proses menelan & fungsi proteksi saluran napas serta kelainannya

40
Proses Menelan & fungsi proteksi saluran napas serta kelainannya By: Romi Asdi & Petrorima Selva

Upload: sinde-nijucimi-sekai

Post on 21-Dec-2015

30 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

asbhckaiweca ricbaer cerig ercqker cabkfcfcqbqrf iudfcbuqrycfbier kryucquericf erubeurcb iweruycbweuir eructyoeritb ierycberi iuerygbwieru ieuyg vk ierygbwe ouigy elorcybwieguvborg

TRANSCRIPT

Proses Menelan & fungsi proteksi saluran napas serta kelainannya

By: Romi Asdi & Petrorima Selva

Proses Menelan

Proses menelan dibagi mjd 3 tahap

• Pertama gerakan makanan dari mulut ke faring secara volunter.

• Kedua, transport makanan melalui faring.• Ketiga, jalannya bolus melalui esofagus• Tahap kedua dan ketiga tjd secara involunter.

• Pengunyahan makanan dilakukan pada sepertiga tengah lidah.

• Elevasi lidah dan palatum mole mendorong bolus ke orofaring.

• Otot suprahioid berkontraksi, elevasi tulang hioid dan laringmembuka hipofaring dan sinus piriformis.

• Secara bersamaan otot laringitis intrinsik berkontraksi dalam gerakan seperti sfingter untuk mencegah aspirasi.

• Gerakan yg kuat dari lidahbagian belakang akan mendorong makanan ke bawah melalui orofaring, gerakan dibantu oleh kontraksi otot konstriktor faringis media dan superior.

• Bolus dibawa melalui introitus esofagus ketika otot konstriktor faringis inferior berkonstraksi dan otot krikofaringeus berelaksasi.

• Peristaltik dibantu oleh gaya berat, menggerakkan makanan melalui esofagus dan masuk ke lambung.

Kesulitan Menelan dan Nyeri menelan

Kesulitan Menelan dan Nyeri menelan

• Disfagia orofaring• Penyakit dan kelainan esofagus• Benda asing di esofagus• Penyakit refluks gastroesofagus dengan

manifestasi otolaringologi• Faringitis • Tonsilitis

Penyakit dan kelainan esofagus

• Kelainan kongenital• Divertikulum esofagus• Akalasia• Varises esofagus• Esofagitis korosif• Tumor esofagus

Benda asing di esofagus(1)

• Adalah benda, baik tajam atau tumpul, atau makanan yang tersangkut dan terjepit di esofagus karena tertelan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

• Etiologi– Pada anak : anomali kongenital, termasuk stenosis

kongenital, fistel trakeoesofagus, dan pelebaran pembuluh darah

– Pada dewasa : mabuk, pemakai gigi palsu yang telah kehilangan sensasi rasa palatum, gangguan mental, dan psikosis.

Benda asing di esofagus(2) • Manifestasi klinis

– Tergantung ukuran,bentuk,jenis,lokasi,komplikasi, dan lama tertelannya.

– Mula-mula timbul nyeri di daerah leher,kemudian rasa tidak enak di daerah substernal/nyeri punggung.

– Rasa tercekik,rasa tersumbat di tenggorok, batuk, muntah, disfagia, berat badan turun, demam, odinofagia, hipersalivasi, regurgitasi, dan gangguan napas.

– Pada px.fisik : kekakuan lokal pada leher bila benda asing terjepit akibat edema yang timbul progresif.

• Pada anak:– Gejala nyeri atau batuk– Pada px.fisik : ronkhi,mengi,demam,abses leher,emfisema

subkutan,BB turun, gangguan pertumbuhan.

Benda asing di esofagus(3)

• Komplikasi– Laserasi mukosa,perdarahan, perforasi lokal

dengan abses leher atau mediastinitis.• Px. Penunjang– Px.radiologi (foto polos esofagus servikal dan

torakal anteroposterior dan lateral)– Endoskopi u/ tujuan diagnostik & terapi

• Penatalaksanaan– Esofagoskopi

Penyakit refluks gastroesofagus(1)

• Adalah peristiwa masuknya isi lambung kedalam esofagus yang terjadi secara intermiten pada setiap orang,terutama setelah makan.

• Dapat terjadi pada orang normal→ refluks gastroesofagus fisiologis

• Gejala : rasa panas di dada, nyeri dada substernal, epikardial atau retrosternal, regurgitasi asam, sendawa,cepat merasa kenyang,nause, vomitus, kecegukan, disfagia, dan odinofagia.

Penyakit refluks gastroesofagus(2)

• Etiologi– Faktor yang menurunkan tekanan sfingter esofagus

bawah, seperti coklat, obat2an,alkohol, rokok, kehamilan.

– Faktor anatomi : hiatus hernia,tindakan bedah, obesitas yang menyebabkan hipotensi sfingter esofagus bawah dan pengosongan lambung.

– Faktor asam, pepsin, garam empedu, tripsin yang meningkat.

• Faktor predisposisi pada anak2: retardasi mental, paralitik serebral spastik, skoliosis, penyakit jantung kongenital, fistel trakeoesofagus.

Penyakit refluks gastroesofagus(3)

• Patogenesis– Fungsi sfingter esofagus bawah sebagai

mekanisme anti refluks terhadap isi lambung– Faktor isi lambung dan mekanisme pengosongan

lambung– Sifat bahan refluks– Mekanisme pembersihan esofagus– Resistensi mukosa esofagus

Disfagia

• Salah satu gejala kelainan atau penyakit di orofaring dan esofagus.

• Disfagia dpt disertai keluhan lainnya, spt odinofagia (rasa nyeri waktu menelan), rasa panas di dada, rasa mual, muntah, regurgitasi, hematemesis, melena, anoreksia, hipersalivasi, batuk dan berat badan yg cepat berkurang.

• Manifestasi klinik yg sering ditemukan: sensasi makanan yg tersangkut di daerah leher atau dada ketika menelan.

• Berdasarnya penyebabnya, disfagia dibagi atas1. Disfagia mekanik2. Disfagia motorik3. Disfagia oleh gangguan emosi

• Penyebab utama disfagia mekanik: sumbatan lumen esofagus oleh massa tumor dan benda asing.

• Penyebab lain: akibat peradangan mukosa esofagus, striktur lumen esofagus, serta akibat penekanan lumen esofagus dari luar, misalnya oleh pembesaran kelenjar timus, kelenjar tiroid, kelenjar getah bening di mediastinum, pembesaran jantung, dan elongasi aorta.

• Keluhan disfagia motorik disebabkan oleh kelainan neuromuskular yg berperan dalam proses menelan.

• Lesi di pusat menelan di batang otak, kelainan saraf otak n. V, n. VII, n. IX, n. X, dan n. XI, kelumpuhan otot faring dan lidah serta gangguan peristaltik esofagus dapat menyebabkan disfagia.

• Kelainan otot polos esofagus yg dipersarafi oleh komponen parasimpatik n. vagus dan neuron nonkolinergik pasca ganglion (post ganglionic noncholinergic) di dalam ganglion mienterik akan menyebabkan gangguan kontraksi dinding esofagus dan relaksasi sfingter esofagus bgn bawah, shg dapat timbul keluhan disfagia.

• Penyebab utama dari disfagia motorik: akalasia, spasme difus esofagus, kelumpuhan otot faring dan skleroderma esofagus.

• Keluhan disfagia juga timbul bila terdapat gangguan emosi atau tekanan jiwa yg berat. Kelainan ini dikenal sbg globus histerikus.

Patogenesis

• Proses menelan merupakan proses yg kompleks.

• Setiap unsur yg berperan dalam proses menelan harus bekerja secara terintegrasi dan berkesinambungan.

• Keberhasilan mekanisme menelan tergantung dari bbrp faktor, yaitu:a) Ukuran bolus makananb) Diameter lumen esofagus yg dilalui bolusc) Kontraksi peristaltik esofagusd) Fungsi sfingter esofagus bgn atas dan bgn bawah e) Kerja otot-otot rongga mulut dan lidah.

• Integrasi fungsional yg sempurna akan terjadi bila sistem neuro-muskular mulai dari ssp, batang otak, persarafan sensorik dinding faring dan uvula, persarafan ekstrinsik esofagus serta persarafan intrinsik otot-otot esofagus bekerja dg baik, shg aktivitas motorik berjalan lancar.

• Kerusakan pd pusat menelan dpt menyebabkan kegagalan aktivitas komponen orofaring, otot lurik esofagus dan sfingter esofagus bgn atas.

• Oleh karena otot lurik esofagus dan sfingter esofagus bgn atas juga mendapat persarafan dari inti motor n. vagus, maka aktivitas peristaltik esofagus masih tampak pd kelainan di otak.

• Relaksasi sfingter esofagus bgn bawah terjadi akibat peregangan langsung dinding esofagus.

Diagnosis

• Anamnesis• Pemeriksaan fisik• Pemeriksaan radiologi• Esofagoskopi• Pemeriksaan manometrik

Pemeriksaan Fisik

• Pemeriksaan daerah leher dilakukan utk melihat dan meraba adanya massa tumor atau pembesaran kelenjar limfa yg dpt menekan esofagus.

• Daerah rongga mulut perlu diteliti, apakah ada tanda2 peradangan orofaring dan tonsil selain adanya massa yg dpt mengganggu proses menelan.

• Diteliti adanya kelumpuhan otot2 lidah dan arkus faring yg disebabkan oleh gangguan di pusat menelan maupun pd saraf otak n.V, n.IX, n.X, n.XII.

• Pembesaran jantung sebelah kiri, elongasi aorta, timor bronkus kiri dan pembesaran kelenjar limfa mediastinum, jg dpt menyebabkan keluhan disfagia.

Pemeriksaan Radiologi

• Pemeriksaan foto polos esofagus.Tidak invasif

• Fluoroskopi,dpt dilihat kelenturan dinding esofagus, adanya gangguan peristaltik, penekanan lumen esofagus dari luar, isi lumen esofagus dan kadang2 kelainan mukosa esofagus.

• Pemeriksaan kontras ganda dpt memperlihatkan karsinoma stadium dini.

• Untuk memperlihatkan adanya gangguan motilitas esofagus dibuat cine-film atau video tapenya.

• Tomogram dan CT-Scan dpt mengevaluasi bentuk esofagus dan jaringan di sekitarnya.

• MRI dpt membantu melihat kelainan di otak yg menyebabkan disfagia motorik.

Esofagoskopi

• Tujuan tindakan esofagoskopi: untuk melihat langsung isi lumen esofagus dan keadaan mukosanya.

• Diperlukan alat esofagoskop yg kaku (rigid esophagoscope) atau yg lentur (flexible fiberoptic esophagoscope).

• Bersifat invasifperlu persiapan yg baik.• Dpt dilakukan dg analgesia (anastesia lokal)

atau anastesia (umum).

Pemeriksaan Manometrik

• bertujuan untuk menilai fungsi motorik esofagus.

• Dg mengukur tekanan dalam lumen esofagus dan tekanan sfingter esofagus dapat dinilai gerakan peristaltik secara kualitatif dan kuantitatif.

Proses Menelan dan Proteksi Saluran Napas

Petrorima Selva10 Februari 2009

Anatomi dan Fisiologi Saluran Napas

Saluran Nafas Bagian Atasa. Rongga hidung Udara yang dihirup melalui hidung akan mengalami tiga hal :

- Dihangatkan- Disaring- Dan dilembabkanYang merupakan fungsi utama dari selaput lendir respirasi ( terdiri dari : Psedostrafied ciliated columnar epitelium yang berfungsi menggerakkan partikel partikel halus kearah faring sedangkan partikel yang besar akan disaring oleh bulu hidung, sel golbet dan kelenjar serous yang berfungsi melembabkan udara yang masuk, pembuluh darah yang berfungsi menghangatkan udara). Ketiga hal tersebut dibantu dengan concha. Kemudian udara akan diteruskan ke

b. Nasofaring (terdapat pharyngeal tonsil dan Tuba Eustachius)c. Orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat

pangkal lidah) d. Laringofaring(terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan)

Saluran Nafas Bagian Bawaha. Laring Terdiri dari tiga struktur yang penting

- Tulang rawan krikoid- Selaput/pita suara- Epilotis- Glotis

b. Trakhea Merupakan pipa silider dengan panjang ± 11 cm, berbentuk ¾ cincin tulang rawan

seperti huruf C. Bagian belakang dihubungkan oleh membran fibroelastic menempel pada dinding depan usofagus.

c. Bronkhi Merupakan percabangan trakhea kanan dan kiri. Tempat percabangan ini disebut

carina. Brochus kanan lebih pendek, lebar dan lebih dekat dengan trachea. Bronchus kanan bercabang menjadi : lobus superior, medius, inferior.

Brochus kiri terdiri dari : lobus superior dan inferior

D-FURQONITA/26-3-2007 37

Proteksi saluran napas

• Filtrasi udara oleh hidung• Refleks batuk• Refleks menelan atau muntah• Gerakan mukosiliaris yang menyerupai tangga

jalan• Bronkokontriksi refleks• Makrofag alveolar dan IgA• Ventilasi kolateral melalui pori Kohn

Sumbatan jalan napas(1)

• Benda asing mati di hidung → edema dan inflamasi mukosa hidung→ ulserasi, epistaksis, jaringan granulasi, dan dapat berlanjut menjadi sinusitis.

• Benda asing hidup →reaksi inflamasi dan membentuk daerah supurasi dan berbau.

Sumbatan jalan napas(2)

• Manifestasi klinis– Stadium 1

gejala permulaan berupa batuk hebat secara tiba2, rasa tercekik,rasa tersumbat di tenggorok, bicara gagap, obstruksi napas segera

– Stadium 2interval asimtomatik karena refleks melemah dan gejala rangsangan akut menghilang. Berbahaya karena sering menyebabkan diagnosis aspirasi diabaikan atau terlambat.

– Stadium 3telah terjadi gejala komplikasi dengan obstruksi, erosi, atau infeksi, sehingga timbul batuk2,hemoptisis,pneumonia dan abses paru.