jaringan periodontium dan kelainannya

31
JARINGAN PERIODONTIUM DAN KELAINANNYA PENGERTIAN Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi sebagai penyangga gigi, terdiri dari gingiva, sementum, ligamen periodontal dan tulang alveolar. Sebelum memahami kerusakan jaringan periodontal, sebaiknya dimulai dengan gingiva yang sehat dan tulang pendukung yang normal. Gingiva yang sehat dapat menyesuaikan diri dengan keadaan gigi. Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bakterial terbentuk pada mahkota gigi, meluas disekitarnya dan menerobos sulkus gingiva yang nantinya akan merusak gingiva disekitarnya. Plak menghasilkan sejumlah zat yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit periodontal. Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi permukaan gigi terjadi ketika koloni mikroorganisme berkembang. Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan periodontitis. Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses inflamasi dan 1

Upload: iki-irwanto

Post on 29-Nov-2015

74 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

aaa

TRANSCRIPT

JARINGAN PERIODONTIUM DAN KELAINANNYA

PENGERTIANJaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi sebagai

penyangga gigi, terdiri dari gingiva, sementum, ligamen periodontal dan tulang alveolar.Sebelum memahami kerusakan jaringan periodontal, sebaiknya dimulai dengan gingivayang sehat dan tulang pendukung yang normal. Gingiva yang sehat dapat menyesuaikandiri dengan keadaan gigi.

Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bakterialterbentuk pada mahkota gigi, meluas disekitarnya dan menerobos sulkus gingiva yangnantinya akan merusak gingiva disekitarnya. Plak menghasilkan sejumlah zat yangsecara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit periodontal.Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi permukaan gigi terjadiketika koloni mikroorganisme berkembang.

Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan periodontitis.Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses inflamasi danmempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya kerusakan tulang,keadaan ini dikenal dengan Gingivitis. Apabila penyakit gingiva tidak ditanggulangisedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang mempengaruhi tulangalveolar, ligamen periodontal atau sementum, keadaan ini disebut dengan Periodontitis.Massler menyatakan bahwa gingivitis merupakan fenomena bifase. Pada anakanakbersifat akut, sementara dan cenderung mengenai papila, sedangkan pada orangdewasa bersifat kronis dan progresif. Hal ini sesuai dengan pengamatan klinis dariZappler yang melihat bahwa reaksi jaringan gingiva anak-anak terhadap gingivitislebih cepat dan jelas bila dibandingkan dengan orang dewasa. Cohen dan Goldmanmelihat kecendrungan terjadinya hiperplasia papila.

1

Zappler dalam membandingkan struktur periodontal anak-anak dan dewasa telahmenyebutkan gambaran histologi jaringan periodonsium anak-anak sebagai berikut :

Gingiva Lebih merah karena lapisan epitel yang tipis, zat tanduknya sedikit dan adanya

vaskularisasi pembuluh darah yang banyak. Kurangnya stippling karena papila jaringan ikat dari lamina propria lebih pendek dan

lebih datar Konsistensinya lunak karena kurang padatnya jaringan ikat dari lamina propria.

Sulkusnya relatif dalam. Tepi-tepi menggumpal dan membulat dihubungkan dengan adanya hiperami dan

edema yang disebabkan proses erupsi gigi.Sementum

Lebih tipis, kurang padat Cenderung terjadi hiperplasia sementum pada bagian apikal dan epitel attachment.

Ligamen periodontal Ruang ligamen periodontal lebih lebar Serat-seratnya kurang padat dan jumlah seratnya kurang ditiap daerah Terdapatnya pertambahan cairan jaringan yaitu aliran darah dan cairan getah

beningTulang Alveolar

Lamina dura lebih tipis. Trabekula lebih sedikit. Ruang sumsum lebih besar. Derajat kalsifikasi yang lebih rendah Bertambahnya aliran darah dan cairan getah bening

KLASIFIKASI

Penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu gingivitis danperiodontitis. Konsep patogenesis penyakit periodontal yang diperkenalkan oleh Pagedan Schroeder terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu : Permulaan, Dini, Menetap dan ParahTiga tahap pertama yaitu permulaan, dini dan menetap merupakan tahap padadiagnosa gingivitis dan tahap parah merupakan diagnosa periodontitis.

Klasifikasi penyakit periodontal secara klinik dan histopatologi pada anak-anak danremaja dapat dibedakan atas 6 (enam) tipe :1. Gingivitis kronis2. Periodontitis Juvenile Lokalisata (LPJ)3. Periodontitis Juvenile Generalisata (GJP)4. Periodontitis kronis5. Akut Necrotizing Ulcerative Gingivitis (ANUG)6. Periodontitis Prepubertas

2

GEJALA KLINISUntuk mengungkapkan gejala-gejala penyakit periodontal dapat dinilai melalui

pemeriksaan secara klinis dan histopatologis.1. Gingivitis Kronis

Prevalensi gingivitis pada anak usia 3 tahun dibawah 5 %, pada usia 6 tahun 50 %dan angka tertinggi yaitu 90 % pada anak usia 11 tahun. Sedangkan anak usia diantara11-17 tahun mengalami sedikit penurunan yaitu 80- 90 %.Gingivitis biasanya terjadi pada anak saat gigi erupsi gigi sulung maupun gigi tetapdan menyebabkan rasa sakit. Pada anak usia 6-7 tahun saat gigi permanen sedang erupsi,gingival marginnya tidak terlindungi oleh kontur mahkota gigi. Keadaan inimenyebabkan sisa makanan masuk ke dalam gingiva dan menyebabkan peradangan.Terjadi inflamasi gingiva tanpa adanya kehilangan tulang atau perlekatan jaringan ikat.Tanda pertama dari inflamasi adanya hiperamie, warna gingiva berubah dari merahmuda menjadi merah tua, disebabkan dilatasi kapiler, sehingga jaringan lunak karenabanyak mengandung darah. Gingiva menjadi besar (membengkak), licin, berkilat dankeras, perdarahan gingiva spontan atau bila dilakukan probing, gingiva sensitif, gatalgataldan terbentuknya saku periodontal akibat rusaknya jaringan kolagen. Munculperlahan-lahan dalam jangka lama dan tidak terasa nyeri kecuali ada komplikasi dengankeadaan akut. Bila peradangan ini dibiarkan dapat berlanjut menjadi periodontitis.

2. Periodontitis Juvenile Lokalisata (LJP) Penderita biasanya berumur 12-26 tahun, tetapi bisa juga terjadi pada umur 10-11

tahun. Perempuan lebih sering diserang daripada laki-laki (3 : 1) Gigi yang pertama dirusak molar satu dan insisivus. Angka karies biasanya rendah. Netrofil memperlihatkan kelainan khemotaksis dan fagositosis Sangat sedikit dijumpai plak atau kalkulus yang melekat pada gigi, tetapi pada

tempat yang dirusak dijumpai kalkulus subgingiva. Gingiva bisa kelihatan normal tetapi dengan probing bisa terjadi perdarahan dan

gigi yang dikenai akan terlihat goyang.

3. Periodontitis Juvenile Generalisata (GJP)GJP ini mirip dengan LJP, tetapi GJP terjadi secara menyeluruh pada gigi permanen

3

dan dijumpai penumpukan plak yang banyak serta inflamasi gingiva yang nyata.Melibatkan keempat gigi molar satu dan semua insisivus serta dapat merusak gigi lainnya(C, P, M2).

4. Periodontitis KronisPeriodontitis kronis merupakan suatu diagnosa yang digunakan untuk menyebut

bentuk penyakit periodontal destruktif, namun tidak sesuai dengan kriteria periodontitisjuvenile generalisata, lokalisata maupun prepubertas.

Penyakit ini mirip dengan gingivitis kronis, akan tetapi terjadi kehilangan sebagian tulang dan perlekatan jaringan ikat.

Perbandingan penderita antara perempuan dan laki-laki hampir sama

Angka karies biasanya tinggi Respon host termasuk fungsi netrofil dan limposit normal

5. ACUTE NECROTIZING ULCERATIVE GINGIVITIS (ANUG)

Adanya lesi berbentuk seperti kawah (ulkus) pada bagian proksimal dengandaerah nekrosis yang luas, ditutupi / tidak ditutupi lapisan pseudomembranberwarna putih keabu-abuan.

Lesi yang mengalami inflamasi akut menambah serangan rasa sakit yangcepat, perdarahan dan sangat sensitif bila disentuh.

Gingiv berkeratin, edematus dan epitelnya terkelupas. Mulut berbau, kerusakan kelenjar limpa , lesu dan perasaan terbakar. Penyakit ini sangat besar kemungkinan dipengaruhi beberapa faktor etiologi

sekunder seperti stress dan kecemasan. Dapat juga dipengaruhi faktor-faktor lainseperti kelelahan, daya tahan tubuh yang menurun, kekurangan gizi, merokok,infeksi virus, kurang tidur, disamping dipengaruhi faktor lokal lainnya.

6. Periodontitis Prepubertas Periodontitis prepubertas ada dua bentuk terlokalisir dan menyeluruh. Bentuk

terlokalisir biasanya dijumpai pada usia 4 tahun dan mempengaruhi hanyabeberapa gigi saja, sedangkan bentuk menyeluruh dimulai saat gigi tetap mulaierupsi dan mempengaruhi semua gigi desidui.

4

Pasien di bawah umur 12 tahun (4 atau 5 tahun). Perbandingan jenis kelamin hampir sama. Angka karies biasanya rendah Plak dan kalkulus yang melekat pada gigi biasanya sedikit Kehilangan tulang dan lesi furkasi (furcation involment) terlihat secara

radiografis. Kerusakan jaringan periodontal lebih cepat pada bentuk generalisata dari pada

bentuk terlokalisir.

ETIOLOGIFaktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu

faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik). Faktor lokal merupakanpenyebab yang berada pada lingkungan disekitar gigi, sedangkan faktor sistemikdihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum.Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal terutama disebabkan oleh faktorlokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari oklusi atau gabungan keduanya. Kerusakanyang disebabkan oleh inflamasi gingiva mengakibatkan pengurangan ketinggian tulangalveolar, sedangkan trauma dari oklusi menyebabkan hilangnya tulang alveolar pada sisipermukaan akar.

Faktor Lokal1. Plak bakteri2. Kalkulus3. Impaksi makanan4. Pernafasan mulut5. Sifat fisik makanan6. Iatrogenik Dentistry7. Trauma dari oklusi

1. Plak BakteriPlak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat erat

pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut.Berdasarkan letak huniannya, plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar tepigingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival.Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingiva mempermudahkerusakan jaringan. Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plakbakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik. Bakteri dapat menyebabkanpenyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan :

1. Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh.2. Mengurangi pertahanan jaringan tubuh3. Menggerakkan proses immuno patologi.

Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya gingivitis,akan tetapi masih banyak faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan multifaktor,meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan periodontal dan kapasitas daya tahan tubuh.

5

2. KalkulusKalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami

pengapuran, terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah. Kalkulus merupakanpendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi karenapenumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada orangdewasa, kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal. Faktorpenyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral, melekat padapermukaan kalkulus, mempengaruhi gingiva secara tidak langsung.

3. Impaksi makananImpaksi makanan (tekanan akibat penumpukan sisa makanan) merupakan keadaan

awal yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit periodontal. Gigi yang berjejal ataumiring merupakan tempat penumpukan sisa makanan dan juga tempat terbentuknya plak,sedangkan gigi dengan oklusi yang baik mempunyai daya self cleansing yang tinggi.Tanda-tanda yang berhubungan dengan terjadinya impaksi makanan yaitu:a. perasaan tertekan pada daerah proksimalb. rasa sakit yang sangat dan tidak menentuc. inflamasi gingiva dengan perdarahan dan daerah yang terlibat sering berbau.d. resesi gingivae. pembentukan abses periodontal menyebabkan gigi dapat bergerak dari soketnya, sehingga terjadinya kontak prematur saat berfungsi dan sensitif terhadap perkusi.f. kerusakan tulang alveolar dan karies pada akar

4. Pernafasan MulutKebiasaan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruk. Hal ini

sering dijumpai secara permanen atau sementara. Permanen misalnya pada anak dengankelainan saluran pernafasan, bibir maupun rahang, juga karena kebiasaan membukamulut terlalu lama. Sementara misal pasien penderita pilek dan pada beberapa anak yanggigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup bibir.Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan bertambah padapermukaan gingiva maupun permukaan gigi, aliran saliva berkurang, populasi bakteribertambah banyak, lidah dan palatum menjadi kering dan akhirnya memudahkanterjadinya penyakit periodontal.

5. Sifat fisik makananSifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat

lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan,menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagaisarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi.Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massayang sangat lengket bila bercampur dengan ludah. Makanan yang demikian tidakdikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak bercampur denganludah atau makanan cair, penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinyapenyakit.

Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat selfcleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan mulut

6

secara lebih efektif, misalnya sayuran mentah yang segar, buah-buahan dan ikan yangsifatnya tidak melekat pada permukaan gigi.

6. Iatrogenik DentistryIatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan dokter

gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi danjaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi.

Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan periodontalpasien, misalnya :

Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal (penggunaan matriks)atau servikal, harus dihindarkan tepi tambalan yang menggantung (kelas IIamalgam), tidak baik adaptasinya atau kontak yang salah, karena hal inimenyebabkan mudahnya terjadi penyakit periodontal.

Sewaktu melakukan pencabutan, dimulai dari saat penyuntikan, penggunaan bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva karena tidak hati –

hati Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati – hati,

karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva.

7. Trauma dari oklusiTrauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium, tekananoklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi.Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh :

Perubahan-perubahan tekanan oklusalMisal adanya gigi yang elongasi, pencabutan gigi yang tidak diganti, kebiasaanburuk seperti bruksim, clenching.

Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal Kombinasi keduanya.

FAKTOR SISTEMIKRespon jaringan terhadap bakteri, rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat

oleh keadaan sistemik. Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material sepertihormon, vitamin, nutrisi dan oksigen. Bila keseimbangan material ini terganggu dapatmengakibatkan gangguan lokal yang berat. Gangguan keseimbangan tersebut dapatberupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk penyembuhan, sehinggairitasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya menyebabkan inflamasi ringansaja, dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut maka dapat memperberat ataumenyebabkan kerusakan jaringan periodontal.Faktor-faktor sistemik ini meliputi :

1. Demam yang tinggi2. Defisiensi vitamin3. Drugs atau pemakaian obat-obatan4. Hormonal

1. Demam yang tinggiPada anak-anak sering terjadi penyakit periodontal selama menderita demam yang

tinggi, (misal disebabkan pilek, batuk yang parah). Hal ini disebabkan anak yang sakit

7

tidak dapat melakukan pembersihan mulutnya secara optimal dan makanan yang diberikanbiasanya berbentuk cair. Pada keadaan ini saliva dan debris berkumpul pada mulutmenyebabkan mudahnya terbentuk plak dan terjadi penyakit periodontal.2. Defisiensi vitamin

Di antara banyak vitamin, vitamin C sangat berpengaruh pada jaringanperiodontal, karena fungsinya dalam pembentukan serat jaringan ikat. Defisiensi vitaminC sendiri sebenarnya tidak menyebabkan penyakit periodontal, tetapi adanya iritasi lokalmenyebabkan jaringan kurang dapat mempertahankan kesehatan jaringan tersebutsehingga terjadi reaksi inflamasi (defisiensi memperlemah jaringan).3. Drugs atau obat-obatan

Obat-obatan dapat menyebabkan hiperplasia, hal ini sering terjadi pada anak-anakpenderita epilepsi yang mengkomsumsi obat anti kejang, yaitu phenytoin (dilantin).Dilantin bukan penyebab langsung penyakit jaringan periodontal, tetapi hiperplasiagingiva memudahkan terjadinya penyakit. Penyebab utama adalah plak bakteri.4. Hormonal

Penyakit periodontal dipengaruhi oleh hormon steroid. Peningkatan hormonestrogen dan progesteron selama masa remaja dapat memperhebat inflamasi margingingiva bila ada faktor lokal penyebab penyakit periodontal.

PENCEGAHANPencegahan penyakit periodontal merupakan kerja sama yang dilakukan olehdokter gigi, pasien dan personal pendukung. Pencegahan dilakukan dengan memeliharagigi-gigi dan mencegah serangan serta kambuhnya penyakit. Pencegahan dimulai padajaringan periodontal yang sehat yang bertujuan untuk memelihara dan mempertahankankesehatan jaringan periodontal dengan mempergunakan teknik sederhana dan dapatdipakai di seluruh duniaUmumnya penyakit periodontal dan kehilangan gigi dapat dicegah karenapenyakit ini disebabkan faktor-faktor lokal yang dapat ditemukan, dikoreksi dandikontrol. Sasaran yang ingin dicapai adalah mengontrol penyakit gigi untuk mencegahperawatan yang lebih parah.Pencegahan penyakit periodontal meliputi beberapa prosedur yang salingberhubungan satu sama lain yaitu :

1. Kontrol Plak2. Profilaksis mulut3. Pencegahan trauma dari oklusi4. Pencegahan dengan tindakan sistemik5. Pencegahan dengan prosedur ortodontik6. Pencegahan dengan pendidikan kesehatan gigi masyarakat7. Pencegahan kambuhnya penyakit

1. Kontrol PlakKontrol plak merupakan cara yang paling efektif dalam mencegah pembentukankalkulus dan merupakan dasar pokok pencegahan penyakit periodontal , tanpa kontrolplak kesehatan mulut tidak dapat dicapai atau dipelihara. Setiap pasien dalam praktekdokter gigi sebaiknya diberi program kontrol plak.

Bagi pasien dengan jaringan periodonsium yang sehat, kontrol plak berartipemeliharaan kesehatan.Bagi penderita penyakit periodontal, kontrol plak berarti penyembuhan.

8

Bagi pasien pasca perawatan penyakit periodontal, kontrol plak berarti mencegahkambuhnya penyakit ini.Metode kontrol plak dibagi atas dua yaitu secara mekanis dan kimia

Secara mekanis merupakan cara yang paling dapat dipercaya, meliputi penggunaanalat-alat fisik dengan memakai sikat gigi, alat pembersih proksimal seperti dentalfloss, tusuk gigi dan kumur-kumur dengan air.

Kontrol plak secara kimia adalah memakai bahan kumur - kumur sepertichlorhexidine (Betadine, Isodine).

2. Profilaksis mulutProfilaksis mulut merupakan pembersihan gigi di klinik, terdiri dari penyingkiran

materi alba, kalkulus, stain dan pemolisan gigi.Untuk memberikan manfaat yang maksimum bagi pasien, profilaksis mulut haruslebih luas dan meliputi hal-hal berikut :

Memakai larutan pewarna (disclosing solution) untuk mendeteksi plak. Gincu kuewarna ros dapat dipakai untuk mendeteksi plak pada anak-anak.

Penyingkiran plak, kalkulus (supra dan sub gingiva) pada seluruh permukaan. Membersihkan dan memolis gigi, menggunakan pasta pemolis/pasta gigi Memakai zat pencegah yang ada dalam pasta pemolis/pasta gigi. Memeriksa tambalan gigi, memperbaiki tepi tambalan yang menggantung . Memeriksa tanda dan gejala impaksi makanan.

3. Pencegahan trauma dari oklusiMenyesuaikan hubungan gigi-gigi yang mengalami perubahan secara perlahanlahan

(akibat pemakaian yang lama). Hubungan tonjol gigi asli dengan tambalan gigiyang tidak tepat dapat menimbulkan kebiasaan oklusi yang tidak baik seperti bruxim atauclenching.

4. Pencegahan dengan tindakan sistemikCara lain untuk mencegah penyakit periodontal adalah dengan tindakan sistemik

sehingga daya tahan tubuh meningkat yang juga mempengaruhi kesehatan jaringanperiodontal. Agen pencedera seperti plak bakteri dapat dinetralkan aksinya bila jaringansehat.

5. Pencegahan dengan prosedur ortodontikProsedur ortodontik sangat penting dalam pencegahan penyakit periodontal.

Tujuan koreksi secara ortodontik ini adalah untuk pemeliharaan tempat gigi tetappengganti, letak gigi dan panjang lengkung rahang.

6. Pendidikan kesehatan gigi masyarakatAgar pencegahan penyakit periodontal menjadi efektif, tindakan pencegahan

harus diperluas dari klinik gigi kepada masyarakat. Hal yang penting diketahuimasyarakat ialah bukti bahwa penyakit periodontal dapat dicegah dengan metode yangsama atau lebih efektif dari metode pencegahan karies gigiPendidikan kesehatan gigi masyarakat adalah tanggung jawab dokter gigi,organisasi kedokteran gigi dan Departemen Kesehatan. Pengajaran yang efektif dapat

9

diberikan di klinik. Sedangkan untuk masyarakat dapat diberikan melalui kontak pribadi,aktivitas dalam kelompok masyarakat, media cetak maupun elektronik, perkumpulanremaja, sekolah dan wadah lainnya.Perlu diluruskan adanya pertentangan psikologis pada masyarakat, seperti :

Menerangkan bahwa kerusakan yang disebabkan penyakit periodontal pada orangdewasa dimulai pada masa anak-anak.

Menghilangkan dugaan bahwa pyorrhea (gusi berdarah) tidak dapat dielakkan dandisembuhkan. Juga menghilangkan pendapat masyarakat bahwa kehilangan gigiselalu terjadi bila mereka sudah tua.

Menegaskan bukti bahwa seperti karies gigi, penyakit periodontal biasanya tidakmenimbulkan rasa sakit pada awalnya sehingga masyarakat tidak menyadarinya.Pemeriksaan gigi dan mulut secara teratur diperlukan untuk mengetahui adanyakaries gigi dan penyakit periodontal secepatnya kemudian segera merawatnya biladitemukan adanya penyakit

Memberi penjelasan bahwa perawatan periodontal yang efektif adalah bila segeradirawat sehingga lebih besar kemungkinan berhasil disembuhkan. Disamping ituwaktu yang digunakan lebih sedikit dan merupakan cara yang paling ekonomisdaripada menanggulangi penyakit.

Menegaskan manfaat pencegahan dengan higine mulut yang baik dan perawatan gigiyang teratur .

Menerangkan bahwa tindakan pencegahan penyakit gigi dan mulut harus merupakaninti dari perencanaan kesehatan gigi masyarakat.

7. Pencegahan kambuhnya penyakitSetelah kesehatan jaringan tercapai, diperlukan program yang positif untuk

mencegah kambuhnya penyakit periodontal. Ini merupakan tanggung jawab bersamaantara dokter gigi dan pasien (untuk pasien anak peran orang tua juga dibutuhkan).Pasien harus mentaati pengaturan untuk menjaga higine mulut dan kunjungan berkala,dokter gigi harus membuat kunjungan berkala sebagai pelayanan pencegahan yangbermanfaat.

PERAWATAN PENYAKIT PERIODONTALSering dijumpai pasien datang ke dokter gigi, dengan kasus yang dialami telah

lanjut, sehingga tidak mungkin menghambat penyakit tersebut. Keadaan ini merupakanpengalaman yang menyebabkan trauma bagi pasien usia remaja bila mereka dihadapkandengan kenyataan bahwa mereka mempunyai penyakit periodontal dan akan kehilangansatu atau semua gigi-giginya bila tidak segera dirawat. Pada kasus ini, pasien harusditenangkan dari keputusasaan dan diyakinkan bahwa walaupun penyakit tidak dapatdirawat, masih banyak usaha yang dapat dilakukan untuk mempertahankan gigi selamabertahun-tahun. Dengan perawatan banyak gigi dapat dipertahankan sampai pasienmencapai dewasa.

Penyakit periodontal harus ditemukan secepatnya dan dirawat sesegera mungkinsetelah penyebab penyakit itu ditemukan. Tujuan dari perawatan ini adalah untukmencegah kerusakan jaringan yang lebih parah dan kehilangan gigi.Menurut Glickman ada empat tahap yang dilakukan dalam merawat penyakit

10

periodontal yaitu :1. tahap jaringan lunak2. tahap fungsional3. tahap sistemik4. tahap pemeliharaan

1. Tahap jaringan lunakPada tahap ini dilakukan tindakan untuk meredakan inflamasi gingiva,

menghilangkan saku periodontal dan faktor-faktor penyebabnya. Disamping itu jugauntuk mempertahankan kontur gingiva dan hubungan mukogingiva yang baik.Pemeliharaan kesehatan jaringan periodontal dapat dilakukan dengan penambalan lesikaries, koreksi tepi tambalan proksimal yang cacat dan memelihara jalur ekskursimakanan yang baik.

2. Tahap fungsionalHubungan oklusal yang optimal adalah hubungan oklusal yang memberikan

stimulasi fungsional yang baik untuk memelihara kesehatan jaringan periodontal. Untukmencapai hubungan oklusal yang optimal, usaha yang perlu dan dapat dilakukan adalah :occlusal adjustment, pembuatan gigi palsu, perawatan ortodonti, splinting (bila terdapatgigi yang mobiliti) dan koreksi kebiasaan jelek (misal bruksim atau clenching).

3. Tahap sistemikKondisi sistemik memerlukan perhatian khusus pada pelaksanaan perawatan

penyakit periodontal, karena kondisi sistemik dapat mempengaruhi respon jaringanterhadap perawatan atau mengganggu pemeliharaan kesehatan jaringan setelah perawatanselesai.

Masalah sistemik memerlukan kerja sama dengan dokter yang biasa merawatpasien atau merujuk ke dokter spesialis.

4. Tahap pemeliharaanProsedur yang diperlukan untuk pemeliharaan kesehatan periodontal yang telah

sembuh yaitu dengan memberikan instruksi higine mulut (kontrol plak), kunjunganberkala ke dokter gigi untuk memeriksa tambalan, karies baru atau faktor penyebabpenyakit lainnya.

11

KELAINAN JARINGAN KERAS GIGI

PENGERTIAN Kelainan jaringan keras gigi adalah terjadinya kerusakan-kerusakan pada email dan

dentin yang di sebabkan oleh berbagai rangsang.Kerusakan gigi berupa lubang yang disebabka karies

Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian. Penyakit ini telah dikenal sejak masa lalu, berbagai bukti telah menunjukkan bahwa penyakit ini telah dikenal sejak zaman perunggu, zaman besi, dan zaman pertengahan Peningkatan prevalensi karies banyak dipengaruhi perubahan dari pola makan. Kini, karies gigi telah menjadi penyakit yang tersebar di seluruh dunia.

Ada beberapa cara untuk mengelompokkan karies gig. Walaupun apa yang terlihat dapat berbeda, faktor-faktor risiko dan perkembangan karies hampir serupa. Mula-mula, lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti daerah berkapur namun berkembang menjad lubang coklat. Walaupun karies mungkin dapat saja dilihat dengan mata telanjang, kadang-kadang diperlukan bantuan radiografi untuk mengamati daerah-daerah pada gigi dan menetapkan seberapa jauh penyakit itu merusak gigi.

Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang dapat merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa, dan glukosa . Asam yang diproduksi tersebut mempengaruhi mineral gigi sehingga menjadi sensitif pada pH rendah. Sebuah gigi akan mengalami demineralisasi dan remineralisasi. Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5, proses demineralisasi menjadi lebih cepat dari remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih banyak mineral gigi yang luluh dan membuat lubang pada gigi.

Bergantung pada seberapa besarnya tingkat kerusakan gigi, sebuah perawatan dapat dilakukan. Perawatan dapat berupa penyembuhan gigi untuk mengembalikan bentuk, fungsi, dan estetika. Walaupun demikian, belum diketahui cara untuk meregenerasi secara besar-besaran struktur gigi, sehingga organisasi kesehatan gigi terus menjalankan penyuluhan untuk mencegah kerusakan gigi, misalnya dengan menjaga kesehatan gigi dan makanan.

12

Epidemiologi

Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita karies. Prevalensi karies tertinggi terdapat di Asia dan Amerika Latin. Prevalensi terendah terdapat di Afrika. Di Amerika Serikat, karies gigi merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan tingkatnya 5 kali lebih tinggi dari asma. Karies merupakan penyebab patologi primer atas penanggalan gigi pada anak-anak. Antara 29% hingga 59% orang dewasa dengan usia lebih dari limapuluh tahun mengalami karies.

Jumlah kasus karies menurun di berbagai negara berkembang, karena adanya peningkatan kesadaran atas kesehatan gigi dan tindakan pencegahan dengan terapi florida.

Klasifikasi

Celah atau fisura gigi dapat menjadi lokasi karies.

Karies gigi dapat dikelompokkan berdasarkan lokasi, tingkat laju perkembangan, dan jaringan keras yang terkena.

Lokasi

Secara umum, ada dua tipe karies gigi bila dibedakan lokasinya, yaitu karies yang ditemukan di permukaan halus dan karies di celah atau fisura gigi.

13

Karies celah dan fisura

Celah dan fisura adalah tanda anatomis gigi. Fisura terbentuk saat perkembangan alur, dan tidak sepenuhnya menyatu, dan membuat suatu turunan atau depresio yang khas pada strutkur permukaan email. Tempat ini mudah sekali menjadi lokasi karies gigi. Celah yang ada daerah pipi atau bukal ditemukan di gigi geraham.

Karies celah dan fisura kadang-kadang sulit dideteksi. Semakin berkembangnya proses perlubangan akrena karies, email atau enamel terdekat berlubang semakin dalam. Ketika karies telah mencapai dentin pada pertemuan enamel dengan dental, lubang akan menyebar secara lateral. Di dentin, proses perlubangan akan mengikuti pola segitiga ke arah pulpa gigi.

Karies permukaan halus

Ada tiga macam karies permukaan halus. Karies proksimal, atau dikenal juga sebagai karies interproksimal, terbentuk pada permukaan halus antara batas gigi. Karies akar terbentuk pada permukaan akar gigi. Tipe ketiga karies permukaan halus ini terbentuk pada permukaan lainnya.

Karies proksimal adalah tipe yang paling sulit dideteksi. Tipe ini kadang tidak dapat dideteksi secara visual atau manual dengan sebuah eksplorer gigi. Karies proksimal ini memerlukan pemeriksaan radiografi.

Karies akar adalah tipe karies yang sering terjadi dan biasanya terbentuk ketika permukaan akar telah terbuka karena resesi gusi. Bila gusi sehat, karies ini tidak akan berkembang karena tidak dapat terpapar oleh plak bakteri. Permukaan akar lebih rentan terkena proses demineralisasi daripada enamel atau email karena sementumnya demineraliasi pada pH 6,7, di mana lebih tinggi dari enamel. Karies akar lebih sering ditemukan di permukaan fasial, permukaan interproksimal, dan permukaan lingual. Gigi geraham atas merupakan lokasi tersering dari karies akar.

Di samping pengelompokan diatas, lesi karies dapat dikelompokkan sesuai lokasinya di permukaan tertentu pada gigi. Karies pada permukaan gigi yang dekat dengan permukaan pipi atau bibir disebut "karies fasial", dan karies yang lebih dekat ke arah lidah disebut "karies lingual". Karies fasial dapat dibagi lagi menjadi bukal (dekat pipi) dan labial (dekat bibir). Karies lingual juga dapat disebut palatal bila ditemukan di permukaan lingual dari gigi pada rahang atas (maksila) dan dekat dengan pallatum durum atau bagian langit-langit mulut yang keras.

14

Laju penyakit

Laju karies dapat membagi karies menjadi karies akut dan kronis. Karies rekuren berarti karies yang terjadi pada bekas karies terdahulu.

Jaringan keras yang terpengaruh

Berdasarkan pada jaringan keras yang terpengaruh, karies dapat dibedakan menjadi karies yang mempengaruhi enamel, dentin, atau sementum. Pada awal perkembangannya, karies mungkin hanya mempengaruhi enamel. Namun ketika karies semakin luas, dapat mempengaruhi dentin. Sementum adalah jaringan keras yang melapisi akar gigi, maka sementum dapat terkena bila akar gigi terbuka.

Karies di dekat leher gigi disebut karies servikal.

Penyebab

Ada empat hal utama yang berpengaruh pada karies: permukaan gigi, bakteri kariogenik (penyebab karies), karbohidrat yang difermentasikan, dan waktu.

Karbohidrat yang dapat difermentasikan

Bakteri pada mulut seseorang akan mengubah glukosa, fruktosa, dan sukrosa menjadi asam laktat melalui sebuah proses glikolisis yang disebut fermentasi. Bila asam ini mengenai gigi dapat menyebabkan demineralisasi. Proses sebaliknya, remineralisasi dapat terjadi bila pH telah dinetralkan. Mineral yang diperlukan gigi tersedia pada air liur dan pasta gigi berflorida dan cairan pencuci mulut. Karies lanjut dapat ditahan pada tingkat ini. Bila demineralisasi terus berlanjut, maka akan terjadi proses pelubangan.

Waktu

Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat mempengaruhi perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi makanan mengandung gula, maka bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. PH dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya telah melarutkan mineral gigi. Demineralisasi dapat terjadi setelah 2 jam.

Faktor lainnya

Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan karies.

15

Air liur dapat menjadi penyeimbangan lingkungan asam pada mulut. Terdapat keadaan dimana air liur mengalami gangguan produksi, seperti pada sindrom Sjögren, diabetes mellitus, diabetes insipidus, dan sarkoidosis.

Kelainan jaringan keras oleh karena non infeksi terdiri dari atrisi, abrasi, erosi, dan fraktur

A. AtrisiPada saat gigi berkontak, maka ketika itu timbul keausan gigi. Makin sering

kontak terjadi makin besar keausannya. Oleh karena itu, lazim sekali dijumpai adanya keausan di permukaan oklusal dan proksimal pada gigi yang telah berada dalam mulut bertahun-tahun lamanya. Keausan yang disebabkan oleh kontaknya gigi disebutatrisi.Mengingat email itu demikian kerasnya dan gigi yang saling berhadapan tidak terlalu sering berkontak karena adanya saliva sebagai pelumas, maka biasanya keausan terbatas sifatnya meksi gigi telah beberapa dekade berada di dalammulut.Keadaan ringan sering ditemukan berupa terbentuknya facet pada puncak kaninus dan hilangnya tuberkel di tepi insisal. Keadaan semacam ini tidak memerlukan perawatan apa-Apa.

Keausan yang terus berlanjut akan membuka tubulus dentin dan pulpa akan mengadakan raeksi dengan membentuk kalsifikasi pada tubulus di daerah yang terkena dan dengan pembentukan dentin reaksioner. Keausan yang ditimbulkan hanya oleh kebiasaan mengerotlan gigi menyebabkan keausan yang merata pada email dan dentin. Jika dijumpai cekungan dangkal dan dikelilingi oleh lingkaran email, maka biasanya ini terjadi karena adanya erosi yang tumpah tindih dengan atrisi. Pada tahapnya yang masih dini, pengamatan dan nasehat yang tepat merupakan tindakan tepat karena kavitasnya belum bisa menerima tumpatan,Akan tetapi kadang-kadang terlihat keausan yang hebat sekali. Sering kali hal ini disebabkan oleh kebiasaan pasien mengerotkan giginya tanpa sadar, terutama di waktu malam ketika saliva yang berfungsi sebagai pelumas sedang sedikit. Kalau keausan menjadi sangat luas sehingga banyak jaringan gigi yang hilang dan jika kecepatan keausan melebihi kecepatan pembentukan dentin reaksionernya, pulpa mungkin akan terbuka sehingga harus dilakukan perawatan saluran akar. Intervensi perlu dilakukan jika keausan sudah mengganggu, pulpa dalam bahaya terbuka, atau mengganggu oklusi. Sering kali diperlukan pembuatan mahkota. Bagi gigi posterior biasanya digunakan mahkota tuang emas, sementara bagi gigi anterior digunakan mahkota metal keramiik sehingga merupakan kombinasi estetika dan kekuatan. Biasanya keausan menimpa banyak gigi sehingga perawatannya tak dapat dihindarkan lagi, merupakan perawatan yang ekstensif. Perawatan akan merupakan perawatan yang sukar dan memakan waktu karena sering kali oklusi pasien harus diperbaiki dulu; maka perawatan seperti ini sangat tidak menyenangkan bagi operator yang tidak berpengalaman.

16

Ciri khas atrisi adalah perkembangan dari suatu sisi yang mana adalah permukaan yang datar dengan di kelilingi oleh tepi yang berbatas jelas. Disana akan terdapat garis paralel yang jelas hanya dalam satu arah dan di dalam tepi dari permukaan gigi. Satu sisi akan bersatu dengan sempurna dengan sisi yang lain pada sebuah gigi di lengkungan yang berbeda dan garis yang paralel akan terletak pada arah yang sama.

B. AbrasiAbrasi adalah keausan gigi yang tidak disebabkan oleh berkontaknya gigi melainkan disebabkan oleh penyikatan horisontal yang berlebihan dengan menggunakan pasta gigi yang abrasif atau ausnya tepi insisal karena kebiasaan menggigit benda tertentu seperti jepitan rambut atau pipa roko.Pulpa mengadakan reaksi dengan membentuk kalsifikasi di tubulus dentin dan pembentukan dentin reaksioner. Dentin yang terbuka ini jarang sensitif dan bentuknya seringkali seperti alur berbentuk V di dekat tepi ginggiva. Seringkali dijumpai adanya resesi ginggiva akibat penyikatan berlebihan tetapi ginggivanya biasanya sehat.Perawatannya adalah menasihati pasien agar menggunakan teknik penyikatan yang kurang merusak dan dengan pasta gigi yang tidak abrasif atau hentikan kebiasaan menggigit- gigit. Pada bentuknya yang ringan, kavitas lebih baik diamati dahulu. Jika alur ke arah ginggiva sangat dalam dan membahayakan pulpa dapat ditambal dengan semen adhesive yang merupakan prosedur yang tidak membahayakan.Bahan-bahan yang dapat menyebabkan terjadinya abrasi disebut abrasive copntohnya:

17

a. Kapurb. Pumicec. Pasird. Cuttlee. Garnetf. Emeryg. Silexh. Tin oxidei. Alumunium oxide

Abrasive yang digunakan pada kedokteran gigi, yaitu:

a. Diamond bursPecahan berlian yang dilekatkan pada sebuah gagan

b. StonesTersedia dalam berbagai bentuk ukuran dan tingkat kekasaran, dan dibuat dari

berbagai bahan.

c. Rubber wheels or pointKaret yang dilelehkan kemudian dicampur dengna abrasive dan dibentuk menjadi roda ataubatangan. Karet tersebut berperan sebagai pengikat bahan abrasive.

d. Disks or stripsPartikel abrasive dilekatkan pada sebuah kertas, logam, atau plastik yang dibentuk menjadilempengan atau batangan.

e. Bubuk

Digunakan dengan bahan lain, seperti: Air, alkohol, gliserin atau mouthwash untukmembentuk pasta. Beberapa digunakan di laboratorium dan prosedur klinis, dimana yang lainhanya digunakan di laboratorium.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat abrasi:

a. Tingkat kekerasan bahan

Partikel abrasive harus lebih keras daripada permukaan gigi. Jika tidak,

abrasive nya akan rusak dan permukaan gigi akan tidak terlalu dipengaruhi.

Tingkat abrasi tergantung pada

temperatur, dimana objek yang temperaturnya tinggi akan menjadi lebih

lunak, dan nantinya mudah terabrasi.

18

b. Ukuran

Partikel abrasive yang lebih besar akan menghasilkan goresan yang

lebih dalam daripadapartikel yang lebih kecil. Goresan yang lebih dalam

berarti lebih banyak bahan yang dibuang.Ukuran partikel abrasive dinamakan

grit.

c. Bentuk

Partikel yang berbentuk bulat akan kurang efektif daripada partikel

yang berbentuk irreguler. Hal ini dikarenakan partikel yang irreguler akan

lebih mungkin menggores permukaan gigi daripada partikel yang bulat.

d. Tekanan

Tekanan yang lebih kuat berarti tingkat abrasive yang lebih tinggi

dikarenakan partikel abrasive memotong lebih dalam pada permukaan gigi.

Peningkatan tekanan dapat juga meningkatkan temperatur dari permukaan

gigi.

e. Kecepatan Seperti tekanan, peningkatan kecepatan juga meningkatkan abrasive.

Kecepatan yang lebih tinggi juga akan menghasilkan kenaikan temperatur.

f. Lubrikasi

Lubrikan yang paling sering digunakan di kedokteran gigi adalah air.

Kegunaannya adalah untuk mendinginkan gigi. Lubrikan juga digunakan

untuk menghilangkan panas yang disebabkan oleh kegiatan abrasive yang

ditimbulkan oleh permukaan gigi yang sedang

terabrasive.

C. Erosi

Erosi adalah hilangnya jaringan keras gigi karena bahan kimia.

Disebabkan oleh kebiasaan makan asam seperti terlalu banyak minum jus

jeruk, minuman asam, terlalu banyak makan buah jeruk atau apel asam atau

yoghurt. Juga disebabkan oleh muntahan asam dari perut pada beberapa pasien

yang terserang kelainan pencernaan seperti hiatus hernia, atau pasien penderita

anoreksia nervosa atau bulimia nervosa. Aplikasi asam lemah berulang-ulang

dan teratur pada permukaan gigi akan menghilangkan mineral yang terdapat di

daerah itu. Hilangnya gigi karena erosi dipercepat oleh atrisi dan abrasi.

Penyikatan gigi setelah aplikasi asam secara signifikan telah meningkatkan

hilangnya jaringan gigi.

19

Pada erosi yang berhubungan dengan diet yang paling banyak terkena

adalah permukaan bukal gigi atas dan permukaan oklusal gigi bawah. Pada

erosi karena muntah yang paling parah terkena adalah permukaan palatal gigi

anterior atas. Pada tahap yang masih dini, perikimata pada permukaan gigi

menghilang dan gigi akan terlihat datar tetapi warnanya normal bila

dibandingkan warna email karies yang mengapur. Jika erosi berjalan terus

maka dentin akan terbuka yang sering sangat peka karena kalsifikasi di

tubulus telah terdemineralisasi oleh asam. Akhirnya pulpa bisa terinflamasi.

Pada erosi yang meluas, keseluruhan mahkota gigi mungkin terkena

pengaruhnya, dengan hilangnya ketajaman permukaan yang menghasilkan

suatu lapisan kaca, penampilan yang tidak menarik dengan tidak tajamnya

daerah enamel seperti ini menjadi membulat. Permukaan enamel mungkin

menjadi relatif cembung sampai dentin terlihat, kemudian reduksi gigi

bertambah cepat karena perbedaan kelunakan pada dentin. Hal ini

menyebabkan penampilan yang berlubang. Perawatan erosi yang

berhubungan dengan diet meliputi anjuran pada pasien agar menghentikan

kebiasaan mengkonsumsi buah asam, makanan dan minuman ber- pH

rendah. pada keadaan kronis seperti pada pencicip anggur profesional,

gunakan obat kumur yang berflourida juga. Setelah mengkonsumsi asam,

akan cukup hanya dengan mencuci mulut dengan baik dengan menggunakan

air untuk menghilangkan residu asam dan menunda menyikat gigi hingga 3

jam. Tentu saja, tidak ada masalah yang mungkin muncul dari saran ini yang

berhubungan dengan aktivitas karies karena, tanpa adanya plak yang matang,

tidak akan ada generasi karies, dan apakah plak dihilangkan sebelum atau

sesudah makan, itu tidak ada kaitannya.

20

DAPTAR PUSTAKA

21