ptk metode pemberian tugas

Upload: enny-fiana-sulistyo

Post on 02-Mar-2016

131 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

PTK TIK SMA

TRANSCRIPT

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGASDALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN TIK PADA MATERI PERANGKAT LUNAK PENGOLAH KATASISWA KELAS XA MAN NGRAMBE TAHUN PELAJARAN 2012/2013Disusun oleh:

RINA BUDI SETYARINI, S.PdI

MADRASAH ALIYAH NEGERI NGRAMBETAHUN 2013HALAMAN PENGESAHAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

( CLASS ACTION RESEARCH )a. Judul PTK :

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN TIK PADA MATERI PERANGKAT LUNAK PENGOLAH KATA SISWA KELAS XA MAN NGRAMBE TAHUN PELAJARAN 2012/2013

b. Identitas Penulis :Nama

: Rina Budi Setyarini, S.Pd.I

Mata Pelajaran

: TIK

Satuan Pendidikan: MAN Ngrambe

Mengetahui,

Kepala MAN Ngrambe

Drs. Suhudi,M.Pd.INIP.195609091983031002Ngrambe, Maret 2013Peneliti,

Rina Budi Setyarini

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Syukur alhamdulilah senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga penulis mampu menyelesaikan penelitian yang sangat berguna bagi siswa dan guru ini tepat pada waktunya.

Penelitian ini dapat selesai dengan tidak terlepas dari bantuan dan masukan dari rekan guru, teman dan berbagai pihak. Kiranya ucapan terima kasih yang setulusnya penulis haturkan semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Amin

Penulis mengharapkan masukan dan saran yang membangun bagi perbaikan karya ini dan karya berikutnya. Apabila terdapat kekeliruan atau kekurangan penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terima kasih.Wassalamu alaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Ngrambe, Maret 2013Penulis,ABSTRAK

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN TIK LUNAK PADA MATERI PERANGKAT PENGOLAH KATA SISWA KELAS XA MAN NGRAMBE TAHUN PELAJARAN 2012/2013.Kata Kunci : Metode Tugas, Prestasi Belajar

Pendidikan adalah suatu proses pembinaan kepribadian, pengetahun, kecakapan, dan jasmani yang sehat. Pendidikan formal tercermin dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar akan berhasil apabila tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai. Salah satu faktor penentu keberhasilan belajar adalah penggunaan metode mengajar yang tepat. Salah satu metode tersebut yaitu resitasi/pemberian tugas.

Keberhasilan tujuan pembelajaran tersebut dapat tecermin dalam prestasi belajar siswa. Semakin baik prestasi belajar siswa maka kegiatan pembelajaran semakin berhasil.

TIK merupakan mata pelajaran yang memuat tentang keterampilan dan pengetahuan tentang teknologi khususnya komputer. Siswa akan lebih mudah menguasai apabila sering melakukan latihan/praktik. Alokasi waktu belajar yang terbatas dan prasarana yang tidak tersedia membuat siswa sering lambat dalam menguasai materi. Panerapan metode pemberian tugas diberikan dengan harapan agar siswa memiliki hasil/prestasi belajar yang lebih baik karena siswa melaksakan latihan-latihan selama melaksanakan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi.Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi serta revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas XA MAN Ngrambe Tahun pelajaran 2012/2013. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif dan lembar observasi kegiatan belajar mengajar.

Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu, siklus I (66,7 %) dan pada siklus II (86,7 %).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran tdengan pemberian tugas dapat berpengaruh positif terhadap prestasi belajar Siswa Kelas XA MAN Ngrambe serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran TIK.

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL

iHALAMAN PENGESAHAN

iiKATA PENGANTAR

iiiABSTRAK

ivDAFTAR ISI

vBAB IPENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang Masalah

1

B. Perumusan Masalah

3C. Tujuan Penelitian

3D. Manfaat Penelitian

4E. Hipotesis Penelitian

4BAB IITINJAUAN PUSTAKA

6A. Pengertian Belajar

6B. Pengertian Pembelajaran

7C. Tujuan Belajar

8D. Tujuan Pembelajaran

9E. Pengertian Metode Pembelajaran

9F. Prestasi Belajar

9G. Pengertian Metode Mengajar

10H. Metode Resitasi/Pemberian Tugas

10BAB IIIPROSEDUR PENELITIAN

18A. Rancangan Penelitian

18B. Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian

21C. Pelaksanaan Penelitian

22D. Instrumen pengumpulan Data

22E. Teknik Pengumpulan Data

23F. Teknik Analisa Data

23BAB IVANALISA DAN PEMBAHASAN

25A. Siklus 1

25B. Siklus 2

28BAB VPENUTUP

34A. Kesimpulan

34B. Saran

34DAFTAR PUSTAKABAB I

PENDAHULUANA.Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin merambah pada setiap aktifitas manusia baik dalam dunia kerja maupun pendidikan. Berbagai perangkat teknologi informasi dan komunikasi sudah lazim digunakan dalam setiap kesempatan guna menunjang pekerjaan manusia. Informasi dan komunikasi menjadi sangat penting karena segala sesuatu menuntut serba cepat, akurat, dan fleksibel.Kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut juga diperuntukkan bagi siswa sebagai anak didik. Siswa harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal dalam menapaki masa depan.

Salah satu pemanfaatan teknologi adalah pemanfaatan perangkat komputer dengan berbagai jenis dan teknologinya untuk membantu pekerjaan manusia dalam berbagai kegiatan yang banyak dibutuhkan dalam dunia kerja. Publikasi merupakan suatu bidang yang membuat sesuatu hal menjadi diketaui oleh orang lain atau secara lebih luas masyarakat. Di dalam dunia publikasi, berbagai kegiatan banyak memanfaatkan software komputer untuk mendukung kegiatan publikasi. Contohnya adalah pembuatan banner untuk suatu lembaga baik pendidikan, jasa, maupun retail yang selalu memakai banner untuk menunjukkan identitas dan spesifikasi lembaga. Di samping itu TIK sebagai mata pelajaran yang menerapkan penguasaan keterampilan komputer dituntut mampu menghasilkan siswa yang memiliki skill yang diperoleh dalam kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut mampu tercapai apabila tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dirumuskan dengan tepat dan dilaksanakan dengan perencanaan, implementasi, serta evaluasi yang baik. Sehingga hasil dan prestasi belajar dapat tercapai dengan maksimal.Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan kegiatan pengajaran adalah penggunaan strategi/metode mengajar yang tepat. Salah satu metode yang diterapkan adalah metode resitasi/tugas yaitu metode penyajian materi pengajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.

Berdasarkan pengamatan penulis prestasi belajar TIK siswa kelas XA dirasa belum memuaskan. Beberapa penyebabnya adalah alokasi waktu belajar mata pelajaran TIK sebanyak 2 jam pelajaran per minggu dirasakan kurang dibandingkan dengan tuntutan penguasaan materi, kurangnya porsi latihan karena materi pelajaran TIK menuntut keterampilan psikomotorik yang akan lebih dikuasai apabila lebih sering melakukan latihan-latihan, dan sarana komputer yang terbatas (tidak semua siswa memiliki komputer) sehingga pengoperasian komputer hanya di sekolah.Berpedoman pada uraian latar belakang di atas maka penulis mengambil judul PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN TIK PADA MATERI PERANGKAT LUNAK PENGOLAH KATA SISWA KELAS XA MAN NGRAMBE TAHUN PELAJARAN 2012/2013.Harapan yang ingin diwujudkan adalah metode pemberian tugas dapat menjadi alternatif solusi yang bisa diterapkan bagi peningkatan prestasi belajar mata pelajaran TIK. Dengan pertimbangan bahwa siswa akan dikondisikan dengan kegiatan belajar yang diperoleh di sekolah dan di luar sekolah melalui penugasan-penugasan yang diberikan oleh guru sehingga aktifitas belajar mendapat porsi yang lebih banyak dan tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal B.PERUMUSAN MASALAHPenelitian ini merumuskan masalah pada:

Apakah metode pemberian tugas/resitasi yang diterapkan pada siswa kelas XA MAN Ngrambe dapat meningkatkan prestasi belajar TIK pada materi perangkat lunak pengolah kata?B.Rumusan Masalah

Penelitian ini merumuskan masalah pada:

Apakah metode pemberian tugas yang diterapkan pada siswa kelas XA MAN Ngrambe dapat meningkatkan prestasi belajar TIK pada materi perangkat lunak pengolah kata?

C.TUJUAN PENELITIANSesuai dengan permasalahan yang dikemukakan di atas maka tujuan penellitian ini adalah :

Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pemberian tugas/resitasi terhadap peningkatan prestasi belajar TIK siswa kelas XA MAN Ngrambe pada materi perangkat lunak pengolah kata.D.MANFAAT PENELITIAN1. Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberian alternatif wacana bagi dunia pendidikan dan memperkaya penelitian yang telah ada sebelumnya2. Dari segi praktis, antara lain:

a) Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan dalam menentukan metode mengajar yang tepat sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

b) Bagi penulis, penelitian ini dapat menjadi tambahan pengetahuan dan sebagai referensi dalam penggunaan metode mengajar dalam meningkatkan prestasi belajar.c) Bagi siswa, penelitian ini dapat menjadi alternatif solusi untuk meningkatkan prestasi belajar TIK siswaE.HIPOTESIS PENELITIANHipotesis sebagai suatu jawaban sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti data yang terkumpul (Arikunto, 1993: 67).Penelitian tindakan kelas sebagai serangkaian langkah yang membentuk spiral. Setiap langkah Penelitian tindakan kelas memiliki empat tahap, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting) (Joko Nurkamto, 2010). Dengan demikian, maka hipotesis yang dirumuskan adalah, melalui penerapan metode pemberan tugas/resitasi maka prestasi belajar mata pelajaran TIK siswa kelas XA pada materi perangkat lunak pengolah kata dapat meningkat.BAB II

TINJAUAN PUSTAKAA. Pengertian BelajarSecara tak sadar semua manusia telah mengalami proses yang dinamakan dengan belajar. Belajar bisa diartikan sebagai perubahan tingkah laku, pengetahuan, dan kecakapan/keterampilan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga pada hakekatnya belajar merupakan suatu perubahan dalam diri seseorang.Menurut Gage (1984) belajar adalah sebagai suatu proses dimana seorang individu berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.Menurut Benjamin Bloom (1956) belajar adalah perubahan kualitas kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik untuk meningkatkan taraf hidupnya sebagai pribadi, sebagai masyarakat, maupun sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa.

Dari beberapa definisi belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah :

Belajar merupakan perubahan tingkah laku

Belajar meliputi perubahan pengetahuan, kecakapan/keterampilan, dan sikap

Belajar itu berlangsung melalui latihan-latihan dan pengalaman-pengalaman

Jadi bagi siswa yang memiliki kewajiban belajar maka diharapkan segala aspek yang diperoleh dalam kegiatan belajar dapat dijadikan bekal di masa depan dalam meningkatkan taraf hidupnya dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat, dan bernegara.

B. Pengertian PembelajaranPembelajaran bisa diartikan sebagai upaya untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar. Pembelajaran ditekankan pada kegiatan supaya siswa dapat memahami materi yang diajarkan.Beberapa ciri pembelajaran yang perlu diperhatikan guru adalah sebagai berikut:

a. Mengaktifkan motivasi

b. Memberitahukan tujuan belajar

c. Merancang kegiatan dan perangkat pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat terlibat secara aktif, terutama secara mental

d. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat merangsang berpikir siswa e. Memberikan bantuan terbatas kepada siswa tanpa memberikan jawaban final

f. Menghargai hasil kerja siswa dan memberi umpan balik

g. Menyediakan aktivitas dan kondisi yang memungkinkan terjadinya konstruksi pengetahuan.

C. Tujuan BelajarTujuan dari kegiatan belajar pada dasarnya adalah sebuah perubahan yang bersifat pada suatu peningkatan.

Benyamin S Bloom, menggolongkan bentuk tingkah laku sebagai tujuan belajar atas tiga ranah, yakni:

a. Ranah kognitif berkaitan dengan perilaku yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah.

b. Ranah afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, minat, aspirasi dan penyesuaian perasaan sosial.

c. Ranah psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual dan motorik.

D. Tujuan Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Secara lebih sederhana pengertian pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Tujuan pembelajaran (instructional objective) adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.E. Pengertian Metode Pembelajaran

M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.

F. Prestasi BelajarPrestasi pada dasarnya adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut maka prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu.

prestasi belajar bisa juga dikatakan sebagai ukuran keberhasilan seorang siswa setelah menempuh proses belajar di sekolah, yang dapat diketahui dengan menggunakan alat evaluasi yang disebut tes prestasi belajar. Di dalam mata pelajaran TIK, prestasi belajar diukur dari tiga aspek. Yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.G. Pengertian Metode MengajarMengajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru, sedangkan belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Dari kedua sisi terdapat interaksi satu sama lain yang dipertemukan dalam kegiatan belajar mengajar. Guru memikul tanggung jawab supaya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tercapai, sedangkan siswa harus memiliki hasil belajar yang dibuktikan dengan prestasi belajar.Jadi terdapat hubungan supaya kedua hal tersebut tercapai, yaitu tujuan pembelajaran atau keberhasilan belajar mengajar. Supaya tujuan tersebut tercapai maka diperlukan strategi mengajar yang baik dan tepat. Salah satu strategi mengajar yang diterapkan adalah metode mengajar.Metode mengajar merupakan suatu cara yang digunakan supaya tujuan tercapai. Beberapa metode mengajar yang bisa dilakukan antara lain: ceramah, tanya jawab, diskusi, resitasi, dan lain-lain.

H. Metode Resitasi/pemberian tugasAda beberapa pengertian metode resitasi atau definisi yang dikemukakan oleh para ahli antara lain sebagai berikut:

1. Menurut Nana Sudjana:

Tugas atau resitasi tidak sama dengan pelajaran rumah tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas dapat merangsang anak untuk lebih aktif belajar baik secara individual maupun kelompok.2. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain:

Metode Penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalah tugas yang diberikan siswa dapat dilakukan di kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa atau dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.3. Menurut Mulyani dan Johan Permana. H:

Metode pemberian tugas atau penugasan diartikan sebagai suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru yang dikerjakan peserta didik di sekolah ataupun di rumah secara perorangan atau kelompok.4. Imansjah Alipandie (1984:91) dalam bukunya yang berjudul Didaktik Metodik Pendidikan Umum mengemukakan bahwa : Metode resitasi adalah cara untuk mengajar yang dilakukan dengan jalan memberi tugas khusus kepada siswa untuk mengerjakan sesuatu di luar jam pelajaran. Pelaksanaannya bisa dirumah, diperpustakaan, dilaboratorium, dan hasilnya dipertanggungjawabkan.

5. Sedangkan Slameto (1990:115) mengemukakan :Metode resitasi adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan diluar jadwal sekolah dalam rentangan waktu tertentu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan kepada guru.Metode resitasi merupakan salah satu pilihan metode mengajar seorang guru, dimana guru memberikan sejumlah item pertanyaan kepada siswanya untuk dikerjakan di luar jam pelajaran. Dan setiap item penugasan tersebut harus dipertanggungjawabkan kepada guru sebagai bukti bahwa siswa telah melakukan aktifitas belajar. Dalam memberikan tugas kepada siswa, guru diharuskan memeriksa dan memberi nilai. Rostiyah (1991:113) mengemukakan bahwa dengan mengevaluasi tugas yang diberikan kepada siswa, akan memberi motivasi belajar siswa.

Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode resitasi adalah pemberian tugas kepada siswa di luar jadwal pelajaran yang hasilnya dipertanggungjawabkan kepada guru yang dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dan termotivasi untuk belajar.Tugas yang diberikan guru bersifat mendukung materi pelajaran. Sudirman, dkk(1989:143) dalam bukunya Ilmu Pendidikan mengemukakan berbagai jenis tugas yang dapat diberikan kepada siswa antara lain:

1. Tugas membuat rangkuman (report) beberapa halaman, toik, bab, atau buku.

2. Tugas membuat makalah

3. Tugas menjawab pertanyaan atau menyelesaikan soal-soal tertentu

4. Tugas mengadakan observasi atau wawancara

5. Tugas mengadakan latihan

6. Tugas mendemonstrasikan sesuatu

7. Tugas menyelesaikan proyek atau pekerjaan tertentu

8. Tugas eksperimen 9. Tugas individu/kelompokSetelah tugas diberikan, maka harus ada bentuk pertanggungjawaban dari guru. Dari karakteristiknya metode ini sangat bermanfaat bagi pelajaran TIK yang mengutamakan aspek psikomotorik siswa. Dengan alokasi waktu belajar yang terbatas maka siswa diharapkan dapat melakukan latihan-latihan sendiri di luar jam pelajaran.Dengan intensitas latihan yang lebih banyak maka penguasaan materi juga semakin baik sehingga prestasi belajar siswa juga akan berpengaruh positif. Prinsip utama belajar adalah pengulangan. Semakin sering terjadi pengulangan maka hasil dari aktifitas yang berulang tersebut menjadi lebih mudah.1. Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi

1. Kelebihan Metode Resitasi

Ada beberapa kelebihan metode resitasi menurut para ahli antara lain:

a) Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain kelebihannya:

Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktifitas belajar individual ataupun kelompok.

Dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan guru.

Dalam membina tanggung jawab dan disiplin siswa.

Dapat mengembangkan kreatifitas siswa.

b) Menurut Mulyani:

Metode pemberian tugas dapat membuat siswa aktif belajar.

Tugas lebih merangsang siswa untuk lebih banyak, baik waktu dikelas maupun diluar kelas atau dengan lain, baik siswa dekat dengan guru maupun jauh dengan guru.

Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa yang diperlukan dalam kehidupannya.

Tugas lebih meyakinkan tentang apa yang akan dipelajari dari guru, lebih memperdalam, memperkaya, atau memperluas pandangan tentang apa yang dipelajari.

Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengelola sendiri informasi dan komunikasi.

Metode ini dapat membuat siswa bergairah dalam belajar karena kegiatan-kegiatan belajar dapat dilakukan dengan berbagai variasi sehingga tidak membosankan.

Metode ini dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.

Metode ini dapat mengembangkan kreatifitas siswa.

2. Kekurangan Metode Resitasi

Ada beberapa kekurangan metode Resitasi antara lain :

Siswa sulit dikontrol, apakah benar dia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain. Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa. Sering memberikan tugas yang menonton (tak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa.

Seringkali anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya menitu hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri. Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan.

Dari pengertian diatas tampak bahwa pelaksanaan metode ini banyak menuntut hakekat siswa sebab anak selalu dituntut oleh guru untuk belajar sendiri baik itu untuk materi yang sudah diterangkan ataupun yang belum diterangkan.

2. Langkah-langkah Metode Resitasi

Ada langkah-langkah yang harus diikuti dalam penggunaan metode pembelajaran tugas antara lain :

1. Fase Pemberian Tugas

Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan :

Tujuan yang akan dicapai

Jenis tugas jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut

Sesuai dengan kemampuan siswa

Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa

Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.

Dalam fase ini tugas yang diberikan kepada setiap anak didik harus jelas dan petunjuk-petunjuk yang diberikan harus terarah.

2. Langkah Pelaksanaan Tugas

Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru

Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja

Diusahakan atau dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain

Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang dia peroleh dengan baik dan sistematik

Dalam fase ini anak didik belajar (melaksanakan tugas) sesuai tujuan dan petunjuk-petunjuk guru.

3. Fase Mempertanggungjawabkan Tugas

Laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang telah dikerjakannya

Ada tanya jawab diskusi kelas

Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara lainnya

Dalam fase ini anak didik mempertanggungjawabkan hasil belajarnya baik berbentuk laporan lisan maupun tertulis.

Karena tugas yang dikerjakan pada akhirnya akan dipertanggung jawabkan maka siswa akan terdorong untuk mengerjakan secara sungguh-sungguh. Dengan metode ini sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu lebih mendalam.

BAB III

PROSEDUR PENELITIANA. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK atau disebut dengan Classroom Action Research adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu pembelajaran di kelas. PTK berfokus pada siswa atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas. Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran dan membantu guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran serta profesionalisme guru.Secara umum alur pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan model spiral dari Kemmis & Mc Taggart ( Basrowi, 2008 : 68 ) yang terdiri dari tiga siklus yang pada setiap siklusnya terdiri dari beberapa tindakan. Model spiral ini merupakan model siklus berulang berkelanjutan, dengan harapan pada setiap tindakan menunjukkan peningkatan sesuai perubahan dan perbaikan yang ingin dicapai.

Terdapat 2 siklus yang digunakan pada penelitian ini. Siklus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Penjelasan dari setiap tahap di atas adalah :1. Perencanaan (planning), yaitu rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. Pada tahap perencanaan dilakukan dengan menyusun perencanaan tindakan berdasarkan identifikasi masalah pada obeservasi awal sebelum penelitian dilaksanakan.2. Pelaksanaan tindakan (action), yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat sebelumya. Pelaksanaan tindakan merupakan proses kegiatan pembelajaran kelas sebagai realisasi dari teori dan strategi belajar mengajar yang telah disiapkan serta mengacu pada kurikulum yang berlaku.3. Observasi (observation), yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Tahap observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam PTK. Tujuan pokok observasi adalah untuk mengetahui ada-tidaknya perubahan yang terjadi dengan adanya pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung.4. Refleksi (reflection), yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarhan hasil refleksi ini, peneliti dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal. Melalui refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai, serta apa yang belum dicapai, serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya.Secara rinci, rancangan penelitian ini dapat digambarkan dalam tabel berikut:Tabel 4.1 Rancangan PenelitianSiklus IPerencanaan

Identifikasi masalah

Penetapan alternatif pemecahan masalahMerencanakan pembelajaran yang akan diterapkan Menentukan materi dan bahan ajar Membuat scenario pembelajaran

Menyiapkan media dan sumber pembelajaran

Membuat format evaluasi Membuat format observasi

Tindakan Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario yang direncanakan

Pengamatan Melakukan observasi sesuai dengan format Menilai hasil tindakan sesuai dengan format

Refleksi Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan

Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya

Evalusi tindakan I

Siklus IIPerencanaan Identifikasi masalah dan penetapan alternatif masalah Pengembangan

Tindakan Pelaksanaan program tindakan II

Pengamatan Pengumpulan data tindakan II

Refleksi Evaluasi tindakan II

Kesimpulan, saran, dan rekomendasi

B. Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian1. Tempat penelitian

Tempat penelitian yaitu tempat yang digunakan untuk melakukan penelitian. Dalam penelitian tempat penelitian yaitu di Madrasah Aliyah Negeri Ngrambe Ngawi.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari dan Maret (Semester genap) tahun pelajaran 2012/2013.3. Subjek penelitianSubjek penelitian adalah kelas XA MAN Ngrambe tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 32 siswa.

C. Pelaksanaan PenelitianPenelitan ini dilaksanakan selama 2 bulan (Februari sampai dengan Maret 2013) dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.2 Rincian PenelitianNoKegiatanFebruari

Minggu ke Maret

Minggu ke

123412345

1Perencanaan penelitianx

2Pembuatan perangkat pembelajaranx

3Pelaksanaan tindakanxxx

4Pengumpulan datax

5Analisa datax

6Pembuatan laporanxx

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian Mutu.

2. Rencana Pelajaran (RP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian Mutu, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

3. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil kegiatan pemberian tugas.

4. Tes formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep TIK pada pokok bahasan perangkat lunak pengolah kata. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah tes uraian.

E. Teknik Pengumpulan DataData-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan belajar aktif, dan tes formatif.

F. Teknik Analisa Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisa ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:

1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

Dengan : = Nilai rata-rata

X = Jumlah semua nilai siswa

N= Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Sesuai dengan penetapan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan sebelumnya bahwa untuk mata pelajaran TIK semester genap untuk mencapai ketuntasan belajar nilai yang diperoleh yaitu minimal 70. Dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 85%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

BAB IVANALISA DAN PEMBAHASAN

Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran terstrutur dengan pemberian tugas.

A. Analisa Data Penelitian Persiklus

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung..

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 5 Februari di kelas XA dengan jumlah siswa 30 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut : Table 4.3. Nilai Tes Formatif Siklus INONAMA SISWANILAIKETERANGAN

1ANISHA65TIDAK TUNTAS

2ARINTIKA70TUNTAS

3AYUK PURWATININGSIH75TUNTAS

4DEPI TRI YULIANI60TIDAK TUNTAS

5DEWI PUJI LESTARI70TUNTAS

6ELLA DIAN FATMAWATI78TUNTAS

7ERIFA NI'MATURROHMAH75TUNTAS

8MARFIAH DAROJAT70TUNTAS

9NANDA PUTRI LESTARI70TUNTAS

10NUR AINI BASSIRAH54TIDAK TUNTAS

11NURUL MUHAROMAH 40TIDAK TUNTAS

12PUPUT PRASETIO70TUNTAS

13RUTIN NABILA IRVANIA70TUNTAS

14SITI MARSIDAH72TUNTAS

15SRI PUJI LESTARI80TUNTAS

16TITIN FAMIDAH80TUNTAS

17TRIYANA WULANSARI74TUNTAS

18VIVI ALVIONITA72TUNTAS

19YULIANA ANDRIANI80TUNTAS

20ZIYANAH BINTI SAROHA85TUNTAS

21ALIP FEBRIANTO70TUNTAS

22BUDI RAHMAWAN60TIDAK TUNTAS

23DIMAS IRAWAN SANTRI70TUNTAS

24ERICO BIMA FEBRIANA PUTRA80TUNTAS

25HAPPY CHOIRUL MAHMUDI65TIDAK TUNTAS

26MUHAMMAD ARDI SAPUTRA80TUNTAS

27NANANG ARIF HIDAYATULLAH62TIDAK TUNTAS

28RIZKI KHOIRUL ANAM65TIDAK TUNTAS

29ROHMAD SHOLIKIN65TIDAK TUNTAS

30TEDI LALANG KUSUMA60TIDAK TUNTAS

JUMLAH332

JUMLAH SISWA 30

NILAI RATA-RATA SISWA69,57

Keterangan:

Jumlah siswa yang tuntas

: 23

Jumlah siswa yang belum tuntas : 11Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I

NoUraianHasil Siklus I

1

2

34Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajarJumlah siswa yang belum tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar69,57231166,7 %

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 69,57 dan ketuntasan belajar mencapai 6,7% atau ada 20 siswa dari 30 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 70 hanya sebesar 66,7 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena waktu kegiatan belajar siswa masih kurang dan materi yang belum terlalu familiar dengan siswa karena tidak sering digunakan dan diterpakan dalam kegiatan sehari-hari.c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:

1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran

2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu

3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.4) Waktu belajar kurangBerdasarkan refleksi yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.

1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan

3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.4) Guru mempertimbangkan untuk mencari tambahan waktu belajar

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2013 di Kelas XA dengan jumlah siswa 30 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalah atau kekurangan pada siklus I tidak terulanga lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut.

Table 4.5. Nilai Tes Formatif Pada Siklus II

NONAMA SISWANILAIKETERANGAN

1ANISHA70TUNTAS

2ARINTIKA75TUNTAS

3AYUK PURWATININGSIH75TUNTAS

4DEPI TRI YULIANI70TUNTAS

5DEWI PUJI LESTARI70TUNTAS

6ELLA DIAN FATMAWATI78TUNTAS

7ERIFA NI'MATURROHMAH75TUNTAS

8MARFIAH DAROJAT75TUNTAS

9NANDA PUTRI LESTARI85TUNTAS

10NUR AINI BASSIRAH65TIDAK TUNTAS

11NURUL MUHAROMAH 65TIDAK TUNTAS

12PUPUT PRASETIO80TUNTAS

13RUTIN NABILA IRVANIA80TUNTAS

14SITI MARSIDAH72TUNTAS

15SRI PUJI LESTARI80TUNTAS

16TITIN FAMIDAH80TUNTAS

17TRIYANA WULANSARI74TUNTAS

18VIVI ALVIONITA72TUNTAS

19YULIANA ANDRIANI80TUNTAS

20ZIYANAH BINTI SAROHA90TUNTAS

21ALIP FEBRIANTO70TUNTAS

22BUDI RAHMAWAN60TIDAK TUNTAS

23DIMAS IRAWAN SANTRI70TUNTAS

24ERICO BIMA FEBRIANA PUTRA85TUNTAS

25HAPPY CHOIRUL MAHMUDI70TUNTAS

26MUHAMMAD ARDI SAPUTRA80TUNTAS

27NANANG ARIF HIDAYATULLAH75TUNTAS

28RIZKI KHOIRUL ANAM70TUNTAS

29ROHMAD SHOLIKIN65TIDAK TUNTAS

30TEDI LALANG KUSUMA75TUNTAS

JUMLAH365

JUMLAH SISWA 30

NILAI RATA-RATA SISWA74,37

Keterangan:

Jumlah siswa yang tuntas

: 26Jumlah siswa yang belum tuntas : 4 Tabel 4.5. Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II

NoUraianHasil Siklus II

1

2

3Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar

Persentase ketuntasan belajar74,372686,7

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 74,37 dan ketuntasan belajar mencapai 86,7 % atau ada 26 siswa dari 30 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan dari siklus I. Dan berdasarkan presentasi ketuntasan belajar siwa yang mencapaii 86,7 % maka secara klasikal kelas tersebut telah tuntas. Adanya peningkatan prestasi siswa ini karena siswa sudah mulai beradaptasi dan mulai mengerti dengan cara pembelalajaran baru tersebut dan waktu belajar yang lebih banyak membuat penguasaan materi lebih baik. Disamping itu siswa yang lebih pandai juga mulai mengajari temanya yang kurang mampu dalam penguasan materi pelajaran.

c. Refleksi

Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan belajar aktif. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:

1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.

2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung.

3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

4) Mutu siswsa pada siklus II mencapai ketuntasan.5) Semakin banyak waktu belajar maka semakin baik siswa menguasai materi yang diajarkan.d. Revisi Pelaksanaan

Pada siklus II guru telah menerapkan belajar aktif dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta prestasi siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan belajar aktif dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

B. Pembahasan

1. Ketuntasan Belajar Siswa

Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran pemberian tugas memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru selama ini (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, dan II) yaitu masing-masing 66,7 %, dan 86,7 %. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisa data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terstrutur dengan pemberian tugas dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap proses mengingat kembali materi pelajaran yang telah diterima selama ini, yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisi data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran TIK dengan pemberian tugas yang paling dominan adalah mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru, dan kegiatan belajar yang lebih banyak. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah belajar aktif dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan, menjelaskan, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan pemberian tugas memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (66,7 %) dan siklus II (86,7 %).

2. Penerapan pembelajaran dengan pemberian tugas mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat terhadap pembelajaran dengan pemberian tugas sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar TIK lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk melaksanakan pembelajaran dengan pemberian tugas memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan pembelajaran dengan pemberian balikan dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian: Suatu Pekdekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Kemiis, S. & McTaggart, R. 1988. The Action Research Planner. Third Edition. Victoris: Deakin University Press.

Nazir. Moh. 1991. Metode Penelitian. Ghalia: Indonesia.

Slameto, 1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zein. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

xxxvii

_1185363297.unknown

_1452261243.unknown

_1452265226.unknown

_1452265225.unknown

_1185364017.unknown

_1185363225.unknown