bab i pengantar 1.1 latar...

14
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah dimulai sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang diubah masing-masing dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004. Ketentuan tersebut berimplikasi terhadap sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia dari pemerintahan yang sentralistik menjadi desentralistik. Setiap daerah diberi kesempatan untuk mengatur dan mengurus sendiri daerahnya berdasarkan asas otonomi dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Dengan adanya pelaksanaan otonomi daerah ini, setiap kabupaten/kota dituntut untuk mampu mengurangi ketergantungannya terhadap pemerintah pusat terutama dalam hal membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, sehingga kabupaten/kota diharapkan menjadi lebih mandiri dalam mengelola keuangan daerah, yang salah satunya diindikasikan dengan meningkatnya kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun pada prakteknya, yang terjadi selama ini adalah kontribusi PAD kabupaten/kota terhadap Total Penerimaan Daerah (TPD) masih sangat rendah, sehingga kebanyakan dari kabupaten/kota belum mampu untuk membiayai sendiri anggaran pembangunannya. Kondisi tersebut juga dialami oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu di mana penerimaan daerah dari PAD masih sangat rendah serta struktur pendapatan daerah masih didominasi oleh transfer dari pemerintah pusat. OPTIMALISASI ASET PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN MENGGUNAKAN METODA HIGHEST AND BEST USE “STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT― Maimuna Mansyur Kene Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Upload: lenhu

Post on 19-Jul-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71638/potongan/S2-2014-343297-chapter1.pdf2“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT‚

1

BAB I

PENGANTAR

1.1 Latar Belakang

Otonomi daerah dimulai sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22

Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun

1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang

diubah masing-masing dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan

Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004. Ketentuan tersebut berimplikasi terhadap

sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia dari pemerintahan yang

sentralistik menjadi desentralistik. Setiap daerah diberi kesempatan untuk

mengatur dan mengurus sendiri daerahnya berdasarkan asas otonomi dalam

rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan dan

pelayanan kepada masyarakat.

Dengan adanya pelaksanaan otonomi daerah ini, setiap kabupaten/kota

dituntut untuk mampu mengurangi ketergantungannya terhadap pemerintah pusat

terutama dalam hal membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

daerah, sehingga kabupaten/kota diharapkan menjadi lebih mandiri dalam

mengelola keuangan daerah, yang salah satunya diindikasikan dengan

meningkatnya kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun pada

prakteknya, yang terjadi selama ini adalah kontribusi PAD kabupaten/kota

terhadap Total Penerimaan Daerah (TPD) masih sangat rendah, sehingga

kebanyakan dari kabupaten/kota belum mampu untuk membiayai sendiri anggaran

pembangunannya. Kondisi tersebut juga dialami oleh Pemerintah Kabupaten

Tanah Bumbu di mana penerimaan daerah dari PAD masih sangat rendah serta

struktur pendapatan daerah masih didominasi oleh transfer dari pemerintah pusat.

OPTIMALISASI ASET PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN MENGGUNAKANMETODA HIGHEST AND BEST USE“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT―Maimuna Mansyur KeneUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71638/potongan/S2-2014-343297-chapter1.pdf2“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT‚

2

Hal ini dapat dilihat dari kontribusi masing-masing komponen PAD terhadap TPD

Kabupaten Tanah Bumbu dari tahun 2011-2013.

Tabel 1.1 Kontribusi PAD, Pendapatan Transfer dari Pusat, Pendapatan dari

Provinsi dan Pendapatan Lain-Lain terhadap Total Penerimaan Daerah

Kabupaten Tanah Bumbu, 2011-2013

Thn PAD

(Rp)

Pendapatan

Transfer Pusat

(Rp)

Pendapatan

Transfer Provinsi

(Rp)

Pendapatan Lain-

lain

(Rp)

Total

Penerimaan

Daerah

(Rp)

2011 29,599,131,622.00 636,668,670,276.00 47,624,689,586.00 164,685,033,714.00 878,577,525,198.00

2012 66,535,645,235.00 804,624,399,564.00 120,087,699,663.00 146,446,965,920.00 1,137,694,710,382.00

2013 84,464,231,169.93 760,967,179,999.00 93,837,938,744.00 138,355,393,656.50 1,077,624,743,569.43

Tahun Kontribusi ( % )

PAD T. Pusat T. Provinsi P. Lain-lain

2011 3.37% 72.47% 5.42% 18.74%

2012 5.85% 70.72% 10.56% 12.87%

2013 7.84% 70.62% 8.71% 12.84%

Rata-

Rata 5.69% 71.27% 8.23% 14.82%

Sumber: Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Tanah Bumbu (diolah)

Tabel 1.2 Persentase PAD Terhadap TPD Kabupaten/Kota di Indonesia

Tahun 2011-2013

No Kab/Kota Persentase PAD Terhadap TPD

2011 2012 2013

1 Kabupaten Badung 77.24% 68.25% 75.15%

2 Kota Surabaya 53.87% 51.10% 50.48%

3 Kota Medan 31.57% 38.73% 40.62%

4 Kota Denpasar 30.69% 30.67% 40.12%

5 Kota Batam 27.32% 26.70% 30.64%

6 Kota Yogyakarta 25.44% 26.81% 28.45%

Sumber: Dirjen Perimbangan Keuangan, Data APBD Tahun 2011 s/d 2013 (diolah)

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa dari 412 kabupaten dan 92 kota di Indonesia,

hanya 6 (enam) kabupaten/kota saja yang memiliki persentase PAD terhadap TPD

di atas 25 persen. Hal ini menunjukkan bahwa masih tingginya ketergantungan

OPTIMALISASI ASET PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN MENGGUNAKANMETODA HIGHEST AND BEST USE“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT―Maimuna Mansyur KeneUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 3: BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71638/potongan/S2-2014-343297-chapter1.pdf2“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT‚

3

kabupaten/kota di Indonesia terhadap pembiayaan/transfer dari pusat. Begitu juga

yang dialami oleh Pemeritah Kabupaten Tanah Bumbu, dari Tabel 1.1

menunjukkan bahwa kontribusi PAD terhadap TPD Kabupaten Tanah Bumbu

tahun 2011-2013 masih sangat rendah yaitu rata-rata kontribusi hanya sebesar

5,69 persen. Hal ini menunjukkan tingkat kemandirian Kabupaten Tanah Bumbu

masih rendah dan tingkat ketergantungan Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu

akan pendapatan dari transfer pemerintah pusat masih mendominasi Total

Penerimaan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu dengan rata-rata kontribusinya

sebesar 71,27 persen.

Tabel 1.3

Kontribusi Belanja Pegawai, Belanja Barang Jasa, dan Belanja Modal

terhadap Total Penerimaan Daerah

Kabupaten Tanah Bumbu, 2011-2013

Tahun

Kontribusi ( % )

B.Pegawai B.Barang

Jasa B.Modal

2011 35.15% 16.10% 16.29%

2012 32.47% 13.05% 23.51%

2013 39.46% 20.37% 44.55%

Rata-Rata 35.69% 16.50% 28.12%

Sumber: Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Tanah

Bumbu (diolah)

OPTIMALISASI ASET PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN MENGGUNAKANMETODA HIGHEST AND BEST USE“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT―Maimuna Mansyur KeneUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 4: BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71638/potongan/S2-2014-343297-chapter1.pdf2“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT‚

4

Tabel 1.4

Realisasi Belanja Daerah

Kabupaten Tanah Bumbu, 2011-2013

(dalam Rupiah)

Uraian Realisasi Belanja Daerah

TA 2013 TA 2012 TA 2011

Belanja

Belanja Operasi

Belanja Pegawai 425,269,231,688.00 369,430,878,285.00 308,812,321,518.00

Belanja Barang dan Jasa 219,532,714,862.30 148,420,400,713.50 141,420,296,137.00

Belanja Subsidi 0.00 0.00 0.00

Belanja Hibah 70,631,429,144.00 31,270,211,183.00 21,023,763,650.00

Belanja Bantuan Sosial 2,234,621,900.00 7,603,110,216.00 6,655,575,000.00

Belanja Bantuan

Keuangan 44,953,353,104.00 38,673,365,000.00 25,422,792,953.00

Jumlah Belanja Operasi 762,621,350,698.30 595,397,965,397.50 503,334,749,258.00

Belanja Modal

Belanja Tanah 36,315,638,619.00 15,778,125,650.00 6,224,635,200.00

Belanja Peralatan dan

Mesin 73,238,346,892.00 50,836,525,199.00 26,368,584,581.00

Belanja Bangunan dan

Gedung 71,609,801,719.76 27,941,670,560.00 15,631,742,437.00

Belanja Jalan, Irigasi dan

Jaringan 298,389,990,913.07 172,518,492,409.00 90,659,189,944.00

Belanja Aset Tetap

Lainnya 478,236,600.00 391,177,950.00 4,237,985,800.00

Jumlah Belanja Modal 480,032,014,743.83 267,465,991,768.00 143,122,137,962.00

Belanja Tidak Terduga

Belanja Tidak Terduga 1,099,955,740.00 1,492,016,594.00 242,938,100.00

Jumlah Belanja Tidak

terduga 1,099,955,740.00 1,492,016,594.00 242,938,100.00

Transfer

Bagi Hasil Pajak 0.00 0.00 0.00

Jumlah Transfer 0.00 0.00 0.00

Jumlah Belanja + Transfer 1,243,753,321,182.13 864,355,973,759.50 646,699,825,320.00

Sumber: Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Tanah Bumbu (diolah)

OPTIMALISASI ASET PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN MENGGUNAKANMETODA HIGHEST AND BEST USE“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT―Maimuna Mansyur KeneUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 5: BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71638/potongan/S2-2014-343297-chapter1.pdf2“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT‚

5

Tabel 1.3 dan Tabel 1.4 menunjukkan bahwa sumber pendapatan dari

Pemerintah Pusat walaupun telah memberikan kontribusi yang cukup besar

terhadap penerimaan daerah, akan tetapi sebagian besar peruntukannya ditujukan

untuk belanja pegawai. Belanja pegawai berdasarkan Permendagri Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan belanja

kompensasi dalam bentuk gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang

diberikan kepada pegawai negeri sipil juga merupakan uang representasi dan

tunjangan pimpinan dan anggota DPRD serta gaji dan tunjangan kepala daerah

dan wakil kepala daerah serta penghasilan dan penerimaan lainnya. Dari Tabel 1.4

dapat dilihat bahwa rata-rata belanja pegawai pada Pemerintah Kabupaten Tanah

Bumbu mendominasi penggunaan Total Penerimaan Daerah yaitu sebesar 35,69

persen. Kontribusi belanja modal terhadap Total Penerimaan Daerah hanya

memiliki persentase sebesar 28,12 persen. Hal ini menunjukkan bahwa alokasi

dana yang dipergunakan oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu untuk

membiayai kegiatan pembangunannya masih cukup kecil, padahal untuk

meningkatkan kegiatan perekonomian dan aktivitas pembangunan dalam rangka

pelaksanaan otonomi daerah diperlukan dana yang besar untuk menunjang

pembangunan infrastruktur dan fasilitas pelayanan masyarakat.

Pemerintah daerah dalam usahanya meningkatkan pembangunan untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Tidak bisa dipungkiri bahwa untuk membiayai sebagian besar anggaran

pembangunannya, pemerintah daerah harus aktif menggali sumber-sumber

pendapatan yang akan dijadikan sebagai modal kerja. Pemerintah daerah dituntut

OPTIMALISASI ASET PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN MENGGUNAKANMETODA HIGHEST AND BEST USE“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT―Maimuna Mansyur KeneUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 6: BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71638/potongan/S2-2014-343297-chapter1.pdf2“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT‚

6

untuk mampu mengoptimalkan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)

yang berasal dari pajak daerah, retribusi daerah, pengelolaan kekayaan daerah

yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah (UU Nomor 32 tahun 2004).

Dengan kata lain pemerintah daerah harus mandiri dalam membiayai sebagian

besar anggaran pembangunannya, sehingga sumber daya yang ada harus dikelola

dan dimanfaatkan secara maksimal termasuk aset-aset berupa tanah maupun

bangunan agar penerimaan daerah bisa tercapai secara optimal.

Kode Etik Penilai Indonesia dan Standar Penilaian Indonesia (2013: 2)

KPUP butir 3.1 menyatakan dari perspektif keuangan dan akuntansi, aset adalah

sumberdaya ekonomi yang dimiliki dan dikuasai oleh suatu perseorangan atau

entitas atau pemerintah secara historis dan dari mana manfaat ekonomi dan sosial

di masa depan diharapkan dapat diperoleh, serta dapat diukur dalam satuan uang.

Hak kepemilikan dari sebuah aset bersifat tidak berwujud, namun aset yang

dimiliki dapat merupakan aset berwujud dan aset tidak berwujud. Adapun aset

daerah adalah semua harta kekayaan milik daerah baik barang berwujud maupun

barang tidak berwujud (Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 Bab I pasal I).

Barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau perolehan lainnya yang sah

(Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 Bab I pasal 1).

Salah satu tahapan kerja manajemen aset menurut Siregar (2004: 518) yaitu

optimalisasi aset yang merupakan proses kerja dalam manajemen aset yang

bertujuan untuk mengoptimalisasi potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah/volume, legal

dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut. Dalam tahapan ini, aset-aset yang

OPTIMALISASI ASET PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN MENGGUNAKANMETODA HIGHEST AND BEST USE“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT―Maimuna Mansyur KeneUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 7: BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71638/potongan/S2-2014-343297-chapter1.pdf2“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT‚

7

dikuasai pemerintah daerah diidentifikasi dan dikelompokan atas aset yang

memiliki potensi dan yang tidak memiliki potensi.

Kabupaten Tanah Bumbu berdiri berdasarkan pada Undang-undang No. 2

Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten

Balangan di Provinsi Kalimantan Selatan melalui rapat paripurna DPR RI tanggal

8 April 2003. Kabupaten Tanah Bumbu merupakan wilayah pemekaran dari

Kabupaten Kotabaru. Secara geografis Kabupaten Tanah Bumbu terletak di

antara: 2°52’ – 3°47’ Lintang Selatan dan 115°15’ – 116°04’ Bujur Timur.

Kabupaten Tanah Bumbu adalah salah satu dari 13 (tiga belas) kabupaten/kota di

Provinsi Kalimantan Selatan yang terletak persis di ujung tenggara Pulau

Kalimantan. Wilayahnya berbatasan dengan: Kabupaten Kotabaru di sebelah utara

dan timur, Laut Jawa di sebelah selatan, Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah

Laut di sebelah barat. Kabupaten yang beribukota di Batulicin ini memiliki 10

(sepuluh) Kecamatan yaitu Kecamatan Kusan Hilir, Sungai Loban, Satui, Kusan

Hulu, Batulicin, Karang Bintang, Simpang Empat, Mantewe, Kuranji dan

Angsana. Lima Kecamatan yang terakhir disebutkan adalah kecamatan hasil

pemekaran pada pertengahan 2005 lalu. Kabupaten Tanah Bumbu memiliki luas

wilayah sebesar 5.066,96 km2 (506.696 Ha) atau 13,50 persen dari total luas

Provinsi Kalimantan Selatan. Kecamatan Kusan Hulu merupakan kecamatan

terluas dan Kecamatan Kuranji merupakan kecamatan terkecil dari luas

keseluruhan Kabupaten Tanah Bumbu.

OPTIMALISASI ASET PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN MENGGUNAKANMETODA HIGHEST AND BEST USE“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT―Maimuna Mansyur KeneUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 8: BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71638/potongan/S2-2014-343297-chapter1.pdf2“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT‚

8

Sumber: Bappeda Kabupaten Tanah Bumbu, 2013.

Gambar 1.1

Peta Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu

Tabel 1.5

Aset Tetap Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu TA 2013

(dalam Rupiah)

Aset Tetap

Tanah 782,985,248,891.09

Peralatan dan Mesin 268,971,337,650.26

Gedung dan Bangunan 485,281,915,253.73

Jalan, Irigasi, dan Jaringan 857,497,854,868.12

Aset Tetap Lainnya 37,311,789,830.02

Konstruksi dalam Pengerjaan 139,366,548,346.22

Akumulasi Penyusutan 0.00

Jumlah Aset Tetap 2,571,414,694,839.44

Sumber: Bagian Aset Sekretariat Daerah Kabupaten Tanah Bumbu

OPTIMALISASI ASET PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN MENGGUNAKANMETODA HIGHEST AND BEST USE“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT―Maimuna Mansyur KeneUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 9: BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71638/potongan/S2-2014-343297-chapter1.pdf2“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT‚

9

Tabel 1.5 menunjukkan bahwa aset tanah merupakan 30,45 persen dari total

aset yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu. Berdasarkan hasil

inventarisasi aset yang dilakukan pada tahun 2011 diperoleh informasi bahwa

Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu masih banyak memiliki aset berupa tanah

kosong dan masih belum dimanfaatkan, sehingga apabila dimanfaatkan untuk

pembangunan dan perkembangan kota serta sepenuhnya untuk kepentingan

masyarakat akan dapat meningkatkan atau menciptakan sumber Pendapatan Asli

Daerah (PAD). Pengelolaan aset milik daerah yang baik akan memposisikan aset

tersebut sebagai revenue generator, yang dapat memberikan manfaat ekonomi

bagi pemerintah daerah seperti membuka lapangan kerja, meningkatkan

pendapatan masyarakat dan yang pasti akan meningkatkan pendapatan daerah.

Sebaliknya jika pengelolaan aset milik daerah tidak dilakukan dengan baik, maka

akan menjadikan aset tersebut sebagai cost center yang membebani Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah (APBD), khususnya jika dikaitkan dengan segi biaya

pemeliharaan dan pengamanannya terutama untuk mencegah kemungkinan

adanya penyerobotan dari pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab.

Aset daerah berupa tanah merupakan salah satu kekayaan milik daerah yang

pengelolaannya harus dilakukan secara baik dan benar, karena dapat memberikan

manfaat ekonomi yang tinggi bagi daerah. Untuk itu perlu dilakukan optimalisasi

pemanfaatan aset dengan menganalisis kegunaan tertinggi dan terbaik (highest

and best use) terhadap aset non operasional milik Pemerintah Kabupaten Tanah

Bumbu terutama pada tanah-tanah kosong maupun terhadap tanah-tanah terlantar

yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Siregar (2004: 523)

menyatakan studi optimalisasi aset pemerintah daerah dapat dilakukan dengan: (1)

OPTIMALISASI ASET PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN MENGGUNAKANMETODA HIGHEST AND BEST USE“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT―Maimuna Mansyur KeneUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 10: BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71638/potongan/S2-2014-343297-chapter1.pdf2“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT‚

10

identifikasi aset; (2) pengembangan basis data aset; (3) studi Highest and Best Use

atas aset; dan (4) pengembangan strategi optimalisasi aset. Dengan demikian salah

satu langkah penting yang harus dilakukan dalam optimalisasi aset pemerintah

daerah adalah studi atau analisis tentang Highest and Best Use (HBU).

Konsep penggunaan tertinggi dan terbaik (Highest and Best Use atau HBU)

dapat diartikan sebagai kegunaan yang paling layak, memungkinkan, dan sah dari

suatu tanah kosong atau tanah yang sudah dibangun, yang secara fisik

memungkinkan, dibenarkan oleh peraturan, layak secara finansial, dan yang

menghasilkan nilai tertinggi (AIREA, 2008: 278).

Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini disusun

guna menjawab tantangan yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Tanah

Bumbu dalam menjalankan fungsi dan perannya secara maksimal terutama dalam

hal identifikasi dan optimalisasi pemanfaatan aset terutama pada aset idle yang

dimiliki. Optimalisasi pemanfaatan aset idle ini mengambil sampel satu bidang

tanah yang belum dimanfaatkan dengan luas ±2 hektar yang terletak di Jalan Raya

Batulicin, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Simpang Empat, untuk

kemudian dianalisis dengan menggunakan metoda highest and best use. Dengan

tujuan menemukan kegunaan tertinggi dan terbaik yang mungkin dikembangkan

berdasarkan studi kelayakan fisik, legalitas dan perizinan, keuangan, dan

kemampuan memberikan hasil yang maksimal agar nantinya dapat memberikan

kontribusi pada Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tanah Bumbu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana identifikasi dan optimalisasi pemanfaatan aset tetap non

operasional milik Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu?

OPTIMALISASI ASET PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN MENGGUNAKANMETODA HIGHEST AND BEST USE“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT―Maimuna Mansyur KeneUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 11: BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71638/potongan/S2-2014-343297-chapter1.pdf2“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT‚

11

2. Bagaimana penerapan analisis highest and best use untuk menentukan

kegunaan paling optimal atas aset tetap non operasional milik Pemerintah

Kabupaten Tanah Bumbu berupa tanah dengan luas ± 2 hektar yang terletak di

Jalan Raya Batulicin, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Simpang Empat?

1.3 Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai optimalisasi aset milik pemerintah daerah dengan

melakukan studi highest and best use telah beberapa kali dilakukan oleh peneliti

lainnya. Pada intinya, antara penelitian-penelitian terdahulu dengan penelitian

yang sekarang dilakukan memiliki kesamaan dan juga perbedaan. Kesamaan

penelitian terletak pada alat analisis yang digunakan dalam mengolah data untuk

menghasilkan kesimpulan, sedangkan perbedaanya terletak pada penentuan lokasi

dan objek penelitian. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan diantaranya

sebagai berikut:

1. Wilantono (2011) meneliti penggunaan tertinggi dan terbaik terhadap lahan

bekas terminal lama yang berlokasi di Jalan Dr. Rajiman Ngawi, dengan

melakukan analisis produktivitas properti, analisis pasar dan dilanjutkan

dengan kelayakan keuangan. Dari hasil analisis didapatkan tiga usulan

penggunaan lahan yang layak dan memungkinkan yaitu penggunaan hotel,

komplek ruko, dan gelanggang olahraga. Berdasarkan indikator kelayakan

keuangan diketahui bahwa usulan penggunaan hotel merupakan penggunaan

tertinggi dan terbaik.

2. Kusumayadi (2011) melakukan penelitian tentang analisis mix-use

development pada lahan komersial yakni kawasan terpadu islamic center yang

OPTIMALISASI ASET PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN MENGGUNAKANMETODA HIGHEST AND BEST USE“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT―Maimuna Mansyur KeneUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 12: BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71638/potongan/S2-2014-343297-chapter1.pdf2“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT‚

12

ada di Provinsi NTB. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis

penggunaan yang paling memungkinkan dalam konsep mix-use development

didalam mendapatkan pendapatan yang paling optimal dari pilihan

pengembangan yang ditawarkan berdasarkan metoda highest and best use

(HBU). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

lokasi, analisis pasar properti, analisis keuangan, dan analisis dampak sosial

ekonomi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis atribut

objek (lokasi, karakterfisik, infrastruktur, aksesbilitas, lingkungan, regulasi),

analisis makro ekonomi, analisis permintaan dan penawaran, analisis penilaian

tanah dan keuangan, serta analisis pengaruh sosial dan ekonomi

3. Pratama (2011) melakukan analisis pemanfaatan lahan kosong milik

Pemerintah DKI Jakarta dengan metoda HBU (analisis produktifitas, analisis

penilaian tanah, pendapatan dan keuangan). Alat analisis yang digunakan

adalah analisis produktivitas properti, analisis pasar, analisis keuangan dan

analisis dampak sosial ekonomi. Kesimpulan dari penelitian ini diketahui

bahwa penggunaan paling optimal untuk lahan kosong tersebut adalah

kegunaan sebagai rumah susun.

4. Pradhani (2013) melakukan penelitian pada satu bidang tanah kosong yang

terletak di Jalan Ismail Marzuki, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara

Barat. Penelitian ini berkaitan dengan peluang kerjasama pemerintah dan

swasta dengan mekanisme Built, Operate, and Transfer (BOT). Dalam

menganalisis kegunaan yang terbaik atas lahan kosong tersebut, digunakan

alat analisis yaitu analisis produktivitas, analisis pasar untuk masing-masing

OPTIMALISASI ASET PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN MENGGUNAKANMETODA HIGHEST AND BEST USE“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT―Maimuna Mansyur KeneUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 13: BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71638/potongan/S2-2014-343297-chapter1.pdf2“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT‚

13

pilihan penggunaan, dan analisis keuangan. Adapun hasil akhir yang diperoleh

untuk penggunaan tertinggi dan terbaik adalah mix-use development yang

terdiri dari hotel, mall, dan convention center, lengkap dengan proyeksi

penerimaan pemerintah daerah yang berasal dari sewa tanah, sewa bangunan,

dan nilai sisa bangunan, serta proyeksi penerimaan bagi investor selama masa

konsesi.

5. Supit (2013) melakukan penelitian pada satu bidang tanah kosong yang

terletak di Jalan Trans Manado-Bitung, Provinsi Sulawesi Utara. Dengan

menggunakan alat analisis berupa analisis produktivitas properti yang terdiri

dari aspek fisik dan lokasi lahan serta aspek peraturan dan regulasi, analisis

pasar yang meneliti mengenai keseimbangan pasar, analisis kelayakan yang

mencakup uji kelayakan finansial, uji kelayakan investasi, dan analisis

dampak sosial-ekonomi. Berdasarkan hasil dari keseluruhan alat analisis,

ditarik kesimpulan bahwa penggunaan tertinggi dan terbaik atas lahan tersebut

adalah penggunaan untuk hotel.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis optimalisasi aset khususnya

pada pemanfaatan aset tetap non operasional milik Pemerintah Kabupaten Tanah

Bumbu, berupa sebidang tanah seluas ± 2 hektar yang berlokasi di Jalan Raya

Batulicin, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Simpang Empat, dengan

menggunakan metoda highest and best use. Analisis dilakukan berdasarkan pada

aspek fisik, legalitas, finansial dan penggunaan yang memberikan hasil paling

optimal.

OPTIMALISASI ASET PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN MENGGUNAKANMETODA HIGHEST AND BEST USE“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT―Maimuna Mansyur KeneUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 14: BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71638/potongan/S2-2014-343297-chapter1.pdf2“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT‚

14

1.4.2 Manfaat penelitian

1. Manfaat praktis. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan menjadi

bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu, dalam rangka

mengoptimalkan aset-aset non operasionalnya, sekaligus memberikan

alternatif pemanfaatan aset yang sesuai dengan penggunaan tertinggi dan

terbaik sehingga dapat memberikan manfaat dan kontribusi guna

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

2. Manfaat akademis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

khazanah pengetahuan tentang analisis highest and best use untuk aset tanah

non operasional, serta dapat menjadi referensi untuk penelitian-penelitian

selanjutnya.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari empat bab. Bab I

merupakan pendahuluan dengan materi bahasan antara lain latar belakang

masalah, rumusan masalah, keaslian penelitian, dan tujuan serta manfaat

penelitian. Bab II membahas tinjauan pustaka dan landasan teori yang menjadi

dasar keilmuan dalam penelitian ini, serta membahas tentang alat analisis yang

digunakan. Bab III mencakup olah data dan pembahasan, yang menjelaskan cara

penelitian dan bagaimana olah data dilakukan untuk menghasilkan simpulan

penelitian. Bab IV sebagai penutup yang berisikan simpulan penelitian dan saran

yang relevan dengan hasil penelitian.

OPTIMALISASI ASET PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN MENGGUNAKANMETODA HIGHEST AND BEST USE“STUDI PADA LAHAN DI JALAN RAYA BATULICIN-SIMPANG EMPAT―Maimuna Mansyur KeneUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/