyusu, juga dapat menyebabkan bayi

bingung antara menyusu pada putting ibu dan dot (nipple confuse),

karena mekanisme menghisap yang berbeda.

Berikut ini adalah tanda-tanda bayi bingung putting :

Bayi menghisap putting seperti menghisap dot.

Waktu menyusu, cara menghisapnya terputus-putus/sebentar-

sebentar.

Bayi menolak menyusu pada ibu.

Untuk menghindari bingung putting tersebut, maka :

Ibu harus mengusahakan agar bayi hanya menyusu pada ibu

terutama pada saat bayi masih belajar menyusu yaitu pada bulan

pertama setelah lahir.

Teknik menyusui harus benar.

Menyusu lebih sering tanpa dijadwal.

Page 46: Materi SAP 1 dan 2

Perlu kesabaran dan ketelatenan dari ibu.

2. Penggunaan empongan (pacifier).

Beberapa bayi menemukan kesenangan dengan menghisap pada

empongan, sehingga menurunkan kesempatan untuk menyusu pada

ibu. Akibatnya karena lebih jarang disusu, maka produksi ASI akan

menurun. Kejelekan lain dari empongan adalah bayi sering

diare/moniliasis akibat dari kebersihan yang kurang dan sering

terdapat gangguan pertumbuhan gigi.

3. Penggunaan nipple shield

Nipple shield sebaiknya tidak di gunakan pada waktu menyusui,

karena mempengaruhi rangsangan ke otak ibu yang timbul akibat dari

rangsangan iasapan bayi langsung pada putting susu ibu, sehingga

akan menurunkan reflek let down.

4. Jadwal makan yang ketat

Jadwal makan yang ketat, akan mempengaruhi produksi ASi lebih

baik bayi disusui tanpa dijadwal.

5. Bayi tidur saja.

Ada beberapa bayi yang tidur saja hamper sepanjang hari dan

hanya sebentar saja menyusu, maka keadaan ini akan menurunkan

produksi ASI. Pada kasus seperti ini, lebih-lebih bila kenaikan berat

badan tidak seberapa dan bayi jarang kencing, maka ibu harus

membangunkan anaknya dan menyusui tiap 2 jam sekali, sehingga

bayi akan belajar dengan sendirinya.

6. Kecemasan dan kelelahan ibu

Kecemasan dan kelelahan ibu akan mempengaruhi reflek let down dan

menurunkan produksi ASI.

Page 47: Materi SAP 1 dan 2

7. Merokok dan obat-obatan

Ibu perokok berat produksi ASI nya akan menurun. Demikian pula

pil KB yang mengandung estrogen tinggi akan menurunkan produksi

ASI.

8. Ibu yang sedikit minum, produksi ASI-nya juga akan berkurang.

Dianjurkan pada ibu-ibu yang menyusui untuk minum 6-8 gelas (2

liter) per hari atau minum satu gelas air/air buah setiap kali setelah

menyusui.

9. Diit ibu yang jelek, akan menurunkan produksi ASI.

Pada ibu-ibu yang menyusui tiadak ada pantangan makan, makan

buah segar, daging, ikan, susu, sayur-sayuran, kacang-kacangan

sangat dianjurkan. Makanlah satu porsi (500 kalori) lebih banyak dari

biasanya.

Bila tidak diketemukan semua factor yang disebutkan diatas yang

menyebabkan penurunan ASI, beberapa langkah dibawah ini

diharapkan dapat meningkatkan produksi ASI.

Susuilah bayi lebih sering tanpa dijadwal, paling sedikit 8 kali

dalam 24 jam, tiap-tiap payuadara 10-15 menit.

Tiap menyusui gunakan kedua payudara secara bergantian, ini

berguna agar bayi mendapat semua ASI yang tersedia dan untuk

merangsang produksi ASI sesering mungkin.

Bayi hanya menyusu pada ibu, tidak dianjurkan menggunakan

botol dot/empongan. Hal ini karena mekanisme menyusu pada

putting dan pada botol dot adalah berbeda.

Kalau dengan semua cara tersebut diatas tetap tidak berhasil,

maka bayi dapat diberi susu formula. Tetapi sebelumnya harus

diberi ASI dulu, mungkin ASI akan keluar lebih banyak kalau ibu

lebih tenang.

Page 48: Materi SAP 1 dan 2

H. BAYI ENGGAN MENYUSU

Bayi yang enggan menyusu harus mendapat perhatian khusus,

karena kadang-kadang itu merupakan gejala dari penyakit-penyakit

yang membahayakan jiwa anak, misal anak yang sakit bera, tetanus

neonatorum, meningitis/ensepalitis, hiperbilirubinemia, dan

sebagainya. Kalau dicurigai adanya penyakit-penyakit tersebut diatas,

maka sebaiknya bayi dirujuk.

Penyebab lain dari bayi enggan menyusu adalah :

Bayi Pilek, sehingga pada waktu

menyusu sulit bernafas.

Bayi sariawan/moniliasais, sehingga

nyeri pada waktu menghisap.

Bayi tidak rawat gabung, yang sudah

pernah minum dengan menggunakan botol dot.

Bayi ditinggal lama karena ibu

sakit/bekerja.

Bayi bingung putting.

Bayi dengan tali lidah (freenulum

linguae) yang pendek.

Teknik menyusui yang salah.

ASI kurang lancer/ yang terlalu deras

memancar.

Pemberian makanan tambahan yang

terlalu dini. Sebaiknya pemberian ASI eksklusif sampai bayi

berumur 4 bulan.

Cara menanggulangi bayi yang enggan menyusu adalah sesuai

dengan penyebabnya. Misal:

Page 49: Materi SAP 1 dan 2

Pada bayi yang moniliasis, harus diobati

moniliasisnya.

ASI yang terlalu deras memancar,

sebelum menyusui harus dikeluarkan sedikit.

I. IBU BEKERJA

Walaupun ibu bekerja sebaiknya terus menyusui bayinya. Dianjurkan

untuk mengikuti cara-cara dibawah ini untuk mencegah penurunan

produksi ASI dan penyapihan yang terlalu didini.

Sebelum ibu berangkat bekerja bayi

harus disusui. Selanjutnya ASI diperas dan disimpan untuk

diberikan pada bayi selama ibu bekerja. Di samping susu formula

kalau masih diperlukan.

Bila mungkin, ibu pulang untuk menyusui

pada tengah hari.

Bayi disusui lebih sering setelah ibu

pulang kerja dan pada malam hari.

Tidak menggunakan susu formula pada

hari libur.

Tidak mulai bekerja terlalu cepat setelah

melahirkan, tunggu 1-2 bulan untuk menyakinkan lancarnya

produksi ASI dan masalah pada awal menyusui telah teratasi.

Kalau ibu ingin memberikan susu formula dengan menggunakan

botol, maka dapat dicoba setelah ibu yakin bahwa bayinya telah

mampu menyusu pada ibu dengan baik, untuk menghindari bayi

bingung putting.

J. GAGAL TUMBUH (FAILURE TO THRIVE) PADA BAYI YANG

MENDAPAT ASI

Gejala bayi yang gagal tumbuh adalah :

Dehidrasi ringan.

Page 50: Materi SAP 1 dan 2

Kurang dari 6 popok basah perharinya.

Bayi menangis, baik sebelum maupun setelah menyusui.

Bayi jarang berak pada minggu-minggu pertama kehidupan.

Kenaikan berat badan anak pada KMS, tidak baik.

Penyebab umum gagal tumbuh yang bias terjadi pada bayi yang

minum ASI maupun non-ASI, adalah :

Infeksi.

Penyakit jantung bawaan.

Kelainan pada susunan saraf pusat.

Penyakit-penyakit ginjal.

Kelainan/penyakit pada saluran pencernaan, misalnya malabsopsi.

Kelainan anatomis : sumbing palatum, atresia koananl,dsb.

Endokrin/penyakit-penyakit metabolic.

Sedangkan penyebab khusus gagal tumbuh pada bayi yang minum

ASI atau penyebab produksi ASI yang tidak memadai, adalah :

1. DARI PIHAK BAYI :

a. Kelainan anatomic :

Sumbing pada bibir/palatum.

Deformitas fasial lainnya.

Kelainan gastrointestinal.

b. Kelainan fisiologik :

Frekuensi menyusui yang kurang sering.

c. Masalah organic :

Kebutuhan kalori yang meningkat : infeksi.

Prematuritas.

Kelainan organic lainnya : kelainan SSP (Susunan Syaraf

Pusat), gangguan metabolic, malabsopsi.

d. Faktor Psikologis :

Bayi yang “stress”, bayi yang “ sulit “.

Page 51: Materi SAP 1 dan 2

2. DARI PIHAK IBU

a. Kelainan anatomic :

Payudara yang telah diangkat.

Jaringan payudara yang hipoplastik.

Putting inverse.

Lainnya.

b. Kelainan fisiologik :

Payudara yang jarang disusu atau lamanya menyusui yang

kurang.

Hambatan refleks “ let down “: stress, kelelahan, depresi,

obat-obatan missal pil KB yang mengandung estrogen, ibu

perokok/peminum alcohol yang berat dan sebagainya.

Gizi ibu menyusui yang kurang baik, diit ibu yang terlalu

ketata, penurunan berat badan ibu yang terlalu drastis.

d. Masalah organic :

Ibu sedang menderita sakit.

Gangguan hormonal.

Ibu hamil lagi.

e. factor psikologik :

Ibu yang mengalami depresi, cemas , sedang ada masalah,

ibu yang terlalu tergantung, juga ibu yang kurang mendapat

dukungan dari suami/keluarganya dalam menyusui bayinya.

3. KOMBINASI FAKTOR BAYI DAN IBU

a. Masalah structural :

Ketidakcocokan : mulut bayi yang kecil, tali lidah yang

pendek, payudara yang besar, putting datar.

Penggunaan “nipple shield “. Atau empongan.

b. Faktor psikologik :

Pemberian suplemen makanan lain selain ASI yang terlalu

cepat atau suplemen yang membuat bayi kenyang.

Page 52: Materi SAP 1 dan 2

Bayi kurang disusui : ada bayi yang rewel/ada yang puas.

c. Faktor psikologis :

Bayi yang dirawat terpisah dengan ibunya.

Bayi yang ditelantarkan atau bayi yang mendapat

perlakukan salah.

Penyebab lain misalnya, ruangan yang terlalu bising,

menghentikan menyusui sebelum bayi selesai menyusui,

dan lain-lain.

K. IKTERUS PADA BAYI YANG MINUM ASI

Ikterus karena ASi sangat jarang terjadi. Terjadinya ikterus tersebut

karena hormon 3-alfa 20- beta-pregnane-diol pada ASI yang

mengadakan inhibisi pada enzim glukoronil-transferase pada hepar

bayi. Penyebab lain adalah asam lemak bebas terutama asam linoleat

pada ASI yang mengadakan inhibisi pada enzim glukoronil

transferase. Sedangkan pendapat terbaru menekankan pada jalur

enterohepatik yang menyebabkan meningkatnya reabsopsi bilirubin

indirek dari usus bayi, kemungkinan karena efek yang tidak diketahui

pada ASI terhadap saluran pencernaan.

Dari penelitian terakhir ternyata bahwa tidak ada perbedaan yang

bermakna antara konsentrasi bilirubin pada bayi yang minum ASI dan

susu formula pada 4 hari pertama. Kenaikan yang bermakna dari

bilirubin indirek pada bayi yang ikterus oleh karena ASI biasanya pada

hari ke 4-7, walaupaun sering pula terjadi pada minggu 2-3.

Penghentian menyusui untuk 1-3 hari biasanya untuk diagnosis,

hasilnya akan terdapat penurunan yang cepat kadar bilirubin sampai

setengahnya. Kalau bilirubin tidak menurun setelah ASI diberhentikan

sementara tersebut, maka harus dicari penyebab yang lain.

Gejala dan penatalaksanaan ;

Timbulnya setelah bayi umur 4 hari.

Tidak terdapat kenaikan bilirubin direk.

Page 53: Materi SAP 1 dan 2

ASI diberhentikan kalau ada bahaya terjadinya kern ikterus

yaitu bila bilirubin indirek lebih dari 20 mg/100 cc pada bayi

matur,atau lebih dari 15 mg/100 cc pada bayi BBLR yang sehat.

Bayi tampak sehat.

Perjalanan ikterus karena ASI (yang ASInya diteruskan)

puncaknya pada minggu ke 2-3, dengan penurunan secara

bertahap pada minggu ke 6-8.

Tidak perlu fototerapi. Ikterus karena ASI tidak berbahaya dan

akan sembuh sendiri.

Disamping itu penyebab lain dari ikterus yang onsetnya terlambat

harus dicari, dengan anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik, dan

pemeriksaan laboratorium : hematokrit, retikulosit dan sebagainya.

Karena untuk diagnosis ikterus akibat ASI, maka beberapa penyebab

dari ikterus yang timbulnya terlambat/ikterus yang lama harus

disingkirkan, misal :

Hematologi

Polisitemia

Dehidrasi Infeksi

Proses hemolitik

Hipotiroid

Obstruksi Intestinal

Penyakit-penyakit hati

L. BAYI YANG LAHIR DENGAN OPERASI SEKSIO SESARIA

Bila pada seksio digunakan anestesi umum, bayi bias mulai

disusukan setelah ibu sadar dengan bantuan tenaga perawat/bidan.

Efek narkose pada bayi yang diterimanya baik melalui plasenta

ataupun melalui ASI dapat mengakibatkan bayi lemah dan malas

menyusu. Kalau ibu dan bayi keadaan umumnya baik tanpa ada

komplikasi, maka harus segera dilakukan rawat gabung.

Page 54: Materi SAP 1 dan 2

Adalah umum terjadi kenaikan suhu ringan setelah operasi, tetapi

ini bukan kontra indikasi untuk menyusui. Posisi memegang bola (foot

ball) lebih cocok untuk ibu seksio oleh karena bayi tidak menekan

bekas luka operasi. Atau dengan posisi miring, dengan bayi berada di

samping ibu.

M. BAYI KEMBAR

Dengan meningkatnya rangsangan untuk produksi ASI yang

dating dari 2 bayi. Maka ASI selalu cukup untuk kedua bayi kembar

tersebut. Tetapi kita harus memperhatikan diit ibu harus mengandung

kalori lebih tinggi, ekstra minum, cukup protein dan vitamin, agar

produksi ASI mencukupi kebutuhan bayi dan status gizi ibu terpelihara.

Bayi dapat disusui keduanya secara bersamaan pada kedua

payudara ibu. Dengan kedua posisi secara bergantian tergantung

posisi mana yang dianggap nyaman oleh ibu.

Tiga posisi tersebut, yang dapat dilakukan pada kedua bayi

secara bersamaan adalah :

1. Tiap bayi menyusu dengan posisi Foot ball.

2. Tiap bayi menyusu dengan posisi sejajar dengan tubuh ibu.

3. Kedua bayi menyusu saling menyilang di depan tubuh ibu.

Bagi ibu yang terpaksa menyusui bayinya secara bergantian, mulailah

lebih dahulu dengan menyusui bayi yang lebih kecil.

Bayi kembar sering tumbuh pada tingkatan yang berbeda, yang satu

lebih gemuk dari yang lain, tergantung frekuensi menyusui oleh asing-

masing bayi.

N. BAYI DENGAN KELAINAN ANATOMIS BIBIR DAN PALATUM

Banyak orang mengira bahwa bayi sumbing tidak mungkin

dapat menyusu. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar, karena

dengankesabaran dan ketelatenanibu, maka banyak ibu yang berhasil

Page 55: Materi SAP 1 dan 2

menyusui bayinya sedini mungkin. Untuk itu diperlukan dukungan dari

keluarga maupun dari petugas kesehatan.

Contoh :

1. Bayi yang sumbing pada langit-langit lunak (palatum molle)

bayi dapat menyusu tanpa kesulitan apabila bayi disusukan dalam

posisi tegak, agar ASI tidak masuk ke dalam hidung. Karena ada

kecenderungan ASI keluar melalui hidung pada bayi tersebut,

maka ibu dianjurkan untuk sering-sering menghentikan menyusui

untuk memberikan kesempatan bayi bernafas. Kesukaran terberat

adalah pada minggu-minggu pertama, tetapi itu tidak berarti tidak

mungkin menyusui pada bayi dengan sumbing langit-langit.

2. Sumbing hanya pada bibir atas saja. Maka bayi dapat

menyusu sambil ibu menutup sumbing tersebut dengan jarinya

agar bayi dapat menghisap dengan sempurna. Kadang-kadang

terdengar bunyi pada saat bayi sedang menyusu. Proses menyusui

pada anak dengan sumbing ini memungkinkan, karena mekanisme

menyusu tidak terganggu, asalkan dilakukan dengan teknik

menyusui dengan baik dan benar.

3. Yang sulit bilamana terjadi sumbing ganda, yaitu sumbing

pada langit-langit keras/lunak dan bibir, sehingga bayi sulit

menghisap putting susu dengan sempurna. Untuk bayi yang

demikian, ibu dapat mengeluarkan ASI dengan tangan/pompa

kemudian diberikan dengan sendok/pipet/dot khusus. Atau dapat

pula dikonsultasikan pada Ahli Bedah Mulut untuk sementara

dipasang sustu alat yang memudahkan proses menyusui, sambil

menunggu saatnya dioperasi. Sementara setelah bayi menjalani

operasi, ASI dapat diperas dengan tangan/pompa dan diberikan

pada bayi melalui pipet/sendok.

O. PENYAKIT KRONIS/BERAT PADA IBU

Page 56: Materi SAP 1 dan 2

Pada ibu dengan TBC aktif, asal sudah mendapatkan

pengobatan, ibu masih tetap boleh menyusui. Sedangkan pada

bayinya dapat segera diimunisasikan BCG dan diberikan INH

profilaksis.

Sedangkan pada ibu yang sakit berat biasanya produksi

ASInya menurun, asal ibu mendapat pengobatan dan diit yang baik,

maka setelah ibu sembuh bias menyusui kembali bayinya. Pada ibu-

ibu yang malnutrisi, produksi ASi lebih sedikit daripada ibu yang

gizinya baik. Dengan suplementasi makanan, maka produksi ASI bias

ditingkatkan.

Pada ibu yang menderita hepatitis B atau AIDS, masih

terdapat beberapa pendapat. Ada yang menganjurkan agar ASI tetap

diberikan kepada bayi, terutama untuk di Negara-negara berkembang,

karena nilai gizi ASI yang tinggi dan adanya zat yang terdapat pada

ASI. Tetapi ada pula yang menentang pemberian ASI tersebut, dengan

alas an bayi belum tentu ketularan ibunya pada saat mereka lahir,

sehingga perlu dicegah penularan melalui ASI yang

mungkinterkontaminasi virus hepatitis B/HIV, misalnya akibat dari

putting susu ibu yang lecet, atau sebab lainnya. Penularan vertical dari

ibu yang menderita AIDS pada bayinya berkisar antara 25 % sampai

50%.

Penelitian di Taiwan membuktikan bahwa ASI cukup aman

untuk bayi. Pada 11 bayi yang menyusui dari ibu yang menderita

Hepatitis c, ternyata pada evalusi sampai bayi usia 1 tahun, tidak

menunjukkan adaya hepatitis C pada bayi tersebut.

P. IBU DENGAN DIIT TERTENTU

a. Ibu Vegetarian

Bila dalam diit ibu masih ada susu dan telor, maka tidak ada

salah dalam laktasi. Tetapi bila ibu vegetarian murni dan sama sekali

Page 57: Materi SAP 1 dan 2

tidak mengkonsumsi protein hewani, maka ibu dan bayinya akan

kekurangan vitamin B12. Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka pada

diit ibu harus ditambahkan suplemen vitamin B12 setiap harinya.

b. Ibu Diabetes Melitus.

Ibu penderita diabetes mellitus tetap dianjurkan untuk

menyusui bayinya

Pada keadaan seperti ini, harus diperhatikan :

Kebutuhan insulinnya akan berkurang.

Pada saat melahirkan dan beberapa hari setelahnya, kadar

gula ibu sangat bervariasi.

Sering terjadi laktosuria yang dapat disangka glukosuria.

Kemungkinan menderita mastitis atau abses payudara lebih

besar.

Q. PEMBERIAN OBAT-OBATAN PADA IBU MENYUSUI

Selalu menjadi pertanyaan, apakah obat yang diberikan

pada bayi dapat berakibat buruk pada bayi. Bila obat diberikan pada

ibu menyusui, yang perlu diketahui adalah :

Berapa banyak obat tersebut dikeluarkan melalui ASI

Berapa banyak obat tersebut yang diserap oleh bayi

Sejauh mana obat tersebut mempengaruhi laktasi

Obat-obatan yang merupakan kontra indikasi ibu menyusui adalah :

No Obat Alasan

1. Bronkokriptin Menekan laktasi

2. Kokain Intoksikasi

3. Siklofosfamid Menekan system imun, karsigenesis,

neutropia.

Page 58: Materi SAP 1 dan 2

R. MENYUSUI PADA WAKTU HAMIL

Menyusui pada saat ibu sedang hamil bukan sebagai factor

risiko untuk melahirkan bayi premature atau mengganggu

pertumbuhan janin intrauterine, asalkan ibu sehat, mendapat diit yang

baik serta tidak dapat kontra indikasi. Penyapihan dapat dilakukan

secara bertahap yaitu sampai usia kehamilan 5-6 bulan. Karena

setelah trimester kedua pertumbuhan janin sangat pesat. Sering kali

anak tidak mau menyusu dengan sendirinya kalau ibunya sedang

hamil, hal ini disebabkan adanya perubahan hormonal pada ibu hamil

yang menyebabkan menurunnya produksi ASI dan putting susu

menjadi lebih lunak. Penyapihan juga bias dapang dari ibunya, karena

adanya perasaan yang kurang nyaman, mual/muntah, atau kelelahan

pada ibunya. Penyapihan yang mendadak hanya dilakukan kalau ada

resiko untuk melahirkan premature, yaitu anamnesis terdapat

abortus/kelahiran premature, terdapat penurunan berat badan ibu/tidak

menunjukkan kenaikan berat badan setelah trimester pertama

kehamilan dan pada ibu dengan heperemesis.

Diit harus diperhatikan untuk memenuhi kebutuhan produksi

ASI dan kehamilannya, serta factor kelelahan pada ibu. Ibu hamil yang

masih menyusui harus cukup mendapat tambahan kalori,protein,

vitamin-vitamin, banyak minum dan istirahat yang cukup. Tambahan

kalori disesuaikan dengan jumlah ASI yang dikonsumsi anak, serta

berpedoman pada kenaikan berat badan normal yang seharusnya

dicapai oleh ibu hamil.

Berat badan anak yang masih menyusui tersebut harus

dimonitor secara teratur, terutama kalau umur anak dibawah satu

tahun, karena adanya penurunan produksi ASI pada waktu ibu sedang

hamil. Oleh karena itu secara bertahap anak diperkenalkan susu

formula, sehingga pada waktu disapih anak sudah mau minum susu

Page 59: Materi SAP 1 dan 2

formula tersebut, di samping makanan tanbahan lain yang sesuai

dengan umur anak.

Ini sering teradi pada anak yang masih belum usia satu

tahun tetapi ibunya sudah hamil lagi, sehingga anak masih tergantung

pada ibunya secara fisik maupun emosional. Apabila anak yang lebih

tua sukar disapih, maka anak disusui hany untuk memenuhi kebutuhan

emosinya saja. Karena anak tersebut sudah dapat makan makanan

lain selain ASI, sedangkan adiknya harus diutamakan karena

sepenuhnya masih tergantung pada ASI terutama pada bulan-bulan

pertama setelah lahir.

Pada kasus-kasus tersebut diatas, peran petugas kesehatan

adalah :

Memberikan penjelasan tentang baik buruknya menyusui pada

waktu ibu sedang hamil/menyusui kakak adik nya sekaligus.

Menggali perasaan ibu tentang keputusannya untuk menyusui

dengan cara diatas, serta diskusikan emosi yang menyertainya.

Rujuk ibu ke kelompok pendukung ASI yang terdekat.

Beri dukungan pada ibu yang akan memutuskan menyapih

anaknya, karena pada umumnya mereka tau apayang terbaik yang

akan dilakukannya.

Dalam mengatasi berbagai masalah laktasi tersebut diatas diperlukan

suatu wadah dimana ibu dapat berkonsultasi, antara lain Klinik Laktasi.

Kelompok Pendukung ASI, Praktek Dokter/Bidan, dan sebagainya.

Konsultasi lewat teleponpun sangat berguna, terutama bagi ibu-ibu

yang baru pertama kali menyusui. Dari penelitian di Oregon USA,

ternyata banyak ibu-ibu yang memerlukan konsultasi lewat telepon

tentang laktasi dan masalah yang menyertainya.

Page 60: Materi SAP 1 dan 2