revisi rpkps etika dan peruu 2011
DESCRIPTION
.TRANSCRIPT
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER
MATA KULIAHETIKA DAN PERUNDANG-UNDANGAN FARMASI
Oleh :
Prof.Dr. Achmad Fudholi, DEA., Apt.
Bondan Ardiningtyas S.Si., M.Sc., Apt.
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS GADJAH MADA
2011
A. PERENCANAAN PEMBELAJARAN
1. Nama mata kuliah : Etika dan Perundang-undangan
2. Kode : FAP 5231
3. SKS : 2 SKS
4. Sifat : Wajib
5. Semester : Gasal atau genap
6. Perkiraan banyaknya peserta : 100 – 200 mahasiswa
7. Deskripsi singkat kuliah Etika Perundang-undangan
Mata kuliah etika dan perundang-undangan Farmasi merupakan mata kuliah wajib
yang diberikan pada tingkat program profesi Apoteker pada semester gasal maupun genap.
Pokok bahasan pada mata kuliah Etika dan Perundang-undangan Farmasi mellputi sejarah
dan perkembangan farmasi, pengertian dan hierarki tata urutan peraturan dan perundang-
undangan farmasi di Indonesia, deregulasi, tugas dan fungsi serta hak dan kewajiban
farmasis dalam pelayanan kesehatan khususnya di bidang farmasi.
Mata kuliah etika mencakup topic etika dan moral baik secara tinjauan teoritis
maupun contoh kasus-kasus dan issue moral yang ada di lapangan. Pendekatan materi
dilakukan dalam bentuk ceramah dan diskusi kelas. Dengan demikian diharapkan dapat
membekali sarjana farmasi sebagai calon farmasis dalam mengantisipasi secara cepat,
tepat dan tanggap mengenai perkembangan profesi apoteker, sehingga menumbuhkan
rasa tanggung jawab moral, sikap mental perilaku positif serta menumbuhkan jati diri
menjadi farmasis yang sejati, handal dan berkualitas.
8. Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan
memahami sejarah dan perkembangan farmasi secara umum, perkembangan dan
pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang farmasi serta hak dan kewajiban
farmasis dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian. Selain itu, diharapkan juga bagi
calon farmasis dapat mengerti, memahami dan menjelaskan etika dan moral baik secara
tinjauan teoritis maupun contoh kasus-kasus issue moral yang ada di lapangan dan mampu
mengembangkan sikap profesional seorang apoteker melaksanakan pengabdian ilmu dan
keahliannya di masyarakat sesuai dengan etika profesi apoteker, sumpah dan janji sebagai
apoteker serta patuh dan taat pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
10. Tujuan pembelajaran khusus
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu :
a. menerangkan dan menjelaskan fungsi serta tujuan etika dalam kaitannya dengan
profesi apoteker/ farmasis
b. mengerti, memahami dan menjelaskan perkembangan etika dan moral yang sesuai
dengan hukum dan konvensi yang berlaku
c. mengerti, memahami dan mengatasi problema-problema mengenai etika dan moral
yang timbul di lapangan ( dalam praktek pelayanan kefarmasian )
d. mengerti, memahami pentingnya kode etik apoteker/ farmasi dalam pelaksanaan
pengabdian profesinya di masyarakat
e. mengerti, memahami sejarah dan perkembangan farmasi sehingga dapat memberikan
motivasi dan menggugah minat serta aware
f.mengerti, memahami pentingnya peraturan perundang-undangan di bidang farmasi
sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran perkembangan yang cukup pesat
yang memerlukan antisipasi yang cepat dan tepat.
g. mengerti, memahami produk peraturan perundang-undangan di bidang farmasi
sehingga diharapkan dapat meningkatkan ketajaman analisa dan intensitas
pemahaman yang sebaik-baiknya.
B. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN1. Jadwal Kegiatan Mingguan
Minggu ke-
Topik/Pokok Bahasan Substansi materi Metode Pembelajaran
Fasilitas
I PendahuluanFungsi dan tujuan etika
a. Pengertian Etika dan ajaran moralb. Fungsi dan tujuank etikac. Pendekatan isu moral
Ceramah dan tanya jawab
LCD viewer, Laptop, whiteboard
II Kajian etika dan teori perkembangan moral
a. Teori dan kajian etikab. Hukum dan konvensi etikac. Teori perkembangan morald. Problem dan dilema moral
Ceramah dan tanya jawab
LCD viewer, Laptop, whiteboard
III Sejarah dan perkembangan farmasi
a. Latar belakang ilmu kefarmasianb. Etika dan profesi farmasic. Sanksi-sanksi sosial
Ceramah dan tanya jawab
LCD viewer, Laptop, whiteboard
IV Kode etik apoteker/ farmasis
a. Kode etik apoteker/ farmasis dan peran kode etik apoteker
b. Uraian tentang kewajiban seorang apoteker terhadap pekerjaan, rekan sejawat dan profesi kesehatan lain
c. Interaksi profesi apoteker dengan tenaga kesehatan lain dalam praktek pelayanan kefarmasian
Ceramah dan tanya jawab
LCD viewer, Laptop, whiteboard
V Aplikasi kode etika apoteker/farmasis
a. Pelaksanaan kode etik dan contoh kasus di apotek
Ceramah dan diskusi
LCD viewer, Laptop,
dalam pelayanan kefarmasian
b. Pelaksanaan kode etik dan contoh kasus di rumah sakit
whiteboard
VI Aplikasi kode etika apoteker/farmasis dalam pekerjaan kefarmasian
a. Kode etik pemasaran di bidang farmasib. Pelaksanaan kode etik dan contoh kasus di
industri farmasi
Ceramah dan diskusi
LCD viewer, Laptop, whiteboard
VII Pengertian dan hierarki peraturan perundang-undangan farmasi di Indonesia
a. Pengertian peraturan perundang-undangan b. Hierarki tata urutan peraturan perundang-
undangan di Indonesia
Ceramah dan diskusi
LCD viewer, Laptop, whiteboard
VIII Peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan bidang farmasi
a. Undang-undang Kesehatan b. Undang-undang Praktek Kedokteranc. Undang-undang Perlindungan Konsumen
Ceramah dan diskusi
LCD viewer, Laptop, whiteboard
IX Peraturan perundang-undangan pada pelayanan kefarmasian
a. Undang-undang Narkotika dan psikotropikab. Standar pelayanan kefarmasian di Apotek c. Standar pelayanan kefarmasian di Rumah
sakit
Ceramah dan diskusi
LCD viewer, Laptop, whiteboard
X Peraturan perundang-undangan pada sektor distribusi farmasi atau peraturan tentang tataniaga obat
a. Pengertian obat legal dan illegal dan jalur distribusinya
b. Penyelenggara distribusi obat ( TO, PBF)c. CPODBd. Sanksi terhadap pelanggaran regulasi tata
niaga obat
Ceramah dan diskusi
LCD viewer, Laptop, whiteboard
XI Peraturan perundang-undangan pada sektor industri farmasi
a. Industri Farmasi dan CPOBb. IKOT, IOT dan CPOTBc. Registrasi Obat
Ceramah dan diskusi
LCD viewer, Laptop, whiteboard
XII Peraturan yang berkaitan dengan registrasi, lisensi dan akreditasi apoteker
a. Peraturan tentang registrasi apoteker setelah lulus
b. Peraturan tentang lisensi apoteker (STRA, SIPA/SIK )
c. Akreditasi apoteker ( sertifikasi apoteker)
Ceramah dan diskusi
LCD viewer, Laptop, whiteboard
XIII- XIV Diskusi Diskusi komprehansif mandiri Diskusi-block LCD viewer, Laptop, whiteboard
2. Metode Pembelajaran dan Bentuk Kegiatan
Pembelajaran dilakukan dengan ceramah/tatap muka dan pelaksanaan diskusi/tanya
jawab kelas dengan memberikan kasus atau permasalahan yang ditemukan dalam praktek
profesi apoteker.
C. PERENCANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN
1. Hasil Pembelajaran
Hasil pembelajaran diukur dari evaluasi kemampuan mahasiswa yang diperoleh selama
proses pembelajaran yang meliputi keaktifan dalam diskusi, tanya jawab, penugasan, dan
ujian akhir semester. Selanjutnya, untuk memantau kegiatan dosen pengampu diberikan
kuesioner yang diisi oleh mahasiswa di akhir sesi kuliah untuk masing-masing dosen.
2. Penilaian (student assessment)
Bobot Penilaian :
Diskusi Komprehensif : 20%
Ujian Akhir Semester : 80%
Konversi Nilai :
A jika nilai 75
65 ≤ B < 75
55 ≤ C < 65
45 ≤ D < 55
E < 45
D. DAFTAR PUSTAKA1. Anonim, 2009, Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta
2. Anonim, 1999, Undang-undang RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
3. Anonim, 2004, Undang-undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
4. Anonim, 2009, Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
5. Anonim, 1997, Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
6. Anonim, 1996, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
7. Anonim, 2009, Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
8. Anonim, 2011, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 889 tahun 2011 tentang Registrasi, Izin Praktik dan izin kerja Tenaga Kefarmasian, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
9. Anonim, 2011, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1148 tahun 2011 tentang Pedagang Besar Farmasi, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
10. Anonim, 2011, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 028 tahun 2011 tentang Klinik, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
11. Anonim, 2010, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1176 tahun 2010 tentang Notifikasi Kosmetik, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
12. Anonim, 2010, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1799 tahun 2010 tentang Industri Farmasi, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
13. Anonim, 2010, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1189 tahun 2010 tentang Alat Kesehatan dan PKRT, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
14. Anonim, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1027 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
15. Anonim, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1197 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
16. Anonim, 2002, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1332 tahun 2002 tentang Perubahan Atas Permenkes Nomor 922 tahun 1993 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pendirian Izin Apotik, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
17. Anonim, 2003, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Kesehatan Khusus Farmasi, Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
18. Anonim, 2004, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Kesehatan 2001-2004, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
19. Anonim, 1996, Kumpulan Perundang-undangan Bidang Sediaan Farmasi, Makanan, Alat Kesehatan dan Bahan Berbahaya (UMUM ), Ditjen POM, Jakarta
20. Hanafiah J, Amir Amri, 2004, Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
21. ISFI, 2005, Kode Etik Apoteker, Konggres Nasional Bali
22. Martin MW, Schinzinger R, 1994, Etika Rekayasa, terjemahan oleh Widodo P, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.