contoh makalah, ptk sbk.doc

40
Makalah bisa artikan bentuk terkecil dari penulian karya ilmiah, nah disinipun kita harus memperhatikan elemen- elemen karya ilmiah pada makalah itu sendiri, tanpa hal itu karya tulis yang kita buat bukanlah sebuah makalah. Setidaknya ada delapan poin yang harus Anda ketahui dalam pembuatan makalah yang baik, berikut rinciannya : Cover Judul Makalah Kata Pengantar Daftar Isi Bab I Pendahuluan Bab II Isi Bab III Penutup Daftar Pustaka Setelah kita mengetahui ke delapan poin-poin diatas, maka diuraikan lagi konten-konten yang ada dalam tiap poin tersebut : A. Cover Cover makalah yang baik harus berisi: Nama/ Judul Makalah Tujuan dibuatnya makalah tersebut Logo Lembaga/ Institusi Penulis/ pemakalah yang mengajukan makalah tersebut Nama Lembaga Tahun Akademik. B. Judul Makalah Pada lembar ini, penulisan judul makalah hanya disertai nama penulis/pemakalah tetapi terkadang ada juga yang tanpa berisi nama penulis/pemakalah. C. Kata Pengantar Kata pengantar merupakan prakata dari penulis untuk

Upload: dwi-utomo

Post on 19-Feb-2016

215 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

Makalah bisa artikan bentuk terkecil dari penulian karya ilmiah, nah disinipun kita harus memperhatikan elemen-elemen karya ilmiah pada makalah itu sendiri, tanpa hal itu karya tulis yang kita buat bukanlah sebuah makalah.

Setidaknya ada delapan poin yang harus Anda ketahui dalam pembuatan makalah yang baik, berikut rinciannya :

Cover Judul Makalah Kata Pengantar Daftar Isi Bab I Pendahuluan Bab II Isi Bab III Penutup Daftar Pustaka

Setelah kita mengetahui ke delapan poin-poin diatas, maka diuraikan lagi konten-konten yang ada dalam tiap poin tersebut :

A. Cover

Cover makalah yang baik harus berisi: Nama/ Judul Makalah Tujuan dibuatnya makalah tersebut Logo Lembaga/ Institusi Penulis/ pemakalah yang mengajukan makalah tersebut Nama Lembaga Tahun Akademik.

B. Judul Makalah

Pada lembar ini, penulisan judul makalah hanya disertai nama penulis/pemakalah tetapi terkadang ada juga yang tanpa berisi nama penulis/pemakalah.

C. Kata Pengantar

Kata pengantar merupakan prakata dari penulis untuk menyampaikan karya tulisnya kehadapan pembaca. KATA PENGANTAR ini berisi:

Salam pembuka ( Bisa ucapan Assalamu'alaikum.wr.wb. atau salam sejahtera ) Mukadimmah/ pembuka Sekilas proses pembuatan makalah Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang dianggap membantu dalam

pembuatan makalah tersebut Penutup mukadimmah Salam penutup Dan terakhir, nama penulis/ pemakalah

Page 2: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

D. Daftar Isi

DAFTAR ISI merupakan list yang bertujuan untuk memudahkan para pembaca dalam mencari materi yang ada dalam makalah tersebut termasuk informasi halamannya.

E. Bab I Pendahuluan

Pada poin ini, mulai memasuki bab-bab makalah. Dimana dalam setiap bab ini kita harus menerangkan konsep, rencana, ide/gagasan, seputar permasalahan dan tujuan yang terdapat didalam LATAR BELAKANG.Setelah itu ada RUMUSAN MASALAH, yaitu masalah-masalah apa yang kita temukan pada materi makalah tersebut.

F. Bab II Isi

Dalam bab ini mulai menguraikan isi atau materi makalah, dimulai dari: Pengertian/ definisi Ulasan materi Adanya alur perbandingan (kalau diperlukan) Penyelesaikan masalah, berikut solusi dan kontribusi kita terhadap

permasalahan yang ada pada materi makalah yang kita angkat tersebut.

G. Bab III Penutup

Pada poin ini yakni penutup ini, kemukakanlah sambutan dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang turut serta membantu dalam menyelesaikan makalah tersebut.

Dalam setiap makalah yang baik biasanya penulis haruslah membuka kesempatan kepada para pembaca untuk memberikan saran dan kritik terhadap makalah yang kita buat. Hal ini bertujuan agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi. Informasi ungkapan ini ditempatkan dalam lembar KRITIK DAN SARAN.

H. Daftar Pustaka

Dapat juga disebut DAFTAR KEPUSTAKAAN. Dan inilah bagian terakhir (sebelum lembar cover belakang) dalam susunan sebuah makalah. Daftar pustaka ini berisi infromasi mengenai nama-nama literature yang kita jadikan referensi/sumber dalam pembuatan makalah.

Perlu diketahui jika literature disini meliputi jurnal ilmiah, buku, majalah, surat kabar, media elektronik, interview juga bisa bersumber dari website internet. Dari tahun ke tahun, sumber yang paling banyak menyumbang informasi adalah internet. Akan tetapi, keberadaan/ keabsahan website di internet untuk dijadikan referensi/sumber karya ilmiah masih menjadi sebuah pertentangan di beberapa kalangan akademisi. Ada kampus yang mensahkan tapi ada juga yang mengharamkan. Tergantung dari kampus masing-masin.

Page 3: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

Akan lebih baik jika kita menghindari literature dari internet untuk meyakinkan kalau karya tulis kita benar-benar ilmiah.

Semoga dengan adanya Contoh Cara Membuat Makalah Yang Baik dan Benar diatas dapat bermanfaat bagi Anda yang akan membuat sebuah makalah, baca juga Judul Skripsi Informatika Berbasis Web Terbaru.

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS SENI BUDAYA MENINGKATKAN PRESTASI MELUKIS RAGAM HIAS BATIK DENGAN MENERAPKAN TEKNIK WARNA GRADASI DAN BINTIK PUTIH

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangBerdasarkan pengamatan penulis, kesulitan mewarna batik yang dialami oleh siswa kelas VII adalah kurangnya kemampuan guru –ketika di SD- dalam mengarahkan mereka dalam pelajaran menggambar materi tersebut. Bahkan dari wawancara dengan beberapa siswa, materi menggambar batik itu tidak pernah diberikan oleh gurunya. Penulis memaklumi, karena guru kelas yang disandang oleh guru SD sangatlah berat, sehingga materi menggambar hanya diberikan dengan tugas klasik; menggambar pemandangan dengan dua gunung, matahari, sawah dan bunga. Itupun tanpa bimbingan yang layak, karena kemampuan guru yang sangat terbatas. Oleh sebab itu, dengan melihat semangat ingin memperbaiki kemampuan siswa dalam berkesenian, khususnya kompetensi menggambar siswa dalam hal membuat desain batik, peneliti berkeinginan merangsang siswa dengan kegiatan mewarna pola batik dengan teknik warna gradasi dan bintik putih. Penulis yakin dengan kegiatan ini akan membangkitkan motivasi siswa dalam menggambar pola batik.B . Rumusan MasalahRumusan masalah yang akan dicari penyelesaiannya pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:1. Apakah dengan teknik gradasi warna dan bintik putih dapat meningkatkan prestasi siswa dalam menggambar desain batik pada siswa kelas VII di SMPN 2 Kauman?2. Bagaimana penerapan teknik gradasi warna dan bintik putih untuk meningkatkan prestasi siswa dalam menggambar desain batik pada siswa kelas VII di SMPN 2 Kauman?C. Tujuan PenelitianTujuan peneleitian ini secara umum adalah untuk meningkatkan prestasi belajar Seni Budaya melalui desain batik pada siswa kelas VII pada siswa kelas VII di SMPN 2 Kauman. Secara lebih rinci penelitian ini bertujuan untuk:1. Meningkatkan prestasi siswa dalam menggambar desain batik pada siswa kelas VII di SMPN 2 Kauman2. Mendeskripsikan penerapan teknik gradasi warna dan bintik putih untuk meningkatkan prestasi siswa dalam menggambar desain batik pada siswa kelas VII di SMPN 2 Kauman

D. Manfaat Hasil Penelitian

Page 4: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa:1. Tersedianya media pembelajaran batik khususnya dan seni rupa pada umumnya yang memadai2. Diketemukannya metode pembelajaran seni budaya yang baru yang seratus persen mengoptimalkan pembelajaran yang berpusat pada kreativitas siswa.3. Peningkatan prestasi belajar dan keterampilan hidup bagi siswa.BAB IIKAJIAN PUSTAKAWarna GradasiMembuat Gradasi Warna, yaitu mewarnai bidang dengan dua warna atau lebih yang senada, sehingga akan membentuk tingkatan warna, yang biasa disebut dengan GRADASI WARNA. Seperti misal menyambung warna biru tua dengan biru muda , merah dengan oranye atau kuning, hijau tua dan hijau muda, dan seterusnya. Semakin banyak warna yang dipergunakan tentunya akan menimbulkan gradasi warna yang semakin baik, yang dapat menimbulkan kesan tiga dimensi, terlihat sesuai dengan benda aslinya. Pada tingkatan ini anak akan semakin mengerti dan terampil dalam memanfaatkan warna-warna yang ada untuk mendukung gambar yang ada menjadi sebuah karya yang mengagumkan.Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selainitu batik bisa mengacu pada dua hal.Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian darikain. Dalam literatur internasional,teknikini dikenalsebagaiwax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuatdengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik teknologi, serta pengembangan motifdanbudaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009.BAB IIIPELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu PenelitianPenelitian dilaksanakan di SMPN 2 Kauman, Jalan Sayang Ayu nomer 2 Kauman Ponorogo. Pembuatan rencana tindakan dilaksanakan 20 Maret 2010. Sedangkan pelaksanaan tindakan dikerjakan pada hari Kamis, 21 April 2010 di kelas VII F sampai dengan 10 Juni 2010.B. Subyek PenelitianSubjek penelitian adalah siswa kelas VII F SMP Negeri 2 Kauman Ponorogo dengan jumlah siswa 36 orang. Nama-nama siswa yang terlibat dilampirkan pada lampiran 1. Guru Seni Budaya yang terlibat pada penelitian ini adalah Arum Amiwati, S.Pd. (41 tahun), sebagai observer, dan guru seni budaya kelas VII A, B, C, dan D.C. Prosedur Penelitian1. Rancangan PenelitianPenelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas untuk mengkaji dan merefleksikan secara mendalam yang terjadi pada proses pembelajaran Seni dan Budaya yang meliputi performance guru, interaksi guru-siswa, interaksi antar siswa, dan hasil karya siswa. Semua itu untuk menjawab permasalahan penelitian.Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat langkah, yang meliputi; a) perencanaan, yang berisi rumusan masalah, menentukan tujuan, metode penelitian dan membuat rencana tindakan, b) tindakan , berupa upaya

Page 5: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

nyata untuk merubah kesalahan/kekeliruan yang telah dilakukan, c) observasi, berupa tindakan pengamatan lapangan untuk mengetahui hasil dan kemajuan dalam proses belajar mengajar, dan d) refleksi, mengkaji secara mendalam dan mempertimbangkan keberhasilan dan merekomendasikan tindakan apa yang harus dilakukan pada siklus berikutnya.2. Pelaksanaan PenelitianSecara operasional prosedur penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam penelitian ini terperinci sebagai berikut:Siklus PertamaKegiatan yang dilakukan meliputi:1) PerencanaanPeneliti menyiapkan: a) bahan ajar, b) satuan acara pembelajaran (SAP), c) rencana pembelajaran (RP), d) skenario pembelajaran , e) tugas-tugas individu dalam kelompoknya, f) lembar observasi/penilaian.2) Pelaksanaana) Siswa diberi penjelasan tentang pembelajaran menggambar desain batik dengan teknik warna gradasi dan bintik putihb) Siswa dibagi ke dalam kelompok dengan beranggotakan 2 (dua) orang siswac) Peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran dan memeragakan langkah-langkah menggambar desain batik dengan teknik warna gradasi dan bintik putih, dengan alat standar spidol warna merk snowman.d) Peniliti memberikan kesempatan kepada beberapa siswa untuk memeragakan teknik warna gradasi dan bintik putih pada desain yang diperagakan gurue) Peneliti membagi gambar desain batik untuk diwarna secara kelompokf) Peneliti membimbing pewarnaan yang dikerjakan oleh anggota kelompok dengan menerapkan warna gelap ke warna yang lebih terang. Misalnya; biru tua, biru muda, dan biru laut. Merah, oranye, dan merah muda, dan sebagainya.3. Pengamatana) Peneliti melakukan pengamatan dengan lembar observasi tentang ; kreativitas menggunkan warna gradasi dan aktifitas yang terjadi pada masing-masing siswa.b) Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan gambarnya, mereka menempelkan di dinding kelas4) Refleksia) Peneliti menganalisa dan mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran siklus pertama dan memberikan penilaian hasil gambar siswa.b) Mencatat segala kekurangan dan kelemahan dan melakukan perbaikan untuk diterapkan pada siklus berikutnya.c) Memberikan tugas menggambar desain batik tradisional yang terdapat pada busana/kain yang ada di rumahnya secara individu. Tugas dikumpulkan dua minggu berikutnya.Beberapa indikator keberhasilan pada siklus I disajikan pada Tabel berikut:Aspek Target Pencapaian Siklus I Cara MengukurKemampuan memilih dan menggunakan warna gradasi 80% Diamati pada saat siswa mewarna gambar desainKemampuan siswa membuat bintik putih 75% Diamati pada saat siswa menggambar bintik putih pada desain yang dikerjakanKetuntasan hasil belajar 90% Dihitung dari rata-rata nilai gambar, siswa yang memperoleh nilai lebih besar/sama dengan 6 dinyatakan tuntas

Page 6: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

Siklus KeduaPada siklus kedua dilakukan tindakan-tindakan dengan menggunakan empat tahapan seperti yang telah dilakukan pada siklus pertama. Pada siklus kedua ini didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus pertama. Semua kelemahan yang terjadi pada siklus pertama tidak akan diualang kembali dalam siklus kedua.Beberapa alternatif perbaikan untuk mengoptimalkan metode penggunaan warna gradasi dan bintik putih pada siklus kedua ini diberikan secara mendetail. Diharapkan dengan langkah-langkah pembaharuan pada siklus kedua ini, siswa lebih paham dan termotivasi untuk menggambar desain batik tanpa sedikitpun timbul keraguan atau kekurangpercayaan terhadap kemampuannya.Beberapa indikator keberhasilan pada siklus II diuraikan pada tabel berikut ini:Aspek Target Pencapaian Siklus II Cara MengukurKemampuan memilih dan menggunakan warna gradasi 90% Diamati pada saat siswa mewarna gambar desain batikKemampuan siswa membuat bintik putih 85% Diamati pada saat siswa menggambar bintik putih pada desain yang dikerjakanKetuntasan hasil belajar 100% Dihitung dari rata-rata nilai gambar, siswa yang memperoleh nilai lebih besar/sama dengan 75 dinyatakan tuntas

3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: lembar observasi, kuisener terbuka berupa kesan dan pesan pelaksanaan pembelajaran, tes hasil karya menggambar /mewarna desain batik, dan catatan guru selama proses belajar mengajar. Kuisener terbuka digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran yang diterapkan guru/peneliti.Tabel 4 : Sistem Penskoran Gambar BatikNo Kiteria Nilai1 Warna tidak berurutan sama sekali bintik putih tidak kelihatan 70- 742 Warna berurutan bintik putih kurang jelas/kurang rapi 75- 793 Warna berurutan bintik putih jelas dan rapi 80- 90

5. Pengumpulan dan Analisa DataPengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, observasi dan tes hasil karya dalam bentuk gambar desain batik yang dihasilkan dari siklus 1 dan siklus 2. Teknik dokumentasi untuk mengetahui kemampuan siswa secara klasikal dan individual. Teknik observasi digunakan untuk merekam kualitas proses belajar mengajar dengan menggunakan kamera video. Sedangkan tes mewarna/menggambar digunakan untuk mengetahui kualitas hasil belajar.Data hasil observasi , catatan guru, dan hasil karya siswa dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui kualitas belajar mengajar. Sedangkan untuk mengetahui peningkatan kualitas hasil belajar dilakukan skor individu baik berupa partisipasi siswa dalam proses pembelajaran maupun pada hasil gambar.BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa.1.2 Hasil Pengamatan Siklus I

Page 7: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

1. Siswa belum memahami sepenuhnya, maksud warna gradasi2. Siswa belum bisa membuat bintik putih pada desaina.1.3 Refleksi Siklus I1. Peneliti membuatkan empat macam desain terbaru untuk dilakukan pewarnaan ulang yang dilakukan secara individu (Lihat pada lampiran)2. Lima siswa ( 1. Aditya Bayu, 2. Desi Ayu, 3. Fitriana Febrianti, 4. Marlena, dan 5. Nia Astia ) diberikan desain gambar batik terbaru dan diberi pengarahan cara mewarna.3. Bagi siswa yang telah lulus, diberi tugas menggambar desain batik sesuai dengan kreativitasnya sendiri. (Bagi peneliti dapat dijadikan ukuran semangat siswa dalam menerima pembelajaran desain batik dengan teknik warna gradasi dan bintik putih)BAB VSIMPULAN DAN SARAN

A. SimpulanTeknik pewarnaan gradasi yang diberikan kepada siswa dengan cara dibimbing, didikte dan diarahkan dengan berulang-ulang akan memberikan dampak positif berupa keberanian siswa dalam melahirkan imajinasi bentuk-bentuk baru dan pewarnaan bidang-bidang gambar. Karena selama ini para siswa tersebut belum tahu bagaimana cara mengolah warna yang baik dan bagaimana cara menerapkannya. Sehingga mereka belum punya keberanian mewarna dan menggambar, bentuk-bentuk yang disukainya.B. Saran-SaranBerdasarkan pengamatan penulis, anak mengalami kesulitan menggambar adalah karena belum ada yang membimbing dengan benar dan terarah. Mereka adalah anak-anak yang memiliki bakat, tetapi belum pernah tersentuh pengalaman yang menjawab semua keraguan yang ada di benak pikirannya. Untuk itu besar artinya bagi mereka panduan yang mendetail dalam bidang mewarna dan menggambar. Guru seni budaya sebaiknya adalah sosok professional yang memahami bidang dan kebutuhan anak didiknya. Diposkan oleh WAYANG SEMPROT di 17.11

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS SENI BUDAYA (PTK) MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGGAMBAR PERSPEKTIF DENGAN TEKNIK LACAK GAMBAR MELALUI KERJA KE

PENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Permasalahan yang sering timbul dalam pembelajaran menggambar perspektif adalah keluhan anak karena rumitnya garis yang membalut bentuk benda yang diperagakan guru. Guru terkesan tidak mengindahkan kemampuan siswa dalam hal pengamatan gambar perspektif. Mereka kurang sabar dalam membimbing siswa. Sehingga faktanya siswa sering menganggap bahwa materi ini rumit dan sulit sekali. Akhirnya tidak jarang, pembelajaran ini sering ditinggalkan begitu saja oleh guru yang bersangkutan dengan alasan demi terkondisinya

Page 8: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

pelajaran seni budaya yang nyaman-nyaman saja.Berangkat dari permasalahan tersebut, penulis berkeyakinan bahwa dengan metode melacak gambar bisa dijadikan cara untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman peserta didik dalam menggambar perspektif. Dari cara tersebut anak menjadi faham asal-usul gambar yang dikerjakan. Dengan demikian tidak sadar, mereka akan menemukan teori menggambar perspektif yang selama ini dianggapnya sulit dan rumit.1.2 DEFINISI OPERASIONAL Melacak gambar adalah kegiatan yang dilakukan siswa terhadap gambar bentuk perspektif yang diberikan guru. Dalam kegiatan ini siswa melacak garis-garis perspektif dengan penggaris, dilakukan secara berkelompok dengan teman sebangku. Tujuannya adalah mencari asal-usul bentuk gambar perspektif untuk digambar ulang dalam bentuk yang sama (reproduksi). 1.3. PEMBATASAN MASALAHPenelitian ini berfokus pada gambar perspektif dengan teknik melacak gambar perspektif yang sudah jadi, untuk dicari asal - usul gambar perspektifnya. Fokus penilaian dilakukan pada proses dan hasil karya siswa. Hal ini untuk mengetahui kualitas pembelajaran, yang dilakukan guru dalam upaya mengukur daya serap terhadap teori yang diujicobakan dalam penelitian ini.1.4. RUMUSAN MASALAH1. Apakah dengan teknik lacak gambar , siswa kelas VIII SMPN 2 Kauman dapat meningkatkan keterampilan menggambar perspektif?2. Bagaimanakah penerapan laacak gambar untuk meningkatkan prestasi menggambar perspektif siswa kelas VIII SMPN 2 Kauman?3. Apakah dengan teknik lacak gambar, pembelajaran perspektif di kelas VIII SMPN 2 Kauman minat siswa meningkat?

1.5. TUJUAN PENELITIANSesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk:1. Meningkatkan keterampilan menggambar perspektif bagi siswa kelas VIII SMPN 2 Kauman Tahun Pelajaran 2010-20112. Mendeskripsikan implementasi menggambar perspektif dengan teknik lacak gambar3. Meningkatkan minat menggambar perspektif bagi siswa kelas VIII SMPN 2 Kauman Tahun Pelajaran 2010-2011

1.6. MANFAAT HASIL PENELITIANHasil penelitian yang akan dilakukan diharapkan memberikan manfaat kepadaa. Guru yang bersangkutanSebagai tambahan literasi model pembelajaran, dan alat evaluasi diri terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu pembelajarannya, sehingga mendapatkan metode yang ideal terhadap materi yang akan disampaikan kepada siswab. Bagi SiswaPenerapan teknik lacak gambar sangat berguna untuk mempermudah siswa memahami teori menggambar perspektif. Diharapkan setelah mereka mengetahui teknik menggambar perspektif, siswa dapat menggambar bentuk perspektif dengan model yang bervariasi.c. Bagi LembagaDengan terlaksananya penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh sekolah sebagai inspirasi bagi guru yang lain agar dapat digunakan sebagai masukan untuk penelitian pembelajaran di kelas. KAJIAN TEORI2.1. PENGERTIAN PERSPEKTIFMenurut Leonardo da Vinci, perspektif adalah sesuatu yang alami yang menampilkan yang datar menjadi relief dan yang relief menjadi datar. Perspektif adalah suatu sistem matematikal untuk memproyeksikan bidang tiga dimensional ke dalam bidang dua dimensional, seperti kertas atau kanvas. Kata “Perspektif” berasal dari kata bahasa Itali “Prospettiva” yang berarti “gambar pandangan”.2.2. PRINSIP DASAR PERSPEKTIF

Page 9: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

Dalam penggambaran perspektif terkonstruksi, diumpamakan bahwa pengamatan obyek berasal dari satu titik pandang. Yaitu titik tempat pengamat berdiri memandang obyek. Sudut dipersempit secara relatif, dan dengan cara ini garis-garis lurus akan tetap lurus dan menghasilkan gambar perspektif yang tidak terdistorsi.2.3. ISTILAH DALAM KONSTRUKSI PERSPEKTIFa. ObjekObjek yang berbentuk garis lurus, siku dan teratur, sangat mudah digambar. Sisi objek yang semakin hidup atau berbentuk tidak teratur, semakin sulit untuk digambar. Kesulitannya pada ketidakaturan objek tersebut. Untuk penggambaran- nya dibutuhkan ketepatan dalam gambar tampak atas, muka dan samping.Sering dijumpai gambar perspektif dengan satu sisi vertikal atau satu rusuk vertikal objek menempel pada bidang gambar; dengan demikian didapatkan garis vertikal pada gambar perspektif, yang menjadi pedoman langsung bagi ukuran sebenarnya.b. Titik pandangTitik pandang merupakan tempat pengamat berada. Semakin jauh pengamat berada dari objek, semakin luas pula areal yang mampu dipandang pengamat.c. Bidang gambarBidang Gambar adalah bidang khayal yang tembus pandang untuk melihat ke daerah yang akan digambar. Bidang gambar dapat divisualisasikan sebagai kaca rak -sasa yang berdiri tegak antara pengamat dan daerah yang akan digambar.d. Kerucut pandang dan sumbu pandangUntuk menghindari distorsi gambar, jarak antara pengamat dan objek diatur oleh sudut pandang, yaitu sudut pada titik pandang yang dibentuk oleh sinar-sinar dari pinggir objek. Sudut pandang 90o merupakan sumbu pandang pada gambar perspektif, dan sudut pandang antara 30o-60o merupakan kerucut pandangnya.e. Garis cakrawala atau garis horisonYang dimaksud bidang cakrawala dalam gambar perspektif adalah garis mendatar, dengan ketinggian mata pengamat dan memisahkan gambar yang di atas dan di bawah mata. dengan garis cakrawala.f. Titik hilangTitik hilang adalah titik dalam gambar perspektif di mana garis-garis yang sesungguhnya dalam keadaan sejajar akan menghilang menuju titik ini. Objek-objek yang pada kenyataannya sama besar, bila posisinya menjauhi pengamat akan tergambarkan lebih kecil daripada objek yang lebih dekat dengan pengamat. Letak titik hilang segaris lurus dengan garis cakrawala (untuk perspektif satu titik hilang dan dua titik hilang)g. Titik ukur dan titik diagonalTitik ukur dalam konstruksi perspektif berfungsi untuk mengukuhkan kedalaman suatu objek dengan akurat. Dengan adanya titik ukur, maka penggambaran perspektif akan lebih akurat. Titik diagonal berfungsi untuk menarik garis yang dalam keadaan normal memiliki sudut 45o, ke dalam gambar perspektif. Biasanya digunakan pada perspektif yang menggunakan bujur sangkar (segi empat sama sisi) sebagai tolok ukurnya.2.4. METODE KERJA KELOMPOKKerja kelompok dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar dimana siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu.III. METODE PENELITIAN3.1. LOKASI DAN WAKTU PENELITIANPenelitian dilaksanakan di SMPN 2 Kauman , Jalan Sayang Ayu no. 2 Sumoroto Ponorogo . Perencanaan tindakan berdasar refleksi yang ditulis pada proposal dilaksanakan pada tanggal 2 Februari 2011 sampai dengan 26 Februari 2011. Pelaksanaan tindakan dikerjakan mulai pada tanggal 2 Maret 2011 sampai dengan 30 Juni 2011. Jadwal pelajaran dilaksanakan setiap hari Selasa, masing-masing 2x 40 menit (1 kali pertemuan).3.2. SUBJEK PENELITIANSubjek penelitian adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kauman Ponorogo dengan jumlah

Page 10: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

siswa 36 orang. Nama-nama siswa yang terlibat dilampirkan pada lampiran 1. Guru Seni Budaya yang terlibat pada penelitian ini adalah Arum Amiwati, S.Pd. (40 tahun), sebagai observer, dan guru seni budaya kelas VII.3.3. PROSEDUR PENELITIAN3.3.1. Rancangan PenelitianPenelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas untuk mengkaji dan merefleksikan secara mendalam yang terjadi pada proses pembelajaran Seni dan Budaya yang meliputi performance guru, interaksi guru-siswa, interaksi antar siswa, dan hasil karya siswa. Semua itu untuk menjawab permasalahan penelitian.Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat langkah, yang meliputi; a) perencanaan, yang berisi rumusan masalah, menentukan tujuan, metode penelitian dan membuat rencana tindakan, b) tindakan , berupa upaya nyata untuk merubah kesalahan/kekeliruan yang telah dilakukan, c) observasi, berupa tindakan pengamatan lapangan untuk mengetahui hasil dan kemajuan dalam proses belajar mengajar, dan d) refleksi, mengkaji secara mendalam dan mempertimbangkan keberhasilan dan merekomendasikan tindakan apa yang harus dilakukan pada siklus berikutnya.3.1.2. Pelaksanaan PenelitianSecara operasional prosedur penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam penelitian ini terperinci sebagai berikut:3.1.2.1 Siklus PertamaKegiatan yang dilakukan meliputi:1) PerencanaanPeneliti menyiapkan: a) bahan ajar, b) satuan acara pembelajaran (SAP), c) rencana pembelajaran (RP), d) skenario pembelajaran , e) tugas-tugas individu, f) lembar observasi/penilaian.

2) Pelaksanaana) Siswa diberi penjelasan tentang pembelajaran menggambar perspektif dengan metode melacak gambar perspektif . Dalam hal ini siswa diberikan satu lembar copy gambar perspektif.b) Siswa melacak garis diagonal untuk menemukan garis horizontal dan titik matac) Peneliti membantu siswa yang mengalami kesulitan melacak garis horizontal dengan memberikan contoh dari mana titik mata diperoleh dan bagaimana menentukan garis diagonal.d) Setelah titik mata ditemukan, siswa melacak gambar bantuk dengan menghubungkan semua bentuk dengan titik mata, dan menirukan garis vertikal yang ada di gambar bentuk tersebut. Dalam hal ini, siswa bertugas menambah satu cm dari ukuran yang ada di copy gambar perspektif yang dilacak.3. Pengamatana) Peneliti melakukan observasi setelah semua permasalahan siswa diterangkan kepada masing-masing siswa, yaitu dengan lembar observasi yang berisi; nama, kemampuan siswa melacak garis dan titik mata, kemampuan siswa mereproduksi karya, yang berisi cheklist ; baik sekali, sedang, kurang, dan mencatat semua kejadian dalam proses pembelajaran.4. Refleksia) Peneliti menganalisa dan mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran siklus pertama dan memberikan penilaian hasil gambar siswa.b) Mencatat segala kekurangan dan kelemahan dan melakukan perbaikan untuk diterapkan pada siklus berikutnya.Beberapa indikator keberhasilan pada siklus I disajikan pada Tabel berikut:Aspek Target Pencapaian Siklus I Cara MengukurKemampuan melacak gambar perspektif 75% Diamati pada saat siswa membuat garis pada gambar perspektif yg dibagikan kpd siswaKemampuan mereproduksi gambar perspektif 75 % Diamati dari gambar reproduksi siswa yang sudah selesaiKetuntasan hasil belajar 75 % Dihitung dari rata-rata nilai gambar, siswa yang memperoleh nilai lebih besar/sama dengan 6 dinyatakan tuntas

Page 11: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

Siklus KeduaPada siklus kedua dilakukan tindakan-tindakan dengan menggunakan empat tahapan seperti yang telah dilakukan pada siklus pertama. Pada siklus kedua ini didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus pertama. Semua kelemahan yang terjadi pada siklus pertama tidak akan diualang kembali dalam siklus kedua.Beberapa alternatif perbaikan untuk mengoptimalkan metode melacak gambar pada siklus kedua ini diberikan secara mendetail. Diharapkan dengan langkah-langkah pembaharuan pada siklus kedua ini, siswa lebih paham dan termotivasi untuk menggambar perspektif tanpa sedikitpun timbul keraguan atau kekurangpercayaan terhadap dugaan dan angannya.Beberapa indikator keberhasilan pada siklus II diuraikan pada tabel berikut ini:Aspek Target Pencapaian Siklus II Cara MengukurKemampuan melacak gambar perspektif 85 % Diamati pada hasil lacak gambar siswaBerupa garis-garis perspektif pada lembar tugas yg diberikanKemampuan mereproduksi gambar perspektif 85 % Diamati dari gambar reproduksi siswa yang sudah selesaiKetuntasan hasil belajar 100 % Dihitung dari rata-rata nilai gambar, siswa yang memperoleh nilai lebih besar/sama dengan 6 dinyatakan tuntas

3. Instrumen PenelitianInstrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: lembar observasi, kuesener terbuka, tes hasil karya menggambar ilustrasi, dan catatan guru selama proses belajar mengajar. Kuesener terbuka digunakan untuk mengawali pembelajaran menggambar dengan metode mencontoh dengan variasi cerita berantai, dan tes hasil karya menggambar digunakan untuk mengetahui kualitas hasil belajar.Tabel 5 : Sistem Penskoran Hasil Gambar PerspektifNo Kriteria Nilai1 Garis perspektif tidak tepat pada titik mata (Gambar rusak) 52 Gambar reproduksi ada yang menyimpang dari titik mata (Gambar mirip) 63 Gambar reproduksi ideal sesuai dengan gambar asli 7

5. Pengumpulan dan Analisa DataPengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, observasi dan tes hasil karya dalam bentuk gambar dan deskripsi cerita. Teknik dokumentasi untuk mengetahui kemampuan masing-masing siswa. Teknik observasi digunakan untuk merekam kualitas proses belajar mengajar dengan menggunakan catatan. Sedangkan tes menggambar dan menulis deskripsi cerita digunakan untuk mengetahui kualitas hasil belajar.Data hasil observasi , catatan guru, dan hasil karya siswa dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui kualitas belajar mengajar. Sedangkan untuk mengetahui peningkatan kualitas hasil belajar dilakukan skor individu baik berupa partisipasi siswa dalam proses pembelajaran maupun pada hasil gambar.IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1. Temuan-temuan pada siklus 11. Contoh gambar yang diperagakan guru terlalu rumit2. Contoh penyelesaian gambar perspektif yang diperagakan guru terlalu cepat3. Siswa kurang mampu dalam menangkap teknik penyelesaian gambar, yang diperagakan guru, karena guru memulai dari bagian bawah4. Guru kurang memberikan kesempatan siswa untuk bertanya secara individu5. Siswa banyak yang tidak membawa penggaris panjang4.2. Rekomendasi Perbaikan untuk Siklus 21. Guru memberikan contoh gambar yang sederhana agar mudah dipahami siswa2. Guru harus memberikan contoh secara pelan-pelan dan berulang-ulang untuk memberikan kesempatan yang luas kepada siswa yang kurang mampu dalam menggambar.

Page 12: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

3. Guru sebaiknya menggambar dari bagian atas proyeksi agar tidak membingungkan siswa4. Guru harus mewajibkan siswa membawa penggaris dan buku gambar5. Guru memberikan kesempatan yang luas siswa bertanya4.3. Pelaksanaan Siklus 24.3.1. PelaksanaanPada siklus kedua dilakukan tahapan-tahapan seperti pada siklus pertama. Pada siklus kedua didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang direkomendasikan pada siklus pertama. Pelaksanaan perubahan itu antara lain:a) Siswa dibagi ke dalam kelompok b) Peneliti mendemonstrasikan langkah-langkah menggambar konstruksi secara mendalamc) Peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk melacak gambar perspektif yang telah dibagikan dan dikerjakan sesuai dengan langkah-langkah yang telah dicontohkan guru.d) Peneliti melakukan observasi kepada masing-masing siswa dan membimbing masing-masing siswa yang kesulitan menggambar.4.3.2. Pengamatana) Peneliti melakukan pengamatan dengan lembar observasi segala aktifitas yang terjadi pada masing-masing siswab) Sebelum melakukan penilaian, guru memeriksa hasil gambar siswac) Peneliti memberikan penilaianTabel 3.2. Indikator keberhasilan proses pada siklus I diharapkan meningkat pada siklus IIAspek Pencapaian Siklus I Realita Pencapaian Siklus IIKemampuan mencontoh 75 % 85%Ketuntasan hasil belajar 75 % 100%V. SIMPULAN DAN SARANA. SimpulanBerdasarkan hasil implementasi metode yang telah dilaksanakan pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa:1. Penggunaan metode melacak gambar konstruksi dapat membngkitkan ide dan gagasan siswa dalam mengeksplorasi kreativitasnya dalam menggambar perspektif. Kemampuan tersebut dapat dibuktikan pada siklus I dengan ketuntasan 75% dan siklus II dengan pencapaian 100%B. Penggunaan metode melacak gambar dapat dilakukan efektif dan efisien jika guru dapat membimbing secara intensif, serta mampu memberikan contoh yang mudah dalam menggambar perspektif. Dari pengalaman ini peserta didik menjadi senang karena mereka mengetahui cara menggambar perspektif dengan baik dan benar.C. Saran-saranBerdasarkan hasil penelitian dan kajian tentang implementasi model siklus belajar dengan model yang telah penulis lakukan di kelas ini dapat disarankan bahwa:1. Pemecahan masalah kualitas proses dan hasil belajar seni budaya dapat dilakukan dengan mengkombinasikan dua metode mengajar seperti melacak gambar dan metode bimbingan intensif sehingga dapat memberikan jalan mudah dan sekaligus mengurangi kegamangan siswa dalam kegiatan menggambar.2. Untuk mengetahui sejauhmana efektifitas penggabungan kedua metode ini dapat dilakukan penelitian lanjutan berupa penelitian eksperimental sehingga variabel-variabel yang terlibat dapat dikontrol3. Jangan ragu menggunakan beragam metode –walau itu dianggap kuno-untuk membantu pemahaman siswa. Karena metode-metode tersebut bersifat kondisional, sehingga masih relevan jika kondisi peserta didik masih memerlukan. Diposkan oleh WAYANG SEMPROT di 17.34

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGGAMBAR ILUSTRASI DENGAN TEKNIK MENCONTOH KOMIK PADA SISWA KELAS

Page 13: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

VIII SMP NEGERI 2 KAUMAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2007

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGGAMBAR ILUSTRASIDENGAN TEKNIK MENCONTOH KOMIK PADA SISWA KELAS VIIISMP NEGERI 2 KAUMAN PONOROGOTAHUN PELAJARAN 2007- 2008Oleh : Setyo HandonoBAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPermasalahan yang sering dialami oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran menggambar adalah karena mereka belum memahami secara matang tentang teknik-teknik menggambar secara mudah, sederhana, dan mudah diterapkan. Sehingga dari peserta didik sering kita dengarkan keluhan mereka tentang kesulitan menggambar, malas menggambar, atau apresiasi mereka dengan kegiatan ini sangat rendah. Untuk itu seorang guru dituntut untuk menerapkan beragam metode sesuai dengan kebutuhan siswanya. Sehingga semua siswa -tanpa terkecuali- mampu membuat gambar sesuai dengan yang diinginkan.Dengan demikian tidak ada satupun metode yang paling baik, kecuali bila metode itu digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dibutuhkan.Dengan memperhatikan kondisi yang demikian, penulis meyakini bahwa metode mencontoh masih dapat dipergunakan untuk membantu memecahkan kesuliatan siswa dalam hal menggambar ilustrasi di sekolah. Karena metode mencontoh ini sifatnya yang fleksibel, dan dapat gambar contohnya sepanjang waktu. Sehingga peserta didik leluasa mengamat-amati gambar contoh kapanpun ia inginkan. Sedangkan tugas guru dalam kegiatan ini adalah membimbing dengan teknik-teknik yang mudah dalam menyelesaikan bentuk-bentuk gambar yang dipilih siswa. Siswa menirukan dan menghafal teknik-teknik menggambar yang dicontohkan guru.B. Definisi Operasional a. Metode Mencontoh merupakan metode tertua terutama dalam seni kerajinan. Tiga abad sebelum tarih Masehi, di Yunani telah dipergunakan metode ini. Bahkan hingga sekarang keahadiran metode ini masih tetap populer dalam lapangan pendidikan sebagai metode untuk menyampaikan berbagai jenis kegiatan kesenirupaan terutama jenis kegiatan motorik. Metode ini banyak dilakukan di pusat-pusat pembelajaran seni zaman dahulu. Para cantrik (pemagang) biasanya dilatih para empu (guru) untuk meniru hasil karya gurunya. Semakin mendekati kualitas kerja gurunya, semakin berhasil para cantrik itu di dalam belajarnyab. Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri.C. Pembatasan MasalahMasalah utama yang menjadi objek penelitian penulis adalah lemahnya siswa dalam menggambar ilustrasi. Maka agar penelitian ini terfokus pada masalah tersebut, maka peneliti mengambil pokok bahasan manggambar ilustrasi saja. Kali ini penulis mencoba menggabungkan kesenangan anak berupa komik kesukaannya untuk digunakan sebagai contoh dalam mengembangkan imajinasinya dalam menggambar ilustrasi. Sedangkan tugas penulis adalah sebagai pemandu utuk menunjukkan cara termudah dalam menyelesaikan gambar komik yang dicontohkannya. Sementara siswa mengamati dan menirukan langkah-langkah menggambar yang telah dicontohkan penulis.D. Rumusan Masalah1. Apakah dengan metode mencontoh komik, siswa kelas VIII SMPN 2 Kauman dapat meningkatkan keterampilan menggambar ilustrasi?2. Bagaimanakah penerapan metode mencontoh komik untuk meningkatkan prestasi

Page 14: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

menggambar ilustrasi siswa kelas VIII SMPN 2 Kauman?3. Apakah dengan metode mencontoh komik, pembelajaran ilustrasi di kelas VIII SMPN 2 Kauman minat siswa meningkat?

E. TUJUAN PENELITIANSesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk:1. Meningkatkan keterampilan menggambar ilustrasi bagi siswa kelas VIII SMPN 2 Kauman Tahun Pelajaran 2007-20082. Mendeskripsikan implementasi menggambar ilustrasi dengan metode mencontoh komik3. Meningkatkan minat menggambar ilustrasi bagi siswa kelas VIII SMPN 2 Kauman Tahun Pelajaran 2007-2008

F. MANFAAT HASIL PENELITIANHasil penelitian yang akan dilakukan diharapkan memberikan manfaat kepadaa. Guru yang bersangkutanSebagai tambahan literasi model pembelajaran, dan alat evaluasi diri terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu pembelajarannya, sehingga mendapatkan metode yang ideal terhadap materi yang akan disampaikan kepada siswab. Bagi SiswaPenerapan model mencontoh sangat berguna untuk mempermudah siswa memahami teori menggambar ilustrasi. Diharapkan setelah mereka mengetahui teknik menggambar komik, siswa dapat menggambar ilustrasi dengan model yang berbeda dan bervariasi.c. Bagi LembagaDengan terlaksananya penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh sekolah sebagai inspirasi bagi guru yang lain agar dapat digunakan sebagai masukan untuk pembelajaran di kelas. BAB IIKAJIAN PUSTAKAMetode Mencontoh

Metode mencontoh merupakan metode tertua terutama dalam seni kerajinan. Tiga abad sebelum tarih Masehi, di Yunani telah dipergunakan metode ini. Hingga sekarang keahadiran metode ini masih tetap populer dalam lapangan pendidikan sebagai mertode untuk menyampaikan berbagai jenis kegiatan kesenirupaan terutama jenis kegiatan motorik. Metode ini banyak dilakukan di pusat-pusat pembelajaran seni zaman dahulu. Para cantrik (pemagang) biasanya dilatih para empu (guru) untuk meniru hasil karya gurunya. Semakin mendekati kualitas kerja gurunya, semakin berhasil para cantrik itu di dalam belajarnya. Dalam kursus-kursus melukis pun masih dijumpai penerapkan cara ini. Untuk belajar keterampilan motorik, cara ini dapat dilakukan. Secara teori penerimaan penggunaan metode mencontoh ini didasarkan pada beberapa hal, yaitu:a. Secara naluri, anak-anak senang menggambar dengan cara mencontoh;b. Mencontoh merupakan pekerjaan mudah serta ringan untuk dilakukan karena kurang menuntut keterlibatan rasa dan intelek.c. Mencontoh dalam latihan kerja praktek kesenirupaan melibatkan aktivitas mata. Karena itu indra mata mendapat latihan yang pada gilirannya dapat mempertajam pengamatan.d. Karena model yang dicontoh pada umumnya dalam keadaan diam dan tidak diubah-ubah bentuknya, maka kegiatan mencontoh dapat dilakukan secara berulang-ulang dalam kondisi yang sama. Dengan demikian latihan dapat menjadi efektif untuk tujuan meniru benda dimaksud.Gambar IlustrasiGambar ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk.Tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan tersebut lebih mudah

Page 15: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

dicerna.BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu PenelitianPenelitian dilaksanakan di SMPN 2 Kauman , Jalan Sayang Ayu no. 2 Sumoroto Ponorogo . Perencanaan tindakan berdasar refleksi yang ditulis pada proposal dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus 2007 sampai dengan 16 September 2007. Pelaksanaan tindakan dikerjakan mulai pada tanggal 21 September 2007 sampai dengan 31 Oktober 2007. Jadwal pelajaran dilaksanakan setiap hari Kamis, masing-masing 2x 40 menit (1 kali pertemuan).B. Subjek PenelitianSubjek penelitian adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kauman Ponorogo dengan jumlah siswa 36 orang. Nama-nama siswa yang terlibat dilampirkan pada lampiran 1. Guru Seni Budaya yang terlibat pada penelitian ini adalah Arum Amiwati, S.Pd. (37 tahun), sebagai observer, dan guru seni budaya kelas VII.C. Prosedur Penelitian1. Rancangan PenelitianPenelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas untuk mengkaji dan merefleksikan secara mendalam yang terjadi pada proses pembelajaran Seni dan Budaya yang meliputi performance guru, interaksi guru-siswa, interaksi antar siswa, dan hasil karya siswa. Semua itu untuk menjawab permasalahan penelitian.Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat langkah, yang meliputi; a) perencanaan, yang berisi rumusan masalah, menentukan tujuan, metode penelitian dan membuat rencana tindakan, b) tindakan , berupa upaya nyata untuk merubah kesalahan/kekeliruan yang telah dilakukan, c) observasi, berupa tindakan pengamatan lapangan untuk mengetahui hasil dan kemajuan dalam proses belajar mengajar, dan d) refleksi, mengkaji secara mendalam dan mempertimbangkan keberhasilan dan merekomendasikan tindakan apa yang harus dilakukan pada siklus berikutnya.2. Pelaksanaan PenelitianSecara operasional prosedur penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam penelitian ini terperinci sebagai berikut:Siklus PertamaKegiatan yang dilakukan meliputi:1) PerencanaanPeneliti menyiapkan: a) bahan ajar, b) satuan acara pembelajaran (SAP), c) rencana pembelajaran (RP), d) skenario pembelajaran , e) tugas-tugas individu, f) lembar observasi/penilaian.2) Pelaksanaana) Siswa diberi penjelasan tentang pembelajaran menggambar illustrasi dengan metode mencontoh gambar komik . Dalam hal ini siswa wajib membawa satu lembar copy gambar komik.b) Siswa menukar lembaran komik kepada teman yang lain apabila gambarnya telah selesaic) Peneliti membantu siswa yang mengalami kesulitan menggambar dengan memberikan contoh cara menggambar secara mendetail dan mudah.d) Peneliti melakukan observasi kepada masing-masing siswa dengan lembar observasi dan mencatat semua kejadian dalam proses pembelajaran.3. Pengamatana) Peneliti melakukan pengamatan dengan lembar observasi segala aktivitas dan perkembangan keterampilan yang terjadi pada masing-masing siswa.Refleksia) Peneliti menganalisa dan mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran siklus pertama dan memberikan penilaian hasil gambar siswa.b) Mencatat segala kekurangan dan kelemahan dan melakukan perbaikan untuk diterapkan pada siklus berikutnya.

Page 16: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

Beberapa indikator keberhasilan pada siklus I disajikan pada Tabel berikut:Aspek Target Pencapaian Siklus I Cara MengukurKemampuan mencontoh gambar komik 75% Diamati pada hasil gambar siswa

Ketuntasan hasil belajar 75 % Dihitung dari rata-rata nilai gambar, siswa yang memperoleh nilai lebih besar/sama dengan 6 dinyatakan tuntas

Siklus KeduaPada siklus kedua dilakukan tindakan-tindakan dengan menggunakan empat tahapan seperti yang telah dilakukan pada siklus pertama. Pada siklus kedua ini didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus pertama. Semua kelemahan yang terjadi pada siklus pertama tidak akan diualang kembali dalam siklus kedua.Beberapa alternatif perbaikan untuk mengoptimalkan metode mencontoh pada siklus kedua ini diberikan secara mendetail. Diharapkan dengan langkah-langkah pembaharuan pada siklus kedua ini, siswa lebih paham dan termotivasi untuk menggambar ilustrasi tanpa sedikitpun timbul keraguan atau kekurangpercayaan terhadap kemampuannya.Beberapa indikator keberhasilan pada siklus II diuraikan pada tabel berikut ini:Aspek Target Pencapaian Siklus II Cara MengukurKemampuan mencontoh gambar komik 85 % Diamati pada hasil gambar siswaKetuntasan hasil belajar 100 % Dihitung dari rata-rata nilai gambar, siswa yang memperoleh nilai lebih besar/sama dengan 6 dinyatakan tuntas

3. Instrumen PenelitianInstrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: lembar observasi, kuesener terbuka, tes hasil karya menggambar ilustrasi, dan catatan guru selama proses belajar mengajar. Kuesener terbuka digunakan untuk mengawali pembelajaran menggambar dengan metode mencontoh dengan variasi cerita berantai, dan tes hasil karya menggambar digunakan untuk mengetahui kualitas hasil belajar.

Tabel 5 : Sistem Penskoran Hasil Gambar IllustrasiNo Kriteria Nilai1 Gambar tidak mirip 52 Gambar mirip 63 Gambar ideal 75. Pengumpulan dan Analisa DataPengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, observasi dan tes hasil karya dalam bentuk gambar dan deskripsi cerita. Teknik dokumentasi untuk mengetahui kemampuan masing-masing siswa. Teknik observasi digunakan untuk merekam kualitas proses belajar mengajar dengan menggunakan catatan. Sedangkan tes menggambar dan menulis deskripsi cerita digunakan untuk mengetahui kualitas hasil belajar.Data hasil observasi , catatan guru, dan hasil karya siswa dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui kualitas belajar mengajar. Sedangkan untuk mengetahui peningkatan kualitas hasil belajar dilakukan skor individu baik berupa partisipasi siswa dalam proses pembelajaran maupun pada hasil gambar.BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN• Temuan-temuan pada siklus 11. Contoh gambar yang dibawa siswa terlalu rumit2. Contoh yang diberikan guru dalam menyelesaikan gambar terlalu cepat3. Siswa kurang mampu dalam menangkap teknik penyelesaian gambar, yang diperagakan guru, karena tokoh gambar yang dibawa siswa tidak sesuai dengan yang dicontohkan guru

Page 17: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

4. Guru kurang waktu dalam membimbing siswa secara individu• Rekomendasi Perbaikan untuk Siklus 21. Guru mengarahkan agar contoh gambar yang dibawa harus sederhana dan sesuai dengan kemampuan siswa, jangan terlalu rumit.2. Guru mencontohkan langkah-langkah menggambar tokoh cerita secara pelan-pelan dan berulang-ulang dan variatif untuk memberikan kesempatan yang luas kepada siswa yang kurang mampu dalam menggambar untuk meniru dan menghafalnya.3. Guru harus mengelompokkan siswa yang mempunyai tokoh gambar komik yang sama agar dibina secara bersama-sama, untuk menyingkat waktu4. Guru harus membimbing satu persatu kepada siswa sesuai dengan gambar komik yang disenanginyaa.2. Pelaksanaan Siklus 2a.2.1. PelaksanaanPada siklus kedua dilakukan tahapan-tahapan seperti pada siklus pertama. Pada siklus kedua didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang direkomendasikan pada siklus pertama. Pelaksanaan perubahan itu antara lain:a) Siswa dibagi ke dalam kelompok berdasarkan kesamaan ceritab) Peneliti mendemonstrasikan langkah-langkah menggambar tokoh komik secara mendalamc) Peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk menggambar tokoh cerita yang telah dibawa dan dikerjakan sesuai dengan langkah-langkah yang telah dicontohkan guru.d) Peneliti melakukan observasi kepada masing-masing siswa dan membimbing masing-masing siswa yang kesulitan menggambar.a.2.2. Pengamatana) Peneliti melakukan pengamatan dengan lembar observasi segala aktifitas yang terjadi pada masing-masing siswab) Sebelum melakukan penilaian, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menempelkan karyanya di dinding kelas.c) Peneliti memberikan penilaianTabel 3.2. Indikator keberhasilan proses pada siklus I diharapkan meningkat padasiklus IIAspek Pencapaian Siklus I Target Pencapaian Siklus IIKemampuan mencontoh 72 % 85%Ketuntasan hasil belajar 72 % 100%BAB VSIMPULAN DAN SARAN

A. SimpulanBerdasarkan hasil implementasi metode yang telah dilaksanakan pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa:1. Penggunaan metode mencontoh komik dapat membngkitkan ide dan gagasan siswa dalam mengeksplorasi kreativitasnya dalam menggambar ilustrasi. Kemampuan tersebut dapat dibuktikan pada siklus I dengan ketuntasan 72% dan siklus II dengan pencapaian 100%2. Penggunaan metode mencontoh komik dapat dilakukan efektif dan efisien jika guru dapat membimbing secara intensif, serta mampu memberikan contoh yang mudah dalam menggambar tokoh komik. Dari pengalaman ini peserta didik menjadi senang karena mereka mengetahui cara menggambar tokoh komik kesukaannya.B. Saran-saranBerdasarkan hasil penelitian dan kajian tentang implementasi model siklus belajar dengan model yang telah penulis lakukan di kelas ini dapat disarankan bahwa:1. Pemecahan masalah kualitas proses dan hasil belajar seni budaya dapat dilakukan dengan mengkombinasikan dua metode mengajar seperti mencontoh komik dan metode bimbingan intensif sehingga dapat memberikan jalan mudah dan sekaligus mengurangi kegamangan siswa dalam kegiatan menggambar.2. Untuk mengetahui sejauhmana efektifitas penggabungan kedua metode ini dapat dilakukan

Page 18: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

penelitian lanjutan berupa penelitian eksperimental sehingga variabel-variabel yang terlibat dapat dikontrol3. Jangan ragu menggunakan beragam metode –walau itu dianggap kuno-untuk membantu pemahaman siswa. Karena metode-metode tersebut bersifat kondisional, sehingga masih relevan jika kondisi peserta didik masih memerlukan. Diposkan oleh WAYANG SEMPROT di 17.25

Publikasi Ilmiah

Best Practice (Pengalaman Terbaik)

Best practice adalah tulisan yang mendeskripsikan/menguraikan “pengalaman terbaik” mengenai keberhasilan seseorang atau kelompok dalam memecahkan masalah ketika melaksanakan tugas. Setiap data dan atau catatan (rekam jejak) kemajuan keberhasilan selama mengatasi masalah pembelajaran terdokumentasikan secara baik sehingga bermanfaat untuk merumuskan Standard Operating Procedure (SOP) yang apabila ditiru (replikasi) oleh guru yang lainya memperoleh hasil yang sama.Best Practice memiliki ciri-ciri atau indikator sebagai berikut : 1. Mengembangkan cara baru dan inovatif dalam pengembangan serta

memecahkan masalah dalam pendidikan khususnya pembelajaran; 2. Membawa sebuah perubahan/perbedaan sehingga sering dikatakan hasilnya

luar biasa (outstanding result); 3. Mampu mengatasi persoalan tertentu secara berkelanjutan (keberhasilan

lestari) atau dampak dan manfaatnya berkelanjutan; 4. Mampu menjadi model, memberi inspirasi dalam membuat kebijakan

(pejabat), dan inspiratif guru lainnya, termasuk murid; dan 5. Cara dan metoda yang dilakukan dan atau yang digunakan bersifat

ekonomis dan efisien.Salah satu tahapan penting agar pembelajaran bisa menjadi salah satu best practice, yaitu evaluasi diri. Evaluasi terhadap cara atau strategi yang telah dilaksanakan, hasil (output dan outcome), dan apabila memungkinkan mengevaluasi dampaknya. Dari hasil evaluasi tersebut, guru mampu menemukan kesenjangan antara bagaimana pembelajaran yang telah dilakukan dengan teori pembelajaran, termasuk kesenjangan keberhasilannya sehingga muncul ide dan motivasi untuk menutup kesenjangan tersebut dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi.Dengan demikian best practice guru, merupakan sebuah publikasi ilmiah yang memaparkan hal ihwal pengalaman terbaik yang telah dilakukan selama melaksanakan tugas tugasnya dalam pembelajaran termasuk mengatasi masalah jika ada, dengan ciri-ciri: (1) inovatif, (2) outstanding result, (3) keberhasilan lestari, (4) mampu menjadi model, (5) memberi inspirasi, dan (6) ekonomis serta efisien.Contoh Best Practice Guru : 6. Pengalaman terbaik “mengembangkan program peningkatan mutu

pendidikan”.

Page 19: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

7. Pengalaman terbaik “menangani anak anak nakal disekolah”. 8. Pengalaman terbaik “mendisiplinkan guru dan murid”. 9. Pengalaman terbaik “mengantarkan anak didiknya berkali kali menjadi juara

olimpiade ilmu pengetahuan tingkat internasional”.

Penulisan Diketik maksimal 15 halaman A4 (pendahuluan maksimal 3 halaman, best practice maksimal 7 halaman, rencana pengembangan maksimal 4 halaman, kesimpulan dan saran 1 halaman), spasi 1,5, Huruf Time New Roman ukuran 12 pt, batas tepi/margin kiri 4 cm, kanan 3 cm, atas 3 cm, dan bawah 3 cm.

Kerangka Isi• Bagian Awal terdiri dari halaman judul, lembaran persetujuan, kata pengantar, daftar isi, abstrak atau ringkasan, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran (bila ada). • Bagian Isi memuat: (a) pendahuluan: berisikan tentang latar belakang timbulnya masalah, pendekatan penyelesaian masalah, tujuan, dan manfaat; (b) langkah-langkah atau cara-cara dalam memecahkan masalah, termasuk hambatan hambatan yang harus diatasi yang dituangkan secara rinci, alat dan/atau instrumen yang digunakan, tempat dan waktu serta lembaga yang menunjang pelaksanaan; (c) hasil yang dicapai; dan (d) simpulan dan Saran. • Bagian Penutup berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran tentang semua data yang dipakai untuk menunjang tulisan ini.

Penilaian substansi meliputi penilaian: (a) orisinilitas, (b) inovasi, (c) keberhasilan lestari, (d) inspiratif, dan (e) ketepatan dan kejelasan dalam penyelesaian masalah. Aspek-aspek tersebut dikemukakan sebagai berikut. 1) Orsinilitas terdiri dari: (a) topik bahasan merupakan ide mengandung

kebaharuan, dan (2) idea, kalimat atau paragraf yang bukan bersumber dari penulis disebutkan sumbernya dengan cara yang benar.

2) Inovasi terdiri dari: (a) hasil yang dicapai mengandung ide kebaharuan, bukan hasil pengulangan atau peniruan, dan (b) hasil yang dicapai berkaitan dengan peningkatan kualitas profesi guru

3) Keberhasilan Lestari terdiri dari: (a) cara penyelesaian masalah menggambarkan rangkaian kegiatan yang jelas sehingga dapat dilakukan pengulangan oleh guru lain, dan (b) hasil yang dicapai bersifat berkesinambungan, bukan sesaat.

4) Inspriratif terdiri dari: (a) topik bahasan dapat memberikan inspirasi bagi guru, (b) topik bahasan memberikan inspirasi kepada pegawas lain, dan (c) topik bahasan memberikan inspirasi terhadap pembuat kebijakan

5) Aplikasi best practice dan rencana pengembangan terdiri dari (a) cara dan tindakan yang dilakukan dalam pemecahan masalah diuraikan dengan tepat, (b) hambatan-hambatan dalam pemecahan masalah dituang secara rinci, dan (c) rencana pengembangan lebih lanjut.

Lampiran 1 Format Sampul (warna sampul ...., kertas ukuran A4)

Page 20: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

BEST PRACTICE GURUDALAM TUGAS PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

Tuliskan Judul dengan huruf ARIAL(font 22, semua dalam huruf kapital)

oleh(tuliskan Nama Lengkap, NIP, dan Unit Kerjanya;

misalnya guru pada mata pelajaran .... di Sekolah ........ kota.......)

TAHUN 2014

Lampiran 2 Format Lembar Pengesahan

Naskah Laporan Pengalaman Terbaik (Best Practice) Guru ini Judul : …………………………………………….. Penulis: …………………………………………….. Jabatan : Guru mata pelajaran..............................

Kota .......................................... Provinsi .....................................

benar-benar merupakan karya asli saya dan tidak merupakan plagiasi. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Meyetujui dan mengesahkan: ................., …. tanggal Kepala Sekolah, Penulis, Tanda tangan & stempel Tanda tangan

___________________ ___________________ NIP. NIP.

Lampiran 3 Contoh Intisari Pengalaman Terbaik Guru

No Permasalahan teridentifikasi Kegiatan nyata yang telah dilakukan dan dinyatakan sebagai pengalaman terbaiknya

Hasil kegiatan berupa best practice

1 Kesulitan dalam mengajarkan konsep tertentu

Guru menerapkan strategi/metode pembelajaran baru yang lebih inovatif dalam mengaktifkan siswanya

Pemahaman siswa terhadap konsep tertentu meningkat sangat tajam dan bertahan dalam beberapa tahun.

2 Kegiatan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler tertentu rendah

Guru membuat berbagai kegiatan secara teratur dengan menggunakan pendekatan dinamika kelompok dan peningkatan motivasi yang lebih inovatif

Setelah enam bulan minat dan kegembiraan siswa pada kegiatan ektrakurikuler tertentu meningkat secara signifikan dibanding sebelumnya.

Page 21: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

3 Komunikasi di antara siswa dan guru kurang terbina

Sekelompok guru bekerjasama dengan siswa melakukan inovasi dalam membuat berbagai kegiatan, antara lain meningkatkan kualitas majalah dinding sekolah, megadakan lomba-lomba, dan kegiatan lain sehingga komunikasi lebih menyenangkan dan berkualitas.

Kemampuan guru dan siswa dalam berkomunikasi tertulis meningkat dengan sangat bermutu dan menyenangkan, sehingga menciptakan suasana akademis yang lebih baik.

4 Sekolah kurang disiplin dan kurang mendapat tempat di hati masyarakat

Memodifikasi berbagai kegiatan komunikasi secara teratur dan terencana dengan tujuan meningkatkan disiplin siswa dan guru, serta meningkatkan layanan serta menjaga citra sekolah sesuai harapan masyarakat.

Dalam waktu 2 tahun sekolah telah berubah dengan sangat nyata, menjadi sekolah yang tertib dan disegani oleh masyarakat .

5 Selalu kalah dalam olimpiade matematika

Guru melakukan perbaikan latihan berdasarkan teori baru dan menggabungkan dengan pengalaman terbaik guru lain untuk mengadakan kegiatan khusus pada sekelompok siswa untuk menyiapkannya menjadi tim olimpiade matematika yang tangguh dari sekolahnya

Dalam waktu satu tahun tim tersebut dapat merebut berbagai prestasi di tingkat kota/kabupaten , propinsi , bahkan nasional.

Posted by Darwis S. Pd. at 6:31 AM Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook Share to Pinterest

BEST PRACTICEBAB I

PENDAHULUAN

Page 22: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

A. Latar Belakang Masalah

Mangga adalah buah yang banyak terdapat di Indonesia, buah ini adalah jenis buah musiman yang tidak selalu ada tiap waktu sepanjang tahun. Buah mangga yang segar sering dijadikan buah favorit bagi orang karena buahnya yang lembut dan manis sangat enak untuk dimakan, selain dimakan saat masak buah mangga yang masih belum terlalu matang namun masih keras sering dijadikan orang sebagai lotis atau sambal rujak saat musim panas dan dimakan saat siang hari. Selain buahnya yang berkasiat, daun mangga juga tidak kalah memiliki manfaat dan kegunaan untuk pengobatan diabetes, asam urat, dan obat kumur.

Probolinggo adalah salah satu kota yang banyak menghasilkan mangga dengan berbagai macam jenis, diantaranya mangga manalagi, mangga arum manis, mangga gadung, dan mangga golek. Mangga Probolinggo merupakan salah satu icon yang dapat diunggulkan sebagai produk kota Probolinggo selain anggur. Pohon ini juga banyak dijumpai disetiap rumah penduduk, bahkan SMK Negeri 3 pohon mangga menjadi pohon yang paling dominan ditanam di lingkungan sekitar sekolah.

Daun mangga yang muda akan berkembang menjadi daun tua yang pada akhirnya akan menjadi kering dan berguguran menjadi sampah. Daun mangga yang kering dan berjatuhan akan diolah menjadi pupuk organik yang akan digunakan sebagai pupuk tanaman yang ada di sekitar sekolah atau di jual. Jika sekolah tidak mampu untuk melakukan pengolahan secara kontinu karena keterbatasan SDM dan waktu yang tersedia, maka sampah daun akan dibuang pada tempat sampah yang akan diambil oleh mobil dinas kebersihan.

Sampah daun mangga di SMKN 3 Probolinggo merupakan sampah yang paling banyak dihasilkan. Untuk mengurangi terjadinya daun yang kering, sampah daun yang menimbun dan tidak mampu mengolahnya menjadi pupuk maka harus ada inovasi yang harus dilakukan. Inovasi yang dilakukan sebagai upaya dalam mengurangi limbah sampah daun yang dihasilkan dari daun mangga yang ada di sekolah.

Melihat hal tersebut saya sebagai salah satu guru dan sekaligus diberi kesempatan sekolah untuk bertanggung jawab dalam membimbing Pramuka dan KIR harus mampu melakukan inovasi tersebut dalam kegiatan pembelajaran maupun pada kegiatan ekstrakurikuler yang menjadi tanggung jawab saya secara profesional. Dengan keterbatasan sarana dan prasarana sekolah dalam membuat inovasi dalam pemenuhan kebutuhan kegiatan pembelajaran yang berwawasan lingkungan sekaligus sebagai upaya mewujudkan tujuan penyelenggaraan SMK untuk menyiapkan peserta didik mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan siap bekerja sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Sebagai target goalnya adalah mampu menghasilkan peserta didik menjadi entrepreneur yang berkarakter kuat dan berprestasi.

B. Permasalahan

Sebuah sekolah dengan tugas utama menyelenggarakan pembelajaran yang efektif dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang dimaksud akan berpengaruh positif

Page 23: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

terhadap mutu sekolah bila ada pemenuhan 8 SNP (Standar Nasional Pendidikan). Dimana SNP disempurnakan secara terencana, terarah dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global.

Dalam hal ini pembelajaran yang berlangsung di sekolah harus berdasarkan standar tersebut dan dilakukan secara holistik pada setiap kelompok mata pelajaran sehingga pembelajaran pada masing-masing kelompok mata pelajaran mempengaruhi pemahaman dan/atau penghayatan peserta didik.

Permasalahan yang ada pada SMK Negeri 3 Probolinggo ketika penulis mendapat tugas mengajar matematika dan tugas tambahan sebagai pembina Pramuka dan KIR adalah:

a. Belum adanya pembelajaran yang dilaksanakan secara holistik di sekolahb. Belum pahamnya guru terhadap pembelajaran holistik c. Tidak ada kreatifitas siswa dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai ide

kreatif pengembangan ilmu pengetahuand. Tidak ada ide kreatif guru dalam pemanfaatan lingkungan sebagai media belajar

yang efektif dan efisien

C. Strategi Pemecahan Masalah

Berdasarkan masalah dan harapan yang ada, maka tahapan strategi yang saya gunakan antara lain:

1. Mengidentifikasi masalah dan menganalisa penyebab dan kebutuhan yang diperlukan (need assessment).

2. Memilih dan mengembangkan pembelajaran holistik dengan mengangkat Pewarna Daun Mangga sebagai isu lokal yang ada di sekolah sekaligus memperhatikan isu lokal yang berkembang di Kota Probolinggo.

3. Mengikutsertakan siswa dalam setiap ajang prestasi baik secara akademik maupun kompetensi keahlian yang dimiliki.

4. Mengajukan usul pada kepala sekolah untuk dilaksanakan kegiatan pembuatan perangkat mengajar dengan menerapkan pembelajaran yang holistik dengan mengangkat potensi daerah yaitu Pewarna Daun Mangga sebagai isu lokal sekolah sekaligus isu kota probolinggo yang dapat dikembangkan.

5. Memanfaatkan Daun Mangga Sebagai Pewarna pada makanan, pewarna batik, pewarna body painting dan sebagai obat-obatan.

6. Mengangkat karya tulis daun mangga sebagai karya lokal yang mampu dikembangkan mulai dari daun sampai buahnya ,menjadi karya inovatif yang mampu mengantarkan siswa menjadi prestasi dan mandiri.

Bab IIPEMBAHASAN

Page 24: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

A. Alasan pemilihan strategi pemecahan masalah

Untuk mengatasi masalah yang terjadi di SMK Negeri 3 Probolinggo diperlukan guru yang mampu memerankan diri sebagai guru yang mampu menguasai dua bidang keahlian selain profesional di bidangnya juga harus mampu secara skill di bidang produktif lainnya. Strategi yang dipakai sebagaimana tertera pada bab 1 terutama terkait dengan kegiatan prestasi siswa. Pertama sekali harus dimulai identifikasi, mengembangkan isu lokal menjadi materi pembelajaran yang holistik, kreatifitas dalam menyusun silabus dan rpp, dan melaksanakan kegiatan pembimbingan prestasi siswa. Ini akan diperoleh melalui samanya visi, terbangunnya team yang solid, terpilihnya isu lokal dan keikutsertaan siswa dalam ajang prestasi baik secara kognitif maupun kompetensi keahlian. Guru yang profesional harus memiliki kemampuan lebih dalam mengembangkan pembelajarannya dengan berbagai media dan model pembelajaran, mampu menghasilkan siswa berprestasi melalui tugas tambahan sebagai pembina Pramuka dan KIR. Sekaligus mampu mengantarkan siswa SMK menjadi siswa berkarakter kuar dalam berwirausaha secara mandiri.

Saya juga berupaya dapat menjadi contoh bagi warga sekolah termasuk peserta didik. Ini bisa sibuktikan dengan menyempatkan kuliah S2 di UMM, mengikuti diklat TOT ESD Pertamina, Diklat entrepreneurship, diklat metode dan model pembelajaran dan kegiatan lainnya yang berkenaan dengan peningkatan pembelajaran di kelas baik yang dilaksanakan secara nasional dan internasional. Dan sebagai pengembangan kompetensi saya aktif mengikuti seminar baik sebagai peserta maupun pemateri dalam forum ilmiah, menulis artikel di beberapa media dan mengikuti ajang prestasi guru dan pernah meraih juara 1 lomba inovasi guru tahun 2009, juara 1 guru prestasi tingkat kota Probolinggo tahun 2012 dan 2013. Selain itu mengantarkan siswa pada ajang prestasi sampai meraih penghargaan juara. Selain dari itu saya mencoba memberi contoh bagaimana membuat silabus dan rpp yang holistik sesuai dengan isu lokal yang ditetapkan, memanfaatkan lingkungan sekolah dan luar sekolah sebagai media pembelajaran yang efektif dan efisien dan menciptakan inovasi dalam pemanfaatan daun mangga sebagai pengganti pewarna sintetis (daun mangga sebagai substitusi pewarna sintetis). Tentu saja upaya tersebut harus dilakukan secara bertahap dan melalui tindakan (aksi) nyata. Tentu saja hal tersebut harus dikawal dengan pendampingan dan tagihan hasil dari yang dilakukan semua guru yang akan dilakukan oleh kepala sekolah. Dan tagihan terhadap siswa yang dibimbingnya akan menjadi motivasi guru dan siswa untuk lebih berprestasi.

Para guru yang sukses dan layak menjadi guru SMK adalah guru yang memiliki seni dan gaya khas dalam mencapai prestasi, baik prestasi siswanya maupun prestasi gurunya, hal ini didukung pula oleh kondisi lingkungan sekolah berada baik secara geografis, ekonomis, sosio-kulture dan kompetensi yang dimiliki guru. Meskipun demikian, secara umum alasan utama strategi yang dipilih adalah untuk menghasilkan peserta didik yang mampu berprestasi dan mandiri dalam berwirausaha sesuai dengan tujuan penyelenggaraan SMK. Dengan mencetak tenaga kerja mandiri dan berprestasi akan mampu memberikan motivasi dan kepercayaan pada diri siswa untuk mampu melakukan yang terbaik bagi kehidupan di masa mendatang. Hal ini dapat dilakukan dengan selalu mengikutsertakan siswa dalam setiap ajang prestasi baik akademis

Page 25: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

maupun non akademis, guru mengikuti berbagai kajian-kajian ilmiah atau rutinnya membaca buku dan peduli akan lingkungan sekitarnya.

B. Hasil atau dampak yang dicapai dari strategi yang dipilih

Dengan memilih strategi yang dikembangkan dengan mengusung “Daun Mangga Sebagai Substitusi Pewarna Sintetis” mampu mengangkat isu lokal menjadi pembelajaran yang holistik pada semua materi pelajaran, mengantarkan siswa menjadi siswa prestasi dan pada akhirnya mampu menghasilkan siswa yang berkarakter kuat dalam berwirausaha. Hasil atau dampak lainnya antara lain:

10. Siswa terpilih menjadi duta Kang Yuk Kota Probolinggo sebagai 5 nominasi terbaik dengan mengangkat daun mangga sebagai cake.

11. Siswa menjadi peserta lomba Biosfer di Universitas Brawijaya malang dalam Karya inovasinya Cake daun Mangga.

12. Secara kontinu guru-guru mampu membuat silabus dan rpp yang berwawasan lingkungan meskipun isu lokal belum sepenuhnya menjadi pokok bahasan.

13. Sekolah berkesempatan memamerkan karya Cake daun Mangga dalam kegiatan Pencanangan Penjaga Pantai “Kapal Laut” 2013 di kota Probolinggo dan mendapat sambutan masyarakat umum untuk membeli lebih dari persediaan yang ada.

14. Sekolah mampu menampilkan produk lokal Cake Daun Mangga dalam ajang Adiwiyata Sekolah dalam penilaian Propinsi Jawa Timur.

15. Siswa yang terbimbing mampu membuka usaha mandiri di rumahnya meskipun belum lulus sekolah.

16. Siswa lebih memahami pembelajaran karena materi yang satu dengan lainnya saling terkait.

17. Daun Mangga mampu dijadikan pewarna dalam makanan pada setiap kegiatan praktek memasak jajanan Indonesia dan pewarna pada proses pewarna Batik yang menjadi muatan lokal sekolah.

C. Kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan strategi yang dipilih

Meskipun tindakan/ strategi yang dipilih dan dilakukan menghasilkan kebaikan bagi siswa dan guru dalam mengembangkan potensi pribadinya tetap saja ada bebrapa kendala, diantaranya:

2. Sulitnya menyamakan visi antara guru yang satu dan yang lainnya sehubungan dengan pembuatan silabus dan rpp yang holistik/ berwawasan lingkungan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki masing-masing guru.

3. Keterbatasan guru dalam mengambil keputusan, karena kebijakan terletak pada kearifan kepala sekolah dan komitmen bersama.

4. Terbatasnya dana untuk kegiatan prestasi siswa yang sifatnya insidental dilaksanakan pihak luar.

Page 26: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

5. Kemampuan siswa yang terbatas secara kognitif dan aplikatif, menyebabkan pemilihan dan pembimbingan siswa prestasi hanya monoton pada beberapa siswa saja.

D. Faktor-faktor pendukung

1. Adanya semangat siswa untuk berprestasi dan berkreatifitas menjadi faktor utama secara intrinsik dan lebih mudah untuk diarahkan.

2. Semangat beberapa guru untuk mendukung dan berkomitmen bahwa pembelajaran harus berbasis lingkungan dengan mengangkat isu lokal.

3. Sarana dan prasarana yang memadai untuk melakukan kegiatan prestasi siswa dalam hal ini yang berkaitan dengan kegiatan uji coba/praktek sebagai pendahuluannya.

4. Kompetensi guru yang mampu membimbing siswa mencapai juara dalam berbagai kompetisi.

E. Alternatif Pengembangan

1. Mengembangkan silabus dan rpp menjadi pembelajaran yang holistik dan terpadu dengan mengangkat isu lokal Daun Mangga.

2. Mengembangkan Business Center yang sudah ada dengan produk unggulan yang dipilih sekolah yaitu “Daun Mangga” dengan berbagai inovasi sebagai pewarna makanan, bewarna batik, sebagai obat-obatan dll.

3. Membangun pemahaman bahwa proses pembelajaran yang holistik mampu menyajikan dan menghasilkan peserta didik yang mampu mengkaitkan materi yang satu dengan lainnya secara komprehensif.

Bab IIISimpulan dan Saran

Page 27: CONTOH MAKALAH, PTK SBK.doc

A. Simpulan

1. Guru SMK harus memiliki 4 kompetensi yang mapu menciptakan pembelajaran yang berkelanjutan sesuai dengan bidang keahlian siswanya.

2. Perlu disadari bahwa lulusan SMK pada akhirnya harus mampu menciptakan lapangan pekerjaan secara mandiri, untuk itu semua proses pembelajarannya harus mengarah pada peningkatan skill sesuai program keahlian.

3. Sekolah harus mampu membaca peluang kerja siswa, agar tidak mencetak tenaga kerja yang tidak berfungsi.

4. Sekolah pada umumnya termasuk SMK Negeri 3 mempunyai karakteristik, iklim kerja, budaya, sosio-kultur yang unik yang berbeda dengan sekolah lainnya, ini memerlukan identifikasi dan analisa masalah yang baik dan memerlukan ketelatenan guru dalam membimbing siswa yang rata-rata ekonomi menengah ke bawah dan kemampuan kognitif yang terbatas dalam mencapai prestasi sekolah dan prestasi peserta didiknya.

B. Saran

1. Mulailah dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam pembelajaran baik intra maupun ekstra, sebab setiap sekolah mempunyai masalah masing-masing dan tidak sama dengan sekolah lainnya.

2. Melakukan pembimbingan secara kontinu terhadap siswa berprestasi agar mampu dan lebih dalam meningkatkan kompetensi siswa dalam berbagai hal.

3. Pernyataan visi dan misi harus jelas dan sering disosialisasikan sebagai pedoman tujuan bersama dan kemana sekolah diarahkan.