contoh laporan ptk pba "optimalisasi metode jahriyah dalam pemahaman kitab kuning"
DESCRIPTION
mari berbagi ilmuTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Belajar Qiroatul Kitab adalah belajar tentang membaca kitab-kitab klasik
berbahasa Arab yang mana bertujuan untuk memahami isi kandungannya, dan
biasanya literature yang digunakan adalah rumpun materi Fiqh. Namun dalam
prakteknya bermunculan masalah yang sangat kompleks baik dari peserta didik -
kurangnya kosakata bahasa Arab dalam rumpun Fiqh-, rasional waktu -yang mana
materi ini hanya sebagai materi mulok sehingga mendapat porsi yang sangat
sedikit berbeda dengan materi-materi yang menjadi materi Ujian Nasional, yang
justru di kelas akhir (IX) ini mendapat porsi yang lebih banyak daripada pelajaran
lainnya. Sehingga menyebabkan peserta didik lebih terbiasa dalam materi UN dari
pada materi Qiro’atul Kitab. Padahal, walaupun berposisi sebagai pelajaran
mulok, materi ini juga dijadikan materi yang fundamental dalam ujian kelulusan
dibuktikan dipisahkannya ujian materi Qiro’atul Kitab ini dari ujian yang lain. Hal
ini dikarenakan Madrasah yang diteliti ( MTs. X) adalah salah satu madrasah
yang berada di bawah naungan pondok pesantren yang semi modern, yang salah
satu Visinya adalah “Unggul dan terampil membaca dan memahami literatur
bahasa Arab”1 . Dari sini sehingga materi ini menjadi momok yang sangat
ditakuti oleh hamper keseluruhan peserta didik di Madarasah ini atau bahkan di
komunitas santri di berbagai wilayah (bc. Madrasah dan Pesantren).
Praktek atau penerapan Qiro’ah Jahriyah pada setiap pertemuan ini dapat
menghasilkan optimalnya pembelajaran Qiro’atul Kitab karena peserta didik
berulang-ulang membacakan secara seerentak materi yang harus dihafal dan
difahami.
Di MTs. X, terdapat materi Qiro’atul Kitab yang menggunakan metode
Jahriyah. Terutama para peserta didik sudah dibiasakan menggunakan metode ini.
Sehingga diharapkan penerapan metode Jahriyah ini dapat mengoptimalkan
pemahaman materi Qiro’atul Kitab dan tidak menemukan banyak kendala.
1---------Kurikulum KTSP (Revisi) Madrasah Tsanawiyah Fattah Hasyim Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang Tahun Pelajaran 2011-2012, P.6
Melalui metode Jahriyah pada materi Qiro’atul Kitab ini peserta didik hanya
membacakan kembali secara serempak apa yang telah dibacakan guru dan
mengulang-ulangnya, serta menghafalkannya. Setelah itu membacakan secara
individu di hadapan guru untuk selanjutnya dapat dideteksi dan
diketahuipemahaman mereka melalui instrumen berupa sejumlah pertanyaan di
dalam LKS ataupun berupa tes di awal pelajaran (pre test) dan di akhir pelajaran
(post test), juga informasi yang diperoleh melalui lembar observasi.
B. RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
1. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi masalah utama adalah kurang
optimalnya siswi kelas IX MTs. X dalam mata pelajaran Qiro’atul Kitab. Masalah
tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: ” Apakah penggunaan metode
Jahriyah dapat meningkatkan hasil belajar siswi kelas XII MTs. X dalam mata
pelajaran Qiroatul Kitab?”.
2. Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi permasalahan di atas, dapat dilakukan dengan menggunakan
metode Jahriyah yang menjadikan siswi lebih termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran Qiro’atul Kitab dan meminimalisir rasa kantuk siswi sehingga
menjadikan mereka antusias serta merasa senang dalam materi Qiro’atul Kitab ini
karena dibaca serentak dan menggunakan suara lantang. Oleh karena itu, peneliti
merumuskan hipotesis tindakan ”Metode Jahriyah” dapat meningkatkan
pemahaman siswi dalam pembelajaran Qiro’atul Kitab.
Indikator keberhasilan yang akan diukur dalam penelitian ini adalah meningkatnya
pemahaman siswi yang diukur melalui pre test dan post test serta proses pembelajaran
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengatasi kesulitan siswi
sekaligus membantu siswi Kelas IX MTs. X dalam meningkatkan pemahaman
materi Qiroatul Kitab. Secara Khusus tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui:
1. Mengetahui sejauh mana peran metode Jahriyah dalam mata pelajaran
Qiroatul Kitab pada siswi kelas XII MTs. X
2. Mengetahui cara pengoptimalisasian metode Jahriyah pada mata pelajaran
Qiroatul Kitab pada siswi kelas XII MTs. X
D. MANFAAT HASIL PENELITIAN
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam upaya
meningkatkan pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama, khususnya pada
KBM mata pelajaran Qiroatul Kitab di kelas IX A dan B putri MTs. X. Adapun
secara detail manfaat yang diharapkan dari penelitian ini di antaranya adalah:
1. Manfaat bagi guru
a. Guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melaksanakan upaya
inovatif dalam menyampaikan materi Qiroatul Kitab
b. Meningkatkan kemampuan guru dalam mengatasi setiap problematika
yang muncul dari siswa
c. Dapat meningkatkan minat guru untuk melakukan penelitian tindakan
kelas
d. Membantu guru dalam merancang strategi dan metode pembelajaran
yang tepat
2. Manfaat bagi siswa
a. Tumbuhnya motifasi siswa dalam proses pembelajaran
b. Meningkatnya hasil belajar siswa baik aspek kognitif maupun afektif
c. Memudahkan siswa dalam menangkap pehaman yang diberikan oleh
guru
d. Meningkatnya kektifan siswa dalam mengikuti pembelajaran materi
Qiroatul Kitab
3. Manfaat bagi lembaga
a. Meningkatnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran Qiroatul Kitab
b. Tumbuhnya motifasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran
yang bermutu
c. Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa aktif di sekolah
4. Manfaat bagi khazanah pengetahuan
Penelitian sangat diharapkan memberi konstribusi bagi perkembangan
khazanah pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan (pengembangan
metode pembelajaran sejarah kebudayaan islam).
BAB II
Penerapan Metode Jahriyah Untuk Mengoptimalkan Pemahaman Siswi Kelas
IX MTs. X Tahun Pelajaran 2013/2014 Pada Materi Qiro’atul Kitab
A. Kajian Teori
1. Metode Jahriyah
a. Kedudukan Metode Dalam Pembelajaran
Metode pembelajaran (thariqah al-tadris/teaching methode) adalah tingkat
perencanaan program yang bersifat menyeluruh yang berhubungan erat dengan
langkah-langkah penyampaian materi pelajaran secara prosedural, tidak saling
bertetangan, dan tidak bertentangan dengan pendekat (‘Abd al- Raziq, 2007).
Dengan kata lain metode adalah langkah-langkah umum tentang penerapan teori-
teori yang ada pada pendekatan tertentu. Dalam tingkatan ini diadakan pilihan-
pilihan tentang keterampilan-keterampilan khusus mana yang harus diajarkan.2
Ketepatan dalam memilih metode sangat menentukan keberhasilan penggunaan
metode pembelajaran tersebut. Adapun hal-hal yang harus dijadikan
pertimbangan dalam penggunaan sebuah metode pembelajaran, yaitu
sebagaimana berikut:
a. Hendaknya metode yang akan digunakan sesuai dengan karakter siswa,
tingakat perkembangan akalnya, serta kondisi sosial yang melingkupi
kehidupan mereka.
b. Guru memperhatikan kaidah umum dalam menyampaikan pelajaran seperti
kaidah bertahap dari yang mudah ke yang sulit, dari yang sederhana ke yang
rumit, dari yang jelas ke yang membutuhkan interpretasi, serta dari yang
konkret ke yang bersifat abstrak.
c. Mempertimbangkan perbedaan kemampuan siswa baik aspek kognitif, afektif
maupun psikomotorik.
d. Bisa menciptakan situasi siswa yang kondusif sepanjang tahapan-tahapan
pelajaran, sekiranya bisa mengikut sertakan siswa dalam mendapatkan
pertanyaan dan menyampaikan jawaban, mengemukakan pikiran dan
2 Acep hermawan. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2011), p. 168
pengalaman yang lalu, serta menjauhkan hal-hal yang bisa mengakibatkan
siswa berpaling dari pelajaran dan mendatangkan kejenuhan.
e. Menumbuhkan konsentrasi dan motifasi siswa serta membangkitkan sikap
kreatif.
f. Metode yang dipakai bisa menjadikan pembelajaran seperti permainan yang
menyenangkan dan aktifitas yang bermanfaat.
g. Hendaknya metode yang menganut dasar-dasar pembelajaran, seperti
pemberian reward dan sanksi, latihan, senang, dan mampu untuk melakukan
sesuatu.3
b. Latar Belakang Metode Membaca
Metode ini lahir dari pemikiran para ahli pengajaran bahasa asing pada
awal abad 20. teori ini dipelopori oleh bebrapa pendidik Inggris dan Amerika.
West (1926) yang mengajar bahasa Inggris di India, berpendapat bahwa belajar
membaca secara lancer jauh lebih penting bagi orang-orang India yang belajar
bahasa Inggris ketimbang berbicara. West menganjurkan suatu penekanan padsa
membaca buku hanya karena dia menganggap hal itu sebagai keterampilan yang
paling bermanfaat yang harus diperoleh dalam bahasa asing, tetapi juga karena hal
itulah yang paling mudah, suatu keterampilan dengan nilai tambah yang paling
besar pada siswa pada tahap – tahap awal pembelajaran bahasa. Mendasarkan
dirinya pada karya “Teacher’s Word Book” (1921), West menepa para pembaca
dengan sejumlah kosa kata terkontrol dan ulangan secara teratur bagi kata-kata
baru.4 Dalam laporan hasil penelitian Coleman dan kawan-kawan tahun 1929,
seperti dituturkan Nababan (1993: 19 ) dianjurkan bahwa tujuan pengajaran
bahasa asing yang realistis adalah tercapainyaketerampilan membaca, maka perlu
digunakan metode membaca (thariqah al-qiraah/ reading methode). Hasil laporan
ini adalah bahwa tujuan utama program-program bahasa sebagai bahasa asing
adalah diganti menjadi keterampilan membaca.5
3 Abdul Hamid, Uril Baharudin, Bisyri Mustofa. Pembelajaran Bahasa Arab. (Malang : UIN Malang Press, 2008), cet. I,P.16-17
4 M. Abdul Hamid, Uril Baharuddin, Bisri Mustofa, Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN Malang Press, 2008 ) P.30-31
5Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, ( Bandung : Rosda Karya, 2011 ), P.192
Keterampilan membaca ( maharah al-qira’ah/ reading skill) adalah kemampuan
mengenali dan memahami isi sesuatu yang tertulis (lambang-lambang tertulis)
dengan melafalkan atau mencernanya di dalam hati. Membaca hakikatnya adalah
proses komunikasi antara pembaca dan penulis melalui teks yang ditulisnya, maka
secara lansung di dalamnya ada hubungan kognitif antara bahasa lisan dengan
bahasa tulis. Tarigan (1994/ III: 7) melihat bahwa membaca adalah proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa
tulis.membaca dengan demikian melibatkan tiga unsur, yaitu makna, dan simbol
tertulis sebagai unsur visual. Perpindahan simbol tertulis ke dalam bahasa ujaran
itulah, menurut Ibrahim (1962: 57), disebut membaca.6
Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali
dan pembacaan sandi (a recording and decoding prosess), berlainan dengan
berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah
aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis
(written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang
mencakup pengubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna
(Anderson 1972: 209-210). 7
c. Konsep Dasar Metode Jahriyah
Membaca nyaring adalah membaca dengan melafalkan atau menyuarakan simbol-
simbol tertulis berupa kata-kata atau kalimat yang dibaca. Latihan membaca ini
lebih cocok diberikan kepada pelajar tingkat pemula.8
Untuk keefektifan pembelajaran membaca nyaring, ada beberapa hal – hal
yang perlu diperhatikan oleh guru. Di antaranya adalah:
a.) Dalam memulai kegiatan membaca, guru hendaknya memilih peserta
didik yang bagus bacaannya. Hal ini dimaksudkan selain untuk
percontohan bagi teman-temannya, juga akan turut memberikan semangat
mereka untuk membaca.
6 Ibid, Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, p. 143
7 Umdah, (online), http://umdahmusyaroh.blogspot.com/2011/06/penelitian-pendidikan-bahasa-arab.html, diunduh pada 12/17/2013 pukul 09.20 wib, lihat Henry Guntur Tarigan. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), hlm. 78 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, p.144
b.) Sebaiknya gurur menyuruh peserta didik untuk membca di depan kelas,
dan sesekali membagikan pandangan kepada teman-temannya saat
membaca.
c.) Hendaknya guru mampu menciptakan kelas yang turut serta menjadi
pengoreksi kesalahan bacaan. Dalam arti semua peserta didik harus
terlibat memperhatikan bacaan pelajar yang diperintahkan membaca.
d.) Tidak diperkenankan guru menyuruh membaca terlalu lama sebab akan
cepat melelahkan. Demikian juga porsi waktu yang digunakan untuk
membaca nyaring tidak terlalu lama, sehingga tidak menyita porsi untuk
mengajarkan keterampilan yang lain.
e.) Untuk menanamkan kemampuan memahami bacaan, di akhir bacaan
hendaknya guru mengajak berdiskusi kepada para peserta didik tentang isi
bacaan.9
2. Manfaat Metode Jahriyah
Metode membaca adalah metode yang muncul karena ketidakpuasan
khususnya terhadap metode langsung. Jika melihat konsep dasarnya yang
meyakini penguasaan kosakata sebagai modal awal lalu pemahaman.
Di antara aspek kelebihannya adalah:
a. Memberikan kemampuan membaca yang baik kepada para pelajar
bahasa asing baik membaca nyaring yang melibatkan pengucapan,
maupun membaca pemahaman.
b. Membaca yang baik adalah komunikasi pembaca dengan bahan
bacaan. Komunikasi ini adalah modal untuk memahami isi bacaan
dengan baik.
c. Kemampuan membaca yang tinggi memudahkan pembaca unutk
memahami budaya bahasa asing yang dipelajari. Pemadahan budaya
asing yang dipelajari adalah salah satu syarat non-linguistik yang perlu
dimiliki oleh setiap pelajar bahasa asing.10
9 Muhammad Ali Al-Khuli, Asalib Tadris al-Lughah al-‘Arabiyah, (Riyadh: al-Mamlakah al-‘Arabiyah al-Su’udiyah, 1982), P. 117-118
10 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, p. 195
Adapun tujuan dari membaca nyaring ini adalah agar pelajar
mampu melafalkan bacaan dengan baik sesuai dengan sistem bunyi dalam
bahasa Arab, selain itu ada beberapa keuntungan dari membaca nyaring,
antara lain :
a) Menambah kepercayaan diri pelajar.
b) Kesalahan-kesalahan dalam melafalkan dapat langsung di perbaiki
oleh guru.
c) Memperkuat disiplin dalam kelas, karena pelajar berperan aktif
dalam kelas.
d) Memberi kesempatan kepada pelajar untuk menghubungkan lafal
dengan ortografi (tulisan).
e) Melatih pelajar untuk membaca dalam kelompok-kelompok.11
3. Konsep Dasar Qiroatul Kitab
Di kalangan pesantren, kitab-kitab Islam klasik sering disebut kitab
kuning, karena warna kertas edisi-edisi kitab kebanyakan berwarna kuning.12
Kitab kuning merupakan kitab-kitab keagamaan berbahasa Arab, sebagai
produk pemikiran ulama-ulama masa lampau (al-salaf) yang ditulis dengan
format khas pra modern, sebelum abad ke-17-an M. atau disebut juga dengan
“kitab gundul” karena huruf-huruf yang ada di dalamnya kebanyakan tidak
memakai harakat (tanda baca), yang biasa disebut dengan gundul. Untuk bisa
membacanya dibutuhkan keahlian tersendiri dengan kematangan ilmu nahwu,
sharaf dan balaghah.13
Menurut Dhofier pada masa lalu, pengajaran kitab-kitab Islam klasik
merupakan satu-satunya pengajaran formal yang diberikan dalam lingkungan
pesantren. Pada saat ini, kebanyakan pesantren telah mengambil pengajaran
pengetahuan umum sebagai suatu bagian yang juga penting dalam pendidikan
11 Rosian, (online), http://artikelberserakan.blogspot.com/2012/11/keterampilan-membaca.html, diakses pada 12/17/2013 pukul 09.20, juga lihat Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, p. 144-14512 Jazim Hamdi, Mustafa Lutfi, Enterpreneurship Kaum Sarungan, p. 149, Jakarta: Khalifa, 2010
13 Soeleiman Fadeli, Mohammad Subhan, Antologi NU Buku 1, p. 128, Surabaya: Khalista, 2008
pesantren, namun pengajaran kitab-kitab Islam klasik masih diberi
kepentingan tinggi. Pada umumnya, pelajaran dimulai dengan kitab-kitab
yang lebih mendalam dan tingkatan suatu pesantren bisa diketahui dari jenis
kitab-kitab yang diajarkan.14
Kitab-kitab klasik yang diajarkan di pesantren dapat digolongkan
kepada (8) kelompok, antara lain menyangkut materi: (a) Nahwu atau Sharaf
(b) Fiqh (c) Ushul Fiqh (d) Hadits (e) Tafsir (f) Tauhid (g) Tasawwuf dan
Akhlak (h) Etika, serta cabang-cabang ilmu lainnya seperti tarikh atau sejarah
dan balaghah atau sastra Arab.15
Adapun yang dinamakan Qiroatul Kitab di sini adalah membaca kitab-
kitab klasik tersebut dengan tanpa harakah dan makna, selanjutnya
memahami maksud dari kalimah-kalimah yang telah dibaca dan ilmu
gramatikanya.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Bahasa adalah sarana dalam menyampaikan informasi. Satuan bahasa terkecil
adalah kosa kata, dan setiap makna kosa kata akan menentukan makna kalimat,
maka kosa kata merupakan unsur yang sangat menentukan bahasa. Oleh sebab itu
kosa kata adalah salah satu komponen pengajaran bahasa yang paling penting.
Metode membaca adalah penguasaan bahasa asing dengan memulainya dari
penguasaan unsur bahasa yang terkecil yaitu kosakata, yang didahului oleh latihan
pengucapan yang benar, lalu pemahaman. Penguasaan unsur bahasa yang terkecil
14 Jazim Hamdi, Mustafa Lutfi, Enterpreneurship Kaum Sarungan,p. 149
15 Haidar Putra Daulay, Historisitas Dan Eksistensi Pesantren, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001, Sekolah Dan Madrasah, p. 18-19, dan Soeleiman Fadeli, Mohammad Subhan, Antologi NU Buku 1, p. 134
akan menentukan penguasaan bahasa secara keseluruhan. Sedangkan pengucapan
kata dan pelafalan kalimat yang baik dan benar merupakan modal dasar membaca
yang baik dan benar. Mengajarkan materi Qiro’atul Kitab dengan Metode
membaca Jahriyah atau biasa disebut membaca nyaring / oral reading adalah
merupakn kegiatan yang banyak dilatihkan. Kemampuan ini dipandang dapat
membantu para pelajar/ mahasiswa dalam pengungkapan lisan. Sedangkan
penguasaan kaidah gramatika merupakan kemampuan yang dikembangkan
kemudian, itu juga kaidah-kaidah yang sekiranya diperlukan oleh pembaca di
dalam membaca. Demikian juga latihan penerapan kaidah dalam kalimat,
mendapat porsi yang sedikit (Al-Naqah, 1978: 44). Itulah sebabnya tujuan utama
metode ini adalah menanamkan kemampuan membaca teks-teks bahasa asing
dengan mudah tanpa harus menerjemahkan baik secara lisan maupun tulis ke
dalam bahasa pelajar, tetapi langsung mencerna isi yang terkandung oleh teks
bahasa asing ( Badri, 1986: 10 ).16
Menurut Robbins (1996:198), motivasi adalah kesediaan untuk melakukan
upaya yang kuat ke arah tujuan organisasi yang dikondisikan untuk memenuhi
kebutuhan individu. Sedangkan Sweeney Mc. Farlan (2002:85), menyatakan
bahwa motivasi adalah proses menggunakan pemicu untuk meningkatkan usaha
pekerja sesuai alur perilaku untuk mencapai tujuan. Demikian pula Kinicki dan
Kreitner (2003:248) yang beranggapan bahwa motivasi adalah proses-proses
psikologis yang diperlukan untuk mengarahkan dan menetapkan tindakan
sukarela yang mengarah pada tujuan.17
Pendapat para ahli tentang motivasi seperti tersebut di atas merupakan dasar
bagi seseorang, termasuk siswa untuk mau dan senang melakukan dan
mempelajari sesuatu sehingga penggunaan dan pemilihan media pembelajaran
yang tepat dan sesuai dengan konsep yang akan dibelajarkan diharapkan dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar yang pada akhirnya akan berpengaruh
pula terhadap optimalnya pemahamanhad siswa terhadap materi pelajaran.
C. Kerangka Pikir
16 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, p. 193-194
17 Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), cet II, P. 179
Kitab-kitab kuning adalah kitab-kitab klasik yang ditulis oleh para ulama abad
pertengahan dan merupakan kitab mu’tabarah (dianggap layak untuk dijadikan
bacaan wajib) di pesantren dan masyarakat Nahdliyin (warga NU).18
Materi Qiroatul Kitab yang diterapkkan pada Madrasah Tsanawiyah Fattah
Hasyim ini menggunakan buku pegangan wajib yang berupa kitab kuning rumpun
Fiqh berjudul Matn al-Ghayah Wa al-Taqrib karangan Syekh Abu Syuja’. Kitab ini
merupakan kitab Fiqh untuk para pemula dan sangat penting dikaji untuk mengerti
dan memahami ilmu Fiqh sebagai landasan beribadah yang benar. Dengan pelafalan
atau penyuaraan simbol-simbol tertulis berupa kata-kata atau kalimat yang dibaca,
diharapkan semakin menguatkan daya ingat siswa di samping adanya motivasi yang
timbul setelah membaca bersama-sama dengan keras dan mendengarkan bacaan
teman-temannya yang merangsang pandangan dan konsentrasi mereka.
Guru sebagai fasilitator dan motivator berperan menyediakan layanan informasi
yang memadai tentang materi pelajaran yang diajarkannya. Keaktifan siswa dalam
belajar adalah hal yang penting sehingga dalam pelaksanaan Metode Jahriyah ini
berfungsi untuk penguatan konsep yang dibelajarkan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
1. waktu Penelitian
penelitian dilakukan pada minggu ketiga bulan September hingga minggu terakhir
bulan Desember.
18 Shonhaji Soleh, Arus Baru NU, (Surabaya: JP Books, 2004), p.31
2. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di MTs. X. Pemilihan sekolah ini
bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran mata
pelajaran Qiro’atul Kitab di madrasah tersebut.
B. Populasi dan Sampel
Sebagai populasi sekaligus sampel penelitian adalah siswi kelas IX MTs. X dengan
jumlah total 60 orang.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) direncanakan sejak minggu
ke dua bulan September 2013, akan tetapi pelaksanaan tindakan baru dapat
dilakukan pada bulan Oktober 2013, siklus ke-1 pelaksanaan tindakan pada
tanggal Oktober 2013 (minggu 1,2), siklus 2 (oktober 3,4 November 1), siklus 3
(november 2.3.4).
Prosedur atau lagkah-langkah penelitian yang dilakukan terbagi dalam bentuk
siklus kegiatan mengacu pada model yang diadopsi dari Hopkins (1993:48), di
mana setiap siklus terdiri atas empat kegiatan pokok adalah kegiatan: perencanaan
tindakan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Empat kegiatan ini berlangsung
secara simultan yang urutannya dapat mengalami modifikasi.
Desain Penelitian Tindakan Kelas mengikuti desain model Lewin yang
ditafsirkan oleh Kemmis (Rochiati Wiraatmadja) 19:
Refleksi Awal
Perencanaan Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan I
Observasi, Refleksi, dan EvaluasiI
Perencanaan Tindakan II
Pelaksanaan Tindakan II
Observasi, Refleksi, dan Evaluasi I
Perencanaan Tindakan III
Pelaksanaan Tindakan III
Solusi, Temuan, dan Kesimpulan
19 E. Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, P. 181-182
Berdasarkan desain di atas, tahapan penelitian dijelaskan sebagai berikut:
a. Refleksi Awal
Pada tahapan ini dilakukan identifikasi kesulitan siswa dalam
memahami materi Qiroatul Kitab
b. Perencanaan Tindakan
Masalah yang ditemukan akan diatasi dengan melakukan langkah-
langkah perencanaan tindakan, yaitu menyusun instrumen penelitian
berupa: Rencana Program Pembelajaran (RPP), Pengadaan Lembar
Kegiatan Siswa (LKS), soal tes, angket, lembar observasi.
c. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan tindakan berupa pelaksanaan program
pembelajaran, pengambilan atau pengumpulan data hasil angket, lembar
observasi, dan hasil tes.
Materi pelajaran pada tahap pelaksanaan tindakan I: memberi makna pada
kitabus Sholat dan pembahasan ilmu gramatika Arabnya, tindakan II:
menghafal makna pada Kitabus Sholat dan memahami makna pada Kitabus
Sholat, Tindakan III: membacakan makna pada Kitabus Sholat dan
pemberian tes
d. Observasi, Refleksi, dan Evaluasi
Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data dan
menganalisisnya untuk kemudian dapat diambil kesimpulan dari penelitian
ini.
Indicator Keberhasilan
Bersumber pada hasil yang diperoleh dari pre test dan Post test yang
mencerminkan pemahaman siswi pada konsep yang diajarkan diharapkan adanya
peningkatan pemahaman sesuai nilai yang diperoleh oleh masing-masing siswi.
Minimal 75 % dari jumlah siswi mencapai nilai hasil belajar tuntas (KKM=71)
Minimal 75 % dari jumlah siswi termotivasi belajar menggunakan Metode Jahriyah.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian dikumpulkan dan disusun melalui teknik pengumpulan data
meliputi: sumber data, jenis data, teknik pengumpulan data dan instrumen yang
digunakan. Teknik pengumpulan data penelitian dapat dilihat pada tabel I berikut
ini
No. Sumber
Data
Jenis Data Teknik
Pengumpulan
Instrumen
1. Siswi Jumlah yang dapat menjawab benar
soal pre test dan post test
Melakukan test
tertulis
Soal tes
2. Guru Langkah-langkah pembelajaran Observasi dan
rekaman video
Pedoman Observasi
3. Guru dan
Siswi
Aktifitas guru dan siswi selama
pembelajaran berlangsung
Observasi Pedoman observasi
4. Siswi Respon siswi terhadap metode Jahriyah
yang digunakan
Penyebaran
kuesioner
Angket/kuesioner
tanggapan siswi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan penulis sebagai peneliti hingga siklus ke
tiga pada bulan Desember 2013, dibantu oleh seorang guru rekan sejawat
yang bertindak sebagai observer dan berfungsi sebagai teman diskusi dalam
tahap refleksi. Adapun hasilnya seperti termuat pada tabel 3 di bawah ini,
Tabel 3. hasil Tiap Aspek PTK pada siklus I
No. Aspek Penelitian Tindakan Ke-1 Refleksi
1. Aktivitas Siswa 80% Perlu disediakan siswa
bertanya jawab
2. Aktivitas Guru Cukup Guru kurang memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya setelah
guru memberi makna
3. Kendala yang dihadapi Siswa kurang fokus
terhadap materi
pembelajaran
Kekurangan waktu
Kondisi madrasah kurang
mendukung karena ada
kegiatan pembangunan
Mengubah
metode lama
dengan metode
baru (Jahriyah)
Perlu
menyesuaikan
materi dengan
alokasi waktu
4. Ketuntasan belajar klasikal 37,73 % Hal-hal yang kurang
perlu diadakan perbaikan
pada siklus II
Tabel 4.
No. Aspek Penelitian Tindakan Ke-1 Refleksi
1. Aktivitas Siswa 85% Perlu diadakan soal
untuk latihan siswa
2. Aktivitas Guru Cukup Penjelasan guru tentang
kandungan materi perlu
diberi praktiknya
3. Kendala yang dihadapi Guru terlalu sibuk
menerangkan materi
Waktu untuk praktik
kurang maksimal
Perlu diadakan
praktik dari apa
yang sudah
diterangkan
4. Ketuntasan belajar klasikal 75 % kelemahan dan
kekurangan pada siklus
II perlu diadakan
perbaikan pada siklus
berikutnya.
Tabel 5
No. Aspek Penelitian Tindakan Ke-1 Refleksi
1. Aktivitas Siswa 90%
2. Aktivitas Guru Cukup
3. Kendala yang dihadapi
4. Ketuntasan belajar klasikal
Tabel 6
No. Kuesioner Tanggapan
Opt Jml %
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Apakah metode Jahriyah yang digunakan
menyenangkan bagi Anda?
a. ya b.Tidak
Apakah penerapan metode Jahriyah
membantu Anda dalam memahami
pelajaran?
a.ya b. Tidak
Apakah waktu yang tersedia untuk
menerapkan metode Jahriyah cukup
memadai?
b. ya b.Tidak
Dalam menerapkan metode Jahriyah,
apakah Anda menemukan kesulitan?
c. ya b.Tidak
Menurut pendapat Anda, apakah setiap
materi pelajaran perlu menggunakan
metode Jahriyah?
a. ya b.Tidak
Apakah penyampaian pemahaman dengan
metode Jahriyah bisa maksimal?
d. ya b.Tidak
Menurut penilaian Anda,apa yang kurang
dari metode Jahriyah ini?
7.
8.
9.
10.
Bagaimana pendapat Anda mengenai
penjelasan guru tentang materi
menggunakan metode ini?
Apakah untuk memahami materi
pelajaran Qiro’atul Kitab menggunakan
metode Jahriyah masih perlu bimbingan
guru? Jika ya, berikan alasan Anda karena
Apakah bacaan guru cukup jelas?
B. Pembahasan
1. Keaktifan Siswa
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dalam tiga siklus kegiatan
pelaksanaan tindakan kelas diperoleh data bahwa aktivitas atau keaktifan
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran mengalami kenaikan. Pada
siklus 1 prosentase keaktifan siswa adalah 34 %, sedangkan pada siklus II
78 %, dan pada siklus III 90 %. Hal ini disebabkan antara lain padasiklus I
2. Aktivitas Guru
Observasi yang dilakukan oleh rekan guru yang bertindak sebagai observer
menyatakan bahwa aktivitas guru adalah cukup, baik pada siklus I maupun
II. Hal ini dipandang sesuai dengan kenyataan di mana aktivitas guru
berfungsi sebagai pembimbing dan fasilitator yang melayani siswa, baik
dalam menjelaskan konsep pembelajaran maupun pemahamannya.
3. Kendala yang Ditemukan
Kendala awal adalah
4. Ketuntasan Belajar Siswa
Hasil belajar siswa yang ditunjukkan oleh nilai yang mereka peroleh
mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Jika pada siklus I ketuntasan
siswa secara klasikal hanya mencapai angka 34 %, menjadi 78 % pada
siklus II, dan 90 % pada siklus III. Ketuntasan siswa pada siklus I sangat
rendah dapat disebabkan oleh kurang terlatihnya siswa dalam membaca
kitab kuning, sedangkan pada siklus II nilai pre test yang rata-ratanya 78
menjadi 90 pada nilai post test.
Dengan demikian secara keseluruhan nilai ketuntasan siswa pada pada
materi ini 56 %
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari paparan data diatas dapat diketahui bahwa, efektifitas penggunaan metode
pembelajaran kitab kuning berupa Qiro’ah Jahriyah dapat meningkatkan pemahaman
siswa MTs. Fattah Hastim. Hal ini dapat diketahui dengan adanya peningkatan terhadap
nilai pre-test dan post-test terhadap masing-masing individu siswa. selanjutnya diambil
benang merah kesimpulan yang dapat meringkas penjelasan diatas, diantaranya adalah:
1. Untuk dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap pemahaman mata pelajaran
Qiro’ah Kitab perlu menggunakan metode yang cocok dan kreatif.
2. metode Qiro’ah Jahriyah , adalah salah satu metode kreatif yang dapat digunakan untuk
meningkatkan daya tangkap siswa dalam memahami mata pelajaran Qiro’atul Kitab,
khususnya pada penguasaan kosa katanya dan maknanya.
3. Respon atau minat siswa terhadap bidang study Qiro’atul Kitab bisa dirangsang dengan
beberapa methode pembelajaran yang menarik dan efisien.
B. Saran
Selaku penulis sekaligus pengamat dalam hal ini, ada beberapa saran yang sifatnya
konstruktif yang bisa kami beriakn demi kemajuan dan perkembangan bahasa arab
dilembaga pendidkan ini. Adapun saran-saran yang dapat diberikan adalah :
1. Agar guru mempersiapkan pembelajaran bahasa arab yang kreatif, agar siswa tidak
merasa monoton dalam belajar bahasa arab. Akan tetapi merasa bersemangat dan
senang terhadap metode atau cara yang disampaikan.
2. Agar para staf pendidik khususnya pengajar dilembaga pendidikan terkait dapat
meyakinkan para siswa didiknya khususnya dalam belajar bahasa arab bukanlah
pembelajaran yang sangat melelahkan dan membosanka
DAFTAR PUSTAKA
Al-Khuli,Muhammad Ali, Asalib Tadris al-Lughah al-‘Arabiyah, (Riyadh: al-Mamlakah
al-‘Arabiyah al-Su’udiyah, 1982)
---------Kurikulum KTSP (Revisi) Madrasah Tsanawiyah Fattah Hasyim Bahrul ‘Ulum
Tambakberas Jombang Tahun Pelajaran 2011-2012, tt
Daulay, Haidar Putra, Historisitas Dan Eksistensi Pesantren, Yogyakarta: Tiara Wacana,
2001, Sekolah Dan Madrasah
Fadeli, Soeleiman, Mohammad Subhan, Antologi NU Buku 1, Surabaya: Khalista, 2008
Hamdi, Jazim, Mustafa Lutfi, Enterpreneurship Kaum Sarungan, Jakarta: Khalifa, 2010
Hamid,Abdul, Uril Baharudin, Bisyri Mustofa. Pembelajaran Bahasa Arab. (Malang :
UIN Malang Press, 2008), cet. I
Hermawan, Acep. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. (Bandung : PT.Remaja
Rosdakarya, 2011
Umdah, (online), http://umdahmusyaroh.blogspot.com/2011/06/penelitian-pendidikan-
bahasa-arab.html, diunduh pada 12/17/2013 pukul 09.20 wib, lihat Henry Guntur
Tarigan. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008)
Rosian, (online), http://artikelberserakan.blogspot.com/2012/11/keterampilan-
membaca.html, diakses pada 12/17/2013 pukul 09.20, juga lihat Acep Hermawan,
Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab
Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009),
cet II
Soleh, Shonhaji, Arus Baru NU, (Surabaya: JP Books, 2004)
LAMPIRAN-LAMPIRAN