bab i pendahuluan 1.1 latarbelakang -...

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Komunitas Jazz Jogja adalah komunitas yang terdiri dari musisi dan pecinta musik jazz di Yogyakarta. Sejak awal terbentuknya komunitas ini konsistenmenyosialisasikan musik jazz kesemua lapisan masyarakat, khususnya di daerah Yogyakarta. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengoreksi pandangan mayoritas masyarakat yang memosisikan musik jazz sebagai genre musik elit dan hanya milik kaum borjuis. Hal ini terlihat darimahalnya harga tiket dan megahnya gedung yang digunakan dalam pertunjukan musik jazz, sehingga tidak semua orang bisa menikmatinya.Fakta inilah yang membuat identitas musik jazz menjadi musik berkelas menengah ke atas dan berestetika tinggi. 1 Dengan kata lain, hadirnya Komunitas Jazz Jogja adalah bentuk perlawanan terhadap pertujukan jazz yang elit. Komunitas Jazz Jogja membuat pertunjukan musik jazz yang sederhana dan merakyat dengan tujuan agar bisa dinikmati oleh semua kalangan, diantaranya: Jazz Gayeng, Ngayogjazz, Jazz Mben Senen, Etawa 1 Diunduh dari laman http://fredywp.blogspot.com/2013/06/konsumsi- musik-jazz.html,diakses pada tanggal 19 Juni 2013.

Upload: phamduong

Post on 02-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang - …etd.repository.ugm.ac.id/.../potongan/S2-2014-339110-chapter1.pdf · PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... kompilasi sejak tahun 2009 hingga 2013.Album

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Komunitas Jazz Jogja adalah komunitas yang terdiri dari

musisi dan pecinta musik jazz di Yogyakarta. Sejak awal

terbentuknya komunitas ini konsistenmenyosialisasikan musik jazz

kesemua lapisan masyarakat, khususnya di daerah Yogyakarta. Hal

ini dilakukan sebagai upaya mengoreksi pandangan mayoritas

masyarakat yang memosisikan musik jazz sebagai genre musik elit

dan hanya milik kaum borjuis. Hal ini terlihat darimahalnya harga

tiket dan megahnya gedung yang digunakan dalam pertunjukan

musik jazz, sehingga tidak semua orang bisa menikmatinya.Fakta

inilah yang membuat identitas musik jazz menjadi musik berkelas

menengah ke atas dan berestetika tinggi.1

Dengan kata lain, hadirnya Komunitas Jazz Jogja adalah

bentuk perlawanan terhadap pertujukan jazz yang elit. Komunitas

Jazz Jogja membuat pertunjukan musik jazz yang sederhana dan

merakyat dengan tujuan agar bisa dinikmati oleh semua kalangan,

diantaranya: Jazz Gayeng, Ngayogjazz, Jazz Mben Senen, Etawa

1Diunduh dari laman http://fredywp.blogspot.com/2013/06/konsumsi-

musik-jazz.html,diakses pada tanggal 19 Juni 2013.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang - …etd.repository.ugm.ac.id/.../potongan/S2-2014-339110-chapter1.pdf · PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... kompilasi sejak tahun 2009 hingga 2013.Album

2

Jazz,Jazz on The Street, dan Jazz Sunrise @the Beach.Menurut Hegel,

fungsi utama seni adalah untuk mempresentasikan yang absolut

dalam bentuk indrawi.2 Komunitas ini, berkesenian dengan cara

mengadakan pertunjukan musik jazz dan mendokumentasikan karya

(lagu) dari beberapa project atau banddirekam ke dalam CD album

kompilasi.

Komunitas Jazz Jogja sudah memproduksi lima album

kompilasi sejak tahun 2009 hingga 2013.Album kompilasi adalah

hasil perpaduan dari beberapa project dan lagu dalam sebuah

CD.Album pertama berjudul Jazz Basuki Mawa Beya.Konsep album

ini adalah setiap project bebas menciptakan karya sendiri yaitu musik

jazz (all ganre) atau jazz gaya Indonesia. Album kedua berjudul Jazz-

Ing Java Sasarengan.Konsep yang diusung adalah mengaransemen

lagu tradisional Jawa menggunakan ritmis jazz. Album ketiga

berjudul Lain Ladang Lain Jazznya.Konsep album ini adalah

mengaransemen lagu jazz menggunakan ritmiskesenian tradisional

Indonesia (jazz gaya Indonesia). Album keempat berjudul Panen

Karya.Konsep pada album ini adalah setiap project menciptakan

sebuah karya (lagu) menggunakan ritmis Indonesia. Album kelima

2Mudji Sutrisno, Teks-teks Kunci Estetika: Filsafat Seni (Yogyakarta: Galang

Press, 2005), 32.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang - …etd.repository.ugm.ac.id/.../potongan/S2-2014-339110-chapter1.pdf · PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... kompilasi sejak tahun 2009 hingga 2013.Album

3

berjudul Study-Ing Babad Jazz.Konsep album ini adalah

mengaransemen lagu jazz yang terkenal pada setiap eranya.

Perubahan konsep pada setiap albumnyasecara simetris

membentuk proses kesadaran individu dan projectyang berpatisipasi

pada album tersebut,dalam artian pembentukan habitus musikal

mengikuti album kompilasi. Fokus penelitian ini pada individu dan

project Komunitas Jazz Jogja yang mengisi album kompilasi.Individu

dan project dipilih berdasarkan banyaknya keterlibatandi dalam

album kompilasi.Hal ini bertujuan untuk melihat pembentukan

habitus musikal yang terjadi pada pengisi album kompilasi karya

Komunitas Jazz Jogja. Penelitian ini juga melihat karakteristik

musikal, proses produksi, dan peran album kompilasi terhadap

pembentukan habitus musikal bagi pengisinya (individu dan project).

1.2 Rumusan Masalah

Transformasi album kompilasi memfisibelkan pembentukan

habitus musikal pengisi album kompilasi karya Komunitas Jazz

Jogja. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana karakteristik musikal album kompilasi karya

Komunitas Jazz Jogja?

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang - …etd.repository.ugm.ac.id/.../potongan/S2-2014-339110-chapter1.pdf · PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... kompilasi sejak tahun 2009 hingga 2013.Album

4

2. Bagaimana proses produksi album kompilasikarya

Komunitas Jazz Jogja?

3. Bagaimana peran album kompilasi karya Komunitas

JazzJogja terhadap pembentukan habitus musikal bagi

para pengisinya?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang

telah dirumuskan di atas yaitu untuk mengetahui karakteristik

musikal, proses produksi, dan peran album kompilasi terhadap

pembentukan habitus musikal pada pengisi album kompilasi.Hasil

penelitian ini dapat menjadi bahan wacana baru dan bermanfaat bagi

mereka yang berkonsentrasi di ranah musikologi, etnomusikologi,

maupun sosiologi.

Hasil penulisan ini dapat memberikan referensi kepada

masyarakat umum dan pecinta musik jazz tentang album kompilasi

karya Komunitas Jazz Jogja. Tulisan ini dapat memberikan

pengertian dan pemahaman baru atas kesenian terhadap nilai

budaya dan juga memperkaya pengetahuan untuk kajian musik

khususnya musik jazz dan komunitas jazz di Indonesia.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang - …etd.repository.ugm.ac.id/.../potongan/S2-2014-339110-chapter1.pdf · PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... kompilasi sejak tahun 2009 hingga 2013.Album

5

1.4 Tinjauan Pustaka

Langkah awal dalam penelitian ini adalah dengan melakukan

tinjauan terhadap beberapa buku dan hasil penelitian, terkait dengan

topik permasalahan yang diangkat. Tinjauan pustaka berisi uraian

beberapa hasil penelitianyang dilakukan oleh peneliti lain, dimana

hasil penetian tersebut berhubungan dengan penelitian ini. Beberapa

literatur yang relevan digunakan oleh peneliti dalam membangun

landasan teori. Kesenian dikaji sebagai bahan penelitian terhadap

beberapa kepustakaan yang berkaitan dengan musik jazz itu sendiri,

baik secara arti, kebudayaan, juga secara kajian musikologis

terhadap perkembangan musik jazz secara umum maupun spesifik.

Tinjauan pustaka sangatlah diperlukan sebagai bahan rujukan

terhadap objek dari penelitian ini.

Melihat buku, artikel, dan tesis yang telah ada, sebenarnya

permasalahan akan musik jazz bukan hal yang baru. Banyak penulis

yang mengangkat musik jazz sebagai objek penelitian dengan kajian

dan pengangkatan permasalah yang berbeda. Dinamika musik jazz

dijelaskan dalam buku karya Samboedi dalam buku yang berjudul

JAZZ: Sejarah dan Tokoh-tokohnya. Buku ini tertulis perkembangan

dan sejarah musik jazzsecara global, di Australia, danAsia termasuk

Indonesia.Informasi dalam buku ini yang digunakan oleh peneliti

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang - …etd.repository.ugm.ac.id/.../potongan/S2-2014-339110-chapter1.pdf · PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... kompilasi sejak tahun 2009 hingga 2013.Album

6

yaitu perkembangan musik jazz secara global dan Indonesia.

Samboedi menulis perkembangan musik jazz di Indonesia,

khususnya tentang biografi musisi jazz sebelum dan sesudah

tergabung dalam Indonesia All Stars. Ia juga menceritakan beberapa

musisi jazz Indonesia, di antaranya: Embong Rahardjo, Indra

Lesmana, Dullah Suweileh, Berry Likumahuwa.

Buku berjudul 123 Ayat Tentang Seni karya Yapi Tambayong

menjelaskan 123 ayat tentang seni susastra, seni musik, seni drama,

seni rupa, dan seni film. Ada satu ayat yang membahas tentang

kolaborasi musisi jazz Belanda dengan Indonesia. Hal ini digunakan

peneliti untuk menjelaskan sejarah perkembangan jazz di Indonesia.

Artikel karya yang ditulis oleh Oki Rahadianto Sutopo berjudul

“Transformasi Jazz Yogyakarta: Dari Hibriditas menjadi Komoditas,”

dalam Jurnal Sosiologi MASYARAKAT, Vol. 17, No. 1, Januari 2012,

menjelaskan tentang perkembangan jazz Yogyakarta. Tulisan ini

membahas tentang transformasi jazz di Yogyakarta. Narasi mengenai

jazz hibrid menjelaskan jazz Yogyakarta menjadi sebuah tontonan

yang mampu meraup profit.Hal ini disebabkan karena para kapital

sudah masuk dalam aspek paling esensial yaitu pemaknaan akan

produk budaya. Lokalitas yang diangkat bertujuan memberi makna

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang - …etd.repository.ugm.ac.id/.../potongan/S2-2014-339110-chapter1.pdf · PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... kompilasi sejak tahun 2009 hingga 2013.Album

7

justru menjadi komoditas yang semakin jauh dari makna lokalitas itu

sendiri.

Artikel karya yang ditulis oleh Oki Rahadianto Sutopo berjudul

“Dinamika Kekuasaan Jazz dalam Komunitas Jazz Yogyakarta 2002-

2010,” dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol. 14, No 1, Juli

2010, mejelaskan tentang perkembangan Komunitas Jazz Yogyakarta

yang meliputi wacana perlawanan. Wacana perlawanan dijelaskan

tentang musisi akademis yang mengusung jazz standar dengan

musisi non-akademis yang mengusung jazz non-standar. Jazz

standar berpedoman pada real book, sementarajazz non-standar

memainkan Jazz Fusion. Wacana perlawanan terjadi karena ideologi

akan musik jazz itu sendiri sehingga menghasilkan narasi-narasi

yang berbeda.

Tesis yang diajukan oleh Wilton Aw. Djaya dengan judul

“Pembentuk Identitas Kolektif Melalui Musik dalam Komunitas Jazz

Yogyakarta”, Program Studi Kajian Budaya dan Media, UGM, 2011,

menggunakan tiga landasan teori yaitu habitus dan wacana yang

dikembangkan oleh Bourdieu, teori identitas yang dikembangkan

oleh Henry Tajfel dan John C. Teori habitus digunakan untuk

menganalisa prilaku individu Komunitas Jazz Jogja secara personal

dan kolektif. Teori identitas digunakan untuk melihat identitas

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang - …etd.repository.ugm.ac.id/.../potongan/S2-2014-339110-chapter1.pdf · PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... kompilasi sejak tahun 2009 hingga 2013.Album

8

kolektif Komunitas Jazz Jogja. Teori wacana digunakan untuk

menganalisa relasi-relasi kuasa yang terjadi pada Komunitas Jazz

Jogja. Wilton menjelaskanbahwa identitas kolektif Komunitas Jazz

Yogyakarta didapat melalui relasi intergroup dan intragroup yang

membuat berbeda dengan praktik reproduksi wacana tentang jazz.

Pada penelitian ini, penulis terfokus pada album kompilasi

karya Komunitas Jazz Jogja.Adapun sepanjang pengamatan penulis,

topik tentang kajian pembentukan habitus musikal pada Komunitas

Jazz Jogja pengisi album kompilasi belum pernah diteliti.Dengan

demikian, dapat diketahui penelitian ini orisinil.

1.5 Landasan Teori

Landasan teori digunakan dalam mengkaji permasalahan yang

berfungsi untuk memperkuat dan membedah masalah-masalah

dalam penelitian. Tesis ini membahas tentang pembentukan habitus

musikal pada individu dan project pengisi album kompilasi karya

Komunitas Jazz Jogja.Penelitian ini tidak hanya terfokus pada

perubahan album kompilasi dari perspektif musikologi saja,

melainkan juga melihat pembentukan habitus musikal dan proses

produksi album kompilasi menggunakan perspektif sosiologi. Hal ini

membuat peneliti menggunakan teorihabitus Pierre Bourdieu untuk

melihat pembentukan habitus musikal pengisi album kompilasi.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang - …etd.repository.ugm.ac.id/.../potongan/S2-2014-339110-chapter1.pdf · PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... kompilasi sejak tahun 2009 hingga 2013.Album

9

Produksi kultural dihasilkan oleh individu dalam suatu ranah

sosial. Individu itu sendiri memiliki habitus yang tercipta dari

disposisi-disposisi mereka dimulaidari kanak-kanak pada suatu

ranah.Habitus dibentuk melalui pendidikan dan interaksi antara

individu yang mendiami suatu ruang sosial.3 Singkatnya, habitus

merupakan tindakan atau sikap yang terakumulasi dan dinamis

mengikuti ranah sosial, sehinggahabitus setiap individu berbeda-

beda.

Produk habitus bersifat spesifik dan beradaptasi dengan ranah.

Ranah merupakan sistem sosial yang bersifal relasional antara posisi

objektif.4 Pada ranah terdapat perjuangan untuk memperebutkan

sumber atau pertaruhan dan akses terbatas (field of stuggle).Proses

produksi album kompilasi Komunitas Jazz Jogjadipandang sebagai

suatu ranah dimana terjadi perjuangan atau manuver.Para

individuyang tergabung dalam suatu project berjuang memproduksi

karya untuk bisa berpatisipasi dan masuk dalam album kompilasi.

Para individu yang telah memiliki modal tetap harus

menyesuaikan konsep album kompilasi. Ada empat katagorimodal,

3Richard Jenkins, Membaca Pikiran Pierre Bourdieu,terj., Nurhadi

(Yogyakarta: Kreasi Wacana, cetakan ketiga 2013), 108-109. 4Jenkins, 124-125.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang - …etd.repository.ugm.ac.id/.../potongan/S2-2014-339110-chapter1.pdf · PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... kompilasi sejak tahun 2009 hingga 2013.Album

10

yaitumodal ekonomi, modal sosial (berbagai jenis relasi bernilai

dengan pihak lain yang bermakna),

modal kultural (pengetahuan sah satu sama lain), dan modal

simbolis (prestise dan gengsi sosial).5Peneliti melihat keempat modal

pada setiap individudengan tujuan untuk melihat pembentukan

habitus musikal dariperubahan karakteristik musikal dan proses

produksi album kompilasi.

Individu yang memiliki modal simbolis besar (dominan) akan

mengisyaratkan tindakan eksplisit maupun implisit kepada individu

yang memiliki modal simbolis kecil (terdominasi). Individu

terdominasi akan mengikuti tindakan atau perintah dari individu

dominan karena dianggap sesuatu yang legitimit. Tindakan atau

perintah kerap diikuti oleh kekerasan simbolik. Kekerasan simbolik

adalah kekerasan dalam bentuk sangat halus yang diberikan pada

individu tanpa mengundang resistensi, tetapi malah mengundang

konformitas sebab sudah mendapat legitimasi sosial karena

bentuknya yang sangat halus.6

Kekerasan simbolik dipengaruhioleh doxa yang cenderung

mengatur kehidupan sosial.Doxa itu sendiri

5Richard Harker, Cheelen Mahar, dan Chris Wilkes (eds), (Habitus x Modal) + Ranah = Praktik: Pengantar Paling Komprehensif kepada Pemikiran Pierre Bourdieu,

terj., Pipit Maizier (Yogyakarta: Jalasutra, cetakan kedua 2009), 17. Lihat juga:

Jenkins, 125. 6Richard Harker, Cheelen Mahar, dan Chris Wilkes (eds), xxi.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang - …etd.repository.ugm.ac.id/.../potongan/S2-2014-339110-chapter1.pdf · PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... kompilasi sejak tahun 2009 hingga 2013.Album

11

merupakankestabilandan keterikatantatanan sosial dalam diri

individu pada tradisi, serta terdapat kekuasaan yang sepenuhnya

ternaturalisasi dan tidakdipertanyakan.7Doxa berada pada tatanan

yang lebih tinggi dan dimiliki di bawah alam bawah sadar individu,

sehingga apa yang diterimanya dianggap sesuatu kebenaran yang

mutlak. Singkatnya, doxa merupakan kebenaran yang tidak dapat

dipertanyakan. Pengisi album kompilasi menganggap Music Director

adalah orang yang bertugas menjaga benang merah album kompilasi

dan memiliki kemampuan bermusik yang baik. Hal ini membuat

pengisi album kompilasi membenarkan saran yang diberikan Music

Directorguna kelancaran album kompilasi.

Korelasi habitus dengan modal menghasilkan suatu praktik

pada suatu ranah sosial.Hal ini terjadi karena seluruh kehidupan

sosial pada dasarnya bersifat praktis.8Pernyataan ini dianalogikan

bahwa praktik tidak bekerja pada ruangan yang kosong.Relasi antara

habitus dengan modal, praktik, doxa, kekerasan simbolik, dan

kekuasaan simbolik dalam suatu ranah.Secara ringkas, Bourdieu

menyatakan rumusan generative yaitu: (Habitus x Modal) + Ranah =

Praktik.9Pada penelitian ini, praktik berada pada Jaran Art Space,

7Richard Harker, Cheelen Mahar, dan Chris Wilkes (eds), xxi. 8Jenkins, 96. 9Richard Harker, Cheelen Mahar, dan Chris Wilkes (eds), xxi.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang - …etd.repository.ugm.ac.id/.../potongan/S2-2014-339110-chapter1.pdf · PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... kompilasi sejak tahun 2009 hingga 2013.Album

12

Bentara Budaya Yogyakarta, dan Padepokan Bagong yang digunakan

pada proses produksi album kompilasi.

Pierre Bourdieu dalam karyanya berjudulArena Produksi

Kultural berbicara tentang suatu karya yang tercipta karena adanya

relasi-relasi yang objektif pada suatu ranah.Karya seni tidak tercipta

dari kreasi senimannya saja, banyak individu-individu yang

berpatisipasi didalamnya, Bourdieu berpendapat bahwa:

Penyelidikan harus ditingkatkan kepada semua pihak

yang turut memberikan kontribusi bagi hasil ini, yaitu orang-orang yang memahami ide karya seni itu (para komposer atau

pemain drama); orang-orang yang melaksanakannya (musisi atau aktor); orang-orang yang menyediakan perlengkapan dan materi yang dibutuhkan (para pembuat alat musik); dan orang-

orang yang memberikan audien pemahaman karya tersebut (kritikus, ahli musik atau sastra, dan sebagainya).10

Ada beberapa individu dan kelompok yang membantu produksi

album kompilasi, seperti Music Director (MD), Dagadu, Padepokan

Bagong, Jaran Art Space, Bentara Budaya Yogyakarta, dan Sound

Engineer.

Karya seni baru bisa eksis sebagai objek simbolis jika dia

diakui dan dikenali.Artinya, jika dilembagakan secara sosial sebagai

karya seni dan diterima oleh para penikmat yang sanggup mengenali

10Pierre Bourdieu, Arena Produksi Kultural: Sebuah Kajian Sosiologi Budaya,

terj., Yudi Santosa (Yogyakarta: Kreasi Wacana Offset 2010), 12.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang - …etd.repository.ugm.ac.id/.../potongan/S2-2014-339110-chapter1.pdf · PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... kompilasi sejak tahun 2009 hingga 2013.Album

13

dan mau mengakuinya sebagai karya seni.11Album kompilasi sudah

bisa disebut objek simbolis karena sudah diakui, dikenali, dan

diterima oleh pecinta musik jazz khususnya di Yogyakarta sejak

tahun 2009.

Penelitian ini melihat pembentukan habitus musikal dari

individu dan project pengisi album kompilasi. Skema pembentukan

habitus musikal dalam penelitian ini adalah:

Gambar 1.1: Skema pembentukan habitus musikal individu dan project pada

album kompilasi

Skema diatas menjelaskanproses pembentukan habitus musikal

pada individu dan projectmengikutikonsep album kompilasi.Pada

akhirnya,konsep dari album kompilasi (ranah) membentuk habitus

pada individu dan project.Penelitian ini tidak hanya terfokus pada

perubahan karakteristik musikal (teks), tetapi juga pada

11Richard Harker, Cheelen Mahar, dan Chris Wilkes (eds), 15.

Individu

Project

Album

Kompilasi 1

Album

Kompilasi 2

Album

Kompilasi 3

Album

Kompilasi 4

Album

Kompilasi 5

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang - …etd.repository.ugm.ac.id/.../potongan/S2-2014-339110-chapter1.pdf · PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... kompilasi sejak tahun 2009 hingga 2013.Album

14

pembentukan habitus (konteks) dari perspektif sosiologi dimana teori

habitus digunakan atau bekerja.

Penelitian ini secara umum melihat Komunitas Jazz Jogja yang

memproduksi album kompilasi dalam skema penelitian, yaitu:

Gambar1.2 : Skema penelitian

Komunitas

Jazz Jogja

Album

Kompilas

i

Panen Karya

Study-ing

Babad Jazz

Konteks Teks

Sosiologi Musikologi

Alldint Jazz Mben Senen Etawa

Pengisi Album

Kompikas (Individu dan

project Jazz Basuki

Mawa Beya

Sasarengan

Lain Ladang,

Lain Jazznya

Proses Pembentukan

Habitus Musikal

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang - …etd.repository.ugm.ac.id/.../potongan/S2-2014-339110-chapter1.pdf · PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... kompilasi sejak tahun 2009 hingga 2013.Album

15

1.6 Metode Penelitian

Dalam mengkaji dan mendeskripsikan suatu permasalahan

dalam penelitian perlu menggunakan metode-metode

penelitian.Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian kualitatif

dengan menggunakan pendekatan multidisiplin (musikologi dan

sosiologi).Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian,

seperti perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan secara holistik,

dengan cara deskripsi berbentuk kata-kata dan bahasa dalam suatu

konteks yang alamiah.12Metode yang digunakan diharapkan

membantu dan memberikan jawaban atas pertanyaan yang muncul

dalam rumusan masalah. Penulisan akan dilakukan secara deskriptif

analitis, sehingga memberikan pemahaman baru bagi para pembaca.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan studi kepustakaan

untuk mendukung ide, gagasan, dan pola pikir demi keakuratan

dengan cara mengumpulkan data secara tertulis sebagai literatur,

baik dari buku-buku ilmiah maupun karya-karya tulis lainnya.

Pengumpulan data dijadikan sebagai sumber primer dan sekunder

yang berkaitan dengan permasalahan di beberapa perpustakaan,

diantaranya: Perpustakaan Universitas Gajah Mada dan

12Lexy J Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2005, 6).

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang - …etd.repository.ugm.ac.id/.../potongan/S2-2014-339110-chapter1.pdf · PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... kompilasi sejak tahun 2009 hingga 2013.Album

16

Perpustakaan ISI Yogyakarta.Dalam menganalisa, data-data yang

ditemukan di lapangan diseleksi yang baik dan sesuai kebutuhan.13

1.6.1 Batasan Subjek dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan karena untuk melihat pembentukan

habitus dari individu dan project.Individu disini maksudnya orang

atau anggota Komunitas Jazz Jogja yang mengisi album

kompilasi.Project adalah beberapa individu yang terkumpul dalam

sebuah band pengsi album kompilasi. Hal ini dilakukan dengan cara

memilih individu dan project yang paling banyak berpatisipasi dalam

album kompilasi, dengan tujuan melihat pembentuk habitus

musikal. Subjek penelitian ini adalah Agung Prasetyo, Gilang, Yoga

Pradana, Aggria Hida, Danny Eriawan, personel Blank on 5,

Everyday, dan beberapa anggota Komunitas JazzJogja.Objek

penelitian yaitu individu dan project yang berpatisipasi paling banyak

dalam album kompilasi.

1.6.2 Lokasi Penelitian

Terdapat tiga lokasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti

dalam melihat pembentukan habitus musikal pengisi album

kompilasi, yaitu: (1) Jaran Art Space atau Mabes Komunitas Jazz

13Soedarsono, Metodologi Penelitiana Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

(Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, cetakan kedua 2001), 127.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang - …etd.repository.ugm.ac.id/.../potongan/S2-2014-339110-chapter1.pdf · PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... kompilasi sejak tahun 2009 hingga 2013.Album

17

Mben Senen, beralamat di Jln. Ring Road Utara, no. 4, Condong

Catur digunakan untuk berlatih dan progress report setiap project, (2)

Bentara Budaya Yogyakarta (BBY), beralamat di Jl. Suroto

2Kotabaru, Yogyakarta digunakan sebagai tempat progress report dan

menyosialisasikan karya dari setiap project yang akan di take, dan(3)

Padepokan Seni Bagong Kussadiarja, beralamat di Jln. Kembaran RT

04/RW 21, Taman Tirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta digunakan

sebagai tempat takealbum kompilasi.

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data penelitian, digunakan teknik

pengumpulan data. Secara garis besar, data yang diperoleh dapat

dikelompokan menjadi tiga jenis, yaitu: (1) data yang diperoleh dari

wawancara, (2) data yang diperoleh dari observasi, dan (3) data

berupa dokumen, teks, atau karya seni yang dinarasikan.14Ketiga

jenis pengelompokan data dapat dianalogikan menjadi wawancara,

pengamatan, dan kajian kepustakaan. Peneliti juga menggunakan

tiga jenis pengelompokan dalam mengumpulkan data, yaitu:

14Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta: LKIS, 2007), 96.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang - …etd.repository.ugm.ac.id/.../potongan/S2-2014-339110-chapter1.pdf · PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... kompilasi sejak tahun 2009 hingga 2013.Album

18

1.6.3.1 Wawancara

Wawancara dapat dilakukan dengan cara tanya jawab sambil

bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau informan

dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide atau

paduan wawancaraatau bisa juga dilakukan wawancara tanpa

panduan.15 Peneliti langsung datang ke lokasi penelitian dengan

membawa beberapa alat bantu untuk mempermudah proses

wawancara, seperti: buku, bolpoint, kamera, dan handycame.

1.6.3.2 Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk melihat proses pembentukan

habitus musikal pada berbagai aktivitas Komunitas Jazz Jogja dalam

proses produksi album kompilasi.

1.6.3.3 Kajian kepustakaan

Pengumpulan data ini dilakukan menggunakan sumber tertulis

dapat berupa buku, artikel, tesis, surat kabar, booklet, jurnal,

majalah, makalah seminar, data dari situs internet, dan beberapa

penulisan ilmiah. Dengan adanya sumber tertulis tersebut diperoleh

data lebih awal terkait dengan objek penelitian.

15M. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989), 234.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang - …etd.repository.ugm.ac.id/.../potongan/S2-2014-339110-chapter1.pdf · PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... kompilasi sejak tahun 2009 hingga 2013.Album

19

1.6.4 Analisis Data

Model analisis data dalam penelitian yang digunakan adalah

analisis data interaktif. Miles dan Huberman membagi menjadi tiga

komponen dalam menganalisis data, yaitu: reduksi data, penyajian

data, penarikan kesimpulan.16

1.6.4.1 Reduksi Data

Analisis data menggunakan komponen kegiatan reduksi data

merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangansehingga finalnya

dapat ditarik dan diverifikasi atau disimpulkan.17Reduksi dilakukan

sejak pengumpulan data dan dimulai dengan membuat ringkasan,

menelusuri tema, dan menulis memo dengan maksud menyisihkan

data atau informasi yang tidak relevan.

1.6.4.2 Penyajian Data

Analisa data menggunakan komponen kegiatan penyajian data

yang berupa mengorganisasikan data, yakni menjalin data yang satu

dengan data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis menjadi

16Pawito, 104. 17Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data

Kualitatif, terj., Tjetjep Rohendi Rohidi (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Press, 1992), 16.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang - …etd.repository.ugm.ac.id/.../potongan/S2-2014-339110-chapter1.pdf · PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... kompilasi sejak tahun 2009 hingga 2013.Album

20

kesatuan.18 Pendeskripsian sekumpulan informasi yang sistematis

untuk memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam

bentuk teks naratif. Penyajian juga dapat berbentuk gambar, tabel,

dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi

yang tersusun dalam bentuk yang terpadu dan mudah dipahami.

1.6.4.3 Menarik Kesimpulan

Menarik kesimpulan dan vertifikasi merupakan kegiatan di

akhir penelitian. Ada kalanya kesimpulan telah tergambar sejak awal,

namun kesimpulan final tidak pernah dirumuskan tanpa

menyelesaikan analisis data.19 Makna dirumuskan untuk diuji

kebenarannya, kecocokannya, dan kekokohannya yang telah

disepakati oleh subjek di mana penelitian itu dilakukan. Perumusan

makna menggunakan pendekatan emik, yaitu dari kacamata key

informan atauinforman atau subjek penelitian, bukan penafsiran

makna menurut pandangan peneliti. Hal ini dilakukan karena suatu

makna tidak terlepas dari konteks dari hal yang dimaknai.

18Pawito, 105-106. 19Pawito, 106.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang - …etd.repository.ugm.ac.id/.../potongan/S2-2014-339110-chapter1.pdf · PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... kompilasi sejak tahun 2009 hingga 2013.Album

21

1.7 Sistematika Penulisan

Hasil Penelitian ini akan dibagi kedalam beberapa bab yang

didalamnya akan menjelaskan secara keseluruhan setiap tema

berdasarkan judul bab. Bab-bab disusun sebagai berikut:

Bab I. Bagian ini akan dibagi kedalam latar belakang, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan

teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II.Pada bab ini akan dijelaskan sejarah perkembangan

musik jazz dari New Orleans sampai perkembangan dan kegiatan

Komunitas Jazz Jogja.

Bab III.Pada bab ini dideskripsikan analisa proses produksi

dan karakteristik musikal album kompilasi karya Komunitas Jazz

Jogja.

Bab IV. Bab ini menganalisis modal awal yang dimiliki

beberapa individu dan project pengisi album kompilasi. Bab ini juga

mengkaji peran album kompilasi bagi individu dan project yang

mengisinya

Bab V.Bab terakhir ini berisikan tentang ringkasan dan

penjelasan dari hasil penelitian dan penjelasan analitik tentang

pembentukan habitus musikal dari individu dan project pengisi

album kompilasi karya Komunitas Jazz.