refka pica

30
REFLEKSI KASUS colic abdomen + pica PENYAJI : SYARAH DWI SARASWATI N 111 14 057 PEMBIMBING KLINIK : dr. Effendy Salim, Sp.A

Upload: syarah-d-wii-saraswaty

Post on 27-Jan-2016

261 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kjkjl

TRANSCRIPT

Page 1: Refka Pica

REFLEKSI KASUScolic abdomen + pica

PENYAJI : SYARAH DWI SARASWATI

N 111 14 057

PEMBIMBING KLINIK : dr. Effendy Salim, Sp.A

Page 2: Refka Pica

PENDAHULUAN

2

Page 3: Refka Pica

Pica adalah gangguan makan yang didefinisikan sebagai konsumsi zat-zat yang tidak bergizi secara terus menerus selama kurang lebih satu bulan.

Bayi dan anak sering menelan cat, plester, tali, rambut, dan kain. Anak-anak lebih cenderung suka menelan kotoran hewan, pasir, serangga, daun, kerikil, dan punting rokok

Sedangkan remaja dan orang dewasa paling sering menelan tanah liat atau tanah. Pada wanita hamil muda, pica terjadi selama kehamilan pertama, pada masa remaja akhir atau dewasa awal

Page 4: Refka Pica

KASUS

4

Page 5: Refka Pica

• Nama : An. G

• Umur : 8 tahun

• Jenis kelamin : Perempuan

• Tanggal masuk/jam : 12 Desember 2015

IDENTITAS PASIEN

ANAMNESIS

• Keluhan Utama: Nyeri Perut

• Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien merupakan rujukan dari rumah sakit Wirabuana dengan keluhan nyeri perut. Nyeri perut dirasakan sejak 4 hari yang lalu. Nyeri dirasakan pada perut bagian kiri, seperti di tusuk-tusuk dan tidak menjalar. Keluhan mual dan muntah yang dirasakan hanya pada hari pertama pasien sakit. Pasien mengaku bahwa belum BAB sejak 5 hari yang lalu.

Page 6: Refka Pica

• Ibu pasien mengatakan bahwa pasien mempunyai kebiasaan memakan rambutnya sendiri sejak usia 5 tahun. Awalnya ibu pasien sudah mencurigai anaknya makan rambut sebelum usia 5 tahun, karena ibunya mendapati ada rambut dalam tinja anaknya, tapi baru ketahuan saat usia 5 tahun. Dalam seminggu pasien biasa makan rambut 3-4 kali, tapi dalam 2 bulan terakhir ini pasien sudah jarang memakan rambut. Pasien tidak mengeluh batuk, flu, demam, sakit kepala, atau keluhan lainnya. Buang air kecil biasa.

Page 7: Refka Pica

• Riwayat Penyakit Sebelumnya : Pasien sering menderita sakit perut sebelumnya tapi bisa sembuh hanya dengan obat dari dokter praktek.

• Riwayat Penyakit Keluarga :Tidak ada dikeluarga pasien yang mengalami keluhan dan kebiasaan memakan rambut atau benda-benda aneh.

• Riwayat Kehamilan dan Persalinan : Pasien lahir normal, lahir di rumah sakit bersalin ditolong oleh bidan. Berat badan lahir 2300 dan panjang badan lahir 47 cm. Sejak hamil pasien rutin kontrol kehamilan di puskesmas.

• Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan : Pasien merupakan anak yang pendiam, ayah pasien sering marah-marah dan mengurung pasien di kamar.

RIWAYAT

Page 8: Refka Pica

8

Anamnesis makanan :

• Pasien mendapatkan ASI sejak lahir hingga usia 6 bulan. Kemudian dilanjutkan dengan susu formula dan makanan tambahan sampai usia 2 tahun, saat ini pasien makan makanan yang sama dengan keluarganya. Pasien mempunyai kebiasaan makan rambut sejak usia 5 tahun.

Riwayat Imunisasi :

• Imunisasi lengkap

Page 9: Refka Pica

Pemeriksaan Fisik

• Keadaan umum : Sakit sedang

• Kesadaran : Komposmentis

• Berat badan : 18 kg

• Tinggi badan : 134 cm

• Status gizi : Gizi kurang (CDC 73,3%)

Tanda Vital

• - Denyut Nadi : 80 x/menit - Suhu : 37,3 oC

• - Pernapasan : 20 x/menit - Tekanan darah : 90/60 mmHg

Page 10: Refka Pica

Kulit : warna sawo matang, ruam (-)

Kepala : Normocephal

• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), gerakan bola mata normal, refleks cahaya (+/+)

• Hidung : rhinorrhea (-) , pernapasan cuping hidung (-/-)

• Telinga : Otorrhea (-)

• Mulut : bibir tidak tampak sianosis, bibir kering (-), lidah kotor (-) tidak hiperemis, gusi normal, tonsil T1/T1 tidak hiperemis.

Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan kelenjar limfe.

Page 11: Refka Pica

• Thoraks

• Inspeksi : pergerakan dinding dada tampak simetris bilateral, retraksi (-)

• Palpasi : Vokal fremitus simetris kiri dan kanan

• Perkusi : Bunyi sonor hampir di seluruh lapang paru

• Auskultasi : Bunyi pernapasan bronkovesikuler (+/+), wheezing (-/-), rhonki (-/-)

Page 12: Refka Pica

Jantung

• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

• Palpasi : teraba pulsasi ictus cordis pada midclavicula sinistra SIC V

• Perkusi : Batas atas pada SIC II para sternal sinistra, batas kiri jantung pada SIC V midclavicula sinistra dan batas kanan pada SIC IV para sternal dextra

• Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni regular, tidak ada murmur, tidak ada gallop

Page 13: Refka Pica

Abdomen

• Inspeksi : tampak datar

• Auskultasi : peristaltik (+) kesan menurun

• Perkusi : timpani

• Palpasi : nyeri tekan (+) pada regio epigastrium, hipokondrium kiri, dan lumbar kiri, hepatomegali (-), splenomegali (-)

Page 14: Refka Pica

Anggota gerak

• Ekstremitas Atas : akral hangat, edema (-)

• Ekstremitas Bawah : akral hangat, edema (-)

Tulang belakang : tidak ada kelainan

Otot-otot : tidak ada atrofi dan kekuatan otot normal

Refleks : reflex fisiologis normal, reflex patologis tidak ada

Page 15: Refka Pica

PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Hemoglobin : 11,8 gr/dl

• Leukosit : 19.1 L x 103

• Eritrosit : 3.80 x 106

• Hematokrit : 33,2 %

• Trombosit : 480 x 103

Page 16: Refka Pica

•Pasien merupakan rujukan dari rumah sakit Wirabuana dengan keluhan nyeri perut. Nyeri perut dirasakan sejak 4 hari yang lalu. Nyeri dirasakan pada perut bagian kiri, seperti di tusuk-tusuk dan tidak menjalar. Keluhan mual dan muntah yang dirasakan hanya pada hari pertama pasien sakit. Pasien mengaku bahwa belum BAB sejak 5 hari yang lalu.

•Ibu pasien mengatakan bahwa pasien mempunyai kebiasaan memakan rambutnya sendiri sejak usia 5 tahun.

•Status gizi: Gizi kurang (CDC 73,3%)

•Abdomen : Datar, peristaltik menurun, nyeri tekan regio epigastrium, hipokondrium sinistra, lumbar sinistra.

RESUME

Page 17: Refka Pica

Diagnosis • Colic Abdomen + Pica

Terapi • IVFD RL 18 tpm• Inj. Ranitidin ½ amp/ 12 j• Inj. Ceftriaxone 500 mg/ 12 j• Inj. Ondansentron ½ amp/ 12 j kp• Dulcolax supp

Anjuran • USG• Konsul Sp.Kj

Page 18: Refka Pica

DISKUSI

18

Page 19: Refka Pica

Pica ialah nafsu makan yang aneh, yaitu penderita menunjukkan

nafsu makan terhadap berbagai atau salah satu obyek yang bukan tergolong

makan, misalnya tanah, pasir, rumput, bulu, selimut wol, pecahan kaca,

kotoran hewan, cat kering, dinding tembok, dan sebagainya

Page 20: Refka Pica

Pada kasus ini, pasien telah mengkonsumsi benda yang tergolong

bukan makanan yaitu rambut nya sendiri sejak usia 5 tahun. Hal ini

dibuktikan juga dengan ditemukannya rambut pada tinja pasien.

Page 21: Refka Pica

Gastrointestinal

Tanda keracunan

Tanda infeksi parasit

KLINIS

Presentasi klinis pica sangat bervariasi dan berhubungan dengan sifat spesifik dari kondisi medis yang dihasilkan dan zat tertelan. Pada keracunan atau paparan agen infeksi, gejala dilaporkan sangat bervariasi dan berhubungan dengan jenis toksin atau agen infeksi tertelan. Gejala pada saluran Gastrointestinal (GI) seperti sembelit, sakit perut kronis atau akut yang mungkin menyebar atau terfokus, mual dan muntah, distensi perut, dan kehilangan nafsu makan

Page 22: Refka Pica

Click icon to add pictureBeberapa subtipe pica yang dinamakan sesuai dengan substansi yang dimakan misalnya:

Odowa (batu lembut dimakan oleh ibu hamil di Kenya)

Konsumsi cat

Pagophagia (konsumsi patologis es)

Self-kanibalisme (kondisi langka di mana bagian tubuh dapat dikonsumsi)

Trichophagia (konsumsi rambut, bulu atau wol)

Urophagia (konsumsi urin)

Xylophagia (konsumsi kayu atau kertas)

Page 23: Refka Pica

Pada kasus ini, pasien termasuk subtipe Trichophagia yaitu termasuk mengkonsumsi rambut, bulu atau wol.

Page 24: Refka Pica

< 3 thn

Diet

Malnutrisi

Faktor budaya

Orang tua

Page 25: Refka Pica

Pada kasus ini, pasien memiliki faktor resiko diantaranya kelalaian orang tua atau kurangnya pengawasan dari orang tua. Selain itu juga pasien kemungkinan mengalami gangguan kesehatan mental yang diakibatkan karena orang tua yaitu ayah yang sering memarahi pasien tanpa sebab dan mengurung pasien di dalam kamar.

Page 26: Refka Pica

Terapi lama

Tidak ada suatu panduan yang spesifik mengenai rencana terapi pada pica, tetapi pendekatan personal dan pemberian edukasi serta saran-saran yang baik mengenai nutrisi yang seimbang pada pasien pica menjadi suatu hal penting untuk upaya mengurangi keinginan-keinginan mengkonsumsi benda-benda yang aneh sehingga dapat tercipta keseimbangan nutrisi dalam tubuh.

Page 27: Refka Pica

Terapi Baru

Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (Farmakologis)Terapi baru yang kemungkinan dapat digunakan dan telah direkomendasikan karena hasil yang memuaskan saat diuji coba pada pasien pica adalah terapi farmakologis dengan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRi) dan neuroleptic atipical lain. Terapi baru ini bekerja dengan memblok reuptake atau reabsorpsi serotonin oleh sel-sel saraf di otak. Beberapa jenis SSRi ini antara lain adalah fluvoxamin, zimelidin, paroxetin, fluoxetin, dan citalopram

Page 28: Refka Pica

Bupropion (Farmakologis)Bupropion merupakan golongan obat dari aminoketone norepinephrine and dopamine reuptake inhibitor yang terbukti dapat digunakan sebagai terapi pada gangguan pica yang persisten, kronik, dan mengalami ketergantungan nikotin yang parah.

Page 29: Refka Pica

Response Effort (Pendekatan perilaku)

Response effort merupakan salah satu terapi pada pica dengan pendekatan metode perilaku. Pada terapi ini, yang dinilai adalah usaha pasien untuk berusaha memakan sesuatu yang menjadi objek pica dan yang bukan objek pica. Sehingga para orang tua atau yang merawat pasien pica harus menyimpan benda-benda yang berbahaya untuk dimakan di tempat-tempat yang aman, dan meletakkan benda-benda pengalih perhatian di tempat-tempat yang menarik untuk pasien sehingga dapat mengurangi frekuensi pica pada pasien

Page 30: Refka Pica