refka asma bronchial cod.scr
DESCRIPTION
refleksi kasusTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
ASMA BRONKHIAL
I Definisi
Asma bronkhial merupakan mengi berulang danatau batuk persisten
dengan karakteristik sebagai berikut timbul secara episodik cenderung
pada malamdini hari (nokturnal) musiman setelah aktifitas fisik serta
adanya riwayat asma atau atopi lainnya pada pasien danatau keluarga
Pedoman nasional asma anak di dalam batasan operasionalnya
menyepakati kecurigaan asma apabila anak menunjukkan gejala batuk
danatau mengi yang timbul secara episodik cenderung pada malam
haridini hari (nokturnal) musiman setelah aktivitas fisik serta adanya
riwayat asma dan atopi pada pasien atau keluarganya Diagnosis asma
kadang-kadang masih sulit ditegakkan karena gambaran klinis asma yang
bervariasi dari pasien ke pasien Bervariasinya gambaran klinis tersebut
mengakibatkan banyak anak mendapatkan penanganan yang tidak rasional
tidak mendapat pencegahan dengan baik sehingga penyakit dapat berlanjut
ke keadaan yang lebih gawat 1
II Epidemiologi
Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering
dijumpai pada anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di
negara maju maupun negara sedang berkembang Peningkatan tersebut
diduga berkaitan dengan pola hidup yang berubah dan peran faktor
lingkungan terutama polusi baik indoor maupun outdoor Jumlah prevalensi
asma di seluruh dunia diperkirakan 72 (10 pada anak-anak) dan
bervariasi antara negara Prevalensi Asma di Indonesia berdasarkan
penelitian pada tahun 2002 pada anak usia 13-14 tahun adalah 6-7 1
1
III Klasifikasi
Klasifikasi asma sangat diperlukan karena berhubungan dengan tata
laksana lanjutan (jangka panjang) GINA membagi asma menjadi 4 klasifikasi
yaitu asma intermiten asma persisten ringan asma persisten sedang dan
asma persisten berat Berbeda dengan GINA PNAA membagi asma menjadi
3 yaitu asma episodik ringan asma episodik sedang dan asma persisten
Dasar pembagian ini karena pada asma anak kejadian episodik lebih sering
dibanding persisten (kronisitas) Dasar pembagian atau klasifikasi asma
pada anak adalah frekuensi serangan lamanya serangan aktivitas diluar
serangan dan beberapa pemeriksaan penunjang 2
Tabel 1 klasifikasi asma menurut GINA
2
Derajat asma Gejala Gejala malam Faal paru
intermiten Bulanan
Gejala
lt1xmnggu tanpa
gejala diluar
serangan
Serangan singkat
le 2x sebulan APE ge80
Persisten ringan Mingguan
Gejala gt1xmgg tp
lt1xhari
Serangan dapat
mengganggu
aktivitas dan tidur
gt2x sebulan APE gt80
Persisten sedang Harian
Gejala setiap hari
serangan
mengganggu
aktifitas dan tidur
Bronkodilator setiap
hari
gt2x sebulan APE 60-80
Persisten berat Kontinyu
Gejala terus menerus
Sering kambuh
Aktivitas fisik
terbatas
sering APE le60
Tabel 2 klasifikasi asma menurut PNAA
3
IV Patomekanisme
Pada tingkat sel tampak bahwa setelah terjadi pajanan alergen serta rangsang
infeksi maka sel mast limfosit dan makrofag akan melepas faktor kemotaktik
yang menimbulkan migrasi eosinofil dan sel radang lain 3
Asma dapat terjadi melalui jalur immunologi Jalur immunologi didominasi
oleh IgE merupakan reaksi hipersensivitas tipe I (tipe alergi) 3
4
Respon imun dimulai dengan masuknya alergen kedalam seluran nafas akan
ditangkap oleh sel dendrit yang merupakan sel pengenal antigen (Antigen Persenting
CellAPC) Antigen diproses di dalam APC dan dipersentingkan kepada sel limfosit T
dengan bantuan Mayor histocompatibility (MHC) kelas II limfosit T akan membawa ciri
antigen spesifik teraktivasi dan berdiffrensiasi ke profil Th2 Subtipe Th2 ini merupakan
subtipe utama yang terlibat pada asma mensekresi berbagai sitokine yang bertanggung
jawab bagi berkembangnya reaksi tipe lambat atau cell- mediated hypersensitivity
reaction 3
Rangsangan interleukin 4 dan interleukin 13 dari Th2 akan memacu sel limfosit
B untuk mensintesa IgE IgE akan dilepas limfosit B dan melekat pada high affiniting IgE
reseptors (FceRI) pada permukaan sel mast Bila alergen yang sama masuk lagi maka
akan diikat oleh IgE dipermukaan sel mast Cross Linked Reseptor IgE dengan alergen
akan mengaktifkan sel mast yang menyebabkan degranulasi sel mast sehingga terjadi
pelepasan perfomed mediator seperti histamin serta newly generated modiator antara
lain prostaglandin leukotrin yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot polos
bronkus sekresi mukus vasodilitasi Mediator inflamasi menginduksi kebocoran
mikrovaskuler yang melibatkan eksudasi plasma kedalam saluran napas Kebocoran
plasma protein menginduksi penebalan dan edema dinding saluran napas yang
menyebabkan penyempitan lumen saluran napas sehingga menyebabkan kontraksi otot
pernapasan dan reaksi ini berlangsung selama 1-2 jam Reaksi ini disebut rdquoearly onsetrdquo
pada asma 3
Degranulasi sel mast beserta limfosit T subtipe Th2 akan menggerakkan dan
mengaktifkan sel-sel inflamasi eosinofil basofil neutrofil dan magrofag melalui aktivitas
sel endotel yang akan menyebabkan pembentukan molekul adhesi Reaksi ini akan
terjadi pada 4-8 jam setelah reaksi pertama dan menyebabkan kedatangan sel-sel
radang sehingga meningkatkan pelepasan mediator Reaksi ini disebut reaksi tipe
lambat
5
V Diagnosis Asma bronkhial
Telah kita ketahui bahwa diagnosis asma pada anak tidak selalu mudah
untuk ditegakkan Gejala klinis utama asma anak pada umumnya adalah
mengi berulang dan sesak napas tetapi pada anak tidak jarang batuk kronik
dapat merupakan satu-satunya gejala klinis yang ditemukan Biasanya batuk
kronik itu berhubungan dengan infeksi saluran napas atas Selain itu harus
dipikirkan pula kemungkinan asma pada anak bila terdapat penurunan
toleransi terhadap aktivitas fisik atau gejala batuk malam hari 4
Sebagian besar manifestasi akan muncul sebelum usia 6 tahun dan
kebanyakan gejala awal sudah ditemukan pada masa bayi berupa mengi
berulang atau tanpa batuk yang berhubungan dengan infeksi virus 4
Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis pemeriksaan fisik
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang
1 Anamnesis
Anamnesis meliputi adanya gejala yang episodik gejala berupa batuk
sesak napas mengi rasa berat di dada dan variabiliti yang berkaitan
dengan cuaca Faktor-faktor yang mempengaruhi asma riwayat
keluarga dan adanya riwayat alergi 4
2 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien asma tergantung dari derajat obstruksi
saluran napas ekspirasi memanjang diserta ronki dan mengi 4
3 Pemeriksaan laboratorium darah (terutama eosinofil IgE) sputum
(eosinofil spiral Cursshman Kristal Charcot Leyden) 4
6
4 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi Pada asma yang disertai obstruksi berat
didapatkan gambaran radiologi hyperlucent dengan pelebaran sela
antar iga diafragma letak rendah (datar) tetapi gambaran jantung
masih dalam batas normal
Pemeriksaan laboratorium dahak dahak atau sputum mukoid
berwarna jernih terdiri dari mukopolisakarida dan serabut
glikoprotein bila disebabkan oleh alergi murni umumnya dahak
sukar dikeluarkan saat batuk Dahak purulen berwarna kuning atau
kuning kehijauan umumnya berjumlah banyak dengan konsistensi
lunak atau kenyal berasal dari jaringan epitel yang mengalami
kerusakan (nekrotik) bercampur dengan sel-sel radang bakteri
Spirometri adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur faal
ventilasi paru Reversibilitas penyempitan saluran napas yang
merupakan ciri khas asma dapat dinilai dengan peningkatan volume
ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) dan atau kapasiti vital paksa
(FVC) sebanyak 20 atau lebih sesudah pemberian bronkodilator
Pemeriksaan IgE Uji tusuk kulit (skin prick test) untuk menunjukkan
adanya antibodi IgE spesifik pada kulit Uji tersebut untuk
menyokong anamnesis dan mencari faktor pencetus Uji alergen
yang positif tidak selalu merupakan penyebab asma Pemeriksaan
darah IgE Atopi dilakukan dengan cara radioallergosorbent test
(RAST) bila hasil uji tusuk kulit tidak dapat dilakukan (pada
dermographism) 4
VI Penatalaksanaan
Pengobatan asma pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan dan
menjaga status aktivitas faal paru normal Secara umum obat asma dapat
dibagi menjadi dua kelompok yaitu obat pelega (relievers) dan obat
pengontrol (controllers) 5
Obat pelega asma bertujuan untuk melegakan saluran napas dan
menghilangkan serangan serta eksaserbasi akut dengan pemberian
7
bronkodilator Bronkodilator yang banyak dipakai saat ini adalah β2-agonis
selain xantin dan antikolinergik Obat pengontrol asma bertujuan menjaga
dan mengontrol asma persisten dengan mencegah kekambuhan Obat
pengontrol asma yang banyak dipergunakan adalah kortikosteroid selain
anti-inflamasi lain seperti sodium kromolin nedokromil dan antagonis
leukotrien serta berbagai antihistamin generasi baru 5
Obat β2-agonis bermanfaat sebagai terapi intermiten asma episodik
sebagai tambahan terapi intermiten atau terapi rutin penunjang anti-
inflamasi pada asma relaps berulang atau kronis sebelum aktifitas fisik
untuk menghambat exercise induced asthma dan untuk penolong asma
akut Obat ini tersedia dalam bentuk oral atau inhalasi yang efektif
dilakukan dengan inhaler dosis terukur rotohaler atau nebulizer 5
Teofilin merupakan preparat metil-xantin yang pada masanya sangat
populer untuk terapi rumatan asma kronik ringan dan sebagai penunjang
pengobatan asma kronik berat Walaupun saat ini masih banyak dipakai
teofilin tidak begitu menarik lagi setelah pengobatan anti-inflamasi untuk
asma lebih terfokus kepada kortikosteroid Selama ini efek anti-inflamasi
teofilin memang masih sering dipertanyakan Selain itu metabolisme teofilin
diketahui akan terganggu dalam keadaan demam oleh penyakit tertentu
seperti influenza atau oleh obat seperti eritromisin simetidin dan
siprofloksasin Pada anak teofilin juga diketahui dapat mempengaruhi
prestasi sekolah sehingga tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak
dengan gangguan psikologis atau gangguan belajar 5
8
LAPORAN KASUS
I IDENTITAS
Nama an SG
Umur II tahun
Jenis kelamin laki-laki
Alamat perumahan tinggede indah II
Anak ke 6 (enam) dari 6 bersaudara
Agama islam
Tanggal pemeriksaan II maret 2014 jam 17-45 wita
Ruangan nuri bawah
Nama ayah mappa usia 51 tahun
Pekerjaan supir
Pendidikan terakhir SD
Nama Ibu ibu Saodah usia 48 tahun
Pekerjaan Ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir SMA
II ANAMNESIS
Keluhan utama sesak nafas
Riwayat penyakit sekarang
Sesak dialami sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk RS sesak sudah
sering dirassakan sejak kelas 3 SD Suara napas sering berbunyi seperti
kucing Pasien juga ada batuk berlendir menurut ibu pasien ada riwayat
batuk sejak 4 bulan yang lalu batuk berlendir berwarna hijau tidak ada
darah Pasien sudah sering berobat di puskesma tinggede tapi tidak ada
perubahan Demam tidak ada pasien mengeluh sering berkeringat malam
tidak ada kejang dan tidak ada muntah BAB dan BAK biasa
Riwayat penyakit dahulu riwayat kejang umur II bulan riwayat sering
sesak sejak kelas 3 SD
9
Riwayat penyakit dalam keluarga
Orang tua (bapak) ada riwayat asma
III PEMERIKSAAN FISTS
Keadaan umum
Status pasien Sakit sedang Compos Mentis
Berat Badan 28 Kg Tinggi Badan 135 cm
status gizi BBTB = 93 gizi baik
VITAL SIGN
Tekanan darah 11080 mmHg
Heart rate 92 kali menit
Nadi 80 kali menit kuat angkat dan regular
Pernapasan 20 kali menit
Suhu 361 oC
KEPALA
Wajah ekspresi simetris
Deformitas tidak ada
Bentuk normocephal
Rambut hitam pendek tidak mudah rontok
Mata
- konjungvita tidak ada anemis
- Skelra Tidak ada ikterik
- Pupil isokor bilateral
Mulut tidak ada bibir kering dan tidak ada lidah kotor
10
LEHER
Kelenjer Getah Bening tidak teraba pembesaran
Tiroid tidak teraba pembesaran
JVP R5 -1 cm H2O
Massa lain tidak ada
DADA
Paru-paru
Inspeksi simetris kana dan kiri tidak ada retraksi
Palpasi vocal premitus sama kiri dan kanan
Perkusi sonor
Auskultasi suara nafas bronkovesikular tidak ada rhonki ada
wheezing
JANTUNG
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V lenea midclavicularis
sinistra
Perkusi batas atas ICS II lenea midclavicularis sinistra
batas kanan ICS IV lenea parasternalis dextra
batas kiri ICS V lenea midclavicularis sinistra
Auskultasi bunyi jantung I dan II murni regular tidak ada gallop
dan tidak ada murmur
11
PERUT
Inspeksi perut datar tidak ada masa
Auskultasi peristaltik ada kesan normal
Perkusi tympani
Palpasi nyeri tekan epigastrium ada
Tidak ada organomegali
ANGGOTA GERAK - atas akral hangat tidak oedema
- bawah akral hangat tifak oedema
IV RESUME
Anak laki-laki 11 tahun berat badan 28 kg masuk dengan keluhan sesak
napas sejak 3 hari sebelum masuk RS sesak sudah sering dirasakan sejak SD
kelas 3 nafas sering berbunyi seperti suara kucing Ada batuk yang
dirasakan sekitar 4 bulan yang lalu batuk berlendir dan berwarna hijau Ada
riwayat orang tua (bapak) menderita asma
V DIAGNOSIS KERJA Asma Bronkial
VI DIGNOSIS BANDING
Bronkhitis
TB paru
VII PENATALAKSANAAN
o Non medikamentosa
Hindari faktor pencetus (debu udara dingin serbuk bunga exercise
yang berlebihan)
o Medikamentosa
1 IVFD Dex 5 14 tetesmenit
2 O2 05-2 litermenit
3 Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
12
4 Gentamicine 40 mg8 jamiv
5 Dexametasone 1 amp24 jamiv
6 Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
7 B com 2x1 tab
VIII PEMERIKSAAN PENUNJANG
LAB darah lengkap ( WBC 148 RBC 472 HGB 124 HCT
321 PLT 335)
RADIOLOGI dilakukan foto toraks kesan aspek bronkhitis
EKG tidak dilakukan
PEMERIKSAAN LAIN pemeriksaan skor
Riwayat kontak TB 1
Uji tuberkulin 1
Berat badanstatus gizi 0
Demam yang tidak diketahui penuebabnya 0
Batuk kronik 1
Pembesaran kelenjar getah bening 0
Pembengkakan tulang sendi panggul lutut falang 0
Foto torax 0
Total skor 3
13
FOLLOW UP
NO Tanggal Follow up
1 10 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Ada sesak
O TD 11070 mmHg
RR 24 xmenit
S 367 oC
N 92 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
2 11 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak ada tapi mulai berkurang
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
14
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit (kalau perlu)
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 12 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
15
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 13 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11080 mmHg
RR 24 xmenit
S 362 oC
N 87 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
4 14 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11090 mmHg
RR 26 xmenit
16
S 365 oC
N 88 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
17
PEMBAHASAN
Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada
anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun
Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup
yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun
outdoor1
Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam
hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus
yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada
malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak
yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang
menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator
inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah
juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345
Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit
yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri
sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram
negativ
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI
2008
2 Rara S Asma bronchial Available from URL
wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003
3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL
httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012
4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from
URL httprespiratoryusuacidpdf
5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial
FK univTrisakti 2000
19
III Klasifikasi
Klasifikasi asma sangat diperlukan karena berhubungan dengan tata
laksana lanjutan (jangka panjang) GINA membagi asma menjadi 4 klasifikasi
yaitu asma intermiten asma persisten ringan asma persisten sedang dan
asma persisten berat Berbeda dengan GINA PNAA membagi asma menjadi
3 yaitu asma episodik ringan asma episodik sedang dan asma persisten
Dasar pembagian ini karena pada asma anak kejadian episodik lebih sering
dibanding persisten (kronisitas) Dasar pembagian atau klasifikasi asma
pada anak adalah frekuensi serangan lamanya serangan aktivitas diluar
serangan dan beberapa pemeriksaan penunjang 2
Tabel 1 klasifikasi asma menurut GINA
2
Derajat asma Gejala Gejala malam Faal paru
intermiten Bulanan
Gejala
lt1xmnggu tanpa
gejala diluar
serangan
Serangan singkat
le 2x sebulan APE ge80
Persisten ringan Mingguan
Gejala gt1xmgg tp
lt1xhari
Serangan dapat
mengganggu
aktivitas dan tidur
gt2x sebulan APE gt80
Persisten sedang Harian
Gejala setiap hari
serangan
mengganggu
aktifitas dan tidur
Bronkodilator setiap
hari
gt2x sebulan APE 60-80
Persisten berat Kontinyu
Gejala terus menerus
Sering kambuh
Aktivitas fisik
terbatas
sering APE le60
Tabel 2 klasifikasi asma menurut PNAA
3
IV Patomekanisme
Pada tingkat sel tampak bahwa setelah terjadi pajanan alergen serta rangsang
infeksi maka sel mast limfosit dan makrofag akan melepas faktor kemotaktik
yang menimbulkan migrasi eosinofil dan sel radang lain 3
Asma dapat terjadi melalui jalur immunologi Jalur immunologi didominasi
oleh IgE merupakan reaksi hipersensivitas tipe I (tipe alergi) 3
4
Respon imun dimulai dengan masuknya alergen kedalam seluran nafas akan
ditangkap oleh sel dendrit yang merupakan sel pengenal antigen (Antigen Persenting
CellAPC) Antigen diproses di dalam APC dan dipersentingkan kepada sel limfosit T
dengan bantuan Mayor histocompatibility (MHC) kelas II limfosit T akan membawa ciri
antigen spesifik teraktivasi dan berdiffrensiasi ke profil Th2 Subtipe Th2 ini merupakan
subtipe utama yang terlibat pada asma mensekresi berbagai sitokine yang bertanggung
jawab bagi berkembangnya reaksi tipe lambat atau cell- mediated hypersensitivity
reaction 3
Rangsangan interleukin 4 dan interleukin 13 dari Th2 akan memacu sel limfosit
B untuk mensintesa IgE IgE akan dilepas limfosit B dan melekat pada high affiniting IgE
reseptors (FceRI) pada permukaan sel mast Bila alergen yang sama masuk lagi maka
akan diikat oleh IgE dipermukaan sel mast Cross Linked Reseptor IgE dengan alergen
akan mengaktifkan sel mast yang menyebabkan degranulasi sel mast sehingga terjadi
pelepasan perfomed mediator seperti histamin serta newly generated modiator antara
lain prostaglandin leukotrin yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot polos
bronkus sekresi mukus vasodilitasi Mediator inflamasi menginduksi kebocoran
mikrovaskuler yang melibatkan eksudasi plasma kedalam saluran napas Kebocoran
plasma protein menginduksi penebalan dan edema dinding saluran napas yang
menyebabkan penyempitan lumen saluran napas sehingga menyebabkan kontraksi otot
pernapasan dan reaksi ini berlangsung selama 1-2 jam Reaksi ini disebut rdquoearly onsetrdquo
pada asma 3
Degranulasi sel mast beserta limfosit T subtipe Th2 akan menggerakkan dan
mengaktifkan sel-sel inflamasi eosinofil basofil neutrofil dan magrofag melalui aktivitas
sel endotel yang akan menyebabkan pembentukan molekul adhesi Reaksi ini akan
terjadi pada 4-8 jam setelah reaksi pertama dan menyebabkan kedatangan sel-sel
radang sehingga meningkatkan pelepasan mediator Reaksi ini disebut reaksi tipe
lambat
5
V Diagnosis Asma bronkhial
Telah kita ketahui bahwa diagnosis asma pada anak tidak selalu mudah
untuk ditegakkan Gejala klinis utama asma anak pada umumnya adalah
mengi berulang dan sesak napas tetapi pada anak tidak jarang batuk kronik
dapat merupakan satu-satunya gejala klinis yang ditemukan Biasanya batuk
kronik itu berhubungan dengan infeksi saluran napas atas Selain itu harus
dipikirkan pula kemungkinan asma pada anak bila terdapat penurunan
toleransi terhadap aktivitas fisik atau gejala batuk malam hari 4
Sebagian besar manifestasi akan muncul sebelum usia 6 tahun dan
kebanyakan gejala awal sudah ditemukan pada masa bayi berupa mengi
berulang atau tanpa batuk yang berhubungan dengan infeksi virus 4
Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis pemeriksaan fisik
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang
1 Anamnesis
Anamnesis meliputi adanya gejala yang episodik gejala berupa batuk
sesak napas mengi rasa berat di dada dan variabiliti yang berkaitan
dengan cuaca Faktor-faktor yang mempengaruhi asma riwayat
keluarga dan adanya riwayat alergi 4
2 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien asma tergantung dari derajat obstruksi
saluran napas ekspirasi memanjang diserta ronki dan mengi 4
3 Pemeriksaan laboratorium darah (terutama eosinofil IgE) sputum
(eosinofil spiral Cursshman Kristal Charcot Leyden) 4
6
4 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi Pada asma yang disertai obstruksi berat
didapatkan gambaran radiologi hyperlucent dengan pelebaran sela
antar iga diafragma letak rendah (datar) tetapi gambaran jantung
masih dalam batas normal
Pemeriksaan laboratorium dahak dahak atau sputum mukoid
berwarna jernih terdiri dari mukopolisakarida dan serabut
glikoprotein bila disebabkan oleh alergi murni umumnya dahak
sukar dikeluarkan saat batuk Dahak purulen berwarna kuning atau
kuning kehijauan umumnya berjumlah banyak dengan konsistensi
lunak atau kenyal berasal dari jaringan epitel yang mengalami
kerusakan (nekrotik) bercampur dengan sel-sel radang bakteri
Spirometri adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur faal
ventilasi paru Reversibilitas penyempitan saluran napas yang
merupakan ciri khas asma dapat dinilai dengan peningkatan volume
ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) dan atau kapasiti vital paksa
(FVC) sebanyak 20 atau lebih sesudah pemberian bronkodilator
Pemeriksaan IgE Uji tusuk kulit (skin prick test) untuk menunjukkan
adanya antibodi IgE spesifik pada kulit Uji tersebut untuk
menyokong anamnesis dan mencari faktor pencetus Uji alergen
yang positif tidak selalu merupakan penyebab asma Pemeriksaan
darah IgE Atopi dilakukan dengan cara radioallergosorbent test
(RAST) bila hasil uji tusuk kulit tidak dapat dilakukan (pada
dermographism) 4
VI Penatalaksanaan
Pengobatan asma pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan dan
menjaga status aktivitas faal paru normal Secara umum obat asma dapat
dibagi menjadi dua kelompok yaitu obat pelega (relievers) dan obat
pengontrol (controllers) 5
Obat pelega asma bertujuan untuk melegakan saluran napas dan
menghilangkan serangan serta eksaserbasi akut dengan pemberian
7
bronkodilator Bronkodilator yang banyak dipakai saat ini adalah β2-agonis
selain xantin dan antikolinergik Obat pengontrol asma bertujuan menjaga
dan mengontrol asma persisten dengan mencegah kekambuhan Obat
pengontrol asma yang banyak dipergunakan adalah kortikosteroid selain
anti-inflamasi lain seperti sodium kromolin nedokromil dan antagonis
leukotrien serta berbagai antihistamin generasi baru 5
Obat β2-agonis bermanfaat sebagai terapi intermiten asma episodik
sebagai tambahan terapi intermiten atau terapi rutin penunjang anti-
inflamasi pada asma relaps berulang atau kronis sebelum aktifitas fisik
untuk menghambat exercise induced asthma dan untuk penolong asma
akut Obat ini tersedia dalam bentuk oral atau inhalasi yang efektif
dilakukan dengan inhaler dosis terukur rotohaler atau nebulizer 5
Teofilin merupakan preparat metil-xantin yang pada masanya sangat
populer untuk terapi rumatan asma kronik ringan dan sebagai penunjang
pengobatan asma kronik berat Walaupun saat ini masih banyak dipakai
teofilin tidak begitu menarik lagi setelah pengobatan anti-inflamasi untuk
asma lebih terfokus kepada kortikosteroid Selama ini efek anti-inflamasi
teofilin memang masih sering dipertanyakan Selain itu metabolisme teofilin
diketahui akan terganggu dalam keadaan demam oleh penyakit tertentu
seperti influenza atau oleh obat seperti eritromisin simetidin dan
siprofloksasin Pada anak teofilin juga diketahui dapat mempengaruhi
prestasi sekolah sehingga tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak
dengan gangguan psikologis atau gangguan belajar 5
8
LAPORAN KASUS
I IDENTITAS
Nama an SG
Umur II tahun
Jenis kelamin laki-laki
Alamat perumahan tinggede indah II
Anak ke 6 (enam) dari 6 bersaudara
Agama islam
Tanggal pemeriksaan II maret 2014 jam 17-45 wita
Ruangan nuri bawah
Nama ayah mappa usia 51 tahun
Pekerjaan supir
Pendidikan terakhir SD
Nama Ibu ibu Saodah usia 48 tahun
Pekerjaan Ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir SMA
II ANAMNESIS
Keluhan utama sesak nafas
Riwayat penyakit sekarang
Sesak dialami sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk RS sesak sudah
sering dirassakan sejak kelas 3 SD Suara napas sering berbunyi seperti
kucing Pasien juga ada batuk berlendir menurut ibu pasien ada riwayat
batuk sejak 4 bulan yang lalu batuk berlendir berwarna hijau tidak ada
darah Pasien sudah sering berobat di puskesma tinggede tapi tidak ada
perubahan Demam tidak ada pasien mengeluh sering berkeringat malam
tidak ada kejang dan tidak ada muntah BAB dan BAK biasa
Riwayat penyakit dahulu riwayat kejang umur II bulan riwayat sering
sesak sejak kelas 3 SD
9
Riwayat penyakit dalam keluarga
Orang tua (bapak) ada riwayat asma
III PEMERIKSAAN FISTS
Keadaan umum
Status pasien Sakit sedang Compos Mentis
Berat Badan 28 Kg Tinggi Badan 135 cm
status gizi BBTB = 93 gizi baik
VITAL SIGN
Tekanan darah 11080 mmHg
Heart rate 92 kali menit
Nadi 80 kali menit kuat angkat dan regular
Pernapasan 20 kali menit
Suhu 361 oC
KEPALA
Wajah ekspresi simetris
Deformitas tidak ada
Bentuk normocephal
Rambut hitam pendek tidak mudah rontok
Mata
- konjungvita tidak ada anemis
- Skelra Tidak ada ikterik
- Pupil isokor bilateral
Mulut tidak ada bibir kering dan tidak ada lidah kotor
10
LEHER
Kelenjer Getah Bening tidak teraba pembesaran
Tiroid tidak teraba pembesaran
JVP R5 -1 cm H2O
Massa lain tidak ada
DADA
Paru-paru
Inspeksi simetris kana dan kiri tidak ada retraksi
Palpasi vocal premitus sama kiri dan kanan
Perkusi sonor
Auskultasi suara nafas bronkovesikular tidak ada rhonki ada
wheezing
JANTUNG
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V lenea midclavicularis
sinistra
Perkusi batas atas ICS II lenea midclavicularis sinistra
batas kanan ICS IV lenea parasternalis dextra
batas kiri ICS V lenea midclavicularis sinistra
Auskultasi bunyi jantung I dan II murni regular tidak ada gallop
dan tidak ada murmur
11
PERUT
Inspeksi perut datar tidak ada masa
Auskultasi peristaltik ada kesan normal
Perkusi tympani
Palpasi nyeri tekan epigastrium ada
Tidak ada organomegali
ANGGOTA GERAK - atas akral hangat tidak oedema
- bawah akral hangat tifak oedema
IV RESUME
Anak laki-laki 11 tahun berat badan 28 kg masuk dengan keluhan sesak
napas sejak 3 hari sebelum masuk RS sesak sudah sering dirasakan sejak SD
kelas 3 nafas sering berbunyi seperti suara kucing Ada batuk yang
dirasakan sekitar 4 bulan yang lalu batuk berlendir dan berwarna hijau Ada
riwayat orang tua (bapak) menderita asma
V DIAGNOSIS KERJA Asma Bronkial
VI DIGNOSIS BANDING
Bronkhitis
TB paru
VII PENATALAKSANAAN
o Non medikamentosa
Hindari faktor pencetus (debu udara dingin serbuk bunga exercise
yang berlebihan)
o Medikamentosa
1 IVFD Dex 5 14 tetesmenit
2 O2 05-2 litermenit
3 Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
12
4 Gentamicine 40 mg8 jamiv
5 Dexametasone 1 amp24 jamiv
6 Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
7 B com 2x1 tab
VIII PEMERIKSAAN PENUNJANG
LAB darah lengkap ( WBC 148 RBC 472 HGB 124 HCT
321 PLT 335)
RADIOLOGI dilakukan foto toraks kesan aspek bronkhitis
EKG tidak dilakukan
PEMERIKSAAN LAIN pemeriksaan skor
Riwayat kontak TB 1
Uji tuberkulin 1
Berat badanstatus gizi 0
Demam yang tidak diketahui penuebabnya 0
Batuk kronik 1
Pembesaran kelenjar getah bening 0
Pembengkakan tulang sendi panggul lutut falang 0
Foto torax 0
Total skor 3
13
FOLLOW UP
NO Tanggal Follow up
1 10 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Ada sesak
O TD 11070 mmHg
RR 24 xmenit
S 367 oC
N 92 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
2 11 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak ada tapi mulai berkurang
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
14
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit (kalau perlu)
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 12 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
15
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 13 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11080 mmHg
RR 24 xmenit
S 362 oC
N 87 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
4 14 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11090 mmHg
RR 26 xmenit
16
S 365 oC
N 88 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
17
PEMBAHASAN
Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada
anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun
Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup
yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun
outdoor1
Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam
hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus
yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada
malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak
yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang
menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator
inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah
juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345
Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit
yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri
sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram
negativ
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI
2008
2 Rara S Asma bronchial Available from URL
wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003
3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL
httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012
4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from
URL httprespiratoryusuacidpdf
5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial
FK univTrisakti 2000
19
Derajat asma Gejala Gejala malam Faal paru
intermiten Bulanan
Gejala
lt1xmnggu tanpa
gejala diluar
serangan
Serangan singkat
le 2x sebulan APE ge80
Persisten ringan Mingguan
Gejala gt1xmgg tp
lt1xhari
Serangan dapat
mengganggu
aktivitas dan tidur
gt2x sebulan APE gt80
Persisten sedang Harian
Gejala setiap hari
serangan
mengganggu
aktifitas dan tidur
Bronkodilator setiap
hari
gt2x sebulan APE 60-80
Persisten berat Kontinyu
Gejala terus menerus
Sering kambuh
Aktivitas fisik
terbatas
sering APE le60
Tabel 2 klasifikasi asma menurut PNAA
3
IV Patomekanisme
Pada tingkat sel tampak bahwa setelah terjadi pajanan alergen serta rangsang
infeksi maka sel mast limfosit dan makrofag akan melepas faktor kemotaktik
yang menimbulkan migrasi eosinofil dan sel radang lain 3
Asma dapat terjadi melalui jalur immunologi Jalur immunologi didominasi
oleh IgE merupakan reaksi hipersensivitas tipe I (tipe alergi) 3
4
Respon imun dimulai dengan masuknya alergen kedalam seluran nafas akan
ditangkap oleh sel dendrit yang merupakan sel pengenal antigen (Antigen Persenting
CellAPC) Antigen diproses di dalam APC dan dipersentingkan kepada sel limfosit T
dengan bantuan Mayor histocompatibility (MHC) kelas II limfosit T akan membawa ciri
antigen spesifik teraktivasi dan berdiffrensiasi ke profil Th2 Subtipe Th2 ini merupakan
subtipe utama yang terlibat pada asma mensekresi berbagai sitokine yang bertanggung
jawab bagi berkembangnya reaksi tipe lambat atau cell- mediated hypersensitivity
reaction 3
Rangsangan interleukin 4 dan interleukin 13 dari Th2 akan memacu sel limfosit
B untuk mensintesa IgE IgE akan dilepas limfosit B dan melekat pada high affiniting IgE
reseptors (FceRI) pada permukaan sel mast Bila alergen yang sama masuk lagi maka
akan diikat oleh IgE dipermukaan sel mast Cross Linked Reseptor IgE dengan alergen
akan mengaktifkan sel mast yang menyebabkan degranulasi sel mast sehingga terjadi
pelepasan perfomed mediator seperti histamin serta newly generated modiator antara
lain prostaglandin leukotrin yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot polos
bronkus sekresi mukus vasodilitasi Mediator inflamasi menginduksi kebocoran
mikrovaskuler yang melibatkan eksudasi plasma kedalam saluran napas Kebocoran
plasma protein menginduksi penebalan dan edema dinding saluran napas yang
menyebabkan penyempitan lumen saluran napas sehingga menyebabkan kontraksi otot
pernapasan dan reaksi ini berlangsung selama 1-2 jam Reaksi ini disebut rdquoearly onsetrdquo
pada asma 3
Degranulasi sel mast beserta limfosit T subtipe Th2 akan menggerakkan dan
mengaktifkan sel-sel inflamasi eosinofil basofil neutrofil dan magrofag melalui aktivitas
sel endotel yang akan menyebabkan pembentukan molekul adhesi Reaksi ini akan
terjadi pada 4-8 jam setelah reaksi pertama dan menyebabkan kedatangan sel-sel
radang sehingga meningkatkan pelepasan mediator Reaksi ini disebut reaksi tipe
lambat
5
V Diagnosis Asma bronkhial
Telah kita ketahui bahwa diagnosis asma pada anak tidak selalu mudah
untuk ditegakkan Gejala klinis utama asma anak pada umumnya adalah
mengi berulang dan sesak napas tetapi pada anak tidak jarang batuk kronik
dapat merupakan satu-satunya gejala klinis yang ditemukan Biasanya batuk
kronik itu berhubungan dengan infeksi saluran napas atas Selain itu harus
dipikirkan pula kemungkinan asma pada anak bila terdapat penurunan
toleransi terhadap aktivitas fisik atau gejala batuk malam hari 4
Sebagian besar manifestasi akan muncul sebelum usia 6 tahun dan
kebanyakan gejala awal sudah ditemukan pada masa bayi berupa mengi
berulang atau tanpa batuk yang berhubungan dengan infeksi virus 4
Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis pemeriksaan fisik
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang
1 Anamnesis
Anamnesis meliputi adanya gejala yang episodik gejala berupa batuk
sesak napas mengi rasa berat di dada dan variabiliti yang berkaitan
dengan cuaca Faktor-faktor yang mempengaruhi asma riwayat
keluarga dan adanya riwayat alergi 4
2 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien asma tergantung dari derajat obstruksi
saluran napas ekspirasi memanjang diserta ronki dan mengi 4
3 Pemeriksaan laboratorium darah (terutama eosinofil IgE) sputum
(eosinofil spiral Cursshman Kristal Charcot Leyden) 4
6
4 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi Pada asma yang disertai obstruksi berat
didapatkan gambaran radiologi hyperlucent dengan pelebaran sela
antar iga diafragma letak rendah (datar) tetapi gambaran jantung
masih dalam batas normal
Pemeriksaan laboratorium dahak dahak atau sputum mukoid
berwarna jernih terdiri dari mukopolisakarida dan serabut
glikoprotein bila disebabkan oleh alergi murni umumnya dahak
sukar dikeluarkan saat batuk Dahak purulen berwarna kuning atau
kuning kehijauan umumnya berjumlah banyak dengan konsistensi
lunak atau kenyal berasal dari jaringan epitel yang mengalami
kerusakan (nekrotik) bercampur dengan sel-sel radang bakteri
Spirometri adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur faal
ventilasi paru Reversibilitas penyempitan saluran napas yang
merupakan ciri khas asma dapat dinilai dengan peningkatan volume
ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) dan atau kapasiti vital paksa
(FVC) sebanyak 20 atau lebih sesudah pemberian bronkodilator
Pemeriksaan IgE Uji tusuk kulit (skin prick test) untuk menunjukkan
adanya antibodi IgE spesifik pada kulit Uji tersebut untuk
menyokong anamnesis dan mencari faktor pencetus Uji alergen
yang positif tidak selalu merupakan penyebab asma Pemeriksaan
darah IgE Atopi dilakukan dengan cara radioallergosorbent test
(RAST) bila hasil uji tusuk kulit tidak dapat dilakukan (pada
dermographism) 4
VI Penatalaksanaan
Pengobatan asma pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan dan
menjaga status aktivitas faal paru normal Secara umum obat asma dapat
dibagi menjadi dua kelompok yaitu obat pelega (relievers) dan obat
pengontrol (controllers) 5
Obat pelega asma bertujuan untuk melegakan saluran napas dan
menghilangkan serangan serta eksaserbasi akut dengan pemberian
7
bronkodilator Bronkodilator yang banyak dipakai saat ini adalah β2-agonis
selain xantin dan antikolinergik Obat pengontrol asma bertujuan menjaga
dan mengontrol asma persisten dengan mencegah kekambuhan Obat
pengontrol asma yang banyak dipergunakan adalah kortikosteroid selain
anti-inflamasi lain seperti sodium kromolin nedokromil dan antagonis
leukotrien serta berbagai antihistamin generasi baru 5
Obat β2-agonis bermanfaat sebagai terapi intermiten asma episodik
sebagai tambahan terapi intermiten atau terapi rutin penunjang anti-
inflamasi pada asma relaps berulang atau kronis sebelum aktifitas fisik
untuk menghambat exercise induced asthma dan untuk penolong asma
akut Obat ini tersedia dalam bentuk oral atau inhalasi yang efektif
dilakukan dengan inhaler dosis terukur rotohaler atau nebulizer 5
Teofilin merupakan preparat metil-xantin yang pada masanya sangat
populer untuk terapi rumatan asma kronik ringan dan sebagai penunjang
pengobatan asma kronik berat Walaupun saat ini masih banyak dipakai
teofilin tidak begitu menarik lagi setelah pengobatan anti-inflamasi untuk
asma lebih terfokus kepada kortikosteroid Selama ini efek anti-inflamasi
teofilin memang masih sering dipertanyakan Selain itu metabolisme teofilin
diketahui akan terganggu dalam keadaan demam oleh penyakit tertentu
seperti influenza atau oleh obat seperti eritromisin simetidin dan
siprofloksasin Pada anak teofilin juga diketahui dapat mempengaruhi
prestasi sekolah sehingga tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak
dengan gangguan psikologis atau gangguan belajar 5
8
LAPORAN KASUS
I IDENTITAS
Nama an SG
Umur II tahun
Jenis kelamin laki-laki
Alamat perumahan tinggede indah II
Anak ke 6 (enam) dari 6 bersaudara
Agama islam
Tanggal pemeriksaan II maret 2014 jam 17-45 wita
Ruangan nuri bawah
Nama ayah mappa usia 51 tahun
Pekerjaan supir
Pendidikan terakhir SD
Nama Ibu ibu Saodah usia 48 tahun
Pekerjaan Ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir SMA
II ANAMNESIS
Keluhan utama sesak nafas
Riwayat penyakit sekarang
Sesak dialami sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk RS sesak sudah
sering dirassakan sejak kelas 3 SD Suara napas sering berbunyi seperti
kucing Pasien juga ada batuk berlendir menurut ibu pasien ada riwayat
batuk sejak 4 bulan yang lalu batuk berlendir berwarna hijau tidak ada
darah Pasien sudah sering berobat di puskesma tinggede tapi tidak ada
perubahan Demam tidak ada pasien mengeluh sering berkeringat malam
tidak ada kejang dan tidak ada muntah BAB dan BAK biasa
Riwayat penyakit dahulu riwayat kejang umur II bulan riwayat sering
sesak sejak kelas 3 SD
9
Riwayat penyakit dalam keluarga
Orang tua (bapak) ada riwayat asma
III PEMERIKSAAN FISTS
Keadaan umum
Status pasien Sakit sedang Compos Mentis
Berat Badan 28 Kg Tinggi Badan 135 cm
status gizi BBTB = 93 gizi baik
VITAL SIGN
Tekanan darah 11080 mmHg
Heart rate 92 kali menit
Nadi 80 kali menit kuat angkat dan regular
Pernapasan 20 kali menit
Suhu 361 oC
KEPALA
Wajah ekspresi simetris
Deformitas tidak ada
Bentuk normocephal
Rambut hitam pendek tidak mudah rontok
Mata
- konjungvita tidak ada anemis
- Skelra Tidak ada ikterik
- Pupil isokor bilateral
Mulut tidak ada bibir kering dan tidak ada lidah kotor
10
LEHER
Kelenjer Getah Bening tidak teraba pembesaran
Tiroid tidak teraba pembesaran
JVP R5 -1 cm H2O
Massa lain tidak ada
DADA
Paru-paru
Inspeksi simetris kana dan kiri tidak ada retraksi
Palpasi vocal premitus sama kiri dan kanan
Perkusi sonor
Auskultasi suara nafas bronkovesikular tidak ada rhonki ada
wheezing
JANTUNG
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V lenea midclavicularis
sinistra
Perkusi batas atas ICS II lenea midclavicularis sinistra
batas kanan ICS IV lenea parasternalis dextra
batas kiri ICS V lenea midclavicularis sinistra
Auskultasi bunyi jantung I dan II murni regular tidak ada gallop
dan tidak ada murmur
11
PERUT
Inspeksi perut datar tidak ada masa
Auskultasi peristaltik ada kesan normal
Perkusi tympani
Palpasi nyeri tekan epigastrium ada
Tidak ada organomegali
ANGGOTA GERAK - atas akral hangat tidak oedema
- bawah akral hangat tifak oedema
IV RESUME
Anak laki-laki 11 tahun berat badan 28 kg masuk dengan keluhan sesak
napas sejak 3 hari sebelum masuk RS sesak sudah sering dirasakan sejak SD
kelas 3 nafas sering berbunyi seperti suara kucing Ada batuk yang
dirasakan sekitar 4 bulan yang lalu batuk berlendir dan berwarna hijau Ada
riwayat orang tua (bapak) menderita asma
V DIAGNOSIS KERJA Asma Bronkial
VI DIGNOSIS BANDING
Bronkhitis
TB paru
VII PENATALAKSANAAN
o Non medikamentosa
Hindari faktor pencetus (debu udara dingin serbuk bunga exercise
yang berlebihan)
o Medikamentosa
1 IVFD Dex 5 14 tetesmenit
2 O2 05-2 litermenit
3 Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
12
4 Gentamicine 40 mg8 jamiv
5 Dexametasone 1 amp24 jamiv
6 Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
7 B com 2x1 tab
VIII PEMERIKSAAN PENUNJANG
LAB darah lengkap ( WBC 148 RBC 472 HGB 124 HCT
321 PLT 335)
RADIOLOGI dilakukan foto toraks kesan aspek bronkhitis
EKG tidak dilakukan
PEMERIKSAAN LAIN pemeriksaan skor
Riwayat kontak TB 1
Uji tuberkulin 1
Berat badanstatus gizi 0
Demam yang tidak diketahui penuebabnya 0
Batuk kronik 1
Pembesaran kelenjar getah bening 0
Pembengkakan tulang sendi panggul lutut falang 0
Foto torax 0
Total skor 3
13
FOLLOW UP
NO Tanggal Follow up
1 10 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Ada sesak
O TD 11070 mmHg
RR 24 xmenit
S 367 oC
N 92 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
2 11 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak ada tapi mulai berkurang
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
14
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit (kalau perlu)
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 12 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
15
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 13 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11080 mmHg
RR 24 xmenit
S 362 oC
N 87 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
4 14 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11090 mmHg
RR 26 xmenit
16
S 365 oC
N 88 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
17
PEMBAHASAN
Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada
anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun
Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup
yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun
outdoor1
Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam
hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus
yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada
malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak
yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang
menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator
inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah
juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345
Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit
yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri
sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram
negativ
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI
2008
2 Rara S Asma bronchial Available from URL
wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003
3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL
httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012
4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from
URL httprespiratoryusuacidpdf
5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial
FK univTrisakti 2000
19
IV Patomekanisme
Pada tingkat sel tampak bahwa setelah terjadi pajanan alergen serta rangsang
infeksi maka sel mast limfosit dan makrofag akan melepas faktor kemotaktik
yang menimbulkan migrasi eosinofil dan sel radang lain 3
Asma dapat terjadi melalui jalur immunologi Jalur immunologi didominasi
oleh IgE merupakan reaksi hipersensivitas tipe I (tipe alergi) 3
4
Respon imun dimulai dengan masuknya alergen kedalam seluran nafas akan
ditangkap oleh sel dendrit yang merupakan sel pengenal antigen (Antigen Persenting
CellAPC) Antigen diproses di dalam APC dan dipersentingkan kepada sel limfosit T
dengan bantuan Mayor histocompatibility (MHC) kelas II limfosit T akan membawa ciri
antigen spesifik teraktivasi dan berdiffrensiasi ke profil Th2 Subtipe Th2 ini merupakan
subtipe utama yang terlibat pada asma mensekresi berbagai sitokine yang bertanggung
jawab bagi berkembangnya reaksi tipe lambat atau cell- mediated hypersensitivity
reaction 3
Rangsangan interleukin 4 dan interleukin 13 dari Th2 akan memacu sel limfosit
B untuk mensintesa IgE IgE akan dilepas limfosit B dan melekat pada high affiniting IgE
reseptors (FceRI) pada permukaan sel mast Bila alergen yang sama masuk lagi maka
akan diikat oleh IgE dipermukaan sel mast Cross Linked Reseptor IgE dengan alergen
akan mengaktifkan sel mast yang menyebabkan degranulasi sel mast sehingga terjadi
pelepasan perfomed mediator seperti histamin serta newly generated modiator antara
lain prostaglandin leukotrin yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot polos
bronkus sekresi mukus vasodilitasi Mediator inflamasi menginduksi kebocoran
mikrovaskuler yang melibatkan eksudasi plasma kedalam saluran napas Kebocoran
plasma protein menginduksi penebalan dan edema dinding saluran napas yang
menyebabkan penyempitan lumen saluran napas sehingga menyebabkan kontraksi otot
pernapasan dan reaksi ini berlangsung selama 1-2 jam Reaksi ini disebut rdquoearly onsetrdquo
pada asma 3
Degranulasi sel mast beserta limfosit T subtipe Th2 akan menggerakkan dan
mengaktifkan sel-sel inflamasi eosinofil basofil neutrofil dan magrofag melalui aktivitas
sel endotel yang akan menyebabkan pembentukan molekul adhesi Reaksi ini akan
terjadi pada 4-8 jam setelah reaksi pertama dan menyebabkan kedatangan sel-sel
radang sehingga meningkatkan pelepasan mediator Reaksi ini disebut reaksi tipe
lambat
5
V Diagnosis Asma bronkhial
Telah kita ketahui bahwa diagnosis asma pada anak tidak selalu mudah
untuk ditegakkan Gejala klinis utama asma anak pada umumnya adalah
mengi berulang dan sesak napas tetapi pada anak tidak jarang batuk kronik
dapat merupakan satu-satunya gejala klinis yang ditemukan Biasanya batuk
kronik itu berhubungan dengan infeksi saluran napas atas Selain itu harus
dipikirkan pula kemungkinan asma pada anak bila terdapat penurunan
toleransi terhadap aktivitas fisik atau gejala batuk malam hari 4
Sebagian besar manifestasi akan muncul sebelum usia 6 tahun dan
kebanyakan gejala awal sudah ditemukan pada masa bayi berupa mengi
berulang atau tanpa batuk yang berhubungan dengan infeksi virus 4
Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis pemeriksaan fisik
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang
1 Anamnesis
Anamnesis meliputi adanya gejala yang episodik gejala berupa batuk
sesak napas mengi rasa berat di dada dan variabiliti yang berkaitan
dengan cuaca Faktor-faktor yang mempengaruhi asma riwayat
keluarga dan adanya riwayat alergi 4
2 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien asma tergantung dari derajat obstruksi
saluran napas ekspirasi memanjang diserta ronki dan mengi 4
3 Pemeriksaan laboratorium darah (terutama eosinofil IgE) sputum
(eosinofil spiral Cursshman Kristal Charcot Leyden) 4
6
4 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi Pada asma yang disertai obstruksi berat
didapatkan gambaran radiologi hyperlucent dengan pelebaran sela
antar iga diafragma letak rendah (datar) tetapi gambaran jantung
masih dalam batas normal
Pemeriksaan laboratorium dahak dahak atau sputum mukoid
berwarna jernih terdiri dari mukopolisakarida dan serabut
glikoprotein bila disebabkan oleh alergi murni umumnya dahak
sukar dikeluarkan saat batuk Dahak purulen berwarna kuning atau
kuning kehijauan umumnya berjumlah banyak dengan konsistensi
lunak atau kenyal berasal dari jaringan epitel yang mengalami
kerusakan (nekrotik) bercampur dengan sel-sel radang bakteri
Spirometri adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur faal
ventilasi paru Reversibilitas penyempitan saluran napas yang
merupakan ciri khas asma dapat dinilai dengan peningkatan volume
ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) dan atau kapasiti vital paksa
(FVC) sebanyak 20 atau lebih sesudah pemberian bronkodilator
Pemeriksaan IgE Uji tusuk kulit (skin prick test) untuk menunjukkan
adanya antibodi IgE spesifik pada kulit Uji tersebut untuk
menyokong anamnesis dan mencari faktor pencetus Uji alergen
yang positif tidak selalu merupakan penyebab asma Pemeriksaan
darah IgE Atopi dilakukan dengan cara radioallergosorbent test
(RAST) bila hasil uji tusuk kulit tidak dapat dilakukan (pada
dermographism) 4
VI Penatalaksanaan
Pengobatan asma pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan dan
menjaga status aktivitas faal paru normal Secara umum obat asma dapat
dibagi menjadi dua kelompok yaitu obat pelega (relievers) dan obat
pengontrol (controllers) 5
Obat pelega asma bertujuan untuk melegakan saluran napas dan
menghilangkan serangan serta eksaserbasi akut dengan pemberian
7
bronkodilator Bronkodilator yang banyak dipakai saat ini adalah β2-agonis
selain xantin dan antikolinergik Obat pengontrol asma bertujuan menjaga
dan mengontrol asma persisten dengan mencegah kekambuhan Obat
pengontrol asma yang banyak dipergunakan adalah kortikosteroid selain
anti-inflamasi lain seperti sodium kromolin nedokromil dan antagonis
leukotrien serta berbagai antihistamin generasi baru 5
Obat β2-agonis bermanfaat sebagai terapi intermiten asma episodik
sebagai tambahan terapi intermiten atau terapi rutin penunjang anti-
inflamasi pada asma relaps berulang atau kronis sebelum aktifitas fisik
untuk menghambat exercise induced asthma dan untuk penolong asma
akut Obat ini tersedia dalam bentuk oral atau inhalasi yang efektif
dilakukan dengan inhaler dosis terukur rotohaler atau nebulizer 5
Teofilin merupakan preparat metil-xantin yang pada masanya sangat
populer untuk terapi rumatan asma kronik ringan dan sebagai penunjang
pengobatan asma kronik berat Walaupun saat ini masih banyak dipakai
teofilin tidak begitu menarik lagi setelah pengobatan anti-inflamasi untuk
asma lebih terfokus kepada kortikosteroid Selama ini efek anti-inflamasi
teofilin memang masih sering dipertanyakan Selain itu metabolisme teofilin
diketahui akan terganggu dalam keadaan demam oleh penyakit tertentu
seperti influenza atau oleh obat seperti eritromisin simetidin dan
siprofloksasin Pada anak teofilin juga diketahui dapat mempengaruhi
prestasi sekolah sehingga tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak
dengan gangguan psikologis atau gangguan belajar 5
8
LAPORAN KASUS
I IDENTITAS
Nama an SG
Umur II tahun
Jenis kelamin laki-laki
Alamat perumahan tinggede indah II
Anak ke 6 (enam) dari 6 bersaudara
Agama islam
Tanggal pemeriksaan II maret 2014 jam 17-45 wita
Ruangan nuri bawah
Nama ayah mappa usia 51 tahun
Pekerjaan supir
Pendidikan terakhir SD
Nama Ibu ibu Saodah usia 48 tahun
Pekerjaan Ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir SMA
II ANAMNESIS
Keluhan utama sesak nafas
Riwayat penyakit sekarang
Sesak dialami sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk RS sesak sudah
sering dirassakan sejak kelas 3 SD Suara napas sering berbunyi seperti
kucing Pasien juga ada batuk berlendir menurut ibu pasien ada riwayat
batuk sejak 4 bulan yang lalu batuk berlendir berwarna hijau tidak ada
darah Pasien sudah sering berobat di puskesma tinggede tapi tidak ada
perubahan Demam tidak ada pasien mengeluh sering berkeringat malam
tidak ada kejang dan tidak ada muntah BAB dan BAK biasa
Riwayat penyakit dahulu riwayat kejang umur II bulan riwayat sering
sesak sejak kelas 3 SD
9
Riwayat penyakit dalam keluarga
Orang tua (bapak) ada riwayat asma
III PEMERIKSAAN FISTS
Keadaan umum
Status pasien Sakit sedang Compos Mentis
Berat Badan 28 Kg Tinggi Badan 135 cm
status gizi BBTB = 93 gizi baik
VITAL SIGN
Tekanan darah 11080 mmHg
Heart rate 92 kali menit
Nadi 80 kali menit kuat angkat dan regular
Pernapasan 20 kali menit
Suhu 361 oC
KEPALA
Wajah ekspresi simetris
Deformitas tidak ada
Bentuk normocephal
Rambut hitam pendek tidak mudah rontok
Mata
- konjungvita tidak ada anemis
- Skelra Tidak ada ikterik
- Pupil isokor bilateral
Mulut tidak ada bibir kering dan tidak ada lidah kotor
10
LEHER
Kelenjer Getah Bening tidak teraba pembesaran
Tiroid tidak teraba pembesaran
JVP R5 -1 cm H2O
Massa lain tidak ada
DADA
Paru-paru
Inspeksi simetris kana dan kiri tidak ada retraksi
Palpasi vocal premitus sama kiri dan kanan
Perkusi sonor
Auskultasi suara nafas bronkovesikular tidak ada rhonki ada
wheezing
JANTUNG
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V lenea midclavicularis
sinistra
Perkusi batas atas ICS II lenea midclavicularis sinistra
batas kanan ICS IV lenea parasternalis dextra
batas kiri ICS V lenea midclavicularis sinistra
Auskultasi bunyi jantung I dan II murni regular tidak ada gallop
dan tidak ada murmur
11
PERUT
Inspeksi perut datar tidak ada masa
Auskultasi peristaltik ada kesan normal
Perkusi tympani
Palpasi nyeri tekan epigastrium ada
Tidak ada organomegali
ANGGOTA GERAK - atas akral hangat tidak oedema
- bawah akral hangat tifak oedema
IV RESUME
Anak laki-laki 11 tahun berat badan 28 kg masuk dengan keluhan sesak
napas sejak 3 hari sebelum masuk RS sesak sudah sering dirasakan sejak SD
kelas 3 nafas sering berbunyi seperti suara kucing Ada batuk yang
dirasakan sekitar 4 bulan yang lalu batuk berlendir dan berwarna hijau Ada
riwayat orang tua (bapak) menderita asma
V DIAGNOSIS KERJA Asma Bronkial
VI DIGNOSIS BANDING
Bronkhitis
TB paru
VII PENATALAKSANAAN
o Non medikamentosa
Hindari faktor pencetus (debu udara dingin serbuk bunga exercise
yang berlebihan)
o Medikamentosa
1 IVFD Dex 5 14 tetesmenit
2 O2 05-2 litermenit
3 Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
12
4 Gentamicine 40 mg8 jamiv
5 Dexametasone 1 amp24 jamiv
6 Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
7 B com 2x1 tab
VIII PEMERIKSAAN PENUNJANG
LAB darah lengkap ( WBC 148 RBC 472 HGB 124 HCT
321 PLT 335)
RADIOLOGI dilakukan foto toraks kesan aspek bronkhitis
EKG tidak dilakukan
PEMERIKSAAN LAIN pemeriksaan skor
Riwayat kontak TB 1
Uji tuberkulin 1
Berat badanstatus gizi 0
Demam yang tidak diketahui penuebabnya 0
Batuk kronik 1
Pembesaran kelenjar getah bening 0
Pembengkakan tulang sendi panggul lutut falang 0
Foto torax 0
Total skor 3
13
FOLLOW UP
NO Tanggal Follow up
1 10 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Ada sesak
O TD 11070 mmHg
RR 24 xmenit
S 367 oC
N 92 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
2 11 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak ada tapi mulai berkurang
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
14
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit (kalau perlu)
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 12 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
15
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 13 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11080 mmHg
RR 24 xmenit
S 362 oC
N 87 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
4 14 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11090 mmHg
RR 26 xmenit
16
S 365 oC
N 88 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
17
PEMBAHASAN
Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada
anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun
Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup
yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun
outdoor1
Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam
hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus
yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada
malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak
yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang
menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator
inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah
juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345
Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit
yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri
sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram
negativ
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI
2008
2 Rara S Asma bronchial Available from URL
wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003
3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL
httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012
4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from
URL httprespiratoryusuacidpdf
5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial
FK univTrisakti 2000
19
Respon imun dimulai dengan masuknya alergen kedalam seluran nafas akan
ditangkap oleh sel dendrit yang merupakan sel pengenal antigen (Antigen Persenting
CellAPC) Antigen diproses di dalam APC dan dipersentingkan kepada sel limfosit T
dengan bantuan Mayor histocompatibility (MHC) kelas II limfosit T akan membawa ciri
antigen spesifik teraktivasi dan berdiffrensiasi ke profil Th2 Subtipe Th2 ini merupakan
subtipe utama yang terlibat pada asma mensekresi berbagai sitokine yang bertanggung
jawab bagi berkembangnya reaksi tipe lambat atau cell- mediated hypersensitivity
reaction 3
Rangsangan interleukin 4 dan interleukin 13 dari Th2 akan memacu sel limfosit
B untuk mensintesa IgE IgE akan dilepas limfosit B dan melekat pada high affiniting IgE
reseptors (FceRI) pada permukaan sel mast Bila alergen yang sama masuk lagi maka
akan diikat oleh IgE dipermukaan sel mast Cross Linked Reseptor IgE dengan alergen
akan mengaktifkan sel mast yang menyebabkan degranulasi sel mast sehingga terjadi
pelepasan perfomed mediator seperti histamin serta newly generated modiator antara
lain prostaglandin leukotrin yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot polos
bronkus sekresi mukus vasodilitasi Mediator inflamasi menginduksi kebocoran
mikrovaskuler yang melibatkan eksudasi plasma kedalam saluran napas Kebocoran
plasma protein menginduksi penebalan dan edema dinding saluran napas yang
menyebabkan penyempitan lumen saluran napas sehingga menyebabkan kontraksi otot
pernapasan dan reaksi ini berlangsung selama 1-2 jam Reaksi ini disebut rdquoearly onsetrdquo
pada asma 3
Degranulasi sel mast beserta limfosit T subtipe Th2 akan menggerakkan dan
mengaktifkan sel-sel inflamasi eosinofil basofil neutrofil dan magrofag melalui aktivitas
sel endotel yang akan menyebabkan pembentukan molekul adhesi Reaksi ini akan
terjadi pada 4-8 jam setelah reaksi pertama dan menyebabkan kedatangan sel-sel
radang sehingga meningkatkan pelepasan mediator Reaksi ini disebut reaksi tipe
lambat
5
V Diagnosis Asma bronkhial
Telah kita ketahui bahwa diagnosis asma pada anak tidak selalu mudah
untuk ditegakkan Gejala klinis utama asma anak pada umumnya adalah
mengi berulang dan sesak napas tetapi pada anak tidak jarang batuk kronik
dapat merupakan satu-satunya gejala klinis yang ditemukan Biasanya batuk
kronik itu berhubungan dengan infeksi saluran napas atas Selain itu harus
dipikirkan pula kemungkinan asma pada anak bila terdapat penurunan
toleransi terhadap aktivitas fisik atau gejala batuk malam hari 4
Sebagian besar manifestasi akan muncul sebelum usia 6 tahun dan
kebanyakan gejala awal sudah ditemukan pada masa bayi berupa mengi
berulang atau tanpa batuk yang berhubungan dengan infeksi virus 4
Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis pemeriksaan fisik
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang
1 Anamnesis
Anamnesis meliputi adanya gejala yang episodik gejala berupa batuk
sesak napas mengi rasa berat di dada dan variabiliti yang berkaitan
dengan cuaca Faktor-faktor yang mempengaruhi asma riwayat
keluarga dan adanya riwayat alergi 4
2 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien asma tergantung dari derajat obstruksi
saluran napas ekspirasi memanjang diserta ronki dan mengi 4
3 Pemeriksaan laboratorium darah (terutama eosinofil IgE) sputum
(eosinofil spiral Cursshman Kristal Charcot Leyden) 4
6
4 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi Pada asma yang disertai obstruksi berat
didapatkan gambaran radiologi hyperlucent dengan pelebaran sela
antar iga diafragma letak rendah (datar) tetapi gambaran jantung
masih dalam batas normal
Pemeriksaan laboratorium dahak dahak atau sputum mukoid
berwarna jernih terdiri dari mukopolisakarida dan serabut
glikoprotein bila disebabkan oleh alergi murni umumnya dahak
sukar dikeluarkan saat batuk Dahak purulen berwarna kuning atau
kuning kehijauan umumnya berjumlah banyak dengan konsistensi
lunak atau kenyal berasal dari jaringan epitel yang mengalami
kerusakan (nekrotik) bercampur dengan sel-sel radang bakteri
Spirometri adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur faal
ventilasi paru Reversibilitas penyempitan saluran napas yang
merupakan ciri khas asma dapat dinilai dengan peningkatan volume
ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) dan atau kapasiti vital paksa
(FVC) sebanyak 20 atau lebih sesudah pemberian bronkodilator
Pemeriksaan IgE Uji tusuk kulit (skin prick test) untuk menunjukkan
adanya antibodi IgE spesifik pada kulit Uji tersebut untuk
menyokong anamnesis dan mencari faktor pencetus Uji alergen
yang positif tidak selalu merupakan penyebab asma Pemeriksaan
darah IgE Atopi dilakukan dengan cara radioallergosorbent test
(RAST) bila hasil uji tusuk kulit tidak dapat dilakukan (pada
dermographism) 4
VI Penatalaksanaan
Pengobatan asma pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan dan
menjaga status aktivitas faal paru normal Secara umum obat asma dapat
dibagi menjadi dua kelompok yaitu obat pelega (relievers) dan obat
pengontrol (controllers) 5
Obat pelega asma bertujuan untuk melegakan saluran napas dan
menghilangkan serangan serta eksaserbasi akut dengan pemberian
7
bronkodilator Bronkodilator yang banyak dipakai saat ini adalah β2-agonis
selain xantin dan antikolinergik Obat pengontrol asma bertujuan menjaga
dan mengontrol asma persisten dengan mencegah kekambuhan Obat
pengontrol asma yang banyak dipergunakan adalah kortikosteroid selain
anti-inflamasi lain seperti sodium kromolin nedokromil dan antagonis
leukotrien serta berbagai antihistamin generasi baru 5
Obat β2-agonis bermanfaat sebagai terapi intermiten asma episodik
sebagai tambahan terapi intermiten atau terapi rutin penunjang anti-
inflamasi pada asma relaps berulang atau kronis sebelum aktifitas fisik
untuk menghambat exercise induced asthma dan untuk penolong asma
akut Obat ini tersedia dalam bentuk oral atau inhalasi yang efektif
dilakukan dengan inhaler dosis terukur rotohaler atau nebulizer 5
Teofilin merupakan preparat metil-xantin yang pada masanya sangat
populer untuk terapi rumatan asma kronik ringan dan sebagai penunjang
pengobatan asma kronik berat Walaupun saat ini masih banyak dipakai
teofilin tidak begitu menarik lagi setelah pengobatan anti-inflamasi untuk
asma lebih terfokus kepada kortikosteroid Selama ini efek anti-inflamasi
teofilin memang masih sering dipertanyakan Selain itu metabolisme teofilin
diketahui akan terganggu dalam keadaan demam oleh penyakit tertentu
seperti influenza atau oleh obat seperti eritromisin simetidin dan
siprofloksasin Pada anak teofilin juga diketahui dapat mempengaruhi
prestasi sekolah sehingga tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak
dengan gangguan psikologis atau gangguan belajar 5
8
LAPORAN KASUS
I IDENTITAS
Nama an SG
Umur II tahun
Jenis kelamin laki-laki
Alamat perumahan tinggede indah II
Anak ke 6 (enam) dari 6 bersaudara
Agama islam
Tanggal pemeriksaan II maret 2014 jam 17-45 wita
Ruangan nuri bawah
Nama ayah mappa usia 51 tahun
Pekerjaan supir
Pendidikan terakhir SD
Nama Ibu ibu Saodah usia 48 tahun
Pekerjaan Ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir SMA
II ANAMNESIS
Keluhan utama sesak nafas
Riwayat penyakit sekarang
Sesak dialami sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk RS sesak sudah
sering dirassakan sejak kelas 3 SD Suara napas sering berbunyi seperti
kucing Pasien juga ada batuk berlendir menurut ibu pasien ada riwayat
batuk sejak 4 bulan yang lalu batuk berlendir berwarna hijau tidak ada
darah Pasien sudah sering berobat di puskesma tinggede tapi tidak ada
perubahan Demam tidak ada pasien mengeluh sering berkeringat malam
tidak ada kejang dan tidak ada muntah BAB dan BAK biasa
Riwayat penyakit dahulu riwayat kejang umur II bulan riwayat sering
sesak sejak kelas 3 SD
9
Riwayat penyakit dalam keluarga
Orang tua (bapak) ada riwayat asma
III PEMERIKSAAN FISTS
Keadaan umum
Status pasien Sakit sedang Compos Mentis
Berat Badan 28 Kg Tinggi Badan 135 cm
status gizi BBTB = 93 gizi baik
VITAL SIGN
Tekanan darah 11080 mmHg
Heart rate 92 kali menit
Nadi 80 kali menit kuat angkat dan regular
Pernapasan 20 kali menit
Suhu 361 oC
KEPALA
Wajah ekspresi simetris
Deformitas tidak ada
Bentuk normocephal
Rambut hitam pendek tidak mudah rontok
Mata
- konjungvita tidak ada anemis
- Skelra Tidak ada ikterik
- Pupil isokor bilateral
Mulut tidak ada bibir kering dan tidak ada lidah kotor
10
LEHER
Kelenjer Getah Bening tidak teraba pembesaran
Tiroid tidak teraba pembesaran
JVP R5 -1 cm H2O
Massa lain tidak ada
DADA
Paru-paru
Inspeksi simetris kana dan kiri tidak ada retraksi
Palpasi vocal premitus sama kiri dan kanan
Perkusi sonor
Auskultasi suara nafas bronkovesikular tidak ada rhonki ada
wheezing
JANTUNG
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V lenea midclavicularis
sinistra
Perkusi batas atas ICS II lenea midclavicularis sinistra
batas kanan ICS IV lenea parasternalis dextra
batas kiri ICS V lenea midclavicularis sinistra
Auskultasi bunyi jantung I dan II murni regular tidak ada gallop
dan tidak ada murmur
11
PERUT
Inspeksi perut datar tidak ada masa
Auskultasi peristaltik ada kesan normal
Perkusi tympani
Palpasi nyeri tekan epigastrium ada
Tidak ada organomegali
ANGGOTA GERAK - atas akral hangat tidak oedema
- bawah akral hangat tifak oedema
IV RESUME
Anak laki-laki 11 tahun berat badan 28 kg masuk dengan keluhan sesak
napas sejak 3 hari sebelum masuk RS sesak sudah sering dirasakan sejak SD
kelas 3 nafas sering berbunyi seperti suara kucing Ada batuk yang
dirasakan sekitar 4 bulan yang lalu batuk berlendir dan berwarna hijau Ada
riwayat orang tua (bapak) menderita asma
V DIAGNOSIS KERJA Asma Bronkial
VI DIGNOSIS BANDING
Bronkhitis
TB paru
VII PENATALAKSANAAN
o Non medikamentosa
Hindari faktor pencetus (debu udara dingin serbuk bunga exercise
yang berlebihan)
o Medikamentosa
1 IVFD Dex 5 14 tetesmenit
2 O2 05-2 litermenit
3 Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
12
4 Gentamicine 40 mg8 jamiv
5 Dexametasone 1 amp24 jamiv
6 Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
7 B com 2x1 tab
VIII PEMERIKSAAN PENUNJANG
LAB darah lengkap ( WBC 148 RBC 472 HGB 124 HCT
321 PLT 335)
RADIOLOGI dilakukan foto toraks kesan aspek bronkhitis
EKG tidak dilakukan
PEMERIKSAAN LAIN pemeriksaan skor
Riwayat kontak TB 1
Uji tuberkulin 1
Berat badanstatus gizi 0
Demam yang tidak diketahui penuebabnya 0
Batuk kronik 1
Pembesaran kelenjar getah bening 0
Pembengkakan tulang sendi panggul lutut falang 0
Foto torax 0
Total skor 3
13
FOLLOW UP
NO Tanggal Follow up
1 10 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Ada sesak
O TD 11070 mmHg
RR 24 xmenit
S 367 oC
N 92 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
2 11 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak ada tapi mulai berkurang
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
14
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit (kalau perlu)
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 12 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
15
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 13 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11080 mmHg
RR 24 xmenit
S 362 oC
N 87 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
4 14 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11090 mmHg
RR 26 xmenit
16
S 365 oC
N 88 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
17
PEMBAHASAN
Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada
anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun
Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup
yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun
outdoor1
Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam
hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus
yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada
malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak
yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang
menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator
inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah
juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345
Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit
yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri
sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram
negativ
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI
2008
2 Rara S Asma bronchial Available from URL
wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003
3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL
httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012
4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from
URL httprespiratoryusuacidpdf
5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial
FK univTrisakti 2000
19
V Diagnosis Asma bronkhial
Telah kita ketahui bahwa diagnosis asma pada anak tidak selalu mudah
untuk ditegakkan Gejala klinis utama asma anak pada umumnya adalah
mengi berulang dan sesak napas tetapi pada anak tidak jarang batuk kronik
dapat merupakan satu-satunya gejala klinis yang ditemukan Biasanya batuk
kronik itu berhubungan dengan infeksi saluran napas atas Selain itu harus
dipikirkan pula kemungkinan asma pada anak bila terdapat penurunan
toleransi terhadap aktivitas fisik atau gejala batuk malam hari 4
Sebagian besar manifestasi akan muncul sebelum usia 6 tahun dan
kebanyakan gejala awal sudah ditemukan pada masa bayi berupa mengi
berulang atau tanpa batuk yang berhubungan dengan infeksi virus 4
Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis pemeriksaan fisik
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang
1 Anamnesis
Anamnesis meliputi adanya gejala yang episodik gejala berupa batuk
sesak napas mengi rasa berat di dada dan variabiliti yang berkaitan
dengan cuaca Faktor-faktor yang mempengaruhi asma riwayat
keluarga dan adanya riwayat alergi 4
2 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien asma tergantung dari derajat obstruksi
saluran napas ekspirasi memanjang diserta ronki dan mengi 4
3 Pemeriksaan laboratorium darah (terutama eosinofil IgE) sputum
(eosinofil spiral Cursshman Kristal Charcot Leyden) 4
6
4 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi Pada asma yang disertai obstruksi berat
didapatkan gambaran radiologi hyperlucent dengan pelebaran sela
antar iga diafragma letak rendah (datar) tetapi gambaran jantung
masih dalam batas normal
Pemeriksaan laboratorium dahak dahak atau sputum mukoid
berwarna jernih terdiri dari mukopolisakarida dan serabut
glikoprotein bila disebabkan oleh alergi murni umumnya dahak
sukar dikeluarkan saat batuk Dahak purulen berwarna kuning atau
kuning kehijauan umumnya berjumlah banyak dengan konsistensi
lunak atau kenyal berasal dari jaringan epitel yang mengalami
kerusakan (nekrotik) bercampur dengan sel-sel radang bakteri
Spirometri adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur faal
ventilasi paru Reversibilitas penyempitan saluran napas yang
merupakan ciri khas asma dapat dinilai dengan peningkatan volume
ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) dan atau kapasiti vital paksa
(FVC) sebanyak 20 atau lebih sesudah pemberian bronkodilator
Pemeriksaan IgE Uji tusuk kulit (skin prick test) untuk menunjukkan
adanya antibodi IgE spesifik pada kulit Uji tersebut untuk
menyokong anamnesis dan mencari faktor pencetus Uji alergen
yang positif tidak selalu merupakan penyebab asma Pemeriksaan
darah IgE Atopi dilakukan dengan cara radioallergosorbent test
(RAST) bila hasil uji tusuk kulit tidak dapat dilakukan (pada
dermographism) 4
VI Penatalaksanaan
Pengobatan asma pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan dan
menjaga status aktivitas faal paru normal Secara umum obat asma dapat
dibagi menjadi dua kelompok yaitu obat pelega (relievers) dan obat
pengontrol (controllers) 5
Obat pelega asma bertujuan untuk melegakan saluran napas dan
menghilangkan serangan serta eksaserbasi akut dengan pemberian
7
bronkodilator Bronkodilator yang banyak dipakai saat ini adalah β2-agonis
selain xantin dan antikolinergik Obat pengontrol asma bertujuan menjaga
dan mengontrol asma persisten dengan mencegah kekambuhan Obat
pengontrol asma yang banyak dipergunakan adalah kortikosteroid selain
anti-inflamasi lain seperti sodium kromolin nedokromil dan antagonis
leukotrien serta berbagai antihistamin generasi baru 5
Obat β2-agonis bermanfaat sebagai terapi intermiten asma episodik
sebagai tambahan terapi intermiten atau terapi rutin penunjang anti-
inflamasi pada asma relaps berulang atau kronis sebelum aktifitas fisik
untuk menghambat exercise induced asthma dan untuk penolong asma
akut Obat ini tersedia dalam bentuk oral atau inhalasi yang efektif
dilakukan dengan inhaler dosis terukur rotohaler atau nebulizer 5
Teofilin merupakan preparat metil-xantin yang pada masanya sangat
populer untuk terapi rumatan asma kronik ringan dan sebagai penunjang
pengobatan asma kronik berat Walaupun saat ini masih banyak dipakai
teofilin tidak begitu menarik lagi setelah pengobatan anti-inflamasi untuk
asma lebih terfokus kepada kortikosteroid Selama ini efek anti-inflamasi
teofilin memang masih sering dipertanyakan Selain itu metabolisme teofilin
diketahui akan terganggu dalam keadaan demam oleh penyakit tertentu
seperti influenza atau oleh obat seperti eritromisin simetidin dan
siprofloksasin Pada anak teofilin juga diketahui dapat mempengaruhi
prestasi sekolah sehingga tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak
dengan gangguan psikologis atau gangguan belajar 5
8
LAPORAN KASUS
I IDENTITAS
Nama an SG
Umur II tahun
Jenis kelamin laki-laki
Alamat perumahan tinggede indah II
Anak ke 6 (enam) dari 6 bersaudara
Agama islam
Tanggal pemeriksaan II maret 2014 jam 17-45 wita
Ruangan nuri bawah
Nama ayah mappa usia 51 tahun
Pekerjaan supir
Pendidikan terakhir SD
Nama Ibu ibu Saodah usia 48 tahun
Pekerjaan Ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir SMA
II ANAMNESIS
Keluhan utama sesak nafas
Riwayat penyakit sekarang
Sesak dialami sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk RS sesak sudah
sering dirassakan sejak kelas 3 SD Suara napas sering berbunyi seperti
kucing Pasien juga ada batuk berlendir menurut ibu pasien ada riwayat
batuk sejak 4 bulan yang lalu batuk berlendir berwarna hijau tidak ada
darah Pasien sudah sering berobat di puskesma tinggede tapi tidak ada
perubahan Demam tidak ada pasien mengeluh sering berkeringat malam
tidak ada kejang dan tidak ada muntah BAB dan BAK biasa
Riwayat penyakit dahulu riwayat kejang umur II bulan riwayat sering
sesak sejak kelas 3 SD
9
Riwayat penyakit dalam keluarga
Orang tua (bapak) ada riwayat asma
III PEMERIKSAAN FISTS
Keadaan umum
Status pasien Sakit sedang Compos Mentis
Berat Badan 28 Kg Tinggi Badan 135 cm
status gizi BBTB = 93 gizi baik
VITAL SIGN
Tekanan darah 11080 mmHg
Heart rate 92 kali menit
Nadi 80 kali menit kuat angkat dan regular
Pernapasan 20 kali menit
Suhu 361 oC
KEPALA
Wajah ekspresi simetris
Deformitas tidak ada
Bentuk normocephal
Rambut hitam pendek tidak mudah rontok
Mata
- konjungvita tidak ada anemis
- Skelra Tidak ada ikterik
- Pupil isokor bilateral
Mulut tidak ada bibir kering dan tidak ada lidah kotor
10
LEHER
Kelenjer Getah Bening tidak teraba pembesaran
Tiroid tidak teraba pembesaran
JVP R5 -1 cm H2O
Massa lain tidak ada
DADA
Paru-paru
Inspeksi simetris kana dan kiri tidak ada retraksi
Palpasi vocal premitus sama kiri dan kanan
Perkusi sonor
Auskultasi suara nafas bronkovesikular tidak ada rhonki ada
wheezing
JANTUNG
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V lenea midclavicularis
sinistra
Perkusi batas atas ICS II lenea midclavicularis sinistra
batas kanan ICS IV lenea parasternalis dextra
batas kiri ICS V lenea midclavicularis sinistra
Auskultasi bunyi jantung I dan II murni regular tidak ada gallop
dan tidak ada murmur
11
PERUT
Inspeksi perut datar tidak ada masa
Auskultasi peristaltik ada kesan normal
Perkusi tympani
Palpasi nyeri tekan epigastrium ada
Tidak ada organomegali
ANGGOTA GERAK - atas akral hangat tidak oedema
- bawah akral hangat tifak oedema
IV RESUME
Anak laki-laki 11 tahun berat badan 28 kg masuk dengan keluhan sesak
napas sejak 3 hari sebelum masuk RS sesak sudah sering dirasakan sejak SD
kelas 3 nafas sering berbunyi seperti suara kucing Ada batuk yang
dirasakan sekitar 4 bulan yang lalu batuk berlendir dan berwarna hijau Ada
riwayat orang tua (bapak) menderita asma
V DIAGNOSIS KERJA Asma Bronkial
VI DIGNOSIS BANDING
Bronkhitis
TB paru
VII PENATALAKSANAAN
o Non medikamentosa
Hindari faktor pencetus (debu udara dingin serbuk bunga exercise
yang berlebihan)
o Medikamentosa
1 IVFD Dex 5 14 tetesmenit
2 O2 05-2 litermenit
3 Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
12
4 Gentamicine 40 mg8 jamiv
5 Dexametasone 1 amp24 jamiv
6 Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
7 B com 2x1 tab
VIII PEMERIKSAAN PENUNJANG
LAB darah lengkap ( WBC 148 RBC 472 HGB 124 HCT
321 PLT 335)
RADIOLOGI dilakukan foto toraks kesan aspek bronkhitis
EKG tidak dilakukan
PEMERIKSAAN LAIN pemeriksaan skor
Riwayat kontak TB 1
Uji tuberkulin 1
Berat badanstatus gizi 0
Demam yang tidak diketahui penuebabnya 0
Batuk kronik 1
Pembesaran kelenjar getah bening 0
Pembengkakan tulang sendi panggul lutut falang 0
Foto torax 0
Total skor 3
13
FOLLOW UP
NO Tanggal Follow up
1 10 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Ada sesak
O TD 11070 mmHg
RR 24 xmenit
S 367 oC
N 92 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
2 11 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak ada tapi mulai berkurang
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
14
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit (kalau perlu)
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 12 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
15
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 13 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11080 mmHg
RR 24 xmenit
S 362 oC
N 87 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
4 14 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11090 mmHg
RR 26 xmenit
16
S 365 oC
N 88 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
17
PEMBAHASAN
Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada
anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun
Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup
yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun
outdoor1
Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam
hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus
yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada
malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak
yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang
menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator
inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah
juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345
Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit
yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri
sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram
negativ
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI
2008
2 Rara S Asma bronchial Available from URL
wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003
3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL
httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012
4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from
URL httprespiratoryusuacidpdf
5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial
FK univTrisakti 2000
19
4 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi Pada asma yang disertai obstruksi berat
didapatkan gambaran radiologi hyperlucent dengan pelebaran sela
antar iga diafragma letak rendah (datar) tetapi gambaran jantung
masih dalam batas normal
Pemeriksaan laboratorium dahak dahak atau sputum mukoid
berwarna jernih terdiri dari mukopolisakarida dan serabut
glikoprotein bila disebabkan oleh alergi murni umumnya dahak
sukar dikeluarkan saat batuk Dahak purulen berwarna kuning atau
kuning kehijauan umumnya berjumlah banyak dengan konsistensi
lunak atau kenyal berasal dari jaringan epitel yang mengalami
kerusakan (nekrotik) bercampur dengan sel-sel radang bakteri
Spirometri adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur faal
ventilasi paru Reversibilitas penyempitan saluran napas yang
merupakan ciri khas asma dapat dinilai dengan peningkatan volume
ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) dan atau kapasiti vital paksa
(FVC) sebanyak 20 atau lebih sesudah pemberian bronkodilator
Pemeriksaan IgE Uji tusuk kulit (skin prick test) untuk menunjukkan
adanya antibodi IgE spesifik pada kulit Uji tersebut untuk
menyokong anamnesis dan mencari faktor pencetus Uji alergen
yang positif tidak selalu merupakan penyebab asma Pemeriksaan
darah IgE Atopi dilakukan dengan cara radioallergosorbent test
(RAST) bila hasil uji tusuk kulit tidak dapat dilakukan (pada
dermographism) 4
VI Penatalaksanaan
Pengobatan asma pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan dan
menjaga status aktivitas faal paru normal Secara umum obat asma dapat
dibagi menjadi dua kelompok yaitu obat pelega (relievers) dan obat
pengontrol (controllers) 5
Obat pelega asma bertujuan untuk melegakan saluran napas dan
menghilangkan serangan serta eksaserbasi akut dengan pemberian
7
bronkodilator Bronkodilator yang banyak dipakai saat ini adalah β2-agonis
selain xantin dan antikolinergik Obat pengontrol asma bertujuan menjaga
dan mengontrol asma persisten dengan mencegah kekambuhan Obat
pengontrol asma yang banyak dipergunakan adalah kortikosteroid selain
anti-inflamasi lain seperti sodium kromolin nedokromil dan antagonis
leukotrien serta berbagai antihistamin generasi baru 5
Obat β2-agonis bermanfaat sebagai terapi intermiten asma episodik
sebagai tambahan terapi intermiten atau terapi rutin penunjang anti-
inflamasi pada asma relaps berulang atau kronis sebelum aktifitas fisik
untuk menghambat exercise induced asthma dan untuk penolong asma
akut Obat ini tersedia dalam bentuk oral atau inhalasi yang efektif
dilakukan dengan inhaler dosis terukur rotohaler atau nebulizer 5
Teofilin merupakan preparat metil-xantin yang pada masanya sangat
populer untuk terapi rumatan asma kronik ringan dan sebagai penunjang
pengobatan asma kronik berat Walaupun saat ini masih banyak dipakai
teofilin tidak begitu menarik lagi setelah pengobatan anti-inflamasi untuk
asma lebih terfokus kepada kortikosteroid Selama ini efek anti-inflamasi
teofilin memang masih sering dipertanyakan Selain itu metabolisme teofilin
diketahui akan terganggu dalam keadaan demam oleh penyakit tertentu
seperti influenza atau oleh obat seperti eritromisin simetidin dan
siprofloksasin Pada anak teofilin juga diketahui dapat mempengaruhi
prestasi sekolah sehingga tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak
dengan gangguan psikologis atau gangguan belajar 5
8
LAPORAN KASUS
I IDENTITAS
Nama an SG
Umur II tahun
Jenis kelamin laki-laki
Alamat perumahan tinggede indah II
Anak ke 6 (enam) dari 6 bersaudara
Agama islam
Tanggal pemeriksaan II maret 2014 jam 17-45 wita
Ruangan nuri bawah
Nama ayah mappa usia 51 tahun
Pekerjaan supir
Pendidikan terakhir SD
Nama Ibu ibu Saodah usia 48 tahun
Pekerjaan Ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir SMA
II ANAMNESIS
Keluhan utama sesak nafas
Riwayat penyakit sekarang
Sesak dialami sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk RS sesak sudah
sering dirassakan sejak kelas 3 SD Suara napas sering berbunyi seperti
kucing Pasien juga ada batuk berlendir menurut ibu pasien ada riwayat
batuk sejak 4 bulan yang lalu batuk berlendir berwarna hijau tidak ada
darah Pasien sudah sering berobat di puskesma tinggede tapi tidak ada
perubahan Demam tidak ada pasien mengeluh sering berkeringat malam
tidak ada kejang dan tidak ada muntah BAB dan BAK biasa
Riwayat penyakit dahulu riwayat kejang umur II bulan riwayat sering
sesak sejak kelas 3 SD
9
Riwayat penyakit dalam keluarga
Orang tua (bapak) ada riwayat asma
III PEMERIKSAAN FISTS
Keadaan umum
Status pasien Sakit sedang Compos Mentis
Berat Badan 28 Kg Tinggi Badan 135 cm
status gizi BBTB = 93 gizi baik
VITAL SIGN
Tekanan darah 11080 mmHg
Heart rate 92 kali menit
Nadi 80 kali menit kuat angkat dan regular
Pernapasan 20 kali menit
Suhu 361 oC
KEPALA
Wajah ekspresi simetris
Deformitas tidak ada
Bentuk normocephal
Rambut hitam pendek tidak mudah rontok
Mata
- konjungvita tidak ada anemis
- Skelra Tidak ada ikterik
- Pupil isokor bilateral
Mulut tidak ada bibir kering dan tidak ada lidah kotor
10
LEHER
Kelenjer Getah Bening tidak teraba pembesaran
Tiroid tidak teraba pembesaran
JVP R5 -1 cm H2O
Massa lain tidak ada
DADA
Paru-paru
Inspeksi simetris kana dan kiri tidak ada retraksi
Palpasi vocal premitus sama kiri dan kanan
Perkusi sonor
Auskultasi suara nafas bronkovesikular tidak ada rhonki ada
wheezing
JANTUNG
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V lenea midclavicularis
sinistra
Perkusi batas atas ICS II lenea midclavicularis sinistra
batas kanan ICS IV lenea parasternalis dextra
batas kiri ICS V lenea midclavicularis sinistra
Auskultasi bunyi jantung I dan II murni regular tidak ada gallop
dan tidak ada murmur
11
PERUT
Inspeksi perut datar tidak ada masa
Auskultasi peristaltik ada kesan normal
Perkusi tympani
Palpasi nyeri tekan epigastrium ada
Tidak ada organomegali
ANGGOTA GERAK - atas akral hangat tidak oedema
- bawah akral hangat tifak oedema
IV RESUME
Anak laki-laki 11 tahun berat badan 28 kg masuk dengan keluhan sesak
napas sejak 3 hari sebelum masuk RS sesak sudah sering dirasakan sejak SD
kelas 3 nafas sering berbunyi seperti suara kucing Ada batuk yang
dirasakan sekitar 4 bulan yang lalu batuk berlendir dan berwarna hijau Ada
riwayat orang tua (bapak) menderita asma
V DIAGNOSIS KERJA Asma Bronkial
VI DIGNOSIS BANDING
Bronkhitis
TB paru
VII PENATALAKSANAAN
o Non medikamentosa
Hindari faktor pencetus (debu udara dingin serbuk bunga exercise
yang berlebihan)
o Medikamentosa
1 IVFD Dex 5 14 tetesmenit
2 O2 05-2 litermenit
3 Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
12
4 Gentamicine 40 mg8 jamiv
5 Dexametasone 1 amp24 jamiv
6 Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
7 B com 2x1 tab
VIII PEMERIKSAAN PENUNJANG
LAB darah lengkap ( WBC 148 RBC 472 HGB 124 HCT
321 PLT 335)
RADIOLOGI dilakukan foto toraks kesan aspek bronkhitis
EKG tidak dilakukan
PEMERIKSAAN LAIN pemeriksaan skor
Riwayat kontak TB 1
Uji tuberkulin 1
Berat badanstatus gizi 0
Demam yang tidak diketahui penuebabnya 0
Batuk kronik 1
Pembesaran kelenjar getah bening 0
Pembengkakan tulang sendi panggul lutut falang 0
Foto torax 0
Total skor 3
13
FOLLOW UP
NO Tanggal Follow up
1 10 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Ada sesak
O TD 11070 mmHg
RR 24 xmenit
S 367 oC
N 92 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
2 11 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak ada tapi mulai berkurang
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
14
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit (kalau perlu)
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 12 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
15
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 13 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11080 mmHg
RR 24 xmenit
S 362 oC
N 87 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
4 14 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11090 mmHg
RR 26 xmenit
16
S 365 oC
N 88 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
17
PEMBAHASAN
Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada
anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun
Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup
yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun
outdoor1
Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam
hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus
yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada
malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak
yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang
menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator
inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah
juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345
Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit
yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri
sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram
negativ
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI
2008
2 Rara S Asma bronchial Available from URL
wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003
3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL
httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012
4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from
URL httprespiratoryusuacidpdf
5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial
FK univTrisakti 2000
19
bronkodilator Bronkodilator yang banyak dipakai saat ini adalah β2-agonis
selain xantin dan antikolinergik Obat pengontrol asma bertujuan menjaga
dan mengontrol asma persisten dengan mencegah kekambuhan Obat
pengontrol asma yang banyak dipergunakan adalah kortikosteroid selain
anti-inflamasi lain seperti sodium kromolin nedokromil dan antagonis
leukotrien serta berbagai antihistamin generasi baru 5
Obat β2-agonis bermanfaat sebagai terapi intermiten asma episodik
sebagai tambahan terapi intermiten atau terapi rutin penunjang anti-
inflamasi pada asma relaps berulang atau kronis sebelum aktifitas fisik
untuk menghambat exercise induced asthma dan untuk penolong asma
akut Obat ini tersedia dalam bentuk oral atau inhalasi yang efektif
dilakukan dengan inhaler dosis terukur rotohaler atau nebulizer 5
Teofilin merupakan preparat metil-xantin yang pada masanya sangat
populer untuk terapi rumatan asma kronik ringan dan sebagai penunjang
pengobatan asma kronik berat Walaupun saat ini masih banyak dipakai
teofilin tidak begitu menarik lagi setelah pengobatan anti-inflamasi untuk
asma lebih terfokus kepada kortikosteroid Selama ini efek anti-inflamasi
teofilin memang masih sering dipertanyakan Selain itu metabolisme teofilin
diketahui akan terganggu dalam keadaan demam oleh penyakit tertentu
seperti influenza atau oleh obat seperti eritromisin simetidin dan
siprofloksasin Pada anak teofilin juga diketahui dapat mempengaruhi
prestasi sekolah sehingga tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak
dengan gangguan psikologis atau gangguan belajar 5
8
LAPORAN KASUS
I IDENTITAS
Nama an SG
Umur II tahun
Jenis kelamin laki-laki
Alamat perumahan tinggede indah II
Anak ke 6 (enam) dari 6 bersaudara
Agama islam
Tanggal pemeriksaan II maret 2014 jam 17-45 wita
Ruangan nuri bawah
Nama ayah mappa usia 51 tahun
Pekerjaan supir
Pendidikan terakhir SD
Nama Ibu ibu Saodah usia 48 tahun
Pekerjaan Ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir SMA
II ANAMNESIS
Keluhan utama sesak nafas
Riwayat penyakit sekarang
Sesak dialami sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk RS sesak sudah
sering dirassakan sejak kelas 3 SD Suara napas sering berbunyi seperti
kucing Pasien juga ada batuk berlendir menurut ibu pasien ada riwayat
batuk sejak 4 bulan yang lalu batuk berlendir berwarna hijau tidak ada
darah Pasien sudah sering berobat di puskesma tinggede tapi tidak ada
perubahan Demam tidak ada pasien mengeluh sering berkeringat malam
tidak ada kejang dan tidak ada muntah BAB dan BAK biasa
Riwayat penyakit dahulu riwayat kejang umur II bulan riwayat sering
sesak sejak kelas 3 SD
9
Riwayat penyakit dalam keluarga
Orang tua (bapak) ada riwayat asma
III PEMERIKSAAN FISTS
Keadaan umum
Status pasien Sakit sedang Compos Mentis
Berat Badan 28 Kg Tinggi Badan 135 cm
status gizi BBTB = 93 gizi baik
VITAL SIGN
Tekanan darah 11080 mmHg
Heart rate 92 kali menit
Nadi 80 kali menit kuat angkat dan regular
Pernapasan 20 kali menit
Suhu 361 oC
KEPALA
Wajah ekspresi simetris
Deformitas tidak ada
Bentuk normocephal
Rambut hitam pendek tidak mudah rontok
Mata
- konjungvita tidak ada anemis
- Skelra Tidak ada ikterik
- Pupil isokor bilateral
Mulut tidak ada bibir kering dan tidak ada lidah kotor
10
LEHER
Kelenjer Getah Bening tidak teraba pembesaran
Tiroid tidak teraba pembesaran
JVP R5 -1 cm H2O
Massa lain tidak ada
DADA
Paru-paru
Inspeksi simetris kana dan kiri tidak ada retraksi
Palpasi vocal premitus sama kiri dan kanan
Perkusi sonor
Auskultasi suara nafas bronkovesikular tidak ada rhonki ada
wheezing
JANTUNG
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V lenea midclavicularis
sinistra
Perkusi batas atas ICS II lenea midclavicularis sinistra
batas kanan ICS IV lenea parasternalis dextra
batas kiri ICS V lenea midclavicularis sinistra
Auskultasi bunyi jantung I dan II murni regular tidak ada gallop
dan tidak ada murmur
11
PERUT
Inspeksi perut datar tidak ada masa
Auskultasi peristaltik ada kesan normal
Perkusi tympani
Palpasi nyeri tekan epigastrium ada
Tidak ada organomegali
ANGGOTA GERAK - atas akral hangat tidak oedema
- bawah akral hangat tifak oedema
IV RESUME
Anak laki-laki 11 tahun berat badan 28 kg masuk dengan keluhan sesak
napas sejak 3 hari sebelum masuk RS sesak sudah sering dirasakan sejak SD
kelas 3 nafas sering berbunyi seperti suara kucing Ada batuk yang
dirasakan sekitar 4 bulan yang lalu batuk berlendir dan berwarna hijau Ada
riwayat orang tua (bapak) menderita asma
V DIAGNOSIS KERJA Asma Bronkial
VI DIGNOSIS BANDING
Bronkhitis
TB paru
VII PENATALAKSANAAN
o Non medikamentosa
Hindari faktor pencetus (debu udara dingin serbuk bunga exercise
yang berlebihan)
o Medikamentosa
1 IVFD Dex 5 14 tetesmenit
2 O2 05-2 litermenit
3 Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
12
4 Gentamicine 40 mg8 jamiv
5 Dexametasone 1 amp24 jamiv
6 Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
7 B com 2x1 tab
VIII PEMERIKSAAN PENUNJANG
LAB darah lengkap ( WBC 148 RBC 472 HGB 124 HCT
321 PLT 335)
RADIOLOGI dilakukan foto toraks kesan aspek bronkhitis
EKG tidak dilakukan
PEMERIKSAAN LAIN pemeriksaan skor
Riwayat kontak TB 1
Uji tuberkulin 1
Berat badanstatus gizi 0
Demam yang tidak diketahui penuebabnya 0
Batuk kronik 1
Pembesaran kelenjar getah bening 0
Pembengkakan tulang sendi panggul lutut falang 0
Foto torax 0
Total skor 3
13
FOLLOW UP
NO Tanggal Follow up
1 10 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Ada sesak
O TD 11070 mmHg
RR 24 xmenit
S 367 oC
N 92 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
2 11 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak ada tapi mulai berkurang
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
14
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit (kalau perlu)
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 12 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
15
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 13 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11080 mmHg
RR 24 xmenit
S 362 oC
N 87 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
4 14 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11090 mmHg
RR 26 xmenit
16
S 365 oC
N 88 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
17
PEMBAHASAN
Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada
anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun
Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup
yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun
outdoor1
Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam
hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus
yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada
malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak
yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang
menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator
inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah
juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345
Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit
yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri
sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram
negativ
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI
2008
2 Rara S Asma bronchial Available from URL
wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003
3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL
httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012
4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from
URL httprespiratoryusuacidpdf
5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial
FK univTrisakti 2000
19
LAPORAN KASUS
I IDENTITAS
Nama an SG
Umur II tahun
Jenis kelamin laki-laki
Alamat perumahan tinggede indah II
Anak ke 6 (enam) dari 6 bersaudara
Agama islam
Tanggal pemeriksaan II maret 2014 jam 17-45 wita
Ruangan nuri bawah
Nama ayah mappa usia 51 tahun
Pekerjaan supir
Pendidikan terakhir SD
Nama Ibu ibu Saodah usia 48 tahun
Pekerjaan Ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir SMA
II ANAMNESIS
Keluhan utama sesak nafas
Riwayat penyakit sekarang
Sesak dialami sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk RS sesak sudah
sering dirassakan sejak kelas 3 SD Suara napas sering berbunyi seperti
kucing Pasien juga ada batuk berlendir menurut ibu pasien ada riwayat
batuk sejak 4 bulan yang lalu batuk berlendir berwarna hijau tidak ada
darah Pasien sudah sering berobat di puskesma tinggede tapi tidak ada
perubahan Demam tidak ada pasien mengeluh sering berkeringat malam
tidak ada kejang dan tidak ada muntah BAB dan BAK biasa
Riwayat penyakit dahulu riwayat kejang umur II bulan riwayat sering
sesak sejak kelas 3 SD
9
Riwayat penyakit dalam keluarga
Orang tua (bapak) ada riwayat asma
III PEMERIKSAAN FISTS
Keadaan umum
Status pasien Sakit sedang Compos Mentis
Berat Badan 28 Kg Tinggi Badan 135 cm
status gizi BBTB = 93 gizi baik
VITAL SIGN
Tekanan darah 11080 mmHg
Heart rate 92 kali menit
Nadi 80 kali menit kuat angkat dan regular
Pernapasan 20 kali menit
Suhu 361 oC
KEPALA
Wajah ekspresi simetris
Deformitas tidak ada
Bentuk normocephal
Rambut hitam pendek tidak mudah rontok
Mata
- konjungvita tidak ada anemis
- Skelra Tidak ada ikterik
- Pupil isokor bilateral
Mulut tidak ada bibir kering dan tidak ada lidah kotor
10
LEHER
Kelenjer Getah Bening tidak teraba pembesaran
Tiroid tidak teraba pembesaran
JVP R5 -1 cm H2O
Massa lain tidak ada
DADA
Paru-paru
Inspeksi simetris kana dan kiri tidak ada retraksi
Palpasi vocal premitus sama kiri dan kanan
Perkusi sonor
Auskultasi suara nafas bronkovesikular tidak ada rhonki ada
wheezing
JANTUNG
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V lenea midclavicularis
sinistra
Perkusi batas atas ICS II lenea midclavicularis sinistra
batas kanan ICS IV lenea parasternalis dextra
batas kiri ICS V lenea midclavicularis sinistra
Auskultasi bunyi jantung I dan II murni regular tidak ada gallop
dan tidak ada murmur
11
PERUT
Inspeksi perut datar tidak ada masa
Auskultasi peristaltik ada kesan normal
Perkusi tympani
Palpasi nyeri tekan epigastrium ada
Tidak ada organomegali
ANGGOTA GERAK - atas akral hangat tidak oedema
- bawah akral hangat tifak oedema
IV RESUME
Anak laki-laki 11 tahun berat badan 28 kg masuk dengan keluhan sesak
napas sejak 3 hari sebelum masuk RS sesak sudah sering dirasakan sejak SD
kelas 3 nafas sering berbunyi seperti suara kucing Ada batuk yang
dirasakan sekitar 4 bulan yang lalu batuk berlendir dan berwarna hijau Ada
riwayat orang tua (bapak) menderita asma
V DIAGNOSIS KERJA Asma Bronkial
VI DIGNOSIS BANDING
Bronkhitis
TB paru
VII PENATALAKSANAAN
o Non medikamentosa
Hindari faktor pencetus (debu udara dingin serbuk bunga exercise
yang berlebihan)
o Medikamentosa
1 IVFD Dex 5 14 tetesmenit
2 O2 05-2 litermenit
3 Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
12
4 Gentamicine 40 mg8 jamiv
5 Dexametasone 1 amp24 jamiv
6 Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
7 B com 2x1 tab
VIII PEMERIKSAAN PENUNJANG
LAB darah lengkap ( WBC 148 RBC 472 HGB 124 HCT
321 PLT 335)
RADIOLOGI dilakukan foto toraks kesan aspek bronkhitis
EKG tidak dilakukan
PEMERIKSAAN LAIN pemeriksaan skor
Riwayat kontak TB 1
Uji tuberkulin 1
Berat badanstatus gizi 0
Demam yang tidak diketahui penuebabnya 0
Batuk kronik 1
Pembesaran kelenjar getah bening 0
Pembengkakan tulang sendi panggul lutut falang 0
Foto torax 0
Total skor 3
13
FOLLOW UP
NO Tanggal Follow up
1 10 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Ada sesak
O TD 11070 mmHg
RR 24 xmenit
S 367 oC
N 92 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
2 11 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak ada tapi mulai berkurang
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
14
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit (kalau perlu)
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 12 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
15
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 13 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11080 mmHg
RR 24 xmenit
S 362 oC
N 87 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
4 14 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11090 mmHg
RR 26 xmenit
16
S 365 oC
N 88 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
17
PEMBAHASAN
Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada
anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun
Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup
yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun
outdoor1
Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam
hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus
yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada
malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak
yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang
menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator
inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah
juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345
Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit
yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri
sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram
negativ
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI
2008
2 Rara S Asma bronchial Available from URL
wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003
3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL
httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012
4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from
URL httprespiratoryusuacidpdf
5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial
FK univTrisakti 2000
19
Riwayat penyakit dalam keluarga
Orang tua (bapak) ada riwayat asma
III PEMERIKSAAN FISTS
Keadaan umum
Status pasien Sakit sedang Compos Mentis
Berat Badan 28 Kg Tinggi Badan 135 cm
status gizi BBTB = 93 gizi baik
VITAL SIGN
Tekanan darah 11080 mmHg
Heart rate 92 kali menit
Nadi 80 kali menit kuat angkat dan regular
Pernapasan 20 kali menit
Suhu 361 oC
KEPALA
Wajah ekspresi simetris
Deformitas tidak ada
Bentuk normocephal
Rambut hitam pendek tidak mudah rontok
Mata
- konjungvita tidak ada anemis
- Skelra Tidak ada ikterik
- Pupil isokor bilateral
Mulut tidak ada bibir kering dan tidak ada lidah kotor
10
LEHER
Kelenjer Getah Bening tidak teraba pembesaran
Tiroid tidak teraba pembesaran
JVP R5 -1 cm H2O
Massa lain tidak ada
DADA
Paru-paru
Inspeksi simetris kana dan kiri tidak ada retraksi
Palpasi vocal premitus sama kiri dan kanan
Perkusi sonor
Auskultasi suara nafas bronkovesikular tidak ada rhonki ada
wheezing
JANTUNG
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V lenea midclavicularis
sinistra
Perkusi batas atas ICS II lenea midclavicularis sinistra
batas kanan ICS IV lenea parasternalis dextra
batas kiri ICS V lenea midclavicularis sinistra
Auskultasi bunyi jantung I dan II murni regular tidak ada gallop
dan tidak ada murmur
11
PERUT
Inspeksi perut datar tidak ada masa
Auskultasi peristaltik ada kesan normal
Perkusi tympani
Palpasi nyeri tekan epigastrium ada
Tidak ada organomegali
ANGGOTA GERAK - atas akral hangat tidak oedema
- bawah akral hangat tifak oedema
IV RESUME
Anak laki-laki 11 tahun berat badan 28 kg masuk dengan keluhan sesak
napas sejak 3 hari sebelum masuk RS sesak sudah sering dirasakan sejak SD
kelas 3 nafas sering berbunyi seperti suara kucing Ada batuk yang
dirasakan sekitar 4 bulan yang lalu batuk berlendir dan berwarna hijau Ada
riwayat orang tua (bapak) menderita asma
V DIAGNOSIS KERJA Asma Bronkial
VI DIGNOSIS BANDING
Bronkhitis
TB paru
VII PENATALAKSANAAN
o Non medikamentosa
Hindari faktor pencetus (debu udara dingin serbuk bunga exercise
yang berlebihan)
o Medikamentosa
1 IVFD Dex 5 14 tetesmenit
2 O2 05-2 litermenit
3 Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
12
4 Gentamicine 40 mg8 jamiv
5 Dexametasone 1 amp24 jamiv
6 Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
7 B com 2x1 tab
VIII PEMERIKSAAN PENUNJANG
LAB darah lengkap ( WBC 148 RBC 472 HGB 124 HCT
321 PLT 335)
RADIOLOGI dilakukan foto toraks kesan aspek bronkhitis
EKG tidak dilakukan
PEMERIKSAAN LAIN pemeriksaan skor
Riwayat kontak TB 1
Uji tuberkulin 1
Berat badanstatus gizi 0
Demam yang tidak diketahui penuebabnya 0
Batuk kronik 1
Pembesaran kelenjar getah bening 0
Pembengkakan tulang sendi panggul lutut falang 0
Foto torax 0
Total skor 3
13
FOLLOW UP
NO Tanggal Follow up
1 10 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Ada sesak
O TD 11070 mmHg
RR 24 xmenit
S 367 oC
N 92 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
2 11 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak ada tapi mulai berkurang
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
14
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit (kalau perlu)
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 12 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
15
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 13 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11080 mmHg
RR 24 xmenit
S 362 oC
N 87 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
4 14 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11090 mmHg
RR 26 xmenit
16
S 365 oC
N 88 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
17
PEMBAHASAN
Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada
anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun
Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup
yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun
outdoor1
Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam
hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus
yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada
malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak
yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang
menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator
inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah
juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345
Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit
yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri
sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram
negativ
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI
2008
2 Rara S Asma bronchial Available from URL
wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003
3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL
httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012
4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from
URL httprespiratoryusuacidpdf
5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial
FK univTrisakti 2000
19
LEHER
Kelenjer Getah Bening tidak teraba pembesaran
Tiroid tidak teraba pembesaran
JVP R5 -1 cm H2O
Massa lain tidak ada
DADA
Paru-paru
Inspeksi simetris kana dan kiri tidak ada retraksi
Palpasi vocal premitus sama kiri dan kanan
Perkusi sonor
Auskultasi suara nafas bronkovesikular tidak ada rhonki ada
wheezing
JANTUNG
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V lenea midclavicularis
sinistra
Perkusi batas atas ICS II lenea midclavicularis sinistra
batas kanan ICS IV lenea parasternalis dextra
batas kiri ICS V lenea midclavicularis sinistra
Auskultasi bunyi jantung I dan II murni regular tidak ada gallop
dan tidak ada murmur
11
PERUT
Inspeksi perut datar tidak ada masa
Auskultasi peristaltik ada kesan normal
Perkusi tympani
Palpasi nyeri tekan epigastrium ada
Tidak ada organomegali
ANGGOTA GERAK - atas akral hangat tidak oedema
- bawah akral hangat tifak oedema
IV RESUME
Anak laki-laki 11 tahun berat badan 28 kg masuk dengan keluhan sesak
napas sejak 3 hari sebelum masuk RS sesak sudah sering dirasakan sejak SD
kelas 3 nafas sering berbunyi seperti suara kucing Ada batuk yang
dirasakan sekitar 4 bulan yang lalu batuk berlendir dan berwarna hijau Ada
riwayat orang tua (bapak) menderita asma
V DIAGNOSIS KERJA Asma Bronkial
VI DIGNOSIS BANDING
Bronkhitis
TB paru
VII PENATALAKSANAAN
o Non medikamentosa
Hindari faktor pencetus (debu udara dingin serbuk bunga exercise
yang berlebihan)
o Medikamentosa
1 IVFD Dex 5 14 tetesmenit
2 O2 05-2 litermenit
3 Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
12
4 Gentamicine 40 mg8 jamiv
5 Dexametasone 1 amp24 jamiv
6 Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
7 B com 2x1 tab
VIII PEMERIKSAAN PENUNJANG
LAB darah lengkap ( WBC 148 RBC 472 HGB 124 HCT
321 PLT 335)
RADIOLOGI dilakukan foto toraks kesan aspek bronkhitis
EKG tidak dilakukan
PEMERIKSAAN LAIN pemeriksaan skor
Riwayat kontak TB 1
Uji tuberkulin 1
Berat badanstatus gizi 0
Demam yang tidak diketahui penuebabnya 0
Batuk kronik 1
Pembesaran kelenjar getah bening 0
Pembengkakan tulang sendi panggul lutut falang 0
Foto torax 0
Total skor 3
13
FOLLOW UP
NO Tanggal Follow up
1 10 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Ada sesak
O TD 11070 mmHg
RR 24 xmenit
S 367 oC
N 92 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
2 11 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak ada tapi mulai berkurang
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
14
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit (kalau perlu)
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 12 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
15
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 13 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11080 mmHg
RR 24 xmenit
S 362 oC
N 87 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
4 14 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11090 mmHg
RR 26 xmenit
16
S 365 oC
N 88 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
17
PEMBAHASAN
Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada
anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun
Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup
yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun
outdoor1
Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam
hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus
yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada
malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak
yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang
menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator
inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah
juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345
Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit
yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri
sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram
negativ
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI
2008
2 Rara S Asma bronchial Available from URL
wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003
3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL
httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012
4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from
URL httprespiratoryusuacidpdf
5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial
FK univTrisakti 2000
19
PERUT
Inspeksi perut datar tidak ada masa
Auskultasi peristaltik ada kesan normal
Perkusi tympani
Palpasi nyeri tekan epigastrium ada
Tidak ada organomegali
ANGGOTA GERAK - atas akral hangat tidak oedema
- bawah akral hangat tifak oedema
IV RESUME
Anak laki-laki 11 tahun berat badan 28 kg masuk dengan keluhan sesak
napas sejak 3 hari sebelum masuk RS sesak sudah sering dirasakan sejak SD
kelas 3 nafas sering berbunyi seperti suara kucing Ada batuk yang
dirasakan sekitar 4 bulan yang lalu batuk berlendir dan berwarna hijau Ada
riwayat orang tua (bapak) menderita asma
V DIAGNOSIS KERJA Asma Bronkial
VI DIGNOSIS BANDING
Bronkhitis
TB paru
VII PENATALAKSANAAN
o Non medikamentosa
Hindari faktor pencetus (debu udara dingin serbuk bunga exercise
yang berlebihan)
o Medikamentosa
1 IVFD Dex 5 14 tetesmenit
2 O2 05-2 litermenit
3 Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
12
4 Gentamicine 40 mg8 jamiv
5 Dexametasone 1 amp24 jamiv
6 Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
7 B com 2x1 tab
VIII PEMERIKSAAN PENUNJANG
LAB darah lengkap ( WBC 148 RBC 472 HGB 124 HCT
321 PLT 335)
RADIOLOGI dilakukan foto toraks kesan aspek bronkhitis
EKG tidak dilakukan
PEMERIKSAAN LAIN pemeriksaan skor
Riwayat kontak TB 1
Uji tuberkulin 1
Berat badanstatus gizi 0
Demam yang tidak diketahui penuebabnya 0
Batuk kronik 1
Pembesaran kelenjar getah bening 0
Pembengkakan tulang sendi panggul lutut falang 0
Foto torax 0
Total skor 3
13
FOLLOW UP
NO Tanggal Follow up
1 10 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Ada sesak
O TD 11070 mmHg
RR 24 xmenit
S 367 oC
N 92 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
2 11 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak ada tapi mulai berkurang
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
14
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit (kalau perlu)
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 12 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
15
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 13 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11080 mmHg
RR 24 xmenit
S 362 oC
N 87 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
4 14 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11090 mmHg
RR 26 xmenit
16
S 365 oC
N 88 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
17
PEMBAHASAN
Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada
anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun
Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup
yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun
outdoor1
Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam
hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus
yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada
malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak
yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang
menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator
inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah
juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345
Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit
yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri
sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram
negativ
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI
2008
2 Rara S Asma bronchial Available from URL
wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003
3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL
httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012
4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from
URL httprespiratoryusuacidpdf
5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial
FK univTrisakti 2000
19
4 Gentamicine 40 mg8 jamiv
5 Dexametasone 1 amp24 jamiv
6 Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
7 B com 2x1 tab
VIII PEMERIKSAAN PENUNJANG
LAB darah lengkap ( WBC 148 RBC 472 HGB 124 HCT
321 PLT 335)
RADIOLOGI dilakukan foto toraks kesan aspek bronkhitis
EKG tidak dilakukan
PEMERIKSAAN LAIN pemeriksaan skor
Riwayat kontak TB 1
Uji tuberkulin 1
Berat badanstatus gizi 0
Demam yang tidak diketahui penuebabnya 0
Batuk kronik 1
Pembesaran kelenjar getah bening 0
Pembengkakan tulang sendi panggul lutut falang 0
Foto torax 0
Total skor 3
13
FOLLOW UP
NO Tanggal Follow up
1 10 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Ada sesak
O TD 11070 mmHg
RR 24 xmenit
S 367 oC
N 92 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
2 11 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak ada tapi mulai berkurang
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
14
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit (kalau perlu)
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 12 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
15
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 13 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11080 mmHg
RR 24 xmenit
S 362 oC
N 87 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
4 14 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11090 mmHg
RR 26 xmenit
16
S 365 oC
N 88 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
17
PEMBAHASAN
Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada
anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun
Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup
yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun
outdoor1
Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam
hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus
yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada
malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak
yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang
menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator
inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah
juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345
Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit
yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri
sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram
negativ
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI
2008
2 Rara S Asma bronchial Available from URL
wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003
3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL
httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012
4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from
URL httprespiratoryusuacidpdf
5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial
FK univTrisakti 2000
19
FOLLOW UP
NO Tanggal Follow up
1 10 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Ada sesak
O TD 11070 mmHg
RR 24 xmenit
S 367 oC
N 92 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
2 11 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak ada tapi mulai berkurang
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
14
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit (kalau perlu)
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 12 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
15
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 13 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11080 mmHg
RR 24 xmenit
S 362 oC
N 87 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
4 14 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11090 mmHg
RR 26 xmenit
16
S 365 oC
N 88 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
17
PEMBAHASAN
Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada
anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun
Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup
yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun
outdoor1
Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam
hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus
yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada
malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak
yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang
menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator
inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah
juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345
Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit
yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri
sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram
negativ
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI
2008
2 Rara S Asma bronchial Available from URL
wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003
3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL
httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012
4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from
URL httprespiratoryusuacidpdf
5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial
FK univTrisakti 2000
19
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing ada
A Asma bronkhial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
O2 05-2 litermenit (kalau perlu)
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Dexametasone 1 amp24 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 12 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 10070 mmHg
RR 22 xmenit
S 367 oC
N 90 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
15
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 13 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11080 mmHg
RR 24 xmenit
S 362 oC
N 87 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
4 14 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11090 mmHg
RR 26 xmenit
16
S 365 oC
N 88 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
17
PEMBAHASAN
Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada
anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun
Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup
yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun
outdoor1
Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam
hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus
yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada
malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak
yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang
menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator
inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah
juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345
Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit
yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri
sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram
negativ
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI
2008
2 Rara S Asma bronchial Available from URL
wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003
3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL
httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012
4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from
URL httprespiratoryusuacidpdf
5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial
FK univTrisakti 2000
19
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
3 13 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11080 mmHg
RR 24 xmenit
S 362 oC
N 87 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
4 14 maret 2014 S Demam tidak ada
Batuk berlendir ada tidak ada darah
Sesak sudah tidak ada
O TD 11090 mmHg
RR 26 xmenit
16
S 365 oC
N 88 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
17
PEMBAHASAN
Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada
anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun
Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup
yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun
outdoor1
Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam
hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus
yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada
malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak
yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang
menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator
inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah
juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345
Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit
yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri
sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram
negativ
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI
2008
2 Rara S Asma bronchial Available from URL
wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003
3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL
httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012
4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from
URL httprespiratoryusuacidpdf
5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial
FK univTrisakti 2000
19
S 365 oC
N 88 xmenit
Ronki tidak ada wheezing tidak ada
A Asma bronchial
P
IVFD Dex 5 14 tetesmenit
Ceftriaxone 600 mg12 jamiv
Gentamicine 40 mg8 jamiv
Puyer batuk 3x1 pulv
Salbutamol 15 mg
Histapan 15 mg
Ambroxol 14 mg
Metilprednisolon (4 mg) 25 mg
Aminophilin 50 mg
B com 2x1 tab
17
PEMBAHASAN
Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada
anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun
Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup
yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun
outdoor1
Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam
hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus
yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada
malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak
yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang
menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator
inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah
juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345
Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit
yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri
sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram
negativ
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI
2008
2 Rara S Asma bronchial Available from URL
wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003
3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL
httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012
4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from
URL httprespiratoryusuacidpdf
5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial
FK univTrisakti 2000
19
PEMBAHASAN
Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada
anak Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun
Negara sedang berkembang Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup
yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun
outdoor1
Pada kasus seorang anak mengalami sesak sejak 3 hari yang lalu pada malam
hari sebelum masuk RS menurut beberapa referensi asma memiliki faktor pencetus
yaitu udara dingin inilah yang menyebabkan rasa sesak pada pasien muncul pada
malam hari dan menetap sampai pagi hari kemudian anak juga memiliki riwayat sesak
yang berulang yang kemudian kembali normal setelah serangan Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan wheezing yang jelas pada kedua paru ini sesuai patomekanisme yang
menjelaskan adanya bronkospasme akibat dari inflamasi dan pengeluaran mediator
inflamasi yang juga akan menyebabkan peningkatan mukus pada saluran napas inilah
juga yang merupakan penjelasan kenapa pada anak ini terdapat batuk berlendir 12345
Kemudia dari hasil pemeriksaan laboratorium juga ditemukan kadar leukosit
yang tinggi yaitu 148 x 103mm3 yang merupakan petanda adanya infeksi dari bakteri
sehingga pada pengobatan diberikan antibiotic spectrum luas dan antibiotik untuk gram
negativ
18
DAFTAR PUSTAKA
1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI
2008
2 Rara S Asma bronchial Available from URL
wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003
3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL
httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012
4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from
URL httprespiratoryusuacidpdf
5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial
FK univTrisakti 2000
19
DAFTAR PUSTAKA
1 Rahajoa N Supriyanto B Setyanto D Buku ajar respirologi anak 1st ed IDAI
2008
2 Rara S Asma bronchial Available from URL
wwwacademiaedu5106624asma_bronkial jakarta 2003
3 Anonym Pedoman penatalaksanaan asma bronchial Available from URL
httpwwwklikpdpicomkonsensusasmaasmahtml 2012
4 Academia Asma bronchial [series online] 2013 [cited 2003] Available from
URL httprespiratoryusuacidpdf
5 Meiyanti Mulia Perkembangan pathogenesis dan pengobatan asma bronchial
FK univTrisakti 2000
19