resume godfrey chapter 10 - expenses

15
CHAPTER 10 – EXPENSES LO 1 EXPENSES DEFINED Menurut Framework, expense adalah penurunan economic benefits berbentuk outflow atau depletion (penggunaan) dari suatu asset, atau terbentuknya liabilitas yang mengakibatkan berkurangnya equity selain dikarenakan adanya distribusi untuk partisipasi dari banyak pihak di dalam komponen ekuitas. Pada Framework juga dinyatakan bahwa loss secara nature tidak berbeda dengan expense- expense lainnya karena sama-sama menurunkan economic benefits dari suatu aset. Change in assets and liabilities Framework menyatakan bahwa terjadinya suatu expense akan berdampak terhadap penurunan nilai dari suatu aset maupun peningkatan nilai dari suatu liabilitas. Namun pendefinisian expense tersebut terlalu bersifat umum, pada dasarnya akan lebih cocok untuk mengkorelasikan expense suatu perusahaan dengan aktivitas penggunaan resource dalam rangka mendukung kegiatan yang membentuk profit. Expenses and ‘costs’ Prinsip yang harus diingat dalam mendefinisikan expense adalah ‘no cost, no expense’. Yakni ketika kita sebagai entitas tidak mengeluarkan biaya dalam memperoleh suatu manfaat maka kita tidak perlu mengakui adanya expense

Upload: lilik-adik-kurniawan

Post on 31-Jan-2016

2.228 views

Category:

Documents


598 download

DESCRIPTION

Resume Godfrey Chapter 10 - Expenses

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Godfrey Chapter 10 - Expenses

CHAPTER 10 – EXPENSES

LO 1 EXPENSES DEFINED

Menurut Framework, expense adalah penurunan economic benefits berbentuk outflow

atau depletion (penggunaan) dari suatu asset, atau terbentuknya liabilitas yang

mengakibatkan berkurangnya equity selain dikarenakan adanya distribusi untuk

partisipasi dari banyak pihak di dalam komponen ekuitas. Pada Framework juga

dinyatakan bahwa loss secara nature tidak berbeda dengan expense-expense lainnya

karena sama-sama menurunkan economic benefits dari suatu aset.

Change in assets and liabilities

Framework menyatakan bahwa terjadinya suatu expense akan berdampak terhadap

penurunan nilai dari suatu aset maupun peningkatan nilai dari suatu liabilitas. Namun

pendefinisian expense tersebut terlalu bersifat umum, pada dasarnya akan lebih cocok

untuk mengkorelasikan expense suatu perusahaan dengan aktivitas penggunaan

resource dalam rangka mendukung kegiatan yang membentuk profit.

Expenses and ‘costs’

Prinsip yang harus diingat dalam mendefinisikan expense adalah ‘no cost, no

expense’. Yakni ketika kita sebagai entitas tidak mengeluarkan biaya dalam

memperoleh suatu manfaat maka kita tidak perlu mengakui adanya expense dari

manfaat yang kita peroleh tersebut. Terkadang, expense didefinisikan juga sebagai

expired cost.

LO 2 EXPENSE RECOGNITION

Ada dua kriteria yang harus dipenuhi dalam expense recognition yaitu:

1. Adanya probabilitas bahwa akan ada future economic benefits yang terlibat

dalam item tersebut akan mengalir dari atau kepada entitas bisnis kita.

Expense dikatakan probable karena pada umumnya kita berada di lingkungan

yang penuh dengan uncertainty. Untuk memastikan probabilitas tersebut maka

kita harus membuat degree of uncertainty. Degree oof uncertainty ini juga harus

memenuhi karakteristik prudence (kehati-hatian dalam menetapkan degree

probabilitas dalam melakukan judgement yang dibutuhkan dalam mengestimasi

keadaan yang kondisinya uncertain) dan neutrality (free from bias).

Page 2: Resume Godfrey Chapter 10 - Expenses

2. Item tersebut harus memiliki cost atau value yang dapat diukur secara

reliable. Pengukuran yang reliable maksudnya adalah ketika pengukuran

membutuhkan estimasi, maka harus ada bukti yang cukup untuk mendukung

validitas dari estimasi tersebut. Misalnya untuk mengakui suatu item sebagai

expense maka bukti yang valid adalah adanya penurunan pada nilai suatu aset atau

kenaikan nilai liabilitas.

LO 3 EXPENSE MEASUREMENT

Pengukuran Beban

Pengertiannya adalah pengukuran beban dalam periode saat ini, beberapa

keputusan diperlukan untuk membuat bagaimana beban seharusnya dialokasikan di

masa depan yang dihasilkan dari pendapatan. Ada beberapa standar akuntansi yang

menyediakan petunjuk pada persoalan tersebut, namun menawarkan beberapa metode

dari beban dan proporsionalan pendapatan.

Alokasi beban

Satu pendekatan untuk mengukur beban adalah untuk mengalokasikan pada

periode dimana mereka berada. Proses matching berhubungan dengan kekonsistenan

atau terhubungnya pengakuan pendapatan dan beban yang dihasilkan langsung dan

secara tergabung dari transaksi atau kejadian yang lainnya.

Matching secara benar merupakan tugas yang susah, dan berkait dengan

keputusan yang besar di bagian akuntan. Akuntan tersebut harus mengidentifikasikan

asset yang mana yang terpakai dan jumlah yang seharusnya di hapus terhadap

pendapatan untuk suatu periode.

Konsept matching adalah kepentingan yang kritis di dalam akuntansi historical

cost. Hal tersebut menyediak petunjuk para akuntan dalam memutuskan biaya yang

mana seharusnya dibebankan dan di matchkan terhadap revenue untuk periode

tersebut, dan biaya yang mana dianggap masih berlaku. Untuk mengatasi masalah-

masalah yang terlibat dengan menentukan dan mengukur biaya yang akan dibebankan

dan di carried forward, terdapatnya tiga metode dasar dari matching yang secara

umum, yaitu:

Associating cost and effect

Systematic and rational allocation

Page 3: Resume Godfrey Chapter 10 - Expenses

Immediate recognition

Yang pertama adalah jalan yang paling ideal, dimana yang kedua dan ketiga ketika

yang pertama tidak dapat digunakan.

1. Associating cause and effect

Akuntan memutuskan dimana beberapa barang dan jasa digunakan harus

memiliki pertolongan dalam pembuatan pendapatan pada suatu periode. Pendapatan

dari menjual produk biasanya berhubungan dengan biaya dari produk yang dijual

tersebut. Tidak adanya biaya dari seuatu penjualan jika tidak adanya pendapatan.

Contohnya adalah “long term contracts”.

Akuntan tidak secara langsung menghubungkan biaya dengan pendapatan,

namun menyamakannya dengan biaya interval waktu.

Systematic and allocation procedure

Pengasosiasian cause dan effect tidak dapat digunakan untuk semua beban.

Ketika tidak dapat diterapkan, terdapat suatu alternative untuk menggunakan

systematic dan prosedur alokasi rasional. Proses matching dimulai dengan

pengasosiasian bebang dengan beberapa segmen waktu.

IAS 16/AASB 16 PPE menerjemahkan depresiasi sebagai alokasi sistematis

dari jumlah yang dapat didepresiasi dari suatu asset pada umur penggunaanya.

Depresiasi adalah fenomena yang terjadi dan beban yang dicatat adalah reflek

keuangan.

Depresiasi merupakan penurunan dalam nilai suatu asset, penurunan nilai

biasanya dikarenakan penurunan harga nilai pasar. Penurunan tersebut dapat

didasarkan karena faktor fisik dan ekonomis.

Alokasi biaya adalah konsep matching yang menjunjung terhadap prosedur

yang bervariasi. Idea ini adalah untuk menemukan beberapa metode yang kurang

lebih berhubung dengan patter dari jasa atau benefit yang disediakan oleh asset untuk

periode masa depan.

Terdapat tiga bentuk share based payment, yakni:

Equity settled share-based payments

Cash-settled share-based payments

Page 4: Resume Godfrey Chapter 10 - Expenses

Other transactions

2. Alokasi Sistematis dan Rasional

Sesuai dengan prinsip penandingan (matching principle), beban untuk suatu

periode ditentukan dengan mengaitkannya dengan pendapatan tertentu atau dengan

periode tertentu.. Beban diakui :

jika terdapat hubungan langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk

atau penyerahan jasa,

pada periode terjadinya, yakni pada saat kas dikeluarkan jika tidak terdapat

hub. Langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau jasa,

Namun jika 2 syarat itu tidak terpenuhi, maka prosedur alokasi yang sistematis

dan rasional yang digunakan. Tujuannya adalah untuk mengalokasikan biaya kepada

periode-periode yang menerima manfaat (dikonsumsi atau kedaluwarsa). Salah satu

contoh implementasi alokasi yang sistematis dan rasional adalah depresiasi.

IAS 16/AASB 116 tentang Property, Plant and Equipment mendefinisikan

depresiasi sebagai “alokasi sistematis dari jumlah yang dapat didepresiasikan dari

suatu aset selama masa manfaatnya” (par.6). IAS 16/AASB 116 par.60 juga

menyatakan bahwa metode depresiasi yang digunakan harus mencerminkan pola

dimana manfaat ekonomi aset di masa depan diharapkan diterima/dikonsumsi. Jadi,

penyusutan adalah proses alokasi, bukan penilaian. Alokasi sendiri diartikan sebagai

proses pembagian nilai awal dan penerapan bagian-bagian nilai tersebut ke dalam

periode-periode. Kerasionalan metode pemisahan ini diartikan bahwa pemisahan

tersebut harus dikaitkan dengan manfaat yang diharapkan dalam tiap pemisahan.

Secara umum depresiasi dapat dilihat sebagai fenomena nyata yang terjadi,

dimana pencatatannya sebagai beban adalah efek moneternya. Secara umum akuntan

melihat depresiasi sebagai “penurunan nilai aset” yang biasanya juga berarti

“penurunan harga pasar” yang dikarenakan (1) faktor fisik seperti keausan dan

penurunan daya guna karena pemakaian, dan (2) faktor ekonomi misalnya keusangan.

Akan tetapi pemakaian dan keusangan tidak dapat diukur dengan normal dan tidak

ada jejak hubungan antara alokasi dengan pendapatan atau periode pembebanan

penyusutan. Penyusutan, karenanya , didefinisikan sebagai suatu alokasi rasional dan

sistematis atas biaya ke periode-periode aset dianggap dipakai.

Page 5: Resume Godfrey Chapter 10 - Expenses

Dengan pemaknaan penyusutan sebagai alokasi nilai perolehan ke dalam masa

manfaat aset, maka praktik penyutan akan sangat dipengaruhi oleh:

(1) Metode alokasi

(2) Nilai yang dapat disusutkan, dan

(3) Nilai sisa

Metode alokasi yang sering dilakukan adalah metode garis lurus, unit

produksi, metode yang dipercepat dll.

Namun metode alokasi sistematis dan rasional tetap memiliki kelemahan,

yaitu sangat mengandalkan pada estimasi dan asumsi yang subjektif dan sewenang-

wenang. Salah satu contoh alokasi berbasiskan biaya yang subjektif dan sewenang-

wenang adalah amortisasi goodwill. Sebelum adopsi stándar IASB di 2005, banyak

entitas yang mengamortisasikan goodwill selama 20 tahun atau kurang, kebanyakan

berdasarkan metode garis lurus. Banyak yang berargumen bahwa goodwill tidak

mengalami penurunan nilai sehingga tidak perlu diamortisasi. Sejak 1 Januari 2005,

IFRS tidak mewajibkan goodwill diamortisasi. IFRS 3/AASB 3 Business

Combination par. 54 menyatakan bahwa setelah diakuisisi, goodwill yang diperoleh

melalui kombinasi bisnis diukur sesuai biaya perolehan dikurangi kerugian

impairment. Sehingga proses estimasi untuk menentukan amortisasi goodwill tidak

terlalu diperlukan.

Salah satu area lain dimana alokasi maíz digunakan adalah yang berkenaan

dengan pembayaran berbasis saham (share-based payments). PSAK 53 Akuntansi

kompensasi berbasis saham mengatur hal ini. PSAK 53 melingkupi seluruh transaksi

pembayaran berbasis saham, yang didefinisikan sebagai berikut:

Equity-settled, Diselesaikan dengan instrumen ekuitas, entitas yang

menerima barang atau jasa yang dibayar dengan instrumen ekuitas

milik entitas (termasuk saham dan opsi saham)

Cash-settled, Diselesaikan dengan pembayaran kas, entitas yang

memperoleh barang atau jasa akan menimbulkan liabilitas kepada

pemasok barang atau jasa untuk suatu jumlah tertentu yang dihitung

berdasarkan harga (nilai) saham milik entitas atau instrumen ekuitas

entitas; dan

Transaksi dimana entitas menerima barang atau jasa dimana entitas

maupun pemasok barang atau jasa memiliki pilihan atas transaksi

Page 6: Resume Godfrey Chapter 10 - Expenses

tersebut untuk diselesaikan secara tunai (atau aset lain) atau

instrumen ekuitas.

PSAK 53 juga diterapkan untuk transfer oleh shareholders kepada pihak lain

(termasuk karyawan) yang telah mentransfer barang atau jasa lepada entitas.

Termasuk transfer instrumen ekuitas dari induk kepada entitas anak dimana entitas

menyediakan barang atau jasa. PSAK 53 juga diterapkan ketika entitas tidak

menerima barang atau jasa yang tidak dapat diidentifikasi secara khusus, namun

kondisi lain mengindikasikan bahwa barang atau jasa telah diterima.

Untuk pengakuannnya, Entitas harus mengakui barang atau jasa yang diterima

atau diperoleh dalam transaksi pembayaran berbasis saham pada saat memperoleh

barang atau pada saat jasa diterima. Entitas juga harus mengakui kenaikan nilai

ekuitas terkait jika barang atau jasa diterima dalam transaksi pembayaran berbasis

saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas, atau kenaikan nilai liabilitas jika

barang atau jasa diperoleh dalam transaksi pembayaran berbasis saham yang

diselesaikan dengan kas. Ketika barang atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam

transaksi pembayaran berbasis saham tidak memenuhi kualifikasi pengakuan sebagai

aset, maka barang atau jasa tersebut harus diakui sebagai beban.

Untuk pengukuran equity-settled share-base payment transactions (transaksi

pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas), entitas

harus mengukur barang atau jasa yang diterima, dan kenaikan ekuitas terkait, secara

langsung, pada nilai wajar barang atau jasa yang diterima, kecuali jika nilai wajar

tersebut tidak dapat diestimasi secara andal. Jika entitas tidak dapat mengestimasi

nilai wajar barang atau jasa yang diterima secara andal, maka entitas harus mengukur

nilai barang dan jasa tersebut, dan kenaikan ekuitas terkait, secara tidak langsung,

dengan mengacu pada nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan.

Untuk pengukuran Cash-settled share-based payment transactions (transaksi

pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas), entitas harus mengukur

barang atau jasa yang diperoleh dan liabilitas yang timbul sebesar nilai wajar

liabilitas. Sampai dengan liabilitas tersebut diselesaikan, entitas harus mengukur

kembali nilai wajar liabilitas pada setiap akhir periode pelaporan dan pada tanggal

penyelesaian, dimana setiap perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi

pada periode tersebut.

Sedangkan untuk pengukuran transaksi dengan karyawan, instrumen ekuitas

yang diberikan diukur pada nilai wajar pada tanggal pemberian. Tanggal pemberian

Page 7: Resume Godfrey Chapter 10 - Expenses

instrumen yang diukur pada nilai wajar diakui setelah vesting period. Untuk transaksi

dengan non-karyawan :

Barang atau jasa yang diperoleh entitas diukur pada nilai wajar pada tanggal

entitas memperoleh barang atau menerima jasa.

Jika nilai wajar barang atau jasa yang diterima tidak dapat diukur secara

handal, maka diukur dengan merujuk pada nilai wajar instrumen ekuitas yang

diberikan.

LO 4 CHALLENGES FOR ACCOUNTING STANDARD SETTERS

Matching

Bunyi dari theoretical framework untuk financial statement dapat berarti

bahwa antara balance sheet (statement dari financial position) dan income statement

mepresentasikan informasi dengan karakteristik dari kerelevansian dan

representational faithfulness. Framework bertugas untuk menyediakan definisi dan

kriteria pengakuan, untuk meningkatkan konsistensi antara standard.

Ditambah lagi, secara spesifik framework mengungkapkan bahwa konsep

matching tidak seharusnya diaplikasi pada salah satu cara untuk menizinkan

pengakuan terhadap items pada balance sheet yang bertemu dengan definisi dari asset

dan liabilities.

Conservatism

Konsep Matching membutuhkan penilaian yang baik dari keputusan dalam

menentukan apakah nilai dari biaya dapat dijalankan untuk masa depan atau pada

periode ini. hal ini sangat penting untuk pemintaan akuntan terhadap bukti objektif

untuk pengakuan dari revenue, tetapi terdapat kekurangan pada diskusi dari bukti

objektif dihubungkan untuk pengakuan ekspense. Satu alasan untuk lebih kurang

kebutuhan untuk bukti objective dalam peengakuan ekspense dibanding dengan

revenue adalah kovensi dari conservatism. konvensi memanggil untuk mencatat dari

ekspense, losses dan liabilities sesegera mungkin walaupun terdapatbukti yang lemah.

Beberapa pendapat yang conservatism didasarkan pada profitability dan

reability criteria yang terekspose dalam framework. syarat yang memungkinkan

berarti keadaan pada masa yang akan datang seperti pengkonfirman dari loss dan

ekspense.

Page 8: Resume Godfrey Chapter 10 - Expenses

ACCOUNTING FOR EXPENSES – Jim Martin

Pada tahun 2000, Public Oversight Board Panel menemukan terdapat tujuh

kesalahan pengungkapan transakasi dan Ekspense merupakan akun yang menempati

peringkat kedua setelah revenue. Sebelum kita melihat kesalahan pencatatan pada

akun ekspense mari kita melihat sifat dari ekspense itu sendiri. Ekspense menurut

Financial Acounting Standard Borad (FASB) didefinisikan sebagai arus keluar dari

penggunaan aset atau liabilities atau keduanya selama sebuah periode dari pengiriman

atau produksi barang, atau menyajikan servis. atau bisa dikatakan bahwa ekspense

adalah bentuk pengorbanan untuk mendapatkan revenue dimana pengorbanan tersebut

tidak mempunyai future benefit. Bentuk pengorbanan ini dapat berupa pengeluaran

kas seperti pembayaran tagihan listrik bulanan atau perjanjaian akan membayar

hutang dari produk yang telah dibeli. Seorang akuntan disini haruslah dapat

menidentifikasi mana pengorbanan yang memiliki future benefit atau yang tidak

seperti pembelian peralatan dimana terdapat dua hal yakni ketika peralatan tersebut

masih mempunyai future benefit seorang akuntan tidaklah harus mencatatnya sebagai

ekspense akan tetapi berbeda pula ketika peralatan tersebut sudah tidak mempunyai

future benefit sehingga akuntan tersebut haruslah mencatatnya sebagai ekspense. pada

beberapa kasus dimana terdapat pengorbanan yang memiliki manfaat untuk

kedepannya sehingga akuntan haruslah membagi porsi dari pengorbanan tersebut dan

kemudian menunda nilai tersebut untuk periode berikutnya.

Tipe Kesalahan dalam Expense

- Improper deferral of ekspenditures

Kesalahan ini terjadi ketika perusahaan banyak yang tidak mencatat

pengorbanan yang tidak memiliki future benefit sebagai expense. kesalahan

yang sering terjadi yakni pada perhitungan operating expense. operating

ekspense terdiri dari tiga kategori yakni: selling, general and administrative

(G&A) dan research & development (R&D). Pengecualian untuk beberapa

kasus dimana seperti advertising Expense yang mempunyai future benefit

untuk penjualan kepada konsumen. hal ini dapat disikapi yakni dengan melihat

tingkatan dari future benefit yang perusahaan akan terima. terdapat situasi

dimana advertising expense dapat ditunda seperti:

a. ketika advertising terjadi diperuntukan untuk mendapatkan penjualan

kepada konsumen.

b. biaya yang ditimbulkan kita lihat dapat memberikan manfaat.

Page 9: Resume Godfrey Chapter 10 - Expenses

Berdasarkan SOP 93-7 dimana penundaan advertising cost harus mengikuti

recoverability test.

- Impairment not recognized

Kesalahan yang terjadi yang berikutnya untuk expense adalah tidak dicatatnya

sebagai expense untuk impairment ketika impairment loss terjadi. hal ini

menimbulkan nilai overstated pada aset tersebut yang ternyata pengorbanan

yang perusahaan ketika membeli aset tersebut dimana pengorbanan tersebut

tidak memiliki future benefit lagi.

- Netting and camouflaging expense.

Hal ini terjadi ketika nilai expense salah diklasifikasikan sehingga expense

tidak secara eksplisit tertera dalam pengurang income statement tetapi

langsung atau tidak terlihat dalam income statement dimana langsung

mengurangi gain yang didapat sehingga gain tersebut kecil dengan expense

yang kecil pula.

- Improper charges to reserve accounts

Beberapa perusahaan melanggar GAAP dengan mengatur resere yang tidak

perlu untuk melindungi tak diperinci.GAAP melarang sebuah bisnis dari

membentuk reserve account untuk mengeneralkan sesuatu. GAAP juga

mensyaratkan perusahaan untuk secara langsung memperbaiki besaran dari

reserve kedalam pendapatan walaupun itu jelas.