jagung kuning 58

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan ternak (ransum) menempati posisi penting pada usaha peternakan. Dengan penggunaan ransum akan memaksimalkan kemampuan produksi dan tumbuh ternak karena sudah melalui standarisasi gizi yang seimbang. Namun dalam sudut pandang ekonomi, biaya untuk pembelian ransum ternak merupakan biaya tertinggi dalam usaha peternakan, sehingga diharapkan biaya tersebut harus ditekan serendah mungkin untuk memaksimalkan pendapatan. Tingginya pertumbuhan industri ternak juga akan meningkatkan kebutuhan ransum ternak di Indonesia. Para pelaku usaha peternakan membutuhkan teknik pemberian bahan ransum yang efesien untuk menyiasati tingginya biaya dalam membeli bahan ransum. Begitu juga pada pelaku usaha ayam broiler. Ayam broiler merupakan ayam pedaging yang pertumbuhannya tergantung makanan. Bila diberikan makanan yang baik secara kualitas maupun kuantitas maka akan menghasilkan hasil yang baik. Perlakuan peternak dari awal fase stater dalam cara memeliharanya dan pemberian pakan (ransum) akan mencerminkan hasil akhir pada ayam broiler. 1

Upload: noviriolla-maria

Post on 12-Aug-2015

144 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jagung Kuning 58

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pakan ternak (ransum) menempati posisi penting pada usaha peternakan.

Dengan penggunaan ransum akan memaksimalkan kemampuan produksi dan tumbuh

ternak karena sudah melalui standarisasi gizi yang seimbang. Namun dalam sudut

pandang ekonomi, biaya untuk pembelian ransum ternak merupakan biaya tertinggi

dalam usaha peternakan, sehingga diharapkan biaya tersebut harus ditekan serendah

mungkin untuk memaksimalkan pendapatan. Tingginya pertumbuhan industri ternak

juga akan meningkatkan kebutuhan ransum ternak di Indonesia. Para pelaku usaha

peternakan membutuhkan teknik pemberian bahan ransum yang efesien untuk

menyiasati tingginya biaya dalam membeli bahan ransum.

Begitu juga pada pelaku usaha ayam broiler. Ayam broiler merupakan ayam

pedaging yang pertumbuhannya tergantung makanan. Bila diberikan makanan yang

baik secara kualitas maupun kuantitas maka akan menghasilkan hasil yang baik.

Perlakuan peternak dari awal fase stater dalam cara memeliharanya dan pemberian

pakan (ransum) akan mencerminkan hasil akhir pada ayam broiler.

Menyusun ransum sendiri serta mengoptimalkan penggunaan bahan-bahan

yang ada disekitar adalah salah satu cara tepat. Namun, dengan mengetahui berapa

standar gizi yang tepat serta komposisi kandungan zat makanan dalam setiap bahan

pembuatan ransum tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Metode apa saja yang dapat dipakai dalam penyusunan ransum ayam broiler stater?

2. Bagaimana menyusun ransum ayam broiler stater?

1

Page 2: Jagung Kuning 58

1.3 Tujuan

1. Mengetahui metode apa saja yang dipakai dalam penyusunan ransum ayam broiler

stater.

2. Mengetahui cara menyusun ransum ayam broiler stater.

1.4 Manfaat

Hasil tugas kami dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi pelajaran

mengenai bagaiman cara menyusun ransum ayam broiler fase stater oleh kalangan

mahasiswa Universitas Udayana, khususnya Kedokteran Hewan. Hasil tugas ini juga

dapat menjadi arsip yang dapat membantu untuk mengerjakan tugas yang

berhubungan dengan ransum ayam broiler fase stater.

2

Page 3: Jagung Kuning 58

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Ayam Broiler Stater

Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging. Pertumbuhan dari ayam

broiler sangar bergantung pada makanannya. Bila makanan yang diberikan baik

(kualitas maupun kuantitas) maka akan menghasilkan

hasil yang baik. Perlakuan peternak dalam cara

memelihara ayam dan pemberian pakan (ransum)

akan mencerminkan hasil akhir pada ayam broiler.

(Amrullah, 2004). Ayam broiler fase stater adalah

anak ayam pedaging umur 1 (satu) hari sampai

dengan 21 (dua puluh satu) hari.

2. 2 Ransum

Ransum merupakan pakan jadi yang siap diberikan pada ternak yang disusun

dari berbagai jenis bahan pakan yang sudah dihitung (dikalkulasi) sebelumnya

berdasarkan kebutuhan nutrisi dan energi yang diperlukan. Ransum yang baik adalah

memiliki sifat palatabel atau disukai ternak, tidak mudah rusak selama penyimpanan,

kandungan nutrisi yang baik, mudah dicerna, menghasilkan pertambahan bobot badan

yang tinggi dan harga terjangkau. .(Retnani et al, 2011:88).

Bentuk ransum disesuaikan dengan jenis, umur dan kondisi ternak. Ransum

dalam bentuk crumble menghasilkan produksi lebih baik daripada ransum mash dan

pellet pada broiler komersil selama umur 21-56 hari. Selain itu, ransum dalam bentuk

crumble dan pellet juga lebih efisien daripada ransum mesh. Bahan yang dibuat

menjadi ransum sebaiknya belum umum digunakan, mudah didapat dan tidak

bersaing dengan manusia, harganya murah tanpa mengabaikan nilai gizinya, serta

tidak membahayakan bagi ternak (Roeswandy 2007:34).

3

Page 4: Jagung Kuning 58

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Metode Penyusunan Ransum

Metode penyusunan ransum dibagi menjadi beberapa cara diantaranya dengan

metoda coba-coba, metode bujur sangkar, metode persamaan aljabar, dan metode

komputer.

1. Metode coba coba

Menyusun ransum dengan perkiraan kebutuhan zat makanan dalam ransum

mendekati kebutuhan ternak dengan mengubah komposisi bahan yang

digunakan sehingga bisa memenuhi kebutuhan ternak terhadap satu atau dua

dasar penyusunan misalnya berdasarkan protein dan energi.

2. Metode segi empat (square)

Penyususunan ransum didasarkan pada satu kriteria misalnay berdasarkan

protein, energi, atau TDN saja. Pemilihan bahan harus kombinasi bahan yang

kandungan zat makanannya lebih tinggi dari yang diharapkan dan yang lebih

rendah dari yang diharapkan.

3. Metode aljabar

Sama dengan metode segi empat tetapi penyelesaiannya / perhitungannya

menggunakan bentuk persamaan.

4. Metode komputer (Linear programming)

3.2 Menyusun Ransum Ayam Broiler Stater

Dalam menyusun ransum yang harus diperhatikan pertama kali adalah tujuan

dari penyusunan ransum. Di ransum kali ini kami akan menyajikan ransum untuk

ayam broiler fase stater dengan metode coba-coba.

4

Page 5: Jagung Kuning 58

Namun sebelum itu haruslah diketahui berapa standar kandungan gizi bagi

ayam broiler fase stater. Menurut SNI yang diterbitkan tahun 2006 , standar

kandungan gizi yang harus dimiliki oleh pakan ayam broiler fase stater, antara lain :

Tabel 1 SNI Pakan Ayam Broiler Stater

Setelah menetapkan standar gizi untuk memenuhi pakan ayam broiler stater

tersebut, tabel kandungan zat makanan yang ada pada masing-masing bahan pakan

yang ingin digunakan untuk membuat ransum juga harus diketahui agar dapat dibuat

perhitungan berapa banyak bahan ransum untuk memenuhi kandungan yang sesuai

standar nutrisi ternak.

Tabel 2 Kandungan Gizi Bahan Pakan

5

Page 6: Jagung Kuning 58

Sehingga pada akhirnya dapat disusun ransum dengan melalui metode coba-

coba untuk perhitungan yang dapat dilihat pada tabel yang terdapat pada Lampiran 1

Dengan perhitungan rinci seperti dibawah ini.

1. Jagung Kuning 58,5 % mengandung zat-zat makanan sebagai berikut

ME =

CP =

Ca =

P =

Serat Kasar = 1,6614 %

Lemak =

Abu =

2. Dedak Padi 9 % mengandung zat-zat makanan sebagai berikut

ME =

6

Page 7: Jagung Kuning 58

CP =

Ca =

P =

Serat Kasar = %

Lemak =

Abu =

3. Bungkil Kedelai 11 % mengandung zat-zat makanan sebagai berikut

ME =

CP =

7

Page 8: Jagung Kuning 58

Ca =

P =

Serat Kasar = %

Lemak =

Abu =

4. Bungkil Kelapa 6,5 % mengandung zat-zat makanan sebagai berikut.

ME =

CP =

Ca =

P =

8

Page 9: Jagung Kuning 58

Serat Kasar = %

Lemak =

Abu =

5. Tepung Daging dan Tulang 9,5 % mengandung zat-zat makanan sebagai

berikut.

ME =

CP =

Ca =

P =

Serat Kasar = %

Lemak =

9

Page 10: Jagung Kuning 58

Abu =

6. Bungkil Kacang Tanah 5,5 % mengandung zat-zat makanan sebagai berikut.

ME =

CP =

Ca =

P =

Serat Kasar = %

Lemak =

Abu =

Menurut perhitungan diatas sudah cukup memenuhi standar dari ME, protein,

Ca, P, serat kasar, lemak, maupun abu baik standar minimal maupun maksimalnya.

10

Page 11: Jagung Kuning 58

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Dalam menyusun ransum ayam broiler yang pertama kali harus ditentukan

adalah tujuan dalam menyusun ransum tersebut contohnya seperti untuk ayam broiler

fase stater. Dengan mengetahui tujuannya akan dapat dicari berapa standar gizi baik

minimal maupun maksimal dari ayam broiler fase stater yang akan disusun

ransumnya. Selanjutnya, mengetahui komposisi dari kandungan zat-zat yang ada

dalam bahan ransum. Sehingga dengan berbagai metode, contohnya melalui metode

coba-coba, akan dapat disusun ransum yang sesuai dengan standar gizi yang

seharusnya pada ayam broiler fase stater tersebut.

4.2 Saran

Agar tulisan ini nantinya dapat bermanfaat sebagai referensi dalam

mempelajari ataupun menyusun ransum pakan ayam broiler fase stater. Selain itu

penulis juga berharap agar nantinya paper ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa

Universitas Udayana khususnya mahasiswa Kedokteran Hewan

11

Page 12: Jagung Kuning 58

DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, Ibnu Katsir, DR. Ir. 2004. Seri Berternak Mandiri: Nutrisi Ayam Boiler.

Bogor. Lembaga satu Gunung Budi.

Badan Standardisasi Nasional. 2006. Pakan anak ayam ras pedaging (broiler starter).

Dewan Standardisasi Nasional. 1995. Badan Standardisasi Nasional

Nugraha, Romada Andi. 2012. Optimalisasi Formulasi Pakan Ternak Terhadap Ayam

Pedaging Dengan Menggunakan Metode Linear Programming. Jakarta.

Universitas Gunadarma.

Retnani et al. 2011. Uji Sifat Fisik Ransum Broiler Starter Bentuk Crumble

Berperekat Tepung Tapioka, Bentonit Dan Onggok. Bogor. Departemen Ilmu

Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB.

12