referat puyul - thalassemia

Upload: gi-sanada

Post on 06-Apr-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    1/33

    6

    REFERAT

    Pembimbing :

    dr. Meidy Daniel Posumah, sp.A

    Penyusun :

    Putri Yuliani

    030.05.174

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak

    Rumah Sakit Otorita Batam

    Periode 2 November 2009 9 Januari 2010

    Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    2/33

    6

    LEMBAR PENGESAHAN

    Referat yang berjudul Thalasemia telah diterima dan disetujui

    pada tanggal Desember 2009

    oleh pembimbing sebagai salah satu syarat menyelesaikan

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak

    Rumah Sakit Otorita Batam

    Batam, Desember 2009

    dr. Meidy Daniel Posumah, sp.A

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    3/33

    6

    Kata Pengantar

    Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya

    sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ini. Karya tulis berjudul Thalasemia ini

    dibuat dengan tujuan sebagai salah satu syarat kelulusan dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu

    Kesehatan Anak di Rumah Sakit Otorita Batam. Dalam pembuatan karya tulis ini, saya

    mengambil referensi dari literatur dan jaringan internet.

    Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pembimbing saya, dr.

    Meidy Daniel Posumah,sp.A, yang telah memberikan bimbingannya dalam proses

    penyelesaian karya tulis ini, juga untuk dukungannya baik dalam bentuk moril maupun dalam

    mencari referensi yang lebih baik.

    Selain itu, saya juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman saya yang berada

    dalam satu kelompok kepaniteraan yang sama, Andika Thehumury, Dewa Ayu Made

    Metaliasari, Natasha Yosephine, Tara Candida Mariska, dan Yudith Selyna Arisepti atas

    dukungan dan bantuan mereka selama saya menjalani kepaniteraan ini. Pengalaman saya

    dalam kepaniteraan ini akan selalu menjadi suatu inspirasi yang unik. Saya juga

    mengucapkan rasa terimakasih yang mendalam kepada kedua orangtua saya atas bantuan,

    dukungan baik secara moril maupun materil, dan kasihnya.

    Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

    Penulis,

    Putri Yuliani

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    4/33

    6

    DAFTAR ISI

    Lembar Pengesahan.............................................................................................................2

    Kata Pengantar.....................................................................................................................3

    Daftar Isi..............................................................................................................................4

    Bab I

    Pendahuluan.........................................................................................................................5

    Bab II

    Thalassemia ........................................................................................................................7

    A.Epidemiologi..................................................................................................7

    B.Patofisiologi..................................................................................................10

    C.Klasifikasi Thalassemia dan Presentasi Klinisnya.......................................16

    D.Stadium Thalassemia....................................................................................24

    E.Terapi............................................................................................................25

    F.Skrining.........................................................................................................29

    G.Prognosis......................................................................................................29

    Bab III

    Kesimpulan........................................................................................................................30

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    5/33

    6

    Daftar Pustaka....................................................................................................................31

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Thalassemia adalah kelainan bawaan dari sintesis hemoglobin. Presentasi klinisnya

    bervariasi dari asimtomatik sampai berat hingga mengancam jiwa. Dahulu dinamakan

    sebagai Mediterannian anemia, diusulkan oleh Whipple, namun kurang tepat karena

    sebenarnya kondisi ini dapat ditemukan di mana saja di seluruh dunia. Seperti yang akan

    dijelaskan selanjutnya, beberapa tipe berbeda dari thalassemia lebih endemik pada area

    geografis tertentu.

    Pada tahun 1925, Thomas Cooley, seorang spesialis anak dari Detroit,

    mendeskripsikan suatu tipe anemia berat pada anak-anak yang berasal dari Italia. Beliau

    menemukan adanya nukleasi sel darah merah yang masif pada sapuan apus darah tepi, yang

    mana awalnya beliau pikir sebagai anemia eritroblastik, suatu keadaan yang disebutkan oleh

    von Jaksh sebelumnya. Namun tak lama kemudian, Cooley menyadari bahwa eritroblastemia

    tidak spesifik dan esensial pada temuan ini sehingga istilah anemia eritroblastik tidak dapat

    dipakai. Meskipun Cooley curiga akan adanya pengaruh genetik dari kelainan ini, namun

    beliau gagal dalam menginvestigasi orangtua sehat pada anak-anak yang mengidap kelainan

    ini.

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    6/33

    6

    Di Eropa, Riette mendeskripsikan mengenai adanya anemia mikrositik hipokromik

    ringan yang tak terjelaskan pada anak-anak keturunan Italia pada tahun yang sama saat

    Cooley melaporan adanya bentuk anemia berat yang akhirnya dinamakan mengikutinya

    namanya. Sebagi tambahan, Wintrobe di Amerika Serikat melaporkan adanya anemia ringan

    pada kedua orangtua dari anak yang mengidap anemia Cooley. Anemia ini sangat mirip

    dengan kelainan yang ditemukan Riette. Baru setelah itu anemia Cooley dinyatakan sebagai

    bentuk homozigot dari anemia hipokromik mikrositik ringan yang dideskripsikan oleh Riette

    dan Wintrobe. Bentuk anemia berat ini kemudian dilabelisasi sebagai thalassemia mayor dan

    bentuk ringannya dinamakan sebagai thalassemia minor. Kata thalassemia berasal dari bahasa

    Yunani yaitu thalassa yang berarti laut (mengarah ke Mediterania), dan emia, yang berarti

    berhubungan dengan darah.

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    7/33

    6

    BAB II

    THALASSEMIA

    Thalassemia adalah sekelompok anemia hipokromik herediter dengan berbagai derajat

    keparahan. Defek genetik yang mendasari meliputi delesi total atau parsial gen globin dan

    substitusi, delesi, atau insersi nukleotida. Akibat dari berbagai perubahan ini adalah

    penurunan atau tidak adanya mRNA bagi satu atau lebih rantai globin atau pembentukan

    mRNA yang cacat secara fungsional. Akibatnya adalah penurunan dan supresi total sintesis

    rantai polipeptida Hb. Kira-kira 100 mutasi yang berbeda telah ditemukan mengakibatkan

    fenotip thalassemia; banyak di antara mutasi ini adalah unik untuk daerah geografi setempat.

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    8/33

    6

    Pada umumnya, rantai globin yang disintesis dalam eritrosit thalassemia secara struktural

    adalah normal. Pada bentuk thalassemia- yang berat, terbentuk hemoglobin hemotetramer

    abnormal (4 atau 4) tetapi komponen polipeptida globin mempunyai struktur normal.

    Sebaliknya, sejumlah Hb abnormal juga menyebabkan perubahan hemotologi mirip

    thalassemia.

    Gen thalassemia sangat luas tersebar, dan kelainan ini diyakini merupakan penyakit

    genetik manusia yang paling prevalen. Distribusi utama meliputi daerah-daerah perbatasan

    Laut Mediterania, sebagian besar Afrika, Timur Tengah, sub-benua India, dan Asia Tenggara.

    Dari 3% sampai 8% orang Amerika keturunan Itali atau Yunani dan 0,5 % dari kulit hitam

    Amerika membawa gen untuk thalassemia-. Di beberapa daerah Asia Tenggara sebanyak 40

    % dari populasi mempunyai satu atau lebih gen thalassemia.

    A. Epidemiologi

    Di seluruh dunia, 15 juta orang memiliki presentasi klinis dari thalassemia. Fakta ini

    mendukung thalassemia sebagai salah satu penyakit turunan yang terbanyak; menyerang

    hampir semua golongan etnik dan terdapat pada hampir seluruh negara di dunia.

    Beberapa tipe thalassemia lebih umum terdapat pada area tertentu di dunia.

    Thalassemia- lebih sering ditemukan di negara-negara Mediteraniam seperti Yunani, Itali,

    dan Spanyol. Banyak pulau-pulau Mediterania seperti Ciprus, Sardinia, dan Malta, memiliki

    insidens thalassemia- mayor yang tinggi secara signifikan. Thalassemia- juga umum

    ditemukan di Afrika Utara, India, Timur Tengah, dan Eropa Timur. Sebaliknya, thalassemia-

    lebih sering ditemukan di Asia Tenggara, India, Timur Tengah, dan Afrika.

    Mortalitas dan Morbiditas

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    9/33

    6

    Thalassemia- mayor adalah penyakit yang mematikan, dan semua janin yang terkena

    akan lahir dalam keadaan hydrops fetalis akibat anemia berat. Beberapa laporan pernah

    mendeskripsikan adanya neonatus dengan thalassemia- mayor yang bertahan setelah

    mendapat transfusi intrauterin. Penderita seperti ini membutuhkan perawatan medis yang

    ekstensif setelahnya, termasuk transfusi darah teratur dan terapi khelasi, sama dengan

    penderita thalassemia- mayor. Terdapat juga laporan kasus yang lebih jarang mengenai

    neonatus dengan thalassemia- mayor yang lahir tanpa hydrops fetalis yang bertahan tanpa

    transfusi intrauterin. Pada kasus ini, tingginya level Hb Portland, yang merupakan Hb

    fungsional embrionik, diperkirakan sebagai penyebab kondisi klinis yang jarang tersebut.

    Pada pasien dengan berbagai tipe thalassemia-, mortalitas dan morbiditas bervariasi

    sesuai tingkat keparahan dan kualitas perawatan. Thalassemia- mayor yang berat akan

    berakibat fatal bila tidak diterapi. Gagal jantung akibat anemia berat atau iron overload

    adalah penyebab tersering kematian pada penderita. Penyakit hati, infeksi fulminan, atau

    komplikasi lainnya yang dicetuskan oleh penyakit ini atau terapinya termasuk merupakan

    penyebab mortalitas dan morbiditas pada bentuk thalassemia yang berat.

    Mortalitas dan morbiditas tidak terbatas hanya pada penderita yang tidak diterapi;

    mereka yang mendapat terapi yang dirancang dengan baik tetap berisiko mengalami

    bermacam-macam komplikasi. Kerusakan organ akibat iron overload, infeksi berat yang

    kronis yang dicetuskan transfusi darah, atau komplikasi dari terapi khelasi, seperti katarak,

    tuli, atau infeksi, merupakan komplikasi yang potensial.

    Usia

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    10/33

    6

    Meskipun thalassemia merupakan penyakit turunan (genetik), usia saat timbulnya

    gejala bervariasi secara signifikan. Dalam talasemia, kelainan klinis pada pasien dengan

    kasus-kasus yang parah dan temuan hematologik pada pembawa (carrier) tampak jelas pada

    saat lahir. Ditemukannya hipokromia dan mikrositosis yang tidak jelas penyebabnya pada

    neonatus, digambarkan di bawah ini, sangat mendukung diagnosis.

    Gambar 1. Sapuan apus darah tepi Penyakit Hb H pada neonatus

    Namun, pada thalassemia- berat, gejala mungkin tidak jelas sampai paruh kedua

    tahun pertama kehidupan; sampai waktu itu, produksi rantai globin dan penggabungannya

    ke Hb Fetal dapat menutupi gejala untuk sementara.

    Bentuk thalassemia ringan sering ditemukan secara kebetulan pada berbagai usia.

    Banyak pasien dengan kondisi thalassemia- homozigot yang jelas (yaitu, hipokromasia,

    mikrositosis, elektroforesis negatif untuk Hb A, bukti bahwa kedua orang tua terpengaruh)

    mungkin tidak menunjukkan gejala atau anemia yang signifikan selama beberapa tahun.

    Hampir semua pasien dengan kondisi tersebut dikategorikan sebagai thalassemia-

    intermedia. Situasi ini biasanya terjadi jika pasien mengalami mutasi yang lebih ringan.

    B. Patofisiologi

    Thalassemia adalah kelainan herediter dari sintesis Hb akibat dari gangguan produksi

    rantai globin. Penurunan produksi dari satu atau lebih rantai globin tertentu (,,,) akan

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    11/33

    6

    menghentikan sintesis Hb dan menghasilkan ketidakseimbangan dengan terjadinya produksi

    rantai globin lain yang normal.

    Karena dua tipe rantai globin ( dan non-) berpasangan antara satu sama lain dengan

    rasio hampir 1:1 untuk membentuk Hb normal, maka akan terjadi produksi berlebihan dari

    rantai globin yang normal dan terjadi akumulasi rantai tersebut di dalam sel menyebabkan sel

    menjadi tidak stabil dan memudahkan terjadinya destruksi sel. Ketidakseimbangan ini

    merupakan suatu tanda khas pada semua bentuk thalassemia. Karena alasan ini, pada

    sebagian besar thalassemia kurang sesuai disebut sebagai hemoglobinopati karena pada tipe-

    tipe thalassemia tersebut didapatkan rantai globin normal secara struktural dan juga karena

    defeknya terbatas pada menurunnya produksi dari rantai globin tertentu.

    Tipe thalassemia biasanya membawa nama dari rantai yang tereduksi. Reduksi

    bervariasi dari mulai sedikit penurunan hingga tidak diproduksi sama sekali (complete

    absence). Sebagai contoh, apabila rantai hanya sedikit diproduksi, tipe thalassemia-nya

    dinamakan sebagai thalassemia-+, sedangkan tipe thalassemia- menandakan bahwa pada

    tipe tersebut rantai tidak diproduksi sama sekali. Konsekuensi dari gangguan produksi

    rantai globin mengakibatkan berkurangnya deposisi Hb pada sel darah merah (hipokromatik).

    Defisiensi Hb menyebabkan sel darah merah menjadi lebih kecil, yang mengarah ke

    gambaran klasik thalassemia yaitu anemia hipokromik mikrositik. Hal ini berlaku hampir

    pada semua bentuk anemia yang disebabkan oleh adanya gangguan produksi dari salah satu

    atau kedua komponen Hb : heme atau globin. Namun hal ini tidak terjadi pada silent carrier,

    karena pada penderita ini jumlah Hb dan indeks sel darah merah berada dalam batas normal.

    Pada tipe trait thalassemia- yang paling umum, level Hb A2 (2/2) biasanya

    meningkat. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya penggunaan rantai oleh rantai bebas

    yang eksesif, yang mengakibatkan terjadinya kekurangan rantai adekuat untuk dijadikan

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    12/33

    6

    pasangan. Gen , tidak seperti gen dan , diketahui memiliki keterbatasan fisiologis dalam

    kemampuannya untuk memproduksi rantai yang stabil; dengan berpasangan dengan rantai

    , rantai memproduksi Hb A2 (kira-kira 2,5-3% dari total Hb). Sebagian dari rantai yang

    berlebihan digunakan untuk membentuk Hb A2, dimana sisanya (rantai ) akan terpresipitasi

    di dalam sel, bereaksi dengan membran sel, mengintervensi divisi sel normal, dan bertindak

    sebagai benda asing sehingga terjadinya destruksi dari sel darah merah. Tingkat toksisitas

    yang disebabkan oleh rantai yang berlebihan bervariasi berdasarkan tipe dari rantai itu sendiri

    (misalnya toksisitas dari rantai pada thalassemia- lebih nyata dibandingkan toksisitas

    rantai pada thalassemia-).

    Dalam bentuk yang berat, seperti thalassemia- mayor atau anemia Cooley, berlaku

    patofisiologi yang sama dimana terdapat adanya substansial yang berlebihan. Kelebihan

    rantai bebas yang signifikan akibat kurangnya rantai akan menyebabkan terjadinya

    pemecahan prekursor sel darah merah di sumsum tulang (eritropoesis inefektif).

    Produksi Rantai Globin

    Untuk memahami perubahan genetik pada thalassemia, kita perlu mengenali dengan

    baik proses fisiologis dari produksi rantai globin pada orang sehat atau normal. Suatu unit

    rantai globin merupakan komponen utama untuk membentuk Hb : bersama-sama dengan

    Heme, rantai globin menghasilkan Hb. Dua pasangan berbeda dari rantai globin akan

    membentuk struktur tetramer dengan Heme sebagai intinya. Semua Hb normal dibentuk dari

    dua rantai globin (atau mirip-) dan dua rantai globin non-. Bermacam-macam tipe Hb

    terbentuk, tergantung dari tipe rantai globin yang membentuknya. Masing-masing tipe Hb

    memiliki karakteristik yang berbeda dalam mengikat oksigen, biasanya berhubungan dengan

    kebutuhan oksigen pada tahap-tahap perkembangan yang berbeda dalam kehidupan manusia.

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    13/33

    6

    Pada masa kehidupan embrionik, rantai (rantai mirip-) berkombinasi dengan rantai

    membentuk Hb Portland (22) dan dengan rantai untuk membentuk Hb Gower-1 (22).

    Selanjutnya, ketika rantai telah diproduksi, dibentuklah Hb Gower-2, berpasangan dengan

    rantai (22). Hb Fetal dibentuk dari 22 dan Hb dewasa primer (Hb A) dibentuk dari 22.

    Hb fisiologis yang ketiga, Hb A2, dibentuk dari rantai 22.

    Gambar 2. Gen rantai yang berduplikasi pada kromosom 16 berpasangan dengan

    rantai-rantai non- untuk memproduksi bermacam-macam Hb normal.

    Patofisiologi seluler

    Kelainan dasar dari semua tipe thalassemia adalah ketidakseimbangan sintesis rantai

    globin. Namun, konsekuensi akumulasi dari produksi rantai globin yang berlebihan berbeda-

    beda pada tiap tipe thalassemia. Pada thalassemia-, rantai yang berlebihan, tidak mampu

    membentuk Hb tetramer, terpresipitasi di dalam prekursor sel darah merah dan, dengan

    berbagai cara, menimbulkan hampir semua gejala yang bermanifestasi pada sindroma

    thalassemia-; situasi ini tidak terjadi pada thalassemia-.

    Rantai globin yang berlebihan pada thalassemia- adalah rantai pada tahun-tahun

    pertama kehidupan, dan rantai pada usia yang lebih dewasa. Rantai-rantai tipe ini relatif

    bersifat larut sehingga mampu membentuk homotetramer yang, meskipun relatif tidak stabil,

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    14/33

    6

    mampu tetap bertahan (viable) dan dapat memproduksi molekul Hb seperti Hb Bart (4) dan

    Hb H (4). Perbedaan dasar pada dua tipe utama ini mempengaruhi perbedaan besar pada

    manifestasi klinis dan tingkat keparahan dari penyakit ini.

    Rantai yang terakumulasi di dalam prekursor sel darah merah bersifat tidak larut

    (insoluble), terpresipitasi di dalam sel, berinteraksi dengan membran sel (mengakibatkan

    kerusakan yang signifikan), dan mengganggu divisi sel. Kondisi ini menyebabkan terjadinya

    destruksi intramedular dari prekursor sel darah merah. Sebagai tambahan, sel-sel yang

    bertahan yang sampai ke sirkulasi darah perifer dengan intracellular inclusion bodies (rantai

    yang berlebih) akan mengalami hemolisis; hal ini berarti bahwa baik hemolisis maupun

    eritropoesis inefektif menyebabkan anemia pada penderita dengan thalassemia-.

    Kemampuan sebagian sel darah merah untuk mempertahankan produksi dari rantai ,

    yang mampu untuk berpasangan dengan sebagian rantai yang berlebihan untuk membentuk

    Hb F, adalah suatu hal yang menguntungkan. Ikatan dengan sebagian rantai berlebih tidak

    diragukan lagi dapat mengurangi gejala dari penyakit dan menghasilkan Hb tambahan yang

    memiliki kemampuan untuk membawa oksigen.

    Selanjutnya, peningkatan produksi Hb F sebagai respon terhadap anemia berat,

    menimbulkan mekanisme lain untuk melindungi sel darah merah pada penderita dengan

    thalassemia-. Peningkatan level Hb F akan meningkatkan afinitas oksigen, menyebabkan

    terjadinya hipoksia, dimana, bersama-sama dengan anemia berat akan menstimulasi produksi

    dari eritropoetin. Akibatnya, ekspansi luas dari massa eritroid yang inefektif akan

    menyebabkan ekspansi tulang berat dan deformitas. Baik penyerapan besi dan laju

    metabolisme akan meningkat, berkontribusi untuk menambah gejala klinis dan manifestasi

    laboratorium dari penyakit ini. Sel darah merah abnormal dalam jumlah besar akan diproses

    di limpa, yang bersama-sama dengan adanya hematopoesis sebagai respon dari anemia yang

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    15/33

    6

    tidak diterapi, akan menyebabkan splenomegali masif yang akhirnya akan menimbulkan

    terjadinya hipersplenisme.

    Apabila anemia kronik pada penderita dikoreksi dengan transfusi darah secara teratur,

    maka ekspansi luas dari sumsum tulang akibat eritropoesis inefektif dapat dicegah atau

    dikembalikan seperti semula. Memberikan sumber besi tambahan secara teori hanya akan

    lebih merugikan pasien. Namun, hal ini bukanlah masalah yang sebenarnya, karena

    penyerapan besi diregulasi oleh dua faktor utama : eritropoesis inefektif dan jumlah besi pada

    penderita yang bersangkutan. Eritropoesis yang inefektif akan menyebabkan peningkatan

    absorpsi besi karena adanya downregulation dari gen HAMP, yang memproduksi hormon

    hepar yang dinamakan hepcidin, regulator utama pada absorpsi besi di usus dan resirkulasi

    besi oleh makrofag. Hal ini terjadi pada penderita dengan thalassemia intermedia.

    Dengan pemberian transfusi darah, eritropoesis yang inefektif dapat diperbaiki, dan

    terjadi peningkatan jumlah hormon hepcidin; sehingga penyerapan besi akan berkurang dan

    makrofag akan mempertahankan kadar besi.

    Pada pasien dengan iron overload(misalnya hemokromatosis), absorpsi besi menurun

    akibat meningkatnya jumlah hepsidin. Namun, hal ini tidak terjadi pada penderita

    thalassemia- berat karena diduga faktor plasma menggantikan mekanisme tersebut dan

    mencegah terjadinya produksi hepsidin sehingga absorpsi besi terus berlangsung meskipun

    penderita dalam keadaan iron overload.

    Efek hepsidin terhadap siklus besi dilakukan melalui kerja hormon lain bernama

    ferroportin, yang mentransportasikan besi dari enterosit dan makrofag menuju plasma dan

    menghantarkan besi dari plasenta menuju fetus. Ferroportin diregulasi oleh jumlah

    penyimpanan besi dan jumlah hepsidin. Hubungan ini juga menjelaskan mengapa penderita

    dengan thalassemia- yang memiliki jumlah besi yang sama memiliki jumlah ferritin yang

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    16/33

    6

    berbeda sesuai dengan apakah mereka mendapat transfusi darah teratur atau tidak. Sebagai

    contoh, penderita thalassemia- intermedia yang tidak mendapatkan transfusi darah memiliki

    jumlah ferritin yang lebih rendah dibandngkan dengan penderita yang mendapatkan transfusi

    darah secara teratur, meskipun keduanya memiliki jumlah besi yang sama.

    Kebanyakan besi non-heme pada individu yang sehat berikatan kuat dengan protein

    pembawanya, transferrin. Pada keadaan iron overload, seperti pada thalassemia berat,

    transferrin tersaturasi, dan besi bebas ditemukan di plasma. Besi ini cukup berbahaya karena

    memiliki material untuk memproduksi hidroksil radikal dan akhirnya akan terakumulasi pada

    organ-organ, seperti jantung, kelenjar endokrin, dan hati, mengakibatkan terjadinya

    kerusakan pada organ-organ tersebut (organ damage).

    Hipotesa Malaria

    Pada tahun 1949, Haldane menyatakan adanya suatu keuntungan selektif untuk

    bertahan hidup pada individu dengan trait thalassemia pada daerah endemik malaria. Hardane

    berpendapat bahwa penyakit sel darah merah letal seperti pada thalassemia, anemia sel sabit,

    dan defisiensi G6PD terdapat hampir secara eksklusif pada daerah tropis dan subtropis.

    Insidens dari mutasi genetik ini pada populas tertentu merefleksikan adanya keseimbangan

    antara kematian dini pada penderita homozigot dengan peningkatan kesehatan pada penderita

    heterozigot.

    Mekanisme proteksi terhadap malaria pada penderita trait thalassemia belum jelas. Sel

    Hb F telah didemonstrasikan dapat menghambat pertumbuhan parasit malaria, dan,

    berdasarkan tingginya level Hb F tersebut pada bayi dengan trait thalassemia-, malaria

    serebral fatal yang diketahui dapat menyebabkan kematian pada bayi tersebut dapat dicegah.

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    17/33

    6

    Sel darah merah pada penderita Penyakit Hb H juga memiliki semacam efek supresif

    terhadap pertumbuhan parasit. Namun efek ini tidak ditemukan pada penderita dengan trait

    thalassemia-.

    C. Klasifikasi Thalassemia dan Presentasi Klinisnya

    Saat ini dikenal sejumlah besar sindrom thalasemia; masing-masing melibatkan penurunan

    produksi satu atau lebih rantai globin, yang membentuk bermacam-macam jenis Hb yang

    ditemukan pada sel darah merah. Jenis yang paling penting dalam praktek klinis adalah

    sindrom yang mempengaruhi baik atau sintesis rantai maupun .

    Thalassemia-

    Anemia mikrositik yang disebabkan oleh defisiensi sintesis globin- banyak

    ditemukan di Afrika, negara di daerah Mediterania, dan sebagian besar Asia. Delesi gen

    globin- menyebabkan sebagian besar kelainan ini. Terdapat empat gen globin- pada

    individu normal, dan empat bentuk thalassemia- yang berbeda telah diketahui sesuai dengan

    delesi satu, dua, tiga, dan semua empat gen ini

    Tabel 1. Thalassemia-

    Genotip Jumlah gen Presentasi Klinis Hemoglobin Elektroforesis

    Saat Lahir > 6 bulan

    / 4 Normal N N

    -/ 3 Silent carrier 0-3 % Hb Barts N

    --/ atau

    /-

    2 Trait thal- 2-10% Hb Barts N

    --/- 1 Penyakit Hb H 15-30% Hb Bart Hb H

    --/-- 0 Hydrops fetalis >75% Hb Bart -

    Ket : N = hasil normal, Hb = hemoglobin, Hb Barts = 4, HbH = 4

    Silent carrierthalassemia-

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    18/33

    6

    o Merupakan tipe thalassemia subklinik yang paling umum, biasanya ditemukan

    secara kebetulan diantara populasi, seringnya pada etnik Afro-Amerika.

    Seperti telah dijelaskan sebelumnya, terdapat 2 gen yang terletak pada

    kromosom 16.

    o Pada tipe silent carrier, salah satu gen pada kromosom 16 menghilang,

    menyisakan hanya 3 dari 4 gen tersebut. Penderita sehat secara hematologis,

    hanya ditemukan adanya jumlah eritrosit (sel darah merah) yang rendah dalam

    beberapa pemeriksaan.

    o Pada tipe ini, diagnosis tidak dapat dipastikan dengan pemeriksaan

    elektroforesis Hb, sehingga harus dilakukan tes lain yang lebih canggih. Bisa

    juga dicari akan adanya kelainan hematologi pada anggota keluarga ( misalnya

    orangtua) untuk mendukung diagnosis. Pemeriksaan darah lengkap pada salah

    satu orangtua yang menunjukkan adanya hipokromia dan mikrositosis tanpa

    penyebab yang jelas merupakan bukti yang cukup kuat menuju diagnosis

    thalasemia.

    Trait thalassemia-

    o Trait ini dikarakterisasi dengan anemia ringan dan jumlah sel darah merah

    yang rendah. Kondisi ini disebabkan oleh hilangnya 2 gen pada satu

    kromosom 16 atau satu gen pada masing-masing kromosom. Kelainan ini

    sering ditemukan di Asia Tenggara, subbenua India, dan Timur Tengah.

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    19/33

    6

    o Pada bayi baru lahir yang terkena, sejumlah kecil Hb Barts (4) dapat

    ditemukan pada elektroforesis Hb. Lewat umur satu bulan, Hb Barts tidak

    terlihat lagi, dan kadar Hb A2 dan HbF secara khas normal.

    Gambar 3. Thalassemia alpha menurut hukum Mendel

    Penyakit Hb H

    o Kelainan disebabkan oleh hilangnya 3 gen globin , merepresentasikan thalassemia-

    intermedia, dengan anemia sedang sampai berat, splenomegali, ikterus, dan jumlah sel darah

    merah yang abnormal. Pada sediaan apus darah tepi yang diwarnai dengan pewarnaan

    supravital akan tampak sel-sel darah merah yang diinklusi oleh rantai tetramer (Hb H) yang

    tidak stabil dan terpresipitasi di dalam eritrosit, sehingga menampilkan gambarangolf ball.

    Badan inklusi ini dinamakan sebagaiHeinz bodies.

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    20/33

    6

    Gambar 4. Pewarnaan supravital pada sapuan apus darah tepi Penyakit Hb H yangmenunjukkan Heinz-Bodies

    Thalassemia- mayor

    o Bentuk thalassemia yang paling berat, disebabkan oleh delesi semua gen

    globin-, disertai dengan tidak ada sintesis rantai sama sekali.

    o Karena Hb F, Hb A, dan Hb A2 semuanya mengandung rantai , maka tidak

    satupun dari Hb ini terbentuk. Hb Barts (4) mendominasi pada bayi yang

    menderita, dan karena 4 memiliki afinitas oksigen yang tinggi, maka bayi-

    bayi itu mengalami hipoksia berat. Eritrositnya juga mengandung sejumlah

    kecil Hb embrional normal (Hb Portland = 22), yang berfungsi sebagai

    pengangkut oksigen.

    o Kebanyakan dari bayi-bayi ini lahir mati, dan kebanyakan dari bayi yang lahir

    hidup meninggal dalam waktu beberapa jam. Bayi ini sangat hidropik, dengan

    gagal jantung kongestif dan edema anasarka berat. Yang dapat hidup dengan

    manajemen neonatus agresif juga nantinya akan sangat bergantung dengan

    transfusi.

    Thalassemia-

    Sama dengan thalassemia-, dikenal beberapa bentuk klinis dari thalassemia-; antara

    lain :

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    21/33

    6

    Silent carrierthalassemia-

    o Penderita tipe ini biasanya asimtomatik, hanya ditemukan nilai eritrosit yang

    rendah. Mutasi yang terjadi sangat ringan, dan merepresentasikan suatu

    thalassemia-+.

    o Bentuksilent carrier thalassemia- tidak menimbulkan kelainan yang dapat

    diidentifikasi pada individu heterozigot, tetapi gen untuk keadaan ini, jika

    diwariskan bersama-sama dengan gen untuk thalassemia-, menghasilkan

    sindrom thalassemia intermedia.

    Gambar 5. Thalassemia beta menurut Hukum Mendel

    Trait thalassemia-

    o Penderita mengalami anemia ringan, nilai eritrosit abnormal, dan

    elektroforesis Hb abnormal dimana didapatkan peningkatan jumlah Hb A2, Hb

    F, atau keduanya

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    22/33

    6

    o Individu dengan ciri (trait) thalassemia sering didiagnosis salah sebagai

    anemia defisiensi besi dan mungkin diberi terapi yang tidak tepat dengan

    preparat besi selama waktu yang panjang. Lebih dari 90% individu dengan

    trait thalassemia- mempunyai peningkatan Hb-A2 yang berarti (3,4%-7%).

    Kira-kira 50% individu ini juga mempunyai sedikit kenaikan HbF, sekitar 2-

    6%. Pada sekelompok kecil kasus, yang benar-benar khas, dijumpai Hb A2

    normal dengan kadar HbF berkisar dari 5% sampai 15%, yang mewakili

    thalassemia tipe .

    Thalassemia- yang terkait dengan variasi struktural rantai

    o Presentasi klinisnya bervariasi dari seringan thalassemia media hingga seberat

    thalassemia- mayor

    o Ekspresi gen homozigot thalassemia (+) menghasilkan sindrom mirip anemia

    Cooley yang tidak terlalu berat (thalassemia intermedia). Deformitas skelet

    dan hepatosplenomegali timbul pada penderita ini, tetapi kadar Hb mereka

    biasanya bertahan pada 6-8 gr/dL tanpa transfusi.

    o Kebanyakan bentuk thalassemia- heterozigot terkait dengan anemia ringan.

    Kadar Hb khas sekitar 2-3 gr/dL lebih rendah dari nilai normal menurut umur.

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    23/33

    6

    o Eritrosit adalah mikrositik hipokromik dengan poikilositosis, ovalositosis, dan

    seringkali bintik-bintik basofil. Sel target mungkin juga ditemukan tapi

    biasanya tidak mencolok dan tidak spesifik untuk thalassemia.

    o MCV rendah, kira-kira 65 fL, dan MCH juga rendah (

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    24/33

    6

    Gambar 6. Deformitas tulang pada thalassemia beta mayor (FaciesCooley)

    o Pucat, hemosiderosis, dan ikterus sama-sama memberi kesan coklat

    kekuningan. Limpa dan hati membesar karena hematopoesis ekstrameduler

    dan hemosiderosis. Pada penderita yang lebih tua, limpa mungkin sedemikian

    besarnya sehingga menimbulkan ketidaknyamanan mekanis dan

    hipersplenisme sekunder.

    Gambar 7. Splenomegali pada thalassemia

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    25/33

    6

    o Pertumbuhan terganggu pada anak yang lebih tua; pubertas terlambat atau

    tidak terjadi karena kelainan endokrin sekunder. Diabetes mellitus yang

    disebabkan oleh siderosis pankreas mungkin terjadi. Komplikasi jantung,

    termasuk aritmia dan gagal jantung kongestif kronis yang disebabkan oleh

    siderosis miokardium sering merupakan kejadian terminal.

    o Kelainan morfologi eritrosit pada penderita thalassemia- homozigot yang

    tidak ditransfusi adalah ekstrem. Disamping hipokromia dan mikrositosis

    berat, banyak ditemukan poikilosit yang terfragmentasi, aneh (sel bizarre) dan

    sel target. Sejumlah besar eritrosit yang berinti ada di darah tepi, terutama

    setelah splenektomi. Inklusi intraeritrositik, yang merupakan presipitasi

    kelebihan rantai , juga terlihat pasca splenektomi. Kadar Hb turun secara

    cepat menjadi < 5 gr/dL kecuali mendapat transfusi. Kadar serum besi tinggi

    dengan saturasi kapasitas pengikat besi (iron binding capacity). Gambaran

    biokimiawi yang nyata adalah adanya kadar HbF yang sangat tinggi dalam

    eritrosit.

    D. Stadium Thalassemia

    Terdapat suatu sistem pembagian stadium thalassemia berdasarkan jumlah kumulatif

    transfusi darah yang diberikan pada penderita untuk menentukan tingkat gejala yang

    melibatkan kardiovaskuler dan untuk memutuskan kapan untuk memulai terapi khelasi pada

    pasien dengan thalassemia- mayor atau intermedia. Pada sistem ini, pasien dibagi menjadi

    tiga kelompok, yaitu :

    Stadium I

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    26/33

    6

    o Merupakan mereka yang mendapat transfusi kurang dari 100 unitPacked Red

    Cells (PRC). Penderita biasanya asimtomatik, pada echokardiogram (ECG)

    hanya ditemukan sedikit penebalan pada dinding ventrikel kiri, dan

    elektrokardiogram (EKG) dalam 24 jam normal.

    Stadium II

    o Merupakan mereka yang mendapat transfusi antara 100-400 unit PRC dan

    memiliki keluhan lemah-lesu. Pada ECG ditemukan penebalan dan dilatasi

    pada dinding ventrikel kiri. Dapat ditemukan pulsasi atrial dan ventrikular

    abnormal pada EKG dalam 24 jam

    Stadium III

    o Gejala berkisar dari palpitasi hingga gagal jantung kongestif, menurunnya

    fraksi ejeksi pada ECG. Pada EKG dalam 24 jam ditemukan pulsasi prematur

    dari atrial dan ventrikular.

    E. Terapi

    Penderita trait thalassemia tidak memerlukan terapi ataupun perawatan lanjut setelah

    diagnosis awal dibuat. Terapi preparat besi sebaiknya tidak diberikan kecuali memang

    dipastikan terdapat defisiensi besi dan harus segera dihentikan apabila nilai Hb yang potensial

    pada penderita tersebut telah tercapai. Diperlukan konseling pada semua penderita dengan

    kelainan genetik, khususnya mereka yang memiliki anggota keluarga yang berisiko untuk

    terkena penyakit thalassemia berat.

    Penderita thalassemia berat membutuhkan terapi medis, dan regimen transfusi darah

    merupakan terapi awal untuk memperpanjang masa hidup. Transfusi darah harus dimulai

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    27/33

    6

    pada usia dini ketika anak mulai mengalami gejala dan setelah periode pengamatan awal

    untuk menilai apakah anak dapat mempertahankan nilai Hb dalam batas normal tanpa

    transfusi.

    Transfusi Darah

    Transfusi darah bertujuan untuk mempertahankan nilai Hb tetap pada level 9-9.5

    gr/dL sepanjang waktu.

    Pada pasien yang membutuhkan transfusi darah reguler, maka dibutuhkan suatu studi

    lengkap untuk keperluan pretransfusi. Pemeriksaan tersebut meliputi fenotip sel darah

    merah, vaksinasi hepatitis B (bila perlu), dan pemeriksaan hepatitis.

    Darah yang akan ditransfusikan harus rendah leukosit; 10-15 mL/kg PRC dengan

    kecepatan 5 mL/kg/jam setiap 3-5 minggu biasanya merupakan regimen yang adekuat

    untuk mempertahankan nilai Hb yang diinginkan.

    Pertimbangkan pemberikan asetaminofen dan difenhidramin sebelum transfusi untuk

    mencegah demam dan reaksi alergi.

    Komplikasi Transfusi Darah

    Komplikasi utama dari transfusi adalah yang berkaitan dengan transmisi bahan

    infeksius ataupun terjadinya iron overload. Penderita thalassemia mayor biasanya lebih

    mudah untuk terkena infeksi dibanding anak normal, bahkan tanpa diberikan transfusi.

    Beberapa tahun lalu, 25% pasien yang menerima transfusi terekspose virus hepatitis

    B. Saat ini, dengan adanya imunisasi, insidens tersebut sudah jauh berkurang. Virus Hepatitis

    C (HCV) merupakan penyebab utama hepatitis pada remaja usia di atas 15 tahun dengan

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    28/33

    6

    thalassemia. Infeksi oleh organisme opurtunistik dapat menyebabkan demam dan enteriris

    pada penderita dengan iron overload, khususnya mereka yang mendapat terapi khelasi

    dengan Deferoksamin (DFO). Demam yang tidak jelas penyebabnya, sebaiknya diterapi

    dengan Gentamisin dan Trimetoprim-Sulfametoksazol.

    Terapi Khelasi (Pengikat Besi)

    Apabila diberikan sebagai kombinasi dengan transfusi, terapi khelasi dapat menunda

    onset dari kelainan jantung dan, pada beberapa pasien, bahkan dapat mencegah

    kelainan jantung tersebut.

    Chelating agent yang biasa dipakai adalah DFO yang merupakan kompleks

    hidroksilamin dengan afinitas tinggi terhadap besi. Rute pemberiannya sangat penting

    untuk mencapai tujuan terapi, yaitu untuk mencapai keseimbangan besi negatif (lebih

    banyak diekskresi dibanding yang diserap). Karena DFO tidak diserap di usus, maka

    rute pemberiannya harus melalui parenteral (intravena, intramuskular, atau subkutan).

    Dosis total yang diberikan adalah 30-40mg/kg/hari diinfuskan selama 8-12 jam saat

    pasien tidur selama 5 hari/minggu.

    Transplantasi Sel Stem Hematopoetik (TSSH)

    TSSH merupakan satu-satunya yang terapi kuratif untuk thalassemia yang saat ini

    diketahui. Prognosis yang buruk pasca TSSH berhubungan dengan adanya hepatomegali,

    fibrosis portal, dan terapi khelasi yang inefektif sebelum transplantasi dilakukan. Prognosis

    bagi penderita yang memiliki ketiga karakteristik ini adalah 59%, sedangkan pada penderita

    yang tidak memiliki ketiganya adalah 90%. Meskipun transfusi darah tidak diperlukan

    setelah transplantasi sukses dilakukan, individu tertentu perlu terus mendapat terapi khelasi

    untuk menghilangkan zat besi yang berlebihan. Waktu yang optimal untuk memulai

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    29/33

    6

    pengobatan tersebut adalah setahun setelah TSSH. Prognosis jangka panjang pasca

    transplantasi , termasuk fertilitas, tidak diketahui. Biaya jangka panjang terapi standar

    diketahui lebih tinggi daripada biaya transplantasi. Kemungkinan kanker setelah TSSH juga

    harus dipertimbangkan.

    Terapi Bedah

    Splenektomi merupakan prosedur pembedahan utama yang digunakan pada pasien

    dengan thalassemia. Limpa diketahui mengandung sejumlah besar besi nontoksik (yaitu,

    fungsi penyimpanan). Limpa juga meningkatkan perusakan sel darah merah dan distribusi

    besi. Fakta-fakta ini harus selalu dipertimbangkan sebelum memutuskan melakukan

    splenektomi.. Limpa berfungsi sebagai penyimpanan untuk besi nontoksik, sehingga

    melindungi seluruh tubuh dari besi tersebut. Pengangkatan limpa yang terlalu dini dapat

    membahayakan.

    Sebaliknya, splenektomi dibenarkan apabila limpa menjadi hiperaktif, menyebabkan

    penghancuran sel darah merah yang berlebihan dan dengan demikian meningkatkan

    kebutuhan transfusi darah, menghasilkan lebih banyak akumulasi besi.

    Splenektomi dapat bermanfaat pada pasien yang membutuhkan lebih dari 200-250 mL

    / kg PRC per tahun untuk mempertahankan tingkat Hb 10 gr / dL karena dapat menurunkan

    kebutuhan sel darah merah sampai 30%.

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    30/33

    6

    Gambar 8. Splenektomi

    Risiko yang terkait dengan splenektomi minimal, dan banyak prosedur

    sekarang dilakukan dengan laparoskopi. Biasanya, prosedur ditunda bila memungkinkan

    sampai anak berusia 4-5 tahun atau lebih. Pengobatan agresif dengan antibiotik harus selalu

    diberikan untuk setiap keluhan demam sambil menunggu hasil kultur. Dosis rendah Aspirin

    setiap hari juga bermanfaat jika platelet meningkat menjadi lebih dari 600.000 / L pasca

    splenektomi.

    Diet

    Pasien dianjurkan menjalani diet normal, dengan suplemen sebagai berikut : asam

    folat, asam askorbat dosis rendah, dan alfa-tokoferol. Sebaiknya zat besi tidak diberikan, dan

    makanan yang kaya akan zat besi juga dihindari. Kopi dan teh diketahui dapat membantu

    mengurangi penyerapan zat besi di usus.

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    31/33

    6

    F. Skrining

    Dapat dilakukan skrining premarital dengan menggunakan pedigree. Atau bisa juga

    dilakukan pemeriksaan terhadap setiap wanita hamil berdasar ras, melalui ukuran eritrosit,

    kadar Hb A2 (meningkat pada thalassemia-). Bila kadarnya normal, pasien dikirim ke pusat

    yang bisa menganalisis rantai .

    G. Prognosis

    Prognosis bergantung pada tipe dan tingkat keparahan dari thalassemia. Seperti dijelaskan

    sebelumnya, kondisi klinis penderita thalassemia sangat bervariasi dari ringan bahkan

    asimtomatik hingga berat dan mengancam jiwa.

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    32/33

    6

    KESIMPULAN

    Thalassemia adalah gangguan pembuatan hemoglobin yang diturunkan. Thalassemia

    ditemukan tersebar di seluruh ras di Mediterania, Timur Tengah, India sampai Asia

    Tenggara. Thalassemia memiliki dua tipe utama berdasarkan rantai globin yang hilang pada

    hemoglobin individu yaitu Thalassemia- dan thalassemia-, yang nantinya akan dibagi lagi

    menjadi beberapa subtipe berdasarkan derajat mutasi (secara genetik) ataupun berat

    ringannya gejala. Thalassemia diturunkan berdasarkan hukum Mendel, resesif atau ko-

    dominan. Heterozigot biasanya tanpa gejala, sedangkan homozigot atau gabungan heterozigot

    gejalanya lebih berat dari thalassemia dan . Terapi thalassemia antara lain adalah terapi

    transfusi, terapi pengikat besi (khelasi), splenektomi, dan transplantasi sumsum tulang.

    Masing-masing terapi memiliki kriteria dan efek samping tertentu sehingga perlu

    dipertimbangkan secara seksama. Konseling mengenai thalassemia sangat diperlukan untuk

    skrining dan pemahaman terhadap penderita. Sampai saat ini, penderita thalassemia yang

    berat biasanya tidak dapat bertahan hingga mencapai usia dewasa normal meskipun

    kemungkinan ini tidak tertutup sama sekali.

  • 8/3/2019 referat puyul - thalassemia

    33/33

    DAFTAR PUSTAKA

    Behrman, Kliegman, Arvin. Nelson : Ilmu Kesehatan Anak Volume 2. Edisi ke-15. Jakarta :

    EGC ; 1996

    Erythropoesis. November 4, 2009 (cited December 6, 2009) Available at

    http://en.wikipedia.org/wiki/Erythropoiesis

    Hemoglobine. December 9, 2009 (cited December 12, 2009). Available at

    http://en.wikipedia.org/wiki/Hemoglobin

    Hay WW, Levin MJ. Current Diagnosis and Treatment in Pediatrics. 18th Edition. New York

    : Lange Medical Books/ McGraw Hill Publishing Division ; 2007

    Permono B, Sutaryo, dkk. Buku Ajar Hemotologi-Onkologi Anak Cetakan Kedua. Jakarta :

    Ikatan Dokter Anak Indonesia ; 2006

    Yaish HM. Thalassemia. July 29, 2009 (cited December 5, 2009). Available at :

    http://emedicine.medscape.com/article/958850-followup