memuji dan merespon pujian dalam bahasa...

27
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, setiap anggota masyarakat senantiasa berusaha menjaga keharmonisan hubungan antarsesama anggota masyarakat lainnya dalam suatu sistem sosial. Terwujudnya keharmonisan sebuah hubungan dapat dipengaruhi oleh cara seseorang berkomunikasi dengan orang lainnya. Salah satu hal yang biasa dilakukan untuk menjaga keharmonisan tersebut adalah dengan memuji. Memberikan pujian kepada mitra tutur dapat menghadirkan perasaan yang menyenangkan sehingga dapat memperlihatkan perasaan bersahabat dan membina solidaritas. Masyarakat modern yang sangat rawan dengan stress memerlukan kata-kata yang menghangatkan hati untuk saling mendukung dan memberikan bantuan secara rohani untuk keseimbangan kehidupan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008:1112) mendefinisikan memuji adalah melahirkan kekaguman dan penghargaan kepada sesuatu (yang dianggap baik, indah, gagah berani dsb). Memuji berasal dari kata puji yaitu pengakuan rasa kekaguman dan penghargaan yang tulus akan kebaikan (keunggulan) sesuatu. Kata-kata pujian adalah kata-kata yang dituturkan sebagai tanda senang, rasa hormat, rasa takjub, dengan istilah-istilah atau penamaan tertentu yang sangat menyenangkan dan membanggakan. Arimi (1998:227) menggolongkan memuji sebagai basa-basi polar. Basa-basi polar merupakan MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGAN MAHASISWA DAN ACARA HIBURAN TELEVISI) KINGKIN PUPUT K. Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Upload: dinhtu

Post on 08-Jul-2019

230 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap anggota masyarakat senantiasa

berusaha menjaga keharmonisan hubungan antarsesama anggota masyarakat

lainnya dalam suatu sistem sosial. Terwujudnya keharmonisan sebuah hubungan

dapat dipengaruhi oleh cara seseorang berkomunikasi dengan orang lainnya. Salah

satu hal yang biasa dilakukan untuk menjaga keharmonisan tersebut adalah

dengan memuji. Memberikan pujian kepada mitra tutur dapat menghadirkan

perasaan yang menyenangkan sehingga dapat memperlihatkan perasaan

bersahabat dan membina solidaritas. Masyarakat modern yang sangat rawan

dengan stress memerlukan kata-kata yang menghangatkan hati untuk saling

mendukung dan memberikan bantuan secara rohani untuk keseimbangan

kehidupan.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008:1112) mendefinisikan

memuji adalah melahirkan kekaguman dan penghargaan kepada sesuatu (yang

dianggap baik, indah, gagah berani dsb). Memuji berasal dari kata puji yaitu

pengakuan rasa kekaguman dan penghargaan yang tulus akan kebaikan

(keunggulan) sesuatu. Kata-kata pujian adalah kata-kata yang dituturkan sebagai

tanda senang, rasa hormat, rasa takjub, dengan istilah-istilah atau penamaan

tertentu yang sangat menyenangkan dan membanggakan. Arimi (1998:227)

menggolongkan memuji sebagai basa-basi polar. Basa-basi polar merupakan

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

2

wujud basa-basi yang tuturannya berlawanan dengan realitas. Pujian yang sesuai

dengan persepsi mitra tutur merupakan sesuatu yang menyenangkan dan dapat

membangkitkan solidaritas. Sebagai contoh, pujian “baju Anda bagus” yang

dikatakan oleh penutur kepada seseorang yang baru ditemui di sebuah pesta dapat

ditafsirkan sebagai bentuk pujian yang memang murni sebagai sebuah pengakuan

dan rasa kagum akan baju yang dikenakan. Namun, tuturan ini juga dapat

ditafsirkan sebagai bentuk basa-basi yang bertujuan untuk membina dan

mempertahankan hubungan sosial.

Setiap masyarakat memiliki cara tertentu dalam memuji bergantung

kepada budaya dan adat istiadatnya. Setiap anggota masyarakat tutur terikat oleh

nilai-nilai sosial dan nilai-nilai budaya masyarakatnya, termasuk nilai-nilai ketika

menggunakan bahasa. Nilai selalu terkait dengan apa yang baik (boleh) dan yang

tidak baik (tidak diizinkan), dan ini diwujudkan dalam kaidah yang dipatuhi oleh

anggota masyarakat (Sumarsono, 2012:5). Masyarakat Indonesia merupakan

masyarakat berbudaya Timur yang memiliki kebiasaan dan adat yang berbeda

dengan masyarakat Barat. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat kolektif ‘the

collectivist’ sedangkan masyarakat Barat termasuk dalam kelompok masyarakat

individualis ‘the individualist’ (Hofstede, 2010:97). Masyarakat kolektif lebih

mementingkan hubungan harmonis, rasa malu, dan citra diri sedangkan

masyarakat individualis lebih mementingkan kepentingan pribadi serta aktualisasi

diri (Hofstede, 2010:99-100). Perbedaan kebudayaan dapat memberikan implikasi

terhadap norma-norma kesopanan berbahasa memuji dan merespon pujian.

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 3: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

3

Teori tentang kesopanan berbahasa diutarakan oleh Brown&Levinson

(1987) dan Leech (1983). Kedua teori ini mempunyai pangkal tolak yang sama:

kedua-duanya menjawab pertanyaan mengapa “Prinsip Kerjasama” Grice di

dalam komunikasi yang nyata atau sebenarnya sering dilanggar orang. Jawaban

ringkas pertanyaan itu ialah karena di dalam berkomunikasi kebutuhan penutur

bukanlah untuk menyampaikan informasi saja melainkan menjaga atau

memelihara hubungan sosial penutur-mitra tutur (Gunarwan, 1992:84). Teori

Brown dan Levinson (1987) berkaitan dengan konsep ‘muka’ sedangkan teori

Leech (1983) terkait dengan prinsip kesopanan yang meliputi maksim

kebijaksanaan (tact maxim), maksim kemurahan (generosity maxim), maksim

penerimaan (approbation maxim), maksim kerendahan hati (modesty maxim),

maksim kecocokan (agreement maxim), dan maksim kesimpatian (sympathy

maxim).

Memuji merupakan tindak bahasa yang menerapkan prinsip kesopanan

berbahasa. Memuji merupakan salah satu contoh tuturan yang sejalan dengan

maksim penerimaan. Dalam budaya masyarakat Indonesia, merespon pujian biasa

dilakukan dengan cara merendahkan hati. Dalam kebiasaan hidup sehari-hari

penutur-penutur bahasa Indonesia seringkali merendah-rendahkan hatinya dalam

berbicara (Arimi, 1998:72). Dalam penelitian ini, memuji dan merespon pujian,

sebagai salah satu tindak bahasa atau perilaku berinteraksi merupakan kajian yang

dibahas dengan pendekatan sosiolinguistik dan pragmatik (sosiopragmatik).

Kajian ini diterapkan pada tuturan memuji dan merespon pujian di lingkungan

kampus yaitu yang dituturkan oleh mahasiswa dan pada tuturan di acara hiburan

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 4: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

4

(lomba menyanyi dan talkshow) di televisi. Penelitian ini akan membahas

bagaimana hubungan pujian dan respon pujian dengan variasi sosial (variabel

sosiopragmatik) sebagai salah satu bentuk dari realisasi kesopanan berbahasa.

Variabel sosial akan menyebabkan perbedaan pada realisasi tindak memuji

dan merespon pujian berbeda, misalnya dalam sebuah konteks tertentu berikut ini.

(1) A : Ternyata kamu, P. Dari tadi aku perhatiin dari belakang.

Gamismu bagus banget! Beli di mana?

P : Ah, nggak Mbak! Biasa aja. (tersenyum). Beli di Malioboro.

Ayo kita kapan-kapan belanja bareng sama mbak W juga!

Konteks:

Di mushola FIB UGM. P sedang wudlu. Di belakangnya ada A yang

memperhatikan baju gamis yang dikenakan P. A kaget ternyata yang

ia perhatikan adalah P, teman dari W yang belum begitu akrab

dengannya. Ia lalu memuji gamis yang dikenakan P. P merespon

dengan mengatakan bahwa bajunya biasa-biasa saja dan menawarkan

untuk berbelanja bersama.

Contoh (1), tuturan disampaikan oleh penutur dan mitra tutur yang sama

usianya, dalam situasi informal, dan belum begitu akrab. Pujian yang diberikan

kepada mitra tutur adalah pujian yang dituturkan secara langsung. Penutur

memberikan pujian untuk memulai sebuah percakapan dengan orang yang belum

begitu akrab dengannya, yaitu teman dari temannya. Sebaliknya, respon pujian

yang diberikan oleh mitra tutur adalah dengan menolak pujian tersebut serta

melakukan pengalihan dengan cara menceritakan kisah dari baju tersebut yaitu ia

membelinya di Malioboro.

Realisasi yang berbeda terlihat pada kondisi dan latar belakang antara

penutur dan mitra tutur yang berbeda.

(2) R : Wah, ternyata pijatanmu sangat enak!

D : Iya lah!

Konteks:

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 5: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

5

Di kampus FIB UGM, di bangku taman, dua orang sahabat karib

sedang duduk santai. D memijat R yang sedang tidak enak badan. R

lebih tua dari D. R memuji pijatan D. D merespon pujian dengan

menerima pujian tersebut.

Contoh (2) menjelaskan bahwa usia yang berbeda, hubungan penutur dan

mitra tutur yang akrab dan situasi yang informal akan menghasilkan tuturan

pujian yang berbeda dengan dengan data sebelumnya. Penutur memuji dengan

menggunakan tipe yang sama dengan contoh (1) yaitu memuji secara langsung

menggunakan interjeksi. Penutur memuji karena mendapatkan keuntungan dari

apa yang dilakukan oleh mitra tutur, yaitu mendapatkan pijatan. Respon pujian

pada data tersebut adalah dengan menerima pujian atau menyetujui pujian.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut.

a. Bagaimana realisasi strategi kesopanan berbahasa memuji dalam bahasa

Indonesia di lingkungan mahasiswa dan acara hiburan di televisi?

b. Bagaimana realisasi strategi kesopanan berbahasa merespon pujian dalam

bahasa Indonesia di lingkungan mahasiswa dan acara hiburan di televisi?

c. Apa saja dan bagaimana variabel sosial memengaruhi realisasi strategi

memuji dan merespon pujian dalam bahasa Indonesia di lingkungan

mahasiswa dan acara hiburan di televisi?

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 6: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

6

1.3 Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan

sebagai berikut.

a. Mendeskripsikan realisasi strategi kesopanan berbahasa memuji dalam

bahasa Indonesia di lingkungan mahasiswa dan acara hiburan di televisi.

b. Mendeskripsikan realisasi strategi kesopanan berbahasa merespon pujian

dalam bahasa Indonesia di lingkungan mahasiswa dan acara hiburan di

televisi.

c. Menjelaskan dan mendeskripsikan variabel sosial yang memengaruhi

realisasi strategi memuji dan merespon pujian dalam bahasa Indonesia di

lingkungan mahasiswa dan acara hiburan di televisi.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini bermanfaat secara teoritis untuk memberikan khasanah baru

dalam kajian ilmu sosiopragmatik, khususnya tentang memuji dan merespon

pujian sebagai tindak tutur berbahasa. Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi

peneliti yang berencana membahas topik yang sama.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini berisi tentang realisasi strategi kesopanan berbahasa dalam

memuji dan merespon pujian yang dihubungkan dengan variasi sosial. Penelitian

ini dapat memberikan gambaran mengenai bentuk komunikasi masyarakat bahasa

Indonesia, khususnya dalam bentuk tuturan memuji dan merespon pujian yang

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 7: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

7

dituturkan oleh penutur yang berada di lingkungan mahasiswa dan acara hiburan

televisi dihubungkan dengan konteks sosial budaya. Pemilihan bentuk tuturan

yang dihubungkan dengan budaya masyarakat Indonesia dapat memberikan

manfaat kepada masyarakat dalam mengungkapkan tuturan memuji dan merespon

pujian. Di samping itu, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat secara praktis

sebagai masukan bagi pengajar bahasa Indonesia sehingga dapat melakukan

pengajaran bahasa dengan pendekatan yang lebih komunikatif.

1.5 Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai pujian (compliment) pernah dilakukan oleh beberapa

peneliti di luar negeri yaitu, Valdes dan Pino (1981), Holmes (1986), Rose

(2001), Dus (2001), Golato (2002), Cheng (2011), Guo, Zhou dan Chow (2012),

dan di Indonesia yaitu Arimi (1998), Mukminatien dan Patriana (2005), dan

Muhammad Ridha D.S (2009).

Valdes dan Pino (1981), Dus (2001), Golato (2002), dan Cheng (2011)

meneliti mengenai respon pujian dengan membandingkan dua bahasa. Valdes dan

Pino (1981) melakukan penelitian mengenai respon pujian yang terdapat dalam

komunikasi antara penutur bilingual Meksiko dan Amerika. Golato (2002)

meneliti pujian dengan judul “German Compliment Responses”. Penelitian ini

membandingkan respon pujian yang dilakukan oleh penutur bahasa Jerman dan

penutur bahasa Inggris-Amerika. Dus (2001) meneliti pujian mahasiswa Inggris

dan Spanyol sedangkan Cheng (2011) meneliti tentang respon pujian yang

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 8: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

8

diproduksi oleh penutur bahasa Inggris dan penutur asli bahasa Cina yang

berbahasa Inggris.

Rose (2001) melakukan penelitian dengan objek kajian film. Penelitian

berjudul “Compliment and Compliment Responses in film: Implication for

Pragmatics Researsh and Language Teaching” ingin mengetahui bagaimana film

merepresentasikan komunikasi manusia dalam kenyataan. Penelitian ini

mengambil data dari pujian dan respon pujian yang berasal dari 40 film Amerika.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa di film merepresentasikan tuturan

yang terdapat dalam kehidupan nyata. Kajian difokuskan dengan menggunakan

pisau bedah teori sosiopragmatik.

Holmes (1986) meneliti tentang pujian dan respon pujian di New Zealand.

Penelitian ini melihat fungsi, tindak tutur, prinsip kesopanan berbahasa, dan

perbedaan budaya (cross-cultural) dalam kebiasaan memuji. Penelitian tersebut

menggunakan data sebanyak 500 tuturan pujian yang dianalisis dengan

menggunakan teori sintaksis dan karakteristik bentuk leksikal pujian serta fungsi

dari kategori pujian dan respon pujian di masyarakat New Zealand. Penelitian ini

juga melibatkan adanya hubungan status sosial antara penutur dan mitra tutur

dalam memuji dan merespon pujian. Data penelitian dikumpulkan dari siswa di

New Zealand. Pemuji pada umumnya adalah orang pakeha dewasa di New

Zealand dan yang menjadi fokus penelitian adalah aturan dalam memuji pada

kelompok ini. Holmes menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.

Pembahasan mengenai pujian diidentifikasi dengan menggunakan struktur

kalimat. Konstruksi kalimat diidentifikasi berdasarkan kelas kata yang

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 9: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

9

membentuknya. Penelitian ini menemukan frekuensi kemunculan kategori adjektif

pujian yang dianalisis secara kuantitatif. Kemunculan adjektif pujian yang paling

banyak berturut-turut adalah nice, good, lovely, beautifull, great, neat, wonderfull,

delicious, pretty, new, smart, gorgeous, not bad, clever, bright, brilliant, excellent,

fantastic, fine, cute, classy, cool, and impressive. Penelitian membandingkan

kemunculan kata sifat like dan love yang terdapat 90% dari data New Zealand dan

86% dari data Amerika. Selanjutnya, pembahasan mengenai respon pujian

menghasilkan tiga kategori atau tipe respon pujian, yaitu accept (menerima),

reject (menolak), dan deflect/evade (mengalihkan).

Guo, Zhou dan Chow (2012) melakukan penelitian dengan judul “A

Variationist Study of Compliment Responses in Chinese”. Penelitian ini

menerapkan kajian sosiolinguistik dan pragmatik dengan korpus data sebanyak

1190 data tuturan natural pada komunitas tutur di Shanghai. Terdapat beberapa

strategi merespon pujian yang dilakukan oleh komunitas tutur di Shanghai dengan

adanya perubahan konsep kesopanan berbahasa. Respon pujian dihubungkan

dengan variasi sosial mulai dari gender, usia, status sosial, pendidikan, kelas

sosial, jarak sosial, dan adanya penggunaan bahasa Inggris.

Penelitian berkaitan dengan pujian di Indonesia pernah dilakukan oleh

Muhammad Ridha D.S (2009) dalam tesisnya yang berjudul “Makian dan Pujian

dalam Ragam ‘Amiyyah Mesir”. Penelitian ini memanfaatkan teori sintaksis dan

morfologi untuk menguraikan bentuk-bentuk makian dan pujian. Adapun untuk

meneliti referensi makian dan pujian menggunakan teori metafora, sementara

fungsi makian dan pujian memanfaatkan teori sosiolinguistik. Hasil penelitian

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 10: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

10

menunjukkan bahwa bentuk pujian meliputi bentuk kata, frasa, klausa, dan

kalimat. Referensi pujian berupa kategori binatang, gelar dan panggilan, benda-

benda, keadaan orang, profesi, kekerabatan, aktivitas, etnik dan bangsa serta

bagian tubuh sedangkan fungsi pujian adalah untuk mengungkapkan rasa senang,

rasa kagum, rasa intim dan keakraban, rasa sayang, rasa suka dan ungkapan rasa

hormat.

Penelitian selanjutnya yang menyentuh kajian pujian dalam penelitiannya

adalah tesis yang berjudul “Basa-Basi dalam Masyarakat Bahasa Indonesia” yang

ditulis oleh Sailal Arimi (1998). Penelitian Arimi berbeda dengan penelitian

sebelumnya yang lebih memfokuskan pada kajian morfologi, sintaksis dan

sosiolinguistik. Penelitian Arimi mengangkat sebuah kajian linguistik yang

berorientasi sosial budaya masyarakat Indonesia yaitu tindak basa-basi. Penelitian

ini hanya menjelaskan secara singkat mengenai pujian yang termasuk pada

kategori basa-basi.

Penelitian mengenai respon pujian dilakukan oleh Mukminatien dan

Patriana (2005) dengan judul “Respon Pujian dalam Bahasa Indonesia oleh

Dwibahasawan Indonesia-Inggris” yang dimuat dalam jurnal Bahasa dan Seni

pada tahun 2005. Penelitian ini merupakan penelitian sosiopragmatik yang

membahas bagaimana respon pujian oleh dwibahasawan Inggris-Indonesia. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa dwibahasawan Indonesia-Inggris telah

menunjukkan gejala menuju bikultural. Respon pujian yang diucapkan telah

bervariasi, tidak hanya yang bertipe menolak pujian (disagreement type), tetapi

juga yang menerima pujian dengan jenis komentar lanjutan yang berbeda-beda.

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 11: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

11

Dengan kata lain dwibahasawan tersebut dapat dikatakan tidak lagi monokultural

tetapi bikultural.

Dari berbagai penelitian di atas, dapat dirangkum bahwa penelitian

mengenai pujian dan respon pujian memiliki tujuan dan metode penelitian yang

beragam. Beberapa penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Pendekatan kuantitatif dilakukan untuk mengetahui respon pujian pada penelitian

Valdes dan Pino (1981), Rose (2001), Dus (2001), Golato (2002), Cheng (2011),

dan Guo, Zhou dan Chow (2012). Penelitian dengan pendekatan kualitatif

dilakukan oleh Holmes (1986), Arimi (1998), Mukminatien dan Patriana (2005),

dan Muhammad Ridha D.S (2009).

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam beberapa penelitian di

atas juga beragam. Metode pengumpulan data dengan menggunakan tuturan

natural digunakan dalam penelitian Holmes (1998), Guo, Zhou dan Chow (2012),

Ridha (2009), dan Mukminatien dan Patriana (2005). Pengumpulan data dengan

mengambil data film dilakukan oleh Rose (2001) dan Arimi (1998) sedangkan

Dus (2001) dan Golato (2002) menggunakan metode pengumpulan data dengan

DCT (Discourse Completion Task) serta Cheng (2011) mengumpulkan data

menggunakan role-play task.

Beberapa penelitian di atas, khususnya penelitian Holmes (1986), Rose

(2001), dan Mukminatien dan Patriana (2005) relevan dan berguna untuk

penelitian mengenai pujian dalam bahasa Indonesia yang akan dilakukan.

Beberapa metode dari penelitian di atas dapat digunakan pada penelitian ini

dengan mengambil beberapa kelebihan dari masing-masing penelitian. Dengan

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 12: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

12

demikian, penelitian mengenai pujian dalam bahasa Indonesia berbeda dengan

penelitian-penelitian sebelumnya.

1.6 Landasan Teori

1.6.1 Teori Tindak Tutur

Tindak tutur dapat dikelompokkan dalam berbagai jenis tindak tutur.

Beberapa ahli yang mengklasifikasikan tindak tutur antara lain Austin (1962) dan

Searle (1969) merumuskan tindak-tindak bahasa dari sudut pembicara dapat

diklasifikasikan menjadi tiga tindakan, yaitu: (1) tindak bahasa lokusi, yakni

mengatakan sesuatu dalam arti berkata. Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur

untuk menyatakan sesuatu. Dalam tindak tutur ini dihasilkan serangkaian bunyi

bahasa yang berarti sesuatu. Lokusi semata-mata tindak mengucapkan sesuatu

dengan kata-kata, (2) tindak bahasa ilokusi, yakni tindak bahasa yang

diidentifikasikan dengan kalimat pelaku yang eksplisit. Tindak tutur ilokusi

merupakan tindak tutur yang mengandung maksud dan daya tuturan. Tindak

ilokusi tidak mudah diidentifikasi, karena tindak ilokusi berkaitan dengan siapa

bertutur kepada siapa, kapan dan di mana tindak tutur itu dilakukan dan

sebagainya. Tindak ilokusi ini merupakan bagian yang penting dalam memahami

tindak tutur, (3) tindak tutur perlokusi, tindak bahasa yang dilakukan sebagai

akibat atau efek dari sesuatu ucapan orang lain.

Terdapat lima jenis tindak tindak tutur yaitu a) tindak representatif yang

terdiri dari tindak menyatakan, menuntut, mengakui, melaporkan, menunjukkan,

menyebutkan, memberikan, kesaksian, berspekulasi, dan sebagainya, b) direktif

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 13: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

13

yaitu tindak tutur yang dilakukan oleh penuturnya dengan maksud agar lawan

tutur melakukan tindakan yang disebutkan oleh ujaran itu seperti tuturan

memaksa, mengajak, meminta, menyuruh, menagih, mendesak, memohon,

menyarankan, memerintah, memberikan aba-aba atau menantang, c) ekspresif

yang dimaksudkan penuturnya agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang

hal yang disebutkan di dalam tuturan itu seperti memuji, mengucapkan terima

kasih, mengkritik, mengeluh, menyalahkan, mengucapkan selamat, dan

menyanjung, d) komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk

melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya seperti berjanji,

bersumpah, mengancam, menyatakan kesanggupan, e) deklaratif merupakan

tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk menciptakan hal yang baru

seperti tuturan dengan maksud mengesahkan, memutuskan, membatalkan,

melarang, mengizinkan, mengabulkan, mengangkat, menggolongkan,

mengampuni, dan memaafkan.

Menurut Leech (1993:19) tindak tutur terikat oleh situasi tutur yang

mencakupi (1) penutur dan mitra tutur, (2) konteks tuturan, (3) tujuan tuturan, (4)

tindak tutur sebagai tindakan atau aktivitas dan (5) tuturan sebagai hasil tindakan

bertutur.

a. Penutur dan Mitra tutur

Penutur adalah orang yang bertutur, sedangkan mitra tutur adalah orang

yang menjadi sasaran atau kawan tutur. Peran penutur dan mitra tutur

dilakukan secara silih berganti, penutur pada tahap tutur berikutnya dapat

menjadi mitra tutur, begitu pula sebaliknya sehingga terwujud interaksi

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 14: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

14

dalam komunikasi. Konsep tersebut juga mencakup penulis dan pembaca

apabila tuturan tersebut dikomunikasikan dalam bentuk tulisan. Aspek-

aspek yang terkait dengan penutur dan mitra tutur tersebut antara lain

aspek usia, latar belakang sosial, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan

tingkat keakraban. Aspek-aspek tersebut memengaruhi daya tangkap mitra

tutur, produksi tuturan serta pengungkapan maksud. Penutur dan mitra

tutur dapat saling memahami maksud tuturan apabila keduanya

mengetahui aspek-aspek tersebut.

b. Konteks tuturan

Konteks tuturan mencakupi aspek fisik atau sosial yang relevan dengan

tuturan yang bersangkutan. Konteks yang berupa bagian ekspresi yang

dapat mendukung kejelasan maksud disebut ko-teks. Sementara itu,

konteks yang berupa situasi yang berhubungan dengan suatu kejadian

disebut konteks. Pada hakikatnya konteks dalam pragmatik merupakan

semua latar belakang pengetahuan (background knowledge) yang

dipahami bersama antara penutur dengan mitra tutur.

c. Tujuan tuturan

Tujuan tuturan adalah apa yang ingin dicapai penutur dengan melakukan

tindakan bertutur. Semua tuturan memiliki tujuan, hal tersebut memiliki

arti bahwa tidak ada yang tidak mengungkapkan suatu tujuan. Bentuk-

bentuk tuturan yang diutarakan oleh penutur selalu dilatarbelakangi oleh

maksud dan tujuan tertentu. Dalam hubungan tersebut, bantuk tuturan

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 15: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

15

yang bermacam-macam dapat digunakan untuk menyatakan satu maksud

dan sebaliknya satu tuturan dapat menyatakan berbagai macam maksud.

d. Tindak tutur sebagai tindakan atau aktivitas

Tuturan sebagai tindakan atau aktivitas memiliki maksud bahwa tindak

tutur merupakan sebuah tindakan. Menuturkan sebuah tuturan dapat dilihat

sebagai melakukan tindakan. Tuturan dapat dikatakan sebagai sebuah

tindakan atau aktivitas karena dalam peristiwa tutur, tuturan dapat

menimbulkan efek sebagaimana tindakan yang dilakukan oleh tangan atau

bagian tubuh yang dapat menyakiti orang lain atau mengekspresikan

tindakan.

e. Tuturan sebagai hasil tindakan bertutur

Tuturan merupakan hasil dari suatu tindakan. Tindakan manusia ada dua,

yaitu tindakan verbal dan tindakan nonverbal. Karena tercipta melalui

tindakan verbal, tuturan tersebut merupakan produk tindak verbal yang

merupakan tindakan mengekspresikan kata-kata atau bahasa.

Berbagai jenis tindak tutur tersebut memiliki fungsi-fungsi tertentu jika

dikaitkan dengan kesopanan berbahasa. Leech (1993:162) menjelaskan bahwa

adanya berbagai ragam fungsi pragmatik akibat adanya perbedaan situasi tuturan.

Pada tingkatan umum, fungsi-fungsi ilokusi dapat diklasifikasikan menjadi empat

jenis, sesuai dengan hubungan fungsi-fungsi tersebut dengan tujuan-tujuan sosial

berupa pemeliharaan perilaku yang sopan dan terhormat. Fungsi tersebut adalah a)

kompetitif (competitive) yaitu tujuan ilokusi bersaing dengan tujuan sosial;

misalnya memerintah, meminta, menuntut, dan mengemis, b) menyenangkan

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 16: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

16

(convivial) yaitu tujuan ilokusi sejalan dengan tujuan sosial, misalnya

menawarkan, mengajak/mengundang, menyapa, mengucapkan terima kasih,

mengucapkan selamat, c) bekerjasama (collaborative) yaitu tujuan ilokusi tidak

menghiraukan tujuan sosial; misalnya menyatakan, melapor, mengumumkan,

mengajarkan, d) bertentangan (conflictive) yaitu tujuan ilokusi bertentangan

dengan tujuan sosial, misalnya mengancam, menuduh, menyumpahi, dan

memarahi.

1.6.2 Prinsip Kesopanan

Prinsip kesopanan memiliki peranan untuk menjaga keseimbangan sosial

dan keramahan hubungan dalam suatu pertuturan. Menurut Leech (1993:206)

prinsip kesopanan terbagi atas berbagai maksim, yaitu maksim kebijaksanaan

(tact maxim), maksim kemurahan (generosity maxim), maksim penerimaan

(approbation maxim), maksim kerendahan hati (modesty maxim), maksim

kecocokan (agreement maxim), dan maksim kesimpatian (sympathy maxim).

Prinsip kesopanan berhubungan dengan dua peserta percakapan, yakni diri sendiri

(self) dan orang lain (other) Leech (1993:206). Diri sendiri secara konvensional

adalah penutur, dan orang lain adalah lawan tutur. Maksim kesopanan terdiri dari

beberapa macam, yaitu:

I. Maksim kebijaksanaan

a. Minimalkan kerugian terhadap orang lain, atau

b. Maksimalkan keuntungan bagi orang lain

I. Maksim kemurahan

a. Minimalkan keuntungan diri sendiri, atau

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 17: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

17

b. Maksimalkan kerugian diri sendiri

II. Maksim penerimaan

a. Minimalkan ketidakhormatan terhadap orang lain, atau

b. Maksimalkan rasa hormat terhadap orang lain

III. Maksim kerendahan hati

a. Maksimalkan ketidakhormatan terhadap diri sendiri, atau

b. Minimalkan rasa hormat terhadap diri sendiri

IV. Maksim kecocokan

a. Maksimalkan kesetujuan antara diri sendiri dengan orang lain, atau

b. Minimalkan ketidaksetujuan antara diri sendiri dengan orang lain

V. Maksim kesimpatian

a. Maksimalkan rasa simpati antara diri sendiri dengan orang lain,

atau

b. Minimalkan rasa antipati antara diri sendiri dengan orang lain.

1.6.3 Teori Strategi Kesopanan Berbahasa

Teori strategi kesopanan berbahasa merupakan konsep yang ditawarkan

oleh Brown dan Levinson (dalam Yule 1996:60). Teori ini menjelaskan tentang

konsep face ‘muka’ dalam penggunaan bahasa untuk komunikasi. Sebagai sebuah

istilah, muka merupakan wujud pribadi seseorang dalam masyarakat. Muka

mengacu pada makna sosial dan emosional itu sendiri yang setiap orang memiliki

dan mengharapkan orang lain untuk mengetahui. Kesopanan dalam suatu interaksi

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 18: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

18

dapat didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk menunjukkan kesadaran

tentang muka orang lain.

Terdapat dua muka dalam proses komunikasi, yaitu ‘muka negatif’ dan

‘muka positif’. ‘Muka negatif’ adalah keinginan individu agar setiap keinginannya

tidak dihalangi oleh pihak lain, sedangkan ‘muka positif’ adalah keinginan setiap

penutur agar dia dapat diterima atau disenangi oleh pihak lain.

Dalam prinsip ini juga dijelaskan bahwa pada beberapa tuturan yang ‘tidak

menyenangkan’ yang disebut Face Theatening Acts “Tindakan yang mengancam

muka” dan disingkat menjadi FTA, yaitu tindakan yang mengancam muka positif

lawan tutur, dan tindakan yang mengancam negatif lawan tutur. Selain terdapat

tindakan mengancam muka, penutur juga dapat mengatakan sesuatu untuk

mengurangi kemungkinan ancaman itu. Tindakan tersebut disebut sebagai

tindakan ‘penyelamatan muka’. Tindakan penyelamatan muka yang diwujudkan

pada wajah negatif seseorang akan cenderung menunjukkan rasa hormat,

menekankan kepentingan minat dan waktu orang lain, dan bahkan termasuk

permintaan maaf atas pemaksaan atau penyelaan. Tindakan semacam ini juga

disebut ‘kesopanan negatif’. Tindakan penyelamatan muka yang berkenaan

dengan ‘muka positif’ seseorang akan cenderung memperlihatkan rasa kesetia-

kawanan, menegaskan bahwa kedua penutur menginginkan sesuatu yang sama,

dan mereka memiliki suatu tujuan yang sama. Tindakan semacam ini disebut juga

‘kesopanan positif’ (Yule, 1996:107).

Penutur yang menyadari bahwa tuturannya akan kurang menyenangkan

mitra tutur, mempunyai pilihan tertentu sebelum membuat tuturan tersebut.

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 19: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

19

Pertama, penutur mau tidak mau melakukan tindakan yang mengancam muka

mitra tutur tersebut. Kalau tidak mau, berarti penutur akan memenuhi keinginan

lawan tutur sepenuhnya, sehingga tidak ada pelanggaran muka mitra tutur.

Seandainya penutur memutuskan untuk melakukan tindakan yang mengancam

muka mitra tutur, misalnya menolak keinginannya, maka penutur dihadapkan

pada pilihan melakukan tindakan itu dengan tuturan off record atau dengan

tuturan secara on record (Yule, 1996:65-66).

1.6.4 Teori Kalimat

Kalimat ialah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang

yang disertai nada akhir turun atau naik (Ramlan, 1987:27), sedangkan menurut

Chaer (2009:44) kalimat didefinisikan sebagai satuan sintaksis yang disusun dari

konstituen dasar, yang biasa berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila

diperlukan disertai dengan intonasi final.

Ahli linguistik membedakan kalimat berdasarkan beberapa sudut pandang.

Ramlan (1987), Parera (1993) dan Chaer (2009) menjelaskan bahwa tata bahasa

tradisional telah membedakan 4 macam tipe kalimat berdasarkan fungsinya

seperti pernyataan atau berita, tanya, seru, dan perintah. Selain itu, mereka

membedakan kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.

Sedangkan dalam kajian linguistik modern kalimat dikelompokkan berdasarkan

distribusi dan komposisi. (Parera, 1993:7). Terdapat berbagai jenis berdasarkan

fungsinya, yaitu:

a. Kalimat berita (deklaratif), yakni kalimat yang berisi penyataan belaka.

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 20: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

20

b. Kalimat tanya (interogatif), yakni kalimat yang berisi pertanyaan, yang

perlu diberi jawaban atau jawaban ya atau tidak.

c. Kalimat perintah (imperatif), yakni kalimat yang berisi perintah dan

perlu diberi reaksi berupa tindakan.

d. Kalimat seruan (eksklamatif), yakni kalimat yang menyatakan

ungkapan perasaan.

Berdasarkan bentuknya, kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat tunggal

dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal dapat dipahami sebagai kalimat yang

terdiri atas satu klausa bebas, sedangkan kalimat majemuk adalah kalimat yang

terdiri atas beberapa klausa bebas (Moeliono, 1988:267). Ramlan (1987:30)

membagi kalimat menjadi kalimat berklausa dan kalimat tak berklausa. Kalimat

berklausa adalah kalimat yang terdiri dari satuan yang berupa klausa. Klausa

adalah satuan gramatik yang terdiri dari subyek dan predikat, disertai objek,

pelengkap, dan keterangan atau tidak. Kalimat tak berklausa ialah kalimat yang

tidak terdiri dari klausa.

1.6.5 Memuji dan Merespon Pujian

Pujian berarti pernyataan memuji (KBBI). Pujian berbeda dengan penilaian.

Penilaian tidak berarti pujian, tetapi pujian termasuk penilaian. Penilaian

berkaitan dengan pernyataan evaluasi kualitatif terhadap sesuatu. Penilaian bisa

menunjukkan hasil yang positif atau negatif, sedangkan pujian bertalian dengan

penyataan positif terhadap sesuatu atau seseorang. Dalam norma bahasa

masyarakat pujian merupakan kata-kata yang dipandang baik bagi penutur dan

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 21: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

21

mitra tutur dan bertujuan untuk menciptakan solidaritas dan harmonisasi. Pujian

dalam tindak tutur menduduki fungsi sebagai tindak tutur ekspresif, yaitu tindak

tutur yang dimaksudkan penuturnya agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi

tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan itu.

Dalam komunikasi sehari-hari, manusia tidak hanya melakukan tindak

memuji, tetapi ada kalanya mereka diminta untuk merespon sebuah pujian.

Merespon pujian tidak semudah memberikan pujian kepada orang lain. Beberapa

penelitian telah menemukan formula dalam merespon pujian. Guo, Zhou, dan

Chow (2012) menjelaskan bahwa terdapat beberapa respon pujian, yaitu:

Agreement Praise upgrade

Agreement Acceptance category

Return

Explanation

Reassignment

Invitation Indirection category

Questioning

Smilling

Non Response

Request

Downgrade Non-Acceptance category

Non- Agreement Disagreement

Guo, Zhou, dan Chow (2012) menjelaskan bahwa merespon pujian dapat

dilakukan dengan berbagai strategi, yaitu dengan menyetujui dan tidak menyetujui

pujian. Menyetujui dan tidak menyetujui pujian dibagi menjadi tiga kategori, yaitu

kategori menerima pujian, kategori tidak langsung, dan kategori menolak pujian.

Menerima pujian dibagi menjadi tiga kategori yaitu mengucapkan terima kasih,

menyetujui, dan mengembalikan pujian kepada pemuji. Kategori tidak langsung

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 22: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

22

dibagi menjadi beberapa strategi yaitu menjelaskan, menegaskan kembali,

menawarkan, bertanya, tersenyum, dan tidak memberikan respon. Kategori

menolak pujian dilakukan dengan beberapa strategi, yaitu meminta, menolak,

merendahkan diri, dan tidak setuju.

1.6.6 Teori SPEAKING Hymes

Variasi bahasa merupakan pembahasan dalam kajian sosiolinguistik.

Variasi bahasa dalam dilihat dari dua pandangan. Pertama, variasi bahasa dapat

dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman

fungsi bahasa itu. Kedua, variasi bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya

sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam (Chaer dan

Agustina, 2010:62). Variasi bahasa dapat dilihat dari berbagai jenis, yaitu variasi

bahasa dari segi penutur, variasi bahasa dari segi pemakaian, variasi bahasa dari

segi keformalan, dan variasi bahasa dari segi sarana.

Dalam komunikasi, sebuah peristiwa tutur memenuhi delapan komponen.

Hymes (1974:52-62) membuat akronim SPEAKING, yaitu setting/scene,

participants, ends, acts of sequences, key, instrumentalies, norms, dan genres.

1. Setting and scene. Setting berkenaan dengan waktu dan tempat tutur

berlangsung, sedangkan scene mengacu pada situasi tempat dan waktu, atau

situasi psikologis pembicaraan. Waktu, tempat, dan situasi tutur yang berbeda

menyebabkan penggunaan variasi bahasa yang berbeda.

2. Participant adalah pihak-pihak yang terlibat dalam pertuturan, yaitu

pembicara dan pendengar, penyapa dan pesapa, atau pengirim dan penerima.

Status sosial partisipan sangat menentukan ragam bahasa yang digunakan.

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 23: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

23

3. Ends, merujuk pada maksud dan tujuan pertuturan.

4. Act sequence, mengacu pada bentuk ujaran dan isi ujaran. Bentuk ujaran

berkaitan dengan kata-kata yang digunakan, bagaimana penggunaannya, dan

hubungan antara apa yang dikatakan dengan topik pembicaraan.

5. Key, mengacu pada nada, cara, dan semangat ujaran tersebut disampaikan;

dengan senang hati, dengan serius, dengan singkat, atau dengan mengejek.

6. Instrumentalies, mengacu pada jalur/saluran bahasa yang digunakan, seperti

saluran lisan, tulis, telegram, atau telepon.

7. Norms, mengacu pada norma atau aturan dalam berinteraksi. Dalam hal ini

norma dikaitkan dengan norma kebahasaan yang dianut masyarakat bahasa.

8. Genre, mengacu pada jenis bentuk penyampaiannya, seperti narasi, puisi,

pepatah, dialog dan sebagainya.

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian sosiopragmatik. Penelitian

sosiopragmatik memandang bagaimana bahasa digunakan dalam konteks sosial

budaya masyarakat tertentu. Jenis penelitian berupa penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memusatkan penelitian pada

pemecahan suatu masalah. Penelitian deskriptif dipilih karena data yang diperoleh

akan dideskripsikan dengan kata-kata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

tuturan memuji dan respon terhadap pujian yang dihubungkan dengan konteks

budaya masyarakat tutur yaitu masyarakat tutur bahasa di lingkungan mahasiswa

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 24: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

24

dan acara hiburan di televisi. Metode penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu metode

pengumpulan data, metode analisis data, dan metode penyajian analisis data.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik simak,

teknik rekam, dan teknik catat. Data yang diperoleh berupa data tuturan. Data

tuturan dibagi menjadi dua, yaitu data tuturan natural yaitu data tuturan yang

diambil dari kehidupan sehari-hari di lingkungan mahasiwa dan data rekaman

yaitu data tuturan yang diambil pada rekaman film dan Reality Show. Peneliti

mengambil data tuturan natural dengan teknik simak, rekam dan catat. Peneliti

mengambil tuturan natural dari lingkungan mahasiswa yang biasa peneliti

berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari, yaitu di kampus, kos, masjid, dan

tempat makan (kantin atau warung), dan gedung pertunjukan. Pada langkah

selanjutnya, tuturan yang diperkirakan mengandung tuturan memuji dan merespon

pujian dicatat kemudian ditranskipsikan.

Pengambilan data rekaman diperoleh dari sumber data film dan video

Reality Show. Peneliti mengumpulkan film dan video Reality Show yang

berpotensi mengandung banyak tuturan memuji dan respon pujian. Film dan video

Reality Show disimak kemudian dilakukan teknik catat dan transkipsi. Film yang

peneliti analisis yaitu film Indonesia berjudul 3 Cinta 2 Dunia 1 Cinta, Habibie

Ainun, Love, Sang Pemimpi, dan Perahu Kertas sedangkan reality show yang

menjadi sumber penelitian adalah Hitam Putih, Showimah, X-Factor, Little Miss

Selebritis, Indonesian Idol. Pertimbangan pemilihan sumber data rekaman dari

film dan reality show karena data pada film akan menggambarkan kehidupan

sehari-hari yang mengandung tuturan memuji dan merespon pujian yang mungkin

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 25: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

25

tidak ditemukan pada data natural sedangkan untuk rekaman reality show dibagi

menjadi dua jenis yaitu berupa acara talkshow dan ajang perlombaan yang

diperoleh dengan cara mengunduh di Youtube. Untuk acara talkshow dipilih

Hitam Putih dan Showimah karena kedua acara ini biasa mendatangkan bintang

tamu sehingga berpotensi memunculkan tuturan memuji dan merespon pujian,

sedangkan ajang perlombaan seperti X-Factor, Little Miss Selebritis, dan

Indonesian Idol karena acara-acara tersebut terdapat sesi komentar dari juri

sehingga berpotensi besar memunculkan tuturan memuji pada saat mengomentari

penampilan para peserta. Data yang berasal dari rekaman acara reality show

diambil secara random dari beberapa episode penayangan yang diunggah di

Youtube, yaitu episode 12 dan 14 November 2013 pada talkshow Hitam Putih,

episode Audisi Fatin X Factor, episode 9-12 Gala Show X-Factor, episode Titi

Rajo Bintang talkshow Showimah, 1 episode Idola Cilik, episode Final Little Miss

Indonesia, dan 1 episode Husen Indonesian Idol.

Analisis data pujian dan respon pujian dalam bahasa Indonesia

dikumpulkan dan dikelompokan dalam korpus data. Korpus data yang telah

dikelompokkan kemudian dianalisis secara kontekstual. Korpus data dibagi

menjadi dua, yaitu korpus data tuturan memuji dan korpus data tuturan merespon

pujian. Selanjutnya, dilakukan klasifikasi berdasarkan masing-masing korpus

data. Korpus data berupa pujian dikasifikasikan berdasarkan tipe-tipe penutur

dalam memuji. Demikian pula dengan respon pujian diklasifikasikan berdasarkan

tipe tuturannya, misalnya merespon pujian dengan menerima pujian atau menolak

pujian dan sebagainya. Setelah dilakukan mengklasifikasian terhadap data,

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 26: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

26

selanjutnya dilakukan analisis secara kontekstual. Tahap analisis selanjutnya

adalah menemukan variabel sosial yang memengaruhi pemilihan tuturan memuji

dan respon pujian. Variabel sosial yang berpengaruh akan dideskripsikan secara

sosiopragmatik dengan teori yang SPEAKING Hymes.

Penyajian analisis data dilakukan dengan bentuk narasi. Penyajian ke

dalam bentuk narasi dibagi dua jenis, yaitu formal dan informal (Sudaryanto,

1993:145). Penyajian hasil analisis ini dilakukan secara informal karena penyajian

analisis data dengan memakai kata-kata biasa yang mudah dimengerti dan

dipahami. Pada penyajian data, penamaan penutur dan mitra tutur untuk data yang

diambil pada tuturan natural menggunakan inisial. Hal tersebut dilakukan untuk

menjaga privasi dari penutur dan mitra tutur sebagai objek penelitian ini

sedangkan data yang diambil dari film dan reality show menggunakan nama yang

sebenarnya, tidak menggunakan inisial.

1.7 Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian tesis ini dilakukan dengan membagi pembahasan

menjadi lima bab yaitu:

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini merupakan dasar dari adanya penelitian ini. Pendahuluan meliputi

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian.

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 27: MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70944/potongan/S2-2014-338315-chapter1.pdfDalam kehidupan sehari-hari, ... lainnya dalam suatu sistem

27

Bab 2 Realisasi Strategi Kesopanan Berbahasa Memuji dalam Bahasa Indonesia

di Lingkungan Mahasiswa dan Acara Hiburan Televisi

Bab ini akan membahas secara lengkap mengenai strategi kesopanan

berbahasa memuji dalam bahasa Indonesia di lingkungan kampus dan acara

hiburan di televisi. Bab ini dibagi menjadi tiga subbab, yaitu jenis kalimat, strategi

memuji, dan interpretasi kesopanan berbahasa memuji.

Bab 3 Realisasi Strategi Kesopanan Berbahasa Merespon Pujian dalam Bahasa

Indonesia di Lingkungan Mahasiswa dan Acara Hiburan Televisi

Bab ini akan membahas secara lengkap mengenai realisasi strategi

kesopanan berbahasa dalam merespon pujian dibagi menjadi tiga subbab, yaitu

jenis kalimat, strategi merespon pujian, dan intepretasi strategi kesopanan

berbahasa merespon pujian.

Bab 4 Variabel-variabel Sosial yang Memengaruhi Pemilihan Tuturan Memuji

dan Merespon Pujian

Bab ini akan membahas secara lengkap mengenai variabel sosial yang

memengaruhi pemilihan strategi memuji dan merespon pujian yang ditinjau dari

teori SPEAKING Hymes.

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini akan berisi mengenai kesimpulan dan hasil penelitian dan saran

yang dapat disampaikan kepada peneliti lanjutan berkaitan dengan hasil penelitian

yang telah dilakukan.

MEMUJI DAN MERESPON PUJIAN DALAM BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS DI LINGKUNGANMAHASISWA DANACARA HIBURAN TELEVISI)KINGKIN PUPUT K.Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/