fisiologi menelan

22
1. pembentukan bolus makanan dengan bentuk dan konsistensi yang baik 2. usaha sfingter mencegah terhamburnya bolus ini dalam fase-fase menelan 3. kerja sama yang baik dari otot-otot di rongga mulut untuk mendorong bolus makanan ke arah lambung 4. mencegah masuknya bolus makanan dan minuman ke dalam nasofaring dan laring 5. mempercepat masuknya bolus makanan ke dalam faring pada saat respirasi 6. usaha untuk membersihkan kembali esofagus Dalam proses menelan akan terjadi hal-hal seperti berikut

Upload: lutfi-malefo

Post on 07-Feb-2016

138 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

fisiologi menelan

TRANSCRIPT

Page 1: fisiologi menelan

1. pembentukan bolus makanan dengan bentuk dan konsistensi yang baik2. usaha sfingter mencegah terhamburnya bolus ini dalam fase-fase menelan3. kerja sama yang baik dari otot-otot di rongga mulut untuk mendorong bolus makanan ke arah lambung4. mencegah masuknya bolus makanan dan minuman ke dalam nasofaring dan laring5. mempercepat masuknya bolus makanan ke dalam faring pada saat respirasi

6. usaha untuk membersihkan kembali esofagus

Dalam proses menelan akan terjadi hal-hal seperti berikut

Page 2: fisiologi menelan

FASE ESOFAGAL

FASE FARINGEA

L

3 FASE PROSES MENELAN

Page 3: fisiologi menelan

kontraksi m. palatoglossus yang menyebabkan ismus fausium tertutup, diikuti oleh kontraksi m. palatofaring, sehingga bolus

makanan tidak akan berbalik ke rongga mulut

penutupan nasofaring sebagai akibat kontraksi m. levator palatini

Bolus kemudian akan terdorong ke posterior karena lidah yang terangkat ke atas

Kontraksi m.levator veli palatini mengakibatkan rongga pada lekukan dorsum lidah diperluas, palatum molle terangkat dan

bagian atas dinding posterior faring akan terangkat pula

makanan yang telah dikunyah dan bercampur dengan liur akan membentuk bolus makanan

FASE ORAL

Page 4: fisiologi menelan

bolus makanan akan meluncur ke arah esofagus, karena valekula dan sinus piriformis sudah dalam keadaan lurus

Terjadi penghentian aliran udara ke laring karena refleks yang menghambat pernapasan sehingga bolus makanan

tidak akan masuk ke saluran napas

Aditus laring tertutup oleh epiglotis, sedangkan ketiga sfingter laring, yaitu plika ariepiglotika, plika

ventrikularis dan plika vokalis tertutup karena kontraksi m. ariepiglotika dan m. aritenoid obliqus

Faring dan laring bergerak ke atas oleh kontraksi m. stilofaring, m. salfingofaring, m.tirohioid dan m.

Palatofaring

FASE FARINGEAL

Page 5: fisiologi menelan

Selanjutnya setelah bolus makanan lewat, maka sfingter ini akan menutup kembali.

Pada akhir fase esofageal sfingter ini akan terbuka secara refleks ketika dimulainya peristaltik esofagus servikal untuk

mendorong bolus makanan ke distal

bolus makanan akan didorong ke distal oleh gerakan peristaltik esofagus.

Setelah bolus makanan lewat, maka sfingter akan berkontraksi lebih kuat, melebihi tonus introitus esofagus pada waktu istirahat, sehingga makanan tidak akan kembali ke faring

adanya rangsangan bolus makanan pada akhir fase faringeal, maka terjadi relaksasi m.krikofaring, sehingga introitus esofagus terbuka dan bolus makanan masuk ke dalam

esofagus

FASE ESOFAGEAL

Page 6: fisiologi menelan
Page 7: fisiologi menelan
Page 8: fisiologi menelan
Page 9: fisiologi menelan

• Keluar air liur (drooling = sialorrhea) yang di sebabkan gangguan sensori dan motorik pada lidah, bibir dan wajah.

• Ketidaksanggupan membersihkan residu makanan di mulut dapat di sebabkan oleh defisiensi sensori pada rongga mulut dan atau gangguan motorik lidah.

• Karies gigi yang mengakibatkan gangguan distribusi saliva dan meningkatkan sensitivitas gigi terhadap panas, dingin dan rasa manis.

• Hilangnya rasa pengecapan dan penciuman akibat keterlibatan langsung dari saraf kranial.

• Gangguan proses mengunyah dan ketidasanggupan memanipulasi bolus.

• Gangguan mendorong bolus ke faring• Aspirasi cairan sebelum proses menelan di mulai yang terjadi

karena ganggaun motorik dari fungsi lidah sehingga cairan akan masuk ke faring sebelum refleks menelan muncul.

• Rasa tersedak (choking) oleh batuk (coughing) pada saat fase faring.

Dampak Yang Timbul Akibat Ketidaknormalan Fase Oral

Page 10: fisiologi menelan

• Choking• Coughing• Aspirasi

Terjadi apabila:refleks menelan gagal teraktivasi , refleks

menelan terlambat, proteksi laring tidak adekuat, silent aspiration, peristaltik faring lemah, sfingter krikofaring gagal berelaksasi.

Dampak Yang Timbul Akibat Ketidaknormalan Fase

Faringeal

Page 11: fisiologi menelan

Refluks akibat lemahnya kontraksi sfingter

Dampak Yang Timbul Akibat Ketidaknormalan Fase

Esofageal

Page 12: fisiologi menelan

ANAMNESIS• Jenis makanan yang menyebabkan

disfagia• Waktu dan perjalanan keluhan

disfagia• Lokasi rasa sumbatan• Gejala lain yang menyertai disfagia,

seperti masuknya cairan ke dalam hidung waktu minum menandakan adanya kelumpuhan otot-otot faring

DIAGNOSIS

Page 13: fisiologi menelan

PEMERIKSAAN FISIK• Pemeriksaan daerah leher dilakukan untuk melihat dan

meraba adanya massa tumor atau pembesaran kelenjar limfe yang dapat menekan esophagus

• rongga mulut perlu diteliti, apakah ada tanda-tanda peradangan orofaring dan tonsil selain adanya massa tumor yang dapat mengganggu proses menelan

• kelumpuhan otot lidah dan arkus faring yang disebabkan oleh gangguan pusat menelan maupun pada saraf otak n. V, n.VII, n.IX, n.X dan n.XII

• pembesaran jantung sebelah kiri, elongasi aorta, tumor bronkus kiri dan pembesaran kelenjar limfe mediastinum juga dapat menyebabkan keluhan disfagia

DIAGNOSIS

Page 14: fisiologi menelan

Radiologi • Menggunakan kontras• Tomogram dan CT scan dapat mngevaluasi bentuk

esophagus dan jaringan di sekitarnya• MRI dapat membantu melihat kelainan di otak yang

menyebabkan disfagia motorik Esofagoskopi• untuk melihat langsung isi lumen esophagus dan

keadaan mukosanya• Diperlukan alat esofagoskop yang kaku dan

esofagoskop yang lentur. Pemeriksaan Manometrik• untuk menilai fungsi motorik esophagus. • Dengan mengukur tekanan dalam lumen esophagus

dan tekanan sfingter esophagus dapat dinilai gerakan peristaltik secara kualitatif dan kuantitatif

Pemeriksaan Penunjang

Page 15: fisiologi menelan

Video fluoroskopi Swallow Assessment (VFSS)

sering dilakukan dalam mengevaluasi disfagia dan aspirasi

menggambarkan struktur dan fisiologi menelan pada rongga mulut, faring, laring dan esofagus bagian atas.

Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan bolus kecil dengan berbagai konsistensi yang dicampur dengan barium.VFSS dapat untuk panduan dalam terapi menelan dengan memberikan bermacam bentuk makanan pada berbagai posisi kepala dan melakukan beberapa maneuver untuk mencegah aspirasi untuk memperoleh kondisi optimal) dalam proses menelan

Page 16: fisiologi menelan
Page 17: fisiologi menelan

• Pemeriksaan evaluasi fungsi menelan dengan menggunakan nasofaringoskop serat optik lentur.

• Pasien diberikan berbagai jenis konsistensi makanan dari jenis makanan cair sampai padat dan dinilai kemampuan pasien dalam proses menelan

FEES (Flexible Endoscopy Evaluation of Swallowing)

Page 18: fisiologi menelan

Tahap pemeriksaan dibagi dalam 3 tahap

1 •Pemeriksaan sebelum pasien menelan (preswalowing assessment) untuk menilai fungsi muskular dari oromotor dan mengetahui kelainan fase oral.

2 •Pemeriksaan langsung dengan memberikan berbagai konsistensi makanan, dinilai kemampuan pasien dan diketahui konsistensi apa yang paling aman untuk pasien

3 •Pemeriksaan terapi dengan meng-aplikasikan berbagai maneuver dan posisi kepala untuk menilai apakah terdapat peningkatan kemampuan menelan.

Page 19: fisiologi menelan

• Sensitivitas• Spillage (preswallowing leakage)• Residu• Penetrasi• Aspirasi

Dengan pemeriksaan FEES dinilai 5 proses fisiologi dasar seperti :

Page 20: fisiologi menelan
Page 21: fisiologi menelan

• Soepardi E., Iskandar N. Buku ajar ilmu Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi ke tujuh. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 2012

• Arsyad Soepardi,E. Buku ajar ilmu Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher- disfagia . Edisi ke tujuh. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 2012

• Tamin susyana. Buku ajar ilmu Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher- disfagia orofaring . Edisi ke tujuh. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 2012

• Adams G., Boies L., Higler P. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi ke enam. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta: 1997

DAFTAR PUSTAKA

Page 22: fisiologi menelan

Terimakasih