revisi_dhesy3[1].docx
DESCRIPTION
dsfefeeTRANSCRIPT
I. Judul
Kerjasama (Teamwork) Pada Individu dalam Permainan “Dreams Tower”
II. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial, dimana mereka saling
membutuhkan satu sama lain. Setiap individu memiliki kelompok untuk
berinteraksi satu sama lain. Sebuah kelompok terdiri dari beberapa
individu, dimana setiap individu memiliki perannya masing-masing.
Contohnya individu berperan sebagai ketua, sekertaris, bendahara,
karyawan, anggota biasa atau kepala bagian. Tentu disetiap bagian
memiliki tangunng jawab masing-masing. Individu tidak dapat melepaskan
diri dari pengaruh kelompok sosial yang berbeda-beda dan sebaliknya
individu dapat mempengaruhi kelompok sosial yang beraneka. Kelompok
menurut Ivancevich, Konopaske & Matteson (2006) adalah tim, dimana
tim adalah kelompok yang cukup matang dengan derajat ketergantungan
tertentu di antara anggotanya dan diwarnai dengan adanya motivasi untuk
mencapaisebuah sasaran bersama. Membuat sebuah kelompok atau tim
yang kuat dibutuhkan kerjasama (teamwork) yang baik.
Pada era globalisasi, kerjasama sangat dibutuhkan dilingkungan
kampus, organisasi maupun di perkantoran. Berdasarkan hasil penelitian
Suryono dan Lestari (2013), teamwork berpengaruh signifikan dan positif
terhadap variabel produktivitas. Hal ini menjadi indikasi bahwa kebijakan
perusahaan tentang standar kerja teamwork diterima dan dijalankan dengan
baik oleh karyawan.
Ketika pikiran dan perilaku kelompok mulai menyatu ke dalam
hati nurani masing-masing individu anggota kelompok, maka kerjasama
yang terbentuk mencerminkan realitas pikiran kelompok dan dapat
mencapai target atau tujuan bersama. Namun, realitanya masih banyak
individu yang mementingkan ego dan kepentingan pribadinya daripada
kepentingan bersama atau kelompok, sehingga individu tersebut tidak mau
menjalin kerjasama dengan anggota kelompok yang lain. Hal ini
dibuktikan dengan kasus di dalam detik.com dipaparkan bahwa presiden
Jokowi menginginkan teamwork yang solid untuk menghadapi
perekonomian yang babak belur di era globalisasi. Menurut Luhut,
reshuffle presiden memiliki pertimbangan khusus untuk memilih
kabinetnya di era global saat ini. Luhut juga mengatakan bahwa Presiden
Jokowi ingin membangun teamwork yang lebih mantap. Apalagi
menghadapi situasi ekonomi yang tidak menentu.
Ketika individu melakukan interaksi dengan lingkungannya, baik
sesama manusia maupun dengan makhluk hidup lainnya, hubungan
tersebut akan mendorong setiap individu untuk melakukan
kerjasama. Kerjasama dapat dilatih salah satunya dengan permainan.
Permainan dapat meningkatkan kemampuan sosial anggota, belajar
bagaimana berkomunikasi, manejemen emosi, sementara itu juga manfaat
yang diraih adalah self esteem, meningkatkan kohesivitas kelompok,
penghargaan diri dan meneguhkan peran anggota dalam kelompok.
Dreams Tower adalah sebuah permainan dimana individu membangun
menara dengan mengunakan kartu, origami, pita dan tusuk sate. Menara
tersebut harus di bangung setinggi – tingginya, yang memungkinkan efek
kerjasama itu muncul.
III. Tujuan
Tujuan observasi ini adalah untuk mengetahui adanya akerjasama pada
individu dalam permainan dreams tower
IV. Tinjauan Teoritis
A. Definisi Kerjasama
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia online (2015) kerjasama
adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang (lembaga,
pemerintah, dan sebagainya) untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama
adalah alat dan konteks yang penting untuk latihan kepemimpinan dan itu
terbukti, tetapi tidak secara luas dipahami. (Chin, Roger J, 2014).
Menurut Pafaff & Huddleston (Manzoor, Sheikh Raheel, Ullah & Ahmad,
2011) kerjasama adalah faktor penting untuk kelancaran fungsin
organisasi. Sebgian besar kegiatan organisasi menjadi kompleks karena
kemajuan teknologi, karena itu teamwork adalah fokus utama di berbagai
organisasi. Sebuah studi penelitian menyimpulkan bahwa kerjasama
diperlukan untuk semua jenis organisasi termasuk organisasi non profit.
Tarkenton (purba,2013) menawarkan sebuah definisi praktis dari tim
dengan memfokuskan dalam aktivitas khas dari “teamwork”. Teamwork
memiliki arti bahwa individu mengenali nilai dari para anggota dari tim di
luar hanya mengerjakan pekerjaan mereka, bahwa individu ingin mereka
menjadi terlibat dalam strategi. Hal ini menunjukan bahwa kerjasama
mendorong level kreativitas dan membuat keputusan lebih lanjut.
Tarricone & Luca (2002) mengemukakan bahwa kerjasama tim yang
sukses bergantung pada ikatan yang kuat antara semua anggota tim yang
menciptakan lingkungan di mana mereka semua bersedia untuk
berkontribusi dan berpartisipasi dalam rangka mempromosikan dan
memelihara lingkungan tim yang positif dan efektif.
Menurut definii Ellis dan Bell (Volkov, 2015) menyatakan bahwa
kerjasama adalah proses dua atau lebih karyawan bernteraksi interdepently
ke arah tujuan umum dan dihargai atau tujuan, dan yang masing-masing
telah ditetapkan spesifik peran atau fungsi untuk melakukan. Pendapat lain
juga dikemukakan oleh Cosgriffe dan Dailey (Purba,2013) yang
menyatakan bahwa teamwork merupakan perbuatan dua orang atau lebih
yang bekerja sama ke arah tujuan umum, saling membagi waktu, bakat,
dan pengetahuan dan menggunakan metode yang cocok untuk semua
anggota tim. (kalimat dan tata tulisnya diperbaiki)
Berdasarkan definisi para ahli diara dapat disimpulkan bahwa
kerjasama itu terjadi apabila dilakukan oleh dua orang lebih dimana
mereka saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Dimana
hunungan yang kuat antar individu satu dengan yang lain sangat
dibutuhkan.
B. Aspek-Aspek Kerja sama
Tarricone dan Luca (2002) mengemukakan bahwa aspek yang
diperlukan untuk kerja sama kelompok yang efektif sebagai berikut :
1. Komitmen terhadap Keberhasilan dan Tujuan Kelompok
Bersama anggota kelompok berkomitmen untuk keberhasilan dan
tujuan bersama. Kelompok yang sukses memotivasi diri untuk
mencapai tujuan pada tingkatan tertinggi.
2. Interdependensi
Anggota kelompok menciptakan suatu lingkungan dimana mereka
bersama-sama dapat memberikan kontribusi jauh lebih besar
daripada sebagai individu. Individu mendorong sesama anggota
kelompok untuk berprestasi, berkontribusi, dan belajar.
3. Keterampilan Interpersonal
Anggota kelompok memiliki kemampuan untuk membahas isu-isu
secara terbuka dengan anggota kelompok, jujur, dapat dipercaya,
mendukung dan menunjukkan rasa hormat dan komitmen terhadap
kelompok dan kepada individu tersebut.
4. Komunikasi Terbuka dan Umpan Balik Positif
Aktif mendengarkan keprihatinan dan kebutuhan anggota
kelompok serta menghargai kontribusi mereka dengan membantu
menciptakan lingkungan kerja yang efektif. Anggota kelompok
harus bersedia untuk memberi dan menerima kritik yang
membangun dan memberikan umpan balik otentik.
5. Komposisi Kelompok
Anggota harus sepenuhnya menyadari peran kelompok secara
spesifik dan memahami apa yang diharapkan dari anggota tersebut
dalam hal kontribusi anggota terhadap kelompok.
6. Komitmen untuk Proses Kelompok, Kepemimpinan dan
Akuntabilitas
Anggota kelompok harus menjawab atas kontribusi anggota
tersebut terhadap kelompok. Anggota perlu menyadari proses
kelompok, praktik terbaik dan ide-ide baru. Kepemimpinan yang
efektif juga sangat penting untuk keberhasilan kelompok termasuk
pengambilan keputusan bersama dan pemecahan masalah.
C. Faktor-faktor Konsentrasi
Ada 12 faktor yang mempengaruhi kerjasama menurut Janasz, Dowd,
dan Schneider (2006) yaitu ;
1. Fokus
Kooperatif bersama dengan anggota tim berkonsentrasi terhadap
hal-hal yang dihadapi.
2. Menangani konflik secara langsung
Bersedia untuk mengeksplorasi konflik secara konstruktif.
3. Fokus pada proses dan konten
Beri perhatian pada proses ‘menjadi’ dan bekerja bersama sebagai
tim sebaik mungkin sebagai ‘hasil’ atau akhir dari tujuan yang di
ekspektasikan oleh tim.
4. Partisipasi aktif
Sejak permulaan proyek, perbincangkan tentang peran dan
tanggung jawab.
5. Menjaga rahasia tim
Apa yang di bicarakan didalam tim, tidak untuk dibicarakan diluar
tim.
6. Komunikasi terbuka dan positif.
Dalam tim jangan saling mempermalukakan, menuduh, menolak
ataupun menghukum.
7. Panduan operasional
Untuk memastikan setiap anggota tim tahu apa yang akan
dilakukan.
8. Berlatih memberi dan menerima feedback
Mengekspresikan support dan kesetujuan terhadap pendapat
anggota tim.
9. Bekerja dengan santai
Tidak tergesa-gesa dan relax.
10. Motivasi tim
Tunjukkan humor dan antusiasme dalam bekerja agar kelompok
lebih aktif.
11. Dapat diandalkan dan konsisten
Dapat dipercaya anggota tim untuk mengerjakanproyek yang
diberikan.
12. Dukungan anggota tim
Membantu apa yang bisa dibantu.
V. Definisi Oprasional
7. Kerjasama adalah hubungan antara semua anggota tim yang
menciptakan lingkungan di mana mereka semua bersedia untuk
berkontribusi dan berpartisipsi dalam rangka mempromosikan dan
memelihara lingkungan tim yang positif dan efektif (Tarricone &
Luca, 2002). Jika dikaitkan dengan permainan dream tower prilaku
kerjasama individu bisa terlihat ketika sebelum, saat dan sesudah
game itu berlangsung. Menurut Tarricone dan Luca (2002) ada 6
aspek kerjasama antara lain omitmen terhadap keberhasilan dan
tujuan kelompok, interdepensi, keterampilan interpersonal,
komunikasi teruka dan umpan balik positif, komposisi kelompok
dan komitmen untuk proses kelompok, kepemimpinan dan
akuntabilitas. Hal ini jika dikaitkan dengan permainan dream tower
terlihat saat permainan sudah dimulai yaitu dimana antar subjek /
individu saling berkerjasama mambangun menara dan menjaga
agar menara tidak jatuh, serta memberikan pengaruh positif dan
kesempatan subjek lain untuk membangun menara. Selain itu
mereka menjaankan instruksi sesuai dengan apa yang
diinstruksikan.
VI. Bentuk dan Metode Observsi
A. Bentuk Observasi
Observasi ini menggunakan bentuk observasi covert, non
participant, dan buatan atau contrived. Bentuk observasi convert
dimana observee tidak mengetahui dirinya sedang diobservasi.
Bentuk observasi non participan dimana observer tidak ikut
ambil bagian atau tidak ikut terlibat dengan observee. Sedangkan
bentuk obsevasi buatan atau contrived dimana observer sengaja
menciptakan atau mengendalikan situasi. Observer juga memberi
perlakuan terhadapt observee dimana observee akan diamati.
B. Metode Pencatatan Observasi
Metode dalam observasi ini akan menggunakan metode
anecdotal record, dan checklist. Anecdotal record adalah
pencatatan data terhadap respon verba atau perilaku yang bisa
dilakukan setiap saat ketika diperlukan. Metode ini bersifat naratif
dan tidak harus memfokuskan pada subjek tunggal bisa juga
prilakukan untuk kelompok subjek, seta melaporkan kelakuan luar
biasa maupun spesifik.
Checklist adalah metode pencatatan data yang berisi daftar
nama subjek atau faktor-faktor yang akan diselidiki. Pencatatan
ada atau tidaknya perlakuan tertentu yang telah disajikan pada
bentuk indikator prilaku.
Aspek Indikator Perilaku
Komitmen terhadap keberhasilan
dan tujuan Kelompok
a. Tidak meninggalkan ruangan pada
saat permainan berlangsung.
b. Berdiri di samping subjek lain saat
subjek lain membangun menara.
c. Bertepuk tangan ketika subjek lain
menyusun menara paling atas.
d. Subjek tertawa kepada subjek lain
setelah instruktur memberikan tanda
berhenti.
e. Subjek bertepuk tangan ketika diukur
tingginya oleh instruktur.
Interdependensi a. Menyentuh menara ketika sedang
dirangkai oleh subjek lain.
b. Melipat atau memegang kartu ketika
subjek lain membangun menara.
c. Berbicara kepada subjek satu tim.
d. Memberikan pita kepada subjek satu
tim.
e. Menepuk bahu subjek ketika subjek
lain membangun Menara
Keterampilan Interpersonal a. Berbicara kepada subjek lain sebelum
subjek lain berbicara kepada subjek
b. Menjabat tangan subjek lain
c. Tersenyum didepan subjek lain
d. Berjabat tangan dengan subjek lain
Komunikasi Terbuka dan Umpan
Balik Positif
a. menatap teman yang sedang berbicara.
b. menganggukkan kepala ketika subjek
lain berbicara kepada subjek.
c. berbicara kepada subjek lain ketika
subjek lain berbicara terlebih dahulu.
d. subjek mengambil origami setelah
subjek menganggukkan kepala ketika
subjek lain berbicara kepada subjek.
e. subjek menggelengkan kepala ketika
subjek lain berbicara.
Komposisi Kelompok a. subjek merangkai kartu setelah subjek
lain merangkai kartu.
b. subjek menggunting pita setelah
subjek lain memberikan subjek pita.
c. subjek menggunakan kertas origami
setelah subjek lain memberikan subjek
kertas origami.
d. Subjek menggunakan tusuk sate ketika
subjek lain memberikan subjek tusuk
sate.
Komitmen untuk Proses
Kelompok, Kepemimpinan dan
Akuntabilitas
a. berhenti menyusun menara ketika
instruktur memberikan instruksi tanda
berhenti.
b. melihat subjek lain menyusun menara.
c. meletakkan tangan di atas menara
d. subjek memisahkan antara kertas
origami yang sudah terpakai dan yang
belum terpakai.
Daftar Pustaka
Chin, Roger J.2014.Examining teamwork and leadershhip in the fields of public
administration, leadership, and management..
Detik news.com. 2015. Diakses di http://news.detik.com/berita/2989770/luhut-
presiden-ingin-teamwork-solid-hadapi-babak-belur-ekonomi-global pada tanggal
13 April 2016 pukul 01.49 WIB
Ivancevich,Jhon M, Konopaske, Robert & Matteson, Michael T. 2006. Prilaku
dan Manajemen Organisasi, jilid2.Jakarta: Erlangga.
Janasz, S.C., Down, K.O., & Schneider, B.Z. 2006. Interpersonal Skill in
Organizations. New York: Mc Graw-Hill
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. 2016. Diakses di http://kbbi.web.id/kerja
pada tanggal 09 April 2016 pukul 18.48 WIB
Novarida, dkk. 2012. “Hubungan antara Regulasi Emosi dan Komunikasi
Interpersonal dengan Kemampuan Bekerjasama pada Kelompok Basket
SMA di Surakarta yang Mengikuti Kompetisi Honda DBL (Development
Basketball League)”. Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa. Volume 1, No. 3,
Halaman 1-11.
Purba,Vitria Lilian.2013.Teamwork: Studi Indigenous Pada Karyawan PNS dan
Swasta bersuku Jawa. Journal of social Industrial psychology. Volume 2,
No.2, Halaman 76-85.
Sriyono & Lestari, Farida. 2013. Pengaruh Teamwork, Kepuasan Kerja, dan
Loyalitas Terhadap Produktivitas pada Perusahaan Jasa. Fakultas
Ekonomi Universitas Muhamadiyah Sidoarjo.
Tarricone, P. & Luca, J. 2002. Successful teamwork: A case study, in Quality
Conversations,Proceedings of the 25th HERDSA Annual Conference, Perth,
Western Australia, 7-10 July 2002: pp 640.
Volkov,Arabella.2013.Teamwork Benefit in Teritary Educationl. Emerald Group
Publishing Limited. Volume 57,No 03, hal 262-278.