s2-2014-340631-chapter1
DESCRIPTION
chapter1TRANSCRIPT
-
1
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang pesat serta
potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan,
pengelolaan, dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat
dan akurat. Pemanfaatan TIK dalam proses pemerintahan (e-government) akan
meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintahan. Tahun 2003 Presiden Republik Indonesia
menginstruksikan kebijakan dan strategi nasional pengembangan e-government
guna penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) dan
peningkatan layanan publik yang efektif dan efisien [1].
Kementerian Perindustrian menyambut Instruksi Presiden tersebut dengan
membuat sistem informasi eksternal (http://www.kemenperin.go.id) dan sistem
informasi internal (http://intranet.kemenperin.go.id). Sistem informasi intranet
Kementerian Perindustrian (Intranet Kemenperin) yang berbasis web sebenarnya
sudah dibangun sejak tahun 2000. Saat itu, Intranet Kemenperin baru berisi basis
data pegawai dan aplikasi absensi. Pemanfaatannya hingga tahun 2004 hanya
terbatas di unit eselon I di pusat. Pada tahun 2005, Intranet Kemenperin baru
terintegrasi di seluruh unit kerja di Kementerian Perindustrian [2].
Reformasi birokrasi di seluruh kementerian, lembaga, dan pemerintah
daerah di Indonesia dipandang perlu dalam rangka mempercepat tercapainya tata
kelola pemerintahan yang baik, sehingga ditetapkanlah Peraturan Presiden tentang
grand design reformasi birokrasi 2010-2025 pada tahun 2010 [3]. Melalui
Peraturan Menteri, Kemenperin telah membentuk tim kerja reformasi birokrasi
Departemen Perindustrian1 pada tahun 2009 [4].
1 Sebelum bernama Kementerian Perindustrian
-
2
Sejak tahun 2009, Kemenperin telah menambahkan fitur laporan mingguan
pegawai pada Intranet Kemenperin. Melalui fitur ini para pegawai di Kemenperin
bisa memasukkan data kegiatan yang telah mereka kerjakan selama satu minggu
terakhir. Secara rutin, setiap minggu mereka bisa melakukan proses input ini. Data
kegiatan yang dimasukkan bisa dikategorikan oleh pegawai yang bersangkutan,
yakni masuk ke kategori tupoksi mereka atau masuk ke kategori non tupoksi.
Atasan langsung pegawai bisa melakukan validasi atas laporan mingguan
pegawai. Jika proses ini berjalan di seluruh kegiatan oleh setiap pegawai,
diharapkan mampu mengukur dan menilai kinerja pegawai sebagai wujud
pelaksanaan reformasi birokrasi di Kemenperin [5].
Tunjangan kinerja pegawai atau yang lebih dikenal dengan istilah
remunerasi diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia ke beberapa
kementerian/lembaga pemerintahan sebagai bentuk penghargaan (reward) atas
usaha melaksanakan kebijakan reformasi birokrasi di instansinya. Kemenperin
termasuk salah satu kementerian yang telah berusaha melaksanakan reformasi
birokrasi dan meningkatkan kinerja pegawai di lingkungannya, sehingga pada
tahun 2012 Presiden mengeluarkan peraturan tentang tunjangan kinerja pegawai
di lingkungan Kemenperin [6].
Kemenperin menyambut Peraturan Presiden tersebut dengan memperbaiki
fitur laporan mingguan pegawai di Intranet Kemenperin. Intranet Kemenperin
menghadirkan fitur baru, yakni aplikasi kinerja pegawai, yang bisa diinput setiap
hari atau setiap minggu. Input setiap hari dilakukan untuk kegiatan yang bersifat
insidental, sedangkan input setiap minggu dilakukan untuk kegiatan yang bersifat
rutin. Laporan kinerja pegawai akan diperhitungkan sebagai capaian produktivitas
pegawai jika telah divalidasi. Validasi dilakukan setiap Jumat pagi oleh atasan
langsung masing-masing pegawai [7].
Selain berisi aplikasi absensi, aplikasi laporan mingguan pegawai, dan
aplikasi kinerja pegawai, Intranet Kemenperin yang berbasis web memiliki
banyak aplikasi yang ditujukan untuk meningkatkan kinerja pegawai terkait
efektivitas dan efisiensi. Sebagian besar aplikasi membutuhkan respon yang cepat
-
3
dari sesama pegawai atau dari atasan langsung, baik berupa jawaban, solusi,
ataupun validasi. Aplikasi SiPegi (Sistem Informasi Pegawai) membutuhkan
validasi dari kepegawaian saat pegawai melakukan pengubahan data pribadinya,
aplikasi kinerja pegawai membutuhkan validasi atasan langsung, aplikasi e-pesan
dan pesan singkat membutuhkan jawaban segera dari pegawai lain, dan
sebagainya. Sebagian aplikasi juga harus sering diakses pegawai guna melakukan
input kegiatan ataupun input laporan lainnya [2]. Sehingga, Intranet Kemenperin
yang saat ini baru berbasis web, harus sering diakses pegawai di manapun dan
kapanpun pada jam kerja, meskipun pegawai berada di lapangan dan jauh dari
akses komputer.
Permasalahan ketersediaan fasilitas Intranet Kemenperin yang real time
untuk segera merespon ataupun untuk segera mengetahui informasi, bisa
diselesaikan dengan menggunakan aplikasi mobile yang memungkinkan adanya
tanda atau notifikasi. Aplikasi mobile biasanya tertanam dalam smart phone
dengan berbagai macam jenis sistem operasi, yakni Windows, Java, Symbian,
iPhone, dan Android. Pada Gambar 1.1, hasil pencarian melalui mesin pencari
google terhadap kelima sistem operasi tersebut di Indonesia pada tahun 2013,
menunjukkan bahwa Android memiliki kecenderungan paling meningkat
dibandingkan dengan keempat kata kunci yang lain. Dari jumlah pencarian,
Android juga paling banyak dicari.
Sumber: http://trends.google.com (diakses: 28 Juni 2013)
Gambar 1.1. Kecenderungan pencarian di google dengan kata kunci: Android,
iPhone, Windows, Java, dan Symbian, di Indonesia
-
4
Melalui fitur polling pada Intranet Kemenperin, penulis mencoba
menanyakan "Sudah perlukah pembuatan aplikasi Android untuk Intranet
Kemenperin?". Pada Gambar 1.2 terlihat bahwa dari 211 responden, 151 atau
sekitar 71,56 % responden menyatakan perlunya aplikasi mobile berbasis Android
untuk Intranet Kemenperin.
Sumber: http://intranet.kemenperin.go.id/polling/?id=646 (periode polling: 1428 Maret 2013)
Gambar 1.2. Polling perlunya aplikasi Android untuk Intranet Kemenperin
Sehingga penelitian ini akan berusaha untuk mengetahui tingkat kesiapan
pegawai sebagai pengguna Intranet Kemenperin terhadap aplikasi mobile berbasis
Android sebagai teknologi baru untuk Intranet Kemenperin.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat kesiapan pegawai Kementerian
Perindustrian terhadap aplikasi mobile berbasis Android sebagai teknologi baru
untuk sistem informasi Intranet Kemenperin.
-
5
1.3. Keaslian Penelitian
Pada tahun 2008, Sugeng Wahyudi melakukan penelitian e-readiness dalam
Pengembangan DIY Learning Gateway menggunakan model penilaian CID
Harvard. Penelitian ini fokus pada tiga kategori, yaitu network access, networked
learning, dan networked society [8].
Penelitian Zulfiana Farizta pada tahun 2008 bertujuan untuk menilai
e-readiness pemerintah dan masyarakat Lombok Timur yang merupakan prasyarat
keberhasilan implementasi e-government. Penilaian menggunakan referensi yang
dirumuskan oleh CID Harvard University dengan berfokus pada tiga kategori,
yaitu network access, networked learning, dan e-government. Data diperoleh
dengan menggunakan 200 orang sampel yang terdiri dari masyarakat dan 11
instansi pemerintah serta dari koleksi data sekunder yang ada [9].
Model CID Harvard juga digunakan oleh Vinsensius Triardi Wanggo pada
tahun 2009 untuk melakukan penelitian dengan tema kesiapan untuk mengukur
e-readiness penggunaan TIK di Universitas Nusa Cendana Kupang guna
peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan. Model yang digunakan
dimodifikasi dan disesuaikan untuk mengukur tingkat kesiapan di lingkungan
Universitas Nusa Cendana. Model ini berfokus pada lima kategori, yakni network
access, networked learning, networked society, networked campus, dan
institusional ICT policy and strategy [10].
Pada tahun 2011, Dian Affandi H mengukur tingkat e-readiness menggunakan
model CID Harvard yang telah dimodifikasi Negara Bulgaria untuk mengukur
e-readiness pengguna dan aparat pemerintah pada penerapan e-Government di
Kota Dumai. Data diperoleh dari 170 responden yang bersifat acak [11].
Penelitian ini dilakukan karena melihat kebutuhan akan akses ke sistem
informasi Intranet Kemenperin yang semakin meningkat oleh para pegawai di
lingkungan Kemenperin guna melaporkan kinerja pegawai ataupun operasional
kerja lainnya. Intranet Kemenperin yang berbasis web sudah banyak diakses
-
6
melalui komputer, laptop, dan mobile device, namun belum mampu memberikan
notifikasi seperti pada aplikasi mobile berbasis Android. Notifikasi dibutuhkan
pengguna jika ada pesan atau informasi penting yang harus segera direspon.
Berdasarkan informasi dari PUSDATIN Kemenperin, penelitian mengenai
kesiapan pengguna terhadap aplikasi mobile berbasis Android untuk sistem
informasi Intranet Kemenperin, belum pernah dilakukan di Kemenperin.
Penelitian ini menggunakan e-readiness assessment model yang dikeluarkan
oleh Information Technologies Group (ITG), Center for International
Development (CID), Harvard University, yang bisa diakses dari situs
http://cyber.law.harvard.edu/readinessguide. Dari lima kategori model penilaian
yang dikeluarkan CID Harvard, penelitian ini akan menggunakan tiga kategori
model penilaian, yakni network access, networked society, dan networked
economy. Data diperoleh melalui survei dengan memberikan kuesioner pada
responden di beberapa unit kerja di lingkungan Kementerian Perindustrian yang
ditentukan berdasarkan purposive sampling.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
tingkat kesiapan pegawai Kemenperin terhadap aplikasi mobile berbasis Android
sebagai teknologi baru untuk sistem informasi Intranet Kemenperin. Dengan
mengetahui tingkat kesiapan pengguna, dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam perencanaan dan pengembangan aplikasi mobile Intranet
Kemenperin berbasis Android.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Kemenperin, diharapkan dapat memberikan informasi tentang
tingkat kesiapan pegawai Kemenperin terhadap aplikasi mobile berbasis
Android sebagai teknologi baru untuk Intranet Kemenperin, sehingga
-
7
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan dan
pengembangan aplikasi mobile Intranet Kemenperin berbasis Android.
2. Bagi implementasi e-Government di Indonesia, diharapkan mampu
memberikan sumbangsih dalam upaya peningkatan kinerja pemerintah
dan kualitas layanan ke publik melalui pemanfaatan TIK selain yang
berbasis web, yakni pemanfaatan teknologi mobile secara umum, dan
aplikasi mobile berbasis Android secara khusus.
3. Bagi organisasi pemerintahan lain, diharapkan mampu memacu dan
mendorong penelitian serupa di organisasinya.
4. Bagi ilmu pengetahuan, dapat memberikan pengetahuan dan
pemahaman terkait implementasi teknologi mobile yang berkembang di
masyarakat ke dalam sistem informasi pemerintahan. Dan bagi para
peneliti, bisa melanjutkan penelitian ini ke arah perancangan atau
analisis kebutuhan sistem berbasis Android.
5. Bagi penulis, sebagai sarana mengimplementasikan ilmu dan teori yang
diperoleh di perkuliahan ke dunia kerja khususnya di organisasi
pemerintahan.