resume skenario 4 blok 2 tutorial c

Upload: lisa-fitzgerald

Post on 09-Oct-2015

75 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

RESUME SKENARIO 4 BLOK 2KOMUNITAS AGROINDUSTRI

PENYUSUN :Revin Fiona Cinintya(132010101003)Putri Dwi Fitriani(132010101011)Wahyu Satria Wiwaha(132010101015)Luthfiana Eka Sari(132010101020)Azmi Falah(132010101027)Intan Zhofir Asyur Lazuardi(132010101037)Tania Ratna Iswanti(132010101045)Alief Ilman Zaelany(132010101054)Intan Wahyu Prabandari(132010101056)Tawang Handayani(132010101068)Mohammad Haedar Faraby(132010101075)Kiky Martha Ariesaka(132010101080)Talitha Yuni Amalia(132010101087)Hana Nabilah(132010101095)Desi Suryani Dewi(132010101102)Alfa Rika(102010101039)

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS JEMBER2013SKENARIO

Beberapa warga desa Paseban dilarikan ke Puskesmas Kencong dengan gejala panas tinggi dan diare. Menurut pihak Puskesmas mereka menderita penyakit yang diduga ditularkan melalui binatang dan sebagian penderita diduga keracunan pestisida yang banyak digunakan masyarakat sekitar. Dokter puskesmas merencakan mengadakan tindakan kuratif sekaligus melakukan promosi kesehatan gaya hidup yang baik dan benar untuk mengatasi wabah tersebut.

1. KLARIFIKASI ISTILAH0. DiareMenurut WHO (1999) secara klinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Secara klinik dibedakan tiga macam sindroma diare yaitu diare cair akut, disentri, dan diare persisten.

0. WabahBerjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.

1. RUMUSAN MASALAH1. Apa yang menyebabkan gejala panas tinggi dan diare?1. Apa saja penyakit yang disebabkan oleh binatang?1. Apa dampak dari pestisida?1. Apa saja masalah-masalah di lingkungan agroindustri?1. Bagaimana cara mengatasi wabah?1. Bagaimana promosi kesehatan yang efektif?

1. ANALISIS MASALAH1. Penyebab gejala panas tinggi dan diarePanas TinggiPanas tinggi adalah suatu tanda dari demam. Demam (Fever) adalah peningkatan suhu tubuh di atas normal, hal ini dapat disebabkan oleh infeksi mikroorganisme. (Kamus Kedokteran Dorland edisi 31)a. Demam akibat infeksiDemam ini bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, ataupun parasit. Infeksi bakteri yang pada umumnya menimbulkan demam pada anak-anak antara lain pneumonia, bronkitis, osteomyelitis, appendisitis, tuberculosis, bakteremia, sepsis, bakterial gastroenteritis, meningitis, ensefalitis, selulitis, otitis media, infeksi saluran kemih, dan lain-lain (Graneto, 2010). Infeksi virus yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain viral pneumonia, influenza, demam berdarah dengue, demam chikungunya, dan virus-virus umum seperti H1N1 (Davis, 2011). Infeksi jamur yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain coccidioides imitis, criptococcosis, dan lain-lain (Davis, 2011). Infeksi parasit yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain malaria, toksoplasmosis, dan helmintiasis (Jenson & Baltimore, 2007). b. Demam akibat faktor non infeksiDemam ini dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain faktor lingkungan (suhu lingkungan yang eksternal yang terlalu tinggi, keadaan tumbuh gigi, dll), penyakit autoimun (arthritis, systemic lupus erythematosus, vaskulitis, dll), keganasan (Penyakit Hodgkin, Limfoma non-hodgkin, leukemia, dll), dan pemakaian obat-obatan (antibiotik, difenilhidantoin, dan antihistamin) (Kaneshiro & Zieve, 2010).

DiareSecara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam golongan enam besar, tetapi yang sering ditemukan di lapangan adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan. Penyebab diare secara lengkap adalah sebagai berikut: a. Infeksi yang dapat disebabkan:1) bakteri, misal: Shigella, Salmonela, E. Coli, golongan vibrio, bacillus cereus, Clostridium perfringens, Staphyiccoccus aureus, Campylobacter dan aeromonas; 2) virus misal: Rotavirus, Norwalk dan norwalk like agen dan adenovirus;3) parasit, misal: cacing perut, Ascaris, Trichiuris, Strongyloides, Blastsistis huminis, protozoa, Entamoeba histolitica, Giardia labila, Belantudium coli dan Crypto;b. alergi, c. malabsorbsi, d. keracunan yang dapat disebabkan;1) keracunan bahan kimiawi2) keracunan oleh bahan yang dikandung dan diproduksi: jasat renik, ikan, buah-buahan dan sayur-sayuran, e. Imunodefisiensi dan f. Sebab-sebab lain (Widaya, 2004).

1. Penyakit yang disebabkan oleh binatangZoonosis adalah penyakit hewan yang dapat ditularkan kepada manusia dalam kondisi konsisi alamiah. (Kamus Kedokteran Dorland edisi 31)NoArthropodaPenyakit Bawaan

1.NyamukMerupakan vektor dari penyakit malaria, Filaria, demam kuningdemam berdarah, penyakit otak, demam haemorhagic

2.LalatMerupakan vektor dari penyakit tipus dan demam paratipus, diare, disentri, kolera, gastro-enteritis, amoebiasis, penyakit lumpuh, conjunctivitis, anthrax

3.Lalat PasirMerupakan vektor penyakit leishmaniasis, demam papataci dan bartonellosisi, Leishmania donovani,

4.Lalat HitamMerupakan vektor penyakit Oncheocerciasis

5.Lalat tse2Merupakan vektor dari penyakit tidur

6.KutuMerupakan vektor dari penyakit tipus mewabah, relapsing demam, parit

7.Pinjalpenyakit sampar, endemic typhus

8.SengkenitPenyakit Rickettsia (Rickettsia Rickettsii)

9.Tungaupenyakit tsutsugamushi atau scrub typhus yang disebabkan oleh Rickettsia tsutsugamushi,

1. Dampak pestisidaDampak PositifDampak Negatif

Dapat memberantas hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman, dan hasil pertanian. Dapat memberantas rerumputan Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan Merangsang dan mengatur pertumbuhan Hama menjadi kebal (resisten) Terjadinya peledakan hama baru (resurjensi) Penumpukan residu kimia dalam hasil panen Terbunuhnya musuh alami Penemaran lingkungan oleh residu bahan kimia Kecelakaan bagi pengguna zat kimia seperti keracunan

Pestisida menyebabkan gangguan-gangguan sebagai berikut:Gangguan pernapasan/paru-paru Intasi: bronkitis, pneumonia, udema pulmonar Debu: fibrosisGangguan hati Hepatitis, nekrosis (kerusakan sel), sirosis hati, dan kanker hatiGangguan ginjal Nefrotoksin yang meliputi gagal ginjal akut atau kronis dan kankerGangguan jantung pembuluh darah Trikloro etilen menyebabkan jantung akut gangguan ritme jantung Karbonsulfit menyebabkan serangan jantungGangguan saraf Neurotoksin: kelumpuhan, terhambatnya fungsi otak, penyakit kulit

Gangguan Darah dan sumsum tulang Kerusakan sel darah merah (anemia hemolitik), dan kanker darah oleh zat arsin dan benzenaGangguan kulit Iritasi dermatitis dan alergi, jerawat, vertiligo (hilangnya pigmen), kanker kulitGangguan sistem reproduksi Pestisida mempengaruhi ovarium dan testis yang mengakibatkan gangguan menstruasi dan fungsi seksualGangguan sistem lain Bahan kimia dari pestisida dapat menyerang sistem kekebalan, tulang, otot dan kelenjar (tiroid)

Dampak pestisida d udara air dan tanah Udara: jika penyemprotan pestisida di udara lalu tertiup angin racunnya akan menyebar tidak hanya di wilayah yang akan di semprot oleh pestisida melainkan ke lahan-lahan yang lain. Air: pestisida menyerap ketanah atau terbang ke sumber air lalu mencemari perairan yang ada. Tanah: pestisida masuk dan meresap ketanah sehingga tanah tidak subur lagi.

1. Masalah-masalah di lingkungan agroindustria. Penyakit Akibat Kerja (PAK)Penyakit akibat kerjaadalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Di dalam berbagai jenis industri, khususnya di bagian produksi pekerja sering terpajan oleh berbagai jenis potensial bahaya atauhazard,dimana pekerja selama lebih kurang 8 jam sehari dan 40 jam seminggu untuk berbulan bulan dan bahkan bertahun-tahun selama masa kerjanya terpaksa terpajan dengan anekahazardyang ada di lapangan kerjanya. Adapun pekerja usia dini kurang memiliki kesiapan mental dan fisik untuk bekerja.b. Kesehatan KerjaKesehatan kerja mempelajari keterkaitan antara kesehatan dan pekerjan, mencakup kesehatan kerja secara keseluruhan, yaitu: keselamatan kerja (safety), higiene industri dan kedokteran kerja. Keselamatan KerjaKeselamatan kerja mempunyai tujuan untuk mencegah atau mengurangi resiko terjadinya gangguan kesehatan melalui perancangan sistem kerja (contoh: desain alat, mesin, alat pelindung diri, manajemen resiko bahkan sampai tingkat sosial seperti desain organisasi kerja, waktu kerja, dll) yang baik. Intinya keselamatan kerja mencegah munculnya gangguan kesehatan kerja. Kedokteran KerjaKedokteran kerja lebih mengarah ke pengawasan dan suatu tindakan jika gangguan kesehatan telah terjadi dan usahanya untuk mengembalikan kondisi kesehatan kerja kembali sedia kala. Intinya kedokteran kerja mengobati gangguan kesehatan kerja. Higiene industryHigiene industri adalah suatu ilmu dalam mengenal berbagai bahaya dalam pekerjaan, melakukan pengukuran tingkat bahaya itu, melakukan evaluasi dengan menetapkan skala prioritas dan melakukan pengendalian berbagai bahaya tadi. Ruang lingkup hygiene industry terdiri dari:1)AntisipasiAntisipasimerupakan kegiatan untuk memprediksi potensi bahaya dan risiko di tempat kerja. Tahap awal dalam melakukan atau penerapan higiene industri di tempat kerja. Adapun tujuan dari anntisipasi adalah : Mengetahui potensi bahaya dan risiko lebih dini sebelum muncul menjadi bahaya dan risiko yang nyata Mempersiapkan tindakan yang perlu sebelum suatu proses dijalankan atau suatu area dimasuki Meminimalisasi kemungkinan risiko yang terjadi pada saat suatu proses dijalankan atau suatu area dimasuki2)RekognisiRekognisis merupakan serangkaian kegiatan untuk mengenali suatu bahaya lebih detil dan lebih komprehensif dengan menggunakan suatu metode yang sistematis sehingga dihasilkan suatu hasil yang objektif dan bisa dipertanggung jawabkan. Adapun tujuan dari rekognisi adalah: Mengetahui karakteristik suatu bahaya secara detil (sifat, kandungan, efek, severity, pola pajanan, besaran) Mengetahui sumber bahaya dan area yang berisiko Mengetahui pekerja yang berisiko3)EvaluasiPada tahap penilaian/evaluasi lingkungan, dilakukan pengukuran, pengambilan sampel dan analisis di laboratorium. Tujuan pengukuran dalam evaluasi yaitu: Untuk mengetahui tingkat risiko Untuk mengetahui pajanan pada pekerja Untuk memenuhi peraturan (legal aspek) Untuk mengevaluasi program pengendalian yang sudah dilaksanakan Untuk memastikan apakah suatu area aman untuk dimasuki pekerja Mengetahui jenis dan besaran hazard secara lebih spesifik4)PengontrolanAda 6 tingkatan Pengontrolan di Tempat Kerja yang dapat dilakukan: Eliminasi : merupakan upaya menghilangkan bahaya dari sumbernya serta menghentikan semua kegiatan pekerja di daerah yang berpotensi bahaya. Substitusi : Modifikasi proses untuk mengurangi penyebaran debu atau asap, dan mengurangi bahaya. Isolasi : Menghapus sumber paparan bahaya dari lingkungan pekerja dengan menempatkannya di tempat lain atau menjauhkan lokasi kerja yang berbahaya dari pekerja lainnya, dan sentralisasi kontrol kamar, Engineering control : Pengendalian bahaya dengan melakukan modifikasi pada faktor lingkungan kerja selain pekerja Administrasi control: Pengendalian bahaya dengan melakukan modifikasi pada interaksi pekerja dengan lingkungan kerja Alat Pelindung Diri (APD): Ini merupakan langkah terakhir dari hirarki pengendalian.c. Upaya Kesehatan KerjaPada Kepmenkes 038/Menkes/I/2007 menyatakan bahwa bagi Puskesmas di daerah industri, selain 6 kegiatan pokok yang wajib dilaksanakan Puskesmas, wajib juga melaksanakan Upaya Kesehatan Kerja. Langkah-langkah puskesmas dalam upaya kesehatan kerja:1)Pemetaan/pengumpulan data dasar tentang Kesehatan Kerja di wilayah kerja Puskesmas2)Advokasi ke perusahaan3)Pelatihan kepada pengusaha, pekerja dan kader kesehatan kerja4)Memfasilitasi pembentukan Pos UKK untuk pekerja sektor informal5)Memberikan pelayanan kesehatan pada pekerja6)Melaksanakan surveilans kesehatan kerja serta Pencatatan dan pelaporan7)Pembinaan dan evaluasi.Cara penanggulangan masalah kegiatan agroindustri: Penyesuaian beban dan kapasitas kerja Pelayanan kesehatan dibidang agroindustri Perventif, dengan cara(1) Penyimpanan pestisida dengan baik. (2) pemakaian alat pelindungt diri Pemberian edukasi terhadap para pekerja tentang K3 Pemeriksaan kesehatan pada calon pekerja, sehingga bisa disesuaikan dengan beban kerja nya nanti Penataan lingkungan kerja dengan mengusahakan risiko kerja yang sekecil-kecilnya Substitusi bahan berbahhaya dengan bahan yang lebih aman

1. Cara mengatasi wabahData & informasi penduduk dan lingkungan serta data KLB dan epidemiologi lain dikumpulkan. Dari data tersebut ditentukan prioritas penanggulangannya. Setelah itu dilakukan penanggulangan sehingga tidak menjadi masalah kesehatan pada masyarakat. Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia Nomor 949/MENKES/SK/VIII/2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa.

1. Promosi kesehatan yang efektifStrategi promkes menurut WHO, 1984:a. Advokasi : pembuatan kebijakan yang menguntungkan kesehatanb. Dukungan sosial : dukungan dari tokoh masyarakatc. Pemberdayaan masyarakat

1. TUJUAN BELAJAR1. Mengetahui karakteristik komunitas agroindustri1. Mengetahui masalah limbah di bidang agroindustri dan penanganannya1. Mengetahui penyebaran vektor di lingkungan agroindustri dan pengendaliannya1. Mengetahui dampak pestisida di lingkungan agroindustri dan penanganannya1. Menjelaskan cara mengelola makanan yang baik dan benar1. Mengetahui tatalaksana wabah di lingkungan agroindustri1. Mengetahui dan memahami surveilans epidemiologi1. Menjelaskan promosi kesehatan yang efektif

1. PEMBAHASAN 1. Mengetahui Karakteristik Komunitas AgroindustriKarakteristik Masyarakat Agroindustri Terampil dalam hal mengolah dan menyimpan hasil pertanian, perikanan, peternakan, dan pertambangan Kegiatan masyarakatnya terstruktur dengan baik Pada pedesaan, teknologi yang digunakan masih sederhana, karena masih berbentuk home industri Agroindustri pedesaan, kegiatan berjalan secara kekeluargaan Di lingkungan kota, keterampilan dalam pengolahan bahan lebih baik daripada di desa Melakukan pengobatan sendiri Menggunakan obat- obatan tradisional Mencari obat- obatan di apotek tapa meggunakan resep dokter Ikatan kekeluargaannya kuat (pedesaan)TradisionalModern

- Peralatan yang digunakan masih sederhana.- Pengetahuan akan K3 masih rendah.- Memperkerjakan anak usia dini.- Kurang menerapkan PHBS- Ikatan `kekeluargaannya kuat- Jam kerja fleksibel.- Penyakit yang diderita biasanya penyakit kulit, pernapasan, dan akibat kecelakaan kerja.- Sudah menggunakan peralatan modern.- Sudah menerapkan K3 dan mengenakan APD.- Sudah menerapkan PHBS- Sudah memiliki SOP.- Memiliki jam kerja tertentu.- Penyakit yang diderita biasanya berhubungan dengan mental. Seperti stress,

1. Mengetahui Masalah Limbah di Bidang Agroindustri dan PenanganannyaSisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat dan atau konsentrasi dan jumlahnya, baik secara langsung ataupun tidak langsung dapat mencemarkan dan merusakkan lingkungan hidup, dan dapat membahayakan lingkungan hidup kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk lain. (UU RI No.23 thn 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 1)Karakteristik limbahBerdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi 4 bagian: Limbah cair Limbah padat Limbah gas dan partikel Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Setelah diadakannya analisis, ternyata limbah air mempunyai sifat yang dapat dibedakan menjadi tiga bagian besar antara lain:a. Sifat fisikb. Sifat kimiawic. Sifat biologis

Sifat limbah Berukuran mikro Dinamis Berdampak luas (penyebarannya) Berdampak jangka panjang (antar generasi)

Sifat limbah B3 adalah:1. 2. Mudah meledak3. Mudah terbakar4. Bersifat reaktif5. Beracun6. Menyebabkan infeksi7. Bersifat korosiJenis limbaha. Sumber spesifiklimbah yang berasal dari sisa suatu kegiatan industri atau kegiatan manusia.b. Sumber tidak spesifiklimbah yang berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, inhibitor korosi, pelarutan kerak, dll.Dampak Efek akut : kerusakan system saluran pernapasan, saluran pencernaan, system kardiovaskuler, dll. Efek kronis : karsinogenik / pendorong terjadinya kanker, mutasi sel tubuh, kerusakan sistem reproduksi, dll.Penyakit yang Ditimbulkan Insect bone disease (penyakit akibat serangga); lalat = diare, kolera; nyamuk = DBD Roden bone disease ( disebabkan oleh rodentia) ; penyakit pess Vector jamur ; penyakit kulit Vector cacing ; dll.Permasalahan Akibat LimbahSumber: DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMANDIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMa. b. Sampah di Saluran Drainasec. BAB sembarangan d. Jamban dengan kualitas buruke. Mandi dan Cuci di Sungaif. Limbah Industri yang belum terolahg. Pembuangan lumpur tinja ilegalKarakteristik Limbah AgroindustriLimbah agroindustri terdiri dari cairan dan padatan (sludge). Sludge dari limbah agroindustri mempunyai tekstur yang halus dan mengandung kadar air yang cukup tinggi, yaitu sekitar 50 60% serta baunya menyengat. Bau yang menyengat ini mengindikasikan bahwa terdapat unsur-unsur yang membahayakan. Tujuan Pemanfaatan LimbahPemanfaatan limbah agroindustri bertujuan untuk menekan pencemaranlingkungan atau pencemaran terhadap sungai sehingga kualitas DAS dapat dipertahankan.Pemanfaatan: contoh Berdasarkan penelitian Wiskandar dan Sunarti (2003) menunjukkan bahwa penggunaan sludge industri kertas pada tanah tersebut dapat meningkatkan indeks stabilitas agregat, permeabilitas dan bahan organik tanah sehingga dapat mengurangi kepekaan tanah terhadap erosi.Selain limbah industri kertas tersebut diatas, limbah dari industri MSG juga berpengaruh terhadap peningkatan produksi tanaman. Menurut Soelaeman, et al., (2004), penggunaan limbah cair industri ini dapat meningkatkan produksi tanaman ubi kayu, padi sawah dan jagung. PENANGAN LIMBAH CAIRMetode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan sangat beragam. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula.a. Pengolahan Primer (Primary Treatment)Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan secara fisika.

Penyaringan (Screening)Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan jeruji saring. Pengolahan Awal (Pretreatment)Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit chamber dan cara kerjanya adalah dengan memperlambat aliran limbah sehingga partikel partikel pasir jatuh ke dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya. PengendapanMetode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan yang paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Di tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Enadapn partikel tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut. Pengapungan (Floation)Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat menghasilkan gelembung- gelembung udara berukuran kecil ( 30 120 mikron). Gelembung udara tersebut akan membawa partikel partikel minyak dan lemak ke permukaan air limbah sehingga kemudian dapat disingkirkan. b. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob. Metode Trickling FilterPada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik, dengan dengan ketebalan 1 3 m. Limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media tersebut. Metode Activated SludgePada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara aerasi (pemberian oksigen). Metode Treatment ponds/ LagoonsPada metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aero untuk proses penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah.c. Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah. d. Desinfeksi (Desinfection)Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinasi), penyinaran dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (O).e. Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier, akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Endapan lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob (anaerob digestion), kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).

PENANGANAN LIMBAH PADATa. Penimbunan TerbukaTerdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode penimbunan terbuka (opendumping)dan metodesanitary landfill. Pada metode penimbunan terbuka. Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama dan kuman penyebab penyakit dapat berkembang biak. Cairan yang tercampur dengan sampah dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air.b. Sanitary LandfillPada metodesanitary landfill,sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi iapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesanlimbah ke tanah. Padalandfillyang lebih modern lagi, biasanya dibuat sistem Iapisan ganda (plastik lempung plastik lempung) dan pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk dari proses pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.c. InsinerasiInsinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat yang disebutinsinerator.Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan.d. Pembuatan kompos padat dan cairMetode ini adalah dengan mengolah sampah organic seperti sayuran, daun-daun kering, kotoran hewan melalui proses penguraian oleh mikroorganisme tertentu.

e. Daur UlangDaur ulang adalah salah satu strategi pengelolaansampahpadat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah3R(Reuse, Reduce, and Recycle).

PENANGANAN LIMBAH GASPengolah limbah gas secara teknis dilakukan dengan menambahkan alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran udara. a. Mengontrol Emisi Gas BuangGas-gas buang seperti sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon monoksida, dan hidrokarbon dapat dikontrol pengeluarannya melalui beberapa metode. Gas sulfur oksida dapat dihilangkan dari udara hasil pembakaran bahan bakar dengan caradesulfurisasimenggunakan filter basah (wet scrubber).b. Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara Pembuangan Filter UdaraFilter udara dimaksudkan untuk yang ikut keluar pada cerobong atau stack, agar tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih yang saja yang keluar dari cerobong. Filter udara yang dipasang ini harus secara tetap diamati (dikontrol), kalau sudah jenuh (sudah penuh dengan abu/ debu) harus segera diganti dengan yang baru. Pengendap SiklonPengendap Siklon atau Cyclone Separators adalah pengedap debu / abu yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu. Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara / gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon sehingga partikel yang relatif berat akan jatuh ke bawah.

Pengendap ElektrostatikAlat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara yang kotor dalam jumlah (volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya adalah aerosol atau uap air.

PENANGANAN LIMBAH B3Syarat lokasi pengelolahan1. Daerah bebas banjir2. Jarak dengan fasilitas umum minimum 50mSyarat lokasi pengelolahan di luar area penghasil harus1. Daerah bebas banjir2. Jarak dengan jalan utama/jalan tol minimal 150m atau 50 m untuk jalan lainnya3. Jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum minimal 300mJarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimal 300m dan jarak dengan wilayah terlimdungi( seperti cagar alam, hutan lindung) minimum 300mPengelolaan Limah1) RefinePenggunaan bahan atau proses yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan atau proses yang ada saat ini.2) ReducePengurangan jumlah limbah atau kehilangan bahan dengan optimalisasi proses atau operasional yang menghasilkan limbah yang mengalami pemborosan.Contoh : mengganti keran atau pipa yang bocor dan memasang alat penangkap ceceran / lelehan.3) ReusePemakaian kembali bahan bahan atau limbah pada proses berbeda.4) RecyclePenggunaan kembali bahan bahan atau sumber daya untuk proses yang sama.5) RecoveryKegiatan pengambilan kembali sebagian material penting dari aliran limbah untuk pemanfaatan ulang dalam proses atau dimanfaatkan untuk proses atau keperluan lain.6) Retrieve EnergyPemanfaatan limbah untuk digunakan sebagai bahan bakar atau dalam arti yang luas adalah penghematan energi dalam proses produksi.

Pemanfaatan Limbah Pertanian dan Agroindustri Pertanian Sebagai Sumber Pakan Sapi Potonga. Molases/tetes tebuMolasses atau tetes tebuadalah limbah utama industri pemurnian gula yang berasal dari tanaman tebu. Molases merupakan sumber energi yang esensial dengan kandungan gula didalamnya.b. Ampas kelapaSalah satu limbah dari produksi VCO ini adalah bungkil atauampaskelapa, daging kelapa yang dalam pembuatan VCO hanya diambil santan-nya saja tersebut terkadang hanya dibuang begitu saja. Padahal berat daging kelapa yang adalah sekitar 34% - 42% dari keseluruhan buah kelapa itu masih mengandung nutrisi yang berguna bagi ternak, khususnya hewan ruminansia besar.c. Kulit kakaoKulit Kakao dapat diberikan pada ternak dalam bentuk segar maupun diolah dahulu menjadi tepung sebagai bahan pakan.d. Dedak padiNutrisi dedak padi sangat bervariasi bergantung pada jenis padi dan jenis mesin pengiling, pemalsuan dedak padi sering terjadi dan akhir-akhir ini mutunya semakin menurun seiring dengan berkembangnya mesin penghalus (hummer mill). e. Ampas tahuAmpas tahu adalah hasil ikutan dalam proses pembautan tahu/limbah dari pembuatan makanan tahu, sampai saat ini ampas tahu cukup mudah didapat dengan harga murah, bahkan bisa didapat dengan harga cuma-cuma.

f. Kulit KopiDalam pengelolaan kopi akan dihasilkan 45% kulit kopi, 10% lendir, 5% kulit ari, dan 40% biji kopi. Tingkat kecernaan kulit kopi bisa dinaikkan dengan proses amoniasi yang juga dapat mendongkrak kadar protein dan menghilangkan aflatoksin.

g. Onggok/gaplekOnggok merupakan limbah padat agro industri pembuatan tepung tapioka, Onggok mempunyai kadar energi yang tinggi, hampir menyamai jagung akan tetapi rendah protein maupun asam amino, tergolong karbohidrat yang mudah dicerna. h. Tumpi JagungTumpi jagung merupakan limbah industri pemipilan/perontokan biji jagung yang ketersediannya cukup kontinyu dan berlimpah bahkan menjadi masalah dalam penyimpanannya terutama pada saat musim panen jagung.i. Tepung BuluBulu ayam berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber protein pakan alternatif pengganti sumber protein konvensional seperti bungkil kedele dan tepung ikan.j. Limbah TempeLimbah tempe, yang telah difermentasi dengan jamurAspergillus niger0,5% dan bakteriLactobacillus sp3% berhasil meningkatkan protein kasar yang semula hanya 12, 69% menjadi 15,2%. dan menurunkan kadar serat kasar dari 44, 61% menjadi 40,1 %.k. Sumber pakan hijauan (Sumber Serat) Jerami padi Jerami Jenis Kacang-kacangan Jerami Jagung Jenis tanaman lainnya

1. Mengetahui Penyebaran Vektor di Lingkungan Agroindustri dan PengendaliannyaPaul A. Ketchum, membuat klasifikasi arthropods borne diseases pada kejadian penyakit epidemis di Amerika Serikat seperti terlihat pada tabel dibawah ini:

a. Penyebaran VektorMasuknya agen penyakit kedalam tubuh manusia sampai terjadi atau timbulnya gejala penyakit disebut masa inkubasi atau incubation period, khusus pada arthropods borne diseases ada dua periode masa inkubasi yaitu pada tubuh vektor dan pada manusia.1) Inokulasi (Inoculation)Masuknya agen penyakit atau bibit yang berasal dari arthropoda kedalam tubuh manusia melalui gigitan pada kulit atau deposit pada membran mukosa disebut sebagai inokulasi.2) Infestasi (Infestation)Masuknya arthropoda pada permukaan tubuh manusia kemudian berkembang biak disebut sebagai infestasi, sebagai contoh scabies.3) Extrinsic Incubation Period dan Intrinsic Incubation PeriodWaktu yang diperlukan untuk perkembangan agen penyakit dalam tubuh vektor Disebut sebagai masa inkubasi ektrinsik, sebagai contoh parasit malaria dalam tubuh nyamuk anopheles berkisar antara 10 14 hari tergantung dengan temperatur lingkungan dan masa inkubasi intrinsik dalam tubuh manusia berkisar antara 12 30 hari tergantung dengan jenis plasmodium malaria.4) Definitive Host dan Intermediate HostDisebut sebagai host definitif atau intermediate tergantung dari apakah dalam tubuh vektor atau manusia terjadi perkembangan siklus seksual atau siklus aseksual pada tubuh vektor atau manusia, apabila terjadi siklus sexual maka disebut sebagai host definitif, sebagai contoh parasit malaria mengalami siklus seksual dalam tubuh nyamuk, maka nyamuk anopheles adalah host definitive dan manusia adalah host intermediate.5) Propagative, Cyclo Propagative dan Cyclo - DevelopmentalPada transmisi biologik dikenal ada 3 tipe perubahan agen penyakit dalam tubuh vektor yaitupropagative, cyclo propagativedancyclo - developmental, bila agen penyakit atau parasit tidak mengalami perubahan siklus dan hanya multifikasi dalam tubuh vektor disebut propagative sepertiplague bacillipada kutu tikus, dengue (DBD) bila agen penyakit mengalami perubahan siklus dan multifikasi dalam tubuh vektor disebutcyclo propagativeseperti parasit malaria dalam tubuh nyamuk anopheles dan terakhir bila agen penyakit mengalami perubahan siklus tetapi tidak mengalami proses multifikasi dalam tubuh vektor seperti parasit filarial dalam tubuh nyamuk culex.b. Pengendalian Vektor PenyakitPeraturan Mentri No.374 tahun 2010 mendefinisikan bahwa pengendalian vektor merupakan kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk menurunkan populasi vektor serendah mungkin sehingga keberadaannya tidak lagi beresiko untuk terjadinya penularan penyakit di suatu wilayah atau menghindari kontak masyarakat dengan vektor sehingga penularan penyakit yang dibawa oleh vektor dapat di cegah (MENKES,2010). Pengendalian vector penyakit yaitu dengan cara Pengendalian Vektor Terpadu (PVT). Pengendalian vektor dilakukan dengan memakai metode pengendalian vektor terpadu yang merupakan suatu pendekatan yang menggunakan kombinasi beberapa metoda pengendalian vektor yang dilakukan berdasarkan pertimbangan keamanan, rasionalitas, efektifitas pelaksanaannya serta dengan mempertimbangkan kesinambungannya. Keunggulan Pengendalian Vektor Terpadu (PVT) adalah : Dapat meningkatkan keefektifan dan efisiensi sebagai metode atau cara pengendalian Dapat meningkatkan program pengendalian terhadap lebih dari satu penyakit tular vektor Melalui kerjasama lintas sector hasil yang dicapai lebih optimal dan saling menguntungkan.Prinsip-prinsip PVT meliputi: Pengendalian vektor harus berdasarkan data tentang bioekologi vektor setempat, dinamika penularan penyakit, ekosistem dan prilaku masyarakat yang bersifat spesifik local( evidence based) Pengendalian vektor dilakukan dengan partisipasi aktif berbagai sector dan program terkait, LSM, Organisasi profesi, dunia usaha /swasta serta masyarakat. Pengendalian vektor dilakukan dengan meningkatkan penggunaan metoda non kimia dan menggunakan pestisida secara rasional serta bijaksana Pertimbangan vektor harus mempertimbangkan kaidah ekologi dan prinsip ekonomi yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.Cara pengendalian vektor a. Cara kimia: menggunakan insektisida.b. Cara biologi: menggunakan ikan pemakan larva, dll.c. Cara Fisik: meningkatkan kualitas lingkungan sehingga vektor dapat keluar dari ekosistem.Contohnya: modifikasi dan manipulasi lingkungan tempat perindukan (3M, pembersihan lumut, penenman bakau, pengeringan, pengalihan/ drainase, dll), pemasangan kelambu, Penggunaan hewan sebagai umpan nyamuk (cattle barrier), dll.

1. Mengetahui Dampak Pestisida di Lingkungan Agroindustri dan PenanganannyaDalam Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 ditegaskan bahwa : Pestisida yang akan diedarkan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia wajib terdaftar, memenuhi standar mutu, terjamin efektivitasnya, aman bagi manusia dan lingkungan hidup serta diberi label. Sedangkan dalam Permentan No. 45/Permentan/SR.140/10/2009 diamanatkan bahwa: Pestisida yang terdaftar/diijinkan adalah Pestisida yang telah memenuhi persyaratan administrasi dan kriteria teknis yang ditetapkan Menteri Pertanian.Dampak pestisida pada lingkungan (buku panduan lengkap pestisida dan aplikasi)a. Bagi Lingkungan Umum Pencemaran lingkungan (air, tanah, dan udara) Terbunuhnya organisme non-target karena terpapar secara langsung Terbunuhnya organisme non-target karena pestisida memasuki rantai makanan Menumpuknya pestisida dalam jaringan tubuh organisme melalui rantai makanan (bioakumulasi) Pada kasus pestisida yang persisten (bertahan lama), konsentrasi pestisida dalam tingkat trofik rantai makanan semakin ke atas akan semakin tinggi (biomagnifikasi) Penyederhanaan rantai makanan alami Penyederhanaan keragaman hayati Menimbulkan efek negatif terhadap manusia secara tidak langsung melalui rantai makanan

b. Bagi lingkungan pertanian (Agro-ekosistem) OPT menjadi kebal terhadap suatu pestisida (timbul resistensi OPT terhadap pestisida) Meningkatnya populasi hama setelah penggunaan pestisida (resurjensi hama) Timbulnya hama baru, bisa hama yang selama ini dianggap penting maupun hama yang sama sekali baru Terbunuhnya musuh alami hama Perubahan flora, khusus pada penggunaan herbisida Fitotoksik (meracuni tanaman)Penanganan Masalah Pestisida:a. Kebijakan global pembatasan penggunaan pestisida sintetik yang mengarah pada pemasyarakatan teknologi bersih (clean technology) yaitu pembatasan penggunaan pestisida sintetik untuk penanganan produk-produk pertanian terutama komoditi andalan untuk eksport (Suwahyono, 1996).b. Peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973 (Sudarmo, 1991).c. Standar keamanan untuk pengaplikasian pestisida dan pengarahan untuk penggunaan yang aman dari pestisida, ditentukan oleh aturan untuk meyakinkan bahwa tingkat residu tidak melebihi dari standar yang telah ditetapkan. Keamanan dari produk-produk pertanian dapat dijamin bila bahan-bahan kimia pertanian diaplikasikan berdasarkan standar keamanan untuk pengaplikasian pestisida (Uehara, 1993).d. Menyelenggarakan kursus-kursus kepada para pengguna pada penggunaan yang aman dari pestisida, dengan penggunaan yang bijaksana dari pestisida yang akan menghasilkan perbaikan dalam produksi dan kualitas pertanian tanpa meninggalkan dampak negatif pada lingkungan. (Ton, 1991).e. Setiap kemasan dari bahan-bahan kimia pertanian harus dilengkapi/menggunakan keterangan perlindungan bagi keamanan pengguna. Jenis dan tingkat perlindungan berbeda tergantung pada tingkat keracunan dari masing-masing bahan kimia pertanian. Penyimpanan yang tepat dari bahan-bahan kimia pertanian dan keterangan mengenai pelepasan dari bahan kimia pertanian ke lingkungan termasuk tingkat yang dapat meracuni dan digambarkan pada label dari kemasan tersebut. Dengan memperhatikan keterangan-keterangan ini, keamanan para pengguna, keamanan dari pangan, keamanan dari konsumen pangan dan keamanan lingkungan dapat diwujudkan (Uehara, 1993).f. Ekoteknologi merupakan salah satu cara untuk mengatasi problem lingkungan yaitu teknologi yang memerlukan energi yang kecil dan menghasilkan buangan sekecil mungkin (yang mampu diterima oleh lingkungan) atau bahkan tanpa buangan sama sekali (Utami dan Rahyu, 1996).g. Rekayasa genetik dengan membuat tanaman-tanaman yang resisten terhadap hama melalui pengetahuan bioteknologi. Penelitian juga dilakukan pada perumusan bahanbahan kimia yang ditujukan untuk memperbaiki keamanan dan lebih mengefektifkan kegunaan dari bahan-bahan kimia pertanian (Ton, 1991; Uehara, 1993).h. Sistem pertanian berkelanjutan, dimana makna dari berkelanjutan adalah mengelola sumber daya yang ada sehingga dapat digunakan secara berkesinambungan serta meminimalisasi dampak negatif yang timbul. Dengan adanya pertanian berkelanjutan, maka penggunaan pestisida dapat secara teliti dan bertanggung jawab (Ton, 1991; Said, 1994). Dalam pertanian berkelanjutan, petani harus belajar dan meninggalkan metode produksi yang memakai banyak bahan kimia. Memakai cara rotasi tanam, menanam kacangan dan rumput untuk mengisi persediaan N, merawat tanah dengan pupuk dan kompos, serta mendaur ulang bahan organik. Pendekatan ini akan melindungi tanah dan mencegah pencemaran dan pencucian pupuk/bahan kimia dari tanah ke aliran sungai (Hallowell, 1997).i. Pengendalian hayati atau biokontrol merupakan salah satu strategi untuk mengatasi dampak pencemaran lingkungan akibat pemakaian bahan kimia untuk proteksi pertanian. Prinsip biokontrol adalah pengendalian dan bukan pemberantasan patogen. Keberhasilan suatu biokontrol ditentukan oleh kemampuan hidup agen biokontrol tersebut dalam lingkungannya.j. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang menggabungkan beberapa metode pengendalian, termasuk diantaranya menggunakan bahan hayati sebagai pengendali. k. Bagi lahan yang telah tercemar oleh residu pestisida, dewasa ini telah dikembangkan Bioremediasi. Bioremediasi dikenal sebagai usaha perbaikan tanah dan air permukaan dari residu pestisida atau senyawa rekalsitran lainnya dengan menggunakan jasa mikroorganisme. Mikroorganisme yang digunakan berasal dari tanah namun karena jumlahnya masih terbatas sehingga masih perlu pengkayaan serta pengaktifan yang tergantung pada tingkat rekalsitran senyawa yang dirombak (Said, 1994). l. Pemulihan Tanah Terkontaminasi Metode pengolahan tanah terkontaminasi dapat dibagi menjadi 3 kelompok besar, yakni:1) PenyimpananTanah terkontaminasi digali dan dibawa ke sebuah gudang penyimpanan. Tanah terkontaminasi dapat disimpan sementara sampai ditemukan teknik yang tepat untuk mengolahnya.

2) Teknik Ex situTanah terkontaminasi digali dan diolah disuatu unit pengolahan. Pengolahan dapat dilakukan dengan cara pemisahan bahan pencemar dengan tanah, penguraian kontaminan dengan bantuan mikroorganisme, pemanfaatan energi panas untuk menguapkan kontaminan dari tanah, ekstraksi kontaminan dari tanah, penggunaan uap ataupun bahan kimia untuk memisahkan kontaminan dari tanah.

3) Teknik In situPengolahan tanah terkontaminasi di tempat, dengan konversi biologi atau konversi kimia, pemisahan kontaminan dan isolasi kontaminan agar tidak mendifusi sumber daya lingkungan lainnya.

1. Menjelaskan Cara Mengelola Makanan yang Baik dan BenarAda 5 cara pengelolaan makanan yang baik dan sehat menurut WHO1) Jaga kebersihan cuci tangan sebelum memegang makanan dan sesudah ke toilet cuci semua peralatan yang digunakan untuk menyiapkan makanan lindungi area dapur dari lalat, kecoa, dll2) Pisahkan bahan makanan yang masih mentah dan yang sudah dimasak pisahkan daging, ayam, ikan yang masih mentah dengan makanan lainnya yang sudah matang gunakan pisau dan wadah yang berbeda untuk memasak simpan makanan yang sudah masak dalam wadah khusus agar tidak tercemar oleh makanan mentah3) Masaklah makanan sekaligus masak makanan sekaligus terutama daging, ikan, dan telur.4) Jaga makanan pada suhu aman makanan yang sudah masak jangan dibiarkan selama 4 jam pada suhu ruang simpan makanan pada lemari es, makanan yang masak dan gampang rusak hendaknya disimpan pada suhu