resume kompilasi skenario 2 [coccyx]

87
RESUME KOMPILASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2015 SKENARIO 2 MENGENALI MASALAH KESEHATAN DI KOMUNITAS Dokter Fani baru lulus setahun yang lalu dan ditempatkan di Puskesmas terpencil di Pulau Madura. Di ruang kerjanya, beliau sedang memikirkan kejadian seminggu terakhir yakni terjadinya outbreak diare. Dengan berbekal ilmu epidemiologi yang didapatnya, beliau mulai berpikir bahwa mata rantai penularan diare disebabkan sumber air yang tidak layak. Di musim kemarau, mata air mengalami kekeringan sehingga warga banyak mengandalkan air sungai yang biasanya untuk mandi, cuci, kakus (MCK) sebagai sumber air minum. Beliau memiliki ide untuk membuat sumur bor. Di dinding ruang kerja dokter tersebut terpampang berbagai data mengenai karakteristik demografi wilayah tersebut serta angka morbiditas dan angka mortalitas. Di sana juga terdapat informasi mengenai insidensi dan prevalensi berbagai penyakit seperti diare, Infeksi Saluran Pernafasan Akut, tekanan darah tinggi, dan indikator kesehatan lainnya. Data-data tersebut merupakan sumber informasi yang digunakan untuk menentukan masalah kesehatan di wilayahnya, menentukan prioritas, mengukur faktor risiko, menentukan hubungan berbagai faktor dalam proses terjadinya penyakit, dan lain-lain. Masalah di Puskesmasnya yang terletak di daerah terpencil itu adalah cakupan pelayanan yang rendah, tingkat edukasi yang rendah dan kurangnya akses pelayanan.

Upload: luluk-mauludyah

Post on 05-Dec-2015

60 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

.

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

RESUME KOMPILASI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2015

SKENARIO 2

MENGENALI MASALAH KESEHATAN DI KOMUNITAS

Dokter Fani baru lulus setahun yang lalu dan ditempatkan di Puskesmas terpencil di

Pulau Madura. Di ruang kerjanya, beliau sedang memikirkan kejadian seminggu terakhir

yakni terjadinya outbreak diare. Dengan berbekal ilmu epidemiologi yang didapatnya,

beliau mulai berpikir bahwa mata rantai penularan diare disebabkan sumber air yang tidak

layak. Di musim kemarau, mata air mengalami kekeringan sehingga warga banyak

mengandalkan air sungai yang biasanya untuk mandi, cuci, kakus (MCK) sebagai sumber

air minum. Beliau memiliki ide untuk membuat sumur bor. Di dinding ruang kerja dokter

tersebut terpampang berbagai data mengenai karakteristik demografi wilayah tersebut serta

angka morbiditas dan angka mortalitas. Di sana juga terdapat informasi mengenai insidensi dan

prevalensi berbagai penyakit seperti diare, Infeksi Saluran Pernafasan Akut, tekanan darah

tinggi, dan indikator kesehatan lainnya. Data-data tersebut merupakan sumber informasi

yang digunakan untuk menentukan masalah kesehatan di wilayahnya, menentukan prioritas,

mengukur faktor risiko, menentukan hubungan berbagai faktor dalam proses terjadinya penyakit,

dan lain-lain. Masalah di Puskesmasnya yang terletak di daerah terpencil itu adalah

cakupan pelayanan yang rendah, tingkat edukasi yang rendah dan kurangnya akses

pelayanan.

Page 2: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

KLARIFIKASI ISTILAH

1. Puskesmas

Unit Pelaksana Teknis Daerah kesehatan kabupaten/ kota yang bertanggung

jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Kemenkes No.

128 tahun 2004)

2. Terpencil

Daerah yang sulit dicapai, terasingkan, jauh dari yang lain, tersendiri.

3. Outbreak

Peningkatan insidensi kasus yang melebihi ekspektasi normal secara mendadak

pada suatu komunitas, disuatu tempat terbatas, misalnya desa, kecamatan, kota, atau

institusiyang tertutup (misalnya sekolah, tempat kerja atau pesantren) pada suatu periode

waktu tertentu. (Bima Murti, 2013)

*Pandemi: wabah yg berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah

geografi yg luas.

*Endemi: Endemi adalah penyakit yang umum terjadi pada laju konstan namun

cukup tinggi pada suatu populasi. Berasal dari bahasa Yunani “en” yang artinya di

dalam dan “demos” yang artinya rakyat. Terjadi pada suatu populasi dan hanya

berlangsung di dalam populasi tersebut tanpa adanya pengaruh dari luar.

4. Diare

Suatu penyakit yang ditandai buang air besar encer disertai lendir bahkan berbusa,

disebabkan oleh bakteri, virus, maupun parasit. Gejala awal dehidrasi karna cairan

banyak yang keluar/ hilang dari tubuh.

5. Epidemiologi

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan determinasi

penyakit serta upaya pengendaliannya. Epidemiologi dibagi menjadi dua yaitu

epidemiologi deskriptif dan epidemiologi analitik.

6. Mata Rantai Penularan

Mata rantai penulatan penyakit adalah rangkaian sejumlah faktor yang

memungkinkan proses penularan suatu penyakit dapat berlangsung.

Page 3: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

7. Demografi

Ilmu statistik yang mempelajari populasi, termasuk masalah kesehatan, penyakit,

kelahiran, dan kematian (kamus saku Dorlan edisi 25)

8. Morbiditas

Rasio jumlah orang yang sakit dibandingkan dengan populasi (bisa kelompok

yang sehat atau kelompok berisiko) pada periode tertentu.

9. Mortalitas

Angka kematian per populasi dalam kurun waktu dan wilayah tertentu yang

digunakan sebagai indikator kesehatan

10. Insidensi

Gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada

suatu waktu tertentu disuatu kelompok masyarakat.

Angka insidensi adalah jumlah kasus baru penyakit tertentu yang dilaporkan pada

priode waktu dan tmpat tertentu dibagi dengan jumlah penduduk yang beresiko terkena

penyakit tersebut di pertengahan tahun.

11. Prevalensi

Gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan dalam

jangka waktu tertentu disuatu kelompok masyarakat tertentu.

Angka prevalensi adalah jumlah keseluruhan orang yang sakit yang

menggambarkan kondisi tertentu yang menimpa sekelompok penduduk tertentu pada titik

waktu tertentu

12. Infeksi Saluran Pernafasan Akut

Infeksi yang mengenai bagian manapun saluran pernapasan, mulai dari hidung,

elinga tengah, ffaring, laring, bronchi, bronchioli, dan paru.

13. Tekanan Darah Tinggi

Kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat.jantung bekerja

lebih keras. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan distolik , tergantung

apakah otot jantung berkontraksi (systole) atau berelaksasi diantara denyut(diastole).

Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik 100-140 mmHg

dan diastolic 60-90 mmHg . Tekanan darah tinggi terjadi bila terus menerus berada pada

140/90 mmHg atau lebih.

Page 4: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

14. Indikator Kesehatan

Ukuran yang menggambarkan atau menunjukan status kesehatan sekelompok

orang dalam populasi tertentu.

15. Prioritas

Yang didahulukan dan diutamakan dari pada yang lain (KBBI).

16. Faktor Risiko

Karakteristik, tanda, atau kumpulan gejala pada penyakit yang diderita individu

yang mana secara statistik berhubungan dengan peningkatan kasus berikutnya.

17. Edukasi

Proses dalam berlatih dan belajar yang bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan.

PEMBAHASAN

1. Epidemiologi

Kata Epidemiologi berasal dari bahasa Yunai yang terdiri dari 3 kata dasar yaitu EPI yang

berarti Pada atau Tentang, DEMOS yang berati Penduduk dan kata terakhir adalalah LOGOS

yang berarti Ilmu Pengetahuan.

Beberapa pengertian epidemiologi:

Epidemiologi adalah “Ilmu yang mempelajari tentang Frekuensi dan Distribusi

(Penyebaran) serta Determinat masalah kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat

serta Determinannya (Faktor – factor yang Mempengaruhinya).

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari pola kesehatan dan penyakit serta faktor

yang terkait di tingkat populasi.

Ilmu epidemiologi sendiri memiliki tujuan yang spesifik (foundations of public health,2010),

yang dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Menjelaskan etiologi/asal penyebab suatu penyakit.

Kita dapat mengetahui penyebab terjadi penyakit dalam suatu masyarakat, faktor

– faktor apa saja yang menimbulkan penyakit tersebut. Selanjutnya, data yang didapat

dari tujuan ini dapat digunakan untuk menenetukan dasar suatu program kesehatan di

masa yang akan datang.

Page 5: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

b. Mengetahui seberapa sering penyakit muncul dalam suatu komunitas.

Kita dapat mengetahui penyakit apa yang sering terjadi dalam masyarakat.

Selanjutnya, dapat direncanakan pelayanan kesehatan apa saja yang harus diberikan

kepada masyarakat tersebut, tentunya setelah memiliki dasar dari program kesehatan

yang akan diberikan.

c. Mempelajari awal mula kemunculan penyakit.

Kita dapat mengetahui awal mula terbentuknya penyakit yang sedang terjadi di

masyarakat. Mulai dari ditemukannya penyakit pada beberapa hewan, penyebaran virus

dari hewan ke manusia, sampai terbentuknya penyakit pada manusia. Selanjutnya, dapat

diketahui tindakan – tindakan preventif yang dapat mnegurangi resiko terjadinya suatu

penyakit, dan memberi penilaian apakah tindakan pencegahan yang dilakukan adalah

tindakan efektif atau tidak.

d. Evaluasi tindakan medis yang dilakukan sebelumnya.

Yaitu, melakukan evaluasi terhadap berbagai tindakan yang telah dilakukan untuk

menekan penyakit yang ada dalam masyarakat. Selanjutnya, dapat digunakan sebagai

penilaian dari suatu metode dalam program kesehatan

e. Menentukan kebijakan yang diambil untuk ke depannya.

Tujuan akhir dari dari semua tujuan – tujuan di atas adalah ditetapkannya suatu kebijakan

yang merupakan tindak lanjut dari penyakit yang ada dalam masyarakat tersebut.

Ruang lingkup epidemiologi, Bustan (2006:13), dalam masalah kesehatan meliputi “6E”

yaitu:

1. Etiologi

Berkaitan dengan identifikasi penyebab penyakit dan masalah kesehatan lain.

Misalnya, etiologi dari kolera adalah vibrio cholerae.

2. Efikasi (Efficacy)

Berkaitan dengan efek/daya optimal yang dapat diperoleh dari pemberian

intervensi kesehatan. Efikasi dimaksudkan untuk melihat hasil atau efek suatu intervensi,

misalnya efikasi dari pemberantasan sarang nyamuk adalah menurunkan angka kejadian

penyakit demam berdarah.

3. Efektivitas (Effectiveness)

Efektivitas adalah besarnya hasil yang diperoleh dari suatu tindakan (intervensi)

dan besarnya perbedaan dari suatu tindakan yang satu dengan yang lain.

Page 6: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

4. Efisiensi (Efficiency)

Efisiensi adalah sebuah konsep ekonomi yang melihat pengaruh yang dapat

diperoleh berdasarkan besarnya biaya yang diberikan atau ditujukan untuk mengetahui

kegunaan dan hasil yang diperoleh berdasarkan besarnya pengeluaran ekonomi/biaya

yang dilakukan.

5. Evaluasi

Penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu pengobatan atau program

kesehatan masyarakat atau melihat dan memberi nilai keberhasilan program seutuhnya.

6. Edukasi

Intervensi berupa peningkatan pengetahuan tentang kesehatan masyarakat sebagai

bagian dari upaya preventif penyakit.

Bidang Kajian Epidemiologi

1. Epidemiologi peyakit menular

Epidemiologi yang berusaha untuk mempelajari distribusi dan faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya penyakit menular dalam masyarakat.

2. Epidemiologi penyakit tidak menular

Epidemiologi yang berusaha untuk mempelajari distribusi dan faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya penyakit tidak menular dalam masyarakat.

3. Epidemiologi klinis

Epidemiologi yang sedang dikembangkan oleh para klinisi yang bertujuan untuk

dapat membekali para klinisi dan dokter tentang cara pendekatan masalah melalui

disiplin ilmu melalui epidemiologi.

4. Epidemiologi kependudukan

Ilmu epidemiologi yang menggunakan sistem pendekatan epidemiologi dalam

menganalisis berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang

demografi/kependudukan sera faktor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan

demografis yang terjadi dalam masyarakat.

Page 7: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

5. Epidemiologi pengelolaan pelayanan kesehatan

Sistem pendekatan manajemen dalam menganalisis masalah mencari faktor

penyebab timbulnya suatu masalah secara menyeluruh dan terpadu.

6. Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja

Mempelajari serta menganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja akibat pengaruh

keterpaparan pada lingkungan kerja.

7. Epidemiologi kesehatan jiwa

Dasar pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat, baik

mengenai keadaan kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu maupun analisis berbagai

faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.

8. Epidemiologi gizi

Bertujuan untuk menganalisis berbagai faktor yang berhubungan erat dengan

timbulnya masalah gizi masyarakat, baik yang bersifat biologis, dan terutama yang

berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat.

9. Epidemiologi perilaku

Menganalisis tindakan masyarakat yang berbeda di tiap orang berkaitan dengan

masalah kesehatan.

10. Epidemiologi genetika

Mempelajari variasi genetik dan interaksinya dengan faktor lingkungan sehingga

memanifestasikan suatu penyakit.

Metode – metode epidemiologi :

1. Epidemiolodi deskriptif

Di dalam epidemiologi deskriptif dipelajari bagaimana frekuensi penyakit

berubah menurut perubahan variabel-variabel epidemiologi yang terdiri dari orang,

tempat, dan waktu.

Tujuan epidemiologi deskriptif:

Memberikan informasi tentang distribusi penyakit, besarnya beban penyakit (disease burden),

dan kecenderungan (trend) penyakit pada populasi, yang berguna dalam perencanaan dan

alokasi sumber daya untuk intervensi kesehatan

Memberikan pengetahuan tentang riwayat alamiah penyakit

Merumuskan hipotesis tentang paparan sebagai faktor risiko/ kausa penyakit.

Page 8: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

2. Epidemiologi Analitik

Pendekatan atau studi ini dipergunakan untuk menguji data serta informasi-

informasi yang diperoleh studi epidemiologi deskriptif.

Tujuan epidemiologi analitik:

Menentukan faktor risiko/ faktor pencegah/ kausa/ determinan penyakit

Menentukan faktor yang mempengaruhi prognosis kasus

Menentukan efektivitas intervensi untuk mencegah dan mengendalikan penyakit pada

populasi.

Epidemiologi analitik dapat dibagi menjadi dua yakni :

1) Non eksperimental :

a) Studi kohort / follow up / incidence / longitudinal / prospektif studi. Kohort diartikan

sebagai sekelompok orang. Tujuan studi mencari akibat (penyakitnya).

b) Studi kasus kontrol/case control study/studi retrospektif. Tujuannya mencari faktor

penyebab penyakit.

c) Studi ekologik. Studi ini memakai sumber ekologi sebagai bahan untuk penyelidikan

secara empiris fakto resiko atau karakteristik yang berada dalam keadaan konstan di

masyarakat. Misalnya, polusi udara akibat sisa pembakaran BBM yang terjadi di kota-

kota besar.

2) Eksperimental.

Dimana penelitian dapat melakukan manipulasi/mengontrol faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi hasil penelitian dan dinyatakan sebagai tes yang paling baik untuk

menentukan cause and effect relationship serta tes yang berhubungan dengan etiologi, kontrol,

terhadap penyakit maupun untuk menjawab pertanyaan masalah ilmiah lainnya. Studi

eksperimen dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :

a) Clinical Trial. Contoh :

Pemberian obat hipertensi pada orang dengan tekanan darah tinggi untuk mencegah

terjadinya stroke.

Pemberian Tetanus Toxoid pada ibu hamil untuk menurunkan frekuensi Tetanus

Neonatorum.

b) Community Trial. Contoh : Studi Pemberian zat flourida pada air minum.

Page 9: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

3. Epidemiologi Eksperimen

Studi ini dilakukan dengan mengadakan eksperimen kepada kelompok subyek,

kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Manfaat epidemiologi yaitu :

1. Mempelajari riwayat penyakit. Dengan ini kit dapat memprediksi tren penyakit sehingga

dapat digunakan dalam perencanaan pelayanan kesehatan dan kesehatan masyarakat.

2. Diagnosis masyarakat. Epidemiologi memberikan gambaran penyakit, kondisi, cedera,

gangguan, ketidakmampuan, defek/caca tapa saja yang menyebabkan keasakitan,

masalah kesehatan atau kematian dalam suatu komunitas atau wilyah.

3. Mengkaji risiko yang ada pada setiap individu karena merasa dapatmempengaruhi

kelompok maupun populasi. Setiap kelompok dikaji dengan menggunakan pengkajian

terhadap factor risiko dan menggunakan teknik pemeriksaan, misalnya: risiko kesehatan,

pemeriksaan, skrining kesehatan, tes kesehatn, pengkajian penyakit, dsb.

4. Sebagai pengkajian, evaluasi, dan penelitian.

5. Melengkapi gambaran klinis ilmu epidemiologi berguna dalam proses identifikasi dan

diagnosis untuk menetapkan bahwa suatu kondisi memang ada atau bahwa seseorang

memang menderita penyakit tertentu.

6. Identifikasi sindrom. Epidemiologi membantu dalam menyusun dan menerapkan kriteria

identifikasi sindrom. Misal : sindrom down, fetal alcohol, dll.

7. Memungkinkan dilakukannya pengenendalian, pencegahan, dan pemusnahan penyebab

penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan, dan kematian (Timreck 2004) .

Batasan Epidemiologi

Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekuensi

dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok menusia serta faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Dari batasan yang seperti ini, segera terlihat bahwa dalam pengertian

epidemiologi terdapat tiga hal yang bersifat pokok yakni:

Page 10: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

a) Frekuensi masalah kesehatan

Frekuensi masalah kesehatan dini dimaksudkan untuk menunjuk kepada besarnya

masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia. Untuk dapat mengetahui frekuensi

suatu masalah kesehatan dengan tepat ada dua hal pokok yang harus dilakukan yakni

menemukan masalah kesehatan yang dimaksud untuk kemudian dilanjutkan dengan melakukan

pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan tersebut.

b) Penyebaran masalah kesehatan

Yang dimaksud dengan penyebaran masalah kesehatan disini ialah menunujuk kepada

pengelompokkan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan tertentu yang

dimaksudkan banyak macamnya, yang dalam epidemiologi dibedakan atas tiga macam yakni

menurut ciri-ciri manusia (man), menurut tempat (place), dan menurut waktu (time).

c) Faktor-faktor yang memengaruhi

Yang dimaksud dengan faktor-faktor yang mempengaruhi disini ialah menunujuk kepada

faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan, baik yang menerangkan frekuensi, penyebaran

dan ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri. Untuk itu

ada tiga langkah pokok yang lazim dilakukan yakni merumuskan hipotesa tentang penyebab

yang dimaksud, melakukan pengujian terhadap rumusan hipotesa yang telah disusun dan setelah

itu menarik kesimpulan terhadapnya. Dengan diketahuinya penybab suatu masalah kesehatan,

dapatlah disusun langkah-langkah penanggulangan selanjutnya dari masalah kesehatan tersebut.

Segitiga Epidemiologi

Segitiga epidemiologi yang sering dikenal dengan istilah trias epidemiologi merupakan konsep

dasar yang memberikan gambaran tentang hubungan antara tiga faktor utama yang berperan dalam

terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya yaitu: host, agen, dan lingkungan (Muliani, dkk.,

2010).

Lingkungan

Agen pejamu

Waktu

(masa inkubasi)

Page 11: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

Segitiga Epidemiologi dalam bentuk lain :

1.

2. Pejamu kalah dengan penyakit

3. Pejamu bertahan atas penyakit

4. Ketidak seimbangan perkembangan lingkungan

Contoh : banjir

a. Faktor host/ penjamu (Tuan rumah)

Penjamu adalah manusia atau makhluk hidup lainnya yang menjadi

tempat terjadinya proses alamiah perkembangan penyakit. Yang termasuk faktor

penjamu adalah:

H A

H

L

H : Populasi manusia yang beresiko sakit

A : Penyebab Penyakit

Karakteristik Agen :

1. Kemampuan hidup invitro

2. Daya tahan

3. Kemampuan berkembang biak

4. Sifat antigenik

5. Sifat mutagenik

L : Lingkungan

H A

H

L

H A

H L

H

A

H L

Page 12: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

Genetika, faktor keturunan dapat mempengaruhi status kesehatan.

Misalnya: buta warna, hemophilia, dan lain - lain.

Umur dan keadaan imunologis, mempengaruhi status kesehatan karena ada

kecenderungan penyakit menyerang umur tertentu. Misalnya, pada balita karena

imunnya belum stabil, dan pada manula karena imunnya sudah menurun.

Jenis kelamin, mempengaruhi status kesehatan karena ad penyakit

yang terjadi lebih banyak atau hanya ditemukan pada pria atau wanita saja.

Misalnya, kanker serviks pada wanita.

Etnis/ ras/ warna kulit. Mempengeruhi status kesehatan karena terdapat perbedaan

antara etnis/ ras tertentu. Misalnya, ras kulit putih lebih berisiko terkena kanker

kulit dibandingkan dengan ras kulit hitam.

Keadaan fisiologis tubuh, mempengeruhi status kesehatan. Misalnya, kelelahan,

kehamilan, pubertas, keadaan gizi dll.

Perilaku dan kebiasaan/ gaya hidup, mempengaruhi status kesehatan. Misalnya,

personal hygiene, hubungan antar pribadi dll.

Penyakit sebelumnya, mempengaruhi status kesehatan karena ada penyakit yang

jika sudah pernah terkena maka ketika terjadinya serangan kedua menimbulkan

kondisi yang lebih parah atau ada juga jika penyakit sebelumnya telah sembuh

maka risiko kambuh lebih kecil atau tidak terjadi (Muliani, Dkk., 2010).

b. Faktor Agen

Agen atau faktor penyebab adalah suatu unsur, organisme hidup atau kuman infeksi yang

dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau masalah kesehatan lainnya. Faktor lingkungan

(Muliani, Dkk., 2010). Agent/ penyebab bibit penyakit terdiri dari biotis dan abiotis.

i. Penyebab biotis, khususnya terjadi pada penyakit-penyakit menular yang terdiri dari

lima golongan, yaitu: protozoa (plasmodium, amoeba), metazoa (arthopoda, helmintes),

Bakteri (salmonela), virus (dengue, polio), jamur (candida, Tinia algae).

ii. Penyebab abiotis, terdiri dari:

a. Nutrient agent: kekurangan/ kelebihan gizi

b. Chemical agent: pestisida, logam berat, obat, dan lain-lain.

c. Physical agent: suhu, kelembaban, panas, dan lain-lain.

d. Mechanical agent: pukulan, kecelakaan trauma dan lain-lain. (Kasjono, Dkk., 2008).

Page 13: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

c. Environment

Lingkungan adalah semua faktor diluar individu yang dapat berupa

lingkungan fisik, biologis, sosial, dan ekonomi. Yang termasuk faktor lingkungan adalah

lingkungan fisik, lingkungan biologis, lingkungan sosial dan lingkungan ekonomi (Muliani,

dkk., 2010).

d. Time

Mempengaruhi masa inkubasi, harapan hidup penjamu atau pathogen dan durasi

penyakit

a. Faktor Environment adalah faktor lingkungan yang mempengaruhi Host dan Agent

Fisik: iklim (kemarau dan hujan), geografis (pantai dan pegunungan),

demografis (kota dan desa)

Biologis: flora dan fauna

Sosial: migrasi/urbanisasi, lingkungan kerja, perumahan, bencana alam, perang,

banjir

b. Karakteristik Host

Resistensi: kemampuan Host untuk bertahan hidup terhadap infeksi (agent)

Imunitas: kemampuan Host mengembangkan sistem kekebalan tubuh, baik

didapat maupun alamiah

Infectiousness: potensi Host yg terinfeksi untuk menularkan penyakit yang

diderita kepada orang lain

c. Karakteristik Agent

Infektivitas: kesanggupan agent untuk beradaptasi sendiri terhadap lingkungan

Host untuk mampu tinggal, hidup dan berkembang biak dalam jaringan Host

Patogenesitas: kesanggupan agent untuk menimbulkan reaksi patologis (penyakit)

pada Host setelah infeksi

Virulensi: kesanggupan agent untuk menghasilkan reaksi patologis berat yang

menyebabkan kematian

Toksisitas: kesanggupan agent untuk memproduksi toksin yang merusak jaringan

Host

Invasivitas: kesanggupan agent untuk penetrasi dan menyebar kedalam jaringan

Host

Page 14: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

Antigenisitas: kesanggupan agent merangsang reaksi imunologis Host

(membentuk antibodi)

d. Karakteristik Environment

Topografi: situasi lokasi tertentu (letak/posisi/peta), baik alamiah maupun buatan

manusia, yang mempengaruhi terjadinya dan penyebaran penyakit tertentu (danau,

sungai, hutan, sawah)

Geografis: keadaan yang berhubungan dengan permukaan bumi (struktur geologi,

iklim, penduduk, flora, fauna) yang mempengaruhi terjadinya dan penyebaran

penyakit tertentu (tanah pasir atau tanah liat).

e. Portal of Entry dan Portal of Exit

Portal of entry: pintu masuknya Agent kedalam Host contoh: oral, kulit, nafas,

kemih

Portal of exit: pintu keluarnya Agent dari Host contoh: nafas, anal, darah, cairan

tubuh

1) Etika Epidemiologi

Etika epidemiologi pada dasarnya terdiri dari 3 unsur utama dan dapat digambarkan

sebagai keseimbangan hubungan segitiga antara truth (kebenaran), risk (risiko), dan

benefit (manfaat).

a. Truth (kebenaran).

Etika adalah pencari kebenaran, merumuskan kebenaran, menjadikan

pedomannya, dan berusaha menegakkan kebenaran itu secara adil.

b. Risk (risiko)

Etika selalu mempertimbangkan setiap kemungkinan risiko atau bahaya yang

mungkin terjadi dari setiap intervensi atau pelayanan.

Page 15: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

c. Benefit (manfaat)

Etika selalu ingin melihat adanya nilai manfaat, kebaikan / keuntungan, tunjangan,

ataupun laba dari setiap kegiatan terkait etika. (M.N. Bustan, 2006)

Kewajiban Umum

a. Seorang Epidemiolog Kesehatan harus menjunjung tinggi, menghayati dan

mengamalkan profesi epidemiologi kesehatan dengan sebaik-baiknya.

b. Seorang Epidemiolog Kesehatan harus senantiasa berupaya melaksanakan

profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi.

c. Dalam melakukan pekerjaan atau praktek profesi epidemiologi, seorang

Epidemiolog Kesehatan tidak boleh dipengaruhi sesuatu yang mengakibatkan

hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.

d. Seorang Epidemiolog Kesehatan harus menghindarkan diri dari perbuatan yang

memuji diri sendiri.

e. Seorang Epidemiolog Kesehatan senantiasa berhati-hati dalam menerapkan setiap

penemuan atau cara baru yang belum teruji kehandalannya dan hal-hal yang

menimbulkan keresahan masyarakat profesi atau ilmuwan.

f. Seorang Epidemiolog Kesehatan memberi saran atau rekomendasi yang telah

melalui suatu proses analisis secara komprehensif.

g. Seorang Epidemiolog kesehatan dalam menjalankan profesinya harus memberikan

pelayanan yang sebaik-baiknya dengan menjunjung tinggi kesehatan dan

keselamatan manusia.

h. Seorang Epidemiolog Kesehatan harus bersifat jujur dalam berhubungan dengan

klien atau masyarakat dan teman seprofesinya dan berupaya untuk mengingatkan

teman seprofesinya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau

kompetensi atau yang melakukan penipuan atau kebohongan dalam menangani

masalah klien atau masyarakat.

i. Seorang Epidemiolog Kesehatan harus menghormati hak-hak klien atau

masyarakat, hak-hak teman seprofesi dan hak-hak tenaga kesehatan lainnya dan

harus menjaga kepercayaan klien atau masyarakat.

j. Dalam melaksanakan pekerjaannya, seorang Epidemiolog Kesehatan harus

memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan seluruh aspek

Page 16: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

kelimuan epidemiologi secara menyeluruh, baik fisik, biologi maupun sosial, serta

berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya.

k. Seorang Epidemiolog Kesehatan dalam bekerja sama dengan para pejabat di

bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat,

Kewajiban Epidemiolog Kesehatan Terhadap Klien/Masyarakat

a. Seorang Epidemiolog kesehatan bersikap tulus, ikhlas dan mempergunakan segala

ilmua dan kompetensinya untuk kepentingan penyelesaian masalah klien atau

masyarakat. Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu penelitian atau

penyelidikan dalam rangkapenyelesaian masalah, maka ia wajib berkonsultasi,

bekerja sama dan merujuk pekerjaan tersebut kepada Epidemiolog Kesehatan lain

yang mempunyai keahlian dalam penyelesaian masalah tersebut.

b. Seorang Epidemiolog Kesehatan wajib melaksanakan profesinya secara

bertanggung jawab.

c. Seorang Epidemiolog Kesehatan wajib melakukan penyelesaian masalah secara

tuntas dan keseluruhan dengan menggunakan ilmu dan metode epidemiologi serta

ilmu lainnya yang relevan.

d. Seorang Epidemiolog Kesehatan wajib memberikan informasi kepada kliennya

atas pelayanan yang diberikannya.

e. Seorang Epidemiolog Kesehatan berhak mendapatkan perlindungan atas praktek

pemberian pelayanan.

Kewajiban Epidemiolog Kesehatan terhadap Teman Seprofesi

a. Seorang Epidemiolog Kesehatan memperlakukan teman seprofesinya sebagai

bagian dari penyelesaian masalah.

b. Seorang Epidemiolog Kesehatan tidak boleh saling mengambil alih pekerjaan dan

teman seprofesi, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang ada.

Kewajiban Epidemiolog Kesehatan terhadap Diri Sendiri

a. Seorang Epidemiolog Kesehatan harus memperhatikan dan mempraktekkan hidup

bersih dan sehat , beriman menurut kepercayaan dan agamanya supaya dapat

bekerja dengan baik.

Page 17: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

b. Seorang Epidemiolog Kesehatan harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu

dan teknologi kesehatan yang berkaitan dan atau penggunaan ilmu, metodologi

dankompetensi epidemiologi.

Sumber Data Sebagai Batasan Epidemiologi

a. Karakteristik Demografi

Sebelum mengetahui kaitan antara karakteristik demografi dengan

epidemiologi, kita harus mengetahui terlebih dahulu makna demografi sendiri.

Demografi adalah ilmu yang mempelajari jumlah, persebaran, territorial, komposisi

penduduk, dan perunahan serta sebab-sebabnya yang biasa timbul karena natalitas,

mortalitas, migrasi, dan mobilitas sosial.(Philip M.Hauser & Duddley Duncan,

1959).

Data-data seputar karakteristik demografi sendiri akan digunakan dalam

epidemiologi utamanya pada bagian studi deskriptif. Sedangkan dtudi deskripti

sendiri nantinya akan memberikan pengetahuan berupa data dan informasi tentang

perjalanan atau pola penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan, dan kematian dalam

suatu populasi.

Informasi kependudukan (demografi) yang biasanya digunakan adalah :

- Usia - Ras

- Gender - Pekerjaan

- Musim - Waktu

- Status Kawin - Etnik

- Lokasi Geografis - Agama

- Pendidikan

- Pendapatan

- Kelas Ekonomi-Sosial

Informasi kependudukan dan data statistic vital yang memang berguna untuk

bidang epidemiologi, kesehatan masyarakat, dan layanan kesehatan masyarakat dapat

diperoleh dari berbagai sumber data. Metode pengumpulan data sendiri, terbagi

menjadi lima, yaitu :

Page 18: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

1. Wawancara

2. Kuesioner

3. Registrasi dan pencatatan

4. Hasil penelitian atau eksperimen

5. Review dan record/ publikasi

Fungsi dari pengumpulan data-data demografi ini sendiri adalah :

1) Memperlihatkan hubungan dan asosiasi antara penyakit, kondisi, dan kematian,

serta dampak yang disebabkan variabel-variabel di atas.

2) Hubungan sebab-akibat antara morbiditas dan mortalitas dengan variabel / faktor

dalam pengembangan progam pencegahan dan pengendalian penyakit.

Sedangkan tujuan utama dari pengumpulan data demografi ini adalah

menurunkan angka kematian, dan tujuan akhirnya yaitu memahami hubungan

penyebab penyakit dan kematian sehingga mampu meningkatkan status kesehatan

masyarakat.

Selain karakterisitik demografi, juga dikenal istilah statistik kesehatan, yang

tercantum dalam buku Ilmu Kesehatan Masyarakat oleh dr.Indan Entjang.Definisi

statistik sendiri adalah suatu pernyataan jumlah atau keterangan yang sebaik-baiknya

dinyatakan dengan angka dari data yang timbul dalam masyarakat. Fungsi statistik

sendiri adalah untuk menilai hasil kerja yang sudah dilaksanakan, serta untuk

dipergunakan sebagai bahan dalam menyusun rencana kerja untuk menghadapi masa

yang akan datang. Beberapa data yang penting untuk perencanaan dalam bidang

kesehatan.

1. Data demografi.

Yaitu data-data tentang jumlah penduduk beserta pembagiannya menurut umur

dan sex.Perubahan di dalam jumlah dan pembagiannya, menyebabkan perubahan

pula dalam pelayanan kesehatan.

2. Data vital statistik.

Yaitu tentang : angka kelahiran, angka kematian, perkawinan, dan sebagainya.

Page 19: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

3. Data tentang kesehatan.

Yaitu tentang berbagai macam penyakit, morbidity, kasus-kasus penyebab

kematian, dan sebagainya.

4. Data tentang hygine dan sanitasi lingkungan.

Yaitu tentang : - Sumber air untuk rumah tangga.

- Cara pembuangan sampah, kotoran, dan air limbah.

- Keadaan perumahan dan sebagainya.

5. Data mengenai fasilitas kesehatan.

Yaitu tentang :

- Jumlah rumah sakit umum/khusus, puskesmas, dsb

Jumlah personil kesehatan dan sebagainya

6. Data tentang lembaga-lembaga pendidikan kesehatan.

7. Data mengenai sumber-sumber fisik seperti alat-alat kesehatan dan obat-

obatan.

8. Data mengenai anggaran kesehatan.

9. Angka Morbiditas, Insidensi, Prevalensi

2. Insidensi dan Prevalensi

Insidensi

Gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada

suatu waktu tertentu pada suatu kelompok masyarakat.Untuk dapat menghitung angka

insidensi, sebelumnya harus tahu dulu data jumlah penderita baru dan jumlah penduduk

yang mungkin terkena penyakit baru (population at risk). Penduduk yang kebal terhadap

suatu penyakit tidak diikutkanSecara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3

macam, yaitu :

a. Incidence Rate

Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka

waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin

terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.

Page 20: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

Tujuan dari Insidence Rate adalah :

Mengukur angka kejadian penyakit

Untuk mencari atau mengukur faktor kausalitas

Perbandinagan antara berbagai populasi dengan pemaparan yang berbeda

Untuk mengukur besarnya risiko yang ditimbulkan oleh determinan tertentu

Manfaat Incidence Rate adalah :

Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi

Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi

Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas

pelayanan kesehatan.

b. Attack Rate

Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat

dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada

saat yang sama.

Manfaat Attack Rate adalah :

Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit. Makin tinggi

nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan Penularan Penyakit tersebut.

c. Secondary Attack Rate

Adalah : Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada serangan

kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi orang/penduduk yang pernah

terkena penyakit pada serangan pertama. Digunakan menghitung suatu panyakit menular

dan dalam suatu populasi yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga ).

Page 21: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

Prevalensi

Adalah gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan

pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada perhitungan

angka Prevalensi, digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan

orang/penduduk yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk).

Beberapa kegunaan nilai prevalensi yaitu:

Untuk menentukan situasi penyakit yang ada (banyaknya kasus yang dapat

didiagnosis) pada satu waktu tertentu

Untuk penyusunan perencanaan pelayanan kesehatan. Misalnya penyediaan

obat-obatan, tenaga kesehatan, dan ruangan

Memberikan arahan pada populasi mana sasaran utama/sasaran mencari kasus

Kelompok mana sasaran program kesehatan tertentu

Perhitungan saran dan biaya kesehatan

Memberikan kelompok prioritas pelayanan kesehatan

Memudahkan pencarian kasus

Evaluasi program

Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu :

a) Period Prevalen Rate

Yaitu : Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu

yang bersangkutan. Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang

sulit diketahui saat munculnya, misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa.

b) Point Prevalen Rate

Adalah : Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat dibagi

dengan jumlah penduduk pada saat itu. Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

Page 22: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

Point prevalensi meningkat pada:

Imigrasi penderita

Emigrasi orang sehat

Imigrasi tersangka penderita atau mereka dengan risiko tinggi untuk menderita

Meningkatnya masa sakit

Meningkatnya jumlah penderita baru

Point prevalensi menurun pada:

Imigrasi orang sehat

Emigrasi penderita

Meningkatnya angka kesembuhan

Meningkatnya angka kematian

Menurunnya jumlah penderita baru

Masa sakit jadi pendek

HUBUNGAN INSIDENSI DAN PREVALENSI

a. Angka insidensi menurun, prevalensi tetap

Hal ini dikarenakan:

Rasio peyembuhan meningkat

Rasio kematian meningkat sehingga masa sakit menurun

Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit kurang berhasil

b. Angka insidensi menurun, angka prevalensi tetap naik

Hal ini dikarenakan:

Angka kesembuhan dan kematian menurun

Lama sakit bertambah

Upaya pencegahan cukup berhasil walaupun penyembuhan penderita kurang berhasil

Upaya pencegahan lebih efektif,misalnya vaksin

c. Angka insiden dan prevalen menurun

Hal ini dikarenakan:

Keberhasilan pencegahan

Page 23: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

Menurunnya faktor risiko

Angka kematian dan kesembuhan tetap

Prevalensi = Semua. Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan

Lamanya Sakit/Durasi Penyakit. Lamanya Sakit/Durasi Penyakit adalah Periode mulai

didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu : sembuh, mati ataupun

kronis. Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus

P = I x D

• P = Prevalensi • I = Insidensi • D = Lamanya Sakit

Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2

syarat, yaitu :

a. Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan : Tidak menunjukkan

perubahan yang mencolok.

b. Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil : Tidak menunjukkan perubahan

yang terlalu mencolok.

Sehingga:

Prevalens dapat naik oleh : Prevalens dapat turun oleh :

1. Kelangsungan penyakit lama (waktu

berlangsung lama)

2. Kelangsungan hidup penderita tanpa

pegobatan lama.

3. Penderita baru meningkat (peningkatan

insidensi)

4. Terdapat in-migration of cases.

5. Out-migration of healthy people

meningkat.

6. Meningkatnya in-migration of

susceptible people.

7. Fasilitas diagnostik yang makin

meningkat.

1. Kelangsungan penyakit pendek (waktu

berlangsung pendek)

2. Case Fatality Rate meningkat.

3. Kasus baru berkurang (insidensi

penyakit menurun)

4. Terdapat peningkatan in-migration of

healthy people.

5. Outmigration og cases yang berhasil

meningkat

6. Angka pengobatan yang berhasil

meningkat

7. Sistem pelaporan yang makin cepat dan

baik hingga pengobatan makin cepat

berhasil.

Page 24: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

CARA MENGHITUNG INSIDENSI & PREVALENSI BESERTA CONTOH KASUS

DAN CARA PENYELESAIANNYA

Incidence Risk/Cumulative Incidence

Probabilitas dari seseorang yang tidak sakit untuk menjadi sakit selama periode

waktu tertentu, dengan syarat orang tersebut tidak mati oleh karena penyebab

lain.

CI= Jumlah kasus baru (individu sehat menjadi sakit)/ jumlah individu sehat

pada awal pengamatan

Kelompok individu yang berisiko terserang ini disebut population at risk atau

populasi yang berisiko.

Ciri dari Incidence Risk :

a) Berbentuk proporsi.

b) Tidak memilik satuan.

c) Besarnya berkisar antara 0 dan 1

Contoh : Dokter puskesmas mempunyai kasus suatu warga keracunan makanan

pada dusun setelah jamuan makan (syukuran). Populasi penduduk pada dusun

tersebut 500 orang, jumlah penduduk yang hadir pada acara syukuran 100 orang.

Sampai hari pertama orang yang mengalami gejala keracunan adalah 25 orang.

Berapa risiko keracunan makanan pada penduduk tersebut selama 1 hari ?

Jawaban: CI = 25/100 = 0,25 dalam 1 hari

Insidence rate/ insidence density

Insidence rate dari kejadian penyakit adalah potensi perubahan status penyakit per

satuan waktu, relative terhadap besarnya populasi individu yang sehat pada waktu itu.

Menyatakan suatu jumlah kasus baru per orang-waktu

Ciri Dari Insidens Density

a) Mempunyai satuan, yaitu per waktu. Tanpa satuan ini insidens density

kehilangan maknanya.

b) Besarnya berkisar antara 0 sampai tak terhingga

ID = Jumlah kasus baru penyakit/(jumlah orang X waktu)

Page 25: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

Contoh: :

Pada suatu daerah dengan jumlah penduduk tgl 1 Juli 2005 sebanyak 100.000

orang semua rentan terhadap penyakit Diare ditemukan laporan penderita baru

sebagai berikut : bulan januari 50 orang, Maret 100 orang, Juni 150 orang,

September 10 orang dan Desember 90 orang.

IR = ( 50+ 100+150+10 +90) /100.000 X 100 % = 0,4 %

Prevalence ( Crude Prevalence Proportion)

Jumlah individu sakit dalam suatu populasipada suatu waktu tertentu (tanpa

membedakan kasus baru atau kasus lama).

Prevalensi (P) = jumlah individu sakit pada waktu tertentu

populasi beresiko pada waktu tertentu x 100%

Contoh :

20 ekor sapi di suatu peternakan yang terdiri dari total 200 ekor sapi menderita

kelumpuhan, maka prevalensi kelumpuhan di peternakan tersebut adalah …….

20

200 x 100 % = 10 %

Prevalence Risk (Period Prevalence)

Period Prevalence yaitu proporsi populasi yang sakit pada satu periode tertentu.

Contoh :

Pada suatu daerah penduduk pada 1 Juli 2005 100.000 orang, dilaporkan

keadaan penyakit A sebagai berikut:

Januari 50 kasus lama dan 100 kasus baru. Maret 75 kasus lama dan 75 kasus

baru, Juli 25 kasus lama dan 75 kasus baru; Sept 50 kasus lama dan 50 kasus

baru dan Des. 200 kasus lama dan 200 kasus baru.

Period Prevalens rate :

(50+100) +(75+75)+(25+75)+(50+50)+(200+200) /100.000 X 100 % = 0,9 %

Prevalence Rate (Point Prevalence)

Point Prevalens, yaitu probabilitas dari individu dalam populasi berada dalam

keadaan sakit pada satu waktu tertentu.

Page 26: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

Rumus prevalence rate :

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡

𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑛𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡 x 1000%

Contoh :

Satu sekolah dengan murid 100 orang, kemarin 5 orang menderita penyakit campak, dan

hari ini 5 orang lainnya menderita penyakit campak.

Prevalence rate = 10/100 x 1000 ‰= 100

3. Mortalitas

Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang

spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Ada tiga

hal umum yang menyebabkan kematian yaitu:

a. Degenerasi organ vital

b. Status penyakit

c. Kematian akibat lingkungan/masyarakat

Beberapa jenis statistik kematian adalah:

1. Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar)

Adalah jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka waktu

(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada pertengahan

waktu yang bersangkutan. Istilah crude (kasar) digunakan karena setiap aspek

kematian tidak memperhitungkan usia, jenis kelamin, dan variable lain.

2. Specific Cause of Death (Penyebab Spesifik Kematian)

Yaitu jumlah seluruh kematian karena satu sebab penyakit dalam jangka

waktu tertentu (1 tahun) dibagi dengan jumlah penduduk yang mungkin

terkena penyakit tersebut pada pertengahan tahun.

(Jumlah orang yg menderita suatu penyakit/Populasi at risk) X 1000%

Page 27: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

3. Age Specific Death Rate (Angka Kematian Usia Tertentu)

Yaitu jumlah seluruh kematian pada golongan usia tertentu per tahun

dibagi dengan jumlah penduduk golongan usia bersangkutan pada pertengahan

tahun. Manfaat ASDR:

- Untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesehatan masyarakat

dengan melihat kematian tertinggi pada golongan umur.

- Untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di berbagai wilayah.

- Untuk menghitung rata-rata harapan hidup

4. Age Specific & Specific Cause of Death (Angka Kematian pada Usia dan

Penyakit Tertentu)

5. Infant Mortality Rate (Angka Kematian Bayi)

Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun per 1000

kelahiran hidup pada tahun yang sama. Manfaatnya adalah sebagai indikator

yang sensitif terhadap derajat kesehatan masyarakat.

6. Neonatal Mortality Rate (Angka Kematian Neonatal)

Adalah jumlah kematian bayi berumur kurang dari 28 hati yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Manfaatnya

adalah untuk mengetahui tinggi rendahnya usaha perawatan postnatal, program

Page 28: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

imunisasi,pertolongan persalinan, penyakit infeksi, terutama saluran napas

bagian atas.

7. Post Neonatal Mortality Rate (Angka Kematian Pasca-Neonatal)

Angka kematian ini diperlukan untuk menelusuri kematian di negara

belum berkembang, terutama pad wilayah tempat bayi meninggal pada tahun

pertamanya akibat malnutrisi, defisiensi nutrisi, dan penyakit infeksi. Post

Neonatal Mortality Rate adalah kematian yang terjadi pada bayi usia 28 hari –

1 tahun per 1000 kelahiran hidup dalam 1 tahun.

8. Perinatal Mortality Rate (Angka Kematian Perinatal)

Adalah jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia 28 minggu/lebih

ditambah dengan jumlah kematian bayi berumur <7 hari yang dicatat selama 1

tahun per 1000kelahiran hidup pada tahun yang sama (WHO, 1981). Manfaat

untuk menggambarkam keadaan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu

hamil danbayi.Factor yang memengaruhi tinggi rendahnya Perinatal Mortality

Rate yaitu banyaknya bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), status gizi bayi,

keadaan sosial

ekonomi, penyakit infeksi utamanya ISPA, pertolongan persalinan.

9. Maternal Mortality Rate

Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan,

persalinan, dan masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun

yang sama. Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan sosial ekonomi,

Page 29: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

kesehatan ibu sebelum hamil, bersalin, dan nifas, pelayanan kesehatan terhadap

ibu hamil, pertolongan persalinan, danperawatan masa nifas.

10. Under Five Mortality Rate

Adalah jumlah kematian balita yang dicatat selama 1 tahun per 1000

penduduk balita pada tahun yang sama. Tujuannya adalah untuk mengukur

status kesehatan balita.

11. Fetal Death Rate (Angka Kematian Janin)

Istilah kematian janin=istilah lahir mati. Kematian Janin adalah kematian

yang terjadi akibat keluar/dikeluarkannya janin dari Rahim, terlepas dari durasi

kehamilannya.Jikabayi tidak bernapas atau tidak menunjukkan tanda-tanda

kehidupan saat lahir, bayi dinyatakan meninggal.Tanda-tanda kehidupan

biasanya ditentukan dari pernapasan, detak jantung, detak tali pusat atau

gerakan otot volunter.Angka kematian janin adalah proporsi jumlah kematian

janin yang dikaitkan dengan jumlah kelahiran pada periode waktu tertentu,

biasanya 1 tahun.

12. Case Fatality Rate

Adalah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu

penyebab penyakit tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit

tersebut pada tahun yangsama. Digunakan untuk mengetahui penyakit-penyakit

dengan tingkat kematian yang sama. Digunakan untuk mengetahui penyakit-

penyakit dengan tingkat kematian yang sama. Digunakan untuk mengetahui

penyakit-penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi.

Page 30: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

Indikator lain yang dapat dikembangkan secara epidemiologi

Selain berbagai indikator konvensional di ats yang sering digunakan, kita juga

dapat mengembangkan berbagai indikator epidemiologi lain yang lebih menjurus.

Beberapaindikator yang menjurus ini dapat dikembangkan antara lain :

13. Cause-Specific Mortality Rate (CSMR) untuk penyakit tertentu

Merupakan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit tertentu.

Dirumuskan :

14. Age Specific Morbidity Rate (ASMR) untuk penyakit tertentu

Dirumuskan :

Faktor yang mendukung usaha pengurangan angka mortalitas :

a. Imunisasi

b. Pertumbuhan ekonomi

c. Upaya dan pendidikan kesehatan

d. Berkembangnya kesadaran masyarakat

e. Sarana dan prasarana kesehatan

Faktor yang menghambat usaha pengurangan angka mortalitas :

a. Peningkatan organisasi

b. Kemiskinan

c. Tersebarnya daerah dan pulau terpencil

Page 31: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

Hubungan morbiditas dan mortalitas digambarkan sebagai berikut:

Menurut WHO bahwa morbiditas dapat menimpa manusia lebih dari satu kali

dan selanjutnya rangkaian morbiditas ini (morbiditas kumulatif) pada akhirnya

menghasilkan suatu kematian. Jadi hubungan keduanya adalah bahwa

morbiditasyang berkelanjutan dapat menyebabkan kematian.

Oleh karena keduanya saling berkaitan maka cara pencegahan salah

satukomponen sama saja dengan mencegah kedua aspek tersebut. Maksudnya

mencegah morbiditas juga mencegah mortalitas ataupun sebaliknya. Cara

pencegahan keduanya adalah imunisasi, jampersal, jamkesmas, ASI eksklusif,

meningkatkan kualitas perawat, dan lain lain.

4. Faktor Risiko

Risiko merupakan probabilitas dari beberapa keadaan yang tidak menyenangkan, atau

kemungkinan individu yang tanpa penyakit, tetapi terpapar oleh beberapa faktor risiko, akan

menderita suatu penyakit. Besarnya risiko untuk terkena peyakit dapat dihitung dan

dibandingkan dengan cara menghitung besarnya insiden suatu penyakit antara orang-orang yang

terpajan oleh faktor penyebab penyakit tersebut dengan orang-orang yang tidak terpajan.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kenaikan risiko untuk terjadinya suatu

penyakit antara lain:

a. Lingkungan fisik antara lain : toksin, agen infeksi, obat-obatan

b. Lingkungan sosial antara lain : keluarga pevah/tidak harmonis, kehidupan rutin sehari-

hari, budaya (gangguan emosi, gangguan fisik)

c. Perilaku misalnya : kebiasaan merokok, kurang olahraga, naik motor tanpa helm,

hubungan seks berganti-ganti pasangan, dll.

Paparan faktor risiko dapat terjadi pada seseorang yang sebelumnya sehat, kontak dengan

atau telah mempunyai faktor risiko tersebut pada dirinya, yang kedua paparan dapat terjadi pada

satu titik waktu tertentu.

Kegunaan mengetahui faktor risiko antara lain:

a. Memprediksi atau meramalkan kejadian penyakit

b. Faktor risiko memungkinkan terjadinya penyakit relatif lebih nyata pada individu yang

terpapar dibanding yang tidak terpapar

Page 32: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

c. Faktor risiko tidaklah merupakan suatu kausa, tetapi dapat menentukan hasil (outcome)

suatu penyakit secara tidak langsung.

d. Pengetahuan tentantang risiko dapat digunakan dalam proses diagnosis untuk menaikkan

prevalensi penyakit diantara penderita yang diuji/di-test, serta nilai duga positif dari

sebuah tes diagnostik.

e. Bila faktor risiko sebagai penyebab penyakit, maka menghilangkan faktor risiko dapat

digunakan sebagai upaya pencegahan penyakit.

MACAM FAKTOR RESIKO

1. Menurut dapat tidaknya resiko itu diubah

a. Unchangeable risk factor : Faktor resiko yang tidak dapat diubah, seperti umur,

genetik, jenis kelamin.

b. Changeable risk factor : Faktor resiko yang dapat diubah seperti kebiasaan

merokok dan olahraga.

2. Menurut kestabilan peranan faktor resiko

a. Suspected risk factor : Faktor resiko yang dicurigai belum mendapat dukungan

sepenuhnya. Contohnya, merokok dapat mengakibatkan kanker rahim

b. Established risk factor : Faktor resiko yang telah mendapat dukungan. Contohnya,

rokok dapat menyebabkan kanker paru

3. Menurut Ryadi dan Wijayanti (2011:11)

a. Predisposising factor : Faktor yang menyebabkan kondisi semankin peka

(susceptibility) terhadap kesempatan timbulnya penyakit. Misalnya umur, seks, dan

ras.

b. Anabling factor : Faktor yang makin memacu terhadap timbulnya penyakit.

Misalnya tingkat pendapatan keluarga yang rendah, gizi jelek, perumahan maupun

sanitasi yang jelek, pelayanan medis yang tidak terjangkau maupun pelayanan yang

tidak adekuat.

c. Precipitating factor : Faktor yang merupakan paparan terhadap suatu penyakit yang

memang terkait dalam timbulnya penyakit tersebut. Misalnya merokok terhadap

kanker pari-paru, debu asbestos terhadap kanker.

d. Re-enforcement factor : Faktor yang merupakan pengulangan papran sehingga

mempertahankan berlangsungnya penyakit

Page 33: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

5. PENCEGAHAN FAKTOR RESIKO

a. Pencegahan primordial: Merupakan upaya mengkondisikan masyarakat supaya

merasa penyakit tersebut tidak dapat berkembang karena tidak adanya peluang dan

dukungan dari kebiasaan

b. Pencegahan tingkat I

i. Promosi Kesehatan Masyarakat :

Kampanye kesadaran masyarakat,

Promosi kesehatan

Pendidikan Kesehatan Masyarakat

ii. Pencegahan Khusus :

Pencegahan keterpaparan

Pemberian kemopreventif

Pemberian komopreventif

c. Pencegahan tingkat II

Diagnosis dini, misalnya dengan screening

Pengobata, misalnya dengan kemoterapi atau pembedahan

d. Pencegahan tingkat III : Dengan cara rehabilitasi

A. Risiko Relatif

Risiko relatif adalah ukuran yang menunjukkan berapa kali (bisa lebih besar atau

lebih kecil) risiko untuk mengalami peyakit pada populasi terpapar relatif

dibandingkan populasi tak terpapar.

Rumus menghitung risiko relatif:

RR = 𝐈𝐧𝐬𝐢𝐝𝐞𝐧𝐬𝐢 𝐤𝐮𝐦𝐮𝐥𝐚𝐭𝐢𝐟 𝐭𝐞𝐫𝐩𝐚𝐩𝐚𝐫

𝐈𝐧𝐬𝐢𝐝𝐞𝐧𝐬𝐢 𝐤𝐮𝐦𝐮𝐥𝐚𝐭𝐢𝐟 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐭𝐞𝐫𝐩𝐚𝐩𝐚𝐫

Dimana:

Insidensi kumulatif terpapar:

𝐎𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐩𝐚𝐩𝐚𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐦𝐮𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐤𝐞𝐧𝐚𝐬𝐚𝐤𝐢𝐭/𝐦𝐞𝐧𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥

𝐒𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐩𝐚𝐩𝐚𝐫

Page 34: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

Insidensi kumulatif tidak terpapar:

𝐎𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐚𝐤 𝐭𝐞𝐫𝐩𝐚𝐩𝐚𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐦𝐮𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐤𝐞𝐧𝐚𝐬𝐚𝐤𝐢𝐭/𝐦𝐞𝐧𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥

𝐒𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐚𝐤 𝐭𝐞𝐫𝐩𝐚𝐩𝐚𝐫

Besarnya nilai RR menunjukkan bahwa:

Jika orang terpapar dan tak terpapar mempunyai risiko kematian yang sama, maka

RR = 1 artinya paparan tidak berhubungan dengan outcome.

Jika risiko diantara orang terpapar lebih besar dibandingkan orang tidak terppar,

RR > 1 artinya paparan yang merusak (hazardous exposure).

Jika risiko diantara orang terpapar lebih kecil daripada orang yang tak terpapar,

RR < 1 paparan merupakan hal yang menguntungan (beneficial exposure).

Jika digambarkan dalam sebuah tabulasi sebagai berikut:

Terpapar Tidak

Terpapar Jumlah

Kasus A B AB

Kontrol C D CD

Jumlah AC BD

Dimana:

Insidensi kumulatif terpapar : A

(A+C)

Insidensi kumulatif tak terpapar : B

(B+D)

Risiko Relatif (RR) : A/(A+C)

B/(B+D)

Contoh:

Hubungan antara apgar score 10 menit dan risiko kematian lima tahun pertama

kehidupan bayi berat lahir rendah (BBLR)

Apgar

Score

Apgar

Score Total

Page 35: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

0-3 4-6

Death 42 43 85

No Death 80 302 282

122 345 467

Insidensi Kumulatif terpapar : 42

122 = 0,344 = 34%

Artinya sekitar satu diatara tiga bayi yang beratnya > 2500 gram dan punya score apgar

sangat rendah pada 10 menit akan meninggal selama satu tahun kehidupannya.

Insidensi Kumulatif tidak terpapar : 43

345 = 0,125 = 12,5%

Artinya satu diantara delapan bayi yang beratnya > 2500 gram dan punya score apgar

menengah pada 10 menit akan meninggal dalam satu tahun kehidupannya.

Risiko relatif : 0,344

0,125 = 2,8

Artinya bayi pada berat lahir seperti ini dengan score apgar 10 menit sangat rendah 3x

lebih besar kemungkinanunnya untuk meniggal pada tahun pertama kehidupannya

daripada yang lahir dengan berat serupa dengan score apgar menengah.

B. Odds rasio

Odds rasio merupakan salah satu cara enghitung kekuatan asosiasi paparan dan

ukuran penyakit dalam ukuran rasio. Odds rasio biasa digunakan dalam studi kasus

kontrol. Odds adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan rasio antara dua nilai

variabel yang dikotomi. Dengan demikian, ada yang disebut odds kasus dan odds

kontrol. Odds kasus adalah rasio antara banyaknya kasus terpapar dan kasus tak

terpapar. Odds kontrol adalah rasio antara banyaknya kontrol terpapar dan kontrol tak

terpapar. Kekuatan asosiasi paparan dan penyakit dapat diukur dengan membandingkan

odds kasus dan odds kontrol. Agar OR dapat digunakan untuk mendekati RR, maka

syarat yang perlu dipenuhi adalah:

Penyakit yang diteliti merupakan penyakit langka

Kasus penyakit adalah kasus yang baru saja di diagnosa, yaitu insiden.

Jika digambarkan dalam sebuah tabulasi sebagai berikut:

Page 36: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

Terpapar

Tidak

terpapar Jumlah

Kasus A B J1

Kontrol C D J2

Jumlah J3 J4

Odds pemaparan : A

C

C

D

Odds rasio : A/B

C/D atau

A/C

B/D =

AD

BC

Contoh:

Pada 100 orang penderita karsinoma paru-paru terdapat 5 orang perokok, sedangkan

pada 100 orang bukan penderita karsinoma terdapat 2 orang perokok.

Terpapar

Tidak

terpapar Jumlah

Kasus 5 95 100

Kontrol 2 98 100

Jumlah 7 193 200

Artinya besarnya risiko penderita karsinoma paru-paru yang mempunyai pengalaman terpajan

oleh rokok 2,6 kali lebih besar dibadingkan dengan tidak terpajan oleh rokok.

5. MASALAH KESEHATAN

1. Penyebab Masalah Kesehatan

1. Perilaku masyarakat

Perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan sangat memegang

peranan penting.Hal ini dikarenakan budaya hidup bersih dan sehat harus

dapat dimunculkandari dalam diri masyarakat untuk menjaga

kesehatannya. Sebagai tenaga motorik tersebut adalah orang yang

memiliki kompetensi dalam menggerakan masyarakat dan paham akan

nilai kesehatan masyarakat. Masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan

sehat akan menghasilkan budaya menjaga lingkungan yang bersih dan

sehat.

Page 37: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

Pembuatan peraturan tentang berperilaku sehat juga harus

dibarengi dengan pembinaan untuk menumbuhkan kesadaran pada

masyarakat.Sebab, apabila upaya dengan menjatuhkan sanksi hanya

bersifat jangka pendek.Pembinaan dapat dimulai dari lingkungan keluarga,

sekolah, dan masyarakat.Tokoh-tokoh masyarakat sebagai role model

harus diajak turut serta dalam menyukseskan program-program kesehatan.

2. Lingkungan

Berbicara mengenai lingkungan sering kali kita meninjau dari

kondisi fisik.Lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat

menjadi sumberberkembangnya penyakit.Hal ini jelas membahayakan

kesehatan masyarakat kita. Terjadinya penumpukan sampah yang tidak

dapat dikelola dengan baik, polusi udara, air dan tanah juga dapat menjadi

penyebab. Upaya menjaga lingkungan menjadi tanggung jawab semua

pihak untuk itulah perlu kesadaran semua pihak.

Puskesmas sendiri memiliki program kesehatan lingkungan dimana

berperan besar dalam mengukur, mengawasi, dan menjaga kesehatan

lingkungan masyarakat. Namun dilematisnya di puskesmas jumlah tenaga

kesehatan lingkungan sangat terbatas padahal banyak penyakit yang

berasal dari lingkungan kita seperti diare, demam berdarah, malaria, TBC,

cacar dan sebagainya.

Disamping lingkungan fisik juga ada lingkungan sosial yang

berperan. Sebagai mahluk sosial kita membutuhkan bantuan orang lain,

sehingga interaksi individu satu dengan yang lainnya harus terjalin

dengan baik. Kondisi lingkungan sosial yang buruk dapat menimbulkan

masalah kejiwaan.

3. Pelayanan kesehatan

Kondisi pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan

masyarakat.Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangatlah

dibutuhkan.Masyarakat membutuhkan posyandu, puskesmas, rumah sakit

dan pelayanan kesehatan lainnya untuk membantu dalam mendapatkan

pengobatan dan perawatan kesehatan.Terutama untuk pelayanan

Page 38: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

kesehatan dasar yang memang banyak dibutuhkan masyarakat.Kualitas

dan kuantitas sumber daya manusia di bidang kesehatan jugamesti

ditingkatkan.

Puskesmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan

masyarakat sangat besar perananya.sebab di puskesmaslah akan ditangani

masyarakat yang membutuhkan edukasi dan perawatan primer. Peranan

Sarjana Kesehatan Masyarakat sebagai manager yang memiliki

kompetensi di bidang manajemen kesehatan dibutuhkan dalam menyusun

program-program kesehatan.Utamanya program-program pencegahan

penyakit yang bersifat preventif sehingga masyarakat tidak banyak yang

jatuh sakit.

Banyak kejadian kematian yang seharusnya dapat dicegah seperti

diare, demam berdarah, malaria, dan penyakit degeneratif yang

berkembang saat ini seperti jantung karoner, stroke, diabetes militus dan

lainnya. Penyakit itu dapat dengan mudah dicegah asalkan masyarakat

paham dan melakukan nasehat dalam menjaga kondisi lingkungan dan

kesehatannya.

4. Genetik

Seperti apa keturunan generasi muda yang diinginkan? Pertanyaan

itu menjadi kunci dalam mengetahui harapan yang akan datang. Nasib

suatu bangsa ditentukan oleh kualitas generasi mudanya.Oleh sebab itu

kita harus terus meningkatkan kualitas generasi muda kita agar mereka

mampu berkompetisi dan memiliki kreatifitas tinggi dalam membangun

bangsanya.

Dalam hal ini kita harus memperhatikan status gizi balita sebab

pada masainilah perkembangan otak anak yang menjadi asset kita dimasa

mendatang.Namun masih banyak saja anakIndonesiayang status gizinya

kurang bahkan buruk.Padahal potensi alamIndonesiacukup mendukung.

Oleh sebab itulah program penanggulangan kekurangan gizi dan

peningkatan status gizi masyarakat masih tetap diperlukan. Utamanya

program Posyandu yang biasanya dilaksanakan di tingkat RT/RW.

Page 39: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

Dengan berjalannya program ini maka akan terdeteksi secara dini status

gizi masyarakat dan cepat dapat tertangani.

Program pemberian makanan tambahan di posyandu masih perlu

terusdijalankan, terutamanya daeraha yang miskin dan tingkat pendidikan

masyarakatnya rendah.Pengukuran berat badan balita sesuai dengan kms

harus rutin dilakukan.Halini untuk mendeteksi secara dini status gizi

balita.Bukan saja pada gizi kurang kondisi obesitas juga perlu

dihindari.Bagaimana kualitas generasi mendatang sangat menentukan

kualitas bangas Indonesia mendatang.

2. Masalah Kesehatan di Indonesia

- Kurangnya tenaga medis

- Akses yang belum memadai

- Edukasi yang kurang

- Kesadaran masyarakat buruk

- Biaya untuk berobat mahal

- Tidak seriusnya pemerintah menangani asalah kesehatan

3. Masalah Kesehatan yang penting di Indonesia

The DBM (double burden of mal-nutrition)

Suatu konsep yang pertama kali disajikan sekitar satu dekade yang lalu

yang artinya ko-eksistensi kekurangan gizi dan kelebihan gizi makronutrien

maupun mikronutrien di sepanjang kehidupan pada populasi, masyarakat,

keluarga dan bahkan individu yang sama. Yang mengkhawatirkan adalah

dimensi DBM di sepanjang kehidupan, atauketerkaitan antara gizi buruk pada

ibu hamil dan janin dengan meningkatnya kerentanan terhadap kelebihan gizi

dan pola makan yang terkait penyakit tidak menular di kemudian hari.

The age of triple health burden:

1. Masih tingginya angka kesakitan penyakit menular “klasik”

2. Tingginya angka kesakitan dan kematian akibat Penyakit Tidak

Menular (Non-Communicable Disease)

3. Munculnya penyakit baru (new emerging Infectious Disease)

Page 40: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

4. Perbedaan Kesehatan di Negara Berkembang dan Negara Maju

Dalam diskusi yang berhubungan dengan kesehatan , akan sangat

membantu untuk mempertimbangkan indikator sosial dan berhubungan

dengan kesehatan yang sering dikutip dalam diskusi tentang kondisi

kesehatan negara-negara berkembang. Ini termasuk distribusi populasi

perkotaan/ pedesaan, tingkat melek huruf, akses terhadap air bersih,kematian

bayi dan dan balita, kematian ibu, tingkat kesuburan, dan harapan hidup.

Tabel 11 kontras terhadap norma khas untuk indeks ini untuk negara maju

dan negara berkembang, mengingat bahwa banyak negara berada di antara

kedua tipe ideal. Meskipun negara-negara maju sangat urbanisasi dan

industri, negara berkembang memiliki ekonomi terutama pertanian didukung

oleh penduduk tinggal di pedesaan dengan pendidikan sedikit. Akses terhadap

air bersih dan layanan medis modern relatif rendah, dengan kematian bayi,

anak gizi buruk, dan mortlitas ibu yang sangat tinggi di daerah yang kurang

berkembang. Harapan hidup jauh lebih rendah, dan kesuburan jauh lebih

tinggi.

Penelitian tentang perilaku kesehatan di negara berkembang berbeda

nyata dari mitranya di negara maju, karena beberapa alasan. Pertama,

kesehatan anak dan kelangsungan hidup adalah masalah kesehatan

masyarakat yang paling penting di dunia ketiga karena dominasi kaum muda

dalam populasi (sebuah dampak dari kesuburan yang tinggi ) dan karena

kematian pada kelompok usia ini melebihi kematian orang dewasa. Kedua,

infeksi dan parasit penyakit lebih banyak terjadi di negara-negara

berkembang daripada kronis, penyakit noncomunicable, dan faktor risiko

lingkungan untuk masalah kesehatan ini lebih penting daripada perilaku

kesehatan individu. Ketiga, ketika penelitian perilaku kesehatan di negara

maju cenderung diorganisir sekitar perilaku tertentu (misalnya merokok,

olahraga, diet, penggunaan sabuk pengaman), penelitian perilaku di negara

berkembang sebagian besar berpusat di sekitar penyakit biomedis dan upaya

terorganisir untuk mengontrol mereka ( misalnya malaria, AIDS, TBC, diare).

Page 41: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

Keempat, pemerintah dan keluarga di negara-negara berkembang memiliki

sumber daya yang lebih sedikit untuk berinvestasi dalam perubahan gaya

hidup, dan individu memiliki lebih sedikit pilihan dan kontrol perilaku yang

berhubungan dengan kesehatan mereka dibandingkan yang khas dari negara-

negara maju. Dengan demikian, penelitian perilaku kesehatan di negara-

negara berkembang dibentuk oleh tujuan kesehatan yang dominan

mengurangi angka kematian anak dari penyakit menular yang dapat dicegah,

sedangkan di negara maju penekanan pada mengurangi angka kesakitan

dewasa dari penyakit kronis, terutama melalui modifikasi gaya hidup.

Tabel 1. Indikator Kesehatan di Negara Maju dan Berkembang

3. Mengetahui hambatan dalam kesehatan

a. Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih

dan sehat.

Perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat merupakan salah satu

faktor hambatan dalam kesehatan. Perilaku masyarakat yang tidak sehat

dapat dilihat dari kebiasaan merokok, rendahnya pemberian air susu ibu

(ASI) eksklusif, tingginya prevalensi gizi kurang dan gizi lebih pada anak

balita, serta kecenderungan meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS,

penderita penyalahgunaan narkotika, psikotropika, zat adiktif (NAPZA)

dan kematian akibat kecelakaan.

Page 42: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

b. Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah.

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor hambatan dalam

kesehatan penduduk. Masih rendahnya kinerja pelayanan kesehatan dapat

dilihat dari beberapa indikator, seperti proporsi pertolongan persalinan

oleh tenaga kesehatan, proporsi bayi yang mendapatkan imunisasi

campak, dan proporsi penemuan kasus (Case Detection Rate)

tuberkulosis paru.

c. Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan.

Salah satu hambatan lainnya yang berpengaruh terhadap derajat

kesehatan masyarakat adalah kondisi lingkungan yang tercermin antara

lain dari akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi dasar. Rumah

tangga yang mempunyai akses terhadap air yang layak untuk dikonsumsi

masih sedikit, dan akses rumah tangga terhadap sanitasi dasar juga belum

100 %.

d. Rendahnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan

kesehatan.

Walaupun rumah sakit terdapat di hampir semua kabupaten/kota,

namun kualitas pelayanan sebagian besar RS pada umumnya masih di

bawah standar. Pelayanan kesehatan rujukan belum optimal dan belum

memenuhi harapan masyarakat. Masyarakat merasa kurang puas dengan

mutu pelayanan rumah sakit dan puskesmas, karena lambatnya

pelayanan, kesulitan administrasi dan lamanya waktu tunggu.

Perlindungan masyarakat di bidang obat dan makanan masih rendah.

Dalam era perdagangan bebas, kondisi kesehatan masyarakat semakin

rentan akibat meningkatnya kemungkinan konsumsi obat dan makanan

yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan keamanan.

e. Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata.

Indonesia mengalami kekurangan pada hampir semua jenis tenaga

kesehatan yang diperlukan. Contohnya pada dokter yang baru saja

tempatkan lulus namun tidak mau ditempatkan di daerah pelosok dengan

alasan seperti sinyal yang jelek, ketidaktersediaan transportasi, jauh dari

Page 43: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

keluarga, sehingga menyebabkan tenaga medis berkumpul di daerah

perkotaan, dan hal itu menyebabkan warga yang tinggal di daerah

pelosok akan sulit mendapatkan pelayanan kesehatan.

2) Indikator Kesehatan di Indonesia

Ada 24 indikator kesehatan yang digunakan dalam IPKM (Indeks Pebangunan

Kesehatan Masyarakat) dengan nilai korelasi UHH yang tertinggi. Indikator kesehatan

tersebut adalah :

a. Prevalensi balita gizi buruk dan kurang

b. Prevalensi balita sangat pendek dan pendek

c. Prevalensi balita sangat kurus dan kurus,

d. Prevalensi balita gemuk, prevalensi diare,

e. Prevalensi pnemonia

f. Prevalensi hipertensi,

g. Prevalensi gangguan mental

h. Prevalensi asma

i. Prevalensi penyakit gigi dan mulut

j. Prevalensi disabilitas

k. Prevalensi cedera

l. Prevalensi penyakit sendi,

m. Prevalensi ISPA,

n. Proporsi perilaku cuci tangan,

o. Proporsi merokok tiap hari,

p. Akses air bersih, akses sanitasi,

q. Cakupan persalinan oleh nakes

r. Cakupan pemeriksaan neonatal-1,

s. Cakupan imunisasi lengkap,

t. Cakupan penimbangan balita,

u. Ratio Dokter/Puskesmas,

v. Ratio bidan/desa.

Page 44: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

Indikator sehat menurut WHO:

a. Ada tidaknya kelainan pathofisiologis pada seseorang

b. Mengukur kemampuan fisik seseorang seperti kemampuan aerobik, ketahanan,

kekuatan, kelenturan sesuai umur

c. Penilaian atas kesehatan sendiri

d. Indeks Massa Tubuh (berat badan (kg) / T2

(m))

Indikator Kesehatan menurut Indonesia Sehat 2010 dari Depkes RI tahun

2003 terdiri dari 3 indikator, yaitu:

a. Indikator Derajat Kesehatan yang merupakan hasil akhir, terdiri atas indikator angka-

angka mortalitas, angka-angka morbiditas, dan indikator status gizi

b. Indikator Hasil Antara, terdiri atas indikator keadaan lingkungan, indikator perilaku

hidup masyarakat, dan indikator akses dan mutu pelayanan kesehatan

c. Indikator Proses dan Masukan, terdiri atas indikator pelayanan kesehatan, indikator

sumber daya kesehatan, dan indikator manajemen kesehatan serta indikator

kontribusi sektor-sektor terkait.

3) Peran Epidemiologi dalam Kesehatan

Sehat menurut WHO (1948) adalah kondisi fisik, mental, dan sosial yang sempurna dan

bukan sekedar tidak sakit atau tidak cacat. Sedangkan menurut UU Kesehatan RI 1961

yang diperbaharui dengan UU tahun 1992 berbunyi Kesehatan adalah keadaan

sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup

produktif secara sosial dan ekonomis.

Dengan pengertian diatas, bisa diketahui bahwa Epidemiologi mempunyai andil yang

besar pada bidang kesehatan. Maka Epidemiologi sebagai suatu displin ilmu

mempunyai peran sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang utama yang sedang dihadapi oleh

masyarakat

b. Mengetahui faktor faktor yang berperanan dalam terjadinya masalah kesehatan

atau penyakit yang ada di masyarakat

Page 45: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

c. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan

pengambilan keputusan

d. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau

telah dilakukan

e. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam

upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya

f. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang

perlu dipecahkan.

Dalam melakukan peranannya, epidemiologi tidak dapat melepaskan diri dalam

keterkaitannya dengan disiplin ilmu kesehatan masyarakat lainnya seperti Administrasi

kesehatan masyarakat, biostatistika, kesehatan lingkungan dan pendidikan

kesehatan/dan ilmu perilaku. Misalnya, peranan epidemiologi dalam proses perencanaan

kesehatan. Tampak bahwa epidemiologi dapat dipergunakan dalam proses perencanaan

yang meliputi identifikasi masalah, memilih prioritas, menyusun objektif, menerapkan

kegiatan, koordinasi dan evaluasi. Dalam proses perencaan ni epidemiologi sangat

memerlukan tambahan pengetahuan dengan berbagai disiplin ilmu kesehatan

masyarakat.

Sebaliknya, dalam mempersiapkan suatu intervensi pendidikan kesehatan,

epidemiologi dapat dipergunakan dalam membuat suatu “diagnosis Epidemiologi” dari

masalah intervensi tersebut. Disni epidemiologi berperan dalam menentukan masalah

kesehatan berdasarkan indikator vital seperti mortalitas, morbiditas, fertilitas dan

disabilitas. Juga dapat dipakai dalam menghitung frekuensi penyakit dalam bentuk

insidensi, prevalensi, distribusi, intensitas dan kelangsungan suatu penyakit.

4) Masalah Kesehatan di Daerah Terpencil

Berdasarkan Keputusan Mentri Dalam Negeri No 9 Tahun 1992 tentang Pedoman

dan Tata Cara Penetapan Wilayah Terpencil, menyatakan bahwa derah terpencil adalah

suatu lingkungan pemukiman dan tempat bekerja dalam suatu wilayah administrasi

pemerintah tertentuyang kondisi alamnya menyebabkan kesulitan yang tnggi bagi

penduuduknya karena :

Page 46: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

a. Keterbatasan sarana dan prasarana perhubungan

b. Keterlambatan atau ketidakadaan dalam pelayanan umum dibidang administrasi

pemerintahan, pelayanan kesehatan, pertanian, penyuluhan, penerangan, dan

kesempatan untuk melanjutkan SMP atau SLTA

c. Kelangkaan harga kebutuhan pokok.

Masalah yang banyak terjadi di daerah terpencil adalah :

a. Kurangnya sarana dan prasarana serta SDM (Sumber Daya Manusia) pada

puskesmas di daerah terpencil. Sehingga untuk mendapat obat, tenaga medis

harus menempuh jara yang jauh dan medan yang sulit

b. Terdapat penyebaran penyakit ISPA(infeksi saluran pernafasan akut), tuberculosis

paru paru, diare, dan malaria klinis. Hal ini disebabkan oleh geografis yang

mendukung tumbuhnya penyakit tersebut.

c. Kebiasaan masyarakat dalam berobat. Masyarakat belum sepenuhnya percaya

pada dokter dan masih terikat pada tradisi. Contohnya 50,8% dari mayarakat

sudad memanfaatkan puskesmas, 44,1% melakukan pengobatan tradisional, 5,1%

masih melakukan pengobatan sendiri.

d. Perilaku dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seorang ibu yang harus duduk

selama 40 hari pasca melahirkan, pembesaran limfa malaria harus diurut (dipijat),

bayi yang berumur 40 hari tidak boleh dibawa kemana-mana sekalipun untuk ke

posyandu

e. Keadaan kesehatan lingkungan. Contohnya daerah pasang surut, Jambi terdapat

perasalahan kurangnya air bersih sehingga kebersihan kurang terjamin. Lain

halnya dengan derah kepulauan, pinggir sungai dan pegunungan yang

ketersediaan airnya melimpah. Tetapi masalah utama derah tersebut adalah

perilaku asyarakay yang masih buang air besar (BAB) di sumber air, sehinggga

sumber air tercemar.

Page 47: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

5) Tingkatan Pelayanan Kesehatan

Tingkat pelayanan kesehatan adalah:

a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer)

Pelayanan yang lebih mengutamakan pelayanan yang bersifat dasar dan dilakukan

bersama masyarakat dan dimotori oleh Dokter Umum (Tenaga Medis) dan

Perawat Mantri (Tenaga Paramedis). Pelayanan kesehatan primer (primary health

care), atau pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang

paling depan, yang pertama kali diperlukan masyarakat pada saat mereka

mengalami gangguan kesehatan atau kecelakaan. Primary health care pada

pokoknya ditunjukan kepada masyarakat yang sebagian besarnya bermukim di

pedesaan, serta masyarakat yang berpenghasilan rendah di perkotaan. Pelayanan

kesehatan ini sifatnya berobat jalan (Ambulatory Services).Diperlukan untuk

masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan

kesehatan mereka atau promosi kesehatan.

Contohnya : Puskesmas, Puskesmas keliling, klinik.

b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (sekunder)

Pelayanan kesehatan sekunder adalah pelayanan yang lebih bersifat spesialis dan

bahkan kadang kala pelayanan subspesialis, tetapi masih terbatas. Pelayanan

kesehatan sekunder dan tersier (secondary and tertiary health care), adalah rumah

sakit, tempat masyarakat memerlukan perawatan lebih lanjut (rujukan). Di

Indonesia terdapat berbagai tingkat rumah sakit, mulai dari rumah sakit tipe D

sampai dengan rumah sakit kelas A. Pelayanan kesehatan dilakukan oleh Dokter

Spesialis dan Dokter Subspesialis terbatas. Pelayanan kesehatan ini sifatnya

pelayanan jalan atau pelayanan rawat (inpantient services).Diperlukan untuk

kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan inap, yang sudah tidak dapat

ditangani oleh pelayanan kesehatan primer.

Contoh : Rumah Sakit tipe C dan Rumah Sakit tipe D.

Page 48: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tersier)

Pelayanan kesehatan tersier adalah pelayanan yang lebih mengutamakan

pelayanan subspesialis serta subspesialis luas. Pelayanan kesehatan dilakukan oleh

Dokter Subspesialis dan Dokter Subspesialis Luas. Pelayanan kesehatan ini

sifatnya dapat merupakan pelayanan jalan atau pelayanan rawat inap

(rehabilitasi).Diperlukan untuk kelompok masyarakat atau pasien yang sudah

tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder. Contohnya: Rumah

Sakit tipe A dan Rumah sakit tipe B.

Menurut pendapat Hodgetts dan Casio, jenis pelayanan kesehatan secara umum

dapat dibedakan atas dua, yaitu:

a. Pelayanan kedokteran

Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kedokteran

(medical services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat

sendiri (solo practice) atau secara bersama-sama dalam satu organisasi. Tujuan

utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta

sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga.

2. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok kesehatan masyarakat

(public health service) ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya

secara bersama-sama dalam suatu organisasi. Tujuan utamanya untuk memelihara

dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, serta sasarannya untuk

kelompok dan masyarakat.

6) Tingkatan Masalah Penyakit

a. Epidemi

Wabah atau epidemi adalah istilah umum untuk menyebut kejadian tersebarnya

penyakit pada daerah yang luas dan pada banyak orang, maupun untuk menyebut

penyakit yang menyebar tersebut. Epidemi dipelajari dalam epidemiologi. Dalam

epidemiologi, epidemi berasal dari bahasa Yunani yaitu “epi” berarti pada dan

Page 49: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

“demos” berarti rakyat. Dengan kata lain, epidemi adalah wabah yang terjadi secara

lebih cepat daripada yang diduga. Jumlah kasus baru penyakit di dalam suatu

populasi dalam periode waktu tertentu disebut incide rate (laju timbulnya penyakit).

Dalam peraturan yang berlaku di Indonesia , pengertian wabah dapat dikatakan

sama dengan epidemi, yaitu “kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam

masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi daripada

keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan

malapetaka.

b. Endemi

Endemi adalah penyakit yang umum terjadi pada laju konstan namun cukup tinggi

pada suatu populasi. Berasal dari bahasa Yunani “en” yang artinya di dalam dan

“demos” yang artinya rakyat. Terjadi pada suatu populasi dan hanya berlangsung di

dalam populasi tersebut tanpa adanya pengaruh dari luar.

c. Pandemi

Pandemi atau epidemi global atau wabah global adalah kondisi dimana terjangkitnya

penyakit menular pada banyak orang dalam daerah geografi yang luas. Berasal dari

bahasa Yunani “pan” yang artinya semua dan “demos” yang artinya rakyat.

d. Sporadik

Sporadik yakni penyakit yang frekuensinya berubah ubah menurut waktu

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), suatu pandemi dikatakan terjadi bila

ketiga syarat berikut telah terpenuhi :

a. Timbulnya penyakit bersangkutan merupakan suatu hal baru pada populasi

bersangkutan,

b. Agen penyebab penyakit menginfeksi manusia dan menyebabkan sakit serius,

c. Agen penyebab penyakit menyebar dengan mudah dan berkelanjutan pada manusia.

d. Suatu penyakit atau keadaan tidak dapat dikatakan sebagai pandemic hanya karena

menewaskan banyak orang. Sebagai contoh, kelas penyakit yang dikenal sebagai

kanker menimbulkan angka kematian yang tinggi namun tidak digolongkan sebagai

pandemi karena tidak ditularkan.

Page 50: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

4. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan

oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk

menentukanurutan masalah dari yang paling penting sampai dengan kurang

penting. Penetapanprioritas memerlukan perumusan masalah yang baik, yakni

spesifik, jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara kualitatif dan kuantitatif,

serta dirumuskan secara sistematis.

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas adalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang

sangat berbeda dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang

berbeda pula. Terlalu sering kesalahan timbul akibat memberikan penekanan

terlalu banyak pada satu dimensi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam

penentuan prioritas, yaitu:

a. Waktu

Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang

sama sehingga harus dipilih masalah yang harus didahulukan

b. Sumber daya

Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu

masalah diselesaikan secara bersama-sama. Sumberdaya ini meliputi

SDM, Teknologi, dana, dsb.

c. Peneliti

Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya

maksimal.

Selain itu, beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan, yakni:

2. Besarnya masalah yang terjadi

3. Pertimbangan politik

4. Persepsi masyarakat

5. Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan.

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini, ada beberapa hal yang harus

dilakukan, yakni:

a. Melakukan pengumpulan data

Page 51: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan, perlu

tersedia data yang cukup. Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data.

Data yang perludikumpulkan adalah data yang berkaitan dengan

lingkungan, perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan, termasuk

keadaan geografis, keadaanpemerintahan, kependudukan, pendidikan,

pekerjaan, mata pencaharian, sosial budaya, dan keadaan kesehatan.

b. Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan, maka data tersebut

harus diolah, maksudnya adalah menyusun data yang tersediasedemikian

rupa sehingga jelas sifat-sifat yang dimiliki oleh masing-masing data

tersebut. Cara pengolahan data yang dikenal ada tiga macam, secara

manual, elektrikal dan mekanik.

c. Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan, ada tiga macam penyajian

data yang lazim dipergunakan yakni secara tekstular, tabular dan grafikal.

d. Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah. Tidak

semua masalah dapat diselesaikan. Karena itu diperlukan pemilihan

prioritasmasalah, dalam arti masalah yang paling penting untuk

diselesaikan.

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya. Secara sederhana dapat

dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

a. Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score

(nilai) untuk berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan.

Parameteryang dimaksud adalah :

1. Besarnya masalah

2. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3. Kenaikan prevalensi masalah

4. Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

Page 52: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

5. Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut

terselesaikan

6. Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7. Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk

mengatasi masalah.

1. Teknik Kriteria Matriks (Criteria Matrix Technique)

a. Pentingnya masalah

Makin penting (importancy) masalah tersebut, makin diprioritaskan

penyelesaiannya. Beberapa ukuran pentingnya masalah sebagai berikut:

i. Besarnya masalah (prevalence)

ii. Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (severity)

iii. Kenaikan besarnya masalah (rate of increase)

iv. Derajat keinginan masyarakat yang tidak dipenuhi (degree of unmeet

need)

v. Suasana politik (political climate)

vi. Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit)

vii. Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern)

b. Kelayakan teknologi

Makin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat dipakai untuk mengatasi

masalah (technical feasibility), makin diprioritaskan masalah tersebut.

c. Sumber daya yang tersedia

Makin tersedia sumberdaya yang dapat dipakai seperti tenaga, dana dan

sarana untuk mengatasi masalah (resource ability) makin diprioritaskan

masalah tersebut.

2. Metode Delbeq

Pada metode ini diprioritaskan masalah dilakukan dengan memberikan bobot

(yang merupakan nilai maksimum dan berkisar antara 0 sampai 100 dengan

kriteria:

Page 53: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

a. Besar masalah yaitu % atau jumlah atau kelompok penduduk yang ada

kemungkinan terkena masalah serta keterlibatan masyarakat dan instansi

terkait.

b. Kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan mortalitas,

kecenderungannya dari waktu ke waktu.

c. Biaya/dana yaitu besar atau jumlah dana yang diperlukan untuk mengatasi

masalah baik dari segi instansi yang bertanggung jawab terhadap penyelesaian

masalah atau dari masyarakat yang terkena masalah.

d. Kemudahan yaitu tersediannya tenaga, sarana/peralatan, waktu serta cara atau

metode dan teknologi penyelesaian masalah seperti tersediannya

kebijakan/peraturan, petunjuk pelaksanaan (juklak), petunjuk teknis (juknis)

dan sebagainnya.

3. Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria, masing-masing:

1. Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2. Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3. Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4. Kelompok kriteria D = Pearl factor, dimana :

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

4. Metode CARL

Metode CARL merupakan metode yang cukup baru di kesehatan. Metode CARL

juga didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0-10. Kriteria

CARL tersebut mempunyai arti:

C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan peralatan)

A = Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau

tidak. Kemudahaan dapat didasarkan pada ketersediaan metode/cara/teknoloi serta

penunjang pelaksanaan seperti peraturan

Page 54: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran,

seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.

L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain

dalam pemecahan masalah yang dibahas.

5. Metode Reinke

Metode Reinke juga merupakan metode dengan mempergunakan skor. Nilai skor

berkisar 1-5 atas serangkaian kriteria:

M = Magnitude of the problem yaitu besarnya masalah yang dapat dilihat dari %

atau jumlah/kelompok yang terkena masalah, keterlibatan masyarakat serta

kepentingan instansi terkait.

I = Importancy atau kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan

mortalitas serta kecenderunagn dari waktu ke waktu.

V = Vulnerability yaitu sensitif atau tidaknya pemecahan masalah dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sensitifitas dapat diketahui dari perkiraan

hasil (output) yang diperoleh dibandingkan dengan pengorbanan (input) yang

dipergunakan.

C = Cost yaitu biaya atau dana yang dipergunakan untuk melaksanakan

pemecahan masalah. Semakin besar biaya semakin kecil skornya.

P = Prioritas atau pemecahan masalah.

6. Metode PAHO

Metode PAHO adalah termasuk scoring technique dalam menentukan

prioritas masalah :

1. Magnitude : Berapa banyak penduduk yang terkena masalah

atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalens.

2. Severity : Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan

dengan case fatality rate masing-masing penyakit. Makin tinggi

tingkat keparahannya maka skor makin besar.

3. Vulnerablity : Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat

yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Makin tersedianya

Page 55: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

ahli, peralatan danteknologi maka skor makin besar, dan makin sulit

ditangani skornya rendah.

4. Community / Political Concern : adalah tingkat perhatian , diukur

dari perhatian para pengambil kebijakan dan masyarakat, biasanya

kita lihat dari kehebohan masyarakat atau pimpinan daerah dalam

menyikapi kasus yang sedang terjadi. Makin tinggi tingkat

perhatiannya maka makin tinggi skornya.

5. Affordability : Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia.

Penilaian dengan metode PAHO dilakukan oleh Tim (beberapa orang)

dan dibutuhkan ahli untuk menyatukan persepsi dari semua tim penilai,

karena kalau tidak maka akan banyak terjadi bias dalam penilaian.

Setelah masing-masing anggota memberikan penilaian maka diambil

rata-rata,bila ada anggota tim yang menilai ekstrim maka nilai ekstrim

tersebut dibuang, tidak masuk dalam rata-rata, selanjutnya nilai rata-rata

tersebut dibulatkan.

Setelah semua variable diberi penilaian, maka masing-masing kasus

kita hitung skor totalnya dengan cara :

M x S x V x C

7. Metode USG

Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk

lebih jelasnya, pengertian urgency, seriousness, dan growth dapat diuraikan

sebagai berikut :

b. Urgency : Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas

c. Seriusness : Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas

Page 56: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

d. Growth :Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut

menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu

akan makin memburuk kalau dibiarkan.

Langkah – langkah USG :

1. Tentukan range untuk setiap kriteria (1-8).

2. Setiap orang dlm tim memberi nilai pada setiap masalah

3. Buat rata – rata nilai setiap masalah untuk setiap kriteria

4. Tulis nilai tersebut pada kolom tersedia.

Nilai akhir pada setiap masalah ditentukan dengan membuat perhatian

nilai setiap criteria.

8.Metode MCUA

Metode MCUA digunakan apabila pelaksana belum terlalu siap dalam

penyediaan sumber daya, serta pelaksana program atau kegiatan

menginginkan masalah yang diselesaikan adalah masalah yang ada di

masyarakat.

Definisi:

MCUA adalah suatu teknik atau metode yang digunakan untuk

membantu tim dalam mengambil keputusan atas beberapa alternative

Alternatif dapat berupa masalah pada langkah penentuan prioritas

masalah atau pemecahan masalah pada langkah penetapan prioritas

pemecahan masalah

Kriteria adalah batasan yang digunakan untuk menyaring alternatif

masalah sesuai kebutuhan

Diputuskan untuk menggunakan metode MCUA karena metode ini

menempatkan parameter pada kedudukan dengan berdasarkan bobot dan

memberikan hasil final score yang objektif di mana score yang diberikan pada

tiap-tiap parameter ditambahkan, lebih sederhana dan mudah dalam

penggunaannya.

Page 57: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

Dari masalah yang didapat diberikan penilaian pada masing-masing

masalah denganmembandingkan masalah satu dengan lainnya, kemudian tiap

masalah tersebut diberikan nilai.

9. Metode CARL

Merupakan suatu cara untuk menentukan prioritas masalah jika data

yang tersedia adalah data kualitatif. Dilakukan dengan menentukan skor atas

kriteriatertentu, yaitu Capability, Accessability, Readiness dan Leverage

(CARL), semakin besar skor maka semakin besar masalahnya, sehingga

semakin tinggi letaknya pada urutan prioritas

b. Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter,

dilakukan bila tersedia data yang lengkap. Bila tidak tersedia data, maka cara

menetapkan prioritas masalah yang lazim digunakan adalah :

1. Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui

kesepakatan sekelompok orang yang sama keahliannya. Pemilihan prioritas

masalah dilakukan melalui pertemuan khusus. Setiap peserta yang sama

keahliannya dimintakan untuk mengemukakan beberapa masalah pokok,

masalah yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas masalah yang

dicari.

2. Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang yang tidak

sama keahliannya. Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk meningkatkan

pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta. Lalu diminta untuk

mengemukakan beberapa masalah. Masalah yang banyak dikemukakan adalah prioritas.

Page 58: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

RASIO, PROPORSI DAN RATE

RASIO

Rasio adalah nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai

kuantittif yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut Contoh:

Kejadian Luar Biasa(KLB) diare sebanyak 30 orang di suatu daerah. 10

diantaranya adalah jenis kelamn pria. Maka rasio pria terhadap wanita adalah

R=10/20=1/2

PROPORSI

Proporsi adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya

merupakan bagian dari penyebut.

Penyebaran proporsi adalah suatu penyebaran persentasi yang meliputi

proporsi dari jumlah peristiwa-peristiwa dalam kelompok data yang mengenai

masing-masing kategori atau subkelompok dari kelompok itu.

Pada contoh di atas, proporsi pria terhadap permapuan adalah P=

10/30=1/3

RATE

Rate adalah perbandingan suatu kejadian dengan jumlah penduduk yang

mempunyai risiko kejadian tersebut. Rate digunakan untuk menyatakan

dinamika dan kecepatan kejadian tertentu dalam masyarakat Rumus:

Rate: k

o X: angka kejadian

o Y: populasi berisiko

o K: konstanta (angka kelipatan dari 10)

7) Program di Puskesmas

Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib di

laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 Program Pokok pelayanan

kesehatan di Puskesmas yaitu :

Page 59: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

2. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan kesehatan

untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien

dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang

diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan

3. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan

untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan

penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).

4. Pelayanan KIA(Kesehatan Ibu dan Anak) dan KB (Keluarga Berencana)

yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di Puskesmas yang

ditujuhkan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia Subur)

untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan

balita.

5. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular

yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan

mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll).

6. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di

puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya

sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk

pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat,

7. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan,

perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan

gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat

Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih,

Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi

Keluarga/Masyarakat.

Page 60: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

Program pengembangan pelayanan kesehatan Puskesmas tersebut yaitu :

a. Usaha Kesehatan Sekolah, adalah pembinaan kesehatan masyarakat yang

dilakukan petugas Puskesmas di sekolah-sekolah (SD,SMP dan SMP) diwilayah

kerja Puskesmas

b. Kesehatan Olah Raga adalah semua bentuk kegiatan yang menerapkan ilmu

pengetahuan fisik untuk meningkatkan kesegaran jasmani masyarakat, naik atlet

maupun masyarakat umum. Misalnya pembinaan dan pemeriksaan kesegaran

jasmani anak sekolah dan kelompok masyarakat yang dilakukan puskesmas di

luar gedung

c. Perawatan Kesehatan Masyarakat, adalah program pelayanan penanganan

kasus tertentu dari kunjungan puskesmas akan ditindak lanjuti atau dikunjungi

ketempat tinggalnya untuk dilakukan asuhan keperawatan induvidu dan asuhan

keperawatan keluarganya. Misalnya kasus gizi kurang penderita ISPA/Pneumonia

d. Kesehatan Kerja, adalah program pelayanan kesehatan kerja puskesmas yang

ditujuhkan untuk masyarakat pekerja informal maupun formal diwilayah kerja

puskesmas dalam rangka pencegahan dan pemberantasan penyakit serta

kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja. Misalnya

pemeriksaan secara berkala di tempat kerja oleh petugas puskesmas

e. Kesehatan Gigi dan Mulut, adalah program pelayanan kesehatan gizi dan mulut

yang dilakukan Puskesmas kepada masyarakat baik didalam maupun diluar

gedung (mengatasi kelainan atau penyakit ronggo mulut dan gizi yang merupakan

salah satu penyakit yang terbanyak di jumpai di Puskesmas

f. Kesehatan Jiwa, adalah program pelayanan kesehatan jiwa yang dilaksanakan

oleh tenaga Puskesmas dengan didukung oleh peran serta masyarakat, dalam

rangka mencapai derajat kesehatan jiwa masyarakat yang optimal melalui

kegiatan pengenalan/deteksi dini gangguan jiwa, pertolongan pertama gangguan

jiwa dan konseling jiwa. Sehat jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta

mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana

Page 61: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.

Misalnya ada konseling jiwa di Puskesmas.

g. Kesehatan Mata adalah program pelayanan kesehatan mata

terutama pemeliharaan kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif) dibidang mata dan pencegahan kebutaan oleh tenaga kesehatan

Puskesmas dan didukung oleh peran serta aktif masyarakat. Misalnya upaya

penanggulangan gangguan refraksi pada anak sekolah.

h. Kesehatan Usia Lanjut, adalah program pelayanan kesehatan usia lanjut atau

upaya kesehatan khusus yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan

dukungan peran serta aktif masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat usia lanjut. Misalnya pemeriksaan kesehatan

untuk mendeteksi dini penyakit degeneratif, kardiovaskuler seperti : diabetes

Melitus, Hipertensi dan Osteoporosis pada kelompok masyarakat usia lanjut.

i. Pembinaan Pengobatan Tradisional, Adalah program pembinaan terhadap

pelayanan pengobatan tradisional, pengobat tradisional dan cara pengobatan

tradisional. Yang dimaksud pengobatan tradisional adalah pengobatan yang

dilakukan secara turun temurun, baik yang menggunakan herbal (jamu), alat

(tusuk jarum, juru sunat) maupun keterampilan (pijat, patah tulang).

j. Kesehatan haji adalah program pelayanan kesehatan untuk calon dan jemaah

haji yang meliputi pemeriksaan kesehatan, pembinaan kebugaran dan pemantauan

kesehatan jemaah yang kembali (pulang) dari menaikan ibadah haji.

k. Dan beberapa upaya kesehatan pengembangan lainnya yang spesifik lokal yang

dikembangkan di Puskesmas dan Dinas Kesehatan kabupaten/kota.

Setiap program yang dilaksanakan di puskesmas di lengkapi dengan pelaksana

program yang terlatih dan sesuai dengan keahlianya, peralatan kesehatan (alat

pelayanan dan bahan habis pakai kesehatan), dilengkapi juga dengan pedoman

pelaksanan program dan sasaran program (populasi sasaran dan target sasaran)

termasuk sistem pencatatan (register pencatatan pelayanan) dan pelaporannya serta

Page 62: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

standar operasional prosedur pelayanan kesehatan programnya, dan beberapa

kelengkapan lainnya misalnya kendaran roda dua dan empat.

8) Program di Puskesmas

Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib di

laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 Program Pokok pelayanan

kesehatan di Puskesmas yaitu :

8. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan kesehatan

untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien

dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang

diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan

9. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan

untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan

penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).

10. Pelayanan KIA(Kesehatan Ibu dan Anak) dan KB (Keluarga Berencana)

yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di Puskesmas yang

ditujuhkan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia Subur)

untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan

balita.

11. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular

yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan

mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll).

12. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di

puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya

sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk

pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat,

Page 63: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

13. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan,

perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan

gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat

Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih,

Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi

Keluarga/Masyarakat.

Program pengembangan pelayanan kesehatan Puskesmas tersebut yaitu :

l. Usaha Kesehatan Sekolah, adalah pembinaan kesehatan masyarakat yang

dilakukan petugas Puskesmas di sekolah-sekolah (SD,SMP dan SMP) diwilayah

kerja Puskesmas

m. Kesehatan Olah Raga adalah semua bentuk kegiatan yang menerapkan ilmu

pengetahuan fisik untuk meningkatkan kesegaran jasmani masyarakat, naik atlet

maupun masyarakat umum. Misalnya pembinaan dan pemeriksaan kesegaran

jasmani anak sekolah dan kelompok masyarakat yang dilakukan puskesmas di

luar gedung

n. Perawatan Kesehatan Masyarakat, adalah program pelayanan penanganan

kasus tertentu dari kunjungan puskesmas akan ditindak lanjuti atau dikunjungi

ketempat tinggalnya untuk dilakukan asuhan keperawatan induvidu dan asuhan

keperawatan keluarganya. Misalnya kasus gizi kurang penderita ISPA/Pneumonia

o. Kesehatan Kerja, adalah program pelayanan kesehatan kerja puskesmas yang

ditujuhkan untuk masyarakat pekerja informal maupun formal diwilayah kerja

puskesmas dalam rangka pencegahan dan pemberantasan penyakit serta

kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja. Misalnya

pemeriksaan secara berkala di tempat kerja oleh petugas puskesmas

p. Kesehatan Gigi dan Mulut, adalah program pelayanan kesehatan gizi dan mulut

yang dilakukan Puskesmas kepada masyarakat baik didalam maupun diluar

gedung (mengatasi kelainan atau penyakit ronggo mulut dan gizi yang merupakan

salah satu penyakit yang terbanyak di jumpai di Puskesmas

Page 64: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

q. Kesehatan Jiwa, adalah program pelayanan kesehatan jiwa yang dilaksanakan

oleh tenaga Puskesmas dengan didukung oleh peran serta masyarakat, dalam

rangka mencapai derajat kesehatan jiwa masyarakat yang optimal melalui

kegiatan pengenalan/deteksi dini gangguan jiwa, pertolongan pertama gangguan

jiwa dan konseling jiwa. Sehat jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta

mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana

adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.

Misalnya ada konseling jiwa di Puskesmas.

r. Kesehatan Mata adalah program pelayanan kesehatan mata

terutama pemeliharaan kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif) dibidang mata dan pencegahan kebutaan oleh tenaga kesehatan

Puskesmas dan didukung oleh peran serta aktif masyarakat. Misalnya upaya

penanggulangan gangguan refraksi pada anak sekolah.

s. Kesehatan Usia Lanjut, adalah program pelayanan kesehatan usia lanjut atau

upaya kesehatan khusus yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan

dukungan peran serta aktif masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat usia lanjut. Misalnya pemeriksaan kesehatan

untuk mendeteksi dini penyakit degeneratif, kardiovaskuler seperti : diabetes

Melitus, Hipertensi dan Osteoporosis pada kelompok masyarakat usia lanjut.

t. Pembinaan Pengobatan Tradisional, Adalah program pembinaan terhadap

pelayanan pengobatan tradisional, pengobat tradisional dan cara pengobatan

tradisional. Yang dimaksud pengobatan tradisional adalah pengobatan yang

dilakukan secara turun temurun, baik yang menggunakan herbal (jamu), alat

(tusuk jarum, juru sunat) maupun keterampilan (pijat, patah tulang).

u. Kesehatan haji adalah program pelayanan kesehatan untuk calon dan jemaah

haji yang meliputi pemeriksaan kesehatan, pembinaan kebugaran dan pemantauan

kesehatan jemaah yang kembali (pulang) dari menaikan ibadah haji.

Page 65: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

v. Dan beberapa upaya kesehatan pengembangan lainnya yang spesifik lokal yang

dikembangkan di Puskesmas dan Dinas Kesehatan kabupaten/kota.

Setiap program yang dilaksanakan di puskesmas di lengkapi dengan pelaksana

program yang terlatih dan sesuai dengan keahlianya, peralatan kesehatan (alat

pelayanan dan bahan habis pakai kesehatan), dilengkapi juga dengan pedoman

pelaksanan program dan sasaran program (populasi sasaran dan target sasaran)

termasuk sistem pencatatan (register pencatatan pelayanan) dan pelaporannya serta

standar operasional prosedur pelayanan kesehatan programnya, dan beberapa

kelengkapan lainnya misalnya kendaran roda dua dan empat.

9) Indikator Kesehatan di Indonesia

Ada 24 indikator kesehatan yang digunakan dalam IPKM (Indeks Pebangunan

Kesehatan Masyarakat) dengan nilai korelasi UHH yang tertinggi. Indikator kesehatan

tersebut adalah :

a. Prevalensi balita gizi buruk dan kurang

b. Prevalensi balita sangat pendek dan pendek

c. Prevalensi balita sangat kurus dan kurus,

d. Prevalensi balita gemuk, prevalensi diare,

e. Prevalensi pnemonia

f. Prevalensi hipertensi,

g. Prevalensi gangguan mental

h. Prevalensi asma

i. Prevalensi penyakit gigi dan mulut

j. Prevalensi disabilitas

k. Prevalensi cedera

l. Prevalensi penyakit sendi,

m. Prevalensi ISPA,

n. Proporsi perilaku cuci tangan,

o. Proporsi merokok tiap hari,

p. Akses air bersih, akses sanitasi,

q. Cakupan persalinan oleh nakes

Page 66: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

r. Cakupan pemeriksaan neonatal-1,

s. Cakupan imunisasi lengkap,

t. Cakupan penimbangan balita,

u. Ratio Dokter/Puskesmas,

v. Ratio bidan/desa.

Indikator sehat menurut WHO:

e. Ada tidaknya kelainan pathofisiologis pada seseorang

f. Mengukur kemampuan fisik seseorang seperti kemampuan aerobik, ketahanan,

kekuatan, kelenturan sesuai umur

g. Penilaian atas kesehatan sendiri

h. Indeks Massa Tubuh (berat badan (kg) / T2

(m))

Indikator Kesehatan menurut Indonesia Sehat 2010 dari Depkes RI tahun

2003 terdiri dari 3 indikator, yaitu:

a. Indikator Derajat Kesehatan yang merupakan hasil akhir, terdiri atas indikator angka-

angka mortalitas, angka-angka morbiditas, dan indikator status gizi

b. Indikator Hasil Antara, terdiri atas indikator keadaan lingkungan, indikator perilaku

hidup masyarakat, dan indikator akses dan mutu pelayanan kesehatan

c. Indikator Proses dan Masukan, terdiri atas indikator pelayanan kesehatan, indikator

sumber daya kesehatan, dan indikator manajemen kesehatan serta indikator

kontribusi sektor-sektor terkait.

10) Peran Epidemiologi dalam Kesehatan

Sehat menurut WHO(1948) adalah kondisi fisik, mental, dan sosial yang sempurna dan

bukan sekedar tidak sakit atau tidak cacat. Sedangkan menurut UU Kesehatan RI 1961

yang diperbaharui dengan UU tahun 1992 berbunyi Kesehatan adalah keadaan

sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup

produktif secara sosial dan ekonomis.

Dengan pengertian diatas, bisa diketahui bahwa Epidemiologi mempunyai andil yang

besar pada bidang kesehatan. Maka Epidemiologi sebagai suatu displin ilmu

mempunyai peran sebagai berikut:

Page 67: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang utama yang sedang dihadapi oleh

masyarakat

b. Mengetahui faktor faktor yang berperanan dalam terjadinya masalah kesehatan

atau penyakit yang ada di masyarakat

c. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan

pengambilan keputusan

d. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau

telah dilakukan

e. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam

upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya

f. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang

perlu dipecahkan.

11) Masalah Kesehatan di Daerah Terpencil

Berdasarkan Keputusan Mentri Dalam Negeri No 9 Tahun 1992 tentang Pedoman dan

Tata Cara Penetapan Wilayah Terpencil, menyatakan bahwa derah terpencil adalah

suatu lingkungan pemukiman dan tempat bekerja dalam suatu wilayah administrasi

pemerintah tertentuyang kondisi alamnya menyebabkan kesulitan yang tnggi bagi

penduuduknya karena :

a. Keterbatasan sarana dan prasarana perhubungan

b. Keterlambatan atau ketidakadaan dalam pelayanan umum dibidang administrasi

pemerintahan, pelayanan kesehatan, pertanian, penyuluhan, penerangan, dan

kesempatan untuk melanjutkan SMP atau SLTA

c. Kelangkaan harga kebutuhan pokok.

Masalah yang banyak terjadi di daerah terpencil adalah :

f. Kurangnya sarana dan prasarana serta SDM (Sumber Daya Manusia) pada

puskesmas di daerah terpencil. Sehingga untuk mendapat obat, tenaga medis

harus menempuh jara yang jauh dan medan yang sulit

g. Terdapat penyebaran penyakit ISPA(infeksi saluran pernafasan akut), tuberculosis

paru paru, diare, dan malaria klinis. Hal ini disebabkan oleh geografis yang

mendukung tumbuhnya penyakit tersebut.

Page 68: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

h. Kebiasaan masyarakat dalam berobat. Masyarakat belum sepenuhnya percaya

pada dokter dan masih terikat pada tradisi. Contohnya 50,8% dari mayarakat

sudad memanfaatkan puskesmas, 44,1% melakukan pengobatan tradisional, 5,1%

masih melakukan pengobatan sendiri.

i. Perilaku dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seorang ibu yang harus duduk

selama 40 hari pasca melahirkan, pembesaran limfa malaria harus diurut (dipijat),

bayi yang berumur 40 hari tidak boleh dibawa kemana-mana sekalipun untuk ke

posyandu

j. Keadaan kesehatan lingkungan. Contohnya daerah pasang surut, Jambi terdapat

perasalahan kurangnya air bersih sehingga kebersihan kurang terjamin. Lain

halnya dengan derah kepulauan, pinggir sungai dan pegunungan yang

ketersediaan airnya melimpah. Tetapi masalah utama derah tersebut adalah

perilaku asyarakay yang masih buang air besar (BAB) di sumber air, sehinggga

sumber air tercemar.

12) Tingkatan Pelayanan Kesehatan

Merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yg diberikan pada masyarakat.

Menurut Leavel & Clark dlm memberikan pelayanan kesehatan harus memandang

pada tingkat pelayanan kesehatan yg akan diberikan, yaitu :

a. Health promotion (promosi kesehatan)

Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan

kesehatan. Bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat

Contoh : Kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, dsb

b. Specifik protection (perlindungan khusus)

Perlindungan khusus adalah masyarakat terlindung dari bahaya/penyakit-penyakit

tertentu

Contoh : Imunisasi, perlindungan keselamatan kerja

c. Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini & pengobatan segera)

Sudah mulai timbulnya gejala penyakit dilakukan untuk mencegah penyebaran

penyakit

Contoh : survey penyaringan kasus.

d. Pembatasan Kecacatan

Page 69: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

e. Pemulihan Kesehatan

Tingkat pelayanan kesehatan adalah:

d. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer)

Pelayanan yang lebih mengutamakan pelayanan yang bersifat dasar dan dilakukan

bersama masyarakat dan dimotori oleh Dokter Umum (Tenaga Medis) dan

Perawat Mantri (Tenaga Paramedis). Pelayanan kesehatan primer (primary health

care), atau pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang

paling depan, yang pertama kali diperlukan masyarakat pada saat mereka

mengalami gangguan kesehatan atau kecelakaan. Primary health care pada

pokoknya ditunjukan kepada masyarakat yang sebagian besarnya bermukim di

pedesaan, serta masyarakat yang berpenghasilan rendah di perkotaan. Pelayanan

kesehatan ini sifatnya berobat jalan (Ambulatory Services).Diperlukan untuk

masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan

kesehatan mereka atau promosi kesehatan.

Contohnya : Puskesmas, Puskesmas keliling, klinik.

e. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (sekunder)

Pelayanan kesehatan sekunder adalah pelayanan yang lebih bersifat spesialis dan

bahkan kadang kala pelayanan subspesialis, tetapi masih terbatas. Pelayanan

kesehatan sekunder dan tersier (secondary and tertiary health care), adalah rumah

sakit, tempat masyarakat memerlukan perawatan lebih lanjut (rujukan). Di

Indonesia terdapat berbagai tingkat rumah sakit, mulai dari rumah sakit tipe D

sampai dengan rumah sakit kelas A. Pelayanan kesehatan dilakukan oleh Dokter

Spesialis dan Dokter Subspesialis terbatas. Pelayanan kesehatan ini sifatnya

pelayanan jalan atau pelayanan rawat (inpantient services).Diperlukan untuk

kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan inap, yang sudah tidak dapat

ditangani oleh pelayanan kesehatan primer.

Contoh : Rumah Sakit tipe C dan Rumah Sakit tipe D.

Page 70: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

f. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tersier)

Pelayanan kesehatan tersier adalah pelayanan yang lebih mengutamakan

pelayanan subspesialis serta subspesialis luas. Pelayanan kesehatan dilakukan oleh

Dokter Subspesialis dan Dokter Subspesialis Luas. Pelayanan kesehatan ini

sifatnya dapat merupakan pelayanan jalan atau pelayanan rawat inap

(rehabilitasi).Diperlukan untuk kelompok masyarakat atau pasien yang sudah

tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder. Contohnya: Rumah

Sakit tipe A dan Rumah sakit tipe B.

13) Tingkatan Masalah Penyakit

e. Epidemi

Wabah atau epidemi adalah istilah umum untuk menyebut kejadian tersebarnya

penyakit pada daerah yang luas dan pada banyak orang, maupun untuk menyebut

penyakit yang menyebar tersebut. Epidemi dipelajari dalam epidemiologi. Dalam

epidemiologi, epidemi berasal dari bahasa Yunani yaitu “epi” berarti pada dan

“demos” berarti rakyat. Dengan kata lain, epidemi adalah wabah yang terjadi secara

lebih cepat daripada yang diduga. Jumlah kasus baru penyakit di dalam suatu

populasi dalam periode waktu tertentu disebut incide rate (laju timbulnya penyakit).

Dalam peraturan yang berlaku di Indonesia , pengertian wabah dapat dikatakan

sama dengan epidemi, yaitu “kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam

masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi daripada

keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan

malapetaka.

f. Endemi

Endemi adalah penyakit yang umum terjadi pada laju konstan namun cukup tinggi

pada suatu populasi. Berasal dari bahasa Yunani “en” yang artinya di dalam dan

“demos” yang artinya rakyat. Terjadi pada suatu populasi dan hanya berlangsung di

dalam populasi tersebut tanpa adanya pengaruh dari luar.

Page 71: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

g. Pandemi

Pandemi atau epidemi global atau wabah global adalah kondisi dimana terjangkitnya

penyakit menular pada banyak orang dalam daerah geografi yang luas. Berasal dari

bahasa Yunani “pan” yang artinya semua dan “demos” yang artinya rakyat.

h. Sporadik

Sporadik yakni penyakit yang frekuensinya berubah ubah menurut waktu

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), suatu pandemi dikatakan terjadi bila

ketiga syarat berikut telah terpenuhi :

e. Timbulnya penyakit bersangkutan merupakan suatu hal baru pada populasi

bersangkutan,

f. Agen penyebab penyakit menginfeksi manusia dan menyebabkan sakit serius,

g. Agen penyebab penyakit menyebar dengan mudah dan berkelanjutan pada manusia.

h. Suatu penyakit atau keadaan tidak dapat dikatakan sebagai pandemic hanya karena

menewaskan banyak orang. Sebagai contoh, kelas penyakit yang dikenal sebagai

kanker menimbulkan angka kematian yang tinggi namun tidak digolongkan sebagai

pandemi karena tidak ditularkan.

1. Hambatan dalam Kesehatan

o Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup sehat dan bersih.

Perilaku ini sendiri didasari oleh kurangnya kesadaran diri dari masing-masing

individu akan kesehatan. Contohnya saja seperti kebiasaan merokok, rendahnya

pemberian ASI eksklusif , meningkatnya HIV /AIDS, penggunaan narkoba, serta

meningkatnya angka kematian akibat kecelakaan. Hal ini dapat diatasi dengan

pembentukan peraturan-peraturan yang mampu memberikan efek jera.

o Kinerja pelayanan yang rendah . Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya

proporsi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan akibat masih banyaknya

masyarakat yang melakukan persalinan dibantu dengan dukun . Yang kedua

adalah proporsi penemuan kasus TBC paru yang masih rendah juga , hal ini

disebabkan karena penemuan kasus/diagnosis yang tidak standar serta banyaknya

kasus TB pada anak yang tidak terdeteksi/ terlambat diketahui karena kurangnya

Page 72: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

pemahaman masyarakat. Contoh-contoh diatas menunjukkan bahwa masih

rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat akan hal-hal tersebut.

o Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan. Lingkungan merupakan salah satu

faktor penunjang akan kesehatan. Masih banyak masyarakat yang tidak memiliki

akses untuk mendapatkan air bersih.

o Rendahnya kualitas, pemerataan, dan keterjangkauan dalam pelayanan kesehatan.

Contohnya dapat dilihat dari sudah banyaknya rumah sakit yang tersebar di

hampir seluruh kabupaten/kota namun kualitas pelayanannya masih kurang

memenuhi harapan masyarakat seperti, lamanya waktu tunggu, sulitnya

administrasi, serta lambatnya pelayanan. Di era globalisasi ini produksi obat pun

semakin banyak dan bervariasi, semakin tinggi pula kemungkinan pengonsumsian

obat yang tidak memenuhi standar mutu dan keamanan.

Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata. Indonesia meluluskan

banyak sekali dokter namun banyak yang tidak bersedia ditempatkan di daerah

terpencil dengan alasan, sinyal kurang, ketidaktersediannya transportasi, jauh dari

keluarga, sehingga menyebabkan tenaga medis berkumpul hanya di kota-kota besar.

2. Puskesmas

Pengertian Puskesmas

Menurut DepKes RI (2004), Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas

Kesehatan Kabupaten / Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di suatu wilayah kesehatan.

1) Unit Pelaksana Teknis

Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan kabupaten / kota (UPTD),

Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas

kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung

tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.

Page 73: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

2) Pembangunan Kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh Bangsa

Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

3) Pertanggungjawaban Penyelenggaraan

Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan

kesehatan di wilayah kabupaten / kota adalah dinas kesehatan kabupaten / kota,

sedangkan puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan

kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten / kota sesuai dengan

kemampuannya.

4) Wilayah Kerja

Secara Nasional standar wilayah kerja puskesmas adalah satu Kecamatan, tetapi

apabila di satu Kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab

wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah

(desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional

bertanggung jawab langsung kepada Dinas K esehatan kabupaten/kota.

b. Visi dan Misi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah

tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat

adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui

pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan

perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama,

yakni:

1) Lingkungan sehat

2) Perilaku sehat

Page 74: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

3) Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, serta

4) Derajat kesehatan penduduk kecamatan

Misi tersebut adalah:

1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.

Puskesmas akan selalu menggerakan pembangunan sektor lain yang

diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan yaitu

pembangunan yang tidak menimbulkan damapk negative terhadap kesehatan,

setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.

2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerjanya.

Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang

bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan,

melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk

hidup sehat.

3) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas akan selalu berupaya

menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan

memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan

sertameningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh

seluruh anggota masyarakat.

4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat beserta lingkungannya.

Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan,

mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan,

keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah

kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi

kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan puskesmas

mencakup pula aspek lingkungan dari yang bersangkutan.

Page 75: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

c. Tujuan

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah

mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat

tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010.

d. Fungsi Puskesmas

1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau

penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia

usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan

kesehatan. Di samping itu aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari

penyelenggaraan setiap pembangunan di wilayah kerjanya.

Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas

adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa

mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

2) Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,

keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan

kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan

aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber

pembiayaannya, serta ikut menetap, menyelenggarakan dan memantau

pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan

masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi,

khususnya social budaya masyarakat setempat.

Page 76: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

3) Pusat strata pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan

tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu danberkesinambungan. Pelayanan

kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:

1. Pelayan kesehatan perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat

pribadi dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan

kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan

pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan

untuk puskesmas tertentu di tambahkan dengan rawat inap.

2. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik

dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta

mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan

kesehatan.

Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan,

pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan

kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta

berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

e. Struktur Organisasi Puskesmas

Menurut keputusan menteri kesehatan RI nomor 128/MenKes/RI/SK/II/2004, struktur

organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-masing puskesmas.

Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu kabupaten / kota dilakukan oleh Dinas

Kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai

acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut :

Page 77: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

1) Kepala puskesmas

2) Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas dalam pengelolaan:

a. Data dan informasi

b. Perencanaan dan penilaian

c. Keuangan

d. Umum dan kepegawaian

3) Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas:

a. Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM

b. Upaya kesehatan perorangan.

4) Jaringan pelayanan puskesmas:

a. Unit puskesmas pembantu

b. Unit puskesmas keliling

c. Unit bidan di desa/komunitas

Perbedaan Kesehatan Negara Maju dan Berkembang

Pelayanan kesehatan di negara maju umumnya jauh lebih baik dibandingkan dengan

negara berkembang.Selain didukung dari sarana dan prasarana yang memadai, kesadaran

masyarakat akan kesehatan pun juga sangat tinggi sehingga mereka lebih memperhatikan

bagaimana pola hidup yang sehat.Selain itu tingkat pendidikan yang tinggi membuat para

tenaga medis lebih terampil dan lebih ahli dalam menangani pasiennya.

Sedangkan tingkat kesehatan di negara berkembang cenderung rendah. Seperti yang kita

ketahui di negara berkembang, bahwa belum keseluruhan masyarakatnya menikmati taraf hidup

yang layak,hal tersebut tentunya akan mempengaruhi masalah kesehatan yang ada.Rendahnya

tingkat kesehatan tersebut dikarenakan negaranya yang masih berkembang, jumlah pelayanan

kesehatan seperti rumah sakit masih kurang dibandingkan dengan luas wilayah dan banyak

pendukduknya.

Selain itu karena tingkat pendidikan yang masih kurang,maka kesadaran untuk menjaga

kesehatan pun juga kurang. Hal lain yaitu dikarenakan angka kematian bayi dan balita yang

tinggi karena kurang tepatnya penanganan ibu hamil, kurang imunisasi,dan kurang gizi pada

balita dan yang terakhir yaitu karena di negara berkembang banyak daerah perkotaan yang

kumuh yang merupakan sumber berbagai penyakit.

Page 78: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

3. Menguraikan Faktor Risiko

Risk Factor atau Faktor Risiko adalah hal-hal atau variabel yang terkait dengan

peningkatan suatu resiko dalam hal ini penyakit tertentu. Faktor resiko disebut juga faktor

penentu, yaitu menentukan berapa besar kemungkinan seorang yang sehat menjadi sakit. Faktor

penentu kadang-kadang juga terkait dengan peningkatan dan penurunan resiko terserang sutu

penyakit. Faktor resiko adalah salah satu bagian dari ilmu Epidemiologi. Epidemiologi pada

penyakit menular di sebut etiologi sedangkan pada penyakit tidak menular di sebut faktor

risiko.

Faktor resiko merupakan karakteristik, kebiasaan, tanda atau gejala yang tampak pada

seseorang atau populasi sebelum terserang suatu penyakit. Namun secara keilmuan, faktor resiko

memiliki definisi tersendiri, yaitu karakteristik, tanda atau kumpulan gejala pada penyakit

yang diderita induvidu yang mana secara statistic berhubungan dengan peningkatan

kejadian kasus baru berikutnya (beberapa induvidu lain pada suatu kelompok masyarakat.

Setiap faktor resiko memiliki korelasi, tetapi korelasi tidak dapat membuktikan hukum sebab-

akibat yang mungkin muncul. Metode statistik seringkali digunakan untuk menilai kekuatan

sebuah asosiasi dan untuk memberikan bukti kausal. Analisis statistik bersama dengan

pendekatan dalam bidang biologi dan medik dapat menetapkan faktor risiko penyebab.

Secara umum, faktor risiko terbagi menjadi dua :

1. Faktor risiko yang tidak dapat di intervensi :

Faktor genetik

Jenis kelamin

Usia

2. Faktor risiko yang dapat di intervensi :

Kebiasaan buruk,

gaya hidup,

pola makan

obesitas

Page 79: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

Kegunaan menentukan faktor risiko :

Untuk memprediksi kejadian penyakit, misalnya perokok berat mempunyai

kemungkinan 10 kali untuk kanker paru daripada bukan perokok.

Untuk memperjelas penyebab artinya kejelasan atau beratnya faktor resiko

dapat menjadikannya sebagai faktor penyebab.

Untuk mendiagnosa

Hubungan morbiditas dan mortalitas digambarkan sebagai berikut:

Menurut WHO bahwa morbiditas dapat menimpa manusia lebih dari satu kali dan

selanjutnya rangkaian morbiditas ini (morbiditas kumulatif) pada akhirnya menghasilkan

suatu kematian. Jadi hubungan keduanya adalah bahwa morbiditas yang berkelanjutan

dapat menyebabkan kematian.

Oleh karena keduanya saling berkaitan maka cara pencegahan salah satu komponen

sama saja dengan mencegah kedua aspek tersebut. Maksudnya mencegah morbiditas juga

mencegah mortalitas ataupun sebaliknya. Cara pencegahan keduanya adalah imunisasi,

jampersal, jamkesmas, ASI eksklusif, meningkatkan kualitas perawat, dan lain lain.

1. Fungsi

a. Melakukan analisa situasi terkini

b. Membuat perbandingan – antar waktu, antar wilayah, antar kelompok orang

c. Mengukur perubahan dari waktu-waktu

d. Menganalisa komitmen terhadap kebijakan-kebijakan sosial ekonomi & yankes dasar

e. Memantau kemajuan dari implementasi program kesehatan

f. Mengevaluasi dampak terhadap status kesehatan dari populasi

g. Alat untuk membandingkan perbedaan antar daerah dan mengukur kemajuannya

sehingga dapat mengetahui status kesehatan

h. Dapat menunjukkan perbedaan status kesehatan antar kelompok dlm populasi: antara

kaya dan miskin, atau urban dan rural.

Page 80: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

Masalah Kesehatan

1. Ragam Masalah Kesehatan

a. Masalah Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan bila mengacu pada penelitian Hendrik L. Blum di Amerika

Serikat memiliki urutan kedua faktor yang mempengaruhi status kesehatan

masyarakat setelah faktor lingkungan. Di Indonesia diduga faktor perilaku justru

menjadi faktor utama masalah kesehatan sebagai akibat masih rendah pengetahuan

kesehatan dan faktor kemiskinan. Kondisi tersebut mungkin terkait tingkat

pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan masyarakat untuk berperilaku sehat.

Terbentuknya perilaku diawali respon terhadap stimulus pada domain kognitif berupa

pengetahuan terhadap obyek tersebut, selanjutnya menimbulkan respon batin (afektif)

yaitu sikap terhadap obyek tersebut. Respon tindakan (perilaku) dapat timbul setelah

respon pengetahuan dan sikap yang searah (sinkron) atau langsung tanpa didasari

kedua respon di atas. Jenis perilaku ini cenderung tidak bertahan lama karena

terbentuk tanda pemahaman manfaat berperilaku tertentu.

Proses terbentuknya sebuah perilaku yang diawali pengetahuan membutuhkan

sumber pengetahuan dan diperoleh dari pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan

merupakan kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada sasaran

sehingga pengetahuan sasaran terhadap sesuatu masalah meningkat dengan harapan

sasaran dapat berperilaku sehat.

Sikap setuju terhadap suatu perilaku sehat dapat terbentuk bila pengetahuan yang

mendasari perilaku diperkuat dengan bukti manfaat karena perilaku seseorang

dilandasi motif. Bila seseorang dapat menemukan manfaat dari berperilaku sehat

yang diharapkan oleh petugas kesehatan maka terbentuklah sikap yang mendukung.

Perilaku sendiri menurut Lawrence Green dilatarbelakangi 3 faktor pokok yaitu

faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pendukung (enabling factors) dan

faktor penguat (reinforcing factors). Oleh sebab tersebut maka perubahan perilaku

melalui pendidikan kesehatan perlu melakukan intervensi terhadap ketiga faktor

tersebut di atas sehingga masyarakat memiliki perilaku yang sesuai nilai-nilai

kesehatan (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).

Page 81: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

b. Masalah Kesehatan lingkungan

Kesehatan lingkungan merupakan keadaan lingkungan yang optimum sehingga

berpengaruh positif terhadap terbentuknya derajat kesehatan masyarakat yang

optimum pula. Masalah kesehatan lingkungan meliputi penyehatan lingkungan

pemukiman, penyediaan air bersih, pengelolaan limbah dan sampah serta pengelolaan

tempat-tempat umum dan pengolahan makanan.

1) Penyehatan lingkungan pemukiman

Lingkungan pemukiman secara khusus berupa rumah merupakan salah satu

kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Kriteria rumah sehat antara lain luas

bangunan rumah minimal 2,5 m2 per penghuni, fasilitas air bersih yang cukup,

pembuangan tinja, pembuangan sampah dan limbah, fasilitas dapur dan ruang

berkumpul keluarga serta gudang dan kandang ternak untuk rumah pedesaan.

2) Penyediaan air bersih

Kebutuhan air bersih terutama meliputi air minum, mandi, memasak dan mencuci.

Syarat air minum yang sehat antara lain syarat fisik, syarat bakteriologis dan syarat

kimia. Air minum sehat memiliki karakteristik tidak berwarna, tidak berbau, tidak

berasa, suhu di bawah suhu udara sekitar (syarat fisik), bebas dari bakteri patogen

(syarat bakteriologis) dan mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah yang

dipersyaratkan (syarat kimia).

3) Pengelolaan limbah dan sampah

Limbah merupakan hasil buangan baik manusia (kotoran), rumah tangga, industri

atau tempat-tempat umum lainnya. Sampah merupakan bahan atau benda padat yang

dibuang karena sudah tidak digunakan dalam kegiatan manusia. Pengelolaan limbah

dan sampah yang tidak tepat akan menimbulkan polusi terhadap kesehatan

lingkungan.

Pengolahan kotoran manusia membutuhkan tempat yang memenuhi syarat agar

tidak menimbulkan kontaminasi terhadap air dan tanah serta menimbulkan polusi bau

dan mengganggu estetika. Tempat pembuangan dan pengolahan limbah kotoran

manusia berupa jamban dan septic tank harus memenuhi syarat kesehatan karena

beberapa penyakit disebarkan melalui perantaraan kotoran.

Page 82: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

Pengelolaan sampah meliputi sampah organik, anorganik serta bahan berbahaya,

memiliki 2 tahap pengelolaan yaitu pengumpulan dan pengangkutan sampah serta

pemusnahan dan pengolahan sampah.

Pengelolaan limbah ditujukan untuk menghindarkan pencemaran air dan tanah

sehingga pengolahan limbah harus menghasilkan limbah yang tidah berbahaya.

Syarat pengolahan limbah cair meliputi syarat fisik, bakteriologis dan kimia.

Pengolahan air limbah dilakukan secara sederhana dan modern. Secara sederhana

pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan pengenceran (dilusi), kolam oksidasi

dan irigasi, sedangkan secara modern menggunakan Sarana atau Instalasi Pengolahan

Air Limbah (SPAL/IPAL).

4) Pengelolaan tempat-tempat umum dan pengolahan makanan

Pengelolaan tempat-tempat umum meliputi tempat ibadah, sekolah, pasar dan

lain-lain sedangkan pengolahan makanan meliputi tempat pengolahan makanan

(pabrik atau industri makanan) dan tempat penjualan makanan (toko, warung makan,

kantin, restoran, cafe, dll). Kegiatan berupa pemeriksaan syarat bangunan,

ketersediaan air bersih serta pengolahan limbah dan sampah.

c. Masalah Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan yang bermutu akan menghasilkan derajat kesehatan optimal.

Tercapainya pelayanan kesehatan yang sesuai standar membutuhkan syarat

ketersediaan sumber daya dan prosedur pelayanan. Ketersediaan sumber daya yang

akan menunjang perilaku sehat masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan

baik negeri atau swasta membutuhkan prasyarat sumber daya manusia (petugas

kesehatan yang profesional), sumber daya sarana dan prasarana (bangunan dan sarana

pendukung) serta sumber daya dana (pembiayaan kesehatan).

1) Petugas kesehatan yang profesional

Pelaksana pelayanan kesehatan meliputi tenaga medis, paramedis keperawatan,

paramedis non keperawatan dan non medis (administrasi). Profesionalitas tenaga

kesehatan yang memberi pelayanan kesehatan ditunjukkan dengan kompetensi dan

taat prosedur.

2) Sarana bangunan dan pendukung

Page 83: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung pelayanan kesehatan saat ini diatasi

dengan konsep Desa Siaga yaitu konsep memandirikan masyarakat untuk sehat.

Pemerintah sendiri selain dana APBN dan APBD, melalui program Bantuan

Operasional Kegiatan (BOK) Puskesmas dan program pengembangan sarana

pelayanan kesehatan rujukan telah banyak meningkatkan mutu sarana dan prasarana

pelayanan kesehatan di Indonesia.

3) Pembiayaan kesehatan

Faktor pendukung (enabling factors) masyarakat untuk berperilaku sehat telah

dilakukan di Indonesia melalui asuransi kesehatan maupun dana pendamping, namun

perilaku sakit masih dominan sehingga upaya kuratif yang membutuhkan biaya besar

cenderung menyebabkan dana tidak tercukupi atau habis di tengah jalan.

4). Masalah Genetik

Beberapa masalah kesehatan dan penyakit yang disebabkan oleh faktor genetik

tidak hanya penyakit keturunan seperti hemophilia, Diabetes Mellitus, infertilitas dan

lain-lain tetapi juga masalah sosial seperti keretakan rumah tangga sampai perceraian,

kemiskinan dan kejahatan. Masalah kesehatan dan penyakit yang timbul akibat faktor

genetik lebih banyak disebabkan kurang paham terhadap penyebab genetik,

disamping sikap penolakan karena faktor kepercayaan.

1. Perbedaan outbreak dengan wabah

Hakikatnya outbreak sama dengan epidemi (wabah). Hanya saja terma kata outbreak

biasanya digunakan untuk suatu keadaan epidemik yang terjadi pada populasi dan area

geografis yang relatif terbatas. Area terbatas yang merupakan tempat terjadinya outbreak

disebut fokus epidemik. Alasan lain penggunaan terma outbreak sebagai pengganti epidemi

karena kata epidemi atau wabah berkonotasi gawat sehingga dapat menimbulkan kepanikan

pada masyarakat (Tomes, 2000). Kata epidemi tidak disukai oleh para pejabat sebab kejadian

epidemi di suatu wilayah dapat menampar muka pejabat yang bertanggungjawab di wilayah

tersebut. Karena itu biasanya terma epidemi atau wabah diganti dengan terma yang lebih

halus, yaitu “outbreak” atau “kejadian luar biasa” (extra-ordinary events), disingkat KLB.

Bahkan dalam bahasa Inggris juga dikenal kata yang lebih eufemistik (halus) daripada

outbreak, yaitu “upsurge” yang berarti peningkatan suatu kejadian peristiwa secara tiba-tiba.

Page 84: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

2. Tujuan Investigasi Outbreak

Intinya, investigasi outbreak dilakukan untuk dua tujuan:

(1) Mengetahui penyebab outbreak;

(2) Menyetop outbreak sekarang dan mencegah outbreak di masa mendatang (Greenberg et

al., 2005).

Tujuan khusus investigasi outbreak adalah mengidentifikasi:

(1) Agen kausa outbreak;

(2) Cara transmisi;

(3) Sumber outbreak;

(4) Carrier;

(5) Populasi berisiko;

(6) Paparan yang menyebabkan penyakit (faktor risiko).

3. Langkah Langkah Investigasi Outbreak

a. Identifikasi outbreak

b. Investigasi kasus

c. Investigasi kausa

d. Langkah pencegahan dan pengendalian

e. Studi analitik (jika perlu)

f. Komunikasikan temuan

g. Evaluasi dan teruskan surveilans

1. Perbedaan pelayanan kesehatan di kota, di desa, dan daerah terpencil.

a. Kota

Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan perkotaan memiliki

karakteristik sebagai berikut:

1) memprioritaskan pelayanan UKM;

2) pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat;

3) pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat;

4) optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas

pelayanan kesehatan; dan

Page 85: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

5) pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan permasalahan yang sesuai

dengan pola kehidupan masyarakat perkotaan.

b. Desa

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan pedesaan memiliki

karakteristik sebagai berikut:

1) pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat;

2) pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan oleh masyarakat;

3) optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas

pelayanan kesehatan; dan

4) pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan masyarakat

perdesaan

c. Daerah Terpencil

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan terpencil dan sangat

terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan kompetensi tenaga kesehatan;

2) dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan kewenangan tertentu

bagi dokter, perawat, dan bidan;

3) pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan lokal;

4) pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan masyarakat di

kawasan terpencil dan sangat terpencil;

5) optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas

pelayanan kesehatan; dan

6) pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus pulau/cluster dan/atau

pelayanan kesehatan bergerak untuk meningkatkan aksesibilitas.

Menjelaskan hubungan antar faktor dalam proses terjadinya penyakit, agent, host, dan

environment.

Ditinjau dari sudut ekologis ada tiga faktor yang dapat menimbulkan suatu kesakitan,

kecacatan, ketidakmampuan dan kematian pada manusia yang disebut sebagai Trias Ekologi

atau Trias Epidemiologi yaitu agen penyakit, manusia dan lingkungan.

Page 86: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

Dalam keadaan normal terjadi suatu keseimbangan yang dinamis antara ketiga

komponen ini atau disebut sehat. Pada suatu keadaan terjadinya gangguan pada keseimbangan

dinamis ini, misalnya akibat menurunnya kualitas lingkungan hidup sampai tingkat tertentu

maka akan memudahkan agen penyakit masuk kedalam tubuh manusia dan keadaan “sakit”.

Interaksi agen, host, dan environment

1. Interaksi antara agen dan environment

Suatu keadaan terpengaruhnya agen penyakit secara langsung oleh lingkungan yang

menguntungkan agen penyakit. Terjadi pada saat suatu penyakit, misal stabilitas vitamin

yang terkandung dalam sayuran di dalam ruang pendingin dan penguapan bahan kimia

beracun oleh proses pemanasan bumi.

2. Interaksi antara host dan agen

Suatu keadaan agen yang menetap, berkembang biak dan dapat merangsang manusia

untuk menimbulkan respons berupa tanda-tanda dan gejala penyakit, misal demam.

Interaksi yang terjadi dapat berupa sembuh sempurna, kecacatan, dan kematian.

Page 87: Resume Kompilasi Skenario 2 [Coccyx]

3. Interaksi antara host dan environment

Suatu keadaan terpengaruhnya manusia secara langsung oleh lingkungannya dan

terjadi pada saat prapatogenesis suatu penyakit, misalnya udara dingin, hujan, dan

kebiasaan membuat dan menyediakan makanan.

4. Interaksi agen, manusia, dan environment

Suatu keadaan saling mempengaruhi antara agen, host, dan environment secara

bersama-sama dan keadaan tersebut memperberat satu sama lain sehingga memudahkan

agen baik secara langsung ataupun tidak langsung masuk ke dalam tubuh manusia,

misalnya pencemaran air sumur oleh kotoran manusia dpt menyebabkan muntaber.

Menjelaskan masalah kesehatan di Indonesia meliputi cakupan pelayan yang rendah,

edukasi yang rendah, dan kurangnya akses fasilitas kesehatan.

Masalah kesehatan di Inonesia:

Kurangnya tenaga medis

Akses yang belum memadai

Edukasi yang kurang

Kesadaran masyarakat buruk

Biaya untuk berobat mahal

Tidak seriusnya pemerintah menangani asalah kesehatan