sap camelia 2

Upload: sholehudin

Post on 09-Jan-2016

235 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sap jantung

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PENYULUHANPENCEGAHAN HIPERTENSIDI RUANG CAMELIA RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Disusun Oleh:

Imam Fahrurrozi131513143088Prajna Paramita M131513143019Wahyu Indrianto131513143013Ilmi Firdaus A131513143017Miftakhur Roifah131513143063

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGASURABAYA2015SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik: Pencegahan HipertensiSasaran: Keluarga dan pasien di ruang Camelia RSUD dr. SoetomoHari/Tanggal: Rabu, 23 September 2015Tempat: Ruang Camelia RSUD dr. Soetomo SurabayaPelaksana: Mahasiswa Fakultas Keperawatan UnairWaktu: 1 X 30 Menit

1. Analisis InstruksionalPenyuluhan berisi tentang mengenal pencegahan hipertensi pada keluarga dan pasien di Ruang Camelia RSUD dr. Soetomo.1. Tujuan InstruksionalTujuan UmumSetelah mengikuti penyuluhan mengenai pencegahan hipertensi selama 30 menit, keluarga dan pasien mampu memahami tentang pencegahan hipertensi.Tujuan KhususSetelah dilakukan penyuluhan mengenai pencegahan hipertensi, maka kelurga dan pasien mampu:1. Menyebutkan definisi hipertensi1. Menyebutkan tingkatan hipertensi1. Menyebutkan penyebab dan faktor resiko hipertensi1. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi1. Menyebutkan cara mencegah hipertensi1. Menyebutkan komplikasi hipertensi1. MetodeCeramah dan diskusi1. MediaPPT dan leaflet1. Organisasi kegiatanPembimbing Akademik: Harmayetty, S.Kp., M.KesPembimbing Klinik : BinafsihModerator : Prajna Paramita MPenyaji: Ilmi Firdaus AliyahFasilitator: Wahyu Indriyanto dan Imam FahrurroziObserver: Miftakhur Roifah1. Job Description1. Moderator Uraian tugas:1. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.1. Mengatur proses dan lama penyuluhan.1. Memotivasi peserta untuk bertanya.1. Memimpin jalannya diskusi dan evaluasi.1. Menutup acara penyuluhan.2. Penyuluh / Pengajar Uraian tugas:1. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta.1. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.1. Menjawab pertanyaan peserta.3. FasilitatorUraian tugas:1. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.1. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.1. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.1. Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi peserta.1. Membagikan leaflet dan lembar evaluasi kepada peserta.

4. ObserverUraian tugas:0. Mencatat nama, alamat, dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan.0. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.0. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan.0. Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan.0. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai dengan rencana penyuluhan.1. Strategi KegiatanNOWAKTUKEGIATAN PENYULUHANKEGIATAN PESERTA

15 MenitPembukaan:1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam 1. Memperkenalkan diri1. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.1. Menyebutkan materi penyuluhan yang akan diberikan1. Kontrak waktu dan menjelaskan mekanisme1. Menjawab salam 1. Mendengarkan1. Memperhatikan

210 MenitPelaksanaan :1. Menggali pengetahuan dan pengalaman1. Menjelaskan melalui PPT dan leaflet tentang: a. Menyebutkan definisi hipertensib. Menyebutkan tingkatan hipertensic. Menyebutkan penyebab dan faktor resiko hipertensid. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensid. Menyebutkan cara mencegah hipertensie. Menyebutkan komplikasi hipertensi1. Mendengarkan1. Memperhatikan

3

8 menit

Diskusi: Memberikan kesempatan pada peserta untuk mengajukan pertanyaan kemudian didiskusikan bersama dan menjawab pertanyaan Mengajukan pertanyaan

45 Menit Evaluasi : 1. Menanyakan pada keluarga pasien tentang materi yang diberikan dan reinforcement kepada keluarga pasien bila dapat menjawab & redemonstrasi1. Kesimpulan1. Menjawab1. Menjelaskan pertanyaan

52 Menit Terminasi :1. Memberikan leaflet pada peserta1. Mengucapkan terimakasih kepada keluarga pasien1. Mengucapkan salam1. Mendengarkan1. Membalas salam

Penyaji ModeratornnnnnPPTFasilitatorrObserverPesertaPesertaH. Setting Tempat Penyuluhan

Fasilitatorr

1. Evaluasi1. Kriteria Struktur1. Kesiapan SAP dan materi1. Kesiapan media : PPT dan leaflet1. Peserta hadir di tempat penyuluhan1. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan1. Jumlah target yang hadir dalam penyuluhan lima (5) orang.1. Prosesa. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan dan mendengarkanc. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benard. Suasana penyuluhan tertibe. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhanf. Pengorganisasian: kegiatan berjalan sesuai dengan POA3. HasilPeserta dapat memahami dan mengenal pencegahan hipertensi

MATERI PENYULUHANPENCEGAHAN HIPERTENSI

1. Definisi HipertensiHipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygnomanometer) ataupun alat digital lainnya. Tekanan darah bergantung kepada : 1. Curah jantung 2. Tahanan perifer pada pembuluh darah 3. Volum atau isi darah yang bersirkulasi. Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHg. Dalam aktivitas sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat di waktu beraktifitas atau berolahraga. Selain itu nilai hematokrit juga memengaruhi nilai tekanan darah. Hal ini karena nilai hematokrit mempengaruhi nilai Hb, semakin tinggi nilai hematokrit maka akan berbanding lurus dengan nilai Hb-nya. Dan sebaliknya nilai hematokrit rendah maka nilai Hb juga pasti akan kecil. Dari hasil tersebut maka dapat diketahui apakah seseorang mempunyai tekanan darah dan akan terlihat hasil tekanan darah apakah tinggi atau rendah. Faktor utama dalam mengontrol tekanan arterial ialah output jantung dan tahanan perifer total. Bila output jantung (curah jantung) meningkat, tekanan darah arterial akan meningkat, kecuali jika pada waktu yang bersamaan tahanan perifer menurun. Tekanan darah akan meninggi bila salah satu faktor yang menentukan tekanan darah mengalami kenaikan (Lumbantobing, 2008).Menurut The Joint National Commite of Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of The Blood Pressure (2004) dikatakan hipertensi jika tekanan darah sistolik yang lebih besar atau sama dengan 140 mmHg ataupeningkatan tekanan darah diastolik yang lebih besar atau sama dengan 90mmHg. Umumnya tekanan darah normal seseorang adalah 120 mmHg/80 mmHg. Hasilpemeriksaan tersebut dilakukan 2 atau lebih pemeriksaan dan dirata-rata.

KategoriTekanan darah

Normal90 - 120per60 - 79

Pra hipertensi121 - 139per80 - 89

Tingkat 1 (hipertensi ringan)140-159per90-99

Tingkat 2 (hipertensi sedang)160-179per100-119

Tingkat 3 (hipertensi berat) 180per 120

2. Klasifikasi HipertensiTabel 1. Klasifikasi Hipertensi menurut WHO (2007)

3. Jenis Hipertensi3.1 Hipertensi primerHipertensi yang disebabkan keturunan. Suatu penelitian telah menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki hubungan keluarga dengan penderita hipertensi yang terjadi sebelum usia 55 tahun memiliki resiko 3,8 kali lebih besar mengalami hipertensi sebelum usia 50 tahun. Kecenderungan untuk memiliki tekanan darah tinggi muncul untuk berjalan dalam keluarga yang pernah menderita. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium. Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali labih besar untuk menderita hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu, didapatkan 70-80% kasus hipertensi primer dengan riwayat hipertensi dalam keluarga

3.2 Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain, seperti : 1. Ginjala. Glomerulonefritisb. Pielonefritisc. Nekrosis tubular akutd. Tumore. Stenosis arteri renalisf. Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)g. Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjak)h. Terapi penyinaran yang mengenai ginjal2. Vasculara. Aterosklerosisb. Hiperplasiac. Trombosisd. Aneurismae. Emboli kolestrolf. Vaskulitis3. Kelainan endokrin a. DMb. Hipertiroidismec. Hipotiroidismed. Gangguan kelenjar adrenal4. Sarafa. Strokeb. Ensepalitisc. SGB (Gullien Barre Syndrome)5. Obat obatana. Kontrasepsi oralb. Kortikosteroidc. Pil KBd. Siklosporin e. Eritropoietin f. Kokain

6. Penyebab lainnyaa. Koartasio aortab. Preeklamsia pada kehamilan c. Porfiria intermiten akutd. Keracunan timbul akut

Beberapa penyakit dan gangguan yang dapat menimbulkan hipertensi (tekanan darah tinggi) sekunder:1. Sakit ginjalHipertensi sekunder yang terkait dengan ginjal disebut hipertensi ginjal (renal hypertension). Gangguan ginjal yang paling banyak menyebabkan tekanan darah tinggi adalah penyempitan arteri ginjal, yang merupakan pembuluh darah utama penyuplai darah ke kedua organ ginjal. Bila pasokan darah menurun, ginjal akan memproduksi berbagai zat yang meningkatkan tekanan darah.2. ApneaObstructive sleep apnea (OSA) adalah gangguan tidur di mana penderita berkali-kali berhenti bernafas (antara 10-30 detik) selama tidur. Apnea biasanya diderita oleh orang yang kegemukan dan diikuti dengan gejala lain seperti rasa kantuk luar biasa di siang hari, mendengkur, sakit kepala pagi hari dan edema (pembengkakan) di kaki bagian bawah. Separuh penderita apnea menderita hipertensi, yang mungkin dipicu oleh perubahan hormon karena reaksi terhadap penyakit dan stress yang ditimbulkannya.3. Hiper/hipotiroidHipertiroid atau kelebihan hormon tiroid ditandai dengan mudah kepanasan (merasa gerah), penurunan berat badan, jantung berdebar dan tremor. Hormon tiroid yang berlebihan merangsang aktivitas jantung, meningkatkan produksi darah, dan meningkatkan resistensi pembuluh darah sehingga menimbulkan hipertensi.Hipotiroid atau kekuranga hormon tiroid ditandai dengan kelelahan, penurunan berat badan, kerontokkan rambut dan lemah otot. Hubungan antara kekurangan tiroid dan hipertensi belum banyak diketahui, namun di duga bahwa melambatnya metabolisme tubuh karena kekurangan tiroid mengakibatkan pembuluh darah terhambat dan tekanan darah meningkat.4. PreeklamsiaPreeklamsia adalah hipertensi karena kehamilan (gestational hypertention) yang biasanya terjadi pada trimester ke-3 kehamilan. preeklamsia disebabkan oleh volume darah yang meningkat selama kehamilan dan berbagai perubahan hormonal. Sekitar 5-10% kehamilan pertama ditandai dengan preeklamsia.5. Koarktasi aorta (aortic coarctation)Koarktasi atau penyempitan aorta adalah kelainan bawaan yang menimbulkan tekanan darah tinggi.6. Gangguan kelenjar adrenalKelenjar adrenal berfungsi mengatur kerja ginjal dan tekanan darah. Bila salah satu atau kedua kelenjar adrenal mengalami gangguan, maka dapat mengakibatkan produksi hormon berlebihan yang meningkatkan tekanan darah.7. Gangguan kelenjar paratiroidEmpat kelenjar paratiroid yang berada di leher memproduksi hormon yang disebut parathormon. Produksi parathormon yang berlebihan akan meningkatkan kadar kalsium di dalam darah, sehingga memicu tekanan darah tinggi.

4. Faktor Resiko Hipertensia. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol:1) Jenis kelaminPrevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun. Dari hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita hipertensi berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%. (Anggraini dkk, 2009). Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan hormon setelah menopause (Marliani, 2007). 2) UmurSemakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang berusia lebih muda. Hipertensi pada usia lanjut harus ditangani secara khusus. Hal ini disebabkan pada usia tersebut ginjal dan hati mulai menurun, karena itu dosis obat yang diberikan harus benar-benar tepat. Tetapi pada kebanyakan kasus, hipertensi banyak terjadi pada usia lanjut. Pada wanita, hipertensi sering terjadi pada usia diatas 50 tahun. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan hormon sesudah menopause. Hanns Peter (2009) mengemukakan bahwa kondisi yang berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari keausan arteriosklerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri. Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50 % diatas umur 60 tahun. Arteri kehilangan elastisitas atau kelenturan serta tekanan darah meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada umur lima puluhan dan enampuluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko hipertensi.

b. Faktor resiko yang dapat dikontrol:1) ObesitasPada usia pertengahan ( + 50 tahun ) dan dewasa lanjut asupan kalori sehingga mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu sebabnya berat badan meningkat. Obesitas dapat memperburuk kondisi lansia. Kelompok lansia karena dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti artritis, jantung dan pembuluh darah, hipertensi (Rohendi, 2008).Untuk mengetahui seseorang mengalami obesitas atau tidak, dapatdilakukan dengan mengukur berat badan dengan tinggi badan, yang kemudian disebut dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut:

Berat Badan (kg)IMT = ------------------------------------------------ Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

IMT berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang obes 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang berat badannya normal. Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-30% memiliki berat badan lebih.Obesitas beresiko terhadap munculnya berbagai penyakit jantung dan pembuluh darah. Disebut obesitas apabila melebihi Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT). BMI untuk orang Indonesia adalah 25. BMI memberikan gambaran tentang resiko kesehatan yang berhubungan dengan berat badan. Marliani juga mengemukakan bahwa penderita hipertensi sebagian besar mempunyai berat badan berlebih, tetapi tidak menutup kemungkinan orang yang berat badanya normal (tidak obesitas) dapat menderita hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan berat badannya normal. (Marliani,2007).2) Kurang olahragaOlahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak menular, karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan melatih otot jantung sehingga menjadi terbiasa apabila jantung harus melakukan pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu. Kurangnya aktivitas fisik menaikan risiko tekanan darah tinggi karena bertambahnya risiko untuk menjadi gemuk. Orang-orang yang tidak aktif cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot jantung mereka harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi, semakin keras dan sering jantung harus memompa semakin besar pula kekuatan yang mendesak arteri. Latihan fisik berupa berjalan kaki selama 30-60 menit setiap hari sangat bermanfaat untuk menjaga jantung dan peredaran darah. Bagi penderita tekanan darah tinggi, jantung atau masalah pada peredaran darah, sebaiknya tidak menggunakan beban waktu jalan. Riset di Oregon Health Science kelompok laki-laki dengan wanita yang kurang aktivitas fisik dengan kelompok yang beraktifitas fisik dapat menurunkan sekitar 6,5% kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) faktor penting penyebab pergeseran arteri (Rohaendi, 2008).3) Kebiasaan Merokok Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis. Dalam penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman dari Brigmans and Womens Hospital, Massachussetts terhadap 28.236 subyek yang awalnya tidak ada riwayat hipertensi, 51% subyek tidak merokok, 36% merupakan perokok pemula, 5% subyek merokok 1-14 batang rokok perhari dan 8% subyek yang merokok lebih dari 15 batang perhari. Subyek terus diteliti dan dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subyek dengan kebiasaan merokok lebih dari 15 batang perhari (Rahyani, 2007).4) Mengkonsumsi garam berlebihBadan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO) merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) perhari. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi. (Wolff, 2008).5) Minum alkoholBanyak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat merusak jantung dan organ-organ lain, termasuk pembuluh darah. Kebiasaan minum alkohol berlebihan termasuk salah satu faktor resiko hipertensi (Marliani, 2007).6) Minum kopiFaktor kebiasaan minum kopi di dapatkan dari satu cangkir kopi mengandung 75 200 mg kafein, di mana dalam satu cangkir tersebut berpotensi meningkatkan tekanan darah 5 -10 mmHg.7) Pil KBPil KB : Risiko meninggi dengan lamanya pemakaian ( 12 tahun berturut-turut)8) Stress Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu). Stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota (Rohaendi, 2003). Menurut Anggraini dkk, (2009) menagatakan Stress akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stress ini dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal

5. Tanda dan Gejala HipertensiCorwin (2000) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun tahun.a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intrakranial.b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ke ginjal dan filtrasi glomerolus.e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipeertensi yaitu pusing, muka merah sakit kepala, keluaran darah tiba tiba dari hidung, dan tengkuk merasa capek.6. Cara Mencegah Hipertensi6.1 Pencegahan bagi yang belum hipertensia. Pola makan sehat dengan tinggi konsumsi buah dan sayur, tidak mengkonsumsi junk foodb. Mengurangi garam dan sodium ketika dietMengurangi asupan diet yang mengandung natrium :1.