resume detya

52
PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 1 BAB I ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS Agregat yang umum dipakai pada campuran aspal panas secara umum berasal dari batuan. Berdasarkan proses terjadinya batuan ini dibedakan atas batuan beku (igneous rock), batuan sedimen / endapan (sedimentary rock) dan batuan matamorf / malihan (metamorphic rock). 1. Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembekuan magma yang berasal dari bawah permukaan bumi dan membeku di permukaan atau dekat permukaan bumi, contohnya : granit, basalt, gabro dan lain-lain. Sifat-sifat teknis batuan beku pada umumnya, adalah : - Mempunyai karakteristik material yang baik, keras, padat dan berkualitas baik, bila digunakan sebagai material bangunan. - Kapasitas dukung tinggi sehingga sangat baik untuk mendukung fondasi bangunan. 2. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena proses pengendapan, proses kimia dan proses biologi. Umumnya terbentuk dari pecahan-pecahan batuan yang lebih tua, fragmen-fragmen dipisahkan oleh air atau angin, contohnya : serpih, batupasir, batugamping dan lain-lain. Sifat-sifat teknis batuan sedimen pada umumnya, adalah : - Serpih sering menjadi lunak bila terendam air dalam beberapa hari. - Jarak kekar umumnya agak besar untuk batupasir. - Kekuatan batugamping bervariasi dari lunak sampai keras. 3. Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari batuan yang sudah ada sebelumnya. Batuan metamorf terbentuk akibat metamorfosa dari batuan beku dan

Upload: rajhmi

Post on 17-Dec-2015

225 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

jbu

TRANSCRIPT

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    1

    BAB I

    ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS

    Agregat yang umum dipakai pada campuran aspal panas secara umum berasaldari batuan. Berdasarkan proses terjadinya batuan ini dibedakan atas batuan beku(igneous rock), batuan sedimen / endapan (sedimentary rock) dan batuan matamorf /malihan (metamorphic rock).

    1. Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembekuan magma yang berasal daribawah permukaan bumi dan membeku di permukaan atau dekat permukaan bumi,contohnya : granit, basalt, gabro dan lain-lain.

    Sifat-sifat teknis batuan beku pada umumnya, adalah :

    - Mempunyai karakteristik material yang baik, keras, padat dan berkualitas baik, biladigunakan sebagai material bangunan.

    - Kapasitas dukung tinggi sehingga sangat baik untuk mendukung fondasi bangunan.

    2. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena proses pengendapan, proseskimia dan proses biologi. Umumnya terbentuk dari pecahan-pecahan batuan yanglebih tua, fragmen-fragmen dipisahkan oleh air atau angin, contohnya : serpih,batupasir, batugamping dan lain-lain.

    Sifat-sifat teknis batuan sedimen pada umumnya, adalah :

    - Serpih sering menjadi lunak bila terendam air dalam beberapa hari.

    - Jarak kekar umumnya agak besar untuk batupasir.

    - Kekuatan batugamping bervariasi dari lunak sampai keras.

    3. Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari batuan yang sudah adasebelumnya. Batuan metamorf terbentuk akibat metamorfosa dari batuan beku dan

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    2

    sedimen. Perubahan ini terjadi akibat proses panas dan tekanan tinggi yang terjadi dikerak bumi. Batuan metamorf mempunyai banyak variasi diantaranya schist, gneiss,slate, phyllite dan marble.

    Agregat merupakan salah satu bahan material beton. Dalam pengambilanagregat pihak kontraktor memberikan bukti mengenai mutu dan tetap terjaminnyamutu tersebut kepada konsultan. Agregat yang digunakan dalam campuran betondibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu :

    A. Agregat halus

    Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasialami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasil oleh alat-alat pemecahbatu. Adapun syarat-syarat dari agregat halus yang digunakan menurut PBI 1971,antara lain :

    1. Pasir terdiri dari butir- butir tajam dan keras. Bersifat kekal artinya tidakmudah lapuk oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan

    2. Tidak mengandung lumpur lebih dari 5%. Lumpur adalah bagian- bagian yangbisa melewati ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur lebih dari 5%, makaharus dicuci. Khususnya pasir untuk bahan pembuat beton.

    3. Tidak mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak yang dibuktikandengan percobaan warna dari Abrams-Harder. Agregat yang tidak memenuhisyarat percobaan ini bisa dipakai apabila kekuatan tekan adukan agregattersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan adukanbeton dengan agregat yangs sama tapi dicuci dalam larutan 3% NaOH yangkemudian dicuci dengan air hingga bersih pada umur yang sama.Tabel SNI Agregat Halus

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    3

    B. Agregat kasar

    Agregat kasar dapat berupa kerikil hasil desintergrasi alami dari batuan-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan besarbutir lebih dari 5 mm. Kerikil, dalam penggunaannya harus memenuhi syarat- syaratsebagai berikut:

    1. Butir-butir keras yang tidak berpori serta bersifat kekal yang artinya tidak pecahkarena pengaruh cuaca seperti sinar matahari dan hujan.

    2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%, apabila melebihi maka harusdicuci lebih dahulu sebelum menggunakannya.

    3. Tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak batuan seperti zat zat yangreaktif terhadap alkali.

    4. Agregat kasar yang berbutir pipih hanya dapat digunakan apabila jumlahnya tidakmelebihi 20% dari berat keseluruhan.

    Tabel 1.1 Gradasi Agregat yang Disyaratkan

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    4

    Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkanmutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen danair, dalam proporsi campuran yang dipakai.

    Analisis saringan Agregat adalah penentuan presentasi berat butir agregatyang lolos pada suatu set saringan kemudian angka-angka presentase digambarkanpada grafik pembagian butir. Penyusunan saringan dilakukan dengan menempatkansaringan dengan ukuran yang paling besar berada di paling atas, dan semakin kebawah semakin kecil ukuran saringannya. Kemudian benda uji kasar yang telahdisiapkan dimasukkan kedalam susunan saringan. Susunan saringan tersebutdiletakkan diatas mesin pengguncang dan diguncang selama 15 menit. Hal inidilakukan untuk mengetahui sebaran ukuran benda uji di masing-masing saringan.Setelah 15 menit, benda uji yang tertahan pada tiap saringan dikeluarkan danditimbang beratnya. Jangan sampai ada benda uji yang tersisa dalam saringanataupun tumpah, karena dapat mempengaruhi hasil percobaan.

    Metode ini digunakan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus danagregat kasar dengan menggunakan saringan, tujuannya untuk memperoleh distribusibesaran atau jumlah persentase butiran.

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    5

    Analisa saringan agregat ialah penentuan persentase berat butiran agregat yang lolosdari satu set saringan kemudian angka-angka prosentase digambarkan pada grafikpembagian butir.

    Peralatan yang digunakan ; timbangan, satu set saringan, oven, alat pemisah, mesinguncang jaringan, talam dan alat lainnya. Benda uji berupa jenis-jenis tanah baikagregat halus maupun agregat kasar yang diperoleh dari alat pemisah contoh atau caraperempatan banyak.

    Berat minimum benda uji harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

    Agregat halus terdiri dari ;

    ukuran maksimum 4,76 mm; berat minimum 500 gram

    ukuran maksimum 2,38 mm; berat minimum 100 gram

    Agregat kasar antara lain terdiri dari ;

    ukuran maksimum 3,5"; berat minimum 35 kg

    ukuran maksimum 2,5"; berat minimum 25 kg

    ukuran maksimum 1"; berat minimum 10 kg

    Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar, agregat tersebutdipisahkan menjadi dua bagian dengan saringan no. 4. Prosedur pengujian meliputitahapan sebagai berikut ; benda uji dikeringkan dalam oven, dengan suhu (110 +5)derajat celcius, sampai berat tetap. Saring benda uji lewat susunan saringan denganukuran saringan paling besar ditempatkan paling atas, saringan diguncang dengantangan atau mesin selama 15 menit kemudian hitung prosentase berat benda uji yangtertahan di atas masing-masing saringan terhadap berat total benda uji setelahdisaring. Hasil pengujian ini dapat digunakan antara lain: untuk penyelidikan quarryagregat, untuk perencanaan campuran dan pengendalian mutu beton.

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    6

    Untuk agregat berbutir halus, berat awal agregat berbutir halus adalah 1000gram. Berat agregat yang tertahan adalah 1060 gram sedangkan berat agregat awaladalah 1000 gram. Dalam hal ini, berat agregat halus pada percobaan lebih besardaripada berat awalnya, hal itu disebabkan adanya agregat halus yang tersisa daripercobaan sebelumnya dan ikut tertimbang saat penimbangan agregat masing-masingsaringan. Untuk distribusi butirannya, agregat halus ini cukup terdistribusi secaramerata di masing-masing saringan. Tidak ada yang tertahan di salah satu saringandengan berat lebih dari 50%. Itu berarti ukuran masing-masing butiran cukupseragam. Dari hasil percobaan juga didapatkan grafik Antara persen agregat yanglolos pada nomor saringan tertentu dan ukuran sarinan dalam millimeter. Grafikdibuat dengan skala logaritma agar dapat terlihat bentuk sebaran ukuran agregat padamasing-masing jenis untuk kemudian dianalisa, apakah agregat tersebut bergradasibaik atau tidak.

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    7

    BAB II

    ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR

    Agregat merupakan salah satu bahan material beton. Dalam pengambilanagregat pihak kontraktor memberikan bukti mengenai mutu dan tetap terjaminnyamutu tersebut kepada konsultan. Agregat yang digunakan dalam campuran betondibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu :

    A. Agregat halus

    Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasialami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasil oleh alat-alat pemecahbatu. Adapun syarat-syarat dari agregat halus yang digunakan menurut PBI 1971,antara lain :

    1. Pasir terdiri dari butir- butir tajam dan keras. Bersifat kekal artinya tidakmudah lapuk oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan

    2. Tidak mengandung lumpur lebih dari 5%. Lumpur adalah bagian- bagian yangbisa melewati ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur lebih dari 5%, makaharus dicuci. Khususnya pasir untuk bahan pembuat beton.

    3. Tidak mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak yang dibuktikandengan percobaan warna dari Abrams-Harder. Agregat yang tidak memenuhisyarat percobaan ini bisa dipakai apabila kekuatan tekan adukan agregattersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan adukanbeton dengan agregat yangs sama tapi dicuci dalam larutan 3% NaOH yangkemudian dicuci dengan air hingga bersih pada umur yang sama.

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    8

    B. Agregat kasar

    Agregat kasar dapat berupa kerikil hasil desintergrasi alami dari batuan-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan besarbutir lebih dari 5 mm. Kerikil, dalam penggunaannya harus memenuhi syarat- syaratsebagai berikut:

    1. Butir-butir keras yang tidak berpori serta bersifat kekal yang artinya tidak pecahkarena pengaruh cuaca seperti sinar matahari dan hujan.

    2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%, apabila melebihi maka harusdicuci lebih dahulu sebelum menggunakannya.

    3. Tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak batuan seperti zat zat yangreaktif terhadap alkali.

    4. Agregat kasar yang berbutir pipih hanya dapat digunakan apabila jumlahnya tidakmelebihi 20% dari berat keseluruhan.

    Tabel 1.1 Gradasi Agregat yang Disyaratkan

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    9

    Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkanmutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen danair, dalam proporsi campuran yang dipakai.

    Menurut The Asphalt Institute dalam Sukirman (2007), agregat dibedakan menjadi :

    - Agregat kasar adalah agregat yang tertahan saringan no. 8 (2,36 mm).

    - Agregat halus adalah agregat yang lolos saringan no. 8 (2,36 mm).

    - Bahan pengisi adalah bagian dari agregat halus yang lolos saringan no. 30 (0,60mm).

    Menurut Bina Marga (2007), agregat dibedakan menjadi :

    - Agregat kasar adalah agregat yang tertahan saringan no. 4 (4,75 mm).

    - Agregat halus adalah agregat yang lolos saringan no. 4 (4,75 mm).

    Analisis saringan Agregat adalah penentuan presentasi berat butir agregatyang lolos pada suatu set saringan kemudian angka-angka presentase digambarkanpada grafik pembagian butir. Penyusunan saringan dilakukan dengan menempatkansaringan dengan ukuran yang paling besar berada di paling atas, dan semakin kebawah semakin kecil ukuran saringannya. Kemudian benda uji kasar yang telahdisiapkan dimasukkan kedalam susunan saringan. Susunan saringan tersebutdiletakkan diatas mesin pengguncang dan diguncang selama 15 menit. Hal inidilakukan untuk mengetahui sebaran ukuran benda uji di masing-masing saringan.Setelah 15 menit, benda uji yang tertahan pada tiap saringan dikeluarkan danditimbang beratnya. Jangan sampai ada benda uji yang tersisa dalam saringanataupun tumpah, karena dapat mempengaruhi hasil percobaan.

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    10

    Metode ini digunakan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus danagregat kasar dengan menggunakan saringan, tujuannya untuk memperoleh distribusibesaran atau jumlah persentase butiran.

    Analisa saringan agregat ialah penentuan persentase berat butiran agregat yang lolosdari satu set saringan kemudian angka-angka prosentase digambarkan pada grafikpembagian butir.

    Peralatan yang digunakan ; timbangan, satu set saringan, oven, alat pemisah, mesinguncang jaringan, talam dan alat lainnya. Benda uji berupa jenis-jenis tanah baikagregat halus maupun agregat kasar yang diperoleh dari alat pemisah contoh atau caraperempatan banyak.

    Berat minimum benda uji harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

    Agregat halus terdiri dari ;

    ukuran maksimum 4,76 mm; berat minimum 500 gram

    ukuran maksimum 2,38 mm; berat minimum 100 gram

    Agregat kasar antara lain terdiri dari ;

    ukuran maksimum 3,5"; berat minimum 35 kg

    ukuran maksimum 2,5"; berat minimum 25 kg

    ukuran maksimum 1"; berat minimum 10 kg

    Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar, agregat tersebutdipisahkan menjadi dua bagian dengan saringan no. 4. Prosedur pengujian meliputitahapan sebagai berikut ; benda uji dikeringkan dalam oven, dengan suhu (110 +5)derajat celcius, sampai berat tetap. Saring benda uji lewat susunan saringan denganukuran saringan paling besar ditempatkan paling atas, saringan diguncang dengan

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    11

    tangan atau mesin selama 15 menit kemudian hitung prosentase berat benda uji yangtertahan di atas masing-masing saringan terhadap berat total benda uji setelahdisaring. Hasil pengujian ini dapat digunakan antara lain: untuk penyelidikan quarryagregat, untuk perencanaan campuran dan pengendalian mutu beton.

    Untuk agregat berbutir halus, berat awal agregat berbutir halus adalah 1000gram. Berat agregat yang tertahan adalah 1060 gram sedangkan berat agregat awaladalah 1000 gram. Dalam hal ini, berat agregat halus pada percobaan lebih besardaripada berat awalnya, hal itu disebabkan adanya agregat halus yang tersisa daripercobaan sebelumnya dan ikut tertimbang saat penimbangan agregat masing-masingsaringan. Untuk distribusi butirannya, agregat halus ini cukup terdistribusi secaramerata di masing-masing saringan. Tidak ada yang tertahan di salah satu saringandengan berat lebih dari 50%. Itu berarti ukuran masing-masing butiran cukupseragam. Dari hasil percobaan juga didapatkan grafik Antara persen agregat yanglolos pada nomor saringan tertentu dan ukuran sarinan dalam millimeter. Grafikdibuat dengan skala logaritma agar dapat terlihat bentuk sebaran ukuran agregat padamasing-masing jenis untuk kemudian dianalisa, apakah agregat tersebut bergradasibaik atau tidak

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    12

    BAB III

    ABRASI (LOS ANGELES ABRATION)

    Mesin yang digunakan untuk pengujian hancur terak, hancur dan uncrushedkerikil untuk ketahanan terhadap abrasi. Tujuan dari tes ini adalah untuk menemukanpersentase memakai karena Menggosok tindakan relatif antara agregat dan bola bajasebagai abrasif biaya. Oven kering pengaturan yang berbobot dan diputar bersamadengan abrasif biaya dalam mesin untuk 500 Atau 1000 putaran dan persentasememakai sehingga mendapatkan nilai yang dilaporkan sebagai los angeles abrasi.Terdiri dari besi hollow silinder, tertutup di kedua ujungnya, Taruh dalam diameter700mm dan di dalam panjang 500mm. Silinder dipasang pada bingkai kokoh padabantalan bola. Pembukaan ditutup debu-ketat dengan removable melesat penutup ditempat. Dilepas rak yang memperpanjang melalui Drum menangkap abrasif Biayadan tidak memungkinkan untuk jatuh di sampulnya. Drum diputar pada kecepatan 30-33 rpm oleh motor listrik melalui tugas berat pengurangan gigi. Dilengkapi denganrevolusi counter dan menekan tombol starter. Disediakan lengkap dengan nampanuntuk koleksi material. Abrasif biaya terdiri dari set 12 nos. besi cor bola atau bola

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    13

    baja (bola baja mengeras) Sekitar 48mm diameter masing-masing berat badan antara390-445 gram. Lengkap seperti di atas

    Keausan adalah perbandingan antara berat bahan aus lewat saringan no 12(1,18 mm) terhadap berat semula dalam persen. Untuk menguji kekuatan agregatkasar dapat mengguankan bejana Rudolf ataupun dengan alat uji los angelestest.Mesin yang digunakan untuk pengujian keausan ini adalah mesin los angeles.Mesin ini berbentuk slinder dengan diameter 170 cm yang terbuat dari baja. Dalampengujian ini menggunakan bola-bola baj yang berukuran 4 6 cm sebagai nilaibantu untuk menghancurkan agregat. Jumlah bola yang digunakan tergantung daritipe gradasi dan agregat yang diuji. Di dalam mesin los angeles terdapat sirip yangberfungsi sebagai pembalik material yang diuji dan lama pengujian tergantung darijumlah berat material.

    Abrasi atau keausan agregat adalah proses penghacuran atau pecahnya agregatdalam hal ini agregat kasar akibat proses mekanis seperti gaya-gaya yang terjadiselama proses pelaksanaan pembuatan jalan (penimbunan, penghamparan,pemadatan), pelayanan terhadap beban lalu lintas dan proses kimiawi, sepertipengaruh kelembaban, kepanasan, dan perubahan suhu sepanjang hari.

    Nilai abrasi adalah nilai yang menunjukkan daya tahan agregat kasar terhadappenghancuran (degradasi) akibat dari beban mekanis. Nilai abrasi ditentukan denganmelakukan percobaan abrasi (Abration Los Angeles Test) di laboratoriumBerdasarkan SK SNI 2417 1991, keausan agregat tergolong sebagai berikut :1. Apabila nilai keausan yang diperoleh > 40%, maka agregat yang diuji tidak baik

    digunakan dalam bahan perkerasan jalan.2. Apabila nilai keausan agregat yang diperoleh < 40%, maka agregat yang diuji

    baik digunakan dalam bahan perkerasan jalan.Rumus untuk menentukan keausan agregat adalah :

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    14

    Keausan = A B x 100%A

    Dimana : A : Berat awal benda ujiB : Berat akhir benda uji yang lolos saringa 2,36 mm.

    Agregat adalah sekumpulan butir- butir batu pecah, kerikil, pasir, atau minerallainnya baik berupa hasil alam maupun buatan (SNI No: 1737-1989-F). Agregatadalah material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton semen hidraulikatau adukan.

    Kekerasan atau kekuatan butir-butir agregat tergantung dari bahannyadan tidak dipengaruhi oleh lekatan antara butir satu dengan butir lainnya. Agregatyang lebih kuat biasanya mempunyai modulus elastisitas (sifat dalam pengujianbeban uniaxal) yang lebih tinggi. Butir-butir yang lemah (lebih rendah dari pastasemen) tidak dapat menghasilkan kekuatan beton yang akan diandalkan. Kekerasansedang mungkin justru lebih menguntungkan, karena dapat mengurangi konsentrasitegangan yang terjadi, atau pembasahan dan pengeringan, atau panasan danpendinginan dan dengan demikian membantu mengurangi kemungkinan terjadinyaretakan dalam beton. Butiran yang lemah dan lunak perlu dibatasi nilai minimumnyajika ketahanan terhadap abrasi yang kuat diperlukan. Modulus elastisitas agregat jugapenting diketahui karena memberikan kontribusi dalam modulus elastisitas beton.

    Agregat merupakan butirbutir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lain,baik yang berasal dari alam maupun buatan yang berbentuk mineral ppadat beruppa

    ukuran besar mauppun kecil atau fragmenfragmen.Agregat merupakan komponen utama dari struktur perkerasan perkerasan jalan, yaitu90% 95% agregat berdasarkan persentase berat, atau 75 85% agregat berdasarkan

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    15

    persentase volume. Dengan demikian kualitas perkerasan jalan ditentukan juga darisifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material lain.

    Agregat Ringan adalah agregat yang dalam keadaan kering dan gemburmempunyai berat 1100 kg/m3 atau kurang.

    Agregat Halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi _alami_ bantuanatau pasir yang dihasilkan oleh inustri pemecah batu dan mempunyai ukuranbutir terbesar 5,0 mm.

    Agregat Kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari bantuanatau berupabatu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu danmempunyai ukuran butir ntara 5-40 mm. Agregat Kasar, adalah agregatdengan ukuran butiran butiran lebih lebih besar besar dari dari saringansaringan No.88 (2,36 mm)

    Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Cara uji keausan agregat denganmesin abrasiLos Angeles adalah revisi dari SNI 03-2417-1991, Metode pengujian keausanagregat

    dengan mesin abrasi Los Angeles.Adapun perubahannya antara lain:a) dalam penyiapan bahan, jumlah contoh uji yang disiapkan ditambahkan beratinterval;

    b) ditambahkan metode pengujian untuk material yang mempunyai kekerasanhomogen, pengujian dilakukan dengan 100 putaran, dan hasil pengujian antara 100putaran dengan 500 putaran tidak boleh lebih besar dari 0,20 yang tertahan di atassaringan No.12 (1,70 mm) tanpa pencucian;Standar ini disusun oleh Panitia Teknik Bahan Konstruksi Bangunan dan RekayasaSipil melalui Gugus Kerja Bahan dan Perkerasan Jalan pada Subpanitia TeknikRekayasa Jalan dan Jembatan.

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    16

    BAB IVBERAT JENIS AGREGAT HALUS

    Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakansenyawa hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Aspalsebagai bahan pengikat dalam perkerasan lentur mempunyai sifat viskoelastis. Aspalakan bersifat padat pada suhu ruang, dan bersifat cair bila dipanaskan. Aspalmerupakan bahan yang sangat kompleks, dan secara kimia belum dikarakterisasidengan baik.

    Berat jenis agregat adalah perbandingan berat sejumlah volume agregat tanpamengandung rongga udara terhadap air pada volume yang sama. British Standard 812membedakan berat jenis agregat dalam dua keadaan yaitu keadaan jenuh permukaan(saturated surface dry) dan keadaan kering absolute atau kering oven (oven dry).

    Pemeriksaan ini di maksudkan untuk menentukan berat jenis keringpermukaan jenuh ( apparent ) dari agregat halus. Berat jenis (bulk specific gravity) ialah perbandingan antara berat agregat kering

    dan berat air suling yang isinya sama isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhutertentu.

    Berat jenis kering dan berat permukaan jenuh (SSD) yaitu perbandigan antaraberat agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya samadengan isi agregat dalam keadaan jeenuh pada suhu tertentu.

    Berat jenis semu (apparent specific gravity) ialah perbandingan berat agregatkering dan berat airsuling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaankering pada suhu tertentu.

    Penyerapan ialah persentase berat air yang dapat diserapi pori terhadap beratagregat kering.

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    17

    Agregat merupakan butirbutir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lain,baik yang berasal dari alam maupun buatan yang berbentuk mineral ppadat beruppa

    ukuran besar mauppun kecil atau fragmenfragmen.Agregat merupakan komponen utama dari struktur perkerasan perkerasan jalan, yaitu90% 95% agregat berdasarkan persentase berat, atau 75 85% agregat berdasarkanpersentase volume. Dengan demikian kualitas perkerasan jalan ditentukan juga darisifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material lain.

    Agregat Ringan adalah agregat yang dalam keadaan kering dan gemburmempunyai berat 1100 kg/m3 atau kurang.

    Agregat Halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi _alami_ bantuanatau pasir yang dihasilkan oleh inustri pemecah batu dan mempunyai ukuranbutir terbesar 5,0 mm.

    Agregat Kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari bantuanatau berupabatu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu danmempunyai ukuran butir ntara 5-40 mm. Agregat Kasar, adalah agregatdengan ukuran butiran butiran lebih lebih besar besar dari dari saringansaringan No.88 (2,36 mm) Absorpsi adalah penyerapan yang terjadi pada agegat kasar. Peningkatan

    massa agregat karena air yang diserap ke dalam pori-pori material, tetapi tidaktermasuk air yang melekat pada permukaan luar partikel, dinyatakan sebagaipersentase massa kering. Agregat dianggap "kering" ketika telahdipertahankan pada suhu 110 5 C (230 9 F) untuk waktu yang cukupuntuk menghapus semua kombinasi air. Cara uji penyerapan air agregat kasarini dimaksudkan untuk memberi tuntunan dan arahan. Bagi para pelaksana dilaboratorium dalam melakukan pengujian air agregat kasar. Cara uji inimemuat ruang lingkup, peralatan, pengambilan contoh dan persiapan contohuji, langkah kerja, perhitungan, laporan, ketelitian dan penyimpangan.

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    18

    Angka penyerapan digunakan untuk menghitung perubahan berat dari suatuagregat akibat air yang menyerap ke dalam pori di antara partikel utamadibandingkan dengan pada saat kondisi kering, ketika agregat tersebutdianggap telah cukup lama kontak dengan air sehingga air telah menyerappenuh. Standar laboratorium untuk penyerapan akan diperoleh setelahmerendam agregat yang kering ke dalam air selama ( 24) jam. Agregatyang diambil dari bawah muka air tanah akan memiliki penyerapan yang lebihbesar apabila digunakan, bila tidak dibiarkan mengering.

    Agregat dengan kadar pori besar akan membutuhkan jumlah aspal yang lebihbanyak karena banyak aspal yang terserap akan mengakibatkan aspal menjadi lebihtipis.Penentuan banyak pori ditentukan berdasarkan air yang dapat terarbsorbsi olehagregat. Nilai penyerapan adalah perubahan berat agregat karena penyerapan air olehpori-pori dengan agregat pada kondisi kering.

    Macam-macam berat jenis yaitu:1. Berat jenis curah (Bulk specific gravity)

    Adalah berat jenis yang diperhitungkan terhadap seluruh volume yang ada (Volumepori yang dapat diresapi aspal atau dapat dikatakan seluruh volume pori yang dapatdilewati air dan volume partikel)

    2. Berat jenis kering permukaan jenis (SSD specific gravity)Adalah berat jenis yang memperhitungkan volume pori yang hanya dapat diresapiaspal ditambah dengan volume partikel.

    3. Berat jenis semu (apparent specific gravity)Adalah berat jenis yang memperhitungkan volume partikel saja tanpamemperhitungkan volume pori yang dapat dilewati air.Atau merupakan bagianrelative density dari bahan padat yang terbentuk dari campuran partikel kecuali poriatau pori udara yang dapat menyerap air.

    4. Berat jenis efektif

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    19

    Merupakan nilai tengah dari berat jenis curah dan semu,terbentuk dari campuranpartikel kecuali pori-pori atau rongga udara yang dapat menyerap air yangselanjutnya akan terus diperhitungkan dalam perencanaan campuran agregat denganaspal.

    Pada standar peraturan BS 812 : 1975 ini adalah determination of relative dan waterarbsorbsi :1. Ukuran nominal butiran yang dipakai adalah untuk ukuran besar dari 10 mm2. Ukuran butiran antara 40 mm 50 mm menggunakan metode gasjar3. Ukuran nominal butiran kecil dari 10 mm menggunakan metode piknometer

    Kondisi agregat dilapangan akibat oleh air dibagi atas 4 macam yaitu :1. Keadaan kering oven atau mutlak

    Yaitu kondisi dimana agregat setelah dioven selama 24 jam dengan suhu 1105C.

    2. Keadaan kering udaraYaitu apabila kondisi agregat yang memiliki air didalam pori tetapi mkeringpermukaanya.

    3. Keadaan jenuh kering muka ( SSD ) Yaitu bila semua pori berisi air dalamkeadaan jenuh sedangkan kering kondisi ini dinamakan dalam keadaan SSD.

    4. Keadaan basah atau penuhYaitu dimana seluruh permukaan agregat tersebut berisi air yang b iasanya disebut air permukaan.Semua agregat adalah Porous, Porositas agregat adalah besarnya persentase

    ruang - ruang kosong atau besarnya kadar pori yang terdapat pada agregat. Akibatdari porositas ini maka air akan meresap masuk kedalam agregat, Penyerapan air olehagregat sukar untuk dihilangkan walaupun melalui proses pengeringan sehinggamempengaruhi daya lekat aspal dengat agregat, oleh karena itu besarnya absorpsi airdibatasi 3% untuk agregat yang akan digunakan untuk lapisan permukaan dengan

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    20

    pengikat aspal. Agregat berpori berguna untuk menyerap aspal sehingga ikatan antaraaspal dan agregat menjadi baik, tetapi terlalu banyak pori dapat mengakibatkanteralalu banyak aspal yang terserap yang berakibat lapisan aspal menjadi tipis.Berat jenis maksimum campuran beraspal adalah perbandingan berat isi benda ujicampuran beraspal dalam keadaan rongga udara sama dengan nol pada temperatur25oC terhadap berat isi air pada volume dan temperatur yang sama. Padahal dalamkenyataannya rongga udara akan selalu ada walaupun dalam campuran beraspal yangpaling padat sekalipun. Besarnya nilai berat jenis maksimum campuran didapat secaralangsung berdasarkan standar AASHTO T-209-1990 dan juga dapat dicari secarateoritis berdasarkan Metode Marshall.

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    21

    BAB VBERAT JENIS AGREGAT KASAR

    Berat jenis agregat adalah perbandingan berat sejumlah volume agregat tanpamengandung rongga udara terhadap air pada volume yang sama. British Standard 812membedakan berat jenis agregat dalam dua keadaan yaitu keadaan jenuh permukaan(saturated surface dry) dan keadaan kering absolute atau kering oven (oven dry).

    Pemeriksaan ini di maksudkan untuk menentukan berat jenis keringpermukaan jenuh ( apparent ) dari agregat halus. Berat jenis (bulk specific gravity) ialah perbandingan antara berat agregat kering

    dan berat air suling yang isinya sama isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhutertentu.

    Berat jenis kering dan berat permukaan jenuh (SSD) yaitu perbandigan antaraberat agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya samadengan isi agregat dalam keadaan jeenuh pada suhu tertentu.

    Berat jenis semu (apparent specific gravity) ialah perbandingan berat agregatkering dan berat airsuling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaankering pada suhu tertentu.

    Penyerapan ialah persentase berat air yang dapat diserapi pori terhadap beratagregat kering.

    Agregat merupakan butirbutir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lain,baik yang berasal dari alam maupun buatan yang berbentuk mineral ppadat beruppa

    ukuran besar mauppun kecil atau fragmenfragmen.Agregat merupakan komponen utama dari struktur perkerasan perkerasan jalan, yaitu90% 95% agregat berdasarkan persentase berat, atau 75 85% agregat berdasarkanpersentase volume. Dengan demikian kualitas perkerasan jalan ditentukan juga darisifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material lain.

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    22

    Agregat Ringan adalah agregat yang dalam keadaan kering dan gemburmempunyai berat 1100 kg/m3 atau kurang.

    Agregat Halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi _alami_ bantuanatau pasir yang dihasilkan oleh inustri pemecah batu dan mempunyai ukuranbutir terbesar 5,0 mm.

    Agregat Kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari bantuanatau berupabatu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu danmempunyai ukuran butir ntara 5-40 mm. Agregat Kasar, adalah agregatdengan ukuran butiran butiran lebih lebih besar besar dari dari saringansaringan No.88 (2,36 mm)Absorpsi adalah penyerapan yang terjadi pada agegat kasar. Peningkatanmassa agregat karena air yang diserap ke dalam pori-pori material, tetapi tidaktermasuk air yang melekat pada permukaan luar partikel, dinyatakan sebagaipersentase massa kering. Agregat dianggap "kering" ketika telahdipertahankan pada suhu 110 5 C (230 9 F) untuk waktu yang cukupuntuk menghapus semua kombinasi air. Cara uji penyerapan air agregat kasarini dimaksudkan untuk memberi tuntunan dan arahan. Bagi para pelaksana dilaboratorium dalam melakukan pengujian air agregat kasar. Cara uji inimemuat ruang lingkup, peralatan, pengambilan contoh dan persiapan contohuji, langkah kerja, perhitungan, laporan, ketelitian dan penyimpangan

    Pengukuran berat jenis agregat diperlukan untuk perencanaan campuran aspal denganagregat,campuran ini berdasarkan perbandingan berat karena lebih teliti dibandingkandengan perbandingan volume dan juga untuk menentukan banyaknya pori agregat.Berat jenis yang kecil akan mempunyai volume yang besar sehingga dengan beratsama akan dibutuhkan aspal yang banyak dan sebaliknya.

    Agregat dengan kadar pori besar akan membutuhkan jumlah aspal yang lebihbanyak karena banyak aspal yang terserap akan mengakibatkan aspal menjadi lebih

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    23

    tipis.Penentuan banyak pori ditentukan berdasarkan air yang dapat terarbsorbsi olehagregat. Nilai penyerapan adalah perubahan berat agregat karena penyerapan air olehpori-pori dengan agregat pada kondisi kering.Macam-macam berat jenis yaitu:

    1. Berat jenis curah (Bulk specific gravity)Adalah berat jenis yang diperhitungkan terhadap seluruh volume yang ada (Volumepori yang dapat diresapi aspal atau dapat dikatakan seluruh volume pori yang dapatdilewati air dan volume partikel)

    2. Berat jenis kering permukaan jenis (SSD specific gravity)Adalah berat jenis yang memperhitungkan volume pori yang hanya dapat diresapiaspal ditambah dengan volume partikel.

    3. Berat jenis semu (apparent specific gravity)Adalah berat jenis yang memperhitungkan volume partikel saja tanpamemperhitungkan volume pori yang dapat dilewati air.Atau merupakan bagianrelative density dari bahan padat yang terbentuk dari campuran partikel kecuali poriatau pori udara yang dapat menyerap air.

    4. Berat jenis efektifMerupakan nilai tengah dari berat jenis curah dan semu,terbentuk dari campuranpartikel kecuali pori-pori atau rongga udara yang dapat menyerap air yangselanjutnya akan terus diperhitungkan dalam perencanaan campuran agregat denganaspal.

    Pada standar peraturan BS 812 : 1975 ini adalah determination of relative dan waterarbsorbsi :1. Ukuran nominal butiran yang dipakai adalah untuk ukuran besar dari 10 mm2. Ukuran butiran antara 40 mm 50 mm menggunakan metode gasjar3. Ukuran nominal butiran kecil dari 10 mm menggunakan metode piknometerKondisi agregat dilapangan akibat oleh air dibagi atas 4 macam yaitu :

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    24

    1. Keadaan kering oven atau mutlakYaitu kondisi dimana agregat setelah dioven selama 24 jam dengan suhu 1105C.

    2. Keadaan kering udaraYaitu apabila kondisi agregat yang memiliki air didalam pori tetapi mkeringpermukaanya.

    3. Keadaan jenuh kering muka ( SSD )Yaitu bila semua pori berisi air dalam keadaan jenuh sedangkan keringkondisi ini dinamakan dalam keadaan SSD.

    4. Keadaan basah atau penuhYaitu dimana seluruh permukaan agregat tersebut berisi air yang b iasanyadisebut air permukaan.Agregat berpori berguna untuk menyerap aspal sehingga ikatan antara aspal

    dan agregat menjadi baik, tetapi terlalu banyak pori dapat mengakibatkan teralalubanyak aspal yang terserap yang berakibat lapisan aspal menjadi tipis.Berat jenis maksimum campuran beraspal adalah perbandingan berat isi benda ujicampuran beraspal dalam keadaan rongga udara sama dengan nol pada temperatur25oC terhadap berat isi air pada volume dan temperatur yang sama. Padahal dalamkenyataannya rongga udara akan selalu ada walaupun dalam campuran beraspal yangpaling padat sekalipun. Besarnya nilai berat jenis maksimum campuran didapat secaralangsung berdasarkan standar AASHTO T-209-1990 dan juga dapat dicari secarateoritis berdasarkan Metode Marshall.

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    25

    BAB VIBERAT JENIS ASPAL

    Berat jenis (spesific gravity) adalah perbandingan berat dari suatu volumebahan pada suatu temperatur terhadap berat air Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.3,Februari 2013 (190-195) 191dengan volume yang sama pada temperatur tersebut. Besarnya berat jenis agregatpenting dalam perencanaan campuran agregat dengan aspal karena umumnyadirencanakan berdasarkan perbandingan berat dan juga untuk menentukan banyaknyapori. Agregat dengan berat jenis yang kecil mempunyai volume yang besar sehinggadengan berat yang sama membutuhkan jumlah aspal yang lebih banyak. Disampingitu agregat dengan dengan pori besar membutuhkan jumlah aspal yang banyak.

    Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitamkecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumenmerupakan bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapispermukaan lapis perkerasan lentur. Aspal berasal dari aspal alam (aspal buton} [1]

    atau aspal minyak (aspal yang berasal dari minyak bumi). Berdasarkankonsistensinya, aspal dapat diklasifikasikan menjadi aspal padat, dan aspalcair.Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh, dan tak jenuh, alifatik,dan aromatic yang mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Atom-atom

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    26

    selain hidrogen, dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen,belerang, dan beberapa atom lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspaladalah karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen, dan nitrogen, sertasejumlah renik besi, nikel, dan vanadium. Senyawa-senyawa ini sering dikelaskanatas aspalten (yang massa molekulnya kecil), dan malten (yang massa molekulnyabesar). Biasanya aspal mengandung 5 sampai 25% aspalten. Sebagian besar senyawadi aspal adalah senyawa polar. Secara umum komposisi dari aspal terdiri dariasphaltenes dan maltenes. Asphaltenes merupakan material berwarna hitam ataucoklat tua yang larut dalam heptane. Maltenes merupakan cairan kental yang terdiridari resin dan oils, dan larut dalam heptanes. Resins adalah cairan berwarna kuningatau coklat tua yang memberikan sifat adhesi dari aspal, merupakan bagian yangmudah hilang atau berkurang selama masa pelayanan jalan. Oils adalah media dariasphaltenes dan resin, berwarna lebih muda. Proporsi dari asphaltenes, resin, oilsberbeda tergantung dari banyak faktor seperti kemungkinan beroksidasi, prosespembuatan dan ketebalan aspal dalam campuran.

    Aspal alam ada yang diperoleh di gunung-gunung seperti aspal di pulaubuton, dan ada pula yang diperoleh di pulau Trinidad berupa aspal danau. Aspal alamterbesar di dunia terdapat di Trinidad, berupa aspal danau.Indonesia memiliki aspal alam yaitu di Pulau Buton, yang terkenal dengan namaAsbuton (Aspal Pulau Buton). Penggunaan asbuton sebagai salah satu materialperkerasan jalan telah dimulai sejak tahun 1920, walaupun masih bersifatkonvensional. Asbuton merupakan batu yang mengandung aspal. Asbuton merupakanmaterial yang ditemukan begitu saja di alam, maka kadar bitumen yangdikandungnya sangat bervariasi dari rendah sampai tinggi. Sifat kekentalan materialaspal merupakan slah satu faktor penting dalam pelaksanaan perencanaan campuranmaupun dalam pelaksanaan dilapangan. Disini hubungan antara kekentalan dan suhumemegang peranan penting. Sebelum dilakukan perencanaan campuran, biasanyakekentalan material aspal harus ditentukan dulu karena bila tidak akan mempengaruhi

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    27

    sifat campuran aspal itu selanjutnya. Misalnya pada suhu pencampuran tertentu,apabila viskositasnya terlalu tinggi, maka akan menyulitkan dalam pelaksanaancampuran. Sebaliknya pada suhu tersebut, apabila viskositasnya terlalu rendah, makaaspal tersebut menjadi kurang berperan sebagai bahan perekat pada campuran dan iniakan mengurangi stabilitas campuran. Aspal apabila kena panas akan berubahkeadaannya dari keadaan keras menjadi keadaan plastis. Sampai suhu 30 derajatCelcius. Batu aspal masih bersifat rapuh / getas dan mudah pecah. Sehingga apabiladibutuhkan butiran batu aspal yang berukuran kecil, maka pemecahan bungkah-bungkah batuan aspal dilakukan pada suhu rendah.Suhu diantara 40 50 derajatCelcius akan bersifat plastis dan jika dipukul akan sukar pecah. Diatas suhu 60derajat Celcius maka batu aspal sudah bersifat sangat plastis.

    Terdapat 4 (empat) besaran berat jenis yang berkaitan dengan volumentrik campuranberaspal, yaitu:

    Berat jenis bulk, Berat jenis semu, Berat jenis efektif dan Berat jenis maksimum campuran.Adanya perbedaan istilah berat jenis ini disebabkan karena adanya perbedaan

    asumsi kemampuan agregat menyerap air dan aspal.Berat jenis bulk adalah perbandingan antara berat bahan di udara (termasuk ronggayang kedap dan yang menyerap air) pada satuan volume dan suhu tertentu, denganberat air suling serta volume yang sama pada suhu tertentu pula.

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    28

    BAB VII

    ANALISA PENGUJIAN MARSHALL

    Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan (stabilitas)terhadap kelelehan plastisitas ( flow ) dari campuran aspal .Ketahanan ( stabilitas )ialah kemampuan suatu campuran aspal untuk menerima beban sampai terjadikelelahan beaban sampai terjadi kelelahan plastisitas ialah keadaan perubahan bentuksuatu campuran aspal yang terjadi akibat suatu beban batas runtuh yang dinyatakandalam mm, atau 0,01.

    Void in mix atau rongga udara dalam campuran, adalah volume total udarayang berada dalam campuran yang telah dipadatkan. Rongga udara ini dapat dihitungberdasarkan berat jenis bulk dan berat jenis maksimum campuran. Berat jenis bulkadalah berat per volume, yakni diperoleh dengan perbandingan antara berat benda ujidi udara termasuk rongga yang kedap dan menyerap air pada suhu tertentu, denganberat air suling serta volume yang sama pada suhu tertentu pula. Sedangkan beratjenis maksimum campuran adalah perbandingan berat isi benda campuran beraspaldalam keadaan rongga udara sama dengan nol atau tidak ada rongga.

    Me t o de Mar sh a l l Pada perencanaan M a r s h a l l tersebutmenetapkan untuk kondisi lalulintas berat pemadatan benda uji sebanyak2x75 tumbukan dengan batas rongga campuran antara 3,5-5,5%. Hasilpengujian pengendalian mutu menunjukkan bahwa kesesuaian parameterkontrol di lapangan seringkali tidak terpenuhi untuk mencapai persyaratandalam spesifikasi. Selain itu rongga dalam campuran setelah dilalui lalulintas dalam beberapa tahun mencapai kurang dari 1% yangmemungkinkan terjadinya perubahan bentuk plastis. Kondisi ini sulituntuk menjamin campuran yang tahan terhadap kerusakan berbentuk alurplastis, sehingga kinerja perkerasan jalan tidak tercapai.

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    29

    M e t o d e M a r s h a l l konvensional yang mengunakan 2x75 tumbukanbelum cukup untuk menjamin kinerja campuran beraspal yang digunakanuntuk lalu lintas berat dan padat dengan suhu tinggi. Keterbatasanme t od e Mars h a l l adalah ketergantungannya terhadap kepadatan yangbaik setelah dilalui kendaraan untuk mencapai rongga udara yangdisyaratkan. Oleh karena itu untuk kondisi seperti tersebut di atas makame t od e Mars h a l ldengan 2 x 75 tumbukan sudah tidak sesuai lagi. Pada dasarnyame t od e Mar sh a l l masih dapat digunakan sebagai dasar untukperencanaan secara volumetrik. Tetapi untuk menambah kesempurnaan dalamprosedur perencanaan campuran maka di tentukan pengujian tambahan, yaitu:pemadatan utimit pada benda uji sampai mencapai kepadatan mutlak( r e f u s a l d e n s it y) Sed an gkan untuk mengendalikan kepadatan makadiperkenalkan kriteria kadar rongga minimum dan maksimum dalampersyaratan campuran, terutama untuk campuran beraspal panas sebagailapis permukaan jalan. Rongga dalam campuran dirancang dapat dicapaitidak kurang dari 3,5% untuk lalu l intas berat. Pemadatan contoh uji harusdilakukan dengan jumlah tumbukan yang berlebih sebagai simulasi adanyapemadatan oleh lalu lintas, sampai benda uji tidak bertambah padatlagi. Kepadatan yang mutlak ini berguna untuk menjamin bahwa denganpendekatan adanya pemadatan oleh lalu lintas setelah beberapa tahunumur rencana, lapis permukaan tidak akan mengalami perubahan bentukplastis ( p l a s t i c d e f o r m a t i o n ) Bila pengujian ini diterapkan makakinerja perkerasan jalan beraspal yang dicampur secara panas akanmeningkat. Sejak tahun 1995 Bina Marga telah menyempurnakan konsepspesifikasi campuran beraspal panas bersama-sama dengan Puslitbang Jalan.Dalam Spesifikasi baru diperkenalkan perencanaan campuran beraspal panasdengan pendekatan kepadatan mutlak. Kepadatan mutlak adalah massa per

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    30

    satuan volume termasuk rongga contoh uji yang dipadatkan sampaimencapai tertinggi (maksimum) yang dicapai sehingga campuran tersebutpraktis tidak dapat menjadi lebih padat lagi. Hal tersebut sesuai denganmetode pengujian yang ditentukan dalam dalam Ped o man Pe ren can aanC ampu r an B e r as pa l Pan as D en gan Pen deka t an Kepad a t a nM u t l a k( D ep ki mb an gw i l 19 99 ) .

    Alat Marshall test

    Pada tahun 1999, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Telahmengeluarkan S K. N o . 7 6 / KPT S/D b/ 19 99tentang Pedoman Teknik yang berjudul " P e d o m a n P e r e n c a n a a nC ampu r an B e r as pa l Pan as D en gan Pen d eka t an K e p a d a t a nM u t l a k " yang kemudian diikuti dengan dikeluarkannya Spesifikasi BaruBeton Aspal Campuran Panas pada tahun 2001. Semua Campurandirancang dalam spesifikasi tersebut untuk menjamin bahwa asumsirancangan yang berkenaan dengan kadar aspal yang cocok, rongga udara,stabilitas, kelenturan dan keawetan ketebalan terpenuhi. Beberapa JenisCampuran Aspal dalam spesifikasitersebut adalah sebagai berikut:

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    31

    A. Latasir (Sand Sheet) Kelas A dan BCampuran-campuran ini ditujukan untuk jalan dengan lalu lintasringan, khususnya pada daerah di mana agregat kasar sulit diperoleh. Pemilihankelas A atau B terutama tergantung pada gradasi pasir yang digunakan.Campuran latasir biasanya memerlukan penambahan filler agar memenuhikebutuhan sifat-sifat yang disyaratkan. Campuran ini mempunyai ketahananyang rendah terhadap alur ( r u t t i n g ) , oleh sebab itu tidak bolehdigunakan dengan lapisan yang tebal, pada jalan dengan lalu lintasberat dan pada daerah tanjakan

    B. Lataston (HRS )Lataston ( H o t Ro l l e r Sh ee t ) mempunyai persyaratan kekakuan yangsama dengan tipikal yang disyaratkan untuk aspal beton konvensional( A C ) yang bergradasi menerus. Lataston terdiri dari dua macamcampuran, yaitu : Lataston Lapis Pondasi ( H RS - B as e ) dan Lataston LapisPermukaan ( H R S - We ar i n g C o u r se ) dan ukuran maksimum agregatmasing-masing campuran adalah 19 mm.

    C. Laston (AC )Laston (Lapis Aspal Beton) lebih peka terhadap variasi kadar aspal maupunvariasi gradasi agregat daripada Lataston ( H R S ). Aspal Beton( A C ) terdiri dari tiga macam campuran, yaitu : Laston Lapis Aus 2( A C - W C ) , Laston Lapis Aus 1 ( A C - B C ) dan Laston Lapis Pondasi ( ACB ase ) dan ukuran maksimum agregatmasing-masing campuran adalah19 mm, 25,4 mm dan 37,5 mm.

    Dalam upaya meningkatkan kekuatan struktur perkerasan jalan disamping perlu adanya penggunaan campuran beraspal panas dengan spesifikasibaru, pemilihan jenis material yang digunakan adalah sangat penting. Selainaspal, agregat kasar dan agregat halus, f i l l e r adalah salah satu

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    32

    komponen dalam campuran yang mempunyai peranan besar. Prosentaseyang kecil pada f i l l e rterhadap campuran bukan berarti tidak mempunyai efek yang besar pada sifat-sifat Marshall yang juga merupakan kinerja campuran terhadap bebanlalulintas. Bahan pengisi pada campuran yang sering digunakan padaproses pembuatan aspal di A M P ( A s p h a l t M i x i n gP l a n t ) adalah abu batu. Semen portland adalah salah satu materialyang digunakan untuk berbagai konstruksi bangunan memberikan peluangalternatif sebagai material penyusun campuran aspal. Material tersebutadalah bahan non plastis yang telah disetujui oleh Departemen Permukiman danPrasarana Wilayah sebagaif i l l e r pada campuran beraspal panas. Ada kemungkinan persyaratan spesifikasipada material tersebut dapat terpenuhi. Selain itu keberadaan semenportland banyak dijumpai di banyak tempat penjualan material, sehingga mudahuntuk mendapatkannya dibandingkan material yang lain

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    33

    BAB VIIIPENETRASI ASPAL

    Menurut ASTM D-8-31, aspal adalah bahan berwarna hitam/coklat tua,bersifat perekat, terutama terdiri dari bitumen yang didapat dari alam atau dari prosespembuatan minyak bumi. Sedangkan bitumen adalah bahan berwarna hitam, dapatbersifat padat/keras ( asphaltine ) dapat juga bersifat lembek (malthine ).Klasifikasi aspal sendiri dapat dilihat pada RSNI S-01-2003.Pemeriksaan sifat kepekaan aspal terhadap perubahan temperatur perlu dilakukansehingga diperoleh informasi rentang temperatur yang baik untuk pelaksanaanpekerjaan. Kepekaan terhadap temperatur akan menjadi dasar perbedaan umur aspaluntuk menjadi retak atau mengeras.

    Aspal (sering juga disebut bitumen) ialah bahan hidro karbon dengan sedikitmengandung sulfur, oksigen, dan klor, yang bersifat melekat (adhesive), berwarnahitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan viscoelastis, yang merupakan bahanpengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapisperkerasan lentur.

    Aspal dapat diklasifikasikan berdasarkan

    1. Asalnya berasal dari aspal alam (aspal buton= Butas=Buton Aspal) buatan yakni aspal minyak (aspal yang berasal dari minyak bumi).

    2. Konsistensinya aspal padat aspal cair.

    Aspal sebagai bahan pengikat dalam perkerasan lentur mempunyai sifatviskoelastis. Aspal akan bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat cair biladipanaskan. Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan secara kimia belumdikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    34

    dan tak jenuh, alifatik dan aromatic yang mempunyai atom karbon sampai 150 permolekul. Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalahnitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa atom lain.Kandungan kimia secara kuantitatif, : karbon (80%), hydrogenb(10%), belerang(6%), dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium.Senyawa-senyawa ini sering dikelaskan atas aspalten (yang massa molekulnya kecil)dan malten (yang massa molekulnya besar).Biasanya aspal mengandung 5 sampai 25% aspalten. Sebagian besar senyawa di aspaladalah senyawa polar.

    1. Aspal AlamAspal ini terdapat di alam antara lain

    lake asphalt ( danau aspal ) rock asphalt di pulau Buton sand asphalt

    Yang akan di bahas adalah rock asphalt, yang terdapat di puau Buton. Jenisaspal itu juga sering disebut BUTAS ( Buton Aspal ), terdapat pada batu-batu karangsehingga bercampur dengan kapur (CaCo). Umumnya berupa susunan bahan 35 %bitumen, 60% bahan mineral, dan 5% bahan lainnya.Proses terjadinya rock asphalt adalah terjadi pada daerah yang mengandung minyakbumi dan aspal. Akibat terjadinya gerakan-gerakan pada lapisan kulit bumimenyebabkan terjadinya penurunan atau retak-retak pada permukaan bumi.Denganadanya tekanan dari bawah lapisan kulit bumi menyebabkan keluarnya minyakbumi.Apabila tekanan yang tejadi besar, maka minyak bumi akan keluar dengan aspalyang dikandungnya, akan tetapi sebaliknya, apabila tekanan itu lemah maka minyak

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    35

    bumi akan merembes melalui retakan-retakan dan aaspal itu tertinggal. Pada prosesperjalanan minyak bumi tadi, akan melalui batuan-batuan yang sifatnya poroussehingga minyak bumi yang mengandung aspal akan meresap pada lapisan batuanporous tersebut dan terjadilah rock asphalt.Jenis aspal dari pulau Buton berdasarkan kadar bitumennya :1. Kadar bitumen aspal > 20 %, = bisa langsung dipakai untuk mengaspal jalan2. Kadar bitumen aspal < 20 %

    Sifat Butas Aspalaspal apabila kena panas akan berubah keadaannya dari keadaan keras menjadikeadaan plastis.Sampai suhu 30o C, aspal masih bersifat rapuh/getas dan mudah pecSuhu 40 50 o C akan bersifat plastis dan jika dipukul akan sukar pecah > 60 o C ,aspal sudah bersifat sangat plastis.

    2. Aspal BuatanAspal ini diperoleh dari proses destilasi/penyulingan minyak tanah mentah.Aspal minyak dengan bahan dasar aspal dapat dibedakan atas :Aspal keras/panas (asphalt cement, AC), adalah aspal yang digunakan dalam keadaancair dan panas. Aspal ini berbentuk padat pada keadaan penyimpanan (temperaturruang).Aspal emulsi (emulsion asphalt) adalah aspal yang disediakan dalam bentuk emulsi,dapat digunakan dalam keadaan dingin ataupun panas. Aspal emulsi dan cutbackaspal umum digunakan pada campuran dingin atau pada penyemprotan dingin.Aspal dingin/ cair (cut back asphalt) adalah aspal yang digunakan dalam keadaan cairAspal Keras / Aspal Cement

    Aspal cement pada temperatur ruang (25oC - 30oC) berbentuk padat. Aspalsemen terdiri dari beberapa jenis tergantung dari proses pembuatannya dan jenisminyak bumi asalnya. Pengelompokkan aspal semen dapat dilakukan berdasarkan

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    36

    nilai penetrasi pada temperatur 25oC ataupun berdasarkan nilai viskositanya. DiIndonesia aspal semen biasanya dibedakan berdasarkan nilai penetrasinya,yaitu :1. AC pen 40/50, yaitu AC dengan penetrasi antara 40-502.2. AC pen 60/70, yaitu AC dengan penetrasi antara 60-703.3. AC pen 85/100, yaitu AC dengan penetrasi antara 85-1004.4. AC pen 120/150, yaitu AC dengan penetrasi antara 120-1505.5. AC pen 200-300, yaitu AC dengan penetrasi antara 200-300Persyaratan Aspal

    Keras / Aspal Cement

    Aspal EmulsiAspal cement dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas

    atau lalu lintas volume tinggi, sedangkan aspal semen dengan penetrasi tinggidigunakan untuk daerah bercuaca dingin atau lalu lintas dengan volume rendah. DiIndonesia pada umumnya dipergunakan aspal semen dengan penetrasi 60-70 dan 80-100.

    Aspal emulsi adalah suatu campuran aspal dengan air dalam bahan pengemulsi.Berdasarkan muatan listrik yang dikandungnya, aspal emulsi dapat dibedakan atas :a. Kationik, disebut juga aspal emulsi asam, merupakan aspal emulsi yang bermuatan

    arus listrik positif.

    b. Anionik, disebut juga aspal emulsi alkali, merupakan aspal emulsi yang bermuatannegatif.

    c. Nanionik, merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi, berarti tidakmengantarkan listrik.

    Aspal Cair (Curback asphalt)Aspal cair adalah campuran antara aspal semen dengan bahan pencair dari

    hasil penyulingan minyak bumi. Dengan demikian cut back asphalt berbentuk cairdalam temperatur ruang. Berdasarkan bahan cairnya dan kemudahan menguap bahanpelarutnya, aspal cair dibedakan atas:

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    37

    1. RC (Rapid Curing Cut Back), yakni aspal semen yang dilarutkan dengan bensinatau premium, merupakan cut back aspal yang paling cepat menguap.

    2. MC (Medium Curing Cut Back), yakni aspal semen yang dilarutkan denganbahan pencair yang lebih kental seperti minyak tanah

    3. SC (Slow Curing Cut Back), yakni aspal semen yang dilarutkan dengan bahanyang lebih kental seperti solar. Aspal jenis ini merupakan cutback aspal yangpaling lama menguap.

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    38

    BAB IX

    PENETRASI KADAR RESIDU ASPAL EMULSI

    Menurut Sartono dalam Widianto (2004), kadar aspal dalam campuranakan berpengaruh banyak terhadap karakteristik perkerasan. Kadar aspal yang rendahakan menghasilkan suatu perkerasan yang rapuh, yang akan menyebabkan ravellingakibat beban lalu lintas, sebaliknya kadar aspal yang terlalu tinggi akan menghasilkansuatu perkerasan yang tidak stabil.

    Penelitian ini bertujuan untuk menentukan Kadar Aspal Residu OptimumCampuran Aspal Emulsi Dingin (CAED) dengan mempergunakan agregat lokal dariwilayah Gesing Selat Karangasem dan Karakteristiknya serta menganalisispeningkatan stabilitas (kekuatan) Campuran Aspal Emulsi Dingin tanpa penambahansemen maupun dengan penambahan 2 % semen sesuai spesifikasi Bina Marga.Campuran Aspal Emulsi Dingin mempergunakan proporsi agregat bergradasi rapatdengan variasi kadar aspal residu 6,0 %, 6,5%, 7%, 7,5%,dan 8% . Variasipenambahan semen dilakukan setelah Kadar Aspal Residu Optimum ditetapkan,tanpa semen dan dengan 2 % semen dikondisikan dalam suhu ruang dan full curing.Proses pembuatan Campuran Aspal Emulsi Dingin dimulai dari persiapan bahan,mengayak bahan, menguji karakteristik agregat, mengestimasi Kadar Aspal Emulsiawal, pembuatan proporsi campuran, tes penyelimutan, penentuan enersi pemadatan,penentuan Kadar Aspal Residu Optimum (KARO), pengujian campuran untuk variasipenambahan semen (0 % dan 2 %), waktu curing 3, 6, 9, dan 12 hari dan full curing.Uji statistik dilakukan hanya pada peningkatan stabilitas terhadap variasi penambahan2 % semen dan tanpa penambahan semen. Hasil penelitian seperti berikut: enersipemadatan 2x75 tumbukan, kadar air untuk penyelimutan 5 %, Kadar Aspal EmulsiResidu Optimum sebesar 7 % yang memberikan nilai stabilitas 446 kg, porositas(VIM) 8,06 %, penyerapan air 2,22 %, TFA 19,87 m, VMA 26,29 % ,VFB 69,513%,dan kelelehan 4,5 mm. Dari perbandingan nilai rata-rata, standar deviasi dan nilai t

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    39

    untuk kategori perbandingan lama waktu curing dari 3 hari ke 6 hari memberikanhasil yang terbaik terhadap peningkatan stabilitas CAED tanpa penambahan semendan penambahan 2 % semen. Sementara untuk perbandingan stabilitas tanpapenambahan semen dan penambahan 2 % semen untuk waktu curing yang sama,stabilitas CAED yang terbaik terdapat pada waktu curing 12 hari.

    Aspal dikenal sebagai suatu bahan atau material yang bersifat viskos ataupadat,pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat, berwarna hitamataucoklat, mempunyai daya lekat (adhesi), dan bersifat termoplastis. Jadi aspal akanmencair jika dipanaskan sampai temperatur tertentu, dan kembali membekujikatemperatur turun. Bersama dengan agregat, aspal merupakan materialpembentukcampuran perkerasan jalan.Banyaknya aspal dalam campuran perkerasanberkisarantara 4-10% berdasarkan berat campuran, atau 10-15% berdasarkanvolumecampuran. Durabilitas aspal merupakan fungsi dari ketahanan aspalterhadapperubahan mutu kimiawi selama proses pencampuran dengan agregat,masapelayanan, dan proses pengerasan seiring waktu atau umur perkerasan(Sukirman,2003).

    Selain sebagai bahan pengikat, aspal juga menjadi bahan pengisi pada rongga-rongga dalam campuran. Dalam campuran Lapis Aspal Beton (LASTON)yangbanyak memakai agregat kasar, penggunaaan kadar aspal menjadi sangattinggikarena aspal di sini berfungsi untuk mengisi rongga - rongga antar agregatdalamcampuran. Kadar aspal yang tinggi menyebabkan campuran AspalBeton(LASTON) memerlukan kadar aspal yang tinggi pula. Untukmengantisipasikadar aspal yang tinggi digunakan aspal dengan mutu baik, dengantujuanmemperbaiki kondisi campuran.Aspal yang disediakan dalam bentuk emulsidan digunakan dalam kondisi dingin dan cair, Aspal emulsi adalah suatu campuranaspal dengan air dan bahan pengemulsi

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    40

    Emulsifer agent merupakan ion bermuatan listrik (Elektrolit), (+) Cation ; (-)Annion,Emulsifer agent berfungsi sebagai stabilisator, Partikel aspal melayang-layang dalam air karena partikel aspal diberi muatan listrik.

    Berdasarkan muatan listriknya, aspal emulsi dapat dibedakan atas ;

    1. Kationik, disebut juga aspal emulsi asam, merupakan aspal emulsi yang bermuatanarus listrik posirif.

    2. Anionik,disebut juga aspal emulsi alkali, merupakan aspal emulsi yang bermuatannegative

    3. Nonionik,merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi, berarti tidakmengantarkan listrik.

    Yang umum digunakan sebagai bahan perkerasan jalan adalah aspal emulsianionik dan kationik.Berdasarkan kecepatan pengerasannya aspal emulsidibedakan atas :

    - Rapid Setting (RS), aspal yang mengandung sedikit bahan pengemulsi sehinggapengikatan cepat terjadi. Digunakan untuk TackCoat

    - Medium Setting (MS), Digunakan untuk Seal Coat- Slow Seeting (SS), jenis aspal emulsi yang paling lambat menguap, Digunakan

    Sebagai Prime coatStabilitas campuran aspal emulsi 660,80 kg tidak memenuhi persyaratan

    stabilitas lalulintas berat tetapi dapat digunakan untuk lalulintas sedang yangmensyaratkan stabilitas minimumnya 500 kg. Rendahnya stabilitas campuran aspalemulsi dikarenakan flow yang terjadi besar dan agregat yang terselimuti lebih tebaldan pada akhirnya akan mengurangi daya ikat antar agregat dalam campuran padasaat dibebani.

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    41

    BAB X

    DESTILASI KADAR ASPAL CAIRAspal hasil destilasi Minyak mentah disuling dengan cara Destilasi, yaitu

    proses dimana berbagai fraksi dipisahkan dari minyak mentah tersebut. Prosesdestilasi ini disertai oleh kenaikan temperatur pemanasan minyak mentah tersebut.Pada setiap temperatur tertentu dari proses destilasi akan dihasilkan produk-produkberbasis minyak.

    Aspal cair (asphalt cut-back) yaitu aspal yang berbntuk cair pada suhu ruang.Aspal cair merupakan semen aspal yang dicairkan dengan bahan pencair dari hasilpenyulingan minyak bumi seperti minyak tanah, bensin, atau solar. Bahan pencairmembedakan aspal cair menjadi tiga bagian, yaitu Slow Curing dengan bahan pencairsolar, Medium Curing dengan bahan pencair minyak tanah, dan Rapid Curing denganbahan pencair bensin

    a. Aspal Keras

    Pada proses Destilasi fraksi ringan yang terkandung dalam minyak bumidipisahkan dengan destilasi sederhana hingga menyisakan suatu residu yang dikenaldengan nama aspal keras. Dalam proses destilasi ini, aspal keras baru dihasilkanmelalui proses destilasii hampa pada temperatur sekitar 480 C. Temperatur inibervariasi tergantung pada sumber minyak mentah yang disulaing atau tingkat aspalkeras yang akan dihasilkan.

    Untuk menghasilkan aspal keras dengan sifat-sifat yang diinginkan, prosespenyulingan harus ditangani sedemikian rupa sehingga dapat mengontrol sifat-sifataspal keras yang dihasilkan. Hal ini sering dilakukan dengan mencampur berbagaivariasi minyak mentah bersama-sama sebelum proses destilasi dilakukan.

    Pencampuran ini nantinya agar dihasilkan aspal keras dengan sifat-sifat yangbervariasi, sesuai dengan sifat-sifat yang diinginkan.Cara lainnya yang sering

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    42

    dilakukan untuk mendapatkan aspal keras adalah dengan viskositas menengah, yaitudengan mencampur berbagai jenis aspal keras dengan proporsi tertentu dimana aspalkeras yang sangat encer dicampur dengan aspal lainnya yang kurang encer sehinggamenghasilkan aspal dengna viskositas menengah. Selain melalui proses destilasihampa dimana aspal dihasilkan dari minyak mentah dengan pemanasan danpenghampaan, aspal keras juga dapat dihasilkan melalui proses ekstraksi zat pelarut.

    Dalam proses ini fraksi minyak ( bensin, solar, dan minyak tanah) yangterkandung dalam minyak mentah, dikeluarkan sehingga meninggalkan aspal sebagairesidu.

    b. Aspal Cair

    Aspal cair dihasilkan dengan melarutkan aspal keras dengan bahan pelarutberbasis minyak. Aspal ini dapet juga dihasilkan secara langsung dari proses destilasi,dimana dalam proses ini raksi minyak ringan terkandung dalam minyak mentah tidakseluruhnya dikeluarkan. Kecepatana menguap dari minyak yang digunakan sebagaipelarut atau minyak yang sengaja ditinggalkan dalam residu pada proses destilasiakan menentukan jenis aspal cair yang dihasilkan. Aspal cair dibedakan dalambeberapa jenis, yaitu:

    Aspal Cair Cepat Mantap (RC = Rapid Curing), yaitu aspal cair yang

    bahan pelarutnya cepat menguap. Pelarut yang digunakan pada aspal jenis inibiasanya adalah bensin

    Aspal Cair Mantap Sedang (MC = Medium Curing), yaituaspal cair yang

    bahan pelarutnya tidak begitu cepat menguap. Pelarut yang digunakan pada aspaljenis ini biasanya adalah minyak tanah

    Aspal Cair Lambar Mantap (SC = Slow Curing), yaitu aspal cair yang

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    43

    bahan pelarutnya lambat menguap. Pelarut yang digunakan pada aspal jenis ini adalahsolar.

    Tingkat kekentalan aspal cair sanagat ditentukan oleh proporsi atau rasiobahan pelarut yang digunakan terhadap aspal keras atau yang terkandung pada aspalcair tersebut.Aspal cair jenis MC-800 memiliki nilai kekentalan yang lebih tinggi dariMC-2

    Aspal emulsi dihasilkan melalui proses pengemulsian aspal keras. Pada prosesini partikel-partikel aspal keras dipisahkan dan didispersikan dalam airyangmengandung emulsifer (emulgator). Partikel aspal yang terdispersi ini berukuransangat kecil bahkan sebagian besar berukuran sangat kecil bahkansebagian besarberukuran koloid. Jenis emulsifer yang digunakan sangat mempengaruhi jenis dankecepatan pengikatan aspal emulsi yang dihasilkan. Berdasarkan muatan listrik zatpengemulsi yang digunakan, Aspal emulsi yang dihasilkan dapat dibedakan menjadi : Aspal emulsi Anionik, yaitu aspal emulsi yang berion negatif. Aspal emulsi Kationik, yaitu aspal emulsi yang berion positif Aspal emulsi non-Ionik, yaitu aspal emulsi yang tidsk berion (netral)

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    44

    BAB XI

    KEKENTALAN ASPAL

    ViscometerAspal dikenal sebagai suatu bahan atau material yang bersifat viskos atau

    padat,pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat, berwarna hitam ataucoklat, mempunyai daya lekat (adhesi), dan bersifat termoplastis. Jadi aspal akanmencair jika dipanaskan sampai temperatur tertentu, dan kembali membekujikatemperatur turun. Bersama dengan agregat, aspal merupakan materialpembentukcampuran perkerasan jalan.Banyaknya aspal dalam campuran perkerasanberkisarantara 4-10% berdasarkan berat campuran, atau 10-15% berdasarkanvolumecampuran. Durabilitas aspal merupakan fungsi dari ketahanan aspalterhadapperubahan mutu kimiawi selama proses pencampuran dengan agregat,masapelayanan, dan proses pengerasan seiring waktu atau umur perkerasan(Sukirman,2003).

    Dari proses pengujian viskositas, dilakukanbeberapa kali pengujian viskositasaspal yaitu dimulai pada temperatur 1200C sampai dengantemperatur 2000C dengan

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    45

    rentang 150C. memperlihatkan hubungan antaratemperatur pemanasan aspal denganviskositasaspal, dimana ada perbandingan terbalikantara temperatur pemanasan aspaldenganviskositas. Pada Gambar 1. terlihat hubunganantara viskositas dan temperaturpemanasanaspal yang disajikan dalam bentuk grafik. Menurut SNI untuk ManualKonstruksi danBangunan, temperatur pemanasan aspal diAMP 1600C, temperaturpencampuran dilapangan 1400C-1500C dan temperature pemadatan di lapangan1200C-1350C. Dalampenerapan di lapangan, temperatur pemadatanadalah 50Cdibawah temperatur pencampuran.Jika temperatur pencampuran 1200Cmakatemperatur pencampurannya adalah 1150C. Dari hasil pengujian viskositasyangdilakukan pada beberapa temperatur pemanasan aspal yang berbeda, dibuatmasing-masing3 benda uji untuk tiap variasi viskositas.

    Sifat kekentalan material aspal merupakan salah satu faktor penting dalampelaksanaan perencanaan campuran maupun dalam pelaksanaan dilapangan.Disinihubungan antara kekentalan dan suhu memegang peranan penting. Sebelumdilakukan perencanaan campuran, biasanya kekentalan material aspal harusditentukan dulu karena bila tidak akan mempengaruhi sifat campuran aspal ituselanjutnya. Misalnya pada suhu pencampuran tertentu, apabila viskositasnya terlalutinggi, maka akan menyulitkan dalam pelaksanaan campuran. Sebaliknya pada suhutersebut, apabila viskositasnya terlalu rendah, maka aspal tersebut menjadi kurangberperan sebagai bahan perekat pada campuran dan ini akan mengurangi stabilitascampuran.

    Tingkatan material aspal yang digunakan tergantung padakekentalannya.Kekentalan aspal sangat bervariasi terhadap suhu, dari tingkatan padat,encer sampai tingkat cair.Hubungan antara kekentalan dan suhu adalah sangat pentingdalam perencanaan penggunan material aspal. Kekentalan akan berkurang (dalam halini aspal menjadi lebih encer) ketika suhu meningkat.

    Kekentalan absolut atau kekentalan dinamik dinyatakan dalam satuan Pa detikatau poises (1 poises = 0.1 Pa detik). Viskositas kinematik dinyatakan dalam satuan

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    46

    cm2/detik dan stokes atau centi stokes ( 1 stokes = 100 centistokes = 1 cm2/detik).Karena kekentalan kinematik sama dengan kekentalan absolut dibagi dengan beratjenis (kira-kira 1 cm2/detik untuk aspal), kekentalan absolut dan kekentalankinematik mempunyai harga yang relatif sama apbila kedua-duanya dinyatakanmasing-masing dalam poises dan stokes.Kekentalan atau viskositas absolut pada alat Sybolt-Furol dinyatakan oleh waktumenetes(dalam detik) yang diperlukan oleh 120 ml benda uji untuk melalui suatulubang yang telah dikalibrasi, diukur dibawah kondisi tertentu. Waktu ini kemudiandikoreksi dengan suatu koefisien tertentudan selanjutnya dilaporkan sebagai nilaiviskositas dari benda uji tersebut pada suhu tertentu.Sedangkan viskositas kinematikdinyatakan oleh waktu yang dibutuhkan oleh aspal cair dengan suhu 60oC untukmengisi penuhnya labu gelas (Sulaksono, 2001).

    Aspal Cair Cepat Mantap (RC = Rapid Curing), yaitu aspal cair yangbahanpelarutnya cepat menguap. Pelarut yang digunakan pada aspal jenis inibiasanya adalah bensin

    Aspal Cair Mantap Sedang (MC = Medium Curing), yaituaspal cairyangbahan pelarutnya tidak begitu cepat menguap. Pelarut yang digunakanpada aspal jenis ini biasanya adalah minyak tanah

    Aspal Cair Lambar Mantap (SC = Slow Curing), yaitu aspal cair yangbahanpelarutnya lambat menguap. Pelarut yang digunakan pada aspal jenis iniadalah solar.Tingkat kekentalan aspal cair sanagat ditentukan oleh proporsi atau rasio

    bahan pelarut yang digunakan terhadap aspal keras atau yang terkandung pada aspalcair tersebut.Aspal cair jenis MC-800 memiliki nilai kekentalan yang lebih tinggi dariMC-200.

    Tujuan dari pemanasan aspal adalah untuk menurunkan kekentalan (viskositas)sehingga mudah untuk dicampurkan dengan material lain(workabilitas tinggi).

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    47

    Viskositas aspal berhubungan dengan temperatur pemanasan; pada temperaturerendah viskositas tinggi sedangkan pada temperatur tinggi viskositasrendah.Viskositas merupakansalah satu faktor penting dalam pelaksanaan campuran,dan mempengaruhi karakteristik Marshall.Pengaruh viskositas terhadap karakteristikMarshall inilah yang akan menjadi topik penelitian.

    Penelitian ini menggunakan material dari dua lokasi yaitu Lolan dan Tateli danmenggunakan aspalpertamina penetrasi 60/70. Penelitian dimulai denganpemeriksaan fisik terhadap material dan aspalyang akan digunakan berdasarkanSpesifikasi Bina Marga 2010 revisi 2012, termasuk denganpemeriksaan viskositasaspal dengan alat Saybolt Furol. Berdasarkan gradasi agregat yang didapat,dibuatkomposisi agregat terbaik dan kadar aspal terbaik untuk campuran ideal. Selanjutnyadibuatmasing-masing 3 benda uji berdasarkan campuran ideal dengan variasiviskositas aspal dan diujiMarshall untuk mendapatkan kadar aspal terbaik.

    Berdasarkan kadar aspal terbaik, dibuat benda ujidengan variasi viskositasaspal yang kemudian diuji, diperiksa dan didapatkan hasil uji Marshall darimasing-masing benda uji.

    Dengan variasi pemanasan aspal yaitu antara 1200C-2000C yang menghasilkan nilaiviskositasaspal antara 41,40cSt-170,00cSt diperoleh hasil uji Marshall; dimana nilaistabilitas, flow, dan VFBcenderung meningkat seiring berkurangnya viskositas aspalsedangkan nilai MQ, VIM, dan VMAcenderung turun seiring berkurangnyaviskositas. Pada viskositas 170cSt (temperatur 1500C)merupakan titik dimana semuakarakteristik Marshall mencapaititik maksimum dan menghasilkan benda uji yangbermutu baik.

    Dapat disimpulkan bahwa batasan viskositas pencampuran yang baik beradapada rentang 41,40cSt-170,00cSt (temperatur 1200C-2000C) dengan suhu pemadatan50C dibawah suhu pencampuran.

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    48

    Disarankan untuk sesegera mungkin mencampur dan memadatkan benda uji jikatemperatur yangmenghasilkan viskositas yang baik telah tercapai.

    Campuran beraspal panas adalah campuranantara aspal sebagai bahanpengikat denganagregat sebagai bahan pengisi; yang dicampurkan,dihamparkan dandipadatkan harus dalam keadaan panas.Karena dicampur dalamkeadaan panas makaseringkali disebut sebagaihot mix. Tujuan dari pemanasan agregat adalahuntukmengeringkan agregat agar kadar airnyamenjadi nol (kering oven) dan tujuan dari

    pemanasan aspal adalah untuk menurunkankekentalan (viskositas) sehinggaworkabilitasnyameningkat.Viskositas adalah sifat kekentalan darimaterial aspal yangmerupakan salah satu faktorpenting dalam pelaksanaan perencanaancampuran.Viskositas aspal berhubungan dengantemperatur dari pemanasan aspal tersebut. Pada

    temperatur ruangan (250C) viskositas aspalrelatif tinggi dan sulit untuk dicampurdenganmaterial lain, dengan kata lain tingkat workabilitasnyarendah. Itu sebabnyaaspal perludipanaskan untuk meningkatkan atau menurunkankekentalannya supayamudah dicampurdengan material lain, namun temperature pemanasan aspal harusdibatasi agar tidakmencapai titik nyala dan titik bakar.

    Sifat kekentalan material aspal merupakansalah satu faktor penting dalampelaksanaanperencanaan campuran maupun dalampelaksanaan di lapangan. Disinihubungan antarakekentalan dan temperatur memegang perananpenting.

    Sebelum dilakukan perencanaan campuran,biasanya kekentalan material aspalharus ditentukandulu karena bila tidak akan mempengaruhisifat campuran aspal ituselanjutnya. Misalnyapada temperatur campuran tertentu, apabilaviskositasnya terlalutinggi, maka akanmenyulitkan dalam pelaksanaan campuran.Sebaliknya padatemperatur tersebut, apabilaviskositasnya terlalu rendah, maka aspal tersebutmenjadI

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    49

    kurang berperan sebagai bahan perekatpada campuran dan ini akanmengurangistabilitas campuran.

    Tingkatan material aspal yang digunakantergantung padakekentalannya.Kekentalan aspalsangat bervariasi terhadap temperatur, daritingkatanpadat, encer sampai tingkat cair.Hubungan antara kekentalan dan temperature adalahsangat penting dalam perencanaanpenggunaan material aspal. Kekentalanakanberkurang (dalam hal ini aspal menjadi lebih encer ketika temperatur meningkat.Kekentalanabsolut atau kekentalan dinamik dinyatakandalam satuan Pa detik ataupoises (1 poises = 0,1Pa detik). Viskositas kinematik dinyatakan dalamsatuan cm2/detik dan stokes ataucentistokes(1stokes = 100 centistokes = 1 cm2/detik). Karenakekentalan kinematiksama dengan kekentalanabsolut dibagi dengan berat jenis.

    Pemeriksaan viskositas aspal bertujuan untukmemeriksa kekentalan aspal dandilakukan padatemperatur 600C dan 1350C. 600C adalahtemperatur maksimalperkerasan selama masa pelayanan, sedangkan 1350C adalah temperature dimanaproses pencampuran atau penyemprotanaspal umumnya dilakukan.Pemeriksaanviskositas dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu dengan menggunakan BrookfieldThermosel dan Saybolt Furol. Brookfield Thermosel digunakan untukmengukurviskositas dengan cara torsi pada spindle yang berputar pada temperaturtertentudigunakan untuk mengukur ketahanan relative terhadap perputaran dalamtabung benda uji.Nilai viskositas aspal dalam milipascal sekon (MPPa.s) diperolehdengan mengalikan hasilpembacaan torsi dengan suatu faktor, kemudian dikonverside dalam satuan stokes atau poise.Sedangkan kekentalan atau Viskositas absolut padaalat Saybolt Furol dinyatakan oleh waktumenetes (dalam detik) yang diperlukan oleh60ml benda uji untuk melalui suatu lubang yangtelah dikalibrasi, diukur dibawahkondisi tertentu. Waktu ini kemudian dikoreksi dengansuatu koefisien kalibrasitertentu dan selanjutnyadilaporkan sebagai nilai Viskositas dari benda ujitersebutpada temperatur tertentu.

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    50

    BAB XII

    KEHILANGAN BERAT ASPALKarakteristik campuran aspal khususnya mengenai durabilitas sangat

    tergantung Pada karakteristik yang tersedia pada lapisan tipis aspal. Untukmengevaluasi durabitas material aspal tersedia prosedur yang disebut Thin film OvenTest (TFOT) dengan melakukan pembatasan evaluasinya hanya pada karakteristikaspal, seperti kehilangan berat. Pada pengujian ini kita menggnakan metoda TFOT ,dimana suatu sampel tipis di panaskan dalam oven selama periode tertentu, dankarakteristik sampel sesudah dipanaskan kemudian diperiksa untuk meneliti indikasiadanya proses pengerasan dari material aspal.

    Pengujian TOFT bertujuan mengetahui kehilangan minyak pada aspal akibatpemanasan berulang, pengujian ini mengukur perubahan kenerja aspal akibatkehilangan berat. Cahaya diketahui mempunyai efek yang merusak pada aspal karenakerusakan yang ditimbulkan sering berasal dari matahari dan dibantu oleh aspek airdan cairan pelarut lainnya.

    Kerusakan molekul aspal ini dinamakan oksidasi. Ini dianggap kecilpengaruhnya apabila dari tebak aspal keseluruhannya, namun proses diatas akibatcuaca pada lapisan permukaan agregat. Kharakteristik campuran khususnyadurabilitas aspal sangat tergantung pada karakteristik lapis tipis aspal. Pada Pengujianini, suatu sampel tipis dipanaskan. Kemudian diperiksa untuk meneliti adanya prosespengerasan atau proses pelapukan atau proses pelapukan material aspal.

    Pengujian kehilangan berat ini, umumnya tidak terpisah dengan evaluasikarhakteristik sebelum dan sesudah kehilangan berat yang dilihat adalah nilaipenetrasi titik lembek dan daktalitas. Untuk itu sangat dianjurkan saat penyiapansampel dibuat 2 buah sampel.

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    51

    Untuk mendapatkan material aspal yang akan dipakai untuk campuran, diharapkanpengujian TFOT dan penurunan berat ini tidak terlalu besar, besarnya nilai penurunanberat ini tidak terlalu besar , selisih dari nilai penetrasi sebelum dan sesudahmenunjukkan bahwa aspal tersebut peka terhadap cuaca dan suhu.

    Nilai kehilangan berat ini tidak boleh terlalu besar, karena dalam pemakaianakan berdampak pada kehilangan berat yang berakibat pada hilangnya berat minyakyang minyak pada aspal ini sangat penting karena sebagai pelapis nantinya. Apabilapada jalan yang sudah dipakai lama maka zat minyaknya sudah hilang danmengakibatkan jalan tersebut menjadi getas/ pecah-pecah dan berlubang. Zat minyalpada aspal ini berfungsi sebagai pelapis pekerasan jalan dari suhu yang berubah-ubah.

    Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kehilangan minyak pada aspal akibatpemanasan berulang.Pengujian ini pun adalah untuk mengukur perubahan kinerjaaspal akibat kehilangan berat. Untuk mengevaluasi hanya pada beberapa karakteristikaspal, seperti kehilangan berat dan penetrasi, daktailitas dan titik lembek setelahkehilangan berat, dimana cara tersebut dinamakan Thin Film Over Test ( TFOT).Besarnya nilai penurunan berat, selisih nilai penetrasi sebelum dan sesudahpemanasan menunjukan bahwa aspal tersebut peka terhadap cuaca dan suhu.

    Pengujian kehilangan berat ini, umumnya tidak terpisah dengan evaluasikarakteristik aspal setelah kehilangan berat. Dalam evaluasi ini dilakukanperbandingan karakteristik sebelum dan sesudah kehilangan berat. Karakteristikyang dilihat adalah nilai penetrasi, titik lembek dan daktailitas. Untuk itu sangatdianjurkan dalam penyiapan sample dilakukan dibuat dua jenis sample, yaitukehilangan berat dan satu kelompok lainnya yang diuji TFOT sebagai yang telahkehilangan berat.

  • PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

    52

    Metode pengujian ini dilakukan terhadap aspal dengan mencaribesarankehilangan berat minyak dan aspal dengan cara A yaitu cara lapisantipis.Selanjutnya hasil pengujian ini digunakan untuk mengetahui stabilitasaspalsetelah pemanasan.Selain itu dapat digunakan untuk mengetahui perubahansifatfisik aspal selama dalam pencampuran panas di AMP pada suhu 163oCyangdinyatakan dengan penetrasi, daktilitas dan kekentalan.

    Cahaya diketahui memiliki efek yang merusak pada aspal. Kerusakan yang timbulsering berasal dari sinar mata hari , yang akna merusak aspal, dengan di bantu olehfaktor air dan cairan pelarut lainnya.

    Kerusakan molekul dengan cara ini disebut factor oksidasi, untungnya sinaryang merusak ini hanya dapat mempengaruhi beberapa lapisan molekul lapisan atasaspal. Oleh karena itu , foto oksidasi dianggap kecil pengaruhnya apabila dilihat daritable aspal keseluruhan. Namun proses di atas tidak dapat di abaikan dalamkonstribusinya terhadap proses pengrusakan akibat cuaca pada pad alapisanpermukaan tipis aspal.