contoh ptk metode demonstrasi

60
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep pendidikan pada dasarnya membuat siswa memiliki kompetensi tamatan sesuai jenjang sekolah, yaitu pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan melaksanakan tugas atau mempunyai kemampuan untuk mendekatkan dirinya dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan budaya, dan kebutuhan daerah. Sementara itu, kondisi pendidikan di negara kita dewasa ini, lebih diwarnai oleh pendekatan yang menitikberatkan pada model belajar konvensional seperti ceramah sehingga kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar mengajar. Suasana belajar seperti itu, semakin menjauhkan peran pendidikan dalam upaya mempersiapkan warga negara yang baik dan masyarakat yang cerdas (Djahiri, 1993) Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah model metode pembelajaran demonstrasi. Yang dimaksud metode demonstrasi adalah salah satu cara 1

Upload: dian

Post on 16-Jan-2016

239 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

PTK

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Konsep pendidikan pada dasarnya membuat siswa

memiliki kompetensi tamatan sesuai jenjang sekolah, yaitu

pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan melaksanakan tugas

atau mempunyai kemampuan untuk mendekatkan dirinya

dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan budaya,

dan kebutuhan daerah. Sementara itu, kondisi pendidikan di

negara kita dewasa ini, lebih diwarnai oleh pendekatan yang

menitikberatkan pada model belajar konvensional seperti

ceramah sehingga kurang mampu merangsang siswa untuk

terlibat aktif dalam proses belajar mengajar. Suasana belajar

seperti itu, semakin menjauhkan peran pendidikan dalam upaya

mempersiapkan warga negara yang baik dan masyarakat yang

cerdas (Djahiri, 1993)

Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat

dikembangkan untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah model

metode pembelajaran demonstrasi. Yang dimaksud metode

demonstrasi adalah salah satu cara mengajar, di mana guru

melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati

prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil

pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievalusi oleh guru.

Setiap orang selalu punya kewajiban untuk melakukan

tugas tertentu seperti halnya seorang guru di tuntut agar 1

Page 2: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

menjalankan kewajiban itu sepenuh tanggung jawab. Setiap

kewajiban berisi tugas dan setiap tugas harus di laksanakan. 

Tugas yang di laksanakan akan dianggap selesai apabila tujuan

yang hendak dicapai sudah terwujud. Seorang guru tersebut

harus merasa yakin bahwa

jalan yang harus ditempuhnya untuk sampai kepada tujuan

dapat dilakukan dengan cara atau metode yang tepat dan cocok

untuk diterapkan kepada peserta didiknya.

Adapun cara atau metode yang terbaik untuk diterapkan

itu banyak sekali tergantung pada karakteristik peserta didik

masing-masing, salah satunya adalah metode demonstrasi.

Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif

dalam membantu anak didik untuk menjawab kebutuhan

belajarnya dengan usaha sendiri berdasarkan fakta dan data

yang jelas dan benar yang diperolehnya dari demonstrasi.

Metode Demonstrasi dan Eksperimen ialah suatu upaya

pembelajaran atau proses belajar dengan cara praktek

menggunakan peragaan yang di tujukan pada siswa

dengan tujuan agar semua siswa lebih mudah dalam memahami

dan mempraktekkan  apa yang telah diperolehnya dan dapat

mengatasi suatu permasalahan yang terjadi sehubungan dengan

yang sudah didemonstrasikan.

Karakteristik metode demonsrtasi dapat dilihat dari

keunggulan metode deemonstrasi dan kelemahan metode

demonstrasi. Keunggulan metode demonstrasi, antara lain: 1)

2

Page 3: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

Perhatian siswa lebih mudah dipusatkan pada proses belajar dan

tidak tertuju pada hal-hal lain; 2) Dapat mengurangi kesalahan

dalam mengambil kesimpulan, apabila dibandingkan dengan

halnya membaca buku karena siswa mengamati langsung

terhadap suatu proses yang jelas; 3) Apabila siswa turut aktif

dalam sesuatu percobaan yang bersifat demonstrative maka

anak didik akan memperoleh pengalaman-pengalaman praktis

yang dapat membentuk perasaan dan kemampuan anak, serta

dapat mengembangkan kecakapannya.

Kekurangan metode demonstrasi, diantaranya: 1)

Demonstrasi akan menjadi metode yang kurang tepat apabila

alat-alat yang dimonstrasikan tidak memadai atau tidak sesuai

kebutuhan; 2) Demonstrasi menjadi kurang efektif apabila tidak

diikuti dengan sebuah aktivitas dimana siswa sendiri dapat ikut

bereksperimen dan tidak dapat menjadikan aktivitas itu sebagai

pengalaman yang berharga; 3) Tidak semua hal dapat

didemonstrasikan di dalam kelas.

B.   Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan topik dalam materi

pelajaran di atas, dapat di kaji ada beberapa permasalahan yang

dirumuskan sebagai berikut :

3

Page 4: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

1. Apakah pembelajaran dengan menggunakan

metode demonstrasi berpengaruh terhadap hasil belajar Mata

Pelajaran Fiqih siswa kelas III MI Mamba’ul Huda Tegalsari

Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi tahun pelajaran

2013 / 2014?

2. Seberapa tinggi tingkat penguasaan materi pelajaran Fiqih

dengan diterapkannya metode demonstrasi pada siswa kelas

III MI Mamba’ul Huda Tegalsari Kecamatan Tegalsari

Kabupaten Banyuwangi tahun pelajaran 2013 / 2014?

C.   Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan

dilaksanakan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengungkap pengaruh pembelajaran dengan

menggunakan  metode demonstrasi terhadap hasil belajar

siswa Mata Pelajaran Fiqih kelas

III MI Mamba’ul Huda Tegalsari Kecamatan Tegalsari

Kabupaten Banyuwangi tahun pelajaran 2013 / 2014.

2. Ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman dan

penguasaan Mata pelajaran fiqih setelah diterapkannya

pembelajaran dengan menggunakan  metode demonstrasi

pada siswa kelas III MI Mamba’ul Huda Tegalsari Kecamatan

Tegalsari Kabupaten Banyuwangi tahun pelajaran 2013 /

2014.

4

Page 5: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

D. Pentingnya Penelitian

1. Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi

tentang pembelajaran dengan menggunakan

metode demonstrasi dalam pembelajaran mata pelajaran fiqih

oleh guru Kelas Tiga.

2. Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya

meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata

pelajaran fiqih.

3. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan

metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi

siswa.

4. Siswa, dapat meningkatkan motivasi belajar dan melatih sikap

sosial untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain

dalam mencapai tujuan belajar mata pelajaran fiqih.

5. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang

peranan guru mata pelajaran fiqih dalam meningkatkan

pemahaman siswa belajar mata pelajaran fiqih.

6. Sumbangan pemikiran bagi guru mata pelajaran fiqih dalam

mengajar dan meningkatkan pemahaman siswa belajar mata

pelajaran fiqih.

E. Definisi Operasional Variabel

5

Page 6: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian

ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut :

1. Metode demonstrasi adalah : pertunjukan tentang proses terjadinya suatu

peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan

agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau

tiruannya.

2. Membiasakan artinya : menjadikan siswa melakukan suatu perbuatan berkali-

kali, sehingga sulit untuk ditinggalkan.

3. Shalat fardhu adalah : ibadat yang tersusun dari beberapa perkataan dan

beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam,

menurut beberapa syarat yang tertentu.

F. Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah

meliputi:

1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas Tiga MI Mamba’ul Huda

Tegalsari Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi tahun

pelajaran 2013/2014?

2. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari semester genap

tahun pelajaran 2013/2014.

3. Materi yang disampaikan pada mata pelajaran fiqih adalah

pokok bahasan shalat fardlu.

BAB II

6

Page 7: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

KAJIAN PUSTAKA

A.   Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang

atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah

berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berusaha

tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh

pengalaman (Makalah Kongres Budaya dan Bahasa

Indonesia, 1996:14)

Sependapat dengan pernyataan tersebut, Soetomo

(1993:68) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah

proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan

sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk

melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu

pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang

menyebabkan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh

proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan

dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya

pikir, sikap dan lain-lain (Soetomo, 1993:120)

Pasal 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang

pendidikan nasional menyebutkan bahwa  pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Jadi,

pembelajaran adalah proses yang disengaja yang

7

Page 8: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar

untuk melakukan kegiatan pada siatuasi tertentu.

B. Pembiasaan Shalat Fardlu

1. Definisi & Penertian Sholat Fardhu / Wajib Lima Waktu.

Menurut bahasa shalat artinya berdoa, sedangkan menurut istilah

shalat adalah suatu perbuatan serta perkataan yang dimulai dengan takbir

dan diakhiri dengan salam sesuai dengan persyaratkan yang ada.

Sholat adalah tiangnya agama Islam, sholat merupakan amal yang

pertama kali dipertanggungjawabkan nanti di hari kiamat, bila sholatnya

baik maka amal yang lain jadi baik, jika sholatnya rusak maka amal yang

yang lain jadi tercemar. Sholat dicanangkan oleh Allah SWT untuk

membentuk kepribadian seorang muslim yang tangguh, dalam sholat Allah

mengajarkan hidup disiplin, hidup sabar,bermasyarakat, mengajarkan

hidup sehat, hidup bersih lahir dan batin, menahan diri dan pengendalian

diri, berkomunikasi dengan Khaliknya. Inilah yang mendorong Peneliti

untuk mengkaji kebiasaan sholat dhuha yang masih jauh dari harapan kita .

  Peningkatan pembiasaan sholat fardlu , yang dimaksud pembiasaan

disini ,adalah nilai yang sudah menjadi  sikap pribadi seseorang, yang

dapat dikerjakan tanpa berpikir, kebiasaan seperti ini yang disebut dengan

akhlak. Dengan harapan semoga sholat itu akhirnya menjadi akhlak bagi

siswa yang mengamalkannya. Tentu dalam hal ini diperlukan motivasi

multi aspek. Yang dimaksud motivasi adalah unsur yang mendorong

8

Page 9: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

seseorang untuk menggerakkan mengerjakan sesuatu, multi aspek artinya

beragam bentuk. Multi yang saya maksud disini antara lain: motivasi

melalui kajian sholatyaitu fadlilah dari shalat dhuha itu sendiri, melalui

kajian diri siswa ,melalui kajian nikmat. Sehingga semua potensi rohani

dan jasmaninya bisa berfungsi dengan lebih baik. Yang pada akhirnya

terdorong untuk mensyukuri nikmatNya salah satunya adalah melakukan

shalat lima waktu (shalat fardlu)

2. Hukum, Tujuan dan Syarat Solat Wajib Fardhu 'Ain

Hukum sholat fardhu lima kali sehari adalah wajib bagi semua

orang yang telah dewasa atau akil baligh serta normal tidak gila. Tujuan

shalat adalah untuk mencegah perbuatan keji dan munkar.

Untuk melakukan shalat ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dulu, yaitu:

1. Beragama Islam

2. Memiliki akal yang waras alias tidak gila atau autis

3. Berusia cukup dewasa

4. Telah sampai dakwah islam kepadanya

5. Bersih dan suci dari najis, haid, nifas, dan lain sebagainya

6. Sadar atau tidak sedang tidur

Syarat sah pelaksanaan sholat adalah sebagai berikut ini :

1. Masuk waktu sholat

2. Menghadap ke kiblat

3. Suci dari najis baik hadas kecil maupun besar

4. Menutup aurat

9

Page 10: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

3. Rukun Shalat

Dalam sholat ada rukun-rukun yang harus kita jalankan, yakni :

1. Niat

2. Posisis berdiri bagi yang mampu

3. Takbiratul ihram

4. Membaca surat al-fatihah

5. Ruku / rukuk yang tumakninah

6. I'tidal yang tuma'ninah

7. Sujud yang tumaninah

8. Duduk di antara dua sujud yang tuma'ninah

9. Sujud kedua yang tuma'ninah

10. Tasyahud

11. Membaca salawat Nabi Muhammad SAW

12. Salam ke kanan lalu ke kiri

4. Yang Membatalkan Sholat

Dalam melaksanakan ibadah salat, sebaiknya kita memperhatikan hal-hal

yang mampu membatalkan shalat kita, contohnya seperti :

1. Menjadi hadas / najis baik pada tubuh, pakaian maupun lokasi

2. Berkata-kata kotor

3. Melakukan banyak gerakan di luar sholat bukan darurat

4. Gerakan sholat tidak sesuai rukun shalat dan gerakan yang tidak

10

Page 11: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

tuma'ninah.

C. Metode Demonstrasi

1. Definisi Metode Demonstrasi

Metode Demonstrasi adalah metode mengajar yang

menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu

pengertian atau untuk memperlihatkan pada seluruh kelas

tentang suatu proses atau suatu petunjuk untuk melakukan

sesuatu.

Yang di maksud dengan Metode Demonstrasi ialah

metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk

memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan

bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu

pada siswa.

Metode demonstrasi-Animasi dapat memperjelas

pengertian dan konsep tindakan yang harus dilakukan.

Metode  tersebut dalam prakteknya dapat di lakukan oleh

guru atau anak didik itu sendiri. Metode Demonstransi-

Animasi cukup baik apabila di gunakan dalam penyampaian

bahan pelajaran tata surya, proses teknis peralatan, alran

listrik, atau fiqih, misalnya bagaiamana cara berwudu, shalat,

memandikan orang mati, tawaf pada waktu haji,dan yang

lainnya.

11

Page 12: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif

sebab membantu anak didik untuk mencari jawaban dengan

usaha sendiri berdasarkan fakta yang benar. Metode ini

dapat diterapakan dalam pembelajaran Ilmu Alam, Teknik

dan PAI, tetapi, tidak semua pelajaran PAI bisa

didemonstrasikan, misalnya masalah aqidah yang

menjelaskan iman kepada allah, malaikat, surga, neraka dan

lai-lain.

2. Tujuan dan Kegunaan Metode Demonstrasi

Tujuan dan kegunaan metode demonstrasi, antara lain:

1. Untuk memudahkan penjelasan sebab penggunaan bahasa

lebih terbatas.

2. Untuk membantu anak dalam memahami dengan jelas

jalannya suatu proses dengan penuh perhatian.

3. Untuk menghindari verbalisme.

4. Cocok digunakan apabila akan memberikan keterampilan

tertentu.

Adapun aspek yang penting dalam menggunakan

Metode Demonstrasi adalah:

Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar

apabila alat yang di Demonstrasikan tidak bisa di amati

dengan seksama oleh siswa. Misalnya alatnya terlalu kecil

12

Page 13: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

atau penjelasannya tidak jelas. Demonstrasi menjadi kurang

efektif bila tidak di ikuti oleh aktivitas di mana siswa sendiri

dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka

sebagai pengalaman yang berharga. Tidak semua hal dapat di

Demonstrasikan di kelas karna sebab alat-alat yang terlalu

besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh

dari kelas. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat

praktis. Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan

landasan teori dari apa yang akan di demonstrasikan.

Dan adapun sebaiknya dalam Mendemonstrasikan

pelajaran tersebut guru harus terlebih dulu

Mendemonstrasikan dengan sebaik-baiknya, baru di ikuti oleh

murid-muridnya yang sesuai dengan petunjuk.

3. Manfaat Metode Demonstrasi

Manfaat psikologis dari metode demonstrasi adalah : 

1. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .

2. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. 

3. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam

diri siswa. 

4. Kelebihan metode demonstrasi dan Kekurangan metode demonstrasi

Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :

13

Page 14: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

1. Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh

guru sehingg hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. Di samping

itu, perhatian siswa pun lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar

mengajar dan tidak kepada yang lainya.

2. Dapat membimbing siswa ke arahberpikir yang sama dalam satu saluran

pikiran yang sama.

3. Ekonmis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang

panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang

pendek.

4. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahn bila dibandingkan dengan hanya

membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaan yang

jelas dari hasil pengamatannya.

5. Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan

keterangan-keterangan yang banysk

6. Beberapa persoalan yang menimbulkan petanyaan atau keraguan dapat

diperjelas waktu proses demonstrasi.

Kekurangan metode demonstrasi sebagai berikut :

1. Derajat visibilitasnya kurang, peserta didik tidak dapat melihat atau

mengamati keseluruhan benda atau peristiwa yang didemonstrasikan

kadang-kadang terjadiperubahan yang tidak terkontrol.

2. Untuk mengadakan demonstrasi digunakan ala-alat yang khusus, kadang-

kadang alat itu susah didapat. Demonstrasi merupakan metode yang tidak

wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati secara seksama.

14

Page 15: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

3. Dalam mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang didemonstrasikan

diperlukan pemusatan perhatian. Dalam hal ini banyak diabaikan leh

peserta didik.

4. Tidak semua hal dapatdidemonstrasikan di kelas.

5. Memerlukan banyak waku sedangkan hasilnya kadang-kadang sangat

minimum.

6. Kadang-kadang hal yang didemonstrasikan di kelas akan berbeda jika

proses itu didemonstrasikan dalam situasi nyata atau sebenarnya.

7. Agar demonstrasi mendapaptkan hasil yang baik diperlukan ketekitian dan

kesabaran.

Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap

pelajaran akan lebih berkesan secra mendalam, sehingga membentuk

pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan

memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.

Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran

yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proes mengatur

sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu proses

mengerjakan atau menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk

sesuatu, membandingkan suatu cara engan cara lain dan untuk mengetahui

atau melihat kebenaran sesuatu. 

Adapun dalam metode demonstran ini

memiliki kelebihan dan ada juga kekurangannya sebagaimana

yang akan di paparkan di bawah ini.

5.  Langkah-Langkah Metode Demonstrasi

Beberapa petunjuk penggunaan metode demonstrasi:15

Page 16: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

1. Perencanaan: Menentukan tujuan demonstrasi

mengoperasikan PLC zelio logic smart relay; Menetapkan

langkah-langkah pokok demonstrasi membuat gambar

kendali zelio di komputer; dan Menyiapkan alat-alat yang

diperlukan seperti PLC trainner dan komputer.

2. Pelaksanaan: Mengusahakan agar demonstrasi pembuatan

gambar kendali zelio di komputer dapat diikuti dan diamati

oleh seluruh siswa melalui proyektor; Menumbuhkan sikap

krisis pada siswa sehingga terjadi Tanya jawab, dan diskusi

tentang masalah PLC zelio logic smart relay; Memberi

kesempatan pada setiap siswa untuk mencoba membuat

gambar rangkaian kendali zelio di komputer sehingga

siswa merasa yakin tentang suatu proses operasi

rangkaian kendali PLC zelio logic; Membuat penilaian dari

kegiatan siswa dalam demonstrasi menggunakan PLC zelio

logic tersebut, seperti gambar hasil karya siswa yang

dibuat di komputer.

3. Tindak lanjut: Pemberian tugas kepada siswa untuk

membuat gambar rangkaian kendali PLC untuk lampu lalu

lintas; Penilaian terhadap laporan hasil demonstrasi

mengoperasikan PLC zelio.

Metode domonstrasi merupakan metode mengajar

yang menyajikan bahan pelajaran dengan

16

Page 17: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

mempertunjukkan secara langsung objeknya atau caranya

melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses

tertentu. Demonstrasi dapat digunakan pada semua mata

pelajaran. Dalam pelaksanaan demonstrasi guru harus

sudah yakin bahwa seluruh siswa dapat memperhatikan

dan mengamati terhadap objek yang akan

didemonstrasikan. Sebelumnya proses demonstrasi guru

sudah mempersiapkan alat – alat yang digunakan dalam

demonstrasi tersebut.

Guru dituntut menguasai bahan pelajaran serta

mengorganisasi kelas, jangan samapi guru terlena dengan

demonstrasinya tanpa memperhatikan siswa secara

menyeluruh. Ada beberapa karakteristik metode mengajar

demonstrasi dan bagaimana hubungannya dengan

pengalaman belajar siswa.

Karakteristik, Pengalaman Belajar, Keunggulan, dan

Ketrampilan Metode Demonstrasi:

Prosedur metode demonstrasi yang harus dilakukan dalam

pembelajaran adalah: Mempersiapkan alat bantu yang

akan digunakan dalam pembelajaran; Memberikan

penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan;

Pelaksanaan demonstrsi bersamaan dengan perhatian dan

peniruan dari siswa; Penguatan (diskusi, tanya jawab, dan

atau latihan) terhadap hasil demonstrasi.

17

Page 18: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

Kemampuan guru yang perlu diperhatikan dalam

menunjung keberhasilan demonstrasi di antaranya:

Mampu secara proses tentang topik yang dipraktekkan.

Mampu mengelola kelas, menguasai siswa secara

menyeluruh.

Mampu menggunakan alat bantu yang digunakan.

Mampu melaksanakan penilaian proses

Kondisi dan kemampuan siswa yang harus

diperhatikan untuk menunjang demonstrasi, diantaranya

adalah:

Siswa memiliki motivasi, perhatian dan minat terhadap

topik yang didemonstrasikan.

Memahami tentang tujuan/maksud yang akan

didemonstrasikan.

Mampu mengamati proses yang dilakukan oleh guru.

Mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang

digunakan dalam demonstrasi

18

Page 19: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) atau dikenal dengan Classroom Action

Research melalui praktik pembelajaran di kelas. Penelitian

tindakan kelas ini dilakukan mengingat guru sebagai tenaga

profesional yang paling mengetahui mengenai segala sesuatu

dalam kegiatan pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian dalam bidang

pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan

tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas

pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian tindakan

kelas dilakukan pada suatu kelas yang bertujuan untuk

meningkatkan hasil pembelajaran dan penelitian dapat dilakukan

oleh guru kelas secara langsung. PTK bukan hanya sekedar

mengajar, melainkan mempunyai makna sadar dan kritis

19

Page 20: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

terhadap mengajar dan menggunakan kesadaran dirinya untuk

siapa adanya perubahan dan perbaikan pada proses

pembelajarannya. PTK mendorong guru bertindak dan berfikir

kritis dalam melaksanakan tugasnya secara profesional. Ebbutt

dalam (Hopkins, 1993) mengemukakan penelitian tindakan kelas

adalah kajian sistematika dari upaya perbaikan pelaksanaan

praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan

tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi

mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut. Dengan

demikian penelitian tindakan kelas adalah salah satu upaya guru

dalam memperbaiki dan meningkatkan kegiatan pembelajaran di

dalam kelas, di mana dalam proses pelaksanaan penelitian

dilakukan dengan tahapan-tahapan proses kegiatan

pembelajaran serta instrumen penelitian yang telah

dipersiapkan. Penelitian tindakan kelas berubungan dengan

tugas guru di lapangan atau di kelas. Penelitian dilakukan oleh

guru karena terdapat masalah dalam kegiatan pembelajaran,

suatu penelitian harus dilakukan untuk memperbaiki atau

menyelesaikan permasalahan yang ada agar terselesaikan. Hasil

dari penelitian dapat berguna bagi guru yang melakukan

kegiatan permbelajaran. Adapun tujuan penelitian tindakan

kelas, sebagai berikut :

1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan agar guru atau

tenaga kependidikan dapat memperbaiki mutu kinerja atau

20

Page 21: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

meningkatkan proses pembelajaran secara

berkesinambungan, yang pada dasarnya melekat pada

terlaksananya misi profesional pendidikan yang diemban

oleh guru. Dengan demikian PTK merupakan salah satu cara

yang strategis dalam memperbaiki kinerja guru dalam

meningkatkan layanan pendidikan atau pembelajaran.

2. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mengembangkan

kemampuan/keterampilan guru untuk menghadapi

permasalahan yang nyata dalam proses pembelajaran di

kelasnya dan di sekolahnya sendiri.

3. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat digunakan sebagai

alat untuk memasukkan inovasi pembelajaran ke dalam

sistem yang ada karena sulit dilakukan oleh upaya

pembaharuan yang dilakukan pada umumnya. Penggunaan

Penelitian tindakan kelas selain mempunyai tujuan , pastilah

mempunyai manfaat. Manfaat penelitian tindakan kelas bagi

guru dan siswa

yakni sebagai berikut :

a. Manfaat bagi Guru :

1). Untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar;

2). Guru berkembang secara profesional karena

mampumenilai dan memperbaiki pelajaran;

21

Page 22: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

3). Guru lebih percaya diri jika PTK membuat guru

berkembang menjadi guru profesional;

4). Dapat berperan aktif dalam mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan diri.

b. Manfaat bagi siswa :

1) Hasil belajar siswa meningkat;

2) Permasalahan pembelajaran siswa akan cepat diselesaikan;

3) Sesuai dengan kubutuhan belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan melaui penelitian tindakan kelas berbentuk

siklus yang akan berlangsung II siklus 2 tindakan.

B. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di MI Mamba’ul Huda Kecamatan

Tegalsari Kabupaten Banyuwangi, karena tempat ini merupakan tempat

mengajar peneliti.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester 2 tepatnya tanggal 16 Februari

2013 sedangkan untuk siklus dilakukan pada tanggal 28 Februari 2013

3. Subyek Penelitian

Subyek Penelitian adalah siswa-siswi kelas tiga MI Mamba’ul Huda

Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi tahun pelajaran 2013/2014

pada pokok bahasan Sholat Fardlu.22

Page 23: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

C. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan ini mengunakan Penelitian Tindakan

kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris

Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu

subyek penelitian di kelas tersebut. Pertama kali penelitian tindakan kelas

diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya

dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave

Ebbutt dan lainnya.

Pada awalnya penelitian tindakan menjadi salah satu model

penelitian yang dilakukan pada bidang pekerjaan tertentu dimana peneliti

melakukan pekerjaannya, baik di bidang pendidikan, kesehatan maupun

pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu contoh pekerjaan utama dalam

bidang pendidikan adalah mengajar di kelas, menangani bimbingan dan

konseling, dan mengelola sekolah. Dengan demikian yang menjadi subyek

penelitian adalah situasi di kelas, individu siswa atau di sekolah. Para guru

atau kepala sekolah dapat melakukan kegiatan penelitiannya tanpa harus pergi

ke tempat lain seperti para peneliti konvensional pada umumnya.

PTK merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh

pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional

dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman

terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi

dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan. PTK adalah suatu bentuk

23

Page 24: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk

memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/

meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan

tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan

guru.

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,

maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan

Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu

ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action

(tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada

siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan,

pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan

pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.

Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada

gambar berikut:

24

Refleksi

Tindakan/Observasi

Refleksi

Tindakan/Observasi

Refleksi

Tindakan/Observasi

Rencana awal/rancangan

Rencana awal/rancangan

Rencana yang direvisi

Rencana yang direvisi

Rencana yang direvisi

Rencana yang direvisi

Putaran 1

Putaran 2

Putaran 3

Page 25: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

Gambar 3.1 Alur PTK

Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti

menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,

termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati

hasil atau dampak dari diterapkannya pembelajaran melalui metode

demonstrasi

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan

yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus

berikutnya.

25

Page 26: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

Observasi dibagi dalam tiga siklus, yaitu siklus 1, 2, dan

seterusnya, dimana masing-masing siklus dikenai perlakuan yang sama

(alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang

diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Siklus ini

berkelanjutan dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan

dirasa sudah cukup.

Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti,

dimana guru sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan

kelas. Dalam hal ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk

meningkatkan hasil praktik-praktik pembelajaran di kelas. Jadi dalam

kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses

perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam

penelitian ini peranannya tidak dominan dan sangat kecil.

D. Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan

pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini

menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode

penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta dengan data

yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang

dicapai oleh siswa, memperoleh gambaran respon siswa terhadap kegiatan

pembelajaran , aktifitas siswa selama proses pembelajaran.juga aplikasi

pembiasaan KD. Yang dimaksud yakni pembiasaan sholat fardlu di dalam

kehidupan sehari-hari.

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase

peningkatan pembiasaan sholat fardlu siswa setelah proses belajar

mengajar setiap putarannya, dilakukan dengan cara memberikan evaluasi 26

Page 27: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

berupa pernyataan-pernyataan di dalam angket tertulis pada setiap akhir

putaran siklus.

Jumlah skor yang tercapai dan prosentasenya untuk masing-

masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti yang

terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian yaitu siswa dikatakan tuntas

secara individual jika mendapatkan nilai minimal 70, sedangkan secara

klasikal dikatakan tuntas belajar jika jumlah siswa yang tuntas secara

individu mencapai 75% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama

dengan 70

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hubungan Pembelajaran Melalui Metode Demonstrasi dengan

Pembiasaan Shalat Fardlu

27

Page 28: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

Suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan dianggap tuntas secara

klasikal jika siswa yang mendapat nilai 72 lebih dari atau sama dengan 85%,

sedangkan seorang siswa dinyatakan tuntas belajar pada pokok bahasan

tertentu jika mendapat nilai minimal 72

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif

1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga

dipersiapkan lembar observasi pengelolaan model pembelajaran

melalui metode demonstrasi, dan lembar observasi aktivitas guru dan

siswa.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I

dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2013 di Kelas III MI

Mamba’ul Huda Tegalsari Kecamatan Tegalsari Kabupaten

Banyuwangi jumlah siswa 36 siswa.

Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun

proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran

yang telah dipersiapkan. Pengamatan ( observasi )

dilaksanakan bersamaan pelaksanakan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa

28

Page 29: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun

data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut .

Tabel 4.1. Nilai Tes Formatif Pada Siklus I

29

No. Urut NilaiKeterangan

T TT

1 60 √2 50 √3 80 √4 75 √5 60 √6 80 √7 50 √8 75 √9 80 √10 75 √11 72 √12 60 √13 80 √14 80 √15 80 √16 85 √17 80 √18 75 √19 60 √20 72 √21 72 √22 80 √23 72 √24 50 √25 72 √26 85 √27 60 √28 80 √29 72 √30 60 √31 72 √32 80 √33 72 √34 65 √35 75 √36 80 √

Jumlah 2576 26 10

Page 30: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

Keterangan :

T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 26

Jumlah siswa yang tidak tuntas : 10

Skor Maksimal Ideal : 3600

Skor Tercamata pelajara fiqih : 2576

Rata-rata Skor Tercamata pelajaran fiqih : 71,56

Prosentase Ketuntasan : 72,22

Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I

1

2

3

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar

Presentase ketuntasan belajar

71,56

26

72,22

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan

pembelajara melalui metode demonstrasi diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar

siswa adalah 71,56 dan ketuntasan belajar pada mata pelajaran fiqih mencapai

72,22 % atau ada 26 siswa dari 36 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut

meunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas

belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 72 hanya sebesar 72,22 lebih kecil

dari presentase ketuntasa yang dikehendaki yaitu sebesar 85 %. Hal ini 30

Page 31: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang

dimaksudka dan digunakan guru dengan menerapkan pembelajaran melalui

metode demonstrasi.

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari

hasil pengamatan sebagai berikut :

1. Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan

tujuan pembelajaran mata pelajaran fiqih.

2. Guru kurang maksimal dalam pengelolaan waktu

3. Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung.

d. Revisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat

kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.

1. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran mata pelajaran fiqih. Dimana siswa

diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik menambahkan informasi-

informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.

3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa

sehingga siswa bisa lebih antusias.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

31

Page 32: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran

yang mendukung.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan

pada tanggal 22 Februari 2013 di Kelas III MI Mamba’ul Huda Tegalsari

Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi jumlah siswa 36

siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar.

Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana

pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga

kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi

pada siklus II. Pengamatan ( observasi ) dilaksanakan

bersamaan pelaksanakan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes

formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah

dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah test formatif II.

Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai

berikut .

Tabel 4.2. Nilai Tes Formatif Pada Siklus II

32

Page 33: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

Keterangan :

33

No. Urut NilaiKeterangan

T TT

1 65 √2 60 √3 80 √4 75 √5 80 √6 80 √7 65 √8 75 √9 80 √10 75 √11 72 √12 75 √13 80 √14 80 √15 80 √16 85 √17 80 √18 75 √19 60 √20 72 √21 72 √22 80 √23 72 √24 80 √25 72 √26 85 √27 75 √28 80 √29 72 √30 60 √31 72 √32 80 √33 72 √34 65 √35 75 √36 80 √

Jumlah 2686 30 6

Page 34: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 30

Jumlah siswa yang tidak tuntas : 6

Skor Maksimal Ideal : 3600

Skor Tercamata pelajara fiqih : 2686

Rata-rata Skor Tercamata pelajaran fiqih : 74,61

Prosentase Ketuntasan : 83,33

Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II

1

2

3

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar

Presentase ketuntasan belajar

77,73

30

83,33

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan

pembelajara melalui metode demonstrasi diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar

siswa adalah 77,73 dan ketuntasan belajar pada mata pelajaran fiqih mencapai

83,33 % atau ada 30 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut meunjukkan bahwa

pada siklus II ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan

sedikit lebih baik dari siklus I, Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena

setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan

tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar.

Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan

guru dengan menerapkan pembelajaran melalui metode demonstrasi.

c. Refleksi

34

Page 35: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari

hasil pengamatan sebagai berikut :

1. Memotivasi siswa

2. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep

3. Pengelolaan

d. Revisi Rancangan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini masih terdapat

kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus II antara

lain:

a. Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih

termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.

b. Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut dalam

diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya.

c. Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan kesimpulan.

2. Siklus III

a.Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelajaran , soal tes formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang

mendukung.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

35

Page 36: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan

pada tanggal 01 Maret 2013 di Kelas III MI Mamba’ul Huda Tegalsari

Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi jumlah siswa 36

siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar.

Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana

pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II,

sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak

terulang lagi pada siklus III. Pengamatan ( observasi )

dilaksanakan bersamaan pelaksanakan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes

formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah

dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah test formatif III.

Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai

berikut .

Tabel 4.2. Nilai Tes Formatif Pada Siklus III

36

Page 37: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

Keterangan :

T : Tuntas

37

No. Urut NilaiKeterangan

T TT

1 65 √2 60 √3 80 √4 75 √5 80 √6 80 √7 72 √8 75 √9 80 √10 75 √11 72 √12 75 √13 80 √14 80 √15 80 √16 85 √17 80 √18 75 √19 60 √20 72 √21 72 √22 80 √23 72 √24 80 √25 72 √26 85 √27 75 √28 80 √29 72 √30 75 √31 72 √32 80 √33 72 √34 65 √35 75 √36 80 √

Jumlah 2711 32 4

Page 38: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 32

Jumlah siswa yang tidak tuntas : 4

Skor Maksimal Ideal : 3600

Skor Tercamata pelajara fiqih : 2711

Rata-rata Skor Tercamata pelajaran fiqih : 75,31

Prosentase Ketuntasan : 88,89

Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III

No Uraian Hasil Siklus III

1

2

3

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar

Presentase ketuntasan belajar

75,31

32

88,89

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan

pembelajara melalui metode demonstrasi diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar

siswa adalah 75,31 dan ketuntasan belajar pada mata pelajaran fiqih mencapai

88,89 % atau ada 32 siswa sudah tuntas belajar ( Termasuk Kategori Tuntas ).

Hasil tersebut meunjukkan bahwa pada siklus III ketuntasan belajar dalam

pembiasaan shalat fardlu secara klasikal telah mengalami peningkatan lebih baik

dari siklus II, Adanya peningkatan pembiasaan shalat fardlu siswa ini karena

setelah guru menerapkan pembelajaran melalui metode demonstrasi sehingga

siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih

mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Selain itu siswa juga sudah

mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan

pembelajaran melalui metode demonstrasi.

38

Page 39: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari

hasil pengamatan sebagai berikut :

1. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran

dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi

prosentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.

2. Hasil belajar siswa pada siklus III mercamata pelajaran fiqih ketuntasan.

d. Revisi Rancangan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus III guru telah

menerapkan pembelajaran melalui metode demonstrasi dengan baik dan dilihat

dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar

sudah baik. Analisis data yang diperoleh dari tiga siklus. Pada langkah pertama

kami memberikan motivasi kepada siswa kelas III untuk mendalami arti sholat

dan kandunganya, bagaimana manfaatnya bila kita merutinkan sholat, sekaligus

merupakan tanda syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang

berlimpah kepada kita. pemberian motivasi melalui memperdalam kajian sholat,.

39

Page 40: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

B. Pembahasan

1. Ketuntasan dalam Pembiasaan Shalat Fardlu Siswa

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran melalui

metode demonstrasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan

pembiasaan sholat fardlu siswa terhadap materi pelajaran fiqih yang

disampaikan oleh guru ( pembiasaan sholat meningkat dari siklus I, II, III).

Yaitu masing-masing 72,22 %, 83,33 %, 88,89 %. Pada siklus III

Ketuntasan belajar untuk pembiasaan sholat fardlu siswa pada materi

pelajaran fiqih secara klasikal telah tercapai.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar

mengajar dengan menerapkan metode demonstrasi dalam setiap siklus

mengalami peningkatan.

3. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data diperoleh aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran mata pelajaran fiqih pada pokok bahasan tentang shalat

fardlu melalui metode demonstrasi yang paling dominan adalah

40

Page 41: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu

pengertian atau untuk memperlihatkan pada seluruh kelas

tentang suatu proses atau suatu petunjuk untuk

melakukan sesuatu.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus,

hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Pembelajaran melalui Metode demonstrasi dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran mata pelajaran fiqih.

2. Pembelajaran melalui Metode demonstrasi memiliki dampak positif dalam

meningkatkan pembiasaan shalat fardlu yang ditandai dengan peningkatan

ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (72,22 %),

siklus II (83,33 %), siklus III ( 88,89 %)

3. Siswa mampu mengamati proses yang dilakukan oleh

guru..

41

Page 42: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

4. Permasalahan pembelajaran siswa akan cepat diselesaikan;

5. Siswa memiliki motivasi, perhatian dan minat terhadap

topik yang didemonstrasikan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya agar proses

belajar mengajar mata pelajaran fiqihlebih efektif dan lebih memberikan hasil

yang optimal bagi siswa, maka disampaikan pada mata pelajaran fiqih saran

sebagai berikut :

1. Untuk melaksanakan pembelajaran melalui Metode demonstrasi

memerlukan persiapan yang matang, sehingga guru harus mampu

menemukan atau memilih topic yang benar-benar bias diterapkan dengan

Pembelajaran melalui Metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar

sehingga memperoleh hasil yang optimal

2. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini

hanya dilakukan di kelas III tahun pelajaran 2013/2014.

3. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilperbaikan agar diperoleh

hasil yang lebih baik.

42

Page 43: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik,Jakarta: Rineka Cipta,2002.

Daradjat, Zakiah, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta:

proyek pembinaan pergurtinggi agama, 1981/1982.

Haditono, Rahayu, Siti, Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press 1982

Jasmine, Sabrina, 171 Kutipan Motivasi Super Dahsyat, Yogyakarta:

Diglodisa Media Baru, 2009.

Madya, Suwarsih, Teori Dan Praktik Penelitian Tindakan (Action

Research), Bandung: Alfabeta, 2006

Moleong,J,Lexy, Metodologi penelitian kualitatif, Bandung:

Remaja Rosdakarya,2002.

43

Page 44: Contoh Ptk Metode Demonstrasi

Pardjono, dkk, Panduan Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta:

Lembaga Penelitian UNY,2007

Rasjid, Sulaiman, Fiqh Islam, Bandung: sinar baru Algesindo, 1954.

Roestiyah.n.k, Didaktik Metodik,Jakarta: bumi aksara, 1992.

Rosyadi, Khoiron, Pendidikan Profetik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004

Suhartono, Suparlan, Filsafat Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008.

Surakhmad, Winarno, Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar,

Bandung: Tarsito,1990

Usman, Basyirudin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: ciputat pers,

2002

Usman, Uzer, Moh, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2002.

Wiraatmaja, Rochiyati, Metode Penelitian Tindakan

Kelas,Bandung:Remaja Rosdakarya, 2004.

44