resume skenario 1g

73
RESUME SKENARIO 1 BLOK 2 MASALAH KESEHATAN Oleh: Kelompok G Petrina Theda Philothra (102010101087) Nabilla (102010101088) Vyta Rahmawati (102010101089) Muhammad Bagus R. (102010101090) Arinta Krisnande P. (102010101091) Dhevy Wulandari (102010101092) Teddy Arga S. (102010101093) Benny Wicaksono (102010101094) Hafid Muhammad Jabir (102010101095) A. Mario Eri S. (102010101096) Aldhi Wimandra (102010101097) Tita Swastiana Adi (102010101098) Abcharina Rachmatina (102010101099) Nur Ahmad Santoso (102010101100)

Upload: fajarkurniawanhidayat

Post on 13-Sep-2015

41 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

resume tentenag kedokteran

TRANSCRIPT

RESUME SKENARIO 1BLOK 2MASALAH KESEHATANOleh: Kelompok G

Petrina Theda Philothra(102010101087)Nabilla(102010101088)Vyta Rahmawati(102010101089)Muhammad Bagus R.(102010101090)Arinta Krisnande P.(102010101091)Dhevy Wulandari (102010101092)Teddy Arga S.(102010101093)Benny Wicaksono(102010101094)Hafid Muhammad Jabir(102010101095)A. Mario Eri S.(102010101096)Aldhi Wimandra(102010101097) Tita Swastiana Adi(102010101098)Abcharina Rachmatina(102010101099)Nur Ahmad Santoso(102010101100)

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS JEMBER2010

1. SKENARIO

MASALAH KESEHATAN

Dokter Shinta Jojo, dokter penemu parasit terbaru, pagi itu tengah membolak-balik buletin kesehatan langganannya. Pada edisi terbaru itu didapatinya judul tentang masalah kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 bersama MDGs, begitu judul yang tertera. Di sana juga dijelaskan tentang beban ganda pemerintah berkenaan dengan transisi kesehatan di Indonesia sebagai negara berkembang. Sehingga dengan alasan itulah pemerintah mengubah pencapaian misi Indonesia sehat 2010 menjadi Indonesia sehat 2015.Beliau jadi teringat pada saat mengikuti rapat bersama jajaran Dinkes beberapa hari lalu yang membahas perubahan UU kesehatan, dalam rapat itu dibahas derajat kesehatan seseorang, indikator kesehatan masyarakat, sampai penetapan masalah kesehatan dalam populasi tertentu. Angka kelahiran, angka kematian, jumlah kematian ibu melahirkan, dan case fatality rate. Data-data tersebut dapat digunakan untuk menentukan masalah kesehatan yang sedang berkembang di wilayah kerjanya, menentukan prioritas, menentukan faktor risiko, hubungan sebab akibat dan yang terkait dengan berbagai masalah kesehatan lainnya. Termasuk tentang pengawasan, distribusi, dan penyuluhan obat.

2. KLARIFIKASI ISTILAH

a. Parasit: Makhluk yang mengadakan invasi untuk mendapat makanan, tempat tinggal, perlindungan, dan kesempatan, serta menurunkan produktivitas makhluk yang ditumpanginya (KBBI).b. Masalah kesehatan: Informasi tentang masalah dan keadaan yang diperoleh dari guntingan berita media yang terbit tiga bulan terakhir dari sumber tertulis (Azwar, 1999).c. MDGs: Millenium Development Goals, yaitu upayakuantitatif yang ingin dicapai dalam periode tertentu terutama untuk mengurangi kemiskinan pada tahun 2015 (Yuyun, KAU Indonesia, Utang, dan MDGs).d. Transisi: Masa perubahan, masa pancaroba (KBBI).e. Derajat kesehatan: Tingkat kesehatan yang dipunyai oleh sekelompokmasyarakat dengan indikator tertentu (Kumpulan Derajat Kesehatan).f. Indikator: Variabel yang membantu kita mengukur perubahan yang terjadi secara langsung atau tidak langsung (WHO, 1981).g. Populasi: Jumlah penghuni, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya pada satuan ruang tertentu (KBBI).h. Angka kelahiran: Bilangan yang menunjukkan banyaknya bayi lahirdari setiap seribu penduduk dalam jangka satu waktu (Data Statistik Indonesia).i. Angka kematian: Bilangan yang menunjukkan jumlah angka kematian dari tiap seribu penduduk per tahun (Data Statistik Indonesia).j. Case fatality rate: Perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena suatu penyebab penyakit tertentu dalam satu tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang sama (Budiarto dan Anggraeni, 2002).k. Prioritas: Yang didahulukan atau diutamakan daripada yang lain (KBBI).l. Faktor risiko: Kelainan yang dimiliki seseorang yang menyebabkan seseorang itu menderita penyakit. m. Distribusi: Penyaluran barang dari satu tempat ke tempat lain (KBBI).n. Obat : Bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral maupun zat kimia tertentu yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat proses penyakit, atau menyembuhkan penyakit (Drug Informations Online).

3. RUMUSAN MASALAH3.1 Masalah Kesehatan3.1.1 Definisi3.1.2 Macam-macam Masalah Kesehatan3.1.3 Penyebaran Masalah Kesehatan3.1.4 Permasalahan Umum Kesehatan3.1.5 Determinan Kesehatan3.1.6 Ruang Lingkup Masalah Kesehatan3.1.7 Kriteria Masalah Kesehatan3.1.8 Identifikasi Masalah Kesehatan3.1.9 Pencegahan Masalah Kesehatan3.1.10 Penanganan Masalah Kesehatan3.1.11 Perbedaan Masalah Kesehatan di Negara Maju dan Negara Berkembang3.1.12 Penemuan Masalah Kesehatan3.1.13 Frekuensi Masalah Kesehatan3.2 Epidemiologi3.2.1 Definisi3.2.2 Macam-macam Epidemiologi3.2.3 Peran Epidemiologi3.2.4 Ruang Lingkup Epidemiologi3.2.5 Manfaat Epidemiologi3.2.6 Tujuan Epidemiologi3.2.7 Faktor Penyebab Penyakit3.2.8 Sejarah Perkembangan Epidemiologi3.3 Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan3.3.1 Definisi3.3.2 Aspek-aspek3.3.3 Cara Pemilihan Prioritas Masalah3.4 Konsep dan Paradigma Sehat dan Sakit3.4.1 Konsep Sehat3.4.1.1 Definisi3.4.1.2 Pembagian Konsep Sehat3.4.2 Konsep Sakit3.4.2.1 Definisi3.4.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sakit3.4.2.3 Keadaan Sakit3.4.2.4 Tahapan Sakit3.4.2.5 Dampak Sakit3.4.3 Paradigma Sehat3.4.3.1 Pengertian Paradigma Sehat3.4.3.2 Ciri ciri Paradigma Sehat3.4.4 Paradigma Sakit3.4.4.1 Pengertian Paradigma Sakit3.4.4.2 Ciri ciri Paradigma Sakit3.4.5 Derajat kesehatan3.4.5.1 Pengertian Derajat Kesehatan3.4.5.2 Faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan3.4.5.3 Cakupan Derajat Kesehatan3.4.5.4 Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat3.4.5.5 Cara Meningkatkan Derajat Kesehatan3.5 Pengelolaan Obat3.5.1 Definisi3.5.2 Tujuan Pengelolaan Obat3.5.3 Tahapan Pengelolaan Obat3.5.4 Distribusi Obat3.5.5 Masalah dalam Pengelolaan Obat3.6 Transisi Kesehatan3.6.1 Definisi3.6.2 Macam-macam3.6.3 Keterkaitan Antara Transisi Kesehatan3.6.4 Fase Transisi di Negara Berkembang3.6.5 Penyebab dan Akibat Transisi3.7 UU Kesehatan No. 36 Tahun 20093.7.1 Keberadaan UU Kesehatan No. 36 Tahun 20093.7.2 Latar Belakang UU Kesehatan No. 36 Tahun 20093.7.3 Prinsip UU Kesehatan No. 36 Tahun 20093.8 MDGs3.8.1 Pengertian MDGs3.8.2 Tujuan MDGs3.8.3 Kaitan MDGs dengan Indonesia sehat 2015

4. TUJUAN BELAJAR1. Untuk mengetahui seluk beluk masalah kesehatan2. Untuk mengetahui Indonesia Sehat 2015 bersama MDGs3. Untuk mengetahui UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 dan perbedaan dengan UU Kesehatan sebelumnya (UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992)4. Untuk mengetahui paradigma sehat dan penerapannya5. Untuk mengetahui pengelolaan obat yang baik6. Untuk mengetahui transisi kesehatan yang menimbulkan beban ganda pemerintah7. Untuk mengetahui ilmu epidemiologi dan isinya tentang masalah kesehatan8. Untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat dan faktor yang mempengaruhinya.

5. ANALISIS PERMASALAHAN5.1 Masalah Kesehatan5.1.1 DefinisiMasalah kesehatan adalah kesenjangan (gap) antara apa yang diharapkan (what should be) dengan apa yang terjadi di bidang kesehatan (Azwar, 1994).

5.1.2 Macam-macam Masalah Kesehatan Berdasarkan analisis SKN (Sistem Kesehatan Nasional), macam-macam masalah kesehatan adalah : Peran serta masyarakat dan kerjasama lintas sektoral Angka kesehatan dan kematian yang masih tinggi Menjamin dalam pelaksanaan upaya kesehatan Sumberdaya seperti tenaga dan dana terbatas Hal-hal yang menyebabkan cacat fisik dan jiwa

5.1.3 Penyebaran Masalah Kesehatan1. Penyebaran Menurut Waktu Pembagian macam penyebaran masalah kesehatan menurut waktu tergantung dari tujuan yang dimilki. Secara umum pembagian tersebut adalah:a. Penyebaran satu saatPenyebaran masalah kesehatan diukur pada saat tertentu. Point-source epidemic atau common source epidemic ialah suatu keadaan wabah yang ditandai oleh timbulnya: Gejala penyakit yang cepat Masa inkubasi yang pendek Episode penyakit merupakan peristiwa tunggal Muncul pada waktu tertentu saja Lenyapnya penyakit dalam waktu yang cepatContagious diseasese epidemic atau propagated epidemic ialah suatu keadaan wabah yang ditandai oleh: Timbulnya penyakit yang pelan Masa inkubasi yang panjang Episode penyakit bersifat majemuk Waktu munculnya penyakit tidak jelas Lenyapnya penyakit dalam waktu yang lamab. Penyebaran satu kurun waktuPenyebaran masalah kesehatan menurut satu kurun waktu tertentu.c. Penyebaran siklisPenyebaran masalah kesehatan yang frekwensinya naik atau turun menurut suatau siklus tertentu. d. Penyebaran sekularPenyebaran masalah kesehatan yang mengalami perubahan yang cukup lama. Misalnya lebih dari 10 tahun. 2. Penyebaran Menurut Tempat Seringkali ditemukan suatu masalah kesehatan tertentu terjadi di suatu daerah tertentu saja, tetapi amat sedikit ditemukan di daerah lain. Penyebaran yang seperti ini disebut penyebaran menurut tempat terjadinya masalah kesehatan tesebut. Dengan diketahuinya penyebaran menurut tempat ini, berbagai kajian lebih lanjut dapat dilakukan, misalnya kajian terhadap penyebab mengapa masalah kesehatan tersebut banyak ditemukan di suatu daerah, tidak di daerah lainnya. Dengan membanding-bandingkan ciri khas dari masing-masing daerah, akan dapat diketahui penyebab tersebut, yang peranannya amat besar dalam membantu mencari jalan keluar penanggulangan masalah kesehatan yang dimaksud. Secara umum pembagiannya adalah :a. Penyebaran satu wilayahMasalah kesehatan hanya ditemukan di satu wilayah saja. b. Penyebaran beberapa wilayahMasalah kesehatan tergantung dari system pemerintahan yang dianut. c. Penyebaran satu negara (nasional)Masalah kesehatan ditemukan di semua wilayah yang ada di negara tersebut. d. Penyebaran beberapa negara (regional)Masalah kesehatan menyebar ke beberapa negara, baik dipengaruhi oleh keadaan geografis, hubungan komunikasi yang dimiliki, maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.3. Penyebaran Menurut Ciri ciri manusiaPenyebaran menurut ciri ciri manusia dapat digunakan untuk mengetahui besarnya masalah kesehatan yang dihadapi dan di lain pihak keterangan yang diperoleh akan dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi masalah kesehatan yang dimaksud.Dalam epidemiologi, ciri ciri manusia yang maempengaruhi penyebaran masalah kesehatan dapat dibedakan atas beberapa macam, yakni :a. Umurb. Jenis kelaminc. Golongan etnikd. Status perkawinane. Pekerjaanf. Pendidikang. Status sosial ekonomi

5.1.4 Permasalahan Umum KesehatanPermasalahan umum kesehatan yang masih sering terjadi di negara kita adalah:a. Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggib. Beban ganda penyakitc. Kinerja pelayanan kesehatan yang rendahd. Masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehate. Rendahnya kondisi kesehatan lingkunganf. Rendahnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatang. Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak meratah. Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin

5.1.5 Determinan KesehatanDeterminan kesehatan adalah faktor yang mempengaruhi, berhubungan atau memberi risiko terhadap terjadinya penyakit atau masalah kesehatan. Derterminan kesehatan meliputi:a. Kondisi umum sosial dan ekonomib. Budaya dan lingkunganc. Kondisi tempat tinggal dan kerjad. Air bersih dan sanitasie. Pelayanan Kesehatanf. Perumahang. Pertanian dan industri panganh. Pendidikani. Perilaku atau gaya hidupj. Kondisi kesehatan

5.1.6 Ruang Lingkup Masalah KesehatanMenurut Fletcher, ruang lingkup masalah kesehatan meliputi 6 D, yaitu:1. Death Kematian2. Disease Penyakit3. Disability Kecacatan4. Discomfort Ketidaknyamanan5. Dissatisfaction Kekurangpuasan6. Destitution Kelemahan (minder)

5.1.7 Kriteria Masalah KesehatanAda empat kriteria masalah kesehatan menurut buku Pengantar Epidemiologi, yaitu:1. Community concernSejauh mana pentingnya suatu masalah pada masyarakat2. PrevalenceJumlah orang yang berkaitan dengan masalah tersebut3. SeriousnessSeberapa serius masalah tersebut untuk dipecahkan4. ManageabilitySejauh mana masalah tersebut dapat diselesaikan

5.1.8 Identifikasi Masalah KesehatanAda 3 cara mengidentifikasi masalah kesehatan, yakni :1. Pendekatan LogisIdentifikasi masalah kesehatan dilakukan dengan mengukur mortalitas, morbiditas dan cacat yang timbul dari penyakit-penyakit yang ada dalam masyarakat.2. Pendekatan PragmatisPada umumnya setiap orang ingin bebas dari rasa sakit dan rasa tidak aman yang ditimbulkan penyakit/kecelakaan. Dengan demikian ukuran pragmatis suatu masalah gangguan kesehatan adalah gambaran upaya masyarakat untuk memperoleh pengobatan, misalnya jumlah orang yang datang berobat ke suatu fasilitas kesehatan.3. Pendekatan PolitisDalam pendekatan ini, masalah kesehatan diukur atas dasar pendapat orang-orang penting dalam suatu masyarakat (pemerintah atau tokoh-tokoh masyarakat).

5.1.9 Pencegahan Masalah Kesehatan (Entjang, 2000)a. Primer: mempertahankan kesehatan dan mencegah penyakit. Pencegahan primer dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Umum : pencegahan masyarakat. Contoh: penyuluhan.2. Khusus: pencegahan terhadap individu. Contoh: imunisasi.b. Sekunder : menyembuhkan sakit, menghambat progresifitas penyakit, menghindarkan komplikasi, mengurangi ketidakmampuan dengan deteksi dini dan pengobatan akurat.c. Tersier: mengurangi ketidakmampuan dan rehabilitasi. Contoh: memaksimalkan organ cacat, mendirikan pusat rehablitasi medik.

5.1.10 Penanganan Masalah Kesehatan (Azwar, 1994)Dalam menangani masalah kesehatan, diperlukan adanya analisis situasi. Analisis situasi : langkah awal dalam perencanaan yang bertujuan mengidentifikasi masalah yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan masalah kesehatan masyarakat. Langkah langkah dalam analisis situasi adalah :a. Mengumpulkan dataData yang dikumpulkan adalah : macam-macam data, sumber data, jumlah data, cara pengambilan sampel, dan cara pengumpulan data. Sumber data1. Primer: hasil pemeriksaan atau wawancara langsung dengan masyarakat.2. Sekunder:laporan puskesmas, kecamatan, dan sebagainya.3. Tersier: hasil publikasi badan-badan resmi seperti BPS, dinas kesehatan, dan kantor pemerintahan kabupaten. Cara pengumpulan data1. Studi dokumentasi : diambil dari laporan yang ada, seperti laporan dari desa.2. Wawancara (interview) : diambil secara lisan dari responden dan menggunakan kuisioner.3. Observasi : melihat dan mencatat atas data apa yang ingin diambil.4. Angket : mengedarkan daftar pertanyaan berupa formulir. Cara pengambilan sampel1. Random sampling : simple random sampling, stratified random sampling, sistemic random sampling,multistage random sampling, duster random sampling.2. Non random sampling : porposive sampling, quota sampling, accidental sampling.b. Mengolah data : menggunakan cara manual, mekanikal dan elektrikal.c. Menyajikan data : dengan cara tekstular (teks), tabular (tabel), dan grafikal (grafik).d. Interpretasi data : menganalisis data dan mengambil kesimpulan sesuai dengan tujuan dilakukannya survei.5.1.11 Perbedaan Masalah Kesehatan di Negara Maju dan Negara BerkembangNo.Negara BerkembangNegara Maju

1Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.Masyarakat sudah dapat hidup sehat.

2Mengatasi masalah kesehatan dengan preventif, kuratif, dan rehabilitatif.Mengatasi masalah kesehatan dengan program primary, sekunder, dan tersier.

3Meningkatnya upaya kesehatan lingkungan.Ada medical care service yang available dan accessible.

4Meningkatnya status gizi masyarakat.Status gizi tidak menjadi masalah.

5Menurunnya angka kesakitan dan kematian.Degeneratif meningkat akibat lifestyle (gaya hidup).

5.1.12 Penemuan Masalah Kesehatan (Azwar, 1999)Macam-macam cara penemuan masalah kesehatan adalah :a. Sensus : berupa sensus penduduk.b. Survei khusus : ditekankan pada survei penyakit. Survei khusus meliputi : Survei insiden penyakit : dengan mengumpulkan kasus baru. Survei prevalen penyakit : dengan mengumpulkan semua peristiwa, baik kasus lama ataupun baru.c. Penjaringan kasus (screening) : dilakukan apabila terdapat kesulitan dalam pelaksanaan sensus atau survei khusus.d. Pencarian kasus (case finding) : digunakan dalam penanggulangan wabah, yang bertujuan untuk menemukan sumber penularan atau ada tidaknya penyakit baru. Macam-macamnya adalah : Pencarian kasus aktif : menggunakan cara kerja skrining, orang yang dicari adalah orang yang dicurigai terkenapenyakit. Pencarian kasus pasif : pencarian dengan cara menunggu penderita yang berobat ke sarana kesehatan.e. Survailen : penemuan masalah yang banyak dilakukan di daerah wabah dengan cara dilakukan terus menerus, serta bertujuan untuk menganalisa keadaan wabah.

5.1.13 Frekuensi Masalah Kesehatan1. BatasanFrekuensi masalah kesehatan adalah keterangan tentangbanyaknya suatu masalah kesehatan yang ditemukan dalam sekelompok manusia yang dinyatakan dengan angka mutlak, rate, atau ratio (Azwar, 1999:70).Menurut Azwar (1999:70), batasan frekwensi masalah kesehatan adalah :a. Mengupayakan agar masalah kesehatan yang diukur hanya masalah kesehatan yang dimaksud sajab. Mengupayakan agar masalah kesehatan yang diukur dapat masuk dalam pengukuranc. Mengupayakan agar penyajian hasil pengukuran adalah dalam bentuk yang memberikan keterangan yang optimal, yaitu : angka mutlak, rate, dan ratio.2. Formulaa. Angka mutlakContoh : dari hasil pengukuran penyakit TBC di suatu daerah, ditemukan jumlah penderita penyakit TBC sebanyak 500 orang.

b. RateAdalah perbandingan jumlah suatu peristiwa dengan jumlah penduduk yang mugkin terkena peristiwa tersebut dalam waktu yang sama yang dinyatakan dalam persen/permil.c. RatioAdalah perbandingan suatu peristiwa dengan peristiwa lain yang tidak berhubungan.

5.2 Epidemiologi5.2.1 Definisi (Bustan, 2006)Ilmu yang mempelajari tentang penyebaran dan determinan masalah kesehatan yang nantinya dapat digunakan untuk perencanaan dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi masalah kesehatan terutama mengenai penduduk (Bustan, 2006)Budiarto dan Anggraeni (2003) meninjau pengertian epidemiologi dari beberapa aspek :1. AkademikAnalisis data kesehatan, sosial, ekonomi, dan kecenderungan yang terjadi untuk mengadakan identifikasi dan interpretasi perubahan keadaan kesehatan yang terjadi atau akan terjadi di masyarakat.2. PraktisIlmu yang mempelajari ditujukan pada upaya pencegahan penyebaran penyakit yang menimpa individu, kelompok, dan masyarakat umum.3. KlinisUsaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi melalui penemuan klinis atau laboratoris pada awal kejadian luar biasa atau timbulnya penyakit baru.

4. AdministratifUsaha untuk mengetahui status kesehatan masyarakat di suatu wilayah agar dapat diberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

5.2.2 Macam-macam Epidemiologi1. Epidemiologi DeskriptifIlmu yang mempelajari tentang distribusi penyakit atau masalah kesehatan dan frekuensinya. Hal-hal yang dijelaskan mengenai who (siapa yang terkena masalah kesehatan), when (kapan masalah kesehatan terjadi), where (di mana masalah kesehatan terjadi).2. Epidemiologi AnalitikIlmu yang mempelajari tentang faktor penyebab atau determinan masalah kesehatan (why).3. Epidemiologi EksperimentalIlmu yang mempelajari tentang pembuktian bahwa faktor penyebab terjadinya penyakit dan diuji dengan eksperimen.

5.2.3 Peran Epidemiologi (WHO, 1977)1. Mencari kausa, faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan dan penyebab penyakit.2. Riwayat alamiah penyakit mengenai perlangsungan penyakit (biasa, akut, dan kronik).3. Deskripsi status kesehatan masyarakat, perubahan menurut waktu, dan sebagainya.4. Evaluasi hasil intervensi (menilai keberhasilan intervensi).

5.2.4 Ruang Lingkup Epidemiologi (Bustan, 2006)1. Etiologi : identifikasi penyebab penyakit dan masalah kesehatan.2. Efikasi: daya optimal yang dapat diperoleh dari intervensi kesehatan.3. Efektifitas : hasil yang diperoleh dari suatu tindakan dan perbedaan dengan tindakan lainnya.4. Efisiensi : pengaruh ekonomi yang diperoleh dari biaya yang diberikan.5. Evaluasi : penilaian keseluruhan tentang keberhasilan pengobatan.6. Edukasi : penilaian keseluruhan hasil pengobatan.

5.2.5 Manfaat EpidemiologiAzwar (1999:18) mengemukakan ada empat manfaat epidemiologi yaitu :1. Membantu pekerjaan perencanaan (planning) pelayanan kesehatanData yg diperoleh dari pekerjaan epidemiologi dapat dimanfaatkan untuk : Melihat apakah upaya kesehatan yang dilakukan telah sesuai rencana atau tidak (monitoring) Melihat apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai atautidak (evaluation)2. Menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan Data yang diperoleh dari pekerjaan epidemiologi yang berupa data tentang frekwensi & pnyebaran mslh kesehatan dianalisa untuk mengetahui penyebab suatu masalah kesehatan. Setelah penyebab masalah kesehatan diketahui dapat disusun langkah-langkah penanggulangan yang bisa bersifat pencegahan atau pengobatan.

3. Menerangkan perkembangan alamiah penyakitData tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan terutama penyebaran menurut waktu dapat digunakan untuk mengetahui waktu muncul dan berakhirnya suatu penyakit sehingga dapat diperkirakan perkembangan penyakit tersebut.4. Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatanDari data tentang penyebaran masalah kesehatan dapat diketahui keadaan masalah kesehatan yang merupakan perpaduan dari keterangan menurut ciri ciri manusia, tempat dan waktu, yaitu : Epidemi : keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu meningkat dalam waktu singkat Pandemi : keadaan di mana frekwensi penyakit meningkat sangat tinggi dalam waktu singkat dan telah menyebar secara luas ke suatu wilayah Endemi : keadaan di mana frekwensi penyakit pada wilayah tertentu menetap dalam waktu yang lama Sporadik : keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu berubah-ubah menurut perubahan waktu

5.2.6 Tujuan EpidemiologiMenurut Lilienfeld ada 3 tujuan umum studi epidemiologi, yaitu:0. Untuk menjelaskan etiologi (study tentang penyebab penyakit) satu penyakit atau sekelompok penyakit, kondisi, gangguan, ketidakmampuan, sindrom atau kematian melaui analisis terhadap data medis dan epidemiologi dengan menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal dari setiap bidang atau disiplin ilmu yang tepat, termasuk ilmu sosial/perilaku.0. Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten dgn hipotesis yg diajukan dan dgn ilmu pengetahuan, ilmu perilaku, dan ilmu biomedis yang terbaru.0. Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan populasi yang beresiko, dan untuk pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang diperlukan, yang kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan langkah-langkah, kegiatan, dan program intervensi.

5.2.7 Faktor Penyebab Penyakit (Bustan, 2006)2. Pejamu (host : tuan rumah)Yang dimaksud pejamu adalah manusia dan makhluk hidup lainnya. Pejamu ini sangat berkaitan dengan umur, jenis kelamin, ras, etnik, anatomi tubuh, status gizi, genetik, dan sebagainya.Karakter pejamu : Resistensi : kemampuan untuk bertahan dari infeksi. Imunitas : kemampuan mengembangkan respon imunologis. Infektifnes: potensi penjamu untuk menularkan penyait pada orang lain.2. Agen (penyebab)Agen merupakan penyebab utama munculnya sebuah penyakit. Faktor-faktor agen adalah : Nutrisi (gizi) Kimiawi. Contoh : zat beracun. Fisik. Contoh : radiasi dan trauma mekanik. Biologi. Contoh : metazoa (cacing), protozoa (amoeba, bakteri sifilis), jamur (taenia pedis).Karakter agen: Infektifnes beradaptasi terhadap lingkungan untuk tinggal dengan pejamu. Patogenesitas kemampuan untuk menimbulkan reaksi klinis setelah terjadi infeksi pada pejamu. Virulensi kesanggupan organisme untuk menghasilkan reaksi patologis. Toksisitas kesanggupan organisme untuk memproduksi reaksi kimia. Invasitas kesanggupan organisme untuk merangsang reaksi imun dalam pejamu.2. LingkunganLingkungan dibagi menjadi 3, yaitu : Fisik. Contoh : iklim, geologi. Biologis. Contoh : kepadatan penduduk, flora, fauna. Sosial. Contoh : migrasiKarakter lingkungan : Topografi : lokasi tertentu, yang mungkin mempengaruhi terjadinya dan penyebarannya. Geografis : struktur geologi dari bumi.

5.2.8 Sejarah Perkembangan EpidemiologiSecara sederhana sejarah perkembangan epidemiologi dapat dibedakan atas empat tahap, yakni:1. Tahap PengamatanCara awal untuk mengetahui frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat dilakukan dengan cara pengamatan (observasi) dari hasil pengamatan tersebut Hippocrates lebih kurang 2400 tahun yang lalu berhasil menyimpulkan adanya hubungan antara timbul atau tidaknya penyakit dengan lingkungan. Pendapat ini ditulis dalam bukunya : udara, air dan tempat. Sekalipun Hippocrates tidak berhasil membuktikan pendapatnya tersebut, karena memang pengetahuan untuk itu belum berkembang, tetapi dari apa yang dikemukakan oleh Bapak Ilmu Kedokteran ini dipandang telah merupakan landasan perkembangan selanjutnya dari epidemiologi. Tahap perkembangan awal epidemiologi yang seperti ini dikenal dengan nama Tahap Penyakit dan Lingkungan.2. Tahap PerhitunganTahap selanjutnya dari tahapan epidemiologi disebut tahap perhitungan. Pada tahap ini upaya untuk mengukur frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan, dibantu dengan menggunakan alat hitung. Masuknya ilmu hitung dalam epidemiologi adalah berkat jasa John Graunt yang pada tahun 1662 melakukan pencatatan dan perhitungan terhadap angka kematian yang terjadi di kota London. Hasil perhitungannya menyimpulkan bahwa frekwensi dan penyebaran angka kematian ternyata lebih tinggi pada bayi serta berbeda antara penduduk pria dengan penduduk wanita.Sekalipun kajian lebih lanjut tidak dilakukannya, tetapi rintisan John Graunt ini telah membuka tabir baru bagi perkembangan epidemiologi. Sayangnya John Graunt tidak melanjutkan pekerjaannya dalam epidemiologi, tetapi beralih pada peristiwa-peristiwa kehidupan yang antara lain berhasil memperkenalkan life tabel. Inilah sebabnya John Graunt tidak dikenal sebagai Bapak Epidemiologi, tapi lebih dikenal sebagai Bapak Statistik Kehidupan. Tahap kedua perkembangan epidemiologi yang seperti ini dikenal pula dengan nama Tahap Menghitung dan Mengukur.

3. Tahap pengkajianTeknik pengkajian adalah pengembangan dari teknik perhitungan karena tahap perhitungan tidak dijelaskan oleh john Graunt tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan. Teknik ini pertama kali dikenalkan oleh William Farr pada tahun 1839 yang melakukan pengkajian terhadap data yang ada dan dari pengkajian ini berhasil dibuktikan adanya hubungan statistik antara peristiwa kehidupan dengan keadaan kesehatan masyarakat,adanya hubungan antara angka kematian dengan status perkawinan serta adanya hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan tingkat kematian penduduk. Konsep yang dikembangka oleh William Farr ini merupakan lampu suar bagi perkembangan epidemiologi selanjutnya dan karena itulah William Farr akhirnya dinobatkan sebagai Bapak Epidemiologi.0. Tahap uji cobaSekalipun teknik pengkajian berhasil menjawab berbagai hal yang dibutuhkan oleh epidemiologi, namun karena tidak semua data penyakit yang terjadi secara alamiah mudah didapatkan serta yang terpenting lagi untuk membuktikan kebenaran dari hasil pengkajian terhadap data alamiah, maka ditemukan pula rasa ketidakpuasan terhadap teknik pengkajian tersebut. Rasa yang tidak puas seperti ini akhirnya melahirkan suatu teknik lain yang lebih maju yang tidak sekadar mengkaji data alamiah saja, tapi mengkaji data yang diperoleh dari suatu uji coba yang dengan sengaja dilakukan. Sebenarnya cara kerja uji coba ini telah lama dikenal di kalangan kedokteran, misalnya yang dilakukan oleh Lind pada tahun 1774 yang melakukan pengobatan kekurangan vitamin C dengan pemberian jeruk dan ataupun yang dilakukan oleh Jenner pada tahun 1796 yang melakukan uji coba klinis terhadap vaksin cacar pada manusia.Penggunaan dalam epidemiologi memang baru menyusul kemudian, yakni setelah dilakukan penyempurnaan terhadap metoda yang dipergunakan berupa menerapkan prinsip double blind controlled trial serta pengembangan aspek etis dari penelitian dengan objek manusia seperti misalnya yang tercantum dalam Kode Etik Kedokteran, Deklarasi Helzinki dan ataupun yang tercantum dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia.Pada saat ini uji coba banyak dilakukan di klinik (clinical trial) dan ataupun di lapangan (intervention study). Tahap perkembangan epidemiologi yang seperti ini dikenal pula dengan nama Tahap Eksperimen atau Tahap Studi Intervensi.

5.3 Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan5.3.2 DefinisiPenentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah dari yang paling penting sampai dengan kurang penting. Penetapan prioritas memerlukan perumusan masalah yang baik, yakni spesifik, jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara kualitatif dan kuantitatif, serta dirumuskan secara sistematis.Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas adalah menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula. Terlalu sering kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi.

5.3.2 Aspek-aspekHal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas, yaitu;1. WaktuSemua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus dipilih masalah yang harus didahulukan2. Sumber dayaKeterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah diselesaikan secara bersama-sama. Sumberdaya ini meliputi SDM, teknologi, dana, dan sebagainya.3. PenelitiPeneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu, beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan, yakni:a. Besarnya masalah yang terjadib. Pertimbangan politikc. Persepsi masyarakatd. Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yakni:a. Melakukan pengumpulan dataUntuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan, perlu tersedia data yang cukup. Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data. Data yang perlu dikumpulkan adalah data yang berkaitan dengan lingkungan, perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan, termasuk keadaan geografis, keadan pemerintahan, kependudukan, pendidikan, pekerjaan, mata pencaharian, sosial budaya, dan keadaan kesehatan.

b. Pengolahan DataApabila data yang telah berhasil dikumpulkan, maka data tersebut harus diolah, maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut. Cara pengolahan data yang dikenal ada tiga macam, secara manual, elektrikal dan mekanik.c. Penyajian DataData yang telah diolah perlu disajikan, ada tiga macam penyajian data yang lazim dipergunakan yakni secara tekstular, tabular dan grafikal.d. Pemilihan Prioritas MasalahHasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah. Tidak semua masalah dapat diselesaikan. Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah, dalam arti masalah yang paling penting untuk diselesaikan.

5.3.3 Cara Pemilihan Prioritas MasalahCara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya. Secara sederhana dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :1. Scoring TechniquePada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan. Parameter yang dimaksud adalah :a. Besarnya masalahb. Berat ringannya akibat yang ditimbulkanc. Kenaikan prevalensi masalahd. Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebute. Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikanf. Rasa prihatin masyarakat terhadap masalahg. Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah.2. Non Scoring Technique Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter, dilakukan bila tersedia data yang lengkap. Bila tidak tersedia data, maka cara menetapkan prioritas masalah yang lazim digunakan adalah :a. Delphin TechniqueYaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang yang sama keahliannya. Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan khusus. Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk mengemukakan beberapa masalah pokok, masalah yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari.b. Delbech TechniquePenetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang yang tidak sama keahliannya. Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta. Lalu diminta untuk mengemukakan beberapa masalah. Masalah yang banyak dikemukakan adalah prioritas.

5.4 Konsep Sehat dan Sakit5.4.1 Konsep Sehat5.4.1.1 DefinisiMenurut WHO : keadaan sempurna fisik, mental, sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.Menurut White : keadaan seseorang jika saat diperiksa tidak ada penyakit dan keluhan.Menurut UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992 : merupakan kondisi yang sempurna baik fisik maupun mental, dan mampu melakukan aktifitas produktif.

5.4.1.2 Pembagian Konsep Sehat (Journal Concepts of Health and Ill Health)Konsep sehat holistik : keyakinan bahwa menjadi sehat berarti tanpa gangguan fisik/penyakit dan nyaman secara emosional.Konsep sehat positif : keyakinan bahwa menjadi sehat hanya akan tercapai dengan adanya upaya terus menerus seperti menjaga makanan dan olahraga teratur. Konsep sehat negatif : keyakinan bahwa menjadi sehat adalah tidak adanya penyakit berat.1. Landasan-landasan menentuan konsep sehat (Edelaman dan Mendell 1994)a. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.b. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.c. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup

5.4.2 Konsep Sakit5.4.2.1 DefinisiMenurut Perkins: Suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga mengalami gangguan aktivitas sehari-hari, baik aktivitas jasmani, rohani, dan sosial.Menurut Reverely: Ketidakselarasan antara lingkungan dan individu.Menurut New Webster Dictionary: Keadaan yang ditandai dengan perubahan gangguan nyata.

5.4.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sakit:Faktor internal : Persepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami, asal/jenis penyakit.Faktor eksternal: Gejala yang dapat dilihat, kelompok sosial, latar belakang budaya, ekonomi, kemudahan akses terhadap system pelayanan, dan dukungan sosial.5.4.2.3 Keadaan Sakit ditunjukkan oleh: Keadaan moral yang buruk. Feel Unwell, tidak aman, tidak senang, sakit hati, perasaan kekurangan Keadaan tubuh yang tidak sehat akibat dari proses penyakit. Perubahan perasaan nyata (symptom) Kriteria menyatakan sakit Keadaan manifestasi unit Persepsi diri yang dirasakan Ketidakmampuan dalam melaksanakan fungsi normal5.4.2.4 Tahapan sakit Pengenalan gejala Asumsi peranan sakit Kontak dengan pelayanan kesehatan Ketergantungan si sakit Penyembuhan dan rehabilitasi5.4.2.5 Dampak Sakit Terhadap perilaku dan emosi klien : Setiap orang meiliki reaksi yang berbeda-beda tergantung asal penyakit Terhadap peran keluarga : Setiap orang memiliki peran dalam kehidupan si sakit, seperti Ayah mencari nafkah untuk membantu pengobatan anaknya yang sakit Terhadap citra tubuh : Citra tubuh merupakan konsep subyektif seseorang terhadap penampilan fisiknya Terhadap konsep diri : Konsep diri adalah citra mental seseorang terhadap dirinya sendiri, mencakup bagaimana mereka melihat kekuatan dan kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya Terhadap dinamika keluarga : Dinamika keluarga merupakan proses dimana keluarga melakukan fungsi, mengambil keputusan, memberi dukungan kepada anggota keluarganya.

5.4.3 Paradigma Sehat5.4.3.1 Pengertian Paradigma SehatCara pandang upaya kesehatan yang berorientasi padapromotif dan preventif tanpa mengesampingkan kuratif dan rehabilitatif.

5.4.3.2 Ciri ciri Paradigma Sehat Kesehatan dipandang sebagai sebuah investasi Promosi kesehatan untuk meningkatkan ketahanan penduduk terhadap penyakit menjadi orientasi utama (85%) Berprinsip Lebih baik mencegah daripada mengobati

5.4.4 Paradigma Sakit5.4.4.1 Pengertian Paradigma SakitCara pandang upaya kesehatan yang mementingkanaspek kuratif dan rehabilitatif.5.4.4.2 Ciri ciri Paradigma Sakit Kesehatan dipandang sebagai sesuatu yang konsumtif Menempatkan kesehatan dalam arus pinggir pembangunan (Does Sampoerna, 1998) Anggaran biaya dari pemerintah untuk sektor kesehatan rendah karena kesehatan dianggap sebagai salah satu sektor kesejahteraan yang menjadi beban biaya. Membuat orang sakit menjadi sehat. Berpegang pada prinsip Lebih baik mengobati daripada mencegah

5.4.5 Derajat Kesehatan5.4.5.1 Pengertian Derajat KesehatanDerajat kesehatan adalah tingkat kesehatan yang dipunyai oleh sekelompok masyarakat dengan indikator tertentu.

5.4.5.2 Faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Seseorang (Konsep Blum) Lingkungan Perilaku Pelayanan kesehatan Keturunan

5.4.5.3 Cakupan Derajat KesehatanDerajat kesehatan meliputi1. MortalitasGambaran kesehatan masyarakat dapat dilihat dari angka kematian dari waktu dan digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan lainnya.2. Angka kematian ibu maternal (AKI)Angka kematian ibu maternal biasanya diakibatkan karena penyakit yang memperburuk kehamilan (penyakit jantung, paru paru, ginjal, hepatitis).3. MorbiditasAngka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari masyarakat melalui studi morbiditas dan hasil pengumpulan data baik dari dinas kesehatan maupun puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan ang diperoleh dari sistem pencatatan dan pelaporan.4. Penyakit menularContoh : Malaria, TB Paru, HIV / AIDS, ISPA, dan lain lain.5. Penyakit Potensi KLB / WabahWabah adalah penyakit yang diderita oleh sekelompok orang yang berada dalam satu wilayah dan dalam waktu dan tingkat kegawatan tertentu.6. Status giziStatus gizi masyarakat dapat diukur dengan beberapa indikator, antara lain bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita usia subur kurang energi protein (WUS KEK).7. Bayi dengan berat badan lahir (BBLR)Berat badan lahir rendah (kurang dari 2500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh pada tingkat kematian prenatal dan neonatal.8. Status gizi balitaSalah satu penilaian status gizi balita adalah dengan pengukuran antopometri yang menggunakan indeks berat badan menurut umur, berat badan per tinggi badan, dan tinggi badan per umur. Salah satu yang

menjadi masalah gizi yang perlu mendapat perhatian adalah gangguan kekurangan yodium yang dapat meningkatkan gangguan pertumbuhan fisik meliputi pembesaran tiroid (gondok), bisu, tuli, kretin, gangguan motorik, dll. Pemberian kapsul yodium dimaksudkan untuk mencegah lahirnya bayi kretin, karena itu sasaran pemberian kapsul adalah wanita usia subur (WAS) termasuk ibu hamil dan ibu nifas.

5.4.5.4 Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat1. Angka Kematian Ibu (AKI)Angka kematian ibu bisa dikarenakan oleh komplikasi pada kehamilan, persalinan, nifas yang tidak ditangani dengan baik dan tepat waktu, pendarahan, hipertensi,dan lain sebagainya.AKI = Jumlah kematian Ibu x K Jumlah kelahiran hidupK = konstanta (100.000 bayi lahir hidup)2. Angka Kematian Bayi (AKB)Angka kematian bayi adalah banyaknya kematian bayi berusia di bawah 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu. Hal ini biasanya dikarenakan oleh infeksi atau berat badan bayi yang sangat rendah.AKB = Jumlah kematian bayi x K Jumlah kelahiran hidupK = konstanta (1000 kelahiran hidup)3. Angka Harapan HidupAngka harapan hidup adalah rata-rata tahun hidup yang masih dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai X, pada suatu tahun tertentu dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakat.4. Status Gizi

5.4.5.5 Cara Meningkatkan Derajat KesehatanMenurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009, langkah-langkah yang dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan adalah:1. Bermula dari kuratif2. Berangsur-angsur berkembang ke arah keterpaduan upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif

5.5 Pengelolaan Obat5.5.1 DefinisiPengelolaan obat adalah kemampuan merancang, membuat, menyimpan, pengamanan dan persediaan obat secara efektif dan efisien.

5.5.2 Tujuan Pengelolaan Obat Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat Terjaminnya khasiat, keamanan dan mutu obat yang beredar serta penggunaannya yang rasional Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat Kemandirian di bidang obat

5.5.3 Tahapan Pengelolaan Obat1. Perencanaan dan pemilihan obatCara penentuan penggunaan obat Epidemiologi:kebutuhan obat dihitung dengan melihat pola penyakit. Konsumsi:kebutuhan obat ditentukan dengan melihat pola sebelumnya2. Pengadaan3. Distribusi dan penyimpanan obatTujuan penyimpanan obat Menjaga keamanan Menjaga stabilitas supaya obat tidak cepat rusak Mudah diawasi Menjamin pelayanan yang cepat

4. Penggunaan dan pengawasanPemantauan dan pengawasan peredaran obat di Indonesia agar standar kualitas yang telah dikenal dari sumber resmi dan dapat dipertanggungjawabkan.

5.5.4 Distribusi ObatSecara umum dapat diartikan sebagai proses pemindahan barang dari suatu tempat ke tempat lain seperti: Pemindahan dari supplier ke gudang pabrik Pemindahan dari gudang pabrik ke unit produksi atau pemakai Pemindahan produk dari unit produksi ke gudang pabrik Pemindahan dari gudang pabrik ke gudang cabang pabrik Pemindahan dari gudang pabrik/gudang cabang pabrik ke gudang distributor Pemindahan gudang distributor ke gudang cabang distributor Pemindahan gudang distributor/gudang cabang distributor ke pengecer Pemindahan dari pengecer ke konsumenProses pemindahan tersebut dapat berlangsung cepat atau lama bahkan dapat membutuhkan waktu beberapa hari tergantung jarak, kualitas transportasi seperti jalan dan alat angkutSelama proses pemindahan mutu dan jumlah barang harus tetap dapat dipertahankan, karena itu alat angkut harus memiliki fasilitas untuk menjaga mutu dan keamanan barangProses komunikasi dan administrasi juga merupakan faktor penting dalam proses distribusi.

Distribusi dapat dilakukan dengan 2 cara:1. Sentaralisasi : seluruh kebutuhan user disuplai dari gudang pusat2. Desentralisasi : seluruh kebutuhan user disuplai dari depo yang berada di dekat atau di sekitar user

Selanjutnya distribusi dapat dilakukan dengan metode:1. Floor StockSeluruh kebutuhan pelayanan baik untuk keperluan emergensi, dasar ruangan maupun individu penderita dari gudang pusat (sentralisasi) atau depo farmasi (desentralisasi) dikirim dan disimpan ditempat pelayanan/ruang user. Kebutuhan obat langsung dapat dilayani perawatan tanpa harus menembus/ mengambil ketempat pelayanan farmasi, sehingga farmasis tidak terlibat sama sekali dalam proses review resep sebelum obat disiapkan.2. Resep IndividuHanya kebutuhan emergensi dan dasar ruangan saja yang dikirim dari gudang pusat atau depo farmasi dan disimpan ditempat pelayan/ruang user, sedangkan kebutuhan individu diresepkan dan ditembus/diambil oleh perawat atau keluaraga ditempat pelayanan obat/apotik dengan sistem cash and carry (seperti layaknya pengambilan resep biasa). Disini farmasis terlibat dalam proses sebelum obat disiapkan.3. KombinasiDi sini obat tidak seluruhnya disediakan ditempat pelayanan jadi tetap ada yang harus diambil ketempat pelayanan farmasi.4. Unit DoseSeperti resep individu, hanya bedanya obat tidak diserahkan seluruhnya tetapi umumnya diserahkan hanya kebutuhan 24 jam saja. Ketelitian dan disiplin yang ketat dalam menangani masalah distribusi yang merupakan unsur yang sangat penting untuk memenuhi ketepatan seperti diharapkan oleh fungsi kebutuhan. Dan faktor pengendalian akan membantu banyak hal penyempurnaan fungsi distribusi tersebut. Setiap saat perlu monitoring dan usaha-usaha yang mendorong kelancaran agar tahap-tahap penyaluran dari proses pembuatan dan pendistribusian barang-barang datang tepat pada waktu yang diperlukan.

Manfaat Sistem Unit Dose: Setiap instruksi pengobatan dapar direview oleh farmasi Setiap kemungkinan terjadinya kesalahan/kekurangan adaministrasi dan farmasetika dapat segera diketahui oleh farmasis Demikian pula dengan kemungkinan adanya kesalahan klinik dapat segera diketahui oleh farmasis untuk segera didiskusikan pemecahannya bersama dokter Biaya pengobatan yang harus ditanggung oleh penderita menjadi lebih rendah karena yang dibayar hanyalah untuk obat/barang farmasi yang dipakai saja Penyimpanan, peracikan dan penyiapan sepenuhnya oleh farmasis Waktu perawatan untuk melakukan perawatan bertambah banyak Baik farmasis maupun perawat dapat lebih melakukan pekerjaan yang sesuai dengan background pengetahuaanya Inventory obat/barang farmasi diruang pesawat menjadi minimal Interaksi antara ketiga unsure health Provider (dokter, farmasis, perawat) lebih nyata dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pasien Billing obat dapat segera disiapkan

5.5.5 Masalah dalam Pengelolaan Obat1. Perencanaan dan pemilihan obat Jumlah obat yang dipesan terlalu banyak Obat tidak pernah digunakan Kehabisan obat Obat yang dipesan tidak sesuai Harga obat mahal2. Pengadaan Keterbatasan anggaran Pemilihan supplier (pemasok) kurang berkualits Kualitas obat tidak memenuhi syarat sehingga mengalami kerusakan sebelum dipakai Jadwal penerimaan barang tidak sesuai3. Distribusi dan penyimpanan obat Koordinasi gudang/tempat penyimpanan buruk Kekeliruan pengelolaan stok

Obat lama menumpuk di gudang Transportasi tidak melindungi mutu obat4. Penggunaan dan pengawasan Pengemasan dan pemasangan label kurang jelas Pengeluaran yang ceroboh Pemberiaan obat kurang rasional Munculnya obat palsu di pasaran

5.6 Transisi Kesehatan5.6.1 DefinisiTransisi kesehatan adalah peralihan dari keadaan satu ke keadaan lainnya dalam bidang kesehatan.

5.6.2 Macam-macama. Transisi Demografi Transisi demografi adalah perubahan yang terjadi dalam bidang kependudukan, yang meliputi perubahan sosial ekonomi dan budaya masyarakat, serta perubahan pola kematian. Contoh : peningkatan usia harapan hidup manula.b. Transisi EpidemiologiTransisi yang dimaksud adalah perubahan distribusi dan faktor-faktor penyebab terkait yang melahirkan masalah epidemiologi yang baru. Keadaan transisi epidemiologi ini ditandai dengan pola frekuensi penyakit. Penyakit infeksi (menular) menurun, sedangkan penyakit tidak menular segera memuncak. Di Indonesia keadaan ini memberikan tambahan beban sebab penyakit infeksi belum tuntas, penyakit tidak menular sudah meningkat pesat. Akibatnya beban masalah kesehatan masyarakat menjadi tambah berat.

c. Transisi Gizi Transisi gizi yang dimaksud adalah perubahan masalah gizi masyarakat dari gizi kurang menjadi gizi lebih.d. Transisi PerilakuTransisi perilaku erat kaitannya dengan gaya hidup masyarakat yang membuat masyarakat beralih dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern.

5.6.3 Keterkaitan Antara Transisi Kesehatan

5.6.4 Fase Transisi di Negara Berkembanga. Masalah kesehatan klasik yang belum terselesaikan. Contoh: penyakit menular.b. Munculnya masalah kesehatan baru. Contoh: penyakit degeneratif.c. Pelayanan kesehatan yang tertinggal.

5.6.5 Penyebab dan Akibat TransisiPerubahan pola penyakit dapat berkaitan dengan beberapa hal seperti:a. Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industryb. Perubahan struktur penduduk (transisi demografis) dimana terjadi proporsi anak uisia muda dan peningakatamn jumlah penduiduk usia lanjut sebagai salah satu akibat keberhasilan program KBc. Perbaikan dalam sanitasi lingkungan khususnya penyediaan air bersih sehingga mempengaruhi/ menurunkan penyakit menulard. Peningakatan tenaga kerja wanita karena hebatnya emansipasie. Peningakatan pelayanan kesehatan dalam memberantas penyakit infeksi danm meningkatkan life expectancy (umur harapan hidup)Selain hal-hal tersebut perubahan pola berpikir dalam memandang masalah kesehatan ini sebagai suatu paradigma baru kesehatan. Hal ini tidak dapat disangkal, berjalan sesuai dengan arus perkembangan globalisasi teknologi, komunikasi dan segala bentuk modernisasi

5.7 UU Kesehatan No. 36 Tahun 20095.7.1 Keberadaan UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 adalah undang-undang yang bertujuan untuk menggantikan UU kesehatan No. 23 Tahun 1992.

5.7.2 Latar Belakang UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009Dengan direncanakannya peningkatan pembangunan kesehatan, maka UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tidak lagi sejalan dengan perencanaan pembangunan tersebut. Hal-hal yang menyebabkan disubtitusikannya UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dengan UU No. 36 Tahun 2009 adalah:a. Diperlukannya paradigma sehat dengan mengoptimalkan keterpaduan upaya kesehatan berupa promotif, preventif, kuratf, dan rehabilitatif seperti yang tertuang dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) pada tahun 1982 yang selanjutnya disebutkan dalam GBHN 1983 dan GBHN 1988.b. Perkembangan teknologi kesehatan yang berjalan seiring globalisasi menyebabkan perubahan yang sifat dan eksistensinya berbeda dengan UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992.c. Perencanaan dan pembiayaan pembangunan kesehatan yang tidak sejiwa dengan UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992, karena menitikberatkan pada pengobatan (kuratif), seingga membutuhkan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan biaya upaya pencegahan.d. Sudut pandang para pengambil kebijakan belum menganggap kesehatan sebagai suatu kebutuhan utama dan investasi berharga di dalam menjalankan pembangunan sehingga alokasi dana kesehatan hingga kini masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan negara lain.

5.7.3 Prinsip UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009Prinsip-prinsip yang digunakan dalam peningkatan upaya kesehatan dengan cara peningkatan derajat kesehatan adalah :a. Nondiskriminatifb. Partisipatif

5.8 MDGs (Millenium Develompent Goals)5.8.1 Pengertian MDGsQuantitive goals to be achieved within a certain period of time, especially the issue of poverty reduction by 2015 (upaya kuantitatif yang ingin dicapai dalam periode tertentu, terutama untuk mengurangi kemiskinan 2015).5.8.2 Tujuan MDGsa. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparanb. Pemenuhan pendidikan dasar untuk semua, dengan menjamin semua anak masuk SDc. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuand. Menurunkan angka kematian anak usia di bawah 5 tahun menjadi 2/3 nyae. Meningkatkan kesehatan ibu dan mengurangi rasio kematian ibu menjadi nyaf. Memerangi HIV AIDS dan penyakit menular lainnyag. Memberikan jaminan atas kelestarian lingkungan hiduph. Mengembangkan kerjasama global dalam pembangunan

5.8.3 Kaitan MDGs dengan Indonesia Sehat 2015Dengan adanya MDGs yang harus diterapkan dalam berbagai negara termasuk negara Indonesia, maka pemerintah melakukan upaya-upaya untuk menjalankan goals yang terdapat dalam MDGs. Karena empat goals yang terdapat di dalam MDGs berhubungan dengan kesehatan, maka upaya yang dilakukan pemerintah adalah Menuju Indonesia Sehat 2015 yang berpedoman demi tercapainya MDGs.

6. KESIMPULANDalam menghadapai berbagai masalah kesehatan yang ada di masyarakat saat ini seorang dokter haruslah memahami dengan baik apa itu epidemiologi. Dasar epidemiologi yang baik membuat seorang dokter akan lebih mudah dalam penanganan masalah kesehatan (penyakit) yang diderita oleh pasiennya. Jika hal ini diabaikan maka akan timbul berbagai macam masalah kesehatan baru yang dapat menurunkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul. 1997. Pengantar Epidemiologi. Jakarta : Binarupa Aksara.Azwar, Azrul. 1999. Pengantar Epidemiologi Edisi Revisi. Jakarta: Binarupa Aksara.Azwar, Azrul. 1994. Program Menjaga Pelayanan Kesehatan. 1994. Jakarta: IDI.Budiarto, Eko, Anggraeni. 2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: EGC.Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.-. 1992. Kumpulan Indikator Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan R.I. Pusat Data Kesehatan.http://greenhati.blogspot.com/2009/06/distribusi-obat.htmlhttp://duwisafitri.blogspot.com/2009/05/tugas-teknologi-ti.htmlUU Kesehatan No. 23 Tahun 2009UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009