resume skenario 1 kelompok b

42
RESUME SKENARIO 1 STRATEGI BELAJAR DAN MENGATASI MASALAH BELAJAR Oleh : Kelompok B Kunthi Kencana M. P 122010101002 Ayu Dilia Novita S 122010101009 Ulva Septiana 122010101017 Geraldi Kusuma Wijaya 122010101019 Monica Bethari Primanesa 122010101029 Komang Dewi Fridayanti 122010101038 Ghuiranda Syabannur R 122010101043 Novita Dwi Cahyani 122010101046 Suci Rizalah Islamiyah 122010101055 Rosita Sopwi Nur Lailly 122010101066

Upload: henggar-allest-pratama

Post on 30-Jul-2015

262 views

Category:

Documents


45 download

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Skenario 1 Kelompok B

RESUME

SKENARIO 1

STRATEGI BELAJAR DAN MENGATASI

MASALAH BELAJAR

Oleh : Kelompok B

Kunthi Kencana M. P 122010101002

Ayu Dilia Novita S 122010101009

Ulva Septiana 122010101017

Geraldi Kusuma Wijaya 122010101019

Monica Bethari Primanesa 122010101029

Komang Dewi Fridayanti 122010101038

Ghuiranda Syabannur R 122010101043

Novita Dwi Cahyani 122010101046

Suci Rizalah Islamiyah 122010101055

Rosita Sopwi Nur Lailly 122010101066

Bagus Indra Kusuma 122010101068

Henggar Allert P. 122010101080

Devita Luthfia Fitrianasari 122010101081

Page 2: Resume Skenario 1 Kelompok B

Chandra Puspita KSP 122010101093

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JEMBER

2012

Skenario

Strategi Belajar dan Mengatasi Masalah Belajar

Ibu Tini baru saja periksa ke dokter karena sakit. Ketika Ibu Tini hendak bertanya,

dokter tersebut tidak menunjukan sikap empati bahkan tidak mau mendengar keluhannya.

Dokter tersebut tampak asyik dengan gadget barunya. Sewaktu dokter memberikan resep

obat, tidak ada penjelasan apapun. Ibu pun menjadi segan bertanya, sehingga komunikasi

yang terjadi antara dokter dengan pasien menjadi tidak efektif. Ibu Tini sebenarnya heran

dengan sikap dokter-dokter seperti itu. Padahal dari cerita tentang Hipokrates, Ibnu Sina,

serta tokoh-tokoh pendahulu di bidang ilmu kedokteran telah menanamkan sikap-sikap yang

professional sebagai dokter. Sepatutnya, dokter mengikuti perkembangan dunia kedokteran

yang berdasarkan bukti-bukti empiris (evidence based) mengenai tata laksana pasien. Salah

satu latar belakang mengapa dokter itu bersikap seperti ini adalah karena dia merasa

pekerjaan yang dijalaninya tersebut bukan dari kehendak hatinya. Proses pendidikan yang

ditempuh pun berbeda dengan mahasiswa kedokteran saat ini yang mengikuti paradigma

baru kedokteran dimana dalam kurikulum pembelajarannya berdasarkan standar kompetensi

minimal, dengan pendekatan Problem Based Learning (PBL) melalui diskusi tutorial dengan

metode seven jumps. Mahasiswa sekarang lebih mudah mendapatkan pengetahuan karena

mengikuti perkembangan teknologi informasi serta dengan cara belajar orang dewasa (adult

learning) dan gaya belajar yang mandiri (self directed learning).

Page 3: Resume Skenario 1 Kelompok B

Klarifikasi Istilah

Gadget : alat elektronik inovasi terbaru yang selalu berkem-

bang seiring dengan perkembangan zaman.

Empati : turut merasakan apa yang dirasakan orang lain seakan

dirinya sendiri yang mengalaminya, dengan disertai suatu tindakan untuk mem-

bantu menyelesaikan masalahnya.

Paradigma : suatu pola pikir yang sistematis.

Problem Based Learning : suatu metode belajar berdasarkan skenario masalah

guna meningkatkan pikiran yang kritis.

Adult Learning : cara belajar mandiri bukan mengenai apa yang diberi

tetapi apa yang dicari dan dipelajari.

Self Directed Learning : belajar mandiri untuk mencari ilmu atau informasi

sendiri.

Empiris : berdasarkan bukti, pengalaman (terutama dari pene-

muan, percobaan, dan pengamatan yang telah dilakukan).

Ibnu Sina : penulis kitab kedokteran yang menjadi referensi seko-

lah kedokteran di eropa hingga abad 17.

Hipokrates : bapak kedokteran yunani, orang pertama yang

menyembuhkan suatu penyakit dengan ilmu pengetahuannya.

Seven jumps : suatu metode belajar tujuh tahap yang mengacu pada

problem based learning.

Profesional : sikap dalam melakukan pekerjaan sebaik mungkin

sesuai dengan bidangnya.

Page 4: Resume Skenario 1 Kelompok B

Tata laksana pasien : prosedur seorang dokter dalam melayani pasiennya.

Standar Kompetensi Minimal: standar atau target minimal yang harus dicapai.

Evidenced Based : bukti empiris sebelum mengajukan klaim.

Komunikasi efektif : tersampaikannya gagasan, pesan, dan perasaan dengan

cara yang baik dalam kontak sosial yang baik pula, sehingga terjadi timbal balik.

Rumusan Masalah

a. Sejarah Kedokteran

i. Kedokteran Dunia

ii. Kedokteran Indonesia

iii. Tokoh-tokoh Kedokteran

b. SKDI (Standart Kompetensi Dokter Indonesia)

i. Definisi SKDI

ii. Isi SKDI

iii. Manfaat SKDI

c. Paradigma Ilmu Kedokteran

i. Definisi Paradigma

ii. Jenis Paradigma

Paradigma Lama

Paradigma Baru

Perbedaan paradigm lama dan paradigm baru

iii. Manfaat Pembelajaran dengan Paradigma Baru

d. Problem Based Learning (PBL)

i. Definisi PBL

Page 5: Resume Skenario 1 Kelompok B

ii. Tujuan PBL

iii. Fungsi PBL

iv. Jenis PBL

Tutorial

Definisi

Tujuan

Metode

Manfaat

v. Gaya Belajar

Adult Learning

Definisi

Karakter

Cara/strategi

Critical Thinking

Definisi

Tujuan

Ciri-ciri

Proses

vi. Cara Adaptasi

vii. Kelebihan

viii. Ciri-ciri keberhasilan PBL

e. Evidence Based Medicine

i. Definisi EBM

Page 6: Resume Skenario 1 Kelompok B

ii. Tujuan EBM

iii. Alasan penerapan EBM

iv. Aspek-aspek dalam EBM

v. Langkah-langkah EBM

f. Komunikasi

i. Definisi

ii. Tujuan

iii. Proses

iv. Dasar

v. Jenis

vi. Bentuk

vii. Hambatan

g. Teknologi Informasi

i. Definisi

ii. Informatika Kedokteran

iii. Peran

iv. Aplikasi

v. Hambatan

vi. Teknik Penelusuran data

vii. Etika Penggunaan Data

viii. Website untuk mengakses jurnal

Tujuan Belajar

Page 7: Resume Skenario 1 Kelompok B

1. Untuk mengetahui sejarah kedokteran, mulai dari tingkat dunia, di Indonesia

sendiri pun mengenal tokoh-tokohnya

2. Untuk mengetahui dan memahami Standar Kompetensi Dokter dan cara-cara

penerapannya

3. Untuk mengetahui perkembangan dan perbedaan paradigma lama dan

paradigma baru

4. Untuk mengetahui dan memahami proses pembelajaran PBL

5. Untuk memahami dan menerapkan metode pembelajaran baru mengacu pada

Evidence Based Medicine

6. Untuk mengetahui dan memahami sistem komunikasi efektif dokter-pasien

pun dokter dengan profesi lain

7. Untuk mengetahui dan memahami manfaat teknologi informasi dalam bidang

kedokteran

Analisis Permasalahan

a. Sejarah Kedokteran

i. Sejarah Kedokteran Dunia

Pada awalnya, sebagian besar kebudayaan dalam masyarakat terdahulu

menggunakan tumbuh-tumbuhan herbal dan hewan untuk tindakan pengobatan.

Ilmu kedokteran berangsur-angsur berkembang di berbagai tempat terpisah

yakni Mesir kuno, Tiongkok kuno, India kuno, Yunani kuno, Persia, dan lainnya.

Sekitar tahun 1400-an terjadi sebuah perubahan besar yakni pendekatan ilmu

kedokteran terhadap sains. Hal ini mulai timbul dengan penolakan–karena tidak

sesuai dengan fakta yang ada–terhadap berbagai hal yang dikemukakan oleh

tokoh-tokoh pada masa lalu (bandingkan dengan penolakan Copernicus pada teori

Page 8: Resume Skenario 1 Kelompok B

astronomi Ptolomeus. Beberapa tokoh baru seperti Vesalius (seorang ahli anatomi)

membuka jalan penolakan terhadap teori-teori besar kedokteran kuno seperti teori

Galen, Hippokrates, dan Avicenna. Diperkirakan hal ini terjadi akibat semakin

lemahnya kekuatan gereja dalam masyarakat pada masa itu.

Ilmu kedokteran seperti yang dipraktikkan pada masa kini berkembang pada

akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Inggris (oleh William Harvey, abad ke-

17), Jerman (Rudolf Virchow) dan Perancis (Jean-Martin Charcot, Claude

Bernard). Ilmu kedokteran modern dan kedokteran "ilmiah" yang dimana hasil-

hasilnya telah diujicobakan menggantikan tradisi awal kedokteran Barat.

Kemudian pusat perkembangan ilmu kedokteran berganti ke Britania Raya dan

Amerika Serikat pada awal tahun 1900-an (oleh William Osler, Harvey Cushing).

Kedokteran berdasarkan bukti (evidence-based medicine) adalah tindakan

yang kini dilakukan untuk memberikan cara kerja yang efektif dan menggunakan

metode ilmiah serta informasi sains global yang modern.Kini, ilmu genetika telah

memengaruhi ilmu kedokteran. Hal ini dimulai dengan ditemukannya gen

penyebab berbagai penyakit akibat kelainan genetik, dan perkembangan teknik

biologi molekuler.Ilmu herbalisme berkembang menjadi farmakologi. Masa

modern benar-benar dimulai dengan penemuan Heinrich Hermann Robert Koch

bahwa penyakit disebarkan melalui bakteria (sekitar tahun 1880), yang kemudian

disusul penemuan antibiotik (sekitar tahun 1900-an).

(http://id.wikipedia.org/wiki/Kedokteran )

ii. Sejarah Kedokteran di Indonesia

Berikut adalah perkembangan pendidikan dokter dari tahun ke tahun di

Indonesia.

Januari 1851:

Sekolah pendidikan kedokteran “Dokter-Jawa” dibuka di Weltevreden

Gambir, Batavia dengan 12 orang murid. Lama pendidikan 2 tahun.

Juni 1853:

Page 9: Resume Skenario 1 Kelompok B

Dengan Surat Keputusan Gubernemen tanggal 5 Juni 1853 no. 10

ditetapkan bahwa lulusan diberi gelar Dokter Djawa, tetapi di pekerjakan

sebagai Mantri Cacar. 

1864:

Lama pendidikan kedokteran menjadi 3 tahun dengan wewenang bukan

hanya sebagai Mantri Cacar, tetapi sebagai dokter yang dapat berdiri

sendiri, meskipun masih dibawah pengawasan dokter Belanda. 

1875:

Lama pendidikan “Dokter-Jawa” menjadi 7 tahun terbagi atas 2 tahun

bagian persiapan dan 5 tahun bagian kedokteran. Selama 2 tahun

persiapan para murid terutama diajarkan bahasa Belanda, yang telah

ditetapkan menjadi bahasa pengantar. 

1881

Pada tahun 1881 lamanya bagian persiapan menjadi 3 tahun

1890

Para caon murid harus sudah lulus Sekolah Dasar Belanda (Europeesce

Lagere School)

1898:

Didirikan sekolah pendidikan kedokteran yang disebut STOVIA (School

tot Opleiding voor Indische Artsen) yang sebenarnya merupakan

kelanjutan dari perkembangan dan pengembangan Sekolah Dokter Djawa

yang terus menerus mengalami perbaikan dan penyempurnaan kurikulum

dan perubahan nama. Sebelum 1989 diubah menjadi School tot Opleiding

van Inlandsche Geneeskundigen dan pada tahun 1898 diubah menjadi

School tot van Inlandsche Artsen (STOVIA). 

1902:

Maret Gedung baru sekolah kedokteran STOVIA dibuka di Hospitaalweg

(sekarang Jl. Dr Abdul Rahman Saleh no 26) dan lama pendidikan

menjadi 9 tahun. 

1913:

 Organisasi STOVIA disempurnakan dan lama pendidikan menjadi 10

tahun.

2 Juli 1923,

Page 10: Resume Skenario 1 Kelompok B

NIAS menempati gedung baru di Gedung Fakultas Kedokteran

Universitas Airlangga saat ini. Sebagai rumah sakit pendidikan mula-mula

digunakan Gevangenis Hospital Simpang (Stadverband), kemudian

Central Burgelijke Zieken-Inrichting (CBZ). Tahun ini pula NIAS

menghasilkan dokter pertama dengan titel Indische Art.  

1924

Baik STOVIA maupun NIAS tidak lagi menerima siswa lulusan dasar,

tetapi dari sekolah lanjutan pertama yang dinamakan MULO (Meer

Uitgebreid Lager Onderwijs) dan lamanya seluruh pendidikan dijadikan 8

tahun.

1928

Lamanya pendidikan NIAS menjadi 9 tahun sesudah MULO, tanpa

menggunakan istilah persiapan.

24 April 1943:

Pada jaman pendudukan Jepang nama sekolah STOVIA diubah menjadi

IKA DAI GAKU.

January1946

Di bentuk Universitas Gadjah Mada di Yokyakarta. 

Februari 1946:

Setelah kemerdekaan RI nama sekolah IKA DAIGAKU diubah menjadi

nama Perguruan Tinggi Kedokteran Republik Indonesia. 

Februari 1947:

Pada jaman pendudukan Belanda, oleh pemerintah Belanda diadakan juga

kegiatan pendidikan kedokteran dengan memakain nama Geneeskundige

Faculteit, Nood-Universiteit van Indonesie. Disamping itu pendidikan

kedokteran pada Perguruan Tinggi Kedokteran Republik Indonesia tetap

dilaksanakan. 

1948

Didirikan Perkumpulan Dokter Indonesia (PDI).

2 Februari 1950

Setelah penyerahan kedaulatan kepada Pemerintah Republik Indonesia

kedua jenis institusi pendidikan kedokteran tersebut, yaitu Perguruan

Tinggi Kedokteran Republik Indonesia dan Geneeskundige Faculteit,

Page 11: Resume Skenario 1 Kelompok B

Nood-Universiteit van Indonesie, digabung dan disatukan dengan memakai

nama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

(http://aiunouphti.student.umm.ac.id/2011/07/07/sejarah-kedokteran-di-indonesia/)

iii. Tokoh-tokoh Kedokteran

b. SKDI (Standar Kompetensi Dokter Indonesia)

i. Definisi SKDI

Menurut SK Mendiknas No. 045/U/2002, kompetensi adalah 'seperangkat

tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat

untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di

bidang pekerjaan tertentu’.

Epstein and Hundert (2002) memberikan definisi sebagai berikut :

“Professional competence is the habitual and judicious use of communication,

knowledge, technical skills, clinical reasoning, emotions, values, and reflection in

daily practice to improve the health of the individual patient and community”.

Carraccio, et.al. (2002) menyimpulkan bahwa :

“Competency is a complex set of behaviors built on the components of knowledge,

skills, attitude and competence as personal

ability”.

ii. Isi SKDI

Standar kompetensi terdiri dari 7 (tujuh) area kompetensi yang diturunkan dari

gambaran tugas, peran dan fungsi seorang dokter dalam Upaya Kesehatan

Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) strata pertama.

Page 12: Resume Skenario 1 Kelompok B

Setiap area kompetensi ditetapkan definisinya, yang disebut kompetensi inti.

Setiap area kompetensi dijabarkan menjadi beberapa komponen kompetensi, yang

diperinci lebih lanjut menjadi kemampuan.

iii. Manfaat SKDI

Adanya Standar Kompetensi Dokter merupakan tonggak yang bersejarah bagi

perkembangan pendidikan dokter di Indonesia. Berikut ini beberapa manfaat dari

Standar Kompetensi Dokter bagi pihak pengandil terkait.

1. Bagi institusi pendidikan kedokteran

Mencetak dokter yang diharapkan memiliki kesetaraan dalam penguasaan

kompetensi.

2. Bagi Pengguna

Dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik.

3. Bagi orang tua murid dan penyandang dana

Mengetahui secara jelas kompetensi yang akan dikuasai oleh mahasiswa.

4. Bagi mahasiswa

Mengarahkan proses belajar mahasiswa.

5. Bagi Departemen Pendidikan Nasional dan Badan Akreditasi Nasional

Dapat menjadi kriteria pada akreditasi program studi pendidikan dokter.

6. Bagi Kolegium Dokter Indonesia

Dapat menjadi acuan dalam menyelenggarakan program pengembangan

profesi.

7. Bagi Kolegium-Kolegium Spesialis

Dapat menjadi acuan dalam merumuskan kompetensi dokter spesialis.

8. Program Adaptasi bagi Lulusan Luar Negeri

Sebagai acuan untuk menilai kompetensi dokter lulusan luar negeri.

c. Paradigma Ilmu Kedokteran

Page 13: Resume Skenario 1 Kelompok B

i. Definisi Paradigma

Arti paradigma ditinjau dari asal usul beberapa bahasa diantaranya :

-  Menurut bahasa Inggris : paradigma berarti keadaan lingkungan

-  Menurut bahasa Yunani : paradigma yakni para yang berarti disamping, di

sebelah dan dikenal sedangkan deigma berarti suatu model, teladan, arketif

dan ideal.

-  Menurut kamus psycologi : paradigma diartikan sebagai berikut : 

1.  Satu model atau pola untuk mendemonstrasikan semua fungsi yang

memungkinkan dari apa yang tersajikan

2.  Rencana riset berdasarkan konsep-konsep khusus, dan

3. Satu bentuk eksperimental

Kesimpulan : secara etimologi arti paradigma / Pengertian Paradigma adalah

satu model dalam teori ilmu pengetahuan atau kerangka pikir.

ii. Jenis Paradigma

Paradigma Lama

Definisi

Suatu pandangan umum dalam dunia pendidikan dokter yang

mengarah kepada cara-cara pengajaran bersifat konvensional atau

sistem pengajaran yang cenderung membuat dosen sebagai pemberi

materi sekaligus pusat dari proses belajar mengajar.

Ciri-ciri

1.      Dosen sebagai pusat dari proses belajar mengajar

2.      Potensi mahasiswa kurang digali

3.      Cara pengajaran umumnya dengan mempelajari contoh-contoh

yang sudah terbukti secara ilmiah

Page 14: Resume Skenario 1 Kelompok B

4.      Lebih mengutamakan memori (menghafal) dalam pembelajaran

5.      Dosen cenderung terus menuntun dan mengarahkan apa saja

yang harus dilakukan dan dipelajari mahasiswa

6.      Rasa percaya diri dalam mahasiswa kurang tumbuh secara

maksimal

7.      Mental mahasiswa untuk lebih inspiratif dan bersikap mandiri

menjadi terhambat

8.      Praktek dilakukan setelah materi

Paradigma Baru

Definisi

Cara mengetahui realitas sosial yang dikonstruksikan oleh made of 

tought atau made of inquiry yang kemudian menghasilkan made of

knowing yang lebih spesifik. (sumber : Thomas Khun (1962))

Ciri-ciri

1.    Mahasiswa sebagai pusat pembelajaran

2.      Dosen bertanya dan mahasiswa menjelaskan serta dapat juga

bertanya

3.      Dosen merangkum materi berdasar hasil diskusi atau pemikiran

mahasiswa

4.      Mahasiswa membaca silabus sebelum kuliah dimulai

5.      Mahasiswa dapat mudah menangkap sesuai perkuliahan

6.      Belajar berdasarkan masalah

7.      Praktek/skill lab di berikan sejak awal

8.      Belajar mandiri

Page 15: Resume Skenario 1 Kelompok B

Perbedaan Paradigma Lama dan Baru

Page 16: Resume Skenario 1 Kelompok B

iii. Manfaat Pembelajaran

dengan Paradigma Baru

1.      Pembelajaran

lebih efektif

2.      Pemberian nilai

sesuai dengan

kompetensi yang

diberikan.

3.      Mendidik siswa

lebih aktif, dinamis dan

mandiri.

4.      Membuat peserta

didik lebih inovatif dan

kreatif.

5.      Melatih peserta

didik untuk berani

mengemukakan

pendapatnya di

muka umum.

6.      Mahasiswa

terstimulus untuk

berusaha

menyelesaikan

permasalahan di

lapangan yang

nantinya bisa saja

menjadi situasi

nyata tempat

mereka bekerja.

7.      Belajar sesuai

konteksnya

No. Konvensional KBK

1Teacher

centeredStudent centered

2 TeoritisAplikatif (belajar dari

masalah)

3

Praktik setelah

teori (late

clinical

exposure)

Praktik sejak awal

belajar (early clinical

exposure)

4

Kurang dalam

penguasaan

ICT

Menguasai ICT

5

Tidak ada

pengelolaan

sistem

pembelajaran.

Ada pengelolaan

sistem pembelajaran

6

Pengajaran

secara

berurutan

Pengajaran

terintegrasi

7Hospital

orientedCommunity oriented

8Siswa terdidik

pasifSiswa terdidik aktif

9

(one way

learning)

Dosen

menerangkan

mahasiswa

mendengarkan

(Two way learning)

Mahasiswa menjelaskan

, mahasiswa bertanya,

dosen bertanya.

10Key Process is

teachingKey Process Is learning

11

Dosen

menyiapkan

materi + metode

penyampaian

yang efektif

Dosen hanya

menyampaikan materi

Page 17: Resume Skenario 1 Kelompok B

8.      akan diingat lebih lama dan dipahami lebih mudah.

9.      Konteksnya relevan sehingga akan lebih memotivasi

10.  Penstimulusan pengetahuan yang ada akan memfasilitasi integrasi

pengetahuan baru.

11.  Mahasiswa terdorong untuk mengidentifikasi apa yang tidak mereka ketahui

atau pahami

d. Problem Based Learning (PBL)

i. Definisi PBL

Metode pembelajaran yang berlandaskan pada orientasi masalah berdasarkan

prior knowledge (pengetahuan yang dimiliki sebelumnya) sehingga terbentuk

pengetahuan baru.

ii. Tujuan PBL

a. Mendorong peserta didik untuk terlibat secaraaktif dalam proses

belajar.

b. Menilai sejauh mana pemahaman peserta didiktentang materi yang

dipelajari.

iii. Fungsi PBL

Dapat memecahkan masalah secara fleksibel, inisiatif, inovatif, dan kre-

atif.

Dapat membentuk:

hard skill:

o pemahaman teori-teori

o penguasaan ICT

soft skill:

o kemampuan komunikasi yang baik

o kerjasama dalam tim

Page 18: Resume Skenario 1 Kelompok B

o mandiri

o berfikir kritis, logis, dan dewasa

o kemampuan analisis yang baik

Pencarian ilmu baru

iv. Jenis PBL

Tutorial

Definisi

Tutorial secara etimologis adalah pengajaran tambahan atau privat.

Sedangkan menurut istilah, tutorial berarti bentuk diskusi yang

terdiri dari sekelompok kecil orang ( 8-10 orang ) yang didampingi

oleh satu orang tutor yang bertindak sebagai fasilitator yang akan

membimbing dalam penyelesaian masalah.

Tujuan

Untuk Menghasilkan lulusan dokter yang kompeten

Untuk Membentuk pola pikir yang sistematis dan kritis

Untuk Membuat mahasiswa untuk aktif dan dinamis

Untuk Melatih mahasiswa bersikap toleransi terhadap sesama.

Metode

Dalam proses tutorial ada metode baru yang mempermudah

mahasiswa dalam menyelesaikan masalah. Metode tersebut adalah

metode ”seven jumps”. Terdiri dari 7 langkah / tahap dalam

menyelesaikan masing-masing kasus. 7 langkah tersebut adalah :

Mengklarifikasi istilah

Mahasiswa akan dihadapkan pada satu kasus ( skenario

permasalahan ) yang akan didiskusikan. Mahasiswa mencari

istilah-istilah penting yang sukar dipahami dari skenario

tersebut dan mencari arti makna dari istilah tersebut.

Menetapkan permasalahan

Page 19: Resume Skenario 1 Kelompok B

Mahasiswa mencari masalah-masalah yang timbul dari

skenario tersebut sebanyak mungkin.

Menganalisis masalah

Mahasiswa berusaha mencari penyelesaian dari masalah

tersebut dengan mendiskusikan dengan teman tutorial pada

saat diskusi / tutorial pertama.

Menarik kesimpulan dari analisis masalah

Menentukan tujuan belajar

Belajar mandiri

Untuk memperdalam pemahaman materi, mahasiswa bisa

mengikuti kuliah pakar agar hasil ketika diskusi nanti akurat

Menarik kesimpulan dari seluruh informasi yang telah ada

Manfaat

Memperdalam wacana atau pengetahuan seseorang

Mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk mengklarifikasi

pemahamannya

Mengevaluasi pemahaman mahasiswa lain

Mengobservasi strategi berpikir mahasiswa lain untuk dijadikan

panutan

Membantu mahasiswa lain yang kurang untuk membantu

pemahaman

Meningkatkan motivasi

Membentuk sikap dalam mengemukakan pendapat , menyam-

paikan saran maupun menerima saran

v. Gaya Belajar

Adult Learning& Self Directed Learning

Definisi Adult Learning

Page 20: Resume Skenario 1 Kelompok B

Belajar secara mandiri dari pengalaman, aktif, terarah, dan penuh

tanggungjawab yang menuju hasil akhir pada pemecahan masalah.

Definisi Self Directed Learning

Belajar secara mandiri, turun sendiri (langsung) dalam proses

mencari informasi yang ia butuhkan, memiliki inisiatif diri untuk

menemukan jalan keluar menuju pada pemecahan masalah.

Karakteristik

Belajar mandiri (mengarahkan dirinya sendiri untuk belajar)

Proses belajar dipengaruhi oleh pengalaman.

Belajar secara mendalam

Mempunyai wadah (tutorial) sebagai sumber belajar

Pemusatan orientasi belajar (focus)

Kebutuhan belajar/rasa ingin tahu

Mencari jawaban sendiri (enquiry)

Inisiatif dan kreatif

Motivasi tinggi

Belajar sepanjang hidup (longlife learning)

Demokratis: bersifat demokrasi

Kritis: tidak mudah percaya, berusaha menemukan kesalahan,

dan analisa

Praktis

Berani menilai kebenaran informasi yang didapat

Cara/strategi

Pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan.

Pembelajaran harus sesuai dengan kehidupan nyata

Pembelajaran wajib mengikutsertakan inisiatif dari peserta

didik, mulai dari menentukan apa yang harus dipelajari hingga

bagaimana cara untuk mempelajarinya.

Pengajar bukan satu-satunya sumber pengetahuan dalam proses

pembelajaran.

Page 21: Resume Skenario 1 Kelompok B

Pembelajaran harus bisa mengasah kemampuan peserta didik

untuk berpikir kritis

Mengevaluasi hasil belajar.

Critical Thinking

Definisi

Suatu aktifitas kognitif yang berkaitan dengan penggunaan nalar.

Belajar untuk berpikir kritis berarti menggunakan proses-proses

mental seperti memperhatikan, mengkategorikan, seleksi, dan

menilai atau memutuskan.

Tujuan

Merupakan arahan yang tepat dalam berpikir dan bekerja

Menentukan keterkaitan sesuatu dengan yang lainnya dg lebih

akurat

Ciri-ciri

Berpikir Terbuka

Skeptis (meragukan pandangan orang lain dan cenderung

meyakini pandangannya sendiri)

Rendah hati

Berpikiran bebas

Bermotivasi tinggi

Proses

Interpretasi: memahami dan menjelaskan

Analisis: mengidentifikasi hubungan dari beberapa pernyataan

Evaluasi: menguji kebenaran-kebenaran dari pernyataan yang

digunakan

Page 22: Resume Skenario 1 Kelompok B

Interverensi: mengidentifikasi dan memilih elemen yang

digunakan untuk menyusun kesimpulan

Kemampuan menjelaskan hasil pemikiran

Self regulation: kemampuan untuk mengatur sendiri dalam

berpikir

Manfaat

Dapat menerapkan pengetahuan yang dimiliknya dalam ke-

hidupan

Mudah berbaur dalam kegiatan organisasi

Dapat memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidu-

pan

Membuat kita lebih siap ketika terjun di masyarakat

Membuat kita menjadi lebih mandiri

Membuat kita menjadi bertanggung jawab

Melatih peserta didik untuk selalu berusaha lebih baik

Mendapat informasi lebih banyak

Memahami informasi secara keseluruhan

Melatih bersifat logis, kritis dan dinamis

vi. Cara adaptasi

Mendemonstrasikan rasa ingin tahu terhadap suatu masalah yang di-

hadapi

Selalu mengasah pengetahuan yang dibutuhkan

Memiliki analisis yang kuat /mendalam mengenai masalah tersebut se-

hingga mendapatkan pengetahuan serta keterampilan yang baru

Mengetahui definisi, tujuan, manfaat, dll

Harus komunikatif

Harus giat mencari informasi dan belar dengan giat

vii. Kelebihan PBL

Page 23: Resume Skenario 1 Kelompok B

Student Centered

Membantu siswa didik untuk aktif belajar, meningkatkan pemahaman dan

ingatan.

Generic Competencies

Siswa didik dapat mengembangkan ketrampilan dan perilaku yang

dibutuhkan untuk kedepannya

Materi yang terintegrasi

Materi yang digunakan bersifat menyeluruh dan terpadu sehingga dapat

memudahkan siswa didik untuk memahami materi

Motivasi

PBL ini mengharuskan siswa didik untuk terlibat sehingga dapat menjadi

motivasi untuk aktif

Deep learning

Membantu siswa didik untuk mengerti lebih dalam materi yang dibahas.

Pendekatan gagasan

Siswa didik dapat membuat konsep dari pengetahuan yang mereka miliki

Meningkatkan relasi SDM yang bersangkutan

viii. Kekurangan PBL

Human resources

Lebih banyak staf yang harus terlibat dalam proses tutorial

Other resources

Jumlah siswa didik yang banyak membutuhkan akses ke perpustakaan dan

internet secara serempak, membutuhkan lebih banyak uang

Role models

Siswa didik enggan berkonsultasi dengan pakar-pakar atau dosen

Information overload

Page 24: Resume Skenario 1 Kelompok B

Siswa didik tidak yakin dan tidak tahu arah dari pembelajaran, seberapa

dalam materi yang harus dipahami serta tidak yakin informasi mana yang

relevan

Ada perubahan pola pikir terutama dosen

ix. Ciri-ciri keberhasilan PBL

PBL dikatakan berhasil jika memiliki skill-skill tertentu, diantaranya:

- kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan pendekatan secara metodis

terhadap suatu masalah

- kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan tutorial secara benar

- kemampuan yang dibutuhkan untuk “carry out” aktivitas individu

e. Evidence Based Medicine (EBM)

i. Definisi EBM

Penerapan pendekatan dan metode pembelajaran dalam proses pembela-

jaran berdasarkan bukti-bukti ilmiah terbaik yang ada (Harden et al, 1999).

Merupakan keterpaduan antara (1) bukti-bukti ilmiah yang berasal dari

studi yang terpercaya (best research evidence); dengan (2) keahlian klinis

(clinical expertise) dan (3) nilai-nilai yang ada pada masyarakat (patient

values). ( Sackett et al, 2000).

Suatu teknik yang digunakan untuk pengambilan keputusan dalam men-

gelola pasien dengan mengintegrasikan tiga faktor yaitu, keterampilan dan

keahlian klinik dari dokter, kepentingan pasien dan, bukti ilmiah yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Dengan kata lain EBM adalah cara yang untuk membantu dokter dalam

membuat keputusan saat merawat pasien sesuai dengan kebutuhan pasien

dan keahlian klinis dokter berdasarkan bukti-bukti ilmiah.

ii. Tujuan EBM

Page 25: Resume Skenario 1 Kelompok B

Dengan mengacu pada konsep evidence based medicine, dokter tidak

khawatir terhadap tuntutan malpraktek, karena telah menjalankan tugas

profesinya sesuai kaidah etika ilmu kedokteran yang berbasis ilmiah, valid,

dan reliabel. (Pandhita, 2007).

Selain itu, EBM sendiri membantu mahasiswa agar kedepannya bisa

menjadi dokter yang sesuai dengan harapan pasien dan membantu dokter

dalam mencari juga mengambil informasi catatan- catatan medis

elektronik.

iii. Alasan penerapan EBM

Perlunya perubahan paradigma pengembangan  pendidikan kedokteran dari

berbasis opini ke arah berbasis bukti-bukti penelitian di bidang pendidikan

kedokteran. (Zulharman, 2008)

Informasi up-date mengenai diagnosis, prognosis, terapi dan pencegahan

sangat dibutuhkan dalam praktek sehari-hari. (Dwiprahasto, 2008)

EBM diperlukan karena perkembangan dunia kesehatan begitu pesat dan

bukti ilmiah yang tersedia begitu banyak.Pengobatan yang sekarang

dikatakan paling baik belum tentu beberapa tahun ke depan masih juga pal-

ing baik. Sedangkan tidak semua ilmu pengetahuan baru yang jumlahnya

bisa ratusan itu kita butuhkan. Karenanya diperlukan EBM yang menggu-

nakan pendekatan pencarian sumber ilmiah sesuai kebutuhan akan infor-

masi bagi individual dokter yang dipicu dari masalah yang dihadapi pasien-

nya disesuaikan dengan pengalaman dan kemampuan klinis dokter tersebut.

Pada EBM dokter juga diajari tentang menilai apakah jurnal tersebut dapat

dipercaya dan digunakan.

iv. Aspek dalam EBM

Aspek medik     :    Fungsinya untuk mengelola penderita.

Aspek ilmiah     :    Untuk mensurvey keluhan, kelainan fisik, dan terapinya

Aspek personal  :    Hubungan dokter dengan penderita menjadi lebih baik,

kualitas dan profesionalisme menjadi lebih baik.

Page 26: Resume Skenario 1 Kelompok B

Aspek sosial      :    Penerapan EBM secara luas akan meningkatkan ke-

sadaran serta perhatian masyarakat kepada kesehatan. (Soeleman, 2008)

v. Langkah-langkah dalam EBM

Mengajukan pertanyaan klinik yang dapat dijawab (asking answerable

question).

Melakukan pelacakan pustaka untuk menjawab pertanyaan klinik.

Melakukan telaah kritis terhadap bukti ilmiah.

Melakukan integrasi antara bukti ilmiah yang valid, keahlian klinik, dan

nilai serta harapan yang ada pada pasien.

Melakukan evaluasi hasil guna penerapan bukti ilmiah di dalam praktek.

(Guyatt, 2004)

1. Pasien Mulailah dari pasien, bisa berupa :

Masalah klinis apa yang dimiliki pasien kita

Pertanyaan yang dikemukakan oleh pasien

kita sehubungan dengan perawatan penyakit-

nya

2. Pertanyaan Membuat pertanyaan dari masalah yang diceritakan

pasien

3. Sumber Mulailah melakukan pencarian sumber journal

melalui internet untuk menjawab pertanyan tersebut

4. Evaluasi Evaluasi apakah jurnal yang kita peroleh cukup valid

, penting dan bisa diaplikasikan

5. Pasien Aplikasikan temuan berdasarkan bukti ilmiah

tersebut ke pasien dengan mempertimbangkan

kepentinga atau kebutuhan pasien dan kemampuan

Page 27: Resume Skenario 1 Kelompok B

klinis dokter

6. Evaluasi Evaluasi hasil perawatan pasien tersebut

f. Komunikasi

g. Teknologi Informatika

i. Definisi

Penggunaan teknologi untuk mengatur dan menyebarkan informasi medis bagi

konsumen, tenaga medis, dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam pelayanan

kesehatan

ii. Informatika Kedokteran

Disiplin yang berkaitan erat dengan pemanfaatan komputer dan teknologi

komunikasi di bidang kedokteran.

iii. Peran

1. Membantu dalam proses belajar mandiri

2. Membantu mengupdate informasi terbaru di bidang kedokteran

3. Memungkinkan data kesehatan di-share secara cepat dan mudah

4. Informasi kesehatan yang up to date, relevan, lengkap, dan akurat dapat

mendukung pengambilan keputusan manajer kesehatan dalam meren-

canakan pembangunan kesehatan menurut tingkat sektornya.

iv. Aplikasi

1. Rekam medik elektronik: sistem penyimpanan informasi secara elektronik

mengenai status kesehatan serta pelayanan kesehatan,yang diperoleh

pasien sepanjang hidupnya dan tersimpan sedemikian hingga dapat

melayani berbagai pengguna rekam yang sah (Shortliffe, 2001).

2. Telemedicine: pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi

dan pelayanan medis jarak jauh.

Page 28: Resume Skenario 1 Kelompok B

3. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) adalah sebuah sistem

Informasi yang terintegrasi dan didesain multi user yang disiapkan untuk

menangani keseluruhan proses manajemen puskesmas.

4. Peresepan elektronik: membantu meminimalisir kesalahan pengobatan

dalam penulisan resep dokter.

v. Hambatan

1. Hambatan finansial, pengembangan sistem pendukung keputusan klinik

memerlukan biaya sendiri dan membutuhkan biaya tambahan untuk

mengevaluasi secara berkala hasil guna sistem tersebut.

2. Belum adanya standar data-data apa saja yang direkomendasikan oleh or-

ganisasi profesi tertentu untuk dimasukkan dalam sistem pendukung kepu-

tusan klinis. Saat ini sistem yang ada masih bervariasi.

3. Hambatan kultural, penggunaan teknologi informasi belum dipandang se-

bagai suatu hal yang penting bagi para dokter dan manajer kesehatan.

vi. Teknik Penelusuran Data Elektronik

Perkembangan teknologi informasi khususnya komputer telah membawa

kemudahan tersendiri dalam proses penelusuran informasi.Penelusuran

informasi melalui komputer dan media internet telah mempermudah proses

update informasi. Ada dua teknik dalam melakukan penyaringan dalam

penelusuran data elektronik, yaitu:

Filterisasi dengan simbol matematika

Tanda plus (+): digunakan jika seseorang ingin mencari data dengan

kata kunci lebih dari satu.

Tanda minus (-): simbol ini dibaca sebagai ‘kecuali’

Tanda kutip (“): simbol ini digunakan dalam pencarian untuk mem-

fokuskan pencarian ke hal yang benar-benar diinginkan.

Filterisasi dengan simbol Boolean

OR: untuk mencari data yang hanya mengandung salah satu kata kunci

saja.

AND: untuk mencari data yang mengandung keseluruhan kata kunci.

NOT: berfungsi untuk eksklusi.

Wildcards (*): digunakan untuk meluaskan pencarian.

vii. Website untuk Mengakses Jurnal

Page 29: Resume Skenario 1 Kelompok B

1.   www.ciencedirect.com

2.   www.blackwell.com

3.   www.thieme.com

4.   www.ingenta.com

5.   www.scirus.com

6.   www.sage.com

7.   www.medline.com

8.   www.highwire.com

9.   www.ovid.com

10. www.springerlink.com

11. www.scopus.com

12. www.kluwer.com

13. www.hinari.com

14. www.wileyinterscience.com

15. www.pubmed.com

16. www.proquest.com

viii. Etika Penggunaan Data Elektronika

Etika umum penggunaan data dalam penelitian adalah mengakui dan

mencantumkan sumber data penelitian. Kegagalan dalam melakukan hal ini

akan mengakibatkan kredibilitas penelitian menurun dan dianggap plagiat. ada

empat cara yang bisa menghindarkan seorang peneliti dari tuduhan plagiarisme,

yaitu:

1. Quotation: Merupakan pengutipan secara langsung kata-perkata dari peneliti

sebelumnya. Jika anda melakukan quotation, seseorang harus mengutip kata

tersebut originally dan mencantumkan sumbernya dimana data tersebut

diperoleh.

2. Referencing: Pencantuman total quotation penelitian pada daftar pustaka.

Langkah ini digunakan untuk melindungi kegagalan quotation, apabila ada

quotation yang tidak diberikan dan tidak mencantumkan dalam daftar pus-

taka.

Page 30: Resume Skenario 1 Kelompok B

3. Summarizing: Langkah yang digunakan untuk menyingkat pengutipan data

penelitian.

4. Paraphrising: Menghadirkan data penelitian yang sudah ada sebelumnya

dengan menggunakan kata-kata tersendiri yang berbeda dengan bentuk

aslinya. Paraphrising dilakukan guna mengintegrasikan data penelitian lain

ke dalam penelitian yang sedang dikerjakan.

Page 31: Resume Skenario 1 Kelompok B

Kesimpulan

Dalam menghadapi paradigma baru pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran yang

menggunakan Problem Base Learning (PBL), hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh siswa

didik adalah dengan merubah cara belajar menjadi orang dewasa (adult learning), berpikir

logis, kritis, lebih aktif dalam tutorial, sering berdiskusi dengan teman, tutor, staf pengajar,

dan para pakar di FK Unej agar nantinya dapat menjadi dokter yang kompeten sesuai dengan

Standar Kompetensi Dokter , dokter yang dapat diterima oleh masyarakat dengan baik, dan

dokter yang menguasai dua aspek keterampilan, yaitu Hard Skill dan Soft Skill.