revisi_dhesy3[1].docx

17
I. Judul Kerjasama (Teamwork) Pada Individu dalam Permainan “Dreams TowerII. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, dimana mereka saling membutuhkan satu sama lain. Setiap individu memiliki kelompok untuk berinteraksi satu sama lain. Sebuah kelompok terdiri dari beberapa individu, dimana setiap individu memiliki perannya masing-masing. Contohnya individu berperan sebagai ketua, sekertaris, bendahara, karyawan, anggota biasa atau kepala bagian. Tentu disetiap bagian memiliki tangunng jawab masing-masing. Individu tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh kelompok sosial yang berbeda-beda dan sebaliknya individu dapat mempengaruhi kelompok sosial yang beraneka. Kelompok menurut Ivancevich, Konopaske & Matteson (2006) adalah tim, dimana tim adalah kelompok yang cukup matang dengan derajat ketergantungan tertentu di antara anggotanya dan diwarnai dengan adanya motivasi untuk mencapaisebuah sasaran bersama. Membuat sebuah kelompok atau tim yang kuat dibutuhkan kerjasama (teamwork) yang baik.

Upload: rizqi-kridho-utomo

Post on 07-Jul-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dsfefee

TRANSCRIPT

Page 1: REVISI_DHESY3[1].docx

I. Judul

Kerjasama (Teamwork) Pada Individu dalam Permainan “Dreams Tower”

II. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial, dimana mereka saling

membutuhkan satu sama lain. Setiap individu memiliki kelompok untuk

berinteraksi satu sama lain. Sebuah kelompok terdiri dari beberapa

individu, dimana setiap individu memiliki perannya masing-masing.

Contohnya individu berperan sebagai ketua, sekertaris, bendahara,

karyawan, anggota biasa atau kepala bagian. Tentu disetiap bagian

memiliki tangunng jawab masing-masing. Individu tidak dapat melepaskan

diri dari pengaruh kelompok sosial yang berbeda-beda dan sebaliknya

individu dapat mempengaruhi kelompok sosial yang beraneka. Kelompok

menurut Ivancevich, Konopaske & Matteson (2006) adalah tim, dimana

tim adalah kelompok yang cukup matang dengan derajat ketergantungan

tertentu di antara anggotanya dan diwarnai dengan adanya motivasi untuk

mencapaisebuah sasaran bersama. Membuat sebuah kelompok atau tim

yang kuat dibutuhkan kerjasama (teamwork) yang baik.

Pada era globalisasi, kerjasama sangat dibutuhkan dilingkungan

kampus, organisasi maupun di perkantoran. Berdasarkan hasil penelitian

Suryono dan Lestari (2013), teamwork berpengaruh signifikan dan positif

terhadap variabel produktivitas. Hal ini menjadi indikasi bahwa kebijakan

perusahaan tentang standar kerja teamwork diterima dan dijalankan dengan

baik oleh karyawan.

Ketika pikiran dan perilaku kelompok mulai menyatu ke dalam

hati nurani masing-masing individu anggota kelompok, maka kerjasama

yang terbentuk mencerminkan realitas pikiran kelompok dan dapat

mencapai target atau tujuan bersama. Namun, realitanya masih banyak

individu yang mementingkan ego dan kepentingan pribadinya daripada

kepentingan bersama atau kelompok, sehingga individu tersebut tidak mau

Page 2: REVISI_DHESY3[1].docx

menjalin kerjasama dengan anggota kelompok yang lain. Hal ini

dibuktikan dengan kasus di dalam detik.com dipaparkan bahwa presiden

Jokowi menginginkan teamwork yang solid untuk menghadapi

perekonomian yang babak belur di era globalisasi. Menurut Luhut,

reshuffle presiden memiliki pertimbangan khusus untuk memilih

kabinetnya di era global saat ini. Luhut juga mengatakan bahwa Presiden

Jokowi ingin membangun teamwork yang lebih mantap. Apalagi

menghadapi situasi ekonomi yang tidak menentu.

Ketika individu melakukan interaksi dengan lingkungannya, baik

sesama manusia maupun dengan makhluk hidup lainnya, hubungan

tersebut akan mendorong setiap individu untuk melakukan

kerjasama. Kerjasama dapat dilatih salah satunya dengan permainan.

Permainan dapat meningkatkan kemampuan sosial anggota, belajar

bagaimana berkomunikasi, manejemen emosi, sementara itu juga manfaat

yang diraih adalah self esteem, meningkatkan kohesivitas kelompok,

penghargaan diri dan meneguhkan peran anggota  dalam kelompok.

Dreams Tower adalah sebuah permainan dimana individu membangun

menara dengan mengunakan kartu, origami, pita dan tusuk sate. Menara

tersebut harus di bangung setinggi – tingginya, yang memungkinkan efek

kerjasama itu muncul.

III. Tujuan

Tujuan observasi ini adalah untuk mengetahui adanya akerjasama pada

individu dalam permainan dreams tower

IV. Tinjauan Teoritis

A. Definisi Kerjasama

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia online (2015) kerjasama

adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang (lembaga,

pemerintah, dan sebagainya) untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama

adalah alat dan konteks yang penting untuk latihan kepemimpinan dan itu

terbukti, tetapi tidak secara luas dipahami.   (Chin, Roger J, 2014).

Page 3: REVISI_DHESY3[1].docx

Menurut Pafaff & Huddleston (Manzoor, Sheikh Raheel, Ullah & Ahmad,

2011) kerjasama adalah faktor penting untuk kelancaran fungsin

organisasi. Sebgian besar kegiatan organisasi menjadi kompleks karena

kemajuan teknologi, karena itu teamwork adalah fokus utama di berbagai

organisasi. Sebuah studi penelitian menyimpulkan bahwa kerjasama

diperlukan untuk semua jenis organisasi termasuk organisasi non profit.

Tarkenton (purba,2013) menawarkan sebuah definisi praktis dari tim

dengan memfokuskan dalam aktivitas khas dari “teamwork”. Teamwork

memiliki arti bahwa individu mengenali nilai dari para anggota dari tim di

luar hanya mengerjakan pekerjaan mereka, bahwa individu ingin mereka

menjadi terlibat dalam strategi. Hal ini menunjukan bahwa kerjasama

mendorong level kreativitas dan membuat keputusan lebih lanjut.

Tarricone & Luca (2002) mengemukakan bahwa kerjasama tim yang

sukses bergantung pada ikatan yang kuat antara semua anggota tim yang

menciptakan lingkungan di mana mereka semua bersedia untuk

berkontribusi dan berpartisipasi dalam rangka mempromosikan dan

memelihara lingkungan tim yang positif dan efektif.

Menurut definii Ellis dan Bell (Volkov, 2015) menyatakan bahwa

kerjasama adalah proses dua atau lebih karyawan bernteraksi interdepently

ke arah tujuan umum dan dihargai atau tujuan, dan yang masing-masing

telah ditetapkan spesifik peran atau fungsi untuk melakukan. Pendapat lain

juga dikemukakan oleh Cosgriffe dan Dailey (Purba,2013) yang

menyatakan bahwa teamwork merupakan perbuatan dua orang atau lebih

yang bekerja sama ke arah tujuan umum, saling membagi waktu, bakat,

dan pengetahuan dan menggunakan metode yang cocok untuk semua

anggota tim. (kalimat dan tata tulisnya diperbaiki)

Berdasarkan definisi para ahli diara dapat disimpulkan bahwa

kerjasama itu terjadi apabila dilakukan oleh dua orang lebih dimana

mereka saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Dimana

hunungan yang kuat antar individu satu dengan yang lain sangat

dibutuhkan.

Page 4: REVISI_DHESY3[1].docx

B. Aspek-Aspek Kerja sama

Tarricone dan Luca (2002) mengemukakan bahwa aspek yang

diperlukan untuk kerja sama kelompok yang efektif sebagai berikut :

1. Komitmen terhadap Keberhasilan dan Tujuan Kelompok

Bersama anggota kelompok berkomitmen untuk keberhasilan dan

tujuan bersama. Kelompok yang sukses memotivasi diri untuk

mencapai tujuan pada tingkatan tertinggi.

2. Interdependensi

Anggota kelompok menciptakan suatu lingkungan dimana mereka

bersama-sama dapat memberikan kontribusi jauh lebih besar

daripada sebagai individu. Individu mendorong sesama anggota

kelompok untuk berprestasi, berkontribusi, dan belajar.

3. Keterampilan Interpersonal

Anggota kelompok memiliki kemampuan untuk membahas isu-isu

secara terbuka dengan anggota kelompok, jujur, dapat dipercaya,

mendukung dan menunjukkan rasa hormat dan komitmen terhadap

kelompok dan kepada individu tersebut.

4. Komunikasi Terbuka dan Umpan Balik Positif

Aktif mendengarkan keprihatinan dan kebutuhan anggota

kelompok serta menghargai kontribusi mereka dengan membantu

menciptakan lingkungan kerja yang efektif. Anggota kelompok

harus bersedia untuk memberi dan menerima kritik yang

membangun dan memberikan umpan balik otentik.

5. Komposisi Kelompok

Anggota harus sepenuhnya menyadari peran kelompok secara

spesifik dan memahami apa yang diharapkan dari anggota tersebut

dalam hal kontribusi anggota terhadap kelompok.

6. Komitmen untuk Proses Kelompok, Kepemimpinan dan

Akuntabilitas

Page 5: REVISI_DHESY3[1].docx

Anggota kelompok harus menjawab atas kontribusi anggota

tersebut terhadap kelompok. Anggota perlu menyadari proses

kelompok, praktik terbaik dan ide-ide baru. Kepemimpinan yang

efektif juga sangat penting untuk keberhasilan kelompok termasuk

pengambilan keputusan bersama dan pemecahan masalah.

C. Faktor-faktor Konsentrasi

Ada 12 faktor yang mempengaruhi kerjasama menurut Janasz, Dowd,

dan Schneider (2006) yaitu ;

1. Fokus

Kooperatif bersama dengan anggota tim berkonsentrasi terhadap

hal-hal yang dihadapi.

2. Menangani konflik secara langsung

Bersedia untuk mengeksplorasi konflik secara konstruktif.

3. Fokus pada proses dan konten

Beri perhatian pada proses ‘menjadi’ dan bekerja bersama sebagai

tim sebaik mungkin sebagai ‘hasil’ atau akhir dari tujuan yang di

ekspektasikan oleh tim.

4. Partisipasi aktif

Sejak permulaan proyek, perbincangkan tentang peran dan

tanggung jawab.

5. Menjaga rahasia tim

Apa yang di bicarakan didalam tim, tidak untuk dibicarakan diluar

tim.

6. Komunikasi terbuka dan positif.

Dalam tim jangan saling mempermalukakan, menuduh, menolak

ataupun menghukum.

7. Panduan operasional

Untuk memastikan setiap anggota tim tahu apa yang akan

dilakukan.

8. Berlatih memberi dan menerima feedback

Page 6: REVISI_DHESY3[1].docx

Mengekspresikan support dan kesetujuan terhadap pendapat

anggota tim.

9. Bekerja dengan santai

Tidak tergesa-gesa dan relax.

10. Motivasi tim

Tunjukkan humor dan antusiasme dalam bekerja agar kelompok

lebih aktif.

11. Dapat diandalkan dan konsisten

Dapat dipercaya anggota tim untuk mengerjakanproyek yang

diberikan.

12. Dukungan anggota tim

Membantu apa yang bisa dibantu.

V. Definisi Oprasional

7. Kerjasama adalah hubungan antara semua anggota tim yang

menciptakan lingkungan di mana mereka semua bersedia untuk

berkontribusi dan berpartisipsi dalam rangka mempromosikan dan

memelihara lingkungan tim yang positif dan efektif (Tarricone &

Luca, 2002). Jika dikaitkan dengan permainan dream tower prilaku

kerjasama individu bisa terlihat ketika sebelum, saat dan sesudah

game itu berlangsung. Menurut Tarricone dan Luca (2002) ada 6

aspek kerjasama antara lain omitmen terhadap keberhasilan dan

tujuan kelompok, interdepensi, keterampilan interpersonal,

komunikasi teruka dan umpan balik positif, komposisi kelompok

dan komitmen untuk proses kelompok, kepemimpinan dan

akuntabilitas. Hal ini jika dikaitkan dengan permainan dream tower

terlihat saat permainan sudah dimulai yaitu dimana antar subjek /

individu saling berkerjasama mambangun menara dan menjaga

agar menara tidak jatuh, serta memberikan pengaruh positif dan

kesempatan subjek lain untuk membangun menara. Selain itu

Page 7: REVISI_DHESY3[1].docx

mereka menjaankan instruksi sesuai dengan apa yang

diinstruksikan.

VI. Bentuk dan Metode Observsi

A. Bentuk Observasi

Observasi ini menggunakan bentuk observasi covert, non

participant, dan buatan atau contrived. Bentuk observasi convert

dimana observee tidak mengetahui dirinya sedang diobservasi.

Bentuk observasi non participan dimana observer tidak ikut

ambil bagian atau tidak ikut terlibat dengan observee. Sedangkan

bentuk obsevasi buatan atau contrived dimana observer sengaja

menciptakan atau mengendalikan situasi. Observer juga memberi

perlakuan terhadapt observee dimana observee akan diamati.

B. Metode Pencatatan Observasi

Metode dalam observasi ini akan menggunakan metode

anecdotal record, dan checklist. Anecdotal record adalah

pencatatan data terhadap respon verba atau perilaku yang bisa

dilakukan setiap saat ketika diperlukan. Metode ini bersifat naratif

dan tidak harus memfokuskan pada subjek tunggal bisa juga

prilakukan untuk kelompok subjek, seta melaporkan kelakuan luar

biasa maupun spesifik.

Checklist adalah metode pencatatan data yang berisi daftar

nama subjek atau faktor-faktor yang akan diselidiki. Pencatatan

ada atau tidaknya perlakuan tertentu yang telah disajikan pada

bentuk indikator prilaku.

Aspek Indikator Perilaku

Komitmen terhadap keberhasilan

dan tujuan Kelompok

a. Tidak meninggalkan ruangan pada

saat permainan berlangsung.

Page 8: REVISI_DHESY3[1].docx

b. Berdiri di samping subjek lain saat

subjek lain membangun menara.

c. Bertepuk tangan ketika subjek lain

menyusun menara paling atas.

d. Subjek tertawa kepada subjek lain

setelah instruktur memberikan tanda

berhenti.

e. Subjek bertepuk tangan ketika diukur

tingginya oleh instruktur.

Interdependensi a. Menyentuh menara ketika sedang

dirangkai oleh subjek lain.

b. Melipat atau memegang kartu ketika

subjek lain membangun menara.

c. Berbicara kepada subjek satu tim.

d. Memberikan pita kepada subjek satu

tim.

e. Menepuk bahu subjek ketika subjek

lain membangun Menara

Keterampilan Interpersonal a. Berbicara kepada subjek lain sebelum

subjek lain berbicara kepada subjek

b. Menjabat tangan subjek lain

c. Tersenyum didepan subjek lain

d. Berjabat tangan dengan subjek lain

Komunikasi Terbuka dan Umpan

Balik Positif

a. menatap teman yang sedang berbicara.

Page 9: REVISI_DHESY3[1].docx

b. menganggukkan kepala ketika subjek

lain berbicara kepada subjek.

c. berbicara kepada subjek lain ketika

subjek lain berbicara terlebih dahulu.

d. subjek mengambil origami setelah

subjek menganggukkan kepala ketika

subjek lain berbicara kepada subjek.

e. subjek menggelengkan kepala ketika

subjek lain berbicara.

Komposisi Kelompok a. subjek merangkai kartu setelah subjek

lain merangkai kartu.

b. subjek menggunting pita setelah

subjek lain memberikan subjek pita.

c. subjek menggunakan kertas origami

setelah subjek lain memberikan subjek

kertas origami.

d. Subjek menggunakan tusuk sate ketika

subjek lain memberikan subjek tusuk

sate.

Komitmen untuk Proses

Kelompok, Kepemimpinan dan

Akuntabilitas

a. berhenti menyusun menara ketika

instruktur memberikan instruksi tanda

berhenti.

b. melihat subjek lain menyusun menara.

c. meletakkan tangan di atas menara

d. subjek memisahkan antara kertas

origami yang sudah terpakai dan yang

belum terpakai.

Page 10: REVISI_DHESY3[1].docx

Daftar Pustaka

Chin, Roger J.2014.Examining teamwork and leadershhip in the fields of public

administration, leadership, and management..

Detik news.com. 2015. Diakses di http://news.detik.com/berita/2989770/luhut-

presiden-ingin-teamwork-solid-hadapi-babak-belur-ekonomi-global pada tanggal

13 April 2016 pukul 01.49 WIB

Ivancevich,Jhon M, Konopaske, Robert & Matteson, Michael T. 2006. Prilaku

dan Manajemen Organisasi, jilid2.Jakarta: Erlangga.

Janasz, S.C., Down, K.O., & Schneider, B.Z. 2006. Interpersonal Skill in

Organizations. New York: Mc Graw-Hill

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. 2016. Diakses di http://kbbi.web.id/kerja

pada tanggal 09 April 2016 pukul 18.48 WIB

Novarida, dkk. 2012. “Hubungan antara Regulasi Emosi dan Komunikasi

Interpersonal dengan Kemampuan Bekerjasama pada Kelompok Basket

SMA di Surakarta yang Mengikuti Kompetisi Honda DBL (Development

Basketball League)”. Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa. Volume 1, No. 3,

Halaman 1-11.

Purba,Vitria Lilian.2013.Teamwork: Studi Indigenous Pada Karyawan PNS dan

Swasta bersuku Jawa. Journal of social Industrial psychology. Volume 2,

No.2, Halaman 76-85.

Sriyono & Lestari, Farida. 2013. Pengaruh Teamwork, Kepuasan Kerja, dan

Loyalitas Terhadap Produktivitas pada Perusahaan Jasa. Fakultas

Ekonomi Universitas Muhamadiyah Sidoarjo.

Tarricone, P. & Luca, J. 2002. Successful teamwork: A case study, in Quality

Conversations,Proceedings of the 25th HERDSA Annual Conference, Perth,

Western Australia, 7-10 July 2002: pp 640.

Page 11: REVISI_DHESY3[1].docx

Volkov,Arabella.2013.Teamwork Benefit in Teritary Educationl. Emerald Group

Publishing Limited. Volume 57,No 03, hal 262-278.