contoh skripsi ptk geografi

149
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan kemampuan manusia dalam kebersamaannya baik yang berada di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Masalah pendidikan muncul bersama dengan keberadaan manusia, bahkan pendidikan merupakan refleksi dari kebudayaan manusia. Melalui pendidikan, kebudayaan manusia dari generasi ke generasi diwariskan. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan kompleks maka manusia dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan hanya bisa diperoleh melalui pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan informal. Berkaitan dengan hal ini dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, pasal 36 yang menyatakan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses 1

Upload: andri-tampani

Post on 20-Jun-2015

6.960 views

Category:

Education


16 download

DESCRIPTION

Contoh Skripsi PTK Geografi

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh Skripsi PTK Geografi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

seluruh aspek kepribadian dan kemampuan manusia dalam kebersamaannya

baik yang berada di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Masalah

pendidikan muncul bersama dengan keberadaan manusia, bahkan pendidikan

merupakan refleksi dari kebudayaan manusia. Melalui pendidikan, kebudayaan

manusia dari generasi ke generasi diwariskan. Seiring dengan perkembangan

zaman yang semakin maju dan kompleks maka manusia dituntut untuk

menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan hanya bisa

diperoleh melalui pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan

informal.

Berkaitan dengan hal ini dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003,

pasal 36 yang menyatakan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis

pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan

pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Hal ini menuntut perubahan-

perubahan dalam mengorganisasikan kelas, penggunaan metode mengajar,

strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam

mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses

belajar-mengajar, bertindak sebagai fasilitor yang berusaha mencipatakan

ondisi belajar mengajar yang efektif, sehingga memungkinkan proses elajar

mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkn

kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan

pedidikan yang harus mereka capai. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru

dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan

rangsangan kepada siswa, sehingga ia mau belajar karena siswalah subyek

utama dalam belajar.

Berkaitan dengan strategi – strategi yang wajib dilakukan seorang guru

yang profesional alam usaha untuk meningkatkan kualitas mengajarnya maka

1

Page 2: Contoh Skripsi PTK Geografi

maka salah satu cabang dalam dunia pendidikan yakni ilmu geografi, ilmu

yang merupakan ilmu untuk menunjang kehidupan sepanjang hayat dan

mendorong peningkatan kehidupan yang bidang kajiannya memungkinkan

peserta didik memperoleh jawaban atas pertanyaan dunia sekelilingnya yang

menekankan pada aspek spasial, dan ekologis dari eksistensi manusia

(Depdiknas, 2000 : 533). Pembelajaran Geografi bukan hanya untuk menguasai

tentang pengetahuan belaka, tetapi juga untuk mampu menggunakan ilmu yang

telah dipelajarinya dan membentuk siswa agar menjadi warga masyarakat yang

percaya diri dalam berperan serta secara produktif (Depdiknas, 2000 : 47).

Pembelajaran menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,

pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Ciri utama dari pembelajaran

adalah inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan proses belajar siswa. Sedangkan

komponen-kompoen dalam pembelajaran adalah tujuan, materi, kegiatan, dan

evaluasi pembelajaran. Pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya

pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.

Kegiatan belajar adalah kegiatan mengubah tingkah laku yang tidak

hanya bergayut dengan persoalan pengetahuan, tetapi juga terkait dengan nilai-

nilai moral, sikap mental dan keterampilan. Karena itu belajar dapat dikatakan

sebagai proses mengolah dan mengembangkan tingkah laku peserta didik

dalam rangka pembentukan pribadinya. maka Guru memiliki peranan yang

sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang

dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru  harus memikirkan dan membuat

perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi

siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.

Mengajar adalah membimbing belajar siswa sehingga ia mampu

belajar. Dengan demikian aktifitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan

belajar-mengajar sehingga siswalah yang seharusnya banyak aktif, sebab siswa

sebagai subyek didik adalah yang merencanakan, dan ia sendiri yang

melaksanakan belajar. Pada kenyataan, di sekolah-sekolah seringkali guru yang

aktif, sehingga siswa tidak diberi kesempatan untuk aktif.

2

Page 3: Contoh Skripsi PTK Geografi

Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif.

Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar

aktif. Namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasana

kelompok kecil akan memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar

aktif dengan cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-

temannya dan apa yang diajarkan siswa kepada teman-temannya

memungkinkan mereka untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi

pelajaran.

Hasil yang diharapkan dalam belajar tidak sekedar pengetahuan, tetapi

juga pengalaman, sikap mental, perluasan minat, penghargaan terhadap norma-

norma serta kecakapan dan keterampilan dalam berkehidupan. Pengertian

mengajar harus diartikan sebagai proses pembelajaran, yakni suatu proses

menyediakan kondisi yang merangsang serta mengarahkan kegiatan bagi

peserta didik untuk memperoleh pengetahuan, memiliki sikap dan keterampilan

yang membawa perubahan tingkah laku maupun pengembangan pribadinya,

oleh karena itu guru perlu mengadakan keputusan-keputusan, seperti model

pembelajaran apakah yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi

tercapainya tujuan pembelajaran, alat dan media apakah yang di perlukan

untuk membantu peserta didik untuk membuat suatu catatan, melakukan

praktikum, menyusun makalah diskusi atau cukup dengan mendengar ceramah

saja.

Proses Pembelajaran Geografi di Kelas XI IPS¹ Sekolah Menengah

Atas Negeri 9 Kupang, Guru Geografi mengakui mengalami masalah yaitu

pada saat guru menjelaskan materi dengan menggunakan metode pembelajaran

ceramah, banyak peserta didik yang belum menunjukkan peran aktifnya untuk

memperoleh pengetahuan, masih ada peserta didik yang duduk bercerita

dengan teman sebangkunya, meskipun guru sudah menegur dan sesekali

memakai kekerasan fisik namun hal ini tidak dihiraukan oleh peserta didik dan

terus melakukan kesalahan yang sama. Selain itu dengan penggunaan metode

ceramah penyerapan materi oleh peserta didik cenderung lebih lambat sehingga

apabila guru bertanya peserta didik tidak dapat menjawab pertanyaan yang

3

Page 4: Contoh Skripsi PTK Geografi

diberikan guru. Hal ini dialami oleh guru sejak mengajar di kelas XI IPS pada

materi yang sama yaitu pada tiga tahun terakhir (2010, 2011, 2012), pada tahun

ajaran 2011/ 2012 peserta didik yang sudah mencapai standar nilai Kriteria

Ketuntasan Mengajar (KKM) yaitu 75 sebanyak 8 orang atau 20% dan peserta

didik yang belum tuntas sebanyak 32 orang atau 80%; pada tahun ajaran 2011/

2012 peserta didik yang sudah mencapai standar nilai Kriteri Ketuntasan

Mengajar (KKM) sebanyak 6 orang atau 14,28% dan peserta didik yang belum

tuntas sebanyak 36 orang atau 85,72%; dan pada tahun 2011/ 2012 peserta

didik yang sudah mencapai standar nilai Kriteri Ketuntasan Mengajar (KKM)

sebanyak 8 orang atau 25,80% dan peserta didik yang belum tuntas sebanyak

23 orang atau 74,19%. Data ini sesuai daftar nilai guru geografi SMA Negeri 9

Kupang.

Hasil ulangan harian tersebut menunjukkan bahwa ketuntasan belajar

peserta didik baik secara individu maupun klasikal belum tercapai. Ini berarti

peserta didik belum memahami secara keseluruhan apa yang telah diajarkan

oleh guru Mata Pelajaran Geografi dalam proses pembelajaran tersebut

sehingga berpengaruh pada peroleh hasil belajar mereka. Guru geografi juga

menyadari bahwa proses pembelajaran yang diberikannya masih cenderung

mengacu pada model pembelajaran konvensional yang masih berpusat pada

guru, dimana guru lebih sering menggunakan metode ceramah sehinggah

proses pembelajaran menjadi pasif, tidak menyenangkan, dan membosankan

bagi peserta didik karena peserta didik hanya melihat, mendengar dan

mencatat.

Upaya yang telah dilakukan yakni dengan menyiapkan bahan ajar dan

terkadang menerapkan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran Geografi

namun ternyata belum bisa meningkatkan pemahaman peserta didik. Terbukti

pencapaian nilai hasil tes yang diberikan masih dibawah standar KKM, yaitu

75, dari 31 peserta didik hanya 8 orang yang bisa mencapai standar nilai KKM

sedangkan 23 orang siswa dinyatakan belum tuntas. Ini berarti peserta didik

tersebut belum bisa memahami materi yang diajarkan oleh guru, padahal jam

pelajaran Geografi umumnya pada pagi hari, yakni berkisar dari jam pelajaran

4

Page 5: Contoh Skripsi PTK Geografi

pertama-kedua, ketiga-keempat, keempat-kelima, dan jam pembelajaran

kelima-keenam.

Materi pokok standar kompetensi satuan pendidikan SMA Mata

Pelajaran Geografi salah satunya Lingkungan Hidup dasarnya adalah agar

peserta didik mampu mengelolah lingkungan hidup secara arif berdasarkan

prinsip berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

Indikatornya adalah : (1) makna Lingkungan Hidup, (2)

Mengidentifikasi komponen-komponen ekosistem, (3) Makna berwawasan

lingkungan dan berkelanjutan, (4) Mendeskripsikan pemanfaatan lingkungan

hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan. Pada akhir

pembelajaran materi pokok tersebut dilakukan penilaian, untuk menilai hasil

pembelajaran peserta didik. Hasil pembelajaran merupakan gambaran

kemampuan peserta didik dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian

pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar. Hasil belajar meliputi aspek

kognitif, afektif dan konatif. Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan

intelektual peserta didik, aspek afektif berhubungan dengan sikap dan minat

peserta didik terhadap matapelajaran dan proses pembelajaran, sedangkan

aspek konatif berhubungan dengan kinerja peserta didik dalam meragakan

sesuatu.

Hasil ulangan dari 31 orang peserta didik kelas XI IPS¹ pada SMA

Negeri 9 kupang menunjukan bahwa 75 persen peserta didik tidak tuntas dalam

pokok materi tersebut. Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM) yang ditetapkan

adalah 75, sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Merujuk dari

berbagai masalah tersebut, maka perlu dilaksanakan penelitian tindakan kelas

tentang “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) dalam Pembelajaran Geografi pada materi

tersebut. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) sangat cocok untuk diterapkan pada

pembelajaran geografi khususnya pada materi Lingkungan Hidup karena

menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana

yang kondusif, kepada siswa untuk memperoleh dan mengembangkan

5

Page 6: Contoh Skripsi PTK Geografi

pengetahuan, sikap, nilai, serta ketrampilan-ketrampilan sosial yang yang

bermanfaat bagi kehidupan di masyarakat. Pembelajaran kooperatif sangat

sesuai untuk digunakan, karena dalam pembelajaran kooperatif ini siswa

dituntut untuk aktif dan memiliki sikap terbuka serta demokratis. Ada banyak

alasan mengapa pembelajaran kooperatif mampu memasuki mainstream

(kelaziman) Praktik pendidikan. Selain bukti-bukti nyata tentang keberhasilan

pendekatan ini, pada masa sekarang masyarakat berpendidikan menyadari

betapa pentingnya para siswa berlatih berpikir, memecahkan masalah, serta

menggabungkan kemampuan dan keahlian. Selain itu pembelajaran dengan

menggunakan Model Pembelajaran Koopertif Tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) peserta didik tidak hanya menerima apa yang

disampaikan guru dalam pembelajaran akan tetapi dapat memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan konsep pelajarannya dan

mendorong siswa menuju pemahaman yang lebh mendalam mengenai materi

yang ada. Untuk itu aktifitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-

latihan atau tugas dengan bekerja dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-

ide kepada orang lain. Pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi

antar siswa. Dari sini siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama

temannya. Dengan komunikasi tersebut diharapkan siswa dapat menguasai

materi pelajaran dengan mudah karena “siswa lebih mudah memahami

penjelasan dari kawannya dibanding penjelasan dari guru, karena taraf

pengetahuan serta pemikiran mereka lebih sejalan dan sepadan”. Pete Tschumi

dari Universitas Arkansas Little Rock memperkenalkan suatu ilmu

pengetahuan pengantar pelajaran komputer selama tiga kali, yang pertama

siswa bekerja secara individu, dan dua kali secara kelompok. Dalam kelas

pertama hanya 36% siswa yang mendapat nilai C atau lebih baik, dan dalam

kelas yang bekerja secara kooperatif ada 58% dan 65% siswa yang mendapat

nilai C atau lebih baik. Diharapkan degan penerapan model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) secara optimal,

akan membuat siswa lebih tertantang dalam mengikuti pembelajaran, dimana

mereka akan lebih aktif dan kreatif dalam mencari sumber-sumber atau

6

Page 7: Contoh Skripsi PTK Geografi

referensi sehingga mereka benar-benar memhami materi pembelajaran.

Pengusaan materi pembelajaran, memungkinkan siswa untuk mendapatkan

nilai yang optimal dan indeks prestasinya meningkat, dengan demikian sekolah

SMA Negeri 9 Kupang akan menghasilkan lulusan yang berprestasi dan

berkualitas.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis melakukan

penelitian dengan judul:

“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION ( STAD ) UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS¹ DALAM

MATERI LINGKUNGAN HIDUP DI SMA NEGERI 9 KUPANG

TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014”.

B. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH

1. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka perumusan

masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Teams Achievement Division (STAD) agar dapat meningkatkan hasil

belajar siswa kelas XI IPS¹ pada materi Lingkungan Hidup di SMA

Negeri 9 Kupang dilihat dari taraf inteligensianya?

2. Bagaimana perkembangan Hasil belajar siswa dalam materi lingkungan

hidup setelah menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Teams Achievement Division (STAD) di kelas XI IPS¹ SMA

Negeri 9 Kupang dilihat dari taraf inteligensianya?

7

Page 8: Contoh Skripsi PTK Geografi

2. Pemecahan Masalah

Masalah rendahnya tingkat pemahaman peserta didik pada materi

Lingkungan Hidup selanjutnya berpegang terhadap hasil belajar dapat

diatasi melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Teams Achievement Division (STAD) dengan cara siswa dibentuk ke dalam

kelompok belajar yang berdasarkan tingkat kemampuan dan jenis kelamin

yang berbeda. Guru memberikan pelajaran dan selanjutnya siswa bekerja

dalam kelompoknya masing-masing untuk memastikan bahwa semua

anggota kelompok telah menguasai pelajaran yang diberikan. Kemudian,

siswa melaksanakan tes atas materi yang diberikan dan mereka harus

mengerjakan sendiri tanpa bantuan siswa lainnya. Guna melakukan

penilaian dan bersama siswa membuat simpulan.

C. HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis tindakan yang akan

diajukan adalah sebagai berikut: melalui penerapan model pembelajaran

Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat

meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa kelas XI IPS¹

dalam materi pokok Lingkungan Hidup di SMA Negeri 9 Kupang Tahun

Pelajaran 2013/2014.

D. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas XI IPS¹ SMAN 9 Kupang pada proses

pembelajaran materi Lingkungan Hidup dengan menggunakan model

pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division

(STAD).

8

Page 9: Contoh Skripsi PTK Geografi

E. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut.

a. Bagi Siswa

1. Meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dengan penerapan model

pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) dilihat dari taraf inteligensianya.

2. Memberi dorongan kepada siswa kelas XI IPS¹ agar lebih aktif dan

kreatif dalam mengikuti pembelajaran, dalam rangka meningkatkan

kualitas pembelajaran.

3. Meningkatkan Hasil belajar peserta didik, meningkatkan ketrampilan-

ketrampilan kooperatif peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan

tugas yang dihadapinya.

b. Bagi Guru

1. Sebagai salah satu alternatif penggunaan model pembelajaran pada

proses belajar mengajar yakni dengan memanfaatkan model pembelajaran

Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD). dan

untuk memperbaiki metode mengajar guru.

2. Sebagai bahan informasi untuk meningkatkan pemahaman guru tentang

penelitian tindakan kelas.

3. Untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam bidangnya dan dapat

berkembang secara profesional sehingga menunjukan bahwa guru mampu

memiliki dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.

c. Bagi Sekolah

1. Untuk memperbaiki manajemen pembelajaran di sekolah.

2. Untuk dipakai dalam mengambil kebijakan kepala sekolah dalam

memberi pengarahan terhadap pembaharuan model pembelajaran.

3. Untuk membantu teman-teman guru disekolah dalam memilih model

pembelajaran khususnya model pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Teams Achievement Division (STAD), agar dapat meningkatkan minat

dan hasil belajar peserta didik.

9

Page 10: Contoh Skripsi PTK Geografi

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Menurut Sudjana ( 2004 ), Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap

upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi

kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik

(warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan

membelajarkan.

Pengertian pembelajaran secara khusus adalah sebagai berikut :

a. Menurut Teori Behavioristik, (Bell Gredler, E. Margaret. 1991) :

Pembelajaran adalah suatu usaha guru membentuk tingkah laku yang

diinginkan dengan menyediakan lingkungan dengan (stimulus). Agar

terjadi stimulus dan respon (tingkah laku yang diinginkan) perlu latihan,

dan setiap latihan yang berhasil harus diberi hadiah dan atau reinforcement

(penguatan).

b. Menurut Teori Kognitif, (Piaget, J. (1954) :

Pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk berpikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang

dipelajari.

c. Menurut Teori Humanistik, (Arthur W. Combs, 2006) :

Pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk

memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat

dan kemampuanya. Tentu saja kebebasan yang dimaksud tidak keluar dari

kerangka belajar.

Dari beberapa pengertian pembelajaran, maka ciri-ciri pembelajaran

adalah sebagai berikut :

a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.

b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam

belajar.

10

Page 11: Contoh Skripsi PTK Geografi

c. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan

menantang bagi siswa.

d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan

menarik.

b. Tujuan Pembelajaran

Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran

adalah kebutuhan siswa, mata pelajaran, dan guru itu sendiri. Bedasarkan

kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dan

dikembangkan dan diapresiasi. Tujuan pembelajaran seyogianya memenuhi

kriteria sebagai berikut :

1. Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar

2. Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan

dapat diamati.

3. Tujuan menyatakan tingkat minimal prilaku yang dikehendaki.

Pembelajaran bedasarkan makna berarti proses, cara, perbuatan

mempelajari. Pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya

guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran, yang mana guru

menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya. Jadi subjek

pembelajaran adalah peserta didik. Namun yang menjadi kunci dalam

menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa itu sendiri karena

dalam pembelajaran para siswa bukan hanya menerima.

2. Pembelajaran Kooperatif

a. . Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dalam

kelompok-kelompok yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda

(Depdiknas, 2007). Dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap anggota

saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan

pembelajaran. Balajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok

belum menguasai bahan atau materi pembelajaran.

11

Page 12: Contoh Skripsi PTK Geografi

Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) berasal dari kata

cooperative yang artinya mengajarkan sesuatau secara bersama-sama

dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu

tim. Slavin (1995) mengemukaan pembelajaran kooperatif adalah suatu

metode pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat

merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.

Istilah cooperative learning dalam pengertian bahasa Indonesia

dikenal dengan nama pembelajaran kooperatif. Menurut Johnson (1994)

pembelajaran kooperatif adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke

dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan

kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain

dalam kelompok tersebut.

Jadi pembelajaran kooperatif dapat dirumuskan sebagai kegiatan

pembelajaran kelompok yang terarah, terpadu, efektif-efisien, ke arah

mencari atau mengkaji sesuatu melalui proses kerja sama dan saling

membantu sehingga pencapaian proses dan hasil belajar yang produktif.

Dari uraian-uraian di atas dapat diketahui tentang pengertian

pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pembelajaran yang

mengutamakan adanya kelompok-kelompok kecil atau tim yang di

dalamnya terdiri dari 4-6 orang. Dalam proses pembelajarn kooperatif siswa

dituntut untuk bekerja sama dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan

tugas yang diberikan oleh guru, dengan memaksimalkan kondisi belajar

dalam mencapai tujuan belajar.

b. Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif

Roger dan David Johnson (2000), mengatakan bahwa tidak semua

belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai

hasil yang maksimal, harus menyusun lima komponen mendasar ke dalam

aktivitas pengajaran :

12

Page 13: Contoh Skripsi PTK Geografi

a) . Interdependensi Positif (saling ketergantungan positif)

Unsur ini merupakan inti dari pembelajaran kooperatif, yang mana

siswa harus percaya bahwa mereka berenang bersama. Karena setiap

kelompok memiliki dua tanggung jawab, yaitu; tanggung jawab

mempelajari bahan yang ditugaskan dan menjamin semua anggota

kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.

Maka siswa harus yakin bahwa mereka secara positif saling tergatung

dengan anggota lainya dalam kelompok belajar mereka.

b) . Interaksi promotif langsung

Adalah kemampuan untuk saling mempengaruhi penalaran dan

kesimpulan orang lain, pemodelan sosial, saling membantu, mendukung,

menolong dan saling menghargai upaya belajar masing-masing anggota

kelompok.

c) . Akuntabilitas Individu (tanggung jawab individu)

Tujuan pembelajaran kooperatif adalah: membentuk semua anggota

kelompok menjadi pribadi yang kuat. Siswa belajar bersama sehingga

mereka pada akhirnya bisa bekerja dengan lebih baik secara perseorangan.

Untuk memastikan semua anggota kelompok memiliki pribadi yang kuat

guru bisa melakukan berbagai cara, contohnya; memililih siswa secara acak

untuk mewakili kelompok.

d) Keterampilan Sosial

Kontribusi terhadap keberhasilan pembelajaran kooperatif adalah

saling mengenal dan percaya, mampu berkomunikasi, dan mengelola

konflik secara konstruktif.

e) . Pemrosesan Kelompok

Pemrosesan kelompok terjadi saat para anggota kelompok

mendiskusikan beberapa baik mereka mencapai tujuan dan menjaga

hubungan kerja efektif. Paparan mengenai unsur-unsur dari pembelajaran

kooperatif merupakan komponen-komponen yang harus dilakukan oleh guru

saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Siswa dapat memahami bahan

ajar jika komponen yang ada dilakukan dengan baik. Manfaat pembelajaran

13

Page 14: Contoh Skripsi PTK Geografi

kooperatif ini pun bisa dirasakan di saat komponen-komponen ini

dilaksanakan. Karena dalam unsur-unsur tersebut terdapat hal-hal yang

menjadi inti dari pembelajaran kooperatif, yaitu pertangung jawaban

individu, penghargaan kelompok dan kesempatan yang sama untuk berhasil.

c. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif :

a. Setiap anggota memiliki peran

b. Terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa

c. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga

teman-teman sekelompoknya.

d. Guru membantu mengembangkan keterampilan - keterampilan

interpersonal kelompok

e. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukaan.

Dari ciri-ciri prmbelajaran kooperatif dapat diambil garis besar bahwa

pembelajaran kooperatif mengutamakan keaktifan dari semua pihak, baik

siswa maupun guru, namun guru tidak sepenuhnya berinteraksi dengan

siswa. Guru berinteraksi sepenuhnya saat siswa membutuhkannya.

d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Pada dasarnya pembelajaran kooperatif dikembangkan setidak-

tidaknya untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum

oleh Ibrahim, et al. (2000) yaitu :

1. Hasil belajar akademik

Metode ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-

kosep yang sulit. Metode struktur penghargaan kooperatif dapat

meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma

yang berhubungan dengan hasil belajar.

2. Penerimaan terhadap perbedaan individu

Penerimaan secara luas dari orang-orang yang bebeda

berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidak mampuan.

Dari hal ini siswa akan belajar untuk saling menghargai.

3. Pengembangan keterampilan individu

14

Page 15: Contoh Skripsi PTK Geografi

Tujuan penting dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan

kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi.

Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif

Sebagaimana dikemukakan oleh Slavin (1995), yaitu :

a) Penghargaan kelompok

Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok

untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok

diperoleh jika kelompok mencapai sekor diatas kriteria yang ditentukan.

Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai

anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antara personal yang

saling mendukung, saling membantu dan saling peduli.

b) Pertanggung jawaban individu

Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari

semua anggota kelompok. Pertanggung jawaban tersebut menitik

beratkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam

menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas

lainya secara mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya.

c) Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan

Pembelajaran menggunakan metode sekoring yang mencakup nilai

perkembangan bedasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa

dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode sekoring ini setiap

siswa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama

memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik

bagi kelompoknya.

Mata pelajaran Geografi membangun dan mengembangkan pemahaman

peserta didik tentang variasi dan organisasi spasial masyarakat, tempat dan

lingkungan pada muka bumi. Peserta didik didorong untuk memahami

aspek dan proses fisik yang membentuk pola muka bumi, karakteristik dan

persebaran spasial ekologis di permukaan bumi. Selain itu peserta didik

dimotivasi secara aktif dan kreatif untuk menelaah bahwa kebudayaan dan

pengalaman mempengaruhi persepsi manusia tentang tempat dan wilayah.

15

Page 16: Contoh Skripsi PTK Geografi

Pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperoleh dalam mata

pelajaran Geografi diharapkan dapat membangun kemampuan peserta didik

untuk bersikap, bertindak cerdas, arif, dan bertanggung jawab dalam

menghadapi masalah sosial, ekonomi dan ekologis. Tujuan mata pelajaran

geografi seperti yang tertuang dalam lampiran Permendiknas nomor 22

tahun 2006 tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk jenjang

pendidikan SMA sebagai berikut, Memahami pola spasial, lingkungan dan

kewilayahan serta proses yang berkaitan.

Menurut Degeng (2013), daya tarik suatu mata pelajaran

(pembelajaran) ditentukan oleh dua hal, pertama oleh mata pelajaran itu

sendiri, dan kedua oleh cara mengajar guru. Hakikat mengajar adalah

membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara

berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara bagaimana

belajar. Kemampuan yang harus diterapkan oleh guru dalam proses

pembelajaran yaitu (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran,

(3) metode pembelajaran, (4) teknik pembelajaran, (5) taktik pembelajaran,

dan (6) model pembelajaran dengan tepat sesuai dengan karakteristik

materinya.

Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator dalam suatu kompetensi

dasar (KD) ditetapkan antara 0%-100%. Kriteria ideal untuk masing-masing

indikator lebih besar dari 60%. Namun sekolah dapat menetapkan kriteria

atau tingkat pencapaian indikator, apakah 50%, 60% atau 70%. Penetapan

itu disesuaikan dengan kondisi sekolah, seperti tingkat kemampuan

akademis peserta didik, kompleksitas indikator dan daya dukung guru serta

ketersediaan sarana dan prasarana. Namun, kualitas sekolah akan dinilai

oleh pihak luar secara berkala, misalnya melalui ujian nasional. Hasil

penilaian ini akan menunjukan peringkat suatu sekolah dibandingkan

dengan sekolah lain. Melalui pemeringkatan ini diharapkan sekolah terpacu

untuk meningkatkan kualitasnya, dalam hal ini meningkatkan kriteria

pencapaian indikator semakin mendekati 100%.

16

Page 17: Contoh Skripsi PTK Geografi

Mengerti atau memahami adalah dua kata yang mengandung

pengertian-pengertian yang berbeda misalnya merasa dan bukannya

menangkap makna gagasan atau memahami secara menyeluruh tentang sifat

atau hakekat sesuatu dan lain-lain.

3. Pendekatan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

Achievment Division ( STAD ).

Model pembelajaran adalah Kooperatif Tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) merupakan model pembelajaran kooperatif

yang paling sederhana. Metode STAD merupakan metode diskusi sederhana

yang merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif dengan sintaks

pengarahan, buat kelompok heterogen (4-5 orang), diskusi bahan belajar

LKS, modul secara kolaboratif, sajian presentasi kelompok siswa atau

kelompok, umumkan rekor tim dan individual serta memberikan

penghargaan (reward) sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan

dibuat skor perkembangan tiap kelompok.

Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang

yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan

suku. Berikut ini uraian selengkapnya dari pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Teams Achievement Division (STAD) :

1. Pengajaran

Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi

pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Setiap awal dalam

pembelajaran Kooperatif Tipe STAD selalu dimulai dengan penyajian

kelas.

Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan

terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam penyajian

materi pelajaran.

a). Pembukaan :

1) Menyampaikan pada siswa apa yang hendak mereka pelajari dan

mengapa hal itu penting. Timbulkan rasa ingin tahu siswa dengan

17

Page 18: Contoh Skripsi PTK Geografi

demonstrasi yang menimbulkan teka-teki, masalah kehidupan nyata, atau

cara lain.

2) Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk menemukan

konsep atau merangsang keinginan mereka pada pelajaran tersebut.

3) Ulangi secara singkat ketrampilan atau informasi yang merupakan syarat

mutlak.

b). Pengembangan

1). Kembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan

dipelajari siswa dalam kelompok.

2). Pembelajaran kooperatif menekankan, bahwa belajar adalah memahami

makna bukan hapalan.

3). Mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan.

4). Memberi penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar atau

salah.

5). Beralih pada konsep yang lain jika siswa telah memahami pokok

masalahnya.

c). Latihan Terbimbing

1). Menyuruh semua siswa mengerjakan soal atas pertanyaan yang diberikan.

2). Memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan soal.

Hal ini bertujuan supaya semua siswa selalu mempersiapkan diri sebaik

mungkin.

3). Pemberian tugas kelas tidak boleh menyita waktu yang terlalu lama.

Sebaiknya siswa mengerjakan satu atau dua masalah (soal) dan langsung

diberikan umpan balik.

2. Belajar Kelompok

Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai

materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk

menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan yang dapat

digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang diajarkan untuk

mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok.

18

Page 19: Contoh Skripsi PTK Geografi

Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran kooperatif,

guru juga perlu memberikan bantuan dengan cara menjelaskan perintah,

mereview konsep atau menjawab pertanyaan.

Selanjutnya langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut :

1) .Mintalah anggota kelompok memindahkan meja / bangku mereka

bersama-sama dan pindah kemeja kelompok.

2) . Berilah waktu lebih kurang 10 menit untuk memilih nama kelompok.

3) . Bagikan lembar kegiatan siswa.

4) . Serahkan pada siswa untuk bekerja sama dalam pasangan, bertiga atau

satu kelompok utuh, tergantung pada tujuan yang sedang dipelajari. Jika

mereka mengerjakan soal, masing-masing siswa harus mengerjakan soal

sendiri dan kemudian dicocokkan dengan temannya. Jika salah satu

tidak dapat mengerjakan suatu pertanyaan, teman satu kelompok

bertanggung jawab menjelaskannya. Jika siswa mengerjakan dengan

jawaban pendek, maka mereka lebih sering bertanya dan kemudian

antara teman saling bergantian memegang lembar kegiatan dan berusaha

menjawab pertanyaan itu.

5) Tekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai

mereka yakin teman-teman satu kelompok dapat mencapai nilai sampai

100 pada kuis. Pastikan siswa mengerti bahwa lembar kegiatan tersebut

untuk belajar tidak hanya untuk diisi dan diserahkan. Jadi penting bagi

siswa mempunyai lembar kegiatan untuk mengecek diri mereka dan

teman-teman sekelompok mereka pada saat mereka belajar. Ingatkan

siswa jika mereka mempunyai pertanyaan, mereka seharusnya

menanyakan teman sekelompoknya sebelum bertanya guru.

6) Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam

kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok yang semua anggotanya

bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk dalam kelompoknya untuk

mendengarkan bagaimana anggota yang lain bekerja dan sebagainya.

19

Page 20: Contoh Skripsi PTK Geografi

3. Kuis

Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk

menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam

kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan

disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok.

4. Penghargaan Kelompok

Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah

menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan memberi

sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain. Pemberian penghargaan

kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai perkembangan individu dalam

kelompoknya.

Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk

memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.

Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat

kuis mereka tidak boleh saling membantu. Dan relevan dengan Kompetensi

Dasar (KD). Tipe Student Teams Achievement Division (STAD). salah satu

teknik yang dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Teknik

ini merupakan contoh pembelajaran efektif yang dikeluarkan oleh

Kementrian Pendidikan Nasional. Dalam model pembelajaran Kooperatif

Tipe Student Teams Achievement Division (STAD). komponen utama

adalah presentasi kelas, kelompok, tes, nilai peningkatan individu, dan

penghargaan kelompok. dalam mendukung proses pengajaran.

4. Langkah-langkah :

a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 atau lebih orang secara

heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-

lain)

b. Guru menyajikan pelajaran dalam bentuk presentasi di depan kelas.

Dan membuat siswa menemukan konsep-konsep terhadap materi

pelajaran yang sedang diajarkan.

20

Page 21: Contoh Skripsi PTK Geografi

c. Guru memberi tugas kepada keompok untuk dikerjakan oleh anggota

kelompok. Anggota yang yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada

anggota lain. Sebelumnya dibuat aturan tim sebagai berikut:

1) .Para siswa punya tanggung jawab untuk memastikan bahwa teman

satu tim mereka telah mempelajari materinya

2) .Tak ada yang boleh berhenti belajar sampai semua teman satu tim

menguasai pelajaran tersebut.

3) .Mintalah bantuan dari semua teman satu tim untuk membantu

temannya sebelum bertanya kepada guru

4) .Guru memberi kuis pada seluruh siswa, pada saat menjawab dilarang

saling membantu.

5) .Kesimpulan

5. Evaluasi Hasil Belajar

Seperti langkah-langkah sebelumnya, tim-tim pada Student Teams

Achievement Divisions (STAD) mewakili seluruh bagian dalam kelas.

Maka dalam mengevaluasi hasil pembelajaran ada penilaian tim dan

penilaian individual. Menghitung skor kemajuan individual dan skor tim

dan memberikan sertifikat atau bentuk penghargaan lainnya, sesegera

mungkin setelah melakukan kuis, hitunglah skor kemajuan individual dan

skor tim, dan berikanlah sertifikat atau bentuk penghargaan lainnya kepada

tim dengan skor tertinggi. Jika memungkinkan umumkanlah skor tim pada

setiap periode setelah mengerjakan kuis. Ini akan membuat jelas hubungan

antara melakukan tugas dengan baik dan menerima rekognisi, pada akhirnya

akan meningkatkan motivasi mereka untuk melakukan yang terbaik.

6. Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2001), hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.

Begitu juga menurut Usman (1995), Perubahan kognitif siswa merupakan

suatu perubahan yang menyangkut tujuan yang berhubungan dengan

ingatan, pengetahuan, dan kemampuan intelektual yang menyatakan bahwa

21

Page 22: Contoh Skripsi PTK Geografi

perubahan kognitif siswa/domain kognitif terdiri atas 6 bagian sebagai

berikut :

a. Pengetahuan

Mengacu pada kemampuan mengenal atau mengingat materi yang sudah

dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang sukar.

b. Pemahaman

Mengacu pada kemampuan memahami makna materi.

c. Penerapan

Mengacu pada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang

sudah dipelajari pada situsi yang baru dan menyangkut pada penggunaan

aturan dan prinsip.

d. Analisis

Mengacu pada kemampuan menguraikan materi kedalam komponen-

komponen atau faktor penyebab, dan mampu memahami hubungan

diantara bagian yang satu dengan lainya sehingga struktur dan aturannya

dapat lebih dimengerti.

e. Sintesis

Mengacu pada kemampuan memadukan konsep atau komponen-

komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru.

f. Evaluasi

Mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai

materi untuk tujuan tertentu.

Perubahan psikomotor mencakup perubahan yang dengan tujuan yang

berhubungan dengan manipulasi dan kemampuan gerak (motor). Hasil

belajar yang diharapkan pada perubahan psikomotor tersebut berhubungan

dengan kemampuan yang harus dikuasai siswa untuk mengerjakan sesuatu

sebagai hasil penguasaan materi yang telah dipelajari. Hal tersebut dapat

dilihat dari performance atau kinerja yang dilakukan oleh siswa terhadap

tugas yang diberikan, dimana siswa diminta untuk dapat menunjukkan

kinerja yang memperlihatkan keterampilan-keterampilan tertentu atau

kreasi mereka untuk membuat sesuatu yang berhubungan dengan materi.

22

Page 23: Contoh Skripsi PTK Geografi

Sedangkan perubahan afektif merupakan suatu perubahan yang

menyangkut tujuan yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan, dan

minat pada diri siswa. Hasil belajar yang diharapakn dari perubahan

afektif ini adalah sikap yang berhubungan dengan menerima, menanggapi,

menilai, mengelola dan menghayati yang daapat mempengaruhi pikiran

dan tindakan siswa. Misalnya sikap teliti dan cermat dalam mengerjakan

tugas pengamatan di sekitar sekolah atau tempat tinggal siswa.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses hasil belajar Menurut

Syaiful Bahri (2002), faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar

ada empat yaitu :

a. Faktor Lingkungan : yaitu faktor lingkungan alami dan faktor lingkungan

sosial budaya

b. Faktor Instrumental meliputi : kurikulum, program, sarana, fasilitas dan

guru.

c. Kondisi Psikologis meliputi : minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan

kemampuan kognitif.

d. Kondisi Fisiologis yaitu : keadaan jasmani dari peserta didik (mata,

hidung, telinga, dan tubuh) yang dapat bekerja dengan baik.

7. Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) dalam materi Pemanfaatan dan

Pelestarian Lingkungan Hidup dalam kaitanya dengan Pembangunan

Berkelanjutan.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievment Division (STAD) sangat cocok untuk diterapkan pada

pembelajaran geografi khususnya pada materi pemanfaatan dan pelestarian

lingkungan hidup dalam kaitanya dengan pembangunan berkelanjutan.

karena menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan

suasana yang yang kondusif, kepada siswa untuk memperoleh dan

mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta ketrampilan-ketrampilann

sosial yang yang bermanfaat bagi kehidupan di masyarakat. Selain itu

23

Page 24: Contoh Skripsi PTK Geografi

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Teams Achievement Division (STAD) membuat peserta didik tidak

hanya menerima apa yang disampaikan guru dalam pembelajaran akan

tetapi dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

menemukan konsep pelajarannya dan mendorong siswa menuju pemahaman

yang lebih mendalam mengenai materi yang ada.

Berikut adalah gambar skema diskusi kelompok dalam Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division

(STAD).

Gambar .1 Skema Diskusi Kelompok

Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) pada mata pelajaran geografi khususnya pada pemanfaatan dan

pelestarian lingkungan hidup dalam kaitanya dengan pembangunan

berkelanjutan.

Dimulai dari proses perencanaan yaitu: menyiapkan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan media pembelajaran

khususnya media gambar yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas,

kemudian dilanjutkan pada tahap pelaksanaan yaitu eksplorasi, pada tahap

ini siswa diajak untuk membentuk kelompok kemudian dihimbau untuk

memperhatikan dan menganalisis gambar yang sudah dipaparkan dan

mendiskusikannya.

Guru pada tahap eksplorasi berperan sebagai penyedia fasilitas dan

sumber belajar dan memfasilitasi interaksi antara individu dalam kelompok.

24

Guru

K.

1

K.

1K.2K.2

K.3

K.3

K.

4

K.

4

K.5

K.5

KET :

K = Kelompok

Diskusi

Page 25: Contoh Skripsi PTK Geografi

pada tahap elaborasi siswa melaporkan hasil diskusi, menanggapi hasil

laporan dari kelompok yang lain, menyimpulkan bersama dan

mempersentasikan hasil temuan untuk di bahas bersama. Guru pada tahap

ini memfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk berpikir kritis,

menganalisis dan membuat deskripsi singkat dari gambar yang dipaparkan,

memfasilitasi peserta didik untuk mempersentasikan hasil diskusinya.

Tahap selanjutnya yaitu konfirmasi dimana siswa melakukan

refleksi terhadap pengalaman belajarnya, menuliskan rangkuman materi

yang telah diterima. Guru pada tahap ini memberikan umpan balik positif

untuk memotivasi peserta didik, guru juga berperan sebagai narasumber dan

fasilitator untuk menjawab semua persoalan dalam proses pembelajaran.

8. Kerusakan Lingkungan Hidup dalam kaitannya dengan

Pembangunan Berkelanjutan serta Pengelolaan Berdasarkan prinsip

Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan.

Perubahan lingkungan terjadi karena adanya mata rantai yang terputus

dalam daur kehidupannya. Salah satu contoh perubahan lingkungan adalah

berubahnya kawasan hutan menjadi pertanian, perkebunan, ataupun

pemukiman. Hutan yang terbuka secara tidak langsung akan memutuskan

regenerasi vegetasi berikutnya. Akibatnya akan terjadi kepunahan baik flora

maupun fauna penghuninya. Perubahan lain dari pembukaan hutan adalah

adanya perubahan daur hidrologi. Air hujan yang melalui tanah bekas hutan

yang miring akan menyebabkan erosi dan banjir di daerah hilir, karena

hanya sedikit terjadinya penyerapan air ke dalam tanah. Wujud kerusakan

lingkungan tersebut disebabkan oleh dua hal, yaitu oleh kegiatan manusia

dan proses alam. Faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan sumber daya

alam yaitu: kerusakan hutan, pertanian dan perikanan, teknologi dan

industri, gunung meletus, gempa bumi, badai siklon dan musim kemarau

dan penghujan. Masalah utama dalam pembangunan nasional adalah

terbatasnya jumlah sumber daya alam. Sementara itu, kebutuhan manusia

semakin bertambah sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk.

25

Page 26: Contoh Skripsi PTK Geografi

Kondisi ini menuntut adanya kebijakan yang tepat memnfaatkan lingkungan

agar tidak cepat habis, seperti :

1. Memperhatikan faktor kelestarian lingkungan.

Pembangunan tidak semata-mata hanya akan menghabiskan sumber daya

alam yang ada. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang terampil

dan cerdas yang akan mengarahkan jalannya roda pembangunan

2. Meningkatkan nilai sumber daya alam yang tersedia.

Sumber daya alam yang berhasil di eksploitasi tidak serta merta langsung

dijual ke luar negeri, melainkan harus melalui pengolahan terlebih dahulu.

Hal ini akan menambah nilai jual sehingga harganya lebih mahal. Untuk itu,

diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan yang memadai untuk

mengolahnya.

3. Membangun masa sekarang dan masa yang akan datang.

Pembangunan hendaknya bukan hanya untuk saat ini saja. Sudah

seharusnya kita tidak membebani kepada anak cucu kita nanti. Oleh karena

itu, pembangunan harus berkesinambungan dengan generasi berikutnya.

4. Menerapkan etika lingkungan.

Etika lingkungan adalah kebijaksanaan moral manusia dalam pergaulannya

dengan lingkungannya, termasuk manusia dengan makhluk hidup lainnya,

manusia dengan alam, serta manusia dengan Tuhannya. Untuk membuat

lingkungan menjadi seimbang dan harmonis, berarti harus

memperlakukannya dengan bijaksana.

5. Menjamin pemerataan dan keadilan.

Strategi pembangunan yang berwawasan lingkungan dilandasi oleh

pemerataan distribusi lahan dan factor produksi, lebih meratanya

kesempatan kerja perempuan, dan pemerataan ekonomi dan kesejahteraan.

6. Menghargai keanekaragaman hayati.

26

Page 27: Contoh Skripsi PTK Geografi

Keanekaragaman hayati merupakan dasar bagi tatanan lingkungan.

Pemeliharaan keanekaragaman hayati memiliki kepastian bahwa sumber

daya alam selalu tersedia secara berkesinambungan untuk masa yang akan

datang.

7. Menggunakan pendekatan integrative.

Dengan menggunakan pendekatan integrative maka keterkaitan yang

kompleks antara manusia dengan lingkungan dapat dimungkinkan untuk

masa kini dan masa yang akan datang.

8. Menggunakan pendekatan AMDAL dalam merencanakan pembangunan

lingkungan.

Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah studi mengenai

suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup yang

diperlukan bagi proses pengambilan keputusan.

Selain beberapa kebijakan tersebut di atas, beberapa hal yang dapat

dilakukan untuk melestarikan Lingkungan Hidup adalah sebagai berikut:

a. Reboisasi

b. Sengkedan

c. Pengembangan Daerah Aliran Sungai (DAS)

d. Pengolahan air limbah

e. Penertiban pembuangan sampah

27

Page 28: Contoh Skripsi PTK Geografi

A. Kerangka Kerja Penelitian

28

Aktivitas Siswa

Membentuk kelompok,menganalisis, berdiskusi dan mengolah data

Melaporkan hasil diskusi, menanggapi hasil laporan dan berdiskusi secara seksama

Melakukan refleksi, kesimpulan

Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe

Student Teams Achievement Division (STAD)

Perencanaan

PelaksanaanPeran Guru

Eksplorasi Menyediakan

berbagai gambar yang berkaitan dengan materi

Memfasilitasi peserta didik dalam menganalisis, berdiskusi dan mengolah data

Elaborasi

Berperan sebagai narasumber dan fasilitator dalam proses diskusi

Konfirmasi

Penilaian

(Tes – Non tes)

Page 29: Contoh Skripsi PTK Geografi

Gambar 2. Kerangka Kerja Penelitian

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di Kelas XI IPS¹ SMA

Negeri 9 Kupang Tahun ajaran 2013 - 2014.

2. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPS¹ SMA Negeri 9

Kupang yang berjumlah 25 orang yang di bagi dalam 5 kelompok yaitu 1

kelompok terdiri dari 5 orang.

3. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini diterapkan dibagi dalam dua

siklus berikut : (1) siklus I dan (2) siklus II. Setiap siklus tersebut, dibagi

pula dalam empat tahap kegiatan berikut :

1. Tahap Perencanaan (Planning)

a. Mengidentifikasi masalah dan kondisi awal siswa yang

berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan sesuai pembelajaran Tipe

Student Teams Achievement Division (STAD).

b. Menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu silabus dan RPP, media

pembelajaran, lembar soal (kuis) dan lembar observasi.

2. Tahap Pelaksanaan (Action)

a. Melaksanakan pembelajaran dalam menerapkan metode pembelajaran

Tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

29

Hasil belajar

Pemahaman

siswa

Page 30: Contoh Skripsi PTK Geografi

b. Aktivitas pembelajaran dilakukan oleh siswa dengan yang difasilitasi oleh

guru.

3. Tahap Observasi

Mengobservasi dan mencatat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

dan melakukan test pencapaian atau ketuntasan belajar.

4. Refleksi

Peneliti melihat hasil observasi dan menghubungkan antara hasil proses

pembelajaran dengan pelaksanaan diskusi untuk menemukan kekurangan

dan akan memperbaiki sebagai dasar untuk tindakan selanjutnya dalam

siklus berikut.

Tabel 1.1

Prosedur Kegiatan PTK

Komponen TindakanHasil yang

DiharapkanPelaku

1 2 3 4

Siklus I

Perencanaan

(Planning)

Menyiapkan bahan diskusi,

RPP, instrumen, lembaran

soal,lembar pengamatan

kinerja dan lembar observasi.

Bahan-bahan

tersedia

Peneliti

Pelaksanaan

(Action)

1. Membagi siswa dalam 5

kelompok masing-msing

terdiri dari 7-8 orang

2. Menentukan ketua kelompok

dan sekretaris.

3. Memberikan materi diskusi

4. Mempersilahkan masing-

masing kelompok untuk

Pada siklus 1

siswa diharapkan

dapat mencapai

nilai 70 ke atas

sebesar 70%

Peneliti dan

siswa

30

Page 31: Contoh Skripsi PTK Geografi

berdiskusi, mencatat dan

merangkum hasil diskusi.

5. Mengamati proses diskusi dan

menilai kinerja setiap

kelompok dan individu.

6. Hasil diskusi diplenokan

secara klasikal

7. Menyimpulkan hasil diskusi

8. Melakukan evaluasi proses

Observasi Mengamati proses diskusi dan

menilai kinerja setiap kelompok

dan individu . Mencatat aktivitas

siswa pada proses diskusi untuk

diperbaiki sebagai tindakan pada

siklus berikutnya.

Adanya data hasil

rekaman tentang

proses pelaksanaan

diskusi kelompok.

Peneliti

1 2 3 4

Refleksi Hasil test dan hasil observasi

setiap siklus dianalisa dan

menjadi bahan pertimbangan

pada intervensi tindakan

dalam siklus berikutnya

Diketahui faktor-

faktor yang

menyebabkan

rendahnya kinerja

diskusi kelompok

dan hasil belajar.

Peneliti

Siklus 2

Perencanaan

(Planning)

1. Rencana perbaikian terhadap

kinerja diskusi kelompok hasil

refleksi pada siklus satu

2. Menyiapkan bahan diskusi, RPP,

Instrumen, Lembaran soal,

Lembar pengamatan kinerja dan

Bahan-bahan

tersedia

Peneliti

31

Page 32: Contoh Skripsi PTK Geografi

lembar observasi yang merupakan

hasil perbaikan dari pelaksanaan

siklus 1

Pelaksanaan

(Action

)

1.Peserta diskusi dari tiap-tiap

kelompok tidak berubah.

2.Memberikan materi diskusi

kepada masing-masing kelompok.

3.Masing-masing kelompok

diberikan kesempatan untuk

berdiskusi dan mencatat dan

merangkum hasil diskusi.

4.Hasil diskusi setiap kelompok

diplenokan secara klasikal

5.Guru menyimpulkan hasil diskusi.

6.Guru melakukan evaluasi proses.

Pada siklus 2

siswa diharapkan

mencapai nilai 70

ke atas sebesar 80%

Peneliti dan

siswa

Observasi Guru mengamati proses

diskusi, mencatata   kekurangan,

menilai kinerja kelompok dan

individu.

Adanya data hasil

rekaman tentang

proses pelaksanaan

diskusi kelompok

Peneliti

Refleksi Melanjutkan siklus 1 sampai hasil

evaluasi mencapai skor maksimal

yang diharapkan.

Pada siklus 2

siswa diharapkan

dapat mencapai

nilai 70 ke atas

sebesar 90%

Peneliti dan

siswa

4. Instrumen Pengumpulan Data

Menjawab masalah dalam penelitian ini diperlukan data yang diperoleh

melalui lembar observasi bertujuan untuk mengetahui kinerja guru dan

siswa dalam proses pembelajaran model Kooperatif Tipe Student Teams

Achievement Division (STAD). Obesrvasi diperoleh melalui catatan

lapangan cek list untuk mengetahui perilaku siswa dalam selama proses

32

Page 33: Contoh Skripsi PTK Geografi

pembelajaran dengan kategori sebagai berikut : Baik (skor 3), sedang

(skor 2) dan rendah (skor 1).

5. Analisis Data

Data yang sudah dikumpulkan akan diolah dan dianalisis secara

deskriptif kualitatif dan kuantitatif dalam bentuk tabel, grafik ataupun

diagram dengan maksud untuk mengetahui persentase hasil belajar siswa

lebih baik dari sebelumnya atau tidak. dan untuk mengetahui

perkembangan kinerja siswa dalam kelompok kooperatif dan ketuntasan

belajar siswa dari siklus yang satu ke siklus yang lainnya. Teknik

analisisnya dengan menggunakan persentase keberhasilan atau

ketercapaian peserta didik dalam menguasai materi pengelolaan alam

berdasarkan prinsip wawasan lingkungan hidup berkelanjutan pada setiap

siklus dari hasil tes akhir.

Perhitungan yang dilakukan bahwa satu peserta didik dikatakan

meningkat pemahamannya apabila telah tuntas belajarnya dinyatakan

dengan rumus (Gau, 2005) :

Perhitungan yang menyatakan bahwa suatu kelas telah meningkat

pemahamannya apabila keseluruhan peserta didik telah tuntas belajarnya,

dinyatakan dengan rumus Gau, (2005) dalam Mongko, (2012) :

6. Indikator Kinerja dan Kriteria Ketercapaian

Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan atau

ketercapaian penerapan model pembelajaran model Kooperatif Tipe

Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan ranah

kognitif siswa pada materi pokok pemanfaatan dan pelestarian lingkungan

33

Page 34: Contoh Skripsi PTK Geografi

hidup dalam kaitanya dengan pembangunan berkelanjutan yang

berwawasan nasional.

Dalam mata pelajaran geografi oleh siswa kelas XI IPS¹ SMA

Negeri 9 Kupang adalah sebagai berikut : untuk ketercapaian kinerja

apabila 80 persen siswa telah berpartisipasi aktif untuk setiap aspek

penilaian. Sedangkan untuk pengukuran ketercapaian keberhasilan atau

peningkatan ranah kognitif siswa pada sejumlah indikator materi pokok

tersebut sudah tuntas, digunakan besarnya persentase siswa yang sudah

tuntas.

Besarnya persentase yang digunakan 80 persen siswa telah mencapai

ketuntasan dengan mencapai standar nilai kriteria Ketuntasan Mengajar

(KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 75 ke atas.

34

Page 35: Contoh Skripsi PTK Geografi

BAB 1V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran umum SMA Negeri 9 Kupang

a. Riwayat Status SMA Negeri 9 Kupang

SMA Negeri 9 Kupang didirikan pada tanggal 25 Oktober 2003. Berdirinya

sekolah ini tanpa ada gedung sendiri atau sekolah ini masih melakukan kegiatan

belajar mengajar pada gedung sekolah lain yaitu pada SMP Negeri 10 Kupang

selama ± lima tahun. Adapun sekolah ini mempunyai gedung sendiri pada tahun

2008 yang diresmikan oleh Menteri Pendidikan Nasional RI yaitu Prof. Dr.

Bambang Sudibyo, MBA. Pada tanggal 9 September 2008 dengan identitas

sekolah sebagai berikut :

Nama sekolah : SMA Negeri 9 Kupang

No Statistik : 301 24 600 2013

Provinsi : Nusa Tenggara Timur

Otonomi Daerah : Kota Kupang

Kecamatan : Kelapa Lima

Kelurahan : Lasiana

Jalan : Prof. Dr. Herman Johanes-Lasiana

Kode Pos : 85361

Daerah : Perkotaan

Status Sekolah : Negeri

35

Page 36: Contoh Skripsi PTK Geografi

SK : NO: 174/ Kep/ HK Tanggal 25

Oktober 2003

Tahun berdiri : 2003

Bangunan sekolah : Milik sendiri

Jarak ke pusat kecamatan : 6 KM

Jarak ke pusat Otoda : 8 KM

Organisasi Penyelenggara : Pemerintah

Waktu Penyelengaraan : Pagi – Sore

b. Visi dan Misi SMA Negeri 9 Kupang

1. Visi “ Menghasilkan keluaran yang cerdas berdaya saing, berakar budaya,

berbasis iman”.

2. Misi :

1) Mengelola dan mengembangkan proses pembelajaran yang berkualitas.

2) Mengembangkan proses pendidikan dan pembelajaran yang efisien dan

efektif.

3) Menumbuhkembangkan semangat belajar mengkaji ilmu pengetahuan dan

penguasaan teknologi dalam mengembangkan daya kreasi dan inovasi.

4) Membina dan mengembangkan profesionalisme guru dan staf administratif.

5) Menata dan meningkatkan daya dukung sarana dan sarana prasarana belajar

yang representatif.

6) Membina, memantapkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha

Esa.

7) Menumbuhkembangkan toleransi kerukunan, kebersamaan dan kekeluargaan

serta akhlak mulia.

8) Menumbuhkembangkan rasa cinta terhadap seni budaya daerah dan nilai

luhur yang merupakan kearifan lokal.

c. Jumlah Siswa dan Keadaan Guru SMA Negeri 9 Kupang Menurut Status

Dan Jenis Kelamin.

Jumlah siswa SMA Negeri 9 Kupang berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada table berikut :

36

Page 37: Contoh Skripsi PTK Geografi

TABEL 1.2

JUMLAH SISWA SMA NEGERI 9 KUPANG BERDASARKAN

JENIS KELAMIN

37

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 X a 17 19 36

2 X b 18 18 36

3 X c 15 18 33

4 X d 19 16 35

5 X e 16 20 36

6 XI IPA 13 30 43

7 XI IPS1 19 6 25

8 XI IPS2 20 11 31

9 XI IPS3 19 9 28

10 XI

BAHASA

9 28 37

11 XII IPA 12 31 43

12 XII IPS1 13 18 31

13 XII IPS2 30 9 39

14 XII

BAHASA

8 28 36

Jumlah 222 273 495

Page 38: Contoh Skripsi PTK Geografi

Sumber: Kantor SMA Negeri 9 Kupang 2013

Keadaan guru SMA Negeri 9 Kupang menurut status dan jenis kelamin

dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL 1.3

KEADAAN GURU SMA NEGERI 9 KUPANG MENURUT STATUS DAN

JENIS KELAMIN

N

o

Status Jenis kelamin Juml

ahLaki-laki Perempua

n

1 PNS 13 23 36

2 Guru bantu - 1 1

3 Guru Honorer 8 10 18

Jumlah 21 35 55

Sumber: Kantor SMA Negeri 9 Kupang 2013

B. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

Achievment Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.

Hasil penelitian penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Student

Teams Achievment Division (STAD) untuk meningkatkan pemahaman dan hasil

belajar siswa di kelas XI IPS¹ SMA Negeri 9 Kupang disajikan secara deskriptif.

Pada kegiatan pra siklus yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan atau

pemahaman awal siswa. Hasil awal siswa pada pra siklus sangat rendah. Hal ini

dilihat dari hasil tes pra siklus banyak siswa yang tidak tuntas belajar. Berikut

38

Page 39: Contoh Skripsi PTK Geografi

dapat dilihat hasil prestasi belajar siswa yang di tunjukkan pada tabel 1.4 (data

terlampir ) dibawah ini :

Tabel 1.4

Hasil Tes Pra-Siklus Peserta Didik

No Hasil Tes Pra Siklus F %

1 Tuntas 9 36

2 Tidak tuntas 16 64

Jumlah 25 100

Sumber : data primer 2013

Dari tabel diatas dapat dibuat diagram persentase ketercapaian hasil

belajar pada pra siklus.

Diagram 1.1

Persentase Ketercapaian Hasil Belajar

Pada Pra Siklus

39

Page 40: Contoh Skripsi PTK Geografi

Berdasarkan data pada tabel 1.4 dapat dijelaskan bahwa 25 siswa yang ada

pada kelas XI IPS¹ , terdapat 9 siswa yang mendapatkan nilai 75 ke atas ( 36 % )

sedangkan 16 orang mendapatkan nilai 74 ke bawah ( 64 % ) . Data tersebut

menunjukan bahwa sebagian besar siswa di kelas tersebut belum mencapai

ketuntasan belajar sesuai dengan yang ditetapkan sekolah yaitu 75. Setelah

peneliti merefleksi kembali proses pembelajaran maka dapat ditemukan adanya

masalah antara siswa dengan guru dimana siswa takut untuk bertanya dan

menyampaikan pendapatnya karena takut salah dan guru masih menerapkan

metode ceramah atau monoton oleh karena itu perlu diterapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) untuk

meningkatkan pemahaman siswa serta terjalin suasana pembelajaran yang

kondusif.

a. Pelaksanaan Siklus I

Berdasarkan data pada tabel 1.4 maka peneliti menerapkan suatu tipe dari

model pembelajaran kooperatif yaitu tipe Student Teams Achievment Division

(STAD). Siklus I dilaksanakan pada tanggal 19 November 2013 jam pelajaran

dua, tiga dan empat selama 135 menit dengan perincian 20 menit digunakan untuk

kegiatan awal atau pendahuluan, 85 menit digunakan untuk kegiatan inti yang

terdiri dari 3 tahap yaitu, tahap menyimak materi, tahap bekerja sama dan tahap

berpikir bersama serta kegiatan akhir atau penutup 30 menit digunakan untuk

melakukan tes secara individu dan pemberian pekerjaan rumah. siswa dibagi

dalam 5 kelompok adapun syarat pembagian kelompok yaitu pembagiannya

berdasarkan tingkat prestasi, jenis kelamin, ras dan suku, dan masing-masing

kelompok beranggotakan 5 orang, setiap kelompok menentukan ketua dan

sekertarisnya yang masing-masing mempunyai tugas untuk memimpin diskusi dan

mencatat setiap pendapat dari anggota kelompok dan bersama-sama membuat

ringkasan materi serta bekerja sama menjawab pertanyaan dari kelompok lain.

1) . Pelaksanaan (Action)

Dalam tahap ini peneliti merancang skenario pembelajaran berupa

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.

(a) Kegiatan pendahuluan

40

Page 41: Contoh Skripsi PTK Geografi

1. Apersepsi. Peneliti memberikan pemahaman dan menggali pengetahuan

siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui sejauh

mana pemahaman siswa tentang Lingkungan hidup.

2. Motivasi. Peneliti membimbing dan mengarahkan siswa agar melaksanakan

proses diskusi dengan sebaik - baiknya untuk melatih diri dalam

mengembangkan kemampuan berpikir dan memahami suatu konsep materi

setelah berinteraksi dengan teman lain dalam kelompok.

3. Peneliti menyampaikan indikator yang hendak dicapai dalam diskusi

kelompok yaitu kerjasama, aktivitas diskusi, penguasaan materi, kemampuan

bertanya dan menanggapi pertanyaan.

4. Peneliti mengarahkan dan menyampaikan penilaian terhadap kegiatan

diskusi yaitu kerjasama, aktivitas diskusi, penguasaan materi, kemampuan

bertanya dan menanggapi pertanyaan.

(b) Kegiatan inti

A. Aktivitas Peneliti

1. Peneliti menyampaikan materi pokok termasuk pengertian Lingkungan

Hidup, anggapan-anggapan tentang Lingkungan Hidup, Pembangunan

Berwawasan Lingkungan.

2. Peneliti mengatur siswa secara acak (heterogen, prestasi, jenis kelamin,suku)

untuk duduk membentuk kelompok sesuai dengan kelompok yang sudah

dibagikan, kemudian menentukan ketua dan sekretaris kelompoknya.

Peneliti membagikan materi diskusi dalam bentuk fotokopi sekaligus

memberikan materi diskusi kepada masing-masing kelompok. Kelompok 1

dan kelompok II membahas tentang Teori-teori asal mula Lingkungan Hidup,

Kelompok III dan kelompok IV membahas tentang Pengertian Pembangunan

Berwawasan Lingkungan Hidup, sedangkan kelompok V membahas tentang

Tata cara pelestarian lingkungan yang sesuai dengan pembangunan

berwawasan nasional.

3. Peneliti bersama mitra kerja mengamati pelaksanaan diskusi pada setiap

kelompok sambil memperhatikan keaktivan tiap-tiap kelompok, mencatat

atau menilai kinerja kelompok maupun individu serta memberikan dorongan

41

Page 42: Contoh Skripsi PTK Geografi

atau motivasi, semangat bagi siswa yang kurang aktif dan belum berani

mengemukakan pendapat dalam proses diskusi.

B. Pelaksanaan Diskusi

Proses diskusi dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut : siswa

duduk dalam kelompok kemudian ketua kelompok mengajak anggotanya

untuk membaca materi hasil diskusi kemudian secara bergiliran masing-

masing anggota mengemukakan pendapat sesuai dengan pemahamannya

terhadap materi diskusi dan sekretaris mencatat semua pendapat yang

disampaikan. Setelah semua anggota menyampaikan pendapat ketua

memberikan kesempatan lagi jika ada salah satu anggota kelompok mau

menambahkan atau memperjelas pendapat dari teman lain, untuk diplenokan.

C. Pleno Hasil Diskusi

Hasil diskusi kelompok diplenokan secara tertib yang dipandu oleh

peneliti dengan mekanisme pelaksanaannya sebagai berikut :

1. Ketua kelompok/ sekretaris bersama anggota kelompoknya maju ke depan

kelas dengan membawa kursi masing-masing dan membacakan hasil

diskusinya.

2. Ketua kelompok membacakan hasil diskusinya dan kelompok yang lain

mendengarkan secara cermat pembacaan hasil diskusi kelompok yang

mempresentasikan dengan mempersiapkan ninimal 2 pertanyaan.

3. Pertanyaan dari kelompok lain dicatat oleh anggota kelompoknya yang

sedang mempresentasikan materi

4. Pertanyaan dari kelompok lain akan dijawab oleh kelompok yang

bersangkutan baik ketua maupun anggotanya.

(c) Penutup

1. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya peneliti

memberikan kuis (2 kuis) kepada seluruh siswa dan pada saat menjawab kuis

tidak boleh saling membantu.

2. Peneliti memberikan kesimpulan dari semua materi diskusi.

42

Page 43: Contoh Skripsi PTK Geografi

3. Peneliti memberikan evaluasi (pos tes) untuk mengetahui sejauh mana tingkat

pemahaman siswa terhadap materi yang telah dibahas. Lembar tes terlampir.

2) Observasi (pengamatan)

Kegiatan observasi (pengamatan) yang dilakukan dikelas XI IPS¹`peneliti

dibantu oleh mitra kerja (guru PPL dan guru mata pelajaran geografi) pada

kelas XI IPS¹`, disamping mengamati juga turut memberikan penilaian kinerja

kelompok dan memberikan bantuan kepada siswa yang kurang aktif dalam

proses diskusi observasi ini dilakukan dalam pelaksanaan setiap siklus

penelitian.

Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan pada siklus I (satu) maka

peneliti dapat mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut :

1. Di awal pelaksanaan diskusi sebagian besar siswa nampak tegang dan kaku

karena belum terbiasa dengan proses/ mekanisme diskusi yang baik dan

belum ada keberanian untuk mengemukakan pendapat / menanggapi

pertanyaan,yang dilihat pada saat pelaksanaan pleno serta masih ragu--ragu

untuk mengajukan pertanyaan.

2. Sebagian siswa tidak memiliki buku pedoman / bahan materi sehingga siswa

menjadi pasif dalam proses diskusi dan menyebabkan proses diskusi

menjadi tidak lancar.

3. Masih ada siswa yang belum terampil dalam mengajukan pertanyaan

dengan bahasa Indonesia yang benar sehingga setiap pertanyaan yang

diajukan oleh siswa harus dicatat dan direvisi oleh peneliti lalu disampaikan

sebagai pertanyaan yang tepat.

4. Kemampuan siswa dalam penguasaan materi diskusi masih kurang, nampak

dari animo siswa yang bertanya atau menjawab pertanyaan hanya 2 atau 3

orang dalam satu kelompok.

5. Untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan-kesulitan diatas, peneliti

bersama mitra peneliti membimbing siswa yang masih pasif dengan memberi

motivasi untuk tidak takut atau enggan dalam mengajukan pertanyaan dan

menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Ada lima indikator dalam diskusi

43

Page 44: Contoh Skripsi PTK Geografi

kelompok untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa tentang materi

Lingkungan Hidup yaitu : kerjasama, aktivitas diskusi, penguasaan materi,

kemampuan bertanya, dan menanggapi pertanyaan dalam melaksanakan

tugas-tugas diskusi kelompok.

a) Kinerja Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I (data

terlampir)

Aspek yang diamati guru dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I adalah

kegiatan inti dalam hal membuka pelajaran. Pada proses pembelajaran

gurulah yang paling pertama berperan penting untuk membuka pelajaran

sekaligus menarik perhatian siswa. Pada aspek ini guru masih kurang

membuat siswa tertarik dengan pelajaran kemudian dalam memberikan

motivasi atau dorongan guru sudah baik sehingga siswa untuk lebih

bersemangat mengikuti pembelajaran.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam kegiatan awal pembelajaran yaitu

guru sudah mampu membuat kaitan materi sebelumnya dengan materi yang

akan diajarkan dan guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran dengan

maksud agar siswa bisa mengetahui materi yang akan di bahas pada hari ini.

Kegiatan inti, 1) implementasi langkah-langkah pembelajaran, pada

pembelajaran siklus I guru sudah menyajikan materi sesuai dengan langkah-

langkah yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

antusiasme dalam menanggapi dan menggunakan respon siswa cukup baik,

mencerminkan komunikasi guru dan siswa tetapi guru kurang efisien dalam

memanfaatkan waktu sesuai dengan alokasi waktu 85 menit. 2), dalam

mengaitan materi dengan pengetahuan yang relevan sudah baik. 3)

Penggunaan model pembelajaran, Kooperatif STAD merupakan salah satu

model yang dipakai untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Ciri dari model pembelajaran ini adalah penyelidikan kelompok

berdasarkan topik. Media yang disediakan oleh guru sudah lengkap.

4). Evaluasi, guru sudah mampu melakukan evaluasi sesuai dengan tuntutan

aspek kompetensi, kurang tepat dalam penggunaan model pembelajaran

karena waktu yang dimanfaatkan kurang efisien, Kegiatan penutup, guru

44

Page 45: Contoh Skripsi PTK Geografi

sudah mampu merefleksi atau menyimpulkan materi kompetensi yang

diajarkan, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

tentang materi pembelajaran pada siklus I.

Berdasarkan penejelasan pengamatan kinerja guru selama pembelajaran

pada siklus I dapat disimpulkan bahwa ada beberapa aspek yang belum

dilaksanakan oleh guru secara maskimal yakni waktu yang digunakan kurang

efisien,

Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu mengembangkan proses

pembelajaan dapat di ketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Nilai yang diperoleh kemudian dibagikan dalam tiga kategori berdasarkan

rentangan nilai berikut yang dikemukakan oleh Ikhbal dalam Mongko 2012 :

a. 0 - 59% ( kategori rendah)

b. 60 - 69% ( kategori sedang)

c. 70 - 100% ( kategori tinggi )

Berdasarkan data yang ada menujukan bahwa kemampuan guru dalam

melaksanakan tindakan silkus I selama proses belajar mengajar dilihat dari

aspek yang diamati yakni dari kegiatan awal sampai pada kegiatan penutup

dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

Achievment Division (STAD) masuk dalam kategori sedang yaitu 65,83 %.

Dengan demikian kinerja guru dalam mengelola kelas dan membimbing

peserta didik perlu ditinjau lebih lanjut pada siklus berikutnya.

b) Kinerja Siswa Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan antara lain : tahap eksplorasi, tahap elaborasi dan tahap

konfirmasi. Masing- masing tahap mempunyai kriteri penilaian yakini 1)

tahap eksplorasi dengan kriteria penilaiannya berupa, kesiapan menerima

tugas, kesiapan dalam melaksanakan, kemampuan mencatat data atau

informasi, kelengkapan data atau informasi, dan kemampuan

45

Page 46: Contoh Skripsi PTK Geografi

mengkontruksikan hasil. 2) Tahap elaborasi, kriteria penilaiannya berupa

kerja sama kelompok, aktivitas dikusi, penguasaan materi, kemampuan

bertanya, kemampuan kerjasam tim dan kemampuan menghargai dan

menanggapi pertanyaan. 3) Tahap konfirmasi dengan kriteri penilaiannya

sebagai berikut : keseriusan dalam melaksanakan, keaktifan bertanya, dan

kemampuan menanggapi. Dari ketiga tahap ini akan dibahas lebih jelas sesuai

dengan aspeknya.

1) Tahap Eksplorasi (Data Terlampir)

Pada tahap eksplorasi adalah tahap awal dalam proses pembelajaran yang

melibatkan siswa dan guru. Pada tahap ini peneliti mengamati proes

pembelajaran dengan kriteria penilaian yakni :

1) Kesiapan menerima tugas

Aspek pertama dalam kriteria penilaian tahap eksplorasi adalah kesiapan

menerima tugas menjelaskan bahwa umumnya berada pada kategori cukup

baik atau 64 persen berarti banyak siswa yang cukup siap menerima tugas,

kategori baik sebanyak 28 persen sedangkan kategori kurang baik 8 persen.

Untuk lebih jelas mengenai aspek kesiapan menerima tugas pada siklus I

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.5

Kesiapan Menerima Tugas Pada Siklus I

No Indikator

Ketercapaian

Frekuensi %

Ketercapaian

1 Baik 7 28

2 Cukup baik 16 64

3 Kurang baik 2 8

46

Page 47: Contoh Skripsi PTK Geografi

Jumlah 25 100,00

Sumber : Pengolah Data Primer, 2013

Dari tabel 1.5 dapat dibuat diagram 1.2 persentase kesiapan menerima

tugas pada siklus I.

Diagram 1.2

Kesiapan Menerima Tugas Pada Siklus I

Berdasarkan tabel 1.5 dan diagram 1.2 tentang aspek kesiapan menerima

tugas nampak bahwa terdapat variasi kesiapan siswa untuk menerima tugas

pada pembelajaran siklus I, dimana ada variasi baik, cukup baik dan kurang

baik, dengan persentase tertinggi pada kategori cukup baik. Secara

keseluruhan dapat dikatakan bahwa kesiapan siswa menerima tugas pada

proses pembelajaran rata-rata masuk dalam kategori cukup baik.

2) Keseriusan Dalam Melaksanakan

Berdasarkan pengolahan data pada aspek keseriusan dalam melaksanakan

menjelaskan bahwa, selama pembelajaran siklus I berlangsung pada

umumnya berada pada kategori cukup baik sebanyak 80 persen, sedangkan

kategori baik 16 persen dan kategori kurang baik hanya 4 persen. Berikut ini

47

Page 48: Contoh Skripsi PTK Geografi

dapat dilihat kejelasan mengenai keseriusan dalam melaksanakan dapat

disajikan dalam tabel 1.6 berikut ini :

Tabel 1.6

Keseriusan Dalam Melaksanakan Pada Siklus I

No Indikator

ketercapaian

Frekuensi % Ketercapaian

1 Baik 4 16

2 Cukup baik 20 80

3 Kurang baik 1 4

Jumlah 25 100,00

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

Dari tabel 1.6 dapat dibuat diagram 1.3 persentase keseriusan dalam

melaksanakan pada siklus I sebagai berikut :

Diagram 1.3

Persentasi keseriusan dalam melaksanakan

48

Page 49: Contoh Skripsi PTK Geografi

Berdasarkan tabel 1.6 dan diagram 1.3 nampak bahwa terdapat variasi pada

aspek keseriusan dalam melaksanakan pada pembelajaran siklus I, dimana

adanya variasi baik, cukup baik, dan kurang baik, dengan persentase tertinggi

dalam kategori cukup baik. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa

keseriusan siswa dalam melaksanakan tugas pada proses pembelajaran rata-

rata masuk dalam kategori cukup baik.

3) Kemampuan Mencatat Informasi

Selama proses pembelajaran sebagian besar siswa cukup baik dalam

mencatat informasi atau data sebanyak 72 persen, sedangkan kategori baik

24 persen dan yang masuk dalam kategori kurang baik 4 persen. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada table 1.7 sebagai berikut.

Tabel 1.7

Kemampuan Mencatat Informasi Pada Siklus I

No Indikator Ketercapaian

Frekuensi %

Ketercapaian

1 Baik 6 24

2 Cukup Baik 18 72

3 Kurang Baik 1 4

Jumlah 25 100,00

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

49

Page 50: Contoh Skripsi PTK Geografi

Dari tabel 1.7 dapat buat diagram persentase kemampuan siswa dalam

mencatat informasi pada siklus I

Diagram 1.4

Kemampuan Mencatat Informasi Pada Siklus I

Berdasarkan tabel 1.7 dan diagram 1.4 nampak bahwa terdapat variasi pada

aspek kemampuan siswa saat mencatat informasi sesuai dengan topik yang

diselidiki pada siklus I, dimana adanya variasi baik, cukup baik, dan kurang

baik, dengan persentase tertinggi dalam kategori cukup baik.

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa kemampuan mencatat informasi

pada proses pembelajaran rata-rata masuk dalam kategori cukup baik.

4) Kelengkapan Data atau Informasi

Data atau informasi berkaitan dengan materi yang diselidiki sangat penting,

karena pada saat materi yang dipresentasikan siswa kurang lengkap maka

akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Pelaksanaan observasi

ditemukan ada beberapa siswa yang datanya kurang lengkap. Dilihat dari

kategorinya sebagian besar siswa umumnya berada pada kategori cukup

sebanyak 72 persen, sedangkan kategori baik 20 persen dan siswa yang

mendapat kategori kurang baik yaitu 8 persen . Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 1.8

Kelengkapan Data Atau Informasi Pada Siklus I

50

Page 51: Contoh Skripsi PTK Geografi

No Indikator

ketecapaian

Frekuensi %

Ketercapaian

1 Baik 5 20

2 Cukup Baik 18 72

3 Kurang Baik 2 8

Jumlah 25 100,00

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

Dari tabel 1.8 dapat dibuat diagram persentase kelengkapan data atau

informasi pada siklus I.

Diagram 1.5

Kelengkapan Data Atau Informasi Pada Siklus 1

Berdasarkan tabel 1.8 dan diagram 1.5 nampak bahwa terdapat variasi pada

aspek kelengkapan data atau informasi pada siklus I, dimana adanya variasi

baik, cukup baik, dan kurang baik, dengan persentase tertinggi dalam

kategori cukup baik. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa kelengapan

data atau informasi pada proses pembelajaran rata-rata masuk dalam kategori

cukup baik.

5) Kemampuan Mengkontruksikan Hasil

51

Page 52: Contoh Skripsi PTK Geografi

Perolehan kategori pada aspek kemampuan mengkontruksikan hasil sebagai

berikut : siswa yang berada pada kategori baik 8 persen, kategori cukup baik

pada umumnya lebih banyak 68 persen dan pada kategori kurang baik 24

persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1, berikut ini.

Tabel 1.9

Kemampuan Mengkontruksikan Hasil Pada Siklus I

No Indikator

Ketercapaian

Frekuensi %

Ketercapaian

1 Baik 2 8

2 Cukup Baik 17 68

3 Kurang Baik 6 24

Jumlah 30 100,00

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

Dari tabel 1.9 dapat dibuat diagram persentase kemampuan

mengkontruksikan hasil pada siklus I.

Diagram 1.6

Kemampuan Mengkonstruksikan Hasil Pada Siklus 1

52

Page 53: Contoh Skripsi PTK Geografi

Berdasarkan tabel 1.9 dan diagram 1.6 nampak bahwa terdapat

variasi pada aspek kemampuan mengkontruksikan hasil pada siklus

I, dimana adanya variasi baik, cukup baik, dan kurang baik, dengan

persentase tertinggi dalam kategori cukup baik.

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa kemampuan

mengkontruksikan hasil pada proses pembelajaran rata-rata masuk

dalam kategori cukup baik.

2) Tahap Elaborasi ( Data terlampir )

Tahap ini masuk dalam diskusi kelompok. Kriteria penilaian yang akan

diamati selama proses pembelajaran pada siklus 1 ini adalah kerjasama

kelompok atau individu, aktivitas diskusi, penguasaan materi, kemampuan

bertanya, kemampuan kerjasama tim, kemampuan menghargai dan

kemampuan menanggapi pertanyaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

permasing-masing aspek sebagai berikut :

1) Kerjasama Kelompok atau Individu

Dalam diskusi kelompok, kerjasama tim atau individu sangat penting

sehingga pada saat salah seorang siswa mengalami kesulitan biasanya dibantu

oleh siswa lain sehingga saling melengkapi satu sama lain.

Tabel 2.1

Kerjasama Kelompok atau Individu Pada Siklus I

No Indikator

Ketercapaian

Frekuensi %

Ketercapaian

1 Baik 8 32

53

Page 54: Contoh Skripsi PTK Geografi

2 Cukup Baik 12 48

3 Kurang Baik 5 20

Jumlah 25 100,00

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

Persentase kerjasama kelompok atau individu maka perolehan kategori pada

umumnya berada pada kategori cukup baik 48 persen, sedangkan kategori

baik atau 32 pesen dan kategori kurang baik 20 persen.

Dari tabel 2.1 dapat dibuat diagram persentase kerjasama kelompok atau

individu pada siklus I.

Diagram 1.7

Kerjasama Kelompok Atau Individu Pada Siklus 1

Berdasarkan tabel 2.1 dan diagram 1.7 nampak bahwa terdapat variasi pada

aspek kerjasama kelompok atau individu pada siklus I, dimana adanya variasi

baik, cukup baik, dan kurang baik, dengan persentase tertinggi dalam

kategori cukup baik. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aspek

kerjasama kelompok pada proses pembelajaran rata-rata masuk dalam

kategori cukup baik.

1) Aktivitas Diskusi

54

Page 55: Contoh Skripsi PTK Geografi

Aktivitas diskusi ini merupakan salah satu aspek dalam tahap elaborasi

siklus I. Setelah peneliti melakukan pengamatan terhadap aspek ini dan

menemukan bahwa selama kegiatan pembelajaran belangsung sebagian besar

siswa cukup aktif dalam berdiskusi sebanyak 72 persen, sedangakan siswa

yang aktif hanya 12 persen dan yang kurang aktif 16 persen. Uraian ini dapat

dibuat tabel berikut ini.

Tabel 2.2

Aktivitas Diskusi Pada Siklus I

No Indikator Ketercapaian

Frekuensi % Ketercapaian

1 Aktif 3 12

2 Cukup aktif 18 72

3 Kurang aktif 4 16

Jumlah 25 100,00

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

Dari Tabel 2.2 dapat dibuat diagram persentase aktivitas diskusi pada siklus

I.

Diagram 1.8

Aktivitas Diskusi Pada Siklus 1

55

Page 56: Contoh Skripsi PTK Geografi

Berdasarkan tabel 2.2 dan diagram 1.8 nampak bahwa terdapat variasi pada

aspek aktivitas pada siklus I, dimana adanya variasi baik, cukup baik, dan

kurang baik, dengan persentase tertinggi dalam kategori cukup baik.

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aspek aktivitas diskusi kelompok

pada proses pembelajaran rata-rata masuk dalam kategori cukup baik.

2) Penguasaan Materi

Setiap aspek yang diamati dalam tahap elaborasi semuanya sangat penting

salah satu dari aspek tersebut adalah aspek penguasaan materi. Selama

kegiatan pembelajaran apabila siswa tidak menguasai materi sesuai informasi

yang diselidiki ,maka situasi belajar menjadi konduktif. Penguasaan materi

pembelajaran pada siklus I pada umumnya masuk dalam kategori cukup baik

sebanyak 53,33 persen, sedangkan 36,67 persen berada pada kategori baik

dan 10 pesen berada pada kategori kurang baik berarti kurang menguasai

materi.

Tabel 2.3

Penguasaan Materi Pada Siklus I

No Indikator

Ketercapaian

Frekuensi %

Ketercapaian

1 Baik 11 44

56

Page 57: Contoh Skripsi PTK Geografi

2 Cukup Baik 12 48

3 Kurang Baik 2 8

Jumlah 30 100,00

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

Dari tabel 2.3 dapat dibuat diagram persentase penguasaan materi pada

siklus I.

Diagram 1.9

Persentase Penguasaan Materi Pada Siklus I

Berdasarkan tabel 2.3 dan diagram 1.9 nampak bahwa terdapat variasi pada

aspek penguasaan materi pada siklus I, dimana adanya variasi baik, cukup

baik, dan kurang baik, dengan persentase tertinggi dalam kategori cukup baik.

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aspek penguasaan materi pada

proses pembelajaran rata-rata masuk dalam kategori cukup baik.

57

Page 58: Contoh Skripsi PTK Geografi

3) Kemampuan Bertanya

Suasana belajar menjadi kondusif apabila siswa selalu aktif untuk bertanya

sehingga tidak terkesan gurunya aktif sedangakn siswa pasif. Pada aspek

ini,16 persen siswa berada pada kategori baik, sebanyak 76 persen siswa

berada pada kategori cukup baik dan 8 pesen berada pada kategori kurang

baik. Berdasarkan data yang ada disimpulkan bahwa pembelajarn pada siklus

I ini terkesan banyak siswa yang aktif untuk bertanya. Diharapkan kondisi

seperti ini harus dipertahankan karena mempunyai pengaruh yang positif

pada pribadi siswa yang bisa meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.4

Kemampuan Bertanya Pada Siklus I

No Indikator

Ketercapaian

Frekuensi % Ketercapaian

1 Baik 4 16

2 Cukup Baik 19 76

3 Kurang Baik 2 8

Jumlah 30 100,00

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

Dari tabel 2.4 dapat dibuat diagram persentase kemampuan bertanya pada

siklus I.

Diagram 2.1

58

Page 59: Contoh Skripsi PTK Geografi

Persentase Kemampuan Bertanya pada Siklus I

Berdasarkan tabel 2.4 dan diagram 2.1 nampak bahwa terdapat variasi pada

aspek kemampuan bertanya pada siklus I, dimana adanya variasi baik, cukup

baik, dan kurang baik, dengan persentase tertinggi dalam kategori cukup

baik. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aspek kemampuan bertanya

pada proses pembelajaran rata-rata masuk dalam kategori cukup baik.

4) Kemampuan Menghargai

Pembelajaran pada siklus I tahap konfirmasi, aspek kemampuan menghargai

siswa umumnya masuk pada kategori cukup baik sebanyak 60 persen siswa,

28 persen siswa berada pada kategori baik sedangkan 12 persen berada pada

kategori kurang baik. Untuk lebih jelas mengenai kemampuan menghargai

pada siklus I dapat dilihat tabel berikut ini.

Tabel 2.5

Kemampuan Menghargai Pada Siklus I

No Indikator

Ketercapaian

Frekuensi %

Ketercapaian

1 Baik 7 28

2 Cukup Baik 15 60

3 Kurang Baik 3 12

Jumlah 25 100,00

59

Page 60: Contoh Skripsi PTK Geografi

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

Berikut merupakan diagram persentase tingkat kemampuan menghargai

pada tahap konfirmasi.

Diagram 2.2

Persentase Kemampuan Menghargai Siklus I

Berdasarkan tabel 2.5 dan diagram 4.1 nampak bahwa terdapat variasi pada

aspek keseriusan dalam melaksanakan pada siklus I, dimana adanya variasi

baik, cukup baik, dan kurang baik, dengan persentase tertinggi dalam

kategori cukup baik. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aspek

keseriusan dalam melaksanakan pada proses pembelajaran rata-rata masuk

dalam kategori cukup baik.

5) Kemampuan Menanggapi Pertanyaan

Kemampuan menanggapi yang dinilai adalah baik berupa pertanyaan.

Siswa yang berada pada kategori baik sebanyak 20 persen, kategori cukup

baik sebanyak 56 persen siswa sedangkan kategori kurang baik sebanyak 24

persen.

Tabel 2.6

Kemampuan Menanggapi Pertanyaan Pada Siklus I

No Indikator

Ketercapaian

Frekuensi %

Ketercapaian

1 Baik 5 20

60

Page 61: Contoh Skripsi PTK Geografi

2 Cukup Baik 14 56

3 Kurang Baik 6 24

Jumlah 25 100,00

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

Dari tabel 2.6 dapat dibuat diagram persentase kemampuan menanggapi

pertanyaan pada siklus I.

Diagram 2.3

Persentase Kemampuan Menanggapai Pertanyaan Pada Siklus I

Berdasarkan tabel 2.6 dan diagram 2.3 nampak bahwa terdapat variasi pada

aspek kemampuan menanggapi pertanyaan pada siklus I, dimana adanya

variasi baik, cukup baik, dan kurang baik, dengan persentase tertinggi dalam

kategori cukup baik. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aspek

kemampuan menanggapi pertanyaan pada proses pembelajaran rata-rata

masuk dalam kategori cukup baik.

3) Tahap Konfirmasi (Data Terlampir)

61

Page 62: Contoh Skripsi PTK Geografi

Kriteria yang dinilai pada tahap konfirmasi adalah keseriusan dalam

melaksanakan, keaktifan bertanya, dan kemampuan menanggapi.

1) Keseriusan Dalam Melaksanakan

Berdasarkan hasil observasi pada tahap konfirmasi, banyak siswa yang

cukup baik atau serius dalam melaksanakan sebanyak 52 persen, 28 persen

siswa berada pada kategori baik dan sisa 20 persen masuk dalam kategori

kurang baik. Untuk melihat lebih jelasnya mengenai keseriusan dalam

melaksankan pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.7

Keseriusan Dalam Melaksanakan Pada Siklus I

No Indikator

Ketercapaian

Frekuensi %

Ketercapaian

1 Baik 7 28

2 Cukup Baik 13 52

3 Kurang Baik 5 20

Jumlah 25 100,00

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

Dari tabel 2.7 dapat dibuat diagram persentase keseriusan dalam

menanggapi pada siklus I

Diagram 2.4

Persentase Keseriusan Dalam Melaksanakan Pada Siklus I

62

Page 63: Contoh Skripsi PTK Geografi

Berdasarkan tabel 2.7 dan diagram 2.4 nampak bahwa terdapat variasi pada

aspek keseriusan dalam melaksanakan pada siklus I, dimana adanya variasi

baik, cukup baik, dan kurang baik, dengan persentase tertinggi dalam

kategori cukup baik. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aspek

keseriusan dalam melaksanakan pada proses pembelajaran rata-rata masuk

dalam kategori cukup baik.

2) Keaktifan Bertanya

Hasil pengamatan untuk mengetahui kemampuan siswa mengenai keatifan

bertanya pada tahap konfirmasi, indikator pencapainnya lebih dominan pada

kategori cukup baik sebanyak 56 persen, 12 persen masuk dalam kategori

baik sedangkan kategori kurang baik sebanyak 32 persen. Untuk melihat

lebih jelas mengenai keaktifan pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

Tabel 2.8

Keaktifan Bertanya Pada Siklus I

No Indikator Ketercapaian

Frekuensi % Ketercapaian

1 Baik 3 12

2 Cukup Baik 14 56

3 Kurang Baik 8 32

63

Page 64: Contoh Skripsi PTK Geografi

Jumlah 25 100,00

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

Berikut merupakan diagram persentase keaktifan bertanya pada tahap

konfirmasi siklus I

Diagram 2.5

Persentase Keaktifan Bertanya Siklus I

Berdasarkan tabel 2.8 dan diagram 2.5 nampak bahwa terdapat variasi pada

aspek keseriusan dalam melaksanakan pada siklus I, dimana adanya variasi

baik, cukup baik, dan kurang baik, dengan persentase tertinggi dalam

kategori cukup baik. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aspek

keseriusan dalam melaksanakan pada proses pembelajaran rata-rata masuk

dalam kategori cukup baik.

3) Kemampuan Menanggapi

Pada aspek ini siswa yang berada pada kategori baik hanya 12 persen,

sedangkan kategori cukup baik sebanyak 68 persen dan kategori kurang baik

20 persen. Melihat perbandingan dari kategori baik, cukup baik dan kurang

baik, lebih mendominasi pada kategori cukup baik berarti pada aspek ini

banyak siswa sudah cukup mampu menanggapi. Untuk melihat lebih jelas

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.9

Kemampuan Menanggapi Pada Siklus I

No Indikator Frekuensi %

64

Page 65: Contoh Skripsi PTK Geografi

Ketercapaian Ketercapaian

1 Baik 3 12

2 Cukup Baik 17 68

3 Kurang Baik 5 20

Jumlah 25 100,00

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

Berikut merupakan diagram persentase kemampuan menanggapi pada siklus

I untuk melihat tingkat kemampuan menanggapi pada tahap konfirmasi.

Diagram 2.6

Persentase Kemampuan Menanggapi Siklus I

Berdasarkan tabel 2.9 dan diagram 2.6 nampak bahwa terdapat variasi pada

aspek kemampuan menanggapi pertanyaan pada siklus I, dimana adanya

variasi baik, cukup baik, dan kurang baik, dengan persentase tertinggi dalam

kategori cukup baik. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aspek

65

Page 66: Contoh Skripsi PTK Geografi

kemampuan menanggapi pertanyaan pada proses pembelajaran rata-rata

persen masuk dalam kategori cukup baik.

4) Tes Akhir Hasil Belajar Siswa Siklus I (Data Terlampir)

Kegiatan pembelajaran pada siklus I diakhiri dengan evaluasi dalam bentuk

tes akhir untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Dilihat dari hasinya

banyak siswa yang tuntas belajarnya tetapi ada juga yang belum tuntas. Untuk

mengetahui persentase ketercapaian belajar siswa digunakan rumus sebagai

berikut. Nilai yang diperoleh kemudian dibagikan dalam tiga kategori

berdasarkan rentang nilai berikut yang dikemukakan oleh Ikhbal dalam

Mongko 2012 sebagai berikut :

a. 0 - 59% (Kategori rendah)

b. 60 - 69 % (Kategori sedang)

c. 70 - 100% (Kategori tinggi)

Tabel 3.1

Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Kategori

Siklus I

Frekuensi %

1 Tinggi 17 68

2 Sedang 5 20

3 Rendah 3 12

Nilai rata-rata 72,4

Kategori Tinggi

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

Diagram 2.7

Ketercapaian Hasil Belajar Siswa Siklus I

66

Page 67: Contoh Skripsi PTK Geografi

Dari Tabel 3.1 menjelaskan bahwa kategori tinggi sebanyak 68 persen,

kategori sedang 20 persen dan kategori rendah 12 persen. Rata – rata prestasi

belajar siswa pada siklus I adalah 72,4 persen berada pada kategori tinggi.

Siswa dikatakan hasil belajarnya meningkat apabila siswa mendapat nilai

sesuai standar KKM sebanyak 80 persen sedangkan ketuntasan klasikal suatu

kelas 90 persen atau lebih siswa telah mencapai skor perorangan 75 ke atas.

Berdasarkan KKM pada siklus I siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 15

orang dari 25 orang sedangkan ketuntasan klasikal 60 persen sedangkan

siswa yang belum tuntas belajarnya sebanyak 10 orang siswa atau 40 persen.

Dari hasil tes pada siklus I dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas

dengan menggunakan model pembelajaran model pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD akan dilanjutkan pada siklus ke II karena ketuntasan klasikal

untuk suatu kelas belum mencapi 90 persen atau lebih.

5) Refleksi

Penelitian tidakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD pada siklus I terdiri dari tahap perencanaan, tahap

pelaksanaan atau tindakan, tahap observasi dan terakhir refleksi atas segala

kegiatan yang telah dilakukan. Hasil rata-rata nilai 72,4 persen dengan

ketuntasan belajar mencapai 60 persen. Berarti ketuntasan belajar belum

mencapai 90 persen sehingga penelitian tindakan kelas dilanjutkan pada

siklus berikutnya. Alasan peneliti untuk melakukan penelitian ulang pada

67

Page 68: Contoh Skripsi PTK Geografi

siklus berikutnya karena ada beberapa aspek baik dari kinerja guru, maupun

kinerja siswa selama proses pembelajaran belum semaksimal mungkin,

sehingga mempengaruhi prestasi belajar siswa yang masih rendah. Dari hasil

refleksi ada beberapa aspek yang mempengaruhi rendahnya prestasi belajar

siswa dan ketuntasan belajar belum mencapai 90 persen antara lain sebagai

berikut :

1) Kinerja guru pada siklus I

a) Kurang tepat dalam pengguanaan model pembelajaran karena waktu yang

dimanfaatkan kurang efisien

b) Pembelajaran belum mencerminkan komunikasi guru dan siswa, serta

belum menujukan antusiasme mimik dan penampilanya.

c) Penyediaan media pembelajaran kurang lengkap sehingga menjadi salah

satu kendala.

d) Guru harus melakukan penekan kembali pada materi yang berkaitan dengan

soal – soal yang tidak dapat dijawab dengan tepat.

2) Kinerja siswa pada siklus I

a) Banyak siswa yang kurang serius dalam melaksanakan tugas kelompok.

Ada siswa yang hanya mengandalkan temannya yang dianggap mampu

untuk mengerjakan tugas kelompok sehigga pada siklus berikutnya guru

harus lebih mengontol siswa semaksimal mungkin.

b) Pada saat aktivitas dikusi kelompok berjalan ada siswa yang mengalami

kesulitan dalam mengajukan pertanyaaan dan kurang menguasai materi.

c) Pada saat diberikan kesempatan untuk bertanya orang-orang tertentu saja

yang memberikan pertanyaan atau tangapan balik terutama ketua kelompok

yang lebih dominan dalam menyampaikan pendapat.

d) Ada sebagian kelompok yang kurang kreatif atau kurang terampil

mengerjakan tugas kelompoknya

e) Kurang menghargai pendapat teman atau kelompok yang menanggapi

pertanyaan atau masukan dari teman.

f) Ada kelompok yang kesulitan dalam mencari informasi sesuai dengan topik

yang diselidiki karena kurang mendapat sumber bacaan.

68

Page 69: Contoh Skripsi PTK Geografi

b. Siklus II

Penelitan tindakan siklus II merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya

dimana pada siklus sebelumnya belum ada peningkatan prestasi belajar

peserta didik dan ketutasan klasikalnya belum mencapai 90 persen sehingga

peneliti berusaha lebih fokus untuk memperbaiki pada silkus II. Materi

pokok yang dibahas pada siklus I sama juga dibahas pada siklus II yakni

lingkungan hidup dengan tujuan pembelajaranya dapat menjelaskan

pengertian Lingkungan hidup, dan menjelaskan ciri-ciri pembangunan

berwawasan lingkungan hidup .

a) Proses Perencanaaan

Proses perencanaan pada siklus ini sama halnya dengan proses perencanaan

pada siklus sebelumnya yaitu menyiapkan kerangka pembelajaran berupa

RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), silabus instrument penilaian

berupa lembaran diskusi kelompok, lembaran kinerja siswa dalam tahap

eksplorasi, lembaran kinerja siswa dalam tahap konfirmasi, lembran kinerja

guru dan soal tes setiap akhir siklus II. Pada proses pembelajaran adapun

langkah-langkah yang disusun sesuai dengan model pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti dan penutup, disesuaikan

dengan alokasi waktu yang tercantum dalam RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran).

a) Pelaksanaan Tindakan

Proses pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah sebagai berikut:

1) Pada siklus sebelumnya guru sudah menjalaskan metode Kooperatif Tipe

STAD dan materi yang dibahas pada silkus II juga sama sehingga guru

hanya menyampaikan secara garis besar materi pokok lingkungan hidup

yang akan dibahas pada silkus ini sekaligus memberikan motivasi.

2) Pembagian kelompok pada siklus II juga berdasarkan akademik, jenis

kelamin dan etnik. Kelompok yang dibagi pada siklus sebelumnya tidak

dirubah yakni terdiri dari 5 kelompok masing- masing beranggotakan 5

oarang. Materi yang akan dibahas adalah lingkungan hidup. Sub materi

69

Sumber : Data

Page 70: Contoh Skripsi PTK Geografi

yang akan diselidiki kelompok I, II membahas tentang factor-faktor yang

mempengaruhi sifat lingkungan hidup, kelompok III dan IV membahas

tentang teori lingkungan hidup dan kelompok V membahas tentang

pengertian pembangunan yang berwawasan lingkungan.

3) Setelah guru membagi kelompok, masing-masing kelompok mencari,

menemukan informasi dari buku atau internet dan meringkas dalam

penyajian yang menarik sesuai dengan topik yang diselidiki.

4) Selanjutanya siswa mempersentasikan hasil informasi yang diselididki .

Sebelumnya guru menyarankan bahwa masing-masing kelompok harus

benar-benar menguasai topik yang akan dipresentasikan. Guru menujukan

salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil yang diwakili oleh

salah seorang siswa sedangkan kelompok lain diminta untuk menanggapi.

Hal yang sama juga diberikan kesempatan kepada kelompok lainnya.

5) Setelah presentasi guru menarik kesimpulan dan menanyakan kembali

materi yang yang sudah dijelaskan.

6) Untuk mengetes daya ingat maka siswa diberi kesempatan untuk

mengerjakan soal yang sudah disediakan oleh guru.

a. Proses Pengamatan

Pada tahap ini peneliti akan mengamati kemampuan guru dalam proses

pembelajaran yang dijalankan pada siklus II dengan menggunakan model

pembelajaran Kooperatif Tipe STAD serta menilai kinerja siswa dalam

diskusi kelompok, kinerja siswa dalam tahap eksplorasi dan kinerja siswa

dalam tahap konfimasi.

1) Kinerja Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II (Data

Terlampir)

Aspek yang diamati guru dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II sama

dengan siklus sebelumnya. Dalam melaksanakan pembelajaran siklus II

kemampuan guru dalam membuka pelajaran dalam hal ini menarik perhatian

siswa, memotivasi siswa dan membuat kaitan materi sebelumnya dan materi

yang akan diajarakan sangat baik serta menyampaikan tujuan pembelajaran

70

Page 71: Contoh Skripsi PTK Geografi

dengan baik berarti kemampuan guru dalam membuka pelajaran pada siklus

II sudah sangat baik dan bisa memperbaiki kelemahan pada siklus

sebelumnya.

Impementasi langkah-langkah pembelajaran, pada pembelajaran siklus II

guru sudah menyajikan materi sesuai dengan langkah-langkah yang tertuang

dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), antusiaisme dalam

menanggapi dan mengguanakan respon siswa baik, komunikasi guru dan

siswa sangat baik. Kejelasan dalam mempromosikan materi yang

disampaikan dengan materi lainnya sesuai dengan tuntutan aspek kompetensi

sangat baik. Penyediaan media sesuai dengan materi dan model pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD sudah lengkap sehingga tidak ada kendala.

Guru juga tidak lepas memberikan penguatan pada siswa tentang model

pembelajaran yang di gunakan dengan materi yang diselidiki oleh siswa. Pada

saat evaluasi, guru sudah mampu melakukan evaluasi dengan tuntutan aspek

kompetensi, guru sudah cermat dalam memanfaatkan waktu sesuai dengan

yang direncanakan dan sudah menujukan antusiasme mimik dan

penampilanya . Kegiatan penutup, guru sudah mampuh merefleksi atau

menyimpulkan materi kompetensi yang diajarkan, serta memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi pembelajaran pada

siklus II. Berdasarkan penejelasan pengamatan kinerja guru selama

pembelajaran pada siklus II dapat disimpulkan bahwa, refleksi tentang

kelemahan pada siklus sebelumnya sudah sudah diperbaiki. Berdasarkan data

yang ada (data terlampir ) menujukan bahwa kinerja guru dalam

melaksanakan tindakan silkus II selama proses belajar mengajar dilhat dari

aspek yang diamati yakni dari kegiatan awal sampai pada kegiatan penutup

dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD masuk

dalam kategori tinggi yaitu 92,50 persen. Dengan demikian kinerja guru

dalam pelaksanaan tindakan siklus tidak perlu ditinjau kembali karena pada

siklus II ini sudah mencapai kemampuan atau kompetensi guru.

2) Kinerja Siswa Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus II

71

Page 72: Contoh Skripsi PTK Geografi

Pelaksanana pembelajaran pada siklus II beberapa hal yang perlu di

perhatikan antara lain : tahap eksplorasi, tahap elaborasi dan tahap

konfirmasi. Masing- masing tahap mempunyai kriteri penilaian yakini 1)

tahap eksplorasi dengan kriteria penilaiannya berupa, kesiapan menerima

tugas, kesiapan dalam melaksanakan, kemampuan mencatat data atau

informasi, kelengkapan data atau informasi, dan kemapuan

mengkontruksikan hasil. 2) Tahap elaborasi, kriteria penilaiannya berupa

kerja sama kelompok, aktivitas dikusi, penguasaan materi, kemapuan

bertanya, kemampuan kerjasama tim, kemampuan mengharagai dan

menanggapi pertanyaan. 3) Tahap konfirmasi dengan kriteri penilaiannya

sebagai berikut : keseriusan dalam melaksanakan, keaktifan bertanya, dan

kemampuan menanggapi,. Dari ketiga tahap ini akan dibahas lebih jelas

sesuai dengan aspeknya.

a) Tahap Eksplorasi (Data Terlampir)

Pada tahap eksplorasi adalah tahap awal dalam proses pembelajaran yang

melibatkan siswa dan guru. Pada tahap ini peneliti mengamati proes

pembelajaran dengan kriteria penilaian yakni:

1) Kesiapan menerima tugas

Pembelajaran pada siklus II tentang aspek pertama dalam kriteria penilaian

tahap eksplorasi adalah kesiapan menerima tugas telah mengalami

peningkatan. Siswa umumnya berada pada kategori baik sebanyak 80 persen

siswa, kategori cukup baik sebanyak 20 persen. Untuk lebih jelas mengenai

aspek keseiapan menerima tugas pada siklus II dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 3.2

Kesiapan Menerima Tugas Pada Siklus II

No Indikator

Ketercapaian

Frekuensi %

Ketercapaian

1 Baik 20 80

2 Cukup baik 5 20

72

Page 73: Contoh Skripsi PTK Geografi

3 Kurang baik 0 0

Jumlah 25 100,00

Sumber : Pengolah Data Primer, 2013

Dari tabel 3.2 dapat dibuat diagram persentase kesiapan menerima tugas

pada siklus II.

Diagram 2.8

Persentase Kesiapan Menerima Tugas Pada Siklus 1I

Berdasarkan tabel 3.2 dan diagram 2.8 nampak bahwa terdapat variasi pada

aspek kesiapan menerima tugas pada siklus II, dimana adanya variasi baik,

cukup baik, dan kurang baik, dengan persentase tertinggi dalam kategori

baik. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aspek kesiapan menerima

tugas pada proses pembelajaran rata-rata masuk dalam kategori baik.

2) Keseriusan Dalam Melaksanakan

Pada umumnya aspek ini berada pada kategori baik sebanyak 72 persen,

sedangkan kategori cukup baik sebanyak 30 persen. Berikut ini dapat dilihat

kejelasan mengenai keseriusan dalam melaksanakan dapat disajikan dalam

table 3.4 berikut :

73

Page 74: Contoh Skripsi PTK Geografi

Tabel 3.3

Keseriusan Dalam Melaksanakan Pada Siklus II

No Indikator

Ketercapaian

Frekuensi %

Ketercapaian

1 Baik 18 72

2 Cukup baik 7 28

3 Kurang baik 0 0

Jumlah 25 100

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

Dari tabel 3.3 dapat dibuat diagram 2.9 persentase keseriusan dalam

melaksanakan pada siklus II sebagai berikut :

Diagram 2.9

Pesentase Keseriusan Dalam Melaksanakan Pada Siklus II

74

Page 75: Contoh Skripsi PTK Geografi

Berdasarkan tabel 3.3 dan diagram 2.9 nampak bahwa terdapat variasi pada

aspek keseriusan dalam melaksanakan pada siklus II, dimana adanya variasi

baik, cukup baik, dan kurang baik, dengan persentase tertinggi dalam kategori

baik. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aspek keseriusan dalam

melaksanakan pada proses pembelajaran rata-rata masuk dalam kategori

cukup baik.

3) Kemampuan Mencatat Informasi

Pada aspek ini umumnya siswa berada pada kategori baik sebanyak 80

persen siswa, sedangkan kategori cukup baik 20 persen siswa. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 3.4

Kemampuan Mencatat Informasi Pada Siklus II

SumSumber : Pengolahan Data Primer, 2013

75

No Indikator Ketercapaian

Frekuensi % Ketercapaian

1 Baik 20 80

2 Cukup Baik 5 20

3 Kurang Baik 0 0,00

Jumlah 25 100,00

Page 76: Contoh Skripsi PTK Geografi

Dari tabel 3.4 dapat buat diagram persentase kemampuan siswa dalam

mencatat informasi pada siklus II.

Diagram 3.1

Persentase Kemampuan Mencatat Informasi Pada Siklus Il

Berdasarkan tabel 3.4 dan diagram 3.1 nampak bahwa terdapat variasi pada

aspek kemampuan mencatat informasi pada siklus I, dimana adanya variasi

baik, cukup baik, dan kurang baik, dengan persentase tertinggi dalam kategori

baik. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aspek kemampuan mencatat

informasi pada proses pembelajaran rata-rata masuk dalam kategori baik

4) Kelengkapan Data atau Informasi

Dilihat dari kategorinya sebagian besar siswa umumnya berada pada

kategori baik sebanyak 68 persen siswa, sedangkan kategori cukup baik

sebanyak 32 persen siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut ini.

Tabel 3.5

Kelengkapan Data Atau Informasi Pada Siklus II

No Indikator ketecapaian

Frekuensi % Ketercapaian

1 Baik 17 68

2 Cukup Baik 8 32

3 Kurang Baik 0 0,00

76

Page 77: Contoh Skripsi PTK Geografi

Jumlah 25 100,00

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

Dari tabel 3.5 dapat buat diagram persentase kelengkapan data atau

informasi pada siklus II

Diagram 3.2

Persentase Kelengkapan Data Atau Informasi Pada Siklus II

Berdasarkan tabel 3.5 dan diagram 3.2 nampak bahwa terdapat variasi pada

aspek kelengkapan data atau informasi pada siklus II, dimana adanya variasi

baik, cukup baik, dan kurang baik, dengan persentase tertinggi dalam kategori

baik. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aspek kelengkapan data atau

informasi pada proses pembelajaran rata-rata masuk dalam kategori baik.

5) Kemampuan Mengkontruksikan Hasil

Perolehan kategori pada aspek kemampuan mengkontruksikan hasil sebagai

berikut : kategori baik pada umumnya lebih banyak sebanyak 72 persen dan

77

Page 78: Contoh Skripsi PTK Geografi

pada kategori kurang baik sebanyak 28 persen siswa. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut

Tabel 3.6

Kemampuan Mengkontruksikan Hasil Pada Siklus II

No Indikator Ketercapaian

Frekuensi % Ketercapaian

1 Baik 18 72

2 Cukup Baik 7 28

3 Kurang Baik 0 0,00

Jumlah 25 100,00

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

Dari tabel 3.6 dapat dibuat diagram persentase kemampuan

mengkontruksikan hasil pada siklus II

Diagram 3.3

Persentase Kemampuan Mengkontruksikan Hasil Pada

Siklus II

Berdasarkan tabel 3.6 dan diagram 3.3 nampak bahwa terdapat variasi pada

aspek kemampuan mengkontruksikan hasil pada siklus II, dimana adanya

variasi baik, cukup baik, dan kurang baik, dengan persentase tertinggi dalam

kategori baik. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aspek kemampuan

78

Page 79: Contoh Skripsi PTK Geografi

mengkontruksikan hasil pada proses pembelajaran rata-rata masuk dalam

kategori baik.

b) Tahap Elaborasi ( Data terlampir )

Tahap ini masuk dalam diskusi kelompok. Kriteria penilaian yang akan

diamati selama proses pembelajaran pada siklus 1 ini adalah kerjasama

kelompok atau individu, aktivitas diskusi, penguasaan materi, kemampuan

bertanya, kemampuan kerjasama tim, kemampuan menghargai dan

kemampuan menanggapi pertanyaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

masing-masing aspek sebagai berikut.

1) Kerjasama Kelompok atau Individu

Tabel 3.7

Kerjasama Kelompok atau Individu Pada Siklus II

No Indikator Ketercapaian

Frekuensi % Ketercapaian

1 Baik 19 76

2 Cukup Baik 6 24

3 Kurang Baik 0 0,00

Jumlah 25 100,00

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

Berdasarkan tabel 3.7 kerjasama kelompok atau individu maka perolehan

kategori pada umumnya berada pada kategori baik sebanyak 80 persen siswa,

dan kategori cukup baik 20 persen siswa. Dari tabel 3.7 dapat dibuat diagram

persentase kerjasama kelompok atau individu pada siklus II.

Diagram 3.4

Persentase Kerjasama Kelompok Atau Individu Pada Siklus II

79

Page 80: Contoh Skripsi PTK Geografi

Berdasarkan tabel 3.7 dan diagram 3.4 nampak bahwa terdapat variasi pada

aspek kerjasama kelompok atau tim pada siklus II, dimana adanya variasi

baik, cukup baik, dan kurang baik, dengan persentase tertinggi dalam kategori

baik. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aspek kerjasama kelompok

atau tim pada proses pembelajaran rata-rata masuk dalam kategori baik.

2) Aktivitas Diskusi

Setelah peneliti melakukan pengamatan terhadap aspek ini dan menemukan

bahwa selama kegiatan pembelajaran belangsung sebagian besar siswa selalu

aktif berdiskusi sebanyak 76 pesen siswa, sedangakan siswa cukup aktif 30

persen siswa. Untuk melihat lebih jelas mengenai keaktifan siswa dalam

diskusi pada siklus II ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.8

Aktivitas Diskusi Pada Siklus II

No Indikator

Ketercapaian

Frekuensi %

Ketercapaian

1 Aktif 19 76

2 Cukup aktif 6 24

3 Kurang aktif 0 0,00

Jumlah 25 100,00

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

80

Page 81: Contoh Skripsi PTK Geografi

Berikut merupakan diagram persentase aktivitas diskusi siswa pada siklus II

untuk melihat tingkat aktivitas diskusi pada siklus II

Diagram 3.5

Persentase Aktivitas Diskusi Pada Siklus II

Berdasarkan table 3.8 dan diagram 3.5 nampak bahwa terdapat variasi pada

aspek aktivitas diskusi pada siklus II, dimana adanya variasi baik, cukup baik,

dan kurang baik, dengan persentase tertinggi dalam kategori baik. Secara

keseluruhan dapat dikatakan bahwa aspek aktivitas diskusi pada proses

pembelajaran rata-rata masuk dalam kategori baik.

3) Penguasaan Materi

Penguasaan materi pembelajaran pada siklus II pada umumnya masuk

dalam kategori baik sebanyak 80 persen siswa, sedangkan 20 persen berada

pada kategori cukup baik.

Tabel 3.9

Penguasaan Materi Pada Siklus II

No Indikator

Ketercapaian

Frekuensi %

Ketercapaian

1 Baik 21 84

2 Cukup Baik 4 16

3 Kurang Baik 0 0,00

81

Page 82: Contoh Skripsi PTK Geografi

Jumlah 25 100,00

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

Dari tabel 3.9 dapat dibuat diagram persentase penguasaan materi pada

siklus II

Diagram 3.6

Persentase Penguasaan Materi Pada Siklus II

Berdasarkan tabel 3.9 dan diagram 3.6 nampak bahwa terdapat variasi pada

aspek penguasaan materi pada siklus II, dimana adanya variasi baik, cukup

baik, dan kurang baik, dengan persentase tertinggi dalam kategori baik.

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aspek penguasaan materi pada

proses pembelajaran rata-rata masuk dalam kategori baik.

4) Kemampuan Bertanya

Pada aspek ini, 72 persen siswa berada pada kategori baik, dan 28 persen

berada pada kategori cukup baik. Berdasarkan data yang ada disimpulkan

bahwa pembelajarn pada siklus II ini terkesan banyak siswa yang aktif untuk

bertanya. Diharapkan kondisi seperti ini harus dipertahankan karena

mempunyai pengaruh yang positif pada pribadi siswa yang bisa

meningkatkan Hasil belajar siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 4.1

Kemampuan Bertanya Pada Siklus II

No Indikator Ketercapaian

Frekuensi % Ketercapaian

82

Page 83: Contoh Skripsi PTK Geografi

1 Baik 18 72

2 Cukup Baik 7 28

3 Kurang Baik 0 0,00

Jumlah 25 100,00

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

Dari tabel 4.1 dapat dibuat diagram persentase kemampuan bertanya pada

siklus II

Diagram 3.7

Persentase Kemampuan Bertanya Pada Siklus II

Berdasarkan tabel 4.1 dan diagram 3.7 nampak bahwa terdapat variasi pada

aspek kemampuan bertanya pada siklus II, dimana adanya variasi baik, cukup

baik, dan kurang baik, dengan persentase tertinggi dalam kategori baik.

83

Page 84: Contoh Skripsi PTK Geografi

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aspek kemampuan bertanya pada

proses pembelajaran rata-rata masuk dalam kategori baik.

5) Kemampuan Menghargai

Aspek kemampuan menghargai siswa umumnya masuk pada kategori baik

sebanyak 84 persen siswa, sedangkan sebanyak 16 persen siswa berada pada

kategori cukup baik. Untuk lebih jelas mengenai kemampuan menghargai

pada siklus II dapat dilihat tabel berikut ini.

Tabel 4.2

Kemampuan Menghargai Pada Siklus II

No Indikator

Ketercapaian

Frekuensi %

Ketercapaian

1 Baik 21 84

2 Cukup Baik 4 16

3 Kurang Baik 0 0,00

Jumlah 25 100,00

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

Berikut merupakan diagram persentase kemampuan menghargai pada siklus

II untuk melihat tingkat kemampuan menghargai pada tahap konfirmasi.

Diagram 3.8

Persentase Kemampuan Menghargai Siklus II

84

Page 85: Contoh Skripsi PTK Geografi

Berdasarkan tabel 4.2 dan diagram 3.8 nampak bahwa terdapat variasi pada

aspek kemampuan menghargai pada siklus II, dimana adanya variasi baik,

cukup baik, dan kurang baik, dengan persentase tertinggi dalam kategori baik.

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aspek kemampuan menghargai

pada proses pembelajaran rata-rata masuk dalam kategori baik.

6) Kemampuan Menaggapi Pertanyaan

Pembelajaran pada siklus II berkaitan dengan aspek kemampuan

menanggapi yang dinilai adalah baik berupa pertanyaan maupun jawaban

mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Siswa yang berada pada

kategori baik sebanyak 88 persen dan kategori cukup baik hanya 12 persen.

Tabel 4.3

Kemampuan Menanggapi Pertanyaan Pada Siklus II

No Indikator Ketercapaian

Frekuensi % Ketercapaian

1 Baik 22 88

2 Cukup Baik 3 12

3 Kurang Baik 0 0,00

Jumlah 25 100,00

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

85

Page 86: Contoh Skripsi PTK Geografi

Dari tabel 4.3 dapat dibuat diagram persentase kemampuan menanggapi

pertanyaan pada siklus II

Diagram 3.8

Persentase Kemampuan Menanggapai Pertanyaan Pada Siklus II

Berdasarkan tabel 4.3 dan diagram 3.8 nampak bahwa terdapat variasi pada

aspek kemampuan menanggapi pertanyaan pada siklus II, dimana adanya

variasi baik, cukup baik, dan kurang baik, dengan persentase tertinggi dalam

kategori baik. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aspek kemampuan

menanggapi pertanyaan pada proses pembelajaran rata-rata masuk dalam

kategori baik.

c) Tahap Konfirmasi ( Data Terlampir)

Kriteria yang dinilai pada tahap konfirmasi adalah keseriusan dalam

melaksanakan, keaktifan bertanya, dan kemampuan menanggapi.

1) Keseriusan Dalam Melaksanakan

Berdasarkan hasil observasi pada tahap konfirmasi, banyak siswa yang baik

atau serius dalam melaksanakan sebanya 72 persen siswa, sedangkan 28

persen berada pada kategori cukup baik. Untuk melihat lebih jelasnya

mengenai keseriusan dalam melaksankan pada siklus II dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

Tabel 4.4

Keseriusan Dalam Melaksanakan Pada Siklus II

86

Page 87: Contoh Skripsi PTK Geografi

No Indikator

Ketercapaian

Frekuensi %

Ketercapaian

1 Baik 18 72

2 Cukup Baik 7 28

3 Kurang Baik 0 0,00

Jumlah 30 100,00

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

Dari tabel 4.4 dapat dibuat diagram persentase keseriusan dalam

melaksanakan pada siklus II.

Diagram 3.9

Persentase Keseriusan Dalam Melaksanakan Pada Siklus II

Berdasarkan tabel 4.4 dan diagram 3.9 nampak bahwa terdapat variasi pada

aspek keseriusan dalam melaksanakan pada siklus II, dimana adanya variasi

baik, cukup baik, dan kurang baik, dengan persentase tertinggi dalam kategori

baik. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aspek keseriusan dalam

melaksanakan pada proses pembelajaran rata-rata masuk dalam kategori baik

87

Page 88: Contoh Skripsi PTK Geografi

2) Keaktifan Bertanya

Hasil pengamatan untuk mengetahui kemampuan siswa mengenai keaktifan

bertanya pada tahap konfirmasi, indikator pencapainnya lebih dominan pada

kategori baik sebanyak 68 persen, sedangkan kategori cukup baik sebanyak

32 persen. Untuk melihat lebih jelas mengenai keaktifan pada siklus I dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.5

Keaktifan Bertanya Pada Siklus II

No Indikator

Ketercapaian

Frekuensi %

Ketercapaian

1 Baik 17 68

2 Cukup Baik 8 32

3 Kurang Baik 0 0,00

Jumlah 25 100,00

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

Berikut merupakan diagram persentase keaktifan bertanya pada tahap

konfirmasi siklus II.

Diagram 3.9

Persentase Keaktifan Bertanya Siklus II

88

Page 89: Contoh Skripsi PTK Geografi

Berdasarkan tabel 4.5 dan diagram 3.9 nampak bahwa terdapat variasi pada

aspek keaktifan bertanya pada siklus II, dimana adanya variasi baik, cukup

baik, dan kurang baik, dengan persentase tertinggi dalam kategori baik.

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aspek keaktifan bertanya pada

proses pembelajaran rata-rata masuk dalam kategori baik.

3) Kemampuan Menanggapi

Pada aspek ini siswa yang berada pada kategori baik sebanyak 68 persen

siswa, kategori cukup baik sebanyak 32 persen. Melihat perbandingan dari

kategori baik, cukup baik dan kurang baik, lebih mendominasi pada kategori

baik berarti pada aspek ini mengalami peningakatan. Untuk melihat lebih

jelas mengenai kemampuan menanggapi pada siklus II dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 4.6

Kemampuan Menanggapi Pada Siklus II

No Indikator Ketercapaian

Frekuensi % Ketercapaian

1 Baik 17 68

2 Cukup Baik 8 32

3 Kurang Baik 0 0,00

89

Page 90: Contoh Skripsi PTK Geografi

Jumlah 25 100,00

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

Berikut merupakan diagram persentase kemampuan menanggapi pada siklus

II untuk melihat tingkat kemampuan menanggapi pada tahap konfirmasi.

Diagram 4.1

Persentase Kemampuan Menanggapi Siklus II

Berdasarkan tabel 4.6 dan diagram 4.1 nampak bahwa terdapat variasi pada

aspek kemampuan menanggapi pada siklus II, dimana adanya variasi baik,

cukup baik, dan kurang baik, dengan persentase tertinggi dalam kategori baik.

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aspek kemampuan menanggapi

pada proses pembelajaran rata-rata masuk dalam kategori baik.

3) Tes Akhir Hasil Belajar Siswa Siklus II

Kegiatan pembelajaran pada siklus II diakhiri dengan evaluasi dalam bentuk

tes akhir untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui

persentase ketercapaain belajar siswa digunakan rumus sebagai berikut :

Nilai yang diperoleh kemudian dibagikan dalam tiga kategori berdasarkan

rentang nilai berikut yang dikemukakan oleh Ikhbal dalam Mongko 2012

sebagai berikut :

a. 0 - 59% (kategori rendah)

b. 60 - 69% (kategori sedang)

90

Page 91: Contoh Skripsi PTK Geografi

c.70 - 100% (kategori tinggi)

Tabel 4.7

Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Kategori

Siklus II

Frekuensi %

1 Tinggi 25 100,00

2 Sedang 0 0,00

3 Rendah 0 0,00

Nilai rata-rata 90,4

Kategori Tinggi

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

Diagram 4.2

Ketercapaian Hasil Belajar Siswa Siklus II

91

Page 92: Contoh Skripsi PTK Geografi

Dari tabel 4.7 menjelaskan bahwa persetasi belajar siswa umumnya semua

siswa masuk dalam kategori tinggi 100 persen. Rata–rata prestasi belajar

siswa pada siklus I adalah 90,4 persen berada pada kategori tinggi.

Siswa dikatakan meningkat prestasi belajarnya apabila sebanyak 80 persen

siswa mendapat nilai 75, sedangkan ketuntasan klasikal suatu kelas 90 persen

atau lebih siswa telah mencapai skor perorangan 75 keatas. Berdasarkan

KKM pada siklus II ketuntasan klasikal 96 persen sedangkan siswa yang

belum tuntas belajarnya 4 persen . Dari hasil tes pada siklus II dapat

disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model

pembelajaran Kooperatif Tipe STAD tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya

karena ketuntasan klasikal untuk suatu kelas sudah mencapai 90 persen.

d. Refleksi

Setelah pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, peneliti melakukan

refleksi kegiatan belajar tentang kinerja guru dan kinerja siswa. Dari hasil

refleksi bahwa kinerja guru semakin meningkat dari siklus sebelumnya,

dimana guru sudah memanfaatkan waktu secara efesien sedangkan kinerja

siswa dari tahap eksplorasi, tahap elaborasi dan tahap konfirmasi juga

mengalami peningkatan. Setiap aspek pembelajaran juga mengalami

peningkatan seperti kesiapan siswa, keseriusan siswa mengikuti pelajaran,

dan kemampuan bertanya semakin meningkat dibandingkan siklus I. Dalam

proses diskusi siswa juga berani bertanya dan percaya diri, hal ini karena

adanya motivasi dan penguatan dari guru.

92

Page 93: Contoh Skripsi PTK Geografi

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dianggap sudah cukup, karena

melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat

meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi lingkungan hidup.

Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar siswa kelas XI IPS ¹ SMA Negeri 9

Kupang yang mencapai nilai rata-rata di atas tolak ukur keberhasilan. Nilai

rata-rata 90,4 pesen, dengan ketuntasan belajar 96 persen .Pelaksanaan tes

untuk siklus II masih ada 4 persen siswa yang belum tuntas. Namun peneliti

sudah memberikan remedial sehingga siswa bisa tuntas belajarnya.

Dilihat dari hasil refleksi pada siklus II ini secara keseluruhan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ini dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS ¹ SMA Negeri 9 Kupang tahun

pelajaran 2013/2014 pada materi ajar mengenai lingkungan hidup.

1. Perkembangan

Tujuan dari penelitian juga mengetahui perkembangan hasil belajar siswa

setelah diterapkannya model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada

materi pokok lingkungan hidup.

Perkembangan hasil belajar siswa dapat dilihat dari perbandingan kinerja

guru selama pelaksanaan pembelajaran dari siklus I sampai pada siklus II, dan

kinerja siswa selama proses pembelajaran mulai dari tahap eksplorasi,

elaborasi dan tahap konfirmasi.

Berdasarkan hasil observasi selama kegiatan pembelajaran pada siklus I dan

siklus II peneliti telah berhasil menerapkan model pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD dari siklus I dengan kategori sedang 65,83 persen kemudian

meningkat pada siklus II dengan kategori tinggi atau 92,50 persen.

Peningkatan dari siklus I ke siklus II sebanyak 26,67 persen.

Untuk melihat secara jelas mengenai perkembangan kinerja guru selama

pembelajaran dapat dilihat pada diagram berikut.

Diagram 4.3

Perbandingan Kinerja Guru Pada Siklus I Dan Siklus II

93

Page 94: Contoh Skripsi PTK Geografi

Sedangkan perkembangan kinerja siswa selama proses pembelajaran dari

tahap eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi juga mengingkat dari siklus I ke

siklus II. Rata- rata kinerja siswa siklus I yaitu 2,03 persen berada pada

kategori cukup baik, dan rata-rata kinerja siswa pada siklus ke II yaitu 3,00

persen berada pada kategori baik. Untuk melihat secara jelas mengenai

perkembangan kinerja siswa dapat dilihat pada diagram perbandingan kinerja

siswa berikut ini.

Diagram 4.4

Perbandingan Kinerja Siswa Pada Siklus I Dan Siklus II

Perkembangan hasil belajar siswa juga meningkat dari pra siklus, siklus I ke

siklus II. Pada siklus I rata-rata prestasi belajar berada pada kategori tinggi

yaitu 72,4 persen dan pada siklus II rata-rata hasil belajar berada kategori

tinggi 90,4 persen. Peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus 36,4

sedangkan dari siklus I ke siklus II naik 18,04 persen. Perbandingannnya

dapat dilihat pada diagram berikut.

Diagram 4.5

Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I Dan

94

Page 95: Contoh Skripsi PTK Geografi

Siklus II

2. Pembahasan

Hasil belajar siswa selama kegiatan pembelajaran dengan penerapan model

pembelajaran Kooperatif Tipe STAD menujukan adanya peningkatan.

Peningkatan hasil belajar siswa juga diikuti meningkatnya akitvitas yang

positif peserta didik. Aktivitas tesebut antara lain, mendengar dan

memperhatikan guru, menulis hal-hal penting yang berkaitan dengan materi

yang diselidiki, kerjasama tim dalam mengerjakan tugas kelompok,

mempersentasikan hasil kelompok, dan kesungguhan dalam melaksanakan

evaluasi.

Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

siswa sekaligus melihat perkembangan prestasi belajar setalah diterapkannya

model pembelajaran Student Teams Achievment Division ( STAD )

Kegiatan pembelajaran pada pra siklus menujukan hasil belajar peseta didik

tegolong kategori rendah, dan kegiatan pembelajaran pada siklus I

menunjukan bahwa hasil belajar siswa tegolong kategori tinggi yakni 72,4

persen. Adapun hal-hal yang dialami saat peneliti melakukan penelitian

tidakan kelas antar lain, peneliti belum bisa mengkondisikan peserta didik di

kelas, terutama pada kegiatan presentasi di kelas sehingga kurang konduktif.

Ketika kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran Student

95

Page 96: Contoh Skripsi PTK Geografi

Teams Achievment Division ( STAD ), peneliti masih terlihat belum

maksimal dalam penerapanya sehingga waktu yang digunakan belum efektif,

banyak siswa yang belum aktif bertanya, menanggapi pertanyaan atau

masukan selama kegiatan diskusi, karena masih kurang percaya diri banyak

siswa cendrung hanya menjadi penonton saat kelompok lain

mempresentasikan hasil investigasinya, sehingga membuat diskusi menjadi

kurang menarik.

Kegiatan pembelajaran pada siklus II menujukan bahwa hasil belajar siswa

mulai mengalami peningkatan dimana rata-rata hasil belajar siswa adalah

90,4 persen, masuk dalam kategori tinggi. Peningkatan dari siklus I ke siklus

II yaitu 18,04 persen. Peningkatan terjadi karena peneliti telah belajar dari

pengalaman ketika di siklus I, dan memperbaikinya pada siklus II sehingga

siswa memperlihatkan perubahan sikap dan tingkah laku dalam bertindak

dalam kegiatan belajar megajar. Kondisi seperti ini yang diharapkan para ahli

pendidikan yang mendefiniskan belajar, menurut Winkel (1996 : 53) belajar

adalah suatu akivitas mental psiksi yang berlangsung dalam interaktif aktif

dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahun pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Karektersistik model

pembelajaran Student Teams Achievment Division ( STAD ) menujukan

hasil yang memuaskan peserta didik biasanya pasif dalam kegiatan

pembelajaran, menjadi aktif dan lebih berani mengajukan atau menjawab

pertanyaan baik dari guru maupun dari teman-temannya. Peserta didik dapat

meningkatkan kerjasama didalam kelompok selama kegiatan proses belajar

berlangsung.

Peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus, siklus I ke, siklus II ini dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ini sangat

cocok untuk diterapkan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada

materi pokok lingkungan hidup di kelas XI IPS¹ SMA Negeri 9 Kupang,

karena pembelajaran ini membuat suasan saling kerja sama dan berinteraksi

antara siswa dengan kelompok kemampuan baik berkomunikasi, dan adanya

96

Page 97: Contoh Skripsi PTK Geografi

motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses pembelajaran

sehingga suasan belajar terasa lebih efektif.

BAB V

`PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan tujuan diadakan penelitian ini maka, dapat disimpulkan

bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-

Achievement Division (STAD) telah meningkatkan hasil belajar siswa di kelas

XI IPS¹ SMA Negeri 9 Kupang dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang. Hal

ini dijelaskan oleh hasil penelitian bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar

yang baik yang diindikasikan oleh ketuntasan belajar dari 15 orang siswa

yang tuntas pada siklus I menjadi 24 orang siswa pada siklus II. Hal ini

didukung oleh kinerja diskusi siswa yang sangat antusias dalam menjalankan

proses diskusi kooperatif. Hasil penelitian ini pula telah membawa implikasi

terhadap beberapa refleksi sebagai berikut :

1. Metode diskusi kelompok merupakan salah satu bentuk dari teknik

pembelajaran yang dilakukan secara kelompok untuk memecahkan masalah

atau memacu timbulnya pemikiran baru yang bersumber dari proses diskusi.

97

Page 98: Contoh Skripsi PTK Geografi

2. Metode diskusi kelompok jika dilakukan dengan memperhatikan kinerja

partisipasi siswa dalam kemampuan kerjasama, aktivitas diskusi, penguasaan

materi, kemampuan bertanya dan menanggapi pertanyaan khususnya pada

materi Lingkungan Hidup.

3. Penerapan metode diskusi kelompok yang tepat dapat menumbuhkan dan

mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan saling

komunikatif antar siswa maupun dengan guru matapelajaran geografi.

4. Ketersedian buku-buku geografi atau buku penunjang lainnya yang tersedia

diperpustakaan sekolah sebaiknya digunakan dengan sebaik-baiknya demi

kelancaran berdiskusi kelompok.

5. Proses pembelajaran geografi dikelas juga ditunjang oleh profesionalisme

seorang guru yang mampu mengendalikan situasi diskusi.

B. Saran

Berdasarkan simpulan, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai

berikut :

1. Penerapan metode diskusi kelompok sebaiknya dilakukan oleh guru-guru

matapelajaran, khususnya guru yang berprofesi seorang pengajar geografi

karena model pembelajaran tipe Student Teams Achievment Division

(STAD) adalah model pembelajaran terbaru dan dibutuhkan keterampilan

khusus untuk menerapkannya di kelas.

2. Hasil penelitian hendaknya direspon secara positif oleh guru – guru

khususnya guru geografi karena dapat membina dan melatih siswa untuk

berpikir kritis, kreatif dan membangun komunikasi dengan teman maupun

guru dikelas khususnya dalam pembelajaran geografi dengan menerapkan

metode diskusi kelompok.

3. Guru dapat memilih metode dan teknik mengajar yang tepat dan relevan agar

suasana belajar dikelas tetap hidup dan saling komunikatif antara siswa

98

Page 99: Contoh Skripsi PTK Geografi

dengan siswa, siswa dengan guru dan sebaliknya dan mengurangi metode

ceramah.

4. Guru sebagai pengajar agar lebih bersemangat dan aktif dalam memberikan

motivasi kepada siswa mulai dari teknik belajar sampai dengan proses diskusi

kelompok yang baik.

5. Sekolah hendaknya menyediakan fasilitas buku-buku pelajaran dan buku-

buku penunjang lainnya sehingga memperlancar proses belajar mengajar

karena masalah ketidaktuntasan belajar siswa pada kelas XI IPS¹ dipengaruhi

juga oleh keterbatasan buku-buku geografi sebagai penunjang dalam proses

belajar di kelas sehingga mengakibatkan prestasi belajar mereka rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Sumarsih.,dkk. 2007, Kompetensi Guru Madrasah, Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama.

Arikunto, Suharsimi, 2009, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi), Jakarta: Bumi Aksara

B. Uno, Hamzah, 2007, Model Pembelajaran. Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara

Bell Gredler, E. Margaret. 1991. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta : CV. Rajawali.

Degeng, INS. 2001. Karakteristik belajar mahasiswa di Perguruan Tinggi di Indonesia. Dihimpun oleh Ahmad Syahid, Kumpulan Bahan Pembelajaran Menuju pribadi unggul lewat perbaikan kualitas pembelajaran di perguruan tinggi. Malang : LP3-UM.

David W. Johnson, Roger T. Johnson dan Mary Beth Stanne (2000). Cooperative Learning Metode: Sebuah Meta-Analysis. Univer-sity of Minnesota.

Depdiknas, 2007, Pembelajaran inovatif dan Partisipatif, Jakarta: Direktorat

99

Page 100: Contoh Skripsi PTK Geografi

Ketenagaan, Dikti Depertemen Pendidikan Nasional.

Djamarah. 1994. Prestasi belajar dan kompetensi guru. Surabaya: Usaha NasionalGinnis, Paul, 2008, Trik dan Taktik Mengajar, Strategi Meningkatkan Pencapaian Pengajaran Di Kelas, Jakarta: IKAPI

Hamalik, O. 2007, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara

Heuken. 1990. Aku Berhasil Dalam Studi. Yogyakarta: Cita Loka Ceraka

I. G. K. Wardani, 2007, Penelitian Tindakan Kelas Universitas Terbuka.

Ibrahim, M. et, all. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya Press. 

Isjoni, 2007, Cooperatif Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung : Alfa Beta

Johnson, D.W. & Johnson, R.T. 1994. Learning Together and Alone: Cooperative, Competitive, and Individualistic Learning, Fourth Edition. Massachusets : Allyn & Bacon.

Kaluge, Agapitus, H. 2005. Pengembangan Model penilaian Aktivitas Belajar Matematika Yang Komperensif Dan Kontinu Pada Pembelajaran Kooperatif Di SMP. Universitas Negeri Surabaya.

Muslich, Masnur, 2008, KTSP, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontektual, Jakarta: Bumi Aksara

Muslich, 2009, Melaksanakan PTK itu Mudah, Jakarta : Bumi Aksara

Piaget, J. (1954). "Pembangunan realitas pada anak". New York: Basic Books

Rahmadiarti, F. 2003. Pembelajaran Kooperatif.  Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Sanjaya, Wina, 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana.

Sanjaya, 2009, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana.

Sivegar, Eveline., Prawiradilaga, 2004, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta : Prena Media Group.

100

Page 101: Contoh Skripsi PTK Geografi

Sudjana, Nana, 2012, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Slavin, R. E. 1995. Cooperative learning. Second edition. Boston: Allyn and Bacon.

Slavin, Robert E. 1995. Pendidikan Psikologi. Amerika Serikat: Allan dan Bacon.

Djamarah Syaiful Bahri Drs, 2002. Psikologi Belajar. Jakarta, CV Rineka Cipta.

Winkel (1996 : 53). Belajar dan Membelajarkan. Jakarta : CV. Rajawali

Www.Dikti.go.id/files/atur/UU20-2003 Sisdiknas.pdf UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, pasal 36, diakses 25 April 2014.

101