t por 080856 chapter1

13
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Usia Lanjut 1. Pengertian Usia Lanjut Istilah untuk manusia yang usianya sudah lanjut belum ada yang baku. Orang sering menyebutnya berbeda-beda. Ada yang menyebutnya manusia usia lanjut (Manula), lanjut usia (Lansia), ada yang menyebutnya golongan lanjut umur (Glamur), usia lanjut (Usila), bahkan kalau di Inggris orang biasa menyebutnya dengan istilah warga negara senior. 8) Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindarkan. Umur manusia sebagai makhluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam, maksimal sekitar 6 (enam) kali masa bayi sampai dewasa atau 6 x 20 tahun sama dengan 120 tahun. Proses menjadi tua disebabkan oleh faktor biologik yang terdiri dari 3 fase yaitu fase progesif, fase stabil dan fase regresif. Dalam fase regresif mekanisme lebih ke arah kemunduran yang dimulai dalam sel, komponen terkecil dari tubuh manusia. Sel-sel menjadi aus karena lama berfungsi sehingga mengakibatkan kemunduran yang dominan dibandingkan terjadinya pemulihan. Di dalam struktur anatomik proses menjadi tua terlihat sebagai kemunduran di dalam sel. Proses ini berlangsung secara alamiah, terus-menerus dan berkesinambungan, yang selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, biokemis pada jaringan tubuh, akhirnya akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan badan secara keseluruhan. 9) Lanjut usia adalah golongan penduduk yang telah mencapai usia lanjut. Para lanjut usia akan nampak berbeda sekali dalam keadaan fisik, mental maupun sosial. Bila seorang telah berusia lanjut pada umumnya ketiga variabel tadi mengalami suatu penurunan. Walaupun demikian pada umur berapa hal tersebut akan nampak pada seorang secara individual tidak selalu sama. 2)

Upload: fajarrudin-maulana-lingga

Post on 01-Dec-2015

89 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Fungsi Kognitif

TRANSCRIPT

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Usia Lanjut

1. Pengertian Usia Lanjut

Istilah untuk manusia yang usianya sudah lanjut belum ada yang baku.

Orang sering menyebutnya berbeda-beda. Ada yang menyebutnya

manusia usia lanjut (Manula), lanjut usia (Lansia), ada yang menyebutnya

golongan lanjut umur (Glamur), usia lanjut (Usila), bahkan kalau di Inggris

orang biasa menyebutnya dengan istilah warga negara senior.8)

Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindarkan.

Umur manusia sebagai makhluk hidup terbatas oleh suatu

peraturan alam, maksimal sekitar 6 (enam) kali masa bayi sampai dewasa atau

6 x 20 tahun

sama dengan 120 tahun. Proses menjadi tua disebabkan oleh faktor biologik

yang terdiri dari 3 fase yaitu fase progesif, fase stabil dan fase regresif.

Dalam fase regresif mekanisme lebih ke arah kemunduran yang dimulai

dalam sel, komponen terkecil dari tubuh manusia. Sel-sel menjadi aus

karena lama berfungsi sehingga mengakibatkan kemunduran yang

dominan dibandingkan terjadinya pemulihan. Di dalam struktur

anatomik proses menjadi tua terlihat sebagai kemunduran di

dalam sel. Proses ini berlangsung secara alamiah, terus-menerus dan

berkesinambungan, yang selanjutnya akan menyebabkan perubahan

anatomis, fisiologis, biokemis pada jaringan tubuh, akhirnya akan

mempengaruhi

fungsi dan kemampuan badan secara

keseluruhan.9)

Lanjut usia adalah golongan penduduk yang telah mencapai usia

lanjut. Para lanjut usia akan nampak berbeda sekali dalam keadaan fisik,

mental

maupun sosial. Bila seorang telah berusia lanjut pada umumnya ketiga

variabel tadi mengalami suatu penurunan. Walaupun demikian pada umur

berapa hal tersebut akan nampak pada seorang secara individual tidak selalu

sama.2)

2

2. Batasan Umur

Umur kronologis yaitu berapa tahun/ bulan yang telah lalu sejak

seseorang dilahirkan. Umur biologis memberikan taksiran dari posisi

individu saat ini sehubungan potensi jangka hidupnya. Bagaimana kondisi

biologis seseorang pada masa dewasa dapat dilihat dari fungsi-

fungsi berbagai sistem organnya. Umur psikologis menunjukkan kapasitas

adaptif individu. Kemampuan belajar, intelegensi, ingatan, emosi,

motivasi dan sebagainya dapat diukur untuk memprediksikan sejauhmana

seseorang mampu

menyesuaikan diri terhadap perubahan. Umur fungsional mengatur tingkat

kemampuan individu untuk berfungsi di dalam masyarakat, apakah ia masih

hidup mandiri, apakah ia masih dapat mengikuti pendidikan tertentu atau

melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Umur sosial menunjukkan sejauh

mana seseorang dapat berpartisipasi sosial, melakukan peran-peran sosial

dibandingkan dengan

anggota masyarakat lainnya pada umur kronologis yang

sama.2)

Perkembangan manusia pada umumnya dapat dibagi

dalam periode: 0-1 tahun masa bayi, 1-4 tahun masa anak balita, 5-6 tahun masa

pra

sekolah, 7-21 tahun masa usia sekolah, 10-19 tahun masa remaja, 40- 59

tahun masa setengah umur (masa pra senium) dan ≥ 60 tahun masa usia

lanjut.9)

Sasaran langsung pembinaan kesehatan usia lanjut

meliputi beberapa kelompok yaitu: kelompok usia Virilitas/ Pra senilis (usia 45-

59 tahun), kelompok usia lanjut (usia 60-69 tahun) dan kelompok usia lanjut

risiko tinggi (usia lebih dari 70 tahun atau usia lanjut berumur ≥60 tahun

dengan masalah kesehatan).1)

3. Perubahan dan Keluhan karena Proses Lanjut Usia

Proses menjadi tua (aging) merupakan suatu perpaduan dari proses

biologik, psikologik dan sosial. Proses menua biologik telah dimulai sejak awal

kehidupan dengan pertumbuhan dan kematian sel-sel silih berganti.

Dengan tambahnya usia, kehidupan biologik susut secara perlahan.2)

Menjadi tua ditandai oleh: 1) Kemunduran –kemunduran biologis yang

terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik antara lain: kulit

mengendur

dan pada wajah timbul keriput serta garis-garis yang menetap, rambut mulai

berubah dan menjadi putih, gigi mulai ompong, penglihatan dan

pendengaran berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan

kurang lincah, kerampingan tubuh menghilang, terjadi timbunan lemak

3

terutama di bagian perut dan pinggul; dan 2) Kemunduran kemampuan-

kemampuan kognitif antara lain: suka lupa, ingatan tidak berfungsi, ingatan

kepada hal-hal di masa muda lebih baik dari pada kepada hal-hal yang baru

terjadi, yang pertama dilupakan adalah nama-nama, orientasi umur dan

persepsi terhadap waktu dan ruang/ tempat juga mundur, erat

hubungannya dengan daya ingat yang sudah mundur dan juga

karena pandangan biasanya sudah menyempit, meskipun telah mempunyai

banyak pengalaman namun skor dalam test-test intelegensi menjadi lebih

rendah, tidak mudah menerima hal-hal atau ide-ide baru.9)

B. Fungsi Kognitif Usia Lanjut

1. Kecerdasan pada Usia Lanjut

Perubahan yang terjadi di otak lanjut usia adalah: 1) Otak menjadi

atrofis, beratnya berkurang 5-10%, ukurannya mengecil, terutama di bagian

parasagital, frontal dan parietal; 2) Jumlah neuron berkurang dan tak

dapat diganti baru; 3) Terjadi pengurangan neurotransmitter; 4)

Terbentuknya struktur abnormal di otak dan terakumulasi pikmen organik-

mineral seperti lipofuscin, amyloid, plak dan neurofibrilliary tangle; 5)

Perubahan biologis lainnya yang mempengaruhi otak seperti gangguan

indera telinga, mata, gangguan kardiovaskular, gangguan kelenjar

thyroid dan

kortikosteroid.4)

Berat otak menurun dengan melanjutnya usia. Berat otak pada usia

90 tahun berkurang 10% dari waktu masih muda. Jumlah sel syaraf

berkurang sebanyak kira-kira 100.000 sel sehari. Pada usia dasawarsa ke

delapan, 30-50% sel- sel syaraf sudah hilang pada bagian tertentu dari

otak, namun ada daerah lain yang hilangnya berbeda, misalnya batang

otak biasanya tetap utuh.2)

Bila dibandingkan dengan usia 25 tahun, usia 75 tahun menunjukkan

kemunduran sebesar 20-40% dalam kecepatan menulis tangan, memasang

kancing dan memotong dengan pisau.2)

4

Umumnya usia lanjut mempunyai energi yang menurun dan

inisiatifnya berkurang. Mereka cenderung bersikap lebih hati-hati, biasanya

mereka mengalami kesulitan bila menyelesaikan masalah baru yang

rumit dan kompleks.2)

Perubahan intelek, memori dan variabel psikologi lainnya sudah banyak

diteliti pada usia lanjut yang normal. Berbagai penelitian yang telah

dilakukan didapatkan beberapa hal: 1) Kinerja intelektual sebagaimana yang

diukur dengan tes kemampuan verbal dalam bidang vokabular (kosa kata),

informasi dan komprehensi mencapai puncaknya pada usia 20-30

tahun dan kemudian menetap sepanjang hidup, setidak- tidaknya sampai

usia pertengahan 80-an tahun, bila tidak ada penyakit; dan 2) Kemampuan

melaksanakan tugas yang diberi batas waktu, yang

terkait waktu, yang membutuhkan kecepatan, misalnya kecepatan

mengolah informasi, mencapai puncaknya pada usia sekitar 20 tahun,

kemudian menurun lambat laun sepanjang hidup. Walaupun sebagian dari

penurunan kecepatan ini diakibatkan oleh perubahan dalam bidang

motorik dan kemampuan persepsi, didapat bukti bahwa kecepatan

pemrosesan di pusat saraf menurun dengan meningkatnya usia.

Perubahan ini dialami oleh hampir semua orang yang mencapai usia

70-an. Namun didapatkan juga penyimpangan, yaitu beberapa orang usia

70 tahun melaksanakannya lebih baik daripada yang berusia 20 tahun.2)

Bertambahnya atau melanjutnya usia terjadi kelambanan dalam

banyak segi. Perlambatan terjadi pada tugas motorik yang sederhana

seperti: lari dan mengetuk jari, pada persepsi sensorik, pada tugas

kompleks yang membutuhkan pemrosesan sentral, kecepatan

menyalin kata-kata, kecepatan menambah hitungan. Namun, pada

beberapa tes terlihat bahwa usia lanjut bersikap lebih hati-hati dan

membuat lebih sedikit kesalahan.2)

2. Daya Ingat Usia Lanjut

Pelupa merupakan keluhan yang sering dikemukakan oleh usia lanjut. Keluhan

ini dianggap lumrah dan biasa oleh masyarakat sekitarnya.2) Daya ingatan

atau memori dari segi waktu dibedakan menjadi: memori seketika

jangka pendek, baru dan jangka panjang.

5

Pada memori seketika (immediate) subyek memanggil kembali

stimulus yang diberikan padanya beberapa menit sebelumnya. Memori jangka

pendek (short term) mencakup kejadian selama 30 menit terakhir.

Memori baru (recent) mencakup kejadian antara 30 menit sebelumnya

sampai beberapa minggu. Memori jangka panjang (remote) mencakup

kejadian yang lebih lama dari beberapa minggu lalu.2)

Kemampuan memori seketika dan jangka pendek dapat dites

dengan menyuruh penderita mengingat sesuatu (misalnya: kata, nomor atau

nama) dan menyuruh mengemukakannya kembali setelah beberapa saat

(misalnya setelah 1-5 menit, setelah 10-30 menit). Memori baru dapat dites

dengan menanyakan pertanyaan: dimana anda tinggal?, telah berapa

lama anda disini?, apa yang anda makan waktu sarapan? Memori jangka

panjang dapat dites melalui pertanyaan: dimana anda sekolah SD, SLTP,

SLTA? Siapa nama kepala sekolah waktu itu? Siapa

nama majikan anda yang

pertama?.2)

Kuesioner Status Mental (Mental Status Questionare/ MSQ) terdiri

dari 10 pertanyaan yang mencakup orientasi waktu, tempat, orang, memori

baru dan jangka panjang. Tes ini diskor atas jawaban yang salah. Banyaknya

jumlah kesalahan merupakan indikator terhadap tingkat gangguan otak

organik. Berikut ini tabel Kuesioner dan Skor Status Mental.2)

Tabel 2.4

Kuesioner Status Mental (Mental Status

Questionnare / MSQ)

1. Dimana kita sekarang Orientasi tempat

2. Dimana tempat ini berada Orientasi tempat

3. Tanggal berapa sekarang Orientasi waktu

4. Bulan apa sekarang Orientasi waktu

5. Tahun berapa sekarang Orientasi waktu 6. Berapa umur anda Memori, baru dan lama

7. Kapan hari ulang tahun anda Memori, baru dan lama

8. Tahun berapaanda dilahirkan Memori, baru dan lama 9. Siapa Presiden Republik

Indonesia

Pengetahuan ,umum,

memori 10 Siapa Presiden sebelum

beliau

Pengetahuan ,umum,

memori Sumber: Kris Pranarka, Masalah Kesehatan Serta Pola Penyakit Pada

Lanjut Usia, Semarang,

2005

Tabel 2.5

Skor Kuesioner Status Mental

6

Sumber: Kris Pranarka, Masalah Kesehatan Serta Pola Penyakit

Pada Lanjut

Usia, Semarang, 2005

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa hidup

maksimal yang

dapat

dicapai manusia ialah 116 – 120 tahun. Tiap kemunduran

intelektual

sebelum usia

50 tahun adalah abnormal.2) Hasil penelitian yang di lakukan oleh H. Darmojo

(2000), tentang fungsi kognitif dengan kecemasan pada lansia di Panti Wredha

menyatakan penurunan fungsi kognitif berpengaruh terhadap kecemasan, jadi

semakin tinggi fungsi kognitif maka maka kecemasan semakin rendah,

sebaliknya semakin rendah fungsi kognitif maka

kecemasan semakin

tinggi.

C. Upaya – upaya Mempertahankan Fungsi

Kognitif

Kemampuan mental menurun dengan melanjutnya usia, misalnya jangka pendek

dan kecepatan melakukan tugas-tugas tertentu. Usia lanjut umumnya

masih dapat melakukan lebih banyak kegiatan daripada yang biasanya

diharapkan dari mereka. Bila mereka ingin memelihara kemampuannya,

kemampuan ini harus selalu digunakan. Sering tugas yang dilakukan

belum menggunakan kemampuannya secara optimal. Latihan-latihan

dapat membantu keadaan ini. Menua secara normal bukanlah berarti

terjadinya degenerasi kepribadian. Namun, inaktivitas dan menganggur terus

menerus mengandung bahaya yang dapat mengakibatkan desintegrasi

kepribadian. Upaya – upaya yang dapat dilakukan untuk

menetralisir keadaan ini dan meningkatkan kemampuan memori melalui

latihan, misalnya: 1) Konsentrasi; 2) Mencari kata-kata (misalnya yang

mulai dengan huruf “k”, kata yang mulai dengan huruf “l” memuat 4

huruf dan sebagainya); 3) Melatih memori jangka pendek; 4) Mereproduksi; 5)

Memformulasi; 6) Asosiasi; 7) Mengenal; 8) Mengisi teka-teki silang; 9)

Mengikuti kuis yang ditayangkan di televisi; dan 10) Menyediakan waktu

untuk melakukan latihan-latihan otak lainnya.2)

Jumlah Kesalahan Sindrom Otak Organik

0 - 2 Tidak ada atau Ringan

3 - 5 Ringan - Sedang

6 - 8 Sedang - Berat

9 - 10 Berat

7

D. Panti Wredha

Pada saat ini Departemen Sosial sudah membangun 46 model panti wredha

tersebar diseluruh negara pada 20 dari 27 propinsi yang ada. Selain Panti Wredha

(rumah perawatan orang-orang lanjut usia) yang diselenggarakan oleh

Departemen Sosial, ternyata sekarang banyak panti-panti yang dikelola oleh

badan-badan sosial swasta. Namun berapa banyakpun panti wredha tersebut,

tentu tidak cukup untuk menampung orang-orang lanjut usia yang

memerlukannya. 6)

Sudah sewajarnya sejak sekarang ini pemerintah mulai mengatur

perundang- undangan dan peraturan-peraturan yang mengatur hal-ikhwal

penanganan masalah sosial orang lanjut usia dan yang paling penting ialah

pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut dengan baik dan tertib. Peraturan-

peraturan yang dimaksud disini ialah pengaturan bantuan-bantuan baik dari luar

maupun dari dalam negeri, besarnya subsidi dari pemerintah, siapa yang berhak

tinggal di panti,kewajiban keluarga orang lanjut usia yang menempati panti dan

sebagainya. Sebetulnya pada tahun 1965 telah dikeluarkan Undang-undang

Nomor 4 tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan Penghidupan Orang Jompo.

Peraturan pelaksanaan dari undang-undang inilah yang Perlu dilengkapkan.6)

E. Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami

oleh setiap manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan

sehari-hari. Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana

seseorang merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas

asal maupun wujudnya (Sutardjo Wiramihardja, 2005:66).

Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada

waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal

terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bisa

muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai

gangguan emosi (Savitri Ramaiah,

2003:10).

8

Namora Lumongga Lubis (2009:14) menjelaskan bahwa kecemasan adalah

tanggapan dari sebuah ancaman nyata ataupun khayal. Individu mengalami

kecemasan karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang. Kecemasan

dialami ketika berfikir tentang sesuatu tidak menyenangkan yang akan

terjadi. Sedangkan Siti Sundari (2004:62) memahami kecemasan sebagai suatu

keadaan yang menggoncangkan karena adanya ancaman terhadap kesehatan.

Nevid Jeffrey S, Rathus Spencer A, & Greene Beverly (2005:163)

memberikan pengertian tentang kecemasan sebagai suatu keadaan emosional

yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak

menyenangkan, dan kekhawatiran bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

Kecemasan adalah rasa khawatir , takut yang tidak jelas sebabnya.

Kecemasan juga merupakan kekuatan yang besar dalam menggerakkan tingkah

laku, baik tingkah laku yang menyimpang ataupun yang terganggu. Kedua-

duanya merupakan pernyataan, penampilan, penjelmaan dari pertahanan terhadap

kecemasan tersebut (Singgih D. Gunarsa, 2008:27).

Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat diatas bahwa

kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi tertentu yang sangat

mengancam yang dapat menyebabkan kegelisahan karena adanya

Ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa yang buruk akan terjadi.

2. Gejala-gejala Kecemasan

Kecemasan adalah suatu keadaan yang menggoncangkan karena adanya

ancaman terhadap kesehatan. Individu-individu yang tergolong normal kadang

kala mengalami kecemasan yang menampak, sehingga dapat disaksikan pada

penampilan yang berupa gejala-gejala fisik maupun mental. Gejala tersebut

lebih jelas pada individu yang mengalami gangguan mental. Lebih jelas lagi

bagi individu yang mengidap penyakit mental yang parah.

Gejala-gejala yang bersifat fisik diantaranya adalah : jari tangan dingin,

detak jantung makin cepat, berkeringat dingin, kepala pusing, nafsu makan

berkurang, tidur tidak nyenyak, dada sesak.Gejala yang bersifat mental adalah :

ketakutan merasa akan ditimpa bahaya, tidak dapat memusatkan perhatian,

tidak tenteram, ingin lari dari kenyataan (Siti Sundari, 2004:62).

Kecemasan juga memiliki karakteristik berupa munculnya perasaan takut dan

kehati-hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas dantidak menyenangkan. Gejala-

gejala kecemasan yang muncul dapat berbeda pada masing-masing orang. Kaplan,

Sadock, & Grebb (Fitri Fauziah & Julianti Widury, 2007:74) menyebutkan bahwa

takut dan cemas merupakan dua emosi yang berfungsi sebagai tanda akan

adanya suatu bahaya. Rasa takut muncul jika terdapat ancaman yang jelas

atau nyata, berasal dari lingkungan, dan tidak menimbulkan konflik

bagi individu. Sedangkan kecemasan muncul jika bahaya berasal dari dalam diri,

tidak jelas, atau menyebabkan konflik bagi individu.

9

Kecemasan berasal dari perasaan tidak sadar yang berada didalam

kepribadian sendiri, dan tidak berhubungan dengan objek yang nyata atau

keadaan yang benar-benar ada. Kholil Lur Rochman, (2010:103) mengemukakan

beberapa gejala-gejala dari kecemasan antara lain :

a. Ada saja hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap

kejadian menimbulkan rasa takut dan cemas. Kecemasan tersebut

merupakan bentuk ketidakberanian terhadap hal-hal yang tidak jelas.

b. Adanya emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka

marah dan sering dalam keadaan exited (heboh) yang memuncak,

sangat irritable, akan tetapi sering juga dihinggapi depresi.

c. Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi, dan delusion of

persecution (delusi yang dikejar-kejar).

d. Sering merasa mual dan muntah-muntah, badan terasa sangat lelah,

banyak berkeringat, gemetar, dan seringkali menderita diare.

e. Muncul ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan

tekanan jantung menjadi sangat cepat atau tekanan darah tinggi.

Nevid Jeffrey S, Spencer A, & Greene Beverly (2005:164)

mengklasifikasikan gejala-gejala kecemasan dalam tiga jenis gejala,

diantaranya yaitu :

a. Gejala fisik dari kecemasan yaitu : kegelisahan, anggota tubuh bergetar,

banyak berkeringat, sulit bernafas, jantung berdetak kencang, merasa

lemas, panas dingin, mudah marah atau tersinggung.

b. Gejala behavioral dari kecemasan yaitu : berperilaku menghindar,

terguncang, melekat dan dependen

c. Gejala kognitif dari kecemasan yaitu : khawatir tentang sesuatu, perasaan

terganggu akan ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan,

keyakinan bahwa sesuatu yang menakutkan akan segera terjadi, ketakutan

akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, pikiran terasa bercampur

aduk atau kebingungan, sulit berkonsentrasi.

10

3. Faktor-faktor Penyebab Kecemasan

Kecemasan sering kali berkembang selama jangka waktu dan sebagian besar

tergantunga pada seluruh pengalaman hidup seseorang. Peristiwa- peristiwa atau

situasi khusus dapat mempercepat munculnya serangan kecemasan. Menurut

Savitri Ramaiah (2003:11) ada beberapa faktor yang menunujukkan reaksi

kecemasan, diantaranya yaitu :

a. Lingkungan

Lingkungan atau sekitar tempat tinggal mempengaruhi cara

berfikir individu tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini

disebabkan karena adanya pengalaman yang tidak menyenangkan

pada individu dengan keluarga, sahabat, ataupun dengan rekan kerja.

Sehingga individu tersebut merasa tidak aman terhadap

lingkungannya.

b. Emosi yang ditekan

Kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan

jalan keluar untuk perasaannya sendiri dalam hubungan personal

ini, terutama jika dirinya menekan rasa marah atau frustasi dalam

jangka waktu yang sangat lama.

c. Sebab-sebab fisik

Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat

menyebabkan timbulnya kecemasan. Hal ini terlihat dalam kondisi

seperti misalnya kehamilan, semasa remaja dan sewaktu pulih dari

suatu penyakit. Selama ditimpa kondisi-kondisi ini, perubahan-

perubahan perasaan lazim muncul, dan ini dapat menyebabkan

timbulnya kecemasan.

Zakiah Daradjat (Kholil Lur Rochman, 2010:167)

mengemukakan beberapa penyebab dari kecemasan yaitu :

a. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang

mengancam dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut,

karena sumbernya terlihat jelas didalam pikiran

b. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan

hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.

Kecemasan ini sering pula menyertai gejala-gejala gangguan

mental, yang kadang-kadang terlihat dalam bentuk yang umum.

c. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa

bentuk.

Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan dengan

apapun yang terkadang disertai dengan perasaan takut yang mempengaruhi

keseluruhan kepribadian penderitanya.

11

Kecemasan hadir karena adanya suatu emosi yang berlebihan. Selain itu,

keduanya mampu hadir karena lingkungan yang menyertainya, baik

lingkungan keluarga, sekolah, maupun penyebabnya. Musfir Az-

Zahrani

(2005:511) menyebutkan faktor yang memepengaruhi adanya

kecemasan yaitu:

a. Lingkungan keluarga Keadaan rumah dengan kondisi yang

penuh dengan pertengkaran atau penuh dengan kesalahpahaman

serta adanya ketidakpedulian orangtua terhadap anak-anaknya,

dapat menyebabkan ketidaknyamanan serta kecemasan pada anak

saat berada didalam rumah

b. Lingkungan Sosial Lingkungan sosial adalah salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kecemasan individu. Jika individu tersebut berada pada

lingkungan yang tidak baik, dan individu tersebut menimbulkan suatu

perilaku yang buruk, maka akan menimbulkan adanya berbagai penilaian

buruk dimata masyarakat. Sehingga dapat menyebabkan munculnya

kecemasan.

Kecemasan timbul karena adanya ancaman atau bahaya yang tidak

nyata dan sewaktu-waktu terjadi pada diri individu serta adanya penolakan dari

masyarakat menyebabkan kecemasan berada di lingkungan yang baru dihadapi

(Patotisuro Lumban Gaol, 2004: 24). Sedangkan Page (Elina Raharisti

Rufaidah, 2009: 31) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

kecemasan adalah :

a. a.Faktor fisik Kelemahan fisik dapat melemahkan kondisi mental

individu sehingga memudahkan timbulnya kecemasan.

b. Trauma atau konflik Munculnya gejala kecemasan sangat bergantung

pada kondisi individu, dalam arti bahwa pengalaman-pengalaman emosional

atau konflik mental yang terjadi pada individu akan memudahkan timbulnya

gejala-gejala kecemasan.

c. Lingkungan awal yang tidak baik,Lingkungan adalah faktor-faktor utama

yang dapat mempengaruhi kecemasan individu, jika faktor tersebut kurang

baik maka akan menghalangi pembentukan kepribadian sehingga muncul

gejala-gejala kecemasan.

4. Jenis-jenis Kecemasan

Kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati, perubahan didalam dirinya

sendiri yang timbul dari dalam tanpa adanya rangsangan dari luar.

12

Mustamir Pedak (2009:30) membagi kecemasan menjadi tiga jenis kecemasan

yaitu :

a. Kecemasan Rasional

Merupakan suatu ketakutan akibat adanya objek yang memang

mengancam, misalnya ketika menunggu hasil ujian.Ketakutan ini

dianggap sebagai suatu unsur pokok normal dari mekanisme

pertahanan dasariah kita.

b. Kecemasan Irrasional

Yang berarti bahwa mereka mengalami emosi ini dibawah

keadaan- keadaan spesifik yang biasanya tidak dipandang

mengancam.

c. Kecemasan Fundamental

Kecemasan fundamental merupakan suatu pertanyaan tentang

siapa dirinya, untuk apa hidupnya, dan akan kemanakah kelak

hidupnya berlanjut. Kecemasan ini disebut sebagai kecemasan

eksistensial yang mempunyai peran fundamental bagi kehidupan

manusia.

Sedangkan Kartono Kartini (2006: 45) membagi kecemasan menjadi dua

jenis kecemasan, yaitu :

a. Kecemasan Ringan

Kecemasan ringan dibagi menjadi dua kategori yaitu ringan sebentar

dan ringan lama.Kecemasan ini sangat bermanfaat bagi perkembangan

kepribadian seseorang, karenakecemasan ini dapat menjadi

suatu tantangan bagi seorang individu untuk

mengatasinya.Kecemasan ringan yang muncul sebentar adalah suatu

kecemasan yang wajar terjadi padaindividu akibat situasi-situasi yang

mengancam dan individu tersebut tidak dapat mengatasinya,

sehingga timbul kecemasan. Kecemasan ini akan bermanfaat bagi

individu untuk lebihberhati-hati dalam menghadapi situasi-situasi

yang sama di kemudian hari.Kecemasan ringan yang lama adalah

kecemasan yang dapat diatasi tetapi karena individu tersebut tidak

segera mengatasi penyebab munculnya kecemasan, maka kecemasan

tersebutakan mengendap lama dalam diri individu.

b. Kecemasan Berat

Kecemasan berat adalah kecemasan yang terlalu berat dan berakar

secara mendalam dalam diriseseorang. Apabila seseorang mengalami

kecemasan

semacam ini maka biasanya ia tidakdapat mengatasinya. Kecemasan ini

mempunyai akibat menghambat atau merugikanperkembangan kepribadian

seseorang. Kecemasan ini

13

dibagi menjadi dua yaitu kecemasanberat yang sebentar dan lama.Kecemasan yang

berat tetapi munculnya sebentar dapat menimbulkan traumatis padaindividu jika

menghadapi situasi yang sama dengan situasi penyebab munculnya

kecemasan.Sedangakan kecemasan yang berat tetapi munculnya lama akan

merusak kepribadian individu. Halini akan berlangsung terus menerus bertahun-

tahun dan dapat meruak proses kognisiindividu. Kecemasan yang berat dan lama

akan menimbulkan berbagai macam penyakitseperti darah tinggi, tachycardia

(percepatan darah), excited (heboh, gempar).

F.Kerangka konsep

Sumber: Rachmi Untoro (2001); Kris Pranarka (2005); Hardywinoto dan Tony

Setiabudhi (1999);Hadi Martono

(2000); MartinaWiwie S Nasrun(2000); Rachmi Untoro (1998); Mahmud

Fauzi (2003);Czeresna Heriawan Soejono (2000); Dep.Kes.R.I. (1995). Kartono

(2006).

1.Kecerdasan pada Usia

Lanjut

2.Daya ingat Usia Lanjut

Kecemasan

Fungsi Kognitif